Upload
mohd-fahamy
View
79
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pbl
Citation preview
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah
dikurniakan kepada kami. Berkat nikmat kurnia-Nya, dapatlah kami menyiapkan makalah
kelompok ini dalam masa yang ditetapkan.
Setinggi penghargaan juga kami sampaikan kepada dosen pembimbing kami yaitu Dr.
Micheal yang banyak membantu dalam kami menyelasikan diskusi berdasarkan scenario
yang diberikan. Tidak dilupakan juga, terima kasih kepada dosen-dosen yang member kuliah
kepada kami sepanjang Blok 13: Tumbuh Kembang ini.
Makalah ini akan membahaskan berdasarkan scenario yang kami dapat untuk
Program Based Learning (PBL) Tutorial 1. Kami berharap dengan hasil yang sederhana dari
kami ini dapat membantu dalam menjelaskan scenario kami secara lengkap dan menyeluruh.
Jakarta, 10 Februari 2010
1 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
DAFTAR ISI
BAB I
2 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
ISI HALAMAN
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I: PENDAHULUAN 3
BAB II: ISI 5
BAB III: PENUTUP 22
DAFTAR PUSTAKA 23
PENDAHULUAN
Berdasarkan skenario, yang terlihat sebagai permasalahan utama adalah neonatus dengan
kelahiran lebih bulan dan berat badan lahir bayi kecil untuk usia kehamilan.
Setelah proses persalinan, bayi baru lahir harus mendapat penanganan dan perhatian khusus.
Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pemeriksaan klinis ini penting untuk deteksi dini
pada bayi baru lahir apakah ia memiliki suatu kelainan atau terkena infeksi kongenital dari
ibu staukah ia lahir dalam keadaan yang normal. Biasanya pertama ditimbang berat bayi baru
lahir dan diukur panjang badannya. Selain itu juga pada menit pertama penting untuk
perhatikan tangisan bayi, frekuensi pernapasan bayi, tingkah laku bayi, warna kulit bayi, dan
sebagainya.1,3
Pemeriksaan fisik ini penting untuk menunjang diagnosa yang benar pada keadaan bayi
tersebut. Pemeriksaan klinis pada bayi, anak kecil/toddler memerlukan pendekatan dan skill
khusus. Dokter harus bersikap sabar, lembut dan menyenangkan.
Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan menimbang, ukur panjang badan, dan dengan
melihat. Dengan melihat dapat melihat keadaan fisik bayi dari luarnya. Pemeriksaan juga
ditunjang dengan bertanya yaitu melakukan anamnesis, maka akan didapatkan jawaban yang
3 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
Pagi ini, seorang bayi perempuan dilahirkan di RS UKRIDA melalui Sectio-Cessarian
dari seorang ibu yang memiliki TD 160—180/100-120 sejak awal kehamilan. Umur
gestasional bayi tersebut berkisar 42-43 minggu. Berat badan lahir 1800 gram, panjang
badan 45 cm, lingkar kepala 32 cm dan lingkar dada 33 cm.
Pemeriksaan fisik pada menit pertama menunjukkan bayi tersebut tangisannya lemah,
frequensi jantung 125x/ menit, bayi menyeringai namun tidak batuk/bersin saat dilakukan
oral dan nasal suctioning. Bayi bergerak aktif dengan warna kulit badan kemerahan
namun ekstremitas kebiruan. Pemeriksaan fisik pada menit ke-5 menunjukkan bayi
tersebut menangis kuat, frequensi jantung 138x/menit, bayi batuk-batuk dan bersin pada
waktu di suction dan bergerak aktif, warna badannya kemerahan namun ekstremitas tetap
kebiruan.
Vital Sign: Temp:36.5°C Respiratory rate: 55 Cardiac rate: 138
dapat menunjang diagnosa. Setelahnya juga diperlukan penanganan pada bayi yang baik agar
bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. 3
Dalam makalah ini membahas mengenai anamnesis, pemeriksaan fisik untuk mengetahui
diagnosa dan kondisi dari bayi. Dalam makalah ini saya juga membahas etiologi dari keadaan
bayi, penataaksanaan pada kondisi bayi, dan prognosisnya. Saya berharap setelah membaca
makalah ini dapat menambah pengetahuan seputar tumbuh dan kembang.
BAB 2
ISI
4 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
2.1 ANAMNESIS
Anamnesis berasal dari kata Yunani artinya mengingat kembali. Anamnesis adalah cara
pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien ( Auto anamnese)
atau pada orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ). 80% untuk menegakkan diagnosa
didapatkan dari anamnesis. Tujuan anamnesis yaitu: untuk mendapatkan keterangan
sebanyak-banyaknya mengenai kondisi pasien, membantu menegakkan diagnosa sementara.
Ada beberapa kondisi yang sudah dapat ditegaskan dengan anamnesis saja, membantu
menentukan penatalaksanaan selanjutnya. 2
Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan
yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat
maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis. Pada
anamnesis kali ini, beberapa hal boleh didapatkan dari Ibu kepada bayi tersebut. Antaranya
adalah:
a) Pemakanan sepanjang kehamilan
b) Pengambilan obat-obatan
c) Usia kandungan
d) Sebarang tanda-tanda kelainan semasa kehamilan
Dalam melakukan anamnesis diusahakan agar pasien atau orang tua dapat menyampaikan
keluhan dengan spontan, wajar, namun tidak berkepanjangan. Pada saat yang tepat pemeriksa
perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci & spesifik, sehingga dapat
diperoleh gambaran keadaan pasien yang lebih jelas dan akurat. Pertanyaan yang diajukan
oleh pemeriksa sebaiknya tidak sugestif, sedapat mungkin dihindari pertanyaan yang
jawabannya hanya ‘ya’ atau ‘tidak’, berikan kesempatan untuk menentukan riwayat penyakit
pasien sesuai dengan persepsinya. 2
Langkah – langkah anamnesis untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan bayi yang
baru lahir : riwayat bayi ketika dalam kandungan ibu, riwayat kelahiran, riwayat makanan ibu
5 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
selama masa kehamilan, riwayat imunisasi pada ibu, riwayat tumbuh kembang dan riwayat
keluarga. 2
Identitas merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis untuk memastikan bahwa
yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal,
baik secara medis, etika maupun hukum. Nama harus jelas dan lengkap, umur perlu karena
setiap periode usia anak ( neonatus, bayi, dsb), untuk menginterpretsikan apakah data
pemeriksaan klinis anak tersebut sesuai dengan umurnya. Jenis kelamin untuk penilaian data
pemeriksaan klinis. Misalnya : Nilai-nilai baku, insidens seks, penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan jenis kelamin. Nama orang tua juga harus jelas, agar tidak keliru dengan
orang lain. Alamat harus jelas dan lengkap agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misal :
dalam keadaan gawat, setelah pasien pulang mungkin perlu kunjungan nanti, daerah tempat
pasien juga mempunyai arti epidemiologis. 2
Pada anamnesis bayi atau anak harus bisa memperkirakan apakah kelainan dikarenakan
karena kongenital, sewaktu melahirkan ataukah setelah melahirkan. Juga dari anamnesis
harus diperkirakan apakah prosesnya sudah berhenti atau masih berlangsung sebab
penangganannya sangat berbeda. 2
2.2 PEMERSIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan
dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.3
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test
neurologi. 3
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat
menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin
6 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab
tersebut. 3
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum
dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut
dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali. 3
2.2.1 PEMERIKSAAN SKOR APGAR
Pemeriksaan pertama yang dilakukan pada neonatus ialah untuk menilai apakah ada depresi
pada system respirasi dan sirkulasi. Kriteria yang dinilai adalah:
- Frekuensi detak jantung permenit
- Usaha bernapas
- Tonus otot
- Reflex terhadap rangsangan
- Warna kulit
Setiap kriteria diberi nilai 0, 1, 2 sehingga seorang neonatus dapat memperoleh nilai 0
sampai 10
Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
Usaha napasrespiratory
Tiada Lemah, Lambat Menangis keras
Frek.jantung/menitpulse
0 <100 ≥100
Refleksgrimace Tidak ada reaksi
LemahReaksi sedikit
Baik(reaksi melawan)
Tonus ototactivity
Lemaslumpuh
Ekstremitas fleksi(sedikit) aktif
Warna kulitappearance
Pucat kebiruan(seluruh tubuh)
Badan kemerahanEkstremitas biru
Kemerahan(seluruh tubuh)
Tabel nilai Apgar
Nilai ini disebut nila APGAR (APGAR SCORE), sesuai dengan nama orang yang
memperkenalkan sistem ini buat pertama kalinya yakni Dr.Virginia Apgar. Pada tahun 1965,
Dr.Virginia telah mendesain sebuah metode penilitain cepat untuk menilai keadaan klinis
bayi baru lahir pada usia 1 menit. Yang dinilai terdiri atas 5 komponen yaitu frekuensi
7 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
jantung, usaha bernapas, tonus otot, refleks pada rangsangan, dan warna kulit. Nilai Apgar
masih tetap digunakan untuk mengetahi keadaan neonatus dan respon terhadap resusitasi.
Penilain ini dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang memberikan petunjuk derajat
asfiksia yang dideritai neonatus dan sebagai pedoman untuk menetukan cara resusitasi.
Neonatus yang beradaptasi dengan baik mempunyai nilai Aprgar 7-10. Nilai 4-6
menunjukkan keadaan asfiksia ringan sampai dengan sedang, sedangkan nilai 0 sampai 3
menunjukkan asfiksia berat. Penilaian Apgar ini perlu diulangi setelah 5 menit dan nilai ini
mem[unyai nilai prognosis karena berkorelasi dengan morbiditas dan mortalitas neonatal.
Untuk kasus diatas, nilai Apgar yang diperoleh, dapatlah disimpulkan bahawa bayi yang
dilahirkan dalam kasus ini berada dalam kelompok adaptasi yang baik.
Frekuensi jantung dinilai dengan meletakkan stetoskop di dada tempat detak jantung
terdengar paling kuat dan menghitung detak jantung salama satu menit penuh. Usaha napas
diniali dengan mendengar tangis bayi. Tonus otot dapat dinilai dengan melihat pergerakan
ekstremitas. Refleks terhadap rangsangan dinilai pada waktu memasukkan kateter untuk
membersihkan jalan napas . warna kulit dinilai apakah kemerahan, pucat, atau biru seluruh
tubuh atau hanya sebahagian dari tubuh.
Pada waktu pembersihan jalan napas, dimasukkan kateter melalui lubang hidung sambil
diperiksa apakah kedua lubang hidung paten dan dinilai refleks neonatus terhadap
rangsangan. Kateter terus dimasukkan kelambung untuk mengetahui ada atau tidaknya atresia
esofagus. Bila kateter telah masuk ke lambung, dimasukkan udara sampai 5 hingga 10 ml ke
dalam lambung dan dengan stetoskop akan terdengar bunyi udara masuk ke lambung.
Dengan demikian telah disingkirkan adanya atresia esofagus. Kemudia cairan lambung
diaspirasi dan bila terdapat jumlah cairan yang lebih dari 30 ml pikirkan kemungkinan
obstruksi traktus digestivus bagian atas.
Bila ditemukan warna kulit yang pucat, perlu dibedakan apakah terdapat asfiksia atau pun
terdapat renjatan karena anemia. Pada sianosis yang tidak hilang pada resusitasi yang
adekuat, perlu dipikirkan kemungkinan penyakit jantung bawaan atau methaemoglubinemia.
Warna kulit yang kuning menunjukkan hiperbillirubunemia atau pewarnaan oleh mekonium.
8 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
Diperhatikan gerakan pernapasan, simetris atau tidak, apakh terdapat takipnae (menunjukkan
kelainan di paru-paru) atau bradipnae (kelainan susunan saraf pusat). Retraksi interkostal,
pernapasan cuping hidung dan merintih adalah tanda-tanda sindroma gangguan pernapasan.
Selanjutnya selain pemeriksaan fisik awal pada bayi, perlu pula diperiksa placenta untuk
beratnya dan untuk mencari kelainan seperti perkapuran, nekrosis dan lain-lain. Jumlah
cairan amnion perlu diukur. Hidramnion (cairan amnion lebih dari 2000 ml) mungkin
didapatkan pada bayi dari ibu dengan diabetes dan eklampsia, atau pada bayi dengan
anensefalus atau obstruksi saluran pencernaan atau kelainan pembuluh darah besar. Bila ada
oligohidromnion (cairan amnion kurang dari 500 ml) diperhatikan adanya kelainan posisi
ekstremitas.
Setelah selesai pemeriksaan pertama, ditentukan apakan neonatus dapat dapat dirawat
bersama ibunya atau perlu perwatan khusus. Pemeriksaan lanjutan dilakukan setelah neonatus
berada dalam keadaan stabil, yaitu 1-6 jam setelah pemeriksaan pertama, dan dilakukan
dengan cara sistematik dan rinci. Pemeriksaan lanjutan terdiri dari pemeriksaan keadaan
umum dan dilanjutkan dengan pemeriksaan organ secara rinci. Bila neonatus dalam keadaan
tenang, didahulukan pemeriksaan yang mempergunakan stetoskop.
2.2.2 USIA KANDUNGAN DAN BERAT BADAN LAHIR
Segera setelah neonatus berhasil beradaptasi dengan kehidupan barunya diluar rahim ibunya,
sangat penting untuk membagi mereka berdasarkan berat dan usia kandungannya (marturity),
karena pembagian ini akan mempredeksi masalah medis dan morbiditasnya.
9 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
Klasifikasi Berat (gram)
BBL Terlalu Rendah <1000
BBL Sangat Rendah <1500
BBL Rendah <2500
BBL Normal >2500-4000
Klasifikasi Berdasarkan Berat Badan Lahir
Klasifikasi Umur kehamilan
Preterm <37 minggu (<259 hari)
Term 37-42 minggu
Postterm >42 minggu (>294 hari)
Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan
Klasifikasi yang sering digunakan untuk menilai umur kehamilan adalah membandingkan berat
badan lahir dengan kurva normal berat badan lahir sesuai umur kehamilan
Kategori Singkatan Persentil
Small For Gestational Age SGA <10th
Appropriate For Gestational Age AGA 10-9th
Large For Gestational Age LGA >90th
2.2.3 PEMERIKSAAN TANDA VITAL
A. Nadi
Denyut nadi pada bayi sangat bervariasi, dan lebih sensitif terhadap adanya penyakit,
olahraga atau emosi, dibandingkan dengan orang dewasa
Caranya adalah dengan palpasi arteri femoralis di daerah inguinal atau palpasi arteri
brakhialis di fossa antercubiti. Untuk menyingkirkan kemungkinan terdapat pulsus defisit
(laju jantung lebih besar daripada laju nadi) hendaknya setiap perhitungan nadi dilakukan
10 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
pula perhitungan denyut jantung dengan auskultasi pada jantung. Semuanya dilakukan
selama satu menit penuh.
Usia Rata-rata Kisaran
Baru lahir 140 90-190
0-6 bulan 130 80-180
6-12 bulan 115 75-155
Laju jantung/nadi normal pada bayi
Frekuensi nadi yang sangat cepat dan sukar dihitung (>180-200/menit) biasanya
menunjukkan kemungkinan adanya proksimal supraventricular tachycardia. Sebaliknya
bradikardi dapat ditimbulkan oleh obat, hipoksia, gangguan intrakranial atau neorologis, atau
jarang sekali juga dapat disebabkan oleh artmia jantung seperti blok jantung (heary block)
B. Frekuensi Nafas
Menghitung frekuensi nafas yang paling tepat adalah pada waktu tidur. Menghitung dapat dilakukan
dengan inspeksi (melihat gerakan nafas), palpasi (meletakkan tangan pada dinding abdomen),
auskultasi (mendengarkan bunyi nafas dengan stetoskosp). Cara yang dianjurkan adalah palpasi.
Semua harus dilakukan selama satu menit penuh.
Umur Rentang Rata-Rata Waktu
Tidur
Neonatus 30-60 35
1bulan - 1tahun 30-60 30
1tahun - 2tahun 25-50 25
3tahun - 4tahun 20-30 22
11 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
5tahun - 9tahun 15-30 18
10tahun atau lebih 15-30 15
C. Suhu
Suhu tubuh neonatus diukur dari rektum. Suhu 35’C dapat pada neonatus dan biasanya naik bila
dipanaskan atau dibungkus. Suhu yang meninggi dapat terjadi pada dehidrasi, gangguan serebral,
infeksi atau kenaikan suhu lingkungan. Bils kenaikan suhu bersifat merata, biasanya disebabkan oleh
kenaikan suhu lingkungan. Bila ekstremitas dingin dan tubuh panas, kemungkinan besar disebabkan
oleh sepsis. Perlu diingatkan bahwa infeksi pada neonatus (termasuk sepsis) dapat tidak disertai
kenaikan suhu tubuh bahkan bisa terjadi hipetermia)
Hipertermia Suhu > 41’C Dalam keadaan bahaya,
turunkan suhu segera
Hipotermia Suhu <35’C Dapat fatal terutama pada
byi premature, sepsis
pada bayi, dehidrasi
Jika dilihat dari data yang diberikan, cardiac rate pada bayi dalam kasus ini yaitu 138/menit
masih dalam nilai yang normal, frekuensi nafas 55/menit juga normal. Selain itu suhu 36.5’C
juga adalah suhu normal bayi baru lahir.
2.2.4 PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
A. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan seseorang. Berat lahir (Birthweight )
adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran ditimbang dalam waktu 1 jam sesudah lahir.
Pada bayi, berat badan diukur dengan timbangan bayi. Sebelum dilakukan penimbangan alat
diperiksa terlebih dahulu apakan sudah seimbang atau belum. Kemudian bayi ditimbang
berbaring terlentang atau duduk (bagi bayi yang sudak bisa duduk). 4,5
12 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
B. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, biasanya
untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala.
Contohnya hidrosefalus dan mikrosefalus. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak
dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar
lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak
dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Dalam
antropometri gizi rasio Lika dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lika
juga digunakan sebagai informasi tambahan daam pengukuran umur. Lingkar kepala bayi
baru lahir normalnya 31-36 cm.
C. Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai
anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP
pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala
tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar
dada yang lambat → rasio lingkar dada dan kepala < 1. Ada juga yang menyatakan bahwa
lingkar dada normal pada bayi baru ladir adalah 30-33cm.
D. Panjang Badan
Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan bayi/anak
terlentang di atas papn ukuran, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar tubuh bayi lurus.
Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi pada kayu yang tetap, sedangkan kayu
yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Pengukuran langsung dengan tali pengukur tidak
akurat hasilnya, kecuali ada asistent yang memegang kaki bayi agar tidak bergerak dengan
panggul dan lutut lurus. Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya
13 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
kondisi kronik dan kelainan endokrin. Membandingkan kurva ini dengan srandard normal
adalah sangat penting. Panjang badan normal bayi baru lahir adalah 44-53 cm.
2.3 DIAGNOSA
Berdasarkan berbagai pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayi, maka bayi pada skenario
C merupakan neonatus lebih bulan yaitu 42-43 minggu, tetapi hal ini kurang berarti,
dapat juga dikatakan bayi cukup bulan. Dan dari hasil pemeriksaan antopometri bayi dalam
skenario C merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan yaitu dengan berat badan 1800
gram, dengan panjang badannya 45 cm, lingkar kepala 32 cm, dan lingkar dada 33 cm. Pada
pemeriksaan fisik menit pertama berdasarkan nilai APGAR didapatkan tangisan lemah nilai
1, frekuensi jantung 125x / menit nilai 2, bayi bergerak aktif nilai 2, tonus otot nilai 2, warna
kulit badan kemerahan namun ekstremitas kebiruan nilai 1. Total nilai APGAR pada menit
pertama yaitu 8. Pada pemeriksaan fisik menit kelima berdasarkan nilai APGAR didapatkan
bayi menangis kuat nilai 2, frekuensi jantung 138x / menit nilai 2, bayi bergerak aktif nilai 2,
tonus otot nilai 2, warna kulit badan kemerahan namun ekstremitas kebiruan nilai 1. Total
nilai APGAR pada menit pertama yaitu 9. Keadaan bayi tersebut normal, tidak ada kelainan,
dan mempunyai adaptasi yang baik dilihat dari nilai APGAR. 5,9
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, terjadi gangguan
pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.
Berkaitan dengan bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan), ibu dengan: diabetes melitus,
hipertensi, pre eklamsia, infeksi, malnutrisi, obat-obatan. Bayi Kecil Masa Kehamilan
(KMK) berat badan tidak sesuai masa gestasi. 5,9
Pada Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK) bisa didapatkan penyakit penyerta seperti : aspirasi
mekonium diikuti dengan Pneumotorak, Hb meningkat akibat hipoksia kronis, hipoglikemi,
asfiksia, perdarahan paru masif, hipotermi, infeksi. Tapi pada kasus yang terdapat dalam
skenario bayi normal tanpa penyakit penyerta karena pada pemeriksaan APGAR didapatkan
bayi memiliki adaptasi yang baik. 5
2. 3 .1 DISMATUR
14 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.
Dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-
minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada, lingkaran
kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa
gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi
pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
B. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari
sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat
tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda-tanda sedikitnya
jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus
dan lebih panjang.
2.4 DIAGNOSIS BANDING
2.4.1 AFIKSIA RINGAN
Definisi : keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernapas secara spontan
dan teratur setelah dilahirkan.
Asfiksia dapat terjadi selama kehamilan maupun persalinan.
Asfiksia dalam kehamilan boleh disebabkan oleh:
- Penyakit infeksi akut
- Penyakit infeksi kronik
- Keracunan obat terutama obat-obat bius
- Uremia dan toksemia gavidarum
15 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
- Anemia berat
- Cact bawaan
- Trauma
Asfiksia graviditas tidak begitu penting seperti asfiksia yang terjadi sewaktu persalinan.
Karena tidak dapat dilakukan tindakan untuk menolong janin
Asfiksia dalam persalinan boleh disebabkan oleh dua faktor:
I. Kekurangan oksigen
- Partus lama
- Kontraksi uterus yang terus menerus mengganggu sirkulasi darah ke uri
- Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya
- Pendarahan yang banyak saat melahirkan
II. Paralisis pusat pernapasan
- Trauma dari luar seperti oleh tindakan fosrseps
- Trauma dari dalam : akibat obat bius
Tanda-tanda bayi mengalami asfiksia:
- Denyut jantung janin lebih cepat dari 160/menit
- Adanya pengeluaran mekonium
- Bayi pucat dan kebiru-biruan
- Kalau sudah mengalami pendarahan di otak makan ada gejala neurologik seperti
kejang dan menangis kurang baik/tidak menangis
2.4.2 SIANOSIS
Warna kebiru-biruan pada sianosis disebabkan oleh haemoglobin tereduksi yang berlebihan dalam
kapiler. Lebih dari 5g/dl haemoglobin mesti terdapat agar sianosis dapat tampak (misalnya kurang
dari 85% jenuh atau PO2 kurang dari 60 mmHg) sianosis mesti diklasifikasi perifer atau central
16 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
Sianosis perifer Sianosis perifer adalah akibat rendahnya curah jantung,
penyakit pembuluh darah perifer, pengambilan oksigen oleh
jaringan meningkat, dan hawa yang amat dingin
Sianosis sentral Sianosis sentral adalah akibat oksigenasi darah yang tidak
memadai. Penyebabnya termasuk penyakit paru kronik atau
akut, embolisme paru, hipoventilasi, berkurangnya oksigen
pada inspirasi, polisitemia.
Sianosis differensial Sianosis differensial yaitu anggota tubuh atas normal
sedangkan anggota tubuh bawa mengalami sianosis, terjadi
pada pembalikan shunt pada duktus arteriosus terbuka(paten)
Antara tanda-tanda mengalami sianosis:
- Pada sianosis perifer, tangan terasa dingin dan kebiruan seperti juga bagian tubuh lain
yang berhubungan dengan dunia luar
- Pada sianosis sentral, selalu terdapat sianosis di bagian perifer tapi yang dapat
membedakannya dengan sianosis perifer ialah adanya sianosis pada selaput lendir
mulut, lidah, dan bibir.
2.5 ETIOLOGI
2.5.1 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BBLR PADA DISMATUR
A. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit diabetes
militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan, hemoglobinopati,
penyakit paru kronik), Drug abbuse, peminum alkohol, Ibu dengan konsumsi gizi yang buruk
selama kehamilan, Ibu yang tidak melakukan perawatan kehamilan dengan baik.
B. Faktor utery dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat
yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar
yang lain, sebagian plasenta lepas
C. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan,
(toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)
17 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
D. Penyebab lain ialah keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui. 6
2.5.2 HIPERTENSI
Banyak wanita yang tekanan darahnya meningkat saat ia hamil. Ini wajar, dikenal dengan
gestational hypertension. Segera setelah melahirkan, tekanan darah akan kembali normal.
Angka tekanan darah yang bisa ditolelir pada wanita hamil adalah 130/80. Namun jika
tekanan darahnya menunjukkan angka 135/85 artinya ia memasuki pra hipertensi. Dalam
kondisi seperti ini wanita hamil harus segera berkonsultasi ke dokter agar ia dan bayi yang
dikandungnya selamat. Tekanan darah 140/90 sudah berada dalam batas hipertensi. 6
Kelainan hipertensi kronik bila tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg yang terjadi
sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu. . Efek kerusakan yang terjadi pada
pembuluh darah wanita hamil akan merusak sistem vascularasi darah, sehingga mengganggu
pertukaran okseigen dan nutrisi melalui placenta dari ibu ke janin. 6
Ironisnya pula hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengganggu pertukaran nutrisi
pada janin dan dapat membahayakan ginjal janin.
Selain itu,hipertensi bisa menurunkan produksi jumlah air seni janin sebelum lahir. Padahal,
air seni janin merupakan cairan penting untuk pembentukan amnion,shingga dapat terjadi
oligohydromnion (sedikitnya jumlah air ketuban). 6
Hipertensi selama kehamilan menjadi penyebab kematian ibu hamil, kematian bayi dan berat
bayi lahir rendah. Tekanan darah yang meningkat mengakibatkan pembuluh darah
mengalami vasokontriksi (penyusutan/penyempitan). Akibatnya suplai darah ke jaringan
tubuh akan berkurang. Organ akan kehilangan asupan nutrisi dan oksigen sehingga lambat
laun mengakibatkan organ tidak berfungsi dan bahkan kematian organ. Nutrisi dan oksigen
bagi pertumbuhan janin disuplai dari ibu. Bila suplai terganggu, bayi bisa meninggal dan
kurang gizi. Bila bayi masih hidup dan lahir dengan selamat, berat badannya sangat rendah
dan ukuran bayi sangat kecil. 6
2. 6 PENATALAKSANAAN
2.6.1 TINDAKAN MEDIS BAYI BARU LAHIR
A. Penyedotan Lendir
18 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
Sesaat setelah dilahirkan, punggung bayi ditepuk-tepuk agar tangisan pertamanya terdengar
dengan tujuan agar paru-parunya terbuka dan cairan yang dihisap bayi saat dilahirkan bisa
keluar. Dokter pun akan membantu untuk menghilangkan cairan atau lendir, amnion dari
mulut dan hidung bayi. Ini untuk memastikan kedua lubang hidung bayi terbuka dan ia bisa
bernafas. 1
B. Pemotongan Tali Pusat
Pemotongan tali pusat biasanya dilakukan dalam dua menit pertama dengan cara tali pusat
dijepit lalu digunting. Dokter biasanya akan mengambil contoh darah tali pusat untuk
pemeriksaan berikut. Misalnya untuk pengukuran kandungan bilirubin apakah bayi menderita
kuning atau tidak. 1
C. Tes APGAR
Dalam waktu 1-5 menit bayi baru lahir akan menjalani pemeriksaan untuk mendapatkan nilai
APGAR. Test ini dilakukan untuk mengevaluasi tanda-tanda vital dan respon fisik bayi. Ada
5 kategori yang diperiksa yaitu, Activity (denyut otot), Pulse (detak jantung per menit),
Grimace (respon refleks), Apperance (warna kulit) dan Respiration (pernafasan). Nilai
APGAR berkisar 0-2 untuk setiap kategori, lalu semua nilai dijumlahkan. Jika nilai APGAR
berkisar 7-10 bayi dianggap normal. Pemeriksaan lanjutan dibutuhkan apabila nilai APGAR
dibawah normal. 7
D. Test Darah
Pemeriksaan darah biasanya ditujukan untuk bayi berbobot lebih dari 4 Kg untuk mengetahui
kadar gula darah karena bayi besar beresiko hipoglikemia (kadar gula darah rendah) beberapa
jam setelah bayi lahir. 1
E. Vitamin K
Bayi akan mendapatkan vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan berlebihan. Karena
organ hati bayi sebagai penghasil vitamin K untuk membekukan darah masih belum matang. 1
19 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
F. Statistik Vital
Setelah melalui serangkaian test, bayi masih perlu melakukan pengukuran tinggi badan, berat
badan dan lingkar kepala. Kemudian bayi dimandikan dengan air hangat dan ditempatkan di
ruang bayi.8, 10
G. Pemeriksaan Fisik
Dalam 24 jam, dokter akan memantau kondisi bayi secara teratur. Kesesuaian usia bayi
dengan hari pertama haid ibu perlu diperiksa untuk menentukan apakah bayi lahir prematur.
Dokter akan melakukan pemeriksaan Ballard untuk menguji karakteristik fisik dan otot bayi
untuk mengetahui usia kandungan. 6
2.6.2 PENATALAKSANAAN TERHADAP BAYI YANG LAHIR BBLR
Pada umumnya, sama dengan perawatan neonatus umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lainnya. Akan tetapi oleh karena bayi ini mempunyai problematik yang agak berbeda dengan bayi lainya, harus diperhatikan hal-hal yang berikut ini:
pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin serta menemukan
gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi. Bila bayi lahir
melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan kemudian sesuai dengan kelainan yang
didapat.
Memeriksa kadar gula darah (true glucose). Bila terbukti adanya hipoglikemia, harus
diatasi segera
Bayi memerlukan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi berat sesuai untuk masa
kehamilan
Melakukan tracheal-cleaning pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
Pengaturan suhu lingkungan
Pemberian makanan
Siap sedia dengan tabung oksigen
2.7 PROGNOSIS
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal
misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat bayi, makin tinggi
angka kematian), asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan
20 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
intrafentrikuler, displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan
metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia).
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan
perawatan pada saat kehamilan persalinan dan post natal (pengaturan suhu lingkungan,
resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia
hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain).
2.7.1 PENGAMATAN LEBIH LANJUT
Bila bayi berat lahir rendah dapat mengatasi problematik yang dideritanya perlu diamati
selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran,
penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat dan penyakit penyakit seperti
Hidrosefalus, Cerebral palsy dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
21 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
Kesimpulannya, BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram,
terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan
kematian. Berkaitan dengan bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan), ibu dengan: diabetes
melitus, hipertensi, pre eklamsia, infeksi, malnutrisi, obat-obatan. Bayi Kecil Masa
Kehamilan (KMK) berat badan tidak sesuai masa gestasi.
Hipertensi selama kehamilan menjadi penyebab kematian ibu hamil, kematian bayi dan berat
bayi lahir rendah. Tekanan darah yang meningkat mengakibatkan pembuluh darah
mengalami vasokontriksi (penyusutan/penyempitan). Akibatnya suplai darah ke jaringan
tubuh akan berkurang. Organ akan kehilangan asupan nutrisi dan oksigen sehingga lambat
laun mengakibatkan organ tidak berfungsi dan bahkan kematian organ. Nutrisi dan oksigen
bagi pertumbuhan janin disuplai dari ibu. Bila suplai terganggu, bayi bisa meninggal dan
kurang gizi. Bila bayi masih hidup dan lahir dengan selamat, berat badannya sangat rendah
dan ukuran bayi sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasan R, Alatas H, penyunting. Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.h.297-8.
22 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6
2. Anamnesis pemeriksaan anak. November 2009. Diunduh dari http://dokmud.wordpress.com. 22
Januari 2010.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Neonatologi. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R,
Sarosa GI, Usman A, penyunting. Pemeriksaan Fisis pada Bayi Baru Lahir. Edisi ke 1. Jakarta:
Balai Penerbit IDAI; 2008.h.71-86.
4. Wahidayat D, Matondang CS, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisis pada Anak. Beberapa Cara
Pengukuran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Jakarta; 1991.h.183-93. (VITAL SIGN, ANTO)
5. Wahidayat D, Matondang CS, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisis pada Anak. Pemeriksaan Fisis.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI Jakarta; 1991.h.20-37. (ANTOPOMETRI).
6. Profitasari, Hartanto H, Suyono YJ, Prawira J, Cendika R, penyunting. Hipertensi Kronik.
Volume 2, Edisi ke 21. Jakarta: EGC; 2005.h.1352-63.
7. Wahidayat D, Matondang CS, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisis pada Anak. Pemeriksaan Fisis
pada Neonatus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Jakarta; 1991.h.155-69. (APGAR)
8. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Bagian Kebidanan Dan Penyakit Kandungan, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sinopsis Obstetri ; obstetri fisiologi dan obstetri
patologi.Penerbit Buku Kedokteran EGC 2005;483-493
9. Sir Roy Meadow, Simon J.Newell. Lecture Notes on Paedriatrics. Alih bahasa dr. Kripti Hartini,
dr Asri Dwi Rachmawati. Penerbit Erlangga 2003;(6);72-75
10. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.
23 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6