39
SWARA Ge fisika o Media Informasi keDeputian Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Edisi Kempat Sejarah Stasiun Geofisika Jakarta SCIENCTIFIC EDITORIAL Prediksi dan Precursor Gempabumi PROFIL Januar Arifin, ST., M. Sc INFO KITA BERITA BAHASAN UTAMA Sistem Monitoring Gempabumi JISView Agustus 2015 ISSN 2407-5817 Pelantikan Pejabat Geofisika Hasil Assesment DRAFT Penguatan Kapasitas Daerah Dalam Pemahaman Produk dan Rantai Peringatan Dini Tsunami

Majalah bmkg 5 rev

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Majalah bmkg 5 rev

SWARA Ge fisikaoMedia Informasi keDeputian Bidang GeofisikaBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Edisi Kempat

Sejarah Stasiun Geofisika Jakarta

SCIENCTIFIC EDITORIALPrediksi dan Precursor Gempabumi

PROFIL Januar Arifin, ST., M. Sc

INFO KITA

BERITA

BAHASAN UTAMASistem Monitoring Gempabumi JISView

Agustus 2015

ISSN 2407-5817

Pelantikan Pejabat GeofisikaHasil Assesment

DRAFT

Penguatan Kapasitas Daerah Dalam Pemahaman Produkdan Rantai Peringatan Dini Tsunami

Page 2: Majalah bmkg 5 rev

MEDIA INFORMASI KEDEPUTIAN GEOFISIKABADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Susunan Redaksi

Redaksi menerima kiriman artikel atau tulisan dari seluruh pembaca Swara Geofisika. Tulisan bersifat membangun dan kreatif. Redaksi memiliki hak untuk melakukan revisi dan koreksi tanpa mengubah kandungan isi dan maksud naskah tersebut.

SALAM Redaksi

PengarahDeputi Bidang GeofisikaDr. Masturyono, M.Sc

Penanggung JawabDrs. Mochammad Riyadi, M.Si

Dewan Redaksi

KetuaDr. Jaya Murjaya

AnggotaDr. Wandono, M.SiDrs. Moh Taufik Gunawan, Dipl.SEISRahmat Triyono, ST, M.ScDrs. HasanudinBambang Setiyo Prayitno, M.SiDr. Daryono, S. Si, M. SiDr. Iman SuardiDr. Sugeng PribadiDr. Suaidi Ahadi

Redaksi PelaksanaArief Akhir Wijaya

Distribusi dan KomunikasiFadly YusufAjat Sudrajat, STIndra Gunawan, ST

Tata Letak dan ArtistikGian Ginanjar, ST, MDM

Email [email protected] Mewujudkan pelayanan informasi geofisika yang handal dan terpercaya guna

mendukung pembangunan nasional dan pengelolaan bencana serta berperan aktif di tingkat internasional

Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan informasi Gempabumi, Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, Tanda Waktu dan Peringatan Dini Tsunami dengan mengimplementasikan teknologi terkini serta meningkatkan jaringan dan peran dalam kerjasama nasional maupun internasional

Visi Deputi Bidang Geofisika

Misi Deputi Bidang Geofisika

Deputi Bidang GeofisikaDr. Masturyono, M.Sc

searching...

ISSN 2407-5817

Bismillahirrahmaanirahim,Dengan memanjatkan Puji Syukur ke Hadlirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, telah terbit Swara Geofisika edisi ketiga. Seperti telah dikemukaan pada penerbitan terdahulu bahwa penerbitan majalah ini dimaksudkan sebagai salah satu media komunikasi cetak untuk warga BMKG khususnya di bidang Geofisika. Sehingga dengan mengenal satu sama lain secara lebih dalam, baik personal, maupun institusional diharapkan dapat saling memberikan motivasi dan inspirasi dalam rangka peningkatan kinerja unit kerja Geofisika. Beberapa judul makalah ilmiah populer telah dimuat dalam edisi ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi semua fihak atau pembacanya. Hal ini sangat penting, mengingat bentuk pelayanan geofisika adalah informasi yang syarat dengan pemahaman ilmiah, yang sering belum difahami sepenuhnya oleh para petugas, apalagi oleh pembaca yang awam tentang permasalahan geofisika. Tulisan ilmiah yang terkait dengan kondisi tektonik lokal juga mewarnai terbitan ketiga ini. Diharapkan, terbitan ketiga ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik lagi tentang tektonik di NTT, kegempaan di Aceh, bahkan potensi geohazard di Jakarta. Terima kasih kepada semua Penulis yang telah berkonstribusi dalam edisi ini. Sejak penerbitan kedua, Swara Geofisika telah memperoleh International Standard Serial Number, ISSN 2407-5817, yaitu identifikasi publikasi ilmiah media cetak atau elektronik, dari Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII), LIPI. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong minat dari para Pejabat Fungsional untuk menulis makalah di Swara Geofisika ini. Karena tulisan yang dimuat dalam majalah ini dapat diajukan untuk memperoleh angka kredit bagi para pejabat fungsional PMG maupun Peneliti di lingkungan BMKG.

Seperti penerbitan sebelumnya, profil Stasiun Geofisika selalu dimuat dalam Penerbitan Swara Geofisika. Kali ini Stasiun Geofisika Jakarta ditampilkan agar semua insan Geofisika dapat mengenal fungsi Stasiun Geofisika Jakarta saat ini, dimana Stasiun Geofisika Jakarta minim kegiatan observasi, tapi lebih banyak berfungsi sebagai Musium Geofisika. Berbagai bekas peralatan operasional di masa lalu dapat dilihat di Stasiun Geofisika Jakarta. Sedangkan profil Pejabat menampilkan Dr. Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami, yang telah dikenal dalam group telegram Geoscience. Beliau sangat aktif dalam sharing pengetahuan dasar dan praktis dibidang gempa bumi, dan bakatnya menulis telah menjadi inspirasi insan Geofisika muda, terutama lulusan STMKG belakangan ini.Tak lupa kami ucapkan terima kasih atas saran dan kritikan yang telah diberikan dalam rangka penyempurnaan penerbitan majalah ini. Khusus kepada Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, serta para Deputi kami mengucapkan terima kasih atas ungkapan kesan dan pesannya dalam edisi ini. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pribadi yang telah ikut membantu baik langsung maupun tidak langsung, sehingga edisi ketiga ini dapat terbit kembali.Akhirnya kami berdoa, semoga penerbitan selanjutnya dapat diwujudkan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Wasalam,

Page 3: Majalah bmkg 5 rev

Daftar IsiCOVER STORY

04 bahasan utamaSistem Monitoring Gempabumi JISView06

scienCitif editorial 20Kota di Atas Sesaropini

09kiprah upt

22infokitaPelantikan Pejabat GeofisikaHasil Assesment 31

19new conceptIntegrasi Warning Receiver System ( WRS) Digital Video Broadcast (DVB)Se -Sumatera Barat

PROFILJanuar Arifin, ST., M. Sc

17

Prediksi dan Precursor Gempabumi

ISSN 2407-5817

Konsep Baru Dalam Prosesing Data Gempabumi

Gempabumi, Peringatan Hari MKGdan Peringatan Kemerdekaan Indonesia 29Kiprah Stasiun Geofisika

Padang Panjang Dalam RangkaMeningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Sumatera Barat

Page 4: Majalah bmkg 5 rev

cover storyISSN 2407-5817

JISviewKonsep Baru Dalam Prosesing Data Gempabumi

Tidak mudah bagi setiap orang melahirkan

sebuah ide lalu berusaha untuk mewujudkannya.

Sebagai seorang insan BMKG yang selalu

mempunyai visi untuk maju, tentu dalam pikiran

dan benaknya akan selalu ada terbesit ide atau

pemikiran yang baru. Namun sekali lagi tidak semua

orang mampu mewujudkan ide atau pemikirannya

tersebut dalam bentuk yang nyata.

Di era digital saat ini, khususnya di BMKG

banyak sekali penemuan maupun pengembangan

baru di bidang teknologi informasi. Khususnya di

bidang geofisika, salah satu penemuan atau

pengembangan baru yang lahir yaitu program

aplikasi dalam hal prosesing data gempabumi digital

yang dinamakan JISView. Pada konsep awalnya,

JISView dirancang untuk membantu Stasiun

Geofisika di daerah dalam pengamatan gempabumi

terutama bagi Stasiun Geofisika yang belum

memiliki aplikasi prosesing data gempabumi secara

digital.

Untuk prosesing data gempabumi digital,

BMKG sejatinya telah memiliki sistem Seiscomp3

Edisi 04 / Agustus 2015- 04 -

yang komprehensif dan terstruktur. Aplikasi

JISView yang sekarang sudah mulai banyak

terpasang di Stasiun Geofisika adalah bukan sebagai

pembanding atau kompetitor sistem Seiscomp3.

Sebab jika dilihat dari kapasitas Seiscomp3 yang

sudah komplit, maka JISView masih jauh tertinggal.

Namun jika dilihat dari penciptaannya, JISView lebih

unggul dari Seiscomp3, karena JISView lahir dari ide

atau pemikiran insan BMKG sendiri.

Sebagai warga BMKG, khususnya insan

geofisika, selayaknya kita menghargai dan

mendukung setiap ide, hasil pemikiran, maupun

penemuan teknologi baru yang menunjang di bidang

geofisika. Setelah JISView lahir dan sudah di instal di

Stasiun Geofisika, kita semua menunggu atas

lahirnya ide atau pemikiran atau penemuan

teknologi baru berikutnya yang akan muncul

kembali dari insan BMKG khususnya di bidang

geofisika. Sebab manusia berilmu diciptakan untuk

memberikan kebaikan bagi umat manusia yang

lainnya.

Page 5: Majalah bmkg 5 rev

scientific editorialISSN 2407-5817

PREDIKSI DAN PRECURSOR GEMPABUMIPENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 13.466 pulau dengan lima pulau besar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Wilayah ini berada di daerah khatulistiwa, terletak antara 10 LU dan 12 LS membujur dari 92 BT sampai 142 BT. Kepulauan Indonesia diapit oleh dua benua dan dua samudera, yaitu Asia dan Australia serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Beriklim tropis, mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan temperatur tidak banyak berbeda sepanjang tahun.

Keadaan geologi dan letak geografi kepulauan Indonesia di kawasan khatulistiwa memfasilitasi p e m b e n t u k a n l a h a n y a n g s u b u r u n t u k berkembangnya hutan tropis, perkebunan dan pertanian. Berbagai jenis flora dan fauna hidup, tumbuh dan berkembang baik di kawasan Indonesia. Bermacam ragam flora, fauna dan biota laut yang sangat khas banyak terdapat di Indonesia dan menjadi kekayaan yang tak terhingga bagi bangsa Indonesia.

Secara geologis, Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik, yang merupakan bagian dari dua jalur utama gempabumi, yaitu jalur Pasifik dan jalur Mediterania. Di sepanjang dua jalur tersebut terdapat deretan gunungapi aktif yang memanjang dari ujung barat sampai ke timur, membuat Indonesia mempunyai jalur gunung api terpanjang yang ada di suatu negara. Selain itu wilayah Indonesia mempunyai banyak pegunungan, perbukitan, lereng, lembah dan palung laut dalam.

Salah satu pegunungan yang terkenal terdapat di Pulau Sumatera, memanjang sepanjang pulau dan dinamakan Bukit Barisan. Pegunungan ini memisahkan bagian pantai timur dan pantai barat dengan kondisi yang sangat berbeda, pantai bagian timur lebih landai dibanding bagian barat yang umumnya curam. Mirip halnya dengan di Pulau Sumatera, di selatan Jawa terdapat palung laut dalam dengan pantai lebih curam dibandingkan dengan

- 05 -Edisi 04 / Agustus 2015

Oleh: Drs. Subardjo, Dipl. Seis.

bagian utara yang lebih landai. Kondisi di wilayah Indonesia Timur pun tidak jauh berbeda, banyak ditemui laut dalam dan pegunungan yang tinggi, diantaranya adalah Laut Banda dan Puncak Jayawijaya di Papua. Keadaan tektonik ini disatu pihak berdampak positif yang merupakan berkah dan dilain pihak menjadi negatif hingga menimbulkan bencana, diantaranya gempabumi.

Ketika terjadi gempabumi, pertanyaan yang mungkin ada di benak kita adalah dapatkah gempabumi itu diprediksi seperti halnya prediksi atau prakiraan cuaca yang kerap kita tonton dan dengarkan setiap hari di TV dan Radio dan media lain. Dapatkah diprediksi waktu terjadinya, di mana lokasinya dan seberapa besar magnitude atau kekuatannya. Peristiwa gempabumi paling dahsyat dan menimbulkan tsunami yakni gempa skala 9.3 SR di Aceh pada 26 Desember 2004. Banyak masyarakat bertanya kepada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang apakah gempa tersebut sudah diprediksi sebelumnya. Masyarakat memang tidak salah menanyakan hal itu, karena memang sampai sejauh ini belum ada teknologi yang reliable dalam memprediksi datangnya gempabumi. BMKG sendiri dalam tugas pokok dan fungsinya belum ada kegiatan melakukan prediksi gempabumi. Dalam kaitannya dengan gempabumi BMKG melakukan operasional mulai dari pengamatan, pengumpulan data, pengolahan dan analisa serta melakukan desiminasi atau menyebarkan dan melayani informasi gempabumi setelah gempubumi itu terjadi. Yang terkait dengan kejadian gempabumi yang belum terjadi BMKG belum melakukan prediksi, namun study terkait pengamatan precursor atau tanda awal sebelum gempa terjadi sudah mulai dilakukan walaupun sifatnya masih sangat terbatas, karena BMKG baru mulai membangun sistem jaringan monitoring precursor Gempabumi.

Sejak puluhan tahun lalu, penelitian telah banyak dilakukan dalam mengembangkan metode dan teknologi yang mampu memprediksi datangnya gempabumi. Satu hal yang menarik, pernah dimuat

Page 6: Majalah bmkg 5 rev

dalam salah satu media elektronik (BBC Earth News) dan media lain yang ditayangkan sekitar bulan Maret 2010 tentang kemampuan hewan seperti katak misalnya ternyata mampu mendeteksi gejala-gejala alam sebelum terjadinya gempabumi. Namun apakah ini kebetulan atau memang ada korelasinya, itu juga perlu penelitian lebih lanjut. Kemampuan serupa juga dimiliki oleh hewan lainnya seperti ikan, ular, dan anjing.

Selain masalah anomali prilaku hewan menjelang gempabumi, beberapa ahli juga percaya bahwa gempabumi memiliki kaitannya dengan pasang surut air laut yang terjadi. Ini didasarkan teori bahwa pasang surut berkaitan dengan posisi bulan, dan juga matahari terhadap bumi, yang dikenal dengan bulan penuh (purnama) dan bulan mati (awal bulan).

Posisi bulan terhadap bumi mempengaruhi gaya gravitasi bumi, khususnya gaya berat lempeng tektonik. Sejauh tegangan yang terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik masih dapat ditahan oleh gaya beratnya sendiri, maka gempa tidak akan terjadi. Namun ketika terjadi perubahan gaya berat akibat pengaruh gravitasi bumi, tegangan ini akhirnya terlepas. Pelepasan tegangan inilah yang menjadi gempa, sesuai teori elastic rebound (Rovicky, 2007). Analisa yang sama bahwa ada hubungan pasang surut laut dengan gempabumi, juga dikemukakan oleh Junzo Kasahara dalam ”Perspective Geophysics: Tides, Earthquakes, and Vulcanoes”, dimuat dalam Jurnal of Science, July 2002.

Berdasarkan teori ini, dapat dijelaskan mengapa beberapa peristiwa gempabumi besar terjadi pada saat purnama atau awal bulan. Jika kita mencoba mengkonversi waktu gempabumi dalam Gregorian ke lunar calender, maka memang ada gempa yang terjadi ketika bulan purnama. Salah satunya adalah Gempabumi dan Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 yang bertepatan pada 14 Dzulqaidah 1425 H, demikian juga Gempabumi Yogyakarta, 27 Mei 2006 yang bertepatan dengan 14 Rabiul Tsani 1427 H.

Analisa yang sama juga dikemukakan di Cina dan Taiwan pada 20 kasus gempa yang dikaitkan dengan pasang/surut laut (Zhao et al, 2000). Namun validitas kesimpulan mereka masih belum dikonfirmasi karena hanya berdasar pada data yang terbatas (20 kasus gempabumi). Ketika teori ini dicoba untuk diuji ke data yang besar, maka sulit untuk teruji kebenarannya (Glaser et al, 2003).

Beberapa gempa di Indonesia juga terjadi bukan pada saat purnama/awal bulan. Misalnya saja, gempa Sumatera 7 April 2010 yang bertepatan tanggal 22 Rabiul Tsani 1431 H.

Peramalan yang lain, adalah berdasarkan pengamatan geofisika berupa perubahan parameter f i s i s . M u l a i d a r i p e n g a m a t a n s e i s m o -electromagnetik, pergerakan lempeng, perubahan stress dan strain (tegangan dan regangan), perubahan kadar gas hidrogen dan radon, hingga pengamatan awan yang tidak biasa, anomali gravitasi resitivitas, kemagnitan bumi, perubahan suhu dan tinggi permukaan air tanah, dan lain lain .

Di Indonesia misalnya, pengamatan elektromagnetik bumi terus dilakukan di berbagai stasiun pengamatan misalnya di Kotatabang Sumatera Barat, Pelabuhan ratu Jawa Barat, Kota bumi Lampung, Biak, Pare-Pare dan Manado. Di beberapa negara, penggunaan satelit bahkan telah dilakukan juga untuk memonitor elektromagnetik bumi. Sebagai contoh, Demeter Microsatellite, QuakeSat nanosatellite, dan the Esperia Project.

Terkait prediksi gempabumi

Satu kisah sukses prediksi gempabumi ternyata pernah terjadi di Haicheng Cina pada 1975. Sehari sebelum gempabumi 7.3 SR terjadi, evakuasi masyarakat dilakukan. Keputusan yang diambil pemerintah Cina saat itu didasari dari hasil pengamatan perubahan level tanah dan muka air tanah dalam beberapa bulan. Selain itu, banyaknya

, kegiatan ini setidaknya mencakup tiga hal yaitu, kapan gempabumi akan terjadi, dimana terjadinya dan seberapa besar kekuatannya. Di Jepang kegiatan ini mulai dilakukan sejak tahun 1965 dimana dalam perencanaannya terdapat empat bagian, yaitu pengamatan untuk kegiatan prediksi jangka panjang, pengamatan untuk kegiatan prediksi jangka pendek, penelitian dasar, dan kerjasama dengan institusi luar.

Pada prediksi jangka panjang pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan geodesi, geomagnet, geologi, seismologi, seismic velocity, statistik dan lain-lain. Sedangkan untuk jangka pendek melakukan pengamatan geodesi (survei ulang pengamatan ground movement, temporal variation dan gravity), geochemical (ground water level, ground water quality, dan unsur-unsur radio aktif), dan pengamatan geomagnet. Sedang penelitian dasar meliputi percobaan-percobaan di laboratorium dan di lapangan yang meliputi experiment fracture dari sample batuan, pengukuran stress, dan lain-lain.

scientific editorialISSN 2407-5817

Edisi 04 / Agustus 2015- 06 -

Page 7: Majalah bmkg 5 rev

laporan tentang perubahan aneh prilaku hewan, dan telah terjadi gempa-gempa kecil (tremor) yang meningkat. Alhasil, korban jiwa dapat ditekan seminim mungkin.

Namun keberhasilan ini tidak diikuti pada gempa berikutnya, juga di Cina, di Tangshan 1976 dengan 7.6 SR. Tidak ada dugaan terjadi gempa sehingga tidak dikeluarkan peringatan dan tindakan evakuasi. Akibatnya, ratusan ribu penduduk luka-luka dan tewas..

Ketidakberhasilan peramalan gempabumi juga pernah dialami USGS (Badan Survey Geologi Amerika Serikat). Ketika itu diramalkan bahwa akan terjadi gempa skala 6.0 di Parkfield California dalam kurun waktu antara 1985 hingga 1993. Ramalan ini berdasarkan penelitian oleh Allan Lindh, W.H. Bakun dan T.V McEvilly dari University of California di Barkeley. Namun apa yang terjadi, ramalan ini sama sekali tidak terbukti, hingga batas kadaluarsa ramalan tahun 2004.

Fenomena gempabumi adalah hal sangat rumit untuk diprediksi. Kompleksnya perilaku tektonik dari lempeng batuan, dan keterbatasan teori yang ada membuat peramalan gempa belum sampai pada tahap yang dihandalkan. Masih butuh waktu yang panjang untuk itu.

Akan tetapi, satu hal yang dapat digarisbawahi adalah, meskipun belum mampu menjawab dengan tepat kapan, dimana dan besarnya energy dari gempabumi yang terjadi, kemajuan peramalan gempa kini mampu memetakan pola spatial gempa dengan sangat jelas. Bahkan ramalan secara umum dan ”masih kasar” tentang peluang gempabumi dan kurun waktu kemungkinan terjadinya juga sudah dapat dilakukan (Ludwin, 2009).

Tentang meramal kapan gempa terjadi, Ruth Ludwin, seorang geofisikawan dari University of Washington Amerika Serikat, mengatakan bahwa hampir mustahil untuk memprediksi waktu yang tepat akan terjadinya gempa. Hal ini dikarenakan ketika cukup tegangan yang terbangun pada sebuah lempeng tektonik, maka patahan bumi pada lempeng tersebut menjadi tidak stabil. Mungkin ada atau tidak ada gempabumi kecil yang kemudian menjadi gempa besar. Kita mungkin bisa mendiagnosa dengan akurat tegangan yang terjadi, namun kapan terjadi gempabumi tidak akan dapat dipastikan.

Oleh sebab itu, hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi potensi merusak dari gempa

yang akan terjadi di masa mendatang. Dimulai dengan mengidentifikasi fasilitas gedung dan sarana prasarana yang rentan terhadap gempa, dan berupaya memperbaikinya. Selain itu, membangun masyarakat yang adaptif dengan gempa, melalui sosialisasi mitigasi bencana gempa termasuk prosedur evakuasi.

SAATNYA BMKG MELAKUKAN STUDY PREDIKSI GEMPABUMI

Indonesia yang dikelilingi "Cincin Api Pasifik" atau Ring of Fire, bencana alam gempa bumi adalah sebuah keniscayaan, hanya tak diketahui pasti kapan akan datang.

Posisi Indonesia di cincin api Pasifik, membuat gempa sering menyambangi. Bahkan dalam k e s e m p a t a n R a k o r n a s B a d a n N a s i o n a l Penanggulangan Bencana (BNPB) di ruang Suadra Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, 5 Januari 2013 disebut oleh Kepala BNPB ada potensi energi kegempaan sebesar 8,9 skala richter (SR) di Sumatera Barat. Hal ini terungkap dalam keterangannya: “ Kami masih asumsikan akan adanya energi yang tersandera sebesar 8,9 SR di sebelah barat Sumatera Barat," kata Kepala BNPB.

Peringatan yang disampaikan tersebut tidak mengada-ada dan bukan tidak beralasan karena para peneliti baik dari dalam maupun luar negeri, seperti peneliti LIPI membenarkan hal itu yang akan dijelaskan dan diuraikan berikut pada bab lain nanti. Oleh sebab itu pernyataan ini menjadi cambuk bagi Institusi Pemerintah yang berkecimpung dalam tupoksinya mengurusi gempabumi, seperti BMKG untuk segera melakukan dan memulai kegiatan prediksi gempabumi, paling tidak mengawali pembangunan monitoring precursor gempabumi.

Terkait monitoring precursor dan prediksi gempa diakui bahwa Cina salah satu Negara yang paling berpengalaman, bahkan seperti dijelaskan sebelumnya beberapa kali gempa besar pernah berhasil diprediksi.

Cina adalah wilayah yang sering diguncang gempa. Walaupun negeri ini kelihatannya stabil dan jauh dari tepi lempeng, keraknya bumi daratan cina disusun oleh berbagai mikro-lempeng. Di batas pertemuan mikro-lempeng inilah sesar-sesar mendatar besar merancah Bumi Cina. Pada 50 atau 45 juta tahun yang lalu, Sub-Kontinen India membentur bagian barat daya Cina. Benturan ini telah memperlambat laju gerak lempeng India ke utara, tetapi tidak menghentikannya. Sampai

scientific editorialISSN 2407-5817

Edisi 04 / Agustus 2015 - 07 -

Page 8: Majalah bmkg 5 rev

sekarang pun masih bergerak, dan telah masuk mengintervensi kerak Eurasia di sisi barat daya Cina sampai sejauh 2500 km.

Dalam geologi, suatu gangguan gaya tak akan berhenti begitu saja. Kalau ada aksi maka selalu akan ada reaksi. Kalau ada yang diangkat, maka akan ada yang ditenggelamkan. Kalau ada yang dibenturkan masuk, maka akan ada yang ”ditendang” keluar. ”Tendangan” keluar adalah escape tectonics, atau extrusion tectonics. Cina dan Asia Tenggara dikoyak-koyak dan dimodifikasi geologinya oleh escape structures. Sesar-sesar mendatar besar di Cina adalah escape tectonics, sekaligus penebar malapetaka (Sumatra pun begitu, Sesar Sumatra adalah semula escape tectonics yang dimodifikasi oblique subduction). Altyn Tagh Fault, Nan Shan Fault, Karakorum Fault, Shansi graben (transtension) adalah wilayah2 strike-slip faulting besar yang ditaburi episentrum2 gempabumi besar.

Cina selalu memegang record gempabumi yang menewaskan ratusan ribu orang (karena penduduknya pun di atas 1 milyar). Tahun 1556, sebuah gempa di Shen-su membunuh 830.000 orang, ini gempabumi terburuk yang pernah ada di Bumi. Tahun 1920 gempa di Kansu membunuh 180.000 orang, Tahun 1927 gempa di Qinghai membunuh 120.000 orang. Tahun 1976 gempa di Tangshan membunuh 255.000 orang. Itu adalah gempa2 terburuk di Cina, masih banyak gempa yang lain dengan korban jauh di bawah itu. Cina semakin padat, tetapi belakangan korban tewas semakin sedikit, walaupun kekuatan gempa tak berkurang. Tahun 1988 di Nepal dan Cina terjadi gempabumi, tetapi hanya memakan korban 1000 orang.

Bulan Februari 1975, sebuah gempa berhasil diprediksi 5 jam sebelum terjadi, yaitu gempabumi di Haicheng, Cina timur laut. Para ahli gempabumi Cina menggunakan apa yang disebut peristiwa-p e r i s t i w a ” g e l a g a t m a u g e m p a ” (premonition/precursors), seperti kejadian serangkaian gempa kecil (foreshock) dan deformasi tanah secara cepat beberapa jam sebelum goncangan utama. Mereka juga menganggap serius kebijakan-kebijakan kuno para petani : bahwa binatang, kalau mereka mencium ada bahaya yang akan datang, mereka akan berlaku aneh sebelum gempabumi datang misalnya ular-ular dengan tiba-tiba banyak keluar dari sarangnya, ikan-ikan di kolam gelisah, tikus-tikus di got kota berlarian keluar di atas jalan, dan lain-lain. Karena masyarakat di sana telah teredukasi dengan baik melalui public education, juga mau menurut, mereka mau mengungsi

beberapa jam sebelum gempabumi terjadi. Saat gempabumi terjadi, memang akan makan korban, tetapi para ilmuwan Barat yang mengunjungi tempat-tempat kejadian berpendapat bahwa cara Cina ini telah berhasil menyelamatkan puluhan ribu nyawa.

Gempa Tangshan 1976 yang besar itu memang makan banyak korban (255.000 tewas), tetapi gempa ini telah diprediksi akan terjadi di dalam hitungan maksimal lima tahun. Hanya waktu tepatnya tidak diketahui, dan gempa terjadi di daerah Cina yang sangat padat (timur Beijing). Tetapi, ilmuwan Barat memperkirakan bahwa gempa Tangshan sebenarnya bisa membunuh sampai 650.000 orang.

Di Forbidden City di jantung kota Beijing, di situ ada guci maha besar peninggalan zaman Dinasti Ming. Di dalamnya ada air yang sangat tenang. Di sekeliling bibir guci ada patung delapan naga dengan bola besi di mulutnya. Kalau ada guncangan yang menimbulkan riak di air, apalagi sampai menjatuhkan bola-bola dari mulut sang naga : maka waktunya telah tiba untuk seluruh penghuni kota harus mengungsi – gempa besar akan datang. Itulah kebijaksanaan kuno Cina hasil karya para seismologist Cina.

scientific editorialISSN 2407-5817

Edisi 04 / Agustus 2015- 08 -

Seismograf Zhang Heng

Page 9: Majalah bmkg 5 rev

Kota di Atas SesarOleh : Sabar Ardiansyah

Stasiun Geofisika Kepahiang-Bengkulue-mail: [email protected]

opiniISSN 2407-5817

gempabumi ini menyebabkan 90% rumah penduduk roboh/hancur. Kerusakan juga terjadi di Muaraaman, berkisar 25% rumah penduduk roboh akibat gempa utama. Patahan lokal Segmen Ketahun kembali menunjukkan eksistensinya pada tahun 1952 dengan terjadinya gempabumi besar. Kerusakan yang diakibatkan gempa pada tahun 1952, juga tidak kalah hebatnya dengan gempa pada tahun 1942, hampir 75% rumah penduduk di Desa Tes hancur/roboh dan tidak kurang dari 15% kerusakan juga terjadi di daerah Muaraaman.

Patahan lokal Segmen Musi di Kabupaten Kepahiang juga pernah mencatat sejarah memilukan pada tanggal 15 Desember 1979 dengan terjadinya gempabumi merusak. Akibat gempabumi berkekuatan M = 6,0 ini, tidak kurang dari 3.600 bangunan rusak berat dan ringan serta tercatat korban jiwa sebanyak 4 orang. Gempabumi yang terletak di daerah Daspetah ini kurang lebih berjarak 8 km dari pusat kota Kepahiang. Gempabumi merusak lainnya yang pernah terjadi di wilayah Kepahiang adalah gempabumi pada tanggal 15 Mei 1997 dengan kekuatan M = 5,0 yang mengakibatkan setidaknya 65 bangunan rusak berat dan ringan.

Sejarah gempa besar di atas kiranya sudah cukup mengingatkan kembali bahwa keberadaan kita sangat dekat dengan zona gempabumi darat. Zona gempabumi

Dipenghujung tahun 2014 lalu, sesar lokal Segmen Musi di Kepahiang-Bengkulu kembali menggeliat dengan terjadinya gempabumi merusak pada tanggal 28 Oktober 2014. Patut disyukuri gempabumi dengan kekuatan M = 3,6 ini tidak menyebabkan korban jiwa. Namun, akibat gempabumi ini setidaknya 12 rumah warga, satu masjid dan gereja mengalami kerusakan ringan. Gempabumi ini sangat dekat dengan pusat kota Kepahiang, terletak pada koordinat 3,64 lintang selatan 102,58 bujur timur, tepatnya berjarak 1 km pada arah barat daya pusat kota Kepahiang.

Dari data sejarah kegempaan membuktikan bahwa posisi Kepahiang sangat dekat dengan zona gempabumi darat yang kita sebut dengan patahan atau sesar. Patahan lokal yang ada di Propinsi Bengkulu setidaknya ada tiga segmen sebagai pembangkit gempabumi darat. Tiga sesar lokal ini adalah sesar lokal Segmen Musi di Kepahiang, Segmen Manna di Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Segmen Ketahun di Kabupaten Bengkulu Utara. Tiga sesar lokal ini merupakan sesar aktif yang dapat dibuktikan dengan data rekaman gempa yang ada di Stasiun Geofisika Kepahiang maupun sejarah gempabumi merusak yang pernah terjadi pada lokasi patahan ini. Misalnya saja gempabumi yang terjadi pada tahun 1942. Gempabumi ini dipicu oleh aktivitas sesar lokal Segmen Ketahun. Kerusakan terbesar meliputi wilayah dari Desa Tes sampai Muaraaman. Di Desa Tes

Edisi 04 / Agustus 2015 - 09 -

Page 10: Majalah bmkg 5 rev

darat atau patahan lokal yang ada di Bengkulu keberadaanya sangat dekat pemukiman warga bahkan pusat perkotaan. Tentu tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa beberapa wilayah kota yang ada di daerah Bengkulu berdiri di atas zona gempabumi darat. Segmen Musi misalnya, memanjang dari Kabupaten Rejang Lebong, melewati Kepahiang hingga sampai ke Desa Ulu Musi Sumatera Selatan. Pusat perkantoran di Kepahiang berdiri di atas zona ini. Begitu juga Segmen Manna yang memanjang dari Manna-Bengkulu Selatan hingga melewati Kota Pagaralam-Sumatera Selatan. Tidak terkecuali Segmen Ketahun, memanjang mulai melewati Ketahun, Tes hingga Muaraaman. Tiga segmen patahan lokal ini memiliki panjang yang bervariasi. Segmen Musi memiliki panjang berkisar 70 km, Segmen Manna memiliki panjang berkisar 85 km, dan Segmen Ketahun berkisar 85 km.

Sebagaimana kita ketahui bahwa gempabumi memiliki karakteristik yang terjadi secara berulang pada kawasan yang sama. Artinya, jika suatu daerah pernah terjadi gempabumi, maka berpeluang terjadi kembali pada waktu tertentu. Perulangan terjadinya gempabumi ini yang kita kenal sebagai periode ulang. Berdasarkan hasil analisa secara statistik, periode ulang gempabumi

kekuatan M ≥ 5,0 di kawasan ini setiap 19 tahun sekali. Artinya jika di kawasan Segmen Musi-Kepahiang pernah terjadi gempabumi M=5,0 pada tahun 1997, maka berpeluang terjadi kembali pada tahun 2016. Walau masih dalam hitungan statistik, tetapi setidaknya kita patut senantiasa meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman gempabumi yang setiap saat mengintai kita.

Dapat kita bayangkan jika gempabumi darat

berkekuatan M≥ 5,0 dengan kedalaman dangkal dan lokasinya sangat dekat dengan pusat kota terjadi di salah satu kawasan patahan lokal Bengkulu. Sedangkan kondisi saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan tahun 1997, dimana gedung-gedung bertingkat sudah cukup banyak dan jumlah penduduk semakin bertambah. Artinya, potensi kerusakan dan korban jiwa cukup besar jika kita tidak memiliki sistem mitigasi yang memadai.

Upaya Pengurangan RisikoHarus disadari bahwa kita sudah terlanjur

menumpang hidup di kawasan seismik aktif. Namun, sesungguhnya gempabumi bukanlah ancaman bagi masyarakat sekitarnya. Melainkan dampak sekunder dari gempabumi itulah yang bisa menyebabkan kerugian, kerusakan, bahkan korban jiwa. Dampak sekunder gempabumi tersebut antara lain tanah longsor, tertimpah reruntuhan bangunan, kebakaran, ledakan gas, dll.

Mengenali lingkungan sekitar menjadi kunci utama dalam upaya mengurangi risiko saat terjadi gempabumi. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mengatur pintu keluar seefektif mungkin sebagai jalur evakuasi, mengatur tata letak furniture dalam rumah agar tidak membahayakan atau menghalangi jalan keluar ketika terjadi gempabumi. Jika memungkinkan lengkapi rumah kita dengan peralatan keselamatan (tabung pemadam

kebakaran, kotak P3K, senter, radio, dll). Memperhatikan kondisi bangunan seperti

kekuatan pondasi, struktur kerangka serta dinding dan atap bangunan yang kuat dengan memperhatikan faktor amplifikasi dan percepatan tanah setempat adalah salah satu usaha yang dapat diambil dalam upaya mengurangi risiko kerusakan bangunan saat terjadi gempabumi. Ancaman tanah longsor saat adanya getaran gempabumi juga perlu diperhatikan oleh penduduk yang bertempat tinggal di sekitar tebing atau lereng yang curam. Penelitian menunjukkan bahwa pada wilayah yang miring atau curam dapat terjadi longsoran dangkal, longsoran dalam, dan runtuhnya bebatuan yang disebabkan oleh getaran gempabumi.

Pemerintah daerah hendaknya melakukan pemetaan (mikrozonasi) secara menyeluruh terhadap wilayah-wilayah yang memiliki potensi kerusakan parah saat terjadi gempabumi. Pemetaan ini bisa menjadi rekomendasi untuk tidak mendirikan bangunan pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi kerusakan parah saat terjadi gempabumi. Sebagai alternatif penggantinya, wilayah ini mungkin hanya direkomendasikan sebagai lahan produktif seperti berladang dan bercocok tanam.

Penerapan SNI 03-1726-2002 untuk konstruksi bangunan (building code) tahan gempabumi juga harus dilakukan. Pendirian gedung fasilitas umum tahan gempa sangat penting diperhatikan oleh pemerintah, mengingat padatnya aktifitas yang terjadi pada gedung fasilitas umum.

Melakukan kegiatan sosialisasi secara rutin kepada seluruh lapisan masyarakat, tentang potensi bahaya gempabumi dan upaya-upaya menghadapinya saat gempabumi terjadi, mungkin harus dijadikan sebagai salah satu agenda tetap dalam rangka mitigasi bencana gempabumi. Sosialisasi bisa kepada pelajar mulai tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah mengengah atas (SMA), kantor-kantor pemerintahan juga bisa dijadikan sasaran sosialisasi, serta masyarakat umum mulai dari tingkat RT dan RW. Dengan demikian, diharapkan semua lapisan masyarakat memilki pengetahuan dan pemahaman yang sama akan adanya potensi bahaya gempabumi di wilayah sekitar, serta upaya-upaya yang dilakukan untuk pengurangan risiko terhadap bencana ini.

Melakukan kegiatan simulasi gempabumi kuat di lingkungan gedung bertingkat juga merupakan salah satu upaya melatih kesiapsiagaan sebelum menghadapi gempabumi yang sesungguhnya. Selain melatih kesiapsiagaan serta seberapa besar kepedulian kita terhadap lingkungan dan fasilitas kantor, kegiatan simulasi gempabumi kuat juga bisa menjadi salah satu tolak ukur seberapa besar kapasitas dan fasilitas yang kita miliki. Sebab, kondisi gedung bertingkat tidaklah sama dengan gedung satu lantai, sehingga gedung bertingkat memerlukan jalur evakuasi yang tertata rapih dan dikuasai oleh penghuni gedung serta mudah dipahami oleh tamu yang berkunjung.

opiniISSN 2407-5817

Edisi 04 / Agustus 2015- 10 -

Page 11: Majalah bmkg 5 rev

bahasan utama

JISView merupakan paket sistem informasi

berbasis DBMS dan GIS yang menyajikan bentuk

analisa sinyal digital seismik menjadi informasi

parameter gempabumi dan focal mechanism. JISView

melakukan pengolahan sinyal baik secara real-time

maupun offline, melakukan komputasi parameter

gempabumi dan focal mechanism, mengelola dan

menampilkannya dalam bentuk informasi spasial.

JISView merupakan salah satu riset rancang bangun

sistem yang bernaung di bawah Puslitbang BMKG

yang bertujuan untuk menunjang operasional

geofisika BMKG khususnya di bidang monitoring

gempabumi. Visi dan orientasi pengembangan pada

proyek riset ini adalah terbangunnya sebuah sistem

informasi dini gempabumi yang ringan dan cepat.

Sistem ini mampu memanfaatkan jaringan publik

(internet) sehingga sistem ini dapat diinstall di mana

saja. Sistem ini didesain sedemikian agar dapat

berjalan pada perangkat komputer dengan

spesifikasi yang relatif tidak terlalu besar sehingga

cocok dioperasikan pada UPT BMKG daerah dengan

sarana prasarana terbatas.

JISView pertama kali diperkenalkan pada tahun

2011 oleh Januar Arifin bersama dengan tim peneliti

Puslitbang BMKG lainnya. JISView pada awal

pengembangannya, dibangun untuk menyediakan

pemodelan focal mechanism dengan memanfaatkan

akses pada jaringan JISNET (Japan–Indonesia

Seismic NETwork). Inilah asal muasal penamaan

JISView yang merupakan kepanjangan dari JISNET

Viewer. Seiringnya berjalannya waktu, cakupan

akses sistem JISView terus berkembang dan tidak

lagi hanya bergantung pada jaringan JISNET semata,

sehingga tentunya nama tersebut tidak lagi relevan.

Atas pertimbangan bahwa nama JISView sudah

terlanjur dikenal pada sistem yang dikembangkan

tersebut, akhirnya diputuskan untuk tetap

menggunakan nama JISView hingga sekarang.

Sistem Monitoring Gempabumi JISView

ISSN 2407-5817

- 11 -

JISView versi 1.0 merupakan versi paling awal

yang dipublikasikan oleh Puslitbang BMKG. Konsep

yang diangkat pada versi ini adalah kemampuan

untuk mengintegrasikan seluruh proses pengolahan

focal mechanism dimulai dari input waveform,

pemodelan data hingga bermuara pada output

pemetaan distribusi focal mechanism. Pemodelan focal

mechanism menggunakan modul sistem yang

ditranslasikan dari software AZMTAK yang berbasis

metode impulse pertama gelombang P. Versi 1.0

menyediakan fasilitas request data secara online

berbasis protocol Arclink yang mengakses pada server

BMKG Pusat, disamping input data dari sumber

eksternal. Format data didukung pada versi awal ini

adalah tipe DIMAS yang berbasis ASCII. Puslitbang

melaksanakan uji coba sistem JISView versi 1.0 pada

tahun 2012 dengan mengoperasikannya di beberapa

mini regional BMKG seperti Stasiun Geofisika

Padang Panjang, Stasiun Geofisika Kepahyang dan

Stasiun Geofisika Palu.

Graphical User Interface (GUI) JISView versi 1.0

Edisi 04 / Agustus 2015

Oleh : Januar Arifin, ST., M. Sc

Page 12: Majalah bmkg 5 rev

bahasan utamaISSN 2407-5817

- 12 -

JISView versi 1.1 dibangun dengan konsep baru yang lebih luas dengan menggabungkan kemampuan untuk menentukan parameter gempabumi dan focal mechanism secara mandiri. Versi 1.1 menambahkan kemampuan untuk melakukan akuisisi data secara real-time dengan menggunakan protokol Seedlink. Sistem akuisisi versi 1.1 ini juga dilengkapi fitur pendeteksi event dan analisa parameter gempabumi serta focal mechanism secara otomatis, disamping fasilitas analisa manual. Mekanisme pemuatan data baik secara real-time maupun tipe archive (data lampau) sudah mendukung akses data dari tiga server internasional yaitu server BMKG, GFZ dan IRIS/USGS yang memiliki coverage hingga 1744 stasiun di seluruh dunia. Sistem ini telah menggunakan tipe data MSEED berbasis binary sehingga cukup efisien disimpan ke dalam buffer lokal. Picking phase gelombang P secara otomatis pada versi ini menggunakan metode STA/LTA. Versi 1.1 menggunakan HYPO2000 sebagai engine penentuan lokasi hypocenter yang di-set pada model kecepatan global IASP91. Jenis magnitude yang disupport pada versi ini adalah magnitude body Lg (MbLg). Puslitbang melaksanakan uji coba sistem JISView versi 1.1 pada tahun 2013 di sejumlah stasiun geofisika kelas II dan III, yaitu Stasiun Geofisika Kotabumi, Stasiun Geofisika Banjarnegara, Stasiun Geofisika Karangkates dan Stasiun Geofisika Tretes. Pada tahun 2014 juga dilakukan uji coba di Stasiun Geofisika Sawahan, Stasiun Geofisika Kendari, Stasiun Geofisika Ternate, Stasiun Geofisika Sorong,

Stasiun Geofisika Waingapu dan Stasiun Geofisika Mata Ie Aceh.

Kegiatan riset tahun 2014 menekankan pada penguatan dan pengembangan dari sejumlah metode yang digunakan oleh JISView diantaranya yaitu pengolahan sinyal digital, deteksi event dan penentuan magnitude skala pengamatan lokal dan regional. Jenis magnitude yang dimaksud meliputi magnitude lokal vertikal (MLv) maupun horizontal (MLh), magnitude surface broadband (Ms_BB), magnitude body Lg (MbLg) dan magnitude durasi (Md). Kemampuan deteksi event secara otomatis juga ditingkatkan keakurasiannya dengan menerapkan kombinasi antara metode STA/LTA dengan metode Akaike Information Criterion (AIC). Seluruh hasil riset pada tahun 2014 tersebut diproyeksikan untuk melengkapi dan meningkatkan kemampuan JISView versi terbaru yaitu versi 2.0. Uji coba pengoperasian versi 2.0 Beta juga sudah dilakukan di Stasiun Geofisika Gunung Sitoli sejak

Graphical User Interface (GUI) JISView versi 1.1

Graphical User Interface (GUI) JISView versi 2.0

Edisi 04 / Agustus 2015

Page 13: Majalah bmkg 5 rev

ISSN 2407-5817

- 13 -

akhir Februari 2015.Kendala utama yang cukup menghambat laju

riset rancang bangun semacam ini adalah keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM yang ikut terlibat baik di bidang seismologi, instrumentasi maupun teknik informatika. Dengan dukungan dan perhatian yang lebih serius dari segala pihak, sistem ini memiliki potensi untuk disejajarkan dengan software monitoring gempabumi terkemuka lainnya dengan kebanggan sebagai produk lokal Indonesia dan khususnya sebagai produk swadaya institusi BMKG..

Training dan Instalasi JISView 1.0 di Stasiun Geofisika Padang Panjang

Training dan Instalasi JISView 1.1 di Stasiun Geofisika KotabumiStudi Banding Tim Pengembangan JISView Puslitbang

ke NIED Jepang.

bahasan utama

Edisi 04 / Agustus 2015

No Stasiun Geofisika Tanggal Instalasi Versi diinstall

1 Padang Panjang 2012 1.0

2 Kepahiyang 2012 1.0

3 Palu 2012 1.0

4 Kotabumi 2013 1.1 awal

5 Karangkates 2013 1.1 awal

6 Banjarnegara 2013 1.1 awal

7 Sawahan 3-Feb-14 1.1 awal

8 Kendari 16-Apr-14 1.1v revisi 1a

9 Ternate 27-Apr-14 1.1v revisi 1a

10 Tretes 3 Mei 2014 (Update) 1.1v revisi 1a

11 Sorong 8-Mei-14 1.1v revisi 1a

12 Waingapu 15-Mei-14 1.1v revisi 1b

13 Mata Ie Aceh 20-Jul-14 1.1v revisi 1b

14 Gunung Sitoli 26-Feb-15 2.0 Alpha

Berikut dibawah ini adalah Stasiun Geofisika yang sudah pernah dilakukan Instalasi JISView.

Page 14: Majalah bmkg 5 rev

- 14 - Edisi 04 / Agustus 2015

Stasiun Geofisika Gunung Sitoli“Dengan adanya aplikasi JISView, kami sangat terbantu dalam pengolahan gempa-gempayang terjadi di Kepulauan Nias khususnya gempa-gempa lokal yang mempunyai Magnitudo < 5 SR dan langsung dapat di analisa pegawai baik yang dirasakan maupun yang tidak. Dengan adanya aplikasi JISView, kinerja pegawai sudah lebih semangat dalam arti untuk pengolahan dan pelaporannya ke pusat BMKG dan memang kekurangan kami sangat terbatas khususnya jaringan internet. Saran kami kiranya aplikasi JISView ini bisa diberikan untuk Stasiun Geofisika di seluruh Indonesia.”

Stasiun Geofisika Ternate“Di Ternate, kalau ada even gempabumi jika dianalisa menggunakan JISView biasanya magnitudo yang dihasilkan hanya berbeda 0, sekian dibandingkan dengan hasil dari Seiscomp3, misal hasil analisa Seiscomp3 magnitudo 5.3, maka JISView bisa 5.1. JISView di Ternate masih produk instalan yang lama dan belum di upgrade lagi. Aplikasi JISView sangat membantu kinerja teman-teman di Stasiun Geofisika Ternate, karena kalau untuk gempa-gempa di bawah magnitudo 5 SR dan pusat gempanya berada di sekitar Maluku Utara, kami terbantu dalam memberikan informasi gempabumi dirasakan secara cepat. Untuk kendala dalam pengolahan data gempabumi menggunakan JISView yaitu ketika sensor sedang off, misal sensornya LBMI, kalau mulai sore sampai pagi statusnya off karena baterai yang sudah soak.”

Selanjutnya mari kita lihat seperti apa tanggapan beberapa kepala Stasiun Geofisika yang telah diwawancarai oleh redaksi Swara Geofisika mengenai aplikasi JISView.

1.

2.

bahasan utamaISSN 2407-5817

Stasiun Geofisika Waingapu“JISView cukup membantu untuk memonitoring gempabumi, khususnya untuk stasiun yang belum dilengkapi dengan Seiscomp3. Sedang untuk kritik dan sarannya:a. JISView sangat bergantung dengan kecepatan dan kestabilan jaringan

internet yang tersedia. Jadi gangguan jaringan dapat menurunkan kinerja JISView. Sebaiknya dicoba untuk membuat JISView dapat dipakai pada jaringan intranet BMKG yang lebih stabil dibandingkan jaringan internet di daerah.

b. Untuk lebih memudahkan pengumpulan dan pengolahan data sebaiknya data yang dihasilkan oleh JISView dapat disimpan dalam beberapa format yang lebih fleksibel.”

Stasiun Geofisika Tretes“Aplikasi JISView sangat bagus dan bermanfaat terutama di Stasiun Geofisika Tretes, karena teman-teman di Stasiun dapat meningkatkan kinerjanya. Kendala yang dihadapi biasanya adalah apabila sensor mati dan sambungan internet yang bermasalah.”

3.

GANDAMANA MATONDANG, ST

SUWARDI, S.Si

WIDIYANTO, AP

SUGIHARTO

4.

Page 15: Majalah bmkg 5 rev

- 15 -

ISSN 2407-5817

Edisi 04 / Agustus 2015

berita

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

(BMKG) sebagai instansi yang mempunyai tupoksi

untuk menyediakan dan mendisseminasikan informasi

gempabumi dan tsunami, berkewajiban untuk selalu

memastikan informasi yang diberikan kepada institusi

interface, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD), dapat diterima dan dipahami dengan

baik. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Geofisika di daerah

sebagai kepanjangan tangan BMKG Pusat mempunyai

peran yang sangat penting sebagai mitra institusi

interface dalam memberikan pemahaman yang benar

kepada BPBD mengenai informasi gempabumi dan

tsunami tersebut, sehingga BPBD dapat mengambil

keputusan status evakuasi atau tidak dan memberikan

arahan kepada masyarakat dan lembaga terkait

berdasarkan informasi yang diterima. Hal ini diperkuat

pula pada kejadian sebenarnya dan beberapa latihan

peringatan tsunami yaitu masih beragamnya

pemahaman intitusi interface khususnya BPBD dalam

memahami produk BMKG sebagai timdak lanjut di

daerah.

Berdasarkan alasan tersebut diatas maka dipandang

perlu untuk melakukan kegiatan Penguatan UPT BMKG

dan BPBD dalam memahami rantai peringatan dini

(Penugasan) yang meliputi dua kegiatan yaitu

Workshop Penguatan UPT Geofisika BMKG dan

Workshop Penguatan Kapasitas BPBD di 9 lokasi yaitu

Ambon, Palu, Karangkates, Karangasem, Bengkulu,

Yogjakarta, Tangerang, Ternate, Jayapura.

Kegiatan yang sudah berjalan yaitu di Stasiun

Geofisika Karang Panjang Ambon, 10-12 Juni 2015 dan

Stasiun Geofisika Palu, 14-16 Juni 2015. Kegiatan ini

diikuti oleh BPBD (Pusdalop Provinsi, Kota dan

Kabupaten), Media (Radio dan Televisi) dan

Masyarakat (Sekolah, LSM, dll). Pelaksanaan dilakukan

dalam 2 metode yaitu pada hari pertama dan kedua

paparan terkait potensi dan sejarah gempabumi dan

Penguatan Kapasitas Daerah Dalam Pemahaman Produk dan Rantai Peringatan Dini Tsunami di UPT Geofisika Ambon

dan Palu, 10-12 Juni 2015 dan 14-16 Juni 2015

tsunami, peran kelembagaan dalam rantai peringatan

dini tsunami dan pada hari ketiga dilakukan

simulasi/latihan dalam runag (TableTop Exercise).

Narasumber dan fasilitator di Ambon Dr. Daryono,

Priyobudi dan Debi safari, Untuk daerah Palu dengan

narasumber dan fasilitator adalah Drs. M. Taufik

Gunawan, Cahyo Nugroho dan Weniza.

Harapan kedepan dengan diselenggarakan

kegiatan ini akan meningkatkan pemahaman terkait

produk informasi gempabumi dan peringatan tsunami

BMKG dan kesiapsiagaan BPBD sebagai mata rantai

peringatan dini tsunami dalam menghadapi

gempabumi tsunami dengan pemahaman dengan

bersinergi dengan UPT BMKG, Media dan Masyarakat

setempat.

Dokumentasi di Ambon

Oleh :Priyobudi dan Weniza

Staf Sub Bidang Mitigasi Tsunami

Dokumentasi di Palu

Page 16: Majalah bmkg 5 rev

profileISSN 2407-5817

- 16 -

Januar Arifin, ST., M. Sc

Muda dan berprestasi, itu ungkapan yang pantas

untuk insan BMKG yang satu ini. Ia adalah Januar

Arifin. Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari

1982, namun mengenyam pendidikan sekolah

semuanya di Malang. Dimulai dari SDN I Lowokwaru

Malang, SMPN 5 Malang dan SMUN 3 Malang. Setelah

lulus SMU tahun 2000, Januar langsung memilih untuk

berkuliah di AMG (sekarang STMKG), dengan alasan

AMG merupakan kampus yang memiliki latar

belakang keilmuan dan prospek yang sesuai dengan

minatnya, yaitu di bidang geofisika.

Menempa pendidikan selama 3 tahun di AMG

dirasa sangat kurang cukup untuk memilki

kemampuan bekerja di bidang geofisika, hal itu

membuat Januar tetap terus belajar mengembangkan

diri. Ketika lulus Diploma III AMG, tahun 2004 Januar

ditugaskan untuk mengabdi di Stasiun Geofisika

Karangasem Bali. Lokasi Stasiun yang terletak di

sebuah desa terpencil bernama Kertha Mandala daerah

lereng gunung Agung dan berjarak ± 100 km dari kota

Denpasar, tidak membuat Januar patah semangat

dalam meningkatkan potensi yang dimilikinya. Saat

pertama kali berdinas di Stasiun Geofisika

Karangasem, kesan yang ada waktu itu kondisi kantor

cukup memprihatinkan, baik dari segi sarana

penunjang hidup maupun fasilitas kerja. Bahkan

peralatan pengamatan gempabumi yang ada seperti

Seismograph SPS 1 telah mati total selama dua tahun.

Praktis ketika itu kantor tidak memiliki satu alatpun

yang dapat digunakan untuk mengamati gempabumi.

Kekhawatiran tertimpa bagian bangunan yang nyaris

roboh dihantam gempabumi pada awal tahun 2004

selalui menghantui dalam kesehariannya. Lingkungan

kantor yang cukup terisolir dari segi sarana

komunikasi, menjadikan peralatan radio SSB

merupakan salah satu media andalan untuk

berkomunikasi dengan dunia luar.

Januar mulai menempuh kuliah S1 di Universitas

Udayana Denpasar Jurusan Teknik Elektro pada tahun

2006 dengan mengambil konsentrasi Sistem Komputer

dan Informatika. Pilihan kuliah S1 tersebut merupakan

bagian yang sulit dalam hidupnya, mengingat ia harus

menempuh perjalanan lintas Karangasem – Denpasar

sejauh 100 km hampir setiap harinya hingga lulus pada

tahun 2012. Cukup banyak pengalaman suka duka

yang ia alami dalam kurun waktu 6 tahun menempuh

pendidikan S1. Satu tahun kemudian setelah lulus atau

tepatnya pada tahun 2013, Januar mendapat

kesempatan tugas belajar untuk menempuh

pendidikan S2 di Fakultas MIPA Universitas Gadjah

Mada dengan mengambil konsentrasi Geofisika dan

berhasil menyandang gelar master tahun 2015.

Banyak pemikiran dan ide-ide yang muncul dari

seorang Januar, salah satunya yaitu aplikasi JISView.

JISVew lahir beranjak dari pemikirannya yang bercita-

cita meningkatkan kemampuan pengamatan

gempabumi yang ada di lingkungan Stasiun Geofisika

khususnya di stasiun kelas III dengan mensiasati segala

keterbatasannya. Sebagai langkah awal pada tahun

2008, ia berhasil membangun sebuah sistem akuisisi

lokal single station seismograph broadband JISNET

dengan memanfaatkan komunikasi FTP pada digitizer

LS7000 milik JISNET. Sistem ini dinamakan JISAQ

(JISNET AcQusition) dan JISLOAD (JISNET Loader)

dan secara resmi beroperasi di Stasiun Geofisika kelas

III Karangasem pada tahun 2009 dan Stasiun Geofisika

kelas III Sawahan Nganjuk pada tahun 2011. Kedua

modul sistem akusisi yang ia bangun tersebut

merupakan cikal bakal sistem JISView di kemudian

hari. Januar memulai penelitian tugas akhir pada tahun

2010 dengan mengangkat tema tentang rancang

bangun software pemodelan focal mechanism berbasis

Edisi 04 / Agustus 2015

Page 17: Majalah bmkg 5 rev

profileISSN 2407-5817

- 17 -

sistem informasi geografis (GIS). Puslitbang BMKG

pada tahun 2011 tertarik memasukkan tema

penelitiannya tersebut ke dalam proyek risetnya. Pada

tahun 2012, ia berhasil membangun prototype awal

sistem penelitian tersebut dengan dibantu sejumlah

peneliti dari Puslitbang BMKG. Prototype awal

tersebut dikembangkan berdasarkan dua modul sistem

akuisisi JISNET yang pernah ia bangun. Melalui sedikit

modifikasi, prototype sistem tersebut mampu

mengakses data seismik secara online ke seluruh

jaringan seismograph JISNET yang ada di seluruh

Indonesia. Demikian, prototype sistem yang dibangun

tersebut ia beri nama JISView yang merupakan

kependekan dari JISNET Viewer.

Sistem JISView yang semula sebatas pada fungsi

pemodelan focal mechanism, pada tahun 2013

diperluas dengan mengintegrasikan sistem akuisisi

dan analisa gempabumi secara mandiri dengan

memanfaatkan akses data online via server Arclink dan

Seedlink yang disediakan BMKG, GFZ dan iRIS/USGS.

Pemanfaatan akses data server Arclink dan Seedlink

menggantikan mekanisme akses data jaringan JISNET

menjadikan cakupan jumlah stasiun atau sensor yang

dapat diakses menjadi jauh dan luas, yaitu mencapai

1744 sensor di seluruh dunia. Namun demikian,

meskipun nama JISNET Viewer (JISView) tidak lagi

relevan seiring berlakunya mekanisme akses data

Arclink/Seedlink, nama tersebut sudah terlanjur

cukup familiar. Hal ini menjadi alasan untuk tetap

menggunakan nama JISView pada sistem monitoring

gempabumi dan focal mechanism yang ia kembangkan

hingga saat ini.

Sejak mulai usia kanak-kanak Januar sudah

menyukai sains dan elektronika . dan bercita-cita

menjadi seorang astronot . Sedangkan untuk perjalanan

karir selama mengabdi di BMKG, ia mengawalinya

dengan melaksanakan magang di Stasiun Geofisika

Karangkates Malang selama 1 tahun seusai lulus AMG

pada tahun 2003. Kemudian memulai penempatan

pertamanya di Stasiun Geofisika Karangasem Bali pada

tahun 2004. Namun demikian, belum usai 1 bulan

bertugas di Stasiun Geofisika Karangasem, ia

ditugaskan sementara untuk membantu tugas

operasional di Balai Besar Wilayah III Denpasar selama

1 tahun. Tahun 2005, ia kembali bertugas di Stasiun

Geofisika Karangasem hingga saat ini.

Banyak pengalaman menarik yang pernah ia

alami selama bertugas di BMKG. Diantaranya yang

paling menarik adalah ketika mendapatkan

kehormatan untuk mempresentasikan sistem JISView

di hadapan para peneliti National Research Institute for

Earth Science and Disaster Prevention (NIED), di

Tsukuba Jepang pada tanggal 17 Agustus 2014. Pada

kesempatan tersebut, ia diberi kesempatan untuk

mempresentasikan sistem JISView justru pada tempat

dimana sistem JISNET dikembangkan. Sebagaimana

dijelaskan sebelumnya, sistem JISNET merupakan titik

awal baginya untuk mengembangkan rancangan

sistem JISView. Sungguh sebuah kehormatan besar

baginya untuk bisa hadir, mempresentasikan

karyanya dan menggali ilmu lebih banyak dari sana.

Sebagai penyuka olahraga futsal dan beladiri, ia

kerap mengikuti latihan ketika sedang senggang.

Januar merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara.

Ia bertemu sang pujaan hatinya yang bernama Farah

Fitria pada pertengahan tahun 2009 di Malang dan

memutuskan untuk menikah pada Maret 2010. Saat ini

ia dikaruniai dua orang putra, yaitu Haydar Java

Baskara (3,5 tahun) dan Gibran Vibby Aldebaran (1

tahun).

Pesannya untuk generasi muda BMKG, “Jangan

pernah berkecil hati untuk ditugaskan di manapun

segenap penjuru wilayah Indonesia. Ikhlaskan untuk

mengabdi dan manfaatkan waktu sebaik-baiknya

untuk belajar dan berkarya. Karena yakinlah suatu saat

apa yang kita kerjakan tersebut tidak akan pernah sia-

sia serta bermanfaat bagi orang lain, institusi bahkan

bangsa dan negara”. Sedang harapannya untuk BMKG

yaitu, “Semoga BMKG makin jaya, professional dan

mampu menyajikan layanan data dan informasi kelas

dunia”.

Edisi 04 / Agustus 2015

Foto. Januar Arifin dan Keluarga, Saat Acara Wisuda Pasca Sarjana I lmu Fisika FMIPA UGM

Page 18: Majalah bmkg 5 rev

new conceptISSN 2407-5817

- 18 -

Integrasi Warning Receiver System (WRS) Digital Video Broadcast (DVB)

Se -Sumatera Barat Sebagai Upaya Memaksimalkan Fungsi WRS DVB Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Informasi

Kepada Masyarakat Di Sumatera BaratOleh : Rachmad Billyanto, M.Kom

PMG Muda Stasiun Geofisika Padang PanjangEmail : [email protected]

PendahuluanIndonesia merupakan daerah yang rawan

gempa bumi dan juga tsunami, tidak terkecuali di

daerah Sumatera Barat ini, belajar dari pengalaman

kejadian gempa bumi dan tsunami diAceh, pada

tanggal26 Desember 2004 yang telah mengakibatkan

korban jiwa serta kerugian harta benda yang tidak

sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya

kesiapsiagaan baik dipihak pemerintah maupun

masyarakat untuk mengurangiresiko akibat bencana

gempa bumidan tsunami.

Oleh karena itu, sebagai upaya kesiapsiagaan

menghadapi bahaya gempa bumi dan tsunami maka

dibuatlah sistem DiseminasiInformasi Gempa bumi

dan Tsunami menggunakan Digital Video Broadcast

(DVB) sebagai sarana komunikasi penerima data dari

BMKG lalu disebarluaskan menggunakan SMS Server

ke berbagai instansi terkait dan juga masyarakat agar

info ataupun peringatan dimana letak lokasi gempa

bumi yang dapat menimbulkan bahaya tsunami dapat

ditindak lanjuti dan diantisipasi oleh instansi yang

terkait dan juga masyarakat yang berada disekitar

pusat lokasigempa bumi dan tsunami.

Moda Diseminasi WRSDVB

WRS atau Warning Receiver System

merupakan alat diseminasi yang memungkinkan

berbagi informasi dari komputer BMKG kepada

komputer institusi interface (Local Government/

Government Institutions, TNI, POLRI, media TV &

Radio dll). Setiap institusi interface wajib mendaftarkan

IP Address nya kepada BMKG untuk mendapatkan

informasi tersebut. Ketika event yang baru tersedia,

WRS akan mengirimkan pemberitahuan untuk

informasi gempabumi maupun warning tsunami

kepada WRS client. Setelah WRS client mendapatkan

informasi dari WRS Server, WRS client akan

mengambil informasi tersebut dari WRSServer.

PengantarBerdasarkan Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2007 Pasal 46 dan 47 tentang Penanggulangan

Bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008

Pasal 19 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana, serta Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun

2008 Bab 2 tentang Pedoman Pembentukan BPBD,

pemerintah daerah bertanggung jawab untuk segera

dan secara luas mengumumkan arahan yang jelas dan

instruktif untuk membantu penduduk dan pengunjung

di daerah tersebut bereaksi cepat dan tepat terhadap

ancaman tsunami. Untuk melaksanakan tanggung

jawabnya, pemerintah daerah membentuk

B a d a n P e n a n g g u l a n g a n B e n c a n a D a e r a h

(BPBD)dengan Pusdalops sebagaisalah satu

komponennya.

Di beberapa daerah yang belum memiliki

BPBD, fungsi ini dijalankan oleh Badan Kesatuan

B a n g s a d a n P e r l i n d u n g a n M a s y a r a k a t

(Kesbanglinmas). Dalam Sistem Peringatan Dini

Tsunami, Pusdalops Daerah memiliki tiga fungsi

utama: menerima peringatan tsunami dari BMKG,

mengambil keputusan apakah evakuasi diperlukan,

dan menyebarluaskan peringatan tsunami dan arahan

evakuasi kepada masyarakat. Sistem Penerima Pesan

Edisi 04 / Agustus 2015

Page 19: Majalah bmkg 5 rev

new conceptISSN 2407-5817

(Warning Receiver SystemWRS) adalah salah satu alat

Komunikasi 5 in 1 yang digunakan BMKG Pusat untuk

menyebarluaskan peringatan tsunami kepada lembaga

perantara, dengan Pusdalops Daerah (Provinsiatau

Kabupaten)sebagaisalah satunya. Perangkat dan

program WRSyang dipasang oleh BMKG Pusat di

kantor Pusdalops dapat digunakan untuk menjalankan

dua dari tiga fungsi utama Pusdalops, yaitu menerima

pesan peringatan tsunami dan menyebarluaskan

peringatandan arahan kepada masyarakat berisiko.

Selain di Pusdalops Daerah, perangkat dan program

WRSjuga ditempatkan dilembaga perantara lainnya,

antara lain Polri dan Stasiun TV.

1. Pendahuluan

Sistem Penerima Peringatan yang selanjutnya

disebut Warning Receiver System (WRS) adalah salah

satu alat diseminasi informasi gempa bumi dan

peringatan dini tsunami serta informasi BMKG lain

yang digunakan BMKG Pusat untuk menyebarluaskan

informasi kepada lembaga perantara (interface

institution). Yang termasuk ke dalam lembaga

perantara adalah di antaranya pemerintah daerah

(provinsiatau kabupaten), Pusdalops, media (stasiun

televisi dan radio), dan pihak swasta.Berdasarkan

fungsinya, WRS dibagi menjadi dua yaitu WRS Server

dan WRS Client

WRSServer adalah sistem aplikasi diseminasi

berbasis komputer yang digunakan untuk

mengirimkan informasigempabumi, peringatan

tsunami, dan informasiBMKGlainnya ke lembaga

perantara. WRSServer dipasang diBMKG Jakarta.

WRSClient adalah sistem aplikasi diseminasi

berbasis komputer yang digunakan untuk menerima

informasi yang dikirimkan dari WRS Server. WRS

Client ini dipasang di lembaga perantara. Koneksi yang

digunakan untuk mengirimkan informasi dari WRS

Server ke WRS Client dapat melalui:

(a) Internet/ VSAT, atau

(b) Digital Video Broadcasting (DVB).

Dalam konteks WRS, pengertian internet/

VSAT adalah jenis komunikasiIP to IP yang bersifat dua

arah (dari server bisa menjangkau client , dan

sebaliknya), sedangkan DVB adalah jenis komunikasi

satu arah dari server ke client (server bisa menjangkau

client , namun tidak sebaliknya). Diagram di bawah ini

menggambarkan ilustrasi hubungan antara BMKG

dengan lembaga-lembaga perantara dalam

diseminasiinformasigempabumi dan peringatan

tsunami.

Diagram sistem diseminasi WRS(Warning Receiver System)

Diagram sistem diseminasi WRSDVB

Edisi 04 / Agustus 2015 - 19 -

Page 20: Majalah bmkg 5 rev

new concept

2. Fitur-Fitur yang Te rsedia pada WRSClientAplikasiWRS memilikifitur-fitur berikut:

- Alarm mengeluarkan nada suara khusus saat sistem menerima informasi gempabumi atau peringatan dinitsunami;- Pop-up informasi otomatis melalui browser saat menerima informasi gempabumi atau peringatan dini tsunami;- SMS Forwarder, baik yang otomatis yang meneruskan informasi gempa dan peringatan dini tsunami untuk diterima kepada perorangan melalui sms, maupun SMS Forwarder manual yang bisa mengirimkan pesan yang dibuat oleh operator lembaga perantara;- Web-GIS, menampilkan pesan info gempa dan peringatan tsunami dalam bentuk peta dan teks, dan menampilkan data histori60 kejadian terakhir;- Info BMKG seperticuaca, iklim, dll.

Bila gempa bumi berpotensi tsunami, InaTEWS BMKG akan mengeluarkan informasi secara bertahap sesuai SOP. SOP yang ada merupakan kesepakatan bersama baik nasional maupun internasional, yang dapat dijelaskan dalam tabelberikut ini:

3. Perangkat Keras dan Aplikasi Program Pada WRS Client Perangkat Keras pada Sistem WRS Client adalah :

- Komputer Dekstop- Monitor- Speaker- GSM Modem- Parabola jenis Solid Disc atau Jaring beserta LNB- UPS

AplikasiProgram pada Sistem WRS Client adalah :- Aplikasi WRS Client (menampilkan informasi)- Web Server (memproses data yang diterima)-Aplikasi SMS Gateway (mengirim dan menerima

sms)- Aplikasi DVD-world (menerima data dari satelit)- Browser (menampilkan pop up informasi)- Multicast receiver (mengatur parameter koneksi

satelit)

4. Lokasi WRSDVB

5. Pengintegrasian WRSDVB Client yang ada di Sumatera Barat dengan WRS DVB Client BMKG Padang Panjang sebagai upaya peningkatan pelayanan informasi bagi masyarakat Sumatera Barat

Desain WRS DVB Client pada dasarnya didesain untuk menerima dan memproses informasi yang didapat dari WRS DVB Server yang berada pada BMKG Pusat Jakarta, oleh sebab itu pemanfaatan WRS DVBClient yang ada diSumatera Barat tidaklah

ISSN 2407-5817

- 20 -

Tabel Jenis Peringatan Dini

Gambar Tampilan Aplikasidan Pengiriman Data WRSDVB

Peta lokasi WRS DVB di Indonesia

ALAMATLOKASI WRS DVB AREASUMATRA BARATTabel alamat lokasi WRSDVBarea Sumatera Barat

Edisi 04 / Agustus 2015

Page 21: Majalah bmkg 5 rev

new conceptISSN 2407-5817

- 21 -

maksimaldikarenakan WRS DVB tersebut tidak dapat memproses informasi yang berasal dari BMKG Padang Panjang, dimana BMKG Padang Panjang merupakan Pusat Gempa bumi Regional 6, sekaligus Koordinator BMKG Wilayah 6. Sebagaimana biasanya ketika terjadi gempa bumi dengan kekuatan dibawah 5 SR, BMKG Padang Panjang akan mengirimkan informasimelalui SMS WRS DVB yang berada di Padang Panjang, akan tetapi informasiyang tersebar hanya akan diterima oleh penerima informasi yang terdaftar di WRS DVB Padang Panjang saja, sedangkan WRS DVB yang lainnya tidak dapat mengirimkan informasi tersebut, sedangkan lokasi gempa bumi tersebut bisa saja berada di wilayah WRS DVByang lainnya.

Pada Awal tahun 2015 BMKG Padang Panjang melakukan inovasi untuk mengintegrasikan WRS DVB yang tersebar di Sumatera Barat dengan WRS DVB yang berada diBMKG Padang Panjang, adapun komunikasi yang dibangun adalah memanfaatkan fitur SMS Gateway yang sudah terinstalasi pada tiap-tiap WRS DVB tersebut. Agar WRS DVB dapat merespon setiap informasi yang dikirimkan dariBMKG Padang Panjang, maka setiap WRS DVB harus terlebihdahulu di-setting dan ditambahkan script program agar informasi yang dikirim dan diterima dapat dikenali, diproses dan diteruskan ke penerima informasi yang ada pada list penerima informasidi WRSDVBtersebut.

Dengan terintegrasinya WRS DVB tersebut maka setiap penerima informasi yang terdaftar di WRS DVB dimana saja akan memperoleh informasi yang dikeluarkan oleh BMKG Padang Panjang. Sampai dengan tanggal 26 Februari 2015 lokasi WRS DVB yang sudah terintegrasi adalah :

1. Pusdalops BPBDProv. Sumbar2. BPBDKota Padang3. BPBDKab. Pariaman4. BPBDKota Padang Pariaman5. BPBDKota Painan6. Stasiun MeteorologiMaritim BMKGTeluk Bayur

Segera menyusul integrasi WRS DVB di BPBD Kabupaten Agam, Sipora, Sikakap, Siberut Utara dan Siberut Selatan.

Pemanfaatan informasi berbasis SMS ini tidak hanya untuk keperluan pengiriman info gempa bumi dibawah 5 SR saja akan tetapisampai saat ini (26/ 2/ 2015) digunakan juga untuk info peringatan dini cuaca, kedepannya sistem yang sudah terintegrasi ini dapat dimanfaatkan untuk pengiriman informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika di wilayah Sumatera Barat.

Adapun peningkatan pelayanan informasi dari

BMKG Padang Panjang yang sebelumnya hanya menerima informasi gempabumi dengan magnitudo diatas 5 SR dariBMKG Pusat saat iniditingkatkan manfaatnya antara lain :

1. Info Parameter gempa bumi dengan magnitudo dibawah 5 SR di wilayah Sumatera Barat

2. Info daerah terdampak gempa bumi beserta kekuatannya

3. Info Peringatan DiniCuaca (dari Stasiun MeteorologiMinangkabau)

Dengan peningkatan pelayanan informasi ini para pemangku kepentingan dan masyarakat di Sumatera Barat yang nomor Hpnya terdaftar di WRS DVB dimana DVB tersebut terpasang akan mendapatkan informasi dariBMKG Pusat/ BMKG Padang Panjang dan diharapkan untuk segera mengambil tindakan berupa kewaspadaan dan kesiapsiagaan maupun evakuasi bilamana masyarakat menerima warning dariBMKG.

Gambar Diagram alir diseminasi informasi WRSDVB Terintegrasi

Gambar Diagram alir diseminasi informasi Peringatan Dini Cuaca melalui WRS DVB Terintegrasi

Daftar Pustaka :http://inatews.bmkg.go.id. Moda Diseminasi WRS(Warning Reciever System)http://www.gitews.org. Warning Receiver System dalam Penyebaran Peringatan Dini Tsunami di Tingkat Daerah di Indonesia

Edisi 04 / Agustus 2015

Page 22: Majalah bmkg 5 rev

kiprah UPT

Akhir-akhir ini masyarakat di Sumatera Barat (khususnya masyarakat di pesisir pantai) diingatkan kembali akan adanya gempabumi besar disertai tsunami yang bersumber disekitar kepulauan Siberut. Ingatan ini dipicu oleh beberapa kejadian gempabumi sebelumnya yang terjadi di pantai Selatan Jawa yaitu, selatan kota Cilacap tanggal 25 Juli dan selatan kota Malang 26 Juli, termasuk kejadian gempabumi di Papua 28 Juli 2015, dan dibeberapa media cetak maupun elektronik termasuk media online menulis dengan headline akan adanya gempabumi dengan magnitude 9.0 SR di wilayah Sumatera.

Sebetulnya sampai saat ini gempabumi belum bisa diprediksi kapan terjadinya, termasuk dimana dan berapa kekuatannya, bahkan negara yang memiliki peralatan pengamatan gempabumi yang sudah canggih seperti Amerika dan Jepang sekalipun belum mampu memprediksi kapan gempabumi itu terjadi. Penelitian yang ada hanya mampu memperkirakan potensi gempabumi yang akan terjadi. Namun demikian ada beberapa metode pendekatan untuk memprediksi kapan gempabumi akan terjadi yaitu salah satunya menggunakan sejarah kegempaan dan juga adanya seismik gap. Seismik gap adalah suatu kekosongan atau tidak adanya aktivitas kegempaan dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Data menunjukan seismisitas kegempaan dengan

magnitude ≥ 6 SR dari periode tahun 1973-2014 (BMKG) menunjukan adanya sedikit aktivitas kegempaan didaerah sekitar kepulauan Siberut.

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

Sedangkan data seismisitas kegempaan pada tahun 1900-2014, seperti hal nya beberapa kawasan di sepanjang jalur subduksi zona megathrust Mentawai termasuk zona seismic gap. Menurut penelitian para ahli seismic, pada zona Megathrust Mentawai masih menyimpan potensi gempabumi dengan magnitude 8.9 SR. Kawasan ini pernah mengalami gempabumi besar pada tahun 1797 dengan magnitude 8.7 – 8.9 SR dan pada tahun 1883 di wilayah Sipora dengan magnitude 8.9 - 9.1 SR dengan periode ulang 200-300 tahun.

ISSN 2407-5817

- 22 - Edisi 04 / Agustus 2015

Oleh : Rahmat Triyono, ST, MScKepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang

Email : [email protected] (Hasil Penelitian Tentang Megathrust Siberut Digunakan sebagai

Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan)

Gambar 1. Peta seismisitas pulau Sumatera data Tahun 1973-2014 dengan magnitude > 6 SR (BMKG)

Page 23: Majalah bmkg 5 rev

kiprah UPTISSN 2407-5817

- 23 -

Gambar 3. Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang sedang melakukan sosialiasi secara live di RRI Padang.

Edisi 04 / Agustus 2015

Peristiwa-peristiwa gempabumi di sepanjang jalur subduksi (Megathrust) di dalam zona seismik gap ditengarai merupakan suatu proses pecahnya kuncian-kuncian yang selama ini menghambat pergerakan tektonik pada zona s e i s m i k t e r s e b u t , s e h i n g g a d e n g a n berkurangnya faktor-faktor pengunci akan memperbesar kemungkinan zona Megathrust melepaskan seluruh energi yang tersimpan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana dimana gempabumi yang terjadi beberapa waktu belakangan mungkin akan mempercepat terjadinya gempabumi besar di kawasan tersebut dan dapat memicu terjadinya tsunami.

Beberapa pakar kegempaan telah menyimpulkan bahwa ada ancaman gempabumi besar disekitar kepulauan Siberut yang lebih dikenal dengan sebutan Siberut Megathrust. Termasuk penelitian terakhir yang dilakukan oleh peneliti dari Amerika serikat dan Singapura yang tergabung dalam penelitian MEntawai GAp Tsunami Earthquake Risk Assesment (Mega-Tera) dengan menggunakan kapal R/V Falkor milik Amerika telah menyelesaikan misi risetnya di perairan Mentawai dan Siberut sekitar bulan Juni yang lalu dan menyimpulkan adanya potensi

ancaman gempabumi besar disekitar kepulauan

Mentawai dan Siberut dalam kurun waktu 20tahun kedepan.

Tentunya beberapa hasil penelitian para pakar kegempaan hendaknya digunakan secara bijaksana oleh kita untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gempa tersebut. Potensi ancaman gempabumi dan tsunami tidak hanya ada di kepulauan Mentawai dan Siberut saja tetapi juga didaerah lain diwilayah Indonesia, khususnya daerah subduksi pertemuan lempeng Indo-Australia, Eurasia juga lempeng Pasific adalah daerah-daerah yang berpotensi terjadinya gempabumi/tsunami. Kita hendaknya bersyukur dengan adanya penelitian yang telah dilakukan oleh para pakar, khususnya didaerah kepulauan Mentawai dan Siberut, karena dengan adanya penelitian tersebut kita menjadi tahu bahwa ada potensi ancaman bencana di wilayah kita dan harusnya hal ini membuat kita lebih waspada dan siap siaga untuk menghadapi kemungkinan terjadinya gempabumi dan tsunami.

Gelombang seismik dan gelombang tsunami memil iki beberapa perbedaan karakteristik, salah satunya adalah kecepatan rambat gelombangnya. Cepat rambat gelombang seismik adalah 25.200 Km/Jam, sedangkan cepat rambat gelombang tsunami 720 Km/Jam. Dengan adanya perbedaan cepat rambat gelombang seismik dan gelombang tsunami ini dapat dimanfaatkan untuk peringatan dini tsunami . BMKG sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai tugas untuk memonitoring, memproses dan mendesiminasi informasi gempabumi dan tsunami, dapat memanfaatkan selisih waktu tersebut untuk memberikan warning tsunami, dalam hal ini termasuk didaerah pantai Barat Sumatera. Berdasarkan dari pemodelan penjalaran gelombang tsunami dengan sumber gempabumi disekitar kepulauan Siberut dengan magnitude seperti pada hasil penelitian yaitu 8.9 SR dengan menggunakan software TOAST dan WinITDB maka diperoleh perkiraan estimasi waktu tiba gelombang tsunami dibeberapa kota di Sumatra Barat seperti pada table 1.

Gambar 2. Area prediksi sumber gempa menurut penelitian para ahli kegempaan

Page 24: Majalah bmkg 5 rev

kiprah UPTISSN 2407-5817

- 24 - Edisi 04 / Agustus 2015

Tabel 1. Perbandingan estimasi waktu tiba

tsunami dengan menggunakan software TOAST

dan WinITDB

Tentunya estimasi waktu tiba gelombang

tsunami ini tingkat keakuratannya masih dapat

diperdebatkan apalagi sumber gempa yang

digunakan untuk pemodelan tersebut adalah

perkiraan dimana area itu diprediksi bakal terjadi

gempa dengan kekuatan 8.9 SR, namun demikian

paling tidak hal ini dapat digunakan sebagai

pendekatan bahan pertimbangan oleh Pemerintah

Daerah, para pemangku kepentingan dan

masyarakat untuk memanfaatkan golden time

dalam melakukan evakuasi . Berdasarkan pemodelan penja laran

gelombang tsunami tsb dimana beberapa kota di Sumatera Barat dapat dilanda gelombang tsunami dalam kurun waktu kurang dari 30 menit, maka marilah kita memanfaatkan sisa golden time untuk

melakukan evakuasi dan mencari tempat-tempat yang lebih tinggi, mengingat informasi/warning yang disampaikan oleh BMKG yaitu 5 menit setelah terjadinya gempabumi maka bila kita mengandalkan atau menunggu warning dari BMKG sebetulnya kita telah menyianyiakan waktu 5 menit untuk melakukan evakuasi, apalagi untuk wilayah di kepulauan Mentawai dan Siberut kemungkinan saat warning diterima saat itu juga tsunami telah melanda daerah tersebut. Sekalipun saat ini Indonesia telah memiliki sistim peringatan dini tsunami yang disebut Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) namun sebaik baiknya peringatan dini itu terletak pada kesadaran diri individu masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri tanpa harus m e n u n g g u i n f o r m a s i / w a r n i n g d a r i Pemerintah/BMKG, begitu merasakan adanya goncangan gempa yang kuat hendaknya masyarakat yg tinggal di daerah pantai langsung melakukan evakuasi menjauh dari pantai mencari tempat-tempar yang lebih tinggi.

Dengan adanya hasil penelitian para pakar kegempaan bahwa adanya potensi ancaman gempa besar di megathrust Siberut, marilah kita gunakan secara bijaksana sebagai upaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di wilayah pesisir pantai, diharapkan tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Pengalaman gempabumi dan tsunami Aceh 2004, kesiapsiagaan masyarakat Pulau Simeuleu yang lekat dengan kearifan lokalnya “Smong” berhasil diselamatkan dari bencana gelombang tsunami 26 Desember 2004, sementara itu terjadi ratusan ribu korban di daratan Sumatera dan negara-negara di sekitar Samudera Hindia, dengan demikian budaya siaga bencana haruslah selalu tertanam dalam diri kita.

Gambar 3. Tsunami Travel Time yang diperoleh dengan menggunakan software WinITDB dengan interval waktu 5 menit

Page 25: Majalah bmkg 5 rev

GO! GeopotencialISSN 2407-5817

Pendahuluan

Dalam kalender Hijriah, pergantian bulan terjadi saat sabit Bulan-baru atau hilal terlihat dari

permukaan Bumi setelah terjadinya ijtimak atau konjungsi. Salah satu manfaat penting teramatinya

Hilal ini bagi kegiatan ke-Islam-an adalah dalam penentuan awal Tahun Baru Hijriah, awal dan akhir

shaum Ramadhan, dan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Karena itulah, memprediksi posisi Hilal dari

waktu ke waktu dan mengamatinya sangatlah penting.

Meskipun berdasarkan perhitungan astronomi modern, posisi pengamat, Bulan, dan Matahari

serta jarak sudut antara keduanya, juga masing-masing waktu terbenam Bulan dan Matahari dapat

dihitung dengan cermat, Hilal sendiri sangatlah sulit diamati. Hal ini karena hilal sangat tipis, sangat

redup dibandingkan dengan cahaya Matahari dan susah dibedakan dengan langit latar belakangnya.

Selain itu, faktor atmosfer/cuaca, khususnya di horizon sebelah Barat, juga ikut menentukan kualitas

tampakan hilal. Karena itu hilal biasanya baru dapat diamati setelah Matahari terbenam. Namun, waktu

terbenam hilal yang hanya beberapa menit setelah Matahari terbenam ikut menjadi pembatas

keberhasilan pengamatan Hilal ini. Di lain pihak, kondisi pengamat juga ikut menentukan teramati

tidaknya Hilal, yaitu pengamat yang belum berpengalaman biasanya akan sulit menentukan posisi

Hilal dan bentuknya di langit Barat.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang salah

satu tupoksinya dalam penentuan tanda waktu berkepentingan dengan pengamatan Hilal ini. Karena

itu, BMKG turut serta melakukan rukyat Hilal secara mandiri sejak 2008 hingga saat ini. Pada tahun

2015, tepatnya dalam penentuan awal Ramadhan dan Syawal 1436 H, BMKG mengembangkan sistem

rukyat hilal, yaitu sistem rukyat hilal online.

Konsep Rukyat Hilal Online

Konsep rukyat hilal online adalah memadukan suatu detektor astronomi pada teleskop yang

digunakan untuk mengamati Hilal dengan teknologi informatika. Data yang terekam pada detektor

diteruskan ke komputer untuk dianalisis lebih lanjut dan /atau dikirim ke server di BMKG dengan

sistem live videostreaming. Oleh server, data dari setiap titik pengamatan tersebut disebarluaskan untuk

diakses oleh pihak berwenang dan masyarakat luas secara online di internet pada alamat

http://media.bmkg.go.id/hilal. Dengan demikian, para pengambil keputusan dan masyarakat luas

dapat mengikuti rukyat hilal tersebut secara langsung, meskipun tidak datang ke lokasi rukyat. Konsep

ini diilustrasikan pada Gambar 1 berikut.

Rukyat Hilal Online BMKG

- 25 -Edisi 04 / Agustus 2015

Oleh: Rukman Nugraha, M.SiPeneliti Muda di Subbid Gravitasi dan Tanda Waktu

(Email: [email protected])

Page 26: Majalah bmkg 5 rev

GO! GeopotencialISSN 2407-5817

- 26 - Edisi 04 / Agustus 2015

Dibandingkan dengan rukyat biasa, rukyat hilal online ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu

teramati tidaknya Hilal saat dirukyat dapat diinformasikan secara langsung kepada pengguna,

khususnya sebagai salah satu bahan pertimbangan yang diperlukan bagi pengambilan keputusan pada

Sidang Isbat yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama. Adapun bagi masyarakat umum, sistem ini

dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat ikut menyaksikan Hilal dan

memahami fenomena alam yang terkait dengannya, misalnya cuaca. Sementara bagi BMKG sendiri,

sistem ini selain digunakan untuk membandingkan hasil rukyat dengan hisab oleh BMKG sendiri, data

yang tersimpan dapat dianalisis untuk merumuskan kriteria dan pemahaman yang lebih mendalam

tentang tampakan (visibilitas) hilal. Selain itu, mengingat penyimpanan data Hilal dilakukan minimal di

dua titik, yaitu koputer pengamat dan server, hal ini menjadikan pem-back up-an data secara langsung.

Dalam prosesnya, pengembangan sistem ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu

pengembangan sistem rukyat dan pengembangan sistem di web BMKG. Pengembangan sistem rukyat

ditangani oleh Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, yaitu fokus pada proses

hisab dan rukyat serta menjadikan teleskop dapat digunakan untuk rukyat Hilal online juga koordinasi

dengan perukyat di Stasiun Geofisika dan Balai Besar. Adapun pengembangan sistem di web BMKG

dilakukan oleh Pusat Jaringan Komunikasi, yaitu penyediaan server dan tampilan di

http://media.bmkg.go.id/hilal. Dengan pengembangan yang dilakukan, hasil rukyat dapat diakses

baik dengan menggunakan perangkat statis (komputer) maupun perangkat mobile (telepon seluler atau

tablet). Hal ini ditampilkan pada Gambar 2 berikut.

Live videostreaming

Pengguna mengakses http://media.bmkg.go.id/hilal

Obyek Hilal

Server di BMKG menyimpan dan menyebarluaskan data rukyat hilal online

Page 27: Majalah bmkg 5 rev

Tabel 1. Rangkuman Rukyat Hilal Online

NO LOKASI &

TIM RUKYAT

REKAP DATA HILAL DAN HASIL RUKYAT

AWAL RAMADHAN 1436 H (17 JUNI 2015)

AWAL SYAWAL 1436 H (16 JULI 2015)

TINGGI HILAL

HASIL RUKYAT TINGGI HILAL

HASIL RUKYAT

1 Lhoong, Aceh (Stageof Mata Ie)

9o 0,97’ Tidak Teramati 2o 9,80’ Tidak

Teramati*

2 Medan, Sumut (BBMKG Wil. 1 Medan)

9o 6,21’ Tidak Teramati 2o 15,05’ Tidak Teramati

3 Padang, Sumbar (Stageof Padang Panjang)

9o 24,69’ Teramati 2o 34,62’ Tidak Teramati

4 Pantai Anyer, Banten (Bid. Geopot & TW BMKG Pusat)

9o 32,51’ Tidak Teramati 2o 48,06’ Tidak Teramati

5 Tangerang, Banten (Stageof Tangerang)

9o 31,54’ Tidak Teramati 2o 47,51’ Tidak Teramati

6 Cikelet, Jabar (Stageof Bandung)

9o 32,33’ Tidak Teramati 2o 49,45’ Tidak Teramati

7 Bukit Bela-belu, Yogyakarta (Stageof Yogyakarta)

9o 29,19’ Tidak Teramati 2o 48,07’ Tidak Teramati

8 Pantai Nliyep, Jatim (Stageof Karangkates)

9o 26,75’ Tidak Teramati 2o 46,83’ Tidak Teramati

9 Denpasar, Bali (BBMKG Wil 3 Denpasar)

9o 22,18’ Teramati 2o 43,21’ Tidak Teramati

10 Kupang, NTT (Stageof Kupang)

9o 9,03’ Teramati 2o 33,91’ Tidak Teramati

11 Makassar, Sulsel (Stageof Gowa)

9o 2,52’ Teramati 2o 19,42’ Tidak Teramati

12 Palu, Sulteng (Stageof Palu)

8o 45,54’ Tidak

Teramati* 1o 59,64’

Tidak Teramati*

13 Manado, Sulut (Stageof Manado)

8o 23,98’ Teramati 1o 39,00’ Tidak Teramati

14 Ternate, Malut (Stageof Ternate)

8o 22,52’ Teramati 1o 38,13’ Tidak Teramati

15 Ambon, Maluku (Stageof Ambon)

8o 40,50’ Tidak

Teramati* 1o 57,92’ Tidak Teramati

16 Biak, Papua (Stageof Jayapura)

8o 14,17’ Tidak

Teramati* 1o 32,24’

Tidak Teramati*

Catatan: * dari lokasi rukyat tidak dapat dilakukan live videostreaming ke server di BMKG Pusat. Hal

ini terjadi karena di lokasi rukyat tidak terdapat sinyal internet.

GO! GeopotencialISSN 2407-5817

Penentuan Awal Ramadhan dan Syawal 1436 H

Sistem rukyat Hilal online ini pertama kali dioperasikan pada penentuan awal Ramadhan 1436 H.

Mengingat konjungsi geosentrik atau ijtima’ awal Ramadhan 1436 H ini terjadi pada 16 Juni 2015 pukul

21: 05 WIB, pada saat Matahari terbenam sore harinya Hilal belum terbentuk. Ini artinya rukyat Hilal

pada tanggal 16 Juni 2015 tidak perlu dilakukan. Namun demikian, untuk mengecek kesiapan rukyat

hilal online, pada tanggal 16 Juni 2015 tersebut dilakukan uji coba streaming. Baru pada tanggal 17 Juni

2015 rukyat Hilal online dilaksanakan. Hasilnya adalah Hilal dapat teramati dari 6 lokasi (foto terlampir)

dari sejumlah lokasi yang melakukan rukyat Hilal online. Keberhasilan ini dilanjutkan pada rukyat Hilal

penentu awal Syawal 1436 H, yang dilaksanakan pada 16 Juli 2015. Pada rukyat Hilal tersebut, Hilal

tidak teramati karena secara astronomis ketinggian Hilal belum memenuhi syarat, yaitu minimal 4o,

agar Hilal mungkin teramati. Hasil rukyat Hilal kedua bulan tersebut dirangkum pada Tabel 1 berikut.

- 27 -Edisi 04 / Agustus 2015

Gambar 2. Tampilan http://media.bmkg.go.id/hilal di komputer (kiri) dan telepon seluler (kanan)

Page 28: Majalah bmkg 5 rev

Tabel 1. Rangkuman Rukyat Hilal Online

NO LOKASI &

TIM RUKYAT

REKAP DATA HILAL DAN HASIL RUKYAT

AWAL RAMADHAN 1436 H (17 JUNI 2015)

AWAL SYAWAL 1436 H (16 JULI 2015)

TINGGI HILAL

HASIL RUKYAT TINGGI HILAL

HASIL RUKYAT

1 Lhoong, Aceh (Stageof Mata Ie)

9o 0,97’ Tidak Teramati 2o 9,80’ Tidak

Teramati*

2 Medan, Sumut (BBMKG Wil. 1 Medan)

9o 6,21’ Tidak Teramati 2o 15,05’ Tidak Teramati

3 Padang, Sumbar (Stageof Padang Panjang)

9o 24,69’ Teramati 2o 34,62’ Tidak Teramati

4 Pantai Anyer, Banten (Bid. Geopot & TW BMKG Pusat)

9o 32,51’ Tidak Teramati 2o 48,06’ Tidak Teramati

5 Tangerang, Banten (Stageof Tangerang)

9o 31,54’ Tidak Teramati 2o 47,51’ Tidak Teramati

6 Cikelet, Jabar (Stageof Bandung)

9o 32,33’ Tidak Teramati 2o 49,45’ Tidak Teramati

7 Bukit Bela-belu, Yogyakarta (Stageof Yogyakarta)

9o 29,19’ Tidak Teramati 2o 48,07’ Tidak Teramati

8 Pantai Nliyep, Jatim (Stageof Karangkates)

9o 26,75’ Tidak Teramati 2o 46,83’ Tidak Teramati

9 Denpasar, Bali (BBMKG Wil 3 Denpasar)

9o 22,18’ Teramati 2o 43,21’ Tidak Teramati

10 Kupang, NTT (Stageof Kupang)

9o 9,03’ Teramati 2o 33,91’ Tidak Teramati

11 Makassar, Sulsel (Stageof Gowa)

9o 2,52’ Teramati 2o 19,42’ Tidak Teramati

12 Palu, Sulteng (Stageof Palu)

8o 45,54’ Tidak

Teramati* 1o 59,64’

Tidak Teramati*

13 Manado, Sulut (Stageof Manado)

8o 23,98’ Teramati 1o 39,00’ Tidak Teramati

14 Ternate, Malut (Stageof Ternate)

8o 22,52’ Teramati 1o 38,13’ Tidak Teramati

15 Ambon, Maluku (Stageof Ambon)

8o 40,50’ Tidak

Teramati* 1o 57,92’ Tidak Teramati

16 Biak, Papua (Stageof Jayapura)

8o 14,17’ Tidak

Teramati* 1o 32,24’

Tidak Teramati*

Catatan: * dari lokasi rukyat tidak dapat dilakukan live videostreaming ke server di BMKG Pusat. Hal

ini terjadi karena di lokasi rukyat tidak terdapat sinyal internet.

GO! GeopotencialISSN 2407-5817

- 28 - Edisi 04 / Agustus 2015

Tantangan dan Peluang Pengembangan pada Masa Depan

Di balik keberhasilan pengembangan sitem rukyat hilal online tersebut di atas, terdapat

beberapa catatan yang diperlukan untuk pengembangan ke depan. Catatan pertama adalah mengenai

ketidakmerataan jaringan internet di Indonesia yang menjadikan rukyat hilal online tidak dapat

dilakukan di beberapa lokasi. Namun demikian, perukyat tetap melakukan tugasnya dan melaporkan

hasilnya setelah rukyat selesai. Ketiadaan jaringan internet di lokasi rukyat ini pada masa depan

kiranya perlu diatasi dengan menggunakan sistem yang menjadikan rukyat hilal online tidak

bergantung pada jaringan internet operator telekomunikasi.

Adapun pada sistem tampilan muka di web BMKG diperlukan pengembangan baik pada

sistem hisab maupun tampilan hasil rukyatnya. Misalnya adalah dengan menyandingkan hasil hisab

dengan rukyat pada suatu lokasi. Hal ini diperlukan agar informasi yang disampaikan kepada

pengguna lebih informatif. Pada tampilan hasil rukyatnya perlu juga dikembangkan sistem

pemrosesan citra video secara real time. Hal ini agar kualitas citra Hilal yang teramati bagus (dapat

diketahui dari signal to noise ratio-nya) dan dapat dianalisis lebih lanjut. Selain itu, sistem tersebut

diperlukan terutama untuk mengamati Hilal pada ketinggian di bawah 6o agar pada masa depan

BMKG dapat mengamati Hilal berketinggian rendah.

Page 29: Majalah bmkg 5 rev

GO! GeopotencialISSN 2407-5817

Sementara itu, perlu juga diantisipasi ketika proses rukyat hilal online berlangsung terjadi

peristiwa mendadak, seperti gempa bumi, sehingga pengunjung situs BMKG naik secara mendadak.

Jika hal ini tidak diantisipasi, hasil rukyat Hilal online bisa tidak tersampaikan secara langsung kepada

pengguna. Karena itu, diperlukan sistem server yang terpisah, namun tetap bertautan dengan sistem

web utama BMKG agar hasil rukyat hilal online ini tetap tersampaikan.

Dengan memerhatikan besarnya manfaat rukyat hilal online tersebut serta keberhasilan rukyat

Hilal online pada penentuan awal Ramadhan dan Syawal 1436 H, mulai saat ini kiranya rukyat Hilal

online perlu dilaksanakan setiap menjelang pergantian awal bulan Hijriah dan bukan hanya pada

penentuan awal Ramadhan, Syawal atau Dzulhijjah saja. Dengan demikian informasi tanda waktu yang

disampaikan oleh BMKG kepada pengguna menjadi lebih intens.

Gambar 3. Citra Hilal Awal Ramadhan 1436 H yang teramati pada 17 Juni 2015 di Ternate

- 27 -Edisi 04 / Agustus 2015

Gambar 4. Citra Hilal Awal Ramadhan 1436 H yang teramati pada 17 Juni 2015 di Makassar

Page 30: Majalah bmkg 5 rev

GO! GeopotencialISSN 2407-5817

Gambar 5. Citra Hilal Awal Ramadhan 1436 H yang teramati pada 17 Juni 2015 di Kupang

Gambar 6. Citra Hilal Awal Ramadhan 1436 H yang teramati pada 17 Juni 2015 di Denpasar

Page 31: Majalah bmkg 5 rev

GO! GeopotencialISSN 2407-5817

Gambar 7. Citra Hilal Awal Ramadhan 1436 H yang teramati pada 17 Juni 2015 di Padang

Page 32: Majalah bmkg 5 rev

opini

Gempabumi, Peringatan Hari MKGdan Peringatan Kemerdekaan Indonesia

Se t iap tangga l 17 Agus tus , k i ta memperingati kemerdekaan bangsa Indonesia. Memperingati betapa besar jasa para pahlawan, siapapun orangnya yang pada kala itu sangat membanggakan, karena dapat membebaskan nusantara yang indah ini dari tirani penjajah. Momen kemerdekaan setiap tahunnya memberikan rasa semangat dan persaudaraan yang tinggi antar anak bangsa. Seluruh penjuru negeri begitu antusias mengibarkan bendera dan pernak pernik yang didominasi warna merah dan putih sesuai dengan warna bendera negara Indonesia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai salah satu lembaga pemerintah pelayan masyarakat dalam bidang informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika juga memiliki hari jadi yang diperingati setiap tahunnya. Dimulai sejak tahun 2014, setiap tanggal 21 Juli, kita sebagai warga BMKG juga merayakan hari jadi. Dan pada tahun 2015 ini BMKG telah berusia 68 tahun. Sebelum memperingati hari BMKG, B M K G s e b e n a r n y a j u g a r u t i n menyelenggarakan peringatan hari Meteorologi Dunia di setiap tanggal 23 Maret. Biasanya untuk memeriahkannya, BMKG mengadakan banyak kegiatan positif yang bersifat hiburan hingga kegiatan yang menunjang pengetahuan akan keilmuan di bidang MKG.

Pada dasarnya sebuah peringatan mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mengenang peristiwa yang terjadi di kala itu.

ISSN 2407-5817

Dan umumnya waktu atau tanggal untuk memperingatinya tidak pernah berubah. Misalnya: Hari kemerdekaan Indonesia sejak dulu diperingati tiap tanggal 17 Agustus, hari pahlawan juga diperingati tiap tanggal 10 November.

N a m u n a k a n b e r b e d a j i k a k i t a memperingati suatu kejadian bencana alam seperti gempabumi dan gelombang tsunami. Contohnya, ketika akhir tahun 2014 yang lalu, telah diadakan acara akbar tentang peringatan 10 tahun gempabumi dan tsunami Aceh 26 Desember 2004. Banyak perwakilan negara asing yang hadir dalam acara peringatan itu, dikarenakan gempabumi yang disertai sapuan dahsyat tsunami tersebut cukup mengejutkan dunia dan merupakan bencana internasional, sebab dirasakan akibatnya oleh beberapa negara selain Indonesia.

Sebelum dan sesudah terjadi tsunami Aceh, Indonesia beberapa kali mengalami bencana alam gempabumi yang disertai tsunami dan juga menimbulkan korban jiwa serta materi. Meskipun korban yang ditimbulkan tidak sebanyak gempabumi dan tsunami Aceh, namun bencana alam tersebut tidak dapat kita lupakan begitu saja. Sejenak mari kita menggali memori kita tentang bencana tsunami di Banyuwangi pada tanggal 03 Juni 1994, bencana tsunami di Biak pada tanggal 17 Februari 1996, bencana gempabumi di Nias pada tanggal 28 Maret 2005, bencana tsunami di Pangandaran

- 29 -

Oleh: Arief Akhir Wijaya

Edisi 04 / Agustus 2015

Page 33: Majalah bmkg 5 rev

opini

- 30 -

ISSN 2407-5817

pada tanggal 17 Juli 2006. Lalu apa yang dapat kita simpulkan dari contoh waktu dan tanggal beberapa bencana gempabumi dan tsunami di wilayah kita Indonesia tersebut?

Jawabannnya, tidak ada tanggal yang pasti untuk memperingati peristiwa bencana gempabumi dan tsunami atau bencana alam besar lainnya. Sebab bukan tidak mungkin besok, lusa atau tahun depan akan terjadi peristiwa bencana dahsyat gempabumi dan tsunami yang melanda Indonesia. Dan jika itu terjadi, maka peristiwa tersebut juga nantinya akan diperingati sebagai salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah, atau karena dianggap sebagai bencana besar yang pernah terjadi, sehingga bencana gempabumi dan tsunami di Banyuwangi, Biak, Aceh, Nias, Pangandaran atau bencana alam besar lainnya menjadi sebuah sejarah dan menjadi kenangan, sebab telah lahir bencana gempabumi dan tsunami yang lebih dahsyat dan menimbulkan lebih banyak korban jiwa.

Sejatinya, peristiwa bencana yang telah lalu adalah sebuah pelajaran yang dapat di ingat, diteliti dan ditelaah, untuk mengetahui faktor apa saja yang kurang diantisipasi sehingga bencana gempabumi dan tsunami tersebut menimbulkan banyak korban jiwa dan materi.

Bukan masalah gempabumi yang besar atau sapuan tsunami yang dahsyat, namun seberapa besar usaha kita untuk meminimalisir korban yang diakibatkan oleh bencana tersebut. Edukasi dan pelatihan tentang mitigasi bencana sudah mulai dilaksanakan dan terus dikembangkan hingga saat ini oleh BMKG dan lembaga pemer intah la innya . Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya upaya-upaya mitigasi itu, baru akan terlihat ketika bencana besar benar-benar terjadi. Jika masih menimbulkan banyak korban jiwa, maka upaya pembelajaran terhadap masyarakat dan kesiapan pemerintah masih kurang dan perlu ditingkatkan. Namun jika bencana besar terjadi dan korban yang ditimbulkan sedikit atau minimal, maka upaya mitigasi dan edukasi

terhadap masyarakat dapat dikatakan berhasil. Tentu saja dalam hal ini pemerintah melalui lembaga-lembaga terkait seperti BMKG juga turut andil dalam keberhasilan menekan korban jiwa.

Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Alam, pengertian mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Tahapannya yaitu mitigasi, kesiapsiagaan, respons dan pemulihan. Bencana alam seperti gempabumi dan tsunami pasti tetap akan terjadi, berkekuatan besar maupun kecil. Tapi bukan hal yang mustahil jika upaya mitigasi berhasil, maka tidak akan ada peringatan hari jadi gempabumi atau tsunami yang menimbulkan banyak korban jiwa. Sehingga, pada akhirnya peristiwa alam seperti gempabumi dan tsunami hanya sebagai pusat penelitian dan pengembangan dan bukan untuk diperingati. Keberhasilan dalam upaya mitigasi juga sebagai salah satu yang dapat dibanggakan ketika memperingati hari jadi BMKG setiap tahunnya. Dan terakhir, tentu saja peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia tetap menjadi inspirasi dalam meningkatkan pelayanan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika secara cepat, tepat, akurat, luas dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Edisi 04 / Agustus 2015

Page 34: Majalah bmkg 5 rev

info kita

- 31 -

ISSN 2407-5817

Edisi 04 / Agustus 2015

Berdasarkan daftar lampiran keputusan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Nomor : SK

.06/KP.021/KB/BMKG – 2015 TANGGAL : 24 JUNI 2015, sebanyak 30 pegawai di lingkungan BMKG

dilantik untuk menduduki jabatan baru. Dan 9 orang diantaranya adalah di lingkungan Kedeputian Bidang

Geofisika. Dari 9 orang tersebut, terdapat 5 wajah baru untuk jajaran Ka UPT Stasiun Geofisika, dan 1 wajah

baru untuk jajaran pejabat di pusat.

Pelantikan kali ini adalah lain dari biasanya, semua pejabat yang dilantik telah melewati asesmen kompetensi

atau penilaian kompetensi, yang berarti suatu proses membandingkan antara kompetensi jabatan yang

dipersyaratkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh pemegang jabatan atau calon pemegang jabatan.

Masih menurut Undang Undang Nomer 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, bahwa promosi PNS

dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang

dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerjasama, kreatifitas dan

pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa membedakan jender, suku,

agama, ras dan golongan.

Nah, siapa saja sih wajah baru yang menjabat di lingkungan Kedeputian Bidang Geofisika. Inilah mereka:

Nama: Bahtiar, S.Si, MTTempat, Tanggal Lahir: Samarinda, 19 Nopember 1965

Nama: Agus Riyanto, SP, MMTempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 21 Pebruari 1970

Nama: Teguh Rahayu S.Kom, MMTempat, Tanggal Lahir: Temanggung, 10 Februari 1976

Nama: Ariska Rudyanto, S.Si, Dipl Tsu, M.ScTempat, Tanggal Lahir: Madiun, 31 Maret 1976

Nama: Litman, STTempat, Tanggal Lahir: Bengkulu Selatan, 07 September 1977

Nama: Andri Wijaya Bidang, S.Si, M.SiTempat, Tanggal Lahir: Sorong, 04 Maret 1985

1. 2.

3. 4.

5. 6.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pelantikan Pejabat GeofisikaHasil Assesment

Page 35: Majalah bmkg 5 rev

info kita

- 32 -

ISSN 2407-5817

Edisi 04 / Agustus 2015

Ihktisar Kegiatan Kedeputian Bidang Geofisika

1. Workshop Seismotek dan Magnit Bumi

Pusat Geopotensial dan Seismologi Teknik mengadakan kegiatan Workshop Seismotek dan Magnit Bumi. Acara yang berlangsung pada tanggal 18 – 20 Mei 2015 tersebut, diikuti oleh 54 peserta dari perwakilan UPT Geofisika seluruh Indonesia dan pegawai pusat BMKG. Kegiatan yang diselenggarakan di ruang crisis center BMKG ini, banyak membahas bidang keilmuan serta perkembangannya terutama di bidang Seismologi Teknik dan Magnit Bumi. Beberapa materi yang dipaparkan kepada peserta oleh para pengajar yaitu: Pengolahan dan Analisa Data Strong Ground Motion, Analisa Data Gempabumi, Intensity Meter dan Sistem Peralatan dan Integrasi Magnit Bumi. Diharapkan dari workshop ini dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan para peserta dalam memanfaatkan danb mengolah data di bidang Seismologi Teknik dan Magnit Bumi.

Page 36: Majalah bmkg 5 rev

info kitaISSN 2407-5817

- 33 -Edisi 04 / Agustus 2015

2. Sidang ICG/IOTWS di Oman

BMKG mengikuti sidang ICG/IOTWS yang ke-10 di Oman. Sidang dua tahunan yang membahas seluk beluk tsunami warning dan mitigasinya dikawasan Samudera Hindia tersebut diselenggarakan selama 3 hari, pada tanggal 24 – 26 Maret 2015. Acara ini dihadiri oleh negara-negara dunia khususnya yang berada di wilayah Samudera hindia. Delegasi Indonesia kali ini diwakili oleh Mochammad Riyadi (Kepala Pusat gempabumi dan Tsunami BMKG, selaku Ketua Delegasi Republik Indonesia), Mohamad Taufik Gunawan (BMKG), Yedi Dermadi (BMKG), Zulkarnaen Adnan (BMKG), Dr. Muzli (BMKG), Medi Herlianto (BNPB), Rahmi Yunita (GIZ-BMKG), Muhammad Ayyub (LSM), Irina Rafliana (LIPI), Dr. Harkunti P. Rahayu (ITB), Ardito M. Kodijat (IOTIC) dan Henny Vidiarina (GIZ). Selain membahas kemajuan dan rencana InaTEWS 5 tahun kedepan, dalam event internasional ini juga membahas kesediaan Indonesia melalui BMKG menjadi host IOTIC.

Page 37: Majalah bmkg 5 rev

- 34 -

ISSN 2407-5817

Edisi 04 / Agustus 2015

3. Twenty-Sixth Session Of The ICG For The Pacific Tsunami Warning And Mitigation System

Terkait koordinasi penanggulangan dampak bencana tsunami khususnya di Samudera Pasifik, pada tanggal 20-24 April 2015, diadakan dua acara penting di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. Acara ini diselenggarakan oleh IOC, UNESCO, NOAA bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat. Acara yang pertama yaitu: “Making The Pacific Ready For The Tsunami Threat”, fokus acara ini pada beberapa topik penelitian terkait gempabumi dan tsunami khususnya untuk wilayah Samudera Pasifik. Acara yang kedua adalah: meeting Twenty-Sixth Session Of The ICG For The Pacific Tsunami Warning And Mitigation System. Menurut hasil laporan Drs. Mochammad Riyadi, M.Si, selaku perwakilan delegasi Indonesia, “Posisi Indonesia meskipun dalam Pasific Tsunami Warning and Miduation System ( PTWS ) hanya sebagai member state, namun banyak negara yang sudah mengakui tentang kemajuan Ina TEWS dan beberapa negara bahkan ingin belajar dari Indonesia”. Hal ini tentu saja sangat membanggakan bagi negara Indonesia.

info kita

Page 38: Majalah bmkg 5 rev

ISSN 2407-5817

- 35 -Edisi 04 / Agustus 2015

5. Sosialisasi Pelaksanaan Kompetensi Talent Mapping Metode Assesment Bagi Pegawai di Lingkungan Deputi Bidang Geofisika

Kepala Biro Umum BMKG, Drs. Yusuf Supriadi, MT beserta tim panitia Talent Mapping BMKG. Mengadakan sosialisasi kepada jajaran pejabat stuktural maupun fungsional sebagai pedoman dalam mengikuti rangkaian proses tes Assesment Talent Pool BMKG tahun 2015. Acara sosialisasi tersebut diselenggarakan tanggal 27 Juli 2015 di ruang crisis center BMKG Jakarta, dan dihadiri oleh para pejabat struktural maupun fungsional di lingkungan Deputi Bidang Geofisika.

4. CTBO National Data Center Development Workshop And Training For The ASEAN

Pada tanggal 06 – 10 Juli 2015, bertempat di Hanoi, Vietnam. BMKG yang diwakili oleh Drs. Mochammad Riyadi, M.Si, Yedi Dermadi, S.Si, Setyoajie Prayoedhi, ST, MDM dan Bagus Adi Wibowo. Menghadiri acara CTBO National Data Center Development Workshop And Training For The ASEAN. Rekomendasi yang dihasilkan dari acara ini yaitu: diperlukan pembinaan personil NDC yang berkesinambungan dengan fokus kepada peningkatan kompetensi dasar personil data center dan keahlian yang dapat diakui secara global.

info kita

Page 39: Majalah bmkg 5 rev

karikaturISSN 2407-5817

Oleh : Dedy Prima BalidaBBMKG Wilayah III

"Struktural atau fungsional, kalau mau

naik jabatan lewatnya sini Boy”

“Iya, asalkan cocok dan sesuai

dengan bakat dan kompetensi, kenapa tidak "