2
MAHASISWA UHO TERANCAM BODOH !!! Dari Perjuangan, oleh Mahasiswa, dan untuk Kampus oleh : G.Um Pendidikan merupakan sebuah proses untuk mengembangkan segenap potensi diri secara dialektis berdasar kemampuan akal dan pikiran kita dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran penting dari pendidikan adalah sebagai pendorong kemajuan suatu negara untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, demokratis, dan berdaulat. Pendidikan nasional yang demokratis harus bersandarkan pada nilai-nilai kesetaraan, partisipatif dan merupakan kepentingan mayoritas dari rakyatnya/mahasiswanya. Lembaga kemahasiswaan yang merupakan ruh dari dunia kemahasiswaan, senantiasa melakukan proses regenerasi dalam pembentukan karakter dan jiwa kepemimpinan untuk melakukan pergerakan demi perubahan-perubahan dibangsa ini. Lembaga kemahasiswaan yang pada hakikatnya bersifat independen, independen yang dimaksud adalah lembaga kemahasiswaan melakukan pergerakannya haruslah merdeka tanpa adanya intervensi- intervensi dari pihak manapun, karena banyaknya kepentingan-kepentingan lain yang bertentangan dengan eksistensi lembaga kemahasiswaan. Akan tetapi akhir- akhir ini banyak pihak yang ingin mengoyahkan eksistensi lembaga kemahasiswaan. Birokrasi kampus yang seyogyanya melindungi eksistensi lembaga kemahasiswaan dan mendukung segala aktivitas lembaga ternyata menjadi leviatan (monster menakutkan) hal tersebut dibuktikan dengan adanya aturan-aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak birokrasi yang mencoba membatasi gerak dari lembaga kemahasiswaan tersebut, salah satu aturan yang dikeluarkan adalah dikeluarkannya peraturan Rektor UHO, Nomor 853a Tahun 2015 tentang Organisasi Kemahasiswaan Universitas Halu Oleo, BAB X Pemilihan Umum Raya Mahasiswa, Bagian Kesatu Panitia Kerja ( PANJA ) : Pasal 50 (1) Anggota PANJA Pemilu Raya terdiri dari para Wakil Dekan/Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, dan Tim Penyelesaian Sengketa Pemilu Raya yang ditetapkan oleh Rektor. (2) Setiap anggota PANJA Pemilu Raya mempunyai hak suara yang sama. Dengan diterbitkannya aturan rektor tersebut, ini menandakan bahwa indenpendensi lembaga kemahasiswaan di UHO tidak lagi sesuai dengan aturan Kemendikbud No.115/U/1998 BAB 1 Pasal 2 : Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan perinsip Dari, Oleh dan Untuk Mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasan lebih besar kepada Mahasiswa. Birokrasi kampus pun tidak berhenti dalam membatasi gerak- gerik dari lembaga kemahasiswaan, adanya aturan Rektor tersebut yang dikeluarkan sepihak oleh birokrasi kampus yang bertujuan melakukan penyeragaman pola pikir yang sangat mekanik, efek dari pola pikir yang mekanik membuat mahasiswa tidak produktif dan

Mahasiswa Uho Terancam Bodoh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mahasiswa Uho Terancam Bodoh

MAHASISWA UHO TERANCAM BODOH !!!

Dari Perjuangan, oleh Mahasiswa, dan untuk Kampusoleh : G.Um

Pendidikan merupakan sebuah proses untuk mengembangkan segenap potensi diri secara dialektis berdasar kemampuan akal dan pikiran kita dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran penting dari pendidikan adalah sebagai pendorong kemajuan suatu negara untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, demokratis, dan berdaulat. Pendidikan nasional yang demokratis harus bersandarkan pada nilai-nilai kesetaraan, partisipatif dan merupakan kepentingan mayoritas dari rakyatnya/mahasiswanya.

Lembaga kemahasiswaan yang merupakan ruh dari dunia kemahasiswaan, senantiasa melakukan proses regenerasi dalam pembentukan karakter dan jiwa kepemimpinan untuk melakukan pergerakan demi perubahan-perubahan dibangsa ini. Lembaga kemahasiswaan yang pada hakikatnya bersifat independen, independen yang dimaksud adalah lembaga kemahasiswaan melakukan pergerakannya haruslah merdeka tanpa adanya intervensi-intervensi dari pihak manapun, karena banyaknya kepentingan-kepentingan lain yang bertentangan dengan eksistensi lembaga kemahasiswaan. Akan tetapi akhir-akhir ini banyak pihak yang ingin mengoyahkan eksistensi lembaga kemahasiswaan.

Birokrasi kampus yang seyogyanya melindungi eksistensi lembaga kemahasiswaan dan mendukung segala aktivitas lembaga ternyata menjadi leviatan (monster menakutkan) hal tersebut dibuktikan dengan adanya aturan-aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak birokrasi yang mencoba membatasi gerak dari lembaga kemahasiswaan tersebut, salah satu aturan yang dikeluarkan adalah dikeluarkannya peraturan Rektor UHO, Nomor 853a Tahun 2015 tentang Organisasi Kemahasiswaan Universitas Halu Oleo, BAB X Pemilihan Umum Raya Mahasiswa, Bagian Kesatu Panitia Kerja ( PANJA ) :

Pasal 50

(1) Anggota PANJA Pemilu Raya terdiri dari para Wakil Dekan/Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, dan Tim Penyelesaian Sengketa Pemilu Raya yang ditetapkan oleh Rektor.

(2) Setiap anggota PANJA Pemilu Raya mempunyai hak suara yang sama.

Dengan diterbitkannya aturan rektor tersebut, ini menandakan bahwa indenpendensi lembaga kemahasiswaan di UHO tidak lagi sesuai dengan aturan Kemendikbud No.115/U/1998 BAB 1 Pasal 2 : Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan perinsip Dari, Oleh dan Untuk Mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasan lebih besar kepada Mahasiswa.

Birokrasi kampus pun tidak berhenti dalam membatasi gerak-gerik dari lembaga kemahasiswaan, adanya aturan Rektor tersebut yang dikeluarkan sepihak oleh birokrasi kampus yang bertujuan melakukan penyeragaman pola pikir yang sangat mekanik, efek dari pola pikir yang mekanik membuat mahasiswa tidak produktif dan tidak berkembang, alhasil mahasiswa dalam berfikir sangat pragmatis dan instan. Adanya aturan-aturan dan kebijakan tersebut mengarahkan lembaga kemahasiswaan untuk berfikir Konyol dan Tolol.

Kamu dapat merantaiku, kamu dapat menyiksaku, bahkan kamu dapat menghancurkan tubuh ini, tetapi kamu tidak akan dapat memenjarakan pikiranku._mahatma gandhi_

TTD. Mahasiswa yang Melawan !!