134
“Ma’anyan Berkisah” Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Ma’anyan

Ma'anyan Berkisah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kisah perjalanan Suku Dayak Ma’anyan mulai dari penciptaan, perkembangan dan perjuangan hidup untuk mempertahanan keberadaannya sebagai suku bangsa yang besar

Citation preview

  • Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

  • Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    MAANYAN BERKISAH Kisah Sejarah Warisan Budaya

    Suku Dayak Maanyan

    Kalimantan Tengah

    Kisah perjalanan Suku Dayak Maanyan mulai dari

    penciptaan, perkembangan dan perjuangan hidup untuk

    mempertahanan keberadaannya sebagai suku bangsa yang besar

    Penulis

    NIKLOUS PRONIKA

    2014

  • Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

    limpahan kasih dan penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga

    dapat menyelesaikan buku Maanyan Berkisah yang

    sederhana ini dengan baik.

    Buku ini mengisahkan tentang perjalanan Suku Dayak

    Maanyan atau sebelumnya bernama Pangunraun Jatuh yang

    merupakan salah satu dari bagian sub suku dayak di pulau

    Kalimantan, baik dari awal penciptaannya oleh Allah mula

    Allah (Tuhan), perkembangan kehidupan sosial, kejayaan dan

    kemahsyurannya, kehancurannya akibat peperangan, bahkan

    hingga masa akhir perpecahannya.

    Penyusunan buku ini berdasarkan hasil dari kajian

    kajian tertulis dari buku, catatan, tulisan, postingan internet

    serta dari hasil wawancara pada narasumber, seperti para

    orang orang tua Suku Dayak Maanyan yang mengetahui

    kisah ini melalui bahasa lisan dari pendahulu mereka secara

    turun menurun, baik melalui kisah ataupun melalui nyanyian.

    Disamping itu, penyajian buku Maanyan Berkisah ini juga

    penulis coba sajikan dengan cara sistematis dan berurutan

    dari awal sampai akhir, baik itu tentang suatu kejadian

    ataupun rentetan kisah yang diwujudkan oleh peristiwa

    peritiwa yang saling berkaitan antara satu sama lainnya. Hal

    ini sengaja penulis buat, sebagai usaha untuk memudahkan

    pembaca memahami kisah yang disampaikan di dalam buku

    ini .

  • Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Buku Maanyan Berkisah ini menurut hemat penulis

    bisa dikatakan sebagai jenis buku cerita sejarah warisan

    budaya. Dikatakan sejarah karena didalamnya memuat cerita

    atau uraian dari suatu rangkaian peristiwa atau kejadian

    kejadian dimasa lalu sesuai dengan rekonstruksi masa yang

    telah terjadi. Dan dikatakan cerita warisan budaya karena

    didalam buku ini mengisahkan tentang asal usul peristiwa

    munculnya sebuah suku bangsa secara sengaja melalui

    rangkaian sesungguhnya dari tindakan tindakan manusia

    dan Tuhan di masa lampau.

    Dengan kata lain, secara umum terkadang cerita

    warisan budaya atau sastra, bahkan bisa disebut dengan

    mitologi sering dikaitkan dengan fiksi, sedangkan sejarah tidak

    dapat dipisahkan dari fakta masa lalu. Untuk itu, sebagai

    sebuah realitas atau kenyataannya, bahwa sejarah dan cerita

    warisan budaya sering dianggap berada di dalam tataran yang

    sama, karena keduanya bisa berada dalam pargulatan

    dibidang yang sama, yaitu bahasa. Sejarah sebagai sebuah

    rekonstruksi tertulis dan lisan yang kita kenal saat ini adalah

    hasil dari bahasa, wacana, dan pengalaman sesuai dengan

    konteksnya yang merupakan sebuah fakta dari masa lalu.

    Sementara itu cerita warisan budaya ataupun sastra telah

    berhasil menampilkan citra dirinya sejajar sebagai sejarah,

    karena mampu menghadirkan fakta situasi faktual dari masa

    lalu sebagai sebuah naratif melalui imajiasi kebahasaannya.

    Maka berkaitan dengan itu, melalui suatu naratif dan

    bahasa yang sederhana, buku Maanyan Berkisah ini

    mencoba menyajikan suatu cerita warisan budaya dari sebuah

  • Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    tindakan - tindakan yang dengan sengaja telah menjadikannya

    suatu peristiwa dan selanjutnya akan terhubung kedalam

    sebuah rekonstruksi sejarah yang merupakan suatu usaha

    menunjukan suatu rencana yang diwujudkan oleh peristiwa

    peristiwa di masa lampau.

    Selanjutnya penulis yakin bahwa buku ini banyak

    kekurangan yang perlu disampaikan, baik itu dari segi bahasa

    maupun isinya. Oleh karena itu, tegur sapa dari segenap

    pembaca untuk lebih menyempurnakan isi buku ini sangat

    penulis harapkan.

    Semoga buku Maanyan Berkisah ini bermanfaat

    bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya, untuk

    menuju terbentuknya kepribadian yang luhur,

    berpengetahuan dan manusiawi serta pengenalak

    kebudayaan Kalimantan Tengah. Amin.

    Kalimantan Tengah, Maret 2014

    Penulis

    Niklous Pronika

  • Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    DAFTAR ISI BAB I PULAU KALIMANTAN DAN SUKU DAYAK

    Pulau Kalimantan Suku Dayak Suku Dayak Maanyan Rangkuman

    BAB II PENCIPTAAN MANUSIA PERTAMA

    Dalam Bahasa Janyawai Rangkuman Alur Tempat dari Awal Penciptaan Hingga Menuju Nansarunai Tugas dan Latihan

    BAB III KEHIDUPAN SETELAH PENCIPTAAN

    Hukum Adat Pertama Terpilihnya Nini Punyut Sebagai Pemimpin Hukum Adat Pertama Dibuat Oleh Nini Punyut Rangkuman

    BAB IV KEHIDUPAN DI NANSARUNAI

    Pindahnya Nini Punyut dan Penduduk ke Sani Sarunai Gumi Ngamang Talam Terbentuknya Pangunraun Jatuh Rangkuman

  • Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    BAB V ANTARA NEGERI NANSARUNAI DAN KERAJAAN MAJAPAHIT

    Kerajaan Majapahit Sumpah Palapa Patih Gajah Mada Laksamana Nala Kemakmuran Negeri Nansarunai Penyamaran Pudayar Penyamaran Kedua Oleh Anringau Kembalinya Pudayar Dengan Samonin Batu Perselingkuhan Raden Anyan dan Samonin Batu Dijemputnya Samonin Batu Oleh Pudayar Kekecewaan dan Kemarahan Laksamana Nala Rangkuman

    BAB VI NANSARUNAI USAK JAWA

    Pertanda Buruk Penyerangan Pasukan Laksamana Nala Peperangan Terjadi di Negeri Nansarunai Tewasnya Raden Anyan dan Laksamana Nala Raden Anyan Dibangkitkan dan Terpecahnya Pangunraun Jatuh Rangkuman

    BAB VII SERANGAN BALASAN KE MAJAPAHIT

    Gunung Rumung Gumi Ipah Bawai Persiapan Serangan Balasan Serangan ke Majapahit Bertemunya Jarang dan Paning Rangkuman

  • Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    BAB VIII MASA AKHIR PANGUNRAUN JATUH DAN LAHIRNYA MAANYAN

    Kehidupan Setelah Kembali ke Gunung Rumung Datangnya Mpu Jatmika ke Gunung Rumung Perundingan Bersejarah Pencampuran Hukum Adat Nini Punyut dan Ajaran Agama Hindu Raden Anyan Tutup Usia da Asal Nama Maanyan Gunung Rumung dan Kahuripan Rangkuman

    BAB IX PENUTUP DAFTAR PUSTAKA KETERANGAN GAMBAR SAMPUL BIODATA PENULIS

  • 1 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    BAB I PULAU KALIMANTAN DAN SUKU DAYAK

    PULAU KALIMANTAN

    Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di

    dunia setelah Green Land dan Irian Jaya yang dimilki oleh tiga

    Negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darusallam.

    Pulau Kalimantan lebih dikenal oleh dunia dengan nama

    Borneo sejak abad ke 15 M silam. Nama Borneo itu berasal

    dari nama pohon Borneol {bahasa Latin: Dryobalanops

    camphora) yang mengandung (C10H17.OH) terpetin, bahan

    untuk antiseptik atau dipergunakan untuk minyak wangi dan

    kamper, kayu kamper yang banyak tumbuh di Kalimantan,

    kemudian oleh para pedagang dari Eropa disebut pulau

    Borneo atau pulau penghasil borneo. Kerajaan Brunei yang

    ketika datangnya bangsa Eropa ke wilayah Nusantara ini nama

    Brunei itu dipelatkan oleh lidah mereka menjadi "Borneo"

    dan selanjutnya nama Borneo ini meluas ke seluruh dunia.

    Nama Pulau ini di identikkan dengan nama Kerajaan

    Brunei saat itu (yaitu oleh para pedagang Arab, Eropa serta

  • 2 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    China) karena Kerajaan Brunei pada masa itu merupakan

    kerajaan yang terbesar di pulau ini, sehingga para pedagang

    dari seluruh penjuru dunia yang akan berkunjung ke Pulau ini

    yang ditujunya adalah

    Kerajaan terbesar dipulau ini

    saat itu yaitu Kerajaan Brunei,

    sehingga pulau ini kemudian

    disebut Pulau Brunei yang oleh

    pedagang Eropa kemudian di

    pelatkan menjadi "Borneo".

    Sedangkan nama Kalimantan

    dipakai di Kesultanan Banjar,

    kemudian oleh pemerintah

    Republik Indonesia dipakai

    sebagai nama Propinsi

    Kalimantan, yang dalam

    bahasa setempat Kalimantan berarti pulau yang memiliki

    sungai sungai besar (kali = sungai, mantan = besar).

    Pulau ini adalah pulau terbesar yang dimiliki oleh

    Indonesia yang luasnya mencapai hampir lima kali luas pulau

    jawa. Saat ini pulau Kalimantan di bagian Indonesia terbagi

    menjadi 5 (lima) propinsi, yaitu Propinsi Kalimantan Timur,

    Tahukah Kamu ?

    Kesultanan Brunei pernah

    melantik seorang

    pengembara Inggris

    bernama James Brooke

    menjadi Gubernur dan

    kemudian menjadi Raja di

    Sarawak (Malaysia

    sekarang) pada waktu

    dibawah kekuasaan Brunei

    dan dikenal dengan gelar

    Raja Putih.

  • 3 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan

    Kalimantan Tengah.

    Manusia Ras Austronesia memasuki pulau Borneo ini

    mulai dari arah utara sebelum Kalimantan terpisah dengan

    Penisula Malaya. Suku suku pertama menurut teori berasal

    dari daerah perbatasan Cina,India dan Tibet. Dengan

    berkembang dan bertambah banyaknya suku suku ini hingga

    mampu mendirikan sebuah peradaban dan kerajaan

    kerajaan. Karena begitu dikenalnya suku bangsa ini oleh dunia

    luar seperti para pedagang bahkan para penjajah penjajah

    yang mengusai daerah ini, maka suku suku yang ada di

    tanah Borneo semuanya diberikan identitas dengan nama

    Suku Dayak.

    SUKU DAYAK

    Ada banyak teori yang mencoba menjelaskan tentang

    asal usul Suku Dayak. Secara umum Suku Dayak merupakan

    suatu kelompok suku asli terbesar dan tertua yang mendiami

    pulau Borneo. Pendapat ini didasarkan pada teori migrasi

    penduduk ke Kalimantan yang diduga berasal dari beberapa

    gelombang migrasi.

  • 4 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Sekitar 1 juta tahun yang lalu tepatnya pada periode

    Interglasial-Pleitosen telah terjadi migrasi gelombang pertama

    dari ras Australoid (ras manusia pre-historis yang berasal dari

    Afrika). Dilanjutkan gelombang migrasi yang kedua pada

    jaman Pre-neolitikum kurang lebih sekitar 40.000-20.000

    tahun silam dari kelompok suku semi nomaden (tergolong

    manusia modern, Homo Sapiens ras Mongoloid). Dari hasil

    penelitian dan penggalian

    arkeologis oleh para ahli, kelompok

    kedua ini sudah memiliki

    kemampuan untuk berburu,

    mengumpulkan hasil hutan,

    menggunakan alat alat dari batu,

    dan mereka juga telah mengenal

    cara membuat api. Lalu kelompok

    ketiga yang terjadi kurang lebih

    5000 tahun silam yang berasal dari daratan Asia dan tergolong

    dalam ras Mongoloid juga. Kelompok ini sudah hidup

    menetap dalam satu komunitas rumah panjang dan telah

    mengenal teknik pertanian lahan kering atau perladangan.

    Migrasi ini terus berlanjut secara terus menerus hingga abad

    21 ini. Teori ini menjelaskan alasan begitu banyaknya orang

    Tahukah kamu ?

    Rumah Panjang tidak

    hanya terdapat di

    Kalimantan, tapi juga

    di berbagai tempat

    diseluruh dunia,

    seperti Asia, Eropa

    dan Amerika Serikat

  • 5 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    dayak yang memiliki banyak

    macamnya baik dari segi

    bahasa maupun adat

    istiadat dan budayanya.

    Dalam buku Nila

    Riwut (Maneser Panatau

    Tatu Hiang) sesuai dengan

    penelitian Bapak Tjilik Riwut

    (merupakan Pahlawan

    Kemerdekaan dari

    Kalimantan Tengah) yang

    dilakukannya semenjak

    tahun 1935 ditambah

    keterangan dan hasil kajian

    dari buku buku yang ditulis

    oleh bangsa Eropa pada saat

    itu menyatakan, bahwa

    Suku Dayak di seluruh pulau

    Kalimantan berjumlah 405

    suku kecil dan setiap daerah

    memiliki bahasa daerah

    sendiri.

    Tahukah Kamu ?

    Tjilik Riwut adalah seorang Pahlawan Nasional

    Indonesia yang berasal dari Kalimantan

    Tengah yang dekat dengan angka 17.

    - 17/12/1946, Pelaksanaan Sumpah Setia

    142 Suku Dayak Pedalaman Kalimantan

    kepadaPemerintah RI.

    - 17/10/1947, Operasi penerjunan

    pertama dalam sejarah ABRI oleh M.N

    1001,lalu ditetapkan sebagai hari jadi

    Pasukan Khas TNI AU.

    - Desa Pahandut adalah desa 17 dari

    sungai Kahayan dan menjadi Kota

    Palangkaraya.

    - Propinsi Kalteng & Tjilik Riwut adalah

    Propinsi & Gubernur ke-17 di Indonesia.

    - Prop.Kalteng lahir pada masa cabinet

    k17.

    - 17/07/1957,Peletekan batu pertama

    Kota Palangkaraya.

    - 17-08-1945, pembangunan Gereja

    Katholik pertama di Palangkaraya,

    konstruksi bangunannya bersegi 8

    mencerminkan angka 17-08-1945

    - Saat menjadi Gubernur,Tjilik Riwut

    memiliki nomor telepon bernomor 17

    dan mobil dinas bernomor KH 17.

    - 17/02/1967, masa ahir jabatan Tj.ilik

    Riwut sebagai Gubernur KDH Tk.I

    Kalteng.

    - 17/08/1987, Tjilik Riwut meninggal

    dunia.

    - 17/05/1995, peringatan Napak Tilas

    perjuangan Tjilik Riwut.

  • 6 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa pulau

    Borneo atau Kalimantan yang besar ini dikuasai oleh 3 negara

    berbeda, yaitu Malaysia, Brunei dan Indonesia. Pada wilayah

    Indonesia, setelah kemerdekaan dan saat ini, Pulau

    Kalimantan terbagi menjadi 5 (lima) Propinsi,yaitu Kalimantan

    Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan

    Barat dan Kalimantan Tengah. Dan oleh karena itu, suku

    dayak saat ini juga ikut terbagi mengikuti wilayah wilayah

    nya masing, tidak terkecuali suku suku dayak yang ada di

    Propinsi Kalimantan Tengah, seperti Suku Dayak Ngaju, Dayak

    Maanyan, Dayak Lawangan, Dayak Dusun, Dayak Klementen,

    Dayak Ot Danum, Dayak Siang, Dayak Witu, Dayak Katingan

    dan Dayak Kapuas.

    Buku Maanyan berkisah ini tidak akan mengupas

    tentang kisah seluruh suku Dayak yang ada di Borneo ataupun

    suku Dayak di Kalimantan Tengah. Namun sesuai dengan

    judulnya, buku ini akan mencoba mengisahkan tentang cerita

    sejarah warisan budaya yang dimiliki oleh suku Dayak

    Maanyan tanpa mengesampingkan suku suku lainnya.

  • 7 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    SUKU DAYAK MAANYAN

    Suku Dayak Maanyan adalah salah satu suku yang

    terbesar di Kalimantan Tengah, dan juga yang dikenal oleh

    dunia luar, terlebih dikarenakan hasil penelitian beberapa

    waktu lalu yang mengatakan bahwa Suku Dayak Maanyan

    memiliki peran penting atas penyebaran penduduk di

    Madagaskar, dengan kata lain bahwa Suku Dayak Maanyan

    adalah salah satu Nenek Moyang dari penduduk Madagaskar.

    Sebenarnya

    saat ini Suku Dayak

    Maanyan berada di

    berbagai wilayah

    Kalimantan, namun

    sebagai daerah

    terbesarnya Suku

    Maanyan mendiami

    bagian timur Propinsi Kalimantan Tengah, terutama di

    Kabupaten Barito Timur dan sebagian di Barito Selatan, selain

    itu Suku Maanyan juga mendiami daerah Kalimantan Selatan,

    karena menurut sejarahnya orang Banjar yang ada di

    Kalimantan Selatan seperti yang terdapat di dalam Hikayat

    Banjar mengatakan bahwa nenek moyangnya juga berasal

    dari Suku Dayak Maanyan.

    Tahukah Kamu ?

    Murray Cox, ahli biologi molekuler dari

    Massey University, Selandia Baru yang

    telah meneliti DNA penduduk

    Madagaskar mengatakan bahwa wanita

    Indonesia memiliki kontribusi penting

    dalam pendiri populasi dan koloni

    manusia di Madagaskar sekitar 1000

    tahun lebih yang lalu.

  • 8 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Dalam situs terpercaya

    Wikipedia menyebutkan bahwa

    Suku Dayak Maanyan terbagi

    menjadi beberapa subetnis,

    diantaranya Maanyan Paku,

    Maanyan Paju Epat (murni),

    Maanyan Dayu, Maanyan Paju

    Sapuluh (ada pengaruh Banjar),

    Maanyan Warukin (ada

    pengaruh Banjar), dan

    Maanyan Jangkung (sudah

    punah, ada pengaruh Banjar).

    Sedangkan dalam buku Nila

    Riwut yang berdasarkan

    penelitian oleh Bapak Tjilik

    Riwut menyebutkan bahwa

    Suku Dayak Maanyan terbagi

    menjadi tujuh, yaitu Suku Dayak Maanyan Siung yang berada

    di wilayah Telang, Paju Epat dan Buntok. Dayak Maanyan

    Patai yang mendiami wilayah Sungai Patai. Dayak Maanyan

    Paku mendiami daerah Tampa. Dayak Maanyan Paju X

    (sepuluh) mendiami daerah Sungai Karau, dan Barito. Dayak

    Maanyan Dayu pada Sungai Dayu. Dan Suku Dayak Maanyan

    Tahukah Kamu?

    Berdasarkan fakta sejarah,

    setiap bingkai relief di Candi

    Borobudur mengkisahkan

    kondisi Nusantara pada masa

    kejayaan Agama Budha. Salah

    satunya kemungkinan besar saat

    pelayaran Suku Dayak Maanyan

    melintasi Samudera Hindia

    dengan 1000 buah perahu

    bercadik menuju pulau

    Madagaskar pada masa

    itu.(sesuai dengan buku Africa

    in the Iron Age 1978 oleh

    R.Oliver & Brian M.Fagan)

    Selain itu, Kerajaan Sriwijaya,

    Nansarunai dan Majapahit

    dalam sejarahnya menggunakan

    perahu bercadik.

  • 9 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    yang tersebar di daerah Bintang Karang, Tumpung Murung,

    Dusun Timur (Ampah), Tamiang Layang, Balawa, Tumpangan

    Daka-Barito.

    Banyak keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh

    Suku Dayak Maanyan, baik dari segi Hukum Adat, Ritual adat,

    kesenian musik, sastra, lagu, tarian, dan lain sebagainya.

    Begitu juga dengan asal usulnya yang telah diceritakan secara

    turun menurun oleh para tetua tetua Suku Dayak Maanyan

    kepada generasinya. Seperti kisah asal usul Dayak Maanyan

    dan peperangan sengit masa lalu akibat penyerangan dari

    kerajaan Majapahit yang dinamakan dengan kisah

    Nansarunai Usak Jawa.

    Inilah yang akan disampaikan dalam buku ini, yang

    dimana kisah warisan budaya asal mula manusia diciptakan di

    dunia ini akan disampaikan secara berurutan hingga nantinya

    akan berlanjut dengan kisah sejarah yang sesuai dengan fakta

    peristiwa pada masa lalu.

    RANGKUMAN

    - Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia

    setelah Green Land dan Irian Jaya.

    - Nama Borneo berasal dari nama pohon Borneol yang

    mengandung terpetin sebagai bahan antiseptik atau minyak

    wangi yang banyak tumbuh di Kalimantan, dan juga dari

    nama kesultanan Brunei yang dipelatkan oleh orang asing

    dengan sebutan Borneo.

    - Pulau Kalimantan wilayah Indonesia terbagi menjadi 5

    (lima) Propinsi, yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur,

    Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan

    Tengah.

    - Dalam bahasa setempat, Kalimantan di artikan sebagai

  • 10 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    dengan sebutan Borneo.

    - Pulau Kalimantan wilayah Indonesia terbagi menjadi 5

    (lima) Propinsi, yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur,

    Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan

    Tengah.

    - Dalam bahasa setempat, Kalimantan di artikan sebagai

    pulau yang memiliki sungai sungai besar.

    - Manusia Ras Austronesia memasuki pulau Borneo ini mulai

    dari arah utara sebelum Kalimantan terpisah dengan

    Penisula Malaya.

    - Suku suku pribumi yang ada di Kalimantan di disebut

    dengan nama Suku Dayak.

    - Suku Dayak adalah suatu kelompok suku asli terbesar dan

    tertua yang tinggal di pulau Borneo / Kalimantan.

    - Menurut teori, Suku Daya datang ke tanah borneo

    - berasal dari 3 (tiga) gelombang migrasi, yaitu migrasi

    gelombang pertama dari ras Australoid, migrasi

    gelombang kedua dari kelompok suku semi nomaden

    (homo sapienscras mongoloid), dan migrasi gelombang

    ketiga oleh ras Mongoloid yang berasal dari Asia.

    - Pada tahun 1935, Suku Dayak seluruhnya di Kalimantan

    Tengah terhitung sebanyak 405 suku kecil yang memiliki

    bahasa daerah tersendiri.

    - Menurut penelitian, Suku Maanyan adalah Nenek Moyang

    dari penduduk Madagaskar.

    - Suku Dayak Maanyan mendiami daerah bagian timur

    Propinsi Kalimantan Tengah, seperti Kabupaten Barito

    Timur dan juga di Barito Selatan.

    - Menurut Hikayat Banjar, Suku Dayak Maanyan adalah

    juga nenek moyang dari Suku (Urang) Banjar.

    - Suku Dayak Maanyan terbagi menjadi beberapa subetnis

    suku, yaitu Suku Dayak Maanyan, Maanyan Paku,

    Maanyan Paju Epat (IV), Maanyan Dayu, Maanyan Siung,

    Maanyan Paku, Maanyan Patai. Maanyan Paju Sapuluh ( X

    ), Maanyan Warukin, dan Maanyan Jangkung,.

    Salah satu cerita sejarah warisan budaya secara turun

    menurun diceritakan oleh Suku Dayak Maanyan tentang

  • 11 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    - suku, yaitu Suku Dayak Maanyan, Maanyan Paku,

    Maanyan Paju Epat (IV), Maanyan Dayu, Maanyan Siung,

    Maanyan Paku, Maanyan Patai. Maanyan Paju Sapuluh

    ( X ), Maanyan Warukin, dan Maanyan Jangkung.

    - Salah satu cerita sejarah warisan budaya secara turun

    menurun diceritakan oleh Suku Dayak Maanyan tentang

    peperangan antara Majapahit dan Dayak Maanyan yang

    disebut Nansarunai Usak Jawa.

  • 12 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    BAB II PENCIPTAAN MANUSIA PERTAMA

    Dalam Bahasa Janyawai (Sesuai dengan tulisan Albianus A.ST. tentang Asal Usul Suku Dayak Maanyan dan Dusun Witu. 1999)

    Allah mula Allah, Allah mudi jari Allah. Allah mula

    Allah, Allah munta Marunsia, munta Datu Mula Manta,

    Maharaja Mula Ulun. Kaani Dara Mula Lapeh, Suraibu

    Hengkang Ulun. Muneng

    Tane Tipak Sulau,

    ngumung langit rakun

    kabus, nyepuk hewuk

    riwut mula, nguut ranu

    petak watu, ranu Gunung

    Madu Rahuo, watu papat

    lamuara, gunung rueh

    ipatatai, watu purun

    panahanar, uhuk Dara Mula Lapeh, Suraibu Hengkang Ulun.

    Metak ranu madu rahuo, lawu Tane Tipak Sulau, welum jari

    Kayu Saramelum, tumu malar mangamuan matei. Metak lagi

    Tahukah Kamu ?

    Bahasa Janyawai adalah bahasa

    yang digunakan pada saat Masa

    Pangunraun Jatuh atau sebelum

    lahirnya nama Suku Dayak

    Maanyan, dan tentunya agak

    berbeda dengan bahasa

    Maanyan seperti yag digunakan

    saat ini.

  • 13 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    mahandrueh, ruruh rimis mangapurun, jari Wusi Parei Gilai,

    janang wini gunung lungkung. Metak lagi mangatalu, jari ilau

    manyamare, awai supu mangujahan. Metak lagi mangapat,

    jari wundrung amirue, janang lunsing salulungan, metak lagi

    mangalima, jari Nanyu Saniang, janang hiang piumung,

    metak kanamangapak, jari suling wulian, jarang riak rayu

    rungan, metak lagi kepitul empat, jari tumpuk tunyung punu,

    Guha Mari Dandrahulu.

    Tumpuk munta mudi mati, marunsia mantuk lumun,

    luwan patei Datu Mula Manta, lumun maharaja mula ulun,

    jari Datu Tunyung Punu, Maharaja Dandrahulu. Heput kulu

    mudi hiang, surut sasar janyawai, mulek Datu Mula Munta,

    Mahara mula ulun. Madis manre hi Datu Mula Manta,

    nyawung iyup maharaja mula ulun. Hawi Talak Batung nyiai,

    jaku intai telang suluh. Batung nyiai hawi teka rayu, telang

    suluh jaku talinguan. Maumele hi Datu Mula Munta,

    maumelan Maharaja Mula Ulun, daya sumaden talak Batung

    nyiai, sumadi intai telang suluh, sumaden ma anak matu,

    sumadi bunsu pasunringan. Palus gagiris ngini ma Dara Mula

    Lapeh, igaginak nginte Suraibu Hengkang Ulun, palus ipauma

    ume hi Datu Mula Manta, ipa turut junjung Maharaja Mula

    Ulun, ipauma ume andri Dara Mula Lapeh, ipa turut junjung

  • 14 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    ma suraibu hengkang ulun. Luwan hampe metak ranu puka

    tumu, ruruh rimis luyuo uwut jujuli, luwan metak ma tane

    pirarahan, ruruh rimis ma gumi tampajakan, jari rikut sa

    irunrean, jari tanang kayuo irunrean kayuo, jari wurung sa

    ngawuwean wurung, janang eha ngawuean eha.

    Luwan sipumpun here kala adu nyawung, isansayuh

    alang Nansaramai, gimutuk here kala haruangan banung,

    gamundrah here munan gumi rarak ransai, sipumpun munta

    anri wurung eha, isansayuh ulun ma waraga satua. Daya

    huan uwung uweng kawan mantir ngurai hokum, ngahu anuh

    naan Maharaja merang hadat. Daya huan unre balai

    pidudusan, ngalu irunrean jaru tapung jangka. Pidudusan

    mantir ngurai hokum, tapung jangka patis merang hadat,

    hokum hadat ma kananeu welum, atur turan ma kalalawah

    jari.

    ARTINYA ..

    Allah mula Allah, Allah mudi jari Allah berarti Tuhan

    dari Tuhan, Tuhan menjadi Tuhan atau bisa juga diartikan

    sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

    Allah mula Allah, Allah munta Marunsia yang berarti

    Tuhan dari Tuhan yang menciptakan manusia pertama yaitu

  • 15 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    seorang laki laki yang bernama Datu Mula Manta,

    maharaja Mula Ulun dan juga manusia kedua yaitu seorang

    wanita bernama Dara Mula Lapeh, Suraibu Hengkang Ulun.

    Mereka berdua tinggal di bumi bernama Tane Tipak

    Sulau yang pada saat awal penciptaan oleh Sang Kuasa

    hanyalah berukuran sebesar telapak kaki mereka berdua saja.

    Tidak hanya itu, keadaan bumi juga masih diselimuti oleh

    kabut dan kegelapan yang pekat tanpa ada sedikitpun cahaya

    yang meneranginya.

    Ditengah keadaan tersebut, mereka atau kedua

    manusia pertama tadi bernapas dengan menggunakan

    hembusan angin yang terhempaskan pada dua buah gunung

    kecil yang juga mengeluarkan curahan mata air dari

    puncaknya lalu mereka gunakan untuk minum.

    Kedua gunung kecil tersebut ternyata berada pada

    dada wanita pertama yang diciptakan Sang Kuasa dari tulang

    rusuk manusia pertama tadi. Adapun nama kedua gunung

    kecil pada wanita pertama itu adalah Gunung Madu Rahuo

    Watu Papat Lamuara.

    Dengan kuasa-Nya yang Maha Bisa, meneteslah 7

    (tujuh) tetesan air dari puncak gunung kecil pada wanita

  • 16 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    manusia pertama itu dan jatuh ke tanah diatas mereka berdua

    berdiri dalam kegelapan. Tetesan pertama yang jatuh ke bumi

    berubah menjadi sebuah pohon indah yang dimana daun dan

    buahnya bisa digunakan untuk membangkitkan segala

    makhluk yang bernyawa dari kematian, dan pohon itu disebut

    sebagai Kayu Saramelum. Disusul tetesan kedua yang dengan

    seketika itu juga ikut berubah menjadi PADI. Suatu saat nanti

    tumbuhan ini akan mereka gunakan untuk makanan yang

    menunjang kehidupan mereka dibumi. Lalu pada tetesan

    ketiga, saat jatuh kebumi telah berubah menjadi minyak dan

    kapas yang kemampuannya dapat menyembuhkan setiap

    penyakit yang di derita oleh manusia. Sedangkan pada

    tetesan keempat, berubahlah air itu menjadi ROH dan

    langsung masuk kedalam diri kedua manusia tersebut, dan

    lengkaplah sudah penciptaan manusia karena telah memiliki

    jiwa dan raganya. Begitu juga pada tetesan kelima yang ikut

    berubah menjadi roh gaib yang baik, roh pelindung atau bisa

    juga diartikan sebagai malaikat pelindung manusia, yang bisa

    membantu dan melindungi manusia dari segala macam

    marabahaya bila saja ada sesuatu hal yang mengancam atau

    juga dari gangguan berbagai macam penyakit yang mencoba

    merugikan setiap umat manusia. Lalu tetesan keenam yang

    ajaib telah memunculkan para Dewa Dewi yang akan

  • 17 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    membantu umat manusia melalui mediatornya yaitu belian,

    dukun, tabib dan sebagainya apabila dibutuhkan oleh

    manusia. Lalu terakhir adalah tetesan ketujuh yang telah

    memunculkan sebuah tempat gaib dan nantinya akan dihuni

    oleh roh- roh dari orang yang telah meninggal dunia, sehingga

    tempat ini disebut dengan Tumpuk Tunjung Punu, Guha Mari

    Dandrahulu. Disinilah tempat manusia pertama nantinya

    berada bila sudah bertemu dengan ajalnya di bumi. Karena

    dialah manusia pertama yang diciptakan di bumi dan dia

    pulalah orang pertama yang akan menempati tempat ini,

    nantinya dia akan diberikan nama Datu Tunjung Punu

    Maharaja Dandrahulu.

    Setelah begitu banyak berbagai keajaiban penciptaan

    pertama terjadi pada masa kegelapan dan kabut saat itu, kini

    giliran terang yang berasal dari cahaya matahari dan bersinar

    membelah kabut gelap pada bumi yang disebut dalam bahasa

    Janyawai dengan nama Janyawai Batung Nyiai Hawi Teka

    Rayu, Telang Suluh Jaku Talinguan. Karena begitu terangnya

    sinar matahari tersebut, maka terbangunlah kedua manusia

    baru itu yang seakan telah lama tidur di dalam kegelapan,

    hingga untuk yang pertama kalinya mereka saling bertatapan

    dan saling pandang satu sama lain, namun entah kenapa tiba

  • 18 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    tiba muncullah suatu hasrat dan keinginan untuk saling

    mencintai. Lalu akhirnya mereka semakin dekat hingga pada

    saatnya terjadilah suatu hubungan layaknya sepasang suami

    istri dan menenggelamkan mereka kedalam kedewasaan

    cintanya.

    Dari hasil hubungan itu , meneteslah air kehidupan

    dari lelaki pertama dan jatuh kebumi, lalu berubah menjadi

    berbagai macam jenis kayu kayuan dan rerumputan yang

    hijau menghampar di atas bumi. Setelah itu meneteslah

    kembali air kehidupan lelaki untuk kedua kalinya, hingga

    memunculkan segala jenis makhluk hidup, binatang, marga

    satwa di air, tanah dan burung di udara yang memenuhi bumi.

    Setelah penciptaan itu, manusia beserta makhluk

    hidup dan semua yang berada di dalamnya telah hidup

    bersama, berkumpul pada satu alam dan pada satu bumi.

    Mereka semua pada saat itu berkomunikasi menggunakan

    satu bahasa yang sama yaitu bahasa NAHU, yang artinya

    saling mengerti. Akan tetapi, di dalam kebersamaan mereka,

    masih belum terdapat adanya suatu aturan berupa adat dan

    istiadat karena masih belum ada kuasa pengaturan yang

    diturunkan atau diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa

    kepada seluruh ciptaan-Nya, dan oleh karena waktu, masa,

  • 19 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    tempat dan saat mereka berkumpul bersama menjadi satu,

    sehingga dalam bahasa Janyawai di sebut dengan Tumpung

    Lalung Kuwung, Gumi Rarak Ransai.

    RANGKUMAN

    - Allah mula Allah, Allah mudi jari Allah adalah Tuhan Yang

    Maha Kuasa dan Maha Esa.

    - Tuhan menciptakan sepasang manusia. Laki- laki bernama

    Datu Mula Manta, maharaja Mula Ulun dan yang

    perempuan bernama Dara Mula Lapeh, Suraibu Hengkang

    Ulun.

    - Manusia pertama tinggal di Tane TIpak Sulau

    - Gunung Madu Rahuo Watu Papat Lamuara adalah nama

    gunung yang meneteskan 7 (tujuh) tetes air dari puncaknya

    dan menciptakan berbagai macam benda, makhluk, roh, dsb.

    - Tumpuk Tunjung Punu, Guha Mari Dandrahulu adalah

    tempat roh roh yang telah meninggal dunia.

    - Manusia dan para makhluk hidup lainnya tinggal dan hidup di

    satu tempat dan bahasa. Tempat mereka bernama Tumpung

    Lalung Kuwung, Gumi Rarak Ransai, dan bahasa purba

    mereka saat itu disebut Bahasa Nahu.

  • 20 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

  • 21 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    BAB III KEHIDUPAN SETELAH PENCIPTAAN

    HUKUM ADAT PERTAMA

    Selang beberapa lama setelah masa penciptaan oleh

    Yang Maha Kuasa dan Keajaiban yang diberikan sang Pencipta

    melalui manusia pertama yang nantinya akan dikenal sebagai

    suku Dayak Maanyan, kehidupan para makhluk hidup yang

    ada di dalamnya terus mengalami perkembangan dan

    peningkatan dalam jumlah. Akan tetapi, keadaan yang terjadi

    sangatlah tidak teratur dan terkendali, hal ini dikarenakan

    belum adanya aturan ataupun hukum adat yang mengatur

    segala jenis tata cara kehidupan para makhluk hidup tersebut,

    termasuk manusia itu sendiri.

    Kekacauan sering kali terjadi setiap saat, keadaan

    konflik dan perebutan hak atas kepentingan sendiri yang

    menyebabkan pertengkaran, perkelahian bahkan saling bunuh

    membunuh, serta tindakan- tindakan tidak wajar yang terus

    mereka lakukan.

  • 22 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Menurut kisah, dikarenakan keadaan yang begitu

    sangat kacaunya, sehingga sebagian makhluk hidup ada yang

    terpaksa menjauh dari kelompoknya. Aksi kejar mengejar,

    mangsa memangsa dan buru memburu terus terjadi, karena

    upaya pelarian diri dari ancaman bahaya kesegala arah dan

    tempat, tanpa disadari sehingga menjadi luas lah bumi

    mereka. Namun walaupun demikian, harapan akan keadaan

    hidup yang damai dan aman sangatlah mereka dambakan,

    hingga akhirnya sebagian dari makhluk hidup yang bisa

    bekerjasama menciptakan kedamaian, mengasingkan diri dari

    tempat pertama mereka yaitu Tumpuk Lalung Kuwung, Gumi

    Rarak Ransai menuju tempat baru yang bernama Tumpuk

    Pupur Matung. Namun keadaan masih tetap sama saja

    kembali seperti semula yang penuh dengan kekacauan. Lalu

    mereka berpindah tempat lagi untuk yang kedua kalinya dan

    membangun sebuah desa yang bernama Tumpuk Sida

    Matung. Ternyata keadaan masih tetap tidak berubah. Hingga

    untuk yang kesekian kalinya pula mereka melakukan

    perpindahan ketiga menuju tempat yang bernama Tumpuk

    Laliku Meah.

    Pada tempat ini mereka bertahan dan mencoba

    menata kehidupan dengan baik untuk yang kesekian kalinya

  • 23 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    lagi. Beruntungnya sesuai dengan apa yang telah mereka

    alami, pengalaman sudah menjadikan mereka makhluk yang

    berkembang, terutama dalam segi pemahaman dan pemikiran

    akan kebutuhan diri mereka sendiri. Kesadaran akan hal yang

    baik dan buruk telah bisa mereka ketahui, yang mana

    merugikan dan yang mana menguntungkan hidup telah bisa

    mereka pahami, pilihan untuk menjalani kehidupan yang

    penuh dengan penderitaan atau kebahagiaan dan kedamaian

    telah mampu mereka tentukan. Kekurangan, kelebihan suatu

    kemampuan yang dimiliki kini telah mereka sadari. Mereka

    tahu bahwa makhluk yang lemah bukan berarti berada

    dibawah makhluk yang kuat, akan tetapi makhluk yang lemah

    membutuhkan perlindungan dan petunjuk dari makhluk yang

    kuat dan hingga akhirnya sebagai upaya untuk menata

    kehidupan yang baru, mereka mencoba berkumpul bersama,

    bermusyawarah dan bermufakat untuk menentukan suatu

    keputusan demi kepentingan bersama, yaitu dengan

    mengangkat atau dalam bahasa janyawai nudus beberapa

    diantara dari mereka untuk menjadi pemimpin yang nantinya

    akan membawa mereka kepada kehidupan seperti yang

    diharapkan. Adapun orang- orang yang akan dipilih dalam

    musyawarah tersebut adalah tiga orang dan akan memangku

  • 24 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    jabatan sebagai pemimpin dengan gelar nama Raksapateh,

    Singa Galanteh dan Using Dukut Nungu Dapur.

    Selang waktu berjalan, keadaan penduduk Tumpuk Laliku

    Meah seakan tidak mengalami perubahan kepada hal yang

    lebih baik seperti yang diharapkan mereka, akan tetapi malah

    sebaliknya, semakin mundur dan kacau. Perubahan positif

    yang terjadi saat Tumpuk Laliku Meah ini di pimpin oleh ketiga

    pemangku jabatan tersebut hanyalah dalam segi ilmu

    pengetahuan. Ketiga pemimpin itu telah bersama

    menciptakan dan mengajarkan tentang tata cara berhitung

    hingga 12 angka, yang dinamakan dengan hitungan salusen.

    Contohnya adalah sebagai berikut:

    1. Satu : Sau

    2. Dua : Karuaw

    3. Tiga : Katalu

    4. Empat : Manampitaw

    5. Lima : Kaebak

    6. Enam : Kapapak

    7. Tujuh : Kalempat

    8. Delapan : Karewaw

    9. Sembilan : Katumang

    10. Sepuluh : Pahapaw

  • 25 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    11. Sebelas : Kaminting

    12. Dua Belas : Buk Ok

    Namun sangat disayangkan,

    ternyata pengangkatan ketiga

    pemimpin tersebut telah

    menimbulkan suatu persaingan

    yang keras, sikap iri dengki, saling

    menyaingi, bahkan saling

    menjatuhkan malah terjadi diantara ketiganya, hingga

    akhirnya terjadi perpecahan perpecahan dan hidup saling

    berkelompok sesuai dengan siapa yang didukungnya.

    TERPILIHNYA NINI PUNYUT SEBAGAI PEMIMPIN

    Konflik tidak dapat dihindari, permusuhan, perkelahian

    dan penindasan tidak jarang terus terjadi, ketidaktentraman

    telah menjadi warna umum pada Tumpuk Laliku Meah, hingga

    akhirnya keadaan kembali seperti yang telah mereka hindari

    dari tempat awal mereka berada pertama kalinya yang penuh

    dengan ketidak-tenteraman.

    Tahukah Kamu ?

    Dalam bahasa Maanyan

    sekarang menyebut

    1= isa, 2= rueh, 3= telu,

    4=epat, 5= dime,

    6= enem, 7= pitu,

    8= walu, 9= suei,

    10= sapuluh, 11= sawalas,

    12= duawalas.

  • 26 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Karena begitu hancur dan berkecamuknya konflik di

    kehidupan penduduk Tumpuk Laliku Meah, prihatinlah Allah

    Mula Allah (Tuhan) melihatnya. Ditengah kekacauan itu,

    diturunkanlah oleh Tuhan segumpal benang kusut sebesar

    buah kelapa yang disebut dengan tundun taking atau dalam

    bahasa Janyawai Amas Tukal Banang Juwet, Mirah Rawai

    Wali Halun. Setelah dijatuhkannya gumpalan benang kusut

    itu, Allah Mula Allah bersuara kepada mereka semua, begitu

    sedih dan prihatinnya diri-Ku melihat kekacauan ini, telah

    berkali kali Kuberikan kesempatan kepadamu semua untuk

    mencoba menjadi makhluk ciptaan-ku yang baik namun tetap

    tidak pernah Ku lihat itu dari padamu. Dan kini, karena besar

    rasa cinta dan kasih-Ku pada mu semua hai seluruh makhluk

    ciptaan-Ku, maka akan Kuberikan kesempatan kepada kalian

    semua untuk hidup teratur sesuai yang Aku dan kalian

    harapakan.

    Lihatlah gumpalan benang kusut yang telah Kuturunkan

    padamu semua ditengah kekacauanmu ini. Barang siapa

    diantara kalian semua makhluk hidup yang mampu mengurai

    dan membuka benang itu dari gumpalan kusutnya, secara

    baik dan tidak terputus putus, maka dialah yang akan

    menjadi pemimpin pemutus hukum adat kehidupan kalian

  • 27 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    menuju keteraturan dan kedamaian nantinya. Dialah yang

    akan menentukan hukum bagi yang salah dan kesaksian bagi

    yang benar, dia juga yang akan membawa kalian menjadi

    umat yang beradab sehingga suatu saat nanti kalian akan

    menjadi suatu suku bangsa yang besar. Lalu suara Sang

    Maha Kuasa menghilang.

    Merasa bahwa semuanya mampu melakukan apa yang

    diminta oleh Allah Mula Allah, maka mulailah mereka

    berdesakan dan saling berebut untuk mencoba membuka

    gumpalan benang kusut tersebut, namun sayangnya tidak ada

    satupun dari mereka yang berhasil mengurainya, malah

    sebaliknya bertambah semakin kusut. Setelah mereka merasa

    telah menyerah, lalu tiba tiba muncullah dengan gagah dan

    percaya diri 12 orang pemuda yang terlihat pandai dan

    cerdas. Satu persatu secara bergantian keduabelas pemuda

    tadi mencoba membuka dan mengurai benang yang sangat

    kusut itu, akan tetapi tidak ada satupun juga diantara mereka

    yang berhasil dan akhirnya mereka menyerah. Karena merasa

    tidak ada yang bisa melakukannya, lalu kecewa dan sedihlah

    mereka semuanya, masa depan yang indah penuh dengan

    kedamaian dan kesejahteraan seperti yang Tuhan dan mereka

    inginkan tidak akan bisa terjadi.

  • 28 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Namun sebenarnya masih ada satu orang yang masih

    belum mencoba membuka gumpalan benang yang kusut itu,

    karena tidak diberikan kesempatan oleh warga lainnya.

    Mereka seakan merasa tidak senang karena keadaannya yang

    kotor, dekil, kusam, serta tua renta, tidak berdaya, bahkan

    mengurus diri sendiripun dia hampir tidak mampu, sehingga

    orang tua tersebut sering ditelantarkan bahkan diabaikan.

    Secara tiba- tiba, seekor kucing yang juga merupakan

    salah satu warga pada Tumpuk Laliku Meah menjadi tidak

    terkendali dan kesurupan karena telah dirasuki oleh roh

    orang gaib atau dewa dewi yang berasal dari tetesan air

    puncak Gunung Madu Rahuo, Watu Papat Lamuara di Tane

    Tipak Sulau dulu, pada saat awal penciptaan alam dan

    manusia pertama. Dalam keadaannya yang telah dirasuki oleh

    roh gaib para dewa dewi, si kucing lalu berkata kata kepada

    para warga, dia mengatakan janganlah kalian sedih ataupun

    kecewa, karena kalian tetap akan hidup bahagia dan damai

    seperti yang Maha Kuasa dan kalian inginkan, Tuhan

    memberikan petunjuk dengan menurunkan segumpal benang

    kusut ini untuk kalian urai, agar dari itu bagi siapa saja yang

    bisa membuka gumpalan benang ini, maka dialah orang yang

    terpilih oleh Tuhan untuk membawa seluruh umatnya menuju

  • 29 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    kedamaian, keteraturan dan kesejahteraan. Baiknyalah kalian

    semua yang ada disini meminta dan mengijinkan seorang

    wanita tua yang kalian abaikan itu, berikanlah dia

    kesempatan seperti warga yang lainnya untuk mencoba

    membuka gumpalan benang kusut ini. Dan secara tiba tiba

    juga setelah si kucing berhenti berbicara, dia langsung jatuh

    tidak sadarkan diri karena roh gaib dewa dewi tadi sudah

    pergi.

    Merasa yang terjadi adalah merupakan sebuah pesan dan

    harus dilakukan, maka mereka mendatangi orang tua itu

    untuk memintanya mencoba membuka gumpalan benang

    kusut yang telah semakin kusut itu. Karena merasa di berikan

    keempatan, seorang wanita tua itu mulai bangkit berdiri dari

    tempat dia duduk mendekati gumpalan benang tersebut. Lalu

    mulailah dia secara perlahan, penuh dengan kesabaran,

    kepercayaan diri, dan kerendahan hati, sedikit demi sedikit

    mengurai benang benang yang kusut terikat itu. Setelah

    beberapa lama, akhirnya gumpalan benang yang tadi kusut

    tidak beraturan kini telah terurai rapi tanpa ada satupun

    benang yang putus sesuai dengan yang diperintahkan oleh

    Tuhan pada mereka. Melihat hal tersebut, sangat terkejutlah

    mereka semua, bagaimana mungkin seorang wanita tua

  • 30 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    renta bisa melakukan hal yang sangat sulit bagi kita yang

    muda, cerdas dan kuat ?gumam mereka. Akan tetapi

    tidaklah dapat dipungkiri dan dihindari, yang terjadi maka

    terjadilah, sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Tuhan,

    wanita tua itulah yang akan menjadi pemimpin mereka semua

    untuk membawa mereka menuju satu suku bangsa yang besar

    suatu saat nanti.

    HUKUM ADAT PERTAMA DIBUAT OLEH NINI PUNYUT

    Adapun wanita tua itu bernama Etuh, atau biasa

    dikenal oleh para warga dengan panggilan Nini Punyut. Dari

    hal ini, muncullah sebuah filosofi bagi suku Dayak Maanyan

    dari dulu hingga sekarang, bahwa orang tua harus dihargai

    dan dihormati, karena banyak hal yang tidak bisa orang muda

    lakukan namun bisa orang tua lakukan. Orang Maanyan

    percaya, bahwa orang yang sudah tua atau lanjut usia

    dianggap sebagai pedoman yang bisa menuntun para

    generasinya yang muda dalam mengarungi perjalanan hidup.

    Setelah Nini Punyut terpilih menjadi pemimpin

    Tumpuk Laliku Meah, kembali suara Tuhan terdengar

    ditengah mereka dan memerintahkan Nini Punyut untuk

  • 31 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    membuat peraturan hukum adat istiadat guna mengatur tata

    kehidupan seluruh warga di Tumpuk Laliku Meah tersebut.

    Namun dengan segala kerendahan hati Nini Punyut menjawab

    ya Allah Mula Allah, sungguh tidak pantas dan layaklah

    hamba ini menjadi seorang pemimpin dari saudara saudara

    ku yang sebenarnya begitu banyak lebih mampu dari diri

    hamba ini. Ditambah keadaan hamba yang sudah tua renta,

    maka biarkanlah hamba ini yang dipimpin oleh mereka ya

    Allah.

    Dan dengan tegas Tuhan berkata apa yang sudah Ku

    perintahkan, maka itulah yang harus dilakukan, apa yang

    telah terjadi, maka itulah yang harus dijalani, jangan lah

    kamu takut ataupun bimbang, ikutilah hati nuranimu yang

    lembut, maka kamu pasti bisa melakukannya . Setelah itu

    suara Allah Mula Allah menghilang.

    Sesuai dengan apa yang telah di sampaikan oleh

    Tuhan padanya, maka sedikit demi sedikit dengan segala

    pemikiran, pengharapan, kesabaran, ketaatan iman dan

    dibimbing oleh hati nurani yang lembut serta doa, Nini Punyut

    mulai mencoba membuat peraturan hukum adat bagi seluruh

    penduduk Tumpuk Laliku Meah. Adapun hukum adat dan

    peraturan yang dibuat oleh Nini Punyut adalah aturan tentang

  • 32 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    pengaturan tradisi kehidupan seluruh warga, baik manusia

    maupun marga satwa yang menjadi penduduk Tumpuk Laliku

    Meah agar dapat hidup secara berdampingan, aman dan

    damai serta jauh dari perbuatan yang berdosa. Seperti jangan

    saling berkelahi, jangan merebut hak orang lain, jangan saling

    membunuh, jangan saling iri dengki, jangan saling memburu,

    hidup bersama dan berdampingan, serta masih banyak lagi

    yang mengatur tentang perubahan tradisi lama ke tradisi baru

    yang lebih baik lagi. Akan tetapi, setelah peraturan tersebut

    selesai dibuat dan disampaikan kepada seluruh warga, hanya

    penduduk dari kelompok manusia sajalah yang setuju dengan

    hukum tersebut, sedangkan penduduk Tumpuk dari kelompok

    marga satwa hanya sebagian yang setuju, sebagiannya lagi

    tidak setuju dan tetap bertahan pada tradisi lama mereka

    yang keras.

    Karena perbedaan pendapat tentang aturan adat

    tradisi baru dan yang lama antara manusia dan para marga

    satwa, hingga membuat Nini Punyut kembali bimbang, namun

    ternyata Allah mula Allah tahu apa yang terjadi pada Nini

    Punyut dan bersuara kepadanya menyarankan untuk

    mengalah lalu pindah dari Tumpuk Laliku Meah ketempat

    baru yang telah ditunjukan oleh Allah mula Allah kepada Nini

  • 33 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Punyut, yaitu Tumpuk Sani Sarunai, Gumi Ngamang Talam.

    Selanjutnya Tuhan berpesan agar setelah menempati tempat

    yang baru tersebut agar segala peraturan adat dan isitiadat

    yang mengatur tradisi dan kehidupan seluruh umat-Nya untuk

    benar benar dilaksanakan dan di taati dengan baik, agar

    nantinya akan membawa mereka menjadi suatu suku bangsa

    yang besar, bermoral, beradab, dan penuh dengan kedamaian

    serta kemakmuran.

    Keesokan harinya, Nini Punyut menyampaikan kepada

    seluruh penduduk bahwa dia akan pergi menuju tempat baru

    seperti yang telah Tuhan sampaikan kepadanya, namun

    dengan syarat, bagi siapapun yang ingin ikut bersamanya ke

    Tumpuk Sani Sarunai, Gumi Ngamang Talam harus wajib

    untuk menjalani seluruh aturan adat istiadat yang telah

    dibuatnya. Namun Kembali perdebatan muncul diantara

    mereka, dan seperti sebelumnya hanya kelompok manusia

    sajalah yang setuju pada aturan tersebut, sedangkan marga

    satwa, hampir seluruhnya menyatakan keputusan untuk tidak

    setuju. Dan akhirnya, diambillah keputusan oleh Nini Punyut

    meminta seluruh kelompok manusia dan sebagian marga

    satwa yang setuju terhadapnya untuk ikut dengannya dan

    meninggalkan Tumpuk Laliku Meah menuju Tumpuk Sani

  • 34 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Sarunai, Gumi Ngamang Talam. Sedangkan bagi marga satwa

    yang tetap pada pendiriannya untuk tidak setuju, diberikan

    kebebasan menjalani kehidupan mereka dengan tradisi lama

    yang keras dan tidak diijinkan untuk turut serta mengikuti

    perjalaan Nini Punyut pindah menuju tempat yang baru. Lalu

    disinilah katanya alasan kenapa tidak semua binatang yang

    bisa dipelihara oleh manusia. Karena hanya sebagian saja

    kelompok dari marga satwa yang setuju untuk mengikuti

    aturan dan hukum adat Nini Punyut. Seperti contohnya babi

    peliharaan yang tidak tunduk adat tapi tunduk dengan

    peraturan, maka itulah sebabnya babi peliharaan masih bisa

    dipelihara oleh manusia hingga saat ini dibandingkan dengan

    babi hutan yang tidak setuju akan adat dan peraturan, hingga

    akhirnya tetap berada selamanya di hutan tanpa bisa

    dipelihara.

    RANGKUMAN

    - Kehidupan makhluk hidup di dunia semakin berkembang dan

    bertambah jumlahnya,namun selalu berada dalam kekacauan

    karena tidak adanya hukum dan aturan yang mengatur tata

    kehidupan mereka.

    - Sebagian makhluk hidup termasuk manusia melakukan

    perpindahan dari Tumpung Lalung Kuwung, Gumi Rarak

    Ransai menuju Tumpuk Pupur Matung, dan melakukan

    perpindahan lagi ke Tumpuk Sida Matung, kemudian yang

    terakhir adalah Tumpuk Laliku Meah .

    - Pada Tumpuk Laliku Meah, mereka mengangkat atau nudus

    tiga orang pemimpin dengan gelar Raksapateh, Singa

    Galanteh dan Using Dukut Nungu Dapur.

    - Dalam masa kepemimpinan 3 pemimpin itu, mereka telah

    menciptakan dan mengajarkan pengetahuan berupa hitungan

  • 35 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    perpindahan lagi ke Tumpuk Sida Matung, kemudian yang

    terakhir adalah Tumpuk Laliku Meah .

    - Pada Tumpuk Laliku Meah, mereka mengangkat atau nudus

    tiga orang pemimpin dengan gelar Raksapateh, Singa

    Galanteh dan Using Dukut Nungu Dapur.

    - Dalam masa kepemimpinan 3 pemimpin itu, mereka telah

    menciptakan dan mengajarkan pengetahuan berupa hitungan

    yang dinamakan salusen. Yaitu berupa angka dari 1 sampai

    dengan 12.

    - 1 = sau, 2 = karuaw, 3 = katalu, 4 = manampitaw, 5 = kaebak,

    6 = kapapak, 7 = kalempat, 8 = karewaw, 9 = katumang, 10 =

    pahapaw, 11 = kaminting, dan 12 = buk ok.

    - Tuhan menurunkan segumpal benang kusut yang disebut

    Amas Tukal Banang Juwet, Mirah Rawai Walu Halun dengan

    maksud bagi siapapun yang dapat mengurai dan membuka

    gumpalan benang tersebut akan ditunju sebagai pemimpin

    yang nantinya akan menciptakan hukum adat dan aturan

    dalam kehidupan mereka.

    - Etuh atau Nini Punyut berhasil membuka gumpalan benang

    tersebut dan terpilih menjadi pemimpin.

    - Hukum adat dan aturan yang dibuat oleh Nini Punyut tidak

    disetujui oleh para penduduk Laliku Meah yang berasal dari

    kelompok marga satwa, dan akhirnya Nini Punyut beserta

    mereka yang setuju dengannya pindah ke tempat baru yang

    bernama Tumpuk Sani Sarunai Gumi Ngamang Talam atau

    yang dikenal dengan nama Negeri Nansarunai.

  • 36 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Alur Tempat dari Awal Penciptaan Hingga Menuju Nansarunai

    Awal Penciptaan / Jaman Purba

    Tinggal di

    Tumpuk Lalung Kuwung, Gumi Rarak Ransai

    Pindah ke

    Tumpuk Pupur Matung

    Pindah lagi ke

    Tumpuk Sida Matung

    Pindah lagi ke

    Tumpuk Tumpuk Laliku Meah

    Pindah lagi ke

    Tumpuk Tumpuk Laliku Meah

    Pindah ke

    Tumpuk Sani Sarunai, Gumi Ngamang Talam Dan telah masuk jaman sejarah

  • 37 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Tugas dan Latihan

    Sejak jaman dahulu, Suku Dayak memiliki kebiasaan

    menceritakan kisah atau sejarah masa lalunya secara lisan

    kepada para generasi generasi dibawahnya, karena pada

    jaman dulu masih belum dikenal teknik tulis menulis.

    Disamping itu juga, dalam kisah yang diceritakan sudah tentu

    banyak mengandung makna dan pesan pesan moral bagi

    para generasinya. Agar budaya bercerita ini tidak punah,

    maka diharapkan agar para pembaca dapat melakuan tugas

    dan latihan sebagai berikut.

    1. Carilah makna pesan moral yang terkandung di dalam

    kisah seperti yang diceritakan pada BAB II sampai

    dengan BAB III !

    2. Baca, hafal dan resapi makna cerita di atas, setelah itu

    ceritakan kembali secara lisan kepada teman teman

    atau kelompok belajar mu dan mintalah mereka

    untuk menilai !

  • 38 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

  • 39 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    BAB IV KEHIDUPAN DI NANSARUNAI

    PINDAHNYA NINI PUNYUT DAN PENDUDUK KE SANI

    SARUNAI GUMI NGAMANG TALAM .

    Nini Punyut beserta seluruh kelompok manusia dan

    sebagian marga satwa lainnya melakukan perjalanan menuju

    tempat baru yang telah ditunjukkan oleh Allah Mula Allah,

    Yaitu Tumpuk Sani Sarunai, Gumi Ngamang Talam. Setelah

    mereka sampai ditempat tujuan, rasa kagum, senang dan

    puas terpancar dari raut wajah mereka seakan merasa

    perjalanan panjang yang melelahkan telah terbayar dengan

    keindahan keindahan yang disediakan alam bagi mereka.

    Pohon pohon tinggi berdiri kokoh bagaikan barisan pasukan

    penjaga yang menawarkan keamanan dari segala macam

    ancaman dan marabahaya yang mengganggu kedamaian.

    Begitu juga dengan hamparan dedaunan hijau dan warna

    warni bunga disepanjang jalan yang seakan telah lama

    menunggu untuk menyambut kehadiran dan kedatangan

    mereka sebagai penghuni baru di Sani Sarunai Gumi Ngamang

    Talam itu. Merasa mendapatkan tempat yang tepat dan lebih

  • 40 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    indah dari sebelumnya, mereka langsung mendirikan

    pemukiman secara bersama sama. Sesuai dengan apa yang

    diperintahkan oleh Allah Mula Allah, Nini Punyut kembali

    mengingatkan mereka untuk selalu menjalani peraturan

    peraturan yang telah dibuatnya agar apa yang telah terjadi

    pada masa sebelumnya tidak terulang kembali.

    Pada tempat baru ini para warga masyarakat diajak

    untuk terus bekerjasama dan saling gotong royong dalam

    membangun dan menjalani hidup. Karena telah mengalami

    perubahan kehidupan tanpa adanya rasa takut dan

    terciptanya rasa damai diantara seluruh warga, sehingga

    membuat mereka mampu menata kehidupan dengan baik.

    Berbagai macam kegiatan untuk mendukung kebutuhan hidup

    terus mereka lakukan secara bersama sama. Secara

    berangsur angsur mereka mulai bisa beradaptasi dengan

    alam dan lingkungannya yang baru. Segala akal dan pikiran

    serta pengetahuan semakin berkembang, percobaan

    percobaan dan penelitian tentang potensi alam yang bisa

    digunakan untuk menopang serta mendukung kelangsungan

    hidup telah banyak mereka ketahui. Seperti jenis tumbuhan

    yang bisa mereka gunakan untuk menjadi bahan makanan

    mereka yaitu padi. Pada saat itu, tumbuhan padi sudah ada

  • 41 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    tumbuh di tempat baru mereka tersebut, karena berasal dari

    tetesan puncak gunung Madu Rahuo yang jatuh ke bumi pada

    masa awal penciptaan. Dan berdasarkan percobaan

    percobaan yang telah di lakukan, ternyata padi bukanlah

    tumbuhan yang selalu tumbuh dengan sendirinya, tetapi

    tumbuh dengan suatu usaha manusia itu sendiri, yaitu dengan

    menanamnya. Maka mereka semua bersama sama

    melakukan suatu kegiatan menanam padi setiap tahunnya

    untuk kelangsungan kehidupan seluruh penduduk Tumpuk

    Sani Sarunai Gumi Ngamang Talam.

    Begitu juga dengan tempat peristirahatan mereka

    yang sebelumnya hanya tinggal di dalam gua gua, ataupun

    di bawah pepohonan yang berdaun lebat kini sudah bisa

    mereka buat, yaitu suatu rumah dari kayu yang dalam bahasa

    Janyawai disebut dengan nama Balai Karunrung Rahuo,

    Sarungayan Payung Uran, atau berarti juga suatu tempat

    yang melindungi mereka dari terik panas matahari dan hujan.

    Selain itu, Nini Punyut juga mengajak mereka semua untuk

    menanam dan menyebarkan segala jenis bibit bibit

    tumbuhan serta kayu kayuan, karena Nini Punyut merasa

    hal ini harus dilakukan, mengingat tidak semua jenis sumber

    daya alam yang manusia butuhkan bisa tumbuh dengan

  • 42 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    sendirinya. Uniknya, disinilah peran warga dari kelompok

    marga satwa yang telah ikut mengikuti Nini Punyut dari

    Tumpuk Laliku Meah ke Tumpuk Sani Sarunai yaitu

    kemampuan mereka menyebarkan segala jenis bibit bibit

    tumbuhan dan kayu kayuan kesegala arah, sehingga menjadi

    bertambah luas lah hutan mereka.

    TERBENTUKNYA PANGUNRAUN JATUH.

    Hari berganti hari, bulan berganti bulan, hingga

    melalui tahun tahun berikutnya jumlah penduduk Tumpuk

    Sani Sarunai semakin bertambah banyak, dari asalnya yang

    hanya puluhan, kini telah mencapai ratusan bahkan ribuan

    jiwa. Lalu mereka mencoba untuk membentuk suatu

    kelompok organisasi kekeluargaan yang disebut dengan nama

    Pangunraun Jatuh, Ngampet Malem Balah Riwuo. Para

    anggota kelompok masyarakat yang ada didalamnya diberikan

    tugas untuk mengatur dan mengurus segala kegiatan

    kegiatan di bidang perekonomian seperti perladangan,

    perkebunan, pembudidayaan bibit padi padian dan buah

    buahan, serta di bidang kesenian dan ritual adat, hal ini

    penting karena untuk menyampaikan rasa syukur terhadap

  • 43 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Tuhan dan para dewa dewi yang melindungi mereka,

    dibutuhkan musik dan tarian. Disamping itu, seni tari dan

    musik dalam bidang kesenian ini juga kadang digunakan untuk

    acara pesta para warga Tumpuk Sani Sarunai. Adapun para

    anggota kelompok yang masih dapat diingat namanya adalah

    para Datuo, yaitu Datuo Telang Tuha Maharaja Wuluo Kesai

    Lawie ( Amah Jarang ) yang juga merupakan anak dari Nini

    Punyut, Datuo Bias Layar Maharaja Tampi Pidagangan (

    Amah Idung ), Datuo Masuliang Maharaja Amah Engkai (

    Amah Tengkai ), Datuo Nuwung Sigai Maharaja Repan Uyur (

    Amah Angar ), dan masih banyak lagi Datuo Datuo lainnya.

    Serta ada juga para Dara, yaitu Dara Tamurak Sansuo ( Ibu

    Jarang ), Dara Luwuk Banang Suraibu Ngipar Kapas ( Ibu

    Idung), Dara Luwuk Banang Suraibu Ngibar Epai( Ibu Tengkai),

    Dara Tunrak Nyiai Gandring Layuo ( Ibu Angar ) dan yang

    lainnya. Sedangkan para pemuda di jaman itu yaitu Idung,

    Jarang, Tengkai, Talengo, Iban, Bangkas, Patis, Anyawungan,

    Angar, Paning, Nalau, Pasungan, dan para pemudinya yaitu

    Silu, Ave, Layuo, Lelai, Panti Wuyuk, dan Awahat.

    Pada Pangunraun Jatuh, Nini Punyut kembali

    membuat suatu aturan tentang tata kehidupan keluarga,

    seperti hukum adat tentang suami istri. Tidak boleh lah

  • 44 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    apabila seorang laki laki dan perempuan melakukan

    hubungan perkawinan bila tanpa ada restu dari kedua orang

    tuanya dan bila sudah mendapatkan restu, maka kedua

    pasangan tersebut wajib melaksanakan upacara adat

    perkawinan yang menandakan syah dan disetujuinya suatu

    hubungan antara laki laki dan perempuan oleh seluruh

    warga terutama keluarga dari masing-masing mempelai.

    Selain itu, hukum adat tentang kematian juga telah dibuat

    oleh Nini Punyut, hal ini dilakukan sebagai penghargaan

    kepada umat manusia semasa hidupnya di dunia yang telah

    tunduk dan patuh terhadap peraturan serta hukum hukum

    adat yang telah ada. Dari awal meninggal, hingga pindahnya

    roh menuju tempat orang mati yang disebut dengan Tumpuk

    Tunjung Punu, Guha Mari Dandrahulu, telah diatur oleh

    hukum adat yang dibuat Nini Punyut.

    Seiring bertambahnya waktu, Nini Punyut juga

    semakin bertambah tua, begitu juga dengan aturan dan

    hukum adat yang telah dibuatnya semakin berkembang serta

    sudah membudaya diseluruh lapisan masyarakat Tumpuk Sani

    Sarunai. Keteraturan hidup, kedamaian, kebersamaan, suka

    cita serta rasa syukur telah tercipta ditengah kehidupan

    seluruh warga dan Nini Punyut sadar bahwa tugasnya sudah

  • 45 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    selesai. Dia berdoa pada Tuhan dengan berkata Allah mula

    Allah, aku sudah siap. Saat ku telah tiba . Dan akhirnya pada

    usia yang sangat tua, Nini Punyut meninggal dunia dengan

    meninggalkan warisan yaitu hukum adatnya. Setelah

    meninggal, tampuk kepemimpinan pada Tumpuk Sani Sarunai

    dilanjutkan oleh anaknya Datuo Telang Tuha Maharaja Wuluo

    Kesai Lawie atau Amah Jarang.

    Konon banyak orang mengatakan bahwa kuburan Nini

    Punyut masih ada sampai sekarang pada sebuah pulau kecil

    ditengah danau bernama Tamak Sapala di daerah Danau

    Panggang, Marabahan Propinsi Kalimantan Selatan. Tamak

    dalam bahasa Janyawai berarti kuburan, dan Sapala berarti

    Kepala, jadi Tamak Sapala diartikan sebagai kuburan kepala

    atau kuburan seorang pemimpin.

    RANGKUMAN

    - Pada Tumpuk Sani Sarunai, para masyarakatnya telah

    banyak melakukan percobaan percobaan atau penelitian

    tentang potensi alam sekitarnya untuk dapat menopang

    kehidupan mereka sehari hari.

    - Para warga Nansarunai juga telah bisa membuat tempat

    perlindungan atau rumah yang dinamakan Balai Karunrung

    Rahuo, Sarungayan Payung Uran atau berarti juga sebagai

    tempat berlindung saat terik matahari yang menyengat dan

    dari hujan.

    - Karena semakin bertambah banyaknya jumlah para

    penduduk, maka mereka bersama membentuk suatu

    kelompok organisasi kekeluargaan yang disebut

    Pangunraun Jatuh, Ngampet Malem Balah Riwuo.

    - Nini punyut sebagai pemimpin Pangunraun Jatuh

    kembali membuat aturan tentang tata kehidupan

  • 46 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    tempat berlindung saat terik matahari yang menyengat dan

    dari hujan.

    - Karena semakin bertambah banyaknya jumlah para

    penduduk, maka mereka bersama membentuk suatu

    kelompok organisasi kekeluargaan yang disebut Pangunraun

    Jatuh, Ngampet Malem Balah Riwuo.

    - Nini punyut sebagai pemimpin Pangunraun Jatuh kembali

    membuat aturan tentang tata kehidupan keluarga, seperti

    hukum adat tentang pernikahan atau suami istri, kematian,

    dll.

    - Nini Punyut meninggal dunia, dan digantikan oleh anaknya

    Datuo Telang Tuha Maharaja Wuluo Kesai Lawie atau Amah

    Jarang.

    - Konon Nini Punyut di makamkan pada sebuah pulau kecil

    ditengah danau bernama Tamak Sapala di daerah Danau

    Panggang, Marabahan Propinsi Kalimantan Selatan.

    - Dalam bahasa Janyawai, Tamak berarti kuburan dan Sapala

    berarti kepala, jadi Tamak Sapala bisa diartikan sebagai

    kuburan kepala atau kuburan seorang pemimpin.

  • 47 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    BAB V ANTARA NEGERI NANSARUNAI DAN

    KERAJAAN MAJAPAHIT

    KERAJAAN MAJAPAHIT

    Kerajaan Majapahit terletak di lembah sungai Brantas

    di sebelah tenggara kota Majakerta di daerah Tarik, sebuah

    kota kecil pada persimpangan Kali Mas dan Kali Porong.

    Pada akhir tahun 1292, tempat itu masih merupakan

    hutan belantara yang penuh dengan pohon pohon maja

    seperti kebanyakan tempat tempat lainnya dilembah sungai

    Brantas. berkat Adipati Wiraraja dari Sumenep, hutan itu

    berhasil ditebangi untuk dijadikan ladang. Pada saat orang

    datang di tanah Tarik untuk menebang hutan dan ilalang

    mereka menemukan banyak buah buahan di sekitarnya.

    karena merasa lapar, segeralah buah itu dipetik lalu dimakan,

    ternyata rasanya sangat pahit sekali. Bagi mereka yang tidak

    suka langsung memuntahkannya, sedangkan mereka yang

    terlanjur memakannya akan menjadi mabuk. Nama buah itu

    adalah buah Maja. Karena banyaknya pohon dan buah Maja

    yang begitu pahit tumbuh pada daerah hutan Tarik yang

  • 48 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    sedang dibuka itu, maka dari itulah asal muasal nama

    Majapahit dibuat.

    SUMPAH PALAPA PATIH GAJAH MADA

    Raden Wijaya adalah Raja pertama yang memerintah

    di kerajaan Majapahit yaitu sekitar tahun 1293 1309 Masehi.

    Setelah wafat digantikan oleh putranya bernama Kala Gemet

    dan diberi gelar Sri Jayanegara (Raja Jayanegara) dari tahun

    1309 1328. Pada masa itulah Gajah Mada telah diangkat

    menjadi Patih di Kahuripan dan Kediri ( 1319-1330 M) sebagai

    penghargaan atas jasanya kepada raja, yang sebelumnya

    adalah pemimpin pasukan Bhayangkara (pengawal pribadi

    raja).

    Setelah Raja Jayanegara meninggal, tahta Kerajaan

    Majapahit diserahkan kepada Gayatri, yaitu putri Raja

    Kertanegara yang masih hidup. Namun karena ia sudah

    menjadi seorang pertapa, maka tahta kerajaan diserahkan

    kepada putrinya yang bernama Tribhuwanatunggadewi ( 1328

    1350 M ). Pada masa itu juga, karena jasa dan

    kecakapannya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih

    Amungkubhumi (Perdana Menteri) Majapahit menggantikan

    Arya Tadah. Saat upacara pelantikan, Gajah Mada

  • 49 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    mengucapkan sumpahnya yang terkenal dengan nama

    Sumpah Palapa (Tan Amukti Palapa), yang berbunyi sebagai

    berikut :

    Lamun kumus kalah Nusantara isnu Amukti Palapa,

    lamun kalah Ring Gurun, Ring Seran, Tanjung Pura, Ring

    Haru, Ring Pahang, Dompo, Ring Bali, Sunda, Palembang,

    Tumasik, Sumana isun Amukti Palapa .

    Artinya :

    Aku baru akan berhenti berpuasa makan Palapa,

    jika seluruh Nusantara tunduk dibawah kekuasaan Kerajaan,

    jika Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali,

    Sunda, Palembang dan Tumasik dapat dikalahkan.

    Sejak saat itu, Gajah Mada menjadi pejabat

    pemerintahan tertinggi sesudah raja. Ia mempunyai

    wewenang untuk menetapkan politik pemerintahan

    Majapahit.

    Pada tahun 1350 1389, Tribhuwanatunggadewi

    menyerahkan tahta kerajaan kepada putra mahkotanya yaitu

    Raja Hayam Wuruk. Kebijakan kebijakan politik Hayam

    Wuruk banyak memiliki kesamaan dengan politik Gajah Mada

  • 50 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    yang mempunyai pandangan luas, yaitu mencita - citakan

    persatuan Nusantara dibawah Panji Kerajaan Majapahit. Maka

    karena itu, masa puncak kejayaan kerajaan terjadi pada masa

    pemerintahan Raja Hayam wuruk bersama Gajah Mada yang

    telah mampu menguasai kerajaan kerajaan Nusantara

    bahkan hingga ke luar negeri.

    LAKSAMANA NALA

    Banyak cara dan strategi yang dijalankan oleh Gajah

    Mada, salah satunya dengan membangun pertahanan

    angkatan laut yang kuat. Ia sangat memahami betul keadaan

    bumi nusantara ini yang merupakan Negara kepualauan dan

    dikelilingi oleh lautan yang luas. Sebagai Panglima Perang

    Armada Lautnya, Gajah Mada mengangkat Laksamana Nala

    atau Pudayar dan Panglima Demang Wiraja atau Anringau.

    Laksamana Nala adalah seorang Panglima Perang

    Armada Laut Majapahit yang paling di banggakan oleh Gajah

    Mada. Dalam waktu singkat, setelah diucapkannya Sumpah

    Palapa Oleh Gajah Mada, telah banyakn kerajaan kerajaan

    yang sudah menjadi wilayah kekuasaan Majapahit. Armada

    pasukannya yang berjumlah kurang lebih 40 ribu orang telah

  • 51 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    menjadi sesuatu kekuatan yang tidak tertandingi di Asia

    Tenggara ketika itu di masa kejayaannya.

    Kekuatan armada laut Majapahit sejak jaman Gajah

    Mada terletak pada pucuk pimpinan yang dipegang oleh

    Laksamana Nala sebagai Panglima Tertingginya. Yang

    membuat dia terkenal sebagai Panglima yang terkuat di

    lautan adalah karena telah ditemukan olehnya sejenis pohon

    raksasa yang sangat besar untuk digunakannya membangun

    kapal kapal perang Majapahit. Pada kapal perangnya, Gajah

    Mada telah memasang senjata senjata yang canggih pada

    jaman itu, seperti meriam jawa.

    Dengan kekuatan armada laut yang dahsyat itu,

    Majapahit telah mampu menguasai kerajaan kerajaan

    seperti Kerajaan Pasai, Langkasuka, Kelantan, Kedah,

    Selangor, Tumasik (Singapura), Bali, dan wilayah timur

    nusantara.

    Salah satu tugas mereka berikutnya, adalah menguasai

    wilayah kerajaan masyarakat adat di pedalaman Borneo yang

    telah terdengar kemahsyuran dan kemakmurannya oleh

    Majapahit. Yaitu NANSARUNAI. Maka dengan pasukan yang

    kuat dan berjumlah banyak, atas restu Patih Gajah Mada,

  • 52 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Laksamana Nala (Pudayar) dan Panglima Anringau memulai

    penyerangannya untuk menguasai Nansarunai.

    KEMAKMURAN NEGERI NANSARUNAI

    Setelah meninggalnya Etuh atau Nini Punyut,

    kepemimpinan organisasi kelompok kekeluargaan

    Pangunraun Jatuh, dilanjutkan oleh putranya, yaitu Datuo

    Telang Tuha Maharaja Wuluo Kesai Lawie atau Amah Jarang,

    atau juga dikenal dengan gelar Raden Anyan.

    Amah Jarang telah banyak belajar dan diajarkan oleh

    ibunya dalam memahami serta mentaati segala jenis tata

    aturan tradisi hukum adat yang telah membudaya di tengah

    kehidupan warga Pangunraun Jatuh. Hal ini sengaja Nini

    Punyut lakukan, karena ia merasa bahwa warganya

    membutuhkan seorang pemimpin yang bisa membimbing

    mereka ke kehidupan yang lebih baik. Seorang pemimpin yang

    baik adalah pemimpin yang mengerti, paham dan benar

    benar mampu menjalankan segala jenis peraturan hukum

    adat yang ada. Dan seorang pemimpin yang baik juga harus

    mampu mengutamakan kepentingan kelompoknya lebih dulu

    dibandingkan kepentingan dan kesenangannya pribadi. Maka

  • 53 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    itulah sebabnya sejak kecil hingga besarnya, Amah Jarang

    tidak pernah bisa jauh dari ibunya.

    Para warga Pangunraun Jatuh di Tumpuk Sani

    Sarunai,Gumi Ngamang Talam atau Nansarunai melalui masa

    duka yang panjang. Kesedihan karena kehilangan seorang

    sosok pemimpin yang baik membuat mereka tidak bisa begitu

    mudah untuk lepas dari rasa duka yang dalam. Namun berkat

    ketegaran dan ketabahan Amah Jarang yang bijaksana, dia

    selalu mencoba memberikan semangat kepada para warga

    untuk kembali bangkit dari kedukaan dan tidak larut dalam

    kesedihan yang panjang. Amah Jarang mengajak para

    warganya untuk membangun kehidupan berdasarkan hukum

    adat dan peraturan yang telah diwariskan oleh Nini Punyut

    kepada mereka.

    Bertahun tahun dilalui, keadaan masyarakat di

    Nansarunai semakin bertambah baik. Kemakmuran,

    kesejahteraan dan kedamaian telah tercapai. Suka cita

    bahagia, canda tawa, dan rasa syukur menghiasi kehidupan

    mereka sehari hari. Mereka lalu membangun Balai, Parung

    (mahligai), Panungkulan, Pantar, Panti Jagad, Balai Adat,

    Manguntur, dan lain sebagainya. Karena begitu makmurnya

  • 54 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Nansarunai sehingga tersebarlah kemahsyurannya keseluruh

    suku bangsa lainnya, tanpa kecuali Kerajaan Majapahit.

    Dalam organisasi masyarakat yang bisa disebut

    dengan kelompok masyarakat adat nya Pangunraun Jatuh,

    Nansarunai memiliki pengurus yang khusus mengurus segala

    hal tentang kesenian, seperti musik dan tari. Hal ini di lakukan,

    karena memang warga masyarakatnya sangat senang dan

    gemar sekali bermain musik dan bernyanyi serta menari. Hal

    ini sesuai dengan nama Negeri Nansarunai yang berarti gemar

    bermusik dan bernyanyi, senang dengan suka cita, selalu

    bahagia, penuh canda tawa,dsb.

    Bangsa Nansarunai ini sangatlah makmur. Begitu

    banyak juga pedagang pedagang yang datang ke tempat

    mereka untuk berdagang sekaligus melihat kemakmuran dan

    menikmati kegembiraan bangsa ini yang penuh dengan suka

    cita setiap harinya. Mereka datang dari Sumatera, Sulawesi,

    jawa , cina dan bahkan Madagaskar. Barang dagangan yang

    dijual ke luar pulau seperti damar, madu lebah hutan, rempah

    rempah, dan lainnya. Walaupun begitu banyak para

    pendatang yang datang ketempat mereka, hukum adat dan

    aturan masih tetap mereka pertahankan, namun merekapun

    sangat terbuka terhadap para pendatang.

  • 55 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    PENYAMARAN PUDAYAR

    Karena begitu mahsyurnya berita yang terdengar oleh

    Kerajaan Majapahit tentang kemakmuran Nansarunai dari

    para pedagang pedagang yang juga berlabuh di Jawa, maka

    penasaran lah Laksamana Nala. Begitu besar keinginaannya

    untuk tahu dan melihat langsung,maka dia mencoba datang

    ke Nansarunai dengan pura pura menyamar sebagai

    nahkoda kapal dagang, dan mengganti namanya dengan nama

    Pudayar.

    Disaat sampai di Bumi Nansarunai, langsung Pudayar

    disambut dengan baik oleh para warga setempat. Segala jenis

    makanan telah disiapkan untuk disantap oleh siapa saja yang

    mau. Karena sudah menjadi adat dan aturan agar jangan

    sampai membuat tamu kelaparan di tempat mereka. Setelah

    menyantap makanan yang telah disediakan, Pudayar

    menyempatkan diri berjalan jalan mengitari kota tersebut.

    Sungguh terpanalah dia melihat keadaan pemukiman

    penduduk yang begitu indahnya. Dia melihat rumah besar,

    tinggi dan panjang dengan tiang tiang nya yang terlihat

    seperti sebuah besi padat hitam yang tegak kokoh menopang

    beban diatasnya. Ketinggiannya mencapai 3 hingga 4 hasta,

  • 56 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    dari jauhpun dia masih mendongak keatas untuk melihatnya.

    sungguh, istana yang sangat indah ! ucapnya dalam hati.

    Disepanjang jalan dia melihat anak anak kecil

    berlarian dan bermain penuh dengan canda tawa suka cita.

    Orang orang tua, muda, pendatang, pedagang terlihat

    penuh dengan senyuman dan gelak tawa yang mendamaikan

    hati. Tidak ada kemarahan, tidak ada kebencian, permusuhan

    ataupun caci maki. Semua terlihat seakan menawarkan

    persahabatan dan kasih yang sangat tulus.

    Begitu asyiknya Pudayar menikmati suasana yang

    indah itu, tiba tiba ada suara lembut dan santun dari

    seorang laki - laki dari arah belakangnya, sugeng dalu!.

    Berbaliklah Pudayar kebelakang menghadap ke laki laki tadi

    yang terlihat merapatkan tangannya tepat di depan dadanya

    sambil tersenyum tulus dan menundukan kepalanya. Merasa

    bahwa telah diucapkan salam, maka Pudayar pun langsung

    membalas sama dengan seperti yang dia lakukan sugeng

    dalu !.

    Tuan baru pertama kali datang kemari ? Tanya

    lelaki itu.

  • 57 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    oh iya, saya baru pertama kali datang kemari dan

    mencoba melihat lihat keadaan kota ini yang ternyata

    sangat indah dan ramah sekali jawab Pudayar.

    nama saya Pudayar, saya nahkoda kapal dagang

    dari Jawa yang mencoba untuk berdagang disini lanjut

    Pudayar.

    Sambil tersenyum laki laki itu juga memperkenalkan

    namanya nama saya Datuo Telang Tuha Maharaja Wuluo

    Kesai Lawie. Atau bisa juga dipanggil dengan panggilan Amah

    Jarang.

    Apakah anda berasal dari kota ini ? dan ternyata

    anda bisa berbahasa Jawa Tanya Pudayar.

    iya, saya asli dari negeri ini, tuan. Semenjak

    banyaknya para pedagang dan tamu tamu yang datang

    kemari dari berbagai tempat, sehingga membuat saya tertarik

    untuk mempelajari bahasa mereka termasuk bahasa jawa.

    Walaupun tidak begitu lancar, tapi paling tidak saya berharap

    masih bisa digunakan untuk mengajak tuan melihat lihat

    kehidupan kami lebih dekat lagi.

  • 58 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    Mari tuan, kita melihat kedalam pondok sederhana

    saya dan beristirahat disana . Sembari mempersilahkan

    Pudayar dengan tangannya.

    Inilah saat yang ditunggu tunggu oleh Laksamana

    Nala untuk membuktikan atas apa yang telah didengarkannya

    dari orang orang tentang kemegahan Nansarunai ini.

    Semakin dekat terlihat semakin besarlah bangunan

    itu. Tiang tiang tingginya yang besar dan begitu banyak

    tersusun rapi terus membuat Pudayar merasa kagum.

    silahkan masuk sambut Amah Jarang.

    Sebenarnya dari tadi Pudayar mendengar sayup-

    sayup suara alat musik dan nyanyian, namun setelah masuk

    kedalam rumah besar tersebut, tidak sempat bertanya

    ternyata dia telah sadar bahwa asal suara musik dan nyanyian

    itu ternyata berasal dari dalam apakah kalian sedang

    mengadakan pesta atau ritual adat ? Tanya Pudayar.

    tidak, kami hanya bersuka cita. Setiap harinya kami

    selalu melakukan hal ini. Bermain musik, bernyanyi dan

    menari. Karena kami percaya dalam sukacita akan ada

  • 59 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    kedamaian dan kemamuran yang selalu hadir ditengah

    tengah kami terang Amah Jarang.

    Lalu Pudayar di ajak masuk kedalam ruangan tempat

    berkumpulnya para Pangunraun Jatuh saat bermusyawarah.

    Sungguh terkagum kagumlah Pudayar melihat apa yang ada

    di dalamnya. Ternyata apa yang orang katakan adalah benar.

    Begitu banyak barang barang yang terbuat dari emas murni

    serta batu batuan alam yang warna - warni mengeluarkan

    kilatan cahaya indah. Yang sangat di kagumi Laksamana Nala

    ialah Sokoguru balai adat yang besar dan juga terbuat

    seluruhnya dari emas murni serta diatasnya memiliki motif

    ukiran patung manusia.

    sangat indah sekali Tuan puji Pudayar. dari apa

    yang kalian miliki ini, segala kemewahan dan kemakmuran,

    dimanakah para penjaga dan para prajurit yang menjaga

    Negeri ini dari musuh atau serangan orang orang yang ingin

    menguasai Nansarunai ini Tuan ? Tanya Pudayar.

    Amah Jarang menjawab tidak ada kekuatiran dalam

    kedamaian. Kami tidak memiliki musuh ataupun keinginan

    untuk memusuhi bangsa lain. Kami tidak suka kekerasan dan

    kejahatan. Ada hukum adat yang menjaga kami disini. Tidak

  • 60 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    ada yang perlu ditakuti. Keamanan adalah milik bersama,

    maka karena itu juga harus dijaga oleh bersama.

    Beruntungnya selama Negeri Nansarunai ini terbuka bagi

    para pendatang, sampai saat ini tidak ada sekalipun hal hal

    buruk yang mengancam kedamaian dan sukacita di negeri ini

    tuan.

    Siapakah Raja Tuan di negeri ini ? Lanjut Pudayar

    Kami tidak memiliki raja, kami disini semuaya sama,

    yaitu satu derajad seperti manusia lainnya. Namun kami

    memiliki suatu kelompok masyarakat adat yang bertugas

    mengatur segala hal yang berkaitan dengan hukum adat,

    kesenian dan kehidupan, bernama Pangunraun Jatuh. Kita

    mengajak, bukan memerintah, karena mengerjakannya

    secara bersama sama.

    kami juga memiliki orang yang dipercayakan oleh

    semua warga untuk memimpin mereka. Orang orang disini

    karena sedikit terpengaruh oleh kebudayaan lain menyebut

    pemimpin itu adalah Raden Anyan. Dan dia adalah saya

    sendiri Tuan. Jawab Amah Jarang dengan rendah hati.

    Mendengar hal itu terkejutlah Pudayar, karena orang

    yang sejak tadi bersamanya ternyata seorang pemimpin dari

  • 61 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    negeri tersebut. Dengan rasa sungkan Pudayar memohon

    maaf kepada Raden Anyan, namun sebaliknya, Raden Anyan

    malah meminta Pudayar untuk jangan terlalu berlebihan,

    karena mereka sama saja seperti masyarakat lainnya.

    Merasa sudah cukup mendapatkan informasi, maka

    Pudayar mohon diri untuk pergi dan kembali ke kapal

    dagangnya. Dengan penu keheranan atas apa yang

    disampaikan oleh Amah Jarang karena kebudayaannya sangat

    jauh sekali perbedaannya dibandingkan kebudayaan dari

    tempat dia berasal, namun disamping itu dia juga merasa

    senang, karena segala kemakmuran yang ada disini ternyata

    tidaklah memiliki sedikitpun penjaga, sehingga memudahkan

    dia untuk menguasainya suatu saat nanti.

    Setelah beberapa lama Pudayar berada di Bumi

    Nansarunai, maka saatnya lah dia kembali ke Kerajaan

    Majapahit dan melaporkan apa yang telah dilihatnya kepada

    Patih Gajah Mada yang pada saat itu Kerajaan Majapahit

    sedang mempersiapkan penobatan tahta kerajaan kepada raja

    baru yaitu Raja Hayam Wuruk.

  • 62 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    PENYAMARAN KEDUA OLEH ANRINGAU

    Semenjak Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa

    nya, dia bersama Laksamana Nala telah banyak berhasil

    menaklukkan kerajaan kerajaan di Nusantara. Kekuatan

    armada laut serta persenjataan yang hebat membuat mereka

    menjadi pasukan penguasa yang paling disegani pada saat itu.

    Nansarunai adalah Negeri yang makmur. Hal itu telah

    dibuktikan oleh Laksamana Nala setelah kedatangannya ke

    tanah Kalimantan dengan berpura- pura menjadi seorang

    nahkoda kapal dagang. Keinginannya untuk merebut

    kekuasaan Nansarunai seakan lebih besar dari keinginan

    Gajah Mada. Lalu muncullah niat untuk menyerang

    Nansarunai dengan armada perangnya. Akan tetapi tertunda

    karena terjadinya Peristiwa Bubat antara Gajah Mada dan

    Laskar Pajajaran yang mengakibatkan terbunuhnya Sri Baduga

    beserta Putri Dyah Pitaloka yang bunuh diri karena melihat

    tewasnya ayahnya ditangan Gajah Mada.

    Karena persitiwa itu, Laksamana Nala mengurungkan

    niat nya untuk menyerang negeri Nansarunai. Tapi dengan

    segala pertimbangan, maka diperintahkannya lah seorang

    Panglima perangnya yaitu Demang Wiraja dengan memakai

  • 63 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    nama samaran sebagai pedagang, yaitu Anringau, serta

    beberapa prajurit dari suku Kalang. Laksamana Nala

    memerintahkan panglimanya untuk memantau dan mencari

    kelemahan dari Raden Anyan yang penuh dengan kharisma

    dan negeri Nansarunai yang begitu makmur itu.

    Lalu berangkatlah Panglima Perang Demang Wiraja

    menyamar dengan nama Anringau beserta pasukannya dari

    Suku Kalang ke Negeri Nansarunai menggunakan kapal

    dagang. Sesampainya disana tidak jauh berbeda dari

    pelayanan yang telah diberikan oleh Raja Anyan kepada

    Pudayar atau Laksamana Nala pada saat kedatangannya dulu.

    Dan hal itu dilaporkan kembali oleh Anringau kepada

    Laksamana Nala sekembalinya ke Majapahit.

    Merasa perjalanan panglimanya masih tidak

    membuahkan hasil, karena begitu sulitnya mencari

    kelemahan dari Negeri Nansarunai, yang terlihat biasa tanpa

    pertahanan dari luar, tapi masih misteri dari apa yang

    tersimpan didalamnya. Karena menurut Laksamana Nala,

    tidak mungkin negeri semakmur itu berdiri tanpa ada satupun

    kekuatan yang kuat untuk mempertahankan kemakmurannya

    dari ancaman musuh.

  • 64 Maanyan Berkisah

    Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan

    KEMBALINYA PUDAYAR BERSAMA SAMONIN BATU

    Setelah berbagai macam strategi dipikirkan untuk

    mendapatkan kelemahan Negeri Nansarunai, maka

    Laksamana Nala memutuskan untuk kembali lagi ke Negeri

    Sarunai di Bumi Borneo untuk yang kedua kalinya dengan

    nama dan penyamaran yang sama. Akan tetapi kali ini dia

    akan membawa istrinya yang cantik dan berpribadi menarik,

    yaitu Damayanti dengan menggunakan nama samaran

    Samonin Batu.

    Pada saat mereka tiba di Nansarunai, seperti biasa

    penyambutan yang ramah dan baik mereka terima. Begitu

    senangnya Samonin Batu berada ditempat tersebut, karena

    tidak pernah ia merasakan kedamaian yang begitu indahnya

    untuk dinikmati dibandingkan di negerinya yang penuh

    dengan konflik dan peperangan. Melihat hal tersebut,

    muncullah ide dari sang Tuan Pudayar, dia berpikiran bahwa

    untuk dapat mengetahui titik kelemahan mereka, maka perlu

    waktu yang lama dan harus bisa membaur dengan mereka

    para masyarakat di negeri Nansarunai ini. Agar