Click here to load reader
Upload
idiel-haq
View
114
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
i
KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA
PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMADINEJAD PERIODE PERTAMA
2005-2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.)
OLEH:
M. Andi Gilang R
NIM: 106022000895
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011 M/1432 H
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
M. Andi Gilang R
Kebijakan Politik Republik Islam Iran Pada Masa Pemerintahan Mahmoud Ahmadinejad Periode Pertama 2005-2009
Pada awal masa jabatannya sebagai presiden Iran, Ahmadinejad menyatakan ingin menciptakan Iran sebagai model pemerintahan yang maju, Islami, dan modern. Untuk tercapainya pemerintahan yang seperti itu maka diambilah berbagai kebijakan oleh pemerintah Iran, baik dalam dan luar negeri seperti, di dalam negeri; tekhnologi nuklir damai Iran, tabungan untuk rakyat, penghematan anggaran belanja negara, pemberantasan diskriminasi administratif dan korupsi, dll, sedangkan kebijakan luar negerinya seperti, penyangkalan holocaust, memperbaiki hubungan yang bermasalah dengan negara-negara sekawasan, dll. Berbagai kebijakan ini khususnya kebijakan nuklir damainya, membuat negara-negara Barat kesal, geram, dan marah bahkan mereka (negara barat) menyebut Iran sebagai setan besar dan salah satu negara poros setan yang harus disingkirkan. Namun pemerintah Iran yang dimotori oleh Ahmadinejad tidak gentar dengan ancaman-ancaman negara barat. Pemerintah Iran justru bertambah semangat dan akan terus melanjutkan kebijakan-kebijakan negaranya.
Untuk menghadapi tekanan-tekanan yang dilakukan negara-negara barat, Iran menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa negara maju seperti Rusia dan Cina. Iran juga menjalin persahabatan yang cukup erat dengan negara-negara dunia ketiga seperti, Venezuela, Indonesia, Brazil, Nikaragua, Korea Utara dengan meningkatkan intensitas perdagangan diantara negara-negara sekutu. Iran juga berkomitmen memperbaiki hubungan dengan negara-negara kawasan timur tengah. Hal ini dimaksudkan agar Iran mendapat dukungan tandingan dari negara-negara yang berkerjasama dengan Iran dalam mendukung program-program negaranya.
Sejalan dengan kebijakan luar negerinya yang penuh dengan semangat revolusinya. Kebijakan Iran di dalam negeri di bawah pemerintahan Ahmadinejad juga tidak jauh berbeda dengan kebijakan luar negerinya dalam arti kebijakan dalam negerinya juga berlandasan semangat revolusi dan penuh kontroversial. Ia memberikan pinjaman lunak kepada rakyat miskin, serta melakukan penghematan anggaran belanja. Hal ini dilakukan tidak lain untuk menjadikan Iran sebuah negara yang mandiri dan bersifat islami.
vi
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Peta wilayah Iran
Lampiran 2 : Gambar Roket Safir
Lampiran 3 : Gambar Komplek Fasilitas Nuklir Iran di Busher
Lampiran 4 : Gambar Peta Lokasi-lokasi Reaktor Nuklir Iran
Lampiran 5 : Jalur Pipa Gas Alam Iran, Pakistan dan India
Lampiran 6 : Foto Khaled Meshal sedang bersama Ahmadinejad
Lampiran 7 : Foto Syekh Hassan Nasrullah bersama Ahmadinejad
Lampiran 8 : Neraca Perdagangan RI-Iran
Lampiran 9 : Foto Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ahmadinejad
Lampiran 10 : Foto Ahmadinejad Bersama Susilo Bambang Yudhoyono
Lampiran 11 : Foto Ahmadinejad bersama Hu Jintao
Lampiran 12 : Foto Ahmadinejad Bersama Hugo Chavez
Lampiran 13 : Foto Bersama Negara-negara Kaspia dalam Caspia Summit
Lampiran 14 : Salinan Isi Perjanjian NPT
Lampiran 15 : Foto Ujicoba Rudal Shahab-III
Lampiran 16 : Gambar Peta Misil-misil yang dimiliki Iran
vii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah SWT semata
yang telah memberikan rahmat dan inayahNya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagaimana mestinya. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada muara ilham, lautan ilmu, yang tidak pernah
larut yakni keharibaan baginda nabi Muhammad saw, serta keluarga, para
sahabat-sahabatnya dan seluruh pengikutnya. Amin.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak semata-mata berhasil
dengan tenaga dan upaya sendiri, namun banyak pihak yang telah berpartisipasi
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini baik yang bersifat moril maupun
materil, karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih atas kerjasama dan
dorongannya. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada :
1. Dr. H. Abdul Wahid Hasyim M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah memberikan
persetujuan atas judul skripsi ini.
2. Drs. H. M. Ma’ruf Misbah MA, dan Shalikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Yang telah banyak membantu dalam memproses
berjalannya pembuatan skripsi ini.
3. Dr. H. Abd. Chair, MA selaku Dosen Pembimbing yang banyak sekali
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang memberikan
sumbangsih ilmu dan pengalamannya.
viii
5. Kedua orangtuaku tercinta, Bpk. Syaiful Bachri dan khususnya untuk ibuku
tersayang Dwi Tarini dan keluarga di rumah yang telah memberikan perhatian
dan curahan kasih sayangnya yang luar biasa, serta doa yang tulus sehingga
penulis selalu dapat termotivasi dan dapat menyelesaikan penelitian ini.
6. Seluruh kawan-kawan di Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, M. Shobahur
Rizky (Uje) yang telah “memperkenalkan” saya dengan sosok Ahmadinejad.
Kepada Achmad Rizky Nugraha (Coki) dan Johan yang telah membantu saya
sebagai guide dalam mencari sumber skripsi dan kepada anak SPI khususnya
angkatan 2006, konsentrasi SPI kawasan Timur Tengah, Mamora Black,
Macheda, Kapuy, Irhamni ‘Aki2’, bang MD, Romi, dan lain-lainnya serta
kawan-kawan kawasan Asia Tenggara yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih atas segala bantuan, semangat, kritik, dan saran yang
semuanya terangkum dalam sebuah kenangan indah.
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis menyerahkan segalanya,
semoga amal kebaikan yang telah mereka berikan akan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Amin ya Robbal ‘alamin.
Ciputat, 21 September 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................. i
Lembar Pengesahan ..................................................................................... ii
Lembar Pernyataan ...................................................................................... iv
Abstrak ........................................................................................................ v
Daftar Lampiran ........................................................................................... vi
Kata Pengantar ............................................................................................. vii
Daftar Isi ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah .............................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8
D. Kajian Pustaka ............................................................................ 9
E. Metode Penelitian ....................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 14
BAB II NEGARA IRAN SELAYANG PANDANG DAN PROFIL
MAHMOUD AHMADINEJAD
A. Profile Negara Republik Islam Iran ............................................. 15
1. Sistem Pemerintahan Iran ...................................................... 18
a. Pemimpin Agung ........................................................... 20
b. Eksekutif ........................................................................ 20
c. Majelis Wali ................................................................... 21
d. Majelis Kebijaksanaan ................................................... 21
x
e. Parlemen ........................................................................ 22
f. Kehakiman ..................................................................... 22
g. Majelis Ahli / Dewan Ahli .............................................. 22
h. Dewan Kota ................................................................... 22
2. Revolusi Islam 1979 dan Perang Iran-Irak ............................ 23
3. Iran Pada Masa Pasca Revolusi dan Pasca Perang Iran-Irak .. 26
B. Biografi Mahmoud Ahmadinejad ................................................ 29
1. Masa Kecil dan Pendidikan Mahmoud Ahmadinejad ............ 29
2. Karir Politik Mahmoud Ahmadinejad ................................... 34
C. Iran masa Pemerintahan Ahmadinejad ........................................ 43
BAB III KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN MAHMOUD
AHMADINEJAD
A. Kebijakan program Nuklir Iran .................................................. 51
1. Sejarah Program Nuklir di Iran ............................................. 52
2. Program Nuklir Iran Di era Ahmadinejad .............................. 55
3. Pandangan Mahmoud Ahmadinejad Terhadap Program Nuklir
.............................................................................................. 58
B. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim ......... 69
1. Hubungan Iran Dengan Palestina .......................................... 73
2. Hubungan Iran Dengan Libanon (Hizbullah) ......................... 82
3. Hubungan Iran Dengan Indonesia ......................................... 85
C. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-negara Non-
Muslim ....................................................................................... 90
1. Hubungan Iran Dengan China ............................................... 92
xi
2. Hubungan Iran Dengan Venezuela ........................................ 95
3. Hubungan Iran Dengan Rusia ............................................... 97
BAB IV DAMPAK KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN
MAHMOUD AHMADINEJAD
A. Dampak Kebijakan Program Nuklir Iran ..................................... 100
B. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim
.................................................................................................... 117
C. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-Negara
Non- muslim ............................................................................... 120
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................... 125
B. SARAN ..................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 131
LAMPIRAN- LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era modern saat ini, sebagian besar negara Islam sedang berada dalam
dominasi negara Barat, berbagai peristiwa yang bisa dibilang sangat memilukan
bagi dunia Islam, sebut saja konflik Arab-Israel—yang sampai saat ini belum juga
menemukan titik terang, perang Afghanistan, perang Irak, dll. Setelah invasi AS
dan sekutunya ke Afghanistan dan runtuhnya Irak dibawah rezim Saddam Hussein
pada tahun 2003, sebagian besar masyarakat Muslim menganggap bahwa Islam
sudah ditaklukan oleh kekuatan imperial negara Barat dan bahwa negara Muslim
sudah tidak memiliki lagi kekuatan untuk melawan. Bahkan sebagian besar
masyarakat Muslim saat itu sedang dalam keadaan goyah dan putus asa karena
hampir tidak ada lagi negara Muslim yang berdiri di garis depan menentang
kekuatan imperialisme negara-negara Barat, kalaupun ada negara itu kurang
memberikan efek yang kuat terhadap dunia Muslim.
Akibat dari hal tersebut, dunia Islam saat ini sedang berada dalam
cengkraman dominasi Barat, hampir semua sumber daya yang dimiliki negara-
negara Islam dikuasai, ini menimbulkan eksploitasi secara berlebihan yang
dilakukan oleh AS dan sekutunya (baca; Barat) dan juga ketidakadilan yang
dialami oleh dunia Islam, ironisnya hanya beberapa saja pemimpin dunia Islam
yang berani bersuara menentang, Muamar Khadafi presiden Libya, Mahatir
Mohammad mantan PM Malaysia, Saddam Husein mantan presiden Irak adalah
2
beberapa contoh pemimpin tersebut. Namun ditengah serbuan dominasi Barat
merekapun sedikit demi sedikit kehilangan tajinya, dan lebih parah lagi ada yang
digulingkan secara ilegal seperti Saddam, saat ini Khadafi juga sedang mengalami
nasib yang sama dengan Saddam.
Namun ditengah keterpurukan mental dan krisis kepercayaan diri yang
melanda dunia Islam, hadirlah sebuah sosok, yang ia dengan bangga menyebut
dirinya sebagai ‘pelayan rakyat’, yang mampu menaikan kembali kondisi mental
dan daya juang umat Islam, sebuah sosok dengan menjadikan Islam sebagai
model kepemimpinannya dialah Mahmoud Ahmadinejad. Mahmoud
Ahmadinejad adalah seorang presiden di sebuah negara teokratik dengan Islam
sebagai agama mayoritas dan Syiah sebagai mazhab resminya, negara yang
dijuluki negeri para Mullah1, negeri itu adalah Iran.
Dalam pandangannya, Ahmadinejad menganggap umat Islam harus
mengakhiri dominasi dan hegemoni Barat. Ia beranggapan bahwa sudah saatnya
Islam untuk bangkit dari keterpurukan dan mengejar berbagai ketertinggalannya,
tentunya dalam berbagai bidang, dan Ahmadinejad ingin menjadikan Iran sebagai
kepala gerbong lokomotif kebangkitan Islam. Ini tentunya bukanlah hal yang
mudah namun Ahmadinejad mencoba membuktikannya melalui berbagai
kebijakan, pandangan serta statemennya ketika ia menjabat sebagai presiden Iran.
Ahmadinejad mengawali masa kepresidenannya sesuai dengan apa yang
diinginkannya: dengan perpaduan populisme dan nasionalisme religius. Setelah
1. Mullah adalah sebutan untuk para ulama di Iran.
3
terpilih sebagai presiden Iran yang keenam, pada statement publik pertamanya, di
acara Radio Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan ingin
menciptakan Iran sebagai model pemerintahan yang maju, modern dan islami.
Model pemerintahan seperti ini menurutnya tidak bisa tidak harus berpijak pada
management kerja yang kuat, professional, bebas korupsi, dan favoritisme politik.
Sejak itulah setumpuk masalah negara Iran yang harus dia selesaikan.2
Dalam pidato pengukuhannya sebagai presiden Iran di Husayniyyah Imam
Khomeini, Ahmadinejad kembali menekankan empat prioritas pemerintahannya:
memenuhi rasa keadilan, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan rakyat kecil,
melayani semua lapisan massa, dan meraih kemajuan material dan moral bagi
negara dan bangsa. Berpijak pada budaya Islam yang murni dan memerhatikan
semua kebutuhan rakyat bawah, pemerintahan baru akan menempatkan
pelaksanaan keadilan di semua bidang, kesetaraan dalam memperoleh
kesempatan, pemberantasan kemiskinan, dan pelenyapan diskriminasi
administratif dan korupsi sebagai agenda utamanya3.
Sebagai bukti komitmennya terhadap keadilan sosial dan kesiapannya
menggebrak elit berkuasa Iran, Ahmadinejad menyatakan bahwa dia akan
menerapkan sejumlah kebijakan yang telah diambilnya sewaktu menjabat sebagai
walikota Teheran untuk meredam dampak pengangguran massal dan
2. CNN, Sabtu, Juni 25, 2005 dlm; Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia (Jakarta: Mizan, 2006), h. 154.
3. Ibid. h. 156.
4
melambungnya harga barang dan jasa. Salah satunya adalah penetapan PPN baru
kepada kelompok kaya4.
Kebijakan ekonomi, bagian pertama legislasi Ahmadinejad yang muncul
dari pemerintahannya yang baru terbentuk adalah dana 12 triliun rial (sekitar 1,3
milliar dollar) yang disebut dana belas kasih Reza. Dengan membuka sumbatan
hasil minyak yang sangat besar, pemerintahan Ahmadinejad mengklaim bahwa
dana ini digunakan untuk membantu anak muda mendapatkan pekerjaan dan
membantu menyelenggarakan pernikahan mereka dan juga membantu dalam
membeli rumah mereka. Berkenaan dengan maraknya bank swasta di Iran,
Ahmadinejad secara blak-blakan mengecam kebijakan swastanisasi bank yang
dicanangkan bapak pembangunan Iran, Hasyemi Rafsanjani, dan dikukuhkan oleh
pahlawan reformasi 1997 Muhammad Khatami. Menurutnya, sekarang ini bank-
bank swasta itu sama sekali tidak punya peran positif atau konstruktif dalam
perekonomian, sebaliknya malah memberikan peran destruktif. Pengauditan
sejumlah kelembaga tinggi dan tertinggi negara, termasuk kantor pimpinan
tertinggi Iran yang selama ini dianggap tabu untuk dibicarakan apalagi diaudit5.
Untuk meningkatkan ekonomi negaranya Ahmadinejad berupaya
memajukan sektor industri serta bidang sains dan teknologi. Dia menganggap
penggabungan kedua bidang ini akan memacu pertumbuhan negara Iran baik
dalam jangka panjang maupun jangka pendek serta akan menjadikan Iran sebagai
negara maju dan ini tentunya akan berdampak pada naiknya posisi politik Iran di
kancah internasional. Salah satu kebijakan ini adalah program nuklir damai.
4. Ibid. h. 159. 5. Ibid. h. 163-164.
5
Program nuklir, pada 11 januari 2006, Ahmadinejad mengumumkan
bahwa Iran akan segera mengembangkan teknologi nuklir damai. Dia juga
menekankan bahwa pembuatan bom atom nuklir bukanlah kebijakan
pemerintahannya, dia juga menambahkan sebuah bangsa yang mempunyai
budaya, logika, dan peradaban tidak butuh senjata nuklir. Negara-negara yang
mencari senjata nuklir adalah yang ingin memecahkan semua masalah dengan
menggunakan kekuatan dan memiliki keterbelakangan pemikiran6.
Pada perkembangannya, program nuklir Iran mengalami kemajuan yang
amat pesat, terbukti dengan kemampuan reaktor Iran mampu pengayaan uranium
sehingga mereka mampu menyempurnakan fuel cycle nuklir secara laboratoris
sampai mampu menghasilkan listrik dan juga hasil pengayaan ini bisa digunakan
untuk berbagai macam riset baik itu dibidang kedokteran dan juga pertanian,
disamping itu juga hal ini memperkuat posisi Iran dikawasan sebagai sebuah
negara yang maju. Namun untuk satu atau berbagai alasan kemajuan ini
sepertinya tidak disukai oleh banyak pihak, seperti, Amerika, Inggris, Prancis,
Jerman, Israel, dan beberapa negara lainnya. Namun tidak sedikit juga negara
yang mendukung kebijakan nuklir Iran ini, seperti, Rusia, Cina, Venezuela, Kuba,
Korea Utara, 114 negara non-blok, dan beberapa negara lainnya7.
Untuk menghadapi tekanan-tekanan yang dilakukan negara-negara Barat,
Iran menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa negara maju seperti Rusia
dan Cina. Iran juga menjalin persahabatan yang cukup erat dengan negara-negara
6. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat! Republik Islam Iran Mematahkan Arogansi Amerika & Israel— cet I—(Jakarta; Zahrah, 2008), h. 42.
7. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren Sang Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis—cet II—(Jakarta; Pustaka Iman, February, 2008), h. 143.
6
dunia ketiga seperti, Venezuela, Indonesia, Brazil, Nikaragua, Korea Utara
dengan meningkatkan intensitas perdagangan diantara negara-negara sekutu. Iran
juga berkomitmen memperbaiki dan meningkatkan hubungan dengan negara-
negara kawasan Timur Tengah seprti Arab Saudi, Kuwait, Libanon, Suriah,
Palestina, dll8. Hal ini dimaksudkan agar Iran mendapat dukungan tandingan dari
negara-negara yang berkerjasama dengan Iran dalam mendukung program-
program negaranya
Ahmadinejad juga adalah seorang revolusioner dalam pengertian ini
menyangkut saat dia menyatakan bahwa rezim penjajah Yerusslem ini (Zionis)
akan lenyap dari halaman sejarah. Menurut Ahmadinejad, satu-satunya solusi
adalah kembali ke peta dunia sebelum tahun 1948, sebelum negara baru dengan
penduduk baru yang bernama Israel itu muncul. Seandainya imigrasi kaum
Yahudi ke tanah Palestina ini karena alasan Holocaust9 yang terjadi di Eropa,
maka sebaiknya bangsa Eropa bertanggung jawab dan berbelas kasih memberikan
sebagian tanah mereka untuk kaum Yahudi di Jerman, Austria, atau belahan
negara lain di benua Eropa10.
Pada Desember 2005, Ahmadinejad menyerang undang-undang yang
diberlakukan oleh negara-negara Eropa yang melarang siapapun menolak kejadian
Holocaust. Katanya kendatipun dia tidak tahu apakah Holocaust itu dan sampai
sejauh mana rincian kejadiannya, atau apakah ia benar-benar terjadi atau tidak.
8. Ibid. h. 85-116. 9. Holocaust adalah sebuah peristiwa pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi Jerman yang
dipimpin oleh Hitler ketika Perang Dunia II terjadi 1939-1945. 10. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine: Perjuangan Nalar dan Jiwa Seorang
Presiden Untuk Palestina— cet I—(Jakarta; Pustaka Iman, Juni, 2008), h. 23-24.
7
Negara-negara Eropa haruslah mengganti kesalahan mereka kepada kaum Yahudi
dengan memberikan tanah mereka untuk mendirikan negara Yahudi di Eropa
(Jerman, Austria, atau Negara-negara lain), Amerika Serikat, Kanada, atau Alaska
ketimbang bangsa Palestina yang tidak berdosa harus menanggung kejahatan ini11.
Melalui berbagai macam kebijakan dan statmennya inilah, ia membangkitkan
kembali semangat juang umat Islam, dan menaikan posisi dunia Islam umumnya
dan Iran khususnya.
Dari latar belakang tersebut penulis berupaya untuk memberikan informasi
bahwa, kebijakan pemerintah Iran di masa Mahmoud Ahmadinejad adalah suatu
upaya untuk menaikan posisi Iran khususnya dan Islam umumnya dalam
percaturan politik global.
Oleh karenanya penulis memutuskan untuk memilih peristiwa ini sebagai
objek kajian dengan judul, “KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM
IRAN PADA MASA PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMADINEJAD
PERIODE PERTAMA 2005-2009”
B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah
Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar dan meluas perlu
diadakannya pembatasan masalah. Maka selanjutnya penulis membatasi masalah
pada skripsi ini hanya fokus pada kebijakan politik yang dilakukan Ahmadinejad
11. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia, h. 172.
8
selama menjabat sebagai presiden Iran periode 2005-2009 dan juga dampak dari
kebijakan yang diambilnya tersebut.
Adapun perumusan masalah penelitian ini dapat dibaca dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut;
1. Kebijakan politik apa yang diambil pemerintah Iran saat Ahmadinejad
menjabat sebagai presiden?
2. Mengapa Ahmadinejad mengambil kebijakan tersebut?
3. Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan diatas akan penulis jawab dalam uraian-uraian dan
analisis yang didasarkan pada sumber-sumber yang penulis gunakan.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian skripsi ini bertujuan Pertama, mengetahui kebijakan politik apa
saja yang diambil Ahmadinejad, Kedua, mengetahui alasan mengapa dia
mengambil kebijakan tersebut, Ketiga, dampak apa saja yang ditimbulkan dari
kebijakan yang diambilnya.
Adapun Dalam penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut;
1. Memberikan wawasan yang luas tentang negara Iran pada masa
Ahmadinejad
9
2. Memberikan manfaat bagi penulis dan para pencinta studi penelitian
sejarah dalam rangka pengembangan sejarah Islam umumnya dan
khususnya di Iran.
3. Menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan
4. Sebagai bahan perbandingan bagi penulis selanjutnya.
D. Kajian Pustaka
Buku yang saya jadikan sumber primer dan juga digunakan untuk
menguatkan dan menginspirasi dalam penulisan skripsi yang berjudul
“KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA
PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMADINEJAD PERIODE PERTAMA
2005-2009” adalah Ahmadinejad Menggugat! Republik Islam Iran Mematahkan
Arogansi Amerika & Israel di terjemahkan dari; Haviyar-e Iran dar New York &
Goftar dar Ravesh Iranian. Buku ini ditulis oleh DR. Mahmoud Ahmadinejad.
Buku ini berisikan pandangan-pandangannya terhadap situasi Iran dan global pada
saat ini, baik itu pandangan Ahmadinejad menyangkut program nuklirnya,
masalah Palestina, masalah perang Irak dan Afghanistan dll. Buku ini juga
memuat dan memaparkan beberapa hasil wawancara dia dengan beberapa
wartawan media baik itu cetak maupun elektronik. Juga memuat pidato
Ahmadinejad dalam beberapa forum. Serta beberapa surat warga Amerika Serikat
untuknya. Namun begitu, buku ini ditulis dalam sudut pandang dirinya sendiri
atau bisa dikatakan ‘istana sentris‘ sehingga keobjektifannya perlu pembuktian
lebih lanjut. Maka dari itu selain buku tersebut penulis juga memiliki empat buah
buku sebagai sumber primer lainnya, sebagai bahan perbandingan, yang
10
digunakan dalam penulisan yaitu buku, Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of
Tehren Sang Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis diterjemahkan dari:
Ahmadinejad Rajulun fii Qalbi’ aashifah. Buku ini ditulis oleh Adel El-Gogary.
Buku ini memuat beberapa kebijakan yang dilakukan Ahmadinejad sebagai
presiden Iran dan juga buku ini memuat beberapa perkembangan negara Iran saat
dia menjadi presiden, baik itu politik maupun ekonomi, serta kondisi perpolitikan
global pada saat Ahmadinejad menjabat sebagai presiden Iran. Kemudian buku
yang menjadi sumber adalah Ahmadinejad Kisah Rahasia Sang Pemimpin
Radikal Iran—diterjemahkan dari Ahmadinejad, The Secret History of Iran’s
radikal Leader. Buku ini ditulis oleh seorang wartawan di Iran yaitu Kasra Naji.
Dalam buku ini Kasra Naji menjelaskan seluk-beluk kehidupan Ahmadinejad,
selain itu buku ini memuat juga berbagai kebijakan yang diambil Ahmadinejad
serta juga memuat berbagai kritikan dan dampak negatif dari kebijakan
Ahmadinejad, bahkan buku ini bisa dikatakan sebagai ‘penyeimbang’ artinya
buku ini mengandung hal-hal yang berlawanan dengan buku-buku sebelumnya.
Buku lainnya lagi berjudul, Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath
Dunia. Buku ini ditulis oleh Muhsin Labib, dkk. Buku ini berisikan autobiografi
Ahmadinejad, dalam buku ini diuraikan perjalanan kehidupan seorang Mahmoud
Ahmadinejad. Supermasi Iran; Poros Setan atau Superpower Baru?. Buku yang
ditulis oleh Ali M. Ansari ini berisikan analisisnya yang mendalam mengenai
hubungan Barat khususnya Amerika dengan Iran, buku ini menyuguhkan konteks
historis sepak terjang negara-negara Barat di Iran. Selain buku yang dijadikan
sebagai sumber primer, penulis juga menggunakan media cetak dan elektronik
berupa koran, situ-situs internet, ataupun video-video yang memuat berita atau
11
informasi yang besangkutan dengan judul skripsi ini sebagai sumber primer.
Sedangkan sumber sekunder dalam penulisan tugas ini adalah Mirza Maulana Ar-
Rusydi Mahmoud Amadinejad ; Singa Persia VS Amerika Serikat, Indriana
Kartini Indonesia and Iran’s Nuclear Issue, Smith Alhadar Iran Tanah
Peradaban; Iran the Cradle of Civilization, Dina Y. Sulaeman Ahmadinejad On
Palestine: Perjuangan Nalar dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina,
Muhammad Alcaff Perang Nuklir? Angkatan Bersenjata Terbesar di Dunia
Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel, Sayyid Maulana Khan
The Lion From Aradan, Samuel P. Huntington The Clash of Civilization and The
Remaking of World Order terj. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan
Politik Dunia, Riza Sihbudi Menyandra Timur Tengah; kebijakan AS dan Israel
atas negara-negara Muslim.
E. Metode Penelitian
Laporan Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dan metode yang
digunakan adalah metode historis. Metode historis merupakan proses menguji dan
menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau12. Poin-poin
penting yang akan ditulis dipaparkan sesuai dengan bentuk, kejadian, suasana dan
masanya. Adapun analisa pada faktor-faktor politik menjadi faktor pendukung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai penulisan sejarah oleh karena
itu, upaya merekonstruksi masa lampau dari obyek yang diteliti itu di tempuh
melalui metode sejarah dan menggunakan penelitian deskriptif analisis, yaitu
12. Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. terj: Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press.1983), h. 32.
12
mencoba memaparkan kebijakan politik Iran di era Ahmadinejad periode pertama.
Oleh sebab itu, dalam penelitian sejarah mencangkup seperti :
1. Heuruistik atau teknik mencari, mengumpulkan data atau sumber
(Dokumen),13. Maka dalam hal ini, penulis mengumpulan data-data
sebagai bahan penulisan dan melakukan penelitian kepustakaan (Library
Research) dengan merujuk kepada sumber-sumber yang berhubungan
dengan tema dalam skripsi ini, bisa seperti buku-buku, majalah, koran,
Buletin, video, dan sebagainya. Dalam hal ini, penulis mengunjungi
beberapa tempat seperti Kedubes Iran dan Iran Corner yang bertempat di
Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah lantai dua, lalu penulis juga
mengunjungi Kompas untuk memperoleh sumber primer media cetak.
Sedangkan Perpustakaan yang penulis kunjungi, seperti Perpustakaan
Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora, dan mengunjungi beberapa toko buku yang ada di wilayah
Jakarta dan sekitarnya seperti perpustakaan Freedome Institut dan
Perpustakaan daerah Jakarta, penulis juga mengunjungi LIPI untuk
memperkaya perbendaharaan sumber penulis, selain itu penulis juga
menggunakan buku-buku dan berbagai media cetak koleksi pribadi yang
berhubungan dengan tema sebagai sumber, baik itu sumber primer ataupun
sekunder.
2. Tahap selanjutnya yaitu Verifikasi atau Kritik Sumber, di mana semua
sumber-sumber telah terkumpul baik berupa buku-buku, majalah, Koran,
13. Dudung Abdurahman. Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta; Ar Ruzz Media. 1999), h. 64.
13
video, dll. Maka penulis melakukan kritik dan uji terhadapnya untuk
mengindentivikasi keabsahannya tentang keaslian sumber (Otentiksitas)
yang dilakukan melalui kritik eksteren, dan keabsahan tentang kesahihan
sumber (Kredibilitas) yang di telusuri melalui kritik interen.
3. Interpretasi atau penafsiran sejarah yang juga disebut dengan analisis
sejarah, yaitu mencoba menguraikan sebab dan akibat kejadian tersebut.
Karena itu, data-data yang sudah terkumpul dilakukan metode kritik
sumber, biasannya masih berbeda-beda dalam isinya. Oleh sebab itu,
dalam teknik interpretasi ini, diharapkan peneliti mampu menemukan
berbagai faktor—faktor penyebab dan akibat terjadinya peristiwa tersebut,
dalam hal ini adalah kebijakan politik Iran diera Ahmadinejad periode
pertama.
4. Fase terakhir dalam metode sejarah adalah historiografi merupakan cara
penulisan, pemaparan atau laporan hasil penelitian sejarah yang telah di
lakukan14. Tahap ini adalah rangkaian dari keseluruhan dari teknik metode
pembahasan.
Adapun sumber pedoman yang digunakan dalam penulisan hasil penelitian
ini adalah buku pedoman penulisan karya ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi
yang diterbitkan oleh CeQDA, dengan harapan bahwa penulisan ini tidak hanya
baik dari segi isi, tetapi juga baik dari segi metode penulisan.15
14. Ibid. h. 76. 15. Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi
(Jakarta; CeQDA, April 2007).
14
F. Sistematika Penulisan
Untuk menyajikan laporan dan penulisan penelitian, sekaligus
memberikan gambaran yang jelas dan sistematis tentang materi yang terkandung
dalam skripsi ini. Penulis menyusun sistematika penulisan ini kedalam 5 bab
beserta bibliografi dengan urutan sebagai berikut.
BAB I ; berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah dan rumusan
masalah, tujuan penulisan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II ; merupakan bab inti pertama yang membahas tentang Iran dan Mahmoud
Ahmadinejad. Jadi dalam bab ini akan dijelaskan tentang profile negara Iran dan
biografi Ahmadinejad serta kondisi Iran pada masa Ahmadinejad.
BAB III ; merupakan bab inti kedua yang akan membahas kebijakan politik yang
diambil Ahmadinejad.
BAB IV ; merupakan bab inti ketiga yang akan membahas dampak-dampak dari
kebijakan politik Mahmoud Ahmadinejad.
BAB V ; mengandung dua sub-bab, yaitu kesimpulan yang merupakan pandangan
penulis tentang hasil penelitian yang telah ditempuh. Kesimpulan merupakan hasil
akhir yang dapat penulis berikan sebagai puncak dari kegiatan penelitian yang
dilaksanakan. Sub-bab yang kedua; saran-saran yang merupakan anjuran penulis
kepada para akademisi yang memiliki perhatian terhadap penelitian sejarah dan
peradaban Islam, terutama yang berkenaan dengan Iran.
15
BAB II
NEGARA IRAN SELAYANG PANDANG DAN PROFIL MAHMOUD
AHMADINEJAD
A. Profile Negara Republik Islam Iran
Jumhuri_ye_Eslami_ye Iran; Iran (atau Persia) (bahasa Persia: رانیا )
adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di
dalam negeri negara ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun
1935 Iran masih dipanggil Persia di dunia Barat. Nama Iran adalah sebuah kognat
perkataan "Arya" yang berarti "Negeri Bangsa Arya". Luas tanah total adalah
1.648.195 km persegi (633.491 mil persegi), 1.636.100 km persegi ( 628.878 mil
persegi) daratan dan 12.095 km persegi (4.612 mil persegi) perairan.16
Iran merupakan negara yang secara geografis memiliki beberapa
keistimewaan karena letaknya yang sangat strategis. Iran berbatasan dengan
Azerbaijan (500 km) dan Armenia (35 km) di barat laut dan Laut Kaspia di utara,
Turkmenistan (1000 km) di timur laut, Pakistan (909 km) dan Afganistan (936
km) di timur, Turki (500 km) dan Irak (1.458 km) di barat, dan perairan Teluk
Persia dan Teluk Oman di selatan. Iran dengan ibukotanya Teheran, memiliki
sebuah bentuk pemerintahan yang berbentuk Republik Islam dengan pemimpin
16. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization (Jakarta; Kedutaan Besar Republik Islam Iran, 2009), h. 2.
16
tertingginya adalah Ayatullah Ali Khamenei dan presidennya Mahmoud
Ahmadinejad17.
Iran mempunyai 30 Provinsi: Ardabil, Azerbayjan-e Gharbi, Azerbayjan-e
Sharqi, Bushehr, Chahar Mahall va Bakhtiari, Esfahan, Fars, Gilan, Golestan,
Hamadan, Hormozgan, Ilam, Kerman, Kermanshahan, Khorasan Utara, Khorasan,
Khorasan Selatan, Khuzestan, Kohkiluyeh va Buyer Ahmadi, Kordestan,
Lorestan, Markazi, Mazandaran, Qom, Qarvin, Semnan, Sistan va Baluchestan,
Tehran, Yazd, Zanjan. Provinsi-provinsi tersebut dikepalai oleh Gurbenur Jendral.
Provinsi tersebut selanjutnya terbagi menjadi kabupaten, distrik dan pedesaan.18
Iran adalah sebuah negara yang memiliki banyak suku dan agama. Iran
merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di Timur Tengah, yakni
pada tahun 2007 jumlah penduduknya 70 juta jiwa. Terdiri dari beberapa Etnis;
Persia 51%, Azeri 24%, Gilaki dan Mazandarani 8%, Kurdi 7%, Arab 3%, Lur,
Turki, dan Balochi 2%, lain-lain 1%. Bahasa nasional yang digunakan adalah
Persia namun ada beberapa dialek berbeda yang biasa digunakan seperti Turki,
Kurdi, Luri, Balochi, dll. Mayoritas penduduk Iran adalah beragama Islam, di
mana 89% Syiah dan 10% Sunni, 1% lagi adalah Zoroastrianisme, Yahudi dan
Kristen.19
Tingkat pertumbuhan penduduk di Iran menurun dibandingkan semenjak
setengah abad yang lalu, yaitu sekitar 2.7% menjadi 1.4% dan diperkirakan akan
17. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS Amerika Serikat—Cet I—(Jogjakarta; GARASI, 2007), h. 18-20 dan Lih, lampiran no. 1.
18. Ibid. h. 27. 19. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 2-3.
17
menurun lagi di masa depan. Tingkat penduduk berpendidikan di Iran juga
meningkat sejak 50 tahun yang lalu dari 30% menjadi 85% dan 97% berusia
dibawah 40 tahun dengan jumlah Universitas dan Perguruan Tinggi (UPT)
mencapai 1600 dan lebih dari 4 juta mahasiswa didalamnya, namun uniknya
sekitar 60% dari jumlah mahasiswa tersebut adalah perempuan.20
Iran mempunyai sejarah yang panjang dalam ilmu pengetahuan, kesenian,
musik, puisi, filsafat dan ideologi. Iran telah lama mempengaruhi kebudayaan-
kebudayaan lain di Timur Tengah dan Asia Tengah bahkan Barat. Bahkan
sebelum Islam datangpun bangsa Persia sudah mengenal ilmu pengetahuan. Hal
ini terbukti dengan adanya kota Jundishapur sebagai pusat bagi kegiatan ilmu
pengetahuan. Banyak hasil karya bangsa Persia yang diterjemahkan kedalam
bahasa Arab kemudian diterjemahkan lagi ke bahasa latin. Kebanyakan hasil
tulisan dari bahasa Persia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab semasa ke
khalifahan Islam21.
Pada zaman awal Islam di Persia atau Iran, orang-orang Iran (Persia)
sudah nampak kejeniusannya contohnya seperti Salman Al-Farisi salah satu
sahabat nabi yang cerdas. Walaupun di era Bani Umayyah kejeniusan bangsa Iran
sempat ternafikan, untuk sekedar diketahui bahwa waktu itu bangsa Persia
termasuk golongan kelas kedua, namun di era berikutnya yaitu di era Abbasyiah
yang pada saat itu adalah zaman keemasan Islam. Hal ini dibenarkan dengan
kebanyakan karya ilmiah bangsa Persia ditulis dalam bahasa Arab, Ini
20. Ibid. h. 26-28. 21. Ali Akbar Velayati. Ensiklopedia Islam & Iran; Dinamika Budaya dan Peradaban
Islam yang Hidup (Jakarta; Mizan Publika, September 2010), h. 71.
18
dikarenakan waktu itu banyak ilmuan Persia yang menetap di Baghdad. Iran juga
banyak menyumbang ilmu pengetahuan kepada peradaban dunia khususnya
peradaban Islam dengan ditandai banyaknya kontribusi para filosof Iran seperti,
Al-Farabi, Al-Khawarizm, Al-Razi, Al-Biruni, dll. Selain ilmu pengetahuan
sastrawan sekaligus para sufi Iran yang terkenal ialah Hafizh al-Shirazi, Rumi,
Ferdawsi, Saadi, dll. Mereka merupakan ahli sufi dan banyak menyumbang dalam
puisi-puisi sufi22.
Hal ini mengindikasikan kepada kita bahwa sejak zaman dahulu kala
bahkan sebelum Islam hadir, bangsa Iran telah mengenal ilmu pengetahuan dan
teknologi yang hal tersebut terus berlanjut sampai masa-masa seterusnya. Jadi,
tidak heran jika bangsa Iran sangat mencintai ilmu pengetahuan karena hal
tersebut sudah berurat dan berakar dalam kebudayaan bangsa Iran sendiri maka
tidak heran jika saat ini Iran berusaha mengembangkan teknologi salah satunya
adalah teknologi nuklir damai Iran.
1. Sistem Pemerintahan Iran
Imam Khomeini berkata, “Pemerintahan Islam adalah pemerintahan yang
berdasarkan hukum-hukum Ilahi (Tuhan) atas manusia (makhluk)”.23 Jadi, dalam
pandangan Imam Khomeini, pemerintahan Islam haruslah berdasarkan hukum
Tuhan yang sudah tertuang dalam Al-Quran dan As-Sunnah Nabi. Inilah yang
membuat Republik Islam Iran memiliki sistem pemerintahan yang berbeda dengan
22. Ibid. h. 109-119 dan 339-343. 23. Imam Khumaini. Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan; Konsep Wilayah
Faqih Sebagai Epistemologi Pemerintahan Islam (Jakarta; Shadra Press, 2010), h. 67-68.
19
negara-negara lain di dunia. Sistem politik di Iran berasaskan konstitusi yang
dinamakan "Qanun-e Asasi" (Undang Undang Dasar). Dalam UUD tersebut
dinyatakan bahwa Republik Islam Iran sebagai negara Syi’ah modern karena
konstitusinya mengacu kepada konsep wilayah al-faqih Imam Khomeini. Pada
bagian Mukaddimah UUD tersebut tertulis bahwa “rencana pemerintahan Islam
yang berdasarkan wilayah al-faqih yang disarankan oleh Imam Khomeini” dan
dinyatakan bahwa: “berdasarkan prinsip-prinsip wilayah al-amr dan
kepemimpinan yang terus- menerus (Imamah), UUD harus mempersiapkan lahan
bagi terwujudnya kepemimpinan bagi seorang faqih yang memenuhi persyaratan
dan diakui sebagai pemimpin oleh rakyat”. Dari rumusan ini, dapat disimpulkan
bahwa peran ulama yang memegang tampuk kekuasaan dididentifikasikan sebagai
wilayah al-amr dan jabatan tertingginya sebagai “kepemimpinan”.24
Kepemimpinan tertinggi dalam negara ini dipegang oleh seorang Wali
Faqih atau ulama dengan kriteria yang sangat banyak: memiliki keilmuan yang
dibutuhkan untuk memberi fatwa dalam urusan agama, memiliki integritas dan
kesucian akhlak yang dibutuhkan untuk memimpin umat Islam, dan memiliki visi
politik dan sosial, kebijaksanaan, keberanian, kemampuan adiministrasi, dan
kemampuan pemimpin yang memadai. Namun pelaksana pemerintahan tetaplah
dijalankan oleh presiden selaku pemimpin eksekutif negara.
Republik Islam Iran menerapkan empat pemilihan umum di negeri ini.
Keempat pemilihan umum tersebut adalah pemilu Dewan Ahli Kepemimpinan
24. Didin Saefuddin. Biografi Intelektual 17 Tokoh Pemikiran Modern dan Postmodern Islam (Jakarta; Grasindo, 2003), h. 124-126.
20
(Majles-e Khebregan-e Rahbari), Parlemen (Majles-e Shura-e Islami), Presiden
dan Dewan Kota. Dewan Ahli Kepemimpinan berfungsi untuk memilih Pemimpin
Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, yang juga diistilahkan dengan Wali
Faqih. Selain itu, para anggota Dewan Ahli Kepemimpinan yang dipilih rakyat,
juga mengawasi kinerja Wali Faqih yang kini dijabat oleh Ayatollah Al-Udzma
Sayid Ali Khamenei. Sementara Dewan Kota berfungsi memilih Walikota dan
mengawasi kinerjanya.
a. Pemimpin Agung
Pemimpin Agung Iran bertanggung jawab terhadap "kebijakan-kebijakan
umum Republik Islam Iran". Ia juga merupakan ketua pasukan bersenjata dan
badan intelijen Iran dan mempunyai kuasa mutlak untuk menyatakan perang.
Ketua kehakiman, stasiun radio dan rangkaian televisi, ketua polisi dan tentara
dan enam dari dua belas anggota Majelis Wali Iran juga dilantik oleh Pemimpin
Agung. Majelis Ahli bertanggung jawab memilih dan juga memecat Pemimpin
Agung atas justifikasi kelayakan dan popularitas individu itu. Majelis ini juga
bertanggung jawab memantau tugas Pemimpin Agung
b. Eksekutif
Orang kedua terpenting dalam Republik Islam Iran adalah presiden. Setiap
presiden dipilih melalui pemilihan umum dan akan memerintah Iran selama empat
tahun. Setiap calon presiden mesti mendapat persetujuan dari Majelis Wali Iran
sebelum pemilu dilaksanakan agar mereka 'serasi' dengan gagasan negara Islam.
Tanggung jawab presiden adalah memastikan konstitusi negara diikuti dan juga
21
mempraktikkan kekuasaan eksekutif. Tetapi presiden tidak berkuasa atas perkara-
perkara yang di bawah kekuasaan Pemimpin Agung.
Presiden melantik dan mengepalai Kabinet Iran, dan berkuasa membuat
keputusan mengenai administrasi negara. Terdapat delapan wakil presiden dan
dua puluh satu menteri yang ikut serta membantu presiden dalam administrasi,
dan mereka semua mesti mendapat persetujuan badan perundangan. Tidak seperti
negara-negara lain, cabang eksekutif tidak memiliki kekuasaan dalam pasukan
bersenjata, tetapi presiden Iran berkuasa melantik Menteri Pertahanan dan
Intelijen dan harus mendapat persetujuan Pemimpin Agung dan badan
perundangan.
c. Majelis Wali
Majelis Wali Iran mempunyai dua belas ahli undang-undang, dan enam
dari mereka dilantik oleh Pemimpin Agung. Ketua Kehakiman akan
mencadangkan enam aanggota selebihnya dan mereka akan dilantik secara resmi
oleh parlemen Iran atau Majelis. Majelis ini akan menafsirkan konstitusi dan
mempunyai hak veto untuk keputusan dan keanggotaan parlemen Iran. Jikalau
terdapat undang-undang yang tidak sesuai dengan hukum syariah, maka akan
dirujuk kembali oleh parlemen.
d. Majelis Kebijaksanaan
Majelis Kebijaksanaan berkuasa untuk menyelesaikan konflik antara
parlemen dengan Majelis Wali Iran. Badan ini juga turut menjadi penasihat
Pemimpin Agung.
22
e. Parlemen
Parlemen atau Majles-e Shura-ye Eslami (Majelis Perundingan Islam)
mempunyai 290 anggota yang dilantik dan akan bertugas selama empat tahun.
Semua calon Majles dan ahli undang-undang dari parlemen haruslah mendapat
persetujuan Majelis Wali.
f. Kehakiman
Pemimpin Agung akan melantik ketua kehakiman Iran, dan ia pula akan
melantik Mahkamah Agung dan juga ketua penuntut umum. Terdapat beberapa
jenis mahkamah di Iran termasuk mahkamah umum yang bertanggung jawab atas
kasus-kasus umum dan kejahatan. Terdapat juga "Mahkamah Revolusi" yang
mengadili beberapa kasus tertentu termasuk isu mengenai keselamatan negara.
g. Majelis Ahli / Dewan Ahli
Majelis Ahli yang bermusyawarah selama seminggu setiap tahun
mempunyai 86 anggota yang ahli dalam ilmu-ilmu agama. Mereka dipilih secara
umum dan akan bertugas selama delapan tahun. Majelis ini akan menentukan
kelayakan calon-calon presiden dan anggota parlemen. Majelis ini juga akan
memilih untuk jabatan Pemimpin Agung dan juga berkuasa untuk memecatnya.
h. Dewan Kota
Majelis setempat akan dipilih secara umum untuk bertugas selama empat
tahun di semua kota dan desa. Kekuasaan majelis ini luas, dari melantik pimpinan
23
kota hingga menjaga kepercayaan rakyat. 25 Dari sistem ini kita dapat melihat
bahwa, Iran berusaha mensinergikan antara kepemimpinan dalam Islam dan
sistem negara modern. Dan tampaknya Iran berhasil dalam melakukannya. Hal ini
sekaligus mematahkan berbagai pandangan sinis terhadap kesesuaian antara
ajaran Islam dan demokrasi.
2. Revolusi Islam 1979 dan Perang Iran-Irak
Setelah 25 tahun lebih dipimpin oleh Syah Reza Pahlevi, dengan banyak
kebobrokan dan korupsi, rakyat Iran mulai menentangnya, dipimpin oleh
Ayatollah Imam Khomeini. Pada awal 1970 Imam Khomeini dalam Velayat-e
Faqih Islami mendeklarasikan bahwa pemerintahan monarki Shah tidak selaras
dengan Islam. Ia juga menyebut bahwa pemerintahan itu “lembaga kafir” yang
“zalim” yang diadopsi dari kerajaan Roma dan Sassanid26. Khomeini juga terus
mengkritik, karena Shah mendukung AS dan Israel melawan dunia Arab;
menginjak-injak kebebasan berpolitik, khususnya hukum konstitusi; membuat
negara semakin bergantung kepada Barat; dan menggunakan budaya imperialis
untuk merusak Islam dan Iran27. Akan tetapi, sekeras apapun kritikan itu, banyak
rakyat Iran yang menganggapnya sebagai utopia belaka. Namun setelah sekian
lama dizalimi rakyat Iran melawan. Di tempat pembuangannya, Neauphle-le
Chateau di Prancis, Khomeini terus mengobarkan semangat revolusi.
25. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata Terbesar di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel (Jakarta; Zahra, 2008), h. 15-18 dan Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren Sang Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis. h. 329-337.
26. Ervand Abrahamian. Khomeinism: Essay on The Islamic Republik (London; I.B Tauris & Co Ltd Publishers, 1993), h. 24.
27. Ibid. h. 30.
24
Pada bulan September setengah juta penduduk Iran turun ke jalan-jalan
untuk menentang pemerintahan Syah. Ini demonstrasi terbesar dalam sejarah Iran
dan Syah meresponsnya dengan mengerahkan segala kekuatan militernya. Pada
bulan Desember, demonstrasi mencapai puncaknya protes menentang Shah
semakin meningkat dan akhirnya terjadilah Revolusi Iran. Shah Iran terpaksa
melarikan diri ke negara lain, setelah kembalinya Khomeini dari pembuangan
pada 1 Februari 1979 walaupun bandara sempat ditutup oleh Bakhtiar (Perdana
Menteri terakhir Iran diera Shah) dan tiga hari kemudian Imam Khomeini
menunjuk Mehdi Bazargan sebagai perdana menteri28. Setelah itu, Khomeini
mengadakan pungutan suara untuk membentuk sebuah Republik Islam.
Keputusan undian menunjukkan lebih dari 98% rakyat Iran setuju dengan
pembentukan itu. Sistem pemerintahan baru yang dibentuk berasaskan undang-
undang Islam.29
Tetapi, hubungan Iran dengan Amerika menjadi keruh setelah revolusi ini,
terutama saat mahasiswa-mahasiswa Iran menawan kedutaan Amerika pada 4
November 1979, atas alasan kedutaan itu menjadi pusat intelijen Amerika.
Khomeini tidak mengambil tindakan apapun mengenai tindakan ini sebaliknya
memuji mahasiswa-mahasiswa itu. Krisis ini juga menandai Revolusi Islam
pertama dalam zaman modern. Sebagai balasan, Iran menginginkan Shah
Mohammad Reza Pahlavi dikembalikan ke Iran, tetapi ini tidak mereka setujui.
28. Nikki R. Keddie. Roots of Revolution; An Interpretive History of Modern Iran (New Haven and London; Yale University Press, 1981), h. 257.
29. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 15-21.
25
Setelah 444 hari di dalam tawanan, akhirnya Krisis ini diakhiri melalui perjanjian
Algiers, tapi Iran menuduh AS sampai saat ini belum mematuhi janjinya30.
Pada saat yang sama Saddam Hussein, presiden Irak saat itu, berusaha
memanfaatkan situasi dengan mengambil kesempatan di atas kesempitan, setelah
Revolusi Islam Iran dan juga kekurangan popularitas Iran di negara-negara Barat,
untuk melancarkan perang atas Iran. Tujuan utama peperangan ini ialah
menaklukkan beberapa wilayah yang dituntut Irak, terutamanya wilayah
Khuzestan yang kaya dengan sumber minyak. Saddam pula ketika itu mendapat
dukungan dari Amerika Serikat, Uni Soviet dan beberapa negara Arab lainnya.
Tentara Iran pula yang suatu masa dahulu merupakan sebuah tentara yang kuat,
telah dibubarkan saat itu. Walau bagaimanapun, berkat kegigihan dan perjuangan
yang tak kenal lelah akhirnya rakyat Iran berhasil mencegah bahaya tentara Irak,
dan seterusnya menaklukkan kembali wilayah Iran yang ditaklukkan Irak.
Namun yang menarik adalah bahwa telah terjadi skandal antara para
petinggi AS dan Iran, yang dalam skandal ini memuat perjanjian pertukaran
sandera dan senjata, dan tetap menyandra sisanya selama pemilu berlangsung
untuk merendahkan Carter dan memenangkan Reagen ketika itu, akhirnya sandera
dibebaskan pada 20 Januari 1981, hari dimana pelantikan Reagan berlangsung.31
Dalam peperangan ini puluhan ribu nyawa, baik penduduk awam maupun laskar
Iran, menjadi korban. Jumlah korban diperkirakan antara 500.000 hingga
30. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS Amerika Serikat. h. 63.
31. Amy Goodman & David Goodman. Perang Demi Uang (Bandung; Mizan, 2005), h. 20.
26
1.000.00032. Pada tanggal 20 Juli 1988, dengan ‘terpaksa’, Imam Khomeini
akhirnya setuju untuk mengakhiri perang dengan syarat-syarat yang disebutkan
dalam Resolusi 598 Dewan Keamanan PBB, dalam sebuah pernyataan panjang,
yang beliau sebut pengambilan keputusan itu seperti meminum racun.33
3. Iran Pada Masa Pasca Revolusi dan Pasca Perang Iran-Irak
Mentalisme diserang dan keteguhan hati yang ditimbulkan hujan bom Irak
membawa dampak sosial penting berupa persatuan nasional Iran. Perang total ini,
perang total pertama yang dialami Iran dimasa modern dan juga sebagai negara
Islam, menimbulkan efek yang berbeda daripada yang dibayangkan Saddam dan
kemudian membentuk politik pada dasawarsa berikutnya.
Setelah wafatnya Imam Khomeini pada 1989, Republik Islam Iran
dinakhodai oleh mantan ketua parlemen dan presiden yang baru, Ali Akbar
Hashemi Rafsanjani. Naiknya Rafsanjani menandai pergeseran perimbangan
kekuasaan politik di dalam negeri, yang sebagian mencerminkan kenyataan bahwa
Khomeini tidak dapat tergantikan meski juga mengindikasikan keteguhan politik
Rafsanjani, Republik Islam Iran yang masih muda itu. Pada 1989, Rafsanjani
mengorkestrai sejumlah perubahan konstitusi yang ditujukan untuk merapikan
inkonsistensi dan merampingkan proses pemerintahan seperti menghapus posisi
Perdana Mentri34.
32. Ali M. Ansari. Supermasi Iran; Poros Setan Atau Super Power Baru? (Jakarta; Zahrah, 2008), h. 139.
33. Abdar Rahman Koya, ed., Apa Kata Tokoh Sunni Tentang Imam Khomeini (Jakarta; Pustaka IIman, 2009), h. 87.
34. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 144.
27
Ditangan Rafsanjani Iran kemudian memasuki era baru. Pragmatisme
berada dipuncak. Rafsanjani mengawali era stabilitas yang gagal diperjuangkan
Bazargan dan Bani Sadr. Hal ini diikuti dengan langkah menghidupkan kembali
proyek besar yang memerlukan keahlian orang asing. Salah satu pembangunan
yang dilakukannya adalah pembangunan kembali Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir. Pada 1990, Rusia dan Cina bersedia untuk mendukung program nuklir
Iran, ditahun yang sama pihak Rusia mulai mengirimkan bantuan teknisi untuk
pendirian reaktor nuklir, dan pada 1991 Cina mulai mengirim 1.800 gram
Uranium35.
Namun sangat disayangkan pihak Rusia setengah-setengah dalam
pembangunan nuklir di Bushehr, hal ini membuat Rafsanjani tidak puas dan ia
sempat ingin membuat kesepakatan dengan Clinton agar AS bersedia membangun
pembangkit listrik tenaga gas alam. Namun itu hanyalah sekedar wacana dan tidak
pernah terealisasikan36. Walaupun bagitu, pembangunan reaktor nuklir di Iran
terus berlanjut sampai diera presiden berikutnya.
Rafsanjani juga mengandalkan sejumlah penasihat ekonomi lulusan
universitas ternama Barat. Di tangan ekonom neoliberalis, ekonomi Iran berganti
halauan dari walfare-state37 menjadi ekonomi pro-pasar. Perlahan para penasihat
Rafsanjani memperkenalkan gagasan swastanisasi. Mereka meyakini pembukaan
pasar bakal mendorong pertumbuhan ekonomi dan pada gilirannya mengentaskan
kemiskinan. Di bidang politik, Rafsanjani mengawali era penuh keterbukaan. Ini
35. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 129. 36. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 226. 37. Negara Kesejahteraan.
28
modal bagi kelancaran pembangunan. Dia menampilkan Iran sebagai negara yang
bersahabat, bukan pengekspor Revolusi. Orang-orang di Iran perlahan-lahan
melihat sosok Gorbachev dibalik jubah Rafsanjani. Namun Rafsanjani membayar
semua kebijakannya itu dengan biaya yang sangat besar; kekecewaan rakyat
kebanyakan38.
Sayyed Mohammad Khatami adalah seorang ulama tingkat menengah
dengan karier ortodoks. Dia juga seorang doktor bidang ilmu perpustakaan yang
pernah tinggal lama di Jerman. Namun, sebagai pendukung revolusi pada 1979,
dia memiliki pandangan yang idealis sekaligus kosmopolitan39. Dalam pemilu
Iran pada 1998, dia tampil sebagai pemenang. Dia menang mutlak atas saingannya
Nateq Nuri. Khatami maju dengan ide-ide reformasi.
Semasa menjabat sebagai presiden dia melanjutkan politik yang dilakukan
Rafsanjani. Dia bahkan menelorkan adanya dialog antar peradaban. Di dalam
negeri, dia aktif mengkampanyekan kebebasan pers, kebebasan kaum wanita,
liberalisme dan sebagainya40. Tapi dibidang pembangunan, Khatami tak banyak
membawa perubahan. Menteri-menterinya ekonominya adalah orang-orang dulu
yang bekerja untuk Rafsanjan. Iranpun tetap tak bisa menarik investor asing.
Menjelang pemilihan umum kedua, Khatami dan kubu Kiri mengaku gagal
dalam menciptakan reformasi yang mereka janjikan karena selalu dihambat oleh
parlemen dan dewan garda yang dikuasai oleh kubu mullah Kanan. Pada
38. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 40. 39. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 179. 40. Ibid. h. 185.
29
pemilihan umum parlemen rakyat memilih kubu Kiri demi menanti bukti nyata
dari janji reformasi Khatami. Ternyata dukungan dari mullah Kiri diparlemen
tidak mampu mengatasi setumpuk persoalan negara, terutama penganguran dan
kemiskinan, lagi-lagi, Khatami menganggap keterbatasan dan sempitnya ruang
kekuasaan eksekutif sebagai faktor utama kegagalannya41.
Hal ini diperburuk lagi dengan adanya salah paham antara Iran dengan
dunia internasional, mengenai reaktor nuklir di Arak dan Natanz setelah NCRI
(National Council of Resistance of Iran) atau Badan Nasional Perlawanan Iran42
melaporkan. Oktober 2003 Khatami sepakat untuk menghentikan dan meratifikasi
protokol tambahan mengenai program nuklir Iran43, suatu hal yang nantinya akan
menjadi targer sasaran kritikan bagi Ahmadinejad, Ketegangan kancah politik ini,
dalam dan luar negeri, terus belangsung sampai akhir pemerintahan Khatami pada
awal 2005.
B. Biografi Mahmoud Ahmadinejad
1. Masa kecil dan Pendidikan Mahmoud Ahmadinejad
Tepat pada tanggal 28 Oktober 1956, lahirlah seorang anak laki-laki ke
empat dari pasangan Ahmad Sabaghian dan Syedeh Khanum. Mereka memberi
nama anak itu dengan Mahmoud Sabaghian. Sabaghian berarti “tukang celup”—
41. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 45-46 42. NCRI (National Council of Resistance of Iran) atau Badan Nasional Perlawanan Iran
dulunya dikenal sebagai MKO atau Mojahideen-e Khalq Organization adalah sebuah organisasi terlarang di Iran hal ini dikarenakan dukungannya terhadad Saddam Husein sewaktu perang Iran-Irak meletus, selain itu MKO juga dicap teroris oleh sebagian negara-negara Eropa dan AS. Lih Ali M. Ansari. Supermasi Iran; Poros Setan Atau Super Power Baru?. h. 224-225.
43. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 224-228.
30
orang yang bekerja mencelupkan benang sebelum ditenun menjadi karpet. Namun
beberapa tahun kemudian sang ayah mengubah nama putranya menjadi
Ahmadinejad—artinya “ras Ahmadi” atau “orang Ahmadi”. Ahmadi sebuah kata
yang berasal dari Ahmad, nama yang cukup populer dikalangan Muslim yang
berasal dari kata hamd—“menyembah Allah”44. Setelah itu, Mahmoud Sabaghian
yangmana ia dilahirkan di Garmsar, namanya berubah menjadi Mahmoud
Ahmadinejad atau dieja dengan nama Mahmud Ahmadinezhad.45
Walaupun sebagian besar hidupnya dihabiskan di Teheran, namun
Ahmadinejad sebenarnya bukan berasal dari sana. Ia berasal dari kota Aradan,
sebuah kota yang berjarak 120 km dari tenggara Teheran atau sekitar dua jam
perjalanan mobil. Ia dan keluarganya tinggal di Aradan sampai setahun setelah
kelahiran Ahmadinejad. Di Teheran keluarga Ahmadinejad hidup dengan
sederhana, ia tinggal di sebuah rumah rumah kontrakan berlantai dua, seorang
jurnalis yang sempat melihat rumah itu pasca Ahmadinejad menang pemilu 2005
menggambarkan bahwa kondisi rumah itu telah lapuk dan tak terawat,
perkarangannya penuh ilalang, dan sumurnya pun telah mengering. Ayahnya
menafkahi keluarganya dengan membuka sebuah toko namun sampai akhirnya
sang ayah memutuskan untuk pindah ke Teheran.46 “Meskipun ayah saya tidak
44. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia Sang Pemimpin Radikal (Jakarta; PT. Gramedia, 2009), h. 3-5.
45. Stephen Kinzer. Iran: The Essensial Guide to a Country on The Brink (New Jersey; John Wiley & Sons, Inc. 2006), h. 21.
46. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 53-54.
31
pernah terpikat oleh daya tarik kemakmuran kehidupan kota, tekanan hidup
memaksanya pindah ke Teheran hanya setahun setelah kelahiran saya”47
Setelah pindah dari kota kelahirannya Aradan keluarga Ahmadinejad
menetap di Narmak sebuah kota di sebelah pinggiran timur Teheran. Dahulu
ketika pindah Narmak adalah sebuah kota gersang yang belum terkena sentuhan
pembangunan. Sewaktu pindah, keluarga Ahmadinejad tinggal bersama dengan
kakak perempuan ayahnya disebuah rumah yang disewa bersama. Keluarga
Ahmadinejad tinggal dilantai dua sedangkan kakak perempuan ayahnya dilantai
satu.
Ahmadinejad memulai pendidikannya di sekolah dekat bengkel sang ayah,
Saadi, setelah itu ia pindah ke sekolah Daneshmand48. Setelah menyelesaikan
sekolahnya, ia melanjutkan ke universitas. Ahmadinejad bisa dikatakan sebagai
orang yang cukup pintar, ia lulus di peringkat 132 dari 200.000 ribu siswa yang
bersaing memperebutkan 10.000 tempat di universitas, walaupun dengan nilai itu
ia bisa masuk Universitas Teheran, namun ia memilih masuk ke Universitas Elm-
o-Sanat yang artinya Universitas Sains dan Teknologi49. Ini membuktikan kepada
kita bahwa Ahmadinejad merupakan mahasiswa yang pintar, sehingga tidak
mengherankan ketika ia menjabat sebagai pemerintahan, Ia memiliki pemikiran-
pemikiran yang cerdas.
47. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia. h. 5. 48. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 74. 49. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 12.
32
Ia lulus pada tahun 1976 dibidang teknik sipil, kemudian ia melanjutkan
studinya di universitas yang sama, dengan memasuki program Master of Science
di bidang yang sama pula pada tahun 1984 dan pada tahun 1987 menerima gelar
Ph.D dalam rekayasa dan perencanaan transportasi dan lalulintas.50 Selain sebagai
mahasiswa akademis, Ahmadinejad juga seorang aktivis. Seperti yang kita ketahui
diera Ahmadinejad kuliah, Iran sedang dalam keadaan kacau dimana Revolusi
Islam sedang berlangsung. Ia dan teman-temannya selaku pendukung Imam
Khomeini, berusaha mencetak dan menyebarkan selembaran pidato-pidato
Khomeini yang berasal dari pengasingan. Sampai akhirnya Revolusi Islam
meletus.
Setelah kemenangan Khomeini dalam Revolusi Islam, sebuah
pemerintahan baru siap terbentuk. Berbagai elemen memberikan gagasannya
terhadap bentuk pemerintahan model terbaru Iran. Ahmadinejad juga tercatat
sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (Anjoman e Eslami ye Danesyjuyan)
dimana organisasi ini sebagai pendukung gagasan negara ala Khomeini bahkan
Ahmadinejad beberapa kali berkunjung dan ikut rapat sebagai wakil dari
kampusnya51.
Ahmadinejad lambat-laun muncul sebagai seorang aktivis mahasiswa
pendukung Imam Khomeini dikampusnya. Pada umumnya, kampus ia menetap
beraliran Kanan—dalam arti mendukung ide-ide Khomeini sepenuhnya—
sementara dikampus lain lebih ke Kiri. Para mahasiswa pendukung Khomeini
50. Robert E. Quirk, dkk. Poros Setan, Kisah Empat Presiden Revolusioner: Fidel Castro, Mahmoud Ahmadinejad, Evo Morales, Hugo Chaves (Yogjakarta; Prismasophie, 2007), h. 84.
51. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 106.
33
dikampus Ahmadinejad juga mulai menerbitkan sebuah surat kabar bernama Jigh-
o-Daad yang artinya “Menjerit dan Berteriak”, dengan citra sebagai anti gerakan
kiri. “Sejak pagi hari ketika memasuki kampus, ratusan selembaran dan browsur
menghujani kita. Kelompok-kelompok kecil berkumpul di sana-sini mendebatkan
politik. Rapat-rapat dan ceramah diadakan dimana-mana,” 52 kata Ahmadinejad,
melukiskan suasana kampus ketika ia menjadi mahasiswa.
Selain itu Ahmadinejad juga terlibat dalam pembentukan Daftar-e
Tahkim-e, adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang terlibat dibalik
penyerbuan ke kedubes Amerika Serikat di Teheran53. Maka tak heran jika
sewaktu ia menjabat sebagai presiden, ia dituduh sebagai salah satu penyandera
kedutaan AS di Teheran, karena ada sebuah foto yang mirip dengan wajahnya.
Ketika drama penyandraan masih berlangsung, ada sesuatu yang penting
terjadi dalam hidup Ahmadinejad, ia jatuh cinta dengan teman wanita
sekampusnya. Wanita itu adalah Farahani, seorang wanita bercadar yang
berprofesi sebagai guru dan kemudian dosen di Universitas Kharazmi.
Ahmadinejad dan Farahani menikah pada 1980, mereka mendapatkan tiga orang
anak, dua laki-laki dan satu wanita.54
Pada bulan September 1980, belum tuntas revolusi di Iran, Irak negara
tepat disebelah barat Iran, yang ketika itu dipimpin oleh Saddam Husein,
Menyerang Iran. Serangan Irak ini bukan tanpa alasan, serangan ini ditujukan
52. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 17. 53. Ikhwanul Kiram Mashuri, dkk. Kesederhanaan & Keberanian Ahmadinejad (Jakarta:
PT. Visi Gagas Komunika, 2007), h. 9 54. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 31-32.
34
untuk membendung Revolusi Islam agar tidak melebar sampai ke Irak karena
akan membahayakan posisi Saddam, selain itu serangan ini juga ditujukan untuk
menguasai daerah Khuzestan, sebuah daerah kaya akan kandungan minyak.
Namun hal yang paling disayangkan dari peristiwa itu adalah komunitas
internasional tidak menunjukan reaksi apa-apa, bahkan negara adidaya Amerika
pun mendukung perang tersebut.55
2. Karir Politik Mahmoud Ahmadinejad
Secara teknis, aktifitas politik seorang Ahmadinejad itu terjadi ketika
revolusi Islam, dimana ia terlibat didalamnya sebagai seorang mahasiswa dan ia
juga turut andil dan terlibat dalam beberapa organisasi yang mendukung
mentornya, Imam Khomeini. Namun karir politiknya yang pertama ialah ketika
awal-awal peperangan Iran-Irak.
Ketika itu Ahmadinejad baru menjabat sebagai kepala distrik Maku,
sebuah distrik dari provinsi di Azebaizan Barat. Setelah dua tahun di Maku, ia
dipindah tugaskan ke distrik yang lebih besar yaitu Khoy setelah dua tahun
menjabat, Ahmadinejad dipindahkan lagi ke Sanandaj. Semasa menjabat ia juga
menggunakan waktunya untuk menyelesaikan studinya sampai pada tahun 1984.
Baru setelah itu ia terjun ke medan perang, bergabung ke Pasukan Khusus
Pengawal Revolusi Islam (Sepah-e Pasadaran-e Enqalab-e Eslami)56 di
55. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 118-119. 56. Sepah-e Pasadaran-e Enqalab-e Eslami atau yang biasa dikenal Pasukan Garda
Revolusi adalah sebuah pasukan khusus yang didirikan sesaat setelah terjadinya Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979. Jumlahnya saat ini menjapai 250.000 personil, tugas dari pasukan ini pada awalnya mengawal Revolusi namun pada perkembangannya tugasnya adalah menjaga dan melawan setiap ancaman dari musuh. Pasukan ini ada dibawah naungan langsung pemimpin
35
Kermanshah. Operasi militer yang paling berhasil dilakukan oleh korps
Ahmadinejad adalah operasi bawah tanah peledakan kilang minyak Kirkuk.
Operasi Kirkuk dilaksanakan pada Jumat, 18 September 1987. Ahmadinejad
bekerja sebagai korps Zeni. Pengalaman ini menjadi sangat berharga dan berguna
kelak ketika ia mencalonkan diri sebagai presiden Iran.57
Usai perang yang berkepanjangan dengan Irak, selama delapan tahun,
dengan korban diperkirakan mencapai 500.000 sampai 1.000.000 jiwa. Perang
pun berakhir dengan gencatan senjata. Ahmadinejad sendiri setelah perang lebih
banyak aktif di kampus. Dia termasuk salah satu pendiri dan anggota aktif Ikatan
Teknisi Terowongan, anggota Ikatan Insinyur Iran, dan anggota Ikatan Insinyur
Jalan dan Lalulintas Asia-Oceania.58 Seiring dengan keterlibatannya diberbagai
organisasi, karir politik Ahmadinejad pun meningkat. Musthafa Muin, Menteri
Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi dalam kabinet Rafsanjani memilih
Ahmadinejad sebagai penasihat pribadinya. Ini adalah titik awal dimana
Ahmadinejad mulai aktif dalam percaturan politik dalam negeri.59
Pada tahun 1993, menteri dalam negeri saat itu, Ali Mohammad Besharati,
memilih Ahmadinejad sebagai gurbernur bagi provinsi Ardabil, sebuah provinsi
yang baru saja terbentuk. Ardabil adalah provinsi yang didominasi oleh
masyarakat Syi’ah yang berbahasa Azeri dengan jumlah penduduk kurang dari
tertinggi Iran. Lih, Muhammad Alcaff. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata Terbesar di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel. Bab III.
57. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 33-38. 58. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 115. 59. D. Danny H. Simanjuntak. Ahmadinejad Menentang Amerika; Dari Nuklir Iran,
Zionisme, Hingga Penyangkalan Holocaust (Yogyakarta: Narasi, 2007), h. 26.
36
satu juta jiwa60. Perang dengan Irak telah berakhir, Ahmadinejad sadar bahwa
pembangunan adalah hal utama yang akan ia lakukan untuk memperbaiki kondisi
provinsi tersebut.
Di era kepemimpinannya, provinsi Ardabil termasuk sebagai yang paling
agresif dalam melakukan rekonstruksi. misalnya, pada periode 1994-1995,
menurut data statistik Badan Perencanaan dan Anggaran, provinsi Ardabil dikenal
sebagai yang teratas dalam aktifitas pembangunan, buktinya 7500 unit rumah
yang hancur akibat gempa dibangun kembali dengan waktu yang cukup singkat
sekitar tujuh bulan. Selain itu ia juga berhasil dalam merestrukturisasi dan
reformasi sistem ketenagakerjaan di provinsi itu. Ia bahkan sampai terpilih
sebanyak tiga kali sebagai gurbenur teladan. Ahmadinejad menjabat sebagai
gurbenur di Ardabil sampai tahun 1996 bulan Oktober61.
Pasca menjabat sebagai gurbenur di Ardabil, Ahmadinejad kembali lagi ke
kampus, namun sekarang ia bekerja sebagai dosen bukan mahasiswa. Ia juga
seorang anggota Dewan Akademis Fakultas tekhnik Pembangunan. di tempatnya
bekerja ia mengajar sesuai dibidang keahliannya yaitu transportasi, tepatnya ia
mengajar mata kuliah lalu-lintas, ia mengajar untuk program S1, S2 maupun S3,
pengalamannya sebagai pengajar terbukti berguna ketika ia nantinya menjabat
sebagai walikota dan presiden, dimana ia harus berbicara banyak dari hati kehati
dengan rakyat biasa62. Walaupun ia mengajar sebagai dosen bukan berarti ia
60. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 40. 61. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 116. 62. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 44.
37
vakum dari dunia perpolitikan Iran, terbukti pada tahun 2003 ia terpilih sebagai
walikota Teheran.
Walaupun ia sudah beberapa kali menjabat sebagai kepala pemerintahan
suatu daerah, namun Ahmadinejad tetaplah bukan seorang figur politik yang
begitu dikenal oleh masyarakat Iran pada umumnya. Hanya segelintir saja yang
mungkin mengenal dia. Hal ini kemudian berubah secara drastis ketika pada 3
Mei 2003,63 ia dipilih sebagai walikota Teheran setelah kemenangan Aliansi
Pembangunan Islam Iran (Ettelaf-e Abadgaran-e Iran-e Islami) di Teheran.
Seiring dengan pengangkatannya sebagai walikota Teheran, nama
Ahmadinejad pun kian dikenal oleh publik, terlebih ketika ia mampu mengatasi
atau minimal mengurangi persoalan-persoalan rakyat Teheran melalui
kebijakannya yang populis. Salah satu masalah yang penyelesaiannya dapat
dirasakan oleh rakyat Teheran adalah bidang keahliannya: transportasi.
Seperti halnya ibukota negara lain, Teheran menjadi sebuah kota dengan
penduduk terpadat di Iran. Kota dengan sejuta paradoks yang menyertainya.
Teheran tidak ubahnya dengan kota metropolitan yang lainnya seperti Jakarta,
New York, Tokyo, London, dll yang mengidap penyakit klasik khas ala kota
metropolitan; kemacetan. Untuk menekan kemacetan di Teheran, Ahmadinejad
melepas semua lampu lalu lintas di perempatan-perempatan besar dan
63. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia, h. 38.
38
mengubahnya menjadi jalur putar balik yang efektif, hal ini secara dramatis
menekan angka kemacetan dan arus lalu lintas di Teheran64.
Tidak cukup di bidang transportasi saja, kepopulisan Ahmadinejad juga
turut dirasakan oleh warga Teheran, ia tidak segan turun kejalan dan menyapu
jalanan dan membersihkan selokan. Ia bahkan menolak tinggal di rumah dinasnya
sebagai walikota dan kendaraan dinasnya, namun ia memilih tetap tinggal di
rumahnya yang sekarang dengan mobil Peugeot 1977.65 Tidak hanya itu saja,
sebagai seorang mojtahed66 (orang religius yang terpelajar) ia begitu menjunjung
tinggi nilai-nilai islam, maka tak heran bila ia memberikan hibah kepada masjid-
masjid di Teheran, memberikan hadiah kepada pelantun dan pembaca Al-Qur’an,
ia juga membuka dapur umum setiap bulan Ramadhan menjelang, dan juga ia
memerintahkan agar para syuhada perang dikubur di lapangan-lapangan di
Teheran.67
Di masanya pemerintah kota Teheran juga menaikan pinjaman lunak
kepada pasangan muda yang hendak menikah sebanyak dua kali lipat dari 6 juta
rial menjadi 12 juta rial. Ia juga mengadakan pembagian sup gratis kepada warga
miskin setiap seminggu sekali. Namun kebijakannya yang paling unik adalah
ketika ia melarang penjamuan pisang kepada tamu, dikarenakan pisang adalah
64. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 121. 65. Ikhwanul Kiram Mashuri, dkk. Kesederhanaan & Keberanian Ahmadinejad. h. 10. 66. Dalam sistem hierarki pendidikan di Syi’ah ada empat tingkatan seseorang dalam
keagamaan, pertama; Talebehs, siswa atau pencari-pencari ilmu, setelah belajar bertahun-tuhun sang siswa diharapkan mampu ketingkat berikutnya, kedua; Mojtahed atau Mujtahid, adalah seseorang yang sudah terpelajar atau “Ahli hukum” yang memiliki hak menginterprestasikan hukum Islam, ketiga Hojjat Al-Islam, “penegak agama Islam”, yang terakhir dan yang berada dipuncak, Ayatollah, atau “cahaya Allah”. Lih. Terence Ward. The Hidden Face of Iran (Jakarta; Rajut Publishing, Maret 2007), h. 490.
67. Kasra Naji. Ahmadinejad;, h. 56-58.
39
buah yang cukup mahal di Teheran. Yang mengejutkan lagi ia juga pernah
berselisih dengan presiden Khatami, dikarenakan Khatami terlambat hadir dalam
satu buah acara karena terjebak macet, namun ia mengomentari keterlambatan itu,
“untunglah, jika kita punya presiden yang baru kali ini merasakan problematika
seharian rakyat”, katanya, inilah yang menyebabkan ia tidak diperkenankan hadir
oleh Khattami disidang kabinet. Hanya dua tahun menjabat sebagai walikota
Teheran, ia kemudian dinominasikan sebagai calon walikota terbaik sedunia
World Mayor 2005, dari 550 peserta nominasi, hanya 9 peserta yang berasal dari
Asia.68 Namun perhatiannya bukanlah tertuju kepada pemilihan walikota terbaik
dunia, melainkan pada pemilu yang akan diselenggarakan sebentar lagi di Iran.
Pada awalnya banyak yang tidak menyangka bahwa Ahmadinejad akan
maju mencalonkan diri sebagai calon presiden Iran, hal ini dikarenakan ia belum
memiliki basis massa yang kuat, terlebih lagi masyarakat kebanyakan di Iran
belum banyak mengenalnya dengan baik. Terlebih ia baru menjabat sebagai
walikota Teheran selama 2 tahun. Namun hal ini berubah ketika sekelompok
orang yang menamai dirinya sebagai Komunitas Insinyur Islam (Jomie’eye
Eslamiye Mohandesin) memintanya mencalonkan diri sebagai presiden Iran yang
ke 6, selain itu dukungan juga mengalir dari Aliansi Pembangunan Islam Iran
(Ettelaf-e Abadgaran-e Iran-e Islami). Pada 2 Februari 2005 melalui Departemen
Dalam Negeri ia mendaftarkan diri sebagai calon presiden.69 Sampai pada
penutupan pendaftaran ada sekitar 6 calon presiden Iran. Mereka adalah Hasyemi
68. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 119-122. 69. Ibid. h. 150.
40
Akbar Rafsanjani, Mohammad Baqer Qalibaf, Mehdi Karroubi, Ali Larijani,
Muhsin Mehralizadeh, dan Mahmoud Ahmadinejad.
Di saat kontestan lain menghamburkan biaya besar untuk kampanye,
seperti membuat poster, baliho, dan juga melalui iklan di media baik cetak
maupun elektronik, Ahmadinejad hanya membuat sebuah film semi dokumenter
dengan biaya yang murah dan seadanya, tentu saja hasilnya juga sepadan dengan
biaya yang dikeluarkan, film itu menampilkan sosoknya yang bersahaja yang
sedang berbicara dengan beberapa pemuda. Film dengan gambar yang buram, dan
kualitas buruk itu justru memperlihatkan sosok sederhana dirinya.
Pada 17 Juni 2005 pemilihan putaran pertama dimulai, dengan total
parisipasi rakyat Iran sebesar 29.317.042 atau sekitar sebesar 62.66 persen.
Keesokan harinya, 18 Juni 2005, terjadi hal yang diluar perkiraan banyak orang,
bagaimana tidak Ahmadinejad berada diposisi kedua dengan perolehan lebih dari
19 persen suara, ia hanya kalah dari Rafsanjani yang memperoleh 21 persen suara,
ini pertama kalinya sejak revolusi Iran, pemilihan umum sampai terjadi pada dua
putaran. 70
Hanya seminggu jeda waktu yang ada sampai pemilahan umum putaran
kedua dilaksanakan, namun tentu kontestan yang diunggulkan adalah Rafsanjani,
mengingat ia adalah seorang saudagar kaya dan juga mantan presiden Iran yang
menjabat dari 1989-1997, ia memiliki basis pemilih yang mendukungnya yang
berasal dari kaum pengusaha dan elit kalangan perkotaan. Rafsanjani pun cukup
70. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia, h. 25.
41
cerdik untuk meraih dukungan kalangan reformis ia bersedia melanjutkan
reformasi yang diadakan oleh presiden sebelumnya, selain itu ia juga
berkampanye tentang perdagangan bebas dan juga perbaikan hubungan dengan
Amerika Serikat.71 Selain itu selama kampanye, Rafsanjani kebanyakan dia
habiskan di Teheran dan terlebih lagi tulisan kampanyenya banyak yang
menggunakan bahasa Inggris dari pada bahasa negaranya sendiri, Persia.72
Sementara itu Ahmadinejad, lebih membidik masyarakat miskin dan kelas
menengah kebawah, yang menjadi basis dukungannya, ia juga, bahkan bisa
dibilang satu-satunya calon presiden Iran, yang menyatakan menentang hubungan
Amerika Serikat dengan Iran, dengan motto kampanyenya, “itu mungkin dan bisa
kita lakukan!” (Misyavad va Mitavonim).73
Dalam mottonya ini ia ingin menyampaikan dan menghilangkan keragu-
raguan bangsa Iran. Ia ingin menyampaikan sebuah pesan bahwa bangsa Iran bisa
dan mampu mencapai apapun yang ingin mereka capai asal dengan bersungguh-
sungguh, dan juga ingin menghapus keragu-raguan bangsa Iran, bahwa bangsa
Iran tidak perlu ragu akan kemampuannya sendiri sehingga Iran tidak perlu
bergantung dengan siapapun dan Iran haruslah menjadi negara yang mandiri yang
mampu memenuhi setiap kebutuhan rakyatnya dari hasil sumber dayanya dan
kerja kerasnya sendiri.
71. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 69. 72. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 253. 73. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 133.
42
Dukunganpun mengalir deras kepadanya, dukungan paling deras berasal
dari barisan pengawal revolusi dan relawan Basij74, selain itu ia juga mendapat
dukungan dari mentornya di Qom, Ayatullah Mohammad Taqi Mesbah-Yazdi,
beliau adalah mentor sekaligus pimpinan Institut Pendidikan dan Penelitian Imam
Khomeini, namun yang paling penting dan utama adalah dukungan Pemimpin
Agung Iran Ayatullah Ali Khamenei.75 Hal inilah yang nantinya yang
berpengaruh dalam menentukan hasil pemilihan umum di Iran.
Pada tanggal 24 Juni 2005, satu hari pasca pemilihan umum kedua, para
pendukung Ahmadinejad bersuka cita, hasil pemilihan menunjukan kemenangan
telak Ahmadinejad dengan perolehan 61% lebih pemilih berbanding dengan
Rafsanjani yang hanya 35%.76 Sungguh merupakan suatu hal yang luar biasa
mengingat bahwa lawannya adalah Rafsanjani, seorang Ahmadinejad, yang pada
awalnya bukan siapa-siapa dan tidak diperhitungkan, mampu mengalahkan
seorang ulama yang mana berstatus sebagai murid langsung Imam Khomeini dan
juga saudagar kaya sekelas Rafsanjani. Mungkin inilah buah dari usaha yang gigih
dan kuasa ilahi.
74. Basij adalah sebuah organisasi paramiliter rakyat yang dibentuk langsung oleh Imam Khomeini dengan anggota ratusan ribu ditambah sekitar 11 juta para simpatisan baik pria ataupun wanita yang siap dimobilisasi kapanpun, pada awalnya dibentuk untuk memobilisasi rakyat jika negara terancam bahaya namun dimasa damai relawan Basij juga bertugas untuk pembangunan negeri dan pelayanan sosial. Lih, Muhammad Alcaff. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata Terbesar di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel. Bab IV.
75. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 71. 76. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia, h. 25.
43
C. Iran Masa Pemerintahan Ahmadinejad
Sudah menjadi pengetahuan publik bahwa semenjak terpilih sebagai
presiden Iran yang keenam, Ahmadinejad merupakan figur yang menyita
perhatian dunia khususnya dunia Islam, entah itu karena ia sosok yang bersahaja
dengan rakyat miskin atau karena ia satu-satunya presiden di sebuah negara
dengan penduduk mayoritas Muslim yang berani menentang Barat, atau karena
tindak-tanduknya yang di luar kebiasaan presiden pada umumnya, apapun itu
Ahmadinejad merupakan sosok yang nantinya akan membawa angin perubahan
bagi Iran khususnya dan bagi Islam umumnya.
Secara keseluruhan inti dari agenda dan kebijakan dalam pemerintahannya
adalah, apa yang ia sebut sebagai Revolusi Islam tahun 1384 (2005) atau yang
biasa dikenal sebagai “Revolusi Ketiga”77. Seperti saat janji kampanyenya, yang
ketika itu Ahmadinejad mengusung slogan “itu mungkin dan bisa kita lakukan!”,
ia ingin mewujudkan Iran sebagai negara yang Islami, modern, serta mandiri,
tidak hanya itu ia juga ingin merubah tatanan global yang ada, karena menurutnya
tatanan global saat ini tidaklah memenuhi nilai-nilai keadilan.
Tentunya Revolusi Ketiga yang digagas oleh Ahmadinejad berbeda
dengan Revolusi Islam pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Imam Khomeini
dikarenakan revolusi yang diusung Ahmadinejad ini masih dalam koridor
Revolusi Islam 1979, selain itu Revolusi Ketiga ini juga yang salah satu tujuannya
adalah mengembalikan Iran seperti apa yang sudah digariskan pada Revolusi
77. Musa Kazhim & Alfian Hamzah. Iran Skenario Penghabisan (Jakarta; Ufuk Press, 2007), h. 160.
44
Islam 1979. Seperti yang kita ketahui pada perkembangannya pemerintah Iran
semakin jauh dari cita-cita Revolusi Islam 1979, dan Ahmadinejad ingin
mengembalikan hal tersebut. Selain itu agenda dari Revolusi Ketiga ini adalah
mewujudkan keadilan serta membawa pesan Revolusi Islam keseluruh dunia
Islam khususnya dan global umumnya. Dalam Revolusinya ini pula tentunya
Ahmadinejad ingin melawan arus standar ganda baik itu dalam tataran nasional
maupun Internasional. “Revolusi Islam tahun 1384 (2005) ini, semoga Allah
menghendaki, akan memotong akar-akar ketidakadilan di dunia. Gelombang
Revolusi Islam ini segera akan mencapai seluruh dunia.”78
Dalam Revolusi ketiga ini Ahmadinejad percaya bahwa satu-satunya jalan
untuk menuju menjadi masyarakat yang madani, tidak lain dan tidak bukan selain
kembali keajaran dan kejalan Islam, Ia bahkan tidak segan-segan mengkritik para
pejabat negaranya yang meragukan Islam sebagai solusi terbaik.
“Kini kita memiliki pejabat yang menyangsikan Islam dalam mengatur masyarakat, pejabat yang hanya menerima gagasan liberal, pejabat yang percaya bahwa kemajuan hanya mungkin dalam kerangka kerja individualistis, material, dan sekular, pejabat yang kurang percaya diri dengan kebudayaan Islam mereka sendiri, terlebih ketika berhadapan dengan serangan budaya Barat. Pejabat-pejabat ini lemah dihadapan musuh, namun memandang rendah bangsa mereka sendiri”79
Dalam hal ini, Ahmadinejad memang benar adanya, seperti yang diketahui
bahwa diera dua presiden sebelumnya, Rafsanjani dan Khatami, keadilan sosial
dikorbankan demi perkembangan ekonomi, ini mengantarkan Iran ke birokrasi
korup, penumpukan kekayaan segelintir orang, sementara sebagian besar rakyat
78. Musa Kazhim & Alfian Hamzah. Iran Skenario Penghabisan. h. 160. 79. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 237.
45
Iran mengalami kemiskinan. Dan lebih parahnya lagi, hal ini membawa Iran jauh
dari nilai-nilai spiritualitas Islami dan cita-cita Revolusi Islam 1979.
Sebagai bukti akan kesungguhannya dalam menjalankan apa yang ia sudah
konsepkan, Ahmadinejad melaksanakan konsepnya tersebut didalam berbagai
kebijakaannya. Dalam kebijakan ekonominya Ahmadinejad segera meluncurkan
stimulus berbentuk tabungan yang ia namai “Tabungan Cinta Reza”, tabungan
yang dihasilkan dari meroketnya harga minyak dipasar internasional, dalam
tabungan itu pemerintah Iran menyimpan dana sekitar 1,3 milliar dolar AS atau 12
trilliun rial Iran, dana ini diperuntukan bagi mereka yang ingin membuka usaha,
membeli rumah dan menikah. Selain itu Ahmadinejad juga memberikan
sumbangan kepada rakyatnya yang miskin berupa saham-saham BUMN secara
gratis, yang setiap tahunnya rakyat miskin itu akan menerima berupa deviden80
dari saham perusahaan tersebut.81
Betul memang bahwasanya penghasilan utama Iran berasal dari ekspor
migas (minyak dan gas bumi). Karena bagaimanapun juga, Iran merupakan negara
kedua di dunia, Iran hanya kalah dari Arab Saudi, dengan cadangan minyak bumi
terbesar sekitar 133 milliar barrel atau sekitar 10% cadangan minyak dunia, dan
ditambah lagi Iran juga merupakan negara dengan cadangan gas alam kedua di
dunia.82 Namun dieranya tidak hanya migas saja yang mengalami kemajuan,
pertanian Iran juga mengalami kemajuan pesat, produksi pertaniannya mencapai
80. Deviden adalah Pembagian laba kepada para pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
81. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David ditengah angkara Goliath Dunia. h. 159-164. 82. Musa Kazhim & Alfian Hamzah. Iran Skenario Penghabisan. h. 161 dan Ali M.
Ansari. Supermasi Iran;, h. 11.
46
84 juta ton, Iran memiliki lebih dari 100 jenis hasil pertanian, yang mana
perkembangan industri pertanian di Iran mencapai 192% dari sisi keanekaragaman
produk dan hasil pertanian, Iran juga menduduki peringkat 4 dunia dalam hal ini.
Namun yang lebih membanggakan lagi, Iran kini menjadi negara pengekspor
gandum, suatu pencapaian yang tidak dirasakan Iran ketika sebelum Revolusi,
dengan total produksi gandum mencapai 14,5 juta ton. Selain itu produksi buah-
buahan di Iran juga mencapai 14 juta ton, total ekspor produk pertanian Iran
mencapai USD 3,2 milyar.83
Keberhasilan ini tentunya ditunjang dengan kebijakan yang dijalankannya,
dimasanya pembangunan bendungan di Iran mencapai 548 bendungan, dan Iran
merupakan negara ke-4 yang mengembangkan teknologi pembangunan
bendungan.84 Selain itu juga Ahmadinejad melakukan terobosan yang pertama
kali ada dalam pertanian Iran, yaitu pembelian gandum secara kontan oleh
pemerintah, sebelumnya hasil pertanian para petani baru dibayar pemerintah
beberapa bulan kemudian, hal ini tentu memberatkan petani, karena ongkos
produksi berikutnya mereka harus menanggungnya sendiri, selain gandum ada 4
komoditas pertanian lainya yang juga dibeli secara kontan oleh pemerintah Iran,
bila ditotalkan sekitar 95% hasil pertanian yang dibeli pemerintah Iran secara
kontan, paling lambat tiga hari setelah penyetoran hasil pertanian.85
Bidang industri juga mengalami pertumbuhan, pemerintah Iran tentunya
tahu betul bahwa pertumbuhan ekonomi akan dicapai dengan ditunjang dari sektor
83. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 26-27. 84. Ibid. h. 27. 85. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 139.
47
industri, dan tentunya dengan berbasis kemandirian dan kemampuan bangsa
sendiri. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya beberapa produk industri di Iran,
seperti baja, semen, persenjataan, mobil, dll. Perlu diketahui juga bahwa Iran
merupakan produsen mobil ke-18 dunia, dengan memproduksi 73 model mobil,
diantaranya Samand (kuda terbang). Iran telah mengekspor mobil-mobilnya ke
lebih dari 39 negara di dunia dan juga Iran memiliki 1.200 pabrik produksi dan
suku cadang dan telah menyerap 600 ribu orang. Selain itu hasil petrokimia juga
meningkat, pada 2007 total produksi petrokimia 24 juta ton dengan nilai mencapai
USD 9 milyar dan dari hasil itu Iran mengekspor petrokimianya dengan nilai USD
4.2 milyar.86
Selain itu, dalam bidang iptek Iran juga mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Hal ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam inovasi seperti
berhasil mengembangkan teknologi nano. Tidak berhenti sampai disitu, ilmuan
Iran juga mengembangkan steam cell atau sel punca, yangmana dengan hal sel
punca ini berhasil mengobati berbagai macam penyakit seperti kebutaan dan juga
mampu mengkloning seekor kambing. Keberhasilan ilmuan Iran lainnya adalah
dalam bidang kedokteran, yaitu dengan pembuatan obat IMOD. Obat ini berfungsi
untuk meningkatkan fungsi ketahanan tubuh melawan virus HIV/AIDS, lebih jauh
lagi ilmuan Iran juga mengembangkan obat Angi Pars yang mampu
menyembuhkan diabetes sehingga mencegah pengamputasian, dalam bidang
bedah Iran berhasil melakukan terobosan baru dengan metode operasi seperti
86. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 2 dan 26.
48
operasi otak, jantung dan mata.87 Selain itu Iran juga mampu mengembangkan
satelit buatannya sendiri, satelit itu bernama Omid. Satelit yang mengorbit dengan
dorongan roket Safir-2 itu, rencananya akan mengorbit selama satu hingga tiga
bulan itu, diharapkan mampu nenbawa pulang yang dibutuhkan para ahli untuk
mengirim “satelit operasional” ke luar angkasa. Iran berencana akan mengirim
astronot ke luar angkasa pada tahun 2021.88
Dalam kebijakannya menyangkut gender, Ahmadinejad berusaha ingin
mengakomodir kepentingan wanita dengan memasukan wanita dalam
pemerintahannya, sayang dalam pemerintahannya yang pertama ia hanya
memasukan satu orang wanita dalam pemerintahannya walaupun hanya sebagai
wakil presiden di bidang lingkungan hidup. Barulah pada masa pemerintahannya
yang kedua, ia berusaha lebih banyak menempatkan porsi wanita dalam
pemerintahannya, meskipun nantinya hanya satu saja yang benar-benar masuk
dalam jajaran kabinetnya.89
Selain itu, ia sempat membuat terobosan baru terkait masalah hak wanita
dengan memperbolehkan wanita hadir ke stadion dengan catatan wanita
dipisahkan dengan pria selain itu tempat wanita dipisahkan juga agar para wanita
tersebut terhindar dari teriakan jorok para pria saat menjatuhkan mental para
pemain lawan. Namun sayangnya terobosan ini tidak bisa dilaksanakan,
dikarenakan banyak para ulama di Iran merasa keberatan dengan kebijakan
87. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 28. 88. Lih, “Satelit Buatan Iran Mengorbit, Teknologi Luar Angkasa Demi Tujuan Damai,”
Kompas, Rabu, 4 Februari 2009, h. 9. Dan Lih, lampiran no. 2 89. Lih, http://www.detiknews.com/read/2009/09/03/165738/1196116/10/parlemen-iran-
setujui-18-menteri-ahmadinejad diakses dan didownload pada 20 November 2011
49
tersebut, alasannya karena Syariat Islam melarang wanita melihat tubuh laki-laki
bahkan meskipun mereka tidak menikmati atau terangsang olehnya.90
Walaupun semasa pemerintahan Ahmadinejad Iran telah mencapai
berbagai kemajuan, Iran juga memiliki berbagai macam kekurangan dan
kelemahan. Dalam masa pemerintahannya, ekonomi Iran walaupun secara
industrial telah berkembang dengan pesat, namun ada juga akibat dari berbagai
kebijakannya yang memiliki dampak negatif.
Dampak terparah dalam kebijakannya adalah laju inflasi yang begitu
tinggi. Seperti kebijakannya untuk menurunkan suku bunga, baik bank pemerintah
maupun swasta, karena menurutnya tugas utama bank ialah membantu rakyat
miskin dan dengan suku bunga rendah maka rakyat miskin tidak dapat menikmati
fasilitas bank, maka ia memerintahkan untuk menurunkan suku bunga bank
menjadi 12%. Ini sedikit lebih rendah dari laju inflasi yang mencapai 15% bahkan
19%, dan jauh dari suku bunga yang sesungguhnya yang seharusnya 23%. Hal ini
berdampak banyak bank-bank yang berada diambang kebangkrutan, karena
mustahil bank-bank ini bisa beroperasi dengan menguntungkan dengan suku
bunga di bawah laju inflasi.
Selain itu, dampak dari kebijakan Tabungan Cinta Reza juga memiliki
akibat negatif, karena pengucuran dana langsung ke sistem ekonomi akan
berdampak pada membengkaknya laju inflasi, hal ini mengakibatkan naiknya
harga-harga kebutuhan pokok. Dan hal ini diperburuk lagi dengan kondisi Iran
90. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 280 dan Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia, h. 50-52
50
yang tengah berada dalam embargo, namun Ahmadinejad menampik bahwa telah
menyengsarakan rakyat akibat kebijakan ekonominya, menurutnya rakyat
berkewajiban memperoleh hak mereka, walaupun itu bertentangan dengan ilmu
ekonomi.91 “Ekonom segera mengatakan bahwa keputusan kami menaikan
pengharapan rakyat ini tidak sesuai dengan ilmu ekonomi. Jika ilmu ekonomi
anda gagal mempertemukan tuntutan yang merupakan hak rakyat, kami tak
menyukai ilmu ekonomi anda” katanya.92
“Ilmu ekonomi” disini yang dimaksud adalah ekonomi liberal ala Barat,
sehingga Ahmadinejad benar adanya, seperti yang kita ketahui bahwa diera
preseiden sebelumnya, Rafsanjani dan Khatami, Iran sudah menggunakan sistem
perekonomi ala “ilmu ekonomi” tersebut, namun hal itu tidak membawa dampak
positif untuk rakyat, buktinya “ilmu ekonomi” tersebut toh juga tidak mampu
membawa Iran lepas dari jurang kemiskinan dan ketergantungan, justru
sebaliknya malah membawa Iran kelembah korupsi, dimana yang kaya semakin
kaya dan yang miskin semakin miskin dan juga menjadikan Iran tidak mandiri.
Hal inilah yang membuat Ahmadinejad tidak menyukai dan bahkan menolak
dengan tegas “ilmu ekonomi” tersebut.
91. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 259-260. 92. Ibid. 261.
51
BAB III
KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMAIDNEJAD
A. Kebijakan Program Nuklir Iran
Dewasa ini perekonomian global sedang mengalami pasang-surut, di
beberapa wilayah mengalami kemandekan dan di beberapa wilayah mengalami
peningkatan yang cukup signifikan khususnya beberapa negara-negara Asia,
untuk memacu laju perekonomian inilah mau tidak mau negara-negara ini
membutuhkan energi yang sangat besar demi tercapainya target pembangunan.
Namun ironisnya akibat kebutuhan yang besar akan energi inilah yang membuat
terjadinya krisis ketersediaan stok energi khususnya energi yang bersumber dari
energi fosil; minyak bumi dan batu bara.
Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah mengoptimalkan
penggunaan energi alternatif. Maka energi nuklir merupakan salah satu
pemecahan dari krisis energi ini. Saat ini sekitar 16% dari seluruh energi yang
dihasilkan dunia adalah nuklir, bahkan menurut prediksi, pada 2030, Asia akan
menjadi rumah bagi setidaknya separuh dari rektor-reaktor nuklir dunia. Dan dari
442 reaktor nuklir yang beroperasi di dunia, hampir seperempatnya, atau 109,
berada di Asia. 28 lagi sedang dibangun diseluruh penjuru dunia, 15 diantaranya
di Asia93 Iran adalah salah satunya.
93. Michael Backman. Asia Future Shock. (Jakarta; Ufuk Press , 2008), h. 83-86.
52
1. Sejarah Program nuklir di Iran
Walaupun Iran tergolong sebagai negara baru dengan kemampuan yang
berbasis teknologi nuklir, namun nyatanya program nuklir di Iran sudah
dicanangkan jauh beberapa dasawarsa sebelumnya bahkan di era pra-revolusi
1979. Hal ini menunjukan bahwa Iran telah memiliki komitmen dan kesiapan
sebagai negara pengembang dan pengguna teknologi nuklir.
Program nuklir di Iran sesungguhnya dimulai pada tahun 1960, yang mana
pada tahun itu, terjadi perjanjian Iran dan Amerika yang didalam perjanjian itu
Iran diperbolehkan memiliki program nuklir. Pada tahun 1967, Teheran Nuclear
Research Center (TNRC) mulai mengoperasikan sebuah reaktor nuklir di Iran
dengan kapasitas 5 megawatt untuk keperluan penelitian. Setahun berikutnya,
pada 1968 Iran bergabung dalam Nuclear Proliferation Treaty (NPT)94 yang mana
memperbolehkan anggotanya untuk mengembangkan program nuklir dan bahkan
berhak memperoleh bantuan tekhnologi nuklir dari negara-negara lainnya sesama
anggota.95
Pada tahun 1970-an Shah Iran mulai mencanangkan pembangunan reaktor
nuklir. Ia berencana untuk mendirikan 23 reaktor nuklir yang dengannya bisa
menghasilkan sekitar 23.000 megawatt. Shah berharap programnya ini bisa selesai
pada tahun 2000, yang mana menelan biaya pembangunan secara keseluruhan
94. NPT adalah sebuah perjanjian menyangkut pelarangan penyebaran senjata pemusnah massal dan penggunaan energi nuklir yang bertujuan damai. Perjanjian ini ditanda tangani pada Juli 1968. Lih, http://www.iaea.org/Publications/Documents/Treaties/npt.html. Situs diakses dan didownload pada 15 Juni 2011.
95. Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue (Jakarta; LIPI Press, 2005), h. 9.
53
sebesar 24 milliar dollar. Namun program nuklir ini tidak hanya bertujuan untuk
memasok kebutuhan listrik Iran saja tetapi juga akan diekspor ke negara-negara
lain diteluk Persia, sekaligus mempersatukan bangsa-bangsa dikawasan tersebut.96
Pada tahun 1974, perusahaan pertama Barat yang membangun instalasi
nuklir Iran adalah perusahaan Jerman, Siemens. Pada awal konstruksinya
perusahaan tersebut membangun dua instalasi nuklir di bagian selatan Iran,
Bushehr,97 dengan kapasitas 1300 Mwatt. Ini sangatlah menarik, mengingat pada
masa itu tidak ada reaktor nuklir di dunia sebesar yang ada di Bushehr, bahkan
Amerika dan Eropa saja hanya memiliki reaktor yang memproduksi sekitar 900
Mwatt. Pembangunan ini hampir selesai, sekitar 90% dan 60% peralatannya pun
telah diinstall, namun peristiwa besar terjadi, Revolusi Iran meletus yang mana
memaksa pihak kontraktor memutuskan secara sepihak kontrak dengan Iran. Hal
ini diperburuk lagi ketika Iran berperang dengan Irak, yang mana komplek nuklir
Bushehr menjadi sasaran invasi Irak dibawah Saddam Husein.98
Setelah sempat terhenti, walaupun Iran telah menyetorkan dana US$ 6
Milliar kepada kontraktor Siemens, proyek nuklir di Iran kembali dilanjutkan pada
1990 setelah pihak Rusia dan China bersedia mendukung program nuklir Iran,
sebelumnya ditemukan cadangan uranium yang besarnya diperkirakan mencapai
5000 ton pada tahun 198599, pada tahun 1990 juga Rusia mengirimkan bantuan
96. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 130. 97. Lih, lampiran no. 3. 98. Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue. h. 10. 99. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 226.
54
teknisnya dan pada 1991 giliran China yang mengirimkan 1.800 gram uranium
untuk proses bahan bakar.100
Kerja sama ini dilanjutkan dengan pertemuan pada 1995, yang mana pada
tahun tersebut pihak Rusia akan melakukan penyempurnaan pembangunan reaktor
di Bushehr yang sudah memiliki kapasitas 1000 Mwatt ditingkatkan menjadi 6000
Mwatt saat selesainya proyek ini dibangun pada 2020. Pada kesepakatan kali ini
ditandatangani pada Januari 1995 dengan nilai kontrak mencapai 800 juta dolar
dan pada Agustus ditambah 300 juta dolar.101 Walaupun nantinya Rafsanjani sadar
bahwa Rusia setengah-setengah dalam mengembangankannya, dan bahkan ia
(Rafsanjani) berharap, kalau tidak mau dikatakan mengandai-andai, bahwa suatu
kali nanti Clinton mau mengambil alih menggantikan Rusia. Namun fakta yang
perlu digaris bawahi disini adalah bahwa orang pertama yang membangkitkan
kembali program nuklir Iran adalah Rafsanjani, yang nantinya ia akan menjadi
lawan politik Ahmadinejad dipemilu 2005.
Pada 2002 dunia dikejutkan oleh laporan pihak MKO yang menyatakan
bahwa Iran memiliki reaktor nuklir “canggih” di Arak dan Natanz. Hal ini
dipertegas lagi dengan terlacaknya reaktor nuklir di Arak pada Desember 2002
oleh pencitraan satelit AS. Pada Februari 2003, Khatami secara terbuka
mengkonfirmasi kebenaran tersebut. Setelah negosiasi panjang, antara Iran dan
Barat, akhirnya disepakati bahwa pada Oktober 2003 Iran menghentikan
100. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 129. 101. Ibid. h. 129 dan Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue. h. 11. Hal ini
juga sempat dimuat dimedia cetak, lih, “Fasilitas Nuklir Iran,” Media Indonesia, Selasa, 6 Oktober 2009, h. 6.
55
sementara program nuklirnya dengan dalih agar Iran harus terlebih dahulu
membangun kepercayaan dan komitmen komunitas global untuk tidak digunakan
sebagai senjata pemusnah massal.102 Tentunya ini terdengar aneh bahwa pihak
Barat meminta Iran berkomitmen untuk tidak mengembangkan senjata pemusnah
massal, karena seperti yang kita ketahui bahwa Iran adalah anggota NPT. Kasus
nuklir ini terus bergulir sampai akhir masa pemerintahan Khatami.
2. Program Nuklir Iran di era Ahmadinejad
Ketika selama pemilihan presiden 2005, salah satu kampanye
Ahmadinejad adalah lebih bersikap tegas terhadap Barat demi membela harga diri
bangsa dan program nuklirnya. Ia juga mengkritik tim perunding Iran dan
menyebutnya sebagai pengecut. “Orang-orang yang dikirim untuk berunding ini
pengecut. Mereka bahkan sudah mundur 500 kilometer sebelum sempat duduk
dimeja perundingan”, katanya.103
Hal ini terus berlanjut sampai Ahmadinejad menjadi presiden, bahkan
ketika sidang umum PBB yang digelar pada September 2005, ia menegaskan
bahwa program nuklir negaranya bertujuan sipil, lebih lanjut ia juga mengecam
para diplomat Eropa yang hanya tunduk terhadap AS. “Jangan berani-berani
mengancam kami dengan segala rupa sanksi atau kalian akan menyesalinya.
Kalian jangan hanya mau mengikuti kemauan Amerika”, katanya kepada para
102. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 224-228. 103. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 139.
56
diplomat Eropa yang terdiri dari menlu Inggris (Jack Straw), Prancis (Philippe
Douster Blazy) dan Jerman (Joschka Fischer).104
Di tahun berikutnya tepatnya pada 9 April 2006, Iran dengan bangga
mengumumkan pencapaiannya dalam mengembangkan tekhnologi nuklir. Para
ilmuan Iran berhasil mengayakan uranium ke tingkat skala industri dengan
mengoprasikan sekitar 164 alat pemutar (centrifuge), walaupun masih relative
rendah dalam pengayaannya sekitar 3,6 persen. Dan bertepatan pada tanggal itu
juga, setahun berikutnya Ahmadinejad mengumumkannya sebagai Hari Nasional
Energi Nuklir.105 “Dengan penuh hormat, saya nyatakan bahwa terhitung hari ini
( 9 April) negara tercinta kita telah bergabung bersama negara klub nuklir dan
mampu membuat bahan bakar nuklir dalam skala industri”.106 Di tahun 2006 juga
dibangun stasiun pengayaan terbaru di kota Qom dan selesai diperkirakan dalam
waktu 18 bulan.107
Dalam prosesnya untuk menjadi bahan bakar, uranium minimal diproses
dan diperkaya hingga 3-5% sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir, namun itu
masih terbilang rendah. Tahap berikutnya pengayaan sampai tahap 20%, ini sudah
ke tahap sedang. Pada tahap ini selain bisa menjadi bahan bakar reaktor nuklir
bisa juga digunakan untuk membuat bom namun masih membutuhkan bahan
104. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 184. 105. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 112. 106. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 153. 107. Lih, “Fasilitas Nuklir Iran,” Media Indonesia, Selasa, 6 Oktober 2009, h. 6.
57
peledak lainnya. Tahap berikutnya 90%, dalam tahapan ini dapat dengan mudah
digunakan sebagai bom nuklir dan juga pembangkit listrik.108
Kemajuan-kemajuan ini terus berlangsung ditahun-tahun berikutnya.
Seperti fasilitas pengayaan uranium di Natanz, disana menyimpan 4600 alat
pemutar untuk pengayaan uranium dan mampu menyuling uranium 2-3 kali lebih
cepat dari mesin biasa, dan ditargetkan akan mngoperasikan sekitar 50.000 alat
pemutar dengan menghasilkan 500 kg uranium pertahun. Iran juga memiliki
reaktor-reaktor nuklir lainnya seperti di Arak, sebuah reaktor yang mampu
menghasilkan 40 megawatt dan juga di Esfahan sebuah fasulitas yang
menyediakan bahan bakar untuk reaktor di Arak. Di fasilitas Isfahan ini terdapat
sekitar 3000 ilmuan yang dipekerjakan.109
Jadi jika diurutkan dari April 2007, tahun pencanangan Iran sebagai
anggota klub nuklir, hingga sampai Agustus 2009, Iran mengoprasikan sekitar
3.936 alat pemutar dan sekitar 4.756 alat pemutar yang sudah terinstal namun
belum diaktifkan. Jadi, totalnya mencapai 8.692 alat pemutar yang siap
digunakan untuk mengayakan uranium bahkan dalam perkembangan selanjutnya,
Iran berencana akan membangun 10 fasilitas nuklir baru dan mengayakan
uranium sampai pada 20%.110 Kemajuan-kemajuan ini merupakan wujud nyata
108. Lih, “AS Tawarkan Alternatif Untuk Iran, Kemurnian Uranium,” Media Indonesia, Kamis, 11 Februari 2010, h. 10.
109. Lih, “Iran Ancam Keluar Dari NPT, Ekspansi Program Nuklir Iran,” Republika, Rabu, 2 Desember 2009, h. 9 dan “Fasilitas Nuklir Iran,” Media Indonesia, Selasa, 6 Oktober 2009, h. 6. Dan Lih, lampiran no. 4.
110. Lih, “Iran Ancam Keluar Dari NPT, Ekspansi Program Nuklir Iran,” Republika, Rabu, 2 Desember 2009, h. 9. Lih, “Iran Perkaya Uranium Hingga 20%,” Republika, Senin, 8 Februari 2010, h. 10 dan “Iran Bangun 10 Fasilitas Lagi, Teheran Kembangkan Sistem Pertahanan Udara Sekuat Milik Rusia,” Kompas, Selasa, 9 Februari 2010, h. 8.
58
bahwa Iran serius dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi nuklir dan
Ahmadinejad siap untuk membuktikan komitmennya serta akan terus membela
negaranya untuk meraih hak-haknya memanfaatkan teknologi ini.
3. Pandangan Mahmoud Ahmadinejad Terhadap Program Nuklir
Berangkat dari sebuah pertanyaan “Jika nuklir ini dinilai jelek dan kami
tidak boleh menguasai dan memilikinya, mengapa kalian sebagai adikuasa
memilikinya? Sebaliknya jika teknonuklir ini baik bagi kalian, mengapa kami
tidak boleh juga memakainya?”111, Ahmadinejad lalu mengembangkannya
menjadi sebuah dasar pemikiran dan dari pemikiran revolusioner sederhana inilah
lalu berkembang menjadi sebuah mainstream kebijakannya. Dalam kampanyenya
ketika pemilihan presiden Iran, Ahmadinejad menggunakan isu ini sebagai salah
satu isu sentral yang menjadi andalannya yaitu kebijakan program nuklir.
Walaupun nuklir sudah tidak asing bagi Iran, namun di era Ahmadinejad hal
tersebut menjadi booming. Hal ini dikarenakan ketika ia menjabat sebagai
presiden, ia tak kenal kompromi menyangkut program nuklir Iran. Ia bahkan
berusaha menerabas setiap halangan yang berusaha menghentikan program nuklir
negaranya tersebut.
Mungkin untuk sebagian dari kita teknologi nuklir merupakan hal yang
tidak penting, biasa-biasa saja atau bahkan asing. Namun disadari atau tidak,
teknologi nuklir merupakan suatu pencapaian tinggi oleh manusia dalam bidang
keilmuan. Hal inilah yang disadari oleh bangsa Iran. Oleh sebab itu, Iran berusaha
111. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 199.
59
menggapai teknologi nuklir mengingat nilai prestise keilmuan yang terkandung
dalam teknologi nuklir. Hal ini merupakan hal yang wajar mengingat Iran
merupakan negara penghasil pemikir-pemikir ulung yang tidak sedikit, contohnya
sudah penulis paparkan di bab sebelumnya. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa
ternyata bangsa Iran merupakan bangsa yang suka berfikir. Maka tidaklah
mengherankan jika Iran begitu ngotot berusaha mengembangkan teknologi nuklir,
karena seperti yang kita tahu bahwa teknologi nuklir merupakan barometer dari
suatu pencapaian kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebuah negara.
Tidak diragukan lagi bahwa ilmu merupakan salah satu alat bagi manusia
untuk memenuhi kebutuhan akan hidupnya, dan dengan ilmu juga manusia bisa
menjadikan dirinya sebagai pribadi-pribadi yang baik. Dan karena itulah Tuhan
memberikan manusia ilmu.
“Tuhan, menganugrahkan ilmu kepada orang-orang suci, para nabi dan kaum saleh. Karena ilmu merupakan cahaya dan petunjuk serta sarana untuk kepentingan manusia… ilmu adalah jendela menuju Tuhan dan buahnya adalah amal”. Ahmadinejad juga mengatakan, “sebenarnya syiar Revolusi Islam kami adalah syiar perdamaian. Anda tahu bahwa syiar imam Khomeini sebagai pemimpin revolusi adalah: “kami bercita-cita suatu hari semua senjata akan berubah menjadi pena”112 kata Ahmadinejad.
Dari sinilah kita bisa menginterpretasikan bahwa baik secara tersirat
maupun tersurat, ilmu merupakan salah satu pijakan dasar bagi tindakan
Ahmadinejad dalam mengembangkan teknologi nuklir. Hal ini juga berkaitan erat
bahwa teknologi nuklir merupakan tehnologi yang jika dikembangkan secara
serius mampu menghasilkan keuntungan yang berlipat dan mampu menjadikan
Iran sebagai negara yang mandiri sekaligus maju. Selain itu juga ia berkeyakinan
112. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h. 29-30 dan 105.
60
bahwa ilmu mampu membawa kemaslahatan bagi manusia, dan ini yang ia
berusaha buktikan melalui program nuklirnya. Di lain kesempatan ia juga berkata,
“Manusia mesti menyingkap kekuatan-kekuatan serta potensi-potensi alam ini dan digunakan untuk berkhidmad kepada-Nya, Tuhan menjadikan alam ini untuk tunduk kepada manusia. Artinya, Tuhan memberikan manusia potensi untuk bisa menguasai alam dengan memberikan kepada manusia berpikir, analisa, dan kreatifitas… dan dalam berbagai bidang ilmu manusia terus berkembang dalam rangka penguasaan terhadap alam dan menyingkap segala hakikatnya”.113 Ini menegaskan bahwa ia berusaha menjadikan ilmu sebagai basis kemajuan bangsanya.
Ahmadinjead ingin menjadikan nuklir sebagai motor penggerak kemajuan
bangsanya. Dengan cara memanfaatkan nuklir dari berbagai bidang termasuk
secara politis.
“Bagaimanapun proyek pengembangan energi nuklir di Iran tidak lain adalah masa dengan kehidupan bangsa Iran. Iran ingin memanfaatkan teknologi ini untuk menjadi bangsa yang besar dan beradab ditengah percaturan politik internasional dunia”.114 Dari sini kita bisa melihat visi dan misi Ahmadinejad terkait program nuklirnya.
Saat ini dunia sedang mengalami gejolak hebat, dan untuk memulihkannya
dibutuhkan energi untuk melakukan berbagai pengembangan dan pembangunan.
Hari ini dunia telah menggunakan 85 juta barrel minyak per hari dan sekitar 30%
nya berasal dari OPEC115, dan menariknya lagi bahwa hampir semua negara-
negara OPEC, kecuali Venezuela, adalah negara dengan mayoritas penduduk
113. Ibid. h. 81. 114. Kuliah Umum Presiden Republik Islam Iran, Dr. Mahmoud Ahmadinejad. Balai
Sidang UI. 11 Mei 2006, dalam Desti Nur Sakinah. Kepentingan Iran mengembangkan kembali program nuklirnya. Tesis pasca sarjana UI 2006.
115. OPEC adalah Organization of Petroleum Exporting Countries. Organisasi ini adalah organisasi kumpulan negara-negara pengekspor minyak mentah.
61
Muslim.116 Hal ini mengindikasikan cepat atau lambat energi fosil khususnya
minyak akan habis dan jika itu terjadi negara-negara Muslim, yang notabenenya
adalah penghasil dan pengguna energi minyak, akan mengalami keruntuhan
karena kehabisan sumber energi dan ini perlu membutuhkan solusi yang tepat. Hal
inilah yang disadari oleh Iran, namun sayangnya ini kurang disadari, kalau tidak
mau dikatakan tidak dipedulikan oleh negara-negara lain khususnya negara
Muslim.
Iran kini telah dalam rangka menuju pemanfaatan energi nuklir secara
maksimal. Mengingat kebutuhan akan energi cukup besar contohnya saat ini Iran
telah memiliki 50.000 desa dengan penduduk sekitar 69 juta jiwa (saat ini
mencapai 70 juta) yang mana lebih dari 95%nya telah mendapat akses listrik.117
Selain itu juga pertumbuhan akan keperluan listrik di Iran terus meningkat sekitar
7% - 8% pertahun, sementara itu produksi listrik di Iran pada 2003 hanya sebesar
31.000 megawatt dan pada 2005 meningkat menjadi 36.000 megawatt, ironisnya
hampir semua kebutuhan energi listrik hanya bersumber dari minyak dan gas serta
hidroelektrik ( hanya 7%)118. Mengingat betapa rentannya energi yang berasal dari
fosil, selain tidak ramah lingkungan, sumber energi fosil juga tidak stabil,
mengingat harga yang terus melonjak dan konsumsi BBM juga terus meningkat.
Hal ini menandai bahwa kebutuhan akan sumber energi baru adalah satu
keniscayaan jika kedepannya Iran ingin mengahadapi perkembangan global. “Iran
116. Alan M. Herbst and George W. Hopley. Nuclear Energy Now; Why The Time Has Come For The World’s Most Misunderstood energy Source (New Jersey; John Wiley & Sons, Inc, 2007), h. 63-65.
117. Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue. h. 12. 118. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 315.
62
tengah dalam perjalanan mencapai produksi 200.000 megawatt listrik dan
peningkatan pemanfaatan teknologi ini (nuklir) dibidang ilmu kedokteran dan
perindustrian”,119 katanya.
Iran kini dalam proses meraih kemajuan dan dengan kemajuan tersebut
bisa menjadikan Iran sebagai negara yang maju, mandiri dan modern, serta
mampu menjadi inspirasi bagi negara-negara lain khususnya negara Muslim.
Ahmadinejad meyakini dengan menguasai teknologi nuklir yang maju dan
modern, akan meningkatkan rasa percaya diri di kalangan rakyat Iran,
“Perasaan bahwa sekalipun banyak tekanan dan ancaman, bangsa Iran masih juga berhasil menggapai puncak yang tertinggi berpijak dengan pengetahuan dan sumber-sumber dayanya sendiri akan memberikan momentum untuk lompatan-lompatan yang lebih besar disemua bidang lain.” Ia menambahkan, “tak ada kata akhir untuk kerja dan kita selalu berpeluang meningkatkan laju kemajuan dan mengurangi efek-efek sampingnya dengan melalui berbagai inovasi, inisiatif, dan invensi”.120
Dari sini kita bisa melihat bahwa, dengan Iran mampu menguasai
teknologi nuklir, Iran akan dengan cepat mampu memenuhi kebutuhan negaranya
hampir di semua lini secara mandiri. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan
baik secara politis maupun secara ekonomis. Secara ekonomis energi nuklir
membawa keuntungan, mengingat kebutuhan energi di Iran yang cukup besar dan
semakin mahalnya harga minyak dunia dan dimasa yang akan datang tentu
sumber energi tersebut akan menipis, dan nuklir bisa menjadi alternatif bagi solusi
masalah energi di Iran dan dengan hal tersebut pemerintah Iran secara jangka
panjang akan mampu memenuhi kebutuhan energi negaranya dan Iran bisa
119. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 114. 120. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 189.
63
menjadi pemasok listrik dikawasan atau dengan kata lain kedepannya Iran dapat
menjadi eksportir energi, ini tentunya akan sangat menguntungkan Iran
kedepannya. Selain itu juga dengan pemanfaatan teknologi secara maksimal,
teknologi nuklir memungkinkan dimanfaatkan di berbagai bidang lainnya seperti
di zaman ini pencarian air didalam tanah dan penyulingan air asin menjadi air
tawar juga dapat dilakukan dengan teknologi nuklir.
Di samping secara ekonomis, dalam bidang politispun hal ini sangat
menguntungkan karena dengan keuntungan yang diperoleh Iran dalam bidang
ekonomi tadi, ditambah pula posisi geografis Iran yang sangat strategis, akan
menjadikan Iran sebagai negara yang maju, ini secara otomatis akan
memposisikan Iran sebagai negara ‘inti’ dalam percaturan politik regional dan
global serta menaikan posisi tawar dunia Islam umumnya dan Iran khususnya
dalam kancah perpolitikan internasional. Energi nuklir merupakan teknologi yang
cukup canggih. Hal ini akan membawa Iran berubah dari negara berkembang
menjadi negara maju, dan ini tentunya akan menaikan harga diri bangsa Iran
secara politis. Dalam salah satu ayat Al-Quran surah Al-Anfaal ayat 60
menyebutkan;
باط الخیل ترھبون بھ عدو وأعدوا لھم مااستطعتم من قوة ومن ر
اهللا وعدوكم وءاخرین من دونھم التعلمونھم اهللا یعلمھم وماتنفقوا من
}60شىء في سبیل اهللا یوف إلیكم وأنتم التظلمون {
Artinya ; “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
64
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”.121
Pesan dan peringatan dari Tuhan ini menunjukan kepada kita, bahwa kita
harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapi skenario terburuk
dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Hal tersebut disadari betul oleh
pemerintah Iran di bawah kepemimpinan Ahmadinejad. Oleh karena itu
pemerintah Iran berusaha sekuat mungkin memiliki modal persiapan,
pengembangan teknologi nuklir salah satunya, dalam menghadapi tantangan-
tantangan kedepan yang lebih besar lagi yang dihadapi Iran khususnya dan Islam
umumnya.
“Saat energi fosil telah habis terkuras di dunia, mereka akan mulai menjual energi nuklir pada semua bangsa lain dengan harga yang sangat tidak terjangkau dan dengan begitu mereka bisa terus mempertahankan dominasinya di dunia” ia lalu menambahkan, “kalangan adidaya sebenarnya tidak menolak senjata nuklir, lantaran mereka sudah memilikinya, tapi mereka menolak kemajuan dan perkembangan saintifik bangsa-bangsa lain”, kata Ahmadinejad.122
Hal ini diamini oleh Henri Kissinger yang pernah menjabat sebagai menlu
AS;
“Iran adalah produsen minyak terbesar. Ia memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Dalam kondisi pertumbuhan yang teratur, ia juga siap menjadi salah satu kekuatan (negara) industri”. Ia melanjutkan, “melalui kepemilikan teknologi nuklir, Teheran ingin menjadikan dirinya sebagai perisai pelindung yang menghalangi intervensi pihak lain dalam urusan-urusannya”.123
121. Q.S Al-Anfaal; 60 122. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 190. 123. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 228.
65
Ini menunjukan bahwa Barat pun menyadari akan kemajuan yang dicapai
Iran jika berhasil menguasai teknologi nuklir yang akan menempatkan Iran
sebagai negara industri. Hal inilah yang sesungguhnya menjadi kekhawatiran
Barat bukan isu senjata pemusnah massal yang digembor-gemborkan oleh Barat
selama ini, dan yang lebih ditakutkannya lagi kalau hal ini menjadi inspirasi
negara-negara lain.
Bukan rahasia lagi bahwasanya Barat, yang dimotori AS, menuduh Iran
mengembangkan senjata pemusnah massal walaupun sampai saat ini tidak
ditemukan hal tersebut. Hal ini begitu naif tentunya, mengingat mereka (Barat)
memiliki senjata tersebut dan yang lebih ironisnya lagi Amerika yang
notabenenya adalah motor negara Barat ialah negara pertama, kalau tidak mau
dikatakan satu-satunya, yang pernah secara langsung menggunakan senjata
pemusnah massal terhadap kedaulatan negara lain atau lebih tepatnya ke Jepang,
saat AS mengebom Hirosima dan Nagasaki pada PD II. Di tambah lagi Israel
yang bukanlah anggota NPT (Non-Proliferation Treaty) tetapi memiliki sekitar
100 sampai 200 hulu ledak nuklir. Hal ini diperoleh dari keterangan dan data dari
Mordechai Vanunu, yang seorang mantan teknisi pada fasilitas nuklir Israel,
Dimona.124 Selain Israel beberapa negara lain seperti India dan Pakistan memiliki
senjata nuklir juga namun mereka bukanlah negara penandatangan perjanjian
NPT.
Walaupun terjadi diskriminasi Iran tetap berkomitmen untuk tidak
mengembangkan senjata pemusnah massal. Berkali-kali Ahmadinejad
124. Lih, “Rusia Minta Israel Gabung Dengan NPT,” Republika, Sabtu, 3 Maret 2007, h. 8.
66
menegaskan bahwa negaranya tidak membutuhkan senjata semacam itu. Bahkan
Ahmadinejad menegaskan bahwa orang-orang yang ingin memiliki bom atom
adalah mereka-mereka yang terbelakang pemikirannya. “Yang menginginkan
senjata nuklir adalah politikus yang terbelakang pemikirannya”125. Lebih jauh ia
mengatakan;
“Mereka yang membuat bom atom serta memiliki bom atom terbelakang dalam sisi politik dalam kamus kita. Saya katakan, sangat tidak adil, mereka tidak memiliki uang untuk diberikan tapi menciptakan bom atom. Apa gunanya? Uni Soviet memiliki ribuan galea atom, tapi galea atom tidak bisa melindunginya dari keruntuhan. Sekarang mereka yang berjarak ribuan kilometer berada di Irak, semuanya memiliki atom, bisakah atom menyelamatkan Irak? Tidak akan mampu! Apa gunanya! Uang rakyat dipakai menciptakan bom generasi keempat dan kelima dan mengarsenalkannya. Bawalah uang tersebut, berikanlah kepada 40 juta fakir miskin di negara ini (Amerika). Bila mereka mengejar suara dalam PEMILU, 40 juta paling tidak, sama dengan 40 juta suara untuk mereka, itukan menguntungkan kalian juga”. Ia juga menambahkan, “bangsa Iran ketika setiap orang rakyatnya memiliki satu gunung api cinta, kerja, perhatian dan keberanian, mereka butuh apa dengan bom atom?.126
Baik secara langsung ataupun tidak, Ahmadinejad memberikan penjelasan
bahwa bangsa Iran yang dikenal sebagai bangsa pemikir tidak akan menggunakan
senjata pemusnah massal dalam agenda kebijakannya, toh lagi pula senjata nuklir
tidak mampu menyelamatkan sebuah negara dari jurang kehancuran. Walaupun
Iran sedang berusaha untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan
global ke depannya, bukan berarti Iran akan mengembangkan senjata nuklir,
Ahmadinejad bahkan lebih memilih dukungan pemuda dunia Islam dari pada
senjata nuklir. “Bagi kami, dukungan kalian dan para pemuda di dunia Islam
125. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h. 42. 126. Ibid. h. 73-74.
67
lebih ampuh daripada senjata nuklir” katanya ketika memberikan ceramah di
UI.127
Untuk membuktikan komitmen Iran terkait penggunaan senjata nuklir,
pemimpin spiritual Iran sekaligus orang kesatu di Iran, Ayatollah Sayyid Ali
Khamenei memfatwakan haram hukumnya atas penggunaan senjata nuklir. “Kami
menetapkan bahwa penggunaan senjata nuklir itu haram” katanya128. Ini jelas
sebagai pertanda bahwa pemerintah Iran dibawah Ahmadinejad tidak mungkin
memproduksi apalagi menggunakan senjata nuklir karena sudah difatwakan oleh
Ayatollah Ali Khamenei selaku pimpinan tertinggi di Republik Islam Iran.
Namun begitu, teknologi nuklir tetap penting adanya, karena selain
merupakan barometer capaian kemajuan teknologi, bagi bangsa Iran teknologi
nuklir merupakan sebuah simbol kemandirian dan terlepasnya Iran dari
ketergantungan terhadap Barat, bahkan lebih jauh lagi pemerintahan Iran di era
Ahmadinejad menganggap energi nuklir merupakan harga mati karena ini
kehormatan bangsa Iran juga dipertaruhkan disini.
Pemerintah Iran bahkan menilai bahwa program nuklir Iran harus segera
direalisasikan dan penundaan program nuklir Iran itu akan sama saja dengan
mundur ke belakang. Pemerintah Iran bahkan membandingkan hal tersebut
127. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 195. 128. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah rahasia , h. 134-135 dan Muhammad Alcaff. Perang
Nuklir?, h. 122-123. Fatwa ini baru diblow-up oleh media massa di Indonesia pada April 2010 ketika Konferensi Internasional Pelucutan dan Nonproliferasi di Teheran tengah berlangsung. Lih, “Khamenei: Senjata Nuklir Haram,” Republika, Senin, 19 April 2010, h. 11.
68
dengan perjanjian Turkmanchai129 yang memalukan serta menghina harga diri
bangsa Iran dan jika Iran menunda programnya akibat tekanan Barat ini sama saja
mengulangi kesalahan di masa lampau yang membuat Iran kehilangan
martabatnya sebagai negara besar.130 Lebih jauh lagi pemerintah Iran bahkan
menerbitkan pecahan uang kertas senilai 50.000 riyal atau setara dengan 5,4 dollar
AS dicetak dalam warna oranye, hijau, dan biru, dengan simbol nuklir, yaitu
elektron yang mengelilingi inti atom diatas gambar peta Iran. Di dekat simbol itu
tertulis sebuah kutipan singkat dari Nabi Muhammad SAW berbunyi; “Orang dari
tanah Persia akan meraih pengetahuan meskipun sejauh Pleiades”.131 Pleiades
adalah kelompok bintang.132 Hal ini dilakukan semata-mata sebagai bukti
kesungguhan tekad pemerintahan Ahmadinejad terkait dalam meraih teknologi
nuklir dan juga menunjukan betapa pentingnya program nuklir tersebut dimata
bangsa Iran. Ahmadinejad juga menyatakan bahwa yang ditakutkan Barat
bukanlah program nuklir Irannya.
“… Karena mereka (Barat) melihat kemajuan dan kemakmuran negara-
negara Islam akan menghabiskan dan akan menyelesaikan ambisi politik mereka.
129. Perjanjian Turkmanchai adalah perjanjian antara Iran (Dinasti Qajar) dengan Rusia pada tahun 1828, perjanjian ini sebetulnya akibat kalahnya Iran dalam perang Iran-Rusia, secara garis besar perjanjian ini sangat menghina Iran selaku pihak yang kalah perang, dimana Iran kehilangan sebagian besar teritorinya khususnya diwilayah Kaukasus dan juga pihak Iran harus mengganti rugi sebesar 20 juta rubel. Hal inilah yang menandai kemunduran dinasi Qajar. Lih, Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 22-23.
130. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 140. 131. Penulis juga menemukan hadis yang hampir sama dengan itu di dalam pengantar buku
karangan Murthada Muthahhari yang ditulis oleh Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat. Hadis itu berbunyi, “Seandainya iman itu terletak di bintang Tsurayya, orang-orang dari kalangan penduduk Parsi akan dapat menggapainya”. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari Qais bin Sa’ad bin Ubadah. Lih, Murthada Muthahhari. Membumikan Kitab Suci Manusia dan Agama. Bandung; Mizan, 2007. h. 44.
132. Lih, “Israel Inginkan Solusi Damai, Iran Luncurkan Mata Uang Dengan Simbol Nuklir,” Kompas, Rabu, 14 Maret 2007, h. 10
69
Karena kalau negara-negara Islam mendapatkan kemajuan dan kemakmuran,
mereka tidak bisa lagi menghina negara-negara Islam”.133 Dalam pandangan
revolusionernya Ahmadinejad mempercayai bahwa sesungguhnya yang ditakuti
Barat bukanlah kemampuan Iran akan nuklirnya, namun karena ketakutan akan
hilangnya hegemoni Barat atas dunia Islam, karena jika Iran berhasil
mengembangkan nuklir damai dan ditiru oleh negara-negara lainnya maka
dominasi Barat atas dunia ketiga khususnya negara Muslim akan hilang dan
negara-negara tersebut dapat melepaskan diri dari pengaruh Barat.
B. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim
Bersahabat dengan mereka yang bersikap baik terhadap kita dan melawan
mereka yang berbuat jahat kepada mereka, itulah semboyan dasar dari pendekatan
hubungan Iran dengan dunia internasional. Dan dari model pendekatan inilah yang
Iran gunakan dalam meningkatkan hubungan yang berasaskan keadilan dan
persaudaraan dengan dunia Muslim.
“Kita akan terus meningkatkan hubungan dengan negara-negara Islam dan negara-negara tetangga”. “sesungguhnya peningkatan hubungan dengan Negara-negara Teluk menjadi prioritas kebijakan politik luar negeri kita”. “Teluk (Persia) adalaah Teluk kedamaian dan keadilan”. “saya akan selalu mengulurkan tangan saya kepada semua orang, dan saya akan tetap berusaha menjalin hubungan baik dengan pihak manapun kecuali Israel”.134
Ahmadinejad memberikan sinyal bahwa ia siap menerima hubungan
dengan siapapun kecuali Israel tentunya yang merupakan the real enemy-nya Iran.
133. Hal ini Ahmadinejad sampaikan ketika kunjungannya ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Mei 2006, penulis mendapatkan rekaman videonya melalui Iran Corner yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gedung Fakultas Ushuluddin lantai 2.
134. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 58.
70
Berbagai hubungan persaudaraan ini dibuktikan dunia Muslim dengan
dukungannya terhadap Iran melawan tekanan-tekanan yang dilakukan Barat
khususnya AS terkait program nuklir damainya. Bahkan pada 22 Juni 2006
OKI135 mendeklarasikan dukungannya terhadap Iran.
“kami menyatakan pendirian kami bahwa satu-satunya cara untuk dapat menemukan solusi dari isu itu (maksudnya adalah isu nuklir Iran) adalah dengan menggelar perundingan tanpa prakondisi apapun” lalu ditambahkan, “kami kembali menegaskan hak mendasar dan tak dapat dirampas dari seluruh negara anggota, (yakni) untuk melakukan riset, memproduksi, dan menggunakan energi atom untuk maksud-maksud damai” bahkan lebih jauh deklarasi ini menuntut Israel agar segera masuk NPT, “ kami menuntut pencapaian Israel terhadap NPT (Non-Proliferation Treaty) tanpa adanya penundaan” bunyi deklarasi tersebut.136
Ini merupakan suatu kemajuan yang tejadi menyangkut hubungan antar
masyarakat Islam khususnya dengan Iran. Karena hal tersebut mengindikasikan
suatu babak baru hubungan dunia Islam, mengingat selama beberapa dasawarsa
terakhir hubungan Iran dengan beberapa negara Muslim ‘terganggu’ dan bahkan
sempat terjadi perang, salah satu contohn nyatanya perang Iran-Irak. Ayatollah
Ali Khamenei juga menyerukan akan persatuan dunia Islam, yang menurut
hematnya ini merupakan suatu masalah urgen dan mendasar yang dialami umat
Islam serta menjadi landasan bagi upaya umat Islam dalam memerangi musuh-
musuhnya.
“Saat ini masalah persatuan dunia Islam telah menjadi masalah yang sangat urgen bagi kita. Mempersatukan dunia Islam menjadi kewajiban, amal Ibadan dan gerakan politik. Kita sebagai para pemimpin memiliki kewajiban untuk menerapkan Islam dan Al-Quran dalam dunia riil. Hendaknya kita terus meneriakan semboyan “perangi musuh-musuh Islam dengan jiwa dan darah.”
135. OKI adalah Organisasi Konferensi Islam. Organisasi ini merupakan perkumpulan negara-negara Islam yang anggotanya terdiri dari 57 negara. OKI didirikan pada 1972 di Jeddah.
136. Lih, “OKI: Perundingan Nuklir Iran Harus Tanpa Syarat,” Republika, Kamis, 22 Juni 2006, h. 10.
71
Mendakwahkan kesatuan Islam menjadi salah satu kewajiban kita yang perlu dilaksanakan dengan segera”.137
Untuk membuktikan akan upayanya dalam menjalin persahabatan dan
persaudaraan dengan dunia Muslim, Ahmadinejad memulainya dengan membina
hubungan dengan negara-negara dunia Muslim. Ia melakukan berbagai kunjungan
yang bisa dibilang ‘radikal’, ‘istimewa’ dan ‘bersejarah’. Seperti kunjungannya ke
Irak, ini merupakan kunjungan kenegaraan resmi pertama seorang presiden
Republik Islam Iran pasca Revolusi Islam tahun 1979.138 Ini terbilang radikal
mengingat hubungan Iran dengan Irak yang rusak akibat invasi Saddam Husein
yang menyebabkan perang berkepanjangan antara Iran dan Irak selama delapan
tahun, 1980-1988.
Tidak hanya itu, Ahmadinejad juga berkunjung ke Arab Saudi, ini juga
terbilang sangat ‘radikal’, mengingat Arab Saudi adalah negara yang sering
dikritik Imam Khomeini karena berbagai kebijakannya terhadap kaum Syi’ah.
Terlepas dari itu semua, dalam pertemuan yang dilakukan di Jeddah ini, kedua
negara justru sepakat untuk mencegah konflik antara Muslim Sunni dan Muslim
Syi’ah, dan keduanya juga sepakat bahwa negara-negara Muslim harus sadar akan
adanya konspirasi musuh untuk memecah belah Muslim,
“Baik Iran maupun Arab Saudi menyadari adanya konspirasi para musuh, dan sambil mengecam konspirasi-konspirasi itu, kami mengajak seluruh muslim untuk menyadari rencana-rencana para musuh itu dan menyikapinya dengan bijaksana”. Lebih jauh Ahmadinejad mengatakan bahwa pertemuan itu juga membahas isu-isu penting dunia muslim, “Mengenai isu Palestina dan Irak, kami
137. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 120. 138. Lih, “Ahmadinejad Tiba Di Baghdad, Kunjungan Bersejarah dan Pertama Kali
Seorang Presiden Iran,” Kompas, Senin, 3 Maret 2008.
72
berdiskusi hingga rinci. Dalam banyak hal, kami mempunyai kesamaan pandangan. Kedua negara menentang kontrol para musuh atas negara Islam”.139
Selain hubungan ‘radikal’ tersebut, Iran juga menjalin hubungan dengan
berbagai pemerintahan dan organisasi berpengaruh di dunia Muslim lainnya,
Malaysia misalnya, Iran dan Malaysia mencapai kesepakatan melalui SKS Group
selaku perusahaan energi Malaysia dengan NIOC (National Iranian Oil Company)
sebuah perusahaan minyak nasional Iran. Kesepakatan ini senilai US$ 16 miliar
(sekitar Rp145,6 triliun). Jadi dalam kesepakatan ini, selama 25 tahun perusahaan
Malaysia akan mengembangkan lading gas lepas pantai Ferdos dan Golstan, yang
berada di tenggara Iran, selain itu juga akan membangun pabrik gas alam cair
(LNG atau Liquid Natural Gas).140
Tidak hanya itu, pemerintah Iran juga menjalin kerjasama dengan pihak
lain seperti Pakistan. Kerjasama ini menyangkut pembangunan pipanisasi gas
alam sepanjang 2.600 kilometer, yang nantinya proyek ini akan menelan biaya tak
kurang dari US$ 7 miliar, walaupun proyek ini juga melibatkan India, dikarenakan
jalur ini dibangun dari Iran sampai ke India. Berbagai pakar menilai proyek ini
akan menguntungkan secara ekonomis dan politis, mengingat begitu besarnya
permintaan energi kedua negara.141
Lalu Pemerintah Iran juga menjalin kerjasama dengan Kuwait, kedua
negara bersepakat berkerjasama dalam bidang keamanan, terorisme, dan
139. Lih, “Iran-Saudi Setuju Cegah Konflik Sunni Syiah, Negara-negara Islam Harus Sadar Ada Konspirasi Untuk Memecah Belah,” Kompas, Senin, 5 Maret 2007, h. 9.
140. Lih, “Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007, h. A17. Dan “AS Ancam Tangguhkan FTA Dengan Malaysia,” Republika, Jumat, 2 Februari 2007, h. 15.
141. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 70-71. Lih, lampiran no. 5.
73
memerangi kejahatan obat bius. Namun hal yang paling penting adalah bahwa
Iran bersedia menyediakan saluran air bersih ke Kuwait yang dialiri dari sungai
Karon melalui saluran air yang dipasang di dalam laut antar kedua negara
sepanjang 300 km. Nantinya air yang akan dialiri sekitar 200 miliar gallon per
hari.142 Uni Emirat Arab juga merupakan salah satu mitra Iran, mengingat sekitar
400 ribu pekerja asal Iran diperkerjakan di UEA.143 Sesungguhnya begitu banyak
hubungan yang terkait antara dunia Islam dan pemerintahan Iran diera
Ahmadinejad. Namun mengingat begitu luasnya pembahasan tersebut saya
(penulis) akan membatasi pembahasan mengenai hal tersebut dengan tiga
hubungan yang dilakukan Iran dengan dunia muslim.
1. Hubungan Iran dengan Palestina
Secara resmi hubungan antara Iran dan Palestina sudah berlangsung dari
awal Revolusi Islam itu sendiri. Setelah berhasil menumbangkan rezim Syah
Pahlevi, segera saja Iran mengosongkan kedutaan Israel, seperti yang kita ketahui
hubungan antara Iran di era Syah Pahlevi dengan Israel begitu mesra, dan
menggantinya dengan kedutaan Palestina144. Hal ini menyimbolkan bahwa betapa
Palestina merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian besar Iran. Jadi
pada dasarnya Ahmadinejad hanya melanjutkan apa-apa yang sudah dilakukan
pendahulunya khususnya Imam Khomeini.
142. Ibid. h. 97. 143. Lih, “Sebut Iran Sponsor Teroris Dunia, Bush Dikecam Negara Arab,” Media
Indonesia, Selasa 15 Januari 2008, h. 10 144. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 159. Lih juga, Adel El-Gogary.
Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 102.
74
Maka tidaklah mengherankan jika Ahmadinejad memprioritaskan masalah
Palestina ini. Sangat disayangkan tapinya, hal ini membuat Ahmadinejad menjadi
sasaran fitnah media-media Barat yang salah mentransletkan kata-katanya.
Dengan seenaknya Barat menulis headline news di media dunia dengan tulisan.
“Israel must wiped off the map” yang artinya “Israel harus dihapuskan dari peta
dunia”.145 Sontak dunia kaget melihat seorang presiden disebuah satu-satunya
negara teokrasi Islam akan melakukan suatu aksi “pembersihan” ditengah
gonjang-ganjing isu nuklirnya. Namun ini bukanlah arti sesungguhnya yang
Ahmadinejad katakan.
Yang sebenarnya terjadi ialah ketika itu Ahmadinejad sedang mengahadiri
konferensi yang diadakan pada tanggal 26 Oktober 2005 bertemakan Jahan be
dun-e Sahyunis (Dunia Tanpa Zionisme) yang dihadiri 3000 pelajar dan
mahasiswa Iran. Dalam pidatonya ini Ahmadinejad mengutip dari kata-kata Imam
Khomeini, ia mengatakan; Een rejimeh eshghalgareh Quds bayad az safeyeh
rouzegar mahv shavad”. Terjemahan harfiahnya ialah “Rezim penjajah
Yerussalem ini harus menghilang dari halaman sejarah”. Frasa kunci ucapan ini
ialah “az safeyeh rouzegar” dan “mahv shavad”. “shavad” artinya “harus
menjadi”. “Mahv” bisa berarti “tidak kelihatan lagi”, “terhapus”, “atau “lenyap
mendadak”. Kata “Mahv” merupakan suatu kata yang tidak berarti mengandung
kekerasan, ketika bulan sedang tertutup awan bulan itu sedang mengalami
“mahv”, seseorang yang lenyap dalam kerumunan orang atau asap tebal pun bisa
dibilang “mahv”. Intinya adalah kata “mahv” tidak menyiratkan suatu aksi oleh
145. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 16.
75
orang ketiga yang menyebabkan keadaan “mahv”. Oleh sebab itu salah jika
mengartikan “mahv shavad” menjadi “harus dihapuskan”, yang menyiratkan suatu
aksi yang dilakukan oleh orang ketiga. Singkatnya, “mahv shavad” adalah frasa
deskriptif yang berarti menghilang atau lenyap. Sedangkan bila Ahmadinejad
berniat merujuk ke aksi pemusnahan, Ahmadinejad harus menggunakan frasa
“bayad mahv kard” yang artinya “harus dibuat menghilang atau harus
dilenyapkan”. Sementara frasa, “az safeyeh rouzegar” telah diterjemahkan bebas
sebagai “dari peta”. “rouzegar” berarti sejarah atau masa dan zaman. Agar lebih
pas, “safeyeh rouzegar” dapat diterjemahkan menjadi “halaman sejarah”.146
Dari sini kita bisa menilai bahwa, telah terjadi kesalahan dalam penafsiran
kata-kata yang dilontarkan oleh Ahmadinejad, yangmana penafsiran ini
memfitnah Ahmadinejad dan menjuluki dirinya sebagai orang anti-yahudi, anti-
semit, dan sebagainya. Ini membuktikan kepada kita bahwa, para media-media
sedang berusaha melakukan pembunuhan karakter dan menjatuhkan citra
Ahmadinejad dihadapan masyarakat global yang seakan-akan Ahmadinejad ingin
melenyapkan orang Yahudi. Penafsiran ini juga dibantah oleh Prof. Juan Cole dari
Michigan University. Dia menulis, “jika Ahmadinejad adalah maniak pembantai
etnis yang ingin membunuh orang-orang yahudi, lalu mengapa ada 20.000
Yahudi di Iran dengan satu keanggotaan di parlemen? Bila dia memang
146. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 158-159.
76
bermaksud membantai Yahudi, tidak bisakah ia memulainya dari dalam
negeri?”.147
Untuk sekedar dipahami bahwa UU Iran menyebutkan setiap 150.000
warga berhak memiliki wakil di parlemen namun walaupun Yahudi tidak
memenuhi syarat karena kurang dalam hal jumlah, seperti yang dijelaskan jumlah
Yahudi di Iran hanya sekitar 20.000, mereka tetap diberi wakil di parlemen.148 Ini
membuktikan betapa egaliternya pemerintahan Iran terhadap rakyatnya dan
sekaligus membuktikan ketidakmasukakalan tuduhan-tuduhan yang dilancarkan
Barat terhadap Ahmadinejad.
Dan lagi, para penganut Yahudi di Iran menilai, kebijakan (statement)
Ahmadinejad ini tidaklah mengancam atau bahkan membahayakan Yahudi di Iran
khususnya. “ini adalah kampanye yang salah tentang Iran dan komunitas Yahudi
di Iran”, kata Ciamak Morsathegh yang di Iran ia sebagai salah satu pemimpin
komunitas Yahudi. Minoritas Yahudi di Iran dilindungi undang-undang.
Sinagoga-sinagoga, sekolah-sekolah, dan toko-toko milik Yahudi beroperasi
normal, lebih jauh Morsathegh mengatakan, “Kami bebas menjalankan ibadah.
Sikap anti-Semit adalah fenomena Barat, tetapi kami keturunan Yahudi tidak
pernah terancam”.149
147. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 24.
148. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h. 33-34. 149. Lih, “Yahudi Iran, Kebijakan Presiden Ahmadinejad Tidak Membahayakan,”
Kompas, Kamis, 27 Desember 2007.
77
Walaupun begitu, Ahmadinejad tetap berfikir kritis, ia tetap menggunakan
retorikanya yang revolusioner dalam masalah Palestina, dimana ia
mempertanyakan keabsahan dari berdirinya suatu negara bernama Israel yang
dilakukan secara illegal dengan dalih bahwa ‘mereka-mereka’ ini adalah korban
PD II sehingga mereka berhak mendirikan negara diatas negara lain dan ini justru
didukung oleh berbagai kekuatan-kekuatan besar dunia.
“Jika tragedi ini (holocaust) terjadi di Eropa, mengapa bangsa Palestina yang harus menebusnya? Apa dosa bangsa Palestina? mereka tidak memiliki peran dalam PD II, lalu mengapa dengan dalih peristiwa itu, lebih dari 5 juta orang Palestina diusir dan mereka hidup dalam pengungsian selama 60 tahun”.150 Ahmadinejad juga mengatakan, “negara-negara Eropa harus mengganti kesalahan mereka kepada kaum Yahudi dengan memberi tanah mereka untuk mendirikan negara (Yahudi) di Eropa (Jerman, Austria atar negara-negara lain), Amerika Serikat, Kanada, atau Alaska ketimbang bangsa Palestina yang tidak berdosa harus membayar kejahatan ini”.151
Dalam hal ini Ahmadinejad berusaha melihat kembali ke akar
permasalahannya. Ia menilai bahwa, sesungguhnya permasalahan ini adalah
terletak pada ketidakadilan orang Barat, lebih jauh ia berargumen bahwa
sesungguhnya merekalah (Barat) yang seharusnya bertanggung jawab penuh
bukannya menimpakan masalah ini kepada suatu bangsa lain yang tidak memiliki
keterkaitan apapun. Ia menilai seharusnya Barat dengan lapang dada mau
memberikan sebagian wilayahnya sebagai bentuk perwujudan tanggung jawab
atas apa yang telah dilakukan terhadap orang Yahudi ketika PD II.
Lebih jauh Ahmadinejad berpendapat, Israel dan Barat jangan menjadikan
isu holocaust sebagai alat legalisir keberadaan Israel, bahkan ia menilai holocaust
150. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 40.
151. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 172.
78
yang sesungguhnya sedang tejadi di Palestina selama 60 tahun. “Jika dalam
tragedi holocaust terdapat keragu-raguan, maka dalam holocaust di Palestina
tidak ada keraguan sama sekali, holocaust ini telah dan sedang terjadi di
Palestina selama 60 tahun”152.
Berangkat dari hal tersebut maka Ahmadinejad memutuskan untuk
melakukan berbagai riset independen ilmiah terkait peristiwa holocaust, dan ia
pun akhirnya melaksanakan hal tersebut pada 11-12 Desember 2006 dengan
fasilitator Institut Politik dan Studi Internasional Kementrian Luar Negeri Iran.
Hal ini dihadiri sebanyak 67 sejarawan dan akademisi dari 30 negara dan juga
para Rabbi-rabbi Yahudi. Ahmadinejadpun merasa bingung dan aneh karena ada
sebagian akademisi yang dipenjara akibat mempertanyakan kebenaran holocaust,
untuk sekedar diketahui banyak ilmuan yang mempertanyakan tentang holocaust
yang dihukum seperti Roger Garaudy, Frederick Toben, Georges Theil, dll,
bahkan ia menilai mereka-mereka ini menganggap holocaust sudah ditinggikan
kedudukannya oleh mereka bahkan sampai melebihi kedudukan Tuhan. Ini
sangatlah aneh mengingat kejadian holocaust belumlah terjadi sampai 100 tahun,
bahkan sebagian tempat dan saksi sejarah yang masih hidup pun banyak. Namun
kenapa setiap ada peneliti yang hasil penelitiannya meragukan, menentang atau
bahkan merevisi kejadian holocaust dipenjara, didenda, dan diancam.
“Riset yang dilakukan dalam bidang fisika lebih dari apa yang telah dilakukan terhadap holocaust, tapi penelitian dalam ilmu fisika masih terus dilanjutkan, apa salahnya jika hal sama dilakukan atas peristiwa holocaust”153. Ia
152. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 159.
153. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h. 38.
79
juga berkata, “saya berpendapat, hari ini telah tercipta atmosfer dimana holocaust telah menjadi berhala bagi sebagian kekuatan-kekuatan itu. Karena, saya lihat, di negara-negara yang dikuasai kekuatan-kekuatan tersebut, manusia boleh mempertanyakan Tuhan dan nabi-nabi, namun mempertanyakan holocaust merupakan kesalahan yang tidak terampuni”.154
Tidak perlu membutuhkan waktu lama, akibat berbagai pemikiran,
statement dan kebijakan nya ini Ahmadinejad menuai berbagai macam kecaman,
bahkan sampai ada yang menuduhnya adalah anti-semit. Namun Ahmadinejad
menegaskan bahwa ia bukanlah anti Yahudi, karena apa yang ia lakukan terkait
Palestina bukan karena umat Yahudinya tetapi kekuatan-kekuatan (zionis) yang
memanfaatkan Yahudi untuk kepentingan dirinya.
“Menurut saya, hari ini seluruh dunia telah memahami bahwa Zionis dan Yahudi adalah 100% berbeda. Yahudi adalah para pengikut nabi utusan Tuhan, para pendukung penyembah Tuhan, persahabatan dan keadilan, tapi Zionis adalah sebuah organisasi politik. Setiap kesempatan selalu ia manfaatkan untuk mencapai kepentingan kelompok-kelompoknya, penderitaan yang dialami oleh masyarakat Yahudi pada PD II adalah dalih yang disalahgunakan. Kaum Zionis bukanlah Yahudi, Kristen ataupun Muslim. Mereka adalah budak uang, kekuatan, dan harta”.155 Dalam kesempatan lain ia mengatakan, “Saya tidak anti-Yahudi sama sekali.... Tapi kalian harus tahu, bahwa mereka (Israel) berbohong. mereka tidak Yahudi, tetapi sekelompok penjahat yang korup, yang menyalahgunakan nama Yahudi”.156
Ia menyatakan bahwa mereka (Israel) bukanlah umat Yahudi, karena
sesungguhnya mereka hanyalah sekumpulan orang yang ingin memanfaatkan
penderitaan kaum Yahudi demi kepentingan dirinya. Bahkan ada Rabbi yang
menyatakan sama hal yang sama dengan Ahmadinejad, bahwa sesungguhnya
pengikut Yahudi tidaklah setuju dengan pendirian negara Israel karena hal ini
154. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 45.
155. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h.152. 156. Hal ini Ahmadinejad sampaikan etika ia berpidato di Esfahan pada 25 Mei 2007, lih;
http://www.youtube.com/watch?v=PrWguVsEih0 video berita ini diakses dan didownload pada tanggal 11 Mei 2010.
80
bertentangan dengan Taurat. “Bangsa Yahudi sangat berlawanan dengan
Zionisme dan “negara Israel”. Sangat jelas bahwa bangsa Yahudi yang patuh
kepada Taurat selalu menentang pembentukan negara Israel”.157 Dari sini terlihat
jelas bahwa tidak semua orang Yahudi menghendaki berdirinya negara Israel.
Oleh karena masalah ini, Ahmadinejad menawarkan sebuah solusi yang
dikenal juga sebagai One State Solution. Artinya solusi ini mendorong semua
warga Palestina ‘asli’ untuk melakukan sebuah referendum guna menentukan
pemerintahannya sendiri. Tidak boleh ada intervensi asing dalam hal ini biarkan
rakyat Palestina menentukan pilihannya.
“Hak memerintah adalah dari rakyat Palestina dan merekalah yang harus memilih jenis dan pejabat pemerintahan mereka sendiri. Dengann kata lain, harus diberi kesempatan supaya semua orang Palestina asli, baik itu Muslim, Kristen, Yahudi, yang tinggal didalam Palestina serta pengungsi Palestina yang tinggal dinegara-negara lain secara bebas mengungkapkan kehendak mereka dalam penentuan jenis pemerintahan dan siapa pejabatnya. Dengan kata lain, satu-satunya jalan yang bijaksana dan logis dalam parameter yang diakui oleh dunia internasional adalah referendum dengan diikuti oleh semua penduduk Palestina”.158
Dilain kesempatan ia juga mengatakan, “Kami telah mengusulkan bahwa biarkan semua rakyat Palestina dari berbagai agama, Islam, Kristen, dan Yahudi menentukan nasipnya sendiri. Semua rakyat Palestina yang tinggal di wilayah-wilayah pendudukan Israel atau yang ada di wilayah Palestina sendiri dan yang ada di luar atau tinggal di camp-camp pengungsi untuk menentukan nasip mereka sendiri. Kami ingin mengusulkan, rakyat Palestina secara menyeluruh, berpartisipasi dalam sebuah pemilihan umum dan melalui pemilihan umum itu menentukan nasip mereka sendiri”.159
157. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 36.
158. Ibid. h. 162. 159. Hal ini Ahmadinejad sampaikan ketika kunjungannya ke UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada Mei 2006, penulis mendapatkan rekaman videonya melalui Iran Corner yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gedung Fakultas Ushuluddin lantai 2.
81
Hal ini memperlihatkan bahwa Ahmadinejad sedang dalam perjuangan
membela hak-hak rakyat Palestina yang dirampas oleh kekuatan-kekuatan Barat.
Hubungan tersebut ditandai dengan berbagai pertemuan, bahkan tidak tanggung-
tanggung pemerintah Iran melalui Menlunya, Manouchehr Mottaki, akan
memberikan bantuan kepada Palestina senilai US$ 50 juta.160 Seperti yang kita
ketahui bahwa saat itu Palestina sedang dikucilkan pihak-pihak yang mengatas
namakan dunia internasional, jadi rakyat Palestina membutuhkan bantuan
kemanusiaan termasuk bantuan dana. Tidak hanya dana, dukungan politis pun
diberikan, contohnya ketika agresi Israel pada akhir 2008 dan awal 2009, presiden
Iran Ahmadinejad, presiden Suriah Bashar al-Assad dan pimpinan bidang politik
Hamas Khaled Meshal menyerukan kepada dunia muslim untuk memustuskan
hubungan diplomatik.161
Tidak mau kalah dengan pemerintah Iran, Khaled Meshal selaku ketua
urusan politik Hamas juga berjanji akan melindungi hak-hak bangsa Iran. “Seperti
Iran yang membela hak-hak bangsa Palestina, kami juga akan membela hak-hak
bangsa Iran” kata Meshal.162 Jelas ini merupakan suatu keuntungan tersendiri
bagi Iran dalam mempersiapkan kemungkinan terburuk menghadapi Barat, karena
Hamas bisa jadi sekutu yang dapat diandalkan.
Lebih daripada itu, hubungan antara Iran dan Palestina khususnya dengan
Hamas bisa menjadi sebuah bukti dari manifestasi terdalam dari sebuah
160. Tiar Anwar Bachtiar. Hamas Kenapa Dibenci Israel? (Jakarta; Hikmah, 2008), h. 176 161. Bawono Kumoro. Hamas; Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme (Bandung;
Mizan, 2009), h. 143. 162. Lih, “AS: Iran Ancaman Nyata, Hamas Dukung Iran Dan Pernyataan Ahmadinejad,”
Kompas; Jumat 16 Desember 2005, h. 11 Dan Lih, lampiran no. 6.
82
persaudaraan muslim sehingga keduanya bertekad untuk membela dan melindungi
satu sama lain. Hubungan keduanya juga mengisyaratkan dan mengajarkan,
apapun itu mazhabnya baik Syiah ataupun Sunni, selama dia seorang muslim ia
adalah saudara kita dan kita wajib membela hak-haknya terlepas apakah itu aliran
mazhabnya.
2. Hubungan Iran dengan Libanon (Hizbullah)
Jauh sebelum Iran menjadi sebuah negara teokrasi Islam, hubungan antara
para ulama kedua negara sangat intens, khususnya mereka yang dari kalangan
Syi’ah, karena mereka sama-sama belajar di Najaf, Irak. Disana para tokoh agama
tersebut saling bertukar pikiran mengenai berbagai persoalan, termasuk
pemerintahan Islam, sistem ekonomi, ideologi, dll. Dari sinilah mulai hubungan
kedua negara mulai terbentuk.
Di Libanon sendiri, pengaruh Iran dan Suriah amat sangat terasa, bahkan
bisa dibilang Libanon amat mengandalkan bantuan kedua negara ini (Iran dan
Suriah) dalam mempertahankan integritas wilayahnya, dan kelompok yang amat
berjasa dalam hal ini adalah Hizbullah163, sebuah organisasi massa terbesar di
Libanon yang beraliran Syiah. Hal ini terbukti dengan bebeapa kali Hizbullah
mampu “mengalahkan” bahkan mengusir Israel dari wilayah Libanon.
163. Hizbullah dalam bahasa Arab berarti “Partai Tuhan” merujuk kepada sebuah ayat Al-Quran, maka sesungguhnya partai Allah lah yang akan menang (Al-Maidah; 56). Hizbullah ialah gerakan sosial keagamaan dan politik yang muncul dikalangan kaum Syi’ah untuk merespons revolusi Islam Iran dan Agresi Israel. Organisasi ini didirikan pada 1982. Lih, John L. Esposito. Ensikopedia Dunia Islam Modern (Bandung; Mizan, 2001), h. 177.
83
Dalam gilirannya, di Libanon, Hizbullah menjadi sebuah pasukan yang
fungsinya berperan menggantikan LAF (pasukan nasional Libanon) dalam
mempertahankan tanah air Libanon. Hal ini mampu dilakukan Hizbullah karena
berkat bantuan Iran baik ekonomi, pelatihan, senjata, dll. Contohnya saja ketika
agresi militer Israel pada 2006, saat itu Hizbullah mampu “mengalahkan” Israel
berkat sokongan senjata dari Iran dan Suriah. Tidak kurang dari 12.000 roket yang
disuplai Iran dan Suriah, 10.000 diantaranya adalah buatan Iran dengan kaliber
107 mm dan 122 mm, selain itu juga ada roket lainnya seperti Zelzal dan Fijr yang
mampu menjangkau sejauh 250 kilometer lalu ada lagi Fagot, Konkurs, Kornet,
Maltutka, Katyusha, dll.164 Hubungan ini menandaskan bahwa, Iran telah
memiliki sekutu kuat yang siap saling membantu di kawasan. Disamping itu juga
Imam Khomeini telah berpesan agar sesama muslim harus saling membantu
apakah orang itu warga Iran atau bukan,
“Bila kita didatangi oleh sekelompok kaum muslim dan mereka meminta tolong kepada kita, maka wajib bagi kita menolong mereka jika kita memang mampu. Kita harus membela hak kaum muslimin. Yang dimaksud kaum muslimin bukan hanya orang-orang Iran, tetapi seluruh muslimin dimanapun mereka berada. Bukankah dalam hadis Nabi Saw, disebutkan bahwa, ‘barang siapa mendengar teriakan minta tolong kaum muslimin lalu ia tidak memenuhi panggilan itu, maka ia bukan termasuk golongan muslim’”.165
Walaupun begitu bukan berarti Hizbullah adalah boneka Iran yang selalu
menuruti kemauan Teheran. Hizbullah adalah organisasi massa yang independen
dan tidak terikat kelompok apapun, bahkan Fadullah mengakui bahwa
hubunganya kepada kaum mullah di Iran pernah “dingin” karena ia menolak
164. Ari Yulianto. Lebanon Pra- dan Pasca-Perang 34 Hari; Israel Vs Hizbullah (Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 123-134.
165. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 88.
84
“permintaan” Teheran agar Hizbullah mendirikan sebuah negara Islam di
Lebanon. Jalan terbaik bagi gerakan Islam, katanya, jika meraih kekuasaan
melalui cara-cara demokratis bukan revolusi, sekali pun ia menolak untuk
mengecam permerintahan Islam yang terbentuk tanpa melalui proses demokrasi.
Fadullah berdalih, memaksakan pembentukan negara Islam di Libanon pada msa
sekarang merupakan suatu yang kontraproduktif. Bagi Fadullah, pembentukan
suatu pemerintahan Islam sudah jadi cita-cita bagi Hizbullah. Tapi katanya, itu
hendak dilakukan dengan “peaceful and scientific ways.” Ia menegaskan bahwa
pandangannya tentang Islam tidak akan pernah berubah baik sebelum maupun
setelah pecahnya Revolusi Iran. Dalam kasus Salman Rushdie, misalnya, ia tidak
sependapat jika pengarang Ayat-ayat setan itu harus dihukum mati. Oleh sebab
itu, terkesan sangat menyederhanakan masalah jika ada yang beranggapan bahwa
semua gerak-gerik Hizbullah selalu didasarkan atas “perintah” Teheran.166
Namun kesamaan dari keduanya yang merupakan inti dari hubungan
antara Iran dan Lebanon yang diwakili Hizbullah ada tiga hal. Pertama, baik Iran
maupun Hizbullah percaya pada yurisdiksi Wali Fakih. Kedua, keselarasan politik
juga eksis berkaitan dengan masalah penolakan mutlak Iran atas hegemoni negara
adikuasa, upaya penyelamatan kemerdekaan, dan dukungan untuk seluruh gerakan
pembebasan—khususnya gerakan-gerakan yang bertujuan melawan pendudukan
Israel. Ketiga, pilihan Iran terhadap sistem pemerintahan republik sesuai dengan
prinsip Islam yang diyakini Hizbullah. Jadi walaupun antara Hizbullah dan Iran
memiliki perbedaan, namun selama garis ideologi mereka sama hal itu tidak akan
166. Riza Sihbudi. Menyandra Timur Tengah. (Jakarta; Mizan, 2007). h. 43-44.
85
berpengaruh terhadap hubungan Iran dan Hizbullah justru saat ini kedua belah
pihak semakin mengakrabkan diri mengingat ancaman terhadap keduanya
semakin gencar, hal ini ditandai dengan kunjungan pemimpin Hizbullah, Syekh
Hassan Nasrullah, ke Teheran.167
3. Hubungan Iran dengan Indonesia
Sesungguhnya sudah terjalin sejak lama, namun hubungan diplomatik
keduanya baru dimulai di tahun 1951. Hubungan diplomatik antara Iran dan
Indonesia dapat dibagi menjadi dua periode; yang masing-masing berusia 30
tahun. Pada 30 tahun pertama, Shah Iran mengunjungi Indonesia, yang kemudian
dibalas oleh beberapa pejabat Indonesia. 30 tahun keduanya adalah setelah 1979,
dimana saat itu Revolusi Islam Iran lahir.168
Hubungan kedua negara menjadi kian erat di era Ahmadinejad, walaupun
Iran berada di tengah gelombang intimidasi diplomatik yang dilakukan Barat. Ini
terbukti pemimpin kedua belah negara, Ahmadinejad dan Susilo Bambang
Yudhoyono, saling berkunjung. Dan dengan kunjungan tersebut beberapa nota
kesepahaman ditanda tangani. Bahkan nilai total perdagangan kedua negarapun
meningkat yang mencapai puncaknya ketika 2008 dimana total nilai perdagangan
kedua negara mencapai US$ 975 juta lebih.169
167. Naim Qassem. Blueprint Hizbullah; Rahasia Manajemen Ormas Islam Tersukses di Dunia (Jakarta; Ufuk Press, 2008), h. 344-345. Lih, lampiran no. 7
168. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 207. 169. http://www.deplu.go.id/tehran/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=1&l=id, diakses pada
24 Januari 2011. Dan lih, lampiran no. 8.
86
Pada kunjungan pertamanya ke Indonesia pada 2006, Ahmadinejad
mendapat sambutan hangat dari presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.170 Dari
kalangan masyarakat Indonesia juga mendapat sambutan positif, ini tidak lain
karena posisinya yang sedang berada digarda depan melawan arogansi Barat,
sehingga banyak rakyat Indonesia yang ketika itu mengelu-elukannya. Bahkan
sampai ada yang mengatakan, “kapan kita memiliki pemimpin seperti ini” dan
tidak sedikit juga yang menyatakan dukungannya terkait program nuklir Iran.
Ahmadinejad juga menyatakan bahwa hubungan kedua negara memiliki prospek
yang cerah.
“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, rajin, dan tabah. Beberapa waktu lalu bangsa ini menderita krisis ekonomi akibat spekulasi kelompok pemegang uang, sehingga sebagian besar rakyat jatuh miskin karenanya. Bangsa Indonesia memiliki potensi besar. Hubungan yang erat antara bangsa Indonesia dan Iran akan menguntungkan kedua belah pihak, dan dunia Islam umumnya. Persatuan kedua negara muslim ini akan menghalau upaya-upaya destruktif yang hendak dilancarkan musuh-musuh Islam”.171
Dalam pertemuan ini, pemerintah Indonesia menyatakan dukungannya
terkait program nuklir damai Iran dan menekankan solusi damai dan adil dalam
menyelesaikan persoalan ini. “Kami berharap semua pihak dapat memanfaatkan
waktu untuk benar-benar mencari dan menemukan solusi damai, secara
diplomatik, dan adil. Kami harap komunikasi Iran dengan Badan Tenaga Atom
Internasional (IAEA) bisa diteruskan” kata Yudhoyono. Wapres Jusuf Kalla juga
170. Lih, lampiran no. 9. 171. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 200-201.
87
menyatakan dukungannya terkait masalah tersebut, “Tidak boleh ada negara yang
menolak program yang bertujuan damai ini”.172
Selain pembicaraan terkait program nuklir Iran, dibidang ekonomi juga
dicapai kesepakatan-kesepakatan yang cukup signifikan. Rencananya pemerintah
Iran akan membangun kilang minyak di Indonesia senilai US$ 3 miliar. Iran akan
memasok minyak mentah ke Indonesia sebesar 300.000 barrel perhari. Iran juga
menawarkan kepada pertamina untuk melakukan operasi minyak dan gas di
Iran.173 Proyek investasi bersama pembangunan pupuk di Iran, yang nantinya
diharapkan pabrik pupuk ini akan memproduksi ammonia sebanyak 990 ribu ton
dan urea 1,150 juta ton.174
Di samping bidang-bidang tersebut, kedua negara juga menjalin hubungan,
di bidang hokum. Sebagai hasil pertemuan antara Ketua Yudikatif Iran, Ayatollah
Seyed Mahmoud Hashimi Shahrudi dan Ketua Mahkamah Agung RI Bagir
Manan pada 8 Maret 2007. Kedua negara sepakat saling mempelajari sistem
hukum serta organisasi hukum yang diimplementasikan di masing-masing negara
bahkan tidak menutup kemungkinan kedua negara saling mengadopsi.175
172. Lih, “Indonesia-Iran, Presiden: Bentuk Forum Untuk Kaji Nuklir Iran,” Kompas, Kamis, 11 Mei 2006, h. 1.
173. Ibid. Kompas, Kamis, 11 Mei 2006, h. 1. 174. Lih, “Pabrik Pupuk Iran-RI Direalisasikan Akhir 2007,” Republika, Sabtu, 17
Februari 2007, h. 19. 175. Lih, Suara Karya, 09 Maret 2007 dlm, Khodijatul Qodriyah. Hubungan Diplomatik
Iran-Indonesia: (Studi Kebijakan Pengembangan Nuklir Iran dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan Diplomatik Iran-Indonesia 2005 – 2007). Tesis pasca sarjana UI 2008.
88
Sebagai balasan atas kunjungan tersebut, pada bulan Maret 2008, presiden
Yudhoyono berkunjung ke Teheran.176 Kunjungan kali ini terbilang “istimewa”
karena dilakukan seminggu pasca penjatuhan sanksi ketiga atas Iran, kala itu
Indonesia selaku anggota tidak tetap DK PBB menjadi satu-satunya negara yang
abstain, Walaupun begitu, DK PBB tetap menjatuhkan sanksi pada Iran dengan
nomor resolusi 1803.
“Kami tak yakin apakah tambahan sanksi itu akan mampu mendorong kemajuan dalam memecahkan persoalan nuklir Iran. malah sebaliknya, sanksi-sanksi tambahan tersebut berpotensi memberi dampak negative, padahal sejumlah kemajuan tengah dicapai”, ia menambahkan, “apakah tambahan sanksi merupakan langkah paling tepat untuk menumbuhkan kepecayaan dan mendorong kerja sama diantara paa pihak yang terkait? kurangnya kepercayaan menurut kami, merupakan dari permasalahan”, kata Duta Besar RI untuk PBB, Marty Natalegawa (sekarang Menlu RI).177
Dalam kunjungannya ke Iran, kedua pemimpin telah menandatanganin 5
nota kesepahaman, di bidang pertanian, pendidikan, perdagangan, energi dan
pengembangan kooperasi. Yang lebih penting dalam kesempatan ini, kedua
negara membicarakan proyek besar yang sudah dibicarakan sebelumnya,
pembangunan kilang Bantenyang berkapasitas 300 ribu barrel perhari dengan nilai
investasi US$ 6 miliar, pabrik pupuk senilai 470 juta euro juga tak luput dari
pembicaraan, bahkan Iran menjanjikan memasok gas dengan harga 1 $ per
MMBtu, manajemen PLN juga ikut melobi Iran agar bersedia memasok minyak
dan gas, dikarenakan harga energi ketika itu sedang melambung.178
176. Lih, lampiran no. 10. 177. Lih, “Sikap DK PBB Mengecewakan, Sanksi Tak Akan Pengaruhi Hubungan Dagang
China Dan Iran,” Kompas, Rabu 05 Maret 2008. 178. Lih, “Yudhoyono Memburu Energi Iran,” Tempo; Rabu 12 Maret 2008.
89
Namun Ahmadinejad mengklaim bahwa perjanjian itu hanyalah sebagian
dari yang dibicarakan dengan presiden Yudhoyono. “Masih banyak bidang untuk
kerjasama, jauh lebih banyak daripada yang sudah dituangkan dalam nota
kesepahaman”, kata Ahmadinejad. Dan barang tentu kedua negara juga
membicarakan isu nuklir terkait penjatuhan sanksi baru bagi Iran. “Indonesia
mengambil posisi berbeda dengan negara lain terkait isu nuklir Iran karena
Indonesia tidak ingin isu nuklir itu dipolitisasi” kata presiden Yudhoyono. Dalam
kesempatan yang sama Ahmadinejad juga berterima kasih atas sikap Indonesia,
“Sungguh memperlihatkan sikap yang sangat adil, yang mengacu pada
hukum”.179
Dalam bidang Kebudayaannya kedua negara akan mengadakan pertukaran
dosen dan mahasiswa serta mengadakan berbagai kegiatan kebudayaan, seperti
mengadakan pekan kebudayaan Indonesia di Iran dan pameran kaligrafi Iran di
Jakarta.180 Dalam hubungan ini, sangat jelas bahwa motif politik-ekonomi sangat
memainkan peranan, walaupun pada dasarnya, secara teknis ada empat faktor
yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara, pertama; tingkah laku
pengambil keputusan, kedua; politik domestik, ketiga; faktor-faktor ekonomi
militer, dan keempat; lingkungan internasional.181
Dari hubungan kedua negara tersebut, dapat dilihat bahwa kedua negara
sama-sama diuntungkan dalam banyak hal, Iran mendapat dukungan Indonesia di
179. Lih, “Iran-Indonesia, Lima Nota Kesepahaman Ditandatangani,” Kompas, Rabu 12 Maret 2008, h. 1.
180. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 208. 181. Riza Sihbudi. Indonesia-Timur Tengah; Masalah dan Prospek (Jakarta; Gema Insani
Press, 1997), h. 60.
90
forum internasional dan Indonesia mendapat pasokan energi yang saat itu sedang
mengalami kenaikan harga. Selain itu sesungguhnya dukungan Indonesia terhadap
Iran juga memiliki dasar ideologis yang jelas yakni, dalam UUD 45 disebutkan,
“…ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial”.182 Jadi, walaupun sangat kental motif politik-ekonomi
terkait hubungan kedua negara, namun Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat
juga memiliki kewajiban membela Iran selaku bangsa yang sedang berusaha
menuntut haknya dan mencari keadilan, karena ini adalah perintah konstitusi
Indonesia itu sendiri. Dan lagi bukankah Indonesia pernah mengalami posisi yang
sama dengan Iran ketika di era presiden Soekarno dahulu, terjadi kesewenangan-
wenangan negara adidaya terhadap Indonesia yang menyebabkan keluarnya
Indonesia dari PBB pada 1955.
C. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-negara Non-
Muslim
Untuk menandingi, atau mungkin melawan dominasi Barat adalah suatu
hal yang tak dapat dielakan jika Islam harus melakukan konsolidasi kekuatan baik
itu ditingkat intern maupun ekstern, sehingga mau tidak mau, disukai atau tidak,
Islam harus melakukan pendekatan-pendekatan pragmatis dengan berbagai
peradaban lain yang bahkan sebagian peradaban itu adalah ‘musuh’ lama Islam.
Contohnya seperti yang Iran lakukan terhadap hubungan-hubungannya dengan
peradaban (baca; negara) lain. Huntington dalam karya fenomenalnya yang
berjudul Benturan Antar Peradaban berkata,
182. Ibid. h. 38.
91
“Dalam dunia “baru”, hubungan-hubungan antara negara dengan peradaban menjadi semakin sulit dan tidak jarang menunjukan kecendrungan yang antagonistik. Dan hubungan interperadaban lebih mengarah pada konflik daripada bentuk-bentuk hubungan lainnya. Pada tingkat makro, terdapat pembedaan yang sangat nyata antara “Barat dan non-Barat”. Hal ini ditandai adanya konflik yang semakin meningkat antara umat Islam dan masyarakat-masyarakat Asia, di satu pihak, dan dengan Barat, dipihak lain”.183
Ini memberikan kita indikasi bahwa Iran yang dalam hal ini adalah
‘kontingen’ dari Islam, akan melakukan apapun yang perlu dilakukan untuk
menghadapi Barat termasuk menjalin hubungan dengan peradaban lain. Terlepas
dari berbagai ‘kebaikan’ yang telah Barat lakukan terhadap Iran di masa lalu,
berbagai standar ganda yang diterapkan Barat terhadap Iran dan berbagai
‘kesalahan’ di masa lalu menjadikan Iran lebih berhati-hati dan berfikir dua kali
dalam menjalin hubungan dengan Barat dan lebih memilih hubungan ‘mesra’
dengan peradaban lain.
Hal ini mengantarkan Iran menjalin sebuah hubungan yang tergolong
unik, mengingat rekan ‘akrab’ negara non-muslimnya, kebanyakan berasal dari
golongan sosialis-komunis, sebut saja, Kuba, Brazil, Korea Utara, Rusia, China,
Nikaragua, Venezuela dan Bolivia. Namun apapun itu negaranya, selama
hubungan itu bersifat simbiosis-mutualisme sah-sah saja kiranya. Huntington
mengatakan, “Teori realis mengenai hubungan-hubungan internasional
memprediksikan bahwa negara-negara inti dari peradaban-peradaban non-Barat
akan saling berkoalisi untuk mengimbangi dominasi kekuatan Barat”.184
183. Samuel P. Huntington. The Clash of Civilization and The Remaking of World Order, diterj; Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia. Penerjemah, M. Sadat Ismail (Jakarta; Qalam, 2009), h. 325.
184. Ibid. h. 329.
92
1. Hubungan Iran dengan China
Iran dan China menjalin kerjasama juga dibidang perdagangan, China
dikabarkan akan membeli 250 juta ton gas alam dan minyak dari Iran dalam
jangka waktu 25 tahun serta pembangunan ladang eksplorasi, yang nilai
perdagangannya mencapai US$ 100 miliar.185 Hubungan ini pun terus meningkat
bahkan presiden China berjanji akan meningkatkan hubungan tersebut.“Sewaktu
anda menjadi walikota, anda mendukung pebisnis China di Teheran. Kini anda
presiden, saya harap kita akan memiliki banyak kesempatan untuk meningkatkan
hubungan”, kata Hu Jintao ketika bertemu Ahmadinejad di acara SCO
(Organisasi Kerja Sama Shanghai).186
Kontrak perdagangan ini mengabarkan kepada kita bahwa hubungan
China dan Iran akan terus berlangsung kedepannya. Namun sesungguhnya
hubungan China dan Iran ini bisa dibilang sudah lama terjalin.
Jika mau dikatakan, negara yang tidak pernah ‘merugikan’ Iran dalam
sepanjang hubungannya dengan negara-negara di dunia adalah China. Semenjak
berdirinya Republik Islam Iran, sampai sekarang bisa dikatakan China berandil
besar bagi eksistensi Iran. Walaupun sesungguhnya hubungan kedua negara ini
lebih dari sekedar bersifat ekonomis, namun ada keterikatan secara politis yang
mendasari hubungan antar keduanya, walaupun begitu susah untuk diprediksi
apakah nilai politis yang berbuntut pada hubungan ekonomis atau sebaliknya.
185. Lih, “Sengketa Nuklir, Iran Dan China Teken Kontrak Minyak,” Kompas, Sabtu, 18 Februari 2006, h. 9.
186. Lih, “China Merangkul Iran, Washington Khawatir SCO Menjadi Anti-AS,” Kompas, Sabtu, 17 Juni 2006, h. 10. Dan lih, lampiran no. 11.
93
Yang pasti selama keduanya saling membutuhkan selama itu pula hubungan
keduanya terjalin.
Namun, setelah saya membandingkan beberapa tulisan para ahli
khususnya tulisannya Huntington, saya menyimpulkan bahwa dengan adanya
perasaan memiliki musuh bersama antara China dan Iran, kedua negara sepakat
menjebatani perbedaan-perbedaan diantara keduanya;
“Peradaban Islam (Iran) dan Tionghoa (China) memiliki perbedaan fundamental baik dari segi agama, kebudayaan, struktur sosial, tradisi, asumsi-asumsi politik, maupun pandangan hidup. Meskipun demikian, secara umum, keduanya memiliki keterkaitan yang inheren dibanding dengan peradaban Barat. Dalam dunia politik, adanya musuh bersama menjadi sebab munculnya kesamaan kepentingan. Masyarakat-masyarakat Islam (Iran) dan Tionghoa (China) yang sama-sama menganggap Barat sebagai musuh mereka, mempunyai alasan untuk saling bekerja sama dalam menghadapi tantangan Barat”.187
Jika dilihat dari sejarahnya, hubungan Iran-China sudah sejak ada dari
masa awal Revolusi Islam 1979. Tercatat Iran sebagai pemenang importer senjata
dari China dalam kurun 1980-1991. Selama perang Iran-Irak yang terjadi pada
dekade 1980an, China menyuplai 22% senjata ke Iran, dan pada tahun 1989 China
menjadi penyuplai senjata terbesar di dunia. Setelah menandatangani
“Kesepakatan Bersama, Iran-China”, kedua negara tersebut pada Januari 1990
menandatangani kerjasama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi militer
selama jangka waktu 10 tahun. Pada September 1992, presiden Rafsanjani
didampingi para ahli-ahli militer Iran, mengadakan kunjungan ke China dalam
bidang teknologi nuklir. Pada 1993 China sepakat membangun dua reaktor nuklir
300 MW di Iran dan sesuai kesepakatan tersebut China menyediakan ‘hal-hal’
yang dibutuhkan Iran dalam mengembangkan teknologi nuklir. Namun pada tahun
187. Samuel P. Huntington. The Clash of Civilization, h. 329-330.
94
1995 atas tekanan dari Amerika, China menangguhkan rencana pembangunan dua
reaktor tersebut. Melalui Korut, China juga mentransfer teknologi senjata ke
Iran188.
Di masa abad 21 inipun kedua negara tetap dan terus meningkatkan
intensitas kerjasama, mengingat China merupakan negara yang membutuhkan
energi dalam jumlah besar sebagai imbas dari proyek pembangunan negaranya, ini
dibuktikan pada tahun 2000 permintaan minyak dalam negeri China terus
meningkat, hingga minyak yang harus diimpor mencapai 60 juta ton (senilai US$
14,9 miliar), maka tak heran perdagangan Iran-China pada 2001 mencapai US$
2,3 miliar.189 Hal ini terus berlanjut sampai pemerintahan Iran diera Ahmadinejad.
Pada tahun 2007, China melalui perusahaan pengebor terbesarnya, CNOOC, telah
merampungkan kesepakatan senilai US$ 16 miliar. Hal ini terjadi mengingat
Beijing adalah pembeli terbesar kedua hasil minyak dan gas Iran.190
Yang lebih penting dari itu lagi adalah bahwa China menjadi benteng Iran
dalam membela dan memberi perlindukngan diplomatik terkait program nuklir
damai negeri Mullah tersebut. China bahkan menentang langkah-langkah yang
diambil Barat agar mengaduka Iran ke Dewan Keamanan PBB. China mendukung
sepenuhnya program nuklir damai Iran dalam pengawasan IAEA, bahkan China
mengancam tidak segan-segan akan menggunakan hak vetonya jika ada keputusan
yang merugikan dan memberatkan Iran191. Ini memperlihatkan betapa hubungan
188. Ibid. h. 336-338. 189. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 148-149. 190. Lih, “Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007, h. A17 191. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 151.
95
antara China dan Iran bersifat resiprokal dan keduanya berusaha memanfaatkan
dengan baik hubungan tersebut demi kepentingan negaranya masing-masing.
2. Hubungan Iran dengan Venezuela
Tidak berbeda jauh dengan hubungan Iran dengan China, hubungan Iran
dengan Venezuela juga berbasis sentiment anti-Amerika. rekan “se-ideologi”
mungkin inilah yang bisa menggambarkan kondisi presiden kedua negara,
mengingat Hugo Chavez adalah salah satu pemimpin yang vokal terhadap
dominasi AS di Amerika Latin. Selain kesamaan “ideologi” presidennya, kedua
negara juga sama-sama negara pengekspor minyak. Untuk diketahui saja
Venezuela adalah pengekspor kelima minyak di dunia dan juga merupakan satu-
satunya negara non-muslim anggota OPEC.
Hubungan kedua negara ini ditandai dengan beberapa kali kunjungan
kedua pemimpinnya, dan dari kunjungan ini menghasilkan beberapa perjanjian,
diberbagai bidang. Contohnya, kedua negara bersepakat bahwa menyediakan dana
gabungan senilai US$ 2 miliar untuk mendanai investasi di Venezuela dan Iran,
namun keduanya juga bersepakat bahwa dana itu juga bisa digunakan untuk
negara-negara ketiga lain yang bersahabat, “Itu akan memungkinkan kami
menyokong penanaman modal… terutama di negara-negara yang pemerintahnya
membuat upaya untuk membebaskan diri mereka dari penindasan imperialis
(AS)”, lebih jauh Chavez mengatakan, “Dana ini saudaraku”, kata Chavez
kepada Ahmadinejad, “Akan menjadi sebuah mekanisme pembebasan”. Lebih
uniknya lagi, kedua pemimpin tersebut saling bertukar ‘cinderamata’ berupa buku
pendiri masing-masing negara, Chavez menghadiahi Ahmadinejad buku mengenai
96
Simon Bolivar, pendiri Venezuela, dalam bahasa Parsi, sedangkan Ahmadinejad
memberikan buku mengenai bapak Revolusi Islam Iran, Ayatollah Khomeini. 192
Di lain kesempatan, ketika Chavez mengunjungi Teheran, berbagai
kesepakatan terjadi. Antara lain pembangunan rumah 7000 unit, pembangunan
sebuah pabrik petrokimia, dan sebuah pusat pelatihan di Venezuela. Juru bicara
Kementrian Luar Negeri Iran, Mohammad Ali Hossein menyebutkan, ada 20
perjanjian kerja sama yang akan ditandatangani ketika Chavez berkunjung.
Hossein menilai bahwa Amerika Latin (Venezuela) sangat kondusif sehingga
memungkinkan untuk menjalin kerja sama.
“Amerika Latin menawarkan peluang-peluang yang baik untuk kerja sama. Pandangan-pandangan politik dan posisi yang sama juga membantu kami untuk mempunyai kerja sama yang lebih baik”. Duta besar Venezuela untuk Iran juga mengatakan, “Iran dan Venezuela melalui pertukaran kunjungan bisa membuktikan bahwa hubungan mereka ada dalam kondisi terbaik.”193
Jika dilihat secara keseluruhan, kerja sama yang dilakukan kedua negara
sangatlah signifikan. Lebih dari 30 kontrak kerjasama senilai US$ 700 juta,
pembangunan 10.000 perumahan, stasiun geologi, minyak dan gas, petrokimia,
penghapusan pajak ganda, dll. Iran juga telah berkomitmen untuk mentransfer
teknologinya ke Venezuela, pembuatan pabrik traktor dengan sistem join
investmen antara kedua negara. Iran membiayai 51% proyek-proyek ini dengan
nilai investasi mencapai US$ 230 juta. Diproyeksikan pabrik ini memproduksi
5.000 traktor setiap tahunnya dan keuntungan yang didapat Iran pertahunnya
mencapai US$ 50 juta sampai US$ 120 pertahun. Lebih dari itu Ahmadinejad
192. Lih, “Ahmadinejad Bertemu Chavez, Bersepakat Untuk Danai Proyek Menentang Dominasi AS,” Kompas, Senin, 15 Januari 2007, h. 11. Dan lih, lampiran no. 12.
193. Lih, “Chavez Kunjungi Ahmadinejad, Sejumlah Perjanjian Siap Ditandatangani,” Kompas, Senin, 2 Juli 2007, h. 10.
97
berkomitmen akan melakukan investasi senilai US$ 9 miliar di Venezuela. Ini
merupakan investasi terbesar Iran di luar negeri.194 Selain itu, kedua negara
bersepakat membuka jalur penerbangan langsung Teheran-Caracas, sebagai
simbol hubungan kedua negara.195
Kerjasama antar kedua negara ini sangatlah strategis karena
menguntungkan bagi kedua negara dari segi manapun. Dari sudut pandang
Teheran, kerjasama ini memberikan sekutu nyata dalam menghadapi psy-war dan
tekanan-tekanan yang dilancarkan Barat dan sekutu-sekutunya karena Venezuela
juga anti-Barat. Namun lagi-lagi kita bisa melihat bahwa hubungan kedua negara
membuktikan perbedaan “peradaban” tidak menjadi hambatan bagi kedua negara
untuk menciptakan sebuah aliansi dalam menangkal musuh bersama.
Kepentinganlah, apakah itu politik atau ekonomi, yang memainkan peranan
penting disini.
3. Hubungan Iran dengan Rusia
Jauh sebelum Republik Islam itu lahir atau bahkan jauh di era kolonial
dulu, hubungan Iran dengan Rusia (Uni Soviet) bisa dibilang sudah terjalin,
walaupun hubungan tersebut bisa bersifat permusuhan. Pasca lahirnya Revolusi
Islam Iran, walaupun Rusia tidak mendukung hal tersebut, hubungan dengan
Rusia menjadi suatu kebutuhan dan akan sangat menguntungkan bagi Iran,
mengingat Rusia adalah antitesis dari Amerika Serikat dan pula statusnya saat itu
masih merupakan negara super power. Salah satu buktinya adalah dengan
194. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 145-147. 195. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 250.
98
kesediaan Rusia mengisi kekosongan negara-negara Barat dalam proyek
pengembangan nuklir Iran.
Secara teknis hubungan antar keduanya amatlah istimewa, karena
keduanya sama-sama memanfaatkan hubungan itu dengan baik. Dalam hal energi
khususnya minyak, Rusia dapat mengandalkan Iran sebagai supliernya.
Sebaliknya Iran juga memanfaatkan hubungan dengan Rusia sebagai mitra
dan‘perisai’ di tingkat internasional. Sebagai mitra Iran, Rusia merupakan negara
mitra ‘utama’ dalam pengembangan program nuklir damai Iran, contohnya proyek
nuklir Bushers yang merupakan adalah proyek kerjasama antara Rusia dan Iran.
Rusia salah satu suplier teknologi di bidang nuklir, terbukti Rusia mengirimkan
bahan bakar nuklir ke Iran. Bahan bakar tersebut beberapa kali di kirim ke Iran,
antara lain 17 dan 28 Desember 2007 dan 19 Januari 2008.196
Sebagai ‘perisai’ hal ini dibuktikan dengan sikap Rusia yang beberapa kali
tidak menyetujui berbagai sanksi yang dilimpahkan kepada Iran, yang akibatnya
sanksi itu harus dibatalkan atau paling tidak ditunda.197 Karena kuatnya pengaruh
Rusia tersebut, untuk menjatuhkan sanksi negara Barat bahkan harus melobi
Rusia terlebih dahulu untuk menyetujui sanksi tersebut.198 Vladimir Putin bahkan
menyatakan keberatannya akan sanksi-sanki yang diajukan Barat, “Mengapa
membuat situasi menjadi lebih buruk, membawanya ke sebuah jalan buntu,
mengancam sanksi-sanksi atau bahkan aksi militer. Anda bisa berlari-lari seperti
196. Lih, “Rusia Serahkan Bahan Bakar Nuklir Ketiga,” Kompas, Sabtu 19 Januari 2008. 197. Lih, “Rusia Minta Pemungutan Suara DK PBB Ditunda,” Kompas, Sabtu 23
Desember 2006, h. 10. 198. Lih, “Kekuatan Dunia Terbelah Soal Nuklir Iran, Menlu Prancis dan Delegasi Israel
Ke Moskwa Untuk Bujuk Rusia,” Kompas, Kamis 19 Januari 2006, h. 11
99
orang gila yang memegang pisau-pisau tajam, tetapi itu bukan cara terbaik untuk
menyelesaikan masalah”.199
Sebelumnya di pertemuan Kaspia Summit200 Putin juga menegaskan
bahwa ia menolak negara-negara Kaspia menjadi negara ketiga untuk
melancarkan aksi militer ke negara Kaspia lainnya, “Kita tidak akan
memungkinkan negara lain untuk menggunakan wilayah kami untuk memulai
serangan mereka di salah satu negara Kaspia”.201 Ini merupakan salah satu bukti
komitmen Rusia sebagai ‘perisai’ Iran atas agresifitas Barat.
Dalam perdagangan pun kedua negara juga menunjukan keakraban dan
nilai perdagangan keduanya ditaksir mencapai US$ 20 miliar. Hal ini meliputi
berbagai jenis komoditi, senjata terbaru juga menjadi salah satu komoditas
perdagangan antara Rusia dan Iran.202 Contohnya adalah dalam bidang pertahanan
dengan menjual rudal S-300 dari Rusia ke Iran.203
Dari hubungan keduanya sekali lagi kita melihat bahwa faktor kemitraan
suatu negara apakah itu politis atau ekonomis menjadi salah satu hal yang
menjembatani perbedaan diantara keduanya bahkan hal tersebut juga dapat
menghilangkan luka peperangan di masa lalu. Namun yang penting hubungan ini
semakin memperkokoh pemerintahan Iran di era Ahmadinejad.
199. Lih, “Lavrov Mendadak Ke Teheran, Barat Perkeras Tekanan, China Tolak Sanksi Baru DK PBB,” Kompas, Rabu 31 Oktober 2007.
200. Kaspia Summit adalah pertemuan negara-negara seputar laut Kaspia. Lih, lampiran no. 13.
201. http://www.youtube.com/watch?v=N3zyS3tGi8Y video berita ini diakses dan didownload pada tanggal 21 bulan November 2009.
202. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 155. 203. Lih, “Iran Tidak Pernah Takut,” Media Indonesia, Sabtu, 19 Januari 2008, h. 10
100
BAB IV
DAMPAK KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN MAHMOUD
AHMADINEJAD
A. Dampak Kebijakan Program Nuklir Iran
Disadari atau tidak, kebijakan program nuklir Iran sangat mempengaruhi
geopolitik-ekonomi dunia global, khususnya dunia Islam. Ini terlihat dari
meningkatnya ketegangan dunia terkait eskalasi nuklir Iran, yangmana ketegangan
tersebut justru malah menambah buruknya situasi. Terkait dengan isu ini, berbagai
cara telah dilancarkan Barat dalam menangani kasus nuklir Iran, entah itu melalui
‘sogokan’ berupa pemberian insentif, sanksi, atau bahkan ancaman serangan
militer langsung ke Iran.
Langkah awal Barat dalam menghentikan program nuklir Iran adalah
dengan memberikan penawaran berbagai insentif kepada Iran. Pemberian insentif
itu berjudul, “Kerangka Kerja Perjanjian Jangka Panjang”. Isi dari insentif ini
adalah usulan kerjasama energi dengan Iran dalam jangka panjang, disertai
komitmen kerjasama perdagangan dan investasi untuk membantu Iran dalam
memasuki WTO204 asalkan Iran mau menghentikan program nuklir damainya.205
Hal ini ditolak dengan tegas oleh pemerintah Iran, bahkan mereka
membandingkan hal tersebut bagaikan menukar emas dengan permen, “Saya
204. WTO adalah World Trade Organization. Sebuah lembaga perdagangan dunia. 205. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 141.
101
menolak barter emas dengan permen” kata Ahmadinejad.206 Ahmadinejad juga
menegaskan bahwa, insentif apapun tidak akan diterima Iran jika syaratnya Iran
harus menghentika program nuklirnya, “Tawaran apapun yang mensyaratkan
kami menghentika aktivitas nuklir damai adalah tidak valid. Saya terheran-heran
sekelompok orang melakukan pertemuan tanpa kami ada disana, dan membuat
keputusan untuk kami”, katanya.207 Setelah merasa bahwa pemberian insentif
dirasa tidak mungkin menghentikan program nuklir Iran, Barat akhirnya
memberikan sanksi.
Walaupun sudah ‘akrab’ dengan sanksi-sanksi,208 namun tetap saja
dampak nyata dari program nuklir ini adalah diberlakukannya sanksi embargo atas
Iran. Tidak tanggung-tanggung tiga kali Barat, dengan menggunakan DK PBB,
menjatuhkan sanksi kepada Iran selama pemerintahan Ahmadinejad periode
pertama, sanksi pertama, resolusi 1737 yang ditetapkan pada 23 Desember 2006,
sanksi yang kedua, resolusi 1747 yang disahkan pada 24 Maret 2007 dan sanksi
yang ketiga, resolusi 1803 yang jatuh pada 3 Maret 2008.209
Setiap sanksi memiliki isi yang berbeda, sanksi 1737 memiliki tiga poin
penting yang isinya antara lain; Pertama, larangan perdagangan dengan Iran untuk
206. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 283, dalam buku lain hal tersebut juga diungkapkan dengan istilah berbeda, “tindakan menukar mutiara berkilau dengan sebutir permen” lih, Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 142.
207. Lih, “UE Siapkan Paket Baru, Iran Tolak Tawaran Yang Mensyaratkan Penghentian Aktivitas Nuklir,” Kompas, Selasa, 16 Mei 2006, h. 9.
208. Perlu diketahui bahwa semenjak awal Revolusi Islam Iran pada 1979, Barat telah melakukan berbagai macam sanksi-sanksi terhadap Iran dengan membekukan aset-aset Iran. Pada 1996 dipelopori oleh D’Amato seorang senator AS dari partai Replublik, AS menerapkan sanksi lagi atas Iran bernama ILSA atau Iran-Libya Sanction Act, yang mana sanksi ini menjatuhkan kepada kedua negara, Iran dan Libya, dan juga kepada setiap perusahaan yang menginvestasikan dananya lebih dari US$ 20 juta di kedua negara tersebut, lih. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 168-172 dan 275.
209. Lih, “Sanksi Jilid Ketiga Untuk Iran,” Tempo, Selasa, 4 Maret 2008.
102
semua barang, bahan, peralatan, dan teknologi yang dapat menyumbang program
pengayaan uranium Teheran. Kedua, pembatasan sukarela terhadap lawatan
keluar negeri bagi 12 pejabat terkait dengan program dan misil Iran. Ketiga,
pembekuan sukarela atas aset di luar negeri milik 12 pejabat itu dan 10 lembaga
yang langsung berhubungan dengan atau memberi dukungan bagi program nuklir
dan misil Iran. Sanksi 1747 memiliki poin-poin yang lebih rinci lagi, diantaranya
larangan bagi semua ekspor senjata Iran, pembatasan sukarela perdagangan
senjata, seperti pesawat tempur, helikopter penyerang, kapal perang, tank tempur,
dan kendaraan bersenjata ke Iran, lalu pembekuan aset secara sukarela terhadap
aset-aset di luar negeri milik 13 lembaga termasuk bank Sepah milik pemerintah,
dan 15 pejabat serta 13 lembaga yang terkait dengan program nuklir Iran termasuk
pasukan Garda Revolusi Iran, selain itu bantuan keuangan juga dibatasi terhadap
pemerintah Iran. Sanksi 1803, adalah penambahan dan perincian beberapa poin
dari sanksi-sanksi sebelumnya, contohnya selain Bank Melli, Bank Saderat juga
masuk dalam daftar yang dibekukan asetnya, inspeksi pengiriman dari dan ke Iran
jika dicurigai memuat barang terlarang.210
Berbagai macam embargo yang dilakukan Barat ini adalah sebagai bentuk
psy-war yang Barat lancarkan terhadap Iran. Barat, entah apakah itu karena
kenaifannya mereka atau karena ketakutannya atau karena kombinasi keduanya,
dengan seenaknya menilai bahwa program nuklir Iran berbahaya karena diduga
memproduksi senjata nuklir sehingga layak dijatuhi hukuman, padahal semua
210. Ibid. “Sanksi Jilid Ketiga Untuk Iran,” Tempo, Selasa, 4 Maret 2008.
103
negara-negara yang ikut menjatuhkan sanksi memiliki senjata nuklir atau paling
tidak menggunakan teknologi nuklir juga.
Akibat dari berbagai sanksi ini, Beberapa bank di Eropa, setidaknya ada
empat bank yaitu bank UBS, bank Credit Suisse Bank, ABN Amro dan HSBC,
atas desakan AS, melakukan pembatasan transaksi dengan Iran karena takut
dikenai hukuman oleh AS. Bank USB bahkan pernah didenda US$ 100 juta
karena mengalirkan dollar ke Iran.211 Selain itu tidak kurang dari 24 perusahaan
asing juga terkena sanksi dari AS, salah satunya perusahaan eksportir senjata
Rusia bernama Rosoboronexport, selain itu beberapa perusahaan lain dari
berbagai negara seperti China, Malaysia, Sudan, Pakistan, Suriah, dan Meksiko
juga terkena sanksi.212 Tidak hanya Barat, negara seperti Jepang juga ikut
menjatuhkan sanksi terkait nuklir Iran, “Kami menempuh langkah ini karena
masalah nuklir Iran telah berpengaruh pada gerakan non-proliferasi dan
masalah nuklir Korea Utara”, kata Menlu Jepang, Taro Aso. Tak kurang dari 10
perusahaan dan 12 individu yang terkait nuklir Iran dibekukan asetnya oleh
Jepang.213
Tidak hanya sanksi saja, Barat juga menerjunkan agen-agennya untuk
melemahkan Iran. Dua orang warga negara AS yang memiliki paspor ganda AS
dan Iran, Haleh Esfandiari dan Kian Tajbakhsh. Namun yang uniknya, salah
seorang dari mereka adalah orang yang bekerja di Open Society Institute yang
211. Lih,”Bank Eropa Batasi Transaksi Di Iran, Diancam AS Dengan Denda Dan Kehilangan Bisnis,” Kompas, Selasa, 23 Mei 2006, h. 11.
212. Lih, “24 Perusahaan Asing Kena Sanksi AS,” Media Indonesia, Minggu, 7 Januari 2007, h. 10.
213. Lih, “Jepang Bekukan Aset Terkait Nuklir Iran,” Republika, Sabtu, 17 Februari 2007, h. 9.
104
pemiliknya adalah seorang spekulan mata uang sekaligus billyuner keturunan
Yahudi yaitu George Soros.214 Jelas terlihat disini bahwa Barat berusaha dengan
menggunakan berbagai cara dan upaya dalam menangani kasus Iran ini, walaupun
ditempuh dengan cara-cara kotor sekalipun.
Berbagai sanksi dan tekanan ini membuat Ahmadinejad terheran-heran.
Bagaimana tidak, Iran yang baru hanya disinyalir akan dapat menyalahgunakan
teknologi nuklir untuk keperluan senjata diberikan sanksi yang sedemikian
hebatnya sementara negara yang jelas-jelas sudah menggunakannya sebanyak dua
kali justru dibiarkan saja. Dari sini saja kita sudah melihan standar ganda yang
diterapkan Barat, belum lagi mengenai nuklir Israel yang memiliki hulu ledak
mencapai 200 hulu ledak nuklir dan Israel juga bukan merupakan anggota NPT,
namun tidak diberikan sanksi apapun.
“Mengapa kita tak lebih khawatir terhadap negara (baca; AS) yang sudah dua kali menjatuhkan bom atom ke bangsa Jepang di PD II. Kalau ada tekanan pada Iran untuk tidak memanfaatkan teknologi nuklir karena adanya kemungkinan Iran mengembangkan senjata nuklir, tentu tekanan yang lebih besar harus diarahkan pada negara yang sudah menggunakan senjata itu sebelumnya” kata Ahmadinejad.215
Tentu tidaklah masuk akal jika dikatakan bahwa tidak ada dampak
langsung akibat embargo yang dilancarkan Barat ini. Tentu pasti embargo ini
memiliki konsekuensi nyata. Seperti yang sudah disebutkan bahwa salah satu isi
sanksi-sanksi itu adalah penyitaan aset-aset Iran termasuk bank. Hal ini tentunya
berdampak pada perekonomian Iran, belum lagi Iran juga dilarang mengimpor dan
pihak asing dilarang berinvestasi di Iran, dan juga sejumlah bank sulit untuk
214. Lih, “George Soros Ingin Tumbangkan Iran,” Kompas, Rabu, 30 Mei 2007. 215. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 200.
105
melakukan transaksi dari atau ke Iran. Hal ini membuat ekonomi Iran semakin
terpukul, terbukti dengan tingginya inflasi di Iran yang bahkan mencapai 19%.216
Namun Ahmadinejad beranggapan masalah nuklir Iran ini tidak menjadi sebuah
krisis, ia berpendapat nuklir ini juga merupakan hak sah bangsa Iran.“Saya
menolak anggapan bahwa masalah nuklir ini telah menciptakan krisis untuk
negeri ini, krisis apa? Teknologi nuklir itu hak kita dan tak seorangpun yang bisa
mencabutnya dari kita. Kita telah melangkah sampai sejauh ini, maka atas seizin
Allah, kita tinggal perlu melangkah lagi”.217
Sesungguhnya pernyataan Ahmadinejad benar adanya. Bukti konkret Iran
memiliki hak legal dalam mengembangkan teknologi nuklir adalah bahwa Iran
merupakan salah satu anggota sekaligus negara penandatangan NPT, yang dalam
NPT, setiap negara anggotanya diberikan hak kebebasan untuk mengembangkan
penelitian, memproduksi dan menggunakan nuklir untuk tujuan damai. Hal
tersebut dituangkan secara gamblang didalam NPT, tepatnya di artikel IV pasal
satu. Didalamnya disebutkan; “Nothing in this treaty shall be interpreted as
affecting the inalienable right of all the parties to the treaty to develop research,
production and use of nuclear energy for peaceful purposes without
diserimination with Articles I and Articles II of this treaty”.218
216. Lih, “Kinerja Ahmadinejad Buruk, Inflasi Mencapai 19,1 Persen Pada November 2007,” Kompas, Senin, 24 Desember 2007, h. 11. dan Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 148.
217. Ibid. h. 139-140. 218. Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue, h. 14 dan lih,
http://www.iaea.org/Publications/Documents/Treaties/npt.html. Situs ini diakses dan didownload pada 15 Juni 2011. Lih juga, lampiran no. 14.
106
Secara tertulis disini bahwa setiap anggota NPT memiliki hak mutlak
untuk mengembangkan program nuklir damai, dan bahwa Barat telah
menjatuhkan sanksi kepada Iran, padahal Iran sudah berjalan di koridor yang
benar, merupakan suatu bentuk kolonialisme modern.
Anehnya dan yang lebih tidak masuk akalnya lagi adalah tidak hanya
IAEA yang memberi laporan bahwa program Iran bertujuan damai dan tidak
ditemukan aktivitas pembuatan senjata nuklir dan tim ahli internasional juga tidak
menemukan bukti bahwa Iran mengembangkan senjata nuklir.219 Tidak hanya itu
bahkan intelijen AS, NIE (National Intelligence Estimate) memberi laporan yang
berjudul Iran: Nuclear Intention and Capabilities juga menyatakan, semenjak
2002 hingga kini Iran tidak melakukan pembuatan dan pengembangan senjata
nuklir.220 Namun yang ironisnya hal ini sempat membuat berang Israel dan
meminta Elbaradei mundur dari jabatannya.221 Ini merupakan sebuah gambaran
sekaligus bukti nyata bahwa Barat, khususnya AS dan Israel, memiliki agenda
politik terselubung dalam program nuklir Iran.
Tidak berhenti sampai sebatas sanksi-sanksi saja. Barat, khususnya
Amerika dan Israel, bahkan sudah menyiapkan opsi militer terhadap fasilitas-
fasilitas nuklir Iran, yang dengan kata lain mereka siap meladeni Iran dalam
perang terbuka. AS bahkan telah meningkatkan segala aktifitas militernya di
219. Lih, “Bom Nuklir Iran Tak Terbukti, Partikel Uranium Hasil Pengayaan Tingkat Tinggi Berasal Dari Pakistan,” Kompas, Rabu, 24 Agustus 2005.
220. Lih, “Data Inteligen AS Soal Iran Tak Akurat, Bukti-bukti Tak Ditemukan,” Kompas, Senin, 26 Februari 2007, h. 8. Lih, juga “Tak Akurat Data Inteligen AS Soal Iran,” Kompas, Selasa, 27 Februari 2007, h. 6. dan Edy Prasetyono, “DK PBB Dan Nuklir Iran,” Kompas, Selasa, 11 Maret 2008, h. 6.
221. Lih, “Potensi Perang Iran-AS Surut,” Kompas, Jumat, 28 Desember 2007.
107
Teluk, termasuk pengerahan rudal-rudal patriot dan kapal-kapal induk.222 Tidak
hanya AS saja, Israel juga akan mempersiapkan serangan ke Iran, bahkan Israel
siap melakukannya “sendirian” jika tidak ada negara lain yang mau, hal ini
ditegaskan oleh Menteri Urusan Strategis Israel, Avigdor Lieberman, “Israel akan
menghadapi Iran sendirian karena Israel tak mungkin berpangku tangan
menunggu Iran mengembangkan senjata non-konvesional”. Jika serangan ini jadi,
akan ada 400 tempat yang akan jadi target sasaran.223
Israel bahkan telah melakukan beberapa persiapan, seperti menguji coba
rudal Jericho II yang mampu menjangkau sejauh 1.500 km dan bahkan Israel juga
sedang mengembangkan Jericho III yang ditenggarai mampu berjarak 4.500
km.224 Israel juga telah melakukan latihan perang dengan melibatkan 100 pesawat
F-15 dan F-16 hingga ke wilayah Yunani, yang memiliki jarak yang sama dengan
ke Iran. dalam latihan ini, angkatan perang Israel berlatih mengisi bahan bakar di
udara.225 Sebuah sumber bahkan menyatakan bahwa Israel sudah siap melakukan
serangan ke Iran,
“Israel ingin memastikan jika lampu hijau diberi, militer bisa melakukan serangan dalam hitungan hari atau bahkan jam. Mereka sedang melakukan persiapan disemua lini. Pesan yang hendak disampaikan kepada Iran adalah ancaman yang kami maksudkan bukan sekedar omong kosong”, kata sumber tersebut.226
222. Lih, “AS Dan Iran Mengarah Perang, Upaya Alihkan Kegagalan Di Irak,” Kompas, Jumat, 2 Februari 2007, h. 9.
223. Lih, “Israel Mungkin Serang Iran, Bush Bantah Kemungkinan Serangan Militer,” Kompas, Rabu, 14 Februari 2007, h. 9.
224. Lih, “Iran Tidak Pernah Takut,” Media Indonesia, Sabtu, 19 Januari 2008, h. 10 225. Lih, “Persiapan Serangan Ke Iran Dari Pangkalan AU Irak,” Kompas, Selasa, 15 Juli
2008. 226. Lih, “Israel Persiapkan Serangan, Duta Besar Iran Minta PBB Keluarkan Kecaman,”
Kompas, Minggu, 19 April 2009, h. 15.
108
Namun hal ini dibantah AS, Menhan AS, Robert Gates membantah bahwa
negaranya akan menyerang dan berkeinginan berperang dengan Iran, “Kami tidak
mencari alasan agar dapat berperang dengan Iran. Kami tidak berencana
berperang dengan Iran”.227 Sebagian kalangan bahkan berpendapat bahwa isu ini,
serangan atas Iran, adalah sebuah upaya mencari “kambing hitam” untuk berbagai
persoalan yang ditimbulkan AS di Timur Tengah, Afghanistan dan Irak.228
Yang menariknya dari persoalan ini ialah bahwa hal ini juga sampai
menjadi hot issue dalam bursa pencalonan presiden AS. Tidak sedikit bahkan
yang melontarkan gagasannya terkait isu ini untuk mencari simpati, khususnya
dari kalangan Zionis, seperti Hillary Clinton yang berencana akan melenyapkan
Iran dalam sebuah wawancaranya, “Saya ingin orang-orang Iran tahu bahwa jika
saya jadi presiden, kami akan menyerang Iran” ia juga mengatakan, “Dalam 10
tahun ke depan, selama mereka mungkin dengan bodohnya menyerang Israel,
kami akan dapat melenyapkan mereka secara total”. Hal ini berbeda dengan
Barrack Obama yang lebih menjanjikan langkah damai dalam persoalan ini
dengan menjanjikan “perundingan langsung” kepada para petinggi Teheran.229
Hal inilah yang nantinya menjadi salah satu pertimbangan rakyat AS dalam
memilih presidennya.230
Bukannya takut akan ancaman serta sanksi-sanksi yang dilontarkan Barat,
pemerintah Iran bahkan menyatakan kesiapannya menghadapi segala resiko
227. Lih, “AS Bantah Akan Serang Iran,” Sindo, Sabtu, 17 Februari 2007, h. 10. 228. Lih, “AS Dan Iran Mengarah Perang, Upaya Alihkan Kegagalan Di Irak,” Kompas,
Jumat, 2 Februari 2007, h. 9. 229. Lih, “Hillary: Kami Akan Lenyapkan Iran,” Tempo, Rabu, 23 April 2008, h. A18. 230. Lih, “AS Siap Bicara Dengan Iran,” Kompas; Minggu, 8 Februari 2009. dan “Obama
Rayu Iran, Teheran Inginkan Langkah Konkrit,” Kompas, Sabtu, 21 Maret 2009, h. 10.
109
apapun. Iran bahkan sudah melakukan beberapa uji coba untuk mempertahankan
diri dari serangkaian serangan musuh. Iran menggelar latihan perang dan Iran
bahkan membuat membuat berbagai rudal diantaranya adalah bernama Ashura
yang mampu menjangkau 2.000 km yangmana mampu menjangkau Israel dan
semua pangkalan militer AS di Timur Tengah, Iran juga membuat versi terbaru
dari Shihab-III yang pada mulanya hanya memiliki kemampuan berjarak 1.300
km setelah diperbaharui mampu mencapai 2.000 km, selain itu Iran juga menguji
rudal Zelzal yang memiliki jangkauan 400 km dan rudal Fateh yang berdaya 170
km, Iran juga rencananya akan meluncurkan kapal selam buatan sendiri. Namun
Iran mengklaim latihan dan uji coba ini hanya untuk pertahanan saja, “Tujuan
latihan perang ini hanya untuk menunjukkan, kami siap mempertahankan
integritas bangsa Iran. Rudal kami siap mengarah kemana saja setiap saat dalam
waktu yang cepat dan tepat”. Kata Komandan Angkatan Udara Garda Revolusi
Hossein Salami. 231
Ahmadinejad bahkan memperingatkan dengan tegas bahwa serangan
sekecil apapun akan dibalas Iran. “Rezim Zionis itu tidak mungkin mempunyai
keberanian untuk melancarkan serangan dalam bentuk apapun ke Iran. Mereka
sadar serangan sekecil apapun akan dibalas Iran dengan sangat kuat”,232 dilain
kesempatan ia juga mengatakan “Sebelum musuh-musuh kami mulai
menembakkan senjata, pasukan Iran akan memotong tangan mereka”.233 Ia
231. Lih, “Iran Membuat Ashura, Rudal Balistik Baru Berjarak Tempuh 2.000 Kilometer,” Kompas, Rabu, 28 November 2007 dan “Iran Tembakkan 9 Rudal, AS Menilai Iran Menjadi Ancaman Yang Semakin Nyata,” Kompas, Kamis, 10 Juli 2008. Serta Lih, lampiran no. 15 dan 16.
232. Lih, “Iran Tidak Pernah Takut,” Media Indonesia, Sabtu, 19 Januari 2008, h. 10. 233. Lih, “Iran Ancam Para Penyerang, Ahmadinejad Bersedia Berbicara Langsung
Dengan Presiden Bush,” Kompas, Selasa, 15 Juli 2008.
110
mengisyaratkan bahwa Iran akan dengan cepat membalas serangan apapun ke
berbagai target vital musuh, Iran bahkan akan mengancam akan memblokir Selat
Hormuz, jika negaranya diserang, “Musuh-musuh kami tahu persis kami akan
sangat mudah memblokir selat yang sempit itu. Tidak akan ada satu kapal pun
yang bisa selamat dari tembakan senjata-senjata kami”, kata Komandan Garda
Revolusioner Jenderal Mohammad Ali Jafari. 234
Hal ini bahkan sempat memicu ketegangan antara AS dan Iran yang
berakibat pada sebuah insiden di Selat Hormuz. Dalam versi AS lima kapal boat
Garda Revolusi Iran mengganggu tiga kapal patrol AS dan hendak meledakan
kapal AS dan juga kapal Iran tersebut membuang kotak putih namun tidak jelas
apa isi kotak itu.235 Namun Iran membantah hal tersebut, pemerintah Iran bahkan
mengeluarkan video yang membantah tuduhan tersebut. Dalam video tersebut
komandan dari lima kapal boat sudah berusaha melakukan kontak. “Kapal perang
sekutu nomor 773 (nomor lambung) disini patroli Iran”. “Ini kapal perang
sekutu. Saya beroperasi diperairan internasional,” dijawab dari kapal perang AS.
Namun dalam isi rekaman ini tidak terdapat ancaman yang digembar-gemborkan
AS.236 Namun hal ini meningkatkan tensi permusuhan kedua, hubungan keduanya
menjadi kian sensitif mengingat sebelumnya kedua negara sempat terlibat psy-war
terkait masalah program nuklir damai Iran.
234. Lih, “Iran Ancam Blokir Selat Hormuz, Peringatan Barat Diabaikan,” Kompas, Rabu, 6 Agustus 2008.
235. Lih, “Iran Ganggu Tiga Kapal AL AS,” Kompas, Selasa, 8 Januari 2008. 236. Lih, “AS-Iran, Insiden Selat Hormuz Terus Panas,” Kompas; Jumat, 11 Januari 2008,
h. 9.
111
Keteganganpun terus terjadi bahkan menyeret negara lain, dalam hal ini
Rusia, ikut mengalami ketegangan. Hal ini disebabkan karena AS berniat ingin
membangun rudal pertahanan di Polandia dan Rep. Ceko mengingat kemampuan
rudal Iran yang ditenggarai dapat menjangkau Eropa Tengah, namun pihak Rusia
merasa terganggu akan hal tersebut karena dinilai menjadi ancaman terhadap
Rusia. Untuk membuktikan keberatannya, Rusia bahkan menguji coba rudal
nuklir antarbenua, rudal itu bernama Sineva atau R-29RM-va/SS-N23.237 Sampai
ketika Dmitri Medvedev menjadi presiden pun hal ini bergulir, Rusia tetap saja
menolak kehadiran militer AS, melihat hal ini AS kecewa dengan sikap Rusia,
“Sikap Rusia mengecewakan meski sebenarnya sudah diduga akan seperti itu,”
ujar Menlu AS Condolezza Rice.238
Selain menimbulkan berbagai ketegangan diantara negara-negara di dunia,
secara tidak langsung isu nuklir Iran juga memicu kenaikan harga minyak dunia,
meskipun tidak sepenuhnya harga minyak naik karena isu nuklir tersebut, namun
dikarenakan sensitifitas harga minyak saat itu maka isu sekecil apapun akan
berakibat naiknya harga minyak. Hal ini ditandai dengan beberapa kalinya harga
minyak dunia akibat tak langsung dari eskalasi yang ditimbulkan oleh isu nuklir
Iran, walaupun Iran juga mendapatkan keuntungan dari naiknya harga minyak
dunia.
237. Lih, “Rusia Tes Rudal Dari Kapal Selam, Bisa Hancurkan Tameng Rudal AS,” Kompas, Selasa, 18 Desember 2007.
238. Lih, “Medvedev Ancam Akan Membalas Serangan AS,” Kompas; Kamis, 10 Juli 2008.
112
Segera saja setelah pertikaian antara Barat dan Iran, harga minyak mulai
bereaksi, ini mungkin dikarenakan sensitifnya minyak selaku komoditas utama
dunia. Harga minyak langsung melonjak naik 1,04 dollar menjadi 73,37 dollar per
barrel sehari setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
memperingatkan bahwa Iran akan memangkas aliran minyak jika AS mengambil
langkah yang salah terhadap Iran terkait program nuklir. ia juga menekankan
bahwa Iran tidak akan tunduk pada “ancaman dan suapan”.239 Lalu pada
November 2007, harga minyak menjadi cenderung naik ke angka 94,10 dollar per
barrel setelah Ahmadinejad mengancam akan menghentikan ekspor minyak jika
AS mengganggu program nuklir Iran.240 Bahkan, Hugo Chavez meramalkan harga
minyak akan naik sampai 200 dollar AS jika mereka (AS dan sekutunya)
menyerang Iran atau Venezuela, “Jika AS cukup gila untuk menyerang Iran atau
melakukan agresi terhadap Venezuela, harga minyak tak hanya 100 dollar, tetapi
200 dollar”, katanya.241
Apa yang dikatakan Chavez lalu, ternyata hal ini cukup masuk akal dan
benar, jangankan perang, bahkan ketika insiden Selat Hormuz terjadi, hal tersebut
juga memicu kenaikan harga minyak dunia, sebesar 49 sen dollar menjadi 98,40
dollar per barrel.242 Lalu ketika berbagai ujicoba rudal yang dilakukan Iran dan
Israel akibat masing-masing merasa perlu untuk menunjukan taringnya, harga
minyak terkena imbasnya juga, minyak mengalami kenaikan sebesar 2,08 dollar
239. Lih, “Krisis Nuklir, Harga Minyak Dunia Melonjak Akibat Ancaman Khamenei,” Kompas, Selasa, 6 Juni 2006, h. 10.
240. Lih, “Harga Minyak Bersiap Naik, Hasil KTT OPEC Memunculkan Ketidakpastian Baru,” Kompas, Selasa, 20 November 2007, h. 19.
241. Lih, “Chavez Rangkul Iran,” Kompas, Senin, 19 November 2007. 242. Lih, “Iran Ganggu Tiga Kapal AL AS,” Kompas, Selasa, 8 Januari 2008.
113
menjadi 138,12 dollar AS per barrel, walaupun sempat turun 7% dari titik
tertinggi yakni 145 dollar AS per barrel.243
Dilihat dari berbagai kejadian-kejadian tersebut, hal ini sungguh telah
memberikan gambaran bahwa isu program nuklir ini sangat memiliki dampak
yang tidak hanya dirasakan oleh Iran tetapi juga negara-negara lain bahkan dunia
global juga ikut merasakannya. Namun sesungguhnya alangkah tidak adil dan
bijaksananya jika langsung menjustifikasi bahwa program nuklir Iran adalah tidak
bermanfaat dan penyebab kekacauan global. Dalam berbagai kejadian tadi, dapat
dilihat bahwa Barat memiliki kepentingan terselubung terkait isu nuklir Iran, ini
terkait pengalih perhatian Barat khususnya AS dalam masalah yang dihadapi di
Timur Tengah khususnya Irak dan Afghanistan.
Bagaimana tidak, Iran yang tidak melakukan pelanggaran justru di
embargo, lagi pula andaikan Iran ingin mengembangkan senjata nuklir mengapa
Iran tidak keluar dari IAEA dan NPT yangmana akan membuatnya lebih leluasa
mengembangkan nuklir tanpa pengawasan. Tapi Iran justru mempertahankan
keanggotaannya di kedua lembaga tersebut sebagai bukti komitmennya akan
program nuklir damai. Bahkan untuk memperteguh komitmennya, orang nomor
satu di Iran, Ayatollah Ali Khamenei selaku menjabat sebagai Pemimpin
Tertinggi Iran, memfatwakan haram hukumnya terkait senjata nuklir dan senjata
pemusnah massal lainnya.
243. Lih, “Harga Minyak Naik Lebih Dari 2 Dollar AS,” Kompas, Kamis, 10 Juli 2008.
114
Namun ironisnya bagi Barat, walaupun sanksi-sanksi itu sempat memukul
perekonomian Iran, akibat lonjakan harga minyak, yang justru akibat ketegangan
ini pula, Iran mampu bertahan bahkan menjadi negara yang mandiri. Bahkan
sebuah organisasi non-pemerintah AS, GAO (Government Accountability Office),
melaporkan bahwa sanksi-sanksi terkait ekonomi sangat sulit menilai dampaknya
bagi Iran. Hasil audit lembaga itu menyebutkan bahwa semenjak 2003 kontrak
Iran di bidang dengan perusahaan-perusahaan asing mencapai US$ 20 miliar.
Berdasarkan penelitian lembaga tersebut, sanksi-sanksi AS terhadap bank Iran
bisa diatasi oleh Iran dengan mengalihkan hubungan perbankan Iran ke perbankan
negara lain. Juga ada kalanya proyek-proyek asing di Iran dibiayai dengan mata
uang nondollar AS. Lebih lanjut laporan ini menyebutkan, meningkatnya
permintaan dan besarnya cadangan minyak Iran, membuat Iran mendapatkan lebih
dari US$ 50 miliar pada 2006 saja, untuk dicatat harga minyak ketika itu baru
berkisar pada 70-75 dollar per barel. Dari 1987 sampai 2006, ekspor Iran juga
tumbuh dari US$ 8,5 miliar menjadi US$ 70 miliar.244
Selain itu, sanksi-sanksi yang dilancarkan Iran justru membuatnya
semakin mandiri. Keterbatasan yang dialami Iran karena embargo membuat Iran
berusaha mengembangkan berbagai macam inovasi untuk memenuhi kebutuhan
dalam negerinya. Iptek Iran mengalamai pertumbuhan pesat, lihatlah berbagai
rudal-rudal Iran bahkan rudal tersebut mampu menjadi gerbang Iran untuk
melakukan penelitian dengan objek luar angkasa, tidak hanya teknologi rudal,
dibidang kesehatan dan pertanianpun Iran juga malah membuat Iran menemukan
244. Lih, “Sanksi Ekonomi Tak Efektif, Kontrak Bisnis Berlanjut,” Kompas, Kamis, 17 Januari 2008, h. 9.
115
berbagai hal baru. Ini sungguh sangat ironis bagi Barat, alih-alih mereka ingin
menghambat kemajuan Iran, justru mereka sendiri yang membuka pintu selebar-
lebarnya bagi Iran untuk berkreasi dengan inovasinya sendiri yang justru
membuatnya semakin kuat dan mandiri.
Yang terpenting lagi adalah bahwa perjuangan Iran dalam
mengembangkan teknologi nuklir adalah memperjuangkan haknya dan juga
secara tidak langsung hak-hak bangsa lain, “Kita tidak hanya mempertahankan
hak-hak negara kita, tetapi juga hak banyak negara lain” katanya, “dengan
mempertahankan posisi kita, kita mempertahankan kemerdekaan”.245
Ahmadinejad hanya ingin mengambil apa yang sudah menjadi haknya, ia juga
bukannya tidak mengetahui bahwa sanksi-sanksi akan dijatuhkan oleh Barat
kepada Iran karena hal tersebut, ia tahu namun justru ia ingin memperlihatkan hal
ini kepada negara lain sebagai model perlawanan terhadap ketidakadilan dan pada
gilirannya menjadikan hal tersebut inspirasi bagi negara tersebut, walaupun hal ini
membuat hubungan Iran vis~a~vis langsung dengan Barat. Ini memberikan sinyal
kepada kita bahwa Iran tidak akan mundur sedikitpun dan bahkan harga perang
sekalipun lebih murah daripada harga menyerah.
Bahkan jika perang adalah suatu keniscahyaan yang harus dilakukan
dalam membela hak-hak negaranya, Ahmadinejad siap berperang bahkan sampai
titik darah penghabisan sekalipun, “…perang kita sesungguhnya belum lagi
dimulai. Bahkan jika seandainya amunisi kita telah habis, kita akan tetap
245. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 150.
116
membela tanah air dan revolusi kita dengan kuku-kuku dan gigi-gigi kita”.246 Ia
seolah ingin mengisyaratkan bahwa negaranya tidak akan mudah ditaklukan oleh
sekedar sanksi bahkan invasi militer. Lagipula hal ini pernah ditegaskan oleh
Imam Khomeini ketika masa awal Revolusi Islam Iran, “Kami tidak takut sanksi-
sanksi, kami juga tidak takut invasi militer, apa yang kami takutkan adalah
serangan budaya Barat yang tidak bermoral”.247 Disini terlihat jelas
Ahmadinejad terinspirasi oleh mentornya Imam Khomeini dan ia ingin
menjadikan model pemerintahannya seperti ala Imam Khomeini.
Walapun bersikap keras, bukan berarti Ahmadinejad adalah seorang yang
tertutup dan tidak mau menerima dialog dalam mencari jalan keluar
permasalahannya. Ia bahkan teran-terangan mengajak Presiden AS, yang saat itu
menjabat adalah Bush Jr, dialog langsung didepan publik dan disaksikan oleh
seluruh wartawan, “Seperti yang selalu saya bilang, saya siap dan bersedia
berbicara langsung dengan Bush. Saya tidak butuh mediator”.248 Tawaran ini
anehnya justru ditolak AS dengan alasan Iran harus menghentikan dulu pengayaan
nuklirnya, suatu hal yang tentunya sudah diketahui dengan pasti jawabannya oleh
AS. Ini menjadi bukti bahwa AS memang tidak berniat menyelesaikan isu
program nuklir Iran secara damai.
246. Danny H. Simanjuntak. Ahmadinejad Menentang Amerika; Dari Nuklir Iran, Zionisme, Hingga Penyangkalan Holocaust. h. 12.
247. Lih, http://www.youtube.com/watch?v=FfrJ2rBobGs didownload dan diakses pada 11 Februari 2010.
248. Lih, “Iran Ancam Para Penyerang, Ahmadinejad Bersedia Berbicara Langsung Dengan Presiden Bush,” Kompas, Selasa, 15 Juli 2008.
117
B. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim
Tak dapat disangkal bahwa walaupun hubungan Iran dengan Barat
mencapai pada titik kulminasinya, tetapi hubungannya dengan dunia Islam
meningkat. Diberbagai kesempatan keakraban itu, antara Iran dengan dunia
muslim, dipertunjukan di muka publik dunia. Hal ini tentu bisa dijadikan sebagai
indikator awal kesungguhan umat Islam untuk bersatu menjadi sebuah entitas
peradaban.
Namun keakraban ini justru mengundang segelintir pihak untuk
menjadikan hal ini sebagai landasan dalam menjustifikasi Iran sebagai sponsorsip
kekerasan dan terorisme, lalu dengan kemunafikannya mereka kemudian melabeli
Iran sebagai “poros setan” (axist evil), faktanya ini bukanlah hal baru dan asing
bagi Iran, pada akhir Januari 2002, dalam pidato kenegaraannya Bush
melontarkan gagasan pertamanya ini dengan menyebut Iran, Irak, dan Korut
sebagai poros setan (axist evil).249
Pelabelan Iran ini tentunya digunakan sebagai upaya propaganda Barat
khususnya AS dalam menjatuhkan reputasi Iran. Memang mereka memberi
pelabelan tersebut karena dukungan Iran terkait kepada sejumlah front
perlawanan, Hamas dan Hizbullah, namun bukankah ini adalah suatu hal
kewajaran mengingat bantuan tersebut merupakan bukti kebersaudaraan mereka
249. T. Christian Miller. Blood Money; Membuang Jutaan Dollar, Menewaskan Ribuan Jiwa, & Perusahaan Rakus di Irak (Jakarta; Ufuk Press, 2007), h. xvii dan lihat juga Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 212 dan 276.
118
sebagai sesama umat Islam. Lagi pula, mereka juga melakukan hal yang sama
terhadap anak emas mereka Israel.
Sayangnya bagi Barat, pelabelan ini, sebagai akibat hubungan
persaudaraan Iran dengan dunia muslim, tidak lantas membuat dunia muslim
menjauhi Iran dan mengisolasi Iran, alih-alih mereka berusaha menggalang
dukungan dunia muslim, mereka justru dikecam akibat hal tersebut. Ketika pada
awal 2008, Bush melakukan serangkaian kunjungan ke Timur Tengah dan pada
pidatonya ia menyebut Iran sebagai sponsor teroris dunia. Bukannya mendapat
dukungan hal ini justru menuai kecaman, “Rakyat Iran telah memilih pemerintah
mereka sendiri, apakah kita setuju (dengan pilihan mereka itu) atau tidak.
Mereka tidak membutuhkan apa yang Bush katakana,” kata Direktur Jendral
Pusat Kajian Strategis dan Riset Uni Emirat Arab (UEA) Jamal al-Suwaidi. Tidak
hanya itu Menlu Iran, Manoucher Mottaki mengatakan bahwa Bush sedang
mencoba merusak hubungan Iran dengan negara-negara tetangga, “Bush sedang
mencoba merusak hubungan Iran dengan negara-negara dikawasan ini”.250
Tidak cukup hanya melakukan propaganda di Timur Tengah, Barat
melalui AS juga berusaha merusak hubungan Iran dengan dunia muslim lainnya,
Malaysia contohnya. Hal tersebut akibat dari kesepakatan antara Malaysia dengan
Iran dalam bidang energi ditandatangani, sontak saja kesepakatan itu menuai
kecaman. Senator partai republik yang mewakili rezim yang berkuasa di AS, Tom
Lantos, mengecan dan menyebut kesepakatan itu sebagai hal yang menjijikan,
250. Lih, “Sebut Iran Sponsor Teroris Dunia, Bush Dikecam Negara Arab,” Media Indonesia, Selasa, 15 Januari 2008, h. 10.
119
bahkan ia akan meminta pemerintah AS akan menunda kesepakatannya dengan
Malaysia terkait perjanjian FTA (perjanjian perdagangan bebas),
“Saya mengirim surat kepada perwakilan perunding dagang, Susan Schwab, meminta semua negosiasi antara AS dan Malaysia soal perdagangan bebas ditangguhkan sampai Malaysia menarik kesepakatan tersebut (maksudnya kesepakatan dengan Iran)”.251
Bukannya tunduk kepada kemauan AS, pemerintah Malaysia justru siap
membatalkan perundingan perjanjian perdagangan bebas dengan AS. “Saya siap
menyarankan kepada pemerintah untuk menghentikan perundingan dengan AS
sesegera mungkin karena mereka tidak menghormati kesepakatan awal
perdagangan bebas”, tegas Menteri Perdagangan Malaysia Rafidah Aziz.
Menurut kesepakatan awal memang kedua negara sepakat untuk tidak menyentuh
masalah-masalah yang terkait agenda politik masing-masing negara. Lebih jauh,
menurut Aziz Malaysia akan terus berhubungan dengan seluruh negara di dunia
kecuali Israel dan tidak akan tunduk dengan negara manapun termasuk AS.252
Malaysia tentunya sadar akan potensi yang dimiliki Iran, jika tidak bagaimana
mungkin Malaysia rela menandatangani kontrak kerjasama dengan Iran senilai
US$ 16 miliar, sehingga mereka lebih memilih Iran dari pada AS.
Selain itu akibat terjalinnya hubungan yang hangat dengan dunia muslim,
dukungan dan simpati terhadap Iran mengalir deras. Tidak hanya negara Timur
Tengah dan Malaysia saja bahkan OKI pun yang notabenenya adalah sebuah
organisasi perkumpulan negara-negara muslim terbesar yang beranggotakan tidak
251. Lih, “Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007, h. A17. dan “AS Ancam Tangguhkan FTA Dengan Malaysia,” Republika, Jumat, 2 Februari 2007, h. 15.
252. Lih, “Malaysia Tak Tunduk Kepada AS Soal Iran,” Kompas, Sabtu, 3 Februari 2007, h. 10.
120
kurang dari 57 negara, ikut mendukung dan bersimpati terhadap Iran, khususnya
menyangkut program nuklir negeri mullah tersebut. Ini ditandai dengan
munculnya sebuah deklarasi yang menyatakan dukungan OKI atas penelitian,
memproduksi dan menggunakan energi nuklir damai. Bahkan Indonesia selaku
negara muslim terbesar, abstain dalam voting atas penjatuhan sanksi kepada
Teheran, walaupun RI juga memiliki agenda tersendiri namun ini sudah cukup
membuktikan dukungannya terhadap Iran.
Dan yang terpenting lagi konsekuensi dari hubungannya dengan dunia
muslim malah justru akan semakin memperkokoh pengaruh Iran. Hal ini bisa
dilihat dari hubungan antara Iran dengan Hamas dan Hizbullah. Dalam kasus
perang 34 hari misalnya pengaruh Iran sangat terasa, mengingat supplyer utama
senjata dan dana Hizbullah berasal dari Iran, maka tak heran kemenangan
Hizbullah juga menjadi kemenangan Iran. Dan lagi kedepannya andaikan jika
terjadi sesuatu hal yang buruk menimpa Iran, perang dengan AS atau Israel atau
dengan keduanya misalnya, kedua organisasi itu bisa menjadi sekutu bagi Iran
dalam menghadapi kemungkinan buruk tersebut.
C. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-negara
Non-Muslim
Dalam berbagai hubungan diplomasinya dengan negara non-muslim, Iran
dalam hal ini jelas sangat diuntungkan. Walaupun para negara-negara tersebut
(dalam hal ini Rusia, China, dan Venezuela) memiliki agenda tersendiri bagi Iran,
namun hal ini tidak melunturkan keuntungan-keuntungan yang didapat oleh Iran.
121
Bagi Iran, jelas tujuan utama diplomasi ini adalah untuk menangkal “setan besar”
(sebutan untuk AS oleh Imam Khomeini) dan antek-anteknya.
Adanya perasaan musuh bersama yang diselingi oleh motif politik-
ekonomi, hubungan antara Iran dengan negara non-muslim baik itu Venezuela,
Rusia dan China menjadi sangat istimewa. Hal ini ditandai dengan kontrak-
kontrak kerjasama dibidang ekonomi yang ironisnya kontrak tersebut melangkahi
aturan embargo yang diterapkan Barat. Bisa dilihat bagaimana embargo-embargo
yang dilancarkan sekutu menjadi tidak berarti karena hal ini. Tentunya ini akan
semakin membuat Barat kuwalahan dalam mengahadapi Iran.
Kerja sama ekonomi misalnya, secara langsung maupun tidak langsung hal
ini memberikan efek nyata bagi Iran. Kerjasama dengan Venezuela misalnya, dari
berbagai kontrak yang ditandatangani, yang total nilainya mencapai US$ 9 miliar,
Iran ditaksir mendapatkan untung pertahunnya mencapai antara US$ 50-120 juta
pertahun.253 Walaupun begitu, khusus antara hubungan Iran dengan Venezuela,
hubungan ini juga mengandung efek yang merugikan. Dalam kerjasama ini kedua
belah pihak sepakat bahwa akan membuka rute penerbangan Teheran-Carakas,
namun sayangnya sangat sedikit orang yang akan melakukan kunjungan ke kedua
negara, sehingga tidak heran jika setiap minggunya penerbangan ini merugi US$
500 ribu.254 Namun tentunya rute ini sangatlah penting dari sudut pandang politis,
karena secara jelas rute ini akan membawakan pesan kepada global bahwa kedua
negara telah menjadi bersekutu.
253. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 145. 254. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 250.
122
Jika dengan Venezuela saja Iran mendapatkan keuntungan, walaupun ada
kerugian yang sedemikian rupa, apalagi hubungannya dengan Rusia dan China,
jelas hubungan tersebut sangat mengandung nilai ekonomis tinggi. Ini terbukti
dari nilai kontrak keduanya yang mencapai puluhan bahkan ratusan miliar dollar.
Sebut saja dengan Rusia yang nilainya ditaksir tidak kurang dari US$ 20 miliar.255
Dengan China lebih besar lagi jumlahnya, dalam satu buah kontrak saja ada yang
mencapai US$ 16 miliar256, bahkan ada yang angkanya menyentuh sampai US$
100 miliar257, belum lagi jika dihitung dari tahun-tahun sebelumnya seperti ketika
awal Revolusi Islam di Iran, yangmana perdagangan China-Iran khususnya
dibidang senjata sangat pesat. Ini jelas membawa pengaruh yang luas bagi kedua
belah pihak. Disatu sisi Iran tertolong, berkat perdagangan, dari sanksi Barat.
Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi saja, hubungan Iran dengan
negara non-muslim (Rusia, Venezuela, dan China) sangat membawa pengaruh
positif bagi Iran. Dalam hal politik hal ini jelas lebih menguntungkan lagi.
Bagaimana tidak, negara-negara tersebut, khususnya China dan Rusia, menjadi
semacam tameng bagi Iran dalam menghalau segala makar-makar yang dibuat
oleh Barat dalam menjatuhkan Iran.
Seperti yang diketahui secara umum bahwa Rusia dan China adalah dua
dari lima negara pemegang hak veto di PBB. Hal ini tentunya akan membuat
mereka menjadi batu sandungan bagi Barat dalam untuk menghukum Iran.
255. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 155. 256. Lih, “Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007, h. A17. 257. Lih, “Iran dan China Teken Kontrak Minyak,” Kompas, Sabtu, 18 Februari 2006, h. 9.
dan “China Merangkul Iran, Washington Khawatir SCO Menjadi Anti-AS,” Kompas, Sabtu, 17 Juni 2006, h. 10.
123
Berkali-kali Rusia dan China menggagalkan upaya Barat tersebut. Bahkan untuk
membawa permasalahan nuklir Iran ke DK PBB saja, Prancis dan Israel harus ke
Moskwa untuk melobi Rusia agar menyetujuinya.258 Rusia bahkan menegaskan
dukungannya bagi Iran dalam mengembangkan teknologi nuklir.259 Bahkan ketika
draf resolusi sudah jadi, Rusia juga tidak segan-segan meminta untuk menunda
hal tersebut untuk melunakkan sanksi bagi Iran.260 Rusia bahkan pernah
mengkritik kebijakan Barat yang selalu menggunakan sanksi-sanksi untuk
menyelesaikan masalah nuklir Iran.261
Tidak kalah oleh aksi yang dilakukan oleh Rusia, China juga beberapa kali
menolak sanksi-sanksi bagi Iran yang dilancarkan Barat. China bahkan
menekankan bahwa seharusnya masalah ini harus diselesaikan dengan cara-cara
damai berupa dialog dan negosiasi, “China menyarankan masalah ini
diselesaikan melalui negosiasi dan dialog dalam suatu upaya yang damai, dan
posisi ini tetap belum berubah”, kata Jubir Kemenlu China, Qin Gang.262 Hal ini
yang membuat Barat terganjal dalam menjatuhkan sanksi bagi Iran.
Dalam usahanya terkait penjatuhan sanksi bagi Iran, selain melobi Rusia,
Barat juga melobi China. Tidak tanggung-tanggung dalam melakukan ini, Menlu
Israel, Tzipi Livni bahkan harus ke Beijing agar China mau mendukung sanksi
258. Lih, “Kekuatan Dunia Terbelah Soal Nuklir Iran, Menlu Prancis dan Delegasi Israel Ke Moskwa Untuk Bujuk Rusia,” Kompas, Kamis, 19 Januari 2006, h. 11.
259. Lih, “Rusia Bela Nuklir Iran, Kelompok Shanghai Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Keamanan,” Kompas, Jumat, 16 Juni 2006, h. 10.
260. Lih, “Rusia Minta Pemungutan Suara DK PBB Ditunda,” Kompas, Sabtu 23 Desember 2006, h. 10.
261. Lih, “Lavrov Mendadak Ke Teheran, Barat Perkeras Tekanan, China Tolak Sanksi Baru DK PBB,” Kompas, Rabu 31 Oktober 2007.
262. Lih, “China Tetap Tolak Sanksi Bagi Iran,” Kompas, Jumat, 8 September 2006, h. 9.
124
tersebut.263 Bahkan kalaupun sanksi tetap dijatuhkan, itu tidak akan
mempengaruhi hubungan dagang Iran-China, “Perdagangan Iran dengan China
akan tetap berjalan normal dan merupakan bentuk kerjasama diantara negara-
negara berdaulat”, kata Qin Gang setelah dijatuhkannya sanksi ketiga untuk
Iran.264
Dari sini terlihat jelas bahwa, hubungan antara Iran dengan negara non-
muslim, yang dalam hal ini adalah Rusia, China, dan Venezuela, memiliki efek
yang positif tidak hanya untuk Iran semata namun untuk negara-negara tersebut
juga. Hal tersebut ditandai diperolehnya berbagai keuntungan yang didapat Iran
dari hubungan ini, baik itu yang bersifat ekonomis dan khususnya yang bersifat
politis.
Dan disadari atau tidak, hal ini justru semakin memperkokoh kedudukan
Iran dalam percaturan perpolitikan global sekaligus menjadi bukti kemenangan
diplomasi Iran. Karena Iran secara nyata mampu mematahkan berbagai tekanan-
tekanan yang dilancarkan Barat melalui cara diplomasinya tersebut. Jika hal ini
terus berlanjut, bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti, sanksi-sanksi yang
selalu dijatuhkan Barat hanya akan menjadi secarik kertas kosong yang tidak
berguna dan tidak ada nilainya sama sekali.
263. Lih, , “Lavrov Mendadak Ke Teheran, Barat Perkeras Tekanan, China Tolak Sanksi Baru DK PBB,” Kompas, Rabu 31 Oktober 2007.
264. Lih, “Sikap DK PBB Mengecewakan, Sanksi Tak Akan Pengaruhi Hubungan Dagang China Dan Iran,” Kompas, Rabu, 5 Maret 2008.
125
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesungguhnya Islam dan bangsa Iran adalah sebuah bagian entitas
peradaban dunia yang kaya akan kebudayaannya. Hal ini terbukti dengan masa
kejayaan yang dicapai oleh Islam, khusunya berbagai dinasti dari bangsa Iran.
Namun di era sekarang ini, Islam kian lemah dan terpuruk bahkan akibat
kelemahan dan keterpurukannya ini Islam secara nyata dijajah oleh bangsa lain.
Hal ini ditandai dengan berbagai sumber dayanya yang disedot secara terus
menerus oleh Barat dan secara politis hal ini ditandai dengan berbagai standar
ganda yang diterapkan Barat terhadap dunia Islam, namun ironisnya hanya sedikit
saja dari pemimpin dunia Islam yang sadar akan hal ini.
Namun Ahmadinejad menyadari bahwa Islam bisa bangkit. Ia kemudian
berkeinginan memajukan Iran sebagai negara mandiri, kuat, dan modern yang
pada gilirannya hal ini akan mengembalikan reputasi Islam sebagai suatu
peradaban yang besar. Untuk mewujudkan hal ini Ahmadinejad menggulirkan
program kerjanya dengan nama “Revolusi Ketiga” yang inti dari hal tersebut
adalah memotong ketidakadilan dan kezaliman di dunia ini yang sedang melanda
Islam. Berbagai kebijakan dijalankan untuk memenuhi program kerjanya tersebut,
yang menjadi topik kajian dalam skripsi ini, diantaranya adalah Pertama;
kebijakan program nuklir damai Iran, Kedua; kebijakan mempererat hubungan
126
dengan dunia Muslim, dan Ketiga; kebijakan mempererat hubungan dengan
negara-negara non-Muslim.
Di dalam kebijakannya yang pertama, Ahmadinejad merasa bahwa ia
harus menggali potensi yang dimiliki oleh rakyat Iran. Ia sadar akan keunggulan
bangsa Iran di bidang sains dan teknologi, yang hal tersebut juga pernah diakui
oleh Nabi Muhammad dan juga pernah terbukti diera klasik Islam, Ahmadinejad
kemudian menggulirkan program nuklir damai, yang program ini bertujuan untuk
memodernisasi Iran yang dengan hal tersebut akan membuat Iran disegani dan
kemudian akan menaikan posisi tawar Islam sebagai peradaban yang besar. Jadi,
secara eksplisit Ahmadinejad berusaha menggunakan iptek sebagai salah satu
upaya dalam memerangi ketidakadilan dan kezaliman serta motor penggerak
kemajuan Islam.
Teknologi memang merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh di era
modern saat ini. Ia menjadi tolak ukur maju-mundurnya suatu negara, dan juga
merupakan suatu bukti sampai sejauh mana kemajuan sebuah negara. Ia bahkan
bisa mengangkat derajat sebuah negara. Ada sebuah ungkapan yang menyatakan
bahwa bangsa yang menguasai teknologi akan menguasai dunia. Hal ini tentunya
tidak berlebihan, mengingat berbagai negara pernah menggapai kejayaannya
melalui kemajuan ipteknya, bahkan Islam pernah merasakan hal ini di era klasik
dahulu khususnya di era Bani Abbasiah.
Maka tidak heran jika Ahmadinejad menjadikan program nuklir damai
sebagai salah satu alat untuk kebijakannya, karena jelas hal ini akan membawa
Iran menjadi negara maju yang nanti ke depannya akan membuat Iran berdiri
127
sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa lain sehingga Iran
khususnya dan Islam umumnya, tidak diperlakukan secara semena-mena lagi oleh
bangsa-bangsa lain.
Dalam kebijakannya yang kedua, Ahmadinejad juga berupaya menggalang
persatuan dengan dunia Muslim. Ahmadinejad sadar bahwa salah satu cara untuk
membangkitkan kembali kejayaan umat Islam adalah dengan persatuan umat
Islam itu sendiri. Berbagai langkah radikal ia tempuh guna mendorong terciptanya
persatuan umat Islam. Ia menggunakan cara diplomatik dalam hal ini dengan
mengunjungi berbagai negara yang bahkan negara tersebut pernah memusuhi Iran,
Sungguh butuh tidak hanya sekedar keberanian dalam hal ini.
Serta di kebijakannya yang ketiga, Tidak hanya dengan dunia muslim saja,
Iran juga berusaha menggalang dukungan juga dari negara-negara non-muslim
lainnya, sebut saja China, Rusia dan Venezuela. Dalam program diplomasinya ini,
Iran terbilang cukup sukses, bagaimana tidak, berbagai keuntungan, baik secara
politis maupun ekonomis, didapat Iran walaupun Iran juga menderita kerugian.
Keuntungan terbesar Iran adalah mampu menangkal segala rupa tekanan yang
dilakukan Barat.
Dari penelitian ini juga diketahui berbagai dampak yang terjadi akibat
digulirkannya berbagai kebijakan tersebut. Yang pertama adalah dampak dari
berbagaikebijakan nuklir damai. Seperti yang sudah diduga, para rezim-rezim
zalim (Barat) takut akan runtuh hegemoninya, sehingga mereka Barat, yang
dimotori oleh AS dan Israel, melakukan berbagai macam cara untuk
menghentikan hal tersebut. Pada awalnya berupa sogokan berupa iming-iming
128
insentif yang akan diberikan jika Iran menghentikan program nuklir damainya,
namun jelas Iran menolak. Tidak mempan dengan sogokan, Barat lalu
mencobanya dengan sanksi-sanksi, baik itu ekonomi maupun politik, tidak
berhenti sampai disitu saja bahkan Barat juga menggunakan cara-cara licik seperti
menerjunkan mata-mata dan spionase, bahkan karena begitu frustasinya Barat
terhadap Iran yang tidak juga mempan dengan berbagai hal tersebut, Barat mulai
mengancam akan menggunakan militer sebagai jalan pintas untuk menghentikan
Iran, namun sayangnya hal ini justru tambah merugikan mereka sendiri.
Betapapun mereka berusaha menghentikan Iran dengan segala ‘sogokan’,
betapapun mereka berusaha menghadang program nuklir Iran dengan sanksi-
sanksi, betapapun mereka berusaha mengganjal program nuklir Iran dengan segala
macam rupa kegiatan spionase, dan betapapun mereka berusaha menghentikan
program nuklir Iran dengan mengumbar-umbar ancaman perang, Iran tetaplah
Iran, suatu bangsa (negara) yang percaya bahwa perjuangan manusia tidak hanya
sebatas ibadah ritual belaka namun juga dengan perjuangan revolusioner dengan
membela hak-hak kaum tertindas yang dizalimi yangmana hal ini merupakan inti
dari raison d’etre revolusi ketiganya Ahmadinejad.
Dampak dari kebijakannya yang kedua terkait mempererat hubungan
dunia Muslim adalah hal ini membawa dampak positif, berbagai dukungan
mengalir deras ke Iran, yang ini akan membuat pengaruh Iran semakin diakui dan
kedudukan Iran sebagai negara pengaruh di kawasan Timteng semakin jelas. Dan
ini membawa Iran menjadi pemain penting dalam perpolitikan regional dan
global.
129
Dalam kebijakannya yang ketika menyangkut hubungan Iran dengan dunia
non-Muslim hal ini memiliki dampak yang sangat luas dan baik. Hal ini
dibuktikan dengan berbagai dukungan yang mengalir deras ke Iran bahkan
negara-negara seperti China, Venezuela dan Rusia tidak segan-segan membela
Iran diberbagai kesempatan saat musuh-musuh Iran berusaha melakukan makar
terhadap Iran. ditambah lagi berbagai keuntungan ekonomis juga diperoleh dari
berbagai hubungan ini yang pada gilirannya akan memperkuat posisi Iran sebagai
negara berpengaruh.
B. Saran-saran
Pertama; Dari uraian tersebut kita bisa melihat bagaimana perjuangan
revolusioner seorang presiden di negara Islam dalam memperjuangkan hak-hak
bangsanya demi kemajuan bangsa dan agamanya, hal ini memberikan kita
pelajaran berharga kepada kita sebagai kaum muslim revolusioner, yang kalau
dalam bahasa Ali Syari’atinya adalah ‘kaum intelektual yang tercerahkan’, bahwa
kita sedang mengemban tugas berat karena kita harus dan sedang berjuang
merevolusi dunia ini sampai dimana keadilan sudah menjadi landasan pokok
dalam bermasyarakat. Hal ini tentu tidaklah mudah, namun sedikitnya kita bisa
menjadikan Ahmadinejad sebagai model perjuangan kita.
Kedua; Kita sebagai umat Islam harus percaya bahwa, Islam telah
memberikan solusi bagi masalah kitakan yang tentunya sudah dibuktikan oleh
para pendahulu kita. Jangan justru kita malah meninggalkan model perjuangan
Islam dan melakukan westoksiasi (taqlid buta terhadap Barat) atau bahkan dengan
naifnya membungkus ideologi Barat dengan kemasan Islam dengan dalih
130
kemodernan, namun sayangnya hal itu justru akan melunturkan nilai perjuangan
kita sebagai kaum intelektual yang tercerahkan.
Ketiga; Hal ini ditunjukan kepada para pemimpin, pemuka agama, tokoh
masyarakat, dan orang-orang berpengaruh lainnya, yang terkadang justru
menyuruh kita untuk menyerah terhadap Barat. Ini tentunya sangat disayangkan
mengingat mereka adalah sosok-sosok atau figur yang memiliki pengaruh yang
cukup luas di masyarakat. Dengan melihat sosok Ahmadinejad ini diharapkan
mereka-mereka yang menyuruh kita supaya menyerah tadi bisa terinspirasi dan
pada gilirannya justru akan memotivasi kita untuk terus berjuang melawan
kezaliman Barat.
131
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku-Buku
Abdurahman, Dudung. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta; Ar
Ruzz Media, 1999.
Abrahamian, Ervand. Khomeinism: Essay on The Islamic Republik.
London: I.B Tauris & Co Ltd Publishers, 1993.
Ahmadinejad, Mahmoud. Ahmadinejad Menggugat! Republik Islam Iran
Mematahkan Arogansi Amerika & Israel— cet I—Jakarta; Zahrah, 2008.
Alcaff, Muhammad. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata
Terbesar di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel.
Jakarta: Zahra, 2008.
Alhadar, Smith. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization.
Jakarta: Kedutaan Besar Republik Islam Iran, 2009.
Anderson, Kenneth. US Military Operations 1945-1985. New York;
Crown Publishers Inc, 1984.
Ansari, Ali M. Supermasi Iran; Poros Setan Atau Super Power Baru?.
Jakarta; Zahrah, 2008.
Ar-Rusydi, Mirza Maulana. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS
Amerika Serikat—Cet I—Jogjakarta: GARASI, 2007.
Bachtiar, Tiar Anwar. Hamas Kenapa Dibenci Israel?. Jakarta; Hikmah,
2008.
Backman, Michael. Asia Future Shock. Jakarta; Ufuk Press , 2008.
132
El-Gogary, Adel. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren Sang
Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis—cet II—Jakarta; Pustaka Iman,
February, 2008.
Esposito, John L. Ensikopedia Dunia Islam Modern. Bandung; Mizan,
2001.
Esposito, John L. Unholy War; Teror atas nama Islam. Yogyakarta; Ikon
Teralitera, 2003.
Gerges, Fawaz A. Amerika dan Islam Politik; Benturan Peradaban Atau
Benturan Kepentingan?. Jakarta; AlvaBet, 2002.
Goodman, Amy & Goodman, David. Perang Demi Uang. Bandung;
Mizan, 2005.
Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. terj: Nugroho Notosusanto. Jakarta:
UI Press. 1983
Herbst, Alan M. and Hopley, George W. Nuclear Energy Now; Why The
Time Has Come For The World’s Most Misunderstood energy Source. New
Jersey; John Wiley & Sons, Inc, 2007.
Huntington, Samuel P. The Clash of Civilization and The Remaking of
World Order, diterj; Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia.
Jakarta; Qalam, 2009.
Kartini, Indriana. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue. Jakarta; LIPI Press,
2005.
Kazhim, Musa & Hamzah, Alfian. Iran Skenario Penghabisan. Jakarta;
Ufuk Press, 2007.
133
Keddie, Nikki R. Roots of Revolution; An Interpretative History of
Modern Iran. New Haven and London; Yale University Press, 1981.
Khumaini, Imam. Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan; Konsep
Wilayah Faqih Sebagai Epistemologi Pemerintahan Islam. Jakarta; Shadra Press,
2010.
Kinzer, Stephen. Iran: The Essensial Guide to a Country on The Brink.
New Jersey; John Wiley & Sons, Inc. 2006.
Koya, Abdur Rahman. Apa Kata Tokoh Sunni Tentang Imam Khomeini.
Jakarta; Pustaka IIman, 2009.
Kumoro, Bawono. Hamas; Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme.
Bandung; Mizan, 2009.
Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogyakarta; PT. Tiara Wacana Yogya,
2003
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta; Bentang, 1995.
Labib, Muhsin, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath
Dunia. Jakarta: Mizan, 2006.
Lewis, Bernard. Apa Yang Salah?; Sebab-sebab Mundurnya Khilafah Dan
Kemunduran Umat Islam. Jakarta; PT. Ina Publikatama, 2004.
Lewis, Bernard. Krisis Islam; Antara Jihad Dan Teror Yang Keji. Jakarta;
PT. Ina Publikatama, 2004.
Mashuri, Ikhwanul Kiram, dkk. Kesederhanaan & Keberanian
Ahmadinejad. Jakarta: PT. Visi Gagas Komunika, 2007.
134
Miller, T. Christian. Blood Money; Membuang Jutaan Dollar,
Menewaskan Ribuan Jiwa, & Perusahaan Rakus di Irak. Jakarta; Ufuk Press,
2007.
Muhammad, Ardison. Iran; Sejarah Persia & Lompatan masa depan
Negeri Kaum Mullah. Surabaya; Penerbit Liris, 2010.
Muthahhari, Murthada. Masyarakat dan Sejarah; Kritik Islam Atas
Marxisme dan Teori Lainnya. Bandung; Mizan, 1992.
Muthahhari, Murtadha. Sirah Sang Nabi; Cara Lain Melihat Sejarah Nabi.
Jakarta; Al-Huda, 2006.
Naji, Kasra. Ahmadinejad; Kisah Rahasia Sang Pemimpin Radikal.
Jakarta; PT. Gramedia, 2009.
Perkins, John. Pengakuan Bandit Ekonomi; Kelanjutan Kisah
Petualangannya di Indonesia & Negara Dunia Ketiga. Jakarta; Ufuk Press, 2007.
Qassem, Naim. Blueprint Hizbullah; Rahasia Manajemen Ormas Islam
Tersukses di Dunia. Jakarta; Ufuk Press, 2008.
Quirk, Robert E. dkk. Poros Setan, Kisah Empat Presiden Revolusioner:
Fidel Castro, Mahmoud Ahmadinejad, Evo Morales, Hugo Chaves. Yogjakarta;
Prismasophie, 2007.
Qurani, Ali. Rahasia Ketangguhan Hizbullah; Prinsip, Dasar, dan
Strategi Perjuangan. Jakarta; Ramala Books, 2006.
Rahmena, Ali. Ali Syari’ati; Biografi Politik Intelektual Revolusioner.
Jakarta; Erlangga, 2002.
Saefuddin, Didin. Biografi Intelektual 17 Tokoh Pemikiran Modern dan
Postmodern Islam. Jakarta; Grasindo, 2003.
135
Sihbudi, Riza. Indonesia-Timur Tengah; Masalah dan Prospek. Jakarta;
Gema Insani Press, 1997.
Sihbudi, Riza. Menyandra Timur Tengah. Jakarta; Mizan, 2007.
Simanjuntak, D. Danny H. Ahmadinejad Menentang Amerika; Dari Nuklir
Iran, Zionisme, Hingga Penyangkalan Holocaust. Yogyakarta: Narasi, 2007.
Sulaeman, Dina Y. Ahmadinejad On Palestine: Perjuangan Nalar dan
Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina— cet I—Jakarta; Pustaka Iman, Juni,
2008.
Sulaeman, Dina Y. Pelangi di Persia. Jakarta; Pustaka Iman, 2007.
Syariati, Ali. Al-Ummah Wa Al-Imamah. Jakarta; YAPI, 1990.
Syariati, Ali. Rasulullah Saw, Sejak Hijrah Hingga Wafat. Bandung;
Pustaka Hidayah, 2006.
Tim Hikmah. Obama; Tentang Israel, Islam dan Amerika. Jakarta; Mizan
2008
Tim Penyusun CeQDA. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis,
dan Disertasi. Jakarta; CeQDA, April 2007.
Velayati, Ali Akbar. Ensiklopedia Islam & Iran; Dinamika Budaya dan
Peradaban Islam yang Hidup. Jakarta: Mizan Publika, September 2010.
Ward, Terence. The Hidden Face of Iran. Jakarta; Rajut Publishing, Maret
2007.
Weiner, Tim. Membongkar Kegagalan CIA; Spionasi Amatiran Sebuah
Negara Adidaya. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Yulianto, Ari. Lebanon Pra- dan Pasca-Perang 34 Hari; Israel Vs
Hizbullah. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010.
136
B. Sumber Arsip
Rekaman video pidato Ahmadinejad di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada Mei 2006. Penulis mendapatkannya melalui Iran Corner yang berada di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, gedung Fakultas Ushuluddin lantai 2.
C. Sumber Koran dan Artikel
“Bom Nuklir Iran Tak Terbukti, Partikel Uranium Hasil Pengayaan
Tingkat Tinggi Berasal Dari Pakistan,” Kompas, Rabu, 24 Agustus 2005.
“AS: Iran Ancaman Nyata, Hamas Dukung Iran Dan Pernyataan
Ahmadinejad,” Kompas, Jumat 16 Desember 2005.
“Kekuatan Dunia Terbelah Soal Nuklir Iran, Menlu Prancis dan Delegasi
Israel Ke Moskwa Untuk Bujuk Rusia,” Kompas, Kamis 19 Januari 2006.
“Sengketa Nuklir, Iran Dan China Teken Kontrak Minyak,” Kompas,
Sabtu, 18 Februari 2006.
“Indonesia-Iran, Presiden: Bentuk Forum Untuk Kaji Nuklir Iran,”
Kompas, Kamis, 11 Mei 2006.
“UE Siapkan Paket Baru, Iran Tolak Tawaran Yang Mensyaratkan
Penghentian Aktivitas Nuklir,” Kompas, Selasa, 16 Mei 2006.
“Bank Eropa Batasi Transaksi Di Iran, Diancam AS Dengan Denda Dan
Kehilangan Bisnis,” Kompas, Selasa, 23 Mei 2006.
137
“Krisis Nuklir, Harga Minyak Dunia Melonjak Akibat Ancaman
Khamenei,” Kompas, Selasa, 6 Juni 2006.
“Rusia Bela Nuklir Iran, Kelompok Shanghai Sepakat Tingkatkan Kerja
Sama Keamanan,” Kompas, Jumat, 16 Juni 2006.
“China Merangkul Iran, Washington Khawatir SCO Menjadi Anti-AS,”
Kompas, Sabtu, 17 Juni 2006.
“China Tetap Tolak Sanksi Bagi Iran,” Kompas, Jumat, 8 September 2006.
“Rusia Minta Pemungutan Suara DK PBB Ditunda,” Kompas, Sabtu 23
Desember 2006.
“Ahmadinejad Bertemu Chavez, Bersepakat Untuk Danai Proyek
Menentang Dominasi AS,” Kompas, Senin, 15 Januari 2007.
“AS Dan Iran Mengarah Perang, Upaya Alihkan Kegagalan Di Irak,”
Kompas, Jumat, 2 Februari 2007.
“Malaysia Tak Tunduk Kepada AS Soal Iran,” Kompas, Sabtu, 3 Februari
2007.
“Israel Mungkin Serang Iran, Bush Bantah Kemungkinan Serangan
Militer,” Kompas, Rabu, 14 Februari 2007.
“Data Inteligen AS Soal Iran Tak Akurat, Bukti-bukti Tak Ditemukan,”
Kompas, Senin, 26 Februari 2007.
138
“Tak Akurat Data Inteligen AS Soal Iran,” Kompas, Selasa, 27 Februari
2007.
“Iran-Saudi Setuju Cegah Konflik Sunni Syiah, Negara-negara Islam
Harus Sadar Ada Konspirasi Untuk Memecah Belah,” Kompas, Senin, 5 Maret
2007.
“Israel Inginkan Solusi Damai, Iran Luncurkan Mata Uang Dengan Simbol
Nuklir,” Kompas, Rabu, 14 Maret 2007.
“George Soros Ingin Tumbangkan Iran,” Kompas, Rabu, 30 Mei 2007.
“Chavez Kunjungi Ahmadinejad, Sejumlah Perjanjian Siap
Ditandatangani,” Kompas, Senin, 2 Juli 2007.
“Lavrov Mendadak Ke Teheran, Barat Perkeras Tekanan, China Tolak
Sanksi Baru DK PBB,” Kompas, Rabu 31 Oktober 2007.
“Chavez Rangkul Iran,” Kompas, Senin, 19 November 2007.
“Harga Minyak Bersiap Naik, Hasil KTT OPEC Memunculkan
Ketidakpastian Baru,” Kompas, Selasa, 20 November 2007.
“Iran Membuat Ashura, Rudal Balistik Baru Berjarak Tempuh 2.000
Kilometer,” Kompas, Rabu, 28 November 2007.
“Rusia Tes Rudal Dari Kapal Selam, Bisa Hancurkan Tameng Rudal AS,”
Kompas, Selasa, 18 Desember 2007.
139
“Kinerja Ahmadinejad Buruk, Inflasi Mencapai 19,1 Persen Pada
November 2007,” Kompas, Senin, 24 Desember 2007.
“Yahudi Iran, Kebijakan Presiden Ahmadinejad Tidak Membahayakan,”
Kompas, Kamis, 27 Desember 2007.
“Potensi Perang Iran-AS Surut,” Kompas, Jumat, 28 Desember 2007
“Iran Ganggu Tiga Kapal AL AS,” Kompas, Selasa, 8 Januari 2008
“AS-Iran, Insiden Selat Hormuz Terus Panas,” Kompas, Jumat, 11 Januari
2008.
“Sanksi Ekonomi Tak Efektif, Kontrak Bisnis Berlanjut,” Kompas, Kamis,
17 Januari 2008.
“Rusia Serahkan Bahan Bakar Nuklir Ketiga,” Kompas, Sabtu 19 Januari
2008.
“Ahmadinejad Tiba Di Baghdad, Kunjungan Bersejarah dan Pertama Kali
Seorang Presiden Iran,” Kompas, Senin, 3 Maret 2008.
“Sikap DK PBB Mengecewakan, Sanksi Tak Akan Pengaruhi Hubungan
Dagang China Dan Iran,” Kompas, Rabu 05 Maret 2008.
Edy Prasetyono, “DK PBB Dan Nuklir Iran,” Kompas, Selasa, 11 Maret
2008.
“Iran-Indonesia, Lima Nota Kesepahaman Ditandatangani,” Kompas,
Rabu 12 Maret 2008.
140
“Iran Tembakkan 9 Rudal, AS Menilai Iran Menjadi Ancaman Yang
Semakin Nyata,” Kompas, Kamis, 10 Juli 2008.
“Harga Minyak Naik Lebih Dari 2 Dollar AS,” Kompas, Kamis, 10 Juli
2008.
“Medvedev Ancam Akan Membalas Serangan AS,” Kompas, Kamis, 10
Juli 2008.
“Iran Ancam Para Penyerang, Ahmadinejad Bersedia Berbicara Langsung
Dengan Presiden Bush,” Kompas, Selasa, 15 Juli 2008.
“Persiapan Serangan Ke Iran Dari Pangkalan AU Irak,” Kompas, Selasa,
15 Juli 2008.
“Iran Ancam Blokir Selat Hormuz, Peringatan Barat Diabaikan,” Kompas,
Rabu, 6 Agustus 2008.
“Satelit Buatan Iran Mengorbit, Teknologi Luar Angkasa Demi Tujuan
Damai,” Kompas, Rabu, 4 Februari 2009.
“AS Siap Bicara Dengan Iran,” Kompas; Minggu, 8 Februari 2009.
“Obama Rayu Iran, Teheran Inginkan Langkah Konkrit,” Kompas, Sabtu,
21 Maret 2009.
“Israel Persiapkan Serangan, Duta Besar Iran Minta PBB Keluarkan
Kecaman,” Kompas, Minggu, 19 April 2009.
141
“Iran Bangun 10 Fasilitas Lagi, Teheran Kembangkan Sistem Pertahanan
Udara Sekuat Milik Rusia,” Kompas, Selasa, 9 Februari 2010.
“24 Perusahaan Asing Kena Sanksi AS,” Media Indonesia, Minggu, 7
Januari 2007.
“Sebut Iran Sponsor Teroris Dunia, Bush Dikecam Negara Arab,” Media
Indonesia, Selasa 15 Januari 2008.
“Iran Tidak Pernah Takut,” Media Indonesia, Sabtu, 19 Januari 2008.
“Fasilitas Nuklir Iran,” Media Indonesia, Selasa, 6 Oktober 2009.
“AS Tawarkan Alternatif Untuk Iran, Kemurnian Uranium,” Media
Indonesia, Kamis, 11 Februari 2010.
“OKI: Perundingan Nuklir Iran Harus Tanpa Syarat,” Republika, Kamis,
22 Juni 2006.
“AS Ancam Tangguhkan FTA Dengan Malaysia,” Republika, Jumat, 2
Februari 2007.
“Pabrik Pupuk Iran-RI Direalisasikan Akhir 2007,” Republika, Sabtu, 17
Februari 2007.
“Jepang Bekukan Aset Terkait Nuklir Iran,” Republika, Sabtu, 17 Februari
2007
“Rusia Minta Israel Gabung Dengan NPT,” Republika, Sabtu, 3 Maret
2007.
142
“Iran Ancam Keluar Dari NPT, Ekspansi Program Nuklir Iran,”
Republika, Rabu, 2 Desember 2009.
“Iran Perkaya Uranium Hingga 20%,” Republika, Senin, 8 Februari 2010.
“Khamenei: Senjata Nuklir Haram,” Republika, Senin, 19 April 2010.
“Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007.
“Sanksi Jilid Ketiga Untuk Iran,” Tempo, Selasa, 4 Maret 2008.
“Yudhoyono Memburu Energi Iran,” Tempo; Rabu 12 Maret 2008.
“Hillary: Kami Akan Lenyapkan Iran,” Tempo, Rabu, 23 April 2008.
“AS Bantah Akan Serang Iran,” Sindo, Sabtu, 17 Februari 2007.
D. Sumber Internet
http://www.iaea.org/Publications/Documents/Treaties/npt.html. Situs ini diakses
dan didownload pada 15 Juni 2011.
http://www.deplu.go.id/tehran/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=1&l=id, diakses
dan didownload pada 24 Januari 2011.
http://www.youtube.com/watch?v=PrWguVsEih0 video berita ini diakses dan
didownload pada tanggal 11 Mei 2010.
http://www.youtube.com/watch?v=N3zyS3tGi8Y video berita ini diakses dan
didownload pada tanggal 21 bulan November 2009.
143
http://www.youtube.com/watch?v=FfrJ2rBobGs didownload dan diakses pada 11
Februari 2010.
http://www.detiknews.com/read/2009/09/03/165738/1196116/10/parlemen-iran-setujui-
18-menteri-ahmadinejad diakses dan didownload pada 20 November 2011
Lampiran 1
Peta wilayah Iran
Sumber: http://titikmuti.files.wordpress.com/2008/11/copy-of-peta-timteng-14.jpg
Lampiran 2
Roket Safir ialah Roket yang digunakan untuk mengorbitkan satelit buatan Iran
Sumber: http://www.armscontrolwonk.com/images/1063.jpg
Lampiran 3
Komplek nuklir Iran di Busher
Sumber: http://faith2god.files.wordpress.com/2010/08/busher.jpg?w=450&h=306
Lampiran 4
Peta gambar beberapa lokasi fasilitas reaktor nuklir Iran
Sumber: http://www.gamefront.com/wp-content/uploads/2007/07/iran-nuclear-facilities.jpg
Lampiran 5
Proyek Jalur Pipa gas alam yang menghubungkan tiga negara yaitu Iran, Pakistan, dan India
Sumber: http://img204.imageshack.us/img204/5624/afgan.gif
Lampiran 6
Pertemuan antara Ahmadinejad dan Khaled Meshal perwakilan dari HAMAS
Sumber: http://cdn.wn.com/pd/01/bb/6b7d31694db27d729e0be60157a4_grande.jpg
Lampiran 7
Pertemuan antara Ahmadinejad dan Syekh Hassan Nasrullah selaku Sekjen Hizbullah
Sumber: http://www.terrorism-
info.org.il/malam_multimedia/English/eng_n/html/img/nasrallah&ahmedinijad.jpg
Lampiran 8
Neraca Perdagangan Iran dan Indonesia
Sumber: http://www.deplu.go.id/tehran/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=1&l=id
Lampiran 9
Pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden RI dengan Ahmadinejad saat
Ahmadinejad mengunjungi Jakarta
Sumber: http://www.presidensby.info/imageGalleryD.php/773.jpg
Lampiran 10
Kunjungan Balasan Presiden RI ke Iran
Sumber: http://www.qumindo.com/files/sby-man1.jpg
Lampiran 11
Pertemuan Ahmadinejad dengan presiden China Hu Jintao
Sumber: http://tehranwuhan.files.wordpress.com/2009/06/hu-jintao-mahmoud-
ahmadinejad.jpg?w=450&h=330
Lampiran 12
Pertemuan Ahmadinejad dengan Hugo Chavez presiden Venezuela yang berakhir dengan
pertukaran buku
Sumber: http://runrun.es/wp-content/uploads/2010/10/Chavez_Ahmadinejad.jpg
Lampiran 13
Pertemuan Caspia Summit adalah pertemuan antar negara-negara diseputar laut Kaspia
Sumber: http://www.payvand.com/news/07/oct/Caspian-Summit-Leaders-Tehran3.jpg
INFINFCIRC/140 22 April 1970
International Atomic Energy Agency
INFORMATION CIRCULAR
GENERAL Distr.
ENGLISH
TREATY ON THE NON-PROLIFERATION OF NUCLEAR WEAPONS
Notification of the entry into force
1. By letters addressed to the Director General on 5, 6 and 20 March 1970 respectively, the Governments of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, the United States of America and the Union of Soviet Socialist Republics, which are designated as the Depositary Governments in Article IX. 2 of the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons, informed the Agency that the Treaty had entered into force on 5 March 1970.
2. The text of the Treaty, taken from a certified true copy provided by one of the Depositary Governments, is reproduced below for the convenience of all Members. ______________________________________________________________________
TREATY
ON THE NON-PROLIFERATION OF NUCLEAR WEAPONS
The States concluding this Treaty, hereinafter referred to as the “Parties to the Treaty”, Considering the devastation that would be visited upon all mankind by a nuclear war and the consequent need to make every effort to avert the danger of such a war and to take measures to safeguard the security of peoples, Believing that the proliferation of nuclear weapons would seriously enhance the danger of nuclear war, In conformity with resolutions of the United Nations General Assembly calling for the conclusion of an agreement on the prevention of wider dis semination of nuclear weapons, Undertaking to co-operate in facilitating the application of International Atomic Energy Agency safeguards on peaceful nuclear activities, Expressing their support for research, development and other efforts to further the application, within the framework of the International Atomic Energy Agency safeguards system, of the principle of safeguarding effectively the flow of source and special fissionable materials by use of instruments and other techniques at certain strategic points, Affirming the principle that the benefits of peaceful applications of nuclear technology, including any technological by-products which may be derived by nuclear-weapon States from the development of nuclear explosive devices, should be available for peaceful purposes to all Parties to the Treaty, whether nuclear-weapon or non-nuclear-weapon States, Convinced that, in furtherance of this principle, all Parties to the Treaty are entitled to participate in the fullest possible exchange of scientific information for, and to contribute alone or in co-operation with other States to, the further development of the applications of atomic energy for peaceful purposes, Declaring their intention to achieve at the earliest possible date the cessation of the nuclear arms race and to undertake effective measures in the direction of nuclear disarmament, Urging the co-operation of all States in the attainment of this objective,
INFCIRC/140
Recalling the determination expressed by the Parties to the 1963 Treaty banning nuclear weapon tests in the atmosphere, in outer space and under water in its Preamble to seek to achieve the discontinuance of all test explosions of nuclear weapons for all time and to continue negotiations to this end, Desiring to further the easing of international tension and the strengthening of trust between States in order to facilitate the cessation of the manufacture of nuclear weapons, the liquidation of all their existing stockpiles, and the elimination from national arsenals of nuclear weapons and the means of their delivery pursuant to a Treaty on general and complete disarmament under strict and effective international control, Recalling that, in accordance with the Charter of the United Nations, States must refrain in their international relations from the threat or use of force against the territorial integrity or political independence of any State, or in any other manner inconsistent with the Purposes of the United Nations, and that the establishment and maintenance of international peace and security are to be promoted with the least diversion for armaments of the world's human and economic resources, Have agreed as follows:
ARTICLE I Each nuclear-weapon State Party to the Treaty undertakes not to transfer to any recipient whatsoever nuclear weapons or other nuclear explosive devices or control over such weapons or explosive devices directly, or indirectly; and not in any way to assist, encourage, or induce any non-nuclear-weapon State to manufacture or otherwise acquire nuclear weapons or other nuclear explosive devices, or control over such weapons or explosive devices.
ARTICLE II Each non-nuclear-weapon State Party to the Treaty undertakes not to receive the transfer from any transferor whatsoever of nuclear weapons or other nuclear explosive devices or of control over such weapons or explosive devices directly, or indirectly; not to manufacture or otherwise acquire nuclear weapons or other nuclear explosive devices; and not to seek or receive any assistance in the manufacture of nuclear weapons or other nuclear explosive devices.
ARTICLE III 1. Each Non-nuclear-weapon State Party to the Treaty undertakes to accept safeguards, as set forth in an agreement to be negotiated and concluded with the International Atomic Energy Agency in accordance with the Statute of the International Atomic Energy Agency and the Agency's safeguards system, for the exclusive purpose of verification of the fulfilment of its obligations assumed under this Treaty with a view to preventing diversion of nuclear energy from peaceful uses to nuclear weapons or other nuclear explosive devices. Procedures for the safeguards required by this Article shall be followed with respect to source or special fissionable material whether it is being produced, processed or used in any principal nuclear facility or is outside any such facility. The safeguards required by this Article shall be applied on all source or special fissionable material in all peaceful nuclear activities within the territory of such State, under its jurisdiction, or carried out under its control anywhere.
2
INFCIRC/140
2. Each State Party to the Treaty undertakes not to provide: (a) source or special fissionable material, or (b) equipment or material especially designed or prepared for the processing, use or production of special fissionable material, to any non-nuclear-weapon State for peaceful purposes, unless the source or special fissionable material shall be subject to the safeguards required by this Article. 3. The safeguards required by this Article shall be implemented in a manner designed to comply with Article IV of this Treaty, and to avoid hampering the economic or technological development of the Parties or international co-operation in the field of peaceful nuclear activities, including the international exchange of nuclear material and equipment for the processing, use or production of nuclear material for peaceful purposes in accordance with the provisions of this Article and the principle of safeguarding set forth in the Preamble of the Treaty. 4. Non-nuclear-weapon States Party to the Treaty shall conclude agreements with the International Atomic Energy Agency to meet the requirements of this Article either individually or together with other States in accordance with the Statute of the International Atomic Energy Agency. Negotiation of such agreements shall commence within 180 days from the original entry into force of this Treaty. For States depositing their instruments of ratification or accession after the 180-day period, negotiation of such agreements shall commence not later than the date of such deposit. Such agreements shall enter into force not later than eighteen months after the date of initiation of negotiations.
ARTICLE IV 1. Nothing in this Treaty shall be interpreted as affecting the inalienable right of all the Parties to the Treaty to develop research, production and use of nuclear energy for peaceful purposes without discrimination and in conformity with Articles I and II of this Treaty. 2. All the Parties to the Treaty undertake to facilitate, and have the right to participate in. the fullest possible exchange of equipment, materials and scientific and technological information for the peaceful uses of nuclear energy. Parties to the Treaty in a position to do so shall also co-operate in contributing alone or together with other States or international organizations to the further development of the applications of nuclear energy for peaceful purposes, especially in the territories of non-nuclear-weapon States Party to the Treaty, with due consideration for the needs of the developing areas of the world.
ARTICLE V Each Party to the Treaty undertakes to take appropriate measures to ensure that, in accordance with this Treaty, under appropriate international observation and through appropriate international procedures, potential benefits from any peaceful applications of nuclear explosions will be made available to non-nuclear-weapon States Party to the Treaty on a non-discriminatory basis and that the charge to such Parties for the explosive devices used will be as low as possible and exclude any charge for research and development. Non-nuclear-weapon States Party to the Treaty shall be able to obtain such benefits, pursuant to a special international agreement or agreements, through an appropriate international body with adequate representation of non-nuclear-weapon States. Negotiations on this subject shall commence as soon as possible after the Treaty enters into force. Non-nuclear-weapon States Party to the Treaty so desiring may also obtain such benefits pursuant to bilateral agreements.
3
INFCIRC/140
ARTICLE VI Each of the Parties to the Treaty undertakes to pursue negotiations in good faith on effective measures relating to cessation of the nuclear arms race at an early date and to nuclear disarmament, and on a treaty on general and complete disarmament under strict and effective international control.
ARTICLE VII Nothing in this Treaty affects the right of any group of States to conclude regional treaties in order to assure the total absence of nuclear weapons in their respective territories.
ARTICLE VIII 1. Any Party to the Treaty may propose amendments to this Treaty. The text of any proposed amendment shall be submitted to the Depositary Governments which shall circulate it to all Parties to the Treaty. Thereupon, if requested to do so by one-third or more of the Parties to the Treaty, the Depositary Governments shall convene a conference, to which they shall invite all the Parties to the Treaty, to consider such an amendment. 2. Any amendment to this Treaty must be approved by a majority of the votes of all the Parties to the Treaty, including the votes of all nuclear-weapon States Party to the Treaty and all other Parties which, on the date the amendment is circulated, are members of the Board of Governors of the International Atomic Energy Agency. The amendment shall enter into force for each Party that deposits its instrument of ratification of the amendment upon the deposit of such instruments of ratification by a majority of all the Parties, including the instruments of ratification of all nuclear-weapon States Party to the Treaty and all other Parties which, on the date the amendment is circulated, are members of the Board of Governors of the International Atomic Energy Agency. Thereafter, it shall enter into force for any other Party upon the deposit of its instrument of ratification of the amendment. 3. Five years after the entry into force of this Treaty, a conference of Parties to the Treaty shall be held in Geneva, Switzerland, in order to review the operation of this Treaty with a view to assuring that the purposes of the Preamble and the provisions of the Treaty are being realised. At intervals of five years thereafter. a majority of the Parties to the Treaty may obtain, by submitting a proposal to this effect to the Depositary Governments, the convening of further conferences with the same objective of reviewing the operation of the Treaty.
ARTICLE IX 1. This Treaty shall be open to all States for signature. Any State which does not sign the Treaty before its entry into force in accordance with paragraph 3 of this Article may accede to it at any time. 2. This Treaty shall be subject to ratification by signatory States. Instruments of ratification and instruments of accession shall be deposited with the Governments of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, the Union of Soviet Socialist Republics and the United States of America, which are hereby designated the Depositary Governments. 3. This Treaty shall enter into force after its ratification by the States, the Governments of which are designated Depositaries of the Treaty, and forty other States signatory to this Treaty and the deposit of their instruments of ratification. For the purposes of this Treaty, a nuclear-weapon State is one which has manufactured and exploded a nuclear weapon or other nuclear explosive device prior to 1 January, 1967.
4
INFCIRC/140
4. For States whose instruments of ratification or accession are deposited subsequent to the entry into force of this Treaty, it shall enter into force on the date of the deposit of their instruments of ratification or accession. 5. The Depositary Governments shall promptly inform all signatory and acceding States of the date of each signature, the date of deposit of each instrument of ratification or of accession, the date of the entry into force of this Treaty, and the date of receipt of any requests for convening a conference or other notices. 6. This Treaty shall be registered by the Depositary Governments pursuant to Article 102 of the Charter of the United Nations.
ARTICLE X 1. Each Party shall in exercising its national sovereignty have the right to withdraw from the Treaty if it decides that extraordinary events, related to the subject matter of this Treaty, have jeopardized the supreme interests of its country. It shall give notice of such withdrawal to all other Parties to the Treaty and to the United Nations Security Council three months in advance. Such notice shall include a statement of the extraordinary events it regards as having jeopardized its supreme interests. 2. Twenty-five years after the entry into force of the Treaty, a conference shall be convened to decide whether the Treaty shall continue in force indefinitely, or shall be extended for an additional fixed period or periods. This decision shall be taken by a majority of the Parties to the Treaty.
ARTICLE XI This Treaty, the English, Russian, French, Spanish and Chinese texts of which are equally authentic, shall be deposited in the archives of the Depositary Governments. Duly certified copies of this Treaty shall be transmitted by the Depositary Governments to the Governments of the signatory and acceding States. IN WITNESS WHEREOF the undersigned, duly authorised, have signed this Treaty. DONE in triplicate, at the cities of London, Moscow and Washington, the first day of July, one thousand nine hundred and sixty-eight.
5
Lampiran 15
Uji coba rudal Shihab-III sebuah jarak jauh Iran yang mampu menjangkau Israel
Sumber: http://ressay.files.wordpress.com/2008/07/shahab3-test-fire1.jpg
Lampiran 16
Berbagai Jenis Rudal-rudal yang dimiliki Iran
Sumber:
http://2.bp.blogspot.com/_saDfZgsSeRw/THKs5CKBpZI/AAAAAAAAAE4/U5iwO6ruDa0/s16
00/iranarsenal_280909.jpg