BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    1/19

    Acara III

    BUTTER &BUTTERM ILK

    LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

    TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU

    Disusun Oleh :

    Nama : Theresia Gilang Astuti

    NIM : 13.70.0123Kelompok : D1

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG

    2016

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    2/19

    1

    1. TOPIK DAN TUJUAN PRAKTIKUM

    1.1. Topik

    Praktikum teknologi pengolahan susu dilaksanakan pada hari 1 Juni 2016 dengan topik

    butter dan buttermilk. Praktikum pada hari tersebut dibantu oleh asisten dosen yaitu

    Graytta Intannia. Praktikum dilaksanakan pada pukul 15.00 bertempat di laboratorium

    rekayasa pangan. Dalam praktikum ini ada dua jenis produk yang dibuat yaitu butter

    dan buttermilk. Bahan dasar yang digunakan untuk membuat butter dan buttermilk

    adalah whipping creamcair dengan dua merk yang berbeda yaitu Roselle (kelompok

    D1, D2 dan D3) dan Elle & Vire (kelompok D4 dan D5).Butter danbuttermilkyang

    dibuat dengan pemisahan secara mekanis menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi.

    Butter dan buttermilknya kemudian ditempatkan dalam wadah terpisah. Butter yang

    terbentuk kemudian diamati karakteristik sensori (warna, rasa, aroma, tekstur) dan

    fisiknya (penampakan, rendemen) baik sebelum maupun setelah disimpan dalam kulkas.

    Buttermilkyang dihasilkan juga diamati dengan parameter yang sama dengan butter.

    1.2. Tujuan

    Tujuan dari praktikum pengolahan susu dengan topik butter dan buttermilkyaitu untuk

    mengetahui prinsip dan cara pembuatan unslalterd butter tanpa melulai proses

    fermentasi.

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    3/19

    2

    2. HASIL PENGAMATAN

    2.1. Tabel Pengamatan

    Hasil Hasil pengamatan karakteristik butter dan buttermilk dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. KarakteristikButterdanButtermilk

    Kel ProdukFisik Rendemen

    (%)Warna Rasa Aroma Tekstur Penampakan

    D1

    Butter ++ +++ + +++

    Punya body,

    tidak mudah

    dioles, creamy

    31,64

    Butter

    setelah

    disimpan

    di kulkas

    ++ ++ + +

    Punya body,

    tidak mudah

    dioles, creamy

    Buttermilk + ++++ + - Sedikit creamy 66,67

    D2

    Butter ++ +++ + +++

    Punya body,

    tidak mudah

    dioles, creamy

    28,90

    Buttersetelah

    disimpan

    di kulkas

    ++ ++ + +

    Punya body,

    tidak mudah

    dioles, creamy

    Buttermilk + ++++ + - Sedikit creamy 65,00

    D3

    Butter ++ +++ + +++

    Punya body,

    tidak mudah

    dioles, creamy

    32,61

    Butter

    setelah

    disimpan

    di kulkas

    ++ ++ + +Punya body,tidak mudah

    dioles, creamy

    Buttermilk + ++++ + - Sedikit creamy 63,33

    D4

    Butter ++++ ++ ++++ ++++

    Tidak punya

    body, mudah

    dioles, sangat

    creamy

    35,89

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    4/19

    3

    Butter

    setelah

    disimpan

    di kulkas

    ++++ ++ +++ +++

    Punya body,

    mudah dioles,

    sangat creamy

    Buttermilk ++ ++ ++ - Tidakcreamy 56,67

    D5

    Butter ++++ +++ ++++ ++++

    Tidak punya

    body, mudah

    dioles, sangat

    creamy

    25,55

    Butter

    setelah

    disimpan

    di kulkas

    +++ ++ +++ +++

    Punya body,

    mudah dioles,

    sangat creamy

    Buttermilk ++ ++ ++ - Tidak creamy 46,67

    Keterangan :Warna

    + : putih

    ++ : agak kuning

    +++ : kuning

    ++++ : sangat kuning+++++ : coklat

    Rasa

    + : tidak enak

    ++ : agak enak

    +++ : enak

    ++++ : sangat enak

    Penampakan

    Punya body atau tidak

    Mudah dioles atau

    tidak

    Creamy atau tidak

    Aroma

    + : tidak kuat

    ++ : agak kuat

    +++ : kuat++++ : sangat kuat

    Tesktur

    + : kasar/keras

    ++ : agak kasar/agak keras

    +++ : lembut++++ : sangat lembut

    Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa butteryang dihasilkan dari bahan whipping

    creammerk Roselle memiliki warna agak kuning, rasa yang enak, aroma yang tidak

    kuat, dan tekstur yang lembut, dengan penampakan antara lain punya body, tidak mudah

    dioles, dan creamy, serta rendemen berkisar 28,90% 32,61%. Setelah dilakukan

    penyimpanan didalam kulkas, parameter butter meliputi warna, rasa, dan aroma

    mengalami perubahan yang tidak signifikan yaitu memiliki warna agak kuning, rasa

    yang agak enak, aroma yang tidak kuat, dan tekstur yang kasar/keras, dengan

    penampakan antara lain punya body, tidak mudah dioles, dan creamy. Butter yang

    dihasilkan dari bahan whipping creammerk Elle & Vire memiliki warna agak sangat

    kuning, rasa yang agak enak dan enak, aroma yang sangat kuat, dan tekstur yang sangat

    lembut, dengan penampakan antara lain punya tidak body, mudah dioles, dan sangat

    creamy, serta rendemen berkisar 25,55% 35,89%. Setelah dilakukan penyimpanan

    didalam kulkas, parameter buttermeliputi warna, rasa, dan aroma mengalami perubahan

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    5/19

    4

    yang tidak signifikan yaitu memiliki warna kuning, rasa yang agak enak, aroma yang

    kuat, dan tekstur yang lembut, dengan penampakan antara lain punya body, mudah

    dioles, dan sangat creamy.Buttermilkyang dihasilkan dari bahan whipping creammerk

    Roselle memiliki warna putih, rasa sangat enak, aroma yang tidak kuat, dan

    penampakan yang sedikit creamy, serta rendemen berkisar 63,33% 66,67%.

    Sementara buttermilkyang dihasilkan dari bahan whipping creammerk Elle &Vire

    memiliki warna agak kuning, rasa yang agak enak, aroma yang agak kuat, dan

    penampakan yang tidak creamy, serta rendemen berkisar 46,67%56,67%.

    2.2. Foto Butter dan Buttermilk

    Foto hasil pengamatan dapat dilihat pada gambar 1, 2 dan 3.

    Gambar 1.Butterkloter D (Kiri ke kanan) Gambar 2. Butter setelah disimpan

    dikulkas kloter D (Kiri ke kanan)

    Gambar 3.Buttermilkkloter D (Kiri ke kanan)

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    6/19

    5

    3. PEMBAHASAN

    Buttermerupakan produk hasil olahan susu yang dapat dibuat dari susu maupun krim

    dengan atau tanpa pemberian garam (Novidia, 2003). Butterdapat dibuat dengan cara

    churningatau pengocokan hingga bagian lemak terpisah (Walstra et al.,2006). Butter

    merupakan salah satu bentuk emulsi air dalam lemak. Buttersendiri mengandung 80-

    90% lemak susu, 10-20% air, 0,5-0,8% laktosa dan asam laktat, 0,6-0,7% protein susu,

    serta 0,14% mineral (Dermikol, 2016). Fase minyak pada butter terdiri dari kristal

    lemak dan droplet air yang terdispersi di dalamnya (Rnholt et al., 2014).Butterdapat

    dijadikan sumber vitamin karena mengandung banyak jenis asam lemak dan dapat

    dijasikan sumber vitamin A,D,E,K (Nurrulhidayah et al., 2015). Membran globula

    lemak susu pada buttersendiri berperan sebagai pemberi struktur, penjaga dan penstabil

    lemak susu pada fase cair (Vanderghem et al., 2010). Globula lemak memiliki turunan

    yang biasa kita sebut dengan lesitin. Lesitin banyak diaplikasikan terutama sebagai

    pengemulsi. Corredig & Dalgleish (1997) menambahkan bahwa kandungan nutrisi

    buttermilk hampir sama dengan susu skim atau susu tanpa lemak, yaitu adanya

    potassium, vitamin B12, kalsium, fosfor, riboflavin, zink, magnesium, asam pantotenat,

    niasin, tiamin, asam folat, dan vitamin B6 tetapi kadar lemaknya lebih tinggi.

    Berdasarkan kadar garamnya, butter dapat dibedakan menjadi 2, yaitu unsalted butter

    dan salted butter. Unsalted butter dan salted butter masih dibedakan lagi menjadi 2,

    yaitu sweet cream tanpa penambahan kultur dan ripened cream dengan penambahan

    kultur bakteri asam laktat. Menurut Ikeda et al. (2013) kulturstarterdalam pembuatan

    cultured butter dapat menggunakan bakteri asam laktat yang nantinya akan

    berkontribusi terhadap tekstur dan rasa butter yang akan dihasilkan. Kultur bakteri yangbiasanya ditambahkan, antara lain Streptococcus lactis, Streptococcus cremoris,

    Streptococcus diacetilactis, danLeuconostoc. Beberapa jenis butterberdasarkan proses

    pembuatannya, antara lain:

    1.

    Cultured butter

    Cultured buttermerupakan jenis butteryang terbuat dari krim yang telah melalui

    proses fermentasi menggunakan bakteri asam laktat (BAL).

    2.

    Salted butter

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    7/19

    6

    Salted buttermerupakan jenis butteryang dalam proses pembuatannya dilakukan

    penambahan garam laut.

    3.

    Pungent tasting preserved butter

    Pungent tasting preserved butter yang juga dikenal sebagai fermented butter

    merupakan jenis butteryang dalam proses pembuatannya dilakukan proses aging

    selama dua minggu hingga dua tahun.

    4. Raw cream butter

    Raw cream buttermerupakan jenis butteryang terbuat dari susu sapi peternakan

    yang masih segar dan tidak mengalami proses pasteurisasi.

    5. Clarified butter

    Clarified butter merupakan jenis butter yang dalam proses pembuatannya

    dilakukan proses pemanasan sehingga kandungan airnya terevaporasi dan hanya

    padatan susu yang tertinggal.

    6. Uncultured butter /sweet cream butter

    Uncultured butter / sweet cream butter merupakan jenis butter yang terbuat dari

    krim tanpa melalui proses fermentasi dan umumnya memiliki karakteristik tekstur

    yang lembut danflavoryang netral.

    7.

    Whipped butter

    Whipped butter merupakan jenis butter yang dalam proses pembuatannya

    ditambahkan gas nitrogen, sehingga ketika disimpan pada suhu yang rendah,

    whipped buttertetap memiliki tekstur yang lembut dan dapat dioleskan.

    (Mims, 2008)

    Churning atau perlakuan mekanis seperi pengocokan merupakan prinsip utama dalam

    pembuatan butter, dengan pengocokan maka globula lemak akan dipecah sehinggacairan lemak dapat keluar dan membentuk emulsi water in oil. Metode churning

    menurut Rnholt et al. (2013) merupakan metode pengocokan dengan intensitas yang

    tinggi sehingga mengakibatkan globula lemak terbentur-bentur satu sama lainnya diikuti

    dengan rusaknya sistem emulsi. Selama proses churning, gelembung udara akan dilapisi

    oleh protein. Kemudian ketika pengocokan dilanjutkan maka globula lemak susu akan

    collapsedan menyebabkan lemak di dalamnya keluar, sehingga gelembung udara jadi

    terlapisi oleh lemak susu. Pada titik tertentu gelembung udara akan mengalami

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    8/19

    7

    coalescence dan memperbesar globula lemak. Globula lemak ini akan mengalami

    pengkristalan sehingga terbentuk butter(Rnholt et al., 2014). Cairan yang terpisah saat

    proses pengocokan akan dipisahkan sehingga didapat butter terkonsentrat, fase cair

    tersebut dinamakan dengan buttermilk(Vanderghem et al.,2010).

    Buttermilkadalah produk sampingan dari proses pembuatan butteryang berupa fase cair

    yang dihasilkan selama proses churning dari krim dan masih mengandung nutrisi

    lengkap seperi laktosa, kasein, vitamin dan mineral (Bahrami et al., 2015). Didalam

    buttermilk terkandung fosfolipid yang tinggi dan membran globula lemak susu.

    Komposisi ini menjadi penting bagi industri pengolahan coklat karena membutuhkan

    fosfolipid dan membran globula lemak susu sebagai emulsifier(El Sayed et al.,2010).

    Selain itu, buttermilkjuga mengandungphosphotidyl choline (lecithin) yang didapatkan

    dari membran globula lemak ketika dihancurkan selama proses churningyang sebagian

    besar terlarut dalam buttermilk(Lonkar et al., 2011).

    3.1. Cara Pembuatan Butterdan Buttermilk

    Jenis butter yang akan dibuat pada praktikum ini yaitu unsalted butter tanpa adanya

    penambahan kultur dan garam. Mula-mula 300 ml whipping cream cair Roselle untuk

    kelompok D1, D2 dan D3 serta whipping cream cair Elle & Vire untuk kelompok D4,

    dan D5 disiapkan dan ditimbang beratnya terlebih dahulu. Krim cair yang sudah diukur

    berat dan volumenya kemudian dikocok menggunakan mixerdengan kecepatan tinggi.

    Pengocokan dilakukan sampai terjadi pemisahan antara lemak dengan buttermilk.

    Menurut Susilorini & Sawitri (2006), proses pemisahan ini disebut fase working dimana

    droplet air kecil dipecah sehingga dihasilkan droplet dengan ukuran yang lebih stabil.

    Lemak kemudian disaring menggunakan kain saring untuk dikonsentrasikan dan

    buttermilk yang terbentuk dipisahkan ke wadah yang berbeda. Seperti yang sudah

    dijelaskan sebelumnya, selama proses churning berlangsung, emulsi krimyaitu lemak

    dalam air mengalami pemecahan yang menyebabkan perubahan sistem emulsi yaitu

    emulsi air dalam minyak yang kemudian dilanjutkan berkumpulnya globula lemak dan

    pengkristalan lemak hingga membentuk butter (Venderghem et.al.,2010). Butter dan

    buttermilk kemudian diukur volumenya dan ditimbang beratnya. Kemudian

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    9/19

    8

    karakteristik butter dan buttermilk diamati baik dari aspek fisik maupun sensorinya.

    Butter tersebut selanjutnya disimpan di dalam kulkas dengan ditutup plastik cling

    selama 1 jam, lalu karakteristiknya diamati kembali. Menurut Rnholt et al. (2014),

    proses pendinginan yang cepat akan membentuk kristal lemak yang kecil, sehingga

    tekstur butteryang dihasilkan lebih kompak.

    3.2. Pembahasan Hasil Pengamatan

    Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa karakteristik butterdan buttermilkyang dihasilkan

    berbeda-beda sesuai dengan bahan whipping cream yang digunakan. Penggunaan

    whipping cream cair ini sesuai dengan pernyataan Gunstone (2002) bahwa butter dapat

    dibuat dari cream. Whipping cream yang digunakan seharusnya melewati tahap

    pasteurisasi supaya terhindar dari kontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan.

    Dalam praktikum ini, whipping creamyang digunakan sudah melalui tahap pasteurisasi

    pada proses pengolahannya. Karena whipping cream yang digunakan merupakan

    whipping cream komersial maka pada praktikum ini tidak lagi dilakukan proses

    pasteurisasi.

    Whipping creamyang digunakan kelompok D1 hingga D3 yaitu whipping creamcair

    merk Roselle dan akan menghasilkan warna butterdan buttermilkyang agak kuning.

    Sedangkan pada kelompk D4 dan D5 menggunakan whipping creamcair merk Elle &

    Vire butterdan buttermilkyang dihasilkan berwarna sangat kuning. Menurut Suseno &

    Suseno & Husodo (2000) butter pada umumnya memang memiliki warna yang

    cenderung kuning. Warna kuning pada butter dapat dihasilkan dari komposisi lemak

    pada bahan yang digunakan. Warna kuning pada butterjuga disebabkan oleh -karoten

    yang terdapat dalam cream. Jadi semakin tinggi kadar lemak pada buttermaka warnayang dihasilkan akan semakin kuning. Kelompok D4 dan D5 memiliki warna yang lebih

    kuning karena pada bahan yang digunakan mengandung 35,1 gram lemak. Sedangkan

    pada kelompok D1,2 dan D3 bahan yang digunakan mengandung lemak sebesar 28

    gram. Lee & Jackson (1980) mengatakan bahwa warna butter tergantung pada

    keberadaan pigmen terlarut dan kandungan karotenoid. Waghorn & Knight (1992)

    menambahkan bahwa pakan ternak juga mempengaruhi kandungan karoten pada susu

    yang dihasilkan sehingga mempengaruhi warna butter yang terbentuk. Setelah butter

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    10/19

    9

    disimpan didakam kulkas selama 1 jam tidak terjadi perubahan warna pada butteryang

    dihasilkan. Menurut Krause et al. (2008), warna butter yang dihasilkan setelah

    penyimpanan didalam kulkas akan lebih memudar dan terang. Perubahan warna yang

    terjadi pada hasil pengammatan dapat dikatakan belum sesuai dengan teori yang ada.

    Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan warna yang tidak signifikan sehingga panelis

    tidak menyadari adanya perubahan warna. Selain itu, waktu penyimpanan didalam

    kulkas juga relatif sebentar sehingga mungkin belum terjadi perubahan warna pada

    butter yang disimpan. Namun Lonkar et al (2011) mengatakan bahwa penyimpanan

    dalam refrigerator dapat mempertahankan warna buttersehingga tidak mudah berubah.

    Selama penyimpanan hanya akan terjadi peristiwa kristalisasi lemak. Teori ini bisa

    mewakili apa yang terjadi pada butterselama proses penyimpanan berlangsung.

    Dari segi rasa, butterkelompok D1 hingg D5 terasa lebih enak sebelum butterdisimpan

    pada kulkas selama 1 jam. Siddique et al., (2011) mengatakan bahwa perbedaan

    kandungan lemak dan senyawa volatil pada creamjuga dapat mempengaruhi rasa butter

    yang dihasilkan. Menurut Susilorini & Sawitri (2006), rasa pada butter dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, seperti tipe ternak penghasil susu, musim, dan proses pembuatan. Goff

    (2011) mengatakan gula dapat berperan sebagai penguat rasa dan pemanis. Oleh sebab

    itu penggunaan bahan yang berbeda akan menimbulkan rasa butter yang berbeda

    terutama pada rasa buttermilk. Pada whipping cream merek Elle & Vire hanya tertulis

    terbuat dari lemak hewani dan pengental karageenan, sedangkan whipping cream merek

    Roselle ada tambahan sirup glukosa, gula, dan garam.Seharusnya rasa dari butterdan

    buttermilkkelompok D1 hingga D3 lebih enak jika dibandingkan dengan D4 dan D5.

    Perubahan rasa yang terjadi pada butter yang disimpan didalam kulkas belum sesuai

    dengan teori dari Krause et al., (2008) yang menyatakan bahwa penyimpanan butterpada suhu rendah dapat mempertahankan rasa butter untuk waktu yang lama.

    Dari parameter aroma, kelompok D1 hingga D3 memiliki aroma yang tidak kuat jika

    dibandingkan dengan butter kelompok D4 dan D5. Setelah penyimpanan didalam

    kulkas juga tidak merubah aroma butter yang dihasilkan kelompok D1 hingga D3,

    namun ada penurunan aroma pada buttermilik kelompok D4 dan D5 meskipun masih

    lebih kuat aromanya dibandingkan dengan butterkelompok D1, D2 dan D3. Menurut

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    11/19

    10

    Lozano et al., (2007) penyimpanan butter pada suhu rendah dapat mempertahankan

    aroma butter dibandingkan penyimpanan pada suhu ruang. Hasil pengamatan yang

    mengalami penurunan tersebut dapat terjadi karena bahan yang dihasilkan memiliki

    komposisi yang berbeda. Perbedaan bahan baku pembuatan buttermerupakan salah satu

    faktor pengaruh aroma pada butter yang dihasilkan. Pada kelompok D1 hingga D3

    menggunakan whipping cream Roselle. Dalam kemasannya, whipping cream

    Roselle terbuat dari lemak nabatidan whipping creamElle & Vire yang digunakan

    kelompok D4 dan D5 terbuat dari lemak hewani. Perbedaan sumber lemak yang

    digunakan sebagai bahan dasar pembuatan butter akan mempengaruhi aroma yang

    terbentuk. Potter & Hotchkiss (1996) menyatakan bahwa lemak hewani memiliki aroma

    lebih kuat dan tajam dibandingkan dengan lemak nabati. Dengan teori tersebut maka

    benar hasil pengamatan dimana butterkelompok D4 dan D5 memiliki aroma yang lebih

    kuat dibandingkan dengan kelompok lainnya. Menurut Demirkol et al., (2016) butter

    mengandung senyawa-senyawa volatil yang berperan dalam menghasilkan aroma

    butter, seperti diasetil, heksanal, nonanal, asam butirat, asam heksanoat, asam oktanoat,

    asam dekanoat, -octalactone, -octalactone, dan -decalactone.

    Dari parameter tekstur yang dihasilkan butter kelompok D1, D2, dan D3 mengalami

    penurunan dari lembut menjadi keras selama penyimpanan didalam kulkas. Pada

    kelompok D4 dan D5 juga mengalami penurunan namun tidak signifikan yaitu dari

    sangat lembut menjadi lembut. Butter memang memiliki tekstur yang lembut karena

    dipengaruhi oleh komposisi lemak susu pada bahan yang digunakan, kemudian

    dipengaruhi pula oleh struktur globula lemak, laju kristalisasi lemak dari cream, jumlah

    lemak cair, serta ukuran kristal lemak pada butter(Siddique et al., 2011). Tekstur butter

    juga dipengaruhi oleh kandungan air pada butter tersebut, semakin sedikit air padabuttermaka tekstur menjadi lembut akibat butteryang semakin solid (Gunstone, 2002).

    Menurut Herschdoefer (1986) tekstur butter yang berubah menjadi keras, dapat

    disebabkan karena suhu yang salah pada proses churning dan pembuatan krim. Tekstur

    butter ditentukan pula oleh suhu penyimpanan dan lama penyimpanan, dimana semakin

    rendah suhu penyimpanan dan semakin lama waktu penyimpanan yang diberikan pada

    butter, maka butter yang dihasilkan semakin padat dan keras. Selama pendinginan,

    lemak butterakan mengkristal dan tidak bias menyatu dengan Kristal es yang terbentuk

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    12/19

    11

    (Ronholt, et al., 2014).Butter dengan jumlah kristal yang banyak teksturnya akan lebih

    keras dari pada butter yang didominasi oleh lemak bebas.

    Secara fisik, penampakan pada butterkelompok D1, D2 dan D3 memiliki body, tidak

    mudah dioles, dan creamy, sedangkan kelompok D4 dan D5 penampakannya punya

    tidak body, mudah dioles, dan sangat creamy. Menurut Winarno (1993), saat butter

    disimpan didalam lemari pendingin, bentuknya solid namun saat berada di suhu ruang,

    butterdapat dioleskan, dan meleleh pada suhu 3235oC.Body yang dimiliki oleh butter

    bergantung dari proses pengolahan dan jenis bahan yang digunakan (Herschdoerfer,

    1986). Kemudahan oles dapat juga disebut dengan spreadability. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi spreadability dan adanya body pada produk, antara lain tekanan,

    perubahan suhu, jenis lemak, metode pendinginan cream, dan working butter.

    Perbedaan bahan yang digunakan jelas mempengaruhi tekstur yang dihasilkan.

    Kelompok D4 dan D5 yang menggunakan bahan dengan kandungan lemak hewani yang

    tinggi jelas akan membuat tekstur menjadi lebih lembut. Tekstur butteryang menjadi

    lebih keras tau tidak lembut lagi setelah penyimpanan didalam kulkas dapat disebabkan

    oleh kandungan air dalam butter dan menyebabkan butter menjadi lebih sulit untuk

    dioles. Lee & Jackson (1980) penyimpanan pada suhu rendah dapat membekukan

    sebagian kandungan air butter sehingga air akan mengikat komponen disekitarnya dan

    pergerakkan butter menjadi lebih sulit dioles.

    Pada penampakan buttermilkyang dihasilkan kelompok D1, D2 dan D3 sedikit creamy,

    sedangkan kelompok C4 dan C5 dihasilkan buttermilkyang tidakcreamy. Seharusnya,

    kelompk D4 dan D5 menghasilkan buttermilk dengan rasa yang lebih creamy

    dibandingkan dengan butter dengan kelompok lain. Hal ini disebabkan karena lemakyang digunakan pada whipping cream merek Elle & Vire adalah lemak hewani.

    Lemak hewani memiliki aroma yang lebih kuat serta lebih creamy (Potter & Hotchkiss,

    1996). Ketidak sesuaian hasil pengamatan dengan teori yang ada dapat disebabkan oleh

    kesalahan dan tingkat kepekaan dari panelis. Kartika et al., (1988) menyatakan bahwa

    uji sensori merupakan cara untuk mengetahui kualitas bahan pangan secara objektif

    berdasarkan pada alat indera manusia yang bersifat subjektif.

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    13/19

    12

    Dari analisa rendemen yang diperoleh pada buttermilklebih tinggi dibandingkan dengan

    butter. Pada kelompok D1, D2 dan D3 memiliki rendemen butteryang berkisar antara

    28,9 % - 32,61 %. Pada kelompok D4 dan D5 memiliki rendemen butteryang berkisar

    antara 25,55% - 35,89%. Pada rendemen buttermilkyang dihasilkan kelompok D1,D2

    dan D3 yaitu berkisar antara63,33%-66,67%. Pada kelompok D4 dan D5 rendemen

    buttermilkyang dihasilkan yaitu berkisar antara 46,67%-56,67%. Nilai rendemen pada

    butter bergantung dari jumlah kristalisasi lemak pada whipping cream. Kristalisasi

    lemak tersebut menjadikan adanya pembentukan padatan solid butter dimana juga

    berperan untuk mencegah kehilangan lemak selama proses pengocokan yang kuat yang

    berakibat pada dihasilkannya buttermilk. Semakin besar jumlah lemak yang mengalami

    kristalisasi, maka jumlah butter yang dihasilkan semakin banyak dan meminimalkan

    kehilangan lemak menjadi buttermilk saat churning (Gunstone, 2002). Butter

    mengandung lemak sekitar 80-82%, fase air sekitar 18-20%. Namun pada hasil

    pengamatan, rendemen buttermilk yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan rendemen

    butter. Hal ini dipengaruhi oleh proses pengocokan yang kurang lama sehingga lemak

    yang dihasilkan kurang banyak, proses penyaringan yang tidak sempurna, dan adanya

    kehilangan lemak selama pengocokan dan penyaringan.

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    14/19

    13

    4. KESIMPULAN

    Pembuatan butter pada praktikum ini dilakukan dengan metode churning

    konvensional, yaitu hanya dilakukan pengocokan krim.

    Proseschurningmenyebabkan perubahan emulsi susu yaitu dari lemak dalam air

    menjadi air dalam lemak dan menghasilkan 2 lapisan yaitu lapisan buttermilk

    berupa cairan, dan butter yang berupa semi padat

    Fase cair yang didapatkan selama proses churning dan penyaringan butter

    disebut dengan buttermilk.

    Proses pendinginan di dalam kulkas bertujuan untuk membentuk kristal lemak

    sehingga struktur buttermenjadi lebih padat.

    Kandungan lemak bahan yang lebih tinggi akan memberikan tekstur yang lebih

    lembut, rasa yang lebih enak, aroma yang lebih kuat, dan flavor yang lebih

    creamydan warna yang lebih kuning

    Bahan dengan kandungan lemak tinggi akan menghasilkan rendemen butter

    yang tinggi dan rendemen buttermilkyang rendah

    Semarang, 10 Juni 2016

    Praktikan, Asisten Dosen

    - Graytta Intannia

    Theresia Gilang Astuti

    13.70.0123

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    15/19

    14

    5. DAFTAR PUSTAKA

    Bahrami, M., D. Ahmadi, F. Beigmohammadi & F. Hosseini. (2015). Mixing sweet

    cream buttermilk with whole milk to produce cream cheese. Irish Journal ofAgricultural and Food Research 54(2): 73-79.

    Corredig M. & Dalgleish D.G., (1997). Isolates from industrial buttermilk: emulsifying

    properties of materials derived from the milk fat globule membrane. J. Agric.

    FoodChem. Vol 45: 4595-4600.

    Demirkol, Asl; Onur Guneser; Yonca Karagul Yuceer. (2016). Volatile Compounds,

    Chemical and Sensory Properties of Butters Sold in anakkale. Journal of

    Agricultural Sciences Vol. 22: 99-108.

    El.Sayed, M.M.; A.A. Askar; L. F. Hamzawi; A. F. Fatma; A. G. Mohamed; M. E. S.

    Samah and I. M. Hamed. (2010). Utilization of Buttermilk Concentrate in the

    Manufacture of Functional Processed Cheese Spread. Journal of American Science

    6(9): 876882.

    Goff. (2011). Ice Cream and Dessert. di dalam Fuquary, J. W., P. F. Fox & P. L. H.

    McSweeney.Encyclopedia of Dairy Sciences 2nd Ed. Academic Press. London.

    Gunstone, F. D. (2002). Food Application of Lipid, in Food Lipids: Chemistry,Nutrition & Biotechnology, Second Edition, Revised & Expanded. Ed. Akoh, C.C

    & D.B. Min. Marcel Dekker, Inc. New York.

    Herschdoefer, S. M. (1986). Quality Control in the Food Industry Volume 2. Academic

    Press. London.

    Ikeda, D. M., E. W. Jr., K. C. S. Chang, J. M. McGinn, S. A. Miller, C. Keliihoomalu,

    and M. W. DuPonte. (2013). Natural Farming: Lactic Acid Bacteria. College of

    Tropical Agriculture and Human Resources, University of Hawaii at Manoa.

    Kartika, B.; P. Hastuti; W. Supartono. (1988). Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.

    PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

    Krause, A. J, R. E. Miracle, T. H. Sanders, L. L. Dean and M. A. Drake. (2008). The

    Effect of Refrigerated and Frozen Storage on ButterFlavorand Texture. J. Dairy

    Sci. Vol. 91 : 455465. USA.

    Lee, R. and E. B. Jackson. (1980). Sugar Confectionery and Chocolate Manufacture.

    Leonard Hill. Glasgow

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    16/19

    15

    Lonkar, S.P., A.P. Mahajan, R.C. Ranveer & A.K. Sahoo. (2011). Development of

    Instant Mattha Mix. World Journal of Dairy & Food Science 6 (2): 125-129.

    Lozano, P., R. E. Miracle, A. J. Krause, M. A. Drake, and K. R. Cadwallader. (2007).

    Effect of Cold Storage and Packaging Material on the Major Aroma Components

    of Sweet CreamButter.J. Agric. Food Chem. Vol. 55 : 7840-7846.

    Mims, Ben. (2008). Types of Butter. Bonnier Corporation.

    http://www.saveur.com/article/Techniques/Types-of-Butter.

    Novidia, E. (2003). Keju, Produk Olahan Susu yang Kaya Nutrisi. Harian Pikiran

    Rakyat Minggu. Jakarta.

    Nurrulhidayah, A.F., S.R. Arieff, A. Rohman, I. Amin, M. Shuhaimi & A. Khatib.(2015). Detection of butter adulteration with lard using differential scanning

    calorimetry. International Food Research Journal 22(2): 832-839.

    Potter, N. N and J. H. Hotchkiss. (1996). Food Science 5thEdition. CBS Publishers &

    Distributors. New Delhi.

    Rnholt, S., J.J.K. Kirkensgaard, K. Mortensen & J.C. Knudsen. (2014). Effect of

    cream cooling rate and water content on buttermicrostructure during four weeks of

    storage. Food Hydrocolloids 34: 160-176.

    Siddique, F.; Khan, K.S.; Ahmad, A.; Ahmed, A.; Gulfraz, M. & Wattoo, F.H. (2011).

    Development and Optimization of Sweet Cream Butterfrom Buffaloes at Cottage

    Scale. African Journal of Biotechnology; 10(75):17265-17274.

    Suseno, T. I. P. dan Husodo, M. M. (2000). Pengaruh Jenis dan Jumlah Lemak yang

    Ditambahkan Terhadap Sifat Mentega Tempe. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi

    Vol. 1(2): 52-59.

    Susilorini, T. E. dan M. E. Sawitri. (2006). Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya.Jakarta.

    Vanderghem, C., P. Bodson, S. Danthine, M. Paquot, C. Deroanne, C. Blecker. (2010).

    Milk fat globule membrane and buttermilks: from composition to valorization.

    Biotechnol. Agron. Soc. Environ 14(3): 485-500.

    Waghorn, G.C. & Knight, T.W. (1992). B-carotene Intake, Digestion, Absorption and

    Metabolism in The Dairy Cow. In: Milkfat Flavour Forum. NZDRI. Palmerston.

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    17/19

    16

    Walstra, P.; J. T. M. Wouters, and T. J. Geurts. (2006). Dairy Science and Technology

    2ndEdition. Taylor & Francis Group, LLC. Boca Raton.

    Winarno, F. G.(1993).Pangan : Gizi, Teknologi, dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka

    Utama. Jakarta.

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    18/19

    17

    6. LAMPIRAN

    6.1. Foto

    (a) (b)

    Gambar 4. (a) Foto Informasi Nutrisi pada Whipping cream Roselle

    (b)Foto Informasi Nutrisi pada Whipping cream Elle & Vire

    6.2. Perhitungan

    Rumus :

    Kelompok D1

    Kelompok D2

  • 7/26/2019 BUTTER_theresia Gilang A_ 13.70.0123

    19/19

    18

    Kelompok D3

    Kelompok D4

    Kelompok D5

    6.3. Abstrak Jurnal

    6.4. Laporan Sementara