Upload
robustaa
View
16
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fisdas 4
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PANAS DAN SUHU
Hari, tanggal : Jumat, 24 April 2015 Nama Asisten
Rekan Kerja
1. Sabila Nur Faizah
2. Jessica Wiyanto
Alghi Alfiesta
1400610012
LABORATORIUM FISIKA DASAR
CHEMICAL AND GREEN PROCESS ENGINEERING
SURYA UNIVERSITY
2015
1. Maruli Asi Antonius
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah kita dapat menentukan kalor jenis dari suatu benda serta
menghitung kalor lebur es.
1.2 Dasar Teori
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang memiliki
kelebihan kalor menuju ke benda yang kekurangan kalor. Umumnya untuk mengetahui jumlah
kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya
tinggi maka kalor yang dimiliki oleh suatu benda akan besar, begitu juga dengan sebaliknya.
Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda atau zat bergantung pada 3 faktor yaitu
massa benda, kalor jenis, serta perubahan suhu.
Salah satu faktor yang penting adalah kalor jenis. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikan atau menurunkan suhu. Masing-masing benda mempunyai kalor
jenis yang berbeda-beda. Kalor jenis bisa didapatkan dari perubahan suhu terhadap jumlah
kalor yang bertambah. Perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan kalor.
ΞπβΞπ
Sehingga dapat kita bentuk menjadi sebuah persamaan yaitu
Ξπ =πΆΞπ
Dimana C adalah kalor jenis, sehingga membuat persamaan yang lainnya untuk mencari
kalor jenis yaitu
πΆ = βπ
π. βπ
Pada percobaan pertama ini kita akan mencari kalor jenis dari masing masing zat. Metode
yang akan digunakan adalah metode campuran, dimana metode ini adalah melakukan
eksperimen dengan menggunakan kalorimeter dan prinsip kalorimetri. Prinsip ini adalah suatu
zat yang memiliki suhu yang lebih tinggi akan kehilangan panas, sedangkan zat yang lebih
dingin akan menerima panas untuk mencapai titik yang seimbang. Dengan kata lain dapat
dibentuk dengan persamaan sesuai dengan hukum kekekalan energi.
Q Lepas = Q Terima
Dimana jika kita jabarkan sesuai dengan percobaan yang akan kita lakukan akan muncul
persamaan sebagai berikut.
π.πΆ.Ξπ πππππ=(π.π.Ξπ πππ)+(π.π.Ξπ πππππππππ‘ππ)
π. πΆ(πππππ). (ππππππ β ππππππ) = ππππ . πΆπππ + ππππππππππ‘ππ. πΆπππππππππ‘ππ (ππππππ β ππππ)
Sesuai dengan percobaan yang akan kita lakukan yaitu mencari kalor jenis masing masing
logam, sehingga didapat persamaan untuk mencari kalor jenis sebagai berikut.
πΆπππππ = ππππ . πΆπππ + ππππ + πΆπππ(ππ β ππππ)
ππππππ(ππππππ β ππππππ)
Selain kalor jenis adapula kalor fusi atau kalor lebur (Lf) dimana akan kita buktikan pada
percobaan kedua. Kalor fusi adalah energi yang dibutuhkan untuk memecah struktural kristal
es. Misalkan pada sebuah panas ditambahkan secara perlahan kepada es yang berada pada suhu
dibawah titik bekunya yaitu 0oC , es tersebut tidak akan langsung mencair namun es tersebut
akan mencair secara perlahan lahan. Hal itu diakibatkan karena adanya kalor fusi pada es.
Ketika es dengan massa m mulai mencair maka kalor pada es adalah sebagai berikut.
ΞQes = mes . Lf
Dengan melakukannya kembali di dalam kalorimeter maka sistem terisolasi, sehingga
dapat diasumsikan bahwa energi total sistem tetap konstan, sehingga seperti hukum kekekalan
energi yaitu panas yang diserap sama dengan panas yang hilang dari sistem. Sehingga
memunculkan persamaan sebagai berikut.
Ξπππ βππ +Ξππ=0βππ+Ξπππ βπeleleh= Ξππππ+ Ξππππππππππ‘ππ
1.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan yaitu:
Kalorimeter
Dua thermometer
Pembakar dan statif
Neraca
Kubus materi
Es
Air
Gelas beaker
Sumpit
1.4 Prosedur Kerja
Percobaan pertama adalah menghitung kalor jenis dari kubus yang berbeda bahan
pembuatnya. Untuk melakukan percobaan pertama dibutuhkan 4 (empat) kali percobaan
dengan jenis yang berbeda yaitu dengan kubus besi, alumunium, kuningan, dan tembaga.
Langkah langkah untuk melakukan percobaan pertama adalah sebagai berikut.
a) Ukurlah massa masing masing kubus, kemudian ukurlah massa bagian dalam dari
kalorimeter.
b) Siapkan gelas beaker dengan air lalu masukan kubus dan panaskan dengan
pembakar. Panaskan hingga suhu mencapai 90oC
c) Siapkan 100 gram air dan masukan kedalam kalorimeter dan hitung suhu awal dari
air tersebut.
d) Masukkan kubus yang telah di panaskan kedalam calorimeter tersebut. Aduk dan
hitung perubahan suhu antara suhu air yang didapat dengan suhu awal air.
e) Lakukan hal dari point c sampai g untuk setiap kubus.
f) Carilah kalor jenis untuk masing masing kubus.
Percobaan kedua yaitu untuk mengetahui kalor lebur atau kalor fusi dari es. Langkah
untuk melakukan percobaan kedua adalah sebagai berikut.
a) Ukurlah massa bagian dalam dari calorimeter. Dan ukurlah suhu awal es.
b) Panaskan air sebanyak 100 ml hingga 50oC untuk mempercepat peleburan es.
c) Masukkan air tersebut kedalam calorimeter.
d) Masukkan es dan aduk lalu catat perubaahan suhu yang terjadi.
e) Untuk mengetahui massa es ukur calorimeter yang sudah berisi es yang meleleh
dan kurangkan dengan massa awal calorimeter dan air.
f) Cari kalor fusi es.
1.5 Data Eksperimen
Tabel 1 (Massa masing masing benda)
Data Eksperimen
Kalor
Massa
(gr)
Kalorimeter 62,8
Kubus
Besi 62,49
Aluminium 21,42
Tembaga 71,4
Kuningan 67,1
Air dalam Kalorimeter 100
Air Hangat 102,7
Air hangat dalam
Kalori meter 165,5
Es balok dalam
kalorimeter 169,1
Es Balok 18,41
Tabel 2 (Kalor jenis menurut literatur)
Jenis Benda Kalor Jenis (J/Kg
C)
Kalorimeter
Alumunium 900
Air 4200
ES 2100
Kubus
Besi 448
Aluminium 900
Tembaga 387
Kuningan 380
Tabel 3 (Hasil perhitungan perubahan suhu pada percobaan pertama dan kedua)
Tabel Suhu Suhu Awal
(ΒΊC)
Suhu Akhir
(ΒΊC)
Air dalam Kalorimeter
(terhadap Besi) 24,5 28,5
Besi 90 28,5
Air dalam Kalorimeter
(terhadap Aluminium) 24,5 27,6
Aluminium 90 27,6
Air dalam Kalorimeter
(terhadap Kuningan) 25,5 29
Kuningan 90 29
Air dalam Kalorimeter
(terhadap Tembaga) 25,5 29
Tembaga 90 29
Air Hangat 45,5 28
Es -0.1 28
1.6 Hasil Perhitungan
Pada percobaan pertama kita akan mencari kalor jenis dari masing masing benda.
Sebelumnya kita harus mengubah tabel 1 menjadi dalam bentuk kg agar memiliki unit yang
sama dengan tabel 2.
Menentukan kalor jenis alumunium
πΆπππ’ππ’πππ’π =(π πππ . πΆ πππ + π πππ . πΆ πππ)(ππππππ β ππππ)
ππππ’(πππ β ππππππ)
πΆπππ’ππ’πππ’π =(0.1 π₯ 4200 + 0.0628 π₯ 900)(27.6 β 24.5)
0.02142(90 β 27.6)
πΆπππ’ππ’πππ’π = 1105.2π½
πΎπ β
Menentukan kalor jenis besi
πΆπππ π =(π πππ . πΆ πππ + π πππ . πΆ πππ)(ππππππ β ππππ)
ππππ π(ππππ β ππππππ)
πΆπππ π =(0.1 π₯ 4200 + 0.0628 π₯ 900)(28.5 β 24.5)
0.06249(90 β 28.5)
πΆπππ π = 495.97π½
πΎπ β
Menentukan kalor jenis tembaga
πΆπ‘ππππππ =(π πππ π₯ πΆ πππ + π πππ π₯ πΆ πππ)(ππππππ β ππππ)
ππ‘ππππππ(ππ‘ππ β ππππππ)
πΆπ‘ππππππ =(0.1 π₯ 4200 + 0.0628 π₯ 900)(29 β 25.5)
0.0714(90 β 29)
πΆπ‘ππππππ = 382.932π½
πΎπ β
Menentukan kalor jenis kuningan
πΆππ’ππππππ =(π πππ π₯ πΆ πππ + π πππ π₯ πΆ πππ)(ππππππ β ππππ)
πππ’ππππππ(πππ’π β ππππππ)
πΆππ’ππππππ =(0.1 π₯ 4200 + 0.0628 π₯ 900)(29 β 25.5)
0.0671(90 β 29)
πΆππ’ππππππ = 407.471π½
πΎπ β
Error Relative
Mencari error relative dengan cara πΆπππππππππβ πΆπΏππ‘ππππ‘π’π
πΆπΏππ‘ππππ‘π’π π₯ 100%
Tabel 4 (Hasil perhitungan error relative)
Jenis C didapat C literatur Error Relative (%)
Alumunium 1105,2 900 22,8
Tembaga 382,932 387 1,05
Kuningan 407,471 380 7,2
Besi 495,97 448 10,7
Percobaan kedua adalah mencari kalor fusi atau kalor lebur dari es. Dengan data es yang
sudah di dapat pada tabel 1 dan 3, maka kita dapat mencari kalor fusi dari es dengan cara sebagai
berikut. Diketahui kalor lebur literatur es adalah 336000 J/Kg
πΏπππ
= (ππππ π₯ πΆπππ + ππππππππππ‘ππ π₯ πΆπππππππππ‘ππ)(ππππ β ππππππ) β (πππ π₯ πΆππ )(0 β πππ ) β (πππ π₯ππππ)(ππ β 0)
πππ
πΏπππ
= (0.1 π₯ 4200 + 0.0628 π₯ 900)(45.5 β 28 ) β (0.0184 π₯ 2100)(0 β (β1)) β (0.0184 π₯ 4200)(28)
0.0184
πΏπππ = 333511.9π½
πΎπ dengan error relative sebesar
333511.9 β336000
336000 π₯ 100% = 0.74%
1.7 Pembahasan
Pada percobaan pertama kita dapat mengetahui nilai kalor jenis masing masing zat
yaitu alumunium, tembaga, besi, dan kuningan. Berdasarkan perhitungan diatas pertama kita
mendapatkan kalor jenis alumunium sebesar 1105.2 J/Kg oC , jika kita bandingkan dengan
kalor jenis literatur yang sudah biasa kita ketahui maka akan didapat error relative sebesar
22.8% sesuai dengan perhitungan yang ada di tabel 4. Angka ini cukup besar kesalahannya,
yang paling mungkin terjadi dari kesalahan ini adalah adanya kesalahan pengukuran suhu atau
saat melakukan percobaan di dalam kalorimeter. Kedua, kita mendapatkan kalor jenis dari besi
yaitu 495.97 J/Kg oC , sesuai dengan tabel 4 diatas kita dapatkan error relative sebesar 10,7 %
angka ini bisa dikatakan dalam batas kewajaran dalam kesalahan perhitungan. Ketiga, kalor
jenis tembaga didapat 382.932 J/Kg oC dengan error relative sebesar 1.05 % , bisa dikatakan
perhitungan ini cukup akurat mendekati kalor jenis sesuai dengan literatur. Keempat, kalor
jenis kuningan didapat 407.471 J/Kg oC dengan error relative sebesar 7.2 %, angka ini tidak
memiliki perbedaan yang cukup besar dan masih dapat dikatakan dalam batas kewajaran.
Kesalahan kesalahan pada percobaan ini dapat terjadi akibat adanya kesalahan pada saat
pengukuran suhu, pembulatan angka saat perhitungan, ataupun kesalahan pada alat yang kita
gunakan.
Pada percobaan kedua kita menghitung kalor fusi dari es. Dari hasil percobaan,
didapatkan hasil sebesar 333511.9 J/Kg dengan error relative sebesar 0,7% angka ini wajar dan
termasuk sangat akurat. Karena jika kita bandingkan dengan kalor fusi literatur es adalah
336000 J/Kg maka hasilnya mendekati, sehingga percobaan ini termasuk akurat.
1.8 Kesimpulan
1. Kalor jenis alumunium memiliki kalor jenis sebesar 1105.2 J/KgoC dengan error
relative yang cukup besar yaitu 22.8% dimana angka ini termasuk dalam batas ketidak
wajaran.
2. Kalor jenis tembaga memiliki massa jenis sebesar 382,932 J/KgoC dengan error relative
yang kecil sehingga pengukuran yang dilakukan cukup akurat.
3. Kalor jenis kuningan sebesar 407,471 J/KgoC dan besi sebesar 495,97 J/KgoC dengan
kedua zat tersebut memiliki error relative yang masih dalam batas kewajaran sehingga
kesalahan yang mungkin terjadi hanyalah kesalahan kesalahan acak.
4. Kalor fusi dari es didapat sebesar 333511.9 J oC/Kg dengan error relative sebesar 0.74
%. Angka error relative ini wajar dan mendekati akurat dengan kalor fusi sesuai dengan
kalor fusi relatif sebesar 336000 J oC/Kg.
5. Ketidakwajaran kesalahan pada percobaan bisa diakibatkan akibat kesalahan pada saat
melakukan percobaan seperti saat mengaduk di kalorimeter, saat mencatat suhu yang
terkadang jika kita tidak memperhatikan sedikit maka suhu bisa langsung berubah
drastis, serta ketidak akuratan alat.
1.9 Saran
1. Teliti saat melakukan pengukuran, terutama suhu pada saat pembakaran dan saat
melakukan di kalorimeter, karena pada saat di kalorimeter jika kita tidak teliti suhu akan
berubah kembali.
2. Teliti pada saat melakukan perhitungan, karena jika salah menginput pada kalkulator bisa
berakibat fatal.
2.0 Referensi
Modul Praktikum Fisika Dasar, Surya University
https://alljabbar.wordpress.com/2008/03/23/kalor/
http://www.informasi-pendidikan.com/2015/03/pengertian-kalor-kapasitas-kalor-
dan.html