18
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN MIOPI A. DEFINISI Miopia adalah ketidakmampuan untuk melihat objek pada jarak jauh dengan jelas. Pada orang dengan miopia, bola mata akan lebih panjang dari normal sehingga sinar yang datang dari objek yang jauh difokuskan di depan retina. Miopia dapat diklasifikasikan menjadi miopia simpleks (miopia yang fisiologik) dan miopia degeneratif (miopia patologik). Mata dengan miopia simpleks mempunyai kelainan refraksi kurang dari 6 Dioptri dan tidak terdapat perubahan patologis sedangkan mata dengan miopia degeneratif mempunyai kelainan refraksi paling sedikit 6 Dioptri dan berhubungan dengan perubahan degeneratif terutama di segmen posterior bola mata. Miopia merupakan kelainan optik yang sering dijumpai. Pada fisiologi miopia, kekuatan lensa kurang dari -6 D, hal ini dianggap variasi biologi yang normal. Keadaan mata yang ”eror” yaitu dengan kekuatan lensa lebih dari – 6 D disebut sebagai miopia tinggi. Dimana pada keadaan ini, panjang

LP MIOPI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: LP MIOPI

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN MIOPI

A. DEFINISI

Miopia adalah ketidakmampuan untuk melihat objek pada jarak jauh

dengan jelas. Pada orang dengan miopia, bola mata akan lebih panjang dari

normal sehingga sinar yang datang dari objek yang jauh difokuskan di depan

retina. Miopia dapat diklasifikasikan menjadi miopia simpleks (miopia yang

fisiologik) dan miopia degeneratif (miopia patologik). Mata dengan miopia

simpleks mempunyai kelainan refraksi kurang dari 6 Dioptri dan tidak

terdapat perubahan patologis sedangkan mata dengan miopia degeneratif

mempunyai kelainan refraksi paling sedikit 6 Dioptri dan berhubungan

dengan perubahan degeneratif terutama di segmen posterior bola mata.

Miopia merupakan kelainan optik yang sering dijumpai. Pada fisiologi

miopia, kekuatan lensa kurang dari -6 D, hal ini dianggap variasi biologi yang

normal. Keadaan mata yang ”eror” yaitu dengan kekuatan lensa lebih dari – 6

D disebut sebagai miopia tinggi. Dimana pada keadaan ini, panjang aksial

miopia tersebut tidak dapat stabil selama dewasa muda. Patofisiologi dari

progresivitas kelainan ini sebagai bentuk degeneratif miopi yang tidak

diketahui.

Miopi dibagi menjadi beberapa karakteristik yaitu:

1. Menurut jenis kelainannya, di bagi atas:

Miopia aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola mata lebih

panjang dari normal.

Miopia kurvatura, yaitu adanya peningkatan curvatura kornea atau lensa.

Miopia indeks, terjadi peningkatan indeks bias pada cairan mata.

2. Menurut perjalanan penyakitnya, miopia di bagi atas :

Page 2: LP MIOPI

Miopia stasioner yaitu miopia yang menetap setelah dewasa.

Miopia progresif, yaitu miopia yang bertambah terus pada usia dewasa

akibatbertambah panjangnya bola mata.

Miopia maligna, yaitu keadaan yang lebih berat dari miopia progresif,

yang dapatmengakibatkan ablasi retina dan kebutaan.

3. Berdasarkan penyebab myopia di bagi atas :

Miopia refraktif adalah bertambahnya indeks bias media penglihatan,

seperti padakatarak.

Miopia aksial adalah akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan

kelengkungankornea dan lensa yang normal.

4. Berdasarkan ukuran derajat dapat dibagi atas :

Miopia ringan 1-3 dioptri

Miopia sedang 3-6 dioptri

Miopia berat > 6 dioptri

5. Menurut timbulnya dibagi atas :

Kongenital

Infantil

Yuvenil

6. Secara klinik dan berdasarkan perkembangan patologi yang timbul pada

mata, makamiopia dibagi atas :

Miopia simple

Miopia patologi

Myopia dikategorikan berbahaya apabila berpotensi untuk

menimbulkan kebutaan bagi penderitanya, karena tidak bisa diatasi dengan

Page 3: LP MIOPI

pemberian kacamata. Myopia berbahaya ini dibarengi dengan kerapuhan dari

selaput jala (retina) yang makin lama makin menipis dari waktu ke waktu.

Pada puncaknya proses penipisan ini menimbulkan perobekan pada

selaput jala (retina), yang membutuhkan tindakan bedah sedini mungkin untuk

pemulihannya. Tingkat keberhasilan pemulihan penglihatan akibat hal ini

sangat tergantung pada kecepatan tindakan penanggulangannya.

B. ETIOLOGI

miopia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan yang

dapat menyebabkantimbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin,

kekurangan makanan, herediter, kerja dekat yang berlebihan dan kekurangan

zat kimia (kekurangan kalsium, kekurangan vitamin).Pada mata miopia fokus

sistem optik mata terletak di depan retina, sinar sejajar yang masuk kedalam

mata difokuskan di dalam badan kaca. Jika penderita miopia tanpa koreksi

melihat keobjek yang jauh, sinar divergenlah yang akan mencapai retina

sehingga bayangan menjadi kabur.Ada dua penyebab yaitu : daya refraksi

terlalu kuat atau sumbu mata terlalu panjang. Miopia yang sering dijumpai

adalah miopia aksial.

Miopia aksial adalah bayangan jatuh di depanretina dapat terjadi jika

bola mata terlalu panjang. Penyebab dari miopia aksial adalahperkembangan

yang menyimpang dari normal yang di dapat secara kongenital pada waktu

awalkelahiran, yang dinamakan tipe herediter. Bila karena peningkatan

kurvatura kornea atau lensa,kelainan ini disebut miopia kurvatura.

Penyebab panjangnya bola mata dapat diakibatkan beberapa keadaan :

Page 4: LP MIOPI

1. Tekanan dari otot ekstra okuler selama konvergensi yang berlebihan.

2. Radang, pelunakan lapisan bola mata bersama-sama dengan peningkatan

tekanan yangdihasilkan oleh pembuluh darah dari kepala sebagai akibat dari

posisi tubuh yangmembungkuk.

3. Bentuk dari lingkaran wajah yang lebar yang menyebabkan konvergensi yang

berlebihan.

Peningkatan kurvatura kornea dapat ditemukan pada keratokonus yaitu

kelainan pada bentuk kornea. Pada penderita katarak (kekeruhan lensa) terjadi

miopia karena lensa bertambahcembung atau akibat bertambah padatnya inti

lensa .Miopia dapat ditimbulkan oleh karena indeks bias yang tidak normal,

misalnya akibat kadar gulayang tinggi dalam cairan mata (diabetes mellitus)

atau kadar protein yang meninggi padaperadangan mata.

Miopia bias juga terjadi akibat spasme berkepanjangan dari otot

siliaris(spasme akomodatif), misalnya akibat terlalu lama melihat objek yang

dekat. Keadaan inimenimbulkan kelainan yang disebut pseudo myopia.

C. PATOFISIOLOGI

Miopia disebabkan karena pembiasan sinar di dalam mata yang terlalu kuat untuk

panjangnyabola mata akibat :

1. Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter antero-posterior yang

lebih panjang,bola mata yang lebih panjang ) disebut sebagai miopia aksial

2. Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu cembung

atau lensamempunyai kecembungan yang lebih kuat) disebut miopia

kurvatura/refraktif 

3. Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes mellitus.

Kondisi ini disebutmiopia indeks

Page 5: LP MIOPI

4. Miopi karena perubahan posisi lensa. Posisi lensa lebih ke anterior, misalnya

pasca operasi glaucoma

D. MANIFESTASI KLINIS

Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu

objek dengan jarak jauh ( anak-anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan

tulis tetapi mereka dapat dengan mudah membaca tulisan dalam sebuah buku.

Penglihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas. Jika derajat

miopianya terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu

dekat, maka kedua mata selalu harus melihat dalam posisi kovergensi, dan hal ini

mungkin menimbulkan keluhan (astenovergen) . Mungkin juga posisi

konvergensi itu menetap, sehingga terjadi strabismus konvergen (estropia).

Apabila terdapat myopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain

dapat terjadi ambliopia pada mata yang myopianya lebih tinggi. Mata ambliopia

akan bergulir ke temporal yang disebut strabismus divergen (eksotropia).

Pasien dengan myopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering

disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Seseorang penderita

myopia mempunyai kebiasaan mengerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi

sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). Pasien myopia

mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat

sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan

menimbulkan keluhan astenopia konvergensi.bila kedudukan mata ini menetap,

maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esoptropia.

Gejala-gejala myopia juga terdiri dari :

1. Gejala subjektif :

Page 6: LP MIOPI

Kabur bila melihat jauh

Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat

Lekas lelah bila membaca ( karena konvergensi yang tidak sesuai dengan

akomodasi)

2. Gejala objektif :

Myopia simpleks :

Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang

relative lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol.

Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau

dapat disertai kresen myopia ( myopic cresent ) yang ringan di sekitar

papil saraf optik.

Myopia patologik :

Gambaran pada segmen anterior serupa dengan myopia simpleks.

Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-

kelainan pada:

a. Badan kaca : dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau

degenarasi yang terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang

mengapung dalam badan kaca. Kadang-kadang ditemukan ablasi

badan kaca yang dianggap belum jelas hubungannya dengan keadaan

myopia.

b. Papil saraf optic : terlihat pigmentasi peripapil, kresen myopia, papil

terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal. Kresen

myopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil

dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak

teratur

c. Makula: Berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang

ditemukan pendarahan subretina pada daerah macula.

Page 7: LP MIOPI

d. Retina bagian perifer: Berupa degenersi kista retina bagian perifer

Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan

retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih jelas

dan disebut sebagai fundus tigroid.

E. KOMPLIKASI

Komplikasi miopia adalah :

1. Abalasio retinaResiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0D – (- 4,75) D sekitar

1/6662. Sedangkan pada (- 5)D – (-9,75) D resiko meningkat menjadi 1/1335. Lebih dari (-10) D resiko ini menjadi 1/148. Dengan kata lain penambahan factor resiko pada miopia rendah tiga kali sedangkan miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali.

2. Vitreal Liquefaction dan DetachmentBadan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98%

air dan 2% serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan-lahan, namun proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. Hal ini berhubungan denga hilangnya struktur normal kolagen. Pada tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil (floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan viterus sehingga kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini nantinya akan beresiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina. Vitreus detachment pada miopia tinggi terjadi karena luasnya volume yang harus diisi akibat memanjangnya bola mata.

3. Miopic makulopatyDapat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh

darah kapiler pada mata yang berakibat atrofi sel-sel retina sehingga lapanagn

Page 8: LP MIOPI

pandang berkurang. Dapat juga terjadi perdarahan retina dan koroid yang bisa menyebabkan kurangnya lapangan pandang. Miop vaskular koroid/degenerasi makular miopic juga merupakan konsekuensi dari degenerasi makular normal, dan ini disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal yang tumbuh di bawah sentral retina.

4. GlaukomaResiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada

miopia sedang 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada miopia terjadi dikarenakan stress akomodasi dan konvergensi serta kelainan struktur jaringan ikat penyambung pada trabekula.

5. KatarakLensa pada miopia kehilangan transparansi. Dilaporkan bahwa pada

orang dengan miopia onset katarak muncul lebih cepat.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto fundus / retina

2. Pemeriksaan lapang pandang / campimetri / perimetri

3. Pemeriksaan kwalitas retina ( E.R.G = electro retino gram)

4. Pemeriksaan kelainan otak / brain berkaitan dengan kelainan mata ( E.E.G =

electro – ence falogram

5. EVP (evoked potential examination)

6. USG ( ultra – sono – grafi ) bola mata dan keliling organ mata missal pada

tumor,panjang bola mata , kekentalan benda kaca (vitreous)

7. Retinometri ( maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa)

8. CT scan dengan kontras / MRI. VI. Penatalaksanaan

Page 9: LP MIOPI

G. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi

Kacamata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan

untuk mengobati gejala-gejala visual pada pada penderita myopia. Dalam

ilmu keratotology kontak lensa yang digunakan adalah adalah kontak lensa

yang keras atau kaku untuk pemerataan kornea yang berfungsi untuk

mengurangi miopia. Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi

Para pelaksana dan penganjur terapi alternatif ini sering

merekomendasikan latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti cara

menahan (pencegahan). Akan tetapi, kemanjuran dari latihan ini dibantah oleh

para ahli pengetahuan dan para praktisi peduli mata. Pada tahun 2005,

dilakukan peninjauan ilmiah pada beberapa subjek. Dari peninjauan tersebut

disimpulkan bahwa tidak ada bukti-bukti (fakta) ilmiah yang menyatakan

bahwa latihan pergerakan mata adalah pengobatanamyopiaayangaefektif.

Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (LASIK)

atau operasi lasik mata, yang telah populer dan banyak digunakan para ahli

bedah untuk mengobati miopia. Dalam prosedurnya dilakukan pergantian

ukuran kornea mata dan dirubahnya tingkat miopia dengan menggunakan

sebuah laser. Selain lasik digunakan juga terapi lain yaitu Photorefractive

Keratotomy (PRK) untuk jangka pendek, tetapi ini menggunakan konsep yang

sama yaitu dengan pergantian kembali kornea mata tetapi menggunakan

prosedur yang berbeda. Selain itu ada juga pengobatan yang dilakukan tanpa

operasi yaitu orthokeratologi dan pemotongan jaringan kornea mata. Orang-

orang dengan miopia rendah akan lebih baik bila menggunakan teknik ini.

Orthokeratologi menggunakan kontak lensa secara berangsur-angsur dan

pergantian sementara lekukan kornea. Pemotongan jaringan kornea mata

Page 10: LP MIOPI

menggunakan bahan-bahan plastik yang ditanamkan ke dalam kornea mata

untuk mengganti kornea yang rusak

2. Penatalaksanaan Farmakologi

Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata

untuk mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata. Obat-obat

tradisionalpun banyak digunakan ada penderita myopia.

H. PENCEGAHAN

Pencegahan miopia salah satunya dengan cara tidak membaca dalam

keadaan gelap dan menonton TV dengan jarak yang dekat. Pada beberapa tahun

lalu, penurunan pelebaran mata dimaksudkan untuk salah satu pengobatan yang

telah dikembangkan untuk anak-anak, tetapi ternyata terapi tersebut tidak efektif.

Penggunaan kacamata dan kontak lensa mempengaruhi perkembangan

myopia dalam akhir tahun ini. Beberapa dokter yang menggunakan pengobatan

klinik dan para peneliti merekomendasikan kekuatan lebih ( konvex ) pada lensa

kacamata yang dapat dipakai untuk melihat jauh dan dekat. Para pelajar Malaysia

juga baru-baru ini melaporkan bahwa ahli ilmu pengetahuan yang baru

menyatakan bahwa pembentukan atau perbaikan pada penderita myopia

disebabkan karena melajunya pertumbuhan myopia, ini juga terdapat dalam

pertanyaan-pertanyaan klinis. Banyak pengobatan myopia mengalami kesulitan

dan juga terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, beberapa

grup kontrol cukup menutupi kekurangan tersebut

Sampai sejauh ini yang dilakukan adalah mencoba mencari bagaimana

mencegah kelainan refraksi pada anak atau mencegah jangan sampai menjadi

parah. Biasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan seperti pengobatan

laser, obat tetes tertentu untuk membantu penglihatan, operasi, penggunaan lensa

kontak dan penggunaan kacamata.

Page 11: LP MIOPI

Pencegahan lainnya adalah dengan melakukan visual hygiene berikut ini:

Mencegah terjadinya kebiasaan buruk. Hal yang perlu diperhatikan adalah sejak

kecil anak dibiasakan duduk dengan posisi tegak, dan memegang alat tulis dengan

benar. Lakukan istirahat tiap 30 menit setelah melakukan kegiatan membaca atau

melihat TV. Batasi jam membaca. Aturlah jarak baca yang tepat (30 centimeter),

dan gunakanlah penerangan yang cukup. Kalau memungkinkan untuk anak-anak

diberikan kursi yang bisa diatur tingginya sehingga jarak bacanya selalu 30 cm.

Membaca dengan posisi tidur atau tengkurap bukanlah kebiasaan yang baik.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa usaha untuk melatih jauh atau bergantian

melihat jauh dan dekat secara bergantian dapat mencegah myopia.

Page 12: LP MIOPI

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidarta.2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI; Jakarta.

Crick and Khaw.2003.A Textbook of Clinical Ophthalmology 3rd edition. World

ScientificPublisching;Singapore.

Vaughanand Asbury.2007. General Ophthalmology 17th edition.

Manely and Josef.2009. Ocular Blood and Glaucomatous Optic Neuropathy.