31
MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d bronkokonstriksi, peningkatan produksi lendir, batuk tidak efektif. 2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakefektifan ventilasi-perfusi. 3. Resiko terhadap infeksi b/d perubahan fungsi makrofag. 4. Intoleransi aktivitas b/d sesak nafas semakin bertambah saat beraktivitas. 5. Kurang pengetahuan b/d kurang paparan informasi tentang penyakit. INTERVENSI KEPERAWATAN No DP Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien menunjukkan keefektifan jalan nafas dibuktikan dengan kriteria hasil : 1. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung. Memberikan air hangat. Anjurkan masukan cairan antara, 1. Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, mempermudah pengeluaran. Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.

Lp & Lk Bronkitis Pkk II Cepu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep

Citation preview

MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d bronkokonstriksi, peningkatan produksi lendir, batuk tidak efektif.

2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakefektifan ventilasi-perfusi.

3. Resiko terhadap infeksi b/d perubahan fungsi makrofag.

4. Intoleransi aktivitas b/d sesak nafas semakin bertambah saat beraktivitas.

5. Kurang pengetahuan b/d kurang paparan informasi tentang penyakit.

INTERVENSI KEPERAWATAN

No DP

Tujuan & Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

1.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam pasien

menunjukkan keefektifan

jalan nafas dibuktikan

dengan kriteria hasil :

Mendemonstrasika

n batuk efektif dan

suara nafas yang bersih,

tidak ada sianosis dan

dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum,

bernafas dengan

mudah, tidak ada pursed

lips)

Menunjukkan jalan

nafas yang paten (klien

tidak merasa tercekik,

irama nafas, frekuensi

pernafasan dalam

rentang normal, tidak

ada suara nafas

abnormal)

Mampu

mengidentifikasikan dan

mencegah faktor yang

penyebab.

Saturasi O2 dalam

batas normal

1. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung. Memberikan air hangat. Anjurkan masukan cairan antara, sebagai pengganti makan.

2. Ajarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmatik dan batuk efektif.

3. Berikan humidifikasi tambahan, mis: nebuliser ultranik, humidifier aerosol ruangan.

4. Bantu pengobatan pernapasan, mis: fisioterapi dada.

5. Ajarkan tentang tanda-tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera: peningkatan sputum, perubahan dalam warna sputum, peningkatan kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak di dada, keletihan, peningkatan batuk.

1. Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, mempermudah pengeluaran. Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma.

2. Teknik ini akan membantu memperbaiki ventilasi dan untuk menghasilkan sekresi tanpa menyebabkan sesak napas dan keletihan.

3. Kelembaban menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran dan dapat membantu menurunkan/mencegah pembentukan mukosa tebal pada bronkus.

4. Drainase postural dan perkusi bagian penting untuk membuang banyaknya sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi pada segmen dasar paru.

5. Infeksi pernapasan minor yang tidak memberikan konsekuensi pada individu dengan paru-paru yang normal dapat menyebabkan gangguan fatal. Pengenalan diri sangat penting.

2.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam Gangguan pertukaran gas

pasien teratasi dengan

kriteria hasil:

Mendemo

nstrasikan peningkatan

ventilasi dan oksigenasi

yang adekuat

Memeliha

ra kebersihan paru paru

dan bebas dari tanda

tanda distress

pernafasan

Mendemonstrasikan

batuk efektif dan suara

nafas yang bersih, tidak

ada sianosis dan

dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum,

mampu bernafas dengan

mudah, tidak ada pursed

lips)

Tanda tanda vital

dalam rentang normal

AGD dalam batas

normal

Status neurologis

dalam batas normal

1. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang.

2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau napas bibir sesuai kebutuhan/toleransi individu.

3. Berikan bronkodilator sesuai yang diharuskan. Dapat diberikan peroral, IV, rektal, atau inhalasi. Berikan bronkodilator oral atau IV pada waktu yang berselingan dengan tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau IPPB untuk memperpanjang keefektifan obat. Observasi efek samping: takikardia, disritmia, eksitasi SSP, mual dan muntah.

4. Evaluasi efektivitas tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau IPPB. Kaji penurunan sesak napas, penurunan mengi atau krekels, kelonggaran sekresi, penurunan ansietas. Pastikan bahwa tindakan diberikan sebelum makan untuk menghindari mual dan untuk mengurangi keletihan yang menyertai aktivitas makan.

5. Instruksikan dan berikan dorongan pada pasien pada pernapasan diafragmatik dan batuk yang efektif.

6. Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien.

1. Berguna dalam evaluasi derajat distres pernapasan dan/atau kronisnya proses penyakit.

2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan napas untuk menurunkan kolaps jalan napas, dispnea, dan kerja napas.

3. Bronkodilator mendilatasi jalan napas dan membantu melawan edema mukosa bronkial dan spasme muskular. Karena efek samping dapat terjadi pada tindakan ini, dosis obat disesuaikan dengan cermat untuk setiap pasien, sesuai dengan toleransi dan respons klinisnya.

4. Mengkombinasikan medikasi dengan aerosolized bronkodilator nebulisasi biasanya digunakan untuk mengendalikan bronkokonstriksi. Pemberian tindakan yang tidak tepat akan mengurangi keefektifannya. Aerolisasi memudahkan klirens bronkial, membantu mengendalikan proses inflamasi, dan memperbaiki fungsi ventilasi.

5. Teknik ini memperbaiki ventilasi dengan membuka jalan napas & membersihkan jalan napas dari sputum. Perbaikan pertukaran gas.

6. Dapat memperbaiki/mencegah memburuknya hipoksia.

3.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

pasien tidak mengalami

infeksi dengan kriteria

hasil:

Klien bebas dari tanda

dan gejala infeksi

Menunjukkan

kemampuan untuk

mencegah timbulnya

infeksi

Jumlah leukosit dalam

batas normal

Menunjukkan perilaku

hidup sehat

Status imun,

gastrointestinal,

genitourinaria dalam

batas normal

1. Pertahankan teknik aseptif

2. Batasi pengunjung bila perlu

3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah

tindakan keperawatan

4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai

alat pelindung

5. Tingkatkan intake nutrisi

6. Berikan terapi

antibiotik: sesuai advis dokter

7. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik

dan lokal

8. Pertahankan teknik isolasi k/p

9. Dorong masukan cairan

10. Dorong istirahat

11. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan

gejala infeksi

12. Kaji suhu badan

setiap 8 jam

1. Pencegahan infeksi nosokomial

2. Pencegahan infeksi nosokomial

3. Pencegahan infeksi nosokomial

4. Pencegahan penularan infeksi nosokomial

5. Nutrisi yang baik meningkatkan system imun

6. Profilaksis terhadap infeksi

7. Deteksi lebih dini infeksi, prognose lebih baik

8. Pencegahan infeksi dari lingkungan

9. Metabolisme membutuhkan air,dan meningkatkan daya tahan tubuh

10. Istirahat yang kurang dapat menurunkan daya tahan tubuh

11. Deteksi dini infeksi

12. Pemantauan infeksi dini, prognose lebih baik

4.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Pasien bertoleransi terhadap

aktivitas dengan Kriteria

Hasil :

Berpartisipa

si dalam aktivitas fisik

tanpa disertai

peningkatan tekanan

darah, nadi dan RR

Mampu

melakukan aktivitas

sehari hari (ADLs) secaramandiri

Keseimbang

an aktivitas dan istirahat

1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

2. Kaji adanya faktor yang

menyebabkan kelelahan

3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat

4. Monitor pasien akan adanya

kelelahan fisik dan emosi secara

berlebihan

5. Monitor respon kardivaskuler

terhadap aktivitas (takikardi, disritmia,

sesak nafas, diaporesis, pucat,

perubahan hemodinamik)

6. Monitor pola tidur dan lamanya

tidur/istirahat pasien

7. Kolaborasikan dengan tenaga

rehabilitasi medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.

8. Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu

dilakukan

9. Bantu untuk memilih aktivitas

konsisten yang sesuai dengan

kemampuan fisik, psikologi dan sosial

10. Bantu pasien/keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam

beraktivitas

11. Bantu pasien untuk

mengembangkan motivasi diri dan

penguatan

12. Monitor respon fisik, emosi, sosial

dan spiritual

1. Mengetahui keterbatsan aktivitas pasien

2. Menghindari aktivitas yang tak dapat ditoleransi

3. Nutrisi yang adekuat meningkatkan tenaga yang adekuat

4. Menentukan aktivitas yang dapat ditoleransi

5. Toleransi aktivitas dapat diketahui melalui tanda-tanda vital

6. Tidur yang cukup memberikan kesegaran jasmani

7. Fisioterapi yang tepat dapat mencegah atrophi otot

8. Menentukan batas aktivitas yang dapat ditoleransi

9. Menunjukkan rasa empati dan perhatian pada pasien akan meningkatkan semangat

10.

5.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

pasien menunjukkan

pengetahuan tentang

proses penyakit dengan

kriteria hasil:

Pasien dan keluarga

menyatakan

pemahaman tentang

penyakit, kondisi,

prognosis dan program

pengobatan

Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan

prosedur yang

dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim

kesehatan lainnya

1. Bantu klien mengerti tentang tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Ajarkan klien tentang penyakit dan perawatannya.

2. Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok, berikan informasi tentang sumber-sumber kelompok.

1. Klien harus mengetahui bahwa ada rencana dan metode dimana ia memainkan peranan yang besar, pasien harus mengetahui apa yang diperkirakan. Mengajarkan klien tentang kondisinya adalah salah satu aspek yang paling penting dari perawatannya; tindakan ini akan menyiapkan klien untuk hidup dalam dan mengatasi kondisi serta memperbaiki kualitas hidup.

2. Asap tembakau menyebabkan kerusakan pasti pada paru dan menghilangkan mekanisme proteksi paru-paru. Aliran udara terhambat dan kapasitas paru menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare, 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Corwin, E J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.Doenges, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3. EGC. Jakarta.Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik Ed.2 Vol 2. EGC.

Jakarta.

LAPORAN KASUS

I. PENGKAJIAN

Tanggal masuk : 31-12- 2013 Praktikan : Puji Siswanto

Jam : 08.30 WIB NIM : P17420613031

Ruang : Mawar

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M.

Umur : 72 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Petani

Alamat : Ketuwan Rt.03 Rw.3 Kedung Tuban

Status Perkawinan : Kawin

Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Tanggal masuk : 31-12- 2013

Tgl pengkajian : 31-12- 2013

Penanggung Jawab

Nama : Ny. A

Umur : 38 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hubungan Dengan Pasien : Anak kandung

Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

2. Catatan Masuk

Pasien Masuk Melalui IGD diantar keluarga

3. Riwayat Keperawatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu, sudah berobat ke tenaga kesehatan setempat tetapi tidak ada perubahan. Batuk kurang lebih sudah satu bulan dan berdahak warna kekuningan kental. Sesak bertambah berat bila untuk beraktivitas.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, pasien adalah perokok berat kurang lebih 10 tahun dengan rata-rata per hari habis satu bungkus rokok. Pasien tidak ada riwayat penyakit HT, DM, maupaun Jantung.

c. Keluhan Utama

Pasien mengatakan sesak nafas

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC.Keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM, HT, Jantung

Genogram

Keterangan :

: pasien : tinggal serumah

: perempuan : Laki-Laki

: perempuan meninggal : laki-laki meninggal

e. Pola Kesehatan Fungsional Menurut Gordon

1.Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien tidak tahu mengenai penyakit yang diderita, pasien mengatakan keadaanya ingin segera membaik dan tidak bertambah parah.

2. Pola nutrisi dan metabolik

Sebelum dirawat, pasien makan 3x dalam sehari,Minum air putih 6 gelas dalam sehari. Selama dirawat klien makan 3x dalam sehari,tidak mual dan muntah,minum 4 gelas dalam sehari.

3. Pola aktivitas dan latihan

Klien adalah seorang laki-laki, anak ke-1 dari 4 bersaudara, terbiasa melakukan dan aktivitas secara mandiri sebelum mengalami sesak nafas. Selama dirawat aktivitas sehari-hari ada yang bergantung kepada keluarga, yaitu aktivitas eliminasi (BAB dan BAK), mandi.

4. Pola eliminasi

Sebelum dirawat pola eliminasi klien dalam keadaan normal, BAB 1X dalam sehari, BAK 3X dalam sehari. setelah dirawat BAK klien tidak ada gangguan namun pasien pakai pemper. Selama sakit Pasien BAB 1 x sehari dibantu keluarga dengan pispot.

5. Pola istirahat dan tidur

Sebelum dan saat dirawat pola istirahat pasien tidak terganggu, klien tidur dari jam 21.00-05.00

6. Pola sensori dan kognitif

Sebelum dan saat sakit tidak ada penurunan kemampuan sensasi (penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan, sensasi perabaan). Klien tidak menggunakan alat bantu mendengar ataupun kacamata saat sebelum dan saat sakit. Saat sakit dan sebelum sakit tidak ada masalah dengan kemampuan mengingat, bicara pelo, mulut simetris, dan memahami pesan yang diterima, klien juga mampu mengambil keputusan yang bersifat sederhana (misalnya klien mengatakan badan pegal-pegal dan minta dipijit anaknya). Pola persepsi nyeri : Ny S mengatakan tidak ada keluhan nyeri kepala maupun pusing.

7. Pola konsep diri

Klien terlihat kooperatif selama perawat atau petugas kesehatan melakukan pengkajian, dan merespon pertanyaan-pertyanyaan perawat. Terkadang klien juga bertanya tentang penyakit yang diderita.

8. Pola hubungan dengan orang lain

Hubungan klien dengan orang lain baik, tidak ada masalah,banyak tetangga dan keluarga yang menjenguk

9. Pola reproduksi seksual

Klien adalah seorang laki-laki dan sudah tak berpikir untuk berhubungan suami istri (seksual).

10. Pola mekanisme koping

Jika klien mempunyai suatu masalah, biasanya diselesaikan dengan musyawarah, dan diskusi dengan anaknya.

11. Pola nilai kepercayaan dan keyakinan

Klien adalah seorang muslim, sebelum dirawat klien melakukan sholat 5 waktu, setelah dirawat ibadah klien terganggu karena kondisi yang lemah, dan hanya melakukan sholat dengan posisi tidur.

4. Pemeriksaan Fisik

1.keadaan umum

baik, kesadaran komposmentis GCS 15, E4V5M6

2. Tanda-tanda vital

31/12/2013

TD : 140/80 mmHg

S : 36,3 C

N : 100X/menit

RR : 35X/menit

01/01/2014

TD: 145/90 mmHg, N:100 X/menit,

RR: 24 kali permenit

S: 36,2C.

02/01/2014

TD : 140/80 mmHg

S : 36,6C

N : 86X/menit

RR: 20 kali/mnt

3. Kepala : mesosefal, simetris, tidak ada luka, dan tidak ada jejas

Rambut : panjang beruban, bersih

Mata : konjungtiva warna pink, sclera putih, pupil isokhor

Hidung : simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak terpasang NGT,tiding ada gangguan penghidu

Telinga : tidak ada serumen , bersih,tiddak adagangguan pendengaran.

Mulut : keadaan selaput mukosa lembab, tidak terdapat sariawan, mulut bersih, tidak terdapat bau mulut, tidak ada bengkak pada gusi, bibir agak kering. Leher dan tenggorokan: tidak ada benjolan pada leher, posisi trakhea di tengah, tidak terdapat pemasangan alat (trakeostomy), tidak ada pembesaran tonsil (inspeksi), tidak ada nyeri waktu menelan,tidak ada gangguan pengecapan.

4. Paru

Inspeksi : simetris

Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri

Perkusi : sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : ronchi basah kasar pada percabangan bronkus ( kosta II)

5. Jantung

Inspeksi : ictus cordis tak tampak

Palpasi : ictus cordis berada di ICS V mid klavikula, tidak teraba thril

Perkusi : pekak,tidak ada pembesaran jantung

Auskultasi : bunyi jantung BJ I di ICS V midklavikula & BJ II di garis parasternal ICS II

6. Abdomen

Inspeksi : datar, tidak asites

Auskultasi : bising usus ada 3 x/menit

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : timpani

7. Genetalia

Tidak terpasang Kateter, bersih

8. Ekstremitas

Kuku bersih, turgor baik, tidak adanya edema, akral hangat, Capillary refill time kurang dari 3 detik, kekuatan otot: tangan kanan 5 dan kaki kanan 5, tangan kiri 5 dan kaki kiri 5. Klien bisa bergerak dan tangan kiri terpasang infuse dan tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema dan tidak kemerahan.

9. Kulit

Bersih, warna coklat kehitaman,lembab, turgor baik, tidak ada edema

5. Data penunjang

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tgl 31-12-2013

Hb :15,3 g%

Leucosit : 9000/mm3

Erytrosit : 4,76/mm3

Trombosit : 231.000/mm3

PCV : 45,5%

SGOT : 119

SGPT : 105

GDS : 96

Ureum : 52,6

Kreatinin : 0,9

Asam urat : 8,5

Cholesterol : 168

LDL : 76

HDL : 52

Trigliserit : 200

Photo rontgen tidak terdapat bercak putih pada apex paru, terlihat kesan peningkatan vaskularisasi pada area bronkus

6. Therapi medis

O2 3-4 L/mnt

Infuse Assering 28 tpm

Injeksi Dexametason 3 x 1 amp

Mucodex syr 3 x 1 cth

Zebomex 1 x 1

Posisi semifowler

II. DAFTAR MASALAH

No.

Tgl/jam

Data Fokus

Etiologi

Problem

1.

31-12-2013.

Jam:08.30

S: Pasien mengatakan batuk sputum kental kadang sulit keluar

O: Terdengar ronchi basah kasar pada costa II kanan kiri paru

Iritasi area bonkus

Produksi secret berlebihan dan kental/lengket

Bersihan jalan nafas takefektif

2.

31-12-2013

Jam:0830

S: Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya,pasien biasanya merokok sehari habis 2 bungkus sejak 10 tahun yang lalu

O: -

Kurang paparan informasi tentang penyakitnya

Kurang pengetahuan

III. PERENCANAAN KEPEERAWATAN

No.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan & Kriteria hasil

Intervensi

1.

Bersihan jalan nafas takefektif b.d produksi secret yang meningkat kental dan lengket

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 12 jam pasien

menunjukkan keefektifan

jalan nafas dibuktikan

dengan kriteria hasil :

Mendemonstrasika

n batuk efektif dan

suara nafas yang bersih,

tidak ada sianosis dan

dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum,

bernafas dengan

mudah, tidak ada pursed

lips)

Menunjukkan jalan

nafas yang paten (klien

tidak merasa tercekik,

irama nafas, frekuensi

pernafasan dalam

rentang normal, tidak

ada suara nafas

abnormal)

Mampu

mengidentifikasikan dan

mencegah faktor yang

penyebab.

Saturasi O2 dalam

batas normal

1. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung. Memberikan air hangat. Anjurkan masukan cairan antara, sebagai pengganti makan.

2. Ajarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmatik dan batuk efektif.

3. Berikan humidifikasi tambahan, mis: nebuliser ultranik, humidifier aerosol ruangan.

4. Bantu pengobatan pernapasan, mis: fisioterapi dada.

5. Ajarkan tentang tanda-tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera: peningkatan sputum, perubahan dalam warna sputum, peningkatan kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak di dada, keletihan, peningkatan batuk.

2.

Kurang pengetahuan b.d kurang paparan informasi tentang penyakitnya

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

pasien menunjukkan

pengetahuan tentang

proses penyakit dengan

kriteria hasil:

Pasien dan keluarga

menyatakan

pemahaman tentang

penyakit, kondisi,

prognosis dan program

pengobatan

Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan

prosedur yang

dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim

kesehatan lainnya

1. Bantu klien mengerti tentang tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

2. Ajarkan klien tentang penyakit dan perawatannya.

3. Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok, berikan informasi tentang sumber-sumber kelompok.

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/Jam

No. DP

Implementasi

Respon

Ttd

Senin,31-12-2013/jam 08.30

12.00

1.

1.Memasukkan obat injeksi dexametason

2. Menkaji suara paru

3.mengatur posisi semifowler

4.melatih nafas diafragma dan batuk efektif

5.mengganti cairan infuse dan mengatur tetesan infuse 28 tpm

6.mengkaji intake cairan dan output cairan.

7.Memberikan obat mukodek syr

8.mendelegasikan intervensi-intervensi keperawatan maupun medis kepada perawat jaga berikutnya

1. Obat masuk intravena

2. Terdengar suara ronchi basah kasar pada costa II

3. Pasien merasa nyaman dengan posisi semifowler

4. Pasien kooperatif melakukan nafas diafragma dan batuk efektif,sputum dapat keluar

5. Tetesan infuse lancar 28 tpm

6. Pasien minum 6 gelas perhari BAK 5 x perhari

7. Obat mukodek diminum pasien 1 cth jam 08.30

8. Pendelegasian tertulis dalam buku laporan dan dokumentasi keperwatan

Puji

Selasa/01-01-2014,jam 07.30

1.

1. Mengkaji suara nafas pasien dan frekwensi pernafasan

2. Memasukkan obat injeksi deksametason

3. Mengganti cairan infuse dan mengatur tetesan

4. memonitor TTV

5. Mendorong pasien untuk rajin latihan pernafasan diafragma dan batuk efektif

1. Suara ronchi berkurang,RR=24 x permenit

2. Obat masuk intra vena

3. Infuse lancar tetesan 28 tpm

4. Nadi 100x/mnt, TD:130/90 mmHg,Suhu:360 C

5. Pasien proaktif melakukan latihan nafas diafragma dan batuk efektif,sputum keluar

Puji

Rabu/02-01-2014,jam 08.00

1.

Melanjutkan dan meneruskan intervensi kemarin

Ronchi hilang,batuk berkurang,RR 20x/mnt,sesak berkurang.

Puji

Kamis/03-01-2014,jam 08.00

2.

1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang bronchitis

2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang bronchitis, factor-faktor resiko dan cara-cara pemeliharaan kesehatan pernafasan

1. Pasien mengatakan belum tahu banyak tentang penyakitnya

2. Pasien dan keluarga mulai mengerti tentang penyakitnya,faktor resiko penyebab bronchitis,dan akan berhenti merokok.

Puji

V. EVALUASI

Hari/Tgl/Jam

No.DP

Evaluasi

Ttd

Kamis,03-01-2014,jam 12.00 WIB

1.

S:Pasien mengatakan sesak nafas berkurang,terasa lebih lega,sputum dapat keluar dengan mudah dan banyak

O:Suara Ronchi hilang, batuk berkurang ,RR:20x/mnt,sputum keluar setiap batuk dengan nafas diafragma

A: Bersihan jalan nafas efektif

P : masalah / DP 1 teratasi,pertahankan kondisi pasien

Puji

Kamis/03-01-2014,jam 12.00

1.

S: Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya,pasien mengatakan akan berhenti merokok,dan menjaga kesehatannya

O: Pasien proaktif dalam penyuluhan kesehatan

A: Pasien lebih tahu tentang penyakit bronchitis

P: Konsultasikan dengan dokter untuk pemulangan pasien dan obat jalan.

Puji

LEMBAR KONSULTASI

No.

Hari/Tgl

Pokok Bahasan

Catatan

Ttd CI Klinik

LEMBAR PENGESAHAN

Cepu, Januari 2014

MENGETAHUI

PEMBIMBING AKADEMIK

PEMBIMBING KLINIK

..

ERNAWATI, SKep