Upload
lamthien
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
64
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metodologi Pengumpulan Data
Menurut Kothari (2004) dalam bukunya yang berjudul Research methodology:
Methods and techniques terdapat beberapa metode pengumpulan data yang dapat
digunakan. Untuk pengumpulan data tugas akhir ini penulis menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif merupakan metode yang berdasarkan
kuantitas, fenomena yang diperoleh hanya bisa didapatkan dari jumlah atau
banyaknya data. Sementara metode kualitatif merupakan metode yang
mengungkapkan sebuah fenomena berdasarkan pengalaman, motif atau keinginan
yang mendasari menggunakan pendekatan secara mendalam (hlm. 20). Dari
metode pengumpuan data tersebut penulis menggunakan teknik kuisioner, teknik
wawancara, observasi sebagai data primer dan studi pustaka sebagai data sekunder
(hlm. 112-128).
1. Teknik Wawancara
Mengumpulkan data dengan bertanya dan memberikan tanggapan.
Wawancara dapat dilakukan dengan bertatap muka maupun tidak seperti
via telepon, chat atau email. Dalam pengumpulan data penulis melakukan
wawancara dengan bertatap muka dan melalui chatting.
2. Teknik Kuisioner
Dalam pengumpulan data melalui teknik kuisioner, penulis menggunakan
teknik penarikan sampel tidak acak (nonprobabilitas) menurut Eriyanto
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
65
(2007) di dalam bukunya berjudul “Teknik Sampling Analisis Opini
Publik”. Penarikan sample yang penulis gunakan yaitu sample kuota
dimana penulis bisa memilih siapa pun menjadi responden, membatasi
atau mengkategorikan responden yang akan diteliti (hlm. 237).
3. Teknik Observasi
Merupakan teknik yang mempelajari mengenai kebiasaan subjek ataupun
memeperhatikan sekitar mengenai apa yang akan diteliti. Menurut Yusuf
(2014) observasi terbagi menjadi dua jenis yaitu participant observer,
pengamat ikut berpartisipasi dalam secara langsung dengan objek
penelitian. Keberadaannya sebagai pengamat tidak hanya mengamati
namun dapat berperan aktif. Kemudian Non-participant observer yaitu
pengamat tidak terlibat langsung dengan objek penelitian, namun melihat
atau mengamati proses observasi yang dikerjakan oleh orang lain (hlm.
384).
4. Studi Pustaka
Menggunakan data yang sudah ada atau sudah pernah di analisis
sebelumnya. Data yang dikumpulkan dapat berupa data statistik,
pemerintah, industry, universitas, dokumen, buku, majalah, koran, artikel,
jurnal dan lainnya.
Dalam pengumpulan data untuk topik ini, penulis melakukan wawancara
dengan penghobi remaja untuk mendapatkan data mengenai pandangan, masalah-
masalah yang dialami sebagai penghobi remaja. Kemudian, penulis melakukan
wawancara dengan pedagang aquascape untuk mengetahui selera pasar. Penulis
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
66
juga melakukan wawancara dengan salah satu panitia yang merupakan penghobi
dan pengrajin aquascape yang ikut berlomba pada acara 3rd Jakarta Aquascaping
Competition.
Setelah mendapatkan informasi dari hasil wawancara, penulis melakukan
survei melalui kuisioner kepada remaja untuk mengetahui pandangan dan
ketertarikan remaja terhadap hobi aquascape. Selanjutnya penulis melakukan
observasi yaitu non-participant observer dengan mendatangi pasar ikan parung
yaitu pusat tempat perdagangan ikan hias, tanaman, aksesori dan perlengkapan
sebagai bahan baku pembuatan aquascape. Disana penulis mempelajari berbagai
macam tanaman-tanaman, pupuk, alat-alat, ikan dan lainnya untuk pembuatan
aquascape dengan harga grosir. Penulis juga melakukan observasi dengan
mendatangi acara 3rd Jakarta Aquascaping Competition merupakan perlombaan
membuat aquascape, disana penulis mempeprhatikan bagaimana proses dalam
membuat aquascape beserta berbagai macam desain yang dapat dihasilkan
berdasarkan kreatifitas para peserta. Selain itu penulis juga melakukan observasi
participant observer yaitu dengan mencoba membuat aquascape sederhana.
Untuk mendapatkan informasi megenai perbandingan perancangan buku
ilustrasi, penulis melakukan studi existing 3 buah buku yang sejenis. Selain itu
penulis juga melakukan wawancara kepada pihak penerbit untuk mengetahui
proses pembuatan buku yang baik dengan segmentasi yang sesuai. Dari metode
penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk memperoleh data untuk
memperkuat masalah topik yang penulis angkat serta untuk memberikan solusi
yang tepat bagi permasalahan tersebut.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
67
3.1.1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu dari metode penelitian penulis. Fungsi dari
wawancara adalah untuk memperoleh data dari sumber yang terpercaya atau ahli
dibidangnya. Wawancara dilakukan melalui proses tanya jawab kepada
narasumber baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis melakukan
wawancara kepada penghobi, pengrajin, dan penerbit.
1. Wawancara Dengan Penghobi Remaja
Wawancara berlangsung dengan 2 narasumber yaitu Marselinus Silalahi
dan Muhammad Feisal Abdillah selaku penghobi dan asisten mahasiswa
Budidaya Perairan dari Institut Pertanian Bogor. Wawancara dilakukan
terpisah pada tanggal 25 februari 2017 dan 11 Maret 2017 via chat dan
bertatap muka di Pasar Ikan Hias Parung. Dalam proses wawancara ini
penulis mendapatkan beberapa informasi dan pendapat terkait dengan
pandangan mereka terhadap hobi aquascape. Berikut informasi yang
didapatkan dari wawancara tersebut.
Aquascape merupakan imajinasi seseorang mengenai alam yang
diimpikan. Secara tidak langsung hobi aquascaping dapat menanamkan
rasa kecintaan terhadap ekosistem alam dalam skala kecil dikarenakan
hobi ini memberikan informasi berupa edukasi mengenai apa saja yang
ada di alam termasuk hubungan antara komponen biotik dan abiotiknya.
Yang menarik dari aquascape adalah panorama keindahannya, tentunya
untuk menghasilkan karya seindah itu banyak informasi yang harus
dipahami seperti style nya, tanaman yang pas, jenis substrat dan masih
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
68
banyak lagi. Rata-rata mereka mempelajari aquascape melalui sesama
hobyst, komunitas atau senior, dan tutorial di youtube. Buku yang ada di
sekitar tidak diproduksi lagi rata-rata dari luar negri dan sangat mahal.
Namun tidak dipungkiri bahwa untuk menekuni hingga menjadi penghobi
professional membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun untuk para
penghobi baru, pemula sangat bisa dengan biaya yang minim.
Jika ditanya apakah penting menekuni hobi ini, tentunya
jawabannya akan berbeda tergantung dengan perspektif dan selera, Karena
selain menjadi hobi aquascape juga dapat menjadi mata pencaharian.
Dimulai dari para petani tanaman, ikan, hiasan, pupuk kemudian
pedagang, pengrajin hingga pemain pemula maupun professional
mengganggap hobi ini begitu penting. Selain itu timbul kepuasan disaat
hobi yang ditekuni berhasil ataupun dapat membawa keuntungan. Hal
tersebut menjadi penyebab seseorang rela untuk mengeluarkan banyak
biaya untuk hal yang digemarinya.
Untuk penghobi pemula apalagi seorang siswa dan mahasiswa
yang rata-rata memiliki budget yang pas-pas an bisa mencoba hobi ini.
Dengan sekitar 200 ribu saja bisa untuk membuat panorama impiannya
tentunya dibatasi akan beberapa jenis tanaman yang tidak terlalu ekstra
dalam perawatannya. Pengaturan strategi sangat penting hal ini terkait
dengan desain yang akan dibuat. Misalnya jika tanaman yang
membutuhkan cahaya lebih diposisikan paling dasar maka tanaman
tersebut akan kekurangan cahaya sehingga akan menyebabkan kerusakan,
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
69
hal tersebut dapat diatasi dengan memposisikan tanaman itu lebih tinggi
dari tanaman lainnya, sehingga tidak ada cahaya yang terhalang.
Penggunaan filter juga bisa ditiadakan dengan catatan akan sedikit repot
karena harus membuang airnya secara rutin (buang ¼ air buka
mengurasnya). Intinya membuat aquascape tidak hanya jadi langsung
seperti tutorial-tutorial singkat namun harus memahami dan mempelajari
informasi terkait hubungan ekosistem di dalam aquarium itu. Karena
semua proses terbentuk alami antara substrat, tanaman, cahaya, oksigen,
CO2, makhluk hidup (ikan), dekomposer dan sebagainya.
Gambar 3. 1. Wawancara Dengan Penghobi Remaja
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
2. Wawancara Dengan Pedagang Aquascape
Penulis melakukan wawancara pada tanggal 14 Maret 2017 dengan Bang
Hendra selaku pedagang Aquascape dan akuarium hias di BSD. Dalam
proses wawancara ini penulis memperoleh informasi mengenai selera
pasar terutama di daerah kota yang cukup berkembang seperti BSD City.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
70
Kejenuhan dan stress yang diakibatkan aktivitas terutama di kota-
kota menyebabkan orang seringkali ingin melampiaskan hal tersebut.
Salah satunya dengan melihat keindahan dan kelucuan kehidupan di dalam
akuarium. Menurut Bang Hendra rata-rata para pekerja kantoran, remaja,
siswa SMA dan anak-anak cenderung paling sering mengunjungi kiosnya.
Biasanya dalam sehari ia bisa melayani rata-rata 8 orang diantaranya
membeli perlengkapan akuarium, ikan hias, tanaman ataupun aksesori. Ia
juga biasa melayani pembuatan aquascape dalam akuarium, tentunya
dengan harga yang cukup murah. Untuk pembuatan aquascape biasanya
dibuatkan langsung dirumah pemesan, namun banyak juga yang minta
diajarkan di kios untuk kemudian di desain sendiri atau hanya membeli
peralatan dan materialnya saja.
Menurut Bang Hendra, penjualan aquascape cukup meningkat
setiap bulannya, desain yang rata-rata paling sering di pesan adalah
dengan adanya hiasan bebatuan dengan air mancur. Menurutnya semakin
banyak orang yang tertarik dengan hobi aquascape semakin
menguntungkan bukan hanya bagi dia, namun juga bagi para pedagang
lainnya, para petani dan orang-orang yang mencari penghasilan melalui
kegiatan aquascaping.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
71
Gambar 3. 2. Wawancara Dengan Pedagang Aquascape
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
3. Wawancara Dengan Panitia dan Peserta Event 3rd Jakarta Aquascaping
Competition
Penulis melakukan wawancara pada tanggal 18 Maret 2017 di Food
Centrum, Sunter pada saat acara 3rd Jakarta Aquascaping Competition.
Wawancara pertama dengan narasumber Mas Nugroho yang merupakan
praktisi dan panitia acara 3rd Jakarta Aquascaping Competition. Berikut
informasi yang didapat dari hasil wawancara.
Aquascape merupakan penampilan real dari kehidupan alam yang
ditampilkan di dalam akuarium, menampilkan semacam keindahan dengan
tanaman, ikan semua bergabung menjadi suatu ekosistem berjalan di
dalam akuarium. Dalam perkembangannya terutama di Jabodetabek
aquascape cukup populer dan rata-rata komunitas sudah banyak tersebar
di berbagai wilayah terutama Depok. Rata-rata para pemula banyak yang
belajar melalui komunitas, aktivitasnya dapat berupa gathering ke
beberapa tempat sambil mempelajari langsung dari alam. Hal yang
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
72
menjadikan aquascape itu indah adalah tampilannya yang natural, sesuai
dengan yang ada di alam, tanaman yang tumbuh sehat sehingga tidak
mengganggu kehidupan di dalam akuarium, ikan yang serasi dengan
landscape dan kesesuaian dengan biotanya.
Keindahan dari hobi aquascape lebih menunjukan ke bagaimana
kreatifitas sesuai masing-masing penghobi, sangat baik jika hobi ini
dipopulerkan kepada masyarakat karena dengan hobi ini dapat
menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan dan yang lebih penting
mendorong atau meningkatkan ekonomi masyarakat yang berkecimpung
di sini, seperti pengrajin aquascape, budidaya ikan, tanaman, dan
memanfaatkan bahan-bahan di alam.
Masalah budget dalam membuat aquascape itu relatif tergantung
kreatifitas kita dalam membuatnya, material yang akan dipakai, dan
sebagainya. Urutan yang dibuat dalam membuat aquascape pertama kali
sebelum ditanami adalah penaruhan bakteri starter, seperti asal mula
kehidupan di alam yang terdiri dari bakteri organisme sebelum pada
akhirnya tumbuh alga, lumut, tumbuhan, setelah itu dimasukan rumah
bakteri sebagai tempat hidup bakteri disusul dengan pupuk tanaman dan
substrat. Untuk membeli bahan-bahan rata-rata bisa mengunjungi toko
yang menjual komponen aquascape atau jika ingin mendapati harga yang
relatif murah bisa ke pasar parung ikan, disana tanaman yang dijual dibuat
secara alami dari petani langsung namun jika terdapat hama seperti keong
atau alga hal tersebut tidak dapat dihindari.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
73
Mas Nugroho berharap aquascape dapat lebih dikenal dan
dihargai di kalangan masyarakat dan tidak hanya di kalangan nasional
bahkan internasional. Indonesia sendiri sudah memiliki juara yang
berkancah di kalangan internasional seperti Pak Judy Prajitno yang
menempati posisi ke-13 dari 1142 kontestan dari 50 negara dalam ajang
The International Aquatic Plants Layout Contest (IAPLC) di tahun 2007.
Gambar 3. 3. Wawancara Dengan Mas Nugroho
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Wawancara kedua dengan narasumber Mas Delly yang merupakan penghobi dan
Juara 1 dalam lomba mendesain aquascape yang diadakan oleh 3rd Jakarta
Aquascaping Competition. Berikut informasi yang didapat dari hasil wawancara.
“Tidak ada yang sulit di aquascape, kalo gamau belajar ya sulit.” Ucap
Mas Delly ketika penulis tanyakan apa kesulitan yang dihadapi ketika
mempelajari aquascape. Mas Delly sudah cukup lama menekuni hobi aquascape
sejak tahun 2013 lalu. Sebelumnya ia sudah pernah dua kali menjuarai
perlombaan yang sejenis dengan yang ia ikuti sekarang. Ia menyukai aquascape
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
74
karena menurutnya aquascape itu indah, asik, membuat tenang berasa ada bagian
yang istimewa terutama di sudut-sudut rumahnya. Menurutnya akan sangat baik
jika aquascape mulai diperkenalkan kepada remaja karena ilmu yang dipelajari di
sekolahan merupakan ilmu yang diterapkan juga dalam mempelajari aquascape
dari mulai biologi bagaimana agar tanaman dapat hidup, konsep ekosistem,
matematika untuk mengukur skala dan frame untuk membuat layout.
Mas Delly mempelajari aquascape awalnya melalui komunitas, lewat
ngobrol-ngobrol di toko aquascape kemudian ia diajak gabung bersama dengan
komunitas. Disitu kemudian ia mulai membuat aquascape dan mengikuti lomba-
lomba. Ia menyebutkan bahwa komunitas aquascape memiliki solidaritas yang
tinggi, saling membantu satu sama lainnya tiak hanya di dalam pulau namun
sampai ke luar pulau. Selain menjadi hobi, aquascape juga dapat menjadi mata
pencaharian. Selama ini selain mengikuti lomba, Mas Delly juga menawarkan jasa
membuat dan mendesain aquascape.
Gambar 3. 4. Wawancara Dengan Mas Delly
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
75
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Gambar 3. 5. Hasil Desain Aquascape Mas Delli
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
4. Wawancara Dengan Editor Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Pada hari Rabu, 15 Maret 2017 penulis melakukan wawancara kepada
Editor KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) yaitu Ibu Katrine Gabby
Kusuma di Gedung Kompas Gramedia Palm Merah. Dalam proses
wawancara ini penulis mendapatkan informasi mengenai proses
pembuatan buku yang baik dengan segmentasi yang sesuai. Berikut hasil
dari wawancara oleh Ibu Gabby.
Dalam merancang pembuatan sebuah buku hal pertama yang perlu
disiapkan adalah membuat kerangka konten. Kerangka konten berupa bab-
bab informasi apa saja yang akan ditulis di dalam buku. Setelah kerangka
konten terbentuk, tahap selanjutnya adalah penyusunan naskah. Setelah
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
76
naskah disusun, naskah harus melalui proses editing dengan editor untuk
dicek ketepatannya dengan konten yang dibahas. Selanjutnya yaitu tahap
visualisasi. Di tahap ini visual menyesuaikan dengan konten, dapat berupa
foto maupun ilustrasi.
Rata-rata ilustrasi digunakan untuk buku yang target sasarannya
adalah anak muda, karena terlihat lebih menarik, tidak kaku, lebih
imajinatif dan kreatif. Penggunaan foto biasanya untuk buku-buku yang
membutuhkan dokumentasi sesungguhnya, keadaan real seperti peristiwa,
sejarah dan visual yang tidak bisa digantikan oleh gambar ilustrasi. Rata-
rata ukuran buku yang disukai anak muda dan remaja adalah ukuran kecil
maksimal sekitar 20 x 20cm, dikarenakan dengan ukuran tersebut lebih
mudah untuk disimpan, dibawa dan tentunya cocok untuk ditunjukan di
sosial media. Anak muda dan remaja juga lebih tertarik dengan desain
packaging, cover dan layout buku yang menarik. Untuk itu, target sasaran
anak muda dan remaja sangat sesuai jika desainer ingin bermain dengan
ilustrasi dan layout sebuah buku.
Menurutnya buku yang membahas mengenai informasi mendetail
dengan menggunakan foto terlalu banyak akan terlihat membosankan dan
kurang detail dalam penyampaian informasi terutama bagi remaja. Seperti
buku-buku mengenai lifestyle dan hobi. Penulis mencoba memperlihatkan
salah satu buku aquascape oleh Taufik Widjaja yang saat ini tidak
diproduksi lagi, Ibu Gaby berpendapat informasi seperti ini akan
membosankan jika hanya ditampilkan foto-foto umum dan tidak spesifik,
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
77
terlihat seperti buku pelajaran. Tentunya jika buku ini bertujuan untuk
menarik minat remaja, penggunaan ilustrasi akan lebih menarik. Selain
ilustrasi lebih diminati remaja, akan lebih jelas dalam menyampaikan
informasi secara detail. Ilustrasi yang banyak digemari dan cocok bisa
memakai style watercolor karena konten yang dibahas adalah seputar
tanaman, ikan dan air jadi akan terlihat alami dan natural sesuai dengan
konsep kontennya.
Saat ini tingkat penjualan buku untuk anak muda dan remaja sangat
bagus. Buku-buku yang jarang diterbitkan dengan tema unik mengenai
kegemaran, lifestyle cukup banyak dicari dibandingkan novel dikarenakan
begitu banyak novel-novel baru yang terbit sehingga koleksi novel sangat
banyak berada di toko buku. Dalam segi harga, pemilihan cover dengan
softcover/hardcover juga harus diperhatikan sesuai dengan segmentasi
target pembeli karena dapat mempengaruhi harga jual, jangan sampai
terlalu mahal karena rata-rata harga buku untuk anak muda dan remaja
tidak lebih dari 200 ribu.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
78
Gambar 3. 6. Wawancara Dengan Editor KPG
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
3.1.2. Kuisioner
Dalam pengumpulan data melalui kuisioner, penulis menggunakan penarikan
sample kuota. Penulis membuat 2 kuisioner dengan membatasi usia responden,
yaitu 15-18 tahun dan 18-22 tahun. Penulis membatasi pada usia remaja
berdasarkan kesimpulan dari hasil wawancara bahwa usia remaja adalah usia
yang sesuai untuk ditentukan sebagai target sasaran dalam permasalahan topik
yang penulis angkat. Berikut hasil dari pengumpulan data melalui kuisioner.
1. Kuisioner Remaja Usia 15-18 Tahun
Kuisioner disebarkan kepada 100 remaja SMA dengan rentang usia 15-18
tahun dengan wilayah utama jabodetabek secara online. Pertanyaan yang
penulis tanyakan adalah mengenai pandangan dan ketertarikan mereka
terhadap hobi aquascape. Berikut hasil dari kuisioner remaja usia 15-18
tahun.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
79
Gambar 3. 7. Kuisioner Remaja 15-18 Tahun
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Tabel 3. 1. Pertanyaan Kuisioner Pertama
Apakah ada hobi yang sedang kalian gemari sejak lama atau baru-baru ini?
Ya 84%
Tidak 16%
Dalam pertanyaan kuisioner diatas, 84% dari 100 responden memiliki
hobi. Dapat disimpulkan bahwa remaja di rentang usia 15-18 tahun
memiliki minat yang tinggi dalam memiliki hobi. Hobi yang mereka
gemari antara lain menggambar, membaca, fotografi, bernyanyi, olahraga,
bermain musik, pecinta alam dan sebagainya. Menurut responden,
memiliki hobi itu merupakan hal yang meyenangkan, dapat menjadi
pembelajaran, menghilangkan stress, mengasah kreatifitas dan untuk
mengisi waktu luang mereka. Sebanyak 91% responden rela untuk
menyisihkan waktu luang dan biaya untuk hobi mereka.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
80
Tabel 3. 2. Pertanyaan Kuisioner Bagian Aquascape
Setelah melihat karya Aquascape dan mengetahui penjelasan singkatnya, apakah
kaliah tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang hobi ini?
Ya 89%
Tidak 11%
Dari data tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana tanggapan
responden terhadap hobi aquascape. Sebanyak 89% reponden tertarik dan
ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hobi ini. Alasan mereka tertarik
dengan hobi ini antara lain:
a. Nilai estetika yang tinggi, keindahannya.
b. Unik dan menarik.
c. Dibutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga seru untuk ditekuni.
d. Tertarik untuk mencoba hal baru.
e. Mengisi waktu luang agar produktif.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja usia 15-18 tahun
sebagian besar tertarik akan hobi aquascape. Selanjutnya penulis
menanyakan perihal mengapa hobi aquascape tidak sepopuler hobi lainnya
di kalangan remaja. Berikut beberapa jawaban mereka terkait pertanyaan
tersebut.
a. Kurangnya informasi yang ada mengenai hobi tersebut.
b. Hobi tersebut tidak sepopuler hobi lainnya, sehingga pengaruhnya
sedikit untuk mengajak remaja lain mengikuti hobi ini.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
81
c. Remaja lebih berfokus terhadap dunia digital dan media.
d. Kurangnya sosialisasi dan wawasan lebih terhadap hobi ini.
e. Terkesan mahal dan sulit.
Dari tanggapan diatas dapat disimpulkan kurangnya informasi dan
wawasan terhadap hobi ini menjadikan sebab bahwa hobi ini masih kurang
populer terutama dikalangan remaja usia 15-18 tahun.
Tabel 3. 3. Pertanyaan Kuisioner Terakhir
Jika kegiatan (hobi) Aquascaping ini dijadikan sebuah buku illustrasi gambar
menarik sebagai media pembelajaran lingkungan hidup dan ekosistem, apakah
kalian tertarik? (tentang hobi tersebut dan termasuk diajarkan cara membuatnya)
Ya 90%
Tidak 10%
Untuk itu penulis bertanya dengan memberikan solusi dari
permasalahan sebelumnya yaitu membuat perancangan buku ilustrasi
mengenai aquascape. Sebanyak 90% responden setuju dan tertarik jika
informasi mengenai aquascape ini dikemas dalam bentuk buku ilustrasi
menarik.
2. Kuisioner Remaja Usia 18-22 Tahun
Kuisioner disebarkan kepada 100 remaja dengan rentang usia 18-22 tahun
dengan wilayah utama jabodetabek secara online. Pertanyaan yang penulis
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
82
tanyakan adalah mengenai pandangan dan ketertarikan mereka terhadap
hobi aquascape. Berikut hasil dari kuisioner remaja usia 18-22 tahun.
Gambar 3. 8. Kuisioner Remaja Usia 18-22 Tahun
(Sumber: Dok. Penulis. 2017)
Tabel 3. 4. Pertanyaan Kuisioner Remaja Usia 18-22 Tahun
Apakah ada hobi yang sedang kalian gemari sejak lama atau baru-baru ini?
Ya 76%
Tidak 24%
Dalam 100 responden remaja usia 18-22 tahun, 76% menjawab memiliki
hobi. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa remaja usia 18-22 tahun masih
memiliki ketertarikan akan hobi walaupun tidak sebanyak remaja usia 15-18
tahun. Rata-rata responden memiliki hobi untuk menghilangkan stress, passion,
mencari hal baru dan kesenangan. Sebanyak 80% responden mengaku bersedia
untuk menyisihkan waktu luang dan biaya untuk hobi yang mereka tekuni.
Tabel 3. 5. Pertanyaan Kuisioner mengenai Aquascape
Setelah melihat karya Aquascape dan mengetahui penjelasan singkatnya, apakah
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
83
kaliah tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang hobi ini?
Ya 73%
Tidak 27%
Dari data tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana tanggapan
responden remaja 18-22 tahun terhadap hobi aquascape. Sebanyak 73%
reponden tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hobi ini.
Alasan mereka tertarik dengan hobi ini antara lain:
a. Unik, menarik, indah, keren dan kreatif.
b. Memiliki nilai seni dan prospek bisnis yang baik terutama di
budidaya tanaman dan perikanan.
c. Memperindah sudut rumah.
d. Tertarik untuk mencoba hal baru.
e. Mengisi waktu luang agar produktif.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja usia 18-22 tahun
sebagian besar tertarik akan hobi aquascape. Selanjutnya penulis
menanyakan perihal mengapa hobi aquascape tidak sepopuler hobi lainnya
di kalangan remaja. Berikut beberapa jawaban mereka terkait pertanyaan
tersebut.
a. Kurangnya informasi yang ada mengenai hobi tersebut mengenai
material, mendesai, DIY, low-budget dan lainnya.
b. Waktu luang yang tidak terlalu banyak.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
84
c. Kurangnya sosialisasi dan wawasan lebih terhadap hobi ini,
dibutuhkan penjelasan lebih mengenai perawatan dan proporsi
mengenai hobi ini.
d. Harus memiliki ketelitian, ketelatenan dan tanggung jawab karena
membutuhkan perawatan.
e. Terkesan mahal dan sulit.
Dari tanggapan diatas dapat disimpulkan kurangnya informasi dan
wawasan terhadap hobi ini menjadikan sebab bahwa hobi ini masih kurang
populer terutama dikalangan remaja usia 18-22 tahun.
Tabel 3. 6. Pertanyaan Terakhir Remaja Usia 18-22 Tahun
Jika kegiatan (hobi) Aquascaping ini dijadikan sebuah buku illustrasi gambar
menarik sebagai media pembelajaran lingkungan hidup dan ekosistem, apakah
kalian tertarik? (tentang hobi tersebut dan termasuk diajarkan cara membuatnya)
Ya 75%
Tidak 25%
Untuk itu penulis bertanya dengan memberikan solusi dari
permasalahan sebelumnya yaitu membuat perancangan buku ilustrasi
mengenai aquascape. Sebanyak 75% responden setuju dan tertarik jika
informasi mengenai aquascape ini dikemas dalam bentuk buku ilustrasi
menarik.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
85
Dari hasil 2 kuisioner yang telah penulis lakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1. Usia remaja merupakan usia yang tepat untuk mempopulerkan hobi
aquascape dikarenakan usia remaja memiliki ketertarikan lebih tinggi
untuk mencoba hal baru terutama hobi.
2. Tingkat pemahaman remaja sudah sangat baik untuk dapat menyerap
informasi mengenai hobi aquascape.
3. Remaja membutuhkan informasi dan wawasan lebih mengenai sesuatu
yang mereka minati.
3.1.3. Observasi
Observasi dilakukan penulis untuk meneliti data mengenai material dan proses
pembuatan aquascape dengan berbagai macam desain yang berguna bagi penulis
untuk memperdalam pengalaman penulis terhadap topik. Penulis melakukan
sebanyak 3 kali observasi yang dibagi menjadi 2 jenis yaitu non-participant
observer yaitu observasi ke Pasar Ikan Parung dan event 3rd Jakarta Aquascaping
Competition, dan participant observer yaitu membuat aquascape sederhana.
Berikut hasil dari observasi.
1. Observasi Pasar Ikan Hias Parung
Observasi berlangsung pada tanggal 11 Maret 2017 di Pasar Ikan Parung.
Observasi disini bertujuan untuk mengetahui bahan-bahan, peralatan dan
material yang umum bagi pemula untuk membuat aquascape tentunya
dengan harga yang murah. Pasar Ikan Parung merupakan pusat penjualan
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
86
ikan hias dan tanaman air yang didatangkan langsung dari petani atau
pembudidayanya. Oleh karena itu rata-rata pembeli disini merupakan para
pedagang yang bertujuan untuk dijual kembali. Pasar Ikan Hias Parung
buka selama tiga kali seminggu, untuk harinya tidak menentu dari pagi
hingga malam hari. Penulis mendatangi pasar ini pada hari sabtu lalu. Tiga
kali seminggu dikarenakan ikan dan tanaman yang diperjualkan tidak
boleh berlama-lama di dalam kantong plastik karena selain ikan akan
stress, tanaman layu dan akan dikembalikan ke petaninya jika belum habis
terjual.
Gambar 3. 9. Pasar Ikan Hias Parung
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Harga yang diperjualkan tergolong sangat murah, terdapat harga
eceran dan harga satuan. Contohnya tanaman aquascape seperti java moss,
monte carlo hanya dihargai 10.000 per kantong plastik. Harga keong
tanduk berkisar 2.500-8.000 per kantong, driftwood seharga 15.000 per
kantong dan ikan hias yang per ecerannya bisa seharga 200-2000 rupiah.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
87
Gambar 3. 10. Java Moss
(Sumber: Dok. Penulis,2017)
Tanaman aquascape yang dijual di pasar ikan hias ini rata-rata adalah
tanaman yang popular dan digemari dalam membuat aquascape. Selain
tanaman juga terdapat bibit tanaman, udang, keong sebagai pembasmi
hama dan lumut, peralatan aquascape, akuarium dan ikan hias tentunya.
Komponen yang dijual disini lebih diperuntukan bagi penghobi pemula
atau penghobi biasa dikarenakan komponen yang dijual merupakan
komponen yang umum dengan harga yang murah. Jenis-Jenis komponen
yang umum dijual antara lain:
a. Tanaman air: Baby Tears, Java Moss, Christmas Moss,
Anubais, Kadaka Mini, Mini Dwarf, Monte Carlo, Cuba, Hair
Grass dan lainnya.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
88
Gambar 3. 11. Tanaman Anubias
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
b. Lampu: LED
c. Filter dan Pump.
d. Pupuk dasar/cair.
e. Substrat.
f. Kipas/Chiller.
g. Akuarium.
Gambar 3. 12. Peralatan akuarium
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
89
h. Fauna (ikan, udang, keong) ikan yang dijual sangat lengkap.
Gambar 3. 13. Macam-Macam Ikan Hias
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Gambar 3. 14. Keong Tanduk
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
i. Benih tanaman air.
j. Alat-alat seperti pinset, pipa, selang, jarring dan lainnya.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
90
k. Hardscape: driftwood dan bebatuan.
Dari hasil observasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa membuat aquascape
sangat bisa dengan biaya murah dan material-material yang dibutuhkan
pun tergolong mudah untuk didapat.
2. Observasi Event 3rd Jakarta Aquscaping Competition
Gambar 3. 15. Event 3rd Jakarta Aquscaping Competition
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
3rd Jakarta Aquascape Competition merupakan ajang kompetisi aquascape
di Jakarta yang diadakan satu tahun sekali. Acara ini berlangsung pada
tanggal 18 Maret 2017 di Food Centrum, Sunter. Dalam acara ini penulis
melakukan wawancara dan mengamati teknik dalam membuat aquascape.
Peserta yang mengikuti lomba sebanyak 18 orang. Akuarium, lampu,
bakteri starter, pupuk sudah disediakan oleh panitia perlombaan,
komponen lainnya dibawa oleh masing-masing peserta dikarenakan lomba
ini mengenai kreatifitas peserta dalam mendesain akuariumnya masing-
masing. Kriteria dari penilaiannya yang pertama adalah desain dari
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
91
aquascape apakah natural, terlihat depth of field nya, kemudian teknik
orisinalistas dalam penempatan tanaman, kesan natural, kondisi tanaman
dan keharmonisan fauna.
Para peserta terlihat berbeda-beda dalam mendesain akuariumnya
masing-masing. Ada yang mendesain dalam akuarium ada pula yang
mendesain aksesori dulu seperti bebatuan dan driftwood. Langkah pertama
dalam membuat aquascape adalah dengan memasukan bakteri baik
(starter). Tujuan dari memasukan bakteri starter adalah mempercepat
pertumbuhan koloni bakteri yang ideal di dalam akuarium. Fungsi dari
bakteri adalah menguraikan zat-zat beracun menjadi zat yang bermanfaat
bagi tanaman dan ikan. Setelah memasukan bakteri starter, dilanjutkan
dengan menaruh rumah bakteri yang berbentuk seperti bebatuan karang.
Gambar 3. 16. Menaruh bakteri dan Substrat
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
92
Kemudian dilanjutkan dengan menaruh materi substrat, rata-rata peserta
memakai pasir silika namun ada juga yang menggunakan tanah merah.
Setelah itu baru para peserta merancang desain hardscape, ada yang
menggunakan driftwood, ada yang menggunakan bebatuan dan ada juga
yang mengkombinasi keduanya. Teknik mendesain bebatuan dan kayu
dapat menggunakan lem sebagai perekat untuk mendesain.
Gambar 3. 17. Perlengkapan Material
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Gambar 3. 18. Merancang Hardscape
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
93
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Setelah selesai mendesain hardscape, para peserta mulai untuk
menaruh tanaman. Pada dasarnya tanaman mesti dicocok tanam terlebih
dahulu agar bertahan lama dan dapat tumbuh, namun karena kepentingan
lomba tanaman hanya cukup di letakan diatas substrat. Jenis tanaman pun
ada yang dapat diletakan diatas aksesori seperti batu dan kayu, Untuk jenis
tanaman itu dapat bertahan dan hidup. Agar tanaman mendapatkan nutrisi,
dilakukan pemupukan melalui pupuk cair yang disemprotkan. Peletakan
hardscape dan tanaman merupakan hal penting dalam menentukan desain
landscape dalam akuarium, oleh karena itu dibutuhkan ketelitian dan
kesabaran saat mendesainnya.
Gambar 3. 19. Mendesain Tanaman Air
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Setelah desain selesai, barulah para peserta memasukan air ke
dalam akuarium secara perlahan. Teknik memasukan air sangat harus
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
94
diperhatikan agar tidak merusak landscape yang telah dibuat. Selain
menggunakan selang dapat juga menggunakan plastik, gelas bahkan
tangan sebagai wadah sebelum air jatuh ke permukaan landscape. Pada
awalnya air akan terlihat jenuh tidak bening dikarenakan bercampur
dengan pasir yang menyisakan kotoran, untuk itu perlu dipasang filter dan
bakteri sebagai salah satu fungsi dalam menjernihkan air. Setelah
kestabilitasan air di dalam akuarium sudah stabil, maka perserta mulai
memasukan ikan sebagai fauna hidup di dalam panorama alam buatan ini.
Gambar 3. 20. Akuarium Sudah Terisi Air
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Setelah itu dilakukam proses penjurian dan hasilnya adalah juara
pertama dari kontes ini yaitu Mas Delly dan rekannya Dave. Ia berhasil
mendapatkan skor sebesar 348 atas karyanya. Karyanya sangat terkesan
natural, kreatif dan rapih. Berikut hasil-hasil karya peserta lomba 3rd
Jakarta Aquascaping Competition 2017.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
95
Gambar 3. 21. Juara 1 Aquascape Competition
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Gambar 3. 22. Karya Peserta Aquascape (1)
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
96
Gambar 3. 23. Karya Peserta Aquascape (2)
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Gambar 3. 24. Karya Peserta Aquascape (3)
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
3. Participant Observer Membuat Aquascape Sederhana
Pasa observasi kali ini, penulis berpartisipasi secara langsung
dengan objek penelitian yaitu dengan membuat aquascape sederhana.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
97
Penulis membuat aquascape dengan budget sebesar Rp, 200.000,00.
Bahan-bahan aquascape penulis dapatkan di pasar ikan parung. Bahan-
bahan yang penulis beli yaitu aquarium ukuran 30 x 30 cm, undergravel
filter, lampu LED, pasir malang, batu serpentine, kayu rasamala,
cryptocorine (2), Valisneria (2), ikan manfish (2) dan ikan mas koki (2).
Pada tahap pertama penulis mencuci bersih bebatuan dan pasir
untuk menghilangkan kotoran-kotoran. Kemudian mmasang undergravel
filter terlebih dahulu sebelum ditimbun oleh pasir. Pemasangan filter harus
sangat rapat sehingga pasir tidak dapat masuk melalui celah filter.
Gambar 3. 25. Pemasukan filter dan pasir.
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Pada tahap ini jangan memasukan air namun pasir dibasahi agar
mempermudah menanam tanaman. Setelah selesai pendekorasian pun
dimulai, penulis tidak memasuki bakteri starter ataupun pupuk karena akan
membuat aquascape sederhana dan murah namun akan lebih sering dalam
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
98
perawatannya (menguras akuarium). Penulis meletakan bebatuan dan kayu
terlebih dahulu, setelah se;esai ditata penulis kemudian menanam tanaman
dengan perlahan. Setelah setting landscape jadi, maka penulis memasukan
air sedikit demi sedikit ke dalam akuarium menggunakan gelas kecil, air
dijatuhkan keatas kayu sehingga alirannya menjadi tenang dan tidak
merusak komposisi yang sudah dibentuk. Setelah terisi penuh nyalakan
filter untuk menjernihkan air dan tunggu selama 12 jam setelah itu fauna
seperti ikan bisa dimasukan. Perawatan yang penulis lakukan dalam
menjaga akuarium tetap bersih dan tanaman tetap sehat adalah dengan
menguras sebanyak 30% air di dalma akuarium secara rutin dan digantikan
dengan air baru. Selain itu pembersihan lubang filter juga diperlukan agar
air yang keluar tetap bersih. Penulis juga menambahkan beberapa keong
untuk memakan lumut dan keong hama.
Gambar 3. 26. Hasil Akhir Aquascape.
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
99
3.1.4. Studi Existing
Studi existing merupakan proses melakukan pengamatan terhadap buku yang
sejenis. Pengamatan ini bertujuan untuk membantu penulis membandingkan dan
menentukan bentuk, ukuran, bahan, ketebalan, teknik jilid serta finishing. Berikut
beberapa referensi buku ilustrasi yang penulis temukan.
1. Buku hobi “Aquascape: Pesona Taman Dalam Akuarium”
Gambar 3. 27. Cover, back cover dan isi buku Aquascape karya Taufik Widjaja
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Tabel 3. 7. Tabel Studi Existing Buku Aquascape
1. Cover Bagian cover depan terdiri dari judul, sub
judul, highlight isi buku, ilustrasi berupa full
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
100
foto dan nama pengarang. Warna yang dipilih
untuk cover adalah hitam memberikan kesan
mahal dan aquascape sebagai hobi exclusive.
Font yang dipakai untuk cover terdapat 3 jenis
font. Terdapat tambahan elemen lain sebagai
penunjuk/highlight dengan bentuk geometri.
2. Back Cover Bagian back cover terdiri dari rangkuman isi
buku, judul dan tagline nya, penerbit, hak
cipta, ISBN. Susunan layoutnya dibuat rata
tengah dan terlihat penuh.
3. Punggung Buku Punggung buku terdiri dari nama pengarang,
Judul buku dan logo penerbit.
4. Fly Page Fly page diisi dengan halaman kosong dan
refleksi dari judul, terlihat umum dan
membosankan.
5. Konten Konten berisi mengenai halaman publisher,
kata pengantar, sambutan, ucapan terimakasih,
daftar isi, isi yang terdiri dari menjelaskan
mengenai aquascape, material, alat, tips dan
tutorial. Ditutup dengan profil penulis dan
quotes. Isi konten tidak selengkap buku yang
ada di perpustakaan besar (buku referensi)
namu sudah cukup mewakili konten untuk
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
101
pemula ada beberapa materi penting yang
tidak dimasukan seperti proses nitrogen dan
CO2 pada tanaman didalam akuarium.
6. Tipografi Jenis font yang digunakan pada buku ini
bermacam-macam yaitu serif, sans serif dan
handwriting dengan font yang berbeda-beda.
Ukuran font yang digunakan pun terlalu besar
untuk dibaca seperti buku pelajaran anak sd-
smp. Jarak antar huruf dan paragraph juga
tidak konsisten. Terlihat penuh sekali dan
memusingkan.
7. Ilustrasi Ilustrasi yang dipakai di dalam buku ini full
ilustrasi menggunakan foto. Beberapa
membuat gambaran menjadi jelas namun
terlihat kaku dan membosankan dan tidak bisa
menggambarkan sesuatu yang abstrak seperti
informasi mengenai proses.
8. Warna Warna yang dipakai dalam buku ini yaitu
hitam, hijau, bitu dan orange. Warna-warna
tersebut sebenarnya cocok dengan tema buku
aquascape namun penggunaannya yang minim
sehingga tidak terlihat menonjol dan
memperlihatkan emosi.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
102
9. Layout Layout dalam buku ini memakai beberapa
grid, single coloumn-grid dan multiple
coloumn-grid. Margin juga berubah-ubah
ukurannya, hubungan antara teks, gamabr dan
elemen lainnya tidak seimbang dan kurang
konsisten sehingga tidak menarik dan terlalu
biasa.
10. Ukuran & Ketebalan 19 x 24 cm, ketebalan 0,5 cm (110 halaman).
11. Jenis Kertas Untuk cover memakai softcover menggunakan
Art carton 180 gram dan untuk isi
menggunakan Art paper 100 gram.
12. Teknik Jilid Memakai teknik jilid perfect binding.
13. Finishing Finishing dengan campuran doff dan glossy
menggunakan Uv varnish.
14. Harga Buku Rp. 108.000,00.
Kekuatan dari buku ini yaitu kesediaan foto yang banyak, sehingga lebih mudah
dalam mencari referensi. Sementara kekurangannya banyak dari layout yang tidak
konsisten, tulisan yang terlalu besar dan terlihat membosankan. Buku ini
dirancang dengan target dewasa karena isi konten, gambar yang terlihat kaku dan
serius. Buku ini ditujukan bagi penghobi aquascape pemula.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
103
2. Buku hobi “Urban Farming: Bertani Kreatif, Sayur, Hias dan Buah”
Gambar 3. 28. Cover, back cover dan isi buku Urban Farming karya tim penulis Agriflo
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Tabel 3. 8. Tabel Studi Existing Buku Urban Farming
1. Cover Bagian cover depan terdiri dari logo penerbit,
judul, sub judul, dan nama penulis.
Menggunakan ilustrasi gambar sebagai desain
pada cover. Ilustrasi cover menggunakan
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
104
vektor dan background tekstur. Warna yang
digunakan full color sehingga tampak ceria
dan kreatif. Font yang digunakan terdiri dari 3
jenis, sans serif, serif dan humanis. Kesannya
adalah ceria, heboh dan kreatif.
2. Back Cover Back cover terdiri dari judul, sub judul,
ringkasan isi, penerbit dan hak cipta. Back
cover sama seperti cover menggunakan
ilustrasi gambar vektor.
3. Punggung Buku Punggung buku berisi judul dan sub judul.
4. Fly Page Fly page diisi dengan perpaduan foto dan
tulisan dan di layout seperti puzzle, terlihat
ceria dan menarik.
5. Konten Konten berisi mengenai halaman penerbit,
kata pengantar, dan isi, isi menjelaskan
mengenai cara ber-urban farming. Konten
yang dijelaskan lengkap, padat dan jelas.
Dibagian terakhir terdapa glosarium dan daftar
pustaka.
6. Tipografi Font yang digunakan dalam buku ini terdapat
3 jenis font yaitu serif, sans serif dan humanis.
Ukuran font pas.
7. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan pada buku ini ada 2,
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
105
yaitu fotografi dan gambar vektor. Penggunan
keduanya memperjelas informasi di dalam
buku, namun terlalu banyak menggunakan
keduanya tidak ada yang dominan dan
kombinasi layout yang kurang tepat membuat
bingung.
8. Warna Warna dalam buku ini full color. Terlihat
penuh dan ramai.
9. Layout Grid yang digunakan dalam buku ini single
coloumn-grid dan multiple coloumn-grid.
Penempatan komposisi layout terlalu penuh
dihiasi oleh elemen, gambar dan foto, tidak
ada ruang bagi pembaca untuk beristirahat.
10. Ukuran & Ketebalan 19 x 22 cm, ketebalan 0,5 cm (114 halaman)
11. Jenis Kertas Jenis kertas softcover menggunakan Art
carton 210 gram, untuk isi Art paper 100
gram.
12. Teknik Jilid Teknik jilid menggunakan perfect binding.
13. Finishing Finishing menggunakan Foil stamping.
14. Harga Buku Rp. 75.000,00.
Kelebihan dari buku ini yaitu menggunakan ilustrasi dan warna yang full color
sehingga tapak mencolok dan menarik, namun konten dan penempatan layout
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
106
terlihat sangat penuh antara propose gambar, ilustrasi, tulisan dan elemen
desainnya. Hal tersebut membuat buku ini terlihat rumit dan kurang nyaman saat
membacanya. Buku ini ditujukan bagi masyarakat perkotaan yang berusia 20-30
tahun yang tidak memiliki lahan luas dalam bercocok tanam.
3. Buku hobi “The Colorful Stories of Indonesian Cooking”
Gambar 3. 29. Cover, back cover dan isi buku The Colorful Stories of Indonesian
Cooking karya Bara Pattiradjawane dan Rahma Adriani
(Sumber: Dok. Penulis, 2017)
Tabel 3. 9.Tabel Studi Existing Buku The Colorful Stories of Indonesian Cooking
1. Cover Bagian cover depan terdiri dari logo penerbit,
judul dan penulis. Menggunakan ilustrasi cat
air sehingga tampak sangat menarik, lucu,
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
107
alami dengan background pattern dari vektor
grafis. Font yang digunakan 2 jenis dan
semuanya sans serif sehingga tampak
minimalis dan rapih. Warna untuk cover
menggunakan warna biru dan putih, namun
full color untuk ilustrasi menjadikan buku ini
memiliki ciri khas dan unity.
2. Back Cover Bagian belakang buku terdiri dari gambaran
isi buku dengan quotes, hak cipta, dan
penerbit. Menggunakan ilustrasi dan
background seperti cover.
3. Punggung Buku Punggung buku terdiri dari judul buku,
penulis dan logo penerbit.
4. Fly Page Pada bagian fly page menggunakan kertas
yang berbeda dengan isi, dan menggunakan
full ilustrasi bahan-bahan makanan berwarna-
warni. Sangat menarik.
5. Konten Konten berisi halaman penerbit, inside cover,
kata pengantar, daftar isi dan isi berupa cara
membuat berbagai jenis makanan, penjelasan
mengenai bahan-bahan dn ditutup dengan
profil penulis dan illustrator.
6. Tipografi Jenif font yang dipakai di buku ini hanya sans
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
108
serif, dengan 2 jenis font untuk display dan
untuk isi. Font yang dipakai dengan
memainkan ketebalan-tipis font dan besar
ukuran font. Hal tersebut membuat keteraturan
dan kerapihan dalam penulisan di buku ini
sehingga informasi yang diberikan
tersampaikan dengan baik.
7. Ilustrasi Ilustrasi di dalam buku ini merupakan full
menggunakan cat air, walapun kontennya
adalah makanan, namun tetap terlihat menarik
dan kreatif.
8. Warna Warna didalam buku ini didominasi warna
putih. Warna lainnya didapat dari ilustrasi
yang full color.
9. Layout Layout menggunakan multiple coloumn-grid.
Komposisi layout sangat rapih dan terstruktur,
elemen desain difungsikan dengan baik.
penempatan ilustrasi dan tulisan
memperhatikan ruang kosong, sehingga kesan
nyaman terbentuk.
10. Ukuran & Ketebalan 20 x 25 cm, ketebalan 1,3 cm (140 halaman).
11. Jenis Kertas Untuk cover menggunakan Hardcover. Isi
menggunakan Art paper 180 gram.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
109
12. Teknik Jilid Menggunakan Case binding.
13. Finishing Finishing doff dengan teknik Uv varnish.
14. Harga Buku Rp. 195.000,00
Kelebihan dari buku ini adalah desain dan ilustrasi yang sangat menarik. Dengan
menggunakan cat air menjadikan buku ini terlihat natural dan alami. Buku dengan
tema memasak ternyata menarik jika dieksekusi melalui ilustrasi. Penerapan
layout juga sangat rapih sehingga nyaman unutk dibaca. Jika dibandingkan
dengan buku hobi memasak lainnya, buku ini akan tampak standout di jajaran rak
buku yang sejenis karena biasanya buku dengan tema memasak akan
menampilkan foto pada umumnya. Kekurangannya adalah ilustrasi yang
digunakan tidak terlalu detail dan jelas sehingga jika tidak ada konten pembaca
akan kesulitan melihat jenis masakan yang disajikan. Buku ini ditujukan untuk
para remaja-dewasa yang menyukai hobi memasak maupun sebagai referensi
karena desain buku yang sangat menarik.
Kesimpulan studi existing dari ketiga buku yaitu penggunaan ilustrasi
yang berbeda dengan genre topik yang sama. Topik ketiganya membutuhkan
gambaran akan informasi yang jelas dan detail namun memiliki penyampaian
yang berbeda-beda. Seperti pada buku aquascape yang menggunakan ilustrasi
foto, urban farming yang menggunakan ilustrasi vektor dan foto dan Indonesian
cooking yang menggunakan full ilustrasi cat air. Ketiganya memiliki keunggulan
dan kelemahan masing-masing berdasarkan segmentasi yang dituju.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
110
3.2. Metodologi Perancangan
Dalam Perancangan buku ilustrasi “Aquascape World” penulis menggunkan dua
macam metodologi perancangan sebagai berikut.
3.2.1. Metodologi Perancangan Buku Ilustrasi
Gambar 3. 30. Proses Metodologi Desain
(Sumber: The Design Method: A Philosophy and Process for Functional Visual Communication,
2014)
Metode perancangan dalam penyusunan tugas akhir merancang buku ilustrasi
“Aquascape World”, menggunakan teori Karjaluoto (2014) dalam bukunya yang
berjudul The Design Method: A Philosophy and Process for Functional Visual
Communication yaitu:
1. Discovery
Dalam proses pengumpulan data, permasalahan dan target diperoleh melalui
fenomena-fenomena yang ada di ruang lingkup masyarakat melalui artikel
yang kemudian direlevansikan melalui data dari hasil wawancara oleh
penghobi, praktisi, observasi dengan petani tanaman dan ikan hias juga survei
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
111
melalui media kuisioner. Hasil data tersebut akan dibandingkan dengan studi
literatur dan studi existing.
2. Planning
Pada tahap ini penulis mengidentifikasi fenomena dan fakta kemudian
memikirkan strategi yang akan dipakai untuk menyelesaikannya
menggunakan studi pustaka dan metode segmentasi dari segi geografi,
demografi, psikografi, dan prilaku.
3. Creative
Proses melakukan brainstorming untuk menemukan konsep dan desain yang
anak digunakan. Penulis menganalisis untuk kemudian dilakukan
brainstorming dengan mindmapping dan membuat moodboard untuk
membentuk proses kreatif.
4. Application
Tahap perancangan dari proses kreatif, mengaplikasikan perancangan buku
dengan pembuatan ilustrasi melalui sketsa awal kemudian diaplikasikan
dengan perangkat lunak. Setelah itu dilakukan tahap layouting.
3.2.2. Metodologi Perancangan Desain Buku
Metode perancangan dalam mendesain buku ilustrasi “Aquascape World”,
menggunakan teori Guan (2012) dalam bukunya yang berjudul Book Design.
Desain memiliki banyak metode dalam perkembangannya. Para desainer
mengembangkan metode desain yang ada untuk meningkatkan desain agar selalu
up to date sesuai perkembangan zaman. Berikut metodologi perancangan dalam
mendesain buku.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017
112
1. Gridding
Grid merupakan kerangka utama dalam merancang layout pada buku.
Penerapan grid pada buku tidak hanya sekedar untuk menempatkan kata-
kata dan ilustrasi agar terlihat rapih, namun membentuk komposisi
sehingga memiliki keterkaitan antara setiap elemen desain.
2. Memilih Font
Dalam mendesain buku, pemilihan font dapat mempengaruhi kenyamanan
dan keterbacaan tulisan oleh pembaca. Memilih jenis font yang berbeda
dapat membantu memandu pembaca agar mudah membaca buku.
Perubahan ukuran dan jenis font dapat mempengaruhi image buku dan
emosi pembaca. Oleh karena itu pemilihan font merupakan pengetahuan
yang harus dimiliki penulis untuk merancang buku yang bagus.
3. Mengkombinasikan Warna
Peran warna adalah memberikan mood, perasaan terhadap desain buku.
Warna dapat membuat buku terlihat memiliki karakter dan ciri khasnya.
Dengan mengkombinasikan warna yang tepat penulis dapat memberikan
mood dan persepsi pembaca yang sesuai dengan karakteristik buku.
4. Menempatkan ilustrasi
Mengatur komposisi gambar/ilustrasi pada layout dapat memberikan kesan
fresh pada buku. Kini, dengan adanya blank space atau jarak antara tulisan
dan gambar pada buku memberikan kesan ruang lebih bagi pembaca untuk
beristirahat pada buku. Sehingga memberikan kesan terbuka, luas, terang
dan bersih pada buku.
Perancangan Buku Ilustrasi..., Dhenty Febrina Sahara, FSD UMN, 2017