limbah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

limbah jerami padi

Citation preview

PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETNOL

Tugas Terstruktur Teknologi Pemanfaatan Limbah Hasil Pertanian

Oleh Umi Latifah A1M011020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITASS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2014RINGKASAN

Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar di Indonesia, produksinya mencapai 12- 15 ton/ha/panen bervariasi tergantung pada lokasi dan varietas padi yang ditanam (BPS, 2006). Sejauh ini pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak baru mencapai 31-39%, untuk keperluan industri sekitar 7-16%, sedangkan sisanya digunakan sebagai pupuk atau dibakar. Jerami padi mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Bahan inilah yang mendorong jerami padi untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol.Jerami padi yang tidak diolah atau dimanfaatkan dengan baik akan menimbulkan dampak bagi lingkungannya, selain itu juga menimbulkan dampak bagi sosial ekonomi masyarakat.Bioetanol adalah etanol yang. berasal dari sumber hayati. Bioetanol bersumber dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku seperti tebu, nira sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, sagu, jagung: jerami, bonggol jagung dan kayu. Pembuatan bioetanol dari jerami dilakukan melalui proses delignifikasi, hidrolisa, fermentasi dan pemurnian (destilasi). Pada tahap delignifikasi akan menghasilkan selulosa. Selulosa akan diproses lebih lanjut dengan proses hidrolisa sehingga akan dihasilkan glukosa. Kemudian dilakukan proses fermentasi. Fermentasi merupakan pembentukan alkohol dari gula dilakukan oleh mikroba. Untuk memisahkan alkohol dari hasil fermentasi dapat dilakukan dengan destilasi. Setelah prose destilasi selesai maka bioetanol siap untuk digunakan.Selain dapat menggantikan fungsi dari bahan bakar minyak bioetanol juga mempunyai banyak manfaat lainnya, yaitu sebagai bahan dasar minuman beralkohol, sebagai bahan kimia dasar senyawa organik, pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat, antidote beberapa racun, sebagai antiseptic, pengobatan untuk mengobati depresi dan obat bius, serta dapat digunakan untuk pembuatan beberapa deodoran.

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMeningkatnya jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Untuk memenuhi kebutuhan dan konsumsi BBM harus mencari sumber energi alternatif yang terbarukan, karena semakin menipisnya persediaaan bahan bakar fosil dan harga minyak dunia yang tidak stabil. Kemajuan bidang teknologi menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan bahan-bahan yang tidak bermanfaat menjadi produk baru yang bermutu. Salah satunya adalah memanfaatkan limbah jerami padi. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian di Indonesia yang belum dimanfaatkan. Jerami adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya (gabahnya), sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian terbesar serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis. Pada sebagian petani, jerami sering digunakan sebagai mulsa pada saat menanam palawija. Di lain pihak jerami sebagai limbah pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di bakar untuk mengatasi masalah tersebut. Produksi jerami padi dapat mencapai 12 - 15 ton per hektar per panen, bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman padi yang digunakan.Produksi padi nasional mencapai 54,75 juta ton pertahun pada tahun 2006, meningkat sebesar 1,11% dibandingkan produksi padi tahun 2005. Peningkatan produksi padi juga diiringi peningkatan limbah jerami padi (Berita Resmi Statistik, 2006).Jerami padi merupakan limbah berlignoselulosa yang belum termanfaatkan secara optimal. Bahan lignoselulosa merupakan biomassa yang berasal dari tanaman dengan komponen utama lignin, selulosa dan hemiselulosa (Hermiati, et al.; 2010). Ketersediaaan yang cukup melimpah, terutama sebagai limbah pertanian, menjadikan bahan ini berpotensi sebagai salah satu alternatif baru bahan baku pembuatan bioetanol. Alternatif tersebut adalah pemanfaatan bahan berselulosa. Bahan berselulosa dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol karena bahan berselulosa ini bila dihidrolisis akan menghasilkan gula dan dilanjutkan dengan fermentasi akan menghasilkan bioetanol.Dengan pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol, maka dapat meningkatkan nilai ekonomi dari jerami yang selama ini masih rendah. Kesejahteraan petani bisa meningkat dengan bertambahnya pendapatan dari penjualan hasil samping jerami padi. Di dalam makalah ini akan dibahas pemanfaatan limbah jerami padi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas padat ditentukan rumusan masalah yang akan dikaji yaitu :1. Bagaimana potensi limbah jerami padi untuk dimanfaatkan sebagai bioetanol?2. Bagaimana proses pembuatan bioetanol dari limbah jerami padi?

C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :1. Mengetahui potensi limbah jerami padi sebagai bahan baku bioetanol2. Mengetahui dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dari limbah jerami padi3. Mengetahui proses pembuatan bioetanol dari limbah jerami padi

II. STUDI PUSTAKA

Padi merupakan tumbuhan monocotyl yang tumbuh di daerah tropis. Tanaman padi yang lelah siap panen akan diambil butiran - butirannya dan batang serta daunnya akan dibuang. Batang dan daun inilah yang disebut dengan jerami. Jerami merupakan salah satu limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal. Selama ini jerami padi digunakan untuk pakan ternak dan media tumbuh jamur. Meskipun demikian jerami masih berlimpah dan terkadang harus dibakar.Sebatang jerami yang telah dirontokkan gabahnya terdiri atas : 1. Batang (lidi jerami)Bagian batang jerami kurang lebih sebesar lidi kelapa dengan rongga udara memanjang di dalamnya. 2. Ranting jeramiRanting jerami merupakan tempat dimana butiran butiran menempel. Ranting jerami ini lebih kecil, seperti rambut yang bercabang cabang meskipun demikian ranting jerami mempunyai tekstur yang kasar dan kuat. 3. Selongsong jeramiSelongsong jerami adalah pangkal daun pada jerami yang membungkus batang atau lidi jerami.Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar di Indonesia, produksinya mencapai 12- 15 ton/ha/panen bervariasi tergantung pada lokasi dan varietas padi yang ditanam (BPS, 2006). Sejauh ini pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak baru mencapai 31-39%, untuk keperluan industri sekitar 7-16%, sedangkan sisanya digunakan sebagai pupuk atau dibakar. Jerami padi mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Berdasarkan uji kandungan kimia dengan metode Chesson, jerami padi varietas Ciherang mengandung 22,97% hemiselulosa; 30,73% selulosa; 8,85% lignin. Selulosa yang ada di dalam jerami padi dapat digunakan sebagai bahan baku bioetanol, namun memerlukan tahapan khusus dalam proses konversinya. Tahapan tersebut antara lain pretreatment fisik, delignifikasi, hidrolisis, fermentasi, dan purifikasi (Rachmania dan Lazuardi, 2009).Jerami merupakan golongan kayu lunak yang mempunyai komponen utama selulosa. Selulosa adalah serat polisakarida yang berwarna putih yang merupakan hasil dari fotosintesa tumbuh - tumbuhan. Jumlah kandungan selulosa dalam jerami antara 35 - 40 %. Kandungan lain pada jerami adalah lignin dan komponen lain yang terdapat pada kayu dalam jumlah sedikit.a. LignoselulosaLignoselulosa merupakan komponen utama tanaman yang menggambarkan jumlah sumber bahan organik yang dapat diperbaharui. Lignoselulosa mengandung tiga komponen penyusun utama, yaitu selulosa (30-50%-berat), hemiselulosa (15-35%-berat), dan lignin (13-30%-berat) dan beberapa bahan ekstraktif lain. Semua komponen lignoselulosa terdapat pada dinding sel tanaman. Susunan dinding sel tanaman terdiri dari lamela tengah, dinding primer serta dinding sekunder yang terbentuk selama pertumbuhan dan pendewasaan sel yang terdiri dari lamela transisi, dinding sekunder utama dan dinding sekunder bagian dalam.b. SelulosaSelulosa merupakan senyawa organik yang paling banyak di alam, karena struktur bahan seluruh tumbuhan terdiri atas sebagian besar selulosa. Suatu jaringan yang terdiri atas beberapa lapis serat selulosa adalah unsur penguat utama dinding sel tumbuhan. Selulosa merupakan senyawa polisakarida yang mempunyai rumus (C6H10O5)n dimana n berkisar dari 2000 sampai 3000, selulosa terdapat dalam tanaman sebagi komponen penyusun dinding sel.Sifat sifat selulosa adalah :1. Tidak berwarna2. Tidak larut dalam air dan alkali3. Hidrolisa sempurna dalam suasana asam menghasilkan glukosa4. Hidrolisa tak sempurna menghasilkan maltosa.c. HemiselulosaNama hemiselulosa pertama kali diusulkan oleh Schulzz pada tahun 1981 untuk menunjukkan polisakarida yang dapat di saring atau dapat diekstraksi sebagai larutan alkali, hemiselulosa mudah di ekstraksi dari serat sert dan kayu dengan larutan alkali. Hemiselulosa termasuk polisakarida yang terdapat brsama-sama dengan selulosa, bila di hidrolisa menghasilkan bermacam macam sakarida seperti hektosa dan pentosa.Sifat sifat dari hemiselulosa :1. Larut dalam alkali encer dan air panas2. Terhidrolisa oleh asam encer membentuk pentosa dan hektosad. LigninLignin adalah polimer yang komplek dengan berat molekul tinggi dan tersusun atas limit limit propan, meskipun tersusun atas karbon, hydrogen dan oksida, tetapi lignin bukanlah karbohidrat. Lignin terdapat diantara sel sel dan didalam dinding sel, lignin berfungsi sebagai pengikat untuk sel secara bersama sama. Lignin yang terdapat didalam dinding sel sangat erat hubungannya dengan selulosa yang berfungsi untuk memberikan ketegaran pada sel, lignin juga tidak larut dalam air. Lignin merupakan bahan yang tidak berwarna didalam tumbuh tumbuhan, jika lignin bersentuhan dengan udara terutama dengan adanya sinar matahari, maka lama kelamaan lignin cenderung menjadi kuning, karenannya kertas koran yang terbuat dari serat serat yang dipisahkan secara mekanis tanpa bahan kimia, tidak bertahan lama karena cenderung menjadi kuning.Komposisi kimia jerami padi dapat dilihat pada table berikut iniKomposisi Jerami KeringSenyawa

126,8Air (%)Protein (%)

2,3Lemak (%)

74Karbohidrat(%)

0,32Kalsium (mg/100gr)

0,17Phospor (mg/l00gr)

(Anggorodi, 1979)Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).a. Sifat - sifat fisik etanol (Perry, 1979)1. Rumus molekul : C2H5OH2. BM : 46,07 gram/mol3. Titik didih pada 760 mmHg: 78,4C4. Titik beku : - 112C5. Densitas : 0, 789 gr/ml pada 20C6. Kelarutan dalam 100 bagian air sangat larut sedangkan pada eter sangat larutb. Sifat kimia Dihasilkan dari fermentasi glukosa yang menghassilkan etanol dan karbondioksida. Untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidrat, ada dua tipe yaitu tipe pertama mengubah karbohidratnya menjadi glukosa kemudian menjadi etanol, tipe yang lain menghasilkan cuka (asam asetat) Pembentukan etanol C6H12O6 ENZIM 2CH3CH2OH + 2CO2 glukosa etanol karbondioksida Pembakaran etanol CH3CH2OH + 3O2 2CO2 + 3H2O + energiBioetanol adalah etanol yang. berasal dari sumber hayati. Bioetanol bersumber dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku seperti tebu, nira sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, sagu, jagung: jerami, bonggol jagung dan kayu. Setelah melalui proses fermentasi, dihasilkan etanol.

III. ANALISIS DAMPAK

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2006, keseluruhan luas sawah di Indonesia adalah 11,9 juta ha. Artinya, potensi jerami padinya kurang lebih adalah 119 juta ton. Dengan limbah jerami padi yang begitu banyak, maka diperlukan pengolahan khusus pada limbah ini. Jika tidak dikelola dengan baik dan tidak dimanfaatlkan maka akan menimbulkan dampak baik lingkungan, sosial, maupun ekonomi. a. Analisis Dampak LingkunganKeberadaan limbah jerami padi di lahan persawahan akan menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitarnya. Jerami padi yang tidak segera diangkuut dari lahan setelah panen akan menimbulkan bau yang kurang sedap jika terlalu lama dibiarkan. Hal ini karena jerami akan mengalami dekomposisi atau pembusukan yang akan menimbulkan berbagai gas seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu komposisi gas alamiah di udara. Disekitar daerah pembuangan jerami padi akan terjadi kekurangan oksigen. Keadaan ini disebabkan karena selama proses peromabakan jerami padi menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara disekitarnya. Karena kekurangan oksigen dapat menyebankan kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak.Di samping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya jerami di areal persawahan akan memerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat di sekitarnya terlebih jika areal persawahan dekat dengan pemukiman penduduk.Kebiasaan petani yang membakar jerami setelah panen merupakan kebiasaan yang salah. Kerugian dalam membakar jerami padi diantanranya adalah: Dengan membakar jerami padi kita berarti telah membakar unsur hara yang terkandung dalam jerami tersebut. Sayang sekali unsur hara yang seharusnya bisa menambahkan kesuburan tanah kita hanya kita buang sia-sia. Batang dan daun padi yang bisa menyuburkan tanah secara fisika (jika membusuk akan menjadi humus, bahan organik atau C-organik) hanya akan terbakar menjadi karbon atau arang. Jerami padi yang jika kita tanamkan ketanah akan menjadi makanan mikroorganisme tanah jika kita bakar justru akan membunuh mikroorganisme dipermukaan tanah. Secara perlahan namun pasti pembakaran jerami akan menurunkan produktifitas tanah kita sehingga panen kita semakin hari akan semakin menurun. Sebenarnya pembakaran jerami padi adalah pemborosan bagi kita kaum petani. Karena jika kita mau mengembalikan jerami padi kesawah tentunya pemupukan akan bisa kita kurangi, namun jika kita bakar kita akan memerlukan biaya pupuk lebih banyak. Asap yang dihasilkan dari pembakaran jerami akan mengakibatkan polusi/ pencemaran udara dan sekaligus juga akan merusak ozon pelindung bumi. Pengembalian jerami padi kesawah akan mengembalikan unsur hara Kalium ke tanah. Unsur kalium ini berfungsi sebagai penguat dan pengeras bagian tanaman yang akan membantu ketahanan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Jika kita bakar terus-menerus tanpa penambahan unsur hara K ketanah akan menyebabkan tanaman padi kita rentan terserang hama dan penyakit,Akan tetapi, limbah jerami padi yang dibiarkan di lahan persawwahan, secara langsung bisa digunakan sebagai pupuk. Dengan adanya penanganan limbah jerami yang lebih maksimal, maka dampak terhadap lingkungan ini bisa teratasi. Salah satunya dengan menggunakan jerami padi sebagai bahan baku bioetanol.

b. Analisis Dampak Sosial dan EkonomiPengelolaan limbah jerami padi yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat. Hal ini dapat menimbulkan masalah sosial, warga yang dekat dengan keberadaan jerami padi mungkin akan merasa dirugikan dengan dampaknya. Hal ini akan menimbulkan rasa canggung atau tidak enak petani terhadap tetangga sekitarnya. Sehinggga penanganan limbah yang tepat akan sangat berpengaruh. Dari segi ekonomi, limbah jerami padi ini memiliki nilai ekonomi yang sangat rendah karena jarang dimanfaatkan. Dengan adanya pemanfaatan jerami padi, nilai ekonomi dari jerami padi akan meningkat. Karena jerami ini tidak hanya dibiarkan begitu saja di lahan. Apabila jerami bisa diproduksi secara massal sebagai bioetanol, kompos atau yang lainnya, maka secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan petani. Petani akan memperoleh pendapatan selain dari hasil penen gabah, sehingga kesejahteraan petani biasa meningkat.

IV. PEMBAHASAN

Jerami padi ini dipilih sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol, pertama karena tidak berkompetisi terhadap kebutuhan pangan sehingga kekuatiran akan ketahan pangan bisa dihindari lagipula biaya yang diperlukan untuk produksi bioetanol menjadi lebih murah. Kedua limbah jerami padi ini juga menimbulkan masalah penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah. Pembuatan bioetanol dari jerami dilakukan melalui proses delignifikasi, hidrolisa, fermentasi dan pemurnian (destilasi). a. Persiapan bahan bakuPersiapan bahan baku dilakukan untuk mendapatkan glukosa. Glukosa diperoleh melalui 2 tahap yaitu delignifikasi dan hidrolisa. Pada tahap delignifikasi akan menghasilkan selulosa. Selulosa akan diproses lebih lanjut dengan proses hidrolisa sehingga akan dihasilkan glukosa. 1. Delignifikasi Lignin merupakan salah satu bagian yang mengayu dari tanaman seperti janggel, kulit keras, biji, bagian serabut kasar, akar, batang dan daun. Lignin mengandung substansi yang kompleks dan merupakan suatu gabungan beberapa senyawa yaitu karbon, hidrogen dan oksigen. Selain lignin, bagian yang lain dari jerami adalah selulosa. Selulosa merupakan polisakarida yang didalamnya mengandung zat - zat gula.Dalam pembuatan etanol dari kayu (jerami) yang digunakan adalah selulosanya sehingga lignin dalam kayu harus dihilangkan. Proses pemisahan atau penghilangan lignin dari serat serat selulosa disebut delignifikasi atau pulping.Proses pemisahan lignin dapat dibedakan menjadi 3, yaitu cara mekanis, cara kimia dan cara semikimia.

2. HidrolisaGlukosa memiliki 6 atom karbon di dalam rantai molekulnya dan merupakan monosakarida yang paling banyak terdapat di alam sebagai produk fotosintesa. Dalam bentuk bebas terdapat dalam buah - buahan, tumbuh - tumbuhan, madu, darah dan cairan tubuh binatang. Dalam bentuk ikatan terdapat sebagai disakarida dan polisakarida di daiam tumbuhan. Glukosa juga dapat dihasilkan melalui polisakarida atau disakarida, baik dengan asam maupun enzim (Tjokroadikoesoemo, 1993).Pemecahan molekul gula, karbohidrat dan selulosa yang kompleks menjadi molekul monosakarida mudah dilakukan dalam laboratorium dengan mendidihkan larutan atau suspensi karbohidrat dengan larutan encer asam.Hidrolisis merupakan salah satu tahapan penting dalam proses biokonversi jerami padi menjadi bioetanol dimana pada proses ini terjadi degradasi selulosa menjadi gula yang lebih sederhana baik berupa selobiosa maupun glukosa dengan bantuan katalis. Hidrolisis dapat dilakukan secara kimia (asam) atau enzimatik. Hidrolisis enzimatik menggunakan enzim selulase sebagai katalisnya, katalis enzim menjanjikan proses yang lebih ramah lingkungan, kondisi operasi yang lebih lunak (suhu rendah, pH netral) serta berpotensi memberikan hasil yang lebih tinggi jika dibandingkan katalis asam (Taherzadeh dan Karimi, 2007).Hidrolisa adalah proses antara reaktan dengan menggunakan air supaya suatu persenyawaan pecah atau terurai. Reaksi hidrolisa yaitu :(C6H10O5)n + nH2O nC6H12O6Selulosa Air GlukosaZat - zat penghidrolisa ada beberapa rnacam, antara lain air, asam, basa dan enzim.b. FermentasiFermentasi adalah suatu kegiatan penguraian bahan - bahan karbohidrat yang tidak menimbulkan bau busuk dan menghasilkan gas karbondioksida. Suatu fermentasi yang busuk merupakan fermentasi yang mengalami kontaminasi.Fermentasi merupakan pembentukan alkohol dari gula dilakukan oleh mikroba. Mikroba yamg biasa digunakan adalah Saccharomyces cereviseae. Perubahan yang terjadi biasanya dinyatakan dalarn persamaan berikut:C6H12O6 + Saccharomyces cereviseae 2 C2H5OH + 2 CO2 Gula sederhana + ragi (yeast) alkohol + karbondioksidaYeast tersebut dapat berbentuk bahan murni pada media agar - agar atau dalam bentuk yeast yang diawetkan (dried yeast). Misalnya ragi roti dengan dasar pertimbangan teknik dan ekonomis, maka biasanya sebelum digunakan untuk meragikan gula menjadi alkohol, yeast terlebih dahulu dibuat starter. Tujuan pembuatan starter adalah :1. Memperbanyak jumlah yeasst, sehingga yang dihasilkan lebih banyak, reaksi biokimianya akan berjalan dengan baik2. Melatih ketahanan yeast terhadap kondisi mustUntuk tujuan tersebut yang perlu diperhatikan adalah zat asam yang terlarut. Karena itu botol pembuatan starter cukup ditutup dengan kapas atau kertas saring, dikocok untuk memberi aerasi. Aerasi ini penting karena pada pembuatan starter tidak diinginkan terjadinya peragian alkohol.C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energic. Pemurnian / DestilasiUntuk memisahkan alkohol dari hasil fermentasi dapat dilakukan dengan destilasi. Destilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Proses ini dilakukan untuk mengambil alkohol dari hasil fermentasi. Destilasi dapat dilakukan pada suhu 80C, karena titik alkohol 78C. sedangkan titik didih air 100oC.Destilasi adalah memisahkan komponen - komponen yang mudah menguap suatu campuran cair dengan cara menguapkannya (separating agentnya panas), yang diikuti dengan kondensasi uap yang terbentuk dan menampung kondensat yang dihasilkan. Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas, kondensat yang jatuh sebagai destilat dan bagian campuran yang tidak menguap disebut residu.

Diagram alir peoses pembuatan bioetanol dari jerami padi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

DelignifikasiLarutan NaOH 15% PenyaringanHidrolisaFermentasiCO2H2ODestilasiLarutan etanolJeramiLarutan NaOH 15% LigninSelulosaLarutan HCl 0,1 N StarterEtanol (bioetanol)

Glukosa

Etanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang mempunyai kelebihan dibandingkan BBM. Berdasarkan siklus karbon, etanol dianggap lebih ramah lingkungan karena CO2 yang dihasilkan oleh hasil buangan mesin akan diserap oleh tanaman. Etanol dapat juga meningkatkan efisiensi pembakaran karena mengandung 35% oksigen, selain itu juga etanol ramah lingkungan karena emisi gas buangannya seperti kadar karbon monoksida, nitrogen oksida, dan gas-gas lain rendah (19-25%). Bensin premium memiliki angka oktan 88. Beberapa keunggulan lain yang dapat diperoleh dari bioethanol sebagai bahan bakar adalah nilai oktan yang tinggi menyebabkan campuran bahan bakar terbakar tepat pada waktunya sehingga tidak menyebabkan fenomena knocking, pembakaran tidak menghasilkan partikel timbal dan benzena yang bersifat karsinogen, serta mempunyai efisiensi yang tinggi dibandingkan bensin, mengurangi emisi fine-particulates yang membahayakan kehidupan manusia. Akan tetapi penggunaan bioetanol sebagai pengganti bahan bakar minyak memunyai kelemahan yaitu mesin memerlukan modifikasi terlebih dahulu jika ingin meenggunakan etanol murni pada kendaraan dan juga ada kemungkinan etanol akan mengeluarkan emisi polutan beracun.Selain dapat menggantikan fungsi dari bahan bakar minyak bioetanol juga mempunyai banyak manfaat lainnya, yaitu :a. Sebagai bahan dasar minuman beralkoholb. Sebagai bahan kimia dasar senyawa organic, pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat, antidote beberapa racunc. Sebagai antiseptic, pengobatan untuk mengobati depresi dan obat bius d. Digunakan untuk pembuatan beberapa deodoran

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan :1. Limbah jerami yang tidak dimanfaatkan dengan baik akan menimbulkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi2. Jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol, dengan proses pembuatannya melalui beberapa tahap yaitu delignifikasi, hidrolisa, fermentasi dan pemurnian (destilasi)

B. Saran Pemanfaatan limbah pertanian terutama jerami padi harus lebih ditingkatkan lagi. Perlu adanya peran serta dari pemerintah agar hasil pemanfaatannya lebih maksimal, selain itu perlu adanya tindak lanjut atau follow up dari hasil pengolahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1979. Limit Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia: Jakarta. Berita Resmi Statistik. 2006. Produksi Jagung, Padi dan Kedelai. Berita Resmi Statistik Volome 35/IXFox, P.F. 1991. Food Enzymology, vol 1, Elsevier Applied Science Ltd., New YorkHermiati, E., D. Mangunwidjaja, T.C. Sunarti, O. Suparno, dan B. Prasetya. 2010. Pemanfaatan Biomassa Lignosellulosa Ampas Tebu Untuk Produksi Bioetanol. Jurnal Litbang pertanian. 29 (4). 121-130Perry,R.H. 1979. Perry's Chemical Engineering Handbooks. Me. Graw Hill. New YorkRachmania, F. dan Lazuardi. 2009. Pengaruh Liquid Hot Water terhadap Perubahan Struktur Sel Bagas. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh November.Taherzadeh, M.J. dan Karimi, K. Enzyme-based hydrolysis processes for ethanol from lignocellulosic materials: a review. 2007. BioResources. Vol. 2, pp. 707-738.