110
PENGARUH KESIAPAN TERHADAP PERILAKU ORANGTUA DALAM MENGHADAPI SIBLING RIVALRY (CEMBURU) PADA ANAK USIA DINI DI DESA HARJOWINANGUN BARAT KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG SKRIPSI Disajikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Oleh : Tutik Khasanah 1201408002 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/17144/1/1201408002.pdflib.unnes.ac.id

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH KESIAPAN TERHADAP PERILAKU ORANGTUA DALAM MENGHADAPI SIBLING RIVALRY (CEMBURU)

PADA ANAK USIA DINI DI DESA HARJOWINANGUN BARAT KECAMATAN TERSONO

KABUPATEN BATANG

SKRIPSI

Disajikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

Tutik Khasanah 1201408002

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

i

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 5 Oktober 2012

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Liliek Desmawati, M.Pd . Dra. Emmy Budiartati, M, Pd. NIP. 195912011984032002 NIP. 195601071986012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Sungkowo Edy Mulyono, M. Si NIP.196807042005011001

PENGESAHAN KELULUSAN Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi jurusan

Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 12 Oktober 2012

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M.Pd. Dr. Sungkowo Edy Mulyono, M.Si. NIP. 195108011978031007 NIP.196807042005011001

Penguji Utama

Dr. Daman, M.Pd . NIP. 196505121998021001

Penguji/ Pembimbing I Penguji/ Pembimbing II

Dra, Liliek Desmawati, M. Pd . Dra, Emmy Budiartati, M. Pd. NIP. 195912011984032002 NIP. 195601071986012001

iii

ABSTRAK Tutik Khasanah, 2012. Pengaruh Kesiapan terhadap Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry (Cemburu) pada Anak Usia Dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Sibling Rivalry merupakan hal yang wajar terjadi pada keluarga yang mempunyai balita lebih dari satu. Orangtua adalah kunci bagi munculnya Sibling Rivalry dan juga berperan memperkecil munculnya hal tersebut. Oleh karena itu muncul permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu: Apakah ada pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini ?. Tujuan dari penelitian ini adalah secara umum untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini sedangkan secara khusus untuk mengetahui kesiapan dan perilaku Orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini.

Penelitian kuantitatif ini dilakukan pada masyarakat Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Sampel yang dipilih adalah Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu di Desa Harjowinangun Barat kecamatan Tersono Kabupaten Batang berjumlah 33 orang. Variabel yang dikaji kesiapan Orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry sebagai variabel bebas dan perilaku Orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry sebagai variabel terikat. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket. Selanjutnya untuk keperluan analisis data digunakan anasisis deskriptif dengan rumus persentase dan analisis regresi linier sederhana.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan kesiapan Orangtua dalam menghadapi sibling rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang dalam kategori kurang baik dan perilakunya dalam menghadapi sibling rivalry pada anak usia dini juga kurang baik. Hasil analisis regresi memperoleh nilai Fhitung = 27,291 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan kesiapan terhadap perilaku Orangtua dalam menghadapi sibling rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Adapun besarnya pengaruh tersebut adalah 46,8%.

Simpulan dari penelitian ini yaitu perilaku Orangtua dalam menghadapi sibling rivalry merupakan cerminan dari kesiapan Orangtua dalam sibling rivalry pada anak usia dini. Saran terkait simpulan tersebut yaitu: 1) Bagi Orangtua yang memiliki anak usia dini lebih dari satu perlu mempersiapkan secara dini munculnya sibling rivalry pada anak-anaknya dengan memberikan perhatian dan kasih sayang secara adil sesuai masa perkembangan anak agar munculnya perilaku sibling rivalry pada diri anaknya dapat diminimalisir seoptimal mungkin, dan 2) Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik melakukan kajian sejenis dapat mengambil variabel lain yang diduga turut mempengaruhi munculnya perilaku sibling rivalry agar diperoleh informasi yang semakin lengkap terkait faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku sibling rivalry.

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sangsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2012

Tutik Khasanah NIM. 1201408002

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

• Ilmu adalah pengetahuan, pengetahuan adalah proses menuju kekuatan, jangan

menangguhkannya sampai besok, kerjakan apa yang dapat kau kerjakan

sekarang (penulis)

• Selesaikan apa yang sudah dimulai

Kerjakanlah sampai peringkat tertinggi

Jangan pernah menyerah dan tetaplah bersemangat

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Secara khusus skripsi ini saya persembahkan

kepada: kedua Orangtua saya, Bapak Sukirno

dan Ibu Wahyuti yang senantiasa memberi

dukungan baik lahir maupun batin dengan

sepenuh hati, agar anaknya menjadi orang yang

sukses, beriman dan bertakwa.

2. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Luar

Sekolah FIP UNNES angkatan 2008.

3. Almamaterku tercinta

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan penulisan skripsi dengan judul:

“Pengaruh Kesiapan terhadap Perilaku Orangtua Dalam Menghadapi Sibling

Rivalry (Cemburu) pada Anak Usia Dini di Desa Harjowinangun Barat

Kecamatan Tersono Kabupaten Batang”. Penulisan skripsi ini merupakan salah

satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Luar sekolah, Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Penulis mendapatkan banyak

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Hardjono M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan ijin peneliti.

2. Dr. Sungkowo Edy Mulyono, M.Si Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberilkan pengesahan dan

persetujuan terhadap judul skripsi yang penulis ajukan.

3. Dra. Liliek Desmawati, M.Pd, Dosen pembimbing 1 yang dengan kesabaran

dan tanggung jawab telah memberikan banyak pengarahan dan bimbingan

kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

4. Dra. Emmy Budiartati M. Pd, Dosen Pembimbing II skripsi yang telah

meluangkan waktu, perhatian dan pemikiran kepada penulis sehingga sekripsi

ini dapat selesai dengan baik.

5. Para responden yang meliputi: Orangtua yang mempunyai anak lebih dari satu

dan mereka yang mengalami Sibling Rivalry dengan keterbukaan hati bersedia

mengisi angket dan melengkapi data yang penulis perlukan.

vii

6. Kepala Desa Harjowinangun Barat beserta perangkatnya yang telah

mengijinkan dan membantu penyelesaian penalitian ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan

ilmunya.

8. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang telah memberi

banyak dukungan, motivasi dan bantuan yang penulis butuhkan selama proses

penyusunan skripsi ini.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa sebagai karya

Ilmiyah penyusunan skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang dengan kerelaan hati

bersedia memberikan kritik dan saran membangun yang sangat diharapkan

penulis.

Semoga bantuan, pengorbanan dan amal baik semuanya mendapat

balasan yang melimpah dari Allah SWT, namun demikian penulis berharap

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut.

Semarang, September 2012

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

PERNYATAAN ............................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

1.5 Penegasan Istilah ...................................................................... 6

1.6 Sistematika Skirpsi ................................................................... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 10

2.1 perilaku ..................................................................................... 10

2.2 Sibling Rivalry .......................................................................... 12

2.3 Emosi awal Masa kanak-kanak ................................................ 18

2.4 Dampak Sibling Rivalry pada Anak ......................................... 20

2.5 Manfaat Sibling Rivalry pada Anak ......................................... 22

2.6 Kesiapan ................................................................................... 23

2.7 Hipotesis Penelitian .................................................................. 31

2.8 Kerangka Berpikir .................................................................... 32

ix

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 33

3.1 Pendekatan Penelitian .............................................................. 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 34

3.3 Populasi .................................................................................... 34

3.4 Variabel Penelitian ................................................................... 35

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 37

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................... 42

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis .............................................. 44

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 47

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 47

4.2 Pembahasan .............................................................................. 63

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 70

5.1 Simpulan ................................................................................. 70

5.2 Saran ........................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 74

x

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................... 32

Gambar 4.4 Deskripsi Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling

Rivalry ......................................................................................... 50

Gambar 4.9 Deskripsi Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling

Rivalry ......................................................................................... 55

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia .................................................... 48

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ............................ 48

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................... 49

Tabel 4.4 Deskripsi Data Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

........................................................................................................ 50

Tabel 4.5 Deskripsi Faktor Intern Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling

Rivalry ............................................................................................ 52

Tabel 4.6 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Intern Kesiapan Orangtua dalam

Menghadapi Sibling Rivalry ........................................................... 53

Tabel 4.7 Deskripsi Faktor Ekstern Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi

Sibling Rivalry ................................................................................ 53

Tabel 4.8 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Ekstern Kesiapan Orangtua dalam

Menghadapi Sibling Rivalry ........................................................... 54

Tabel 4.9 Deskripsi Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry . 55

Tabel 4.10 Deskripsi Faktor Intern Perilaku Orangtua dalam Menghadapi

Sibling Rivalry ................................................................................ 57

Tabel 4.11 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Intern Perilaku Orangtua dalam

Menghadapi Sibling Rivalry ........................................................... 58

Tabel 4.12 Deskripsi Faktor Ekstern Perilaku Orangtua dalam Menghadapi

Sibling Rivalry ................................................................................ 58

Tabel 4.13 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Ekstern Perilaku Orangtua dalam

Menghadapi Sibling Rivalry ........................................................... 59

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data .............................................................. 60

Tabel 4.15 Hasil Koefisien Regresi ................................................................. 60

Tabel 4.16 Hasil Analisis Varian untuk Regresi .............................................. 62

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................... 74

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian .................................................................. 76

Lampiran 3. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket Penelitian ...................... 88

Lampiran 4. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Kesiapan Perilaku

Orangtua ..................................................................................... 89

Lampiran 5. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Perilaku Orangtua dalam

Menghadapai Sibling Rivalry ..................................................... 91

Lampiran 6. Tabulasi Data Hasil Penelitian .................................................. 93

Lampiran 7. Deskripsi Data Kesiapan Perilaku Orangtua ............................. 94

Lampiran 8. Deskripsi Data Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling

Rivalry ........................................................................................ 95

Lampiran 9. Uji Normalitas dan Linieritas Data ............................................ 96

Lampiran 10. Analisis Regresi Linier Sederhana ............................................ 97

Lampiran 11. Tabel Harga Kritik r Product Moment ...................................... 98

Lampiran 13. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ....................... 99

Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 100

Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................... 101

xiii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Soetjiningsih (1995:11), keluarga merupakan satuan unit

terkecil dari masyarakat. Kedudukan keluarga menjadi inti yang penting dalam

masyarakat. Karena pada hakekatnya keluarga di harapkan mampu berfungsi

untuk mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang

antara anggota keluarga, antar kerabat serta antara generasi yang merupakan dasar

keluarga yang harmonis. Akan tetapi, kadang kala pertengkaran terjadi antara

kakak-adik bagi keluarga yang mempunyai balita lebih dari satu

(http://www.merawat anak.blogspot.com,2008). Persaingan antara saudara Sibling

Rivalry (cemburu) kepada saudara kandung merupakan salah satu alasan terkuat

anak-anak bertengkar. Perasaan cemburu dan benci yang biasanya di alami oleh

seorang anak terhadap kehadiran/kelahirannya saudara kandung. Perasaan tersebut

timbul bukan karena benci terhadap saudara barunya, tetapi lebih pada perubahan

situasi atau kondisi. Menurut Nur salam, dkk (2005:26).

Orangtua adalah kunci bagi munculnya Sibling Rivalry dan juga berperan

memperkecil munculnya hal tersebut. Sibling Rivalry merupakan hal yang wajar

terjadi pada keluarga yang mempunyai balita lebih dari satu, tetapi Sibling Rivalry

bisa berbahaya bagi Anak-anak jika orangtua lalai dan anak merasa tidak

mendapatkan ketidakadilan atau tidak mendapatkan perhatian, bisa juga anak

melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan seperti mendorong adiknya

1

2

dari tempat tidur. Oleh sebab itu beberapa peran yang dapat dilakukan adalah

memberikan kasih sayang dan cinta yang adil bagi anak, mempersiapkan anak

yang lebih tua menyambut kehadiran adik baru, memberi hukuman sesuai dengan

kesalahan anak bukan karena adanya anak emas atau bukan, sharing antar

orangtua dan anak, serta memperhatikan protes anak terhadap kesalahan orangtua

(http://www.eccefau.blog friendster.com. 2008).

Sibling Rivalry biasanya muncul ketika selisih kandungnya terlalu dekat.

Hal ini terjadi karena kehadiran adik di anggap menyita waktu dan perhatian

terlalu banyak. Jarak usia yang lazim memicu munculnya Sibling Rivaly adalah

jarak usia kurang dari 2 tahun. Kemudian muncul kembali 8-12 tahun. Di

kalangan anak, reaksi Sibling Rivalry lebih beraneka ragam tetapi dua macam

reaksi Sibling Rivalry secara langsung biasanya berperilaku agresif seperti

memukul, mencubit atau bahkan menendang. Reaksi yang lainnya adalah yang

sulit di kenali yaitu reaksi tidak langsung seperti munculnya kenakalan, rewel,

mengompol dan pura2 sakit (http://www.eccefau.blogfriendster.com. 2008). Bila

terjadi ketidakadilan di rumah bisa membuat anak stres, anak lebih temperamen

dan agresif dalam kelakuannya, sedangkan dampak dari perkembangan emosi

anak, bisa jadi anak yang merasa selalu kalah dari saudaranya akan merasa minder

atau rendah diri (http://www.blogspot.com).

Setiap anak memiliki keunikan, bakat khusus yang harus di perhatikan

dan di kembangkan untuk membangun harga dirinya dan hal tersebut sangat

bergantung pada perilaku orangtuanya. Sedangkan pengertian perilaku itu sendiri

3

tindakan yang di lakukan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

(http://www.merawatanak.blogspot.com, 2008).

Orangtua yang memiliki anak perlu menyediakan banyak waktu dan

tenaga untuk mengorganisasikan kembali hubungan dengan anak-anaknya.

Permasalahan yang timbul karena orangtua memberikan perhatian yang lebih

pada anak yang lain, sehingga akan menimbulkan reaksi Sibling Rivalry. Berbagai

berita kehadiran seorang adik baik laki-laki maupun perempuan yang baru dapat

merupakan ancaman utama bagi seorang anak. Anak pertama sering mengalami

perasaan cemburu pada adik yang baru sehingga hubungan antara anggota

keluagra kurang harmonis. Agar hubungan anggota keluarga dapat terbina dan

terpelihara dengan baik, peranan orangtua sangat penting dalam terciptanya

suasana yang nyaman bagi anak. Terutama orangtua yang di tuntut mampu

berkomunikasi dengan anak di dalam suatu keluarga dengan jalinan hubungan

keluarga yang akrab dan harmonis antara ayah, ibu, dan anak serta anggota

keluarga yang lain. (Sukadji, S & Badingah, S. 1994:81).

Perkembangan emosi anak terus berkembang seiring dengan kematangan

dirinya, apabila hal ini tidak diperhatikan dapat menimbulkan kecemburuan sosial

dan sebagainya. Orangtua yang selalu sibuk dengan karirnya akan menimbulkan

kurangnya rasa kebersamaan dengan anak. Penting untuk diperhatikan

bahwasannya pada usia anak, mereka bagaikan kertas putih yang siap untuk

diberikan tetesan tinta pengetahuan.

Dari berbagai faktor di atas dapat kita ketahui betapa peranan orangtua

dalam perkembangan anaknya dan mencegah terjadinya perilaku Sibling Rivalry.

4

Bukan bermaksud melarang orangtua untuk mencari nafkah, namun perlu di

perhatikan juga bagamana tugas dan tanggung jawab orangtua terhadap anaknya.

Karena orangtua adalah sosok penting dibalik kekuatan anak. Oleh karena itu

pola asuh orangtua sangat berpengaruh pada anak bagaimana anak bersikap dan

menemukan jati dirinya. (Yuliati, 2007:17).

Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti, masalah Sibling

Rivalry terjadi di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten

Batang. Wilayah ini terdiri dari 398 KK diantaranya 33 KK adalah memiliki

anak lebih dari satu yang berusia 1,5-2 tahun dan mereka yang mengalami Sibling

Rivalry. Fenomena dalam masyarakat memperlihatkan Orangtua yang bermacam-

macam dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anaknya. Ada yang memarahi

anaknya karena saling berkelahi, dan ada juga yang menjewer telinga, mencubit

atau menyalahkan anak sulungnya. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik

untuk meneliti “Apakah ada pengaruh kesiapan terhadap prilaku orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry (Cemburu) pada anak usia dini di Desa

Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan penelitian yang

dapat di rumuskan adalah: “Apakah ada pengaruh kesiapan terhadap perilaku

orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa

Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang”.

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak

usia dini.

2) Mengetahui perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak

usia dini.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Memberi pengalaman bagi penulis untuk melaksanakan peneliti serta

mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapat dalam bentuk penelitian

ilmiah serta menambah wawasan dan pengetahuan penelitian mengenai Sibling

Rivalry.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Menambah Referensi yang menunjang perkembangan ilmu dan pengetahuan

dan sebagai dasar acuan penelitian selanjutnya, terutama tentang Sibling Rivalry.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Terutama orangtua dan keluarga yang mempunyai balita lebih dari satu dan

dapat memberikan informasi apa itu Sibling Rivalry sikap dan cara untuk

mengatasi Sibling Rivalry.

6

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah tafsir dalam penelitian, maka diperlukan

penegasan istilah sekaligus untuk memberikan gambaran yng sama terhadap judul

penelitian ini, yang meliputi pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam

menghadapi sibling rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat

Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

1.5.1 Kesiapan

Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan

memiliki kesiapan pekerjaan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan

lancar dan hasil yang baik. Menurut Slameto (1995:61) mengemukakan bahwa

kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya seseorang untuk dapat

berinteraksi dengan cara tertentu.

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang

membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu

terhadap suatu situasi. Penyesuaian pada suatu saat akan berpengaruh pada

kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi individu mencangkup tiga aspek

yaitu:

1) Kondisi fisik, mental dan emosional.

2) Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan.

3) Keterampilan, dan pengetahuan (Slameto, 1995:113)

Dengan demikian pengertian dari kesiapan adalah sebagai faktor internal

seseorang sebelum dan selama menghadapi suatu permasalahan atau kegiatan,

7

dimana sikap tersebut memuat mental, sikap, keterampilan yang harus dimiliki

dan dipersiapkan sebelum dan selama melakukan kegiatan tertentu berupa

perencanaan, guna menghadapi masalah yang timbul.

1.5.2 Perilaku

Perilaku adalah aktivitas yang ada pada individu atau orgnanisme itu tidak

timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus internal atau dapat

dikatakan bahwa perilaku individu merupakan cerminan sikap seseorang dengan

menyatakan bahwa sikap tampak dalam perilaku seseorang, oleh karena itu dapat

diukur baik arah maupun intensitasnya. (Walgio.2000:229)

Perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling rivalry kamus kedokteran

Dorland (suherni,2008): Sibling (angosaxon Sib dan Ling bentuk kecil).

Anak-anak dari orangtua yang sama, seorang saudara laki-laki ataupun

perempuan disebut juga Sibling Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme

Sibling Rivalry adalah kompetisi antar saudara kandung untuk mendapatkan cinta

kasih orangtua afeksi dan perhatian dari satu kedua orangtuanya atau untuk

mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.

1.5.3 Sibling Rivalry

Sibling Rivalry Adalah perasaan cemburu dan benci yang biasanya dialami

oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara kandungnya, tetapi

lebih pada perubahan situasi dan kondisi. Menurut Nur Salam, dkk(2005:26).

Menurut teori piaget Sibling Rivalry is bound to occur in families of more than

one child. Sibling Rivalry adalah pertengkaran dalam keluarga yang memiliki

anak lebih dari satu.

8

1.5.4 Anak Usia Dini

Anak Usia Dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun,

usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter

dan kepribadian anak ( Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7).

Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia Emas (golden age).

Anak usia dini cenderung berperilaku egosentri yaitu ingin menang

sendiri, terutama anak usia dini yang merasa terancam dengan kehadiran saudara

kandungnya, Ia akan cenderung berperilaku negatif untuk menunjukkan dirinya

agar perhatian orangtuanya tertuju padanya, baik perilaku yang negatif maupun

perilaku yang di rekayasa

Kondisi lingkungan yang mulai berpaling memperhatinkan si kecil,

membuat anak pertama merasa tersingkirkan, akhirnya dia menunjukkan perilaku

yang negatif untuk mendapatkan perhatian dari lingkungan.

1.6 Sistematika Skripsi

Untuk memudahkan dalam memahami jalan pemikiran secara

keseluruhan, maka bentuk skripsi ini di uraikan dengan sistematika sebagai

berikut

Bab 1 : Pendahuluan, yang berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

Bab 2 : Landasan teori, yang berisi pengertian Perilaku, Pengertian Sibling

Rivalry, Emosi Awal Masa Kanak-kanak, Dampak Sibling Rivalry pada

9

Anak, Manfaat Sibling Rivalry pada Anak, Pengertian Kesiapan

Hipotesis Penelitian, Kerangka Berpikir

Bab 3 : Metode penelitian, yang membahas mengenai pendekatan penelitian,

tempat dan waktu penelitian, populasi, Variabel penelitian, kriteria

inklusi dan ekslusi, teknik pengumpulan data, uji validitas dan

reliabilitas, tehnik pengolahan dan analisis.

Bab 4 : Hasil penelitian dan pembahasan, yang berisi tentang hasil penelitian,

pembahasan masalah.

Bab 5 : Simpula dan saran yang berisi simpulan dan saran.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku

2.1.1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah aktivitas yang ada pada individu atau orgnanisme itu tidak

timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus internal atau dapat

dikatakan bahwa perilaku individu merupakan cerminan sikap seseorang dengan

menyatakan bahwa sikap tampak dalam perilaku seseorang, oleh karena itu sikap

seseorang dapat diukur baik arah maupun intensitasnya dari perilaku yang

ditunjukkan (Walgio, 2000:229).

Perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling rivalry kamus kedokteran

Dorland (Suherni, 2008:76): Sibling (angosaxon Sib dan Ling bentuk kecil).

Anak-anak dari orangtua yang sama, seorang saudara laki-laki ataupun perempuan

disebut juga Sibling Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme Sibling Rivalry

adalah kompetisi antar saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih orangtua

afeksi dan perhatian dari satu kedua orangtuanya atau untuk mendapatkan

pengakuan atau suatu yang lebih.

2.1.2 Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Perilaku tertutup

10

11

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini

masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap

yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.

2) Perilaku terbuka

Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas

dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

Kesiapan di atas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon

dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya

sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor – faktor yang

membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku. Determinan

perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat

given atau bawaan misalnya : kecerdasan, emosional, jenis kelamin, dan

sebagainya.

2) Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik, dan

sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominan yang

mewarnai perilaku seseorang. (Notoatmodjo, 2007:139)

2.1.3 Proses Tejadinya Perilaku

Penelitian Rogers (1974:117) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni:

12

1.) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui setimulus (objek) terlebih dahulu.

2.) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3.) Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya).

Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4.) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5.) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka

perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting)

(Notoatmodjo, 2003:22).

2.2 Sibling Rivalry

2.2.1 Pengertian Sibling Rivalry

Menurut Nur salam, dkk (2005: 212). Sibling Rivalry adalah perasaan

cemburu dan benci yang biasanya di alami oleh seorang anak terhadap kehadiran

atau kelahiran saudara kandungnya, tetapi lebih pada perubahan situasi dan

kondisi.

Menurut Teori Piaget Sibling Rivalry is bound to occur in families of

more than one child. Sibling Rivalry adalah pertengkaran dalam keluarga yang

memiliki anak lebih dari satu. (http://www.kidsdevelopment.co.uk).

13

Sibling Rivalry adalah pertengkaran atau persaingan antar saudara

sekandung. Sibling Rivalry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih

sayang dari orangtua dan merasa bahwa saudara kandung adalah saingan dalam

mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua. Biasanya ini terjadi

karena orangtua memberi perlakuan yang berbeda pada anak-anak mereka. Sibling

Rivalry sering terjadi pada saudara kandung yang berjenis kelamin sama dan

muncul ketika usia saudara kandung terlalu dekat. Hal ini terjadi karena kehadiran

adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak. Jarak usia yang lazim

memicu munculnya Sibling Rivalry jarak usia kurang dari 2 tahun dan muncul

pada usia 3-5 tahun (http://www.eccefau.blogfriendstrer.com, 2008:1).

Dalam Istilah psikologi kondisi Sibling Rivalry yaitu persaingan antar

saudara kandung, bisa dalam bentuk cemburu iri, pertengkaran hingga perkelahian

yang menimbulkan ketegangan terjadi pada keluarga dengan jumlah anak lebih

dari satu. Bisa dialami oleh individu pada kelompok umur berapapun mulai dari

balita, kanak-kanak, remaja, bahkan sampai dewasa.

Dari kajian diatas dapat disimpulkan bahwa Sibling Rivalry Adalah

Merupakan hal yang penting hal yang harus mendapatkan perhatian orangtua

karena penanganan yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah yang

berkelanjutan, karena biasanya kecenderungan Sibling Rivalry yang terjadi pada

kelompok umur berikutnya lebih disebabkan karena ketidaktuntasan dalam

menyelesaikan Sibling Rivalry pada masa-masa sebelumnya. Namun jika masih

berada dalam taraf yang wajar, maka Sibling Rivalry masih memiliki efek yang

positif anak dapat berlatih mengatasi masalah, mengontrol emosi, belajar etika

14

meminta maaf, serta bisa lebih jernih dalam menilai serta mencari solusi

masalahnya.

2.2.2 Faktor-faktor Penyebab Sibling Rivalry

2.2.2.1 Faktor-faktor penyebab Sibling Rivalry pada Anak Usia Dini

Faktor-faktor penyebab Sibling Rivalry pada Anak Usia Dini Menurut

Istiadi,I (2006:138), adalah sebagai berikut:

1) Anak sangat bergantung pada cinta dan kasih sayang orangtuanya.

2) Adanya konflik dan ketidak setujuan hidup bersama dengan orang lain dalam

jangka waktu yang cukup lama.

3) Faforitisme orangtua terhadap salah seorang dapat memicu dendam anak yang

lain.

4) Jika seorang anak kurang berbakat dibanding saudaranya maka anak yang

kurang berbakat cenderung membenci saudaranya.

5) Anak yang cepat merasa bosan dan mudah frustasi.

6) Anak-anak yang memiliki kelemahan tertentu dalam perkembangannya,

seperti kemampuan bahasa dan interaksi sosial atau anak yang temperamental.

7) Bersaing untuk mendapatkan perlakuan yang spesial dari orangtua.

8) Anak merasa hubungan dengan orangtuanya akan terancam dengan kehadiran

adik baru.

9) Tidak adanya pembagian waktu yang baik dalam keluarga.

10) Orangtua yang selalu memperlakukan anak-anak secara sama yang akan

menciptakan banyak masalah.

15

11) Kesalahan orangtua yang terkadang tidak berlaku adil, pilih kasih atau

membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan yang lain.

12) Fungsi keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi Sibling Rivalry karena

berebut perhatian dan kesalahan sikap orangtua yang tidak berlaku adil.

13) Stres dalam kehidupan orangtua akan memicu Sibling Rivalry dan mengurangi

perhatian terhadap anak.

14) Perilaku ibu juga mempengaruhi terjadinya Sibling Rivalry.

Perilaku orangtua yang berat sebelah pada anak akan memicu terjadinya

kecemburuan pertengkaran kakak dan adik akan menimbulkan keributan dalam

rumah. Orangtua yang merasa terganggu akan mengambil jalan pintas dengan

menyuruh kakak mengalah, kebijakan orangtua yang seperti itu jelas berat

sebelah. Orangtua kurang menghargai pola pikir kakak yang masih kecil juga. Jika

orangtua memaksa kakak untuk selalu mengalah banyak hal negatif yang akan

terjadi seperti kakak merasa dirinya tidak memiliki harga diri lagi di mata

orangtua. Adik tak mau belajar mengetahui hal yang benar, kakak menyimpan

dendam dan akan membalasnya nanti jika ada kesempatan, jika terjadi perkelahian

lagi adik cenderung mengandalkan tangisannya untuk mengadu kepada ibu agar di

bela menurut Istiadi, I (2006:86).

Hal ini dapat disimpulkan bahwa perilaku orang yaitu perilaku orangtua

yang berat sebelah pada anak akan memicu terjadinya kecemburuan pertengkaran

kakak dan adik akan menimbulkan keributan dalam rumah. Orangtua yang kurang

menghargai pola pikir kakak yang masih kecil jelas berat sebelah karena kakak

merasa dirinya tidak memiliki harga diri lagi di mata orangtuanya.

16

2.2.3 Faktor-faktor penyebab Sibling Rivalry pada Orangtua

Faktor-faktor penyebab Sibling Rivalry pada Orangtua Mencangkup dua

faktor yaitu:

2.2.3.1 Faktor Intern

1) Kecerdasan

Kecerdasan berhubungan dengan tingkat pendidikan akan memberikan

pengetahuan sehingga dapat mengubah perilaku positif yang meningkat,

orangtua yang tau tantang Sibling Rivalry akan menyadari bahwa itu hal yang

wajar dan orangtua akan lebih matang untuk mempersiapkan anak pertama

untuk menerima kehadiran adik baru.

2) Persepsi

Persepsi orangtua salah akan berdampak kecemburuan pada anak misalnya

orangtua yang selalu beranggapan yang lebih dewasa yang harus mengalah

dalam segala hal. Persepsi orangtua yang separti ini akan memicu timbulnya

Sibling Rivalry karena kakak merasa tidak di hargai.

3) Motivasi

Motivasi orangtua dalam memberikan dorongan pada anak untuk maju

kadang-kadang suka membandingkan di antara keduanya. Misalnya saja dengan

memuji salah satu anak, anak lainnya dapat merasa cemburu.

4) Emosi,

Jika orangtua sedang emosi lebih baik ibu menahan diri dengan diam

atau jika tidak bisa diam menyalahkan kedua pihak sekaligus masih lebih baik

dari pada menyalahkan satu pihak.

17

5) Pengetahuan

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku dia harus tau terlebih dahulu apa arti

manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Orangtua memarai

anaknya yang sedang berkelahi apabila ia tau apa tujuan dan manfaat bagi

anak atau keluarganya dan apa bahaya-bahaya bila tidak melakukan perkelaian

tersebut. Indikator-indikator yang dapat gunakan untuk mengetahui

pengetahuan orangtua tentang Sibling Rivalry dapat di kelompokkan menjadi:

a. Pengetahuan tentang Sibling Rivalry

(1) Penyebab Sibling Rivalry.

(2) Macam Sibling Rivalry pada anak dalam berperilaku.

(3) Kapan Sibling Rivalry terjadi.

(4) Bagaimana cara mencegah dan cara menghadapi Sibling Rivalry.

b. Pengetahuan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

(1) Cara atau tindakan yang orangtua lakukan.

(2) Dampak yang akan terjadi

(3) Manfaat dari Sibling itu sendiri.

Apabila penerimaan perilaku baru atau sikap seseorang dalam menghadapi

sesuatu yang baru melalui proses seperti ini, dimana didasari olah pengetahuan,

kesadaran dan sikap positif, maka sifat atau perilaku tersebut bersifat langgeng.

Sebaiknya apabila sikap maupun perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama, misalnya : Sikap orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry yang terjadi pada anak balitanya di perlukan

pengetahuan dan kesadaran orangtua tentang Sibling Rivalry itu sendiri, sehingga

18

orangtua siap dan dapat mencegah atau meminimal terjadinya Sibling Rivalry

(Notoatmojo, S., 2003:22).

2.2.3.2 Faktor Ekstern

Faktor Ekstern meliputi objek, orang, kelompok dan hasil kebudayaan

yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan perilakunya. Kedua faktor tersebut

akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan lingkungannya.

2.3 Emosi Awal Masa Kanak-kanak

Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan

saat ketidakseimbangan karena kanak-kanak ”keluar dari fokus” dalam arti bahwa

dia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan

diarahkan. Hal ini tampak mencolok pada anak-anak usia 2,5 sampai 3,5 dan 5,5

sampai 6,5 tahun. Walaupun setiap emosi dapat “dipertinggi” dalam arti bahwa

emosi itu lebih sering timbul dan lebih kuat dari pada biasanya pada individu

tertentu, tetapi emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh

ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk

akal. Contoh emosi yang umum pada masa kanak-kanak diantaranya adalah:

1) Amarah

Penyebab amarah yang paling umum adalah pertengkaran mengenai

permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan yang hebat dari anak

lain. Anak mengungkapkan rasa marah dengan ledakan, amarah, menangis,

berteriak, menggertak, menendang melompat-lompat atau memukul.

2) Takut

Pembiasaan, peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang kurang

menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut, seperti cerita-

19

cerita, gambar-gambar, acara radio , dan televisi film-film dengan unsur yang

menakutkan. Pada mulanya reaksi anak terhadap rasa takut adalah panik:

kemudian menjadi lebih khusus seperti lari, menghindar, dan bersembunyi,

menangis dan menghindari situasi yang menakutkan.

3) Cemburu

Anak merasa cemburu bila dia mengira bahwa minat dan perhatian orangtua

beralih kepada orang lain di dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir.

Anak yang lebih muda mengungkapkan kecemburuannya secara terbuka atau

menunjukkan dengan kembali berperilaku seperti anak kecil, seperti

mengompol, pura-pura sakit atau menjadi nakal perilaku ini bertujuan untuk

mencari perhatian.

4) Ingin tahu

Anak memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru di lihatnya, juga

mengenai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain. Reaksi pertama adalah dalam

bentuk penjelajahan sensomotorik kemudian sebagai akibat dari tekanan sosial

dan hukuman, ia bereaksi dengan bertanya.

5) Iri hati

Anak-anak sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki

orang lain. Iri hati ini diungkapkan dalam, bermacam-macam cara, yang

paling umum adalah mengeluh dengan barangnya sendiri, dengan keinginan-

keinginan untuk memiliki barang seperti dimiliki orang lain atau dengan

mengambil benda-benda yang menimbulkan iri hati.

6) Gembira

Anak-anak merasa gembira karena sehat, situasi yang tidak layak, bunyi yang

tiba-tiba atau yang tidak di harapkan, bencana yang ringan, membohongi

20

orang lain dan berhasil melakukan tugas yang di anggap sulit. Anak

mengungkapkan kegembiraan dengan tersenyum dan tertawa, bertepuk tangan

melompat-lompat atau memeluk benda atau orang yang membuatnya bahagia.

7) Sedih

Anak-anak merasa sedih karena kehilangan segala sesuatu yang di cintai atau

yang di anggap penting bagi dirinya apakah itu orang, binatang atau benda

mati, seperti mainan secara khas anak mengungkapkan kesedihannya dengan

menangis dan dengan kehilangan minat terhadap kegiatan normalnya

termasuk makan.

8) Kasih sayang

Anak-anak belajar mencintai orang, binatang atau benda yang

menyenangkannya. Ia mengungkapkan kasih sayang secara lisan bila sudah

besar tetapi ketika masih kecil anak menyatakannya secara fisik dengan

memeluk, menepuk dan mencium objek kasih sayangnya.

2.4 Dampak Sibling Rivalry pada Anak

Dampak Sibling Rivalry bagi perkembangan emosi anak menyebabkan anak

merasa minder atau rendah diri sedangkan dampak akibat ketidakadilan di rumah

bisa membuat anak stres anak lebih temperamen dan agresif dalam kelakuannya.

(http://www.eccefau.blogfriendster.com, 2008). Adapun sikap yang sebaiknya di

lakukan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry Adalah:

1) Mempersiapkan kakak sebelum kehadiran adik

Jauh sebelum anak kedua lahir, melibatkan kakak dengan aktivitas yang

berhubungan dengan menyambut kehadiran adik baru, seperti mengajak kakak

ke dokter saat memeriksakan kehamilan ibu.

21

2) Memperlakukan setiap anak sebagai individu berbeda

Asas adil merata bukan merupakan prinsip yang dapat digunakan dalam

mendidik anak, masing-masing anak individu yang unik. Memperlakukan

anak-anak secara sama hanya akan menciptakan lebih banyak masalah.

3) Hindari membandingkan

Kompetisi memang sering dilakukan orangtua untuk memotivasi anak-anak

mereka, dengan memuji salah satu anak, anak lainnya merasa cemburu, meski

maksud orangtua tidak demikian.

4) Menumbuhkan keunikan anak

Setiap anak memiliki keunikan. Perhatikan bakat anak, kembangkan dengan

memberikan kursus atau kegiatan khusus misalnya anak sulung menyukai

musik dorong dia untuk mempelajari salah satu alat musik. Biarkan anak

tumbuh dengan keunikannya, bakat khusus anak yang terus di asah akan

membangun harga dirinya.

5) Menghabiskan waktu bersama anak sesuai prioritas

Anak-anak akan menghargai saat-saat berharga ini. Setiap anak punya

kebutuhan berbeda.

6) Membuat batasan yang jelas

Anak-anak perlu menghargai satu sama lain. Biarkan mereka mempunyai

barang yang tidak boleh digunakan oleh lainnya, ini akan mengajarkan mereka

untuk saling menghargai.

7) Mendengarkan perasaan anak

Mendengarkan perasaan anak penting untuk mengetahui apa sesungguhnya

yang menjadi penyebab pertengkaran, biarkan anak mengungkapkan perasaan,

tapi bukan berarti semua perilaku dapat diterima.

22

8) Jangan memihak

Pertengkaran antara anak-anak memang membuat orangtua menjadi frustrasi

dan ingin tahu, siapa sebenarnya yang salah, siapa yang memulai

pertengkaran, namun biarkan anak-anak menyelesaikan sendiri pertengkaran

mereka. Kecuali, jika mereka tampak membutuhkan anda memfasilitasi

komunikasi keduanya. Orangtua perlu turun tangan jika pertengkaran terlihat

membahayakan keduanya baik secara fisik maupun secara perasaan.

9) Menghindari memupuk kebiasaan mengadu

Mengadu memang sering dilakukan antar saudara karena persaingan mereka,

mengadu membuat anak satu tingkat lebih diatas anak lainnya, untuk terlihat

lebih baik di mata orangtua. Hal ini menunjukkan bahwa anak telah paham

mana sikap yang benar dan tidak.

10) Memberi Reward untuk perilaku kooperatif

Saat anak-anak menunjukkan perilaku kooperatif, orangtua perlu memberi

reward, pemberian reward dilakukan untuk memperkuat perilaku. Ini agar

anak mengerti bahwa, perilaku inilah yang di harapkan dari anak.

2.5 Manfaat Sibling Rivalry pada Anak

Sibling Rivalry mengajarkan anak untuk mengatasi perbedaan dengan

mengembangkan beberapa ketrampilan penting diantaranya adalah bagaimana

menghargai nilai dan perspektif orang lain, cara cepat untuk berkompromi, serta

mengontrol dorongan untuk bertindak agresif (http://eccefau.blogfriendster.com,

2008).

23

1) Berlatih untuk bersosialisasi dengan kerabat lainnya.

Dalam hal ini diartikan bahwa bersosialisasi dengan kerabat lainya adalah

sosialisasi yang dilakukan antar saudara kandung atau saudara sepupu.

2) Memotivasi kecerdasan emosional, mental dan sosial.

Memotivasi kecerdasan emosional, mental dan sosial yaitu sebuah dorongan

agar seseorang mampu melakukan satu kerjasama yang berpedoman pada

kecerdasan intelektual sekaligus mampu melakukan sosialisasi baik secara

personal maupun kelompok.

Manfaat positif dengan bimbingan yang benar mengenahi Sibling Rivalry

jika terjadi persaingan antar anggota keluarga antara lain:

1) Memacu diri untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari yang lain.

2) Mengasah kemampuan diri dalam pergaulan sosial dengan yang lainnya.

Menambah keakraban dan kerja sama antar keluarga karena telah mengetahui

karakter spesifik masing-masing individu.

2.6 Kesiapan

2.6.1 Pengertian Kesiapan

Menurut Slameto (1995:61), menyatakan kesiapan sangat penting untuk

memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan pekerjaan, apapun

akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang baik.

Mengemukakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya

seseorang untuk dapat berinteraksi dengan cara tertentu. Selain itu kesiapan juga

diartikan keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap

untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi.

24

Penyesuaian pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk

memberi respon. Kondisi individu mencakup 3 aspek yaitu: (1) Kondisi fisik,

mental dan emosional (2) Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan (3)

Keterampilan dan pengetahuan.

Kesiapan adalah setiap individu untuk dapat melakukan suatu perbuatan

tertentu dengan baik, maka, individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik

ataupun kesiapan secara psikologis karena kesiapan merupakan unsur yang

penting.

Moeliono, dkk (1989:835), menjelaskan atau berpendapat bahwa keadaan

sudah sedia atau sedia untuk digunakan, hal ini didukung oleh pendapat Chaplin

yang menjelaskan kesiapan dapat diartikan sebagai keadaaan siap -siaga untuk

mereaksi atau menghadapi sesuatu.

Gulo (1982:241), kesiapan adalah titik kematangan untuk dapat menerima

dan mempraktekan tingkah laku tertentu. Sebelum saat ini terlewati tingkah laku

tersebut tidak dapat dimiliki walaupun melalui latihan yang intensif dan bermutu.

Drever (1986:394) kesiapan adalah kondisi siap untuk menanggapi atau mereaksi

sedangkan Dalyono (2001: 166), mengartikan kesiapan merupakan sifat-sifat atau

kekuatan pribadi yang berkembang perkembangan ini memungkinkan orang itu

untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu memecahkan

persoalan yang di hadapinya. Sedangkan Cronbach (dalam Dalyono, 2001:66)

memberikan pengertian kesiapan sebagai segenap sifat atau kekuatan yang

membuat dapat bereaksi dengan cara tertentu.

25

Berdasarkan definisi-definisi dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah

kemauan dan kemampuan yang membuat seseorang berbuat sesuatu dengan

mempertimbangkan desakan-desakan lingkungan.

2.6.2 Hukum Kesiapan

Menurut Thorndike (dalam suryabrata 2004:250) terdapat tiga hukum

kesiapan dalam individu berperilaku yaitu:

1) Apabila suatu unit kondusi telah siap untuk berkonduksi maka kondusi dengan

unit tersebut akan membawa kepuasan, dan tidak akan ada tindakan lain lagi

untuk mengubah kondusi itu.

2) Bila kondusi telah siap untuk berkondusi namun tidak berkondusi maka akan

meninbulkan respon-respon yang lain untuk mengurangi atau meniadakan

keputusan itu.

3) Apabila unit tidak siap berkondusi dipaksa untuk berkondusi, maka kondusi itu

akan meninbulkan ketidakpuasan dan berakibat dilakukannya tindakan-

tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasan itu.

Kesiapan fisik dan psikologis seseorang yang di dukung oleh sarana

penunjang untuk individu melakukan sesuatu, dan apabila perilaku tersebut

berhasil dilakukan maka akan menghasilkan kepuasan bagi individu. Sedangkan

bila individu tidak siap untuk melakukan suatu tindakan akan tetapi dipaksa untuk

melakukan tindakan tersebut maka individu akan melakukan tindakan lain untuk

mengurangi kekecewaan ataupun frustrasinya. Selanjutnya Menurut Dalyono

(2001:166), kesiapan di pengaruhi oleh:

26

2.6.3 Faktor-faktor Kesiapan

Faktor-faktor kesiapan Menurut Dalyono (2001:166), kesiapan di

pengaruhi oleh:

1) Kematangan merupakan keadaan atau kondisi bentuk, struktur, dan

fungsi yang lengkap atau dewasa pada suatu organisme, baik

terhadap satu sifat atau pada semua sifat kematangan membentuk

semua sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara

tertentu. Tingkah laku apapun membutuhkan kematangan, orang

tak akan dapat berbuat secara intelegen apabila kapasitas

intelektualnya belum memungkinkannya untuk itu kematangan

dalam struktur otak dan sistem syaraf sangat di perlukan.

2) Kesiapan Psikologis

Kesiapan psikologis mempunyai makna segenap sifat-sifat yang dimiliki

individu yang digunakan untuk mereaksi suatu situasi tertentu. Kesiapan

psikologi seseorang dipengaruhi oleh dua hal yaitu:

a. Motivasi individu untuk melakukan tindakan tertentu. Adanya dorongan

atau motivasi dalam diri individu akan mendorong timbulnya kesiapan

dalam diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan dan ketika

seseorang siap untuk melakukan sebuah tindakan maka individu tersebut

akan melakukan tindakan untuk memenuhi dorongan tersebut

b. Pengalaman yang diperoleh individu sebelumnya, pengalaman yang

diperolah mengenai sesuatu perilaku tertentu akan mempertinggi kesiapan

individu untuk melakukan tindakan selanjutnya. Pengalaman yang

27

diperolah akan membantu individu untuk melakukan tindakan yang tepat

untuk merespon stimulus yang datan. Hal ini dikarenakan pengalaman

mengenai suatu tindakan tertentu telah tersimpan dalam memori dan ketika

individu menghadapi sebuah situasi yang sama atau yang hampir sama

maka pengalaman yang telah tersimpan di recall sehingga individu siap

untuk merespon suatu situasi.

3) Kesiapan Sosial

Selain kesiapan psikologi untuk menghadapi perilaku orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini perlu adanya kesiapan sosial

karena linkungan sosial merupakan tempat bagi perilaku orangtua sebagai

makhluk sosial. Kesiapan sosial merupakan kemampuan lingkungan untuk

berelasi dengan individu yang datang ke lingkungan tersebut.

2.6.4 Prinsip-prinsip kesiapan

Prinsip kesiapan menurut Slameto (1995: 117) adalah semua aspek

perkembangan ini berinteraksi (saling mempengaruhi). Kematangan jasmani dan

Rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat pengalaman. Pengalaman-

pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. Kesiapan dasar

untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa

pembentukan di masa perkembangan.

Proses belajar yang di pengaruhi kesiapan yang dimaksud dengan kesiapan

atau readiness adalah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar,

berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk

suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa, yang

28

termasuk kesiapan ini adalah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar

belakang pengalaman hasil belajar yang baru motivasi, persepsi dan faktor-faktor

lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.

Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal

sebagai berikut:

1) Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas

yang di berikan kepadanya erat hubungan dengan kemampuan, minat dan latar

belakangnya.

2) Kesiapan tentang belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti

bila seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan untuk mempelajari

sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.

3) Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas

kemudian tugas itu ditunda sampai dapat di kembangkan kesiapan itu atau

guru sengaja menata tuagas itu sesuai dengan kesiapan siswa.

4) Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan misalnya dua

orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda

dalam pola kemampuan mentalnya.

2.6.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan

Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki seseorang

sebelum melakukan sesuatu, dimana kesiapan ini dapat dipengaruhi oleh dirinya

sendiri atau oleh pihak luar yaitu:

29

2.6.5.1 Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor

ini terbagi menjadi dua bagian yaitu jasmani dan rohani (psikologis), dimana

keduanya mempengaruhi individu menjadi terampil. Yang termasuk faktor

jasmani adalah bagaimana kondisi fisiknya dan panca indra. Sedangkan kondisi

psikologisnya adalah minat tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan

kognitif.semua ini akan berpengaruh pada kesiapan seorang individu. Aspek-aspek

psikologi yang mempengaruhi kesiapan adalah:

1) Kematangan

Kematangan adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan perubahan tingkah

laku sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan.

2) Kecerdasan

Kecerdasan adalah daya pikir merupakan salah satu aspek penentu

keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan

3) Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan psikomotorik yang merupakan salah satu aspek

yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat mengembangkan dirinya yang

lebih kreatif dalam segala hal.

4) Kemampuan

Kemampuan merupakan aspek yang harus memiliki seseorang, karena itu

sebagai guru harus mengetahui dan menyadari kemampuan yang ada dalam

dirinya terhadap sesuatu yang dilakukan.

30

5) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap

usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

6) Kesehatan

Kesehatan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan

seseorang untuk melakukan tugasnya dengan baik.

2.6.5.2 Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang di sebabkan karena orangtua yang salah

dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan dan adanya anak

emas di antara anak yang lain. Menurut Keyla (2008:26), ada banyak faktor yang

berperan dalam kejadian Sibling Rivalry yaitu:

1) Adanya keinginan anak untuk menggambarkan siapa dirinya, bakat, aktifitas

dan minat mereka ingin menunjukkan bahwa mereka berbeda dari saudara

kandungnya.

2) Perhatian, disiplin dan kemampuan reaksi orangtua yang berkurang terhadap

dirinya.

3) Adanya Anggapan bahwa kedatangan adik baru merupakan ancaman bagi

mereka

4) Tahap perkembangan dari anak itu sendiri berhubungan dengan perhatian

orangtua yang terbagi serta bagaimana mereka mendapat perhatian itu dengan

adil satu dengan yang lainnya.

31

5) Kekurangpahaman dari anak bagaimana cara mendapatnya perhatian dari

saudara kandungnya sehingga menggunakan perkelahian untuk mendapatkan

perhatian.

6) Perlakuan orangtua terhadap anak

7) Kurangnya peran dari orangtua untuk memberikan penjelasan bahwa

perkelahian bukan salah satu cara yang baik yang biasa diterima untuk

menyelesaikan masalah.

8) Tidak adanya waktu yang cukup dari otang tua untuk bersama dengan anak.

9) Bagaimana orangtua memeperlakukan anak dan bereaksi terhadap persaingan

yang terjadi.

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebuah persyaratan tentang hubungan yang di harapkan

antara dua variabel atau lebih yang dapat di uji secara empiris. Hipotetis dalam

penelitian ini adalah” Ada pengaruh kesiapan yang ditunjukkan dalam perilaku

orangtua menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini.

2.8 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya dapat

dirumuskan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut

 

32

Dampak Positif − Mengatasi

perbedaan − Mengembangkan

ketrampilan − Cara cepat untuk

berkompromi − Mengontrol

dorongan untuk bersikap agresif

Kesiapan Faktor Intern - Kecerdasan - Persepsi - Motivasi - Emosi - Pengetahuan

Perilaku orangtua menghadapi Sibling Rivalry

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir Penelitian

Faktor Ekstern - Objek - Orang - Kelompok - Kebudayaan

Dampak Negatif - Minder - Rendah diri - Stres - Temperamen - Agresif

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Suatu Penelitian, berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari

metode penelitiannya. Metode penelitian digunakan dengan tujuan agar peneliti

yang dilaksanakan mempunyai arah yang tidak menyimpang dari tujuan yang

diinginkan. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif, yaitu hal-hal

yang terkait dengan tujuan penelitian secara kuantitatif. Oleh Azwar (2003:5)

dinyatakan sebagai prosedur penelitian yang menekankan pada data-data

numerikan (angka) yang diolah dengan metode statistic. Pendekatan ini

merupakan suatu metode dalam penelitian tentang keadaan status manusia, suatu

obyek, suatu kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat,sifat serta hubungan antara

fenomena yang diselidiki. Secara harfiyah metode ini adalah metode penelitian

untuk membuat gambaran akumulasi data dasar dalam pengertian yang lebih luas,

penelitian ini mencakup metode sejarah, eksperimen. Jadi dalam penelitian ini

menggunakan penelitian kuantitatif yang mana penggunaan penelitian ini secara

jelas dan terperinci serta memperoleh data yang mendalam tentang Pengaruh

Kesiapan Terhadap perilaku Orangtua Dalam Menghadapi Sibling Rivalry pada

Anak Usia Dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten

Batang.

33

34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.2 Tempat

Penentuan lokasi penelitian dimaksud untuk mempermudah atau

memperjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian. Lokasi penelitian

yang dimaksud adalah Masyarakat Desa Harjowinangun Barat Kecamatan

Tersono Kabupaten Batang.

Pemilihan lokasi penelitian di Desa tersebut karena masalah Sibling

Rivalry banyak terjadi di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono

Kabupaten Batang. Selain itu masalah Sibling Rivalry di Desa tersebut belum

pernah ada yang meneliti sehingga peneliti ingin mengetahui apakah ada kesiapan

orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada Anak Usia dini dari segi

psikologis, fisik, ekonomi, sosial dan pendidikannya.

3.2.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 karena pada bulan

tersebut sebagian besar responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri (guru)

sedang libur panjang sehingga peneliti memiliki waktu yang lebih efektif di

bulan tersebut untuk melakukan penelitian.

3.3 Populasi

Menurut Sugiyono, A.(2007:69) Populasi adalah keseluruan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua yang mempunyai balita

lebih dari satu di Desa Harjowinangun Barat kecamatan Tersono Kabupaten

Batang. Populasi dalam penelitian sebanyak 33 responden.

35

Populasi merupakan subyek penelitian. Populasi menurut Singarimbun

(1989:8) adalah jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri

yang akan di duga. Nawawi (2003:141) Populasi adalah Keseluruhan subyek

penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan tumbuh-

tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Arikunto (2006:124) menyatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau

penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Subjek penelitian ini adalah menggunakan studi Populasi karena jumlah

responden kurang dari 100. Wilayah ini terdiri dari 389 KK diantaranya 33KK

adalah memiliki anak lebih dari satu yang berusia 1,5-2 tahun dan mereka yang

mengalami Sibling Rivalry.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Notoatmojo, S. (2005:33), kerangka konsep adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui

penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan variabel adalah simbol atau

lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep.

Sutrisno Hadi (2002:94) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang

bervariasi. Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan-tingkatan diurutkan dari

36

jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.

Variabel penelitian tentang kesiapan perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling

Rivalry terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.

3.4.1 Variabel bebas

Menurut Arikunto (2002:97), mendefinisikan Variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebeb independent variabel

dinyatakan dengan X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh

kesiapan terhadap perilaku orangtua.

3.4.2 Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau variabel terikat,

tergantung, atau variabel tidak bebas, dinyatakan dengan Y. Variabel terikat

penelitian ini adalah menghadapi Sibling Rivalry pada Anak Usia Dini.

3.5 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.5.1 Kriteria Inklusi

Adalah karakteristik umum subjek penelitan pada populasi

(Nursalam.2003:122) kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah:

1) Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu yang mengalami Sibling

Rivalry di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

2) Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu yang bersedia menjadi

responden

3.5.2 Kriteria Eksklusi

Adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus

dikeluarkan karena beberapa sebab (Nursalam, 2003:122).

37

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu dengan jarak kurang dari 2

tahun yang mengalami Sibling Rivalry pada saat penelitian tidak berada di

tempat.

2) Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu dengan jarak kurang dari 2

tahun yang saat penelitian sedang sakit dan tidak dapat menjadi subjek

penelitian.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data Menurut (Iskandar, 2008:76) yaitu:

3.6.1 Kuesioner

Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis,

sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang variabel-variabel yang

diteliti. Penyebaran kuesioner kepada subyek penelitian bertujuan untuk

memperoleh data atau informasi mengenai masalah penelitian yang

mengambarkan variabel-variabel yang diteliti. Kuesioner yang diedarkan kepada

responden harus mempunyai validitas dan realibilitas yang tinggi.

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:140), kelebihan dan kekurangan

kuesioner yaitu:

3.6.1.1 Kelebihan kuesionar

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut

waktu senggang responden.

38

4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu

menjawab.

5) Dapat di buat berstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan

yang benar-benar sama.

6) Jawaban responden tidak menyimpang dari pertanyaan

7) Relatif lebih Efisien baik waktu tenaga dan dana

8) Memudahkan dalam menganalisis data

3.6.1.2 Kelemahan kuesionar

1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang

terlewati tidak terjawab. Padahal sulit di ulangi diberikan kembali padanya.

2) Sulit dicari validitasnya

3) Walaupun di buat anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan

jawaban yang tidak benar atau tidak jujur.

4) Angket yang dikirim lewat pos pengambilannya sangat rendah, hanya sekitar

20%. Seringkali tidak dikembalikan terutama jika dikirim lewat pos menurut

penelitian.

5) Waktu pengambilanya tidak sama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang

terlalu lama sehingga terlambat.

3.6.2 Observasi

Salah satu cara pengumpulan data yang utama dalam mengkaji situasi

sosial yang dijadikan sebagai objek penelitian ini menggunakan teknik observasi

partisipati, di mana penelitian berinteraksi secara penuh dalam situasi sosial

dengan subyek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengamati, memahami

39

peristiwa secara cermat, mendalam dan terfokus terhadap subjek penelitian, baik

dalam suasana formal maupun santai.

Menurut Fudgartanti (2005:197), observasi memiliki kelebihan dan

kelemahan.

3.6.2.1 Kelebihan observasi

1) Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal perilaku

pertumbuhan dan sebagainya sewaktu kejadian tersebut masih berlaku atau

sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak mungkin

mengantungkan data-data dan ingatan seseorang.

2) Pengamat dapat memperoleh data dan subjek baik dengan berkomunikasi

verbal atau tidak, misalnya dalam melakukan penelitian sering subjek tidak

mau berkomunikasi dengan verbal dengan penelitian karena takut, tidak punya

waktu atau tidak, namun hal ini dapat diatasi dengan adanya pengamatan

observasi langsung.

3.6.2.2 Kelemahan observasi

1) Hallow effect

Pengaruh kesan pertama dan kesan luarnya saja saat menilai subjek.

2) Hawthron effect

Suatu tendensi tingkah laku akan diatur menjadi nampak berbeda dari kondisi

yang alamiyah dan nampak menjadi lebih baik.

3) Refleksi observasi

4) Struktur kepribadian observer turut berpengaruh dan bermain dalam hasil

pengamatannya terhadap objek yang di observasi. Misalnya pengalaman-

40

pengalaman emosional observer dapat tampil pada waktu observasi

berlangsung.

Di dalam penelitian deskriptif kuantitatif bahwa observasi yaitu untuk

melengkapi data yang tidak bisa di tangkap melalui kuesionar, misalnya sebelum

penelitian berlangsung melakukan observasi untuk data pra penelitian.

3.6.3 Wawancara

Untuk memperoleh data yang memadai sebagai Cross Ceks penelitian juga

menggunakan teknik wawancara dengan subyek yang terlibat dalam interaksi

sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan mengetahui

informasi untuk mewakili subyek penelitian.

Menurut Djumhur dan Moh. Surya (2007:69) Wawancara memiliki

kelebihan dan kelemahan.

3.6.3.1 Kelebihan wawancara

1) Hasil wawancara secara kualitas dapat dipertanggungjawabkan

2) Mempunyai nilai yang tinggi

3) Semua kesalahpahaman dapat dihindari

4) Pertanyaan yang telah disiapkan dapat dijawab oleh narasumber dengan

penjelasan-penjelasan tambahan

5) Setiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut

6) Informasi yang diperoleh langsung dari sumber pertama

3.6.3.2 Kelemahan wawancara

1) Data atau informasi yang dikumpulkan sangat terbatas

2) Memakan waktu dan biaya yang besar jika dilakukan dalam suatu wilayah

yang luas

41

3) Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai

4) Menuntut penguasaan ketrampilan bahasa yang baik dari interviewer.

Di dalam penelitian ini wawancara untuk memeriksa kembali data yang

terkumpul melalui kuesioner.

3.6.4 Studi Dokumentasi

Arikunto Suharsimi (2006:59) Studi Dokumentasi berupa penelaah

terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan

(literatur laporan, tulisan dan lain-lain yang memiliki relevensi dengan fokus

permasalahan penelitian. Sumber data sekunder dapat dimanfaatkan untuk

menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan tentang masalah penelitian.

3.6.4.1 Kelebihan dokumentasi

1) Metode ini sangat memberikan gambaran berbagai informasi tentang

responden pada waktu yang sudah lampau (yang direkam atau di

dokumentasikan)

2) Berbagai informasi tentang responden tersebut merupakan bahan kajian yang

dapat menghubungkan keadaan responden pada masa lampaunya, apakah

keadaan sekarang disebabkan oleh hal yang sudah lalu atau tidak.

3) Metode ini dapat merekam berbagai jenis data tentang responden identitas

responden, identitas orangtua, keadaan dan latar belakang keluarga,

lingkungan sosial, data psikis, pendidikan dan sebagainya.

3.6.4.2 Kelemahan Dokumentasi

1) Pencatatan dalam dokumen perlu disikapi dengan kritis, apakah pencatatan

yang di lakukan valid atau tidak.

42

2) Jika ada pencatatan yang tidak lengkap karena sesuatu hal, disengaja atau

tidak disengaja, penggunaan dokumen dapat menyesatkan.

Studi dokumentasi yaitu untuk melengkapi data tertulis yang tidak bisa

diungkap melalui teknik pengumpulan data yang lain.

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum diberikan kepada responden penelitian, dilaksanakan pengujian

terhadap kuesioner tentang Validitas dan reliabilitasnya, untuk mengetahui apakah

instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat uji atau belum (Arikunto,

2006:136).

3.7.1 Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu bener-benar

mengukur apa yang di ukur. Sehingga perlu diuji dengan uji korelasi. Tehnik yang

digunakan dalam uji korelasi adalah teknik korelasi “Product moment”.

r xy = ( ) ( )

( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑

−−

−2222 yyNxxN

yxxyN

dengan keterangan :

rxy = validitas instrumen N = jumlah responden x = skor pertanyaan y = skor total

Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga rxy >rtabel

pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil uji coba angket penelitian kepada 20 responden

diperoleh nilai rxy seluruh butir angket lebih besar dari rtabel = 0,444 untuk α = 5%

43

dengan N = 20. Dengan demikian seluruh butir angket yang diujicobakan

valid dan dapat digunakan untuk penelitian (Perhitungan selengkapnya terlampir).

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas artinya suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Hal

ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat ukur yang sama.

Rumus yang digunakan adalah alpha cronbach:

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−= 2

t

2b

11 σΣσ

11k

kr

Keterangan :

∑σb2 = jumlah varians butir

k = jumlah butir angket σt

2 = Varians skor total r11 = Koefisien reliabilitas (Suharsimi Arikunto, 1998:171)

Untuk mencari varians butir dengan rumus :

( ) ( )

NNΧΣΧΣ

σ

22

2−

=

Keterangan :

σ = Varians tiap butir X = Jumlah skor butir N = Jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 1998:171)

Hasil uji reliabilitas angket kesiapan perilaku orangtua diperoleh nilai r11

= 0,900 dan angket perilaku orangtua dalam menghadapi simbling riuvalry

diperoleh nilai r11 = 0,892. kedua nilai koefisien reliabilitas tersebut > 0,6

44

sehingga dapat dijelaskan bahwa kedua angket yang diujicobakan reliabel dan

dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis

3.8.1. Pengolahan Data

Menyatakan bahwa agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang

benar diperlukan langkah-langkah sebagai berikut (Danim,S.2003)

3.8.1.1. Editing ( pemeriksaan data)

Pada penelitian ini dalam mengisi editing semua kuesioner diisi

responden sesuai petunjuk pengisian, kuesioner lengkap tidak ada yang salah.

3.8.1.2 Coding (pemberian kode)

Pada penelitian ini dalam memberikan kode pada kuesioner

menggunakan angka dengan tahapan sebagai berikut:

3.8.1.2.1 Memberi kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan

identitas responden dan mempermudah proses penulisan biodata responden bila

diperlukan selain itu juga untuk mempermudah penyimpanan dalam arsip data.

3.8.1.2.2 Menetapkan kode untuk scoring jawaban responden atau hasil

observasi yang telah dilakukan dengan memberikan nilai skor 1 bila jawaban

benar dan skor 0 bila jawaban salah.

3.8.1.3 Tabulating (penyusunan data) dari hasil coding dimasukkan kedalam

tabulating untuk diolah menggunakan SPSS

3.8.2 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan SPSS dengan menggunakan

program-program tertentu. Adapun tahap-tahap analisis data sebagai berikut:

45

3.8.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil

penelitian (Budiarto,E.2006) Dalam analisis, hanya menghasilkan distribusi

frekuensi untuk mengetahui tingkat kesiapan orangtua tentang Sibling Rivalry dan

pengetahui perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry. Menghitung

perolehan jumlah responden.

x = nf x 100 %

Keterangan :

x = hasil persentase f = frekuensi hasil pencapaian. n = total seluruh observasi

3.8.2.2 Analisis Bivariat

Teknik analisis yang dilakukan pada dua variabel yang di duga

berhubungan atau berkorelasi (Budiarto,E.2006). Teknik analisis dalam penelitian

ini menggunakan analisis korelasi bivariat karena mengetahui korelasi (hubungan)

antara tingkat kesiapan orangtua tentang Sibling Rivalry dengan perilaku orangtua

dalam menghadapi Sibling Rivalry di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan

Tersono Kabuptaen Batang.

Digunakan rumus

2

1

2

1

1111

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ ∑−∑

∑∑∑=

==

==−

=

i

n

ii

n

i

i

n

ii

n

iii

n

i

xxn

yxyxnb

Keterangan :

b1 = Koefisien regresi xi = Nilai variabel independent

46

yi = Nilai variabel dependent i = 1 n = Jumlah pengamatan ∑ = Studi populasi

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Harjowinangun Barat

Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Secara umum gambaran dari lokasi

penelitian ini adalah sebagai berikut.

4.1.1.1 Letak Geografis Desa Harjowinangun Barat

Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

Jarak Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono adalah 2 km dan dari

Kabupaten Batang adalah 21 km. Secara administratif Desa Harjowinangun Barat

berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Desa Kebumen

Sebelah Selatan : Desa Pujut

Sebelah Timur : Desa Harjowinangun Timur

Sebelah Barat : Desa Tanjung Sari

4.1.1.2 Luas Wilayah Desa Harjowinangun Barat

Desa Harjowinangun Barat terdiri dari 2 RW dan 20 RT dengan luas

wilayah 1,23 km2 yang terdiri dari 0,71 km2 adalah luas lahan sawah dan 0,52 km2

adalah luas daratan/lahan kering yang dipergunakan untuk jalan, perumahan, dan

area perkebunan penduduk.

47

48

4.1.1.3 Kondisi Sosial dan Ekonomi

1) Jumlah penduduk

Jumlah penduduk di desa Harjowinangun Barat adalah 1.397 orang yang

terbagi menjadi 389 kepala keluarga. Dilihat dari usianya maka susunan penduduk

Desa Harjowinangun Barat dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia

No. Umur Jumlah Persentase 1. 0 – 4 119 8.52% 2. 5 – 6 78 5.58% 3. 7 – 15 262 18.75% 4. 16 – 21 321 22.98% 5. 22 – 58 493 35.29% 6. > 59 124 8.88% Jumlah 1.397 100.00%

Sumber : Monografi

Tabel di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Harjowinangun Barat

sebagian besar merupakan penduduk berusia muda, sehingga merupakan usia

produktif antara umur 15 – 59 tahun dengan jumlah keseluruhan 614 jiwa.

Dengan demikian umur 0-4 tahun presentasinya 8,52%, umur 5-6 5,58%, umur

7-15 18-75%, umur 16-21 22.98%, 22-58 35.29%, sedangkan < 59 presentasinya

berjumlah 8.88%.

2) Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 74 6.18% 2. Tamat SLTA 310 25.90% 3. Tamat SLTP 267 22.31%

4. Tamat SD 194 16.21% 5. Tidak Tamat SD 138 11.53% 6. Belum Tamat SD 190 15.87% 7. Tidak Sekolah 24 2.01% Jumlah 1197 100.00

48

49

Tingkat pendidikan penduduk Desa Harjowinangun Barat yang Tamat SLTA

paling banyak dan Tamat perguruan tinggi paling sedikit dengan skor presentasi

Tamat perguruan tinggi 6.18%, Tamat SLTA 25.90 %, Tamat SLTP 22.31%,

Tamat SD 16.21%, Tidak tamat SD 11.53%, Belum tamat 15.87%,Tidak sekolah

2.01%, Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel 4.2 di bawah ini Sumber :

Monografi

3) Mata pencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Harjowinangun Barat sebagian besar

adalah petani dan buruh tani sebagai berikut :

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Prosentase 1. Petani 234 36.39% 2. Buruh Tani 103 16.02% 3. Swasta 74 11.51% 4. Tukang becak 4 0.62% 5. Pedagang 67 10.42% 6. Montir 6 0.93% 7. Pegawai Negeri 76 11.82% 8. Pengrajin 18 2.80% 9. Lain-lain 61 9.49% Jumlah 643 100.00%

Sumber : Monografi

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Desa

Harjowinangun Barat, namun yang paling banyak adalah bermatapencaharian

sebagai petani dan buruh tani. Petani jumlah presentasinya 36.39%, Buruh tani

16.02%, Swasta 11.51%, Tukang becak 0,62%, Pedagang 10.42%, Montir 0.93%,

Pegawai negeri 11.82%, Pengkrajin 2.80 %, Sedangkan lain-lain Jumlah

presentasinya 9.49%.

49

50

4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Deskripsi data dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu

kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry dan perilaku orangtua

dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun

Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang dapat diketahui dari analisis

deskriptif persentase sebagai berikut:

4.1.2.1 Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

Gambaran kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak

usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

berdasarkan jawaban angket dari masing-masing responden diperoleh hasil

seperti terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Deskripsi Data Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase 1. 66 – 80 Sangat baik 1 3.03% 2. 51 – 65 Baik 8 24.24% 3. 36 – 50 Kurang baik 19 57.58% 4. 20 – 35 Tidak baik 5 15.15% Jumlah 33 100.00%

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Lebih jelasnyan gambaran tentang kesiapan orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan

Tersono Kabupaten Batang dapat disajikan secara grafis dengan diagram batang

berikut:

51

3.03%

24.24%

57.58%

15.15%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Dis

trib

usi F

reku

ensi

(%)

Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik

Kategori

Gambar

4.1 Deskripsi Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

Berdasarkan gambar 4.1 di atas terlihat bahwa paling banyak responden

memiliki kesiapan menghadapi Sibling Rivalry dalam kategori kurang baik

(57,50%), selebihnya dalam kategori sangat baik (3,03%), dalam kategori baik

(24,24%) dan dalam kategori tidak baik (15,15%). Dari hasil tersebut dapat

dijelaskan bahwa secara umum kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling

Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono

Kabupaten Batang masih dalam kategori kurang baik.

Lebih jelasnya, kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada

anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten

Batang tersebut dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap faktor yaitu faktor intern dan

ekstern berikut ini :

52

1) Faktor Intern

Berdasarkan jawaban angket pada faktor intern kesiapan orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry dari masing-masing responden diperoleh hasil seperti

terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Deskripsi Faktor Intern Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling

Rivalry

No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase 1. 33 – 40 Sangat baik 5 15.15% 2. 26 – 32 Baik 10 30.30% 3. 18 – 25 Kurang baik 15 45.45% 4. 10 – 17 Tidak baik 3 9.09% Jumlah 33 100.00%

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa faktor intern kesiapan orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry sebagian besar masih dalam kategori kurang baik

(45,45%), selebihnya dalam kategori sangat baik (15,15%), dalam kategori baik

(30,30%) dan dalam kategori tidak baik (9,09%). Hasil ini menunjukkan bahwa

secara umum faktor intern kesiapan dalam menghadapi Sibling Rivalry dari

orangtua pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono

Kabupaten Batang masih dalam kategori kurang baik.

Ditinjau dari tiap-tiap indikator faktor intern kesiapan orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut:

53

Tabel 4.6 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Intern Kesiapan Orangtua dalam

Menghadapi Sibling Rivalry

No. Indikator Jumlah Skor

Skor Ideal

% Skor Kategori

1. Kematangan 191 264 72,35% Baik 2. Kecerdasan 83 132 62,88% Baik 3. Keterampilan 92 132 69,70% Baik 4. Kemampuan 178 264 67,62% Baik 5. Motivasi 162 264 61,36% Kurang baik 6. Kesehatan 156 264 59,09% Kurang baik

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada indikator kematangan

(72,35%), kecerdasan (62,88%), keterampilan (69,70%), dan motivasi (67,62%)

dalam kategori baik sedangkan pada indikator motivasi (61,36%) dan kesehatan

(59,09%) dalam kategori kurang baik.

2) Faktor Ekstern

Berdasarkan jawaban angket pada faktor ekstern kesiapan orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry dari masing-masing responden diperoleh hasil seperti

terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Deskripsi Faktor Ekstern Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling

Rivalry

No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase 1. 33 – 40 Sangat baik 3 9.09% 2. 26 – 32 Baik 7 21.21% 3. 18 – 25 Kurang baik 19 57.58% 4. 10 – 17 Tidak baik 4 12.12% Jumlah 33 100.00%

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa faktor ekstern kesiapan orangtua

dalam menghadapi Sibling Rivalry sebagian besar masih dalam kategori kurang

54

baik (57,58%), selebihnya dalam kategori sangat baik (9,09%), dan dalam

kategori baik (21,21%) dan dalam kategori tidak baik (12,12%). Hasil ini

menunjukkan bahwa secara umum faktor ekstern kesiapan dalam menghadapi

Sibling Rivalry dari orangtua pada anak usia dini di Desa Harjowinangun

Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang masih dalam kategori kurang baik.

Ditinjau dari tiap-tiap indikator faktor ekstern kesiapan orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Ekstern Kesiapan Orangtua dalam

Menghadapi Sibling Rivalry

No. Indikator Jumlah Skor

Skor Ideal

% Skor Kategori

1. Keinginan anak 75 132 56,82% Kurang baik2. Perhatian orangtua yang

berkurang 80 132 60,61% Kurang baik

3. Anggapan kedatangan adik baru sebagai ancaman

80 132 60,61% Kurang baik

4. Perkembangan anak 91 132 68,94% Baik 5. Kurang pahaman anak 81 132 61,36% Kurang baik6. Perlakuan orangtua 81 132 61,36% Kurang baik7. Kurangnya peran orangtua 84 132 63,64% Baik 8. Ketersediaan waktu yang cukup

dari orangtua 83 132 62,88% Baik

9. Perlakuan orangtua pada anak 140 264 53,03% Kurang baikSumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada indikator

perkembangan anak (68,94%), peran orangtua (63,64%), dan ketersediaan waktu

yang cukup dari orangtua (62,88%) sudah dalam kategori baik sedangkan untuk

indikator keinginan anak (56,82%), perhatian orangtua (60,61), anggapan

kedatangan adik baru sebagai ancaman (60,61%), kurang pahaman anak

55

(61,36%), kurangnya peran dari orangtua (61,36%) dan perlakuan orangtua pada

anak (53,03%) dalam kategori kurang baik.

4.1.2.2 Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

Gambaran perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak

usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

berdasarkan jawaban angket dari masing-masing responden diperoleh hasil seperti

terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Deskripsi Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase 1. 66 – 80 Sangat baik 2 6.06% 2. 51 – 65 Baik 9 27.27% 3. 36 – 50 Kurang baik 16 48.48% 4. 20 – 35 Tidak baik 3 18.18% Jumlah 33 100.00%

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Lebih jelasnyan gambaran tentang perilaku orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan

Tersono Kabupaten Batang dapat disajikan secara grafis dengan diagram batang

berikut ini.

56

6.06%

27.27%

48.48%

18.18%

0%

20%

40%

60%

80%

100%Di

strib

usi F

reku

ensi

(%)

Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik

Kategori

Gambar 4.2 Deskripsi Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

Berdasarkan gambar 4.2 di atas terlihat bahwa paling banyak responden

memiliki perilaku dalam menghadapi Sibling Rivalry dalam kategori kurang baik

(48,48%), selebihnya dalam kategori sangat baik (6,06%), dalam kategori baik

(27,27%) dan dalam kategori tidak baik (18,18%). Dari hasil tersebut dapat

dijelaskan bahwa perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak

usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

saat ini masih dalam kategori kurang baik. Lebih jelasnya, kurang baiknya

perilaku dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa

Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang tersebut dapat

dilihat dari deskripsi tiap faktor berikut ini :

57

1) Faktor Intern

Berdasarkan jawaban angket pada faktor intern perilaku dalam

menghadapi Sibling Rivalry dari masing-masing responden diperoleh hasil seperti

terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Deskripsi Faktor Intern Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling

Rivalry

No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase 1. 33 – 40 Sangat baik 4 12.12% 2. 26 – 32 Baik 11 33.33% 3. 18 – 25 Kurang baik 16 48.48% 4. 10 – 17 Tidak baik 2 6.06% Jumlah 33 100.00%

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa paling banyak responden memiliki

faktor intern perilaku dalam menghadapi Sibling Rivalry dalam kategori kurang

baik (48,48%), selebihnya dalam kategori sangat baik (12,12%), dalam kategori

baik (33,33%) dan dalam kategori tidak baik (6,06%). Hasil ini menunjukkan

bahwa faktor intern perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada

anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten

Batang masih dalam kategori kurang baik.

Ditinjau dari tiap-tiap indikator faktor intern perilaku orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut:

58

Tabel 4.11 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Intern Perilaku Orangtua dalam

Menghadapi Sibling Rivalry

No. Indikator Jumlah Skor

Skor Ideal

% Skor Kategori

1. Kecerdasan 177 264 67,05% Baik 2. Persepsi 164 264 62,15% Kurang baik 3. Motivasi 163 264 61,74% Kurang baik 4. Emosi 163 264 61,74% Kurang baik 5. Pengetahuan 159 264 60,23% Kurang baik

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada indikator kecerdasan

(67,05%) dalam kategori baik sedangkan pada indikator persepsi (62,15%),

motivasi (61,74%), emosi (61,74%) dan pengetahuan (60,23%) dalam kategori

kurang baik.

2) Faktor Ekstern

Berdasarkan jawaban angket pada faktor ekstern perilaku dalam

menghadapi Sibling Rivalry dari masing-masing responden diperoleh hasil seperti

terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Deskripsi Faktor Ekstern Perilaku Orangtua dalam Menghadapi

Sibling Rivalry

No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase 1. 33 – 40 Sangat baik 5 15.15% 2. 26 – 32 Baik 7 21.21% 3. 18 – 25 Kurang baik 18 54.55% 4. 10 – 17 Tidak baik 3 9.09% Jumlah 33 100.00%

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa paling banyak responden memiliki

faktor ekstern perilaku dalam menghadapi Sibling Rivalry dalam kategori kurang

59

baik (54,55%), selebihnya dalam kategori sangat baik (15,15%), dalam kategori

baik (21,21%) dan dalam kategori tidak baik (9,09%). Hasil ini menunjukkan

bahwa faktor ekstern perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada

anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten

Batang saat ini masih dalam kategori kurang baik.

Ditinjau dari tiap-tiap indikator faktor ekstern perilaku orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Ekstern Perilaku Orangtua dalam

Menghadapi Sibling Rivalry

No. Indikator Jumlah Skor

Skor Ideal

% Skor Kategori

1. Objek 150 264 56,82% Kurang baik 2. Orang 171 264 64,77% Baik 3. Kelompok 243 396 61,36% Kurang baik 4. Kebudayaan 239 396 60,35% Kurang baik

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada indikator orang

(64,77%) sudah dalam kategori baik sedangkan pada indikator objek (56,82%),

kelompok (61,365), dan kebudayaan (60,36%) dalam kategori kurang baik.

4.1.3 Uji Prasyarat Analisis Regresi

Analisis statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam

penelitian ini yaitu analisis regresi linier sederhana, maka sebelum dilakukan

analisis data menggunakan rumus regresi linier sederhana tersebut terlebih

dahulu perlu dilakukan beberapa pengujian prasyarat berlakukan analisis tersebut

berupa uji normal data dan uji linieritas data.

60

4.1.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka

dapat digunakan analisis statistik parametrik yaitu analisis regresi untuk menguji

hipotesi penelitian akan tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka harus

menggunakan statistik non parametrik. Uji normalitas data dalam penelitian ini

menggunakan rumus kolmogorov smirnov dengan perhitungan komputasi SPSS

for windows relase 16 yang hasilnya seperti tersaji pada tabel berikut :

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Kolmogorov Smirnov Z Sig. Keterangan

Kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry (X) 0.763 0.606 Normal Perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry (Y) 0.841 0.480 Normal

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa nilai kolmogorov smirnov Z untuk

data variabel kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry sebesar 0,763

dengan signifikansi 0,606 > 0,05 dan untuk data variabel perilaku orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry sebesar 0,841 dengan signifikansi 0,480 > 0,05.

Dengan demikian menunjukkan bahwa data dari kedua variabel dalam penelitian

ini berdistribusi normal.

4.1.3.2 Uji Linieritas Data

Uji linieritas garis regresi untuk mengetahui apakah data berbentuk linier

atau tidak. Jika data berbentuk linier, maka dapat digunakan analisis regresi linier

61

akan tetapi jika tidak linier, maka harus digunakan analisis regresi non linier. Uji

linieritas data dalam penelitian ini menggunakan analisis varians atau uji F dengan

perhitungan komputasi SPSS for windows relase 16. Berdasarkan perhitungan

pada lampiran diperoleh nilai Fhitung = 20,894 dengan signifikansi 0,002 < 0,05.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa antara data kesiapan orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry (X) dengan perilaku orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry ( (Y) berbentuk linier sehingga dapat digunakan analisis regresi

linier untuk menguji hipotesis penelitian.

4.1.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi linier sederhana karena data yang diperoleh telah menuhi uji

prasyarat analisis yaitu data dari kedua variabel berdistribusi normal dan

berbentuk linier. Berdasarkan perhitungan komputasi SPSS for windows relase 16

diperoleh persamaan regresi regresi sebagai berikut:

Tabel 4.15 Hasil Koefisien Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 12.093 6.693 1.807 0.081

X 0.745 0.143 0.684 5.224 0.000 Sumber : Data Penelitian, Diolah

Tabel 4.15 di atas menunjukkan persamaan regresi antara kesiapan

orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry (X) dengan perilaku orangtua dalam

62

menghadapi Sibling Rivalry (Y) pada anak usia dini di Desa Harjowinangun

Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang yaitu : Y= 12,093 + 0,745X.

Keberartian persamaan regresi yang diperoleh tersebut dapat diuji dengan analisis

varians untuk regresi atau uji F yang hasilnya seperti tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.16 Hasil Analisis Varian untuk Regresi

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 1789.666 1 1789.666 27.291 0.000a Residual 2032.880 31 65.577 Total 3822.545 32

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan hasil analisis varians untuk regresi pada tabel 4.16 di atas

diperoleh nilai Fhitung = 27,291 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Jadi dapat

diputuskan bahwa hipotesis penelitian (Ha) yang menyatakan “Ada pengaruh

kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak

usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang”,

diterima.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien korelasi kesiapan orangtua

dalam menghadapi Sibling Rivalry terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry sebesar 0,684. Nilai koefisien korelasi tersebut berada pada indeks

korelasi antara 0,6 – 0,8. dengan demikian dapat dijelaskan bahwa derajat

hubungan kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry terhadap perilaku

orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa

63

Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang termasuk kategori

cukup tinggi.

Nilai koefisien determinasi (R2) kesiapan orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

sebesar 0,468. Dari nilai koefisien determinasi tersebut dapat dijelaskan bahwa

besarnya pengaruh atau kontribusi kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling

Rivalry terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak

usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

adalah 46,8%

dan selebihnya yaitu 53,2% dari perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling

Rivalry dipengaruhi faktor lain diluar kesiapan orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

4.1.5 Pembahasan

4.1.5.1 Perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

Perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry merupakan

cerminan sikapnya, hal tersebut sebagaimana yang dinyatakan Walgio (2000:229)

bahwa sikap tampak dalam perilaku seseorang dan dapat diukur baik arah maupun

intensitasnya. Sibling Rivalry merupakan kompetisi antara saudara kandung untuk

mendapatkan cinta kasih, perhatihan, pengakuan atau segala sesuatu yang lebih

dari orangtua. Dalam menghadapi Sibling Rivalry orangtua hendaknya bertindak

secara adil, arif dan bijaksana kepada seluruh anaknya secara proporsional agar

anak mendapatkan perhatian dan perlakukan yang sama sehingga perilaku anak

64

dapat berkembang secara positif. Selain itu orangtua hendaknya bertindak terbuka

dalam memberikan merespon terhadap stimulus yang diberikan anak dalam

bentuk tindakan/praktik meskipun stimulus yang diberikan sama tetapi orangtua

harus memberikan respon yang berbeda sesuai dengan perkembangan anak.

Berdasarkan hasil penelitian Rogers (1974:117 ) dalam Notoatmodjo (2003:122),

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: Awareness (kesadaran), Interest

(tertarik), Evaluation (menimbang-nimbang), Trial (mencoba) dan Adoption

(menggunakan). Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui

proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif

maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long

lasting)

Perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini

di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang yang

kurang baik tersebut ditunjukkan dari faktor intern maupun faktor ekstern perilaku

orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa

Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang yang dalam

kategori kurang baik. Faktor intern perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling

Rivalry yang kurang baik adalah persepsi (62,15%), motivasi (61,74%), emosi

(61,74%) dan pengetahuan (60,23%) sedangkan faktor ekstern perilaku orangtua

dalam menghadapi Sibling Rivalry yang kurang baik adalah objek (56,82%),

kelompok (61,365), dan kebudayaan (60,36%).

65

4.1.5.2 Kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

Kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini

di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang tersebut

akan berdampak pada perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada

anaknya, di mana berdasarkan hasil penelitian ini dengan kurang baiknya kesiapan

orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry perilakunya dalam menghadapi

Sibling Rivalry juga kurang baik dengan bobot persentase skor 57,84%. Hasil ini

didukung pendapat Slameto (1995:61), bahwa kesiapan sangat penting untuk

memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan pekerjaan, apapun

akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang baik. Dalam hal

ini kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry sangat penting untuk

menunjang perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry.

Adanya pengaruh kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry dikarenakan

kemampuan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry salah satunya ditentukan

oleh kesiapannya dalam menghadapi Sibling Rivalry. Orangtua yang memiliki

kesiapan dalam menghadapi Sibling Rivalry secara baik akan mampu berperilaku

sesuai dengan perannya sebagai orangtua dalam melakukan pengasuhan kepada

anak-anaknya. Hal ini didukung pendapat Dalyono (2001:166), yang menyatakan

kesiapan merupakan sifat-sifat atau kekuatan pribadi yang memungkinkan orang

untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu memecahkan

persoalan yang di hadapinya yang dalam hal ini adalah timbulnya Sibling Rivalry

66

dari anak-anaknya. Cronbach dalam Dalyono (2001:66) menyatakan bahwa

kesiapan sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat

bereaksi dengan cara tertentu. Selain Gulo (1982:241), juga menyatakan bahwa

kesiapan merupakan titik kematangan untuk dapat menerima dan mempraktekkan

tingkah laku tertentu. Dengan demikian perilaku orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan

Tersono Kabupaten Batang dapat tercermin dari kesiapannya dalam menghadapi

Sibling Rivalry dimana dengan kesiapan yang kurang baik menjadikan perilaku

orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa

Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang juga menjadi

kurang baik.

Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki seseorang

sebelum melakukan sesuatu, dimana kesiapan ini dapat dipengaruhi oleh dirinya

sendiri atau oleh pihak luar. Oleh karena itu agar dapat mengatasi kemungkinan

timbulnya Sibling Rivalry pada anak, orangtua harus mempersiapan secara baik

berbagai komponen yang dapat menunjang kesiapannya dalam menghadapi

Sibling Rivalry tersebut. Secara statistik adanya pengaruh kesiapan terhadap

perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa

Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang dapat dibuktikan

melalui pengujian hipotesis penelitian melalui uji F yang memperoleh hasil bahwa

ada pengaruh yang signifikan kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat

Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

67

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa kesiapan orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat

Kecamatan Tersono Kabupaten Batang dalam kategori kurang baik dengan bobot

persentase skor 57,39%. Kurang baiknya kesiapan orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan

Tersono Kabupaten Batang dapat dilihat dari faktor intern kesiapan orangtua yang

kurang baik khususnya pada indikator motivasi (61,36%) dan kesehatan (59,09%)

yang dalam kategori kurang serta faktor ekstern kesiapan orangtua yang kurang

baik khususnya pada indikator adanya keinginan anak (56,82%), perhatian

orangtua (60,61), anggapan kedatangan adik baru sebagai ancaman (60,61%),

kurang pahaman anak (61,36%), kurangnya peran dari orangtua (61,36%) dan

perlakuan orangtua pada anak (53,03%) yang dalam kategori kurang.

4.1.5.3 Pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadap

Sibling Rivalry

4.1.5.4.1 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi linier sederhana karena data yang diperoleh telah menuhi uji

prasyarat analisis yaitu data dari kedua variabel berdistribusi normal dan

berbentuk linier. Berdasarkan perhitungan komputasi SPSS for windows relase 16

diperoleh persamaan regresi regresi sebagai berikut:

68

Tabel 4.15 Hasil Koefisien Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 12.093 6.693 1.807 0.081

X 0.745 0.143 0.684 5.224 0.000 Sumber : Data Penelitian, Diolah

Tabel 4.15 di atas menunjukkan persamaan regresi antara kesiapan

orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry (X) dengan perilaku orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry (Y) pada anak usia dini di Desa Harjowinangun

Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang yaitu : Y= 12,093 + 0,745X.

Keberartian persamaan regresi yang diperoleh tersebut dapat diuji dengan analisis

varians untuk regresi atau uji F yang hasilnya seperti tersaji pada tabel berikut:

Tabel 4.16 Hasil Analisis Varian untuk Regresi

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 1789.666 1 1789.666 27.291 0.000a Residual 2032.880 31 65.577 Total 3822.545 32

Sumber : Data Penelitian, Diolah

Berdasarkan hasil analisis varians untuk regresi pada tabel 4.16 di atas

diperoleh nilai Fhitung = 27,291 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Jadi dapat

diputuskan bahwa hipotesis penelitian (Ha) yang menyatakan “Ada pengaruh

kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak

69

usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang”,

diterima.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien korelasi kesiapan orangtua

dalam menghadapi Sibling Rivalry terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry sebesar 0,684. Nilai koefisien korelasi tersebut berada pada indeks

korelasi antara 0,6 – 0,8. dengan demikian dapat dijelaskan bahwa derajat

hubungan kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry terhadap perilaku

orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa

Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang termasuk kategori

cukup tinggi.

Nilai koefisien determinasi (R2) kesiapan orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

sebesar 0,468. Dari nilai koefisien determinasi tersebut dapat dijelaskan bahwa

besarnya pengaruh atau kontribusi kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling

Rivalry terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak

usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

adalah 46,8%

dan selebihnya yaitu 53,2% dari perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling

Rivalry dipengaruhi faktor lain diluar kesiapan orangtua dalam menghadapi

Sibling Rivalry yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan,

antara lain:

1) Kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di

Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang saat ini

masih dalam kategori kurang baik. Rentang skornya 57.58 %.

2) Perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di

Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang saat ini

juga masih dalam kategori kurang baik. Rentang skornya 48.48 %.

3) Ada pengaruh yang signifikan kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam

menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun

Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Rentang skornya 27.291

dengan signifikan 0,000 < 0,05.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dalam penelitian ini maka dapat diajukan saran

sebagai berikut:

1) Bagi orangtua yang memiliki anak usia dini lebih dari satu perlu

mempersiapkan secara dini munculnya Sibling Rivalry pada anak-anaknya

dengan memberikan perhatian dan kasih sayang secara adil kepada anak-

anaknya sesuai masa perkembangannya agar munculnya perilaku Sibling

Rivalry pada diri anaknya dapat diminimalisir seoptimal mungkin.

70

71

2) Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik melakukan kajian sejenis dapat

mengambil variabel lain yang diduga turut mempengaruhi munculnya

perilaku Sibling Rivalry agar diperoleh informasi yang semakin lengkap

terkait faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya perikalu Sibling

Rivalry.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2008. Prosedur penelitian: PT RINEKA CIPTA. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

BINEKA CIPTA. Budiarto, E. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA. Fudgartanti, Ki, 2005 pengantar Psikodiagnostik. Yogyakarta : Pustaka. Pelajar. Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :

Salemba Medika. Hurlock, EB. 2000. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan, Ed. 5. Jakarta : Erlangga. Iskandar, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Gaung persada press. Istiadi, I. 2006. Mendidik Dengan Cinta. Bekasi : Pustaka Inti. Purwanto Ngalim. 2008. prinsip-prinsipevalusi pengajaran Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Ed Revisi. Jakarta : PT

RINEKA CIPTA. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT.

RINEKA CIPTA. Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba

Medika. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Sukadji, S. & Budingah, S. 1994. Pola Asuh, Perilaku Agresif Orang Tua, dan

Kegemaran Menonton Film Kekerasaan sebagai prediktor perilaku Agresif. Jurnal.

Sugiyono, A. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Semarang : Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

72

73

Yuliati.2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry Pada Anak Usia Dini.

http : // www.eccefau.blog friendster.com.2008. http :// www.blogspot.com. http :// www.kidsdevelopment.co.uk. http :// www.Merawat Anak. Blog Spot. Com, 2008.

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Pengaruh Kesiapan terhadap Perilaku Orang Tua dalam Menghadapi Sibling Rivalry (Cemburu) pada Anak Usia Dini Desa Harjowinangun Barat

Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Item Pengaruh Kesiapan terhadap Perilaku

Orang Tua

Kesiapan Orang Tua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

1. Faktor Intern

1.1 Kematangan

1.2 Kecerdasan

1.3 Keterampilan

1.4 Kemampuan

1.5 Motivasi

1.6 Kesehatan

1, 2 3 4

5, 6 7, 8 9,10

2. Faktor Ekstern

2.1 Adanya keinginan anak

2.2 Perhatian, disiplin dan kemampuan reaksi orang tua yang berkurang

2.3 Adanya anggapan bahwa kedatangan adik baru merupakan ancaman

2.4 Tahap perkembangan dari anak

2.5 Kekurangpahaman dari anak

2.6 Perlakuan orang tua terhadap anak

2.7 Kurangnya peran dari

11 12

13

14

15

16

17

18

orang tua

2.8 Tidak adanya waktu yang cukup dari orang tua

2.9 Bagaimana orang tua memperlakukan anak

19, 20

Perilaku Orang

Tua dalam

Menghadapi

Sibling Rivalry

1. Faktor

Intern

1.1 Kecerdasan

1.2 Persepsi

1.3 Motivasi

1.4 Emosi

1.5 Pengetahuan

1, 2

3,4

5,6

7,8

9,10

2. Faktor

Ekstern

2.1 Objek

2.2 Orang

2.3 Kelompok

2.4 Kebudayaan

11, 12

13, 14

15,16,

17

18,19,

20

KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas Responden

1. Nama Lengkap : ………………………………………………….

2. Jenis kelamin : ………………………………………………….

3. Usia : ………………………………………………….

4. Pendidikan Terakhir : ………………………………………………….

5. Pekerjaan : ………………………………………………….

6. Alamat : ………………………………………………….

B. Petunjuk Pengisian

Berikan Tanda Check ( ) pada huruf a,b,c dan d yang merupakan jawaban paling sesuai dengan kenyataan dan keadaan yang sebenarnya A = Sangat setuju B = Setuju C = Kurang setuju D = Tidak setuju

C. Daftar Pertanyaan

NO KESIAPAN PERILAKU ORANG TUA JAWABAN A B C D

A. Faktor Intern

1. Anda membimbing perkembangan anak sesuai usia kematangannya

2.

Usia kematangan anak berbeda sesuai dengan kemampuan anak dalam perkembangannya

Kecerdasan anak akan berbeda dengan anak yang lain dalam kemampuannya maka, dalam layanan pendidikan berdasarkan kemampuan anak masing-masing

4. Kemampuan anak dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki anak untuk dapat dikembangkan mencapai perkembangan optimal

5. Anda akan meningkatkan kemampuan ketrampilan pada anak yang mempunyai bakat

Lampiran 2

6. Orang tua selalu memberikan sarana pada anak untuk selalu melatih ketrampilan

7. anda akan memberikan hadiah pada anak yang berperilaku Benar

8. Dalam mengarahkan anak selalu berdasarkan situasi dan kondisi anak untuk memberikan motivasi positif kepada anak untuk mengembangkan kemampuannya

9. Anda akan menjaga kesehatan pada anak dengan memberi makanan yang sehat

10. Perkembangan dan pertumbuhan anak selalu di jaga untuk dapat mencapai perkembangan maksimal dengan cara menjaga kesehatan, mengobati dan mempersiapkan anak tumbuh kembang secara sehat

Faktor Ekstern 11. Setiap anak dalam perkembangan

psikologisnya selalu ingin dituruti semua kemauannya maka sebagai orang tua anda memberikan pengertian pada anak sesuai dengan perkembangan jiwanya

12. Pembiasaan anak untuk dapat hidup disiplin di tanamkan sejak dini agar anak memiliki perilaku yang baik

13. Saya akan melibatkan kakak dengan aktifitas yang berhubungan dengan menyambut kehadiran adik baru seperti mengajak kakak ke dokter saat memeriksakan kehamilan ibu

14. Setiap tahap perkembangan anak berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak jika di dalam keluarga terjadi perubahan anggota keluarga baru (adik kakak) anda selalu memberikan pengertian kepada setiap anak

15. Ketidakpahaman anak dalam kehadiran orang lain (adik) akan terjadi perilaku negatif pada anak maka orang tua selalu memberikan pengertian yang seimbang antara anak yang satu dengan yang lain

16. Anda akan memperlakukan sama pada semua anak agar tidak terjadi kecemburuan sesuai dengan perkembangan dan keadaan masing-masing

17. Orang tua berperan sebagai pembimbing, pengarah,pemberi fasilitas, pengaruh,pemberi solusi setiap permasalahan yang dihadapi oleh anak

18. Pembagian waktu untuk mengasuh anak disesuaikan dengan waktu yang tersedia dari orang tua untuk kepentingan anak

19. Pemberian layanan fasilitas kepada anak disesuaikan dengan kedudukan yang dirasakan anak,kondisi anak dan kemampuan orang tua

20. Orang tua yang bijak dalam memberikan layanan kepada anak dilaksanakan dengan prinsip keadilan,pemerataan, keseimbangan dan keterjangkauan orang tua

NO PERILAKU ORANG TUA DALAM MENGHADAPI SIBLING RIVALRY

JAWABAN A B C D

B. Faktor Intern

1. Dalam memberikan layanan pada anak pengetahuan dan kemampuan saya peroleh melalui membaca buku, diskusi dengan orang lain, sering dengan orang lain problim solting agar dapat memberikan layanan terbaik bagi anak dengan penuh cinta kasih

2. Sesuai dengan pemahaman saya tentang mengasuh anak perkembangan anak harus sesuai dengan keinginan anak, tetapi harus memperhatikan keadilan

3. Anak adalah modal untuk masa depan orang tua agar menjadi soleh solehah berbakti pada orang tua berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat bangsa negra dan agama dengan memperhatikan kondisi anak

4. Setiap kebutuhan anak tidak selalu dipenuhi, orang tua harus mempertimbangkan manfaat bagi anak dengan keterbatasan tertentu

5. Saya termotivasi untuk memberikan bimbingan maksimal kepada anak sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mencapai masa depannya sehingga anak dapat bersaing dalam kemampuannya secara sehat

6. Yang menjadi dasar perhatian saya memberikan layanan pendidikan pada anak agar anak dapat memperoleh pendidikan yang tepat yang dapat digunakan untuk

masa depannya tanpa menimbulkan konfliksesama anak

7. Kebanggaan dan kebahagiaan saya sebagai orang tua dalam mendidik anak jika anak mampu berkembang dan mendapatkan hasil pembelajaran sesuai dengan kemampuannya dan bakat anak

8. Anda marah mana kala anak tidak menuruti perintah yang baik dalam kegiatan sehari-hari

9. Pengetahuan orang tua dalam memberikan layanan sesuai dengan tahab-tahab perkembangan anak sehinnga anak tidak merasa bosan dan selalu menarik bagi anak

10. Pemahaman orang tua yang baik dalam memberikan layanan psikologis perkembangan anak akan menyebabkan kebahagiaan anak dalam menjalankan tugas-tugas perkembangan sesuai bakat anak dan memperhatikan keadilan

Faktor Ekstern 11. Anda akan memperlakukan sama pada

semua anak agar tidak terjadi kecemburuan dalam hal memberikan Fasilitas dan cinta kasih sayang kepada anak

12. Setiap anak memiliki rasa semua keinginannya dipenuhi maka orang tua harus bersikap bijaksana dan penuh perhatian dalam menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut

13. Saya menerima masukan/saran dari orang lain dalam rangka menanamkan toleransi pada anak agar tidak terjadi kecemburuan sesama anak

14. Faforitisme orang lain sebagai teladan bagi anak untuk dapat membentuk kepribadian anak yang toleran, simpatik, empatik dan kerja sama sesama orang lain

15. Anda menganjurkan anak untuk bermain bersama kelompok sebaya untuk memupuk dan mengembangkan kerjasama dengan orang lain dengan perlakuan yang sama

16. Setiap anak akan menginginkan menjadi anak yang terbaik dalam kegiatan di kelompoknya, maka, orang tua harus memberikan pengertian pada anak agar

memperhatikan keinginan orang lain dalam kelompoknya sehingga tidak terjadi konflik yang berhubungan dengan anak yang lain

17. Hubungan dengan orang lain atau teman bermain anak, sebagai wahana belajar anak agar anak dapat mengembangkan sikap bersaing, berkompetisi berusaha menjadi anak yang terbaik dalam setiap kegiatan

18. Saya menyarankan anak saya memiliki simpati dan empati tentang keberagaman agama, kebudayaan perbadaan sosial ekonomi dalam kehidupannya

19. Keragaman kemauan, keinginan dan harapan setiap anak berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, orang tua wajib mengarahkan anak sesuai dengan kemampuan, situasi dan kondisi dengan memperhatikn waktu yang di perlukan untuk mencapai tujuan

20. Kehadiran orang lain (anak) akan berpengaruh terhadap perilaku anak terhadap orang lain tersebut dalam memperebutkan perhatian orang lain

Lampiran 1

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI

Pengaruh Kesiapan terhadap Perilaku Orang Tua dalam Menghadapi Sibling Rivalry (Cemburu) pada Anak Usia Dini di Desa Harjowinangun Barat

Kecamatan Tersono Kabupaten Batang

Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Item Pengaruh Kesiapan terhadap Perilaku

Orang Tua

Kesiapan Orang Tua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

3. Faktor Intern

1.1 Kematangan

2.2 Kecerdasan

2.3 Keterampilan

2.4 Kemampuan

2.5 Motivasi

2.6 Kesehatan

1, 2 3 4

5, 6 7, 8 9,10

4. Faktor Ekstern

2.10 Adanya keinginan anak

2.11 Perhatian, disiplin dan kemampuan reaksi orang tua yang berkurang

2.12 Adanya anggapan bahwa kedatangan adik baru merupakan ancaman

2.13 Tahap perkembangan dari anak

2.14 Kekurangpahaman dari anak

2.15 Perlakuan orang tua terhadap anak

2.16 Kurangnya peran dari orang tua

11 12

13

14

15

16

17

18

2.17 Tidak adanya waktu yang cukup dari orang tua

2.18 Bagaimana orang tua memperlakukan anak

19, 20

Perilaku Orang

Tua dalam

Menghadapi

Sibling Rivalry

3. Faktor

Intern

1.1 Kecerdasan

3.2 Persepsi

3.3 Motivasi

3.4 Emosi

3.5 Pengetahuan

1, 2

3,4

5,6

7,8

9,10

4. Faktor

Ekstern

2.5 Objek

2.6 Orang

2.7 Kelompok

2.8 Kebudayaan

11, 12

13, 14

15,16,

17

18,19,

20

PEDOMAN OBSERVASI

D. Identitas Responden 7. Nama Lengkap :……………………………………………………………. 8. Jenis kelamin :……………………………………………………………. 9. Usia :……………………………………………………………. 10. Pendidikan Terakhir :……………………………………………………………. 11. Pekerjaan :……………………………………………………………. 12. Alamat :……………………………………………………………. E. Petunjuk Pengisian

1. Berikan Tanda Check ( ) pada huruf a,b,c dan d yang merupakan jawaban paling sesuai dengan kenyataan dan keadaan yang sebenarnya

A = Kurang Baik B = Cukup Baik C = Baik D = Sangat Baik

 

NO  KESIAPAN PERILAKU ORANG TUA

JAWABAN A B C  D 

C. Faktor Intern

1. Orang tua membimbing perkembangan anak sesuai usia kematangannya

       

2.  

Orang tua memperhatikan perbedaan perkembangan dan kematangan setiap anak

       

3. Layanan pendidikan yang di berikan orang tua sesuai dengan perkembangan kecerdasan

       

4. Orang tua mengembangkan potensi anak secara berkesinambungan untuk mencapai hasil optimal

       

5. Orang tua meningkatkan kemampuan ketrampilan pada anak yang mempunyai bakat

       

6. Orang tua mengfasilitasi alat-alat permainan untuk untuk melatih ketrampilan

       

7. Orang tua memberikan hadiah pada anak yang berperilaku benar

       

8. Orang tua selalu memberikan motivasikepada anak untuk mengembangkan kemampuannya

       

9. Orang tua akan menjaga kesehatan pada anak dengan memberi makanan yang sehat

       

10. 

Perkembangan dan pertumbuhan anak selalu di jaga untuk dapat mencapai perkembangan maksimal dengan cara menjaga kesehatan, mengobati dan mempersiapkan anak tumbuh kembang secara sehat

       

Faktor Ekstern

11. orang tua memberi pengertian pada anak sesuai dengan perkembangan jiwanya

       

12. Orang tua membiasaan anak untuk dapat hidup disiplin

       

13. 

Orang tua melibatkan kakak dengan aktifitas yang berhubungan dengan menyambut kehadiran adik baru seperti mengajak kakak ke dokter saat memeriksakan kehamilan ibu

       

14. 

Setiap tahap perkembangan anak berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak jika di dalam keluarga terjadi perubahan anggota keluarga baru (adik kakak) anda selalu memberikan pengertian kepada setiap anak

       

15. 

Ketidakpahaman anak dalam kehadiran orang lain (adik) akan terjadi perilaku negatif pada anak maka orang tua selalu memberikan pengertian yang seimbang antara anak yang satu dengan yang lain

       

16. 

Orang tua memperlakukan sama pada semua anak agar tidak terjadi kecemburuan sesuai dengan perkembangan dan keadaan masing-masing

       

17. 

Orang tua berperan sebagai pembimbing, pengarah,pemberi fasilitas, pengaruh,pemberi solusi setiap permasalahan yang dihadapi oleh anak

       

18. 

Pembagian waktu untuk mengasuh anak disesuaikan dengan waktu yang tersedia dari orang tua untuk kepentingan anak

       

19. 

Pemberian layanan fasilitas kepada anak disesuaikan dengan kedudukan yang dirasakan anak,kondisi anak dan kemampuan orang tua

       

20. Orang tua yang bijak dalam memberikan layanan kepada anak

       

dilaksanakan dengan prinsip keadilan,pemerataan, keseimbangan dan keterjangkauan orang tua    

NO 

PERILAKU ORANG TUA DALAM MENGHADAPI SIBLING RIVALRY

JAWABAN

A B C  D 

D. Faktor Intern

1. 

Dalam memberikan layanan pada anak pengetahuan dan kemampuan orang tua peroleh melalui membaca buku, diskusi dengan orang lain, sering dengan orang lain problim solting agar dapat memberikan layanan terbaik bagi anak dengan penuh cinta kasih

       

2.

Orang tua mengasuh perkembangan anak harus sesuai dengan keinginan anak, tetapi harus memperhatikan keadilan

       

3. 

Anak adalah modal untuk masa depan orang tua agar menjadi soleh solehah berbakti pada orang tua berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat bangsa negra dan agama dengan memperhatikan kondisi anak

       

4. 

Setiap kebutuhan anak tidak selalu dipenuhi, orang tua harus mempertimbangkan manfaat bagi anak dengan keterbatasan tertentu

       

5. 

Orang tua memberikan bimbingan maksimal kepada anak sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mencapai masa depannya sehingga anak dapat bersaing dalam kemampuannya secara sehat

       

6. 

Yang menjadi dasar perhatian orang tua memberikan layanan pendidikan pada anak agar anak dapat memperoleh pendidikan yang tepat yang dapat digunakan untuk masa depannya tanpa menimbulkan konfliksesama anak

       

7. 

Kebanggaan dan kebahagiaan orang tua sebagai orang tua dalam mendidik anak jika anak mampu berkembang dan mendapatkan hasil pembelajaran sesuai dengan kemampuannya dan

       

bakat anak

8. Orang tua marah mana kala anak tidak menuruti perintah yang baik dalam kegiatan sehari-hari

       

9. 

Pengetahuan orang tua dalam memberikan layanan sesuai dengan tahab-tahab perkembangan anak sehinnga anak tidak merasa bosan dan selalu menarik bagi anak

       

10.  

Pemahaman orang tua yang baik dalam memberikan layanan psikologis perkembangan anak akan menyebabkan kebahagiaan anak dalam menjalankan tugas-tugas perkembangan sesuai bakat anak dan memperhatikan keadilan

       

                   Faktor Ekstern

11.

Orang tua memperlakukan sama pada semua anak agar tidak terjadi kecemburuan dalam hal memberikan Fasilitas dan cinta kasih sayang kepada anak

       

12. 

Setiap anak memiliki rasa semua keinginannya dipenuhi maka orang tua harus bersikap bijaksana dan penuh perhatian dalam menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut

       

13. 

Orang tua menerima masukan/saran dari orang lain dalam rangka menanamkan toleransi pada anak agar tidak terjadi kecemburuan sesama anak

       

14. 

Faforitisme orang lain sebagai teladan bagi anak untuk dapat membentuk kepribadian anak yang toleran, simpatik, empatik dan kerja sama sesama orang lain

       

15. 

Orang tua menganjurkan anak untuk bermain bersama kelompok sebaya untuk memupuk dan mengembangkan kerjasama dengan orang lain dengan perlakuan yang sama

       

16. 

Setiap anak menginginkan menjadi anak yang terbaik dalam kegiatan di kelompoknya, maka, orang tua harus memberikan pengertian pada anak agar memperhatikan keinginan orang lain dalam kelompoknya sehingga tidak terjadi konflik yang berhubungan dengan anak yang lain

       

17. 

Hubungan dengan orang lain atau teman bermain anak, sebagai wahana belajar anak agar anak dapat mengembangkan sikap bersaing, berkompetisi berusaha menjadi anak yang terbaik dalam setiap kegiatan

       

18. 

Orang tua menyarankan anak memiliki simpati dan empati tentang keberagaman agama, kebudayaan perbadaan sosial ekonomi dalam kehidupannya

       

19.  

Keragaman kemauan, keinginan dan harapan setiap anak berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, orang tua wajib mengarahkan anak sesuai dengan kemampuan, situasi dan kondisi dengan memperhatikn waktu yang di perlukan untuk mencapai tujuan

       

20. 

Kehadiran orang lain (anak) berpengaruh terhadap perilaku anak terhadap orang lain tersebut dalam memperebutkan perhatian orang tuanya

       

Correlations Total

VAR00001 Pearson Correlation .639**

Sig. (2-tailed) .002

N 20 VAR00002 Pearson Correlation .713**

Sig. (2-tailed) .000 N 20

VAR00003 Pearson Correlation .835** Sig. (2-tailed) .000 N 20

VAR00004 Pearson Correlation .588** Sig. (2-tailed) .006 N 20

VAR00005 Pearson Correlation .496* Sig. (2-tailed) .026 N 20

VAR00006 Pearson Correlation .504* Sig. (2-tailed) .023 N 20

VAR00007 Pearson Correlation .547* Sig. (2-tailed) .013 N 20

VAR00008 Pearson Correlation .526* Sig. (2-tailed) .017 N 20

VAR00009 Pearson Correlation .332 Sig. (2-tailed) .152 N 20

VAR00010 Pearson Correlation .547* Sig. (2-tailed) .013 N 20

VAR00011 Pearson Correlation .612** Sig. (2-tailed) .004 N 20

VAR00012 Pearson Correlation .676** Sig. (2-tailed) .001 N 20

VAR00013 Pearson Correlation .505* Sig. (2-tailed) .023 N 20

VAR00014 Pearson Correlation .497* Sig. (2-tailed) .026 N 20

VAR00015 Pearson Correlation .590** Sig. (2-tailed) .006

N 20 VAR00016 Pearson Correlation .605**

Sig. (2-tailed) .005 N 20

VAR00017 Pearson Correlation .481* Sig. (2-tailed) .032 N 20

VAR00018 Pearson Correlation .784** Sig. (2-tailed) .000 N 20

VAR00019 Pearson Correlation .581** Sig. (2-tailed) .007 N 20

VAR00020 Pearson Correlation .673** Sig. (2-tailed) .001 N 20

VAR00021 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.900 20

Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Perilaku Orang Tua dalam Menghadapi Sibling Rivalry

VAR00021

VAR00001 Pearson Correlation .491*

Sig. (2-tailed) .028

N 20 VAR00002 Pearson Correlation .587**

Sig. (2-tailed) .007 N 20

VAR00003 Pearson Correlation .507* Sig. (2-tailed) .023 N 20

VAR00004 Pearson Correlation .575** Sig. (2-tailed) .008 N 20

VAR00005 Pearson Correlation .719** Sig. (2-tailed) .000 N 20

VAR00006 Pearson Correlation .658** Sig. (2-tailed) .002 N 20

VAR00007 Pearson Correlation .529* Sig. (2-tailed) .017 N 20

VAR00008 Pearson Correlation .584** Sig. (2-tailed) .007 N 20

VAR00009 Pearson Correlation .485* Sig. (2-tailed) .030 N 20

VAR00010 Pearson Correlation .520* Sig. (2-tailed) .019 N 20

VAR00011 Pearson Correlation .486* Sig. (2-tailed) .030 N 20

VAR00012 Pearson Correlation .486* Sig. (2-tailed) .030 N 20

VAR00013 Pearson Correlation .520* Sig. (2-tailed) .019 N 20

VAR00014 Pearson Correlation .573** Sig. (2-tailed) .008 N 20

VAR00015 Pearson Correlation .520*

Sig. (2-tailed) .019 N 20

VAR00016 Pearson Correlation .633** Sig. (2-tailed) .003 N 20

VAR00017 Pearson Correlation .538* Sig. (2-tailed) .014 N 20

VAR00018 Pearson Correlation .656** Sig. (2-tailed) .002 N 20

VAR00019 Pearson Correlation .598** Sig. (2-tailed) .005 N 20

VAR00020 Pearson Correlation .795** Sig. (2-tailed) .000 N 20

VAR00021 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.892 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 UC-01 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 70 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 71

2 UC-02 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 71 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 69

3 UC-03 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 61 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 54

4 UC-04 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 72 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 67

5 UC-05 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 68 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 70

6 UC-06 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 58 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 49

7 UC-07 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 73 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 69

8 UC-08 3 2 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 54 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 4 3 60

9 UC-09 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 74 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 75

10 UC-10 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 60 3 3 4 3 3 4 4 2 2 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 65

11 UC-11 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 53 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 55

12 UC-12 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 63 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 65

13 UC-13 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 69 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 67

14 UC-14 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 71 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 71

15 UC-15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 77

16 UC-16 4 4 3 4 3 4 2 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 2 2 63 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 66

17 UC-17 4 3 2 4 4 4 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 64 4 4 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 66

18 UC-18 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 68 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 68

19 UC-19 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 72 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 73

20 UC-20 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 76 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 71

TABULASI DATA HASIL UJI COBA ANGKET PENELITIAN

No.Kode Res.

Kesiapan Perilaku Orang Tua (X) Perilaku Orang Tua dalam Menghadapi Sibling Rivalry (Y)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 401 UC-01 4 4 3 3 5 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 72 4 4 4 3 3 4 4 4 2 32 4 3 2 4 4 5 3 4 4 4 3 402 UC-02 3 4 3 5 4 5 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 73 4 3 3 3 4 5 4 3 4 33 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 373 UC-03 3 3 2 3 3 5 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 63 5 2 4 3 2 3 4 2 3 28 5 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 344 UC-04 5 5 4 3 5 4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 75 3 3 3 2 3 4 4 2 4 28 3 3 2 4 5 4 3 4 4 5 4 415 UC-05 3 4 3 4 5 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 70 4 4 3 4 3 4 3 3 3 31 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 396 UC-06 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 62 3 4 3 2 2 2 4 2 3 25 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 307 UC-07 5 4 3 5 4 4 3 5 5 3 3 4 4 3 5 5 3 4 4 3 79 4 5 4 3 3 5 5 3 3 35 3 3 3 3 4 4 3 3 4 5 3 388 UC-08 3 2 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 58 5 4 4 2 2 3 4 3 3 30 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 339 UC-09 5 5 3 4 5 5 3 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 80 4 3 5 3 3 4 4 3 2 31 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4610 UC-10 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 63 3 3 4 3 3 4 4 2 2 28 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3711 UC-11 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 2 3 3 59 4 3 3 2 3 3 4 3 2 27 4 3 3 3 2 3 2 4 4 4 2 3412 UC-12 3 4 3 3 4 3 3 3 5 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 65 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3713 UC-13 3 3 3 5 5 5 3 3 4 3 3 3 5 4 4 3 4 4 3 3 73 3 3 4 3 4 4 4 3 3 31 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3714 UC-14 5 3 4 3 5 3 4 4 5 3 3 3 5 5 4 3 5 5 3 3 78 2 4 4 3 4 5 3 3 5 33 5 3 3 4 5 5 3 5 4 5 3 4515 UC-15 5 4 4 4 5 5 4 5 3 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 85 5 5 4 3 4 4 4 5 5 39 5 3 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4716 UC-16 4 4 3 4 3 5 2 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 2 2 64 3 4 3 3 3 4 4 3 3 30 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3617 UC-17 4 3 2 5 4 4 3 5 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 2 3 67 4 4 3 3 3 4 4 2 2 29 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3718 UC-18 5 5 3 3 4 4 3 3 5 3 3 3 4 5 4 3 4 3 3 3 73 4 3 3 3 4 3 4 3 4 31 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 3 3819 UC-19 4 4 3 5 3 3 5 3 4 5 5 3 3 4 4 5 3 4 4 3 77 4 5 4 3 5 3 4 3 3 34 3 5 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4420 UC-20 5 5 4 5 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 4 5 3 4 4 4 80 4 3 4 4 4 3 2 3 3 30 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4221 UC-21 4 4 3 5 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 68 3 3 3 5 2 3 4 3 4 30 4 2 2 4 4 3 3 3 4 5 3 3722 UC-22 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 5 5 4 4 3 3 4 70 5 5 5 5 3 5 4 3 4 39 5 3 3 4 5 4 2 4 5 4 5 4423 UC-23 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 5 5 4 3 76 4 5 4 5 4 5 3 3 3 36 4 4 2 4 5 4 3 3 4 5 4 4224 UC-24 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 5 3 3 2 3 2 58 2 3 4 2 2 2 2 3 3 23 4 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3125 UC-25 5 5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 3 2 3 77 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37 5 4 2 4 5 5 3 4 4 4 5 4526 UC-26 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 2 4 4 3 2 3 3 2 2 63 5 4 4 4 2 3 3 4 4 33 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3727 UC-27 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 5 4 4 5 3 4 5 4 76 3 3 3 4 4 4 4 3 3 31 4 3 3 4 5 5 5 3 3 4 4 4328 UC-28 2 5 3 3 4 3 3 2 2 2 4 3 2 4 4 3 2 4 2 2 59 4 4 4 4 3 3 3 3 3 31 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3729 UC-29 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 3 4 3 3 2 3 3 59 4 3 3 4 3 4 3 3 3 30 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3630 UC-30 3 5 3 5 5 5 3 3 3 2 3 2 5 5 5 4 4 3 2 3 73 3 3 4 3 4 4 4 3 3 31 5 3 3 4 5 3 3 5 4 3 3 41

TABULASI DATA HASIL UJI COBA ANGKET PENELITIAN

No. Kode Res.

Kualitas Pelayanan (X1) Harga (X2) Loyalitas Pelanggan (Y)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ⎠ 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ⎠ ⎠ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ⎠ 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ⎠ ⎠1 R-01 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 35 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 58 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 33 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 34 652 R-02 2 2 2 3 2 3 2 3 1 3 23 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 20 38 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 20 2 1 2 3 1 2 3 1 2 2 19 363 R-03 2 1 1 2 3 1 2 2 1 2 17 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 17 32 3 2 3 1 1 2 2 2 1 2 19 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 16 304 R-04 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 32 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 30 57 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 35 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 35 665 R-05 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 28 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 24 46 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 28 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28 536 R-06 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 32 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 25 48 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 27 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 24 467 R-07 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 24 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 23 44 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 27 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28 538 R-08 3 2 1 3 3 3 2 3 2 1 23 1 2 2 3 3 2 2 3 1 2 21 41 3 3 2 2 2 3 3 1 1 2 22 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 24 469 R-09 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 33 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 34 64 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 31 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 34 6510 R-10 3 3 2 3 2 3 1 2 3 1 23 1 2 3 3 3 2 2 2 1 1 20 39 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 24 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 22 4211 R-11 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 25 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 23 44 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 25 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 26 4912 R-12 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 35 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 35 66 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 32 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 5413 R-13 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 30 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 27 51 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 34 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 31 5914 R-14 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 24 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 22 42 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 19 2 1 2 3 2 2 1 3 2 1 19 3615 R-15 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 32 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 30 56 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 23 4416 R-16 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 21 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 21 41 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 24 2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 18 3417 R-17 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 22 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 21 40 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 21 3 2 2 3 3 2 3 1 3 2 24 4518 R-18 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 19 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 17 33 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 17 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 21 3919 R-19 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 16 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 15 29 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 17 2 2 2 1 2 1 3 2 2 1 18 3420 R-20 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 21 2 2 2 3 2 3 1 2 1 1 19 36 2 2 3 2 2 3 3 1 1 3 22 2 2 3 2 3 1 2 3 3 2 23 4421 R-21 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 25 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 23 43 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 24 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 18 3522 R-22 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 34 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32 61 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 26 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 36 6823 R-23 2 1 1 2 3 1 2 2 1 2 17 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 17 32 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 21 1 1 2 2 3 2 1 2 3 2 19 3724 R-24 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 33 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 31 60 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 26 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 24 4625 R-25 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 27 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 24 46 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 22 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 16 3026 R-26 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 24 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 18 35 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 19 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 17 3327 R-27 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 25 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 24 46 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 35 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 33 6228 R-28 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 28 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 26 49 2 2 2 1 2 3 3 1 3 2 21 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28 5429 R-29 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 22 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 20 37 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 21 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 20 3830 R-30 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 32 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 33 63 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 24 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 23 4331 R-31 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 29 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 25 48 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 26 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 23 4432 R-32 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 26 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 24 46 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 27 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 27 5233 R-33 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 25 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 23 44 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 26 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 24 45

83 92 862

75 80 80 91 81 81 84 83 795

1515

826

803

1527

62.8

8%

69.7

0%

65.3

0%

56.8

2%

60.6

1%

60.6

1%

68.9

4%

61.3

6%

61.3

6%

63.6

4%

62.8

8%

60.2

3%

57.3

9%

62.5

8%

60.8

3%

57.8

4%

B B B KB KB KB B KB KB B B KB KB B KB KBKB

KB KB

KB

KB

KB

KB B

62.1

2%

61.7

4%

61.3

6%

60.3

5%

B B KB KB ## B

72.3

5%

67.4

2%

61.3

6%

59.0

9%

53.0

3%

67.0

5%

159

150

171

61.7

4%

243

239

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

No. Kode Res.

Kesiapan Perilaku Orang Tua (X) Perilaku Orang Tua dalam Menghadapi Sibling Rivalry (Y)

56.8

2%

64.7

7%

177

164

163

60.2

3%

Jumlah

%

Kategori

140

191

156

162

178

163

Skor % Krit. Skor % Krit. Skor % Krit.1 R-01 33 82.50% SB 34 85.00% SB 65 81.25% B2 R-02 20 50.00% KB 19 47.50% KB 36 45.00% KB3 R-03 19 47.50% KB 16 40.00% TB 30 37.50% TB4 R-04 35 87.50% SB 35 87.50% SB 66 82.50% SB5 R-05 28 70.00% B 28 70.00% B 53 66.25% B6 R-06 27 67.50% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB7 R-07 27 67.50% B 28 70.00% B 53 66.25% B8 R-08 22 55.00% KB 24 60.00% KB 46 57.50% KB9 R-09 31 77.50% B 34 85.00% SB 65 81.25% B

10 R-10 24 60.00% KB 22 55.00% KB 42 52.50% KB11 R-11 25 62.50% KB 26 65.00% B 49 61.25% KB12 R-12 32 80.00% B 28 70.00% B 54 67.50% B13 R-13 34 85.00% SB 31 77.50% B 59 73.75% B14 R-14 19 47.50% KB 19 47.50% KB 36 45.00% KB15 R-15 31 77.50% B 23 57.50% KB 44 55.00% KB16 R-16 24 60.00% KB 18 45.00% KB 34 42.50% TB17 R-17 21 52.50% KB 24 60.00% KB 45 56.25% KB18 R-18 17 42.50% TB 21 52.50% KB 39 48.75% KB19 R-19 17 42.50% TB 18 45.00% KB 34 42.50% TB20 R-20 22 55.00% KB 23 57.50% KB 44 55.00% KB21 R-21 24 60.00% KB 18 45.00% KB 35 43.75% TB22 R-22 26 65.00% B 36 90.00% SB 68 85.00% SB23 R-23 21 52.50% KB 19 47.50% KB 37 46.25% KB24 R-24 26 65.00% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB25 R-25 22 55.00% KB 16 40.00% TB 30 37.50% TB26 R-26 19 47.50% KB 17 42.50% TB 33 41.25% TB27 R-27 35 87.50% SB 33 82.50% SB 62 77.50% B28 R-28 21 52.50% KB 28 70.00% B 54 67.50% B29 R-29 21 52.50% KB 20 50.00% KB 38 47.50% KB30 R-30 24 60.00% KB 23 57.50% KB 43 53.75% KB31 R-31 26 65.00% B 23 57.50% KB 44 55.00% KB32 R-32 27 67.50% B 27 67.50% B 52 65.00% B33 R-33 26 65.00% B 24 60.00% KB 45 56.25% KB

25.03 62.58% B 24.33 60.83% KB 46.27 57.84% KB

Total

DESKRIPSI DATA PERILAKU ORANG TUA DALAM MENGHADAPI SIBLING RIVALRY (Y)

No. Kode Res.

F-1 F-2

2BaikKurang baik 16

11

Tidak baik

7 918 16

2 3 6

Distribusi FrekuensiSangat baik 4 5

Distribusi Persentase Sangat baik 12.12% 15.15% 6.06%Baik 33.33% 21.21%

Rata-rata

Tidak baik 6.06% 9.09% 18.18%

27.27%Kurang baik 48.48% 54.55% 48.48%

Skor % Krit. Skor % Krit. Skor % Krit.1 R-01 35 87.50% SB 31 77.50% B 58 72.50% B2 R-02 23 57.50% KB 20 50.00% KB 38 47.50% KB3 R-03 17 42.50% TB 17 42.50% TB 32 40.00% TB4 R-04 32 80.00% B 30 75.00% B 57 71.25% B5 R-05 28 70.00% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB6 R-06 32 80.00% B 25 62.50% KB 48 60.00% KB7 R-07 24 60.00% KB 23 57.50% KB 44 55.00% KB8 R-08 23 57.50% KB 21 52.50% KB 41 51.25% KB9 R-09 33 82.50% SB 34 85.00% SB 64 80.00% B

10 R-10 23 57.50% KB 20 50.00% KB 39 48.75% KB11 R-11 25 62.50% KB 23 57.50% KB 44 55.00% KB12 R-12 35 87.50% SB 35 87.50% SB 66 82.50% SB13 R-13 30 75.00% B 27 67.50% B 51 63.75% B14 R-14 24 60.00% KB 22 55.00% KB 42 52.50% KB15 R-15 32 80.00% B 30 75.00% B 56 70.00% B16 R-16 21 52.50% KB 21 52.50% KB 41 51.25% KB17 R-17 22 55.00% KB 21 52.50% KB 40 50.00% KB18 R-18 19 47.50% KB 17 42.50% TB 33 41.25% TB19 R-19 16 40.00% TB 15 37.50% TB 29 36.25% TB20 R-20 21 52.50% KB 19 47.50% KB 36 45.00% KB21 R-21 25 62.50% KB 23 57.50% KB 43 53.75% KB22 R-22 34 85.00% SB 32 80.00% B 61 76.25% B23 R-23 17 42.50% TB 17 42.50% TB 32 40.00% TB24 R-24 33 82.50% SB 31 77.50% B 60 75.00% B25 R-25 27 67.50% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB26 R-26 24 60.00% KB 18 45.00% KB 35 43.75% TB27 R-27 25 62.50% KB 24 60.00% KB 46 57.50% KB28 R-28 28 70.00% B 26 65.00% B 49 61.25% KB29 R-29 22 55.00% KB 20 50.00% KB 37 46.25% KB30 R-30 32 80.00% B 33 82.50% SB 63 78.75% B31 R-31 29 72.50% B 25 62.50% KB 48 60.00% KB32 R-32 26 65.00% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB33 R-33 25 62.50% KB 23 57.50% KB 44 55.00% KB

26.12 65.30% B 24.09 60.23% KB 45.91 57.39% KB

DESKRIPSI DATA KESIAPAN PERILAKU ORANG TUA (X)

No. Kode Res.

F-1 F-2 Total

Baik 810 71

19Kurang baik 15

Distribusi FrekuensiSangat baik 5 3

Tidak baik 3 4 519

Distribusi Persentase Sangat baik 3.03%

57.58%Baik 30.30% 21.21%

15.15%

Rata-rata

24.24%9.09%

15.15%Tidak baik 9.09% 12.12%57.58%Kurang baik 45.45%