8
LEMBAR PENILAIAN PEMERIKSAAN URINE PROTEIN Petunjuk Pengisian Berilah angka point pada kolom penilaian kasus di bawah ini dengan ketentuan sebaga 0 = Gagal Bila langkah klinik tidak dilakukan 1= Kurang Bila langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai dengan 2= Cukup Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang cek mendemonstrasikan dan waktu yang diperlakukan relative lebih lama dalam tugas 3= Baik Langkah dilakukan dengan bantuan, teruji kurang percaya diri, kadang-kadang tampa dan memerlukan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan 4= Sangat baik/ mahir Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan teknik pr lingkup kebidanan dan waktu efisien NO BUTIR YANG DINILAI MAHASISWA 1 2 3 4 5 A SIKAP DAN PERILAKU 1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah 2. Memperkenalkan diri kepada pasien 3. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan 4. Mempersilahkan pasien untuk menampung urine 5. Tanggap terhadap reaksi pasien Score maksimal : 20 B CONTENT 1. Menyiapkan alat perlengkapan dan bahan a. Baki beralas b. Tabung Reaksi c. Penjepit Tabung d. Bunsen / Lampu Spirtus e. Pipet f. Tissue g. Asam Asetat 5 % h. Larutan Clorin 0,5 % i. Urine j. Korek Api k. Bengkok l. Masker m. Handscoon n. Celemek o. Spuit 5 cc p. Kertas saring

Lembar Penilaian Lab Anc

Embed Size (px)

Citation preview

LEMBAR PENILAIAN PEMERIKSAAN URINE PROTEIN Petunjuk Pengisian Berilah angka point pada kolom penilaian kasus di bawah ini dengan ketentuan sebagai berikut : 0 = Gagal Bila langkah klinik tidak dilakukan 1= Kurang Bila langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai dengan prosedur 2= Cukup Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang diperlakukan relative lebih lama dalam menyelesaikan tugas 3= Baik Langkah dilakukan dengan bantuan, teruji kurang percaya diri, kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan 4= Sangat baik/ mahir Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan teknik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien

NO A 1. 2. 3. 4. 5. B

BUTIR YANG DINILAI SIKAP DAN PERILAKU Menyambut klien dengan sopan dan ramah Memperkenalkan diri kepada pasien Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan Mempersilahkan pasien untuk menampung urine Tanggap terhadap reaksi pasien Score maksimal : 20 CONTENT Menyiapkan alat perlengkapan dan bahan a. Baki beralas b. Tabung Reaksi c. Penjepit Tabung d. Bunsen / Lampu Spirtus e. Pipet f. Tissue g. Asam Asetat 5 % h. Larutan Clorin 0,5 % i. Urine j. Korek Api k. Bengkok l. Masker m. Handscoon n. Celemek o. Spuit 5 cc p. Kertas saring

1

MAHASISWA 2 3 4

5

1.

q. Tempat urine (beri label nama dan tanggal)2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. C 1. 2. 3. 4. 5. Meletakkan alat secara ergonomic Mencuci tangan dan memakai ,celemek,masker,handscoon Mengisi 2 tabung ( A dan B ) masing-masing 2-3 cc urine saring Panaskan tabung A diatas lampu spirtus berjarak 2-3 cm dari ujung dengan posisi 300 sampai mendidih Lihat hasilnya sambil membandingkan dengan tabung B Bila hasil urine pada tabung A keruh maka tambahkan 2 tetes asam asetat 5 %ke dalam urine tabung A Kalau urine tetap keruh panaskan sekali lagi, nilai hasilnya Memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien Membereskan alat dan rendam larutan clorine 0,5 % dan cuci tangan Score maksimal : 40 TEKNIK Melaksanakan secara sistematis Menjaga keamanan dan keselamatan kerja Memberikan perhatian terhadap respon pasien Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu Mendokumentasikan hasil tindakan Score maksimal : 20 SCORE TOTAL : 80

Hasil : Negatif - : tidak ada kekeruhan Positif + : kekeruhan ringan tanpa butiran Positif ++ : kekeruhan dengan butiran Positif +++ : kekeruhan dengan kepingan Positif ++++ : kekeruhan dengan gumpalan

LEMBAR PENILAIAN PEMERIKSAAN URINE REDUKSI Petunjuk Pengisian Berilah angka point pada kolom penilaian kasus di bawah ini dengan ketentuan sebagai berikut : 0 = Gagal Bila langkah klinik tidak dilakukan 1= Kurang Bila langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai dengan prosedur 2= Cukup Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang diperlakukan relative lebih lama dalam menyelesaikan tugas 3= Baik Langkah dilakukan dengan bantuan, teruji kurang percaya diri, kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan 4= Sangat baik/ mahir Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan teknik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien

NO A 1. 2. 3. 4. 5. B

BUTIR YANG DINILAI SIKAP DAN PERILAKU Teruji memperkenalkan diri Teruji menjelaskan tujuan pemeriksaan Teruji mempersilahkan menampung urine untuk diperiksa Teruji komunikatif dan sopan Teruji sabar dan teliti Score maksimal : 20 CONTENT / ISI Menyiapkan alat terdiri dari : - Baki beralas - masker - Celemek - Handscoon - Rak Pemeriksa - Tabung Reaksi - Lampu Spirtus - Penjepit - Korek Api - Bengkok - Tissue - Benedict - Pipet - Spuit 5 cc - Kertas saring

1

MAHASISWA 2 3 4

5

1.

- Tempat urine (beri label nama dan tanggal)2 3 4 5 6 7 8 9. 10. 11. 12. 13. C 1. 2. 3. 4. 5. Meletakkan alat secara ergonomic Mencuci tangan dan memakai ,celemek,masker,handscoon Mengisi tabung dengan benedict sebanyak 2,5 cc Tetesi tabung benedict dengan 4-5 tetes urine Tabung dipanaskan di lampu spirtus berjarak 2-3 cm dari ujung dengan posisi 300 sampai mendidih Tunggu sampai mendidih Menilai hasil pemeriksaan Mencatat hasil pemeriksaan Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien Membereskan alat-alat dan merendam dalam larutan clorine 0,5 % Melepas sarung tangan, celemek dan masker Mencuci tangan Score maksimal : 52 TEKNIK Teruji melaksanakan secara sistematis Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu Teruji melaksanakan tindakan dengan penuh kehatian-hatian Teruji menjaga keamanan dalam melaksanakan tindakan Teruji mendokumentasikan hasil Score maksimal : 20 SCORE TOTAL : 92

Hasil : Biru kehijauan tanpa endapan Hijau dengan endapan kuning Kuning keruh Jingga keruh Merah bata keruh (-) (+) (++) (+++) (++++)

LEMBAR PENILAIAN PEMERIKSAAN HB SAHLI

Petunjuk Pengisian Berilah angka point pada kolom penilaian kasus di bawah ini dengan ketentuan sebagai berikut : 0 = Gagal Bila langkah klinik tidak dilakukan 1= Kurang Bila langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai dengan prosedur 2= Cukup Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang diperlakukan relative lebih lama dalam menyelesaikan tugas 3= Baik Langkah dilakukan dengan bantuan, teruji kurang percaya diri, kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan 4= Sangat baik/ mahir Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan teknik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisienNO A 1. 2. 3 4 B BUTIR YANG DINILAI SIKAP DAN PERILAKU Teruji memperkenalkan diri Teruji menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan Teruji komunikatif dan sopan Teruji sabar dan teliti Score maksimal : 16 CONTENT / ISI Menyiapkan alat terdiri dari : - Baki beralas - Hemoglobinometer sahli ( pipet sahli dan selang karet, tabung sahli,standar pembanding dan pengaduk) - HCL 1% (asam clorida) - Aquadest - Blood lancet - Handscoon - Kapas alcohol - Kapas kering - Pipet - Celemek - Handuk kecil - Bengkok - Tempat sampah - Baskom berisi larutan clorin 0,5% MAHASISWA 2 3 4

1

5

1.

- Perlak dan pengalas2 3 4 5 6 7 8 9. Mempersilahkan ibu untuk duduk di kursi yang telah dipersiapkan

10. 11. 12. 13.

14

Mendekatkan alat Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan pasang handscoon Isilah tabung dengan HCL 1% sampai angka 2 Masukkan tabung ke dalam standar pembanding Pasang perlak dan pengalas dibawah tangan ibu Usap ujung jari dengan kapas alcohol Tusuk ujung jari dengan blood lancet, bersihkan darah pertama yang keluar dengan kapas kering, tekan jari supaya darah lebih banyak keluar Gunakan pipet untuk menghisap darah sampai garis biru pada tabuung (tube)atau 20 mm Masukkan darah kedalam tabung sahli sampai semua darah keluar dari pipet Aduk HCL dengan darah sampai benar-benar tercampur Masuk kan aquades tetes demi tetes kedalam tabung sahli sampai, aduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna standar Lihat larutan paling atas dan baca angka pada batas larutan tersebut, itulah kadar hemoglobinnyaMenilai hasil pemeriksaan Mencatat hasil pemeriksaan Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien Membereskan alat-alat dan merendam dalam larutan clorine 0,5 % Melepas sarung tangan Mencuci tangan

1516 17 18 19 20 C 1. 2. 3. 4. 5.

Score maksimal : 80TEKNIK Teruji melaksanakan secara sistematis Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu Teruji melaksanakan tindakan dengan penuh kehatian-hatian Teruji menjaga keamanan dalam melaksanakan tindakan Teruji mendokumentasikan hasil Score maksimal : 20 Score total : 116

. DEFINISI ANEMIA Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007). Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit. B. PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. C. ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu: a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah. b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma. c. Kurangnya zat besi dalam makanan. d. Kebutuhan zat besi meningkat. e. Gangguan pencernaan dan absorbsi. D. GEJALA KLINIS Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tandatanda anemia akan jelas. E. DERAJAT ANEMIA Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal (11 gr/dl), anemia

ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl. Klasifikasi anemia yang lain adalah : a. Hb 11 gr% : Tidak anemia b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan c. Hb 7 8 gr%: Anemia sedang d. Hb < 7 gr% : Anemia berat. F. DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI PADA KEHAMILAN Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain) G. PENGOBATAN ANEMIA Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya H. PENCEGAHAN ANEMIA Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacangkacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi. Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun.