Latihan Buku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

altijfj

Citation preview

BUKU PEGANGAN MAHASISWAIDK II

Disusun oleh : TIM IDK II

Disajikan pada Mahasiswa Semester II S1. Keperawatan Stikes Panakakkukang Makassar2012

PENDAHULUAN

Mata kuliah IDK II ini menyajikan 4 modul, yang terdiri dari : Modul I dengan judul nyeri. Modul II Hipertermi . Modul III Imsomnia serta Modul IV Lumpuh yang berfokus pada gangguan pemenuhan aktifitas dan latihan, aman dan nyaman, istirahat dan tidur serta gangguan pemenuhan seksual. Diharapkan skenario ini memotivasi mahasiswa untuk belajar dan mencari jawaban dengan pendekatan ilmiah.

Dari modul yang disajikan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami tentang konsep-konsep IDK II, mampu mengintegrasikannya dalam praktek-praktek keperawatan/kesehatan yang ada dan mampu untuk berkomunikasi secara efektif dengan individu, keluarga, dan kelompok.

Proses pembelajaran pada PBL meliputi kegiatan seperti pertemuan dengan tutor,belajar mandiri dengan mencari informasi/teori baik dari ahli, buku-buku, jurnal di perpustakaan maupun melalui internet dan membuat penyajian laporan hasil diskusi dari kegiatan PBL ini

Besar harapan kami kiranya dengan kegiatan PBL ini mahasiswa dapat lebih aktif untuk mencari jawaban dan berusaha menyelasaikan masalah-masalah yang kemungkinan ditemukan dalam praktik keperawatan.

Makassar, Januari 2011

Koordinator PBL IDK II TUGAS UNTUK MAHASISWA

Kegiatan pembelajaran pada Problem Base Learning (PBL) sangat menuntut keaktifan peserta didik dalm mencapai tujuan pembelajaran dari modul yang meliputi :1. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan menbuat pertanyaan-pertanyaan, konsep ilmiah dan hubungan antara disiplin ilmu terkait. Untuk mengarahkan diskusi, mahasiswa diharapkan dapat menentukan kata kunci dari skenario di atas. Diskusi akan didampingi oleh tutor untuk 2 kali pertemuan, dan diwajibkan untuk membuat laporan hasil diskusi yang akan dilaporkan pada diskusi panel.2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual baik di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, jurnal, textbook, ataupun melalui media elektronik seperti internet, slide ataupun video dan mendiskusikan hasil temuan dengan sesama anggota kelompok.3. Melakukan diskusi kelompok tanpa dipandu oleh tutor dalam rangka curah pendapat antar anggota kelompok untuk menganalisis informasi dalam menyelesaikan masalah yang ada. Jadwal yang ditentukan oleh anggota kelompok sendiri.4. Peserta didik dapat berkonsultasi pada nara sumber yang ahli sesuai dengan masalah yang ada untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.5. Mengikuti kegiatan pada skills lab.PROSES PEMECAHAN MASALAHDalam melaksanakan PBL, ada 7 langkah (seven Jumps) yang biasa ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran :1. L1 : Menjelaskan istilah dan konsep nyeri2. L2 : Menetapkan masalah/problem berdasarkan skenario dan membuat pertanyaan untuk membantu menentukan masalah yang ada3. L3 : Menganalisis masalah dan menjawab pertanyaan4. L4 : Menarik kesimpulan dari L35. L5 : Merumuskan sasaran pembelajaran6. L6 : Mengumpulkan informasi tambahan baik dari perpustakaan, internet, dsb7. L7 : Menyampaikan kesimpulan akhir

STRATEGI PEMBELAJARANDalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat dan diskusi, anda diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian di bawah ini :1. Dengan Brain Storming, klarifikasi semua istilah yang asing (bila ada)2. Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada skenario di atas yang tidak anda mengerti. Buat pertanyaan tentang hal tersebut.3. Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing jawablah atau jelaskanlah masalah tersebut.4. Cobalah menyusun penjelasan tersebut secara sistematik5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikanlah hal tersebut sebagai tujuan pembelajaran selanjutnya.6. Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut , carilah informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya dari kepustakaan, pakar, dan lain-lain sumber informasi.7. Diskusikan dan lakukan sintese dari semua informasi yang anda temukan.

Penjelasan Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 5 dan 6 bisa diulangi dan selajutnya dilakukan lagi langkah 7.Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dianggap cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.

JADWAL KEGIATANSebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 9-10 orang tiap kelompok.Kompetensi I1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka atau satu arah untuk penjelasan dan Tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan kemudian dilanjutkan dengan kuliah pakar 2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan : memilih ketua dan sekretaris kelompok brain storming untuk proses 1 - 5 pembagian tugas3. Pertemuan ketiga : diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan : untuk melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klasifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi.4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri maupun berkelompok. Tujuan : untuk mencari informasi baru yang diperlukan.5. Diskusi mandiri : diskusi ini sama dengan diskusi tutorial dan apabila informasi yang diperlukan telah cukup, maka hasil dari diskusi mandiri ini digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakuakn berulang-ulang diluar jadwal.6. Pertemuan keempat : Diskusi panel dan Tanyajawab pakar. Tujuan : untuk melaporkan hasil analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada scenario. Bila ada masalah yang belum jelas atau terjadi salah persepsi, maka bisa diselesaikan oleh pakar yang hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai urutan yang tercantum pada buku kerja.7. Masing-masing mahasiswa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan sesuai dengan scenario yang telah didiskusikan bersama pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan laporan lengkap.8. Pertemuan terakhir : laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-masing mahasiswa.Catatan : Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke koordinator PBL NEU melalui ketua kelompok Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing dan dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk perbaikan. Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke koordinator PBL NEU. Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian.

TIME TABLEPERTEMUAN

IIIIIIIVVVIVII

Petemuan 1(penjelasan dan kuliah pakar)Pertemuan mandiri (Brain storming)Tutorial IPengumpulan informasi, analisa dan sinteseMandiri Konsultaspakari

Tutorial II penyajian(laporan & diskusi)Pertemuan terakhir (laporan akhir )

Minggu I, II, III, IVSenin 10.00 - 12.00 KULIAH PAKAR 13.00 - 1500 Tutorial (kelompok B dan C ) 15.00 - 1700 Tutorial ( kelompok A dan D )Selasa 10.00 - 12.00 Praktikum 13.00 - 15.00 Praktikum

STRATEGI PEMBELAJARAN1. Kuliah pakar ( kelas besar )2. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor3. Diskusi kelompok tanpa tutor4. Konsultasi pakar5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, video dan internet.

SUMBER INFORMASIA. Buku ajar dan jurnalB. Diktat dan hand-outC. Sumber lain : internetD. Nara sumber

MODUL IIIRASA AMAN DAN NYAMAN

PEMICU

SKENARIO 2 :Seorang wanita berumur 21 tahun masuk di Unit Gawat Darurat, dengan keluhan utama demam tinggi selama 3 hari berturut-turut. Klien tampak lemas, pucat, bibir klien tampak kering, tampak petekie pada seluruh badan klien dengan tes rempelit positif. Klien juga mengeluh cepalgia dan menggigil. Pemeriksaan lab menunjukkan adanya trombositopenia. TTV klien ; TD : 110/70 mmHg, S: 40oC, P: 24 x/menit, N: 110x/menit.

Jelaskan istilah-istilah yang saudara tidak ketahui dari kasus diatas!Jawab: Petekie: Bercak merah dalam yang merupakan pendarahan keci dibawah kulit.Petekie mungkin mencerminkan gangguan pendarahan atau fraglitas kapiler dan dapat menyertai infeksi. Cepalgia atau sakit kepala : Gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik,respon stres,vasodilatasi(migran),tegangan otot rangka. Trombositopenia : Kelainan hemotologis yang ditandai oleh adanya penurunan jumlah trombosit dalam darah perifer. Jelaskan mekanisme sistem kekebalan tubuh pada kasus diatas!Jawab:Mekanisme sistem kekebalan tubuh pada kasus diatas adalah sistem kekebalan bawaan yaitu menghalangi masuknya dan penyebaran penyakit, tetapi jarang mencegah penyakit secara keseluruhan. Kekebalan bawaan adalah respon peradangan (inflamasi) dan demam. Peradangan dipicu oleh trauma fisik, panas yang berlebihan, infeksi bakteri, dll. Peradangan bersifat lokal atau hanya muncul pada daerah terinfeksi sedangkan demam menyebar keseluruh tubuh (Syamsuri, 2007) Berdasarkan prinsip dasar kebutuhan manusia,klien kemungkinan mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan apa saja!Jawab:Gangguan pemenuhan fisiologis,merupakan kebutuhan yang paling mendasar,yaitu kebutuhan fisiologis seperti oksigen,cairan (minuman),nutrisi(makanan),keeimbangan suhu tubuh,eliminasi,tempat tinggal,istirahat dan tidur,serta kebutuhan seksual. Jelaskan yang dimaksud pasient safety (universal isolasi precautien):sterilasasi self protection pada kasus diatas!Jawab: Pasient safety (universal isolasi precautien) atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sterilisasi self protection adalah suatu proses menghancurkan mikroorganisme termasuk bakteri yang resisten secara fisika maupun kimia dan mencegah diri kita sendiri agar tidak tertular penyakit dengan meletakkan penghalang yang berupa fisik,mekanik, maupun secara kimia.Tujuan dari sterilisasi yaitu mencegah penyebaran penyakit & infeksi atau penularan bakteri, virus, kuman yang tertinggal dari penggunaan alat kedokteran sebelumnya serta mencegah pembusukan dan kerusakan bahan oleh mikroorganisme Berdasarkan analisa anda pada skenario diatas,jelaskan cara mendemostrasikan keterampilan teknis keperawatan nosokomial infeksi!Jawab:Infeksi nosokomial adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi silang (cross infection). Infeksi silang ini adalah timbulnya penyakit pada diri seseorang akibat adanya faktor lingkungan (interaksi antara faktor host, agent, environment).Cara mendemostrasikan keterampilan teknis keperawatan nosokomial infeksi adalaha. Menganjurkan pencegahan infeksi kepada pasien terutama kesehatan dan kebersihan tangan serta pemakaian sarung tangan.b. Memperhatikan dengan seksama peroses yang telah terbukti bermanfaat untuk dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda lain yang kotor, diikuti dengan sterilisasi atau desinfeksi tngkat tinggic. Pemakaian masker dan pakaian khusus serta penggunaan benda tajam sekali pakai (disposable) (Elvin, 2002).d. Penggunaan cairan antiseptic untuk membersihkan luka pada kulit Jelaskan mekanisme nyeri dan cara mendemostrasikan teknik keperawatan menaggulangi nyeri pada kasus diatas!Jawab:a) Mekanisme nyeri adalah munculnya rasa nyeri berkaitan erat dengan receptor dan adanya rangsangan(nociceptor).Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulus atau rangsangan.Stimulus tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamin, bradikinin, prostagladin, dan macam-macam sam yang dilepas apabila ada kerusakan pada jaring akibat kekurangan oksigen.Stimulus yang lain dapat berupa termal, listrik, atau mekanis. Teknik keperawatan menanggulangi nyeri pada kasus diatas adalaha. Menganjurakan pasien untuk melakukan teknik distraksib. Membantu pasien melakukan teknik relaksasi Bila pasien mengalami hipetermi pemeriksaan apa yang harus dilakukan dan hal-hal apa yang perlu diperhatikan!Jawab:Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ke tidak kemampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.Hal-hal yang harus diperhatikan pada pasien hipertermi adalah:a) Frekuensi pernafasan.b) Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badati menurun turgar kulit kurang banyaknya air kemih berkurang.c) Antisipasi terjadi kejang. Jelaskan mekanisme perubahan suhu tubuh dan mendemostrasikan teknik keperawatan dalam menanggulangi perubahan suhu tubuh!Jawab: Mekanisme perubahan suhu tubuh adalahHipotalamus dapat dikatakan sebagai mesin pengatur suhu (termostat tubuh) karena disana terdapat receptor (penangkap,perantara) yang sangat peka terhadap suhu yang lebih dikenal dengan nama termoreseptor (termo = suhu).Dengan adanya termoreseptor ini,suhu tuubuh dapat senantiasa berada dalam batas normal yakni sesuai dengan suhu inti tubuh.Suhu inti tubuh merupakan pencerminan dari kandungan panas yang ada di dalam tubuh kita. Kandungan panas didapatkan dari pemasukan panas yang berasal dari proses metabolisme makanan yang masuk ke dalm tubuh.Pada umumnya suhu inti berada dalam batas 36,5-37,5oC. Dalam berbagai aktivitas sehari-hari, tubuh kita juga akan mengeluarkan panas misalnya saat berolaraga bilamana terjadi pengeluaran panas yang lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya, atau sebaliknya maka termostat tubuh itu akan segera bekerja guna menyeimbangkan suhu tubuh inti.Bila pemasukan panas lebih besar daripada pengeluarannya, maka termosfat ini akan memerintahkan tubuh kita untuk melepaskan panas tubuh yang berlebih ke lingkungan luar tubuh salah satunya dengan mekanisme berkeringat.Dan bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termosfat ini akan berusaha menyeimbangkan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi (bergerak) guna menghasilkan panas tubuh.Kontraksi otot-otot rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil. Teknik keperawatan dalam menanggulangi perubahan suhu tubuh yang meningkat adalah :1. Mengukur tanda-tanda vital Suhu Nadi Pernapasan Tensi2. Pakaian tipis bila 3. Selimut tipis4. Ventilasi (AC/jendela) harus selalu nyala/ terbuka5. Kompres (air hangat)6. Minum (usahakan 1 jam 1 gelas)7. Kolaborasi ( obat ) Jelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman!A. Pengkajian KeperawatanMerupakan tindakan mengkaji ada atau tidaknya faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan infeksi,seperti penurunan daya tahan tubuh,status nutrisi,usia, stres, dll.Pengkajian selanjutnya adalah memeriksa ada atau tidaknya tanda klinik(seperti infeksi, kemerahan,panas,nyeri pada daerah lokalisasi infeksi) dan tanda sistemik (seperti demam,malaise,anoreksia,sakit kepala,muntah,atau diare) B. Diagnosa KeperawatanHal yang perlu diperhatikan adalah risiko terjadinya infeksi yang berhubungan dengan proses penyebaran kuman dan peningkatan suhu tubuh yang dapat menyebabkan kejang.C. Perencanaan KeperawatanTujuan: Mencegah terjadinya infeksi dan penyebaran kuman Mencegah terjadinya peningkatan suhu tubuh Mencegah terjadinya dehidrasiRencana Tindakan: Melakukan tindakan untuk menghambat penyebaran kuman,seperti mencuci tangan, memakai masker,memakai sarung tangan,sterilisasi, dan desinfeksi Melakukan tindakan yang dapat menghambat peningkatan suhu tubuh dan dehidrasi, seperti menganjurkan pasien untuk selalu minum dan menggunakan pakaian yang agak tipis.D. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan1) Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan dengan mencuci tangan tangan,menggunakan masker,dan menjaga kebersihan tempat makanan dan pakaian.2) Observasi balance cairan dan pemeriksaan suhu tubuh.Selain memberikan cairan intravena,keluarga dianjurkan memberikan air minum satu gelas setiap satu jamE. Evaluasi KeperawatanEvaluasi terhadap masalah resiko infeksi (penyebaran kuman) secara umum dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya tanda infeksi nosokomial seperti penyebaran kuman ke pasien atau orang lain.Evaluasi terhadap :a. Suhu tubuh dalam batas normal.b. Intake dan out put kembali normal / seimbang.c. Pemenuhan nutrisi yang adekuat.d. Perdarahan tidak terjadi / teratasi.e. Pengetahuan keluarga bertambah.f. Shock hopovolemik teratasi

3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

4. JAWABAN PENTING

5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

6. INFORMASI TAMBAHAN

7. KLARIFIKASI INFORMASI

8. ANALISA & SINTESIS INFORMASI

9. LAPORAN DISKUSI

MODUL II AKTIFITAS DAN LATIHAN

SKENARIO 1 : Laki-laki berusia 22 tahun,dirawat di ruang perawatan bedah orthopedic selama lima hari dengan diagnose fraktur cruris dextra 1/3 distal.Keadaan ini dialami sejak klien mengalami kecelakaan motor.Klien tidak dapat berjalan,hanya dipapah.Betis bagian kiri nampak bengkak dan kemerahan. ROM pada daerah yang fraktur sangat terbatas.Klien juga tidak dapat beristirahat dan beraktifitas dengan baik karena nyeri yang dialami pada saat menggerakan kakinya.Punggung,bokong dan tumit klien tampak kemerahan karena lama tertekan.Dokter mengistruksikan mengimobilisasi daerah yang fraktur setelah klien menjalani operasi pemasangan ORIF(Open Reduction Internal fixation)pada daerah yang fraktur.Setelah satu minggu,klien di instuksikan untuk memulai latihan berjalan.TD:140/90mmHg,S:37,50C, P:24x/ menit, N: 100x/menit.TB:160,BB:70kg

NAMA: KELOMPOK:

NIM: TUTOR:

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Jelaskan istilah istilah yang saudara tidak ketahui dari kasus diatas?Jawab: Orthopedic:pencegahan dan perbaiki kerusakan struktur tubuh,seperti pada orang yang mengalami gangguan otot. Fraktur: Patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh roda paksa. Cruris:Tungkai bawah yang terdiri dari 2 tulang panjang yaitu tibia dan fibula Distal dextra :suatu patahan terjadi pada 1/3 bawah dari tungkai ROM (Range Of Motion):jumlah pergerakan maksimun yang dapat dilakukan padaSendi disalah satu dari tiga bidang yaitu:sagitalis,frontal,dan tranversal. ORIF (Open Reduction Internal Fixation):untuk mengalami pembelahan pada tulang

2. Jelaskan jenis-jenis latihan?Jawab:ROM pasif dan aktif adalah pasien yang mobilitas yang sendinya terbatas karena penyakit dimobilitas atau trauma memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya mobilitas:a. Fleksi dan ekstensi pergelangan tanganb. Fleksi dan ekstensi sikuc. Pronasi dan supinasi lengan bawahd. Impersi dan efersi kakie. Fleksi dan ekstensi lututf. Rotasi pangkal pahag. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki

3. Jelaskan perbedaan antara ROM pasif dengan ROM aktif,ROM apa yang paling sesuai dilakukan pada pasien dalam kasus diatas?Jawab:ROM pasif : Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %,sedangkan

ROM aktif : Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 % D. Jenis gerakan Fleksi Ekstensi Hiper ekstensi Rotasi Sirkumduksi Supinasi Pronasi Abduksi Aduksi Oposisi .

ROM yang paling sesuai pada pasien dalam kasus diatas adalah ROM Pasif karena pasien tidak dapat melakukan kegiatan sendiri harus dibantu oleh perawat untuk melakukan latihan rentang gerak.

4. Mekanisme transportasi ?Jawab:Mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.

5. Jelaskan body aligment dan mekanika gerak dan gaya pada kasus diatas !Jawab:

6. Jelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan aktivitas dan latihan!Jawab:A. Pengkajian KeperawatanPengkajian keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi, antara lain menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi. Selanjutnya menilai adanya kelainan dalam mekanika tubuh pada saat duduk, berakivitas, atau saat pasien menglami pergerakan serta pengkajian terhadap status ambulasi. Kemudian, menilai gaya berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan dengan cara mengamati apakah gaya berjalan pasien ( mantap atau tegak lurus ), ayunan lengan atas ( pantas atau tidak ), kaki ikut siap pada saat ayunan atau tidak, langkah jatuh jauh dari garis gravitasi atau tidak, serta berjalan apakah diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik berfokus pada aktivitas dan olahraga yang menonjolkan kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, serta toleransi aktivitas.

Kesejahteraan tubuhPengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada klien yang berdiri, duduk, atau berbaring. Pengkajian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:1. Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan dan perkembangan.2. Mengdentifikasi penyimpanan kesejajaran tubuh yang disebabkan fostur yang buruk.3. Memberi kesempatan klien untuk mengopservasi posturnya.4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar klien untuk mempertahankan kejajaran tubuh yang benar.5. Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot, atau disfungsi saraf.6. Memperoleh informasi mengenai factor-faktor lain yang mempengaruhi kesejajaran yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi, dan masalah psikologis.Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi lateral, anterior, dan posterior guna mengamati apakah:- Bahu dan pinggul sejajar- Jari-jari kaki mengarah ke depan- Tulang belakang lurus, tidak melengkung ke sisi yang lainLangkah pertama mengkaji kesejajaran tubuh adalah menempatkan klien pada posisi istirahat sehingga tidak tampak dibuat-buat atau posisi kaku. Jika mengkaji kesejajaran tubuh pasien imobilisasi atau pasien tidak sadar maka bantal dan alat penopang di angkat dari tempat tidur lalu klien diletakkan pada posisi telentang.Berdiri. Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada klien yang berdiri sesuai hal hal berikut :1. Kepala tegak dan midline2. Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.3. Ketika dilihat dari arah posterior, tulang belakang lurus4. Ketika klien dilihat dari arah lateral, Kepala tegak dan garis tulang belakang digaris dalam pola S terbaik. Tulang belakang servikal pada arah anterior adalah cembung, tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.5. Ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan nyaman dan lutut pergelangan kaki agak melengkung. Orang tampak nyaman dan tidak sadar akan lutut dan pergelangan kaki yang fleksi.6. Lengan klien nyaman di samping.7. Kaki di tempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang, dan jari jari kaki menghadap ke depan.8. Ketika klien dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada di tengah tubuh, dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki. Bagian lateral garis gravitasi dimulai secara vertikal dari tengah tengkorak sampai sepertiga kaki bagian posterior.Duduk. Perawat mengkaji kesejajaran pada klien yang duduk dengan mengobservasi hal hal sebagai berikut :1. Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang lurus.2. Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.3. Paha sejajar dan berada pada potongan horisontal.4. Kedua kaki di topang di lantai. Pada klien pendek tinggi, alat bantu kaki digunakan dan pergelangan kaki menjadi fleksi dengan nyaman.5. Jarak 2 4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior. Jarak ini menjamin tidak ada tekanan pada arteri popliteal atau saraf untuk menurunkan sirkulasi atau mengganggu fungsi saraf.6. Lengan bawah klien ditopang pada penganan tangan, di pangkuan, atau di atas meja depan kursi.Hal penting mengkaji kesejajaran dalam posisi duduk yaitu pada klien yang mempunyai kelemahan otot, paralisis otot, atau kerusakan saraf. Karena perubahan ini, klien mengalami pengurangan sensasi di area yang sakit dan tidak mampu menerima tekanan ataupun penurunan sirkulasi. Kesejajaran yang tepat ketika duduk mengurangi risiko kerusakan sistem muskuloskeletal pada klien itu.Berbaring. Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap tekanan. Sehingga merekabiasa merasakan posisi nyaman ketika berbaring. Karena rentang gerak, sensasi dan sirkulasi pada orang sadar berada dalam batas normal, mereka mengubah posisi ketika mereka merasakan ketengangan otot dan penurunan sirkulasi.Pengkajian kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral pada klien dengan menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya diangkat dari tempat tidur. Tubuh harus ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus tanpa ada lengkungan yang terlihat. Pengkajian ini memberi data dasar mengenai kesejajaran tubuh klien.

Cara berjalanIstilah gaya berjalandigunakan untuk menggambarkan cara utama atau gaya saat berjalan ( Fish & Nielsen,1993 ). Siklus berjalan dimulai dengan tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai yang sama. Interval ini sama dengan 100% siklus gaya berjalan dan berlangsung 1 detik untuk kenyamanan berjalan ( Lehman et al, 1992 ). Dengan mengkaji gaya berjalan klien memungkinkan perawat untuk membuat kesimpulan tentang keseimbangan, postur, keamanan, dan kemampuan berjalan tanpa bantuan.Pengkajian cara berjalan dilakukan untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan risiko cedera akibat jatuh. Hal ini dilakukan dengan meminta klien berjalan sejauh kurang lebih 10 kaki di dalam ruangan, kemudian amati hal-hal berikut :a. Kepala tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurusb. Tumit menyentuh tanah lebih dahulu daripada jari kakic. Kaki dorsofleksi pada fase ayunand. Lengan mengayun ke depan bersamaan dengan ayunan kaki di sisi yang berlawanane. Gaya berjalan halus, terkoordinasi, dan berirama; ayunan tubuh dari sisi ke sisi minimal dan tubuh ke depan, dan gerakan dimulai dan diakhiri dengan santai.f. Kecepatan berjalan (normalnya 70-100 langkah per menit)

Penampilan dan pergerakan sendiRentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, sagital, tfrontal, dan tranversal. Mobilisasi sendi tiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital, gerakanya adalah fleksi dan ekstensi ( jari jari tangan dan siku ) dan hiperekstensi ( pinggul ). Pada potongan frontal gerakanya adalah abduksi dan adduksi ( lengan dan tungkai ) dan eversi dan inverse ( kaki ). Pada potongan tranversal, gerakanya adalah pronasi dan supinasi ( tangan ),rotasi internaldan eksternal ( lutut ),dan dorsifleksi dan plantarfleksi ( kaki ).Ketika mengkaji rentang gerak,perawat menanyakan pertanyaan yang mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekuatan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasn gerak dan ketidakmampuan atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi yang dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif.Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian rentang gerak aktif atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :a. Adanya kemerahan atau pembengkakan sendib. Adanya deformitasc. Perkembangan otot yang terkait dengan masing-masing sendid. Adanya nyeri tekane. Krepitasif. Peningkatan temperatur di sekitar sendig. Derajat gerak sendi

Kemampuan dan keterbatasan gerakPengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang adanya indikasi rintangan dan keterbatasan pada pergerakan klien dan kebutuhan untuk memperoleh bantuan. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:a. Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk bergerak.b. Adanya hambatan dalam bergerak (misalnya terpasang selang infuys atau gips yang berat)c. Kewaspadaan mental dan kemampuan klien untuk mengikuti petunjukd. Keseimbangan dan koordinasi klien.e. Adanya hipotensi ortostatik sebelum berpindah tempatf. Derajat kenyamanan klieng. Penglihatan

Kekuatan dan masa ototSebelum membantu klien mengubah posisi atau berpindah tempat, perawat harus mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk bergerak. Langkah ini di ambil utnuk menurunkan risiko tegang otot dan cedera tubuh, baik bagi klien maupun perawat. Toleransi aktifitasToleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang. Pengkajian toleransi aktivitas diperlukan jika ada perencanaan aktivitas seperti jalan, latihan rentang gerak, atau aktivitas sehari-hari dengan penyakit akut atau kronik. Selain itu, pengetahuan toleransi aktifitas klien dibutuhkan untuk merencanakan terapi keperawatan lainnya.Pengkajian toleransi aktivitas meliputi dua fisiologis, emosional, dan tingkat perkembangan. Pengkajian ini dapat dipakai di semua klinik dan dilengkapi oleh perawat dengan segera. Factor yang Mempengaruhi Toleransi Aktivitas

FAKTOR FISIOLOGIS Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir. Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir. Status kardiopulmunar (mis, dispnu, nyeri dada). Status musculoskeletal (mis,, penurunan massa otot). Pola tidur. Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri. Tanda-tanda vital; frekuensi pernapasan dan nadi kembali ketingkat istirahat dalam 5menit setelah latihan tekanan darah kembali setelah latihan tekanan darah kembali seperti semula dalam 5-10 menit setelah latihan. Tipe dari frekuensi aktivitas latihan. Kelainan hasil labolatorium, seperti penurunan konsentrasi oksigen arteri, penurunan kadar hemoglobin, kadare elektrolit yang tidak normal.FAKTOR EMOSIONAL Suasana hati (mood); depresi, cemas. Motivasi. Ketergantunagan zat kimia(mis., obat-obatan, alcohol, nikotin). Gambaran diri.FAKTOR PERKEMBANGAN Usia. Jenis kelamin. Kehamilan Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan, Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.

Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatakan kemandirian klien yang mengalami :a. Disabilitas kardiovaskular dan respiratorikb. Imobilisasi komplet dalam waktu yang lamac. Penurunan massa otot atau gangguan muskuloskeletald. Tidur yang tidak mencukupie. Nyerif. Depresi,cemas, atau tidak termotivasi.Alat ukur yang paling bermanfaat untuk meperkirakan toleransi klien terhadap aktivitas adalah frekuensi, kekuatan, dan iramama denyut jantung; frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan serta tekanan darah. Masalah terkait mobilitasPengkajian ini dilakukan melalui metode inspeksi, palpasi, dan auskultasi; pemeriksaan hasil tes laboratorium; serta pengukuran berat badan, asupan cairan, dan haluaran cairan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan segera setelah klien mengalalmi imobilisasi. Data yang diperoleh tersebut kemudian menjadi standar yang akan dibandingkan dengan data selama periode imobilisasi.

B. Diagnosis keperawatanDiagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi, antara lain :1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan akibat spasme muskulusletal pada ekstremitas, nyeri akibat peradangan sendi, atau penggunaan alat bantu dalam waktu lama.2. Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralisis, gaya berjalan tidak stabil, atau penggunaan tongkat yang tidk benar.3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.C. Perencanaan Keperawatan 1. Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh saat melakukan aktivitas sehari-hari.2. Memulihkan dan memperbaiki ambulasi.3. Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh.D. Pelaksanaan ( Tindakan ) KeperawatanI.latihan ambulasia.duduk diatas tempat tidurcara : Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badannya dengan telapak tangan pada bahu pasien Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang atau bantal.b.Turun dan berdiricara :1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan2. Atur kursi roda dalam posisi terkunci3. Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki meregang4. Fleksikan lutut dan pinggang anda5. Anjurkan pasien untuk meruh tangan di bahu anda6. Dan letakkan tangan anda di samping kanan dan kiri pinggang pasien7. Ketika pasien melangkah ke lantai tahan lutut anda pada lutut pasien8. Bantu berdiri tegak sampai ke kursi9. Bantu pasien duduk di kursi atau posisi agar nyamanc.Membantu berjalancara :1. Jelaskan prosedur yang kan dilakukan2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau telapak tangan anda3. Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien4. Bantu pasien berjlan2.Membantu ambulasi dan memindahkan pasienMerupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke branchard.Cara :1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan2. Atur branchard dalam posisi terkunci3. Bantu pasien engan 2-3 perawat4. Berdiri menghadap pasien5. Silangkan tangan di depan dada6. Tekuk tutut anda kemudian letakkan tangan di bawah tubuh pasien7. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawha pinggang, perawat 2 meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangakan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.8. Angkat bersama sama dan pindahkan ke branchardE. Evaluasi KeperawatanEvaluasi yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah mekanika tubuh dan ambulasi adalah unyuk menilai kemampuan pasien dalam menggunakan mekanika tubuh dengan baik, menggunakan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik atau turun, dan berjalan.

8. ANALISA & SINTESIS INFORMASI

9. LAPORAN DISKUSI

MODUL IIIINSOMNIA

PEMICU

SKENARIO 3 : INSOMNIALaki-laki berusia 60 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk-berdahak selama tiga bulan terakhir. Klien mengaku waktu tidurnya berkurang karena sering terbangun pada malam hari pada saat batuk, yang diperberat dengan nyeri pada bagian dadanya, klien juga mengalami ortopnea sehingga klien kesulitan mengatur posisi tidurnya. Klien tampak lemas,mata klien tampak sayu. Klien tampak kurus, dengan IMT yang kurang dari normal. Tanda-tanda vital menunjukkan TD : 140/90 mmHg, S: 37,5oC, P: 28 x/menit, N: 110x/menit.

NAMA: KELOMPOK:

NIM: TUTOR:

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. KLARIFIKASI KATA-KATA KUNCI

2. KATA/PROBLEM KUNCI

3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

4. JAWABAN PENTING

5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

6. INFORMASI TAMBAHAN

7. KLARIFIKASI INFORMASI

8. ANALISA & SINTESIS INFORMASI

9. LAPORAN DISKUSI

MODUL IVSEKSUALITAS

PEMICU

SKENARIO 4 : Tn.T berusia 50 tahun,datang ke poliknik dengan keluhan sulit untuk ereksi dan enggan melakukan hubungan seks pada istrinya yang dialami kurang lebih dua bulan,dan sebelumnya pernah berhubungan seks dengan istrinya tapi dia mengalami ejakulasi premature serta mengalami disporia pascasanggama.

1) Jelaskan istilah-istilah yang saudara tidak ketahui dari kasus diatas! Jawab: Ereksi adalah Peregangan penis. Ereksi penis terjadi bila penis menjadi penuh dengan darah. Kompartemen anatomis dari penis (dua korpora kavernosa dan satu korpus spongiosum) mampu membesar dengan jumlah darah tujuh kali kondisi biasa. Ketika hal ini terjadi dan otot-otot penis terelaksasi, hasilnya adalah ereksi. Ejakulasi premature atau disebut dengan ejakulasi dini adalah Disfungsi seksual laki-laki yang ditandai dengan ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi sebelum atau dalam waktu sekitar satu menit setelah penetrasi vagina, dan ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau hampir semua penetrasi vagina dengan konsekuensi pribadi yang negatif, seperti kesedihan, stres , frustrasi dan atau menghindari keintiman seksual. Disforia pascasanggama, Nyerikepala pascasanggama

2) Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi sesuai dengan tumbuh kembang pada kasus diatas!Jawab:

3) Jelaskan hormon-hormon yang terkait dengan sistem reproduksi pada kasus diatas?Jawab: Hormo Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagitahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untukmembentuk spermatosit sekunder. Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatuprotein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairanpada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

4) Jelaskan penyimpangan-penyimpangan seksualitas dan cara mendemostrasikan ketrampilan teknik keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan seksualitas sesuai tumbuh kembang sesuai dengan scenario kasus diatas!Jawab:

NAMA: KELOMPOK:

NIM: TUTOR:

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. KLARIFIKASI KATA-KATA KUNCI

2. KATA/PROBLEM KUNCI

3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

4. JAWABAN PENTING

5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

6. INFORMASI TAMBAHAN

7. KLARIFIKASI INFORMASI

8. ANALISA & SINTESIS INFORMASI

9. LAPORAN DISKUSI

36