Upload
margaretha-sono
View
38
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah dan pengertian promosi kesehatan merupakan pengembangan
dari pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti: Pendidikan Kesehatan,
Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi
kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di
dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku
masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik
di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Promosi kesehatan merupakan proses komprehensif sosial dan politik,
bukan hanya mencakup upaya peningkatan kemampuan dan ketrampilan
individual, tetapi juga upaya yang bertujuan mengubah masyarakat, lingkungan,
dan kondisi ekonomi, agar dampak negatif terhadap kesehatan individu dan
masyarakat dapat dikurangi.
Menurut Green, promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi
pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan
organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan
oleh tiga faktor utama, yaitu :
1. Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi pengetahuan
dan sikap seseorang.
2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana,
dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.
3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi
seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-
undang, peraturanperaturan, surat keputusan.
Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk
timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku
masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya
adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang
air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih
sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau
pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,
tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitas perubahan perilaku. Dengan
demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang
untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun
dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan
sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan
diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga
meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar
merubah perilakunya, yaitu
a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang
melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang
lebih dekat
b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam
konteks pengetahuan lokal,
c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama)
setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan
untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai
dengan potensi yang di miliki.
Promosi kesehatan mempunyai 3 strategi dasar, yaitu:
1. Advokasi kesehatan, untuk menciptakan kondisi ideal untuk sehat. Merupakan
perpaduan antara aksi individu dan sosial yang dirancang untuk mendapatkan
komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan dukungan
sistem untuk tujuan kesehatan atau program kesehatan.
2. Pemberdayaan masyarakat, untuk mencapai derajat kesehatan optimal.
Merupakan proses yang mengantarkan masyarakat dalam mendapatkan
kemampuan mengendalikan keputusan dan tindakannya dalam kesehatan.
3. Mediator bagi berbagai kepentingan dalam masyarakat di bidang kesehatan.
Merupakan proses rekonsiliasi berbagai kepentingan (personal, sosial,
ekonomi) dari individu dan komunitas, dan berbagai sektor (publik dan
pribadi) dalam peningkatan dan perlindungan kesehatan.
Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau
pesan kesehatan berupa kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku
sehat. Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan
sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat (Muninjaya, 2004).
Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru
agar masyarakat mau tertarik dan berminat untuk melaksanakannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan
mendidikkan sesuatu kepada masyarakat, memberi pengetahuan, informasi-
informasi, dan kemampuan-kemampuan baru, agar dapat membentuk sikap dan
berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya. Pada hakekatnya penyuluhan
merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat
menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan.
BAB II
ISI
PENYULUHAN PERTAMA
Tempat Penyuluhan : Posyandu Lansia Puskesmas Sikumana
Waktu Penyuluhan : 5 Oktober 2013
Materi Penyuluhan : Katarak
Sasaran Penyuluhan : Anggota Posyandu Lansia
Peserta Penyuluhan : 35 orang
Metode Penyuluhan : Menggunakan Leaflet
Isi Materi Penyuluhan :
o Pengertian Katarak
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang bening dan jernih
menjadi keruh sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur bahkan
sampai tidak melihat. Katarak adalah kekeruhan lensa kristalin yang
menyebabkan turunnya tajam penglihatan dan menyebabkan keluhan
gangguan penglihatan lainnya seperti penurunan kontras sensitivitas, silau
dan tidak nyaman. Kekeruhan ini dapat disebabkan oleh gangguan
metabolism serat lensa akibat proses degenerasi, trauma, obat‐obatan,
penyakit sistemik dan lain--‐lain.
o Jenis-Jenis Katarak Menurut Usia :
- Katarak kongenital : sejak usia <1 tahun
- Katarak Juvenil : terjadi sesudah usia 1 tahun
- Katarak Sensil : setelah usia 50 tahun
o Penyebab Katarak
Katarak disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
Paling banyak adalah faktor usia/degenerasi
Infeksi Virus pada janin
Penyakit : Diabetes Melitus, Glaukoma, dll
Genetik dan gangguan perkembangan
Keracunan beberapa jenis obat (kortikosteroid)
o Tanda dan Gejala Katarak
- Penglihatan kabur atau berkabut
- Penglihatan semakin buram pada sore hari
- Terasa sangat silau jika berada di bawah sinar terang
- Mata tidak sakit dan tidak merah
- Pupil akan berwarna putih
- Kadang penglihatan akan menjadi berbayang
o Deteksi Dini Katarak
Katarak dapat dideteksi melalui pemeriksaan menyeluruh oleh dokter
spesialis mata
o Pengobatan katarak adalah dengan jalan pembedahan.
o Cara Mencegah Katarak
Menjaga kadar gula agar selalu normal, khususnya pada penderita
Diabetes Melitus.
Tidak merokok dan menghindari asap rokok.
Mencegah konsumsi kortikosteroid jangka panjang
Mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C,
sayuran hijau, kacang-kacangan, susu, hati, vitamin E.
Mencegah trauma langsung terhadap mata.
Dokumentasi
Diskusi
1. Pertanyaan pertama oleh seorang ibu.
Apakah operasi merupakan satu-satunya pengobatan untuk katarak?
Jawab : iya. Operasi merupakan satu-satunya pengobatan untuk
katarak. Karena yang terjadi ketika sesorang terkena katarak adalah,
lensa mata yang harusnya bening sehingga cahaya dapat masuk, malah
menjadi keruh. Jika sudah keruh maka yang dilakukan adalah lensanya
harus dikeluarkan dan diganti dengan lensa yang baru. Obat-obat tetes
mata yang dijual, yang katanya obat katarak itu tidak dapat
menyembuhkan katarak. Obat ini hanya memperlambat pematangan
katarak.
2. Pertanyaan kedua oleh seorang ibu.
Bagaimana jika pasiennya masih muda, tetapi penglihatan sudah mulai
menurun, apakah itu sudah termasuk katarak?
Jawab : jika keluhannya hanya penglihatan menurun itu belum tentu
katarak. Masih banyak penyakit lain yang dapat menyebabkan
penglihatan menurun. Katarak memang dapat terjadi juga pada usia
muda, seperti yang tadi telah dijelaskan. Biasanya penyebabnya adalah
didapat karena penyakit lain, misalnya karena penyakit Diabetes
Melitus, Glaukoma, dll. Dikatakan katarak jika selain keluhan
penglihatan menurun, juga disertai dengan keluhan penglihatan kabur
atau berkabut; penglihatan semakin buram pada sore hari; terasa sangat
silau jika berada di bawah sinar terang; mata tidak sakit dan tidak
merah; pupil akan berwarna putih; kadang penglihatan akan menjadi
berbayang.
PENYULUHAN KEDUA
Tempat Penyuluhan : Aula Gereja Gloria-Sikumana
Waktu Penyuluhan : 23 Oktober 2013
Materi Penyuluhan : Inisiasi Menyusu Dini
Sasaran Penyuluhan : Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Peserta Penyuluhan : 70 orang
Metode Penyuluhan : Menggunakan leaflet dan presentasi power point
Isi Materi Penyuluhan :
o Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) :
- Inisiasi merupakan refleks bayi dalam mencari puting susu ibu.
- Dini adalah segera setelah lahir, dalam waktu 1 jam setelah lahir.
- IMD adalah Refleks bayi dalam mencari puting ibu untuk menyusu pada
payudara ibu yang dilaksanakan sekitar 1 jam setelah bayi lahir
o Yang penting untuk diketahui :
- IMD memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri
pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya.
- Pada saat melakukan IMD bayi yang harus aktif menemukan sendiri
puting susu ibu dan terjadi kontak kulit (skin to skin contact).
o Alasan Mengapa harus Melakukan IMD :
Mencegah bayi kedinginan
Bayi yang diberi kesempatan IMD akan lebih lama menyusu
Menekan angka kematian bayi
Kesempatan bayi untuk mendapatkan kolostrum lebih besar
o Manfaat IMD untuk Ibu :
Meningkatkan jalinan kasih saying ibu dan bayi.
Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
Mengurangi stress ibu setelah melahirkan
Mengurangi risiko perdarahan sesudah melahirkan
o Manfaat IMD untuk bayi:
Menjaga agar suhu tubuh bayi tetap hangat
Membantu menenangkan ibu dan bayi dengan pengaturan frekuensi
napas dan irama jantung
Terjadi kolonisasi bacterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan
ibu yang normal.
Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stress dan tenaga
yang dipakai bayi
Memungkinkan bayi menemukan sendiri payudara ibu untuk mulai
menyusu
Melatih motorik bayi sehingga mengurangi kesulitan menyusu
Bayi dapat memperoleh kolostrum yang berguna bagi system
kekebalan bayi
Mencegah terlewatnya puncak refleks menghisap bayi (20-30 menit
pertama setelah bayi lahir)
o Tahap-tahap IMD :
Setelah lahir, tali pusar dipotong, bayi dikeringkan secepatnya (kecuali
kedua tangan) tanpa menghilangkan vernix (kulit putih)
Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit
bayi melekat pada kulit ibu
Bayi dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibu (bayi tidak
dipaksakan ke puting susu ibu)
Ibu didukung untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu
- 30’ pertama : Bayi akan diam dalam keadaan siaga. Sesekali
matanya membuka lebar dan melihat bundanya. Masa ini
merupakan masa penyesuaian atau peralihan dari dalam kandungan
ke luar kandungan.
- 30’-40’ kemudian :Bayi akan menggerakkan mulutnya seperti mau
minum, mencium, kadang mengeluarkan suara, dan menjilat
tangannya.
- Mengeluarkan liur
- Bergerak ke arah payudara
- Mulai meyusu.
Setelah selesai IMD, bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang,
diukur panjang badan dan dicap.
Diskusi : Tidak ada pertanyaan
Dokumentasi