Upload
taruairiqu5741
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
1/26
1
STATUS PENDERITA
I. DATA PRIBADI
Nama : Tn. FE
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 64 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Banjar
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Status : Kawin
Alamat : Desa Usih Bintang ARA, Tanjung.
MRS : 12 Oktober 2012
II. ANAMNESIS
Alloanamnesa dengan anakpasien tanggal 12 Oktober 2012
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Keluhan yang berhubungan dengan keluhan utama : kelemahan tangan
dan kaki kiri, pusing, muntah.
Perjalanan Penyakit : menurut keluarga os, os tidak sadarkan diri sejak
tanggal 10 Oktober 2012. Os tidak sadarkan diri di pagi hari, saat tidur.
Sehingga dibawa ke RS Tanjung. Saat kesadaran mulai membaik, Os tidak
dapat berjalan dan sulit berbicara. Os tidak mengalami kejang, tetapi sejak
tanggal 9 oktobeer 2012 pada malam hari, os mengeluhkan pusing dan
beberapa kali muntah, tetapi setelah terjadi penurunana kesadaran sampai os
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
2/26
2
masuk rumah sakit, os sudah tidak muntah lagi. Os juga tidak dapat
berbicara dan tidak dapat menggerakkan tangan dan kakinya. Os pernah
riwayat stroke pada tahun 2005 di tangan dan kaki kanan, tetapi sembuh dan
bisa berjalan kembali.
Riwayat Penyakit Dahulu : Penderita memiliki riwayat penyakit lain
seperti Hipertensi, Stroke pada tahun 2005, Diabetes Melitus (DM), TBC
(2010, dinyatakan sembuh).
Intoksikasi : Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan
dan minuman.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit DM, Hipertensi
maupun sakit serupa.
Keadaan Psikososial : Penderita tinggal bersama istri dan dua orang
anaknya.
III. STATUS INTERNE SINGKAT
Keadaan Umum : Tekanan Darah : 180/90 mmHg
Nadi : 96 kali /menit
Respirasi : 20 kali/menit dengan O2 2 lpm
Suhu : 36, 3oC
Kepala/Leher :
- Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik- Mulut : Mukosa bibir basah, sekret kuning kental (+)- Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
3/26
3
Thoraks
- Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler,
wheezing dan ronki tidak ada.
- Cor : BJ I/II tunggal, tidak ada bising
Abdomen : Tampak cembung, hepar dan lien tidak teraba, perkusi
timpani, bising usus normal
Ekstremitas : Atrofi (-), edema(-), parase (+) sinistra, akral hangat
IV. STATUS PSIKIATRI SINGKATEmosi dan Afek : Hipothym
Proses Berfikir : sulit dievaluasi
Kecerdasan : sulit dievaluasi
Penyerapan : sulit dievaluasi
Kemauan : sulit dievaluasi
Psikomotor : hipoaktif
V. NEUROLOGISA. Kesan Umum:
Kesadaran : Compos mentis, GCS 3-2-5
Pembicaraan : Disartri : (-)
Monoton : (-)
Scanning : (-)
Afasia : Motorik : (-)
Sensorik : (-)
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
4/26
4
Anomik : (-)
Kepala:
Besar : Normal
Asimetri : (-)
Sikap paksa : (-)
Tortikolis : (-)
Muka:
Mask/topeng : (-)
Miophatik : (-)
Fullmooon : (-)
B. Pemeriksaan Khusus1.Rangsangan Selaput Otak
Kaku Tengkuk : (-)
Kernig : (-)/(-)
Laseque : (-)/(-)
Bruzinski I : (-)
Bruzinski II : (-)/(-)
2. Saraf Otak
Kanan Kiri
N. Olfaktorius
Hyposmia (sde) (sde)
Parosmia (sde) (sde)
Halusinasi (sde) (sde)
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
5/26
5
N. Optikus Kanan Kiri
Visus normal normal
Yojana Penglihatan normal normal
Funduskopi tdl tdl
N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens
Kanan Kiri
Kedudukan bola mata tengah kiri
Pergerakan bola mata ke
Nasal : sde sde
Temporal : sde sde
Atas : sde sde
Bawah : sde sde
Temporal bawah : sde sde
Eksopthalmus : - -
Celah mata (Ptosis) : - -
Pupil
Bentuk bulat bulat
Lebar 2 mm 2 mm
Perbedaan lebar isokor isokor
Reaksi cahaya langsung (+) (+)
Reaksi cahaya konsensuil (+) (+)
Reaksi akomodasi (+) (+)
Reaksi konvergensi (+) (+)
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
6/26
6
N. Trigeminus
Kanan Kiri
Cabang Motorik
Otot Maseter Normal Normal
Otot Temporal Normal Normal
Otot Pterygoideus Int/Ext Normal Normal
Cabang Sensorik
I. N. Oftalmicus Normal NormalII. N. Maxillaris Normal NormalIII.N. Mandibularis Normal NormalRefleks kornea langsung Normal Normal
Refleks kornea konsensuil Normal Normal
N. Facialis
Kanan Kiri
Waktu Diam
Kerutan dahi sama tinggi
Tinggi alis sama tinggi
Sudut mata sama tinggi
Lipatan nasolabial simetris
Waktu Gerak
Mengerutkan dahi tidak sama tinggi
Menutup mata (+) (+)
Bersiul tidak sama tinggi
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
7/26
7
Memperlihatkan gigi tidak sama tinggi
Pengecapan 2/3 depan lidah normal
Sekresi air mata tdl
Hyperakusis normal normal
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : (-)
Nystagmus : (-)
Tinitus aureum :Kanan: (-) Kiri : (-)
Cochlearis : tdl
N. Glossopharyngeus dan N. Vagus
Bagian Motorik:
Suara : sulit mengeluarkan
suara
Menelan : sulit
Kedudukan arcus pharynx : lebih rendah/normal
Kedudukan uvula : di tengah
Pergerakan arcus pharynx : lebih rendah/normal
Detak jantung : Normal
Bising usus : Normal
Bagian Sensorik:
Pengecapan 1/3 belakakang lidah : Normal
Refleks muntah: (+)
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
8/26
8
Refleks palatum mole: (+)
N. Accesorius
Kanan Kiri
Mengangkat bahu sde sde
Memalingkan kepala sde sde
N. Hypoglossus
Kedudukan lidah waktu istirahat : ke kiri
Kedudukan lidah waktu bergerak : ke kanan
Atrofi : tidak ada
Kekuatan lidah menekan pada bagian : kurang kuat/kuat
Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri) : -/-
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
sde
Tubuh : Otot perut : normal
Otot pinggang : normal
Kedudukan diafragma : Gerak : normal
Istirahat : normal
Lengan (Kanan/Kiri)
M. Deltoid : sde
M. Biceps : sde
M. Triceps : sde
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
9/26
9
Fleksi sendi pergelangan tangan : sde
Ekstensi sendi pergelangan tangan : sde
Membuka jari-jari tangan : sde
Menutup jari-jari tangan : sde
Tungkai (Kanan/Kiri)
Fleksi artikulasio coxae : sde
Ekstensi artikulatio coxae : sde
Fleksi sendi lutut : sde
Ekstensi sendi lutut : sde
Fleksi plantar kaki : sde
Ekstensi dorsal kaki : sde
Gerakan jari-jari kaki : sde
Besar Otot:
Atrofi : -
Pseudohypertrofi : -
Respon terhadap perkusi : normal
Palpasi Otot:
Nyeri : -
Kontraktur : -
Konsistensi : Normal
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
10/26
10
Tonus Otot:
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Hipotoni - + - +
Spastik - - - -
Rigid - - - -
Rebound - - - -
phenomen
Gerakan Involunter
Tremor : Waktu Istirahat : -/-
Waktu bergerak : -/-
Chorea : -/-
Athetose : -/-
Balismus : -/-
Torsion spasme : -/-
Fasikulasi : -/-
Myokimia : -/-
Koordinasi : tdl
Gait dan station : tdl
4. Sistem SensorikKanan/kiri
Rasa Eksteroseptik
Rasa nyeri superfisial : normal/normal
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
11/26
11
Rasa suhu : normal/normal
Rasa raba ringan : normal/normalRasa Proprioseptik
Rasa getar : normal/normal
Rasa tekan : normal/normal
Rasa nyeri tekan : normal/normal
Rasa gerak posisi : normal/menurun
Rasa Enteroseptik
Refered pain : tidak ada
Rasa Kombinasi
Streognosis : Normal
Barognosis : Normal
Grapestesia : Normal
Two point tactil discrimination : Normal/Normal
Sensory extimination : Normal/Normal
Loose of Body Image : tidak ada
Fungsi luhur
Apraxia : Tidak ada
Alexia : Tidak ada
Agraphia : Tidak ada
Fingerognosis : Tidak ada
Membedakan kanan-kiri : Tidak ada
Acalculia : Tidak ada
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
12/26
12
5. Refleks-refleks
Reflek kulit
Refleks kulit dinding perut : normal
Refleks cremaster :Tdl
Refleks gluteal : Tdl
Refleks anal : Tdl
Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):
Refleks Biceps : +1/0
Refleks Triceps : +10
Refleks Patella : +1/0
Refleks Achiles : +1/0
Refleks Patologis :
Tungkai
Babinski : -/- Chaddock : -/-
Oppenheim : -/- Rossolimo : -/-
Gordon : -/- Schaffer : -/-
Lengan
Hoffmann-Tromner : -/-
Reflek Primitif: Grasp (-)
Snout (-)
Sucking (-)
Palmomental (-)
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
13/26
13
6. Susunan Saraf Otonom
Miksi : inkontinensi (-) Defekasi : konstipasi (+)
Sekresi keringat : normal
Salivasi : normal
Ggn tropik : Kulit, rambut, kuku : (-)
7. Columna Vertebral is
Kelainan Lokal
Skoliosis : tidak ada
Khypose : tidak ada
Khyposkloliosis : tidak ada
Gibbus : tidak ada
Nyeri tekan/ketuk : tidak ada
Gerakan Servikal Vertebra
Fleksi : normal
Ekstensi : normal
Lateral deviation : normal
Rotasi : normal
Gerak Tubuh : tdl
8. Pemeriksaan Tambahan
Hasil laboratorium :
DARAH RUTIN
ParameterHasil
PemeriksaanNilai Normal Pria
Hemoglobin 14,4 14,0-18,0 g/dl
Leukosit 14,7 4,0-10,5 Ribu/ul
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
14/26
14
Eritrosit 5,29 4,5-6,0 juta/ul
Hematokrit 45,5 40-50%
RDW-CV 14,3 11.5-14.7%MCV 86,2 80,0-97,0 fL
MCH 27,2 27.0-32.0 pg
MCHC 31,6 32,0-38,0 %
GDS 146
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
15/26
15
RESUME1. ANAMNESIS :
Telah dilakukan alloanamnesa pada pasien laki-laki, Tn. FE 64 tahun,
masuk dengan penurunan kesadaran, sulit berbicara, kelumpuhan
ekstremitas kiri, dan pusing. Pasien juga mengalami kekakuan pada bagian
wajah sebelah kiri. Ada riwayat stroke tahun 2005.
2. PEMERIKSAAN
Interna
Kesadaran : Somnolen, GCS 3-2-5
Tekanan darah : 180/90 mmHg
Nadi : 96 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit dengan Oksigen 2 lpm
Suhu : 36,3
o
C
Kepala/Leher : tidak ada kelainan
Thorax : tidak ada kelainan
Abdomen : tidak ada kelainan
Ekstremitas : parese pada ekstremitas kiri
Status psikiatri : tidak ada kelainan
Status Neurologis
Kesadaran : somnolen, GCS 3-2-5
Pupil isokor, diameter 2/2mm refleks cahaya +/+, gerak mata normal
Rangsang selaput otak; normal, tak ada kelainan
Saraf kranialis : Parese N VII
Reflek fisiologis BPR : +1/0, TPR: +1/0, KPR : +1/0, APR : +1/0
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
16/26
16
Refleks patologis tidak ada
Susunan saraf otonom : tidak ada kelainan Columna Vertebralis tidak ada kelainan
Pemeriksaan Tambahan
Hasil CT-Scan kepala :
Gambaran hipodens pada bagian temporo-ocipitalis kanan 2 slice
Kesan : infark serebral
Hasil Laboratorium :
DARAH RUTIN
ParameterHasil
PemeriksaanNilai Normal Pria
Hemoglobin 14,4 14,0-18,0 g/dl
Leukosit 14,7 4,0-10,5 Ribu/ul
Eritrosit 5,29 4,5-6,0 juta/ul
Hematokrit 45,5 40-50%
RDW-CV 14,3 11.5-14.7%MCV 86,2 80,0-97,0 fL
MCH 27,2 27.0-32.0 pg
MCHC 31,6 32,0-38,0 %
GDS 146
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
17/26
17
Diagnosis Topis : hemisfer dextra
Diagnosis Banding : Stroke hemoragik
4. PENATALAKSANAANIVFD RL 20 tts/menit
Inj. Meropenem 2x1
Inj. Brain act 2x500 mg
Inj. Revolan 2x3mg
Inj. Alinamin F 1x1
Inj. Candesartan 1x8 mg i.m
Inj. Farmadol 3x1
Nimico drop 4x1 cc
Laxadyn syr 3x1 cth
Diet Sonde 6x100cc
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
18/26
18
PEMBAHASAN
Telah dilakukan pemeriksaan pada seorang pria berusia 64 tahun dengan
diagnosa klinis penurunan kesadaran dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 2
hari yang lalu. Mual (-), riwayat muntah (+), kejang (-), pelo (+). Penderita
memiliki riwayat TBC, DM, Hipertensi dan riwayat stroke tahun 2005.
Menurut definisi WHO stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan
fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan
cepat, berlangsung lebih 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya
penyebab selain daripada gangguan vaskular (1).
Penyakit ini timbul akibat lesi vaskular di susunan saraf merupakan
penyebab kematian nomor tiga dalam urutan daftar penyebab kematian di
Amerika serikat sebagai masalah kesehatan (2).
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut (1,3):
1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik
1) Perdarahan intra serebral
2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)
b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
1) Stroke akibat trombosis serebri
2) Emboli serebri
3) Hipoperfusi sistemik
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
19/26
19
2. Berdasarkan waktu terjadinya
1) Transient Ischemic Attack(TIA)
2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit(RIND)
3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke
4) Completed stroke
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1) Sistem karotis
a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia
c. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral,
amaurosis fugaks
d. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
2) Sistem vertebrobasiler
a. Motorik : hemiparese alternans, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
c. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
Stroke iskemik (Stroke Non Hemoragik) secara patogenitas dapat dibagi
menjadi (4):
a. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan olehkarena trombosis di arteri karotis interna secara langsung masuk
ke arteri serebri media.
b. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan olehkarena emboli yang pada umunya berasal dari jantung.
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
20/26
20
Gejala utama GPDO iskemik akibat trombosis serebri ialah timbulnya
defisit neurologik secara mendadak/sub akut, didahului gejala prodromal, terjadi
pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun.
Biasanya terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Pada fungsi lumbal, liquor
serebrospinalis jernih, tekanan normal dan eritrosit kurang dari 500. Pada
pemeriksaan scan tomografik dapat disaksikan adanya daerah hipodens yang
menunjukkan infark atau iskemik dan edema (1).
Gejala-gejala pada penyumbatan pembuluh darah berbeda-beda
tergantung pembuluh darah mana yang tersumbat. Pada penyumbatan arteri
serebri media terdapat hemiparesis yang sama. Hal ini terjadi jika sumbatan di
pangkal arteri, bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol. Gejala yang lain
adalah hemihipestesia, gangguan fungsi luhur pada korteks hemisfer dominan
yang terserang antara lain afasia motorik/sensorik (1).
Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang
disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul
bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain
bersifat (1):
a. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan
hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic
attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau
malah menetap.
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
21/26
21
b. Sementara,namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut Reversible Ischemic Neurologic
Defisit(RIND).
c. Gejala makin lama makin berat (progresif)Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut
progressing stroke atau stroke inevolution
d. Sudah menetap/permanen
Ada beberapa faktor resiko pada stroke hemoragik maupun stroke non
hemoragik. Adapun yang dimaksud dengan faktor resiko ialah faktor yang
menyebabkan seseorang lebih rentan / mudah mengalami GPDO (baik iskemik
maupun hemoragik). Faktor resiko yang dibagi menjadi (1,2):
a. Faktor resiko yang tidak dapat diubahUsia tua, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke.
b. Faktor resiko yang dapat diubah
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
22/26
22
Hipertensi, diabetes mellitus, merokok, alkohol, kontrasepsi oral,
hiperurisemia, dislipidemia.
Pada pasien ini didapatkan adanya gejala-gajala defisit neurologik yang
mendadak tanpa adanya trauma kepala yaitu penurunan kesadaran, kelumpuhan
ekstremitas kiri, tidak ada kejang, mual. Hal ini menunjukkan bahwa pada kasus
ini penderita mengalami stroke non hemoragik. Hal ini didukung pula dengan
hasil pemeriksaan fisik dimana tidak ada kejang, perdarahan retina dan tidak pula
didapatkan adanya tanda-tanda rangsangan meningeal. Akan tetapi, terjadinya
penurunan kesadaran dapat didiagnosis dengan stroke hemoragik.
Pada penderita ini juga didapatkan parese nervus cranialis yaitu N VII
dan NXII yang ditandai dengan lipatan nasolabial yang tidak simetris saat
meringis ketika dirangsang nyeri di mana bagian kiri lebih rendah daripada bagian
kanan. Selain itu juga ditemukan deviasi lidah ke kiri dan tidak kuat menahan
tekanan pada pipi kanan. Hasil pemeriksaan CT scan menunjukkna lesi hipodens
di lobus parietal A. Cerebri media. Hal ini menujukkan adanya infark yang meluas
sehingga dapat ditarik diagnosis sebagai stroke non hemoragik.
Penderita ini berumur 64 tahun. Pada penderita ini terjadi serangan yang
kedua, yang pertama pada tahun 2005 dan tidak meninggalkan gejala sisa.
Penderita ini mempunyai riwayat DM dan hipertensi. Selain DM, aterosklerosis,
hiperlipidemia, obesitas, usia tua, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah tepi,
obat-obat tertentu jua menjadi faktor resiko GPDO (1). Pada penderita ini yang
termasuk faktor resiko adalah Riwayat Hipertensi, DM, riwayat stroke, jenis
kelamin pria, merokok, dan usia tua.
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
23/26
23
Pada pasien ini diberikan pengobatan IVFD RL 20 tpm, inj. Meropenem,
inj. Brain act, inj. Revolan, inj. Alinamin F, inj. Candesartan, farmadol, nimico
drop, laxadyn sirup, dan nebul ventolin. Infus RL digunakan untuk menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit. Sasaran pengobatan stroke non hemoragik
pada fase akut adalah menyelamatkan neuron jangan sampai mati dan agar proses
patologik lainnya tidak mengancam fungsi otak. Respirasi harus bagus (jalan
nafas bersih dan longgar). Karena pasien ini batuk dan jalan nafas tidak lancar
karena penumpukan sekret, maka diberikan nebul ventolin untuk mengencerkan
sekret. Tekanan darah dipertahankan pada tingkat optimal, pada pasien ini
diberikan candesartan sebagai antihipertensi yakni golonganAngiotensin Reseptor
Blocker (ARB). Selain itu juga perlu dipantau gula darah dan keseimbangan
cairan, penggunaan obat yang memulihkan metabolisme otak.
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini sudah sesuai dengan kriteria
pengobatan stroke non hemoragik pada fase akut karena Infus RL digunakan
untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Brain act berguna untuk
mengobati kehilangan kesadaran pada stadium akut infark serebral, mempercepat
rehabilitasi ekstremitas atas pada pasien dengan hemiplegia pasca apopleksi.
Revolan dan Alinamin berguna sebagai neuroprotektor. Pada pasien ini
diharuskan bed rest total sampai perbaikan keadaan umum dapat dicapai. Untuk
fase pasca akut, penderita disarankan untuk menjalani Rehabilitasi Medik sebagai
upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita baik fisik maupun mental
dengan fisioterapi, dan psikoterapi (2).
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
24/26
24
Pasien diberikan injeksi meropenem sebagai antibiotik, farmadol sebagai
antipiretik, dan nimico drop untuk mengatasi kandidiasis oris. Laxadyn diberikan
sebagai pelunak tinja karena pasien sudah tidak buang air besar selama 7 hari.
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
25/26
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gambaran Umumtentang GPDO. Dalam : Harsono ed. Kapita Selekta Neurologi.
Yogjakarta: UGM Press, 2000; 84-89.
2. Mardjono M, Sidartha P, Mekanisme Gangguan Vaskular SusunanSarafdalam Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat, 1997; 268-301
3. Goetz Christopher G. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook ofClinical Neurology, 3rd ed. Philadelphia : Saunders. 2007.
4. Chandra, B. Stroke. Dalam : Neurologi Klinik. Surabaya : FK UNAIR,1994; 28-32.
5. Widjaja D, Budiarto G, Baoezier F, Poerwadi T, Anggraini R. Seksigangguan pembuluh darah otak dalam Pedoman diagnosis dan terapi
Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo. Jakarta: RSUD Dr.
Soetomo, 1994; 19-42.
6. Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. Penyaki Serebrovskular danNyeri Kepala. Dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses PenyakitBuku 2. EGC, Jakarta. 1995, 964 972
7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)
26/26
Laporan Kasus
STROKE NON HEMORAGIK
Oleh
Crashana Siregar, S. Ked
I1A008072
Pembimbing
dr. Oscar Nurhadi, Sp. S
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FKUNLAM-RSUD PENDIDIKAN ULIN
BANJARMASIN
Oktober, 2012