Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    1/90

    i

    PROSES PEMBUATAN POROS UTAMA

    PADA MESIN PENCACAH DAGING

    PROYEK AKHIR

    Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

    Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Ahli Madya

    Program Studi Teknik Mesin

    Oleh :

    AGUS TRIYATNO

    07508134044

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2011

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    2/90

    ii

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    3/90

    iii

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    4/90

    iv

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    5/90

    v

    MOTTO

    Pemenang takkan pernah takut, penakut takkan pernah menang.

    Tiada kata terlambat untuk belajar, tiada kata menyerah untuk mencapai

    cita-cita.

    Waktu terus berjalan, lakukan apa yang bisa kita lakukan hari ini, dan

    jangan menunda-nunda pekerjaan

    Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.

    Rajin, tekun, giat, ihtiar, dan berdoa merupakan kunci dari kesuksesan.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    6/90

    vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, serta shalawat dan salam kita haturkan pada

    junjungan nabi besar Muhammad SAW atas tersusunnya laporan ini, hasil

    karya ini aku persembahkan kepada :

    Terima kasih yang tak terhingga untuk Ibuku yang senantiasa mendoakanaku, membimbingku, serta nasihat-nasihat yang selalu kau berikan sampai

    sekarang ini

    Ayahku yang telah membesarkanku dan mendidikku. Kakak-kakakku tercinta atas segala doa dan dukungannya. Bapak Heri Wibowo, M.T. atas segala bimbingannya. Sanda Eko, Koko Triyanto, Davit Rizki ,Agus Karma, serta semua sahabat

    terdekatku

    Semua teman-teman kelas E angkatan 2007.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    7/90

    vii

    PROSES PEMBUATAN POROS UTAMA

    PADA MESIN PENCACAH DAGING

    Oleh :

    Agus Triyatno

    07508134044

    ABSTRAK

    Poros utama ini adalah bagian penting pada mesin pencacah daging. Porosini merupakan tempat kedudukan silinder pencacah daging. Tujuan dari

    pembuatan poros ini adalah untuk memindahkan daya motor ke silinder pencacahsehingga mesin dapat menjalankan fungsinya yaitu mencacah daging sebagaimana

    yang dikehendaki.Urutan proses pembuatan poros utama pada mesin pencacah daging

    meliputi: proses pembacaan gambar kerja, pemilihan bahan, persiapan alat danmesin, proses pemotongan, proses pembubutan, dan proses perakitan. Bahan yang

    digunakan untuk pembuatan poros utama adalah St.37. Mesin dan peralatan yang

    digunakan adalah mesin gergaji beserta perlengkapannya, mesin bubut beserta

    perlengkapannya, jangka sorong, mistar baja, pahat bubut, dan palu.

    Uji kinerja setelah mesin pencacah daging diuji coba diperoleh hasil porosutama dapat bekerja tanpa terjadi kebisingan, namun dibagian silinder pencacah

    sedikit ngobeng hal ini terjadi karena penutup silinder pencacah tidak senter.

    Mesin pencacah daging mampu mencacah daging dengan kapasitas volume hasil

    cacahan dagingnya adalah 4 kg/10 menit. Proses pembuatan poros utama

    memakan waktu 100 menit.

    Kata kunci : Poros utama, Mesin Pencacah Daging

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    8/90

    viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    Rahmat dan HidayahNya sehingga Proyek Akhir PROSES PEMBUATAN

    POROS UTAMA PADA MESIN PENCACAH DAGING dapat terselesaikan

    tanpa ada kekurangan suatu apapun. Proses pembuatan alat ini memerlukan waktu

    yang cukup panjang dari perencanaan alat, proses pembuatan sampai penyusunan

    laporan. Oleh karena itu sebagai rasa syukur, saya mengucapkan terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak Wardan Suyanto, Ed.D., selaku Dekan Fakultas Teknik UniversitasNegeri Yogyakarta.

    2. Bapak Drs. Bambang Setiyo Hari Purwoko, M.Pd., selaku Ketua JurusanTeknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, dan

    sekaligus selaku Pembimbing Akademik

    3. Bapak Drs. Jarwo Puspito, M.Pd., selaku Ketua Program Studi TeknikMesin jenjang DIII.

    4. Bapak Heri Wibowo, M.T., selaku pembibing Proyek Akhir.5.

    Bapak-bapak teknisi bengkel pemesinan dan fabriksi atas segala bantuanya

    yang setia memberikan pelayanan pada saat kami praktik.

    6. Bapak, ibu, kakakku dan semua keluaga besarku yang telah mendoakandan dukungannya.

    7. Semua pihak yang telah membantu tersusunya Laporan Proyek Akhir ini,terima kasih.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    9/90

    ix

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam pembuatan laporan ini

    masih banyak terdapat beberapa kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk

    itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan oleh

    penulis. Dan harapan dari penulis adalah bahwa semoga laporan ini dapat

    memberi manfaat kepada pembaca pada umumnya, serta pihak-pihak lain yang

    terkait dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya. Dan kepada semua pihak

    saya ucapakan banyak terima kasih.

    Yogyakarta, April 2011

    Penyusun

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    10/90

    x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii

    SURAT PERNYATAAN......................................................................... iv

    MOTTO................................................................................................... v

    HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... vi

    ABSTRAK............................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR............................................................................. viii

    DAFTAR ISI............................................................................................ x

    DAFTAR TABEL.................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR............................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3

    C. Batasan Masalah ............................................................................. 3

    D. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

    E. Tujuan ............................................................................................ 4

    F. Manfaat .......................................................................................... 5

    G. Keaslian Gagasan .......................................................................... 6

    BAB II.PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

    A. Identifikasi Gambar Kerja .............................................................. 7

    B. Identifikasi Bahan dan Ukuran........................................................ 9

    C. Identifikasi Alat dan Mesin Yang Digunakan.................................. 10

    1. Gergaji Mesin ............................................................................ 10

    2. Mesin Bubut ............................................................................... 12

    3. Pahat Bubut ............................................................................... 15

    4. Bor Senter .................................................................................. 17

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    11/90

    xi

    halaman

    5. Senter Putar ............................................................................... 17

    6. Kunci L dan Kunci Cekam ......................................................... 18

    7. Alat Ukur ................................................................................... 18

    8. Alat Bantu Pembuatan ................................................................ 19

    9. Keselamatan Kerja .................................................................... 22

    BAB III. KONSEP PEMBUATAN

    A. Konsep Umum Pembuatan Produk ................................................ 24B. Konsep YangDigunakan Pada ProsesPembuatan Poros Utama .... 29

    BAB IV.PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN

    A. Diagram Alir Proses Pembuatan ..................................................... 31B. Visualisasi Proses Pembuatan Poros Utama .................................... 32C. Waktu Proses Pembuatan .............................................................. 40D. Uji Fungsional ............................................................................... 41E. Uji Kinerja Poros Utama ................................................................ 42F. Pembahasan .................................................................................. 42G. Kelemahan ..................................................................................... 44

    BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................... 45B. Saran ............................................................................................. 46

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 47

    LAMPIRAN ............................................................................................ 48

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    12/90

    xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Spesifikasi bahan dan ukuran ......................................................... 10

    Tabel 2. Hubungan tebal bahan, lebar daun dan jarak puncak gigi gergaji .... 12

    Tabel 3. Standart Operational Production (SOP) Pembuatan Poros Utama ... 34

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Komponen Poros Utama ......................................................... 7

    Gambar 2. Sistem Transmisi .................................................................... 7

    Gambar 3. Mesin Pencacah Daging.......................................................... 8

    Gambar 4. Gergaji Mesin ......................................................................... 10

    Gambar 5. Mesin Bubut Maro .................................................................. 12

    Gambar 6. Gambar parameter pada proses bubut ..................................... 13

    Gambar 7. Pahat bubut rata kanan ............................................................ 15

    Gambar 8. Macam-macam Pahat Bubut ................................................... 16

    Gambar 9. Bor senter ............................................................................... 17

    Gambar 10. Senter Putar .......................................................................... 17

    Gambar 11. Mistar baja ........................................................................... 18

    Gambar 12. Jangka sorong ....................................................................... 19

    Gambar 13. Macam-macam kikir ............................................................. 19

    Gambar 14. Diagram Alir Proses Pembuatan Poros Utama ...................... 31

    Gambar 15. Poros utama .......................................................................... 32

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    13/90

    xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Feed pada mesin bubut Maro ............................................ 48

    Lampiran 2. Cutting speeduntuk mesin bubut ...................................... 49

    Lampiran 3. Kecepatan putaran mesin bubut Maro ............................... 50

    Lampiran 4. Baja konstruksi menurut DIN 17100 ................................. 51

    Lampiran 5. Foto uji kinerja mesin pencacah daging ............................ 52

    Lampiran 6. Rekap daftar hadir proyek akhir ........................................ 53

    Lampiran 7. Kartu bimbingan proyek akhir .......................................... 54

    Lampiran 8. Langkah kerja pembuatan komponen ................................ 56

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging ............................... 62

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    14/90

    1

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangKemajuan perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi

    menuntut kalangan perguruan tinggi khususnya mahasiswa untuk dapat serta

    menciptakan dan meningkatkan penguasaan teknologi pada masyarakat

    terutama teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna merupakan teknologi

    yang tepat sasaran untuk dapat digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat

    umum. Dengan demikian teknologi tepat guna harus lebih dikembangkan lagi

    di kalangan pendidikan maupun masyarakat untuk menambah pengetahuan

    dan penguasaan. Untuk menunjang kemampuan teknologi tepat guna tersebut,

    perguruan tinggi harus berperan aktif dalam menciptakan dan

    mengembangkan teknologi tepat guna yang sudah ada maupun teknologi yang

    belum ada. Dalam hal ini peran serta mahasiswa dalam mengembangkan

    teknologi tepat guna salah satu alternatifnya yaitu pembuatan mesin pencacah

    daging.

    Aplikasi penggunaan perancangan dari sistim manual yang diubah

    menjadi sistim mesin melalui rangkaian motor, digunakan pada teknologi

    tepat guna dan diterapkan pada proses pencacahan daging. Mesin pencacah

    daging ini dapat dimanfaatkan untuk mencacah daging dalam jumlah besar

    dan dalam waktu yang singkat, khususnya kepada para pembuat abon yang

    sehari-harinya disibukkan pada proses pencacahan daging secara manual.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    15/90

    2

    2

    Melihat kondisi diatas, kami berusaha membuat mesin pencacah

    daging yang benar-benar memberikan kemudahan bagi penggunanya,

    terutama para pembuat abon. Mesin ini merupakan modifikasi dari mesin

    pencacah daging yang sudah ada sebelumnya baik dari bentuk dan komponen-

    komponennya. Mesin pencacah daging ini terdiri atas berbagai komponen

    yang saling mendukung agar dapat bekerja dengan baik. Setiap bagiannya

    saling berkaitan dan mempunyai fungsi masing-masing. Beberapa komponen

    yang penting tersebut antara lain: poros utama, puli dan sabuk, rangka, silinder

    pencacah, casing.

    Poros utama berfungsi penting untuk memutar silinder pencacah.

    Dimana poros ini dihubungkan langsung dengan silinder pencacah.

    Komponen poros utama terletak dibagian atas kerangka, yang berputar melalui

    bearingyang dilengkapi dengan puli.

    Puli dan sabuk dihubungkan pada motor listrik dan poros utama

    pencacah daging. Puli dan sabuk merupakan komponen mesin pencacah

    daging yang berfungsi meneruskan daya dari motor lisrik ke poros utama

    sehingga dapat menggerakkan silinder pencacah.

    Rangka merupakan bagian yang tidak kalah penting dari bagian lain

    yang dibuat untuk menempatkan semua bagian komponen mesin. Sehingga

    rangka yang dibuat harus mampu menahan beban dan getaran yang

    ditimbulkan saat mesin beroperasi.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    16/90

    3

    3

    Silinder pencacah merupakan komponen mesin pencacah daging yang

    berfungsi sebagai pencacah daging pada saat proses pencacahan. Silinder

    pencacah dihubungkan langsung dengan poros utama.

    Casing merupakan komponen mesin pencacah daging yang berfungsi

    sebagai pelindung komponenkomponen mesin dari kotoran-kotoran yang

    dapat merusak komponen mesin. Casing harus dibuat dengan beberapa

    pertimbangan seperti kerapatan, kekokohan, dan kerapian dari segi bentuk

    serta dimensinya, karena casing mesin merupakan suatu bagian dari mesin

    yang melekat pada rangka mesin. Teknik pemasangan casing harus dilakukan

    dengan metode yang benar. Hal ini dilakukan untuk menghindari agar mesin

    tidak bergetar keras akibat getaran dari mesin.

    B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang diatas bahwa dalam proses memodifikasi

    mesin pencacah daging dapat ditemui permasalahan sebagai berikut :

    1. Poros utama pada mesin pencacah daging.2. Puli dan sabuk3. Rangka4. Silinder pencacah5. Casing.

    C. Batasan MasalahBerdasarkan luasnya identifikasi masalah dan kurangnya pengetahuan,

    dana, dan waktu, maka penulis membatasi pada pembuatan poros utama serta

    waktu yang dibutuhkan dalam proses tersebut.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    17/90

    4

    4

    D. Rumusan MasalahMengacu pada batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan

    masalah sebagai berikut :

    1. Jenis bahan apakah yang digunakan untuk membuat poros utama padamesin pencacah daging?

    2. Alat dan mesin apa sajakah yang digunakan dalam proses pembuatanporos utama pada mesin pencacah daging?

    3. Bagaimanakah proses pembuatan poros utama pada mesin pencacahdaging?

    4. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan poros utamatersebut?

    E. TujuanSesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dari analisis

    proses pembuatan poros utama adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui jenis bahan apa yang digunakan dalam pembuatan porosutama pada mesin pencacah daging.

    2.

    Mengetahui peralatan dan mesin apa saja yang digunakan dalam proses

    pembuatan poros utama pada mesin pencacah daging.

    3. Mengetahui proses pembuatan poros utama pada mesin pencacah daging.4. Mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan poros

    utama pada mesin pencacah daging.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    18/90

    5

    5

    F. Manfaat1. Bagi Mahasiswa

    a. Memenuhi mata kuliah Proyek Akhir yang wajib ditempuh untukmendapatkan gelar ahli madya D-3 Teknik Mesin UNY.

    b. Sebagai suatu penerapan teori dan praktik kerja yang telah diperolehsewaktu di bangku perkuliahan.

    c. Mengembangkan, merancang, memodifikasi atau menciptakan karyayang bermanfaat bagi masyarakat.

    d. Menambah pengetahuan dalam bidang perancangan dan teknikpemesinan.

    e. Meningkatkan mutu dan kinerja mahasiswa.2. Bagi Dunia Pendidikan

    Sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat. Sehingga

    perguruan tinggi mampu memberikan kontribusi yang berguna bagi

    masyarakat. Dan dapat dijadikan sarana untuk lebih memajukan dunia

    industri dan pendidikan.

    3. Bagi Dunia Industria.

    Mempercepat proses produksi dan efisiensi waktu.

    b. Memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam melakukan prosespencacahan daging.

    c. Dapat menambah hasil produksi, yang nantinya bisa menyesuaikandengan permintaan yang ada.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    19/90

    6

    6

    G. Keaslian GagasanMesin pencacah daging yang dibuat merupakan pengembangan dan

    modifikasi dari produk yang sudah ada dipasaran. Produk tersebut adalah alat

    pencacah daging yang masih menggunakan sistim manual. Kemudian alat

    tersebut dimodifikasi dan diserahkan kepada penulis untuk mewujudkannya.

    Modifikasi yang dilakukan pada komponen ini adalah perubahan sistim

    manual menjadi sistim mesin melalui rangkaian motor.

    Adanya beberapa penambahan dan modifikasi tersebut diharapkan

    dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya tarik dari mesin ini

    dengan tidak mengurangi dari fungsi dan tujuan pembuatan alat ini.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    20/90

    7

    7

    BAB II

    PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

    A. Identifikasi Gambar KerjaGambar kerja sangat dibutuhkan dalam pembuatan poros utama.

    Gambar kerja dibuat sesuai standard ISO (International Organization for

    Standarization). (Ambiyar, 2008: 160)

    Berikut ini gambar dari komponen yang dibuat:

    Gambar 1. Komponen Poros Utama

    Gambar 2. Sistem Transmisi

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    21/90

    8

    8

    Keterangan:

    1. Motor2. Puli motor3. V-belt4. Puli5. Poros Utama6. Bearing7. Silinder Pencacah

    Gambar 3. Mesin Pencacah Daging

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    22/90

    9

    9

    Keterangan:

    1. Tutup alas 8. Cassing2. Bearing 9. Siku Penguat cassing3. Puli Poros utama 10. Poros utama4. V-Belt 11. Silinder pencacah5. Puli motor 12. Rangka6. Motor 13. Mata pencacah7. Siku Penguat tutup alas 14. Tutup dalam cassing

    B. Identifikasi Bahan dan UkuranPemilihan bahan dan bentuk harus benar-benar diperhatikan, dengan

    demikian akan mendapatkan kerja yang optimal dan umur mesin yang

    panjang. Bahan yang digunakan adalah mild steel jenis St. 37. Bahan ini

    digunakan untuk membuat poros utama pencacah daging.

    Mild steel atau low carbon steel mempunyai kadar karbon 0 - 0,3%

    yang bersifat liat dan kuat (Ambiyar, 2008: 75).Mild steel merupakan paduan

    yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain

    seperti Mn, Si,Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam presentase yang

    sangat kecil. Unsur-unsur tersebut akan berpengaruh terhadap mutu dari baja

    tersebut. Untuk mengidentifikasi bahan jenis ini dapat dilakukan uji kekerasan

    maupun uji tarik. Dalam pemanfaatannya mild steel digunakan sebagai bahan-

    bahan pekerjaan pemesinan dan pengelasan. Mild steel lebih banyak

    digunakan karena memiliki keuletan tinggi, mudah dibentuk, mudah dilas,

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    23/90

    10

    10

    mudah didaur ulang, dan mudah dimachining. Pemilihan bahan mild steel

    dikarenakan material ini mempunyai keunggulan secara ekonomis. Karena

    diantara semua baja karbon, mild steel paling mudah diproduksi sehingga

    harganya relative murah.

    Tabel 1. Spesifikasi bahan dan ukuran

    No Nama Bahan Ukuran Jumlah

    1 Poros

    Utama

    St.37 25mm x

    512mm

    1 buah

    C. Identifikasi Alat dan Mesin Yang DigunakanProses pembuatan poros utama pada mesin pencacah daging ini

    menggunakan beberapa mesin atau alat bantu yang sesuai dengan bentuk dari

    komponen yang akan dibuat. Adapun mesin atau alat yang digunakan dalam

    proses pembuatan poros utamaini antara lain sebagai berikut:

    1. Gergaji Mesin

    Gambar 4. Gergaji Mesin (Bengkel Mesin UNY, 2010)

    Mesin gergaji adalah alat untuk memotong suatu benda yang

    menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama. Mesin gergaji ini

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    24/90

    11

    11

    digunakan untuk memotong bahan dalam pembuatan poros utama pada

    mesin pencacah daging. Mesin gergaji ini pada umumnya mempunyai

    pisau gergaji dari panjang 300 sampai 900 mm, ketebalan 1,25 3 mm

    dan dengan jumlah gigi antara 1 sampai 6 gigi per inchi serta terbuat dari

    HSS (high speed steel).

    Penggunaan mesin ini dalam pembuatan poros adalah untuk

    memotong bahan yang akan digunakan. Karena kemungkinan benda kerja

    yang akan di kerjakan pada mesin bubut masih terlalu panjang, sehingga

    akan lebih efisien jika dipotong dengan gergaji mesin terlebih dahulu.

    Pada waktu pemotongan, bahan dicekam pada suatu ragum yang ada pada

    mesin gergaji dan digunakan cairan pendingin untuk mengurangi keausan

    yang disebabkan karena gesekan bahan yang dipotong dan mata gergaji.

    Pada mesin gergaji memiliki 3 bentuk pisau gergaji antara lain

    adalah sebagai berikut :

    a. Bentuk standarBentuk ini digunakan untuk melakukan pemotongan bahan

    dengan permukaan pemotongan halus.

    b.

    Bentuk mata pancing

    Pada bentuk mata gergaji ini sangat efektif dalam pemotongan

    karena dapat melakukan pemotongan secara cepat, terutama untuk

    pemotongan benda lunak.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    25/90

    12

    12

    c. Bentuk skipBentuk mata gergaji bentuk skip akan dapat memberikan

    kebebasan pada beram untuk keluar dari daerah pemotongan dengan

    cepat, sehingga pemotongan bisa lebih cepat dan panas akibat dari

    gesekan dapat diperkecil.

    Tabel 2. Hubungan tebal bahan, lebar daun dan jarak puncak gigi gergaji

    (Sumantri, 1989: 223)

    Tebal bahan yang

    dipotong

    Lebar daun mata

    gergaji

    Jarak puncak gigi-gigi

    pemotong

    Sampai 16 mm

    1625 mm

    25100 mm

    100250 mm

    250500 mm

    25 mm

    25 mm

    25 mm

    2532 mm

    3250 mm

    2,5 mm

    3 mm

    4 mm

    6 mm

    8 mm

    2. Mesin Bubut

    Gambar 5. Mesin Bubut Maro (Bengkel Mesin UNY, 2010)

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    26/90

    13

    13

    Mesin bubut (turning machine)digunakan untuk merubah ukuran

    dan bentuk benda kerja dengan jalan penyayatan benda kerja yang

    berputar dengan menggunakan pahat. Benda kerja yang berputar tersebut

    di pasang pada cekam mesin bubut, kemudian pahat melakukan

    penyayatan memanjang , melintang, atau kombinasi dari keduanya.

    Mesin bubut digunakan untuk mengerjakan atau menyayat benda-

    benda silindris sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Adapun pekerjaan

    utama yang dapat dilakukan pada mesin bubut diantaranya membubut

    lurus, membubut bertingkat, membubut profil, facing, membubut tirus,

    membubut ulir, mengkartel, drilling dan reaming. Bagian utama mesin

    bubut antara lain kepala tetap,gear box, kepala lepas dan bedmesin.

    Elemen dasar pada proses bubut dapat diketahuai dan dihitung

    dengan rumus antara lain, putaran spindel (speed), gerak makan (feeding)

    dan waktu pemotongan, dan faktor lain yang berpengaruh adalah jenis

    bahan dan pahat yang digunakan. Beberapa gambaran tentang parameter

    dari mesin bubut adalah:

    Gambar 6. Gambar parameter pada proses bubut (Rochim, T., 1993:21)

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    27/90

    14

    14

    Keterangan :

    Benda kerja :

    do = Diameter mula ; mm

    dm = Diameter akhir; mm

    lt = Panjang pemotongan; mm

    Mesin Bubut :

    a = Kedalaman potong; mm

    f = Gerak makan; mm/putaran

    n = Putaran poros utama(putaran spindel/benda kerja); putaran/menit

    a. Kecepatan potong (cutting speedatau v)Cutting speed atau kecepatan potong adalah adalah kecepatan

    benda kerja yang dilalui oleh pahat atau jarak yang harus ditempuh

    pahat tiap putaran benda kerja, dengan kata lain, kecepatan potong

    adalah panjang total 1 putaran. (Taufiq Rochim, 1993:15)

    1000

    .. ndV

    sehinggad

    Vn

    .

    1000.

    Keterangan :

    V= cutting speed(m/menit)

    n = putaran (Rpm)

    d = diameter benda keja (mm)

    Cutting speed diperoleh dari tabel yang harganya tergantung

    dari jenis bahan dan jenis pahat yang digunakan. Dari rumus tersebut

    diperoleh angka putaran ( kecepatan putaran mesin).

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    28/90

    15

    15

    b. Jumlah pemotongan (i) kali

    aDDi ........2

    21

    Keterangan :

    i = jumlah pemotongan, kali

    D1 = diameter awal benda kerja, mm

    D2 = diameter setelah dibubut, mm

    a = kedalaman pemotongan

    c. Waktu Potong (T)meniti

    sn

    LT .......

    .

    Keterangan:

    T = waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan, menit

    L = panjang benda kerja yang dibubut, mm

    n = putaran spindel, rpm

    s = kecepatan sayat, mm/put

    i = jumlah pemotongan, kali

    3. Pahat Bubut

    Gambar 7. Pahat bubut rata kanan (Bengkel Mesin UNY, 2010)

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    29/90

    16

    16

    Pahat bubut digunakan sebagai penyayat benda kerja dan

    umumnya dipasang pada tool post. Pahat bubut yang digunakan ada

    berbagai macam tergantung dari proses yang akan dilakukan dalam

    pembubutan. Pahat yang digunakan untuk membuat poros pencacah

    daging terbuat dari bahan HSS (High Speed Steel). Adapun macam-macam

    pahat bubut dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 8. Macam-macam Pahat Bubut (Solih Rohyana, 2000: 13)

    Keterangan :

    1. Pahat poles pucuk 11. Pahat alur2. Pahat kikis lurus kiri 12. Pahat ulir pucuk3. Pahat bubut bentuk 13. Pahat potong4. Pahat pucuk kanan 14. Pahat kikis kanan5. Pahat kikis lurus kanan 15. Pahat bubut dalam6. Pahat kikis tekuk kanan 16. Pahat sudut dalam7. Pahat bubut rata kanan 17. Pahat kait8. Pahat poles pucuk 18. Pahat kait9. Pahat bubut rata kiri 19. Pahat ulir dalam10.Pahat poles lebar

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    30/90

    17

    17

    4. Bor Senter

    Gambar 9. Bor senter (Bengkel Mesin UNY, 2010)

    Bor senter digunakan untuk mengebor ujung benda kerja yang

    nantinya lubang bor tersebut akan dipasang senter putar. Bor senter yang

    digunakan adalah bor senter dengan diameter mata bor 4 mm.

    5. Senter Putar

    Gambar 10. Senter Putar (Bengkel Mesin UNY, 2010)

    Senter putar merupakan peralatan pendukung kelurusan atau

    kesenteran sumbu dari bahan benda kerja yang sedang dikerjakan.

    Umumnya senter putar digunakan pada pembubutan benda kerja yang

    panjangnya melebihi 3 kali diameter bahan, sehingga dalam pengerjaan

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    31/90

    18

    18

    pemesinan dapat lebih mudah menggunakan mesin bubut dengan

    perlengkapan senter putar.

    Pemasangan senter putar diletakkan pada kepala lepas yang dapat

    diatur baik senter dengan sumbu mesin maupun diatur membentuk sudut

    tertentu. Pemasangan senter putar juga dapat dikombinasikan dengan

    pemasangan senter sumbu mesin atau istilah lainnya dikenal dengan

    pemasangan dua senter. Pemasangan dua senter sering digunakan untuk

    proses pembuatan poros dengan ukuran yang panjang dan memperhatikan

    kelurusan sumbu.

    6. Kunci L dan Kunci CekamKunci L digunakan untuk membuka dan mengunci pahat bubut

    pada rumah pahat. Sedangkan kunci cekam digunakan untuk

    mengencangkan dan mengendorkan rahang benda kerja. Setiap mesin

    bubut mempunyai ukuran kunci cekam yang berbeda-beda, baik untuk

    cekam rahang tiga maupun cekam rahang empat.

    7. Alat ukura. Mistar Baja

    Gambar 11. Mistar baja (Bengkel Mesin UNY, 2010)

    Mistar baja adalah alat bantu untuk mengukur benda kerja.

    dimana permukaan dan bagian sisinya lurus dan rata. Digunakan untuk

    mengukur panjang, lebar, tebal, dan biasa juga untuk memeriksa

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    32/90

    19

    19

    kerataan suatu benda kerja, menentukan batas-batas ukuran dan

    sebagai pembantu untuk menarik suatu garis pada permukaan benda

    kerja. Ukuran-ukuran mistar baja terbagi menjadi tiga kesatuan yaitu

    kesatuan inchi, sentimeter dan millimeter.

    b. Vernier Caliper

    Gambar 12. Jangka sorong (Bengkel Mesin UNY, 2010)

    Vernier caliper atau mistar ingsut adalah alat ukur presisi,

    sehingga dapat digunakan mengukur benda kerja secara presisi dengan

    tingkat ketelitian 1/100 mm. Ketelitian dari alat ukur ini biasanya

    5/100 mm.

    8. Alat bantu pembuatanDi dalam pembuatan poros utama pada mesin pencacah ini

    diperlukan beberapa alat bantu, antara lain : kikir, penitik dan palu.

    a. Kikir

    Gambar 13. Macam-macam kikir (Bengkel Mesin UNY, 2010)

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    33/90

    20

    20

    Kikir adalah suatu peralatan untuk mengikis/mengetam

    permukaan bahan, sehingga dapat menghasilkan permukaan benda

    kerja yang halus. Kikir dibuat dari baja karbon tinggi yang ditempa

    dan sesuai dengan panjangnya, bentuknya, jenisnya dan gigi

    pemotongannya. Kikir digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan

    yang keras sebab permukaan benda kerja akan tergesek dengan baik

    tanpa tenaga besar, sudut potongannya yang besar itu memberikan

    perlawanan yang baik terhadap mata potongan itu.

    Macam- macam betuk gigi kikir

    1) Bentuk gigi kikir miring digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang lunak misalnya; timah hitam, themoplastik, alumunium

    murni dan sebagainya. Untuk menghindari beram-beram yang

    melekat pada alur gigi maka gigi tersebut diengkapi dengan

    pemutus beram.

    2) Bentuk gigi kikir lengkung digunakan untuk mengerjakan bahanyang lunak misalnya; anti karodal, duralumunium, gigi-giginya

    yang dilengkapi dengan pemutus beram tetapi pengeluaran beram

    tersebut terjadi dari kedua sisinya.

    b. PenitikPenitik dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan

    fungsinya yaitu penitik garis dan penitik pusat/center. Kedua jenis

    penitik tersebut sangat penting artinya dalam pelaksanaan melukis dan

    menandai, sebab masing-masing mempunyai sifat tersendiri.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    34/90

    21

    21

    1) Penitik garisPenitik garis adalah suatu penitik, dimana sudut mata

    penitiknya adalah 60 derajat. Dengan sudut yang kecil ini maka

    penitik ini dapat menghasilkan suatu tanda yang sangat kecil.

    Dengan demikian jenis penitik ini sangat cocok untuk memberikan

    tanda-tanda batas pengerjaan pada benda kerja. Tanda-tanda batas

    pengerjaan pada benda kerja akibat penitikan akan dihilangkan

    pada waktu finishing/pengerjaan akhir agar tidak menimbulkan

    bekas setelah pekerjaan selesai.

    2) Penitik pusatPenitik pusat memiliki sudut yang lebih besar dibandingkan

    dengan penitik garis. Besar sudut penitik pusat adalah 90 derajat,

    sehingga penitik ini akan menimbulkan luka atau bekas yang lebar

    pada benda kerja. Penitik pusat ini cocok digunakan untuk

    membuat tanda terutama untuk tanda pengeboran. Karena sudut

    penitik ini besar, maka tanda yang dibuat oleh penitik ini akan

    dapat mengarahkan mata bor untuk tetap pada posisi pengeboran.

    Dengan demikian penitik ini sangat berguna sekali dalam

    pelaksanaan pembuatan benda kerja yang memiliki proses kerja

    pengeboran. (Sumantri, 1989: 124-146)

    c. PaluPalu merupakan alat tangan yang sudah lama ditemukan orang

    dan sudah sejak lama dipergunakan dalam seluruh kegiatan pekerjaan

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    35/90

    22

    22

    umat manusia. Tidak saja pada bengkelbengkel yang besar, tetapi

    palu digunakan hampir pada seluruh aspek kehidupan dari bengkel

    sampai kehidupan rumah tangga.

    Pemakaian palu pada bengkel kerja bangku atau bengkel kerja

    mesin adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat,

    menempa dingin pada pekerjaan assembling atau perakitan,

    membengkokan benda kerja, membuat tanda, dan pekerjaan

    permukaan lainya.

    9. Keselamatan kerjaKeselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan

    pekerja atau operator, mesin, pesawat alat kerja, bahan dan

    pengelolaannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara

    melakukan pekerjaannya. Keselamatan kerja pada pekerjaan pemesinan

    maupun fabrikasi pastilah membutuhkan peralatan untuk menjaga

    keselamatan kerja, begitu pula dalam proses pembuatan poros utama ini

    yang memakai berbagai jenis mesin dan alat, untuk menyelesaikan

    pekerjaannya. Sebelum bekerja pada suatu mesin kita harus

    mempertimbangkan dan mengingat akan keselamatan kerja, sehingga

    program kerja akan berjalan dengan lancar.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengoperasikan

    mesin, yaitu: pelajari dulu bagaimana cara mengoperasikan mesin yang

    akan digunakan, lihat dan pelajari gambar kerja sebelum praktek, pakailah

    pakaian kerja wearpack pada saat bekerja, jangan lupa mengenakan

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    36/90

    23

    23

    kacamata sebagai pengaman apabila mengerjakan benda kerja pada mesin

    dan menghasilkan tatal yang berloncatan, jauhkan jari-jari dari alat atau

    benda kerja yang berputar, jangan memindahkan tatal pada mesin dengan

    tangan telanjang, gunakan kuas dan memakai sarumg tangan, pasanglah

    selalu benda-benda dan alat pada mesin dengan kuat, jangan menghentikan

    bagian yang masih berputar pada mesin dengan tangan, jangan

    membersihkan mesin atau benda kerja pada saat mesin bekerja, jangan

    menjalankan mesin sambil berbincang-bincang pada waktu bekerja, jangan

    meninggalkan mesin pada saat mesin masih bekerja (hidup) dan perhatikan

    dalam menempatkan alat-alat bantu seperti palu, kunci-kunci, alat ukur

    dalam keadaan ditumpul jadi satu.

    Peralatan keselamatan kerja yang digunakan dalam melakukan

    kerja praktek yaitu: pakian kerja (wearpack), sarung tangan, kuas,

    kacamata, dan sepatu kerja.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    37/90

    24

    24

    BAB III

    KONSEP PEMBUATAN

    A. Konsep Umum Pembuatan ProdukDalam proses pembuatan produk tertentu membutuhkanpengetahuan

    yang cukup dan mendasar. Produk harus didesain sehingga harga bahan,

    ongkos memproduksi dan beaya penyimpanan harus ditekan seminimal

    mungkin. Untuk menghasilkan produk dengan ketelitian yang tinggi

    diperlukan mesin dan operasi yang lebih baik disamping tenaga terampil yang

    memenuhi persyaratan dan kendali yang ketat. Selain itu juga pemilihan mesin

    perkakas dengan terencana didesain mesin yang lebih efisien dengan

    perpaduan berbagai operasi dan dengan meningkatkan kemampuan mesin,

    sehingga proses untuk membuat produk dapat dihemat waktu dan tenaga. Hal

    ini dapat diperoleh biaya minimum untuk setiap benda kerja. Dalam proses

    pembuatan produk menurut B.H Amstead (1979:5), klasifikasi proses

    produksi dapat digolongkan sebagai berikut :

    1. Klasifikasi proses produksiSecara umum proses produksi diklasifikasikan melalui berbagai

    proses diantaranya : proses pembentukan, proses pemesinan, proses

    penyambungan dan proses penyelesaian permukaan.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    38/90

    25

    25

    a. Proses untuk mengubah bentuk bahanProses pembentukan bahan mengalami perubahan bentuk

    menjadi produk jadi atau setengah jadi. Beberapa proses mengubah

    bentuk logam atau bahan lain adalah proses pengecoran, proses

    penempaan, proses ektrusi, proses pengerollan, proses penarikan,

    proses tusuk-tekan, proses pemukulan, proses pembengkokan, proses

    pengguntingan, proses putar tekan, proses tarik tekan, proses rol

    bentuk, pembentukan eksplosif, pembentukan elektrohidrolik,

    pembentukan magnetic, pembentukan elektro, pembentukan serbuk

    logam dan pencetakan plastik. (B.H Amstead, dkk 1979 : 5)

    b. Proses pemesinanDalam memproduksi menurut B.H Amstead, (1979:5) dikenal

    berbagai operasi pemesinan pemotongan geram tradisional dan bukan

    tradisional sebagai berikut:

    1) Proses pemotongan geram tradisional meliputi proses pembubutan,penyerutan, pengetaman, penggurdian, pengeboran, penggergajian,

    pengefraisan, penggerindaan, hobbing dan rounting.

    2) Proses pemesinan bukan tradisional meliputi proses ultrasonic,erosi loncatan listrik, laser optik, elektrokimia, fris kimia,

    pemotongan abrasi, proses pemesinan oleh berkas electron, dan

    proses busur plasma.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    39/90

    26

    26

    Proses geram tradisional umumnya diterapkan pada proses

    produksi yang memerlukan ketelitian tinggi, disini logam dipotong

    menjadi geram yang halus. Perkakas dilengkapi dan digerakkan oleh

    motor. Gerakannya bolak-balik atau berputar sementara benda kerja

    atau pisau potong yang bergerak. Pada mesin potong benda kerjanya

    diam sedang pisau potongnya bergerak. Pada mesin bubut benda

    kerjanya berputar sedangkan pisaunya diam. Pada mesin bor alatnya

    yang bergerak sedangkan benda kerjanya diam. (B.H Amstead, dkk

    1979 : 6)

    Pada pemesinan ultrasonik, logam digerus secara bertahap oleh

    butiran amril yang dihanyutkan dalam cairan dan mengenai permukaan

    logam dengan kecepatan yang tinggi. Cairan tersebut degerakkan oleh

    generator ultrasonik. Pada pemesinan loncatan listrik dan pemesinan

    busur listrik, digunakan busur khusus sehingga dapat mengikis benda

    yang bersifat penghantar. Laser optik adalah suatu berkas foton yang

    kuat yang dapat menimbulkan suhu tinggi sehingga dapat memotong

    atau mengelas logam. Pada pemesinan kimia, logam terkikis secara

    kimiawi atau terkikis dengan menggunakan proses pelapisan terbalik.

    (B.H Amstead, dkk 1979 : 6)

    c. Proses penyambunganProduk yang terdiri dari dua atau lebih bagian memerlukan

    proses penyambungan meliputi pengelasan, solder, mematri, sinter,

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    40/90

    27

    27

    penyambungan pengelingan, penyambungan dengan baut, dan

    perekatan dengan lem.

    Pada proses pengelasan bagian logam yang dijadikan satu

    dengan cara mencairkannya. Disini diperlukan panas dengan atau

    tanpa tekanan. Solder dan mematri adalah dua proses sejenis, diantara

    kedua potongan logam ditambahkan logam lain dengan keadaan cair.

    Proses sinter mengikat partikel logam dengan cara pemanasan.

    Perekatan dalam bentuk serbuk, cair, bahan padat, dan pita banyak

    digunakan untuk menyambung logam, kayu, gelas, kain, atau plastik.

    (B.H Amstead, dkk 1979 : 8)

    d. Proses penyelesaian permukaanProses ini bertujuan untuk menghasilkan permukaan yang licin,

    datar dan bagus atau untuk menghasilkan lapisan pelindung. Dapat

    dilakukan dengan cara proses polis, gosok amril, penghalusan lubang

    bulat, penggosokan halus, penghalusan rata, pelapisan semprot logam,

    perkerizing, dan seradisasi. (B.H Amstead, dkk 1979 : 7)

    Dalam proses diatas hampir tidak mengubah dimensi

    khususnya hanya menyelesaikan permukaan.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    41/90

    28

    28

    2. Konsep pembuatan porosUntuk menghasilkan suatu poros dapat dilakukan dengan berbagai

    cara, yaitu: proses pengecoran, pengerollan, proses penempaan dan proses

    pemesinan (machining).

    a. Proses pengecoranProduk yang berupa poros dapat diperoleh dengan pengecoran

    secara langsung dari logam cair menjadi logam padat berbentuk poros.

    Menurut B.H Amstead (1979) dikenal berbagai cara proses pengecoran

    khusus sebagai berikut: die casting, pengecoran sentrifugal,

    pengecoran presisi dan pengecoran kontinyu.

    b. PengerolanSuatu pengerolan logam pada dasarnya terdiri atas rol,

    bantalan, dan rumah untuk komponen-komponen tersebut serta

    pengendali untuk mengatur daya rol dan mengendalikan kecepatan.

    Untuk pembuatan poros digunakan mesin rol batang. Mesin ini

    memiliki 2 atau 3 tingkatan. Suatu instalasi yang umumnya terdiri dari

    stan kasar, stan untaian dan stan penyelesaian (B.H Amstead, dkk 1979

    : 203).

    c. Proses penempaanPenempaan adalah proses pembentukan logam secara plastis

    dengan memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk. Gaya

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    42/90

    29

    29

    tekan yang diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis.

    Dalam teori B.H Amstead (1979) proses penempaan dikenal berbagai

    cara yaitu: penempaan menggunakan palu, penempaan timah,

    penempaan tekan, dan penempaan upset.

    d. Proses Pemesinan (machining)Bahan untuk membuat poros dikerjakan menggunakan mesin

    hingga mencapai bentuk silindris sesuai ukuran yang diinginkan.

    Untuk membuat poros dapat dilakukan dengan cara pembubutan.

    Dalam proses pembuatan poros utama pada mesin pencacah

    daging ini, yang digunakan yaitu proses pemesinan. Benda kerja

    dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut.

    B. Konsep Yang Digunakan Pada Proses Pembuatan Poros UtamaBerdasarkan pada konsep pembuatan umum yang telah dipaparkan

    diatas, proses pembuatan poros ini menggunakan proses pemesinan,

    Proses penyelesaian permukaan, proses perakitan untuk merangkai

    komponen-komponen mesin. Adapun masing-masing proses dijelaskan

    sebagai berikut :

    1. Proses PemesinanDalam proses pembuatan poros utama, proses pemesinan yang

    dilakukan yaitu dengan cara: penggergajian dan pembubutan.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    43/90

    30

    30

    a. PenggergajianPemotongan bahan menggunakan gergaji mesin karena

    lebih mudah, lebih cepat dan resiko mata gergaji patah kecil.

    Penggergajian ini digunakan untuk pemotongan bahan. Material

    yang dipotong sebagai bahan poros sesuai debgan bahan yang

    dianjurkan pada gambar kerja.

    b. PembubutanProses pembubutan pada pembuatan poros utama bertujuan

    untuk mengurangi diameter dan panjang benda kerja agar sesuai

    dengan ukuran yang terdapat pada gambar kerja. Pembubutan yang

    dilakukan adalah pembubutan muka (facing), pembubutan rata

    memanjang, pembubutan rata bertingkat dan chamfer. Mesin bubut

    yang digunakan dalam pembuatan poros utama adalah mesin bubut

    Maro.

    2. Proses penyelesaian permukaanDalam pembuatan poros juga mengalami proses penyelesaian

    permukaan yaitu dengan proses gosok amril. Proses ini hampir tidak

    mengubah dimensi khususnya hanya menyelesaikan permukaan dan

    membersihkan tatal yang masih menempel.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    44/90

    31

    31

    Proses Pembuatan

    Pemeriksaan UkuranSesuai dengan

    Gambar Kerja

    Uji Fungsional

    Uji Kinerja Mesin

    Selesai

    BAB IV

    PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN

    A. Diagram Alir Proses PembuatanMulai

    Persiapan Gambar kerja

    Persiapan Bahan Persiapan Alat

    Proses Perakitan Komponen

    NO GO (-)

    NO GO (+)

    GO

    Gambar 14. Diagram Alir Proses Pembuatan Poros Utama

    Perbaikan

    Buang

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    45/90

    32

    32

    B. Visualisasi Proses Pembuatan Poros UtamaPada proses pembuatan poros utama pada mesin pencacah daging

    terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: mempersiapkan gambar

    kerja, mempersiapkan bahan yang akan digunakan, persiapan alat dan mesin,

    proses pembuatan komponen yang dibuat, dan uji fungsional. Adapun

    tindakan dan keselamatan kerja dalam proses pembuatan komponen ini adalah

    melakukan proses sesuai dengan prosedur dan langkah kerja yang

    diinstruksikan, mengenakan baju kerja dan alat perlengkapan keselamatan

    kerja, meletakkan semua alat ukur pada tempat yang aman/terpisah dengan

    barang kasar, dan jangan membersihkan tatal benda kerja selama mesin

    berjalan. Semuanya sudah dicantumkan pada (tabel 3) Standart Operational

    Production (SOP)

    1. Persiapan Gambar KerjaMerupakan tahap awal dari proses pembuatan poros utama mesin

    pencacah daging. Persiapan ini sangatlah penting untuk dilakukan karena

    tanpa gambar kerja kita akan mengalami kesulitan dalam pembuatan poros

    utama mesin pencacah daging.

    Gambar 15. Poros utama

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    46/90

    33

    33

    2. Persiapan BahanBahan poros utama yang digunakan adalah mild steel jenis St. 37

    dengan ukuran awal 26 mm x 515 mm.

    3. Persiapan Alat dan MesinAlat dan mesin yang digunakan dalam proses pembuatan poros

    utama antara lain sebagai berikut :

    a. Mesin Gergaji g. Senter putarb. Mesin Bubut Maro h. Bor senterc. Kunci chuck mesin bubut maro i. Jangka sorongd. Kunci L 12 dan L 8 j. Mistar bajae. Holder pahat bubut k. Penggoresf. Pahat HSS l. Palu plastik

    4. Proses Pembuatan Poros UtamaLangkah kerja proses pembuatan poros utama mesin pencacah

    daging dijelaskan pada tabel sebagai berikut dibawah ini :

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    47/90

    34

    34

    Tabel 3. Standart Operational Production (SOP) Pembuatan Poros Utama

    No Jenis pekerjaan dan Ilustrasi

    gambar pembuatan

    Alat dan mesin Parameter pemesinan Langkah kerja Keselamatan kerja

    1 Memotong benda kerja Mesin Gergaji

    Penggores

    Mistar baja

    D=26 mm

    L=515 mm

    1. Persiapan bahan berupaSt.37

    a.

    Pengukuran benda kerjadengan mistar baja danpenggores

    b. Pemasangan benda kerjapada mesin gergaji

    c. Menghidupkan mesindan membuka saluran air

    d. Pemotongan benda kerjadengan ukuran panjang

    515 mm dan 26 mm

    Menggunakanpakaian kerja,

    sarung tangan dansepatu

    Letakkan alatukur pada tempatyang aman

    Daun gergaji danbenda kerjadikunci dengan

    kuat agar tidakoleng saat

    memotong

    2 Setting putaran mesin Mesin bubut maro

    Kunci chuckKunci tool post

    2. Persiapan pembubutana. Mempersiapkan peralatan

    dan perlengkapan mesin

    bubutb. Menyetting pahat bubutsetinggi senter

    c. Mengatur putaran mesin3. Memasang benda kerja pada

    mesin bubut danmengencangkan chuck

    Jangan terlalupanjang benda

    kerja pada

    pencekaman Chuck benda

    kerja dengan kuat

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    48/90

    35

    35

    1 2 3 4 5 6

    3 BubutFacing Mesin bubut maroPahat HSS rata

    kananKunci L8 dan L12

    Senter kepala

    lepasJangka sorong

    V=30m/min

    (Lampiran 2),

    d=26mm

    d

    Vn

    .

    1000.

    rpmn

    n

    n

    n

    340

    72,330

    64,81

    27000

    26.14,3

    1000.27

    4. Lakukan pembubutan facingdengan tebal pemakanan (a)

    1 mm5. Lakukan pembubutan 2 kali

    pemakanan dengan tebal

    1mm dan 1x dengan tebal0.5 mm

    Jangan mengubahputaran mesinpada saat mesin

    berputar

    Janganmeninggalkanmesin saat masihhidup

    4 Pembuatan Lubang senter Mesin bubut maro

    Kunci chuck

    Kunci tool postBor senter

    V=11m/min (lampiran

    2), d=26mm

    rpmn

    n

    n

    n

    150

    74,134

    64,81

    11000

    26.14,3

    1000.11

    6. Pemasangan bor senter padakepala lepas

    7. Pembuatan lubang senterdengan (n) 150rpm, (V)

    11m/min, kedalamanpengeboran

    mm4

    pengeboran padamesin bubut ini dilakukan

    secara manual, jadi untukfeeding dan waktunya tidak

    dihitung

    Menggunakanpakaian kerja,

    sarung tangan dan

    sepatu

    Letakkan alatukur pada tempat

    yang aman

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    49/90

    36

    36

    1 2 3 4 5 6

    5 Pembubutan lurus Mesin bubut maroPahat HSS rata

    kananKunci L8 dan L12

    Senter kepala

    lepasJangka sorong

    V=30m/min

    (lampiran2), d=25mm

    rpmn

    n

    n

    n

    400

    17,382

    5,78

    30000

    25.14,3

    1000.30

    D1=26mm,D2=25mm

    a=0,5mm. s=0,2mm

    menitT

    T

    isn

    LT

    kalii

    i

    a

    DDi

    25,6

    12,0.400

    500

    .

    1

    5,0.2

    )2526(

    .2

    )21(

    8. Memasang senter kepalalepas agar putaran benda

    kerja stabil9. Mengatur putaran mesin

    bubut menjadi 400rpm

    10.Jepit benda kerja pada duasenter11.Lakukan pembubutan lurus

    dari diameter 26-25 mmdengan panjang bubutan

    500mm. Kedalamanpemotongan (a) 0,5mm,

    Kecepatan sayat (s) 0,2

    Gunakan airpendingin padasaat pembubutan

    Jangan mengubahputaran mesin

    pada saat mesinberputar

    Janganmeninggalkan

    mesin saat masih

    hidup

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    50/90

    37

    37

    1 2 3 4 5 6

    6 Pembubutan rata bertingkat Mesin bubut maroPahat HSS rata

    kananKunci L8 dan L12

    Senter kepala

    lepasJangka sorong

    V=30m/min

    (lampiran2), d=19mm

    rpmn

    n

    n

    n

    500

    84,502

    66,59

    30000

    3,14.19

    1000.30

    D1=25mm,D2=19mm

    a=0,5mm. s=0,2.

    L=70mm

    menitT

    T

    i

    sn

    LT

    kalii

    i

    a

    DDi

    2,4

    62,0.500

    70.

    6

    5,0.2

    )1925(

    .2

    )21(

    12.Mengatur putaran mesinbubut menjadi 500rpm

    13.Lakukan pembubutan lurusbertingkat dari diameter 25-

    19 mm dengan panjang

    bubutan 70mm. Kedalamanpemotongan (a) 0,5mm,Kecepatan sayat (s) 0,2

    Gunakan airpendingin padasaat pembubutan

    Janganmengubah

    putaran mesinpada saat mesinberputar

    Janganmeninggalkan

    mesin saat masih

    hidup

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    51/90

    38

    38

    1 2 3 4 5 6

    7 Pembubutan Chamfer Mesin bubut maroPahat HSS rata

    kananKunci L8 dan L12

    Senter kepala

    lepasJangka sorong

    V=30m/min

    (lampiran2), d=19mm

    rpmn

    n

    n

    n

    500

    84,502

    66,59

    30000

    3,14.19

    1000.30

    D1=19mm,D2=17mm

    a=0,5mm. s=0,2.

    L=70mm

    menitT

    T

    i

    sn

    LT

    kalii

    i

    a

    DDi

    5,0

    12,0.500

    2.

    1

    5,0.2

    )1719(

    .2

    )21(

    14.Lakukan pembubutanchamfer 2 x 450dengan

    putaran mesin (n) 500rpm15.Balik benda kerja, lakukan

    proses seperti pada langkah

    no.3 hingga mendapatpanjang 512 mm

    Janganmengubahputaran mesin

    pada saat mesin

    berputar

    Janganmeninggalkanmesin saat masih

    hidup

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    52/90

    39

    39

    1 2 3 4 5 6

    8 Pembubutan rata bertingkat Mesin bubut maroPahat HSS rata

    kananKunci L8 dan L12

    Senter kepala

    lepasJangka sorong

    V=30m/min

    (lampiran2), d=19mm

    rpmn

    n

    n

    n

    500

    84,502

    66,59

    30000

    3,14.19

    1000.30

    D1=25mm,D2=19mm

    a=0,5mm. s=0,2.

    L=47mm

    menitT

    T

    i

    sn

    LT

    kalii

    i

    a

    DDi

    82,2

    62,0.500

    47.

    6

    5,0.2

    )1925(

    .2

    )21(

    16.Lakukan pembubutan lurusbertingkat dari diameter 25-

    19 mm dengan panjangbubutan 47mm. Kedalaman

    pemotongan (a) 0,5mm,

    Kecepatan sayat (s) 0,217.Lakukan proses pengerjaan

    seperti pada langkah no.7

    18.Lepas benda kerja dan ukurdimensinya.

    Gunakan airpendingin padasaat pembubutan

    Janganmengubah

    putaran mesinpada saat mesinberputar

    Janganmeninggalkan

    mesin saat masih

    hidup

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    53/90

    40

    5. Perakitan Poros Utama Pada Mesina. Masukkan poros utama pada silinder pencacah

    b. Pasang bearing pada kedua sisi poros utamac. Setelah selesai lalu pasangkan bearing pada rangka mesind. Psang puli pada sisi poros utamae. Pasang belt pada puli dan hubungkan dengan puli motor

    C. Waktu Proses PembuatanWaktu yang diperlukan untuk membuatPoros utama tidak sepenuhnya

    dari jumlah waktu perhitungan secara teoritis. Waktu pembuatan benda kerja

    harus ditambahkan dengan waktu non produktif, yang antara lain :

    1. Waktu penyiapan bahan benda kerja.2. Waktu penyiapan mesin.3. Waktu pemasangan benda kerja.4. Waktu pengecekan ukuran benda kerja.5. Waktu untuk setting mesin.6. Waktu yang dibutuhkan pahat untuk mundur (retract).7.

    Waktu yang diperlukan untuk melepas benda kerja (dari bagian penyiapan

    benda kerja ke mesin).

    8. Waktu untuk membersihkan mesin.Tidak ada rumus baku untuk menentukan waktu non produktif, waktu

    non-produktif diperoleh dengan mencatat waktu yang diperlukan untuk

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    54/90

    41

    41

    masing-masing waktu non-produktif. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat

    poros utama mesin pencacah daging secara nyata adalah :

    5. Waktu non-produktif = 406. Waktu bubut facing = 37. Waktu buat lubang senter = 48. Waktu bubut rata memanjang = 359. Waktu bubut bertingkat = 1510.Waktu bubut chamfer = 3

    Waktu total = 100 menit

    Jadi waktu keseluruhan untuk pembuatan poros utama mesin pencacah

    daging secara nyata adalah 100 menit atau 1 jam 40 menit.

    D. Uji FungsionalSistem transmisi mesin pencacah daging dengan komponen antara lain

    poros utama, puli, belt, bearing dan motor dapat berfungsi tanpa terjadi

    kebisingan. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil pengujian transmisi

    mesin pencacah daging di bengkel FT UNY. Dari pengujian mesin pencacah

    daging tersebut dapat diketahui beberapa hasil pengamatannya, antara lain :

    1. Poros utama dapat meneruskan putaran dan daya terakhir ke silinderpencacah dari motor tanpa terjadi selip.

    2. Puli dan belt dapat meneruskan daya dan putaran dari motor ke porosutama

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    55/90

    42

    42

    3. Bearing dapat berputar dengan baik dan menopang poros utama denganbaik

    4. Motor dapat berputar dengan baik

    E. Uji Kinerja Poros UtamaDimensi poros utama yaitu panjang 515 mm, 26 mm dengan bubut

    bertingkat panjang 70 mm, 19 mm dan panjang 50 mm, 19 mm. Hasil

    akhir dari proses pembuatan poros utama adalah panjang = 512 mm, 25 mm

    dengan bubut bertingkat panjang 70 mm, 19 mm dan panjang 47 mm, 19

    mm. Uji kinerja setelah mesin pencacah daging di uji coba diperoleh hasil

    poros utama dapat berfungsi tanpa terjadi kebisingan, namun dibagian silinder

    pencacah sedikit ngobeng hal ini terjadi karena penutup silinder pencacah

    tidak senter.

    Dari pengujian kinerja mesin pencacah daging tersebut dapat diketahui

    hasil pengamatannya. Mesin pencacah daging mampu mencacah daging

    dengan kapasitas volume hasil cacahan dagingnya adalah 4 kg/10 menit.

    F.

    Pembahasan

    Ada beberapa hal yang perlu dibahas terkait dengan alir proses pembuatan

    poros utama antara lain:

    1. Identifikasi Gambar KerjaIdentifikasi gambar kerja merupakan langkah awal dalam pembuatan

    produk proyek akhir ini. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui apakah

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    56/90

    43

    43

    produk dari gambar kerja tersebut dapat dikerjakan di proses pemesinan

    atau tidak. Hasil identifikasi gambar kerja ini memberikan informasi

    antara lain tentang dimensi, toleransi dan bahan yang digunakan untuk

    pembuatan produk sesuai dengan gambar kerja tersebut yaitu berupa Poros

    utama pada mesin pencacah daging.

    2. Persiapan Alat dan BahanMempersiapkan alat dan bahan merupakan langkah kedua setelah

    proses identifikasi gambar kerja selesai. Langkah ini bertujuan untuk

    mempermudah dan memperpendek waktu non produktif dari proses

    pembuatan produk proyek akhir ini.

    3. Proses Pembuatan KomponenProses pembuatan komponen merupakan langkah yang paling utama

    karena pada proses ini akan dibuat sebuah produk yang sesuai dengan

    gambar kerja dengan menggunakan mesin tertentu dan peralatan tertentu

    dimana bahan yang digunakan telah disiapkan terlebih dahulu. Proses

    pembuatan poros utama mesin pencacah daging yaitu dengan proses

    penggergajian dan proses pembubutan. Pemotongan bahan poros utama

    menggunakan gergaji mesin dengan ukuran bahan 25 x 515 mm. Dalam

    proses pemotongan ini bahan harus diberi sedikit kelebihan dari ukuran

    benda kerja yang sesungguhnya, karena proses selanjutnya akan

    mengalami proses pengurangan bahan melalui proses pembubutan. Dalam

    proses pembuatan poros utama mesin pencacah daging menggunakan

    mesin bubut Maro. Proses pembubutan ini meliputi beberapa metode

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    57/90

    44

    44

    yaitu: pembubutan facing, pembubutan rata, dan pembubutan chamfer.

    Dengan ukuran komponen akhir poros utama 25 x 512 mm dengan

    bubut bertingkat panjang 70 mm, 19 mm dan panjang 47 mm, 19 mm.

    4. Kesulitan yang dihadapiKesulitan yang dihadapi dalam pembuatan poros utama mesin

    pencacah daging adalah panasnya benda kerja dan pisau pahat bubut.

    Dalam pekerjaan proses pembubutan, pisau pahat dan benda cepat panas.

    Hal ini diakibatkan pemakanan tatal yang terlalu tebal dan kurangnya air

    pendingin coolant. Cara mengatasinya yaitu dengan pemberian pendingin

    pada saat pahat bubut melakukan penyayatan, mengatur tebal pemotongan

    dan putaran mesin.

    G. KelemahanMesin pencacah daging masih terdapat beberapa kelemahan yang bisa

    dijadikan sebagai bahan pertimbangan pada kesempatan pembuatan mesin

    pencacah daging selanjutnya. Adapun kelemahan-kelemahan dari mesin

    pencacah daging yang telah dibuat adalah :

    1.

    Masih terdapat daging yang cacahannya terlalu besar

    2. Proses pencacahan harus diulang-ulaang sampai minimal 4 kali3. Sebelum memulai pencacahan dengan mesin, daging terlebih dahulu

    dipisahkan tulang-tulangnya

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    58/90

    45

    BAB V

    PENUTUP

    A. KesimpulanSetelah melakukan proses pembuatan poros, dapat disimpulkan beberapa

    hal, di antaranya:

    1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan poros utama adalah mild steeldengan ukuran awal 26 x 515 mm

    2. Pada pembuatan poros utama, mesin yang digunakan untuk membuatkomponen tersebut adalah mesin bubut, mesin gergaji potong, dan alat

    perlengkapan kerja bangku. Mesin utama pada proses pembuatan

    komponen ini adalah mesin bubut.

    3. Secara keseluruhan, garis besar pembuatan komponen ini melaui tahapan-tahapan tertentu. Tahapan tersebut adalah pembacaan gambar kerja,

    persiapan alat dan bahan, persiapan mesin-mesin yang digunakan, proses

    pengerjaan, pengukuran dimensi, finishing, dan perakitan.

    4. Pengerjaan poros utama membutuhkan waktu 100 menit atau 1 jam 40menit

    45

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    59/90

    46

    46

    B. SaranSetelah melakukan praktik langsung pembuatan poros ini, tentunya

    penulis dapat memberikan beberapa saran, meliputi:

    1. Sebelum mulai menggunakan mesin, jika belum mengerti cara kerja mesintersebut tanyakan pada operator yang sedang bertugas.

    2. Pastikan peralatan serta mesin-mesin yang di gunakan dalam kondisi baikdan dapat bekerja maksimal.

    3. Konsentrasilah pada saat pengerjaan, jangan bermain-main pada saatbekerja karena akan menumbulkan kecelakaan kerja.

    4. Ikuti aturan pengoprasian mesin, atau baca dan pahami SOP pada tiap-tiapmesin yang akan di gunakan.

    5. Selalu konsultasikan dengan dengan pembimbing bila menemui kendala-kendala pada saat pengerjaan.

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    60/90

    47

    DAFTAR PUSTAKA

    Ambiyar.(2008). Teknik Pembentukan Plat Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan

    Sekolah Menengah Kejuruan

    Amstead, B.H dkk. (1979). Teknologi Mekanik. Jakarta: Erlangga.

    Krar, G.S. (1985). Technology of Machine Tools. McGraw-Hill: New York

    Niemann G, dkk. (1999).Elemen Mesin Jilid 1. Erlangga: Jakarta

    Rohyana, Solih. (2000).Pekerjaan Permesinan. Armico: Bandung

    Sumantri. (1989). Teori Kerja Bangku. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan

    Taufiq, Rochim. (1993). Teori dan teknologi Proses Pemesinan. Higher

    Education Development Support Project

    .

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    61/90

    47

    LAMPIRAN

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    62/90

    48

    48

    Lampiran 1. Feed pada mesin bubut Maro (Krar, 1985:370)

    Feeds for various materials (using a high-seed steel cutting tool)

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    63/90

    49

    49

    Lampiran 2. Cutting speeduntuk mesin bubut (Krar, 1985:369)

    Lathe cutting speeds in feet and meters per minute (using a high-seed

    steel cutting tool)

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    64/90

    50

    50

    Lampiran 3. Kecepatan putaran mesin bubut Maro

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    65/90

    51

    51

    Lampiran 4. Baja konstruksi menurut DIN 17100. (Niemann, G. 1999)

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    66/90

    52

    52

    Lampiran 5. Foto uji kinerja mesin pencacah daging

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    67/90

    Lampiran 6. Rekap daftar hadir Proyek Akhir 53

    53

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    68/90

    Lampiran 6. Rekap daftar hadir Proyek Akhir 53

    53

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    69/90

    Lampiran 6. Rekap daftar hadir Proyek Akhir 53

    53

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    70/90

    Lampiran 8. Langkah kerja proses pembuatan komponen 56

    56

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    71/90

    Lampiran 8. Langkah kerja proses pembuatan komponen 57

    57

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    72/90

    Lampiran 8. Langkah kerja proses pembuatan komponen 58

    58

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    73/90

    Lampiran 8. Langkah kerja proses pembuatan komponen 59

    59

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    74/90

    Lampiran 8. Langkah kerja proses pembuatan komponen 60

    60

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    75/90

    Lampiran 8. Langkah kerja proses pembuatan komponen 61

    61

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    76/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 62

    62

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    77/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 63

    63

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    78/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 64

    64

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    79/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 65

    65

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    80/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 66

    66

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    81/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 67

    67

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    82/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 68

    68

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    83/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 69

    69

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    84/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 70

    70

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    85/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 71

    71

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    86/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 72

    72

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    87/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 73

    73

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    88/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 74

    74

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    89/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 75

    75

  • 7/14/2019 Laporan Tugas Akhir Agus Triyatno %2807508134044%29

    90/90

    Lampiran 9. Gambar kerja mesin pencacah daging 76