104
Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2018

Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Laporan

Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia

Tahun 2018

Page 2: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang

senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga

penyusunan Laporan Tengah Tahunan (semester) Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas Tahun 2018 dapat diselesaikan.

Laporan tengah tahunan disusun untuk melaporkan capaian kinerja Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam kurun waktu 1 semester dan

membantu dalam penyusunan Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Atas Tahun 2017. Dasar hukum penyusunan laporan ini

adalah Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan

dan kinerja instansi pemerintah, khususnya pasal 2 menyatakan bahwa setiap

Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan

Kinerja sebagai pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui

alat pertanggungjawaban secara periodik.

Laporan tengah tahunan merupakan laporan yang menggambarkan dan

menjelaskan tentang pelaksanaan capaian program, kegiatan dan anggaran yang

sedang berjalan pada semester pertama tahun 2018, kesimpulan, serta saran dan

rekomendasi untuk perbaikan dan pertimbangan perencanaan dan pelaksanaan

program dan kegiatan di semester ke dua tahun 2018.

Semoga laporan tengah tahunan ini bermanfaat dan dapat dijadikan acuan untuk

pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Direktorat Pembinaan SMA

semester ke dua.

Jakarta, Juli 2018

Direktur Pembinaan SMA,

Drs. Purwadi Sutanto, M. Si

NIP 19610404 198503 1003

Page 3: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

A. Landasan Filosofis Pendidikan .........................................................................

B. Dasar Hukum ....................................................................................................

C. Organisasi Direktorat Pembinaan SMA ...........................................................

1. Tugas Pokok dan Fungsi ...............................................................................

2. Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan SMA .........................................

BAB II RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 – 2019 ............................................

A. Rencana Strategis .............................................................................................

1. Visi Direktorat Pembinaan SMA ..................................................................

2. Misi Direktorat Pembinaan SMA .................................................................

3. Tujuan Strategis Direktorat Pembinaan SMA ..............................................

4. Indikator Kinerja Kunci Direktorat Pembinaan SMA ..................................

5. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Direktorat Pembinaan SMA 25

B. Rencana Kinerja Tahunan ................................................................................

C. Penetapan Kinerja .............................................................................................

D. Rencana Kerja Dan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2016 ........

1. Sub Direktorat Program Dan Evaluasi ..........................................................

2. Sub Direktorat Kurikulum ............................................................................

3. Sub Direktorat Kelembagaan Sarana Dan Prasarana ....................................

4. Sub Direktorat Peserta Didik ........................................................................

5. Subbagian Tata Usaha ...................................................................................

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................

A. Pengukuran Kinerja ..........................................................................................

1. Pelaksanaan Kegiatan Subdit Program Dan Evaluasi ...................................

2. Pelaksanaan Kegiatan Subdit Kurikulum .....................................................

Page 4: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

3. Pelaksanaan Kegiatan Subdit Kelembagaan Dan Sarana Prasarana .............

4. Pelaksanaan Kegiatan Subdit Peserta Didik .................................................

5. Pelaksanaan Kegiatan Subbag Tata Usaha ...................................................

B. Capaian Kinerja Direktorat ..............................................................................

C. Akuntabilitas Keuangan ...................................................................................

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................

A. KESIMPULAN ................................................................................................

B. SARAN/REKOMENDASI ..............................................................................

LAMPIRAN

Page 5: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya di dalam

batang tubuh UUD 1945 Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal

32, juga mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan

satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Sistem pendidikan nasional tersebut harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen

pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan

kehidupan lokal, nasional, dan global. Untuk itu, perlu dilakukan pembaharuan

pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu

setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan

minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi,

suku, etnis, agama, dan gender. Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan

akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills)

sehingga mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta masyarakat

madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, sebagaimana diamanatkan

dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pembangunan pendidikan saat ini dilaksanakan dengan mengacu pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015--2019

dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005--2025.

Berdasarkan RPJPN tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud) telah menyusun Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka

Panjang (RPPNJP) 2005—2025 sebagai Peta Jalan (Road Map) pembangunan

Page 6: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

pendidikan 2005—2025 dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005—2025 (Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2007). Di dalam RPPNJP 2005—2025 ditentukan tema-tema pembangunan yang

telah diselaraskan dengan tema-tema pembangunan dalam RPJPN 2005—2025

seperti ditunjukan pada Gambar 1.1.

RPJMN-I

(2005-2009)

Menata kembali NKRI, menbangun Indonesia yang

aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat

kesejahteraan yang lebih baik

RPJMN-II

(2009-2014)

Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan

kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK,

memperkuat daya saing perekonomian

RPJMN-III

(2015-2019)

Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan

pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA

yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK.

RPJMN-IV

(2020-2024)

Mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur

melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur

perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif

TEMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

2005‐ 2009 2010‐ 2014 2015‐ 2019 2020‐ 2024

Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

Penguatan

Pelayanan

Daya Saing

Regional

Daya Saing Internasional

Gambar 1.1. Tema pembangunan pendidikan 2005—2025

Periode pertama dalam RPPNJP, pembangunan pendidikan difokuskan pada

peningkatan kapasitas satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan dalam

memperluas layanan dan meningkatkan modernisasi penyelenggaraan proses

pembelajaran. Sementara pada periode kedua sebagai tindak lanjut hasil peningkatan

kapasitas dan modernisasi pendidikan, pemerintah mendorong penguatan layanan

sehingga pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada saat ini pembangunan pendidikan dan kebudayaan memasuki periode

ketiga, dimana pemerintah bertugas untuk mendorong agar penguatan layanan di

satuan pendidikan dapat menghasilkan keluaran-keluaran (manusia, karya, atau

inovasi) yang berdaya saing minimal pada tingkat regional di Asia Tenggara (ASEAN),

sehingga Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara kembali menjadi

barometer dunia dan menjadi poros dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat ASEAN.

Page 7: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Dengan digabungnya fungsi kebudayaan bersama dengan pendidikan

merupakan langkah untuk mengembalikan fungsi kementerian sesuai dengan BAB

XIII UUD 1945. Pendidikan dan kebudayaan menjadi satu bagian yang sangat

berkaitan, sehingga pendidikan tidak hanya menjadi sumber daya manusia sebagai

penggerak ekonomi namun dapat sekaligus menjadi manusia yang menjunjung tinggi

nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta

kesejahteraan umat manusia.

Program Kerja Direkotrat Pembinaan SMA mengacu pada Rencana Strategis

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015—2019 yang merupakan

upaya komprehensif dalam menjabarkan tema pembangunan pendidikan tahap III

yaitu mendorong daya saing regional, serta arahan Presiden yaitu kebijakan Trisakti

yang mencakup kedaulatan di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan

berkepribadian dalam kebudayaan, juga Nawa Cita (9 agenda perubahan), yang

meliputi: 1) menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; 2) membuat pemerintah selalu

hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis,

dan terpercaya; 3) membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4) memperkuat kehadiran negara

dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,

bermartabat, dan terpercaya; 5) meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia; 6)

meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga

bangsa indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa asia lainnya; 7)

mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik; 8) melakukan revolusi karakter bangsa; serta 9) memperteguh

kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Dalam Upaya mengawal Pencapaian dari sasaran –sasaran kegiatan yang

telah tertuang dalam program kerja Direktorat Pembinaan SMA tersebut perlu disusun

Laporan Semester untuk mengawal proses pelaksanaan kegiatan dan Laporan akhir

tahun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),

Page 8: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006

Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini mempunyai tujuan

akhir untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Akuntabilitas kinerja tersebut akan menjadi prasyarat untuk terciptanya pemerintah

yang baik dan terpercaya.

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut juga dijelaskan bahwa sasaran Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah:

1. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel, yakni instansi pemerintah yang

beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan

lingkungannya;

2. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah dalam pelaksanaan fungsi dan

tugasnya secara operasional;

3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional;

4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

A. Landasan Filosofis Pendidikan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar dalam pembangunan

pendidikan.Berdasarkan landasan filosofis tersebut, sistem pendidikan nasional

menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha

Esa dengan segala fitrahnya dengan tugas memimpin kehidupan yang berharkat dan

bermartabat serta menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur, dan berakhlak

mulia.

Pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk

berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu yang menjunjung tinggi dan

memegang teguh norma dan nilai sebagai berikut:

1. Norma agama dan kemanusiaan untuk menjalani kehidupan sehari-hari, baik

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk individu, maupun makhluk

Page 9: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

sosial;

2. Norma persatuan bangsa untuk membentuk karakter bangsa dalam rangka

memelihara keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. Norma kerakyatan dan demokrasi untuk membentuk manusia yang memahami

dan menerapkan prinsip-prinsip kerakyatan dan demokrasi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan

4. Nilai-nilai keadilan sosial untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang

merata dan bermutu bagi seluruh bangsa serta menjamin penghapusan segala

bentuk diskriminasi dan bias gender serta terlaksananya pendidikan untuk semua

dalam rangka mewujudkan masyarakat berkeadilan sosial.

B. Dasar Hukum

Laporan Tengah Semester ini disusun berdasarkan Undang-Undang dasar,

Undang-Undang, Keputusan dan Instruksi Presiden dan aturan hukum lainnya, antara

lain:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah

(RKP);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja

dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L);

5. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 Tahun 2007

tentang Indikator Kinerja Utama;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang

Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

Page 10: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Perubahan Lampiran

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35

tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja dilingkungan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 11 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 Tahun 2015 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015-2019;

13. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Tahun 2015-2019.

14. Rencana Strategis Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2015-2019.

C. Organisasi Direktorat Pembinaan SMA

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Dalam rangka mencapai target program prioritas bidang pendidikan yang

ditetapkan, maka Direktorat Pembinaan SMA menyesuaikan struktur

organisasi dan penganggaran berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi

(Tupoksi) untuk mencapai sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Berikut ini adalah struktur organisasi dan anggaran berdasarkan Tugas

Pokok dan Fungsi dari Direktorat Pembinaan SMA berdasarkan Peraturan

Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Secara umum, tugas dari Direktorat Pembinaan SMA adalah melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan

sekolah menengah atas. Dan memiliki fungsi:

Page 11: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,

sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah

atas;

b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta

didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah

menengah atas;

c. Peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik sekolah

menengah atas;

d. Fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan sekolah menengah

atas;

e. Pemberian pertimbangan izin dan kerja sama penyelenggaraan sekolah

menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau

lembaga asing;

f. Fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu sekolah menengah atas;

g. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum,

peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola

sekolah menengah atas;

h. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta

didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah

menengah atas;

i. Pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik,

sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah

atas; dan

j. Pelaksanaan administrasi Direktorat.

Page 12: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

2. Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan SMA

Secara organisasi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas terdiri atas 4

(empat) sub direktorat, 8 (delapan) seksi dan dan 1 (satu) sub bagian. Rincian

detail organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sub Direktorat Program dan Evaluasi

Sub Direktorat program dan Evaluasi mempunyai tugas untuk melaksanakan

penyusunan bahan perumusan kebijakan, program dan anggaran, kerja sama,

pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi pelaksanaan program dan

anggaran, dan pelaporan Direktorat. Sub Direktorat Program dan Evaluasi

terdiri dari 2 seksi, yaitu:

1) Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan

perumusan kebijakan, pengumpulan, pengolahan, penyajian, data dan

informasi, dan penyusunan program, kegiatan dan anggaran Direktorat,

serta fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas.

Subdit Kelembagaan

Program

Pembelajaran

Kelembagaan

Evaluasi

Penilaian

Kepribadian

Page 13: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

2) Seksi Evaluasi mempunyai tugas melakukan pemantauan dan

evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat

dan pelaksanaan fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas,

penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang

pembinaan sekolah menengah atas, dan penyusunan laporan

Direktorat.

b. Sub Direktorat Kurikulum

Sub Direktorat Kurikulum mempunyai tugas untuk melaksanakan

penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan,

norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi,

fasilitasi penjaminan mutu di bidang kurikulum sekolah menengah atas.

Sub Direktorat Kurikulum terdiri dari 2 seksi, yaitu:

1) Seksi Pembelajaran mempunyai tugas melakukan penyusunan

bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma,

standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi

penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang pembelajaran

sekolah menengah atas.

2) Seksi Penilaian mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan

perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma,

standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi

penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang penilaian sekolah

menengah atas.

c. Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana

Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana mempunyai tugas

untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan

pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan

Page 14: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan

sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing

dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga

asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, serta fasilitasi sarana dan

prasarana, tata kelola, dan penjaminan mutu di bidang tata kelola dan

sarana prasarana sekolah menengah atas. Sub Direktorat Kelembagaan

dan Sarana Prasarana terdiri dari 2 seksi, yaitu:

1) Seksi Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyusunan

bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma,

standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi,

pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah

atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan

pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing

dengan lembaga pendidikan Indonesia, fasilitasi penjaminan mutu,

evaluasi dan laporan di bidang tata kelola sekolah menengah atas.

2) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan

penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan

kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan

supervisi, fasilitasi sarana prasarana dan penjaminan mutu, evaluasi

dan laporan di bidang sarana dan prasarana menengah atas.

d. Sub Direktorat Peserta Didik

Sub Direktorat Peserta Didik mempunyai tugas untuk melaksanakan

penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan

kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan

supervisi dibidang peserta didik sekolah menengah atas. Sub Direktorat

Kelembagaan dan Peserta Didik terdiri dari 2 seksi, yaitu:

1) Seksi Bakat dan Prestasi mempunyai tugas melakukan

penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan

kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan

Page 15: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

supervisi, evaluasi dan laporan di bidang bakat dan prestasi peserta

didik sekolah menengah atas.

2) Seksi Kepribadian mempunyai tugas melakukan penyusunan

bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma,

standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi

dan laporan di bidang peningkatan kualitas pendidikan karakter dan

kepribadian peserta didik sekolah menengah atas.

e. Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha memiliki tugas untuk urusan persuratan,

kepegawaian, keuangan, barang milik negara, dan kerumahtanggaan

Direktorat.

Page 16: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

BAB II

RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015 – 2019

A. Rencana Strategis

Sejalan dengan tuntutan reformasi administrasi publik, maka dalam sistem

akuntabilitas kinerja perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus

dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan strategis lokal dan

global. Dengan pendekatan perencanan strategis yang jelas dan sinergis, setiap

instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan program kerja, dengan potensi,

peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai

penjabaran dari sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana

strategis, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan

tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana target kinerja tahunan untuk

seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan

rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan

anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun

tertentu.

Renstra Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas mencakup visi, misi,

tujuan, dan sasaran kegiatan beserta dengan indikator kinerja. Renstra Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Atas berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam

kurun waktu lima tahun, yaitu tahun 2015 – 2019. Didalamnya juga telah

memperhitungan berbagai potensi, peluang, dan kendala yang mungkin timbul dalam

rentang waktu tersebut. Selain itu Renstra ini menjadi pedoman bagi semua tingkatan

pengelola pendidikan, baik di pemerintah pusat, daerah, maupun satuan pendidikan.

Page 17: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

1. Visi Direktorat Pembinaan SMA

Direktorat Pembinaan SMA mulai tahun 2015 tidak lagi memiliki visi dan

misi tersendiri, hal ini terjadi karena setiap program dari unit utama adalah

mendukung visi, misi, dan program prioritas Kementerian Pendidikan dan

mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Insan

cerdas dan insan kompetitif melandasi penetapan Visi Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan 2019 sebagaimana tercantum di dalam

Rencana Strategis 2015-2019, yaitu:

Tabel 2. 1 Visi Kemdikbud 2015-2019

“Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan

yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”.

Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat

dimaknai sebagai terwujudnya dengan baik apa yang disebut sebagai tujuh

elemen ekosistem. Penyebutan insan secara terpisah adalah untuk

menekankan arti sangat penting dari peran pelaku dalam suatu ekosistem.

Tujuh elemen ekosistem pendidikan tersebut adalah:

a. Sekolah yang kondusif

Suasana kondusif di sekolah sangat diperlukan dalam membuat

sekolah yang efektif. Sekolah adalah suatu tempat yang di dalamnya

terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan

lingkungannya. Sekolah yang kondusif sebagai tempat yang

menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik siswa,

guru, tenaga pendidik, orang tua siswa dan pelaku lainnya.

Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai juga

menjadi faktor pendukung. Faktor pendukung lain yang penting adalah

Visi Kemendikbud 2019:

Page 18: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Kepala Sekolah yang memimpin para pelaku menghadapi dan

menyelesaikan masalah.

b. Guru sebagai penyemangat

Guru yang baik adalah guru yang mempunyai empat kompetensi yang

mumpuni yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan

berkepribadian. Selain itu seorang guru juga harus punya naluri yang

sensitif atau peka terhadap kemampuan dan perkembangan siswanya.

Sensitif terhadap kebutuhan siswa serta mampu memberikan semangat

kepada siswa untuk aktif, kreatif, inovatif, dan sportif dalam

mengikuti proses belajar mengajar.

c. Orangtua yang terlibat aktif

Orang tua berperan sejak awal sebagai pendidik bagi anak-anaknya

dan terus berlanjut meskipun mereka sudah masuk sekolah. Keluarga

sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi seperti:

membentuk kepribadian anak, melaksanakan pedidikan anak di rumah

dan mendukung pendidikan di sekolah. Pemerintah memang memiliki

tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan secara baik bagi

seluruh anak Indonesia. Orang tua memiliki hak dan kewajiban dalam

memilih satuan pendidikan, memperoleh informasi tentang

perkembangan pendidikan anaknya, serta memberi masukan kepada

sekolah. Orang tua yang terlibat aktif dalam penyelanggaraan

pendidikan di sekolah akan menjadikan pendidikan menjadi lebih

efektif.

d. Masyarakat yang sangat peduli

Penyelenggaraan pendidikan membutuhkan partisipasi dan kepedulian

masyarakat. Salah satu alasannya adalah keterbatasan sumber daya

Pemerintah. Partisipasi dan kepedulian masyarakat itu dapat berupa

menyelenggaraan satuan pendidikan sendiri atau mendukung satuan

pendidikan milik Pemerintah. Masyarakat yang menyelenggarakan

Page 19: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

satuan pendidikan sendiri harus berupaya sebaik-baiknya dan tetap

mematuhi semua pedoman, aturan dan kurikulum yang ditetapkan

Pemerintah. Sedangkan partisipasi masyarakat dalam satuan

pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah dapat berupa materi,

tenaga dan pikiran. Masyarakat kini bisa memiliki peran serta dalam

pembahasan masalah

pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan dalam proses

pengambilan keputusan dalam Rencana Pengembangan Sekolah.

e. Industri yang berperan penting

Di negara-negara maju, peran industri ditunjukkan secara nyata

berupa kerjasama program, dukungan finansial untuk penelitian dan

beasiswa. Bahkan di beberapa negara peran industri menjadi

kewajiban sesuai undang-undang yang mengaturnya. Pengalaman

Negara-negara tersebut dapat menjadi pelajaran bagi penyelenggaraan

pendidikan di Indonesia. Selain dukungan finansial, peran industri

yang penting adalah dalam memecahkan permasalahan peralihan dari

dunia pendidikan ke dunia kerja. Dunia industri bisa berfungsi sebagai

tempat praktik, magang kerja, belajar manajemen industri dan

wawasan dunia kerja bagi siswa. Kerjasama sekolah dan industri

harus dibangun berdasarkan kemauan dan saling membutuhkan. Pihak

dunia kerja dan industri seharusnya menyadari bahwa pihak industri

tidak akan mendapatkan tenaga kerja siap pakai yang mereka perlukan

sesuai kualifikasi yang diharapkan, tanpa membangun program

pendidikan bersama.

f. Organisasi profesi yang berkontribusi besar

Organisasi profesi diharapkan bisa meningkatkan peran dalam

penyelenggaraan pendidikan. Organisasi profesi dapat memberi

masukan bahkan menentukan arah kebijakan pendidikan. Pemerintah

sudah seharusnya bekerja sama lebih erat dengan organisasi profesi,

Page 20: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

melalui berbagai jalur komunikasi dan aspirasi. Interaksi yang baik

akan menguntungkan kedua belah pihak, sekaligus mempercepat

kemajuan pembangunan di bidang pendidikan.

g. Pemerintah yang berperan optimal

Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945 ke IV (empat) tahun 2002

yaitu tentang pendidikan maka bentuk dukungan pemerintah

diantaranya telah dituangkan dalam pasal 31 ayat 1, 2, 3, 4, 5. Khusus

untuk dukungan pendanaan secara eksplisit dituangkan pada pasal 31

ayat 4 yang berbunyi

―Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya

20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk

memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional‖.

Pemerintah memegang peranan penting dalam peningkatan akses,

kualitas, dan relevansi pendidikan serta daya saing anak-anak

Indonesia, terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana sesuai

dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional

Pendidikan (SNP), pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

pada semua jenjang pendidikan serta pemberian beasiswa miskin

melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) sehingga keterjangkauan dan

jaminan untuk memperoleh layanan pendidikan dasar dan menengah

dapat terpenuhi. Selain itu pemerintah juga harus menjamin

ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional di

seluruh jenjang pendidikan dan seluruh satuan pendidikan, serta

mengurangi kesenjangan akses dan kualitas antar propinsi, kabupaten

dan kota serta daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Pemerintah daerah pun dituntut untuk berperan lebih daripada waktu

sebelumnya. Sebagian cukup besar penggunaan dana pendidikan dari

APBN berada dibawah kontrol Pemerintah Daerah. Pemanfaatan dana

Page 21: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

pendidikan yang berasal dari APBN dan APBD dapat diupayakan

semakin terkoordinasi, antara lain dengan mengkaitkan alokasi dana

Pemerintah dihubungkan dengan seberapa besar alokasi APBD daerah

bersangkutan.

Terbentuknya insan serta ekosistem kebudayaan yang berkarakter

dapat dimaknai sebagai:

a. Terwujudnya pemahaman mengenai pluralitas sosial dan

keberagaman budaya dalam masyarakat, yang diindikasikan oleh

kesediaan untuk membangun harmoni sosial, menumbuhkan

sikap toleransi, dan menjaga kesatuan dalam keanekaragaman;

b. Terbentuknya wawasan kebangsaan di kalangan anak-anak usia

sekolah yang diindikasikan oleh menguatnya nilai-nilai

nasionalisme dan rasa cinta tanah air;

c. Terwujudnya budaya dan aktivitas riset, budaya inovasi, budaya

produksi serta pengembangan ilmu dasar dan ilmu terapan yang

sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri untuk

mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;

d. Terwujudnya pelestarian warisan budaya baik bersifat benda

(tangible) maupun tak benda (intangible);

e. Terbentuknya karakter yang tangguh dengan melestarikan,

memperkukuh dan menerapkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia;

f. Tingginya apresiasi terhadap keragaman seni dan kreativitas

karya budaya, yang mendorong lahirnya insan kebudayaan yang

profesional yang lebih banyak;

g. Berkembangnya promosi dan diplomasi budaya.

Berlandaskan gotong-royong dapat dimaknai sebagai berikut:

Gotong-royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia.

Gotong- royong diakui sebagai kepribadian dan budaya bangsa yang

telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong-royong

Page 22: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan berarti banyak hal

yang dilakukan secara bersama oleh banyak pihak secara sadar,

sukarela, dan keinginan saling tolong menolong. Berlandaskan

gotong-royong akan memposisikan pembangunan pendidikan dan

kebudayaan sebagai sebuah gerakan. Gerakan yang dicirikan antara

lain oleh keterlibatan aktif masyarakat dan kepercayaan yang tinggi

terhadap lingkungan lembaga satuan pendidikan seperti sekolah.

2. Misi Direktorat Pembinaan SMA

Mengacu pada visi Kemdikbud 2019, misi Kemdikbud yang diembankan

kepada Direktorat Pembinaan SMA tahun 2015-2019 adalah:

Tabel 2. 2 Misi Kemdikbud 2019

Kode Misi

M1 Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan yang Kuat

M2 Mewujudkan Akses yang Meluas dan Merata

M3 Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu

M4 Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas

Birokrasi dan Pelibatan Publik

Misi Renstra Kemendikbud 2015-2019 dapat dimaknai sebagai berikut:

a. Mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat adalah

menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orangtua dan pemimpin

institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan; memberdayakan

pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan; serta

fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang mandiri dan

berkepribadian;

b. Mewujudkan akses yang meluas dan merata adalah mengoptimalkan

capaian wajib belajar 12 tahun; meningkatkan ketersediaan serta

Page 23: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang

terpinggirkan, serta bagi wilayahterdepan, terluar, dan tertinggal (3T);

c. Mewujudkan pembelajaran yang bermutu adalah meningkatkan mutu

pendidikan sesuai lingkup standar nasional pendidikan; serta fokus

kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu untuk

menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan

keberagaman, penguatan praktik baik dan inovasi;

d. Mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas

birokrasi dan pelibatan publik adalah dengan memaksimalkan

pelibatan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan yang

berbasis data, riset dan bukti lapangan; membantu penguatan kapasitas

tata kelola pada pendidikan di daerah, mengembangkan koordinasi

dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional serta mewujudkan

birokrasi Kemdikbud yang menjadi teladan dalam tata kelola yang

bersih, efektif dan efisien.

Misi Renstra dapat pula dijelaskan sebagai bagian dari revolusi mental.

Penerapannya terintegrasi pada pengelolaan pendidikan yang mencakup

tujuh jalan revolusi mental, yaitu:

a. Menerapkan paradigma pendidikan untuk membentuk manusia mandiri

dan berkepribadian;

b. Mengembangkan kurikulum berbasis karakter dengan mengadopsi

kearifan lokal serta vokasi yang beragam berdasarkan kebutuhan

geografis daerah serta bakat dan potensi anak;

c. Menciptakan proses belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk

menumbuhkan kemauan belajar dari dalam diri anak;

d. Memberi kepercayaan kepala sekolah dan guru untuk mengelola

suasana dan proses belajar yang kondusif agar anak nyaman belajar;

e. Memberdayakan orangtua untuk terlibat lebih aktif pada proses

Page 24: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

pembelajaran dan tumbuh kembang anak;

f. Membantu kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang melayani

warga sekolah;

g. Menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan diimbangi

pendampingan dan pengawasan yang efektif.

3. Tujuan Strategis Direktorat Pembinaan SMA

Rumusan tentang tujuan dan sasaran strategis

adalahbuntukbmenggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan

tercapainya visi. Tujuan strategis Kemendikbud tahun 2015-2019 yang

diembankan kepada Direktorat Pembinaan SMA adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 3 Tujuan Strategis

Kode Tujuan Strategis

T1 Peningkatan Kepastian Akses Pendidikan Menengah yang

Bermutu dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat

T2 Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Dasar dan

Menengah yang Berorientasi pada Pembentukan Karakter

T3 Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel

dengan Melibatkan Publik

Tujuan strategis ini untuk memenuhi hak dasar masyarakat/WNI, tanpa

memandang status sosial ekonomi dan budaya, ras, etnik, agama, gender,

ataupun faktor geografis, serta mendapatkan pendidikan yang berkualitas

agar tercapai kesejahteraan yang adil dan merata. Penjabaran tujuan

tersebut secara rinci sebagai berikut:

a. Peningkatan Kepastian Akses Pendidikan Menengah yang Bermutu dan

Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat

Peningkatan akses di semua jenjang pendidikan telah dilaksanakan

selama ini diseluruh wilayah Indonesia. Upaya peningkatan lebih lanjut

Page 25: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

akan dilakukan, mengingat masih ada ketidakmerataan tingkat akses

pendidikan antar provinsi, kabupaten dan kota. Perhatian lebih besar

dibanding era sebelumnya akan diberikan pula pada peningkatan akses

pendidikan anak berkebutuhan khusus. Meskipun upaya penuntasan

wajib belajar sembilan tahun telah dilaksanakan dan tuntas bagi 66,15%

dari keseluruhan kabupaten dan kota (340 dari 514 kabupaten dan kota),

peningkatan akses pendidikan dasar dan menengah untuk memenuhi

program wajib belajar dua belas tahun merupakan agenda yang harus

dipenuhi dalam lima tahun ke depan sebagaimana diamanatkan dalam

RPJMN 2015—2019. Seiring dengan hal ini, fokus peningkatan akses

untuk jenjang pendidikan menengah adalah peningkatan jaminan bagi

lulusan SMP/MTs untuk dapat melanjutkan ke pendidikan menengah.

Solusi atas kendala biaya dan jarak atau keterjangkauan antara lain

melalui pendirian sekolah menengah baru di setiap kecamatan yang

dikombinasikan dengan penyediaan biaya operasional pendidikan serta

bantuan khusus bagi siswa miskin dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Inovasi dalam penerapan sistem pembelajaran berbasis teknologi

informasi diperhatikan untuk mengakselerasi peningkatan akses

pendidikan menengah. Fokus peningkatan akses menengah dalam lima

tahun kedepan juga menitikberatkan pada peningkatan akses bagi anak

berkebutuhan kusus, pengembangan daerah 3T, dan memperhatikan

aspek gender.

b. Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah yang

Berorientasi pada Pembentukan Karakter

Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran pada semua jenjang

pendidikan dalam lima tahun ke depan difokuskan pada pembentukan

karakter siswa. Peningkatan mutu pembelajaran pendidikan dasar dan

menengah didukung oleh semakin banyak pelibatan siswa di kelas

secara interaktif, sehingga mendorong kreativitas siswa, daya kritis

dalam berpikir dan kemampuan analisis. Ditargetkan adanya

Page 26: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

peningkatan hasil yang signifikan dalam hasil tes nasional dan hasil tes

internasional. Sebagai contoh, hasil tes PISA siswa Indonesia

meningkat dalam periode lima tahun ke depan. Di samping tes yang

demikian itu, mengingat Indonesia sebagai negara maritim dan

kepulauan, pembentukan karakter bagi siswa menjadi hal yang utama

dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peningkatan mutu pada pendidikan dasar dan menengah berkaitan erat

dengan pengembangan dan penerapan kurikulum secara baik. Evaluasi

yang terus-menerus atas pelaksanaan Kurikulum 2006 dan Kurikulum

2013 diharapkan menghasilkan kurikulum yang lebih baik dan

diterapkan secara baik. Contoh aspek yang mutlak diperhatikan dalam

konteks ini adalah pendidikan karakter dan pendidikan kewargaan.

Pendidikan karakter dimaksudkan untuk membina budi pekerti,

membangun watak, dan mengembangkan kepribadian peserta didik.

Sementara itu, pendidikan kewargaan dimaksudkan untuk

meningkatkan wawasan kebangsaan di kalangan anak usia sekolah,

sehingga terbentuk pemahaman mengenai pluralitas sosial dan

keberagaman budaya dalam masyarakat, yang berdampak pada

kesediaan untuk membangun harmoni sosial, menumbuhkan sikap

toleransi, dan menjaga kesatuan dalam keanekaragaman.

c. Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel

Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan kinerja bertujuan

untuk menjaga agar, (a) mutu laporan keuangan tetap memperoleh opini

hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, dan (b) tingkat

pencapaian akuntabilitas pengelolaan kinerja dalam kategori B (baik),

yaitu dengan cara peningkatan efisiensi dan efektivitas perencanaan

dan pelaksanaan program kerja dan anggaran serta pengembangan

koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional.

Selain itu konsistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi akan terus

Page 27: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

dilakukan dan difokuskan pada kebijakan untuk mewujudkan birokrasi

Kemendikbud yang menjadi teladan dalam memberikan layanan prima,

mewujudkan tata kelola yang bersih, efektif dan efisien, Wilayah Bebas

Korupsi (WBK) dan transparansi dengan melibatkan publik dalam

seluruh aspek pengelolaan kebijakan berbasis data, riset, dan bukti

lapangan. Partisipasi pemerintah daerah dalam pendidikan akan dicapai

melalui penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM ditujukan

agar penyediaan sumber daya oleh pendidikan menjadi lebih fokus dan

bermutu. Diharapkan semakin banyak daerah yang telah memenuhi

SPM pendidikan sehingga penyediaan sumber daya oleh daerah

semakin berorientasi pada mutu layanan pendidikan.

Oleh karena itu perlu penguatan kapasitas tata kelola pada birokrasi

pendidikan di daerah. Penerapan penyediaan anggaran pendidikan

melalui APBN yang setiap tahunnya semakin meningkat melalui

mekanisme BOS, Program Indonesia Pintar (PIP), anggaran

pengembangan sarana prasarana melalui DAK akan diarahkan pada

ketersediaan sarana prasarana yang lengkap, baik dan mutu pendidikan

dalam rangka pemenuhan SPM pendidikan.

4. Indikator Kinerja Kunci Direktorat Pembinaan SMA

Untuk mengetahui ketercapaian masing-masing tujuan strategis yang telah

ditetapkan maka diperlukan sasaran strategis program yang harus dicapai

sampai tahun 2019 dari setiap tujuan strategis tersebut, sehingga menjadi

target yang harus dicapai dalam pembangunan pendidikan dasar dan

menengah selama 5 tahun kedepan. Pada setiap sasaran strategis

ditetapkan indikator kinerja program (IKP). Untuk mendukung IKP

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2015-2019

maka Direktorat Pembinaan SMA menetapkan Indikator Kinerja Kunci

(IKK) sebagai berikut:

a. Tujuan Strategis Peningkatan Kepastian Akses Pendidikan

Page 28: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Menengah yang Bermutu dan Relevan dengan Kebutuhan

Masyarakat.

Melalui tujuan strategis ini diharapkan dapat meningkatkan akses yang

meluas, merata, dan berkeadilan. Untuk mencapai tujuan ini dilakukan

upaya dengan mengoptimalkan program wajib belajar 12 tahun;

meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan,

khususnya bagi masyarakat yang berkebutuhan khusus dan masyarakat di

wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Beberapa sasaran

Indikator Kinerja Kunci untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Jumlah siswa SMA penerima BOS SM;

2) Jumlah RKB SMA yang dibangun;

3) Jumlah unit SMA baru yang dibangun;

4) Jumlah siswa SMA penerima bantuan melalui KIP;

5) Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa.

b. Tujuan Strategis Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan

Dasar dan Menengah yang Berorientasi pada Pembentukan

Karakter

Mewujudkan pembelajaran yang bermutu adalah meningkatkan mutu

pendidikan sesuai lingkup standar nasional pendidikan; serta

memfokuskan kebijakan berdasarkan percepatan peningkatan mutu

untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan

keberagaman, dan penguatan praktik baik dan inovatif. Untuk

melaksanakan tujuan strategis ini diperlukan beberapa sasaran program

sasaran Indikator Kinerja Kunci antara lain:

1) Pembangunan Prasarana Pembelajaran SMA;

2) Rehabilitasi Ruang Pembelajaran SMA;

3) Pengadaan Sarana Pembelajaran SMA;

Page 29: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

4) Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang ditetapkan oleh

pemerintah;

5) Jumlah bahan ajar SMA yang disusun;

6) Jumlah SMA yang menerapkan standar penilaian pendidikan;

7) Jumlah SMA Rujukan;

8) Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade, festival,

debat, dan unjuk prestasi tingkat nasional dan Internasional;

9) Jumlah Siswa SMA yang menerapkan pendidikan karakter.

c. Tujuan Strategis Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan

dan Akuntabel

Mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas

birokrasi dan pelibatan publik adalah dengan memaksimalkan

pelibatanpublik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan yang

berbasis data, riset, dan bukti lapangan; membantu penguatan

kapasitas tata kelola pada pendidikan di daerah, mengembangkan

koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional;

mewujudkan birokrasi Kemendikbud yang menjadi teladan dalam tata

kelola yang bersih, efektif, dan efisien. Performace atau kinerja

pengelola kegiatan menjadi sangat penting bagi terciptanya tata kelola

yang diinginkan tersebut. Selain perlunya kinerja yang baik, maka

ketercapaian tujuan strategis ini harus didukung oleh:

1) Jumlah layanan Sistem Pendataan dan Informasi Pendidikan SMA;

2) Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran

dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan SMA serta koordinasi

lintas sektoral bidang Pendidikan SMA;

3) Jumlah kerja sama dan kemitraan institusi/instansi dalam dan luar

Page 30: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

negeri.

5. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Direktorat Pembinaan

SMA

Berikut dijabarkan arah kebijakan dan strategi pencapaian sasaran strategis

Direktorat Pembinaan SMA tahun 2015-2019.

a. Meningkatnya ketersediaan layanan pendidikan SMA dicirikan dengan:

Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan memperluas dan

meningkatkan akses pendidikan menengah yang berkualitas untuk

mempercepat ketersediaan SDM terdidik untuk memenuhi kebutuhan

pasar kerja (Nawacita. 5): Peningkatan ketersediaan SMA di

kecamatan- kecamatan yang belum memiliki satuan pendidikan

menengah, melalui pembangunan USB, dan terutama penambahan

RKB, dan pembangunan SMP/MTs-SMA/MA satu atap.

b. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan SMA dicirikan

dengan:

Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan memperluas dan

meningkatkan akses pendidikan SMA yang berkualitas untuk

mempercepat ketersediaan SDM terdidik untuk memenuhi kebutuhan

pasar kerja (Nawacita. 5):

1) Pemberian dukungan bagi anak dari keluarga kurang mampu untuk

dapat mengikuti Program Indonesia Pintar pada pendidikan

menengah melalui Kartu Indonesia Pintar;

2) Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk menjamin

kemampuan sekolah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan

yang berkualitas;

c. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan SMA

dicirikan dengan:

1) Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan memperluas dan

Page 31: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

meningkatkan akses pendidikan SMA yang berkualitas untuk

mempercepat ketersediaan SDM terdidik untuk memenuhi kebutuhan

pasar kerja (Nawacita. 5), melalui:

a) Penguatan peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan

SMA yang berkualitas ;

b) Penilaian terhadap sekolah/madrasah swasta secara komprehensif

yang diikuti dengan intervensi untuk pengembangannya;

c) Penguatan kompetensi keahlian di SMA untuk bidangbidang

aplikatif seperti ekonomi, bisnis, komunikasi, dan bahasa, baik

bahasa Indonesia dan bahasa asing.

2) Memperkuat jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan pendidikan

(Nawacita. 5) melalui:

a) Penerapan SPM jenjang pendidikan menengah sebagai upaya

untuk mempersempit kesenjangan kualitas pelayanan pendidikan

antar satuan pendidikan dan antardaerah;

b) Penguatan proses akreditasi untuk satuan pendidikan negeri dan

swasta;

3) Memperkuat kurikulum dan pelaksanaannya (Nawacita. 5) melalui:

a) Penguatan kurikulum yang memberikan keterampilan abad ke 21;

b) Diversifikasi kurikulum agar siswa dapat berkembang secara

maksimal sesuai dengan potensi, minat, dan kecerdasan individu;

c) Penyiapan guru untuk mampu melaksanakan kurikulum secara baik;

d) Evaluasi pelaksanaan kurikulum secara ketat, komprehensif, dan

berkelanjutan;

e) Peningkatan peran serta guru untuk berpartisipasi aktif dalam

memberikan umpan balik pelaksanaan kurikulum di tingkat kelas;

f) Penguatan kerjasama antara guru, kepala sekolah, dan pengawas

Page 32: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

sekolah untuk mendukung efektivitas pembelajaran;

g) Pengembangan profesi berkelanjutan tentang praktek pembelajaran

di kelas untuk guru dan kepala sekolah;

h) Penyediaan dukungan materi pelatihan secara online untuk

membangun jaringan pertukaran materi pembelajaran dan penilaian

antar guru;

i) Peningkatan kualitas pembelajaran literasi, matematika, dan sains

sebagai kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan

keseharian dan dalam bermasyarakat, yang dilakukan secara

responsif gender; dan

j) Penguatan kurikulum tentang ketahanan diri seperti perilaku hidup

bersih dan sehat, kepedulian terhadap lingkungan, kesehatan

reproduksi, pengetahuan gizi seimbang, dan pendidikan jasmani

dengan tetap mengedepankan norma-norma yang dianut

masyarakat Indonesia, serta penguatan kurikulum tentang

kewirausahaan.

4) Memperkuat sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan

kredibel (Nawacita. 5) melalui:

a) Peningkatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif;

b) Peningkatan mutu, validitas, dan kredibilitas penilaian hasil belajar

siswa;

c) Penguatan mutu penilaian diagnostik dan peningkatan kompetensi

guru dalam bidang penilaian di tingkat kelas;

d) Pemanfaatan hasil penilaian siswa untuk peningkatan kualitas

pembelajaran secara berkesinambungan;

e) Pemanfaatan hasil ujian untuk pemantauan dan peningkatan mutu

pendidikan berkelanjutan;

Page 33: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

f) Penguatan lembaga penilaian pendidikan yang independen dan

kredibel; serta Pengembangan sumberdaya lembaga penilaian

pendidikan di pusat dan daerah.

5) Mengembangkan pendidikan kewargaan di sekolah (Nawacita. 8) untuk

menumbuhkan jiwa kebangsaan, memperkuat nilai-nilai toleransi,

menumbuhkan penghargaan pada keragaman sosial budaya, memperkuat

pemahaman mengenai hak-hak sipil dan kewargaan, serta tanggung jawab

sebagai warga negara yang baik (good citizen), melalui:

a) Penguatan pendidikan kewargaan yang terintegrasi ke dalam mata

pelajaran yang relevan yaitu: PKN, IPS (sejarah, geografi,

sosiologi/antropologi), bahasa Indonesia;

b) Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada

semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak,

dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan

karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran;

c) peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam pendidikan agama

untuk memantapkan pemahaman ajaran agama, menguatkan

internalisasi nilai-nilai agama, menumbuhkan pribadi yang berakhlak

mulia, serta menumbuhkan sikap dan perilaku beragama yang toleran

dan saling menghormati di antara pemeluk agama yang berbeda;

d) pembinaan siswa melalui kegiatan kerokhanian dalam rangka

pendalaman dan pengamalan ajaran agama di sekolah;

e) penyediaan media pembelajaran, termasuk untuk anak-anak

berkebutuhan khusus.

6) Meningkatkan pemasyarakatan budaya produksi (Nawacita. 8), melalui:

a) Peningkatan pemahaman bahwa konsumsi yang berlebihan

(excessive consumption) tidak baik;

b) Penyebaran pengetahuan teknik-teknik pembuatan barang dan jasa

Page 34: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

yang dapat dilakukan sendiri baik melalui jalur pendidikan maupun

melalui pemasyarakatan sehingga terbangun budaya swadesi

dengan sebutan populer Do It Yourself (DIY).

7) Meningkatkan iklim yang kondusif bagi inovasi (Nawacita. 8) melalui:

a) Pemberian penghargaan bagi temuan-temuan baru antara lain

dengan penegakan hak kekayaan intelektual dan berbagai

penghargaan sosial lainnya;

b) Peningkatan pemahaman masyarakat atas sifat acak dari setiap

kejadian (randomness nature of event) agar terbangun kemampuan

mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak terduga termasuk

efek negatifnya (calculated risk) yang pada akhirnya meningkatkan

daya kreasi.

c) Penyediaan ruang publik yang mendorong kreatifitas dan yang

memfasilitasi perwujudan ide kreatif antara lain ke dalam bentuk

barang, audio, visual, grafis, dan koreografi.

d. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan SMA

dicirikan dengan:

Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan memperluas dan

meningkatkan akses pendidikan SMA yang berkualitas untuk

mempercepat ketersediaan SDM terdidik untuk memenuhi kebutuhan

pasar kerja (Nawacita. 5), melalui: Penyediaan layanan khusus

pendidikan menengah terutama untuk memberi akses bagi anak yang

tidak bisa mengikuti pendidikan reguler.

e. Meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan

SMA dicirikan dengan:

Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan memperluas dan

meningkatkan akses pendidikan SMA yang berkualitas untuk

mempercepat ketersediaan SDM terdidik untuk memenuhi kebutuhan

Page 35: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

pasar kerja (Nawacita. 5), melalui:

1) Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya

pendidikan menengah untuk mendorong kemauan orangtua

menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi.

2) Pemberian insentif baik finansial maupun non-finansial untuk

mendorong industri dalam penyediaan fasilitas magang.

f. Meningkatkan Keakuratan layanan pendataan dan akuntabiltas tata

kelola pendidikan SMA dicirikan dengan:

Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan memperluas dan

meningkatkan akses pendidikan SMA yang berkualitas untuk

mempercepat ketersediaan SDM terdidik untuk memenuhi kebutuhan

pasar kerja (Nawacita. 5), melalui:

1) Penegakan aturan dalam pemberian izin pembukaan

sekolah/madrasah baru.

2) Penguatan kerjasama pemerintah dan swasta dengan mengatur

secara jelas kontribusi pemerintah dalam membantu

sekolah/madrasah swasta dan akuntabilitas sekolah/madrasah

swasta dalam penggunaan bantuan pemerintah;

3) Memperkuat jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan

pendidikan (Nawacita. 5), melalui: Peningkatan kapasitas

pemerintah kabupaten/kota dan satuan pendidikan untuk

mempercepat pemenuhan SPM.

Meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru, (Nawacita. 5),

melalui:

1) Penegakan aturan dalam pengangkatan guru oleh pemerintah

kabupaten/kota maupun oleh sekolah/madrasah berdasarkan kriteria

mutu yang ketat dan kebutuhan aktual di kabupaten/kota;

2) Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki rasio

Page 36: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

guru-murid dan memaksimalkan beban mengajar termasuk melalui

multigrade dan/atau multisubject teaching;

Membangun Transparansi dan Akuntabiltas Kinerja Pemerintahan

(Nawacita. 2), melalui Penerapan e-government untuk mendukung

bisnis proses pemerintahan dan pembangunan yang sederhana, efisien

dan transparan, dan terintegrasi.

B. Rencana Kinerja Tahunan

Mengacu pada Renstra Direktorat Pembinaan SMA tahun 2015-2019, Direktorat

Pembinaan SMA tahun 2015-2019 berusaha untuk mencapai tujuan strategis dan

sasaran kegiatan yang telah ditetapkan melalui pelaksanaan program, kegiatan, dan

Output pada setiap tahun. Adapun sasaran kegiatan Direktorat Pembinaan SMA

tahun 2015-2019, terdapat 3 sasaran kegiatan yang didukung oleh 17 IKK. Rencana

kinerja tahunan Pembinaan SMA tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 2. 4.

Tabel 2. 4 Rencana Kinerja Tahunan

Sasaran

Kegiata

n

Indikator Kinerja

Target 2018

Target Kinerja Anggaran (dalam

rupiah)

SK

3.1

Tercapainya Perluasan dan

Pemerataan Akses Pendidikan SMA

Bermutu, Berkesetaraan Jender, dan

Relevan dengan Kebutuhan

Masyarakat, di Semua Kabupaten

dan Kota

1,864,085,752,000

IKK

3.2

Jumlah RKB SMA yang

dibangun 1,624 Ruang 409,395,890,000

IKK

3.3

Jumlah unit SMA baru yang

dibangun 18 Unit 61,815,116,000

IKK

3.4

Pembangunan Prasarana

Pembelajaran SMA 1,627 Ruang 404,238,739,000

IKK

3.5

Rehabilitasi Ruang

Pembelajaran SMA 2,600 Paket 179,568,835,000

IKK

3.6

Pengadaan Sarana

Pembelajaran SMA 2,152 Paket 494,877,877,000

IKK

3.7

Jumlah SMA yang

menerapkan kurikulum yang

ditetapkan oleh pemerintah

8,012 Sekolah 16,358,035,000

Page 37: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Sasaran

Kegiata

n

Indikator Kinerja

Target 2018

Target Kinerja Anggaran (dalam

rupiah)

IKK

3.8

Jumlah bahan ajar SMA

yang disusun 19 Modul 2,878,210,000

IKK

3.9

Jumlah SMA yang

menerapkan Manajemen

Berbasis Sekolah

(MBS)

3,137 Sekolah 25,989,424,000

IKK

3.10 Jumlah SMA Rujukan 650 Sekolah 106,348,105,000

IKK

3.11

Jumlah SMA yang

melakukan pembelajaran

kewirausahaan

204 Sekolah 22,278,500,000

IKK

3.12

Jumlah siswa SMA yang

mengikuti lomba/olimpiade,

festival, debat, dan unjuk

prestasi tingkat nasional dan

Internasional

3,346 Siswa 85,424,578,000

IKK

3.13

Jumlah siswa SMA yang

memperoleh beasiswa 2,895 Siswa 10,577,040,000

IKK

3.14

Jumlah Siswa SMA yang

menerapkan pendidikan

karakter

5,000 Siswa 44,335,403,000

SK

3.2

Tersedianya bantuan pendidikan

bagi siswa SMA dari keluarga miskin

1,196,188,175,000

IKK

3.15

Jumlah siswa SMA

penerima bantuan melalui

KIP

1,367,559 Siswa 1,196,188,175,000

SK

3.3

Menguatnya tata kelola dan sistem

pengendalian manajemen di

Direktorat SMA

164,362,306,000

IKK

3.16

Jumlah Satker yang

Mendapat Dukungan

Manajemen dan

Layanan Teknis SMA

35 Satker 72,300,141,000

Dekonsentrasi 92,062,165,000

Jumlah 3,224,636,233,000

C. Penetapan Kinerja

Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas telah merumuskan Penetapan Kinerja

yang ditandatangani oleh Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas dengan

Page 38: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Direktur Jenderal Pendidikan Menengah pada Bulan Januari 2018. Penetapan kinerja

dilakukan sebagai bentuk perjanjian kerja dalam rangka upaya untuk memfokuskan

pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

agar dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Pelaksanaan program dan kegiatan tersebut, selain akan berorientasi kepada hasil,

juga senantiasa memperhatikan proses pelaksanaannya.

Penetapan kinerja juga dimaknai sebagai kesiapan dan kesanggupan pelaksana

program dan kegiatan kepada instansi atasan yang melakukan supervisi dan evaluasi

terhadap kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan tersebut

yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun sesuai dengan rencana strategis.

Rencana Kerja Dan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2018.

Untuk mencapai target IKK tahun 2018 yang telah ditetapkan, maka Direktorat

Pembinaan SMA telah menyusun program-program pembangunan pendidikan SMA.

Program tersebut kemudian dilaksanakan oleh setiap Sub Direktorat sesuai dengan

Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi).

Berikut ini adalah program-program Direktorat Pembinaan SMA per Sub

Direktorat.

1. Sub Direktorat Program Dan Evaluasi

a. Layanan Manajemen Program

Output ini bertujuan untuk menyusun dokumen perencanaan dan

penganggaran program Direktorat Pembinaan SMA. Proses penyusunan

perencanaan program pembangunan pendidikan SMA dilaksanakan lintas

sektoral. Dalam penyusunan perencanaan dan pengganggaran tersebut,

Direktorat Pembinaan SMA melakukan beberapa proses tahapan yang harus

berkoordinasi dengan unit kerja lain di lingkungan Kemdikbud maupun

dengan Instansi/Kementerian lainnya, diantaranya: Bappenas, Kementerian

Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan.

Penyusunan perencanaan program tersebut juga dilaksanakan secara

berkesinambungan. Pada tahun 2018 ini, Subdirektorat Program dan

Evaluasi harus menyusun rencana pelaksanaan anggaran di tahun berjalan dan

menyusun perencanaan program di tahun mendatang. Untuk mendukung hal

Page 39: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

tersebut, maka diperlukan data dan informasi yang tepat dan akurat agar

program yang disusun dapat terlaksana dengan efektif, efisien, dan tepat

sasaran. Untuk itu, maka dalam output layanan manajemen program ini juga

ditunjang oleh kegiatan pengelolaan data dan informasi yang ditujukan untuk

mendukung proses penyusunan program. Berdasarkan hal tersebut maka

dibutuhkan beberapa kegiatan untuk mendukung hal tersebut. Berikut ini

adalah kegiatan yang dipersiapkan untuk mendukung output Layanan

Manajemen Program.

1) Penyusunan Program dan Anggaran

Dalam penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran diperlukan beberapa

tahapan. Dokumen perencanaan yang harus dipersiapkan meliputi dokumen

perencanaan di tahun 2018 dan di tahun 2019, baik pusat maupun deerah

(dekonsentrasi). Untuk mendukung setiap tahapan dalam proses penyusunan

perencanaan, maka dipersiapkan beberapa kegiatan untuk mendukung hal

tersebut. Adapun kegiatan dalam penyusunan program dan anggaran adalah:

a) Penajaman Rencana Strategis Direktorat SMA 2015 - 2019;

b) Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Tahun 2018 (pusat);

c) Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Program SMA tingkat

Provinsi Tahun 2018

d) Penyusunan Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2018;

e) Koordinasi Pelaksanaan Program Direktorat Pembinaan SMA;

f) Penyusunan Program dan Anggaran Tahun 2019 ;

g) Desiminasi Program SMA Tahun 2018;

h) Review Juknis Bantuan Direktorat Pembinaan SMA 2018.

2) Pengelolaan Data dan Informasi

Dalam penyusunan program tentunya harus didukung oleh data dan

informasi yang valid dan akurat. Dengan data dan informasi yang baik,

diharapkan dapat dihasilkan program yang efektif, efisien, dan tepat

sasaran. Berdasarkan hal tersebut, maka data dan informasi merupakan

sesuatu yang cukup penting dalam proses penyusunan perencanaan program

maupun anggaran.

Page 40: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat tersusun data dan informasi

individual persekolahan SMA di seluruh Indonesia. Data dan informasi ini

juga dibutuhkan untuk pemetaan kondisi pendidikan SMA di seluruh

Indonesia. Berdsarkan hal tersebut, maka data dan informasi tersebut sangat

dibutuhkan sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan, program, dan

anggaran Direktorat Pembinaan SMA. Selain itu, kegiatan ini juga

ditujukan untuk memberikan layanan informasi pendidikan SMA kepada

masyarakat maupun instansi lain yang membutuhkan data dan informasi

persekolahan SMA.

Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid dan akurat, maka

dibutuhkan suatu pengelolaan terhadap data dan informasi

persekolahan SMA. Dalam pelaksanaan pengelolaan data dan informasi

tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA mempersiapkan beberapa

rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mendukung terwuudnya hal

tersebut, yakni:

a) Workshop Peningkatan Kualitas Data SMA 2018;

b) Pengolahan dan pemutakhiran data pokok SMA;

c) Pengelolaan portal dan database SMA;

d) Penyajian data pokok SMA 2018;

e) Penyusunan lokus bantuan Direktorat Pembinaan SMA 2018 dan 2019;

f) Penyusunan Buku Statistik dan Bantuan Pemerintah SMA 2019;

b. Layanan Manajemen Evaluasi

Keberhasilan suatu program akan sangat bergantung dari kualitas

perencanaan dan pengawasan. Oleh sebab itu untuk memenuhi target tata

kelola, akuntabilitas dan citra publik pengelolaan pendidikan, kegiatan

monitoring dan evaluasi program perlu dilaksanakan. Terkait dengan

pelaksanaan evaluasi, maka Subdirektorat Program dan Evaluasi

memprsiapkan 3 kegiatan utama untuk menunjang proses tersebut. Berikut ini

adalah kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mendukung terwujudnya

manajemen evaluasi program.

1) Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

Page 41: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Ruang lingkup pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini meliputi program-

program yang dilakukan di tingkat pusat (direktorat Pembinaan SMA); di

tingkat provinsi (dinas pendidikan) sebagai pelaksana teknis dana

dekonsentrasi, dan sekolah. Proses monitoring dan evaluasi dilaksanakan

terhadap pelaksanaan anggaran maupun program yang terkait dengan

Direktorat Pembinaan SMA.

Monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan anggaran ditujukan untuk

mewujudkan akuntabilitas dan tata kelola yang efektif serta efisien. Kegiatan

monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran dilaksanakan

Page 42: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

setiap bulan. Monitoring dan evaluasi tersebut dilaksanakan untuk melihat

perkembangan pelaksanaan anggaran setiap subdirektorat di lingkungan

Direktorat Pembinaan SMA maupun pengelola dana dekonsentrasi di 34

provinsi. Selain itu, melalui proses monitoring diharapkan seluruh kendala

maupun hambatan dalam proses pelaksanaan anggaran dapat diselesaikan

sehingga setiap program dapat terlaksana dengan baik. Sedangkan evaluasi

program, dilaksanakan untuk melihat hasil yang dicapai oleh setiap program.

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program difokuskan pada program-

program prioritas pembangunan SMA, seperti: BOS, PIP, Pembangunan

Sarana dan Prasarana, dan implementasi pembelajaran. Melalui proses

tersebut, diharapkan dapat teridentifikasi capaian program-program tersebut.

Melalui monitoring dan evaluasi tersebut diharapkan dapat terangkum

seluruh proses pelaksanaan program dan anggaran. Selain itu, seluruh kendala

ataupun hambatan yang diperoleh dalam proses monitoring dan ketercapaian

program yang diperoleh dari hasil evaluasi, diharapkan dapat terjaring

berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan

kebijakan dan program kedepan.

Untuk mendukung hal tersebut, maka Subdirektorat Program dan Evaluasi

mempersiapkan beberapa kegiatan pendukung dalam pelaksanaan output

pemantauan dan evaluasi, sebagai berikut:

a) Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi (laporan daya serap bulanan);

b) Pemantauan Dana Dekonsentrasi Tahun 2018;

c) Pemantauan Dana Bantuan Pemerintah Dit. Psma Th 2017 dan 2018;

d) Pelaksanaan Evaluasi Pencapaian Hasil Program SMA Tingkat Provinsi

e) Sosialisasi aplikasi emonev;

f) Penyusunan Lakip;

Page 43: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

g) Tindak lanjut pemeriksaan;

h) Koordinasi Program Direkorat Pembinaan SMA;

i) Koordinasi pelaksanaan bantuan Direktorat Pembinaan SMA;

2) Pelayanan Kerjasama antar Lembaga

Tertuang dalam visi Kemdikbud yaitu terbentuknya insan serta ekosistem

pendidikan yang berkarakter yang berlandaskan gotong royong. Gotong

royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Gotong royong

diakui sebagai kepribadian dan budaya bangsa yang telah berakar kuat dalam

kehidupan masyarakat. Gotong royong dalam pembangunan pendidikan dan

kebudayaan berarti banyak hal yang dilakukan secara bersama oleh banyak

pihak secara sadar, sukarela, dan keinginan saling tolong menolong.

Semangat gotong royong akan memposisikan pembangunan pendidikan dan

kebudayaan sebagai sebuah gerakan. Gerakan yang dicirikan antara lain oleh

keterlibatan aktif masyarakat dan kepercayaan yang tinggi terhadap

lingkungan lembaga satuan pendidikan seperti sekolah.

Terdapat tujuh elemen ekosistem pendidikan yang menjadi target renstra

Kemdikbud dimana menitikberatkan kepada pentingnya kerjasama dalam

membangun pendidikan baik antar pelaku ekosistem di internal pemerintahan

maupun dengan pelaku ekosistem lain. Oleh karena itu Direktorat

Pembinaan SMA sebagai bagian dari subsitem Kemdikbud yang khusus

membina pendidikan SMA perlu melihat pentingnya kerja sama dengan

elemen lain. Maka dalam implementasinya, Direktorat PSMA telah

menyusun program dan anggaran untuk Program Kerjasama dan Sinergi

Antar Lembaga untuk pengembangan dan pembinaan SMA yang lingkupnya

dalam dan luar negeri. Kegiatan Kerjasama dan sinergi antar lembaga

bertujuan sebagai berikut: (1) Mengindentifikasi bentuk kerjasama dan

sinergi antar lembaga dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA; (2)

Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan dan akan dilakukan oleh Direktorat

Pembinaan SMA; (3) Penyusunan pedoman kerjasama dan sinergi antar

lembaga; (4) Sosialisasi kerjasama dan sinergi antar lembaga yang telah

dilakukan Direktorat Pembinaan SMA; dan (5) Mengevaluasi kerjasama dan

sinergi antar lembaga yang telah dilakukan Direktorat Pembinaan SMA.

Page 44: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka disusunlah beberapa kegiatan

kerjasama dan sinergi antar lembaga, sebagai berikut :

a) Kajian Naskah Akademik Pembinaan dan Pengembangan SMA b) Workshop Penguatan Kerjasama antara SMA dengan Instansi lainnya

c) Kerjasama dengan Instansi Lainnya

d) Penyusunan buku informasi Dit. PSMA Tahun 2018

3) Pelayanan BOS dan DAK

Program BOS SMA adalah bantuan yang diberikan kepada sekolah negeri

dan swasta untuk membantu pembiayaan kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan usaha sekolah dalam meningkatkan mutu dan akses

pendidikan. Besar bantuan dana BOS diperhitungkan dari jumlah siswa,

yaitu Rp.1.400.000,-/ siswa/tahun. Jumlah dana BOS menjangkau hampir

100% dari total siswa SMA di seluruh Indonesia. Tahun 2018 merupakan

tahun kedua dalam pelaksanaan mekanisme dalam proses penyaluran BOS

SMA. Sejalan dengan implementai UU 23 Tahun 2014 dimana kewenangan

SMA menjadi tanggungjawab Provinsi, dana BOS SMA untuk SMA negeri

tidak lagi disalurkan dalam bentuk hibah tetapi dalam bentuk Belanja

Langsung. Hal tersebut merupakan suatu hal berbeda dari tahun sebelumnya.

Untuk itu, maka dibutuhkan koordinasi diantara Direktorat Pembinaan SMA

dengan Dinas Pendidikan Provinsi terkait dengan pelaksanaan program BOS

SMA Tahun 2018.

Pada Tahun 2018, Pemerintah juga kembali mengalokasikan Dana Alokasi

Khusus (DAK) untuk jenjang SMA. DAK SMA difokuskan pada

peningkatan sarana dan prasarana SMA di seluruh Indonesia. Adapun menu

DAK untuk Tahun 2018 ini meliputi DAK Reguler berupa : Rehabilitasi,

Pembangunan Ruang Kelas Baru, Pembangunan Lab.IPA, Pembangunan

jamban, Pengadaan Peralatan Pendidikan (Peralatan IPA), sarana PJOK,

media pendidikan dan rehabilitasi jamban serta DAK Afirmasi untuk

pembangunan asrama siswa dan rumah dinas guru.

Kedua program tersebut merupakan termasuk program prioritas

pembangunan pendidikan SMA. Agar program-program tersebut dapat

terlaksana dengan baik, maka perlu dilaksanakan koordinasi yang baik antara

Page 45: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Direktorat Pembinaan SMA dengan Dinas Pendidikan Provinsi. Berdasarkan

hal tersebut, Subdirektorat Program dan Evaluasi telah mempersiapkan

beberapa kegiatan pendukung yakni:

a) Penyusunan Juknis BOS SMA

b) Pengolahan Data BOS SMA

c) Diseminasi Program SMA Tingkat Provinsi

d) Workshop Koordinasi Pelaksanaan BOS 2018

e) Workshop Pengelolaan DAK Fisik SMA Tahun 2018

f) Workshop Evaluasi DAK Fisik SMA Tahun 2018 Semester 1

g) Workshop Evaluasi DAK Fisik SMA Tahun 2018 Semester 2

2. Sub Direktorat Kurikulum

a. Sekolah yang dibina menjadi sekolah rujukan.

Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 di sebutkan bahwa sistem

pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen

pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan

kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan

pendidikan secara terencana terarah, dan berkesinambungan. Berdasarkan hal

tersebut, maka program pembangunan pendidikan SMA juga diupayakan

untuk dapat mewujudkan pemerataan kualitas layanan pendidikan SMA. Salah

satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui pembinaan SMA

menjadi sekolah rujukan.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan standar minimal layananan

penyelenggaraan pendidikan yang harus dipenuhi oleh sekolah.SNP yang

terdiri dari standar isi, standar proses, standar penilaian, standar kelulusan,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pembiayaan, dan standar pengelolaan, ditetapkan untuk mengatasi

kesenjangan mutu pendidikan serta sebagai acuan dalam mencapai standar

yang telah ditetapkan pada setiap jenjang pendidikan. Untuk

mengimplementasikan hal tersebut Kementerian Pendidikan Kebudayaan

melalui Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah telah meprogramkan sekolah yang menerapkan pemenuhan

Standar Nasional Pendidikan. Sasaran penerapan program ini adalah sekolah-

sekolah yang berada di 34 Propinsi dan 514 kabupaten/kota yang akan

Page 46: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

dijadikan sebagai Sekolah Rujukan. Sekolah Rujukan adalah sebagai sekolah

referensi untuk sekolah-sekolah sekitar di wilayahnya. Sekolah Rujukan ini

juga sebagai laboratorium sekolah dalam penerapan kebijakan-kebijakan

pendidikan dan diharapkan hasil implementasi berbagai macam kebijakan

pendidikan pada Sekolah Rujukan akan menunjukan hasil yang baik,

terutama dalam mutu pendidikan secara umum. Sekolah Rujukan ini

merupakan tindak lanjut dari program peningkatan mutu sebelumnya yang

pernah dirintis oleh direktorat PSMA, seperti program Sekolah Standar

Nasional (SSN), Sekolah Kategori Mandiri (SKM), Sekolah Pusat Sumber

Belajar (PSB), dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Direktorat Pembinaan SMA sebagai direktorat teknis berkewajiban untuk

menyusun dan menyiapkan perangkat yang mendukung kegiatan dalam

penyiapan Sekolah Rujukan pada tingkat satuan pendidikan menengah

(SMA). Program Sekolah Rujukan mulai dilaksanakan tahun 2016 dengan

jumlah sekolah sebanyak 614 SMA. Tahun 2018 sasaran sebanyak 650 SMA.

Sekolah yang dipilih untuk menjadi Sekolah Rujukan merupakan sekolah yang

diusulkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dengan mempertimbangkan

beberapa indikator, diantaranya adalah: pelaksana kurikulum 2013,

berakreditasi A; memiliki ekosistem pendidikan yang kondusif;

mengembangkan budaya mutu; melaksanakan program penumbuhan budi

pekerti; menjadi pusat keunggulan; dan lokasi yang strategis, mudah

dijangkau dan aman. Sekolah yang dipilih untuk menjadi Sekolah Rujukan

akan mendapatkan bantuan sebesar Rp.150.000.000,-.

Dalam pelaksanaan program-program tersebut telah disusun serangkaian

kegiatan yang ditujukan untuk mendukung pelaksanaan program Sekolah

Rujukan, yakni:

1) Verifikasi sekolah calon SMA rujukan

2) Bimbingan Teknis Bantuan Pemerintah SMA Rujukan

3) Penyaluran Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah SMA Rujukan

4) Koordinasi Implementasi Program SMA Rujukan tahun 2018

5) Penyaluran Bantuan Pemerintah SMA Rujukan

6) Supervisi Bantuan Pemerintah SMA Rujukan

b. Sekolah yang mendapatkan pembinaan Manajemen Berbasis Sekolah

Page 47: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

(MBS)

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah manajemen yang diyakini akan

memberikan dampak positip bagi sekolah dalam peningkatan mutu

pendidikan. MBS memberikan ruang bagi kepala sekolah dalam menetukan

arah tujuan sekolah yang dipimpinnya karena MBS bertujuan untuk

memandirikan dan memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan

(otonomi) kepala sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan

pengambilan keputusan.

Program kegiatan MBS termasuk dalam pengelolaan pembelajaran dan

penilaian. Sekolah diberikan kewenangan untuk meningkatkan proses

pembelajaran dan penilaian sesuai dengan kondisi sekolah. Namun sekolah

tetap mengacu pada panduan yang telah dipersiapkan dalam pengaturan

pembelajaran dan penilaian tersebut. Untuk itu Direktorat PSMA menyiapkan

kegiatan penyusuan panduan pembelajaran dan penilaian yang terdiri dari

1. Workshop review dan pengembangan naskah pembelajaran dan

penilaian,

2. Pembahasan dan penyempurnaan naskah pembelajaran

dan penilaian,

3. Editing dan finalisasi pengembangan naskah pembelajaran dan

penilaian.

Selain kegiatan tersebut juga dipersiapkan kegiatan bimbingan teknis dan

supervisi yang yang terdiri dari

1. ToT tim fasilitator pembinaan di SMA pasca evaluasi hasil belajar

(EHB),

2. Pelaksanaan pembinaan SMA pasca EHB,

3. Pelaksanaan pendampingan pasca EHB,

4. ToT penyiapan penyelenggaraan ujian sekolah di SMA

5. Workshop pembinaan penyiapan penyelenggaraan US

6. Workshop tim pengembang pembelajaran dan penilaian higher order

thinking skills (HOTS)

7. ToT tim fasilitator SMA pelaksana gerakan literasi sekolah (GLS)

8. Workshop pembinaan SMA pelaksana GLS

9. Pelaksanaan supervisi ujian nasional (UN)

Page 48: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Namun untuk kegiatan ToT pembinaan penyiapan penyelenggaraan ujian

sekolah, Workshop Pembinaan Penyiapan Penyelenggaraan Ujian Sekolah,

ToT Tim Fasilitator SMA Pelaksana GLS dan Workshop Pembinaan SMA

Pelaksana GLS direvisi menjadi kegiatan:

1. Workshop pengelola Sistem Kredit Semester (SKS)

2. Workshop Pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)

3. Workshop Peningkatan Mutu Penyelenggaraan dan Pengembangan Soal

USBN

4. Bimbingan Teknis Implementasi E-Raport

Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan penyusunan naskah pembelajaran

dan penilaian adalah 25 naskah. Naskah-naskah tersebut akan dibahas dan

disempurnakan dalam 2 kali kegiatan. Selanjutnya ke-25 naskah tersebut

akan di edit dan difinalkan.

Workshop Pengelolaan Kredit Semester adalah kegiatan lanjutan tahun 2017

yang membahas pelaksanaan sekolah-sekolah yang telah melaksanakan

sistem kredit semester. Pada workshop ini diharapkan akan didapatkan

kesepakatan bentuk implementasi model SKS yang sesuai dengan

kondisi/karateristik sekolah. Kegiatan ini akan melibatkan 150 orang dari

sekolah pelaksana SKS.

Workshop Pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri adalah workshop

yang terkait dengan pelaksanaan SKS. Unit kegiatan belajar mandiri adalah

bentuk modul bagi siswa yang sekolah pelaksana SKS. UKBM ini masih

perlu mendapatkan masukan dari peserta workshop untuk mendapatkan

bentuk yang sesuai dengan perkembangan kecepatan belajar siswa.

Workshop Peningkatan Mutu Penyelenggaran dan Pengembangan Soal

USBN adalah dalam upaya untuk memandirikan sekolah dalam penyusunan

soal-soal ujian sekolah yang sesuai dengan standar soal yang telah ditetapkan.

Untuk memaksimalkan manfaat kemajuan teknologi, maka hasil penilaianpun

perlu disiapkan dalam bentuk elektronik. E-rapor adalah solusinya. Untuk itu

bimbingan teknis implementasi E-raport diprogramkan bagi sekolah rujukan

dan beberapa sekolah lain yang telah siap dalam implementasi e_rapor.

Sementara itu untuk kegiatan ToT Penyiapan Penyelenggaran Ujian Sekolah

di SMA akan melibatkan 100 orang narasumber pembahas. Untuk

pelaksanaan workshop Pembinaan Penyiapan Penyelenggaran Ujian sekolah

Page 49: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

akan melibatkan 480 orang guru dari sekolah rujukan yang akan dilaksanakan

di 5 region. (Jakarta, Bogor, Surabaya, dan Makasar). Workshop Tim

Pengembang Pembelajaran dan penilaian HOTS melibatkan 100 orang

narasumber pembahas yang merupakan guru mata pelajaran dan dilaksanakan

dalam 2 kali pertemuan. Kegiatan Supervisi ujian sekolah akan dilaksanakan

pada saat ujian sekolah/ujian sekolah berstandar nasional berlangsung yang

akan dilaksanakan di 102 lokasi di 34 propinsi.

c. Sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

Kurikulum merupakan perangkat pembelajaran yang akan mengarahkan

tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, kurikulum terus menerus disesuaikan

dengan kebutuhan zaman. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan

Kurikulum 2006 yang telah didisesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran

abad 21. Kurikulum 2013 juga merupakan jawaban dari permasalahan

kurikulum sebelumnya dan juga bertujuan untuk mendorong pseserta didik

agar memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi,

bertanya, bernalar, dan berkomunikasi, misalnya mengkomunikasikan apa

yang diperoleh atau diketahui siswa dalam menerima materi pembelajaran.

Penerapan Kurikulum nasional 2013 sudah dilaksanakan sejak tahun

2013/2014 secara bertahap. Pada Tahun 2018 ini direncanakan seluruh

sekolah (SMA) menerapkan Kurikulum 2013. Sasaran sekolah yang akan

menerapkan kurikulum 2013 adalah 4220 SMA, yang merupakan sisa dari

target sasaran secara keseluruhan.

Dalam pembinaan pelaksanaan Kurikulum 2013, tidak hanya dilakukan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah pada masing- masing

direktorat teknis, namun juga menjadi tanggung jawab Lembaga Penjaminan

Mutu Pendidikan yang tersebar di 34 propinsi. Selain itu Dinas Pendidikan

Propinsi sebagai perpanjangan tangan pelaksanaan kebijakan pusat juga

mempunyai tanggung jawab yang sama dalam pelaksanaan kurikulum 2013.

Mengingat penyiapan instruktur untuk pelatihan K-13 pada tahun 2018

dilaksanakan oleh direktorat teknis, maka beberapa kegiatan dalam output ini

perlu direvisi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan kegiatan. Untuk itu

kegiatan yang direvisi adalah penyusunan panduan, bahan, dan materi

Page 50: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

pendampingan implementasi kurikulum 2013 dan Workshop Pengembangan

Sistem Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Dalam Jaringan (daring), yang

berubah menjadi seperti berikut:

a. Penyusunan Bahan

Penyusunan Panduan, Bahan, Materi Pendampingan implementasi

Kurikulum 2013 dan penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis

penyegaran instruktur propinsi (IP) K-13 yang akan melibatkan 200

orang dan dilaksanakan dalam 2 kali.

b. Koordinasi Pelaksanaan

Workshop Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanan Pelatihan Kurikulum

2013 dengan LPMP merupakan kegiatan sosialisasi dan persamaan

persepsi tentang pelaksanaan kurikulum di SMA serta koordinasi dalam

pembagian tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kurikulum

2013 di sekolah-sekolah sasaran dan kegiatan ini juga melibatkan Dinas

Propinsi bidang SMA. Koordinasi ini akan dilaksanakan dalam 2 kali

pertemuan.

c. Pelaksanaan Kurikulum 2013

Pada kegiatan ini terdiri dari beberapa sub kegiatan dalam pelaksanan

Kurikulum 2013, yaitu

1. Pendampingan Penyelenggaran Pelatihan K-13 (Instruktur

Kab/Kota dan guru sasaran) akan dilaksanakan dalam 2 kali

kegiatan.

2. Workshop Pembinaan Kurikulum SMA bagi Pengawas dan Guru

Bimbingan Konseling (BK) yang akan melibatkan 102 orang dan

dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

3. Sosialisasi/Seminar Kurikulum (Uji publik) yang akan melibatkan

100 orang dan dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan

4. Workshop Penyiapan Video Feature, e-modul, dan Video

Pembelajaran dilaksanakan dalam 2 kali kegiatan

5. Workshop pembahasan dan penyempurnaan aplikasi e- modul,video

dan skrip feature yang akan dilaksanakan dlam 2 kali kegiatan

6. Editing dan Finalisasi E-Modul, Video Pembelajaran dan Skrip

Features

7. Bimbingan Teknis Penyegaran Instruktur Provinsi

Page 51: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

8. Penggandaan dan Pengiriman Serifikat/Ijazah Sekolah Menengah

Atas sebanyak 1.582.320 lembar.

d. Sekolah yang mendapatkan program keterampilan dan

kewirausahaan

Lulusan SMA dipersiapkan untuk meneruskan ke jenjang yang lebih

tinggi, yaitu perguruan tinggi. Namun kenyaaannya msih banyak (sekitar

30-40%) lulusan SMA yang tidak melanjutkan pendidikannya ke

perguruan tinggi. Ada berbagai alasan mengapa para lulusan tersebut

tidak melanjutkan pendidikannya. Hal ini disebakan antara lain (alasan

umumnya) adalah tingginya biaya pendidikan di pergurauan tinggi. Oleh

karena itu, perlu diprogramkan keterampilan bagi para siswa SMA agar

setelah mereka lulus dari SMA memiliki keterampilan/memiliki sertifikat

keahlian.

Dalam upaya mewujudkan kemandirian peserta didik, Direktorat

pembinaan SMA memberikan perhatian terhadap peningkatan kualitas

pembelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMA. Pembelajaran

kewirausahaan pada dasarnya merupakan suatu pembelajaran tentang

nilai (value), kemampuan (ability), dan perilaku (attitude) dalam

menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai

resiko yang dihadapi.

Program kewirausahaan merupakan salah satu jawaban bagi pendidikan

SMA untuk mengenal konsep kewirausahaan, latihan mengembangkan

usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha, menumbuhkan

minat berwirausaha, dan mengembangkan potensi berwirausaha.

Kewirausahan dalam ranah pendidikan tidak hanya dikembangkan untuk

menghasilkan manusia terampil tetapi juga inspiratif, pragmatis.

Pengembangan pendidikan kewirausahaan dilaksanakan secara

terprogram dan sistematis melalui kurikulum dan pembelajaran dan

dilaksanakan secara terbuka, eksploratif, dan meminimalkan

pembelajaran yang bersifat simulasi. Oleh karena itu, program

Kewirausahaan SMA harus menjadi alternatif dalam mempersiapkan

lulusan yang mampu menerapkan dan mnegelola peluang usaha serta

Page 52: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat.

Direktorat Pembinaan SMA sebagai direktorat teknis berkewajiban untuk

menyusun dan menyiapkan bahan-bahan yang terkait kegiatan

kewirausahaan pada satuan pendidikan menengah (SMA), sepert

pedoman/naskah panduan. Disamping itu juga memberikan bimbingan

teknis dalam pelaksanaan program kewirausahaan di sekolah.

Pada Tahun 2018 ini program kegiatan Kewirausahaan di SMA

dilaksanakan dalam bentuk bimbingan Teknis Bantuan pemerintah dan

dan Bimbingan teknis Pengelolaan program Kewirausahaan serta

penyaluran bantuan pemerintah. Sasaran dari masing – masing kegiatan

tersebut adalah 204 orang dari 204 sekolah pelaksana kewirausahaan

yang dilaksanakan sebanyak 2 angkatan. Adapun sekolah pelaksana

kewirausahaan adalah sekolah-sekolah yang dalam tiga tahun berturut-

turut lulusannya lebih dari 50 % tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Bimbingan Teknis Bantuan Pemerintah program Kewirausahaan

sebanyak 204 sekolah adalah kegiatan penandatangan MoU pemberian

bantuan antara Direktorat PSMA dan SMA Program Kewirausahaan.

Jumlah pesertanya adalah 204 orang kepala SMA Program

Kewirausahaan. Bimbingan Teknis Pengelolaan SMA Program

Kewirausahaan adalah bimbingan dalam pengelolaan SMA

Kewirausahaan baik pengelolaan secara program maupun keuangan.

Peserta Bimtek adalah wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum atau

Guru yang diangkat sebagai Penjab Kewirausahaan sebanyak 204 orang.

Penyaluran Bantuan Pemerintah SMA Program Kewirausahaan adalah

kegiatan penyaluran bantuan setelah kepala SMA Program

Kewirausahaan menandatangi MoU bantuan pemerintah pada saat bimtek

bantuan pemerintah.

3. Sub Direktorat Kelembagaan Sarana Dan Prasarana

a. Unit Sekolah Baru (USB)

Unit Sekolah Baru adalah bantuan pembangunan unit gedung baru untuk

penyelenggaraan sekolah SMA negeri maupun swasta yang diberikan kepada

provinsi ataupun yayasan dalam rangka memperluas akses dan pemerataan

Page 53: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

layanan pendidikan SMA. Pembangunan Unit Sekolah Baru bertujuan untuk

meningkatkan Angka Partisipasi Pendidikan SMA. Oleh karena itu, Bantuan ini

difokuskan bagi daerah-daerah yang memiliki Angka Partisipasi Pendidikan

(APK) rendah.

Bantuan ini juga ditujukan bagi daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki atau

kekurangan fasilitas pendidikan SMA. Selain itu, bantuan ini juga ditujukan bagi

daerah atau wilayah perbatasan Republik Indonesia yang memerlukan layanan

pendidikan SMA. Melalui program pembangunan USB diharapkan dapat

memperluas ketersediaan layanan pendidikan SMA, khususnya di daerah

terpencil.

Pada tahun 2018 ini, alokasi anggaran untuk Program Unit Sekolah Baru adalah

sebesar Rp. 61.855.449.000,- dengan sasaran 18 unit. Bantuan pembangunan

Unit Sekolah Baru untuk penyelenggaraan sekolah SMA yang diberikan kepada

Provinsi dalam rangka memperluas akses dan pemerataan layanan pendidikan

SMA. Untuk itu, Provinsi diharapkan dapat mengajukan usulan dalam bentuk

proposal dengan persyaratan minimal: Status Sertifikat/dalam proses BPN;

Ketersediaan lahan +/- 7 hektar; Kondisi Lahan siap bangun; Ada dukungan SMP

sederajat disekitar lokasi. Lokasi yang diprioritaskan untuk mendapatkan

bantuan ini adalah kecamatan-kecamatan yang belum tersedia layanan

pendidikan SMA/sederajat.

Untuk mendukung pelaksanaan program bantuan USB ini, maka dilaksanakan

beberapa kegiatan pendukung, yakni:

1) Penyusunan Panduan;

2) Verifikasi Sekolah Calon Penerima Bantuan;

3) Bimbingan Teknis Bantuan USB;

4) Penyaluran Bantuan

b. Ruang Kelas Baru (RKB) yang dibangun

Program Ruang Kelas Baru adalah bantuan pembangunan ruang kelas yang

diberikan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan daya tampung sekolah.

Program ini juga ditujukan untuk meningkatkan akses layanan pendidikan SMA.

Dengan meningkatnya kapasitas ruang belajar yang ada, diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan sekolah dalam menampung siswa yang mendaftar.

Selain itu, bantuan ini juga ditujukan untuk meningatkan kualitas pembelajaran,

Page 54: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

khususnya pada sekolah-sekolah dengan kondisi jumlah rombongan belajar

lebih banyak dari ruang kelas yang dimiliki sehingga harus menyelenggarakan

pendidikan secara double shift maupun menggunakan ruangan lain yang tidak

sesuai dengan standar yang sudh ditetapkan.

Pada tahun 2018, Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran sebesar

Rp.375.421.720.000,- untuk membangun 1.624 RKB. Secara umum, sasaran

RKB difokuskan pada daerah-daerah yang memiliki APK rendah atau Kab/Kota

yang memiliki APK di bawah APK Nasional. Secara khusus, program ini

ditujukan pada sekolah dengan kondisi: Jumlah pendaftar lebih banyak dari

jumlah yang diterima; Rombongan Belajar lebih banyak daripada Ruang Kelas

yang ada; Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan SMA dengan mekanisme

double shift; dan masih tersedia lahan untuk pembangunan.

Untuk mendukung pelaksanaan program RKB tersebut, maka akan dilaksanakan

beberapa kegiatan pendukung sebagai berikut:

1) Penyusunan Panduan RKB;

2) Bimbingan Teknis Bantuan RKB;

3) Penyaluran Bantuan RKB.

c. Ruang Belajar yang direhabilitasi.

Berdasarkan Aplikasi Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah

(Dapodikdasmen) yang diakses pada Bulan Januari 2018, teridentifkasi

sebanyak 16.088 ruang belajar yang mengalami kerusakan, yang terdiri dari 13.813

ruang dengan kondisi rusak sedang dan 2.275 ruang yang mengalami rusak berat.

Hal tersebut menunjukan bahwa cukup banyak siswa yang saat ini belajar

didalam ruang belajar yang rusak. Kondisi tersebut tentunya membuat proses

belajar mengajar menjadi kurang kondusif. Selain itu, faktor keselamatan juga

menjadi patut menjadi perhatian karena sebagian besar aktifitas siswa disekolah

berada di ruang belajar tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan

anggaran sebesar Rp.129.088.700.000,-. Untuk merehabilitasi 2.500 ruang

belajar yang rusak sedang maupun berat. Jumlah tersebut memang masih jauh

dari total kebutuhan ruang belajar yang harus direhabilitasi. Berdasarkan hal

tersebut, maka proses pelaksanaan program rehabilitasi harus dilaksanakan

secara lebih selektif agar bantuan dapat diberikan kepada sekolah yang sangat

Page 55: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

membutuhkan rehabilitasi ruang belajarnya. Untuk itu, maka telah dipersiaapkan

kegiatan pendukung, yakni:

1) Penyusunan Panduan Rehabilitasi;

2) Bimbingan Teknis Bantuan Rehabilitasi;

3) Penyaluran Bantuan Rehabilitasi.

Page 56: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

d. Sekolah yang direnovasi

Program Sekolah yang di renovasi ini adalah bantuan yang diberikan kepada

sekolah untuk melakukan revitalisasi terhadap bangunan sekolah yang ada.

Bantuan ini diharakan dapat membantu sekolah untuk memperbaiki tampilan

bangunan sekolah agar terlihat lebih bagus. Selain itu, bantuan ini juga ditujukan

untuk sekolah-sekolah yang menjadi icon dari suatu daerah sehingga dapat

meningkatkan citra pelayanan pendidikan SMA di daerah tersebut. Berdasarkan

hal tersebut, maka bantuan ini diprioritaskan pada sekolah yang sudah berusia

diatas 20 Tahun.

Untuk melaksanakan program tersebut, telah dialokasikan anggaran sebesar

Rp.75.646.955.000,- dengan sasaran sebanyak 100 sekolah. Sekolah diharapkan

dapat memberikan proposal ke Direktorat Pembinaan SMA untuk dilakukan

review dan dinilai kelayakannya. Untuk itu, maka dipersiapkan kegiatan-

kegiatan pendukung dalam pelaksanaan penyaluran bantuan, yakni:

1) Penyusunan Panduan;

2) Verifikasi Penerima Bantuan;

3) Bimbingan Teknis Bantuan Rehabilitasi;

4) Penyaluran Bantuan Rehabilitasi.

e. Ruang perpustakaan yang dibangun

Layanan pendidikan SMA ditujukan untuk mempersiapkan siswa dalam

melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk itu,

maka layanan pendidikan SMA harus mempersiapkan siswanya dengan

kemampuan akademik yang baik sebagai bekal dalam melanjutkan ke

Pendidikan Tinggi. Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan

akademik tersebut adalah dengan mendorong minat baca siswa. Berdasarkan hal

tersebut, maka perpustakaan merupakan suatu fasilitas penting untuk

mewujudkan hal tersebut.

Pada tahun 2018 ini, Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran

sebesar Rp.224.062.100.000 untuk membangun sebanyak 750 ruang

perpustakaan di sekolah. Dalam pelaksanaan penyaluran bantuan, juga telah

dipersiapkan beberapa kegiatan pendukung agar bantuan dapat disalurkan

dengan tepat sasaran. Berikut ini adalah kegiatan pendukung dalam penyaluran

bantuan ruang perpustakaan.

Page 57: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

1) Review Panduan Bantuan Perpustakaan;

2) Bimbingan Teknis Bantuan Perpustakaan;

3) Penyaluran Bantuan Perpustakaan;

4) Supervisi penerima Bantuan Perpustakaan

f. Ruang Laboratorium yang dibangun

Berdasarkan Aplikasi Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah

(Dapodikdasmen) yang diakses pada Bulan Januari 2018, teridentifkasi

sebanyak 4.591 SMA belum memiliki ruang laboratorium komputer. Ruang

laboratorium komputer dirasakan cukup penting mengingat kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi yang juga semakin pesat.

Ruang laboratorium memiliki peranan cukup penting dalam proses belajar

mengajar, dimana hal tersebut dirasakan akan lebih efektif apabila dapat

diperagakan secara langsung. Berdasarkan hal tersebut, maka Direktorat

Pembinaan SMA telah mengalokasikan anggaran sebesar

Rp.156.229.310..000,- untuk pembangunan 656 ruang laboratorium beserta

peralatannya. Untuk mendukung proses penyaluran bantuan pembangunan

laboratorium, maka telah dipersiapkan beberapa kegiatan pendukung, yakni:

1) Penyusunan Panduan Bantuan Laboratorium;

2) Verifikasi Penerima Bantuan Laboratorium

3) Bimbingan Teknis Bantuan Laboratorium;

4) Penyaluran Bantuan Perpustakaan.

g. Ruang penunjang lainnya yang dibangun

Standar sarana dan prasarana SMA menjelaskan bahwa ketersediaan fasilitas

dasar pada jenjang pendidikan SMA berupa ruang belajar (ruang kelas,

perpustakaan, laboratorium fisika/kimia/biologi dan lain-lain), perlu disertai

dengan kesiapan fasilitas pendukung seperti taman, tempat parkir, lapangan olah

raga, kantin, toilet siswa, tempat ibadah dan lain-lain.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 Tahun 2007 tentang standar sarana

dan prasarana SMA dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.24 Tahun 2008

tentang pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung menjadi payung

hukum dalam upaya penataan fasilitas pendukung seperti taman, kantin sekolah,

dan toilet siswa. Berbagai pertimbangan dan latar belakang diatas menjadi dasar

Page 58: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

perlunya upaya kegiatan ruang penunjang lainnya penataan kantin, toilet, dan

taman sekolah oleh Direktorat Pembinaan SMA. Program ini di jalankan dengan

mengedepankan identifikasi dari desain yang inovatif, kreatif, efisien dan

terintegrasi terhadap lingkungan sekolah secara keseluruhan.

Pada tahun 2018 ini, Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran

sebesar Rp.25.751.990.000 untuk membangun sebanyak 221 ruang penunjang di

sekolah.

Dalam pelaksanaan program ini, maka dipersiapkan kegiatan pendukung, yakni:

1) Bimbingan Teknis Bantuan;

2) Penyaluran Bantuan.

h. Sekolah yang mendapatkan peralatan pendidikan

Era globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi Informasi dan

komunikasi (TIK) mengharuskan pendidikan untuk dapat menyesuaikan

kompetensi lulusannya dengan tuntutan tersebut. Untuk meningkatkan daya

saing lulusan SMA, maka metode pembelajaran berbasis TIK dapat

dilaksanakan oleh seluruh SMA. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka

diperlukan sarana pendidikan berupa peralatan TIK yang cukup untuk

mendukung proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan

anggaran sebesar Rp.512.724.012.000,- untuk pengadaan 2.152 Paket peralatan

TIK untuk SMA diseluruh Indonesia. Cukup besarnya sasaran tersebut,

dibutuhkan beberapa kegiatan pendukung agar proses pengadaan alat TIK ini

dapat terlaksana dengan baik. Adapun kegiatan pendukung tersebut adalah:

1) Penyusunan Panduan Bantuan Alat TIK;

2) Bimbingan Teknis Bantuan Alat TIK;

3) Penyaluran Bantuan Alat TIK;

4) Supervisi penerima Bantuan Alat TIK.

i. Sekolah yang mendapatkan pembinaan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS).

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

mengamanatkan bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional secara

bertahap, terencana, dan terukur. Oleh karena itu, Pemerintahan melakukan

Page 59: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

akreditasi terhadap seluruh sekolah. Pasal 60 tentang Akreditasi dinyatakan

bahwa, ayat (1) akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan

satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap

jenjang dan jenis pendidikan; dan ayat (2) akreditasi terhadap program dan

satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai

bentuk akuntabilitas publik. Lembaga mandiri yang berwenang untuk

melaksanakan akreditasi tesebut adalah Bandan Akreditasi Nasional

Sekolah/Madrasah (BAN S/M)

Akreditasi sekolah merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap

kelayakan program dan satuan pendidikan, yang diwujudkan dengan adanya

sertifikasi yang dikeluarkan oleh BAN S/M. Penggunaan instrumen akreditasi

yang komprehensif dikembangkan berdasarkan standar yang mengacu pada

Standar Nasional Pendidikan (SNP). Hal ini didasarkan pada Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (juncto Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013) yang memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan.

Seperti dinyatakan pada pasal 1 ayat (1) bahwa SNP adalah kriteria minimal

tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Oleh sebab itu, SNP harus dijadikan standar mutu guna memetakan

secara utuh profil kualitas sekolah.

Mengingat pentingnya akreditasi dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka

hasil akreditasi perlu ditindaklanjuti oleh masing- masing direktorat teknis

terkait. Program tindaklanjut lebih di fokuskan kepada sekolah-sekolah yang

nilai akreditasinya masih belum memadai. Oleh karena itu. Sasaran program

adalah sekolah yang harus akreditasi C atau TT (tidak terakreditasi). Sementara

itu, untuk sekolah sekolah yang belum terakreditasi juga perlu diberikan

perlakuan/bimbingan teknis untuk persiapan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas akan melaksanakan Kegiatan

Pembinaan dan peningkatan mutu kelembagaan SMA melalui beberapa

kegiatan, yakni:

a. Penyusunan Naskah Kelembagaan;

b. Supervisi Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)

c. Profile MBS

d. Supervisi Penerima Bantuan Akreditasi

Page 60: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

e. Penyusunan Naskah Sanitasi

f. Bimtek Sanitasi Sekolah

4. Sub Direktorat Peserta Didik

a. Sekolah yang menerapkan karakter Bangsa.

Pendidikan Karakter Bangsa yang bertujuan untuk mengaktualisasikan peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu mengaplikasikan

sikap kerjasama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan bangsa, jujur, peduli,

berfikir kritis, positif, dll. Melalui hal tersebut diharapkan dapat membangun jiwa

kepemimpinan dikalangan generasi muda. Hal tersebut perlu ditanamkan pada

generasi muda untuk mencegah berbagai potensi ancaman terhadap bangsa,

diantaranya: disintegrasi bangsa, konflik, narkoba, hedonisme, dll.

Sekolah merupakan instrumen penting dalam pembentukan karakter bangsa,

mengingat sekolah merupakan suatu media dalam pembinaan generasi muda.

Pembelajaran di sekolah merupakan sarana yang diraskan cukup efektif dalam

menanamkan nilai-nilai yang akan membentuk generasi penerus. Berdasarkan hal

tersebut, Direktorat Pembinaan SMA mengalokasikan anggaran sebesar

Rp.24,903,138,000,- dengan sasaran 5.000 siswa mendapatkan pembinaan

karakter bangsa. Selain pelaksanaan program pembinaan peserta didik, dalam

program ini juga dialokasikan untuk bantuan pembinaan siswa kepada sekolah.

Dari total anggaran tersebut terdapat bantuan pendidikan untuk sekolah dengan

total alokasi anggaran sebesar Rp.7.000.000.000,-.Untuk mendukung hal

tersebut, maka dipersiapkan rangkaian kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan Panduan;

2) Bimbingan Teknis;

3) Pelaksanaan Kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar;

4) Pelaksanaan Pramuka Tingkat Provinsi;

5) Kegiatan Pramuka Tingkat Nasional;

6) ToT Pembina Pramuka Tingkat Nasional;

7) Desiminasi Program Peserta Didik SMA 2018;

8) Seleksi peserta dan LO Sislac;

9) Pembinaan dan Pembekalan Sislac, Ihsaf, AYL, Jenesys dan SYC

Page 61: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

10) Finalisasi SOP Peserta Didik;

11) Sarasehan membangun karakter cinta damai

12) Pemberian Bantuan Program Pendidikan Karakter;

Page 62: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

b. Siswa yang mendapatkan Program Indonesia Pintar (PIP)

Sebagai usaha untuk menekan angka putus sekolah siswa SMA, Direktorat

Pembinaan SMA memberikan bantuan berupa dana kepada siswa untuk

memenuhi biaya pribadinya melalui program Program Indonesia Pintar (PIP).

Biaya pribadi peserta didik melipui: pembelian seragam, pembelian buku dan alat

tulis, transportasi ke sekolah, uang saku, dll. Dengan bantuan PIP ini diharapkan

dapat mengurangi resiko siswa miskin dari putus sekolah karena kesulitan

ekonomi. Melalui program ini juga diharapkan dapat memberikan kesempatan

yang sama (equal opportunity) kepada siswa miskin agar dapat tetap bersekolah.

Program PIP merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan yang menjadi

prioritas dari pemerintah. Saat ini upaya untuk pengentasan kemiskinan

diintegrasikan sehingga PIP ini menjadi bagian dari upaya pemerintah tersebut

bersama dengan program kementerian lain, yakni: Program Indonesia Sehat dan

Program Indonesia Sejahtera. Untuk mendukung keterlaksanaan program

tersebut, maka telah dipersiapkan rangkaian kegiatan pendukung, yakni:

1) Penyusunan Petunjuk Teknis;

2) Verifikasi Calon Penerima Bantuan;

3) Bimbingan Tekis berupa Workshop Koordinasi PIP dan pelaksanaan desiminasi

tingkat provinsi;

4) Penyaluran Bantuan;

5) Supervisi penerima bantuan berupa pelaksanaan supervisi, monitoring

percepatan PIP, dan roadshow penyerahan KIP Yatim Piatu.

c. Siswa yang mendapatkan Beasiswa Bakat dan Berprestasi.

Sebagai bentuk penghargaan atas bakat dan prestasi, Direktorat

Pembinaan SMA akan memberikan beasiswa bakat dan prestasi kepada siswa-

siswi yang layak menerima beasiswa tersebut. Beasiswa ini akan diberikan

kepada siswa-siswi pemenang Olimpiade Sains Nasional,

Page 63: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional, dan Festival Lomba Seni Siswa

Nasional. Selain itu, beasiswa ini juga diberikan kepada siswa yang berhasil

membawa pulang medali pada olimpiade tingkat internasional.

Beasiswa bakat dan prestasi ini merupakan suatu bentuk apresiasi atas prestasi

yang dimiliki siswa. Melalui beasiswa ini diharapkan siswa dapat

mengembangkan bakat dan prestasi yang dimiliki sehingga dapat berguna bagi

bangsa. Dalam pelaksanaan program ini, telah dipersiapkan beberapa kegiatan

pendukung, yakni:

1) Verifikasi Calon Penerima Beasiswa;

2) Penyaluran Beasiswa Bakat dan Prestasi.

d. Siswa yang mengikuti lomba, festival.

Salah satu kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan SMA adalah

mendorong minat siswa dalam bentuk lomba di bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, olah raga, penelitian, debat bahasa indonesia, debat bahasa inggris,

kewirausahaan dan lomba apresiasi budaya. Kegiatan ini bertujuan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan akademik siswa dan membentuk karakter

siswa yang bersikap sportif, jujur, berprestasi, menumbuhkan kecerdasan

estetika termasuk juga dibidang budaya dan kewirausahaan. Kegiatan Lomba,

Festival yang dilaksanakan pada tahun 2018 adalah :

1) Olimpiade Sains Nasional (OSN)

Salah satu kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan adalah

mendorong minat siswa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Usaha

mendorong minat tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan Olimpiade 9

bidang pengetahuan sains, yaitu: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi,

Informatika, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, dan Geografi. Lomba-lomba

tersebut dilaksanakan secara berjenjang dari mulai tingkat sekolah,

kabupaten/kota, provinsi, nasional.

Mekanisme secara berjenjang tersebut juga sekaligus menjadi alat seleksi

untuk mewakili Indonesia di olimpiade internasional. Indonesia direncanakan

akan mengirim siswa dari hasil seleksi dan pembinaan pemenang OSN 2018

untuk mengikuti berbagai event internasional yang akan diselenggarakan

sepanjang tahun 2018.

Page 64: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Pada tahun 2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan target

kepada Direktorat Pembinaan SMA untuk meningkatkan prestasi siswa

Indonesia di semua event Olimpiade Internasional dengan raihan medali emas.

Untuk mencapai target raihan emas pada olimpiade internasional, maka akan

diteruskan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi terkemuka di

Indonesia dalam bentuk program pembinaan khusus (training centre),

sebelum siswa mengikuti olimpiade internasional.

2) Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN);

Selain meningkatkan intelektualitas, pendidikan juga harus dapat

menciptakan jiwa yang bersikap sportif, jujur, berprestasi, serta mempererat

persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka

Direktorat Pembinaan SMA melaksanakan kegiatan olahraga pendidikan

melalui O2SN. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

semangat berolaharaga di kalangan siswa SMA. Kegiatan ini bertujuan untuk

membangun fisik yang sehat, kuat dan membentuk karakter siswa. Kegiatan

seleksi ini akan dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat kabupaten/kota,

provinsi, dan pusat. Pada Tahun 2018, O2SN akan mempertandingkan 5 Cabang

Olahraga, yakni: Atletik, Renang, Bulutangkis, Karate, dan Pencak Silat.

Kegiatan O2SN ini akan melibatkan 544 siswa SMA diseluruh Indonesia.

3) Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional

Indonesia dikenal dunia internasional salah satunya adalah karena kekayaan

seni dan budayanya. Seni dan budaya Indonesia menjadi warisan bangsa

yang harus tetap dijaga dan dikembangkan. Berdasarkan hal tersebut, maka

Direktorat Pembinaan SMA pada tahun 2018 ini akan melaksanakan Festival

dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang akan melibatkan 646 siswa

SMA diseluruh Indonesia. Untuk menjaring siswa terbaik yang mewakili

provinsinya, maka seleksi FLS2N akan dilaksanakan secara berjenjang mulai

dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional.

Pada Tahun 2018 ini, kegiatan FLS2N akan mempertandingkan 7 lomba,

yakni: desain poster, kriya, vokal solo, gitar solo, tari kreasi berpasangan,

baca puisi, dan teater monolog. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat

Page 65: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

menumbuhkembangkan jiwa seni dikalangan siswa SMA. Selain itu,

kegiatan ini juga menjadi wahana bagi siswa untuk mengapresiasikan bakat

seni yang ada.

4) Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI);

Kegiatan Olimpiade Penelitian dilaksanakan dalam rangka

menumbuhkembangkan semangat penelitian dikalangan siswa SMA. Hal ini

menjadi penting mengingat pendidikan SMA ditujukan untuk

mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang Pendidikan Tinggi. Untuk

itu, semangat penelitian perlu untuk dikembangkan dalam rangka

meningkatkan kemampuan akademik siswa.

Mekanisme pelaksanaan OPSI dilaksanakan sesuai dengan kaidah dalam

penelitian. Setiap siswa dapat mendaftarkan dan mengirimkan proposal

secara online. Kemudian proposal yang terkumpul diunggah dan dinilai oleh

Tim Penilai. Penelitian yang memenuhi syarat kemudian akan diseleksi lebih

lanjut untuk ditentukan pemenangnya. Acara puncak dari Gelar Pameran dan

Presentasi Finalis OPSI akan dilaksanakan di Kota Semarang, Jawa Tengah

pada 15 s.d. 20 Oktober 2018. Kegiatan tersebut akan melibatkan 100 siswa

SMA diseluruh Indonesia.

5) Lomba Debat Bahas Indonesia Dan Bahasa Inggris Tingkat Nasional

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemikiran analitik siswa dalam

mengemukan dan mempertahankan pendapat, membangun rasa percaya diri,

serta menumbuh sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan

pendapat. Ajang debat ini akan membicarakan isu-isu hangat mengenai

perkembangan kondisi nasional maupun internasional yang terjadi. Lomba

Debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ini akan dilaksanakan secara

berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat.

Kegiatan lomba debat pada tingkat pusat akan dilaksanakan di Bengkulu

pada tanggal 5 s.d. 12 Agustus 2018.

6) FIKSI (Festival dan Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia)

Dalam rangka menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan, maka Direktorat

Page 66: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Pembinaan SMA akan melaksanakan Lomba Kewirausahaan bagi siswa SMA.

Selain itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk memberikan wahana bagi siswa

yang memiliki jiwa kewirausahaan untuk mengapresiasikan dalam lomba

ini. Kegiatan lomba kewirausahaan ini akan mempertandingkan 6 bidang,

yakni: boga, fashion, desain grafis, games, dan craft/kerajinan. Kegiatan ini

akan dilaksanakan di Yogyakarta, D I Yogyakarta pada tanggal 1 s.d. 6

Oktober 2018, dengan peserta 150 siswa.

e. Sekolah yang menerapkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sekolah dan peserta

didik tentang lingkungan yang sehat. Kegiatan sosialisai ini sekaligus

penilaian dari lomba sekolah sehat tingkat nasional yang bekerja sama antar

lembaga kementerian. Hal ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mandiri. Salah satu usaha

yang dilakukan dan terus dikembangkan adalah Usaha Kesehatan Sekolah

atau yang disebut dengan UKS. Program UKS pada semua jenis dan tingkat

pendidikan, baik Sekolah Negeri maupun Swasta, khusus pengembangan

UKS tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) penyelenggaraannya bersama-

sama dengan lembaga pendidikan mulai tingkat daerah sampai tingkat pusat.

Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga sekolah

menjadi tempat yang dapat meningkatkan kesehatan peserta didik.

Penyelenggaraan program kesehatan sekolah sebagai upaya untuk mencapai

tujuan pengembangan kemampuan hidup, sebagai syarat utama tercapainya

kesehatan yang optimal, dan selanjutnya menghasilkan tenaga kerja yang

berkualitas. Peningkatan kualitas manusia Indonesia memerlukan berbagai

upaya yang di antaranya melalui upaya pendidikan dan kesehatan baik di

sekolah maupun luar sekolah. Pendidikan kesehatan memiliki berbagai

tujuan, yaitu memiliki pengetahuan tentang isu kesehatan, memiliki nilai dan

sikap positif terhadap prinsip hidup sehat, memiliki keterampilan dalam

pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan, memiliki kebiasaan

Page 67: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

hidup sehat, mampu menularkan perilaku hidup sehat, peserta didik tumbuh

kembang secara harmonis, menerpakan prinsip- prinsip pencegahan

penyakit, memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar, memiliki

kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal. Sebagai tempat yang baik

tumbuh dan kembangnya generasi penerus, maka sekolah perlu

memerhatikan hal-hal yang mendukung dalam proses perkembangan dan

pertumbuhan, baik di sekolah maupun di lingkungan hidupnya, sehingga

mereka dapat tumbuh secara harmonis, efisien, dan optimal, maka perlu di

ciptakan lingkungan yang sehat dan memupuk kebiasaan hidup sehat.

Kegiatan sosialisai Sekolah yang melaksanakan Program Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) akan di laksanakan di beberapa provinsi.

5. Subbagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha memiliki tugas-tugas yang berkaitan dengan persuratan,

kepegawaian, dan urusan kerumahtanggaan dalam lingkungan Direktorat

pembinaan SMA. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh

Sub Bagian Tata usaha :

a. Layanan Dukungan Manajemen Eselon 1

Layanan dukungan Eselon I termasuk Layanan Umum, Pelayanan Umum dan

Perlengkapan, dan pengelolaan keuangan

1. Layanan Umum dan Tata usaha

Pelayanan Tata Laksana terdiri dari :

1. Bimbingan teknis Prosedur Operasional Standar.

Dalam rangka memenuhi reformasi birokrasi yang menyangkut tugas

dan fungsi organisasi, serta memenuhi standar pelayanan publik perlu

adanya Standar Operasional Prosedur (SOP). Mekanisme kegiatan

meliputi penyusunan dengan melibatkan Subdirektorat, Subbagian Tata

Usaha, Sekretariat Ditjen Dikdasmen, Biro Hukum dan Organisasi.

2. Pelayanan Hubungan Masyarakat ( Pameran/Visualisasi )

Dalam rangka memenuhi keterbukaan publik, Direktorat Pembinaan

SMA berperan aktif mengikuti Acara Pameran seperti Pameran Hari

Pendidikan Nasional, Pemeran Hari Guru dan Pameran Pusbangtendik

bekerja sama dengan Sekretariat Dikdasmen. Dalam pameran tersebut

Page 68: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Direktorat Pembinaan SMA menampilkan hasil-hasil kegiatan meliputi

buku pedoman, buku Olimpiade , CD Pembelajaran, informasi publik

dan diberikan kepada pengunjung Pameran.

2. Pelayanan Umum dan Perlengkapan

Salah satu tugas dan fungsi Sub bagian Tata usaha adalah memberikan

layanan dalam pemenuhan data kepegawaian dan pengembangan Sumber

Daya Manusia.

Kegiatan kegiatan tersebut di tuangkan dalam :

1. Bimbingan Teknis Administrasi Pengelolaan Barang Milik Negara

Menindaklanjuti Permendikbud Nomor 60 Tahun 2015 tentang

Pelaksanaan Kewenangan Pengelolaan Barang, perlu dilakukan

Sosialisasi dengan tujuan dapat terpahami mekanisme tata cara

penetapan status penggunaan BMN, penjualan, hibah dan pemusnahan

bongkaran, serta penghapusan BMN. Peserta Bimtek adalah pegawai

pada Subdirektorat, Subbagian. Narasumber Sekretariat Direktorat

Jenderal Dikdasmen, Biro Umum Kemdikbud.

2. Pembinaan Capacity Pegawai

Sumber Daya Manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam

suatu organisasi. Agar tujuan organisasi tercapai dibutuhkan dorongan,

motivasi untuk mencapai visi dan misi organisasi. Untuk Itu Direktorat

Pembinaan SMA menyelenggarakan Capacity Building yang bertujuan

meningkatkan dan menumbuhkan kebersamaan para pegawai dalam

mencapai visi dan misi Direktorat Pembinaan SMA. Peserta

adalah seluruh pegawai di lingkungan Kantor Direktorat Pembinaan

SMA.

3. Bimbingan Teknis Administrasi Pengelolaan Persuratan dan Kearsipan.

Menindaklanjuti Permendikbud Nomor 74 Tahun 2015 tentang Tata

Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dan Permendikbud Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Arsip

dan Dokumentasi, dipandang perlu dilakukan Bimbingan Teknis kepada

Tenaga Administrasi Umum pada Subdirektorat dan Subbagian. Tujuan

Bimtek ini diharapkan dapat terpahaminya mekanisme prosedur tata

naskah dinas persuratan meliputi Jenis Naskah, pengamanan dan

penyampaian, pencatuman alamat, pemberian nomor, tanggal dan kode

Page 69: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

naskah. Untuk Pengelolaan Arsip meliputi arsip aktif, Inaktif, arsip Fital,

arsip Audiofisual, arsip elektronik serta masa retensi arsip dan

penyusutan arsip.

4. Pelatihan Bahasa Inggris

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa

inggris secara aktif dan pasif melalui kursus bahasa inggris. kursus ini

sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam

penulisan dan pembicaraan terutama pegawai yang kuliah di luar negeri

atau yang di tugaskan ke luar negri.

5. Bimbingan Teknis Administrasi Pengelolaan Kepegawaian.

Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010,

serta Reformasi Birokrasi, perlu dilakukan bimbingan teknis dengan

tujuan agar terpahaminya azas, prinsip, nilai dasar, serta kode etik dan

kode prilaku, jenis, status dan kedudukan, fungsi, tugas dan peran,

jabatan, hak dan kewajiban ASN. Peserta adalah pegawai dari

Subdirektorat dan Subbagian. Narasumber Sesditjen Dikdasmen, Biro

Kepegawaian Kemdikbud dan BKN.

6. Bimbingan Teknis Penyusunan SKP Online

Mendindaklanjuti Pemendikbud Nomor 14 Tahun 2016 tentang

ketentuan teknis pelaksanaan pemberian tunjangan kinerja pegawai,

perlu dilakukan bimbingan teknis dalam Penyusunan Sasaran Kinerja

Pegawai. Peserta Bimtek adalah Pegawai pada Subdirektorat dan

Subbagian. Tujuan adalah terpahaminya mekanisme penginputan

sasaran kinerja, baik harian, mingguan dan bulanan serta tahunan

7. Input Data Kepegawaian.

Input Data Kepegawaian bertujuan untuk memasukkan data

kepegawaian seluruh pegawai Direktorat pembinaan SMA ke dalam

aplikasi yang telah disediakan. Dengan adanya input data kepegawaian

di harapkan data semua pegawai terinput dan valid. Data kepegawaian

tersimpan dengan rapi dan mudah di cari.

8. Bimbingan Teknis Pengadaan Barang dan Jasa

Dalam upaya peningkatan tata kelola pengadaan barang dan jasa di

Page 70: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

lingkungan Direktorat Pembinaan SMA, dipandang perlu dilakukan

bimbingan teknis pengadaan barang dan jasa pemerintah. Tujuan bimtek

dimaksud adalah terpahaminya proses pengadaan barang dan jasa baik

melalui lelang umum maupun lelang elektronik (LPSE). Peserta adalah

pegawai pada Subdirektorat dan Subbagian. Narasumber dari Biro

Umum, Sesditjen Dikdasmen dan LKPP

9. Bimbingan Teknis Tunas Integritas RBI

Dalam manajemen perubahan perlu didukung oleh agen- agen

perubahan yang nantinya akan menjadi pengerak integritas, role

mode sebagai pengerak 7 tata nilai budaya kerja di lingkungan

Kemendikbud. Untuk itu perlu dilakukan bimbingan teknis Tunas-Tugas

Integritas. Tujuan bimtek ini nantinya tunas-tunas itegritas dapat

mengimplementasikan tata nilai budaya kerja kepada seluruh pegawai

di lingkungan Kantor Direktorat Pembinaan SMA. Peserta adalah

Pegawai pada Subdirektorat, Subbagian. Narasumber Tim RBI

Kemdikbud dan Menpan.

10. Pelatihan Desain Presentasi Interaktif

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dalam

membuat presentasi yang menarik di butuhkan keahlian khusus dalam

membuat slide yang menarik, sehingga apabila pegawai memulai

melakukan presentasi, materi presentasinya tidak membosankan dan

audience cepat mengerti tentang materi yang diberikan dalam

tampilan slide tersebut.

11. Bimbingan Teknis Peningkatan Publik Speaking

Mengundang perwakilan subdit dan subbag tata usaha. pelatihan ini

bertujuan untuk menyampaikan informasi dan kebijakan direktorat yang

jelas dan di lengkapi data data yang akurat kepada masyarakat luas dari

sabang sampai merauke. Informasi yang di berikan oleh narasumber

harus meyakinkan.

12. Sosialisasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi Instansi

Mengundang perwakilan Subdit dan Subbag di lingkungan Dit. PSMA

Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan staf dalam pengelolaan pelaksanaan RBI pada Direktorat

Page 71: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Pembinaan SMA.

13. Penyusunan Program kerja RBI

Mengundang perwakilan Subdit dan Subbag di lingkungan Dit. PSMA

Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan staf dalam pengelolaan Program Kerja RBI pada Direktorat

Pembinaan SMA.

14. Bimbingan Teknis Reformasi Birokrasi Instansi

Mengundang perwakilan Subdit dan Subbag di lingkungan Dit. PSMA

Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan staf dalam ada Direktorat Pembinaan SMA.

3. Pengelolaan Keuangan

Salah satu tugas dan fungsi Sub bagian Tata usaha adalah memberikan

layanan dalam pemenuhan data Keuangan antara lain :

a. Bimbingan teknis administrasi pengelolaan keuangan

Bimbingan Teknis Administrasi Pengelolaan Keuangan dilaksanakan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf dalam

pengelolaan keuangan kegiatan pada Direktorat Pembinaan SMA.

b. Penyusunan Laporan satuan kerja

Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja (SATKER) dilaksanakan

dalam rangka pembenahan sistem administrasi keuangan Direktorat

Pembinan SMA yang telah terealisasi kegiatannya yang kemudian

dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan keuangan.

c. Penyusunan laporan persediaan.

Mengundang perwakilan Subdit dan Subbag di lingkungan Dit.

PSMA.Laporan Keuangan Satuan Kerja (SATKER) dilaksanakan dalam

rangka pembenahan sistem administrasi keuangan Direktorat Pembinan

SMA yang telah terealisasi kegiatannya yang kemudian

dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan keuangan.

2. Layanan Internal ( Overhead )

Layanan ini terdiri dari

1. Pengadaan Kendaraan Bermotor

2. Pengadaan Perangkat Pengolah data dan Komunikasi

3. Pengadaan Perangkat Dan Fasilitas Perkantoran.

Page 72: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

3. Layanan Perkantoran

Program/kegiatan ini digunakan untuk mendukung operasionalisasi Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya sebagai direktorat pelaksana teknis pendidikan menengah atas.

Fokus program/kegiatan adalah pembayaran gaji dan tunjangan-tunjangan

pejabat dan pegawai pada Direktorat Pembinaan SMA dan tugas-tugas rutin

direktorat lainnya untuk kurun waktu tahun 2018. Layanan Perkantoran terdiri

dari

1. Gaji dan Tunjangan

2. Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

Page 73: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa akuntabilitas kinerja

adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan

sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Direktorat Pembinaan SMA sebagai bagian dari institusi pemerintah mengacu pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Program Kerja Tahunan.

Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2018, Direktorat Pembinaan

SMA berkewajiban untuk mencapai target-target tersebut sebagai bentuk

pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk memaksimalkan tingkat keberhasilan unit kerja

dalam upaya pencapaian sasaran strategisnya dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas

kinerja dalam I tahun, maka diperlukan evaluasi berjalan di tengah tahunnya sebagai gambaran

tentang capaian-capaian kinerja yang sudah maupun belum dilaksanakan. Di bawah ini

diuraikan hasil capaian kinerja Direktorat Pembinaan SMA seperti capaian dari penetapan

kinerja, akuntabilitas keuangan dan hasil capaian kinerja selama semester I tahun 2018 :

A. Pengukuran Kinerja

1. Pelaksanaan Kegiatan Subdit Program Dan Evaluasi

Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan di Subdit Program dan Evaluasi adalah

sebesar Rp 42.085.430.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran sampai

dengan semester I telah mencapai Rp 18.109.578.000,- atau sebesar 43.0% dari

total alokasi anggaran. Realisasi anggaran untuk masing-masing tolak ukur

dijabarkan sebagaimana penjelasan berikut :

Page 74: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

a. Layanan Manajemen Program

Alokasi anggaran untuk Sub output Layanan Manajemen Program semula

adalah sebesar Rp22.512.780.000,00. Sampai dengan akhir Juni 2018,

alokasi anggaran tersebut terserap sebesar Rp12.644.439.000,00 atau

56,2%. Alokasi tersebut terdiri dari dua sub-output, yakni:

1) Penyusunan Program dan Anggaran

Alokasi anggaran untuk sub output ini adalah Rp8.470.597.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp4.938.348.000,00 atau 58,3%. Alokasi tersebut terdiri dari 11

komponen, yakni:

a) Penajaman Renstra Direktorat PSMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

191.357.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp46.800.000,00 atau 24.5%.

b) Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Tahun 2018 (Pusat)

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

215.224.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018. alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp58.424.000,00 atau 27.1%.

c) Pelaksanaan Penyusunan Rencana Tindak (Action plan) Program SMA

Tingkat Provinsi

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah Rp 1.074.587.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp1.061.443.000,00 atau 98.8%.

Penyusunan Rencana Tindak (action plan) Program SMA Tahun 2018

telah dilaksanakan pada tanggal 25 s.d. 27 Januari di Surakarta.

d) Penyusunan Program Kerja Dit. PSMA Tahun 2018

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar

Rp206.125.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp123.294.000,00 atau 59,9%.

e) Koordinasi Pelaksanaan Program SMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

202.410.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut telah terserap sebesar Rp 189.000.000,00 atau 93,4%.

f) Penyusunan Program dan Anggaran 2019

Page 75: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

789.350.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp 368.796.000.00 atau 46,7%.

g) Diseminasi Program SMA Tahun 2018

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

2.226.990.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp 2.186.927.000,00 atau 98.2%.

Kegiatan Diseminasi Program SMA Tahun 2018 Tahap 1 telah

dilaksanakan pada tanggal 13 s.d. 15 Februari 2018 dan Tahap 2 pada

tanggal 19 s.d. 21 Februari 2018 di Sentul Bogor.

h) Review Juknis Bantuan Direktorat PSMA Tahun 2018

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar

Rp174.725.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut belum terserap.

i) Singkronisasi Program SMA Tahun 2018

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

1.056.415.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp 903.574.000,00 atau 85,5%.

j) Roadmap pemenuhan sarana prasarana 2024

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

1.277.159.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut belum terserap.

2) Pengelolaan Data dan Informasi

Alokasi anggaran untuk komponen ini adalah sebesar Rp

14.042.183.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp 7.706.092.000,00 atau 54,9%. Alokasi tersebut

terdiri dari enam subkomponen yakni:

a) Workshop Peningkatan kualitas Data SMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

10.518.113.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp 6.860.608.000,00 atau 65.2%.

Kegiatan Workshop Peningkatan Kualitas Data Pendidikan SMA Tahun

2018 tahap 1 sampai dengan tahap 4 telah dilaksanakan pada bulan

Februari dan Mei 2018 di Bekasi dan Bogor.

Page 76: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

b) Pengolahan dan Pemutakhiran Data Pokok SMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

1.263.450.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp143.650.000,00 atau 11,4%.

c) Pengelolaan Portal dan Database SMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

1.614.920.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp 502.835.000,00 atau 31,1%.

d) Penyusunan Lokus Bantuan Dit. PSMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

182.400.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut belum terserap.

e) Penyusunan Buku Statistik dan Bansos SMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

363.300.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp189.999.000,00 atau 54,8%.

f) Dukungan pelaksanaan Asian Games Tahun 2018.

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar

Rp100.000.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut belum terserap.

b. Layanan Manajemen Evaluasi

Alokasi anggaran untuk Suboutput Layanan Manajemen Evaluasi adalah

sebesar Rp 19.572.650.000,00. Sampai dengan akhir Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp 5.465.138.000,00 atau 27,9%. Alokasi

tersebut terdiri dari tiga komponen, yakni:

1) Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi

Alokasi anggaran untuk Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi adalah

sebesar Rp 8.173.777.000,00. Sampai dengan akhir Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp 1.634.559.000,00 atau 20,0%.

Alokasi tersebut terdiri dari delapan subkomponen, yakni:

a) Pemantauan Pelaksanaan Anggaran

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah Rp 1.060.650.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut

Page 77: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

terserap sebesar Rp 316.278.000,00 atau 29,8%.

b) Pemantauan Dana Dekonsentrasi Tahun 2018

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

744.320.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp 41.575.000,00 atau 5,6%.

c) Pemantauan dana bantuan pemerintah Direktorat Pembinaan SMA

Tahun 2017 dan 2018.

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

1.184.606.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp 939.525.000,00 atau 79,3%.

d) Pelaksanaan Evaluasi pencapaian hasil program SMA tingkat Provinsi.

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

3.562.748.000,00. Sampai dengan akhir Juni, alokasi anggaran tersebut

belum terserap.

e) Sosialisasi aplikasi e-Monev

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

273.900.000,00. Sampai dengan akhir Juni, alokasi anggaran tersebut

terserap sebesar Rp 129.600.000,00 atau 47,3%.

f) Penyusunan Rancangan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP).

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

392.570.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp 107.883.000,00 atau 27,5%.

g) Tindak Lanjut Pemeriksaan

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar

Rp263.384.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut belum terserap.

h) Koordinasi Program Direktorat PSMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar

Rp691.599.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp99.698.000,00 atau 14,4%.

2) Pelayanan kerjasama Antar Lembaga

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp4.520.871.000,00.

Page 78: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Sampai dengan akhir Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar

Rp 1.180.321.000,00 atau 26,1%. Alokasi tersebut terdiri dari empat

subkomponen. yakni:

a) Kajian Naskah Akademik Pembinaan dan Pengembangan SMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

645.126.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap Rp. 7.088.000,00 atau 1,1%.

b) Workshop Penguatan Kerjasama antara SMA dengan Instansi lainnya

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

1.336.475.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut belum terserap.

c) Kerjasama dengan Instansi Lainnya

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

240.840.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp 120.760.000,00 atau 50,01%.

d) Penyusunan buku informasi Dit. PSMA Tahun 2018

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

1.462.198.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp 1.052.473.000,00 atau 72,0%.

3) Layanan Pengelolaan BOS dan DAK

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp 6.878.002.000,00.

Sampai dengan akhir Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar

Rp 2.650.259.000,00 atau 38,5%. Alokasi tersebut terdiri dari delapan

subkomponen, yakni:

a) Penyusunan Juknis BOS SMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

797.225.000,00 Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp171.900.000,00 atau 21,6%.

b) Pengolahan Data BOS SMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

320.850.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp 146.096.000,00 atau 45,5%.

c) Diseminasi Program SMA Tingkat Provinsi

Page 79: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

1.782.030.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp497.842.000 atau 27,9%.

d) Workshop Koordinasi Pelaksanaan BOS 2018

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar

Rp855.107.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp803.969.000,00 atau 94,0%.

Kegiatan Workshop Koordinasi Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun 2018 dilaksanakan pada

tanggal 5 s.d. 7 Mei di Bogor.

e) Pengelolaan dan Pengolahan DAK SMA

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar

Rp312.000.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp144.975.000,00 atau 46,5%.

f) Workshop Pengelolaan DAK Fisik SMA Tahun 2018

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar

Rp954.035.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp859.227.000,00 atau 90,1%.

Kegiatan Workshop Koordinasi Pengelolaan DAK Tahun 2018

dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 14 Mei di Bogor.

g) Workshop Evaluasi DAK Fisik SMA Tahun 2018 Semester 1

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar

Rp804.230.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap Rp 26.250.000 atau 3,3%.

h) Workshop Evaluasi DAK Fisik SMA Tahun 2018 Semester 2

Alokasi anggaran untuk subkomponen ini adalah sebesar Rp

1.052.525.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut belum terserap.

2. Pelaksanaan Kegiatan Subdit Kurikulum

Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan di Subdit Kurikulum adalah sebesar Rp.

166.384.256.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran sampai dengan

semester I telah mencapai Rp153.109.901.000,- atau sebesar 81,2% dari total

alokasi anggaran. Realisasi anggaran untuk masing- masing tolak ukur

Page 80: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

dijabarkan sebagaimana penjelasan berikut :

a. Sekolah Rujukan.

Sekolah rujukan dikembangkan dengan tujuan untuk mendorong sekolah dalam

memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) guna peningkatan dan

pemerataan mutu pendidikan melalui kerjasama antara sekolah rujukan dengan

sekolah lainnya sebagai mitra. Kegiatan ini memiliki 650 Paket sasaran output

dengan alokasi anggaran sebesar Rp 107.529.585.000,- dimana realisasi

penyerapan anggaran sampai dengan semester I baru mencapai Rp

104.026.889.000,- atau sebesar 96,7% dari total alokasi anggaran. Adapun

capaian masing-masing inputan kegiatan ini terdiri dari :

1) Bimbingan Teknis

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp7.196.105.000,00. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebanyak

Rp3.276.899.000,00 atau 25,4%.

a) Verifikasi Sekolah Calon SMA Rujukan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp 704.525.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebanyak Rp464.088.000,00 atau 48,3%.

b) Bimbingan Teknis Bantuan Pemerintah SMA Rujukan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp 3.141.580.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebanyak Rp 2.812.812.000,00 atau 89,5%.

c) Bimbingan Teknis Pengelolaan SMA Rujukan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp 2.933.480.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut belum

terserap.

2) Penyaluran Bantuan

Alokasi anggaran untuk penyaluran bantuan ini semula adalah sebesar

Rp100.750.000.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp100.750.000.000,00 atau 100%.

b. Sekolah yang mendapatkan pembinaan Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS)

Page 81: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Kegiatan ini memiliki 3,137 sasaran sekolah dengan alokasi anggaran sebesar

Rp20.093.215.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp5.826.433.000,00 atau 29.0%. Dalam output ini

didukung oleh tiga Komponen yaitu:

1) Penyusunan Panduan

Alokasi anggaran untuk komponen ini adalah sebesar Rp3.733.010.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp926.456.000,00 atau 27,3%.

2) Bimbingan teknis

Alokasi anggaran untuk komponen ini adalah sebesar Rp15.428.460.000,00

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp3.735.708.000,00 atau 24,2%.

3) Supervisi

Alokasi anggaran untuk komponen ini adalah sebesar

Rp1.265.895.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp1.164.270.000,00 atau 92,0%.

c. Sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

Kebijakan Direktorat Pembinaan SMA melaksanakan Program ini bertujuan untuk

mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam rangka meningkatkan mutu

pembelajaran SMA. Kegiatan ini memiliki sasaran 8.012 Sekolah dengan

alokasi anggaran sebesar Rp 16.335.556.000,- dimana realisasi penyerapan

anggaran sampai dengan semester I telah mencapai Rp 3.937.757.000,- atau

sebesar 24.1% dari total alokasi anggaran. Adapun capaian masing-masing

inputan kegiatan ini terdiri dari :

1) Penyusunan bahan, Panduan dan Materi pelatihan dan pendampingan

Kurikulum 2013. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp

389.675.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap Rp378.104.000,00 atau 97,0%.

2) Koordinasi dan Singkronisasi pelaksanaan pelatihan Kurikulum 2013 dengan

LPMP. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar

Rp1.091.470.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut belum terserap.

Page 82: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

3) Pelatihan Kurikulum 2013 Tahun 2017.

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp14.854.411.000,00. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

Rp3.559.653.000,00 atau 24,0%. Alokasi tersebut terdiri dari beberapa sub

komponen, yakni:

a) Pendampingan penyelenggaraan pelatihan K13 (instruktur kab/kota

dan guru sasaran). Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar

Rp 1.049.780.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp534.305.000,00 atau 50,9%.

b) Workshop pembinaan program kurikulum SMA bagi pengawas dan

guru BK. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp

1.212.150.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp992.529.000,00 atau 81,9%.

c) Sosialisasi/Seminar Kurikulum (Uji Public). Alokasi anggaran untuk

output ini adalah sebesar Rp 2.155.400.000,00. Sampai dengan akhir

bulan Juni 2018. alokasi anggaran tersebut terserap sebesar

Rp398.750.000,00 atau 18,5%.

d) Workshop penyiapan video feature, e-modul, dan video

pembelajaran. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp

2.001.920.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut belum terserap.

e) Workshop Pembahasan dan Penyempurnaan Aplikasi e-Modul, Video

dan Skrip Feature. Alokasi angaran untuk komponen ini adalah

sebesar Rp 2.590.090.000,00 sampai dengan akhir Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut belum terserap.

f) Bimbingan Teknis Penyegaran Instruktur Provinsi. Alokasi anggaran

untuk output ini adalah sebesar Rp 1.428.260.000,00. Sampai dengan

akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebanyak

Rp1.487.517.000,00 atau 100%.

g) Penggandaan dan Pengiriman Sertifikat/Ijazah SMA. Alokasi

anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp 3.674.151.000,00.

Page 83: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut

terserap sebanyak Rp 146.552.000,00

d. Sekolah yang menerapkan program Keterampilan/Kewirausahaan

Program kewirausahaan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada

sekolah-sekolah yang berprestasi baik yang jumlah lulusannya banyak yang

tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Sasaran sekolah

kewirausahaan 204 sekolah dengan alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp22.425.900.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp21.318.812.000,00 atau 95,1%.

Alokasi tersebut terdiri dari dua komponen, yakni:

1) Bimbingan Teknis

Alokasi anggaran untuk Sub komponen ini adalah sebesar

Rp2.025.900.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp918.812.000,00 atau 45,4%.

a) Workshop asistensi Bantuan Pemerintah program Kewirausahaan.

Alokasi anggaran untuk Sub komponen ini adalah sebesar

Rp1.023.210.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap Rp918.812.000,00 atau 89,8%.

b) Workshop pengelolaan program kewirausahaan. Alokasi anggaran

untuk Sub komponen ini adalah sebesar Rp1.002.690.000,00. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut belum

terserap.

2) Penyaluran Bantuan Kewirausahaan. Pada tahun 2017 Direktorat

Pembinaan SMA memberikan bantuan kewirausahaan dengan nilai

bantuan sebesar Rp20.400.000.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni

2018, alokasi anggaran tersebut telah terserap Rp20.400.000.000,00 atau

100%.

3. Pelaksanaan Kegiatan Subdit Kelembagaan Dan Sarana Prasarana

Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan di Subdit Kelembagaan dan Sarana

Prasarana adalah sebesar Rp.1.569.431.276.000,- dimana realisasi

Page 84: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

penyerapan anggaran sampai dengan semester I telah mencapai Rp.

534.009.943.000,- atau sebesar 34,0% dari total alokasi anggaran.

Realisasi anggaran untuk masing-masing tolak ukur dijabarkan sebagaimana

penjelasan berikut :

a. Unit Sekolah Baru (USB)

Unit Sekolah Baru adalah bantuan pembangunan unit gedung baru untuk

penyelenggaraan sekolah SMA negeri maupun swasta yang diberikan kepada

Kabupaten/Kota ataupun yayasan dalam rangka memperluas akses dan

pemerataan layanan pendidikan SMA. Pembangunan Unit Sekolah Baru

bertujuan untuk meningkatkan Angka Partisipasi Pendidikan SMA. Oleh karena

itu, Bantuan ini difokuskan bagi daerah-daerah yang memiliki Angka Partisipasi

Pendidikan (APK) rendah. Selain itu, bantuan ini juga ditujukan bagi daerah atau

wilayah perbatasan Republik Indonesia (Sekolah Garis Depan) yang

memerlukan layanan pendidikan SMA. Program ini memiliki sasaran lokasi

sebanyak 18 USB, yang sampai dengan semester I telah tersalurkan untuk

membangun 18 USB. Alokasi anggaran program ini sebesar Rp. 61.855.449.000,-

dimana realisasi penyerapan anggaran sampai dengan semester I sebesar Rp.

33.473.729.000,- atau sebesar 54,1% dari total alokasi anggaran. Adapun capaian

masing-masing inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Verifikasi Calon Penerima Bantuan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp1.130.300.000,00

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp370.635.000,00 atau 32,8%.

2) Bimtek Sosialisasi Pemberian Bantuan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp2.129.494.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2017, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp684.343.000,00 atau 32,1%.

3) Penyaluran Bantuan Pembangunan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp43.515.040.000,00.

Untuk USB reguler, dan Rp14.753.830.000,00 untuk USB yang berasrama.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp27.185.378.000,00 atau 62,5% dengan sasaran 16 unit sekolah,

untuk USB reguler, dan Rp5.233.374.000,00 untuk USB yang berasrama

Page 85: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

dengan sasaran 2 unit sekolah.

4) Supervisi Penerima Bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp326.785.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut belum terserap.

b. Ruang Kelas Baru (RKB) yang dibangun

Ruang Kelas Baru adalah bantuan pembangunan ruang kelas yang diberikan

kepada sekolah dalam rangka meningkatkan daya tampung sekolah.

pembangunan RKB difokuskan pada daerah-daerah yang memiliki APK rendah.

Program ini memiliki sasaran lokasi sebanyak 1,624 ruang.

Realisasi sampai dengan semester I telah tersalurkan untuk membangun 1.273

RKB, sehingga masih 351 ruang akan di bangun di semester II nanti. Alokasi

anggaran program ini sebesar Rp. 375.421.720.000,- dimana realisasi

penyerapan anggaran sampai dengan semester I sebesar Rp. 205.277.299.000,-

atau sebesar 54,7% dari total alokasi anggaran. Adapun capaian masing-masing

inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Workshop/Bimtek Sosialisasi Bantuan Pembangunan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp2.565.200.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp1.103.360.000,00 atau 40,3%.

2) Analisis Kegiatan dan Penyusunan Laporan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp206.000.000,00. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar

Rp90.999.000,00 atau 44,2%.

3) Penyaluran Bantuan

Alokasi anggaran untuk komponen penyaluran bantuan ini adalah sebesar

Rp359.278.899.000,00 untuk RKB reguler dan Rp13.371.621.000,00 untuk

RKB daerah 3T dan perbatasan. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp194.792.810.000,00 atau 54,2% dengan

sasaran 1.253 ruang untuk RKB reguler dan Rp9.360.130.000,00 atau 70,0%

dengan sasaran 20 ruang untuk RKB daerah 3T dan perbatasan.

c. Sekolah yang mendapat Ruang Laboratorium Komputer/Praktik Siswa.

Mengingat pentingnya pemanfaatan teknologi komputer dalam proses

Page 86: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

pembelajaran dan keterbatasan fasilitas teknologi komputer, maka pemerintah

mencoba mengeliminasi keterbatasan tersebut dengan memberikan bantuan untuk

pembangunan laboratorium komputer. Program Laboratorium Komputer adalah

bantuan penyediaan Laboratorium Komputer yang diberikan kepada sekolah yang

belum memiliki laboratorium tersebut. Program ini memiliki sasaran lokasi

sebanyak 656 ruang laboratorium. Realisasi sampai dengan semester I

tersalurkan untuk membangun 505 ruang, sehingga masih 151 ruang akan di

bangun di semester II nanti. Alokasi anggaran program ini sebesar

Rp. 156.229.310.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran sampai dengan

semester I sebesar Rp. 83.246.589.000,- atau sebesar 53,3% dari total alokasi

anggaran. Adapun capaian masing-masing inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Verifikasi Calon Penerima Bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini

adalah sebesar Rp1.080.350.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018,

alokasi anggaran tersebut belum.

2) Bimtek Sosialisasi Bantuan Pembangunan. Alokasi anggaran untuk output

ini adalah sebesar Rp2.675.900.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni

2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar Rp1.198.431.000,00 atau

44,8%.

3) Penyaluran Bantuan Pemerintah. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp148.011.380.000,00 untuk laboratorium komputer daerah reguler

dengan sasaran 646 sekolah dan Rp4.461.680.000,00 untuk laboratorium

komputer daerah daerah 3T dan perbatasan dengan sasaran 10 sekolah.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp78.451.182.000,00 atau 53,0% dengan sasaran 497 ruang untuk

laboratorium komputer daerah reguler dan Rp3.596.976.000,00 atau 80,6%

dengan sasaran 8 ruang.

d. Ruang Belajar yang direhabilitasi.

Kondisi sarana dan prasarana SMA masih belum memenuhi Standar Nasional

Pendidikan (SNP). Untuk itu, Direktorat Pembinaan SMA berupaya untuk

memenuhi sarana dan prasarana mutu dengan memberikan bantuan Ruang

Belajar yang direhabilitasi kepada sekolah dalam bentuk dana bantuan sosial

yang disalurkan langsung ke sekolah penerima. Untuk memenuhi kualitas

Page 87: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

layanan pendidikan yang sesuai atau mendekati Standar Nasional Pendidikan.

Program ini memiliki sasaran lokasi sebanyak 2500 paket rehab. Realisasi

sampai dengan semester I tersalurkan untuk membangun 2202 paket rehab.

Alokasi anggaran program ini sebesar Rp129.088.700.000,- dimana realisasi

penyerapan anggaran sampai dengan semester I sebesar Rp67.085.750.000,-

atau sebesar 52.0% dari total alokasi anggaran. Adapun capaian masing-masing

inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Bimtek Sosialisasi Bantuan Sosial. Alokasi anggaran untuk komponen ini

semula adalah sebesar Rp2.889.400.000,00 menjadi Rp2.894.800.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2017, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp482.936.000,00 atau 16,7%.

2) Penyaluran Bantuan Pembangunan. Alokasi anggaran untuk komponen ini

adalah sebesar Rp267.910.000.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2017,

alokasi anggaran tersebut terserap sebesar Rp55.411.657.000,00 atau

20,7% dengan sasaran 1554 ruang.

e. Sekolah yang mendapatkan peralatan pendidikan.

Layanan pendidikan sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana

mutu yang dimiliki sekolah untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar.

Kondisi kepemilikan sarana dan prasarana dari sisi jumlah masih belum

memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kegiatan ini untuk memenuhi

kualitas layanan pendidikan yang sesuai atau mendekati Standar Nasional

Pendidikan. Program ini memiliki sasaran lokasi sebanyak 2152 paket. Realisasi

sampai dengan semester I belum tersalurkan karena masih dalam proses clicking

ecatalog. Alokasi anggaran program ini sebesar Rp512.724.012.000,- dimana

realisasi penyerapan anggaran sampai dengan semester I sebesar Rp.

Rp33.409.000,- atau sebesar 0.04% dari total alokasi anggaran. Adapun capaian

masing-masing inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Penyusunan Materi dan Panduan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp702.720.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, realisasi

penyerapan anggaran sampai dengan akhir Juni 2018 sebesar Rp.

Rp33.409.000,- atau sebesar 7,5%.

2) Bimtek operator komputer pembelajaran. Alokasi anggaran untuk output ini

Page 88: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

adalah sebesar Rp18.473.820.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018,

alokasi anggaran tersebut belum terserap.

3) Penyaluran Bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar

Rp492.347.472.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut belum terserap.

4) Supervisi penerima bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar

Rp1.200.000.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut belum terserap.

f. Sekolah yang mendapatkan pembinaan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS).

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

mengamanatkan bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional secara

bertahap, terencana, dan terukur. Oleh karena itu, Pemerintahan melakukan

akreditasi terhadap seluruh sekolah. Pasal 60 tentang Akreditasi dinyatakan

bahwa, ayat (1) akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan

satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap

jenjang dan jenis pendidikan; dan ayat (2) akreditasi terhadap program dan

satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai

bentuk akuntabilitas publik. Lembaga mandiri yang berwenang untuk

melaksanakan akreditasi tesebut adalah Bandan Akreditasi Nasional

Sekolah/Madrasah (BAN S/M)

Akreditasi sekolah merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap

kelayakan program dan satuan pendidikan, yang diwujudkan dengan adanya

sertifikasi yang dikeluarkan oleh BAN S/M. Penggunaan instrumen akreditasi

yang komprehensif dikembangkan berdasarkan standar yang mengacu pada

Standar Nasional Pendidikan (SNP). Hal ini didasarkan pada Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (juncto Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013) yang memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan.

Seperti dinyatakan pada pasal 1 ayat (1) bahwa SNP adalah kriteria minimal

tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Oleh sebab itu, SNP harus dijadikan standar mutu guna memetakan

secara utuh profil kualitas sekolah.

Page 89: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Mengingat pentingnya akreditasi dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka

hasil akreditasi perlu ditindaklanjuti oleh masing- masing direktorat teknis

terkait. Program tindaklanjut lebih di fokuskan kepada sekolah-sekolah yang

nilai akreditasinya masih belum memadai. Oleh karena itu. Sasaran program

adalah sekolah yang harus akreditasi C atau TT (tidak terakreditasi). Sementara

itu, untuk sekolah sekolah yang belum terakreditasi juga perlu diberikan

perlakuan/bimbingan teknis untuk persiapan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp9.657.442.000,00. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut belum terserap.

.

g. Sekolah yang mendapatkan bantuan sarana prasarana lainnya.

Sekolah yang mendapatkan bantuan sarana prasarana lainnya merupakan salah

satu bentuk Program Direktorat Pembinaan SMA bertujuan untuk peningkatan

kualitas pendidikan SMA sebagai pusat pengembangan mutu pendidikan melalui

Sekolah yang mendapatkan bantuan sarana prasarana lainnya. Program ini

memiliki sasaran lokasi sebanyak 221 paket. Realisasi sampai dengan semester I

tersalurkan untuk 198 paket, sehingga masih 23 paket yang akan disalurkan di

semester II. Alokasi anggaran program ini sebesar Rp25.751.990.000,- dimana

realisasi penyerapan anggaran sampai dengan semester I sebesar

Rp14.049.375.000,- atau sebesar 54,6% dari total alokasi anggaran. Adapun

capaian masing-masing inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Bimbingan Teknis Bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp751.990.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp189.375.000,00 atau 25,2%.

2) Penyaluran Bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar

Rp25.000.000.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp13.860.000.000,00 atau 55,4%.

h. Sekolah yang direnovasi.

Program ini bertujuan untuk peremajaan sekolah-sekolah SMA yang sudah

memiliki umur ditas 20 tahun. Selain itu tujuan dari program ini adalah untuk

memenuhi kualitas layanan pendidikan yang sesuai atau mendekati Standar

Nasional Pendidikan. program ini memiliki sasaran 100 paket dengan alokasi

Page 90: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

anggaran sebesar Rp75.646.955.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran

sampai dengan semester I sebesar Rp35.640.044.000,- atau sebesar 47.1%.

dari total alokasi anggaran. Adapun capaian masing-masing inputan kegiatan ini

terdiri dari. Adapun capaian masing-masing inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Verifikasi Calon Penerima Bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini

adalah sebesar Rp915.200.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018,

alokasi anggaran tersebut terserap Rp484.953.000,00 atau 53,0%.

2) Bimtek Sosialisasi Bantuan Pembangunan. Alokasi anggaran untuk output

ini adalah sebesar Rp1.160.535.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni

2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar Rp155.091.000,00 atau

13,4%.

3) Penyaluran Bantuan Pembangunan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp72.862.320.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp35.000.000.000,00 atau 48% dengan

sasaran 100 sekolah.

4) Supervisi penerima bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp708.900.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap belum terserap.

i. Ruang perpustakaan yang dibangun.

Melalui kegiatan pemberian bantuan Perpustakaan/Pusat Sumber Belajar,

diharapkan adanya peningkatan jumlah sekolah sekolah yang memiliki

perpustakaan/pusat sumber belajar berpusat pada peserta didik pada jenjang

pendidikan menengah khususnya SMA pada tingkat nasional dapat dicapai secara

bertahap sesuai dengan restra Kementerian Pendidikan Nasional 2015-2019.

Siswa akan dapat belajar secara maksimal dengan menggunakan ruang

perpusatakaan/ pusat sumber belajar sesuai dengan standar dan memadai

sehingga dapat meningkatkan kualitas belajarnya dan manfaat yang didapat yaitu

sekolah memiliki ruang perpustakaan/ pusat sumber belajar sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan yang dapat meningkatkan PBM sehingga akan

meningkatkan mutu proses belajar mengajar di sekolah. Program ini memiliki

sasaran lokasi sebanyak 750 perpustakaan yang sampai dengan semester I telah

tersalurkan untuk membangun 475 perpustakaan, dan masih 275 lokasi yang akan

Page 91: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

di bangun di semester II nanti. Alokasi anggaran program ini sebesar

Rp224.062.100.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran sampai dengan

semester I sebesar Rp95.204.107.000,- atau sebesar 42.5% dari total alokasi

anggaran. Adapun capaian masing-masing inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Bimtek Bantuan Pembangunan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp2.898.950.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp1.131.608.000,00 atau 39,0%.

2) Verifikasi Penerima Bantuan Pembangunan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp1.353.150.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut belum

terserap.

3) Penyaluran Bantuan Pembangunan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp219.810.000.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp94.072.499.000,00 atau 42,8%.

4. Pelaksanaan Kegiatan Subdit Peserta Didik

Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan di Subdit Peserta Didik adalah sebesar

Rp1.319.412.016.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran sampai dengan

semester I telah mencapai Rp862.997.922.000,- atau sebesar 65.4% dari total

alokasi anggaran. Realisasi anggaran untuk masing-masing tolak ukur

dijabarkan sebagaimana penjelasan berikut :

a. Sekolah yang menerapkan karakter Bangsa.

Pendidikan Karakter Bangsa yang bertujuan untuk mengaktualisasikan peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu mengaplikasikan

sikap kerjasama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan bangsa, jujur,

peduli, berfikir kritis, positif, dapat menumbuhkembangkan sikap hormat dan

saling menghargai dalam keberagaman, meningkatkan disiplin diri,

tanggungjawab, kesadaran terhadap lingkungan fisik, sosial dan budaya, hidup

bersih dan sehat, melatih kewirusahaan, menjalin silaturahmi antar siswa dari

berbagai wilayah di Indonesia, memperkokoh kesatuan bangsa, membangun

jiwa kepemimpinan di kalangan generasi muda, meningkatkan kematangan jiwa

Page 92: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

dan kestabilan emosi dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku terpuji, serta

menyalurkan bakat dan minat serta kreativitas siswa dalam rangka pembinaan

karakter bangsa. Kegiatan ini memiliki sasaran output 5.000 siswa yang sampai

dengan semester I telah tercapai 2088 siswa dengan alokasi anggaran sebesar

Rp24.903.138.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran sampai dengan

semester I telah mencapai Rp. Rp10.401.540.000,- atau sebesar 41.8% dari total

alokasi anggaran. Adapun capaian masing-masing inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Penyusunan Panduan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar

Rp693.566.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran

tersebut terserap sebesar Rp639.241.000,00 atau 92,2%.

2) Bimbingan Teknis penerima bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini

adalah sebesar Rp641.690.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018,

alokasi anggaran tersebut terserap sebesar Rp309.603.000,00 atau 48,2%.

3) Pelaksanaan Kegiatan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar

Rp16.567.882.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp6.802.696.000,00 atau 41,1%.

4) Penyaluran Bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar

Rp7.000.000.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp2.650.000.000,00 atau 37,9%.

b. Sekolah yang menerapkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Secara umum kegiatan ini bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi

belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta

derajat kesehatan peserta didik. Selain itu juga menciptakan lingkungan yang

sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis

dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas.

Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah menciptakan lingkungan kehidupan

sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan

membentuk perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri. Di samping itu

juga meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha peningkatan

kesehatan di sekolah dan lingkungan masyarakat, meningkatkan keteramplan

hidup sehat agar mampu melindungi diri dari pengaruh buruk lingkungan.

Kegiatan ini memiliki sasaran 64 sekolah dengan alokasi anggaran sebesar

Rp445.611.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran sampai dengan semester

Page 93: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

I masih 0 dan akan dilaksankana pada semester II.

c. Siswa yang mendapatkan Program Indonesia Pintar (PIP).

Sebagai usaha untuk menekan angka putus sekolah siswa SMA, Direktorat

Pembinaan SMA memberikan bantuan berupa dana untuk operasional siswa

melalui program Program Indonesia Pintar (PIP). Pelaksanaan program ini

selain melalui kegiatan pusat. Pengalokasian dana PIP diharapkan dapat lebih

mencapai siswa miskin yang terancam putus sekolah karena kesulitan ekonomi.

Skenario pelaksanaan dilakukan secara sistematis meliputi identifikasi dan

pengolahan data siswa penerima bantuan, penyusunan dokumen administrasi

keuangan, pengiriman dana bantuan ke rekening siswa melalui kerja sama

dengan bank pemerintah sebagai bank penyalur, pemantauan program, dan

pengolahan data siswa penerima bantuan. Kegiatan ini memiliki sasaran output

1,367,559 siswa yang sampai dengan semester I telah tercapai 1,005,709 siswa

dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1,153,787,076,000,- dimana realisasi

penyerapan anggaran sampai dengan semester I telah mencapai Rp.

836,180,337,000,- atau sebesar 70% dari total alokasi anggaran. Adapun capaian

masing-masing inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Penyusunan dan penggandaan bahan. Alokasi anggaran untuk output ini

adalah sebesar Rp312.722.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018,

alokasi anggaran tersebut terserap sebesar Rp300.289.000,00 atau 96%.

2) Verifikasi calon penerima bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp1.335.533.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap sebesar Rp441.392.000,00 atau 33%.

3) Bimbingan Teknis penerima bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini

adalah sebesar Rp4.295.049.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018,

alokasi anggaran tersebut terserap sebesar Rp3.528.936.000,00 atau 82,2%.

4) Penyaluran bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar

Rp1.174.988.500.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

anggaran tersebut terserap Rp829.889.500.000,00 atau 70,6% dengan capaian

sebanyak 1.005.709 siswa.

5) Supervisi penerima bantuan. Alokasi anggaran untuk output ini adalah

sebesar Rp14.097.062.000,00. Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi

Page 94: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

anggaran tersebut terserap sebesar Rp2.020.219.000,00 atau 14,3%.

d. Siswa yang mendapatkan Beasiswa Bakat dan Berprestasi.

Sebagai bentuk penghargaan bagi siswa berprestasi dan berbakat akan diberikan

beasiswa kepada siswa-siswi pemenang Olimpide Internasional, Debat Bahasa

Inggris, OSN, O2SN dan FL2SN tingkat nasional. Kebijakan dan Program ini

bertujuan untuk memberikan motivasi dan penghargaan bagi siswa berprestasi.

Impelementasi pelaksanaan program dilakukan melalui pemberian beasiswa

dengan melibatakan sasaran mencakup 2895 siswa SMA yang sampai dengan

semester I telah tercapai 277 Siswa. Alokasi anggaran beasiswa bakat dan prestasi

sebesar Rp10.928.040.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran sampai dengan

semester I telah mencapai Rp1.117.171.000,- atau sebesar 10,2% dari total

alokasi anggaran. Adapun capaian masing-masing inputan kegiatan ini terdiri

dari:

1) Verifikasi Calon Penerima

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp155.040.000,-. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

Rp84.671.000,- atau sekitar 54,6%

2) Penyaluran Beasiswa Bakat dan Prestasi

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp10.773.000.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp1.032.500.000,00 atau 9,6%.

e. Siswa yang mengikuti lomba, Festival.

Salah satu kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan SMA adalah

mendorong minat siswa dalam bentuk lomba di bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, olah raga, penelitian, debat bahasa indonesia, debat bahasa inggris,

kewirausahaan dan lomba apresiasi budaya. Kegiatan ini bertujuan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan akademik siswa dan membentuk karakter

siswa yang bersikap sportif, jujur, berprestasi, menumbuhkan kecerdasan

estetika termasuk juga dibidang budaya dan kewirausahaan. Kegiatan ini memiliki

sasaran output 35 bidang yang sampai dengan semester I telah tercapai 9 bidang

dengan alokasi anggaran sebesar Rp88.106.361.000,- dimana realisasi

Page 95: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

penyerapan anggaran sampai dengan semester I telah mencapai

Rp15.298.875.000,- atau sebesar 17.4% dari total alokasi anggaran. Adapun

capaian masing- masing inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Olimpiade Sains Nasional (OSN) adalah suatu kompetisi bersifat Nasional

yang dijadikan wadah oleh para remaja khususnya siswa SMA, yang berbakat

dalam bidang matematika, fisika, kimia, Komputer, Biologi, Astronomi dan

Geo Science (Kebumian), Geografi serta ekonomi. Kegiatan ini memiliki

sasaran input 35 bidang yang sampai dengan semester I telah tercapai 9

bidang dengan alokasi anggaran sebesar Rp46.211.906.000,- dimana

realisasi penyerapan anggaran sampai dengan semester I telah mencapai

Rp12.383.304.000,- atau sebesar 26.8% dari total alokasi anggaran.

2) Festival dan lomba seni siswa Indonesia memiliki sasaran input 1 bidang dengan

alokasi anggaran sebesar Rp6.930.535.000,- dimana realisasi penyerapan

anggaran sampai dengan semester I telah mencapai Rp143.890.000,- atau

sebesar 2,1% dari total alokasi anggaran.

3) Olimpiade olahraga siswa nacional (O2SN) memiliki sasaran input 8 bidang

dengan alokasi anggaran sebesar Rp10.579.296.000,- dimana realisasi

penyerapan anggaran sampai dengan semester I telah mencapai

Rp155.726.000,- atau sebesar 1.5% dari total alokasi anggaran.

4) Olimpiade penelitian Siswa Indonesia (OPSI) memiliki sasaran input 2

bidang dengan alokasi anggaran sebesar Rp7.453.334.000,- dimana realisasi

penyerapan anggaran sampai dengan semester I telah mencapai

Rp1.439.955.000,- atau sebesar 19,3% dari total alokasi anggaran.

5) Lomba debat bahas indonesia dan bahasa inggris tingkat nasional memiliki

sasaran input 1 bidang dengan alokasi anggaran sebesar Rp7.418.864.000,-

dimana realisasi penyerapan anggaran sampai dengan semester I telah

mencapai Rp455.089.000,- atau sebesar 6.1% dari total alokasi anggaran.

6) Lomba Apresiasi Sastra; memiliki sasaran input 1 bidang dengan alokasi

anggaran sebesar R3.838.031.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran

sampai dengan semester I telah mencapai Rp.91.450.000,- atau sebesar 2,4%

dari total alokasi anggaran.

7) Lomba Kewirausahaan. memiliki sasaran input 1 bidang dengan alokasi

anggaran sebesar Rp5.674.395.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran

sampai dengan semester I telah mencapai Rp. Rp629.461.000,- atau sebesar

Page 96: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

11.1% dari total alokasi anggaran.

5. Pelaksanaan Kegiatan Subbag Tata Usaha

Bagian Tata Usaha memiliki tugas-tugas yang berkaitan dengan persuratan,

kepegawaian, dan urusan kerumahtanggaan dalam lingkungan Direktorat

pembinaan SMA. Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan di Subbag Tata Usaha

adalah sebesar Rp34.202.370.000,- dimana realisasi penyerapan anggaran

sampai dengan semester I telah mencapai Rp14.837.896.000,- atau sebesar

43,4% dari total alokasi anggaran. Realisasi anggaran untuk masing-masing

tolak ukur dijabarkan sebagaimana penjelasan berikut :

a. Layanan Perkantoran

Program/kegiatan ini digunakan untuk mendukung operasionalisasi Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya sebagai direktorat pelaksana teknis pendidikan menengah atas.

Fokus program/kegiatan adalah pembayaran gaji dan tunjangan-tunjangan

pejabat dan pegawai pada Direktorat Pembinaan SMA dan tugas-tugas rutin

Direktorat lainnya untuk kurun waktu tahun 2018. Kegiatan ini memiliki sasaran

output 12 bulan yang sampai dengan semester I telah tercapai 6 bulan dengan

alokasi anggaran sebesar Rp 26.736.659.000,- dimana realisasi penyerapan

anggaran sampai dengan semester I telah mencapai Rp12.040.862.000,- atau

sebesar 45,0% dari total alokasi anggaran. Adapun capaian masing-masing

inputan kegiatan ini terdiri dari:

1) Gaji dan Tunjangan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp18.226.331.000,00. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar

Rp9.9973.970.000,00 atau 54,7%.

2) Operasional dan Pemeliharaan Kantor

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp8.510.328.000,00.

Sampai dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap

sebesar Rp2.066.892.000,00 atau 24.3%.

b. Layanan Umum dan Tata Usaha

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp4.732.109.000,00. Sampai

Page 97: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

dengan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar

Rp2.629.487.000,00 atau 55,6%. Alokasi tersebut terdiri dari empat suboutput,

yakni:

1) Pelayanan Tata Laksana

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp254.300.000,00. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar

Rp238.100.000,00 atau 93,8%.

2) Pengelolaan Keuangan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp454.500.000,00. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar

Rp258.985.000,00 atau 57%

3) Pelayanan Umum dan Perlengkapan

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp4.023.509.000,00. Sampai

dengan akhir bulan Juni 2018, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar

Rp2.132.092.000,00 atau 53,0%.

c. Layanan Internal (Overhead)

Alokasi anggaran untuk output ini adalah sebesar Rp2.733.602.000,00. Sampai

dengan Juni 2017, alokasi anggaran tersebut terserap sebesar Rp167.547.000,00

atau 6,1%.

Page 98: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

B. Capaian Kinerja Direktorat

Tabel 3. 1 Tabel Capaian Kinerja Semester 1 Direktorat PSMA

Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja

Target 2018 Realisasi Semester 1

Target Kinerja Anggaran (dalam

rupiah) Fisik

Persent

ase Keuangan

Persent

ase

SK 3.1

Tercapainya Perluasan dan Pemerataan

Akses Pendidikan SMA Bermutu,

Berkesetaraan Jender, dan Relevan

dengan Kebutuhan Masyarakat, di

Semua Kabupaten dan Kota

1,864,085,752,000 690,077,946,743

IKK 3.2 Jumlah RKB SMA yang

dibangun 1,624 Ruang 409,395,890,000 1,253 77.2% 205,277,299,050 50.1%

IKK 3.3 Jumlah unit SMA baru yang

dibangun 18 Unit 61,815,116,000 18 100.0% 33,473,729,450 54.2%

IKK 3.4 Pembangunan Prasarana Pembelajaran SMA

1,627 Ruang 404,238,739,000 1,170 71.9% 192,500,071,000 47.6%

IKK 3.5 Rehabilitasi Ruang

Pembelajaran SMA 2,600 Paket 179,568,835,000 2,302 88.5% 102,725,793,930 57.2%

IKK 3.6 Pengadaan Sarana

Pembelajaran SMA 2,152 Paket 494,877,877,000 0 0.0%

- 0.0%

IKK 3.7 Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang

ditetapkan oleh pemerintah

8,012 Sekolah 16,358,035,000 1,931 24.1%

3,937,756,720 24.1%

IKK 3.8 Jumlah bahan ajar SMA

yang disusun 19 Modul 2,878,210,000 0.0% 0.0%

IKK 3.9

Jumlah SMA yang

menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah

3,137 Sekolah 25,989,424,000 0 0.0%

- 0.0%

IKK

3.10 Jumlah SMA Rujukan 650 Sekolah 106,348,105,000 626 96.3% 104,026,899,290 97.8%

IKK

3.11

Jumlah SMA yang

melakukan pembelajaran

kewirausahaan

204 Sekolah 22,278,500,000 204 100.0% 21,318,811,710 95.7%

IKK 3.12

Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade,

festival, debat, dan unjuk

prestasi tingkat nasional dan Internasional

3,346 Siswa 85,424,578,000 581 17.4% 15,298,875,333 17.9%

IKK 3.13

Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa

2,895 Siswa 10,577,040,000 296 10.2%

1,117,170,500 10.6%

IKK

3.14

Jumlah Siswa SMA yang

menerapkan pendidikan karakter

5,000 Siswa 44,335,403,000 2,088 41.8% 10,401,539,760 23.5%

SK 3.2 Tersedianya bantuan pendidikan bagi

siswa SMA dari keluarga miskin 1,196,188,175,000 836,180,336,650

IKK 3.15

Jumlah siswa SMA

penerima bantuan melalui

KIP

1,367,559 Siswa 1,196,188,175,000 1,005,709 73.5% 836,180,336,650 69.9%

SK 3.3

Menguatnya tata kelola dan sistem

pengendalian manajemen di Direktorat

SMA

164,362,306,000 46,293,741,487

IKK

3.16

Jumlah Satker yang

mendapat Dukungan

Manajemen dan Layanan Teknis SMA

35 Satker 72,300,141,000 35 100.0% 38,806,955,848 53.7%

Dekonsentrasi 92,062,165,000

7,486,785,639 8.1%

Jumlah 3,224,636,233,000 1,572,552,024,880

Page 99: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

C. Akuntabilitas Keuangan

Pagu belanja Direktorat Pembinaan SMA dalam DIPA dibagi dalam 4 (empat) pos

pengeluaran, yaitu: (1) Pegawai, (2) Barang, (3) Modal, (4) Bantuan Sosial (Bansos). Pos

pengeluaran belanja Pegawai yaitu pos yang dikhususkan untuk belanja pegawai, misalnya:

gaji dan tunjangan-tunjangan. Pos pengeluaran belanja Barang yaitu pos pengeluaran yang

meliputi belanja untuk keperluan sehari-hari perkantoran, pemeliharaan dan perjalanan dinas

sebagai penunjang kegiatan. Pos pengeluaran belanja Modal yaitu pos pengeluaran yang

meliputi kegiatan pengadaan sarana prasarana yang merupakan aset tetap. Pos pengeluaran

belanja Bansos yaitu pos pengeluaran yang meliputi kegiatan bantuan sosial kepada

penyelenggaraan pendidikan berupa dana Program Indobesia Pintar. Alokasi untuk pos-pos

pengeluaran tersebut dapat dilihat dari gambar 3.1. berikut ini.

Total pagu belanja pada DIPA Direktorat Pembinaan SMA tahun 2018 (termasuk

dekonsentrasi) sebesar Rp. 3,223,577,513,000,- (tiga trilyun dua ratus dua puluh tiga milyar

lima ratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus tiga belas ribu rupiah). Dari jumlah tersebut

Belanja Pegawai mendapatkan alokasi 0.5%, Belanja Barang mendapatkan alokasi 52.9%,

Belanja Modal mendapatkan alokasi 0,08%, dan Belanja Bantuan Sosial mendapatkan

alokasi sebesar 36.4%.

Realisasi Anggaran Direktorat Pembinaan SMA yang ada dalam DIPA tahun 2018

sampai dengan semester I adalah 1,572,552,025,000-.Sehingga daya serap anggaran

Belanja Pegawai, 0.57%

Belanja Barang, 62.90%

Belanja Modal, 0.08%

Belanja Bansos, 36.45%

Page 100: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Direktorat Pembinaan SMA sampai Juni 2018 adalah 48.78%. Kendala yang terjadi

dalam pelaksanaan program 2018 pada semester I ini adalah :

1. Terjadi revisi DIPA karena perlu penyesuaian beberapa output. Proses revisi

DIPA/RKAKL Direktorat Pembinaan SMA yang cukup lama karena perlu

koordinasi dengan Sekertariat Ditjen Dikdasmen, DJA.

2. Terjadi beberapa kali perubahan dalam clicking e-katalog untuk pengadaan

alat TIK sehingga penentuan pemenang ekatalog juga mundur.

Sajian-sajian gambar berikutnya memperlihatkan realisasi daya serap DIPA 2018

Direktorat Pembinaan SMA sampai bulan Juni 2018 pada masing-masing pos pengeluaran.

Sajian ini bertujuan memperlihatkan pada pos pengeluaran mana terjadi daya serap yang

kecil atau yang besar.

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos

Alokasi 18,226,331 2,027,687,400 2,675,282 1,174,988,500

Realisasi 9,973,970 732,522,188 166,367 829,889,500

-

500,000,000

1,000,000,000

1,500,000,000

2,000,000,000

2,500,000,000

Page 101: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan evaluasi tingkat pencapaian kinerja Direktorat Pembinaan SMA yang terdiri

dari 17 Indikator Kinerja Kegiatan yang sudah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja

Tahunan Direktorat Pembinaan SMA, capaian kinerja fisik Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas mencapai 49.8%. Sedangkan capaian kinerja keuangan sebesar 48.78%

dari alokasi anggaran sebesar Rp. 3,223,577,513,000,- dan sampai dengan semester I tahun

2018 terealisasi Rp. 1,572,552,025,000,-.

Berikut lampiran 17 Indikator Kinerja Kegiatan yang sudah dicapai Direktorat Pembinaan

SMA sampai dengan Semester I tahun 2018.

Tabel 4. 1 Capaian IKK semester 1 Dit. PSMA

Page 102: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja

Target 2018 Realisasi Semester 1

Target Kinerja Anggaran (dalam

rupiah) Fisik

Persent

ase Keuangan

Persent

ase

SK 3.1

Tercapainya Perluasan dan Pemerataan

Akses Pendidikan SMA Bermutu,

Berkesetaraan Jender, dan Relevan

dengan Kebutuhan Masyarakat, di

Semua Kabupaten dan Kota

1,864,085,752,000 690,077,946,743

IKK 3.2 Jumlah RKB SMA yang

dibangun 1,624 Ruang 409,395,890,000 1,253 77.2% 205,277,299,050 50.1%

IKK 3.3 Jumlah unit SMA baru yang

dibangun 18 Unit 61,815,116,000 18 100.0% 33,473,729,450 54.2%

IKK 3.4 Pembangunan Prasarana Pembelajaran SMA

1,627 Ruang 404,238,739,000 1,170 71.9% 192,500,071,000 47.6%

IKK 3.5 Rehabilitasi Ruang

Pembelajaran SMA 2,600 Paket 179,568,835,000 2,302 88.5% 102,725,793,930 57.2%

IKK 3.6 Pengadaan Sarana

Pembelajaran SMA 2,152 Paket 494,877,877,000 0 0.0%

- 0.0%

IKK 3.7 Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang

ditetapkan oleh pemerintah

8,012 Sekolah 16,358,035,000 1,931 24.1%

3,937,756,720 24.1%

IKK 3.8 Jumlah bahan ajar SMA

yang disusun 19 Modul 2,878,210,000 0.0% 0.0%

IKK 3.9

Jumlah SMA yang

menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah

3,137 Sekolah 25,989,424,000 0 0.0%

- 0.0%

IKK

3.10 Jumlah SMA Rujukan 650 Sekolah 106,348,105,000 626 96.3% 104,026,899,290 97.8%

IKK 3.11

Jumlah SMA yang

melakukan pembelajaran

kewirausahaan

204 Sekolah 22,278,500,000 204 100.0% 21,318,811,710 95.7%

IKK 3.12

Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade,

festival, debat, dan unjuk

prestasi tingkat nasional dan Internasional

3,346 Siswa 85,424,578,000 581 17.4% 15,298,875,333 17.9%

IKK 3.13

Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa

2,895 Siswa 10,577,040,000 296 10.2%

1,117,170,500 10.6%

IKK

3.14

Jumlah Siswa SMA yang

menerapkan pendidikan karakter

5,000 Siswa 44,335,403,000 2,088 41.8% 10,401,539,760 23.5%

SK 3.2 Tersedianya bantuan pendidikan bagi

siswa SMA dari keluarga miskin 1,196,188,175,000 836,180,336,650

IKK 3.15

Jumlah siswa SMA

penerima bantuan melalui

KIP

1,367,559 Siswa 1,196,188,175,000 1,005,709 73.5% 836,180,336,650 69.9%

SK 3.3

Menguatnya tata kelola dan sistem

pengendalian manajemen di Direktorat

SMA

164,362,306,000 46,293,741,487

IKK

3.16

Jumlah Satker yang

mendapat Dukungan

Manajemen dan Layanan Teknis SMA

35 Satker 72,300,141,000 35 100.0% 38,806,955,848 53.7%

Dekonsentrasi 92,062,165,000

7,486,785,639 8.1%

Jumlah 3,224,636,233,000 1,572,552,024,880

Page 103: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Adapun hambatan yang dialami dalam pelaksanaan program di semester 1 tahun 2018

adalah:

1. Adanya penambahan alokasi untuk tunjangan kinerja yang pengalokasiannya terjadi

sedikit mis persepsi dalam penggunaan mata anggaran.

2. Terjadi revisi DIPA karena perlu penyesuaian beberapa output. Proses revisi

DIPA/RKAKL Direktorat Pembinaan SMA yang cukup lama karena perlu koordinasi

dengan Sekertariat Ditjen Dikdasmen, DJA.

3. Terjadi beberapa kali perubahan dalam clicking e-katalog untuk pengadaan alat TIK

sehingga penentuan pemenang ekatalog juga mundur.

4. Penyaluran Bantuan yang sesuai PMK 168 harus 70% dan 30%, dalam proses

pelaksanaannya sekolah belum melaporkan pekerjaan sampai dengan 50% fisik.

Sehingga sisa pembanyaran 30% belum dapat disalurkan yang mengakibatkan

penyerapan masih rendah.

B. SARAN/REKOMENDASI

Tindak lanjut yang dapat dilakukan Direktorat Pembinaan SMA antara lain:

a. Terkait perubahan DIPA, Direktorat Pembinaan SMA secara terus menerus

berkoordinasi dengan berbagai institusi baik internal (Dirjen Dikdasmen) maupun

dengan pihak eksternal (Direktorat Jenderal Anggaran maupun Dirjen Perbendaharaan)

agar proses revisi berjalan tepat waktu sehingga tidak menghambat proses pelaksanaan

kegiatan.

b. Terkait dengan pelaksanaan ekatalog untuk peralatan pendidikan, Direktorat Pembinaan

SMA secara terus menerus berkoordinasi dengan Tim TP4P Kejaksaan Agung

sehingga pelaksanaan ekatalog tidak terus menerus mengalami perubahan.

c. Direktorat Pembinaan SMA menghimbau kepada sekolah-sekolah yang mendapatkan

bantah segera melaporkan pelaksanaan fisik 50%, agar penyaluran dana 30% dapat segera

di cairkan.

d. Direktorat Pembinaan SMA secara terus menerus melakukan sinkronisasi data dengan

berbagai institusi yang ada. Proses “matching” data dilaksanakan secara simultan.

e. Berkoordinasi secara intensif dengan tim pengelola Dapodikmen, Dinas Pendidikan

Provinsi dan Dinas Pendidikan Kab/Kota agar sekolah selalu mengupdate data

Dapodikmen sesuai kondisi sekolah agar data yang ada dapat dimanfaatkan oleh

Page 104: Laporan Tengah Semester Direktorat Pembinaan SMA · 2019-05-07 · minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama ... menempatkan

Direktorat Pembinaan SMA sebagai bahan penyaluran Bantuan sesuai kondisi

disekolah.