Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DIREKTORAT
SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
TAHUN ANGGARAN 2018
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
TAHUN 2019
LAPORAN KINERJA
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Visi yang tercantum dalam rencana strategis Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
tahun 2016-2019 adalah “Mewujudkan Produk (swasembada) Sayuran dan Tanaman
Obat Ramah Lingkungan yang Kuat dan Kokoh untuk Kesejahteraan Rakyat” dan Misi
berupa: (1) Mewujudkan pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat yang
ramah lingkungan; (2) Meningkatkan penerapan teknik budidaya yang baik; (3)
Menjadikan pelaku usaha dan kelembagaan sayuran dan tanaman obat yang
professional; (4) Mendorong terciptanya kebijakan dan regulasi untuk pengembangan
agribisnis sayuran dan tanaman obat; dan (5) Mendorong terwujudnya kerjasama dan
kemitraan usaha serta perdagangan komoditas sayuran dan tanaman obat yang
transparan, jujur dan berkeadilan.
Selanjutnya Rencana Strategis dijabarkan ke dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018, dengan Sasaran Strategis:
Sasaran pengembangan sayur adalah: 1) pengendalian inflasi; 2) pengendalian impor;
3) pemenuhan permintaan dalam negeri; dan 3) ketahanan pangan keluarga. Fokus
pengembangan komoditas sayuran utama adalah: aneka bawang (bawang merah,
bawang putih) dan aneka cabai (cabai merah besar, cabai keriting dan cabai rawit
merah) dengan komoditas sayuran penunjang lainnya seperti: kentang, jamur, sayuran
daun, dan sayuran buah lainnya. Sasaran pengembangan tanaman obat adalah: 1)
pemenuhan permintaan dalam negeri; 2) mendukung pengobatan tradisional; 3)
mendukung industri herbal dan saintifikasi jamu. Fokus pengembangan komoditas
tanaman obat adalah: temulawak, jahe, kapulaga, kencur, dan lidah buaya.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat dapat dikatakan berhasil dari 6 (enam) indikator kinerja Tahun 2018,
menghasilkan capaian kinerja sebesar 99,77% yang terdiri dari (1) produksi cabai
terealisasi 2.523.929 ton (112,40%) dari target 2.245.440 ton. (2) Produksi bawang
merah terealisasi 1.498.659 ton (93,16%) dari target 1.608.766 ton. (3) Produksi
kentang untuk komoditas ekspor terealisasi 1.278.771 ton (86,88%) dari target
1.471.828 ton. (4) produksi jahe untuk komoditas ekspor terealisasi 434.355 ton
(126,36%) dari target 343.753 ton. (5) Produksi jamur untuk komoditas ekspor
terealisasi 31.280 ton (77,86%) dari target 40.176 ton. (6) Produksi bawang putih untuk
komoditas substitusi impor terealisasi 39.238 ton (35,84%) dari target 109.494 ton.
Hasil pencapaian peningkatan produksi sayuran dan tanaman obat dilakukan melalui
dukungan dana APBN dan juga swadaya pelaku usaha.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
ii
Realisasi rencana kerja pengembangan sayuran dan tanaman obat tahun 2018
dengan dukungan dana APBN sebesar 95,71% yang terdiri dari (1) Luas Kawasan
Aneka Cabai terealisasi 13.005 Ha (99,62%) dari target 13.055 Ha. (2) Luas Kawasan
Bawang Merah terealisasi 5.434 Ha (98,93%) dari target 5.493 Ha. (3) Luas Kawasan
Sayuran Lainnya, yang terdiri dari (a) Luas Kawasan Bawang Putih terealisasi 5.451Ha
(91,62%) dari target 5.949 Ha. (b) Luas Kawasan Program #Bekerja untuk komoditas
sayuran terealisasi 1.243,27 Ha (70,48%) dari target 1.764 Ha. (4) Kawasan Sayuran
dan Tanaman Obat di Wilayah Perbatasan terealisasi 25 Ha (100%) dari target 25 Ha.
Perjanjian Kinerja (PK) dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) berbeda karena PK
mengalami 3 (tiga) kali perubahan. PK yang pertama (ke-1) disusun pada Bulan
Januari 2018, yang ke-2 Bulan Maret 2018, yang ke-3 Bulan Juli 2018 dan yang ke-4
Bulan Desember 2018. Revisi PK dilakukan karena ada pergantian Dirjen dimana
Dirjen yang lama Bpk. Dr. Spudnik Sujono K, MM memasuki purna bakti. Selain itu
juga terjadi perubahan akibat adanya refocusing yang mengakibatkan pemotongan
anggaran.
Berdasarkan pencapaian realisasi keuangan kegiatan Peningkatan Produksi Sayuran
dan Tanaman Obat di Satker Pusat dan Satker Daerah dapat diketahui bahwa realisasi
akuntabilitas keuangan sebesar Rp. 803.595.343.920,00 atau 91,62% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 877.124.169.000,00.
Berbagai keberhasilan dan manfaat telah dicapai dalam pelaksanaan pembangunan
tanaman sayuran dan tanaman obat tahun 2018, namun dalam pelaksanaannya
ditemui beberapa permasalahan dan hambatan, baik dari aspek teknis budidaya
maupun aspek manajemen. Beberapa permasalahan dan hambatan yang ditemui
adalah sebagai berikut: Sentra produksi masih terfokus pada daerah tertentu
(khususnya di Pulau Jawa dan Sumatra), sementara konsumen tersebar di seluruh
Indonesia; Kemampuan adopsi teknologi budidaya terbaru masih terbatas; Penerapan
GAP/SOP budidaya belum optimal, Terbatasnya pengembangan bawang merah off
season, Harga benih bermutu relatif mahal, Penerapan budidaya bawang merah
menggunakan benih biji atau True Shallot Seed (TSS) masih terbatas, Penggunaan
pestisida yang terlalu tinggi mengakibatkan terjadinya kerusakan sifat fisik dan kimia
tanah, disamping itu tingkat pencemaran lingkungan dan residu pestisida tinggi.
Penggunaan sarana pengendali organisme pengganggu tanaman (OPT) ramah
lingkungan belum optimal; Terbatasnya ketersediaan benih bawang putih sehingga
realisasi pertanaman tidak sesuai dengan target yang ditentukan; Belum ada kegiatan
khusus untuk pengembangan Kawasan Sayuran Daun dan Jamur sehingga yang
dapat dilakukan adalah pelayanan minimal berupa pembinaan dan monitoring;
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
iii
Tanaman obat belum menjadi usaha utama dalam usahatani karena secara ekonomis
belum menguntungkan. Disamping itu, usahatani komoditas tanaman obat memiliki
umur panennya lama sehingga optimalisai lahan dilakukan dengan melakukan pola
tumpang sari dengan komoditas lainnya. Permasalahan dari aspek manajemen
meliputi Adanya proses revisi POK/ROK beberapa kegiatan untuk disesuaikan dengan
kondisi daerah masing-masing, sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi terlambat;
Adanya pergantian Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) pada beberapa provinsi/kabupaten/kota yang mendapatkan tugas pembantuan
dari pusat, sehingga berimplikasi pada tertundanya pelaksanaan kegiatan dan proses
penyerapan anggaran; Penjadwalan pengadaan sarana produksi sayuran dan
tanaman obat melalui ULP di beberapa daerah sering tidak menjadi prioritas. Hal ini
dapat menyebabkan realisasi kegiatan terlambat atau tidak dapat direalisasikannya
kegiatan karena musim tanam sudah lewat. Petani tidak berani mengambil resiko
gagal panen akibat penanaman di luar musim; Terjadinya gagal lelang yang
disebabkan tidak adanya penawar karena Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dinilai terlalu
tinggi, terbatasnya barang yang memenuhi persyaratan; Keterbatasan jumlah SDM
kesatkeran, teknis, lapang dan monev; Koordinasi antara satker provinsi dan satker
kabupaten dalam pelaksanaan TP provinsi belum berjalan sinergis.
Beberapa upaya tindak lanjut yang telah dan akan dilakukan untuk perbaikan tersebut,
antara lain sebagai berikut: (a) Pengembangan Kawasan sayuran dan tanaman obat di
luar sentra eksisting. (b) Mendorong budidaya ramah lingkungan. (d) Mendorong
satker dinas supaya aktif melakukan koordinasi dengan ULP terkait jadwal dan proses
pengadaan. (e) Menyusun perencanaan yang baik dalam pelaksanaan pengembangan
kawasan sayuran dan tanaman obat untuk mengurangi permasalahan yang terjadi baik
secara teknis maupun administratif. Berkoordinasi dengan instansi perbenihan dalam
hal penyediaan benih untuk mendukung pengembangan sayuran dan tanaman obat
tahun 2019. (f) Meningkatkan kompetensi SDM melalui pembinaan, penyuluhan,
pelatihan, sosialisasi, apresiasi, bimbingan teknologi dan pelatihan manajemen baik di
tingkat pusat maupun di daerah bekerjasama dengan instansi terkait. (g) Membantu
petugas dan petani dalam mendapatkan akses inovasi teknologi tepat guna dalam
mengantisipasi kondisi iklim (kelebihan hujan dan kekeringan).
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
iv
KATA PENGANTAR
Sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
anggaran tahun 2018, serta pelaksanaan mandat sesuai dengan Tupoksi Direktorat
Sayuran dan Tanaman Obat, maka dilakukan penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja (LAKIN) Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018. Berdasarkan
laporan ini, kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat telah menunjukkan hasil
yang baik, meskipun terdapat beberapa permasalahan dan kendala yang ditemukan.
Keberhasilan dan pencapaian kinerja pada Tahun Anggaran 2018 merupakan hasil
kerjasama dan sinergi segenap pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun
daerah. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya atas dukungan semua pihak. Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka menyusun
langkah tindak lanjut untuk perbaikan, pengembangan dan penyempurnaan kegiatan
pada tahun berikutnya.
Jakarta, Januari 2019
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat,
Dr. Ir. Prihasto Setyanto, MSc
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi .......................................................................... 2
1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja .................................................................. 3
1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia ..................................................................... 6
1.5 Dukungan Anggaran .......................................................................................... 6
BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................................................ 8
2.1 Rencana Strategis 2016 - 2019 ......................................................................... 8
2.1.1 Visi .................................................................................................................... 9
2.1.2 Misi .................................................................................................................... 9
2.1.3 Tujuan ............................................................................................................... 9
2.1.4 Sasaran ............................................................................................................. 9
2.1.5 Kebijakan ........................................................................................................ 10
2.1.6 Strategi ............................................................................................................ 12
2.1.7 Program .......................................................................................................... 13
2.1.8 Kegiatan .......................................................................................................... 13
2.1.9 Langkah Operasional ...................................................................................... 17
2.1.10 Rencana Aksi .................................................................................................. 18
2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ..................................................................... 19
2.3 Perjanjian Kinerja (PK) .................................................................................... 20
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................ 23
3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan ........................................................................... 23
3.2 Pencapaian Kinerja Tahun 2018...................................................................... 23
3.2.1 Pengembangan Kawasan Aneka Cabai .......................................................... 27
3.2.2 Pengembangan Kawasan Bawang Merah ....................................................... 43
3.2.3 Pengembangan Kawasan Sayuran Lainnya .................................................... 51
3.2.4 Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat di Wilayah Perbatasan ........................ 59
3.3 Perbandingan Target Kinerja TA. 2018 dengan Tahun Sebelumnya ............... 60
3.4 Akuntabilitas Keuangan ................................................................................... 61
3.5 Permasalahan dalam Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun 2018 ..................................................................................................... 62
3.5.1 Aspek Budidaya .............................................................................................. 62
3.5.2 Aspek Manajemen ........................................................................................... 64
3.6 Tindak Lanjut ................................................................................................... 64
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 66
L A M P I R A N .......................................................................................................... 67
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun 2018................................................................................................. 20
Tabel 2. PK 1 Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018 ........................... 21
Tabel 3. PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018 (Revisi 1) .............. 21
Tabel 4. PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018 (Revisi 2) .............. 22
Tabel 5. PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018 (Revisi 3) .............. 22
Tabel 6. Hasil Pencapaian Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun 2018................................................................................................. 23
Tabel 7. Realisasi Rencana Kerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun 2018................................................................................................. 26
Tabel 8. Pencapaian Kinerja Pengembangan Kawasan Aneka Cabai Tahun 2018 ..... 27
Tabel 9. Pencapaian Kinerja Pengembangan Kawasan Bawang Merah Tahun 2018 . 44
Tabel 10. Lokasi Pengembangan Kawasan Bawang Putih Tahun 2018 ..................... 51
Tabel 11. Lokasi Kegiatan #Bekerja Berbasis Hortikultura TA. 2018 ........................... 56
Tabel 12. Perbandingan Data Target Kinerja Tahun 2018 terhadap Tahun 2017 ........ 60
Tabel 13. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah Kegiatan Peningkatan
Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018 .................................... 61
Tabel 14. Realisasi Keuangan Berdasarkan Output Kegiatan Peningkatan Produksi
Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018 ................................................... 61
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Target Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Sayuran
dan Tanaman Obat tahun 2018 .................................................................. 68
Lampiran 2. PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat ............................................. 69
Lampiran 3. Lokasi Kegiatan #BEKERJA Berbasis Hortikultura TA. 2018................... 70
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berkembang pesat di
Indonesia baik dari segi jumlah produksi maupun mutunya. Sayuran merupakan
komoditas yang esensial dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan
kalori, vitamin, mineral, serat dan anti oksidan alami. Kontribusi agribisnis
sayuran pada tahun 2013 terhadap pembentukan PDB sub sektor hortikultura
cukup besar, yaitu sebesar 50%. Dengan demikian pengembangan sayuran
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian wilayah, yang
pada akhirnya akan meningkatkan daya saing wilayah tersebut.
Kebijakan dan program pembangunan hortikultura menempatkan beberapa
komoditas sayuran sebagai komoditas strategis seperti cabai dan bawang merah
bahkan merupakan komoditas strategis Kementerian Pertanian. Dengan
demikian fasilitasi pengembangan komoditas dimaksud menjadi prioritas dan
mendapat porsi besar dalam program dan anggaran pembangunan hortikultura.
Kegiatan yang telah difasilitasi antara lain pemantapan dan penumbuhan
kawasan, penguatan produksi perbenihan, pemberdayaan kelembagaan petani,
peningkatan kerjasama, peningkatan mutu melalui penerapan GAP/SOP
budidaya dan kemitraan antar pelaku usaha.
Seperti yang telah diketahui bersama bahwa cabai dan bawang merah
dimasukkan dalam kelompok komoditas pangan penting (Pada Sidang Kabinet
Terbatas di Bukittinggi, 29 Oktober 2013 yang dipimpin langsung oleh Presiden)
karena ketersediaan dan harganya sangat berpengaruh pada inflasi dan
perekonomian nasional. Diperlukan perhatian dan keseriusan dalam
pengembangan komoditas ini, bukan hanya pengembangan melalui pendanaan
APBN, akan tetapi dukungan dan keterpaduan dengan program dan kegiatan
APBD, instansi lain (Kluster Bank Indonesia, Program KBL/CSR, KKPE, KUR)
dan pelaku usaha sendiri.
Dalam pengembangan agribisnis sayuran dan tanaman obat masih ditemukan
permasalahan yang belum sepenuhnya dapat dipecahkan baik oleh pemerintah
maupun pelaku usaha dan petani itu sendiri. Permasalahan tersebut adalah: 1)
belum diterapkan GAP/SOP budidaya yang baik, 2) belum diterapkannya prinsip
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
2
manajemen rantai pasok dengan baik, 3) skala usaha kecil-kecil, terpencar-
pencar dan cenderung semakin menyempit, 4) terbatasnya ketersediaan benih
bermutu terutama untuk tanaman obat, 5) rendahnya produktifitas, 6) belum
efisiennya manajemen usaha, 7) belum berpihaknya kebijakan dan regulasi
perbankan kepada petani, 8) belum memadainya sarana transportasi, 9) sangat
rumitnya persyaratan ekspor negara tujuan, 10) derasnya persaingan produk
impor, 11) belum berkembangnya tata niaga produk hortikultura yang
berkeadilan, 12) belum berkembangnya industri pendukung (agroinput, industri
olahan, industri hilir, jasa transportasi dan perdagangan), serta (13) belum
tersedianya lembaga pembiayaan serta 14) masih terbatasnya SDM pertanian.
Akumulasi berbagai permasalahan tersebut menyebabkan sayuran dan tanaman
obat belum mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing dengan
komoditas padanannya yang berasal dari negara lain.
Sejalan dengan kegiatan Peningkatan Produksi sayuiran dan tanaman Obat,
maka salah satu target kinerja utama yang ditetapkan adalah terbangunnya
kawasan sentra produksi sayuran dan tanaman obat serta terfasilitasinya sarana
dan prasarana budidaya. Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
program/kegiatan Peningkatan Sayuran dan Tanaman Obat, setiap tahunnya
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat menyusun laporan kinerja yang mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah, Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang tercantum dalam
Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat memiliki tugas dan fungsinya sesuai
dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pertanian setelah adanya perubahan organisasi dari
Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat. Sesuai
dengan Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015, Pasal 441, tugas
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat adalah melaksanakan penyiapan
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
3
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka
cabai, bawang merah, sayuran lainnya dan tanaman obat.
Sedangkan fungsi dari Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat (Pasal 441)
adalah sebagai berikut :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka
cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun
dan jamur serta tanaman obat.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan
sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur
serta tanaman obat.
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan
produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi,
sayuran daun dan jamur serta tanaman obat.
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi
aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran
daun dan jamur serta tanaman obat.
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi,
sayuran daun dan jamur serta tanaman obat.
f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Di dalam Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/8/2015 tersebut,
selain Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat,
tercantum pula Rincian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Lingkup Direktorat
Jenderal Hortikultura.
1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat memiliki 4 (empat) subdirektorat (Eselon III), 1 (satu) subbagian
tata usaha (Eselon IV) dan kelompok jabatan fungsional yaitu :
a. Subdirektorat Aneka Cabai dan Sayuran Buah.
b. Subdirektorat Bawang Merah dan Sayuran Umbi.
c. Subdirektorat Sayuran Daun dan Jamur.
d. Subdirektorat Tanaman Obat.
e. Subbagian Tata Usaha.
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
4
Fungsi dari masing-masing subdirektorat, subbagian tata usaha dan kelompok
jabatan fungsional tersebut sebagai berikut:
a. Subdirektorat Aneka Cabai dan Sayuran Buah
1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan aneka
cabai dan sayuran buah;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan aneka
cabai dan sayuran buah;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta
pengembangan kawasan aneka cabai dan sayuran buah;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan aneka cabai dan sayuran buah;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan aneka cabai dan sayuran buah.
b. Subdirektorat Bawang Merah dan Sayuran Umbi
1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan bawang
merah dan sayuran umbi;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan bawang
merah dan sayuran umbi;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta
pengembangan kawasan bawang merah dan sayuran umbi;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan bawang merah dan sayuran umbi;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan bawang merah dan sayuran umbi.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
5
c. Subdirektorat Sayuran Daun dan Jamur
1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan sayuran
daun dan jamur;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan sayuran
daun dan jamur;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta
pengembangan kawasan sayuran daun dan jamur;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan sayuran daun dan jamur;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan sayuran daun dan jamur.
d. Subdirektorat Tanaman Obat
1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan tanaman obat;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman
obat;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta
pengembangan kawasan tanaman obat;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan tanaman obat;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan tanaman obat.
e. Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat, serta kearsipan
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
6
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia
Jumlah Sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat dalam rangka mendukung pembangunan sayuran dan tanaman
obat tahun 2018 adalah sebanyak 55 orang, dengan golongan I sebanyak 1
orang, golongan II sebanyak 11 orang, golongan III sebanyak 34 orang dan
golongan IV sebanyak 9 orang. Komposisi pegawai berdasarkan jenis kelamin
yaitu laki-laki sejumlah 28 orang, dan perempuan sebanyak 27 orang.
Sedangkan, rekapitulasi SDM berdasarkan tingkat pendidikan yaitu; Doktor (S3)
3 orang, Master/Pasca Sarjana (S2) sebanyak 13 orang, Sarjana (S1) sebanyak
19 orang, Diploma (D3) sebanyak 2 orang, SLTA sebanyak 15 orang, SLTP
sebanyak 1 orang dan SD sebanyak 2 orang.
Potensi SDM yang dimiliki oleh Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat ini
tersebar pada masing-masing subdirektorat lingkup Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat dalam rangka mendukung pencapaian kinerja sasaran Direktorat
Sayuran dan Tanaman Obat dan Direktorat Jenderal Hortikultura. Sebaran
pegawai per unit Eselon III adalah sebagai berikut Subdirektorat Aneka Cabai
dan Sayuran Buah sebanyak 10 orang, Subdirektorat Bawang Merah dan
Sayuran Umbi sebanyak 12 orang, Subdirektorat Sayuran Daun dan Jamur
sebanyak 8 orang, Subdirektorat Tanaman Obat sebanyak 9 orang dan
Subbagian Tata Usaha sebanyak 16 orang.
1.5 Dukungan Anggaran
Pagu awal yang diterima untuk mendukung kegiatan Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat tingkat pusat dan daerah pada tahun 2018 adalah sebesar Rp
936.320.702.000,-. Namun, seiring dengan pelaksanaan kegiatan, terjadi
refocusing anggaran pada tahun 2018 yang selanjutnya menjadi Rp
877.124.169.000,-
Sebagian besar anggaran yang diterima oleh Direktorat Sayuran dan Tanaman
Obat dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan di daerah dalam bentuk dana
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
7
dekonsentrasi (Dekon) dan dana tugas pembantuan (TP) pada 157 satker yang
tersebar di Indonesia.
Alokasi dana di Satker Pusat dan Daerah sebesar Rp. 877.124.169.000,- yang
digunakan untuk mendukung kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman
Obat di daerah senilai Rp. 867.273.862.000,- yang terdiri dari kegiatan, 1)
Pengembangan Kawasan Aneka cabai, 2) Pengembangan Kawasan Bawang
Merah, 3) Pengembangan Kawasan Sayuran Lainnya dan 4) Pengembangan
Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat di Wilayah Perbatasan.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
8
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa
komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut antara lain;
Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja.
Komponen Perencanaan Kinerja meliputi: a) Rencana Strategis (Renstra), b) Rencana
Kinerja Tahunan (RKT), dan c) Perjanjian Kinerja (PK). Berikut dipaparkan komponen
terkait Perencanaan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat.
2.1 Rencana Strategis 2016 - 2019
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura dan
berpedoman pada PP No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 serta
Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019, maka telah disusun
Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman
Obat tahun 2015-2019, yang kemudian dilakukan revisi sebagai renstra 2016 –
2019. Revisi dilakukan karena adanya perubahan nama instansi dari Direktorat
Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat menjadi Direktorat
Sayuran dan Tanaman Obat. Tahun 2018 dilakukan lagi revisi untuk
penyesuaikan beberapa kegiatan yang dilakukan.
Penyusunan Rencana Strategis Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat mengacu
kepada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura dan Pedoman
Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) 2016 –
2019 yang diterbitkan oleh Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/ BAPPENAS Tahun 2009; Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga berkewajiban
untuk menyiapkan Rencana Strategis sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rencana strategis merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi,
tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
9
2.1.1 Visi
Visi pembangunan sayuran dan tanaman obat 2016 – 2019 adalah:
“Mewujudkan Produksi (swasembada) Sayuran dan Tanaman Obat Ramah
Lingkungan yang Kuat dan Kokoh untuk Kesejahteraan Rakyat”
2.1.2 Misi
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat mengemban misi yang harus dilaksanakan yaitu:
a. Mewujudkan pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat yang
ramah lingkungan.
b. Meningkatkan penerapan teknik budidaya yang baik.
c. Menjadikan pelaku usaha dan kelembagaan sayuran dan tanaman obat
yang profesional.
d. Mendorong terciptanya kebijakan dan regulasi untuk pengembangan
agribisnis sayuran dan tanaman obat.
e. Mendorong terwujudnya kerjasama dan kemitraan usaha serta perdagangan
komoditas sayuran dan tanaman obat yang transparan, jujur dan
berkeadilan.
2.1.3 Tujuan
Tujuan Pembangunan Sayuran dan Tanaman Obat 2016 – 2019 adalah:
a. Meningkatkan produksi sayuran dan tanaman obat yang aman konsumsi,
bermutu dan diproduksi secara ramah lingkungan.
b. Meningkatkan ketersediaan produk sayuran dan tanaman obat untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, industri dan ekspor.
c. Mempertahankan mutu dan menekan kehilangan hasil produk sayuran dan
tanaman obat.
d. Memanfaatkan kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
sumberdaya genetik.
2.1.4 Sasaran
Mengacu pada sasaran yang akan dicapai Direktorat Jenderal Hortikultura pada
periode 2015 – 2019 adalah peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
produk tanaman cabai, bawang, jeruk, dan hortikultura strategis lainnya yang
diproduksi secara ramah lingkungan dalam rangka mendukung peningkatan
industri hortikultura, diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing,
ekspor dan substitusi impor; peningkatan kesejahteraan petani, pemenuhan
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
10
kebutuhan dalam negeri, serta pengendalian laju inflasi nasional. Sasaran yang
akan dicapai oleh Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat adalah:
Sasaran pengembangan sayur yaitu: 1) pengendalian inflasi; 2) pengendalian
impor; 3) pemenuhan permintaan dalam negeri; dan 3) ketahanan pangan
keluarga. Fokus pengembangan komoditas sayuran utama adalah: aneka
bawang (bawang merah, bawang putih) dan aneka cabai (cabai merah besar,
cabai keriting dan cabai rawit merah) dengan komoditas sayuran penunjang
lainnya seperti: kentang, jamur, sayuran daun, dan sayuran buah lainnya.
Pengembangan agribisnis jamur yang diharapkan, adalah: a) Berkembangnya
rantai pasok yang transparan, menguntungkan dan berkeadilan; b)
Terbangunnya kelembagaan agribisnis jamur yang solid dan profesional
sehingga berdaya saing; c) Terbangunnya pelaku usaha yang profesional dan
sebagai “champion”; d) Terdorongnya pengembangan kemitraan produsen dan
pelaku pasar yang memberikan nilai tambah bagi petani; e) Terdorongnya
investasi (pemerintah, swasta, CSR dll).
Sasaran pengembangan tanaman obat adalah: 1) pemenuhan permintaan
dalam negeri; 2) mendukung pengobatan tradisional; 3) mendukung industri
herbal dan saintifikasi jamu. Fokus pengembangan komoditas tanaman obat
adalah: temulawak, jahe, kapulaga, kencur, dan kunyit.
2.1.5 Kebijakan
a. Aspek Kawasan Dan Mutu Produk
1. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu dan performan
(penampilan) produk produk sayuran dan tanaman obat untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (konsumsi, industri dan
substitusi impor) dan meningkatkan ekspor dengan penerapan budidaya
yang baik melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP)/Standar
Operasional Prosedur (SOP), pembuatan kumbung jamur
percontohan,penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Good
Handling Practices (GHP), Mitigasi Dampak Iklim/Lingkungan,
pengelolaan lahan, penerapan teknologi maju, penggunaan benih
bermutu varietas unggul, penyediaan benih jamur berkualitas.
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk sayuran dan tanaman obat
melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur serta sarana
budidaya dan pasca panen sayuran dan tanaman obat.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
11
3. Penerapan teknik budidaya yang ramah lingkungan dengan
pemanfataan pupuk kandang/organik, pestisida nabati, agens hayati
serta teknologi pemanfataan limbah usaha yang ramah lingkungan
4. Fokus pada pengembangan kawasan komoditas utama nasional (cabe
dan bawang merah), Pengembangan komoditas penting (jamur,
temulawak, jahe, tanaman obat) dan komoditas bermasalah (bawang
putih, wortel)
5. Penyebaran kawasan (menyebar) dan membangun kemandirian petani.
6. Pembangunan sentra produksi ke beberapa daerah baru yang potensial
dan penyebaran sentra produksi dengan mendekatkan dengan pasar
(kota, peri-urban), serta upaya membangun kemandirian (daerah/pulau-
pulau).
7. Pembangunan dan pengutuhan kawasan sayuran dan tanaman obat
yang direncanakan dan dikembangkan secara terintegrasi dengan
instansi terkait.
8. Pengembangan kelembagaan melalui kerjasama dan kemitraan usaha
dengan pelaku usaha (supermarket, industri, eksportir, supplier).
b. Peningkatan Kapabilitas Sumberdaya Manusia
1. Pelaksanaan Sekolah Lapang GAP, SOP, dan PHT budidaya sayuran
dan tanaman obat.
2. Pelaksanaan apresiasi teknologi untuk meningkatkan
kapabilitas/pengetahuan/keterampilan petani/pelaku usaha dan petugas.
3. Peningkatan fungsi pendampingan yang dilakukan oleh petugas
lapang/champion/akademis/petani/peneliti dalam hal pengembangan
sayuran dan tanaman obat.
4. Pelatihan budidaya jamur bagi para petani jamur didukung penguasaan
aspek pendukung pengembangan jamur seperti perbenihan, teknis
pembuatan kubung jamur dan manajemen usaha budidaya dan
pascapanen jamur.
c. Akselerasi Akses Pembiayaan dan Kemitraan
1. Mengkonsolidasikan berbagai sumber pembiayaan seperti BUMN,
BUMD, dan lembaga perbankan serta lembaga pembiayaan lainnya
bagi pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
12
2. Mendorong mitra usaha sebagai penjamin kredit atau avails untuk
berpartisipasi dalam pengembangan sayuran dan tanaman obat
3. Mendorong pemerintah daerah untuk mengalokasikan dana APBD bagi
pengembangan sayuran dan tanaman obat
4. Penguatan kemitraan dengan membangun program Coorporate Social
Responsibility (CSR) dari perusahaah swasta dan BUMN
2.1.6 Strategi
Strategi pengembangan tanaman sayuran dan tanaman obat sejalan dengan
strategi pembangunan pertanian tahun 2016-2019 yang telah diselaraskan
dengan arah kebijakan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, diuraikan
secara lebih rinci sebagai berikut:
a. Pengembangan Budaya Unggul dan Profesional
1. Pengaturan pola produksi dan rancang bangun pengembangan
komoditas sebagai upaya stabilisasi harga
2. Penumbuhan industri sayuran dan tanaman obat bermutu dan berdaya
saing
b. Pengembangan Pertanian Hayati (biofarming, zero waste, pertanian
konservasi, hemat energi, Low External Input Sustainable Agriculture-
LEISA)
1. Penerapan Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices
(GHP) dan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) untuk mewujudkan
budidaya sayuran dan tanaman obat yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
2. Pengembangan pertanian di wilayah perkotaan (Urban Farming)
3. Pemerintah terus menggalakkan pertanian organik agar kebutuhan
bahan baku jamur, khususnya dari jerami dapat terpenuhi untuk
meningkatkan produksi jamur.
c. Peningkatan pengetahuan, IPTEK mutakhir dan apresiasi kearifan lokal
1. Penerapan teknik budidaya sayuran dan tanaman obat sesuai dengan
kultur dari setiap daerah di seluruh Indonesia
2. Diseminasi teknologi budidaya sayuran dan tanaman obat unggulan
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
13
d. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Petani di bidang produksi,
pasar dan permodalan
1. Peningkatan pengaturan pola produksi dan pembuatan rancang bangun
pengembangan komoditas sayuran dan tanaman obat sebagai upaya
dalam mendukung stabilisasi harga dan pengendalian impor hortikultura
2. Peningkatan pelaksanaan penerapan PHT, GAP dan GHP sayuran dan
tanaman obat
e. Penguatan jejaring kerja intra dan antar pelaku usaha sayuran dan
tanaman obat
1. Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju kemandirian
usaha sayuran dan tanaman obat
2. Pemberdayaan asosiasi dan kelompok usaha tani sayuran dan tanaman
obat sebagai mitra pemerintah
f. Peningkatan investasi dan promosi
1. Penguatan akses permodalan, pembiayaan dan investasi sayuran dan
tanaman obat
2. Fasilitasi regulasi sayuran dan tanaman obat secara kondusif dan
melindungi kelompok usaha tani sayuran dan tanaman obat di Indonesia
2.1.7 Program
Nama program pengembangan sayuran dan tanaman obat adalah: “Program
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura
2.1.8 Kegiatan
Rambu-rambu kegiatan Direktorat Budidaya Sayuran dan Tanaman Obat
mengacu pada Struktur Output DIPA Tahun Anggaran 2018 sebagai berikut:
1. Kawasan Aneka Cabai
Tujuan kegiatan pengembangan kawasan cabai adalah meningkatkan
produksi dan ketersediaan komoditas cabai merata sepanjang tahun,
sehingga dapat mendorong peningkatan daya saing komoditas, wilayah
serta kesejahteraan petani, melalui fasilitasi sarana produksi dan sarana
budidaya serta penerapan Good Agriculture Practices (GAP), dan Standard
Operasional Prosedure (SOP).
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
14
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan kawasan
cabai, stabilisasi pasokan dan perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha
pada sentra produksi. Target pengembangan kawasan cabai pada DIPA
awal adalah seluas 13.500 Ha di 33 Provinsi kemudian dilakukan revisi
DIPA dalam rangka refocusing anggaran pada bulan Juli sehingga target
pengembangan kawasan cabai berubah menjadi 13.055 Ha di 33 Provinsi.
2. Kawasan Bawang Merah
Tujuan kegiatan pengembangan kawasan bawang merah adalah
meningkatkan produksi dan ketersediaan komoditas bawang merah merata
sepanjang tahun, sehingga dapat mendorong peningkatan daya saing
komoditas, wilayah serta kesejahteraan petani, melalui fasilitasi sarana
produksi dan sarana budidaya serta penerapan Good Agriculture Practices
(GAP), dan Standard Operasional Prosedure (SOP).
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan kawasan
bawang merah, stabilisasi pasokan dan perbaikan mutu, dan pengelolaan
lahan usaha pada sentra produksi. Target pengembangan kawasan
bawang merah semula adalah seluas 6000 Ha di 33 Propinsi, kemudian
pada bulan Juli dilakukan revisi DIPA dalam rangka refocusing anggaran
sehingga target pengembangan kawasan bawang merah menjadi seluas
5.493 Ha di 33 Provinsi.
3. Kawasan Sayuran Lainnya
Tujuan kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya adalah untuk
peningkatan produksi bawang putih dan program #Bekerja Berbasis
Hortikultura.
a. Pengembangan Kawasan Bawang Putih
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dalam negeri sekaligus
mengurangi ketergantungan terhadap bawang putih impor harus
diupayakan melalui langkah-langkah terpadu dan merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan, simultan, terfokus dan terintegrasi
antara pusat, provinsi dan kabupaten. Upaya memacu laju peningkatan
kuantitas dan kualitas produksi bawang putih di Indonesia antara lain
dilakukan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan
kawasan sayuran lainnya berupa komoditas bawang putih melalui
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
15
perluasan areal dan perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha sayuran
di sentra-sentra produksi. Target pengembangan kawasan sayuran
lainnya untuk komoditas bawang putih semula seluas 7.017 Ha di 19
Provinsi, kemudian pada bulan Juli dilakukan refocusing anggaran
sehingga berubah menjadi 5.949 Ha di 18 Provinsi.
b. Program #Bekerja Berbasis Hortikultura
Dalam rangka pengentasan kemiskinan nasional, dilakukan upaya
peningkatan pendapatan masyarakat di bidang pertanian, termasuk
komoditas hortikultura. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk
pengembangan kawasan yang bertujuan untuk peningkatan produksi
tanaman hortikultura. Bantuan diberikan berupa benih buah-buahan dan
sayuran yang dapat ditanam di pekarangan rumah/fasum/kantong-
kantong plastik (polybag) melalui langkah-langkah terpadu dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, simultan, terfokus
dan terintegrasi antara pusat, provinsi dan kabupaten.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan buah-
buahan berupa mangga, manggis, pisang, duku, dan pepaya, serta
sayuran berupa kangkung, bayam, sawi hijau, mentimun, gambas,
paria, kacang panjang, buncis, dan/ataujagung manis melalui
pemberian bantuan kepada RTM-P. Target pengembangannya seluas
4.120 Ha untuk komoditas sayuran dan buah (190.000 RTM) di 10
Provinsi (22 Kabupaten) seperti terlampir. Khusus untuk komoditas
sayuran target pengembangannya adalah seluas 1.764 Ha.
4. Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat di Wilayah Perbatasan
Kegiatan sayuran dan tanaman obat di Wilayah Perbatasan bertujuan
untuk pengembangan komoditas sayuran baik sayuran daun, buah maupun
sayuran dataran rendah untuk mendukung daerah perbatasan dan
dilaksanakan di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Upaya untuk
pengembangan pertanian di daerah perbatasan merupakan bagian dari
fokus kegiatan utama Kementerian Pertanian Tahun 2018. Kawasan
sayuran perbatasan menjadi salah satu langkah opersional untuk
pengembangan lumbung pangan berorientasi ekspor di wilayah
perbatasan. Selain itu kegiatan kawasan komoditas sayuran di wilayah
perbatasan diproyeksikan pada kegiatan dan usaha yang mampu
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
16
memberikan keuntungan ekonomi tinggi, secara teknis efisien, tidak
mencemari lingkungan, dan sesuai dengan kearifan lokal.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan kawasan
sayuran dan tanaman obat di wilayah perbatasan terrcapainya stabilisasi
pasokan dan perbaikan mutu, dan pengelolaan lahan usaha sayuran pada
sentra produksi di wilayah perbatasan.
Target pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat di wilayah
perbatasan semula adalah seluas 500 Ha di 6 Provinsi. Namun pada bulan
Juli dilakukan refocusing anggaran dimana anggaran untuk Kawasan
Sayuran dan Tanaman Obat di Wilayah Perbatasan diubah menjadi
Program #Bekerja sehingga target yang semula 500 Ha turun menjadi 25
Ha di 1 Provinsi.
5. Fasilitas Teknis Dukungan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat
Kegiatan fasilitasi teknis dukungan produksi sayuran dan tanaman obat
antara lain bertujuan: 1) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan
kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas sayuran dan tanaman
obat dalam berbagai aspek kepada para pelaku usaha sayuran dan
tanaman obat, 2) Meningkatkan kapabilitas petugas yang menangani
pengembangan sayuran dan tanaman obat melalui TOT serta Apresiasi
Petugas, 3) Menyiapkan petugas yang mampu mendampingi petani dalam
menerapkan GAP/SOP sayuran dan tanaman obat, 4) Memberdayakan
kelembagaan petani sayuran dan tanaman obat di kawasan
pengembangan sayuran dan tanaman obat, agar mampu membangun
kemandirian secara ekonomi.
Sasaran kegiatan pembinaan pengembangan tanaman sayuran dan
tanaman obat adalah berkembangnya penerapan teknologi produksi
sayuran dan tanaman obat di sentra produksi oleh petani, kelompok tani
dan pelaku usaha serta terbangunnya jejaring komunikasi dan informasi
antar kelembagaan petani dengan pelaku usaha dalam meningkatkan
kinerja usaha untuk meningkatkan produksi, dan daya saing produk
sayuran dan tanaman obat.
Target kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pembinaan,
pendampingan, monitoring dan evaluasi teknologi produksi sayuran dan
tanaman obat serta kegiatan pemberdayaan petugas dan petani di 33
Propinsi.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
19
a. Penerbitan Pedoman Teknis Kegiatan Peningkatan Produksi Sayuran dan
Tanaman Obat
b. Koordinasi Teknis Pusat dan Daerah
c. Pengawalan dan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan
d. Pemantauan dan pengendalian secara periodik (triwulan dan semester)
e. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
f. Pelaporan
2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2018 dimaksudkan sebagai
penjabaran dari Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor
40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga berkewajiban untuk menyiapkan
Rencana Tahunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2018 bertujuan untuk
memberikan acuan dan arahan bagi pelaksana kegiatan di lingkup Direktorat
Sayuran dan Tanaman Obat serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas,
ketertiban, transparansi dan akuntabilitas Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat.
Sedangkan sasarannya adalah untuk meningkatkan pemahaman petugas
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat tentang penyusunan rancangan kegiatan
dan pelaksanaan kegiatan pengembangan sayuran dan tanaman obat TA 2018
yang efektif, efisien dan akuntabel. dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sehingga kinerja dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) telah ditetapkan target-target yang akan
dijadikan ukuran untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan yang
telah dicapai. Target Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat tahun 2018 terdapat pada Tabel 1 dan Lampiran 1.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
20
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Terpenuhinya
kebutuhan
konsumsi aneka
cabai, bawang
merah, sayuran
lainnya
1
.
Kawasan Aneka Cabai (Cabai
Besar 6.125 Ha, Cabai rawit
Merah 7.375 Ha)
13.500
2
.
Kawasan Bawang Merah (Benih
Umbi 5.800 Ha, Benih Biji 200 Ha) 6.000
3
.
Kawasan sayuran lainnya
(Bawang Putih) (Ha) 7.017
4
.
Kawasan Sayuran dan Tanaman
Obat di Wilayah Perbatasan (Ha) 500
Sumber: RKT Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2018
2.3 Perjanjian Kinerja (PK)
Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen kesepakatan antara pimpinan unit
tertinggi beserta jajarannya. Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat telah
menetapkan dokumen PK diawal tahun 2018 yang ditandatangani oleh Direktur
Jenderal Hortikultura dengan Direktur Sayuran dan Tanaman Obat. Dalam
dokumen PK tercantum beberapa “Indikator Kinerja” yang harus dicapai oleh
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat selama tahun 2018.
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat mengalami 3
(tiga) kali perubahan. PK yang pertama (ke-1) disusun pada Bulan Januari 2018,
yang ke-2 Bulan Maret 2018, yang ke-3 Bulan Juli 2018 dan yang ke-4 pada
bulan Desember 2018. Revisi PK dilakukan karena ada pergantian Dirjen dimana
Dirjen yang lama Bpk. Dr. Spudnik Sujono K, MM memasuki purna bakti. Data
mengenai PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini dan pada Lampiran 2.
Revisi PK pertama mengacu pada RKT Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
dimana indikator kinerja berubah menjadi (1) Luas Kawasan Aneka Cabai 13.500
Ha (2) Luas Kawasan Bawang Merah 6.000 Ha (3) Luas Kawasan Bawang
Merah 7.017 Ha (4) Luas kawasan hortikultura untuk sayuran dan tanaman obat
di wilayah perbatasan 500 Ha. Pada revisi PK kedua indikator kinerja berubah
seperti Tabel 4. Pada revisi PK kedua, kawasan hortikultura untuk sayuran dan
tanaman obat di wilayah perbatasan tidak dimunculkan dalam PK dengan
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
21
pertimbangan komoditas kawasan hortikultura untuk sayuran dan tanaman obat
di wilayah perbatasan bukan merupakan komoditas strategis.
Tabel 2. PK 1 Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Terpenuhinya
kebutuhan
tanaman
hortikultura
strategis nasional
1. Produksi cabai (Ton) 2.245.440
2. Produksi bawang merah (Ton) 1.608.766
2. Terpenuhinya
kebutuhan
tanaman sayuran
dan tanaman obat
untuk komoditas
ekspor dan
pengendali impor
3. Produksi kentang untuk
komoditas ekspor (Ton)
1.471.828
4. Produksi jahe untuk komoditas
ekspor (Ton)
343.753
5. Produksi jamur untuk
komoditas ekspor (Ton)
40.176
6. Produksi bawang putih untuk
komoditas subtitusi ekspor
(Ton)
109.494
Sumber: PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Tabel 3. PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018 (Revisi 1)
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Terpenuhinya
kebutuhan
tanaman
hortikultura
strategis nasional
1. Luas Kawasan Cabai (Ha) 13.500
2. Luas Kawasan Bawang Merah
(Ha)
6.000
2. Terpenuhinya
kebutuhan
tanaman sayuran
dan tanaman obat
untuk komoditas
ekspor dan
pengendali impor
3. Luas Kawasan Bawang Putih
(Ha)
7.017
4. Luas kawasan hortikultura
untuk sayuran dan tanaman
obat di wilayah perbatasan
500
Sumber : PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
22
Tabel 4. PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018 (Revisi 2)
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Terpenuhinya
kebutuhan
tanaman
hortikultura
strategis nasional
1. Produksi Cabai (Ton) 2.245.440
2. Produksi Bawang Merah (Ton) 1.608.766
2. Terpenuhinya
kebutuhan
tanaman sayuran
dan tanaman obat
untuk komoditas
ekspor dan
pengendali impor
3. Produksi kentang untuk
komoditas ekspor (Ton)
1.471.828
4. Produksi jahe untuk komoditas
ekspor (Ton)
343.697
5. Produksi jamur untuk
komoditas ekspor (Ton)
40.176
6. Produksi bawang putih untuk
komoditas subtitusi impor (Ton)
43.395
Sumber : PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Tabel 5. PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018 (Revisi 3)
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Terpenuhinya
kebutuhan
tanaman
hortikultura
strategis nasional
1. Produksi Cabai (Ton) 2.245.440
2. Produksi Bawang Merah (Ton) 1.608.766
2. Terpenuhinya
kebutuhan
tanaman sayuran
dan tanaman obat
untuk komoditas
ekspor dan
pengendali impor
3. Produksi kentang untuk
komoditas ekspor (Ton)
1.471.828
4. Produksi jahe untuk komoditas
ekspor (Ton)
343.753
5. Produksi jamur untuk
komoditas ekspor (Ton)
40.176
6. Produksi bawang putih untuk
komoditas subtitusi impor (Ton)
109.494
Sumber : PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
23
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan
Gambaran kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat TA. 2018 dapat
diketahui dari hasil pengukuran kinerja yang terdapat pada Perjanjian Kinerja
(PK) yaitu membandingkan antara realisasi dengan target yang ditetapkan. Untuk
mengukur tingkat capaian kinerja tahun 2018 tersebut digunakan metode yang
mengacu pada Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2017 yang
menggunakan metode scoring. Metode tersebut mengelompokkan capaian
kinerja kedalam 4 (empat) kategori, yaitu: 1) sangat berhasil (capaian >100%), 2)
berhasil (capaian 80 - 100%), 3) cukup berhasil (capaian 60 - 79%), dan 4)
kurang berhasil (capaian < 60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
3.2 Pencapaian Kinerja Tahun 2018
Pengukuran capaian kinerja atas kegiatan Peningkatan Produksi Sayuran dan
Tanaman Obat pada Tahun 2018 dilakukan dengan membandingkan target
kinerja yang telah ditetapkan dengan pencapaian realisasi target tersebut.
Hasil pencapaian kinerja :
Pengukuran realisasi indikator kinerja Peningkatan Produksi Sayuran dan
Tanaman Obat dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 6. Hasil Pencapaian Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun 2018
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target* (Ton)
Realisasi** (Ton)
Persentase (%)
Kategori
1. Terpenuhinya kebutuhan tanaman hortikultura strategis nasional
1. Produksi Cabai (Ton)
2.245.440 2.523.929 112,40 Sangat Berhasil
2. Produksi Bawang Merah (Ton)
1.608.766 1.498.659 93,16 Berhasil
2. Terpenuhinya kebutuhan tanaman sayuran dan tanaman obat untuk
3. Produksi kentang untuk komoditas ekspor (Ton)
1.471.828 1.278.771 86,88 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
24
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target* (Ton)
Realisasi** (Ton)
Persentase (%)
Kategori
komoditas ekspor dan pengendali impor
4. Produksi jahe untuk komoditas ekspor (Ton)
343.753 434.355 126,36 Sangat Berhasil
5. Produksi jamur untuk komoditas ekspor (Ton)
40.176 31.280 77,86 Cukup Berhasil
6. Produksi bawang putih untuk komoditas subtitusi impor (Ton)
109.494 39.238 35,84 Kurang Berhasil
Sumber: Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2019
Keterangan: *) Berdasarkan angka dalam Perjanjian Kinerja (PK) Dit. Sayuran dan Tanaman
Obat Tahun 2018 revisi-3
**) Berdasarkan angka sementara 2018.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Direktorat Sayuran
dan Tanaman Obat dapat dikatakan berhasil dari 6 (enam) indikator kinerja
Tahun 2018, menghasilkan capaian kinerja sebesar 99,77%. Hasil pencapaian
peningkatan produksi sayuran dan tanaman obat dilakukan melalui dukungan
dana APBN melalui Tugas Pembantuan Provinsi dan Tugas Pembantuan
Kabupaten/Kota, pelaku usaha dan swadaya masyarakat.
Peningkatan produksi sayuran dan tanaman obat yang telah difasilitasi melalui
dukungan dana APBN terutama untuk pengembangan kawasan aneka cabai,
kawasan bawang merah, kawasan sayuran lainnya, serta kawasan sayuran
dan tanaman obat di wilayah perbatasan. Rincian realisasi target
pengembangan kawasan melalui dukungan dana APBN dapat dilihat pada
Tabel 7.
Peningkatan produksi sayuran dan tanaman obat untuk komoditas kentang,
jahe dan jamur didukung oleh swadaya pelaku usaha. Tingginya kebutuhan
konsumsi dan besarnya permintaan ekspor untuk komoditas kentang, jahe dan
jamur merupakan suatu peluang untuk dilakukan peningkatan produksi. Melihat
peluang tersebut pelaku usaha melakukan budidaya secara swadaya sehingga
produksi komoditas tersebut dapat meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
25
dalam negeri maupun ekspor. Peningkatan produksi untuk komoditas kentang,
jahe dan jamur tidak lepas dari dukungan pemerintah melalui aspek regulasi
dan kemitraan yang mendukung berkembangnya usahatani sayuran dan
tanaman obat serta pembinaan dan monitoring dari pemerintah.
Produksi cabai pada tahun 2018 sebesar 2.523.929 ton atau 112,40 % dari
target sebesar 2.245.440 ton, sehingga dapat dikatakan sangat berhasil.
Produksi bawang merah terealisasi 1.498.659 ton atau 93,16% dari target
1.608.766 ton, sehingga dapat dikatakan berhasil. Produksi kentang untuk
komoditas ekspor terealisasi 1.278.771 ton atau 86,88% dari target 1.471.828
ton, sehingga dapat dikatakan berhasil. Produksi jahe untuk komoditas ekspor
terealisasi 434.355 ton atau 126,36% dari target 343.753 ton, sehingga dapat
dikatakan sangat berhasil. Produksi jamur untuk komoditas ekspor terealisasi
31.280 ton atau 77,86% dari target 40.176 ton, sehingga dapat dikatakan cukup
berhasil. Produksi bawang putih untuk komoditas substitusi impor terealisasi
39.238 ton atau 35,84% dari target 109.494 ton, sehingga dapat dikatakan
kurang berhasil.
Realisasi target produksi bawang putih rendah dikarenakan pengembangan
kawasan bawang putih melalui fasilitasi dana APBN hanya 5.949 Ha dan
terealisasi 5.451 Ha. Sementara itu, apabila mengacu pada Roadmap
Pengembangan Bawang Putih 2016-2045 untuk dapat mencapai target
produksi sebesar 109.494 ton luas tanam harus mencapai 11.000 Ha dengan
produktivitas rata-rata 11,82 ton/ha.
Dalam pelaksanaannya kegiatan pengembangan kawasan bawang putih
melalui fasilitasi dana APBN belum dapat terealisasi 100% karena mengalami
beberapa kendala, diantaranya ketersediaan benih, sehingga di beberapa
satker dilakukan lelang ulang. Adanya lelang ulang menyebabkan mundurnya
realisasi tanam, dimana beberapa daerah melakukan realisasi tanam pada
akhir bulan Desember dan bahkan ada yang mundur sampai bulan Januari
karena menunggu musim hujan. Selain itu, pertanaman yang dilakukan importir
ada kemungkinan tidak tercatat.
Apabila dibandingkan dengan data SPH Tahun 2017 maka produksi bawang
putih mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada tahun 2017 produksi
bawang putih sebesar 19.510 Ton sedangkan pada tahun 2018 naik menjadi
39.238 ton. Produksi pada tahun 2018 berasal dari luas panen sebesar 5.000
Ha dan apabila dibandingkan dengan data 2017 luas panen tersebut naik 2
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
26
(dua) kali lipat dimana luas panen tahun 2017 adalah seluas 2.146 Ha.
Sedangkan luas tanam pada tahun 2018 adalah seluas 8.015 Ha, dimana naik
lebih dari 2 kali lipat dibandingkan dengan luas tanam tahun 2017 yaitu seluas
3.274 Ha. Pada tahun 2018 produksi naik namun produktivitas tidak setinggi
tahun 2017 karena banyaknya daerah pengembangan baru, dan sebagian
besar petani merupakan petani baru yang belum terbiasa menanam bawang
putih sehingga produktivitasnya sangat beragam. Pada tahun 2017
pengembangan kawasan bawang putih melalui fasilitasi dana APBN hanya ada
di 5 kabupaten/kota, sedangkan pada tahun 2018 pengembangan kawasan
bawang putih melalui fasilitasi dana APBN ada di 70 kabupaten kota.
Tabel 7. Realisasi Rencana Kerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun 2018
Sasaran
Strategis Indikator
Target awal*
(Ha)
Target
setelah
refocusing
(Ha)
Realisasi
(Ha)
Persentase
(%)
Terpenuhinya
kebutuhan
konsumsi aneka
cabai, bawang
merah, sayuran
lainnya
1. Kawasan
Aneka
Cabai
13.500
(Cabai
Besar 6.125
Ha, Cabai
Rawit
Merah
7.375 Ha)
13.055 13.005 99,62
2. Kawasan
Bawang
Merah
600 Ha
(Benih
Umbi 5.800
Ha, Benih
Biji 200 Ha)
5.493 5.434 98,93
3. Kawasan
Sayuran
Lainnya
a. Bawang
Putih
b. #Bekerja
Berbasis
Hortikultura
7.017 Ha
(Bawang
Putih)
5.949
1.764
5.451
1.243,27
91,62
70,48
Kawasan
Sayuran
dan
Tanaman
Obat di
Wilayah
Perbatasan
500 25 25 100
Sumber : Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun, 2019
Keterangan: *) Berdasarkan RKT Dit. Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
27
3.2.1 Pengembangan Kawasan Aneka Cabai
Pengembangan kawasan aneka cabai tahun 2018 terdapat pada 33 (tiga puluh
tiga) Satker Provinsi dan 34 (tiga puluh empat) Satker Kabupaten. Target
pengembangan kawasan aneka cabai pada tahun 2018 adalah 13.055 Ha dan
realisasinya mencapai 13.005 Ha. Secara rinci pengembangan kawasan aneka
cabai dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 8. Pencapaian Kinerja Pengembangan Kawasan Aneka Cabai Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
1 Provinsi Jawa Barat
1.340 1.340 100 Berhasil
TP PROV 575 575 100 Berhasil
1 Kab. Bogor Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
2 Kab. Sukabumi
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Subang Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
4 Kab. Tasikmalaya
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
75 75 100 Berhasil
5 Kab. Ciamis Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
6 Kab. Cirebon Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
7 Kab. Kuningan
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
8 Kab. Indramayu
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
9 Kab. Bandung Barat
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
10 Kab. Pangandaran
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
11 Kota Tasikmalaya
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
TP MANDIRI
765 765 100 Berhasil
1 Kab. Cianjur Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
100 100 100 Berhasil
2 Kab. Bandung
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
75 75 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
28
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
3 Kab. Sumedang
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
100 100 100 Berhasil
4 Kab. Garut Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
150 150 100 Berhasil
5 Kab. Majalengka
Cabai Besar
40 40 100 Berhasil
2 Provinsi Jawa Tengah
1.650 1.650 100 Berhasil
TP PROV 1.025 1.025 100 Berhasil
1 Kab. Semarang
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Demak Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
3 Kab. Tegal Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
4 Kab. Kudus Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
5 Kab. Pemalang
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
6 Kab. Rembang
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
7 Kab. Blora Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
8 Kab. Purbalingga
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
75 75 100 Berhasil
9 Kab. Banjarnegara
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
10 Kab. Wonosobo
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
11 Kab. Purworejo
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
12 Kab. Kebumen
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
13 Kab. Klaten Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
14 Kab. Boyolali Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
29
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
16 Kab. Sragen Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
17 Kab. Wonogiri
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
TP MANDIRI
625 625 100 Berhasil
1 Kab. Grobogan
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
2 Kab. Batang Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Temanggung
Cabai Rawit 125 125 100 Berhasil
Cabai Besar
75 75 100 Berhasil
4 Kab. Magelang
Cabai Rawit 125 125 100 Berhasil
Cabai Besar
100 100 100 Berhasil
5 Kab. Karanganyar
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
3 Provinsi DI Yogyakarta
300 300 100 Berhasil
TP PROV 300 300 100 Berhasil
1 Kab. Bantul Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Sleman Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Gunungkidul
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
4 Kab. Kulonprogo
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
4 Provinsi Jawa Timur
1.450 1.450 100 Berhasil
TP PROV 850 850 100 Berhasil
1 Kab. Gresik Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Sumenep
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
30
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
3 Kab. Situbondo
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
4 Kab. Jember Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
5 Kab. Pasuruan
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
6 Kab. Kediri Cabai Rawit 100 100 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
7 Kab. Blitar Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
75 75 100 Berhasil
8 Kab. Pacitan Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
9 Kab. Tuban Cabai Rawit 100 100 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
10 Kab. Lamongan
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
TP MANDIRI
600 600 100 Berhasil
1 Kab. Bondowoso
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Banyuwangi
Cabai Rawit 150 150 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Malang Cabai Rawit 150 150 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
4 Kab. Probolinggo
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
5 Kab. Lumajang
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
5 Provinsi Aceh
200 200 100 Berhasil
TP PROV 200 200 100 Berhasil
1 Kab. Aceh Besar
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
2 Kab. Pidie Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
3 Kab. Aceh Timur
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
31
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
4 Kab. Aceh Tengah
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
5 Kab. Simeuleu
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
6 Kab. Aceh Gayo Lues
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
6 Provinsi Sumatera Utara
155 155 100 Berhasil
TP PROV 130 130 100 Berhasil
1 Kab. Deliserdang
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Karo Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Tapanuli Utara
Cabai Besar
15 15 100 Berhasil
4 Kab. Tapanuli Selatan
Cabai Besar
15 15 100 Berhasil
5 Kab. Batubara
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
TP MANDIRI
25 25 100 Berhasil
1 Kab. Simalungun
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
7 Provinsi Sumatera Barat
275 275 100 Berhasil
TP PROV 275 275 100 Berhasil
1 Kab. Agam Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
2 Kab. Limapuluh Kota
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
3 Kab. Pesisir Selatan
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
4 Kab. Tanah Datar
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
5 Kab. Solok Selatan
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
6 Kab. Pasaman Barat
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
7 Kab. Sijunjung
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
8 Kota Padang Panjang
Cabai Besar
20 20 100 Berhasil
9 Kota Padang Cabai Besar
10 10 100 Berhasil
10 Kota Payakumbuh
Cabai Besar
20 20 100 Berhasil
8 Provinsi Riau
135 135 100 Berhasil
TP PROV 135 135 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
32
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
1 Kab. Kampar Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Indragiri Hulu
Cabai Besar
20 20 100 Berhasil
3 Kab. Rokan Hulu
Cabai Besar
20 20 100 Berhasil
4 Kab. Siak Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
5 Kota Pekanbaru
Cabai Besar
20 20 100 Berhasil
6 Kota Dumai Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
9 Provinsi Jambi
310 310 100 Berhasil
TP PROV 310 310 100 Berhasil
1 Kab. Tanjung Jabung Barat
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Sarolangun
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
3 Kab. Kerinci Cabai Besar
75 75 100 Berhasil
4 Kab. Merangin
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
5 Kab. Tanjung Jabung Timur
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
6 Kab. Tebo Cabai Besar
40 40 100 Berhasil
7 Kab. Muaro Jambi
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
8 Kota Jambi Cabai Besar
10 10 100 Berhasil
9 Kota Sungai Penuh
Cabai Besar
10 10 100 Berhasil
10 Provinsi Sumatera Selatan
225 225 100 Berhasil
TP PROV 225 225 100 Berhasil
1 Kab. Ogan Komering Ulu
Cabai Besar
40 40 100 Berhasil
2 Kab. Musi Rawas
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Ogan Komering Ilir
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
4 Kab. Banyuasin
Cabai Besar
40 40 100 Berhasil
5 Kab. Oku Selatan
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
6 Kab. Musi Rawas Utara
Cabai Besar
10 10 100 Berhasil
7 Kota Lubuk Linggau
Cabai Besar
10 10 100 Berhasil
11 Provinsi Lampung
600 600 100 Berhasil
TP PROV 600 600 100 Berhasil
1 Kab. Cabai 75 75 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
33
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
Lampung Selatan
Besar
2 Kab. Lampung Tengah
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Lampung Utara
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
4 Kab. Lampung Barat
Cabai Besar
75 75 100 Berhasil
5 Kab. Tulang Bawang
Cabai Besar
10 10 100 Berhasil
6 Kab. Tanggamus
Cabai Besar
100 100 100 Berhasil
7 Kab. Lampung Timur
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
8 Kab. Way Kanan
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
9 Kab. Pesawaran
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
10 Kab. Pringsewu
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
11 Kab. Mesuji Cabai Besar
75 75 100 Berhasil
12 Kab. Tulang Bawang Barat
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
13 Kab. Pesisir Barat
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
14 Kota Bandar Lampung
Cabai Besar
5 5 100 Berhasil
15 Kota Metro Cabai Besar
10 10 100 Berhasil
12 Provinsi Kalimantan Barat
355 355 100 Berhasil
TP PROV 305 305 100 Berhasil
1 Kab. Sanggau
Cabai Rawit 40 40 100 Berhasil
2 Kab. Mempawah
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
3 Kab. Kapuas Hulu
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
4 Kab. Ketapang
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
5 Kab. Bengkayang
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
6 Kab. Sekadau
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
7 Kab. Kayong Utara
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
8 Kab. Kubu Raya
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
9 Kota Pontianak
Cabai Rawit 10 10 100 Berhasil
10 Kota Singkawang
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
34
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
TP MANDIRI
50 50 100 Berhasil
1 Kab. Sambas Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
13 Provinsi Kalimantan Tengah
225 225 100 Berhasil
TP PROV 225 225 100 Berhasil
1 Kab. Kapuas Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Kotawaringin Timur
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
3 Kab. Kotawaringin Barat
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
4 Kab. Pulang Pisau
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
5 Kab. Barito Timur
Cabai Rawit 15 15 100 Berhasil
6 Kota Palangkaraya
Cabai Rawit 10 10 100 Berhasil
14 Provinsi Kalimantan Selatan
450 450 100 Berhasil
TP PROV 450 450 100 Berhasil
1 Kab. Banjar Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
2 Kab. Tanah Laut
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Tapin Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
4 Kab. Hulu Sungai Selatan
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
5 Kab. Hulu Sungai Tengah
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
6 Kab. Barito Kuala
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
7 Kab. Tabalong
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
8 Kab. Hulu Sungai Utara
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
9 Kota Banjarbaru
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
15 Provinsi Kalimantan Timur
225 225 100 Berhasil
TP PROV 225 225 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
35
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
1 Kab. Paser Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
3 Kab. Kutai Timur
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
4 Kab. Penajam Paser Utara
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
5 Kab. Kutai Kertanegara
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
6 Kota Samarinda
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
7 Kota Balikpapan
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
16 Provinsi Sulawesi Utara
305 305 100 Berhasil
TP PROV 230 230 100 Berhasil
1 Kab. Kepulauan Sangihe
Cabai Besar
10 10 100 Berhasil
2 Kab. Kepulauan Talaud
Cabai Rawit 15 15 100 Berhasil
3 Kab. Minahasa Selatan
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
4 Kab. Minahasa Utara
Cabai Rawit 30 30 100 Berhasil
5 Kab. Bolaang Mongondow Timur
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
6 Kota Tomohon
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
TP MANDIRI
75 75 100 Berhasil
1 Kab. Minahasa
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
17 Provinsi Sulawesi Tengah
350 350 100 Berhasil
TP PROV 250 250 100 Berhasil
1 Kab. Toli-Toli Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
2 Kab. Parigi Moutong
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
3 Kab. Tojo Una-Una
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
4 Kab. Sigi Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
5 Kota Palu Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
TP MANDIRI
100 100 100 Berhasil
1 Kab. Donggala
Cabai Rawit 100 100 100 Berhasil
18 Provinsi Sulawesi
1.075 1.075 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
36
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
Selatan
TP PROV 700 700 100 Berhasil
1 Kab. Pinrang Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Gowa Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
3 Kab. Wajo Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
4 Kab. Maros Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
5 Kab. Sinjai Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
6 Kab. Bulukumba
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
7 Kab. Takalar Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
8 Kab. Soppeng
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
9 Kab. Luwu Utara
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
10 Kota Palopo Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
TP MANDIRI
375 375 100 Berhasil
1 Kab. Jeneponto
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
2 Kab. Enrekang
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Bantaeng
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
4 Kab. Bone Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
19 Provinsi Sulawesi Tenggara
315 315 100 Berhasil
TP PROV 315 315 100 Berhasil
1 Kab. Buton Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
2 Kab. Kolaka Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
3 Kab. Konawe Selatan
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
4 Kab. Bombana
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
37
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
5 Kab. Kolaka Utara
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
6 Kab. Konawe Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
7 Kab. Kolaka Timur
Cabai Rawit 125 125 100 Berhasil
20 Provinsi Maluku
200 200 100 Berhasil
TP PROV 200 200 100 Berhasil
1 Kab. Maluku Tengah
Cabai Rawit 40 40 100 Berhasil
2 Kab. Maluku Tenggara
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
3 Kab. Maluku Tenggara Barat
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
4 Kab. Pulau Buru
Cabai Rawit 35 35 100 Berhasil
5 Kab. Kepulauan Aru
Cabai Rawit 10 10 100 Berhasil
6 Kab. Seram Bagian Barat
Cabai Rawit 30 30 100 Berhasil
7 Kab. Seram Bagian Timur
Cabai Rawit 30 30 100 Berhasil
8 Kota Ambon Cabai Rawit 10 10 100 Berhasil
21 Provinsi Bali
225 225 100 Berhasil
TP PROV 175 175 100 Berhasil
1 Kab. Buleleng
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
2 Kab. Klungkung
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
3 Kab. Gianyar Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
4 Kab. Karangasem
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
5 Kab. Bangli Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
TP MANDIRI
50 50 100 Berhasil
1 Kab. Tabanan
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
22
Provinsi Nusa Tenggara Barat
700 700 100 Berhasil
TP PROV 475 475 100 Berhasil
1 Kab. Lombok Barat
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
2 Kab. Lombok Tengah
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
38
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
3 Kab. Dompu Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
4 Kab. Sumbawa Barat
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
5 Kab. Lombok Utara
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
6 Kota Mataram
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
TP MANDIRI
225 225 100 Berhasil
1 Kab. Sumbawa
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Lombok Timur
Cabai Rawit 100 100 100 Berhasil
Cabai Besar
75 75 100 Berhasil
23
Provinsi Nusa Tenggara Timur
475 475 100 Berhasil
TP PROV 425 425 100 Berhasil
1 Kab. Kupang Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
2 Kab. Timor Tengah Selatan
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
3 Kab. Flores Timur
Cabai Rawit 15 15 100 Berhasil
4 Kab. Manggarai
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
5 Kab. Sumba Timur
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
6 Kab. Sumba Barat
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
7 Kab. Lembata
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
8 Kab. Rote Ndao
Cabai Besar
40 40 100 Berhasil
9 Kab. Manggarai Barat
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
10 Kab. Sumba Tengah
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
11 Kab. Sumba Barat Daya
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
12 Kab. Manggarai Timur
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
39
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
TP MANDIRI
50 50 100 Berhasil
1 Kab. Belu Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
24 Provinsi Papua
175 175 100 Berhasil
TP PROV 130 130 100 Berhasil
1 Kab. Biak-Numfor
Cabai Rawit 30 30 100 Berhasil
2 Kab. Jayawijaya
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
3 Kab. Mimika Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
5 Kota Jayapura
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
TP MANDIRI
45 45 100 Berhasil
1 Kab. Merauke
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
2 Kab. Keerom Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
25 Provinsi Bengkulu
250 250 100 Berhasil
TP PROV 150 150 100 Berhasil
1 Kab. Bengkulu Utara
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Rejang Lebong
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Kaur Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
4 Kab. Muko-Muko
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
TP MANDIRI
100 100 100 Berhasil
5 Kab. Kepahiang
Cabai Besar
100 100 100 Berhasil
26 Provinsi Maluku Utara
145 145 100 Berhasil
TP PROV 145 145 100 Berhasil
1 Kab. Halmahera Selatan
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
2 Kab. Kepulauan Sula
Cabai Rawit 10 10 100 Berhasil
3 Kab. Halmahera Timur
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
4 Kab. Halmahera Barat
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
5 Kab. Pulau Morotai
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
6 Kota Ternate Cabai Rawit 15 15 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
40
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
7 Kota Tidore Kepulauan
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
27 Provinsi Banten
125 125 100 Berhasil
TP PROV 125 125 100 Berhasil
1 Kab. Serang Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
2 Kab. Pandeglang
Cabai Besar
50 50 100 Berhasil
3 Kab. Lebak Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
4 Kab. Tangerang
Cabai Besar
25 25 100 Berhasil
28
Provinsi Kep. Bangka Belitung
50 - - Tidak Berhasil
TP PROV 50 - - Tidak Berhasil
1 Kab. Belitung Cabai Besar
20 - - Tidak Berhasil
2 Kab. Bangka Cabai Besar
10 - - Tidak Berhasil
3 Kab. Bangka Tengah
Cabai Besar
20 - - Tidak Berhasil
29 Provinsi Gorontalo
285 285 100 Berhasil
TP PROV 285 285 100 Berhasil
1 Kab. Gorontalo
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
2 Kab. Boalemo
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
3 Kab. Pohuwato
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
4 Kab. Bone Bolango
Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
5 Kab. Gorontalo Utara
Cabai Rawit 40 40 100 Berhasil
6 Kota Gorontalo
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
30 Provinsi Kepulauan Riau
65 65 100 Berhasil
TP PROV 65 65 100 Berhasil
1 Kab. Bintan Cabai Besar
20 20 100 Berhasil
2 Kab. Lingga Cabai Besar
15 15 100 Berhasil
3 Kab. Anambas
Cabai Besar
15 15 100 Berhasil
4 Kota Batam Cabai Besar
15 15 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
41
No Provinsi Kabupaten/Kota KAWASAN TARGET
(Ha) REALISASI
(Ha) PERSENTASE (%) KATEGORI
31 Provinsi Papua Barat
280 280 100 Berhasil
TP PROV 205 205 100 Berhasil
1 Kab. Manokwari
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
2 Kab. Fak Fak Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
3 Kab. Sorong Selatan
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
4 Kab. Raja Ampat
Cabai Rawit 30 30 100 Berhasil
5 Kab. Teluk Bintuni
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
6 Kab. Teluk Wondama
Cabai Rawit 10 10 100 Berhasil
7 Kab. Tambrauw
Cabai Rawit 25 25 100 Berhasil
8 Kab. Manokwari Selatan
Cabai Rawit 15 15 100 Berhasil
9 Kota Sorong Cabai Rawit 15 15 100 Berhasil
TP MANDIRI
75 75 100 Berhasil
2 Kab. Sorong Cabai Rawit 75 75 100 Berhasil
32 Provinsi Sulawesi Barat
60 60 100 Berhasil
TP PROV 20 20 100 Berhasil
2 Kab. Mamuju Utara
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
TP MANDIRI
40 40 100 Berhasil
1 Kab. Majene Cabai Rawit 40 40 100 Berhasil
33 Provinsi Kalimantan Utara
80 80 100 Berhasil
TP PROV 10 10 100 Berhasil
1 Kota Tarakan Cabai Rawit 10 10 100 Berhasil
TP MANDIRI
70 70 100 Berhasil
1 Kab. Nunukan
Cabai Rawit 50 50 100 Berhasil
2 Kab. Bulungan
Cabai Rawit 20 20 100 Berhasil
Total 13.055 13.005 99,62 Berhasil
Sumber : Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2018 (Data Diolah)
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Direktorat Sayuran
dan Tanaman Obat menunjukkan indikator keberhasilan “Berhasil” karena
realiasi output kawasan aneka cabai yang dicapai adalah 99,62%. Khusus
untuk Propinsi Kep. Bangka Belitung, pengembangan kawasan cabai besar
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
42
seluas 50 Ha yang dialokasikan ke Kab. Belitung 20 Ha, Kab. Bangka 10 ha
dan Kab. Bangka Tengah 20 Ha, tidak dilaksanakan karena terjadi gagal lelang
dan sudah kehabisan waktu untuk melelang kembali.
Beberapa kegiatan yang mendukung pengembangan kawasan aneka cabai
yang dilaksanakan oleh Pusat adalah:
1. Koordinasi Peningkatan Produksi Kawasan Aneka Cabai, dilaksanakan
pada tanggal 6-9 Februari 2018 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
2. Koordinasi Ketersediaan Cabai Menjelang Hari Besar Keagamaan,
dilaksanakan pada tanggal 1-2 November 2018 di Kota Yogyakarta,
DI.Yogyakarta
Pengembangan kawasan aneka cabai masih sangat perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan produksi cabai nasional. Tujuannya adalah untuk mencukupi
kebutuhan konsumsi masyarakat terutama dalam menghadapi hari besar
kegamaan nasional dan dapat berorientasi ekspor. Berikut beberapa contoh
pengembangan kawasan aneka cabai:
Pengembangan Kawasan Cabai di
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Pengembangan Kawasan Cabai di
Kabupaten Lampung Selatan, Lampung
Pengembangan Kawasan Cabai di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Pengembangan Kawasan Cabai di Kabupaten OKU, Sumatera Selatan
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
43
Pengembangan Kawasan Cabai di Kabupaten Bangka, Bangka Belitung
Pengembangan Kawasan Cabai di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau
Pengembangan Kawasan Cabai di Kabupaten Kulon Progo, DIY
Pengembangan Kawasan Cabai di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Pengembangan Kawasan Cabai di Kabupaten HSS, Kalimantan Selatan
Pengembangan Kawasan Cabai di Kabupaten Lombot Tengah, NTB
Gambar 1. Pengembangan Kawasan Aneka Cabai
3.2.2 Pengembangan Kawasan Bawang Merah
Target pengembangan kawasan bawang merah dengan dana APBN pada
tahun 2018 sebanyak 5.493 ha, sedangkan realisasinya mencapai 98,93%
dengan total luasan 5.434 ha. Secara rinci pengembangan kawasan bawang
merah tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 9.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
44
Tabel 9. Pencapaian Kinerja Pengembangan Kawasan Bawang Merah
Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten TARGET Realisasi Persentase Kategori
(Ha) (Ha) (%)
1 Provinsi Jawa Barat Kab. Bandung 27 27 100 Berhasil
Kab. Garut 75 75 100 Berhasil
Kab. Majalengka 77 77 100 Berhasil
Kab. Sumedang 12 12 100 Berhasil
Kab. Cianjur 17 17 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Cirebon 102
182 100 Berhasil Kab. Kuningan 30
Kab. Indramayu 50
2 Provinsi Jawa Tengah Kab. Grobogan 110 110 100 Berhasil
Kab. Batang 20 20 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Demak 100
587 99 Berhasil
Kab. Tegal 52
Kab. Brebes 50
Kab. Pati -
Kab. Pemalang 50
Kab. Rembang 30
Kab. Sragen 50
Kab. Purbalingga 20
Kab. Wonogiri 50
Kab. Kendal 50
Kab. Blora 50
Kab. Cilacap 20
Kab. Kudus 20
Kab. Banjarnegara 20
Kab. Wonosobo 10
Kab. Boyolali 20
3 Provinsi DI Yogyakarta (TP Provinsi)
Kab. Bantul 22
102 82 Berhasil Kab. Gunungkidul 60
Kab. Sleman 22
Kab. Kulonprogo 20
4 Provinsi Jawa Timur Kab. Malang 52 52 100 Berhasil
Kab. Probolinggo 82 82 100 Berhasil
Kab. Bondowoso 50 50 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
45
No Provinsi Kabupaten TARGET Realisasi Persentase Kategori
(Ha) (Ha) (%)
TP Provinsi Kab. Sumenep 50
154 86 Berhasil
Kab. Nganjuk 52
Kab. Bojonegoro 52
Kab. Pamekasan 25
5 Provinsi Banten Kab. Serang 22 22 100 Berhasil
6 Provinsi Aceh (TP Provinsi)
Kab. Aceh Besar 20
102 100 Berhasil
Kab. Pidie 17
Kab. Semalue 15
Kab. Bener Meriah 20
Kab. Aceh Tengah 20
Kab. Pidie Jaya 10
7 Provinsi Sumatera Utara Kab. Simalungun 65 65 100 Berhasil
Kab. Samosir 50
300 100 Berhasil
Kab. Dairi 50
Kab. Humbahas 52
Kab. Karo 54
Kab. Serdang Bedagai
22
Kab. Tobasa 55
Kota Medan 17
8 Provinsi Sumatera Barat Kab. Solok 52 52 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Agam 50
152 100 Berhasil
Kab. Pesisir Selatan 52
Kab. Solok Selatan 25
Kab. Tanah Datar 25
9 Provinsi Riau (TP Provinsi)
Kab. Kampar 27
81 100 Berhasil Kota Pekanbaru 27
Kab. Siak 27
10 Provinsi Kepulauan Riau Kab. Bintan 10
50 90,01 Berhasil
(TP Provinsi) Kota Batam 10
Kab. Lingga 20
Kab. Karimun 10
Kab. Natuna 5
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
46
No Provinsi Kabupaten TARGET Realisasi Persentase Kategori
(Ha) (Ha) (%)
11 Provinsi Jambi Kab. Kerinci 9
44 100 Berhasil
(TP Provinsi) Kab. Merangin 10
Kab. Muaro Jambi 11
Kab. Sungai Penuh 10
Kota Jambi 1
Kab. Tanjung Jabung Timur
1
Kab. Bungo 1
Kab. Tebo 1
12 Provinsi Sumatera Selatan
Kab. Ogan Komering Ulu
20
80 100 Berhasil
(TP Provinsi) Kab. Muara Enim 10
Kab. OKU Timur 15
Kab. Musirawas 20
Kab. Musi Rawas Utara
10
Kota Lubuk Linggau 5
13 Provinsi Lampung Kab. Lampung Selatan
22
212 100 Berhasil
(TP Provinsi) Kab. Lampung Tengah
20
Kab. Tulang Bawang 20
Kab. Tanggamus 20
Kab. Pringsewu 20
Kab. Lampung Timur 20
Kab. Lampung Barat 40
Kab. Pesisir Barat 40
Kota Metro 10
14 Provinsi Bengkulu Kab. Kepahiang 50 50 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Rejanglebong 20 40 100 Berhasil
Kab. Mukomuko 20
15 Provinsi Bangka Belitung (TP Provinsi)
Kab. Bangka Tengah 25 25 100 Berhasil
16 Provinsi Kalimantan Barat
Kab. Sambas 35 35 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Bengkayang 30
120 100 Berhasil
Kab. Kubu Raya 20
Kab. Sanggau 20
Kab. Mempawah 30
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
47
No Provinsi Kabupaten TARGET Realisasi Persentase Kategori
(Ha) (Ha) (%)
Kab Landak 20
17 Provinsi Kalimantan Tengah
Kab. Kapuas 20
192 100 Berhasil
Kab. Kotawaringin Timur
22
Kab. Kotawaringin Barat
20
Kab. Gunung Mas 15
Kab. Barito Timur 20
Kab. Barito Utara 20
Kab. Pulang Pisau 20
Kab. Murung Raya 15
Kota Palangkaraya 20
Kab. Seruyan 20
18 Provinsi Kalimantan Selatan
Kab. Tapin 52
174 100 Berhasil Kab. Hulu Sungai
Selatan 52
Kab. Tanah Laut 50
Kab. Tabalong 20
19 Provinsi Kalimantan Timur
Kab. Paser 25
76 100 Berhasil
Kab. Berau 20
Kab. Kutai Kartanegara
27
Kab. Samarinda 2
Kota Balikpapan 2
20 Provinsi Kalimantan Utara
Kab. Nunukan 20 20 100 Berhasil
Kab. Bulungan 20 20 100 Berhasil
TP Provinsi Kota Tarakan 10 10 100 Berhasil
21 Provinsi Sulawesi Utara Kab. Minahasa 50 50 100 Berhasil
Kab. Minahasa Selatan
45 50 100 Berhasil
Kab. Kep. Sangihe 5
22 Provinsi Sulawesi Tengah
Kab. Donggala 30 30 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Sigi 32
134 100 Berhasil
Kota Palu 30
Kab. Poso 30
Kab. Parigi Moutong 22
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
48
No Provinsi Kabupaten TARGET Realisasi Persentase Kategori
(Ha) (Ha) (%)
Kab. Toli-toli 20
23 Provinsi Sulawesi Selatan
Kab. Bone 22 22 100 Berhasil
Kab. Jeneponto 32 32 100 Berhasil
Kab. Enrekang 152 150 99 Berhasil
Kab. Bantaeng 50 50 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Pinrang 22
193 100 Berhasil
Kab. Gowa 22
Kab. Maros 52
Kab. Takalar 22
Kota. Palopo 25
Kab. Sinjai 50
24 Provinsi Sulawesi Tenggara
Kab. Kolaka Utara 25
75 100 Berhasil (TP Provinsi) Kab. Kolaka Timur 25
Kab. Buton Selatan 25
25 Provinsi Sulawesi Barat Kab. Majene 77 77 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Mamuju 12
42 100 Berhasil Kab. Mamasa 10
Kab. Polewali Mandar 20
26 Provinsi Gorontalo Kab. Gorontalo 27 50 100 Berhasil
(TP Provinsi) Kab. Boalemo 23
27 Provinsi Maluku Kab. Maluku Tengah 22
95 100 Berhasil
(TP Provinsi) Kab. Maluku Tenggara
32
Kab. Seram Bagian Barat
10
Kota Ambon 9
Kab. Pulau Buru 12
Kab. Maluku Barat Daya
10
28 Provinsi Maluku Utara Kab. Halmahera Selatan
20
62 100 Berhasil (TP Provinsi) Kota Tidore Kepulauan
22
Kab. Pulau Morotai 20
29 Provinsi Bali Kab. Tabanan 20 20 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
49
No Provinsi Kabupaten TARGET Realisasi Persentase Kategori
(Ha) (Ha) (%)
TP Provinsi Kab. Buleleng 20
170 100 Berhasil Kab. Karangasem 50
Kab. Bangli 100
30 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kab. Lombok Timur 80 80 100 Berhasil
Kab. Sumbawa 80 80 100 Berhasil
(TP Provinsi) Kab. Sumbawa Barat 20
85 100 Berhasil
Kab. Lombok Utara 20
Kab. Dompu 25
Kota Mataram 20
31 Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kab. Belu 60 60 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Kupang 34
303 100 Berhasil
Kab. Manggarai 20
Kab. Rote Ndao 22
Kab. Manggarai Barat 32
Kab. Melaka 100
Kab. Lembata 15
Kab. Sikka 15
Kab. Flores Timur 15
Kab. Ngada 15
Kab. Sumba Timur 15
Kab. Sabu Raijua 20
32 Provinsi Papua Kab. Merauke 15 15 100 Berhasil
TP Provinsi Kab. Jayawijaya 15 25 100 Berhasil
Kab. Nabire 10
33 Provinsi Papua Barat (TP Provinsi)
Kab. Tambrauw 15 15 100 Berhasil
TOTAL KAWASAN BAWANG MERAH 5.493 5.434 98,93 Berhasil
Sumber: Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2019 (data diolah)
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan konfirmasi yang telah dilakukan
langsung ke daerah, pencapaian kinerja Pengembangan Kawasan Bawang
Merah dapat dikatakan berhasil dengan capaian 98,93% target output dapat
tercapai. Persentase output capaian kinerja pada tahun ini lebih tinggi daripada
tahun lalu yang mencapai 97%. Dalam pelaksanaan pengembangan kawasan
bawang merah masih dihadapkan pada kendala di lapangan seperti harga
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
50
benih yang sempat tinggi sehingga Satker di luar pulau Jawa menanggung
beban ongkos kirim yang cukup tinggi. Pengembangan kawasan bawang
merah dianggap sangat perlu untuk meningkatkan produksi bawang merah
nasional. Tujuannya adalah untuk ketersediaan produksi bawang merah merata
sepanjang tahun sehingga kebutuhan konsumsi masyarakat tercukupi, adanya
kestabilan harga di tingkat produsen dan konsumen dan peningkatan ekspor.
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat mendorong pengembangan bawang
merah biji (TSS). Untuk kegiatan pengembangan bawang merah biji diharapkan
mendapat pendampingan khusus dikarenakan petani bawang merah masih
terbiasa menggunakan benih umbi.
Kawasan Bawang Merah Menjelang
Panen di Kabupaten Bangli
Hasil Panen Bawang Merah
di Kabupaten Solok
Bawang Merah Biji Varietas
Lokanaanta Umur 21 HST
Hasil Panen Bawang Merah Biji di
Kabupaten Sarolangu Provinsi Jambi
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
51
Kawasan Bawang Merah di
Kabupaten Nganjuk
Kawasan Bawang Merah di
Kabupaten Nganjuk saat panen
Kawasan Bawang Merah di
Kabupaten Garut
Kawasan Bawang Merah di
Kabupaten Kendal
Gambar 2. Pengembangan Kawasan Bawang Merah
3.2.3 Pengembangan Kawasan Sayuran Lainnya
Target pengembangan kawasan sayuran lainnya adalah sebesar 7.713 Ha.
Program pengembangan kawasan sayuran lainnya terdiri dari program
pengembangan kawasan bawang putih dan program #Bekerja Berbasis
Hortikultura. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan konfirmasi yang telah
dilakukan langsung ke daerah realisasi kawasan bawang putih mencapai 5.451
Ha atau 91,62% dan program #Bekerja mencapai 1.243,27 Ha atau 70,48%.
Berikut rincian per komoditas untuk pengembangan kawasan sayuran lainnya.
1) Bawang Putih
Tabel 10. Lokasi Pengembangan Kawasan Bawang Putih Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten Luasan
(Ha) Realisasi
(Ha) %
Realisasi Kategori
1 Jawa Barat Kab. Bandung 30 30 100,00 Berhasil
Kab. Garut 20 20 100,00 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
52
No Provinsi Kabupaten Luasan
(Ha) Realisasi
(Ha) %
Realisasi Kategori
Kab. Majalengka 50 50 100,00 Berhasil
Kab. Sumedang 15 15 100,00 Berhasil
Kab. Cianjur 30 30 100,00 Berhasil
TP Provinsi Kab. Bandung Barat 10
20 100,00 Berhasil Kab. Ciamis 5
Kab. Kuningan 5
* Jumlah 165 165
2 Jawa Tengah Kab. Magelang 300 300 100,00 Berhasil
Kab. Karanganyar 7 7 100,00 Berhasil
Kab. Batang 50 50 100,00 Berhasil
Kab. Temanggung 1.930 1930 100,00 Berhasil
TP Provinsi Kab. Tegal 70 9 12,86 Kurang Berhasil
Kab. Wonosobo 50 50 100,00 Berhasil
Kab. Banjarnegara 30 30 100,00 Berhasil
Kab. Cilacap 10 10 100,00 Berhasil
Kab. Pemalang 20 0 - Tidak Berhasil
Kab. Pekalongan 10 10 100,00 Berhasil
* Jumlah 2.477 2.396
3 Jawa Timur Kab. Bondowoso 50 50 100,00 Berhasil
Kab. Malang 30 30 100,00 Berhasil
Kab. Lumajang 50 0 - Tidak Berhasil
Kab. Banyuwangi 25 25 100,00 Berhasil
Kab. Probolinggo 50 50 100,00 Berhasil
TP Provinsi Kota Batu 25 55 100,00 Berhasil
Kab. Magetan 30
* Jumlah 260 210
4 Aceh (TP Provinsi) Kab. Bener Meriah 10 20 100,00 Berhasil
Kab. Gayo Lues 10
* Jumlah 20 20
5 Sumatera Barat Kab. Solok 30 30 100,00 Berhasil
TP Provinsi Kab. Agam 20
56 93,33 Berhasil Kab. Tanah Datar 20
Kab. Solo Selatan 20
* Jumlah 90 86
6 Sumatera Utara Kab. Simalungun 50 50 100,00 Berhasil
TP Provinsi Kab. Karo 20 100 100,00 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
53
No Provinsi Kabupaten Luasan
(Ha) Realisasi
(Ha) %
Realisasi Kategori
Kab. Samosir 10
Kab. Madailing Natal
10
Kab. Dairi 10
Kab. Humbahas 50
* Jumlah 150 150
7 Jambi (TP Provinsi) Kab. Kerinci 10 25 100,00 Berhasil
Kab. Merangin 15
* Jumlah 25 25
8 Bengkulu Kab. Kepahiang 25 25 100,00 Berhasil
Kab. Rebong Lebong
10 10 100,00 Berhasil
* Jumlah 35 35
9 Sumatera Selatan (TP Provinsi)
Kab. Pagar Alam 20 70 100,00 Berhasil
Kab. Muara Enim 50
* Jumlah 70 70
10 Lampung (TP Provinsi)
Kab. Lampung Barat 10 30 100,00 Berhasil
Kab. Tanggamus 20
* Jumlah 30 30
11 Bali Kab. Tabanan 50 50 100,00 Berhasil
(TP Provinsi) Kab. Bangli 20 30 100,00 Berhasil
Kab. Buleleng 10
* Jumlah 80 80
12 Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Timur 1.642 1.642 100,00 Berhasil
Kab. Sumbawa 75 75 100,00 Berhasil
* Jumlah 1.717 1.717
13 Nusa Tenggara Timur Kab. Belu 25 25 100,00 Berhasil
(TP Provinsi) Kab. Timur Tengah Selatan
75
50 13,89 Kurang Berhasil
Kab. Malaka 25
Kab. Ngada 15
Kab. Ende 15
Kab. Manggarai 20
Kab. Manggarai Timur
25
Kab. Sikka 40
Kab. Sumba Barat 30
Kab. Sumba Barat Daya
20
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
54
No Provinsi Kabupaten Luasan
(Ha) Realisasi
(Ha) %
Realisasi Kategori
Kab. Timur Tengah Utara
50
Kab. Sumba Timur 20
Kab. Manggarai Barat
25
* Jumlah 385 75
14 Sulawesi Selatan Kab. Bantaeng 50 17,5 36,00 Kurang Berhasil
Kab. Enrekang 80 80 100,00 Berhasil
Kab. Jeneponto 10 10 100,00 Berhasil
Kab. Bone 10 10 100,00 Berhasil
(TP Provinsi) Kab. Sinjai 10
60 100,00 Berhasil
Kab. Barru 10
Kab. Pangkep 10
Kab. Pinrang 20
Kab. Gowa 10
* Jumlah 210 177,5
15 Sulawesi Tengah Kab. Donggala 35 35 100,00 Berhasil
TP Provinsi Kab. Sigi 30
110 100,00 Berhasil Kab. Banggai 30
Kab. Poso 50
* Jumlah 145 145
16 Sulawesi Utara Kab. Minahasa 35 14 40,00 Kurang Berhasil
Kab. Minahasa Selatan
35 35 100,00 Berhasil
* Jumlah 70 49
17 Papua Kab. Lanny Jaya 10 10 100,00 Berhasil
* Jumlah 10 10
18 Papua Barat Kab. Pegunungan Arfak
10 10 100,00 Berhasil
* Jumlah 10 10
TOTAL 5.949 5.451 91,62 Berhasil
Sumber : Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2019 (data diolah)
Pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan bawang putih secara umum
terkendala ketersediaan benih, sehingga di beberapa satker dilakukan lelang
ulang. Adanya informasi dugaan benih oplosan yang terjadi di Cilacap,
Donggala, dan Bener Meriah membuat tingkat kehati-hatian Dinas Pertanian
menjadi lebih tinggi. Selain itu, beberapa daerah seperti Timor Tengah Selatan
(NTT), Tegal (Jawa Tengah) dan Bantaeng (Sulawesi Selatan) mengembalikan
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
55
sebagian anggaran karena sudah melewati musim tanam dan benih tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis.
Kawasan Bawang Putih di
Kabupaten Magelang
Kawasan Bawang Putih di
Kabupaten Solok
Kawasan Bawang Putih di
Kabupaten Cianjur
Kawasan Bawang Putih di
Kabupaten Bandung
Kawasan Bawang Putih di
Kabupaten Wonosobo
Kawasan Bawang Putih di
Kabupaten Bone
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
56
Kawasan Bawang Putih di
Kabupaten Banggai
Kawasan Bawang Putih di
Kabupaten Muara Enim
Gambar 3. Pengembangan Kawasan Bawang Putih
2) Program #Bekerja (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera)
Program #Bekerja Berbasis Hortikultura tahun 2018 diberikan pada
190.000 RTM-P di 10 (sepuluh) Satker Provinsi dan 22 (dua puluh tiga)
Satker Kabupaten. Target pengembangan buah 2.356 Ha dan sayuran
1.764 Ha dan dengan total keseluruhan 4.120 Ha. Secara rinci dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini:
Tabel 11. Lokasi Kegiatan #Bekerja Berbasis Hortikultura TA. 2018
No Provinsi Kabupaten/Kota Komoditas Target
(ha) Realisasi
(ha) Persentase
(%) Kategori
1 Jawa Barat
Indramayu
Mangga 250 0 0 Kurang Berhasil
Sayuran 120 0 0 Kurang Berhasil
Cirebon
Mangga 200 57,48 28,74 Berhasil
Pepaya 18 14,67 81,5 Berhasil
Sayuran 60 39,27 65,45 Berhasil
Tasikmalaya
Manggis 314 314 100 Berhasil
Pepaya 27 27 100 Berhasil
Sayuran 80 80 100 Berhasil
Garut Manggis 497 345 69,42 Berhasil
Sayuran 120 120 100 Berhasil
Cianjur Pisang 1 1 100 Berhasil
Sayuran 4 4 100 Berhasil
2 Jawa Tengah
Banyumas Pisang 39 0 0
Kurang Berhasil
Sayuran 80 0 0 Kurang
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
57
No Provinsi Kabupaten/Kota Komoditas Target
(ha) Realisasi
(ha) Persentase
(%) Kategori
Berhasil
Purbalingga
Pisang 44 44 100 Berhasil
Sayuran 85 0 0 Kurang Berhasil
Brebes Pisang 122 0 0
Kurang Berhasil
Sayuran 290 290 100 Berhasil
3 Jawa Timur
Bondowoso Sayuran 125 125 100 Berhasil
Jember Sayuran 215 0 0 Kurang Berhasil
Lumajang Mangga 250 250 100 Berhasil
Sayuran 125 125 100 Berhasil
4 Sulawesi Selatan
Bone Pisang 54 0 0 Berhasil
Sayuran 20 20 100 Berhasil
Tana Toraja Sayuran 50 50 100 Berhasil
Toraja Utara Sayuran 20 20 100 Berhasil
Soppeng Mangga 150 150 100 Berhasil
Sayuran 47 47 100 Berhasil
Takalar Mangga 100 100 100 Berhasil
Sayuran 33 33 100 Berhasil
5 Sumatera Utara
Langkat Pisang 16 16 100 Berhasil
Sayuran 35 35 100 Berhasil
6 Sumatera Selatan
OKI Duku 100 0 0 Berhasil
Sayuran 45 45 100 Berhasil
7 Lampung Lampung Selatan
Pepaya 20 24,52 122,6 Sangat Berhasil
Sayuran 60 60 100 Berhasil
8 Banten Pandeglang
Manggis 69 69 100 Berhasil
Pepaya 9 9 100 Berhasil
Sayuran 20 20 100 Berhasil
9 Kalimantan Selatan
HSU Mangga 50 50 100 Berhasil
Sayuran 20 20 100 Berhasil
10 Nusa Tenggara Barat
Lombok Tengah Pepaya 26 26 100 Berhasil
Sayuran 110 110 100 Berhasil
Total 4.120 2.740,94 66,53 Cukup
Berhasil
Sayuran 1.764 1.243,27 70,48 Cukup
Berhasil
Buah 2.356 1.497,67 63,57 Cukup
Berhasil
Sumber : Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2019 (data diolah)
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
58
Alokasi bantuan program #BEKERJA berbasis hortikultura mengacu pada
lokasi Program #BEKERJA Kementerian Pertanian TA. 2018 yaitu di 10
provinsi pada 22 kabupaten. Kegiatan Ditjen hortikultura terintegrasi
dengan kegiatan dari Ditjen PKH selaku leading sector program bekerja.
Target RTM penerima manfaat sebanyak 190.000 RTM.
Bantuan yang diberikan kepada RTM berupa sarana produksi (benih dan
pupuk) untuk Pengembangan kawasan hortikultura seluas 4.120 ha yang
terdiri dari pengembangan buah luas 2.356 ha dan sayuran seluas 1.764
ha. Sampai dengan akhir Desember 2018 capaian realisasi fisik
pengembangan hortikultura seluas 2.740,94 ha (66,53%) terdiri dari
pengembangan buah seluas 1.497,67 ha (63,57%) dan pengembangan
sayuran seluas 1.243,27 ha (70,48%).
Capaian realisasi fisik tidak memenuhi target yang ditetapkan, hal ini
disebabkan sebagai berikut :
1. Program #BEKERJA berbasis hortikultura tidak dilaksanakan oleh 3
kabupaten yaitu: Indramayu, Banyumas, Purbalingga dan Jember. Hal
ini disebabkan Dinas Pertanian yang menangani hortikultura kondisi
internalnya yang tidak kondusif, sehingga kurang merespon program
bekerja hortikultura dan terbatasnya SDM.
2. Program dimulai pada pertengahan tahun sehingga kesulitan memenuhi
kebutuhan benih buah bersertifikat yang jumlahnya terbatas khususnya
komoditi pisang.
3. Pengembangan hortikultura memerlukan persyaratan untuk tanaman
tumbuh optimal, yaitu ketersediaan air, lahan dan agroklimat.
4. Keterbatasan waktu untuk proses lelang terutama untuk kabupaten yang
dikelola pada Satker di provinsi. Untuk lelang cepat juga terkendala di
aplikasi dan SDM di Dinas Pertanian Kabupaten.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
59
Program #Bekerja di Jawa Barat Program #Bekerja di Jawa Barat
Program #Bekerja di Jawa Tengah Program #Bekerja di Jawa Tengah
Gambar 4. Program #Bekerja Berbasis Hortikultura
3.2.4 Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat di Wilayah Perbatasan
Target pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat di wilayah
perbatasan pada awalnya adalah seluas 500 Ha di 6 Provinsi. Namun pada
bulan Juli dilakukan refocusing anggaran dimana anggaran untuk Kawasan
Sayuran dan Tanaman Obat di Wilayah Perbatasan dialihkan menjadi Program
#Bekerja sehingga target yang semula 500 Ha turun menjadi 25 Ha di 1
Provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu di
Kabupaten Sangihe Talaud, dimana sebelum dilakukan refocusing, Kabupaten
Sangihe Talaud sudah melaksanakannya sehingga anggaranya tidak dialihkan
untuk Program #Bekerja. Untuk Provinsi atau Kabupaten yang mendapat
anggaran perbatasan karena belum melaksanakan maka anggaran yang ada
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
60
dialihkan untuk Program #Bekerja, sehingga kegiatannya ini hanya
dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Utara dengan realisasi 25 Ha atau 100%.
3.3 Perbandingan Target Kinerja TA. 2018 dengan Tahun Sebelumnya
Sesuai dengan Target Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun
2018 yang telah difasilitasi melalui dukungan dana APBN, pengembangan luas
kawasan aneka cabai tahun 2018 adalah seluas 13.055 Ha, bawang merah
5.493 Ha, sayuran lainnya 7.713 Ha dan Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat
di wilayah Perbatasan 25 Ha. Luas pengembangan kawasan aneka cabai dan
bawang merah tahun 2018 mengalami penurunan. Kenaikan yang cukup
signifikan untuk pengembangan kawasan sayuran lainnya karena adanya
pengembangan kawasan bawang putih yang menjadi bagian dari kawasan
sayuran lainnya. Cukup luasnya target kawasan pengembangan bawang putih
dalam rangka menuju swasembada bawang putih tahun 2019.
Tabel 12. Perbandingan Data Target Kinerja Tahun 2018 terhadap Tahun
2017
No Indikator Kinerja Tahun
2017*
Tahun
2018**
1 Pengembangan kawasan aneka cabai
(Ha) 17.283 13.055
2 Pengembangan kawasan bawang merah
(Ha) 7.630 5.493
3 Pengembangan kawasan sayuran
lainnya (Ha)
a. Bawang Putih
b. Program #Bekerja Berbasis
Hortikultura
6.409
5.949
1.764
4 Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat di
wilayah Perbatasan (Ha) - 25
5 Kawasan Tanaman Obat (Ha) 25 -
Sumber : Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2019
Keterangan: *) PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Th 2017
**) Target Pengembangan Kawasan melalui dukungan dana APBN
Th 2018
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
61
3.4 Akuntabilitas Keuangan
Berdasarkan pencapaian realisasi keuangan kegiatan Peningkatan Produksi
Sayuran dan Tanaman Obat di Satker Pusat dan Daerah dapat diketahui bahwa
realisasi keuangan sebesar Rp 803.595.343.920,- atau 91,62% dari pagu
anggaran sebesar Rp 877.124.169.000,-. Data realisasi anggaran tersebut
secara lengkap terdapat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 13. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah Kegiatan
Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
Satker Pusat dan Daerah
Anggaran (Rp)
Realisasi
Keuangan (Rp)
Persentase (%)
Peningkatan Produksi
Sayuran dan Tanaman
Obat
877.124.169.000 803.595.343.920 91,62
Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, 2019
Tabel 14. Realisasi Keuangan Berdasarkan Output Kegiatan Peningkatan
Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
No. Nama Output Pagu Realisasi
(Rp.) (Rp.) (%)
1. 1771.024 Kawasan Bawang Merah
219.725.273.000 205.816.322.253 93,67
2. 1771.025 Kawasan Sayuran Lainnya
258.784.687.000 216.187.551.397 83,54
3. 1771.051 Kawasan Aneka Cabai
388.219.592.000 371.440.995.300 95,68
4. 1771.073 Fasilitas Teknis Dukungan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat
9.850.307.000 9.637.724.488 97,84
5. 1771.080 Kawasan sayuran dan tanaman obat di wilayah perbatasan
544.310.000 512.750.482 94,20
Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, 2019
Capaian realisasi keuangan dari Satker Pusat dan Tugas Pembantuan tahun
2018 sebesar 91,62% sudah lebih tinggi dibanding realisasi keuangan tahun
2017 sebesar 90,78%. Beberapa Satker yang capaian realisasinya masih belum
maksimal tidak terlepas dari berbagai permasalahan terkait proses pengadaan,
SDM, dan koordinasi antar pelaksana kegiatan.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
62
3.5 Permasalahan dalam Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun
2018
Berbagai keberhasilan dan manfaat telah dicapai dalam pelaksanaan
pembangunan tanaman sayuran dan tanaman obat tahun 2018, namun dalam
pelaksanaannya ditemui berbagai permasalahan dan hambatan, baik dari aspek
teknis budidaya maupun aspek manajemen. Beberapa permasalahan dan
hambatan yang ditemui adalah sebagai berikut:
3.5.1 Aspek Budidaya
1. Aneka Cabai
a. Sentra produksi masih terfokus pada daerah tertentu (khususnya di
Pulau Jawa dan Sumatra), sementara konsumen tersebar di seluruh
Indonesia;
b. Skala usaha sempit dan lahan tersebar, sehingga menyulitkan dalam
pengumpulan dan distribusi, sementara umur simpan cabai pendek
karena sifatnya yang mudah rusak (perishable);
c. Sistem budidaya masih dilakukan secara konvensional/tradisional,
dimana sangat tergantung pada musim, sehingga ketersediaan produk
tidak merata sepanjang tahun, khususnya pada bulan-bulan di luar
musim;
d. Kemampuan adopsi teknologi budidaya terbaru, misalnya teknik
budidaya di luar musim dengan screen house masih terbatas, baik dari
sisi SDM pelakunya, biaya dan dukungan kebijakan pemerintah,
sehingga belum sepenuhnya berorientasi pada kebutuhan konsumen;
e. Penerapan GAP/SOP budidaya belum optimal, sehingga tuntutan
pasar/ konsumen terhadap produk yang bermutu, aman dikonsumsi dan
diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan belum sepenuhnya
dapat dipenuhi;
f. Penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan spesifik lokasi masih
terbatas.
2. Bawang Merah
a. Terbatasnya pengembangan bawang merah off season.
b. Harga benih bermutu relatif mahal.
c. Penerapan budidaya menggunakan benih biji atau True Shallot Seed
(TSS) masih terbatas.
d. Penggunaan pestisida yang terlalu tinggi mengakibatkan terjadinya
kerusakan sifat fisik dan kimia tanah, disamping itu tingkat pencemaran
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
63
lingkungan dan residu pestisida tinggi. Penggunaan sarana pengendali
organisme pengganggu tanaman (OPT) ramah lingkungan belum
optimal.
3. Sayuran Lainnya
a. Sentra masih terkonsentrasi di beberapa pulau untuk memenuhi
kebutuhan nasional. Pelaku usaha budidaya tanaman sayuran masih
didominasi oleh petani di pulau Jawa. Pengetahuan dan keterampilan
pelaku usaha budidaya tanaman sayuran di luar pulau Jawa masih
terbatas.
b. Terbatasnya ketersediaan benih bawang putih sehingga realisasi
pertanaman tidak sesuai dengan target yang ditentukan.
c. Petani belum mampu secara maksimal menerapkan teknologi budidaya
yang adaptif terhadap anomali iklim, baik saat musim kemarau maupun
saat musim hujan, sehingga beberapa produk tanaman sayuran
berkurang produksinya saat musim hujan namun saat musim kemarau
terjadi over produksi.
d. Belum ada kegiatan khusus untuk pengembangan Kawasan Sayuran
Daun dan Jamur sehingga yang dapat dilakukan adalah pelayanan
minimal berupa pembinaan dan monitoring.
4. Tanaman Obat
a. Pelaku usaha belum optimal dalam menerapkan GAP
b. Penanaman tanaman obat untuk rimpang pada umumnya dilakukan
diawal musim hujan, sehingga panen hanya pada bulan tertentu yang
berakibat produk tidak tersedia merata sepanjang tahun.
c. Tanaman obat belum menjadi usaha utama dalam usahatani karena
secara ekonomis belum menguntungkan. Disamping itu, usahatani
komoditas ini memiliki umur panennya lama sehingga optimalisai lahan
dilakukan dengan melakukan pola tumpang sari dengan komoditas
lainnya
d. Jaminan harga baik di tingkat petani ataupun konsumen belum pasti
yang berdampak pada pendapatan petani.
e. Progam dan kegiatan mendukung hilirisasi dianggap belum menjanjikan
bagi petani sehingga petani masih berorientasi pada aspek hulu, bukan
nilai tambah.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
64
3.5.2 Aspek Manajemen
1. Adanya proses revisi POK/ROK beberapa kegiatan untuk disesuaikan
dengan kondisi daerah masing-masing, sehingga pelaksanaan kegiatan
menjadi terlambat.
2. Adanya pergantian Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) pada beberapa provinsi/kabupaten/kota yang
mendapatkan tugas pembantuan dari pusat, sehingga berimplikasi pada
tertundanya pelaksanaan kegiatan dan proses penyerapan anggaran.
3. Penjadwalan pengadaan sarana produksi sayuran dan tanaman obat
melalui ULP di beberapa daerah sering tidak menjadi prioritas. Hal ini dapat
menyebabkan realisasi kegiatan terlambat atau tidak dapat
direalisasikannya kegiatan karena musim tanam sudah lewat. Petani tidak
berani mengambil resiko gagal panen akibat penanaman di luar musim.
4. Terjadinya gagal lelang yang disebabkan tidak adanya penawar karena
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dinilai terlalu tinggi, terbatasnya barang
yang memenuhi persyaratan.
5. Keterbatasan jumlah SDM kesatkeran, teknis, lapang dan monev.
6. Koordinasi antara satker provinsi dan satker kabupaten dalam pelaksanaan
TP provinsi belum berjalan sinergis.
3.6 Tindak Lanjut
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
telah melakukan berbagai upaya tindak lanjut sebagai berikut:
1. Pengembangan Kawasan sayuran dan tanaman obat di luar sentra eksisting.
2. Mendorong budidaya ramah lingkungan.
3. Mendorong satker dinas supaya aktif melakukan koordinasi dengan ULP
terkait jadwal dan proses pengadaan.
4. Menyusun perencanaan yang baik dalam pelaksanaan pengembangan
kawasan sayuran dan tanaman obat untuk mengurangi permasalahan yang
terjadi baik secara teknis maupun administratif. Beberapa langkah
perencanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penyiapan KAK dan spesifikasi teknis segera setelah CPCL
ditetapkan.
b. Melakukan pengajuan proses lelang pada akhir triwulan IV tahun
sebelumnya setelah pagu tetap diterima.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
65
c. Mempercepat penetapan pejabat pengelola Satker (PPK, bendahara,
penguji SPM dan lain-lain).
d. Melakukan koordinasi dengan penangkar benih setelah CPCL
ditetapkan.
e. Melakukan identifikasi CPCL pada akhir tahun 2018 untuk CPCL tahun
2019.
f. Mempercepat pengadaan yang tidak melalui proses lelang dan proses
penyelesaian SPJ.
5. Berkoordinasi dengan instansi perbenihan dalam hal penyediaan benih
untuk mendukung pengembangan sayuran dan tanaman obat tahun 2019.
6. Meningkatkan kompetensi SDM melalui pembinaan, penyuluhan, pelatihan,
sosialisasi, apresiasi, bimbingan teknologi dan pelatihan manajemen baik di
tingkat pusat maupun di daerah bekerjasama dengan instansi terkait.
7. Membantu petugas dan petani dalam mendapatkan akses inovasi teknologi
tepat guna dalam mengantisipasi kondisi iklim (kelebihan hujan dan
kekeringan).
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
66
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat ini merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban penggunaan sumberdaya dan dana yang menjadi tuntutan suatu
pemerintahan yang baik (good governance). Laporan Kinerja juga merupakan umpan
balik dan introspeksi terhadap hal-hal yang telah dan belum dilaksanakan serta
perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja institusi. Diharapkan dengan
disusunnya laporan ini, dapat menjadi salah satu acuan untuk membenahi diri dan
meningkatkan prestasi kerja dan kinerja dengan meningkatkan berbagai koordinasi,
sinergisme dan kerjasama antar institusi dan swasta (petani dan pelaku usaha) sehingga
dapat dicapai hasil yang lebih optimal.
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat selama satu tahun anggaran 2018 telah
melaksanakan beberapa kegiatan yang mengacu pada pembangunan yang lebih baik,
dengan memanfaatkan SDM, dana, dan sarana secara optimal. Hasil dari pelaksanaan
kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan memberikan kontribusi positif pada pembangunan
pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan agribisnis tanaman sayuran dan tanaman obat diupayakan memberikan
motivasi kepada stakeholder untuk melakukan kegiatan secara lebih baik, serta dapat
menjadi pembelajaran dan bahan masukan bagi pihak pelaksana kegiatan lainnya.
Dengan pendekatan ini maka keseriusan dan profesionalisme dalam pelaksanaan
proyek dapat ditingkatkan, sehingga peningkatan kinerja dan akuntabilitas
pembangunan agribisnis sayuran dan tanaman obat dapat lebih ditingkatkan.
Keberhasilan program-program peningkatan produksi dan mutu produk sayuran dan
tanaman obat juga ditentukan oleh kinerja petugas dan pelaku usaha di daerah. Untuk
itu diperlukan dukungan semua pihak dalam rangka mencapai keberhasilan tersebut.
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
67
L A M P I R A N
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
68
Lampiran 1. Target Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat tahun 2018
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
69
Lampiran 2. PK Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
70
Lampiran 3. Lokasi Kegiatan #BEKERJA Berbasis Hortikultura TA. 2018
NO. PROVINSI NO. KABUPATEN/ KECAMATAN
JUMLAH DESA
JUMLAH CLUSTER
JUMLAH RTM-P
KOMODITAS LUAS (HA)
1 Jawa Barat 1 Indramayu (Tukdana, Kandanghaur, Kroya, Gantar)
42 4 12.494 Mangga 250
Sayuran 120
2 Cirebon (Astanajapura, Babakan, Gempol, Mundu)
45 4 5.851 Mangga 200
Pepaya 18
Sayuran 60
3 Tasikmalaya (Jatiwaras, Sukahening, Salopa, Cikatomas, Sodonghilir)
48 5 11.802 Manggis 314
Pepaya 27
Sayuran 80
4 Garut (Leles, Malangbong, Pakenjeng, Sukaresmi)
56 4 12.220 Manggis 497
Sayuran 120
5 Cianjur (Cikancana) 1 1 445 Pisang 1
Sayuran 4
2 Jawa Tengah 6 Banyumas (Jatilawang, Patikraja, Pekuncen, Kalibagor)
52 4 9.300 Pisang 39
Sayuran 80
7 Purbalingga (Kaligondang, Kutasari, Mrebet, Rembang)
63 4 9.500 Pisang 44
Sayuran 85
8 Brebes (Bulkamba, Bumiayu, Ketanggungan, Wanasari)
75 4 28.460 Pisang 122
Sayuran 290
3 Jawa Timur 9 Bondowoso (Binakal, Grujugan, Sumber Wringin)
25 3 12.915 Sayuran 125
10 Jember (Ledokombo, Kalisat, Gumuksari)
30 3 20.000 Sayuran 215
11 Lumajang (Randuagung, Ranuyoso, Tempeh)
36 3 14.000 Mangga 250
Sayuran 125
4 Sulawesi Selatan
12 Bone (Libureng, Ponre) 29 2 4.300 Pisang 54
Sayuran 20
Laporan Kinerja Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2018
71
NO. PROVINSI NO. KABUPATEN/ KECAMATAN
JUMLAH DESA
JUMLAH CLUSTER
JUMLAH RTM-P
KOMODITAS LUAS (HA)
13 Tana Toraja (Bittuang, Mengkendek)
32 2 3.800 Sayuran 50
14 Toraja Utara (Sesean, Tondon) 13 2 1.400 Sayuran 20
15 Soppeng (Mario Riwawo, Lili Rilau) 25 2 4.500 Mangga 150
Sayuran 47
16 Takalar (Polombangkeng Utara, Mangara Bombang)
30 2 2.500 Mangga 100
Sayuran 33
5 Sumatera Utara 17 Langkat (Babalan,Secanggang) 22 2 3.595 Pisang 16
Sayuran 35
6 Sumatera Selatan
18 OKI (Teluk Gelam, Lempung Jaya) 30 2 5.932 Duku 100
Sayuran 45
7 Lampung 19 Lampung Selatan (Candipuro, Kalianda)
43 2 9.866 Pepaya 20
Sayuran 60
8 Banten 20 Pandeglang (Koroncong, Cipeucang, Saketi)
36 3 2.254 Manggis 69
Pepaya 9
Sayuran 20
9 Kalimantan Selatan
21 Hulu Sungai Utara (Amuntai Selatan, Amuntai Tengah)
54 2 1.693 Mangga 50
Sayuran 20
10 Nusa Tenggara Barat
22 Lombok Tengah(Praya Timur, Praya Barat)
20 2 13.173 Pepaya 26
Sayuran 110
TOTAL 190.000 4.120