131
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO B BLOK 17 Disusun oleh: KELOMPOK B10 Tutor: dr. Debby M. Arvin Arliando 04011281320014 Dicky Hartono 04011281320016 M. Hafizh Haekal 04011281320042 Leonardus Yogie Ricardo 04011281320050 Nurul Lintang Amelia 04011381320072 Muhammad Ridho 04011381320076 Vita Arya Utami 04011181320014 M. Galih Wibisono 04011181320022 Triza Ahmad Praramadhan 04011181320074 Dita Triyasa 04011181320090 Azan Farid Wajdi 04011181320094 Aulia Ulfah 04011181320100 Yeni Intan Cahyati 04011181320112

Laporan Skenario B Blok 17

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan tutorial blok 17 skenario B tahun 2015, koledokolitiasis

Citation preview

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO B BLOK 17

Disusun oleh: KELOMPOK B10

Tutor: dr. DebbyM. Arvin Arliando

04011281320014

Dicky Hartono

04011281320016

M. Hafizh Haekal

04011281320042

Leonardus Yogie Ricardo

04011281320050

Nurul Lintang Amelia

04011381320072

Muhammad Ridho

04011381320076

Vita Arya Utami

04011181320014

M. Galih Wibisono

04011181320022

Triza Ahmad Praramadhan

04011181320074

Dita Triyasa

04011181320090

Azan Farid Wajdi

04011181320094

Aulia Ulfah

04011181320100

Yeni Intan Cahyati

04011181320112

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial Skenario B Blok 17 sebagai tugas kompetensi kelompok.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.

Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur, hormat, dan terimakasih kepada :

1. Tuhan YME, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial,

2. dr. Debby selaku tutor kelompok B10

3. Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD B 2013

Semoga Tuhan YME memberikan balasan atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Palembang, 15 April 2015

Kelompok B10

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..ii

Daftar Isi3

Kegiatan Diskusi...4

Skenario.5

I. Klarifikasi Isitlah.6

II. Identifikasi Masalah.7

III. Analisis Masalah..8

IV. Learning Issue..51

V. Kerangka Konsep81VI. Kesimpulan82Daftar Pustaka...83KEGIATAN DISKUSI

Tutor

: dr. DebbyModerator

: Leonardus Yogie RicardoSekretaris 1

: Dita Triyasa

: Nurul Lintang AmeliaPelaksanaan

: 13 dan 15 April 2015

13.00-15.30 WIB

Peraturan selama tutorial:

-Diperbolehkan untuk minum

-Meminta izin kepada moderator untuk meninggalkan ruangan di tengah tutorial

-Alat komunikasi mode silent

-Pada saat ingin berbicara terlebih dahulu mengacungkan tangan, lalu setelah diberi izin moderator baru bicara

- Saling menghargai dan tidak saling mengguruiSkenario B Blok 17 Tahun 2015

Ny. W, 42 tahun, dibawa ke UGD RSMH karena mengalami nyeri perut kanan atas yang hebat, disertai demam dan menggigil. Sejak 2 bulan yang lalu, Ny. W mengeluh nyeri di perut kanan atas yang menjalar sampai ke bahu sebelah kanan dan disertai mual. Nyeri hilang timbul dan bertambah hebat bila makan makanan berlemak. Biasanya Ny. W minum obat penghilang yeri. Sejak 1 minggu sebelum masuk RS ia juga mengeluh demam ringan yang hilang timbul, mata dan badan kuning, BAK seperti teh tua, BAB seperti dempul, dan gatal-gatal.Pemeriksaan fisik :Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis

Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 106x/mnt, RR: 24x/mnt, suhu 39,0CBB: 80 kg, TB: 158 cm

Pemeriksaan spesifik:

Kepala : sklera ikterik

Leher dan thorax dalam batas normal

Abdomen : inspeksi : datar

Palpasi : lemas, nyeri tekan kanan atas (+) ( Murphy sign (+), hepar dan lien tidak teraba, kandung empedu: sulit dinilai

Perkusi : shifting dullness (-)

Ekstremitas : palmar ertiema (-), akral pucat, edema perifer (-)

Pemeriksaan laboratorium

Darah rutin : Hb: 12,4g/dl, Ht: 36 vol%, leukosit: 15.400/mm, trombosit: 329.000/mm, LED: 77mm/jamLFT: Bil. Total: 20,49mg/dl, Bil. Direct: 19,94mg/dl, Bil. Indirect: 0,55mg/dl, SGOT: 29u/l, SGPT: 37u/l, Fosfatase Alkali: 864u/lAmylase: 40unit/L, lipase: 50unit/LI. Klarifikasi Istilah :

1. Murphy sign

: tanda penyakit kantung empedu berupa nyeri saat inspirasi ketika jari pemeriksa menekan daerah kanan atas abdomen

2. Sklera ikterik

: kondisi yang dicirikan oleh hiperbilirubinemia dan deposit pigmen empedu di sklera dan menghasilkan warna kekuningan pada pasien

3. Shifting dullness : suara pekak yang berpindah pindah saat perkusi akibat adanya cairan bebas dalam rongga abdomen

4. Palmar eritema : kemerahan pada kulit khususnya pada bagian tenar dan hipotenar karena vasodilatasi pembuluh darah biasanya ditemukan sirosis hepatis

5. Fosfatase alkali : enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast, juga berasal dari usus, tubulus proximalis ginjal, placenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu6. Amylase

: enzim yang mengkatalisis peistiwa hidrolisis zat tepung menjadi molekul yang lebih kecil

7. Lipase

: enzim yang mengkatalisis pemecahan anion asam lemak dari trigliserida atau fosfolipid

8. Bilirubin direct : bilirubin terkonjugasi, bilirubin yang telah diambil sel sel hati dan dikonjugasikan membentuk bilirubin diglucoronide yang larut dalam air

9. Bilirubin indirect : bilirubin tak terkonjugasi, bentuk bilirubin larut dalam lemak yang bersikulasi dengan asosiasi longgar terhadap protein10. Bilirubin total

: gabungan dari bilirubin direct dan indirect11. SGOT

: enzim yang biasanya terdapat dalam jaringan tubuh, seperti jantung dan hati yang dilepaskan kedalam serum sebagai akibat dari cedera jaringan12. SGPT

: enzim yang normalnya dijumpai dalam serum dan jaringan tubuh terutama pada hati yang dilepaskan kedalam serum sebagai hasil cedera jaringanII. Identifikasi Masalah1. W, 42 tahun, dibawa ke UGD RSMH karena mengalami nyeri perut kanan atas yang hebat, disertai demam dan menggigil.

2. Sejak 2 bulan yang lalu, Ny. W mengeluh nyeri di perut kanan atas yang menjalar sampai ke bahu sebelah kanan dan disertai mual. Nyeri hilang timbul dan bertambah hebat bila makan makanan berlemak. Biasanya Ny. W minum obat penghilang yeri.3. Sejak 1 minggu sebelum masuk RS ia juga mengeluh demam ringan yang hilang timbul, mata dan badan kuning, BAK seperti teh tua, BAB seperti dempul, dan gatal-gatal.

4. Pemeriksaan fisik :Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis

Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 106x/mnt, RR: 24x/mnt, suhu 39,0CBB: 80 kg, TB: 158 cm

5. Pemeriksaan spesifik:

Kepala : sklera ikterik

Leher dan thorax dalam batas normal

Abdomen : Inspeksi : datar

Palpasi : lemas, nyeri tekan kanan atas (+) ( Murphy sign (+), hepar dan lien tidak teraba, kandung empedu: sulit dinilaiPerkusi : shifting dullness (-)

Ekstremitas : palmar ertiema (-), akral pucat, edema perifer (-)

6. Pemeriksaan laboratorium Darah rutin : Hb: 12,4g/dl, Ht: 36 vol%, leukosit: 15.400/mm, trombosit: 329.000/mm, LED: 77mm/jamLFT: Bil. Total: 20,49mg/dl, Bil. Direct: 19,94mg/dl, Bil. Indirect: 0,55mg/dl, SGOT: 29u/l, SGPT: 37u/l, Fosfatase Alkali: 864u/lAmylase: 40unit/L, lipase: 50unit/LIII. Analisis Masalah

1. Ny. W 42 tahun, dibawa ke UGD RSMH karena mengalami nyeri perut kanan atas yang hebat, disertai demam dan menggigil. a. Bagaimana pembagian region/kuadran pada abdomen beserta organ nya?

Tabel 1. Proyeksi organ pada metode 4 kwadran

Gambar 1. Proyeksi organ pada metode 4 kwadran Tabel 2. Proyeksi organ pada metode 9 regio Gambar 2. Proyeksi organ pada metode 9 regiob. Bagaimana anatomi dan fisiologi hepatobilier? (terjawab di Learning Issue)c. Apa hubungan usia, jenis kelamin terhadap keluhan? 1. Usia lanjut. Resiko untuk terkena batu empedu meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Orang dengan usia > 40 tahun lebih cenderung untuk terkena batu empedu dibandingkan dengan orang usia yang lebih muda. Semakin meningkat usia, prevalensi batu empedu semakin tinggi. Hal ini disebabkan:

i. Batu empedu sangat jarang mengalami disolusi spontan.

ii. Meningkatnya sekresi kolesterol ke dalam empedu sesuai dengan bertambahnya usia.

iii. Empedu menjadi semakin litogenik bila usia semakin bertambah.2. Jenis kelaminWanita mempunyai resiko 3 kali lipat untuk terkena batu empedu dibandingkan dengan pria. Ini dikarenakan oleh hormone esterogen berpengaruh terhadap peningkatan eskresi kolesterol oleh kandung empedu. Kehamilan, yang meningkatkan kadar esterogen juga meningkatkan resiko terkena batu empedu. Penggunaan pil kontrasepsi dan terapi hormone (esterogen) dapat meningkatkan kolesterol dalam kandung empedu dan penurunan aktivitis pengosongan kandung empedu.

Batu empedu lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dengan perbandingan 4 : 1. Di USA 10- 20 % laki-laki dewasa menderita batu kandung empedu, sementara di Italia 20 % wanita dan 14 % laki-laki. Sementara di Indonesia jumlah penderita wanita lebih banyak dari pada laki-laki.4F (Forty, Female, Fatty and Fertile) karena pengaruh esterogen (kontrasepsi dan kehamilan ) meningkatkan penyerapan dan sintesis kolesterol dalam empedu sehingga meningkatkan angka terjadinya batu kandung empedu. Jenis kelamin (wanita) dan usia: hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi pengosongan dan peristaltik saluran ernpedu biasanya pada usia 40 tahun keatas.

d. Bagaimana penyebab dan mekanisme demam dan menggigil? DemamBatu empedu di kandung empedu ( menyumbat ductus syscticus ( berpindah ke ductus choledocus (gerakan peristaltik) ( obstruksi total (cairan empedu menjadi statis ( potensial sebagai tempat perkembangbiakan kuman (infeksi dan inflamasi( pembentukan PGE2 di hipotalamus ( peningkatan set point dihipotalamus ( demamMenggigilAdanya choledokolitiasis ( aliran cairan empedu menjadi terhambat dan terjadi inflamasi pada dinding saluran empedu ( menjadi tempat yang potensial untuk perkembangan bakteri ( difagositosis oleh sel-sel radang ( terjadi pelepasan IL-1 dan TNF alfa ( mempengaruhi pusat pengaturan suhu dihipotalamus ( demam ( kompensasi tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh sesuai dengan yang di set oleh hipotalus ( menggigil.

2. Sejak 2 bulan yang lalu, Ny. W mengeluh nyeri di perut kanan atas yang menjalar sampai ke bahu sebelah kanan dan disertai mual. Nyeri hilang tmbul dan bertambah hebat bila makan makanan berlemak. Biasanya Ny. W minum obat penghilang yeri.

a. Bagaimana mekanisme nyeri perut kanan atas sampai menjalar ke bahu sebelah kanan? Nyeri berulang disebabkan oleh benda yang menyebabkan nyeri; dalam hal ini batu, berada pada suatu saluran berongga, yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi (peristaltic). Saluran berongga yang terdapat di perut kanan bagian atas adalah ductus hepaticus, ductus biliaris dan ductus choledochus. Jadi kemungkinan batu berada diantara saluran-saluran tersebut.Sedangkan penjalaran nyeri disebabkan oleh iritasi pada peritoneum parietal yang melingkupi vesika felea, dimana organ ini dipersarafi oleh n.Phrenicus yang berasal dari segmen medulla spinalis C3, C4, dan C5. Sensasi pada segmen medulla spinalis ini kemudian diteruskan (dialihkan) ke daerah lain yang juga mendapatkan suplai saraf dari segmen medulla spinalis yang sama, dalam hal ini n.Supraclavikularis yang mempersarafi daerah bahu (C3, C4).

b. Bagaimana mekanisme mual? (rasa nyeri atau peningkatan bilirubin?) c. Mengapa nyeri hilang timbul dan bertambah hebat bila makan makanan berlemak? Makanan yang berlemak merangsang pengeluaran empedu yang berfungsi untuk mengemulsi lemak/penyerapan lemak. Sehingga, jika pasien mengkonsumsi banyak lemak dapat menyebabkan peristaltik duktus meningkat sehingga menyebabkan obstruksi yang akan memperberat kolik.

d. Bagaimana proses pencernaan makanan berlemak? Secara singkat proses pencernaan lemak sudah dimulai dari mulut, yakni dengan dikeluarkannya enzim lingual lipase yang akan memecah sebagian kecil lemak ke dalam komponen yang lebih sederhana. Saat memasuki esofagus, lemak dalam bolus akan dilembekkan dengan suhu esofagus. Kemudian lemak akan masuk ke lambung dan dimulailah pencernaan yang sesungguhnya. Lambung akan menghasilkan lipase gastrik untuk memecah lemak menjadi digliserid dan monogliserid. Setelah itu komponen lemak yang tergabung dalam kimus (sudah tercampur enzim-enzim lambung) akan masuk ke duodenum, menyebabkan stimulasi dinding usus untuk menghasilkan:1. hormon sekretin dari sel S yang akan menstimulasi dihasilkannya enzim-enzim pankreas,2. pankreozimin, juga menstimulasi dihasilkannya enzim-enzim pankreas, dan3. kolesistokinin dari sel CCK untuk stimulasi empedu menghasilkan cairan empedu.Di duodenum, lipase usus dan lipase pankreas lebih jauh lagi memecah lemak menjadi monogliserid agar dapat diabsorbsi usus, dalam hal ini lemak akan dibentuk menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Selain itu empedu yang distimulasi hormon CCK akan menghasilkan garam empedu untuk kemudian berikatan dengan lemak membentuk misel.Misel akan digunakan untuk mengangkut asam lemak rantai panjang ke dinding usus agar bisa diabsorbsi. Asam lemak rantai panjang selanjutnya akan diabsorbsi masuk ke sel absorptif usus kemudian berubah bentuk menjadi trigliserida lalu bergabung atau "diselubungi" protein membentuk kilomikron. Setelah itu ia akan keluar dari sel absorptif secara eksositosis dan masuk ke lakteal menuju pembuluh limfe untuk beredar di sirkulasi sistemik melewati duktus thoraksikus kemudian masuk vena subklavia kiri. Dalam waktu 10 menit pascamakan, setengah dari jumlah kilomikron di sirkulasi akan dibersihkan lipoprotein lipase untuk dipecah menjadi asam lemak dan gliserol kemudian didistribusikan ke hepar dan jaringan adiposa tubuh. Sementara itu garam empedu yang dihasilkan untuk membentuk misel, usai digunakan akan diserap ileum kemudian dialirkan ke vena porta untuk di recycle dan digunakan kembali (siklus enterohepatik).A. Absorpsi

Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol, asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat langsung diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai panjang, monogliserida harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol, fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis lipoproteinalat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan jaringan adiposa melewati limfe menuju ke darah.

B. Ekskresi

Sebagian besar orang dewasa dapat mencerna dan mengabsorbsi lemak hingga 95%, sisanya, akan dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Garam empedu yang sususannya terdiri dari kolestrol di dalam usus halus daoat diserap oleh jenis serat tertentu yang selanjutnya akan ikut dikeluarkan melalui feses. Hal ini dapat menurunkan kadar kolestrol darah.

Gambar 3. Proses Pencernaan Lemak

e. Apa saja jenis obat penghilang nyeri, indikasi nya, kontraindikasinya? 1. Jenis Obat Analgesik : Fungsi, Efek Samping, DosisnyaAnalgesik adalahsejenis obat yang dibuat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa harus menghilangkan kesadaran seseorang.Analgesik memiliki sifat seperti narkotik, yaitu menekan sistem saraf pusat dan mengubah persepsi terhadap rasa sakit yang diderita. Analgesik sering kali digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat-obatan lainnya seperti parasetamol dan kodein.

a. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs(NSAID)Merupakan jenis obat analgesik yang memiliki reaksi tubuh terhadap gangguan organ tubuh (inflamasi) yang tidak terlalu kuat. Obat ini sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh wanita hamil dan ibu menyusui.Cara Kerja NSAID

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi kerja enzim prostaglandin (zat kimia yang dihasilkan tubuh yang membuat rasa nyeri, demam, dan peradangan) sehingga menghasilkan tingkatan yang lebih rendah. Akibatnya dapat mengurangi peradangan, rasa nyeri, dan demam itu sendiri.Beberapa jenis obat-obatan yang termasuk golongan ini antara lain :

Aspirin

Digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, demam, serta saat terjadinya suatu peradangan. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati serta mencegah apabila terjadi serangan jantung, stroke ataupun rasa nyeri pada dada. Beberapa merk dagang untuk aspirin antara lain, Arthritis Pain, Ascriptin Enteric, Aspir 81, Aspir-Low, Bayer Aspirin, Bayer Childrens Aspirin, Bufferin, Easprin, Ecotrin, Ecpirin, Fasprin, Halfprin, Miniprin, St. Joseph Aspirin.Penggunaan Aspirin Sebaiknya obat ini tidak diberikan pada anak-anak maupun remaja yang sedang terkena demam, gejala flu, maupun cacar air, karena obat ini dapat menimbulkan efek samping yang fatal bagi mereka. Seperti mereka akan mengalami syndrom reye, yaitu semcm penyakit langka dimana cara kerjanya dengan mempengaruhi cara kerja otak dan hati.

Bagi pasien yang mengalami gangguan perdarahan pada usus, perdarahan hemofilia, maupun penderita yang alergi terhadap NSAID, sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.

Pada wanita hamil, obat ini bisa mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi janin. Yaitu gangguan pada jantung serta menurunnya berat badan saat lahir nantinya. Untuk itu sebaiknya menghindari pemakaian obat ini.

Bagi pasien yang mengalami gangguan asma, maag, penyakit hati, jantung, ginjal, hipertensi, maupun polip, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Efek Samping AspirinEfek samping aspirin : Gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (pada wajah, lidah, bibir, dan tenggorokan), mengalami sakit perut seperti mulas, mengantuk, sakit kepala ringan. Saat pasien menghentikan penggunaan aspirin, biasanya akan muncul beberapa gejala seperti mengalami kebingungan, halusinasi, gangguan pernafasan, kejang,mual, muntah, atau sakit perut yang parah, batuk darah atau muntah yang, demam, serta mengalami pembengkakan pada bagian tertentu.

IbuprofenMerupakan salah satu anti inflamasi yang bekerja untuk mengurangi hormon penyebab demam, peradangan dan nyeri pada tingkat ringan hingga sedang, seperti pada penderita sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung, arthritis, kram saat menstruasi, atau pada saat mengalami cedera ringan.Beberapa merk dagangnya antara lain, Advil, Genpril, Midol, Motrin, Nuprin. Dosis penggunaan obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 4 hingga 6 jam.

Kontra indikasi : Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah menjalani operasi bypass jantung, karena obat ini dapat mengancam jantung seperti terjadinya serangan jantung atau stroke.

Bagi penderita yang memiliki sejarah penyakit jantung, stroke, gagal jantung, hipertensi, maag, asma, gangguan hati, ginjal, polip, maupun gangguan perdarahan sebaiknya menghubungi dokter sebelum mengkonsumsi obat ini, karena dapat mengakibatkan efek serius pada perut atau usus, termasuk perdarahan.

Bagi wanita hamil dan menyusui, penggunaan ibuprofen selama 3 bulan dapat membahayakan janin.

Efek samping :Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini antara lain timbulnya ruam,telinga berdenging, sakit kepala, pusing, mengantuk, sakit perut, mual, diare, sembelit, dan mulas.

Celebrex (celexocib)Digunakan untuk mengurangi hormon penyebab radang dan nyeri pada tubuh, seperti arthritis, ankylosing spondylitis, nyeri haid, serta polip pada usus. Dosis pemakaian : 100 hingga 400 mg perhari.Kontra indikasi :

Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah menjalani operasi jantung, karena obat ini dapat menimbulkan serangan jantung atau stroke.

Bagi penderita yang memiliki riwayat sejarah serangan jantung, stroke, penyakit jantung, gagal jantung, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati , penyakit ginjal, epilepsi, asma, polip, gangguan pembekuan darah, maupun yang alergi terhadap jenis NSAID seperti aspirin, sulfa, dan yang lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya, karena obat ini dapat mengakibatkan efek serius pada perut atau usus.

Begitu juga bagi wanita hamil, maupun menyusui, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum penggunaanya, karena dapat membahayakan kondisi janin.

Efek samping:

yang bisa ditimbulkan obat ini seperti timbulnya gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan), gangguan pada perut ( seperti diare, kembung, sering buang gas), pusing, gugup, hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, dan timbulnya ruam pada kulit. DisclofenacDigunakan sebagai obat penghilang rasa nyeri tigkat ringan hingga sedang, seperti gejala osteoporosis, rheumatoid arthritis, dan kram saat menstruasi. Disclofenak dalam bentuk serbuk atau biasa disebut cambia dapat digunakan sebagai obat migrain. Merk dagang obat ini antara lain voltaren, cataflam, voltaren XR, Cambia, zipsor, zorvolex. Dosis pemakaian obat ini adalah 100 hingga 200 mg/ hari dengan jangka pemberian obat 2 hingga 4 kali sehari stelah makan.

Kontra indikasi :

Bagi penderita dengan riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke,maag , gangguan hati, ginjal, asma, polip, gangguan perdarahan, ataupun bagi perokok, sebaiknya penggunaan obat ini setelah berdiskusi dengan dokter

.Hal yang sama juga berlaku bagi wanita hamil dan menyusui. Karena penggunaan obat ini bisa berakibat fatal bagi janin dan bayi yang disusui.

Efek samping : ulserasi, sensasi panas pada perut, kram, mual, gastritis, perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, munculnya ruam, gangguan ginjal, telinga berdenging, Retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi, dan gagal jantung. Etodolac

Digunakan untuk mengurangi hormon yang menyebabkan peradangan dan rasa nyeri pada tubuh misalnya akibat arthritis atau osteoarthritis. Dosis yang dianjurkan untuk pemakaian obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 6 hingga 8 jam setiap hari sehabis makan.

Kontra indikasi

Penggunaan etodolac sebelum / pasca operasi bypass jantung dapat meningkatkan risiko yang dapat mengancam jiwa, seperti serangan jantung atau stroke.

Bagi penderita yang memiliki riwayat serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati, asma, polip dan juga perokok, Etodolac bisa mengakibatkan meningkatnya risiko pada perut atau usus, termasuk perdarahan atau perforasi (pembentukan lubang).

Pada wanita hamil dan menyusui, etodolak dapat mengganggu perkembangan janin, dan bayi.

Efek samping :

ruam, telinga berdenging, sakit kepala, pusing, mengantuk, sakit perut, mual, diare, sembelit, mulas, retensi cairan, sesak napas, retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi, dan gagal jantung.

Indomethacin

Berfungsi sebagai prostglandin yaitu menghalangi aksi bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.

Kontra indikasi :

Pasien yang sedang mengkonsumsi obat, suplement, obat herbal

Alergi terhadap obat-obatan jenis NSAId, makanan, dan lainnya.

Penderita maag dan gangguan perdarahan

Penderita dengan riwayat gagal jantung, ginjal, gangguan hati, masalah kencing, tekanan darah tinggi , sariawan, kejang, atau kadar natrium darah rendah, dan infeksi.

Efek samping :

Kemerahan dan rasa nyeri pada daerah bekas suntikan, alergi ( seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, sesak di dada, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah), muntah darah, Warna urine dan tinja menjadi gelap, frekuensi buang air kecil menurun, detak jantung lambat; memar, masalah berat badan.

Ketoprofen

Digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan yang terjadi pada tubuh akibat rheumatoid arthritis atau osteoarthritis, dan juga kram saat menstruasi.

Kontra indikasi :

Alergi terhadap bahan-bahan ketoprofen

Penderita yang mengalami alergi yang parah, seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, polip, dan pusing.

Penderita yang baru saja menjalani operasi jantung atau pernah memiiki riwayat menderita berbagai penyakit seperti ginjal, gangguan hati, diabetes, gangguan usus, asma, tekanan darah tinggi,

Wanita hamil dan menyusui

Pasien yang sedang pada masa konsumsi suatu jenis obat, suplement makanan, dan obat-obatan herbal.

Efek samping :

Sembelit, diare, pusing, mengantuk, sering buang gas, sakit kepala, mulas, mual, gangguan pada perut.

Ketorolac

Digunakan untuk mengobati rasa nyeri pada tingkatan sedang hingga berat.

Kontra indikasi :

Alergi terhadap ketorolac

Sedang pada masa konsumsi beerapa jenis obat lainnya

Wanita hamil dan menyusui

Memiliki riwayat ulkus, masalah pada ginjal, stroke, hemofilia, maupun pasien pasca melakukan operasi jantung, asma, polip, hipertensi, perokok, pecandu alkohol

Efek samping :

Sembelit, diare, pusing, mengantuk, sering buang gas, sakit kepala, gangguan pencernaan, sakit perut, mual, nyeri di tempat suntikan, berkeringat, muntah, terjadi alergi (seperti ruam, gatal-gatal, gatal, gangguan pernafasan, sesak di dada, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah, suara serak).

Nabumetone

Adalah sejenis NSAID yang juga memiliki fungsi untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan yang terjadi pada tubuh.

Kontra indikasi :

Wanita hamil dan menyusui

Seseorang yang alergi terhadap bahan nabumetone

Seseorang yang mengalami alergi seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, polip, dan pusing terhadapa obat-obatan NSAID.

Gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk dokter atau sesuai aturan pakai yang biasanya tertera pada label obat.

Efek samping :

Gejala umum yang biasa dialami antara lain : Sembelit, diare, pusing, mengantuk,sering buang gas, sakit kepala, mulas, mual.

Terkadang pengguna akan mengalami reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (mulut, wajah, bibir,lidah), gangguan produksi urine, nyeri dada, merasa kebingungan, depresi, pingsan, detak jantung lebih cepat dari biasanya, demam, menggigil, sakit tenggorokan, mengalami perubahan mental atau suasana hati, mati rasa pada tangan atau kaki, mual, muntah , sesak napas, warna kulit atau mata menguning.

Naproxen

Jenis NSAID ini juga digunakan untuk mengurangi hormon penyebab nyeri dan peradangan pada anggota tubuh, seperti nyeri akibat gejal arthritis, ankylosing spondylitis, tendinitis, bursitis, asam urat, atau kram menstruasi.

Kontra indikasi :

Obat ini dapat memicu resiko terjadinya serangan jantung dan stroke. Untuk itu sangat disarankan bagi penderita jantung, maupun seseorang yang baru saja melakukan operasi pada jantung untuk menghindari pemakaian obat ini.

Bagi orang yang alergi terhadap obat ini sendiri maupun jenis NSAID lain seperti aspirin, atau bagi orang-orang yang memiliki riwayat serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati, ginjal, asma, polip, ataupun jika anda seorang perokok aktif, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Karena obat ini dapat menyebabkan pendarahan pada bagian perut atau usus, yang bisa berakibat pada kematian.

Bagi wanita hamil dan menyusui, mengkonsumsi naproxen di trimester akhir kehamilan bisa membahayakn janin dalam kandungan.

Efek samping :

Sama seperti jenis NSAID yang lainnya naproxen juga memiliki efek samping yang umum terjadi seperti, gatal-gatal, gangguan pernafasan, pembengkakan ( pada wajah Anda, bibir, lidah, dan tenggorokan), sakit perut, sakit perut, diare, sembelit, kembung, sering buang gas, pusing, sakit kepala, gugup, penglihatan kabur, terjadi dering di telinga.

Oxaprozin

Obat ini digunakan untuk pengobatan penyakit rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan arthritis, karena obat ini dapat menghalangi zat-zat yang dapat menimbulkan peradangan dalam tubuh.

Kontra indikasi :

Obat ini tidak baik digunakan untuk seseorang yang alergi terhadap jenis obat itu sendiri maupu jenis-jenis NSAID lainnya seperti ibuprofen dan celebrex, juga bagi wanita yang sedang hamil maupun menyusui dan pasien yang baru saja menjalani operasi penyakit jantung untuk itu diperlukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi obat ini.

Efek samping :

yang umum terjadi dari pemakaian oxaproxin antara lain : pengguna bisa mengalami Sembelit, diare, pusing, mengantuk, seringnya buang gas, sakit kepala, mulas, dan mual. Obat ini juga dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah yang serius. Selain itu, oxaproxin juga dapat meningkatkan resiko penyakit maag.

Piroxican

Obat ini digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan pada tahap ringan hingga sedang, seperti pada gejala artritis, pembengkakan, kaku dan nyeri pada otot. Cara kerjanya adalah dengan menghambat prostlaglandin dalam tubuh. Dosis penggunaan piroxican pada umumnya adalah 10 hingga 20 mg perharinya.

Kontra indikasi:

Wanita yang sedang hamil dan menyusui. Pada wanita yang sedang merencanakan kehamilan, piroxican dapat berakibat mengurangi tingkat kesuburan anda.

Bagi seseorang yang memiliki riwayat gangguan lambung, usus, asma, gangguan hati, ginjal, penyakit jantung, hipertensi, gangguan penglihatan, penggumpalan darah, serta yang alerdi terhadap anti inflamasi jenis lainnnya seperti ibuprofen dan aspirin, sebaiknya melakukan konsultasi pada dokter sebelum menggunakan obat ini.

Efek samping :

kembung, nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, demam, dan gejala flu.

Salsalate

Obat ini digunakan untuk mengobati demam, nyeri, serta peradangan pada tubuh. Obat ini memiliki efek yang kuat seperti halnya aspirin dalam mengurangi peradangan, tetapi obat ini tidak berpengaruh pada pembekuan darah dari aspirin. Jenis penyakit yang dapat diobati dengan salsalate antara lain : heumatoid arthritis, osteoarthritis, peradangan dan nyeri akibat cedera jaringan lunak, tendinitis, dan bursitis. Dosis umum penggunaan obat ini adalah 3000 mg perhari yang diberikan selama 2 sampai 4 kali.

Kontra indikasi :

Jangan mengkonsumsi obat ini saat anda mengkonsumsi alkohol, karena dapat meningkatkan resiko sakit maag

Bagi wanita menyusui, sebaiknya jangan mengkonsumsi obat ini karena dapat mengakibatkan efek buruk bagi bayi

Efek samping :

yang umumnya terjadi atas penggunaan salsalate adalah gangguan pencernakan, dan tinnitus (telinga berdengiing). Efek lain yang mungkin timbul yaitu : sakit perut, kram, mual, muntah, gangguan pada hati, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, ruam, gangguan ginjal, vertigo, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan gagal jantung.

Sulindac (clinoril)

Sama seperti jenis NSAID lain, sulindac juga berperan untuk mengatasi rasa nyeri, nyeri dan peradangan yang dsebabkan oleh rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, arthritis gout, osteoarthritis. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati peradangan yang terjadi pada jaringan lunak seperti tendinitis dan bursitis.

Peringatan sebelum penggunaan sulindac :

Dosis penggunaan obat ini adalah 150 hingga 200 mg perhari yang diberikan selama 2 kali sehari sehabis makan. Batas maximal konsumsi obat ini adalah 400 mg/ hari.

Bagi pasien dengan riwayat penyakit asma, dan alergi seperti gatal-gatal, atau alergi terhadap jenis obat-obatan lain, penderita ulkus peptikum (gangguan fungsi ginjal), obat ini sebaiknya dihindari. karena dapat memperburuk kondisi pasien seperti Retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi.

Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari pemakaian obat ini.

Efek samping :

Sama seperti efek samping antibiotik, jenis obat ini dapat menyebabkan gangguan pencernakan (seperti gangguan pada lambung dan usus kecil), nyeri perut, kram, mual, peradangan selaput lendir pada lambung (gastritis), perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, lemah, pusing, timbulnya ruam, gangguan ginjal, telinga berdenging.

Tolmetin

Merupakan sejenis anti inflamasi NSAID yang berguna untuk pengobatan demam, nyeri, dan peradangan seperti pada gejala rheumatoid arthritis, arthritis juvenile, atau osteoarthritis.Penggunaan Tolmetin :

Dosis yang dianjurkan untuk jenis obat ini adalah 200 hingga 600 mg perhari selama tiga kali minum setelah makan. Dosis maximum adalah 1800 mg perhari.

Penggunaan tolmetin pada pasien yang sedang mengkonsumsi jenis obat-obatan antikoagulan dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan. Begitu juga bagi pasien yang memakai lithium atau methotrexate, dapat mengembangkan kadar racun obat itu sendiri.

Pencampuran penggunaan tolmetin dengan valsartan, losartan, irbesartan atau angiotensin converting enzyme inhibitor, kaptopril pada lansia yang mengalami gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal yang akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.

Wanita hamil dan ibu menyusui sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.

Efek samping :

yang umumnya terjadi pada pasien yang menggunakan obat ini adalah gangguan pencernakan, nyeri perut, kram, mual, gastritis, perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, terjadi ulserasi lambung, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, munculnya ruam, telinga berdenging.

2. Acethaminophen (paracetamol)Merupakan jenis obat-obatan yang paling sering dikonsumsi masyarakat, yaitu untuk meredakan rasa nyeri dan demam. Penggunaan analgesic ini antara lain untuk pengobatan sakit kepala, nyeri otot, arthritis, sakit punggung, sakit gigi, pilek, dan juga demam. Acethaminophen kadang-kadang disingkat APAP yang terkandung dalam berbagai jenis obat-obatan. Untuk itu sebelum menggunakan obat-obatan, telitilah dulu kandungan yang biasa tertera pada labelnya. Jangan sampai kita mengkonsumsi obat ini dalam melebihi dosis yang nantinya akan berakibat fatal. Sebaiknya obat ini digunakan selain untuk pasien dengan gangguan fungsi hati dan juga pengonsumsi alkohol. Penggunaan obat ini untuk wanita yang sedang hamil, ibu menyusui, dan anak-anak dibawah 2 tahun, harus sesuai dengan petunjuk dokter.

Obat ini biasanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang disebabkan oleh infeksi atau yang lainnya. Selain itu, obat ini juga bisa meredakan rasa nyeri pada tingkat rendah hingga sedang. Analgesik ini bekerja langsung pada pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus. Adapun beberapa merk dagang dari acethaminophen antara lain paracetamol, sanmol, pamol, fasidol, panadol, itramol, dan masih banyak lagi. Acethaminophen diberikan pada pasien secara oralEfek samping penggunaan acethaminophen :

a. Hilangnya nafsu makan

b. Mual

c. Muntah

d. Sakit perut

e. Berkeringat

f. Mengalami kebingungan

g. Kelelahan

h. Urine berwarna gelap

i. Kulit mata menguning

j. Penggunaan acethaminophen pada pecandu alkohol dapat meningkatkan resiko kerusakan hati.

k. Obat ini juga bisa mengakibatkan alergi seperti gatal-gatal, Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan

l. Dapat menimbulkan gangguan pernafasan

m. Ruam pada kulit yang berakibat melepuh dan mengelupas.

3. KodeinMerupakan sejenis obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri pada stadium sedang hingga berat. Selain itu obat ini juga berguna untuk meredakan batuk, diare, dan iritasi. Kodein sendiri merupakan salah satu jenis narkotika, karena saat berada pada saluran pencernakan (hati), fungsi obat ini akan diubah ke bentuk aslinya yaitu morfin. Bentuk tampilan obat ini biasanya pil dan cairan. Dalam dunia kesehatan pemakaiannya biasa digabungkan dengan jenis analgesik lainnya seperti aspirin, ibuprofen, acethaminophen, dan juga kafein.

Beberapa efek yang ditimbulkan oleh obat ini antara lain :

a. Euforia

b. Gatal-gatal

c. Mual

d. Muntah

e. Mengantuk

f. Mulut terasa kering

g. Hipotensi

h. Sulit buang air kecil

i. Depresi

j. Sembelit

k. Bila over dosis, bisa mengakibatkan gangguan saluran pernafasan

l. Kecanduan jika digunakan dalam jangka panjang.

Bila penggunaan dihentikan, pasien biasanya akan mengalami withdrawal syndrome, yaitu gelisah dan berkeringat.3. Sejak 1 minggu sebelum masuk RS ia juga mengeluh demam ringan yang hilang timbul, mata dan badan kuning, BAK seperti teh tua, BAB seperti dempul, dan gatal-gatal.

a. Bagaimana hubungan keluhan sekarang dengan yang lalu? Hubungan gejala yang terjadi sebelumnya dengan gajala sekarang adalah tingkatan dari sumbatannya. Pada awalnya sumbatan yang terjadi adalah kolik parsial. Ini terjadi karena batu empedu masih berada di kandung empedu atau ukuran batu yang belum sebesar diameter dari duktus biliaris. Sementara yang terjadi sekarang adalah sumbatan penuh pada duktus biliaris. Sehingga menyebabkan gejala khas berupa BAK seperti teh tua, BAB seperti dempul serta gatal-gatal. Hal ini diperberat dengan adanya faktor risiko, yaitu jenis kelamin perempuan, obesitas dan umur diatas 40 tahun.b. Bagaimana metabolisme bilirubin? (anabolisme, katabolisme) 80% bilirubin yang beredar berasal dari sel darah merah yang tua. Setelah eritrosit dalam sirkulasi darah mencapai akhir rentangan usia normalnya yaitu 120 hari, sel-sel tersebut akan dihancurkan oleh sel-sel retikuloemdotelial. Oksidasi sebagian heme yang berdisosiasi hemoglobin ini akan menghasilkan biliverdin yang selanjutnya dimetabolisme menjadi bilirubin.

Bilirubin tidak terkonjugasi akan terikat erat tetapi secara nonkovalen dengan albumin. Anion organik tertentu seperti sulfonamid dan salisilat bersaing dengan bilirubin untuk mendapatkan tempat-tempat pengikatan pada albumin. Bilirubin tidak terkonjugasi ini akan dibawa ke hepar.

Hepar mempunyai peranan sentral dalam metabolisme pigmen-pigmen empedu. Proses ini dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu:

Ambilan hepatic

Bilirubin tidak terkonjugasi yang terikat pada albumin akan dibawa ke dalam sel hepar tempat kompleks tersebut berdisosiasi dan bilirubin nonpolar memasuki hepatosit melalui difusi atau transport melintasi membran plasma. Proses ambilan dan penyimpanan bilirubin selanjutnya dalam hepatosit meliputi pengikatan bilirubin pada protein pengikat-anion sitoplasmik, khususnya ligandin (glutation-S-transferase-B) yang mencegah aliran bilirubin kembali ke plasma.

Konjugasi

Bilirubin tidak terkonjugasi merupakan bilirubin yang tidak larut dalam air kecuali bila jenis ini terikat sebagai kompleks dengan molekul amfipatik seperti albumin. Karena albumin tidak terdapat dalam empedu, bilirubin harus dikonversikan menjadi derivat yang larut air sebelum diekskresikan oleh sistem bilier. Proses ini terutama dilaksanakan oleh konjugasi bilirubin pada asam glukoronat hingga terbentuk bilirubin glukoronid. Reaksi konjugasi terjadi di dalam retikulum endoplasmik hepatosit dan dikatalisis oleh enzim bilirubin glukoronosil transferase dalam reaksi dua tahap.

Bilirubin ( bilirubin monoglukoronid ( bilirubin diglukoronid

Ekskresi ke dalam empedu

Pada keadaan normal, hanya bilirubin terkonjugasi yang dapat diekskresikan ke dalam empedu. Meskipun keseluruhan proses belum dipahami dengan jelas, ekskresi bilirubin tampaknya merupakan proses dependen-energi yang terbatas pada membran kanalikularis.

Setelah diekskresikan ke dalam empedu, bilirubin terkonjugasi diangkut melalui saluran bilier ke duodenum. Bilirubin terkonjugasi tidak diabsorbi kembali oleh mukosa usus. Bilirubin ini akan diekskresikan tanpa perubahan ke dalam feses atau dimetabolisme oleh bakteri ileum dan kolon menjadi urobilinogen serta produk yang ada hubungannya. Urobilinogen dapat diserap kembali dari usus halus serta kolon dan memasuki sirkulasi portal. Sebagian urobilinogen portal diambil oleh hepar dan diekskresikan kembali ke dalam empedu, sisanya akan memintas hepar serta diekskresikan oleh ginjal.

Gambar 4. Metabolisme Bilirubin

c. Bagaimana mekanisme keluhan diatas? Demam ringan yang hilang timbulCholedocholithiasis berulang ( infeksi pada empedu atau kendung empedu ( aktivasi sitokin (misal interleukin-1, interleukin-6, TNF dan INF) yang disebut pirogen endogen (penghasil panas) ( menghasilkan prostaglandin (PGE) ( meningkatkan set point hipothalamus ( menyebabkan demam. Apabila sumber pirogen dihilangkan (misal setelah sistem imun berhasil mengatasi mikroorganisme yang menginfeksi tubuh) ( kadarnya akan turun dan mengembalikan titik patokan suhu ke normal. Demam masih ringan karena infeksi yang terjadi masih ringan.Mata dan badan kuningObstruksi saluran bilier ( Bilirubin direct tidak dapat masuk ke duodenum ( Bilirubin Direct masuk ke pembuluh darah ( Biliribuin Direct menyebar secara sistemik ( mata dan badan kuningBAK seperti teh tuaObstruksi saluran bilier ( Bilirubin direct tidak dapat masuk ke duodenum ( Bilirubin Direct masuk ke pembuluh darah ( Masuk ke ginjal ketika system ekskresi bekerja ( Bilirubin dieksreksikan ( Urin mengandung bilirubin direct (larut air)BAB seperti dempulObstruksi saluran bilier ( Bilirubin direct tidak dapat masuk ke duodenum ( Bakteri usus tidak dapat membentuk urobilinogen ( warna kuning pada feses normal tidak terbentuk ( BAB berwarna pucat (seperti dempul)Gatal-gatalObstruksi saluran empedu ( Cairan empedu gagal asuk ke duodenum ( cairan empedu masuk ke sirkulasi ( peningkatan garam empedu dalam sirkulasi ( Neurogenik itch (Gatal-gatal pada kulit tanpa ada gangguan saraf dan kulit)4. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis

Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 106x/mnt, RR: 24x/mnt, suhu 39,0

BB: 80 kg, TB: 158 cm

a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik? PemeriksaanNy.WNormalInterpretasi

Keadaan UmumKeadaanSakit sedangTidak tampak sakitTidak normal

KesadaranKompos mentisKompos mentisNormal

Tanda VitalTD110/70 mmHg120/80 mmHgNormal

Nadi106 x/menit60-100 x/menitTakikardi

RR24 x/menit16-24 x/menitNormal

Suhu39,0oC36,5-37,5oCTinggi (Febris)

BB: 80 kg

TB: 158 cm

IMT: 32,0418,5-22,9Obesitas II

Tabel 3. Interpretasi pemeriksaan fisik b. Bagaimana mekanisme abnormal? Takikardi

Peningkatan nadi dapat disebabkan karena peningkatan suhu tubuh. Ketika demam, maka metabolisme tubuh akan meningkat, oleh karena itu setiap peningkatan suhu tubuh, nadi juga akan meningkat sebagai kompensasi.5. Keadaan spesifik:

Kepala : sklera ikterik

Leher dan thorax dalam batas normal

Abdomen : inspeksi : datar

Palpasi : lemas, nyeri tekan kanan atas (+) ( Murphy sign (+), hepar dan lier tidak teraba, kandung empedu: sulit dinilai

Perkusi : shifting dullness (-)

Ekstremitas : palmar ertiema (-), akral pucat, edema perifer (-)

a. Bagaimana interpretasi? Pemeriksaan SpesifikKasus Normal Interpretasi

KepalaSklera ikterik +/+PutihTidak normal

LeherDalam batas normalDalam batas normalNormal

ThoraxDalam batas normalDalam batas normalNormal

AbdomenInspeksi datar Datar Normal

Palpasi lemasLemas Normal

Hepar dan lien tidak teraba

Tidak terabaNormal

Murphy sign (+)(-)Tidak normal

Kandung empedu sulit dinilai

Nyeri tekan kanan atas (+)Tidak adaTidak normal

Shifting dullness (-)Tidak adaNormal

EkstremitasPalmar eritema (-)Tidak adaNormal

akral pucat Tidak adaTidak Normal

edema perifer (-)Tidak adaNormal

b. Bagaimana mekanisme abnormal?Sklera Ikterik Faktor predisposisi terbentuk batu ( terbentuk batu di kandung empedu ( berjalan menyusuri saluran empedu ( menyumbat ( bilirubin terkonjugasi tidak dapat dilepas ke duodenum ( kembali ke hepar ( sirkulasi sitemik ( bilirubin plasma meningkat ( mata dan badan ikterus.Nyeri tekan perut kanan atas , murphy sign (+)Tanda ini khas pada kolelitiasis atau adanya batu pada saluran empedu, nyeri yang dirasa adalah nyeri kolik bilier. Nyeri ini terjadi karena adanya sentuhan antara kandung empedu yang mengalami inflamasi dengan peritoneum abdomen selama inspirasi dalam yang dapat menimbulkan reflek menahan nafas karena rasa nyeri.Bernafas dalam menyebabkan rasa yang sangat nyeri dan berat beberapa kali lipat walaupun tanpa tekanan/palpasi pada pasien dengan inflamasi akut kandung empedu.Akral pucat Disebabkan oleh regurgitasi bilirubin.

c. Apa yang dinilai pada kandung empedu? Kandung empedu sulit dinilai bisa dikarenakan ketika pemeriksaan tersebut pasien merasa nyeri sehingga pemeriksaan tidak dilanjutkan. Pemeriksaan murphys sign dapat jadi alternative apabila pemeriksaan empedu sulit dinilai.

d. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan Murphy sign, shifting dullness? Shifting dullness : perkusi bagian umbilikal ke lateral untuk mengetahui perubahan bunyi timpany ke pekak. tentukan batas perubahan bunyi dan tandai. kemudian minta pasien untuk berbaring ke kiri atau ke arah kontralateral. dan lakukan perkusi di bagian yang ditandai tadi yaitu dari lateral ke medial. jika terjadi perubahan bunyi pekak berubah menjadi timpani karena rongga di isi oleh udara oleh sebab cairan menempati bagian bawah. maka dikatakan terjadinya perubahan batas bunyi peralihan dari timpani ke pekak tadi. dari pemeriksaan ini disimpulkan bahwa pasien mengalami ascites. untuk lebih memastikannya lagi dilanjutkan dengan test undulasi.

Gambar 5. Shifting DullnessMurphys Sign pada cholecystitis acuta yaitu tangan diletakkan di abdomen pada garis midklavikularis. Pasien bernapas dalam dan tangan kanan naik ke atas, suatu saat napas pasien terhenti berarti Murphys Sign positif.

Gambar 6. Murphys Signe. Bagaimana membedakan batu empedu di kantong empedu dan di saluran?Cara membedakan batu empedu di kantong empedu ataupun di saluran dapat dilakukan dengan cara melihat gejala-gejala pasien. Apabila gejalanya-gejalanya menunjukkan obstruksi partial di mana BAB masih berwarna normal namun terasa nyeri di RUQ, kemungkinan besar batu berada di dalam kantong empedu atau duktus cysticus. Apabila gejala-gejalanya menunjukan obstruksi total di mana BAB sudah berwarna dempul, kemungkian besar batu berada di duktus koledokus. Sedangkan apabila sudah terdapat gangguan pada kadar amilase dan lipase, kemungkinan besar batu berada di ampula vateri.

6. Pemeriksaan laboratorium

Darah rutin : Hb: 12,4g/dl, Ht: 36 vol%, leukosit: 15.400, trombosit: 329.000, LED: 77

LFT: Bil. Total: 20,49 Bil. Direct: 19,94, Bil. Indirect: 0,55, SGOT: 29, SGPT: 37, Fosfatase Alkali: 864

Amylase: 40, lipase: 50

a. Bagaimana interpretasi? Hasil Pemeriksaan Lab Nilai Normal Interpretasi

Hb 12,4 g/dl 12-16 g/dl Normal

Ht 36 vol%, 38-48 vol% Turun

Leukosit 15.400/mm3 4.500-11.000 Leukositosis

Trombosit : 329.000/mm3 150.000-350.000 Normal

LED 77 mm/jam Wintrobe: 0-15 mm/jam

Westergen: 0-20 mm/jam Meningkat

LFT: Bil total: 20,49 mg/dL Bil. Total: 0,2-1,2 mg/dL Meningkat

Bil direk: 19,94 mg/dL Bil. Direk: 0-0,4 mg/dL Meningkat

Bil indirek: 0,55 mg/dL Bil. Indirek: 0,2-0,8 mg/dL Normal

SGOT: 29 /L SGOT: 5-40 IU/L Normal

SGPT: 37 /L SGPT: 0-40 IU/L Normal

Fosfatase alkali: 864 /L Fosfatase alkali: 30-130 IU/L Meningkat

Amylase: 40 unit/L Amilase: 50% kolesterol) atau batu campuran ( batu yang mengandung 20-50% kolesterol). 10 % sisanya adalah batu jenis pigmen, yang mana mengandung