14
LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

LAPORAN SEJARAH

KUNJUNGAN DI SANGIRAN

Disusun oleh :

Nama : Aninda Tri Yuliasari

Kelas : 1K3

No : 02

SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG

Jl. Kadar Maron Kotak Pos 104 Telp. (0293) 4901639

Temanggung 56221

Tahun Pelajaran 2013/2014

Page 2: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

I. Pendahuluan

a) Latar belakang kegiatan

Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of

Museum disingkat ICOM, adalah institusi pameran, nirlaba, melayani kebutuhan

publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian,

mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada

masyarakaat untuk kebutuhan studi pendidikan dan kesenangan. Karena itu museum

bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat

tertentu, ataupun dokumentasi dan pemkiran imajinatif pada masa depan.

Museun Sangiran merupakan museum arkeolog yang berisi fosil, kerangka,

batuan dan semua tentang manusia purba dan semua barang itu dapat dipelajari

sehingga menjadi tujuan para wisata untuk datang ke museum sangiran untuk

mengetahui tentang keadaan pada zaman dulu dan dapat melihat secara langsung

manusia purba walaupun itu hanya tiruan atau berbentuk patung. Siswa juga dapat

melihat proses-proses terbentuknya bumi walaupun hanya berbentuk gambar maupun

video. Maka dari itu siswa dan siswi SMK Negeri 1 Temanggung memilih museum

Sangiran sebagai tempat tujuan wisata budaya.

b) Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan diadakannya kunjungan ke Sangiran yaitu untuk

membantu siswa agar lebih memahami tentang manusia purba, revolusi manusia,

keadaan pada zaman dulu, teori-teori tentang manusia purba yang disampaikan oleh

beberapa ilmuan. Siswa juga dapat melihat fosil-fosil manusia purba dan melihat

secara langsung ilustri kehidupan pada zaman dahulu.

Page 3: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

II. Isi laporan

a) Jenis Kegiatan

Wisata budaya di Museum Sangiran.

b) Tempat dan waktu kegiatan

Tempat meseum di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen

Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Oktober 2013.

Selain itu juga berkunjung di RM Lestari, PGS (Pusat Grosir Solo), dan Pusat oleh-

oleh Djava.

c) Pelaksanaan kegiatan

Melakukan pegamatan terhadap manusia purba. Disana terdapat macam-

macam manusia purba, dari yang pertama ada sampai yang terakhir. Sejarah manusia

dimulai dengan ditemukannya fosil berusia sekitar 7-4 juta tahun lalu,

Australopithecus afarensis,di Afrika. Sekitar 3-2 juta tahun kemudian muncul

keturuna mereka Australopithecus africanus, Australopithecus robustus,

Australopithecus boisei yang telah menguasai daerah Afrika Selatan dan Afrika

Timur. Sekitar 2 juta tahun silam Homo habilis, si manusia tangkas telah

menghasilkan tahapan evolusi yang lebih banyak mencirikan manusia sejati. Pada

Homo habilis ini telah diciptakan budaya tertua dari Lembah Olduvai, Afrika Timur.

Keadaan tersebut berubah cepat ketika ditemukan keturunan Homo habilis

yakni Homo erectus pada 1,5 juta tahun yang lalu.

Hal yang menarik adalah kenyataan bahwa sebaran temuan Homo erectus

mencakp daerah yang luas, tidak terbatas di Afrika saja. Sebaran geografis Homo

Page 4: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

erectus menembus pelosok benua Eropa, Asia Timur, dan Asia tenggara, termasuk

Indonesia.

Dipadang tandus bernama Sangiran, Homo erectus telah menorehkan cerita

panjang kemanusiaan selama 1,5 juta tahun terakhir. Sejak ditemukan oleh G.H.R von

Koenigswald pada tahun 1934, Sangiran telah menjadi pusat prhatian dunia karena

temua di Sangiran mampu memberikan gambaran jelas mengenai evolusi budaya,

evolusi fauna, evolusi flora, dan yang paling penting adalah evolusi manusia.

Berbagai keunggulan situs Sangiran bagi sejarah kemanusiaan telah

mengantarkan statusnya sebagai salahsatu warisan budaya dunia yang ditetapkan

UNESCO pada 5 Desember 1996 dengan nomor 593.

d) Kesulitan dan hambatan

Pada kunjungan kemarin kesulitan hambatannya yaitu : waktu yang diberikan

terbatas sehinga kurang mengeksplor pengetahuan di Sangiran. Pemandunya tidak

ada, sehingga jika ada hal-hal yang kurang jelas tidak dapat langsung ditanyakan.

e) Hasil kegiatan dan kesimpulan

MONUMEN MANUSIA PURBA, SANGIRAN

Salah satu objek wisata menarik di Kabupaten Sragen adalah

Museum Sangiran yang berada di dalam kawasan Kubah

Sangiran. Kubah tersebut terletak di Depresi Solo, di kaki

Gunung Lawu (kurang lebih 17 km dari Kota Solo).

Kehadiran Sangiran merupakan contoh gambaran kehidupan

manusia masa lampau karena situs ini merupakan situs fosil

Page 5: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

manusia purba paling lengkap di Jawa. Luasnya mencapai 56 km2 yang meliputi tiga

kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Kecamatan Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh, serta

satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu Kecamatan Gondangrejo.

Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan

terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoantropologi,

geologi, dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan. Keberadaan Situs Sangiran sangat

bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi

dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba

beserta gambaran stratigrafinya.

Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di

Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah sehingga lapisan tanah yang

terbentuk tampak jelas berbeda antara lapisan tanah yang satu dengan lapisan tanah yang lain.

Dalam lapisan-lapisan tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil-fosil

manusia maupun binatang purba.

Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium

Paleoantropologi, Yogyakarta. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs

prasejarah yang memiliki peran yang sangat penting dalam memahami proses evolusi

manusia dan merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.

Berdasarkan hal tersebut, Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia Nomor 593 oleh

Komite World Heritage pada saat peringatan ke-20 tahun di Merida, Meksiko.

 

Page 6: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

MINIATUR HMS BEAGLE

(KAPAL DARWIN)

Penelitian tentang manusia purba dan binatang purba diawali oleh G.H.R.Von Koenigswald,

seorang ahli paleoantropologi dari Jerman yang bekerja pada pemerintah Belanda di Bandung

pada tahun 1930-an. Beliau adalah orang yang telah berjasa melatih masyarakat Sangiran

untuk mengenali fosil dan cara yang benar untuk memperlakukan fosil yang ditemukan. Hasil

penelitian kemudian dikumpulkan di rumah Kepala Desa Krikilan, Bapak Totomarsono,

sampai tahun 1975.

Pada waktu itu banyak wisatawan yang datang berkunjung ke tempat tersebut, maka

muncullah ide untuk membangun sebuah museum. Pada awalnya Museum Sangiran

dibangun di atas tanah seluas 1.000 m2 yang terletak di samping Balai Desa Krikilan. Sebuah

museum yang representatif baru dibangun pada tahun 1980 karena mengingat semakin

banyaknya fosil yang ditemukan dan sekaligus untuk melayani kebutuhan para wisatawan

akan tempat wisata yang nyaman. Bangunan tersebut seluas 16.675 m2 dengan ruangan

museum seluas 750 m2.

Page 7: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

Bangunan tersebut bergaya joglo dan terdiri dari ruang pameran, aula, laboratorium,

perpustakaan, ruang audio visual (tempat pemutaran film tentang kehidupan manusia

prasejarah), gudang penyimpanan, mushola, toilet, area parkir, dan kios suvenir (khususnya

menjual handicraft ‘batu indah bertuah’ yang bahan bakunya didapat dari Kali Cemoro).

Di Museum Sangiran terus dilakukan pembenahan dan penambahan bangunan maupun

fasilitas pendukung untuk mempertegas keberadaannya sebagai warisan dunia yang memiliki

peran penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun untuk menciptakan

kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Museum Sangiran sekarang

telah berevolusi menjadi sebuah museum yang megah dengan arsitektur modern.

 

REPLIKA FOSIL MANUSIA

Koleksi Museum Sangiran

Berikut ini adalah beberapa koleksi yang tersimpan di Museum Sangiran:

Page 8: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

1. Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus (replika), Pithecanthropus

mojokertensis (Pithecanthropus robustus) (replika), Homo soloensis (replika), Homo

neanderthal Eropa (replika), Homo neanderthal Asia (replika), dan Homo sapiens.

2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon

trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis

palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae (sapi,

banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

3. Fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi

ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia

sp (kura-kura), dan foraminifera.

4. Batuan, antara lain rijang, kalsedon, batu meteor, dan diatom.

5. Artefak batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak

perimbas-penetak.

Kesimpulan :

Sejak tampil pertama kali ke panggung dunia pada tahun 1934, situs Sangiran

pun telah mampu menyihir kajian paleoanthropologi dunia. Inilah salah satu

barometer evolusi manusia. Diteliti, dilestarikan, dimanfaatkan untuk khalayak

ramaiesensi akademisnya dihrapkan akan mempercerah dunia ilmiah dikemudian hari.

Disinilah peradaban tertua itu bermula, hingga saat ini, tiada henti-hentinya

menghadirkan cerita lama tentang kemanisiaan.

Page 9: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

III. Lain-lain

Page 10: LAPORAN SEJARAH KUNJUNGAN DI SANGIRAN

IV. Penutup

a) Ucapan terima kasih

Terima kasih kepada Tuhan yang maha ESA, orang tua, pembimbing kami,

guru mata diklat, teman-teman angkatan ‘40.

b) Kesan pesan

Disana tempatnya asik, bisa menambah pengetahuan dan wawasan.

c) Saran

Sebaiknya, khusus kelas 1 KA 3 ditempatkan disatu bis, pemandu wisatanya

ditambah lagi.