29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-pemisahan dan analisis bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur. Susunan kualitatif merupakan komponen- komponen bahan, sedangkan susunan kuantitatif adalah berapa banyaknya atau setiap komponen tersebut. Dalam ilmu kimia analitik untuk menganalisa suatu komponen kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis volumetri, analisis gravimetri. Analisa volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya yang mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat berbeda-beda. Metode volumetri secara garis besar

laporan praktikum titrasi asam basa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan praktikum titrasi asam basa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-

pemisahan dan analisis bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan susunan

bahan, baik secara kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur. Susunan

kualitatif merupakan komponen-komponen bahan, sedangkan susunan

kuantitatif adalah berapa banyaknya atau setiap komponen tersebut. Dalam

ilmu kimia analitik untuk menganalisa suatu komponen kimia terdiri atas

beberapa analisis yaitu analisis volumetri, analisis gravimetri.

Analisa volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat

kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena

pelaksanaannya yang mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi,

juga dapat digunakan untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai

sifat berbeda-beda. Metode volumetri secara garis besar dapat diklasifikasikan

dalam empat kategori yaitu titrasi asam basa yang meliputi reaksi asam dan

basa baik kuat maupun lemah, titrasi redoks yaitu titrasi yang meliputi hampir

semua reaksi oksidasi reduksi, titrasi pengendapan yaitu titrasi yang meliputi

pembentukkan endapan, dan titrasi kompleksometri seperti titrasi EDTA

misalnya titrasi spesifik.

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer

ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan

asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant

Page 2: laporan praktikum titrasi asam basa

ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen

( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Titrasi

asam-basa sering disebut aidimetri-alkalimetri, asidimetri diartikan

pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur

jumlah asam atau garam). Tentu saja ini membingungkan, namun usaha untuk

menetapkan arti mana yang harus dipakai tidak berasil. Maka asidimetri dan

alkalimetri sebaliknya diartikan umum saja, yaitu titrasi yang menyangkut

asam dan basa.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlu dilakukan

praktikum mengenai analisis volumetri (titrasi asam basa), guna mengetahui

metode atau cara menitrasi suatu larutan yang bersifat basa ataupun asam,

selain itu dapat menyelaraskan antara praktikum dan teori titrasi asam basa.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan yang dicapai setelah mengikuti praktikum ini yaitu

sebagai berikut:

1. Menentukan kadar asam asetat dalam sampel.

2. Menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam suatu campuran.

C. Prinsip Praktikum

Adapun prinsip praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Penentuan kadar asam astetat dengan metode titrasi hingga titik ekivalen

tercapai yang ditandai dengan perubahan warna suatu larutan sampel.

Page 3: laporan praktikum titrasi asam basa

2. Penentuan kadar karbonant dan bikarbonat dengan metode titrasi yang

dilakukan dengan menggunakan indikator yang berbeda hingga tercapai

titik ekivalen yang ditandai dengan perubahan warna.

BAB II

TEORI PENDUKUNG

Titrasi asam basa merupakan contoh analisis volumetri yaitu suatu

cara atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran, dan dilepaskan

dari perangkat gelas yang disebut buret. Proses titrasi asam basa sering dipantau

dengan penggambaran pH larutan yang dianalisis sebagai fungsi jumlah titran

yang ditambahkan gambar yang diperoleh tersebut disebut kurva pH atau kurva

titrasi yang didalamnya terdapat kurva ekivalen yaitu titik dimana titrasi

dihentikan (Ika,2009).

Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar itu harus

dihentikan, digunakan suatu zat yang biasanya berupa larutan, yang disebut

larutan indikator yang ditambahkan dalam larutan yang diuji sebelum penetesan

larutan uji dilakukan. Larutan indikator ini menanggapi munculnya kelebihan

larutan uji dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat

tepat pada titik kesetaraan. Titrasi asam-basa pada saat indikator berubah warna

disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir ini sedekat mungkin ke

titik kesetaraan. Dengan memilih indikator untuk menghimpitkan kedua titik itu

(atau mengkoreksi selisih diantara keduanya) merupakan salah satu aspek penting

dari analisis titrasi asam-basa. Umumnya larutan uji adalah larutan standar

elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida (Sujono,2003).

Page 4: laporan praktikum titrasi asam basa

Sifat suatu larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan

indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang warnanya berbeda dalam larutan

asam, basa dan garam. Untuk mengidentifikasi sifat dari asam, basa dan garam

dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau indikator alami. Secara

sederhana, kertas lakmus dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat dari

larutan asam, basa dan garam (larutan netral). Alat lain yang dapat digunakan

untuk mengindikasi apakah larutan bersifat asam, basa atau netral adalah larutan

indikator fenolftalein, metil merah dan metil jingga (Azizah,2004)

Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH

lingkungannya berubah. Apabila dalam suatu titrasi, asam maupun basanya

merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH=7.

Tetapi bila asamnya ataupun basanya merupakan elektrolit lemah, garam yang

terjadi akan mengalami hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai

pH > 7 (bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga pH yang tepat dapat

dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari

konsentrasi larutan yang diperoleh. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan

dengan indikator asam basa (harjanti, 2008).

Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubsh

warna diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Kisaran

penggunaan indicator adalah 1 unit pH disekitar nilai pKa nya. Sebagai contoh

fenolftalein (PP),mempunyai pKa 9,4 ( perubahan warna antara pH 8,4 – 10,4).

Struktur fenolftalein akan mengalami penataan ulang pada kisaran pH ini karena

Page 5: laporan praktikum titrasi asam basa

proton dipindahkan dari struktur fenol dari PP sehingga pH-nya meningkat

akibatnya akan terjadi perubahan warna (Sudjadi,2007).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

- Gelas piala 250 mL 1 buah

- Gelas ukur 50 mL 1 buah

- Buret 2 buah

- Statif dan Klem 2 buah

- Pipet volume 25 mL 1 buah

- Labu ukur 100 mL 1 buah

- Erlenmeyer 250 mL 2 buah

- Batang pengaduk 1 buah

- Filler 1 buah

- Spatula 1 buah

- Botol semprot 1 buah

- Pipet tetes 1 buah

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

- Kalium biftalat 0,5 gr - Indikator MO

Page 6: laporan praktikum titrasi asam basa

- Indikator PP - Larutan HCl 0,1 N

- Larutan NaOH 0,1 N - aquadest

- Larutan asam asetat - Padatan Na2CO3 0, 1 gr

B. Prosedur Kerja

1. Standarrisasi Larutan NaOH dengan Kalium Biftalat

Kalium Biftalat

- Ditimbang sebanyak 0,5 g- Dilarutkan dalam erlenmeyer- Ditambahkan indikator PP 1-2 tetes- Dititrasi dengan larutan NaOH, sampai

terbentuk larutan berwarna merah muda

Larutan berwarna merah muda

- Dicatat volume NaOH yang digunakan

- Dilakukan triplo

Volume titran (NaOH) 23 mL

Page 7: laporan praktikum titrasi asam basa

- Dimasukan ke dalam labu takar- Diencerkan dengan aquades sebanyak 100 mL

- Dipipet sebanyak 25 mL- Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL- Ditambahkan 2-3 tetes indikator PP- Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai

terbentuk warna merah muda

0,24 % asam asetat

- Dicatat volume NaOH yang digunakan- Dilakukan triplo- Dihitung kadar asam asetat dalam sampel

2. Titrasi Asam Asetat dengan Natrium Hidroksida

Asam Asetat( 10 mL )

Larutan Asam asetat encer

Larutan berwarnaMerah muda

Page 8: laporan praktikum titrasi asam basa

3. Standarisasi Larutan HCl 0, 1 N dengan Na2CO3

Na2CO3

- Ditimbang sebanyak 100 mg- Dilarutkan dengan 100 mL aquades- Ditambahkan 2-3 tetes metil jingga- Dititrasi dengan HCl hingga warna

berubah menjadi merah muda yang konstan

- Dihitung volume HCl yang digunakan

HCl 12,1 mL

Page 9: laporan praktikum titrasi asam basa

- Ditimbang - Dilarutkan dengan 100 mL aquades- Ditetesi indikator PP- Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai

larutan menjadi tak berwarna- Volume HCl yang diperlukan yaitu 0,3 mL

4. Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat dalam Campuran

bikarbonat 0, 1 gr

Larutan tak berwarna

- Dicatat volume NaOH yang digunakan- Ditetesi indikator MO sampai terjadi

warna jingga ke merah jambu- Dititrasi kembali dengan larutan HCl

0,1 N

Larutan berwarna merah jambu

- Dicatat volume HCl 0,1 N yang diperlukan yakni 2,2 mL

- Ditentukan bikarbonat dalam campuran

0,1596 % bikarbonat

Page 10: laporan praktikum titrasi asam basa

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Data Pengamatan

1. Titrasi Asam Asetat dengan Natrium Hidroksida

Standarisasi larutan NaOH dengan kalium biftalat

No Perlakuan Hasil Pengamatan1 0,5 gr kalium biftalat + aquadest Larutan kalium biftalat2 Ditambahkan indikator PP 1-2 tetes Larutan tetap kuning3 Dititrasi dengan NaOH Larutan berwarna merah

muda4 Volume titran (NaOH) 23 mL

Titrasi larutan asam asetat dengan NaOH

No Perlakuan Hasil Pengamatan1 Larutan asam asetat + 2-3 tetes indikator

PPLarutan berwarna putih

2 Dititrasi dengan NaOH 0,1 N Larutan berwarna merah muda

3 Volume titran (NaOH) 1 mL

2. Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat dalam Campuran

Standarisasi larutan HCl 0,1 N dengan Na2CO3

No perlakuan Hasil1 Larutan Na2CO3 + 2 tetes indikator MO Larutan berwarna

orange2 Dititrasi dengan HCl Larutan berwarna

merah muda3 Volume titran yang digunakan 12, 1 mL

Page 11: laporan praktikum titrasi asam basa

Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam campuran

No perlakuan Hasil pengamatan1 0,1 gr natrium bikarbonat dilarutkan

dengan 100 mL aquadestLarutan natrium bikarbonat

2 Ditambahkan indikator PP 36 tetes Larutan berwarna3 Dititrasi dengan HCl 0,1 N Larutan berwarna bening4 Volume titran yang digunakan 0,3 mL5 Ditambahkan indikator MO 2 tetes Berwarna jingga6 Dititrasi dengan HCl 0,1 N Larutan berwarna merah

muda7 Volume titran yang digunakan 2,2 mL

B. Reaksi Lengkap

1. Titrasi asam asetat dengan natrium hidroksida

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

2. Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam campuran

Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl

NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2

C. Perhitungan

1. Standarisasi larutan NaOH dengan kalium biftalat

Dik : Massa. Kalium biftalat : 500 mg

Mr. kalium biftalat : 204,2

V. NaOH 0,1 N : 23 mL

Penye :

V1 x N1 = V2 x N2

Page 12: laporan praktikum titrasi asam basa

500/204,2 = 23 x N2

1,44 = 23 x N2

N2 = 0,106 N

2. Titrasi larutan asam asetat dengan natrium hidroksida

Dik : V. NaOH : 1 mL

N. NaOH : 0,1 N

Penye :

Dalam 10 mL sampel asam asetat terdapat:

100/25 x 0,1 x 60 = B

24 = B

Dalam 100 mL asam asetat = 100/10 B

Maka = 100/10 24 =240

% asam asetat = 100/10 x 24/1000

= 0,24 % dalam 100 mL

3. Standarisasi larutan HCl 0,1 N dengan Na2CO3

Dik : V. HCl yang digunakan : 12,1 mL

Berat Na2CO3 : 100 mg

Penye :

Mek HCl = Mek Na2CO3

12,1 x 0,1 = Mek Na2CO3

Berat zat (mg) Na2CO3 = Mek Na2CO3 x BE Na2CO3

Mek Na2CO3 = ½ x 106 = 53

N HCl = 100 /12,1 x 52

Page 13: laporan praktikum titrasi asam basa

= 0,155 N

4. Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam campuran

Dik : N. HCl : 0,1 N

V. HCl yang digunakan (saat digunakan indikator PP) : 0,3 mL (x)

V. HCl yang digunakan (saat digunakan indikator MO : 2,2 mL (y)

Penye :

Karbonat dan Bikarbonat dalam sampel = (y-x) mL HCl 0, 1 N

= 1,9 mL

% karbonat dan bikarbonat = (y-x) mL x N HCl x BE Na2CO3/

berat sampel

= 1,9 x 0,1 x 84/100 = 0,1596 %

Page 14: laporan praktikum titrasi asam basa

D. Pemabahasan

analisa volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat

kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena

pelaksanaannya yang mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi,

juga dapat digunakan untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai

sifat berbeda-beda. Salah metode yang sering digunaka dalam analisis

volumetri yaitu titrasi asam basa.

Titrasi asam basa sering disebut juga disebut dengan titrasi

netralisasi. Dalam reaksi itu, menggunakan larutan standar asam dan larutan

standar basa. Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam

dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral.

Berdasarkan konsep lain netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara

donor proton (asam) dan penerima proton (basa).

Pada praktikum ini menggunakan metode titrasi asam basa, yang

dilakukan pada dua percobaan yaitu pertama titrasi asam asetat dengan

natrium hidroksida dan penentuan karbonat dan bikarbonat dalam campuran.

Percobaan pertama dilakukan titrasi asam asetat dengan natrium

hidroksida sebagai titratnya. Namun terlebih dahulu dilakukan standarisasi

terhadap larutan natrium hidroksida (NaOH) karena larutan ini bersifat

Page 15: laporan praktikum titrasi asam basa

hidroskopis yang dapat menyerap air dari lingkungannya sehingga terjadi

pengenceran atau dengan kata lain dapat mengalami perubahan konsentrasi

sehingga harus distandarisasi. Saat distandarisasi larutan NaOH menggunakan

kalium biftalat, sebelum dititrasi ditambahkan indikator PP 203 tetes dengan

penggunaan larutan NaOH sebagai titratnya yaitu 23 mL, dimana pada titik

akhir titrasi dihasilkan warna larutan merah mudah dari hasil analisis data

diperoleh konsentrasi NaOH yaitu 0,106 N.

Setelah dilakukan standarisasi, maka dilakukan titrasi terhadap

asam asetat dalam hal ini sebagai titran dengan larutan NaOH sebagai

titrannya. Dengan perlakukan pemipetan 10 mL asam asetat yang kemudian

diencerkan dalam 100 mL aquadest dalam labu takar hingga tanda tera.

Pengenceran ini bertujuan untuk mengencerkan asam asetat yang masih

bersifat pekat, kemudian dipipet sebanyak 25 mL larutan asam asetat yang

dimasukkan dalam labu Erlenmeyer. Sebelum titrasi dilakukan, kita

menambahkan indikator PP 2-3 tetes kedalam asam asetat agar terjadi

perubahan warna yang menunjukkan titik akhir titrasi.Dengan warna larutan

yang dihasilkan merah muda setalah mencapai titik akhir titrasi. Indikator PP

dipakai karena larutan ini memiliki trayek pH pada saat terjadi titik ekuivalen

yang sesuai untuk asam asetat. Larutan NaOH yang habis terpakai saat

mencapai titik akhir titrasi yaitu 1 mL. Dari hasil analisis data diperoleh kadar

asam asetat dalam 100 mL sampel sebanyak 0,24 %.

Pada percobaan kedua dilakukan yaitu penentuan kadar karbonat

dan bikarbonat dalam suatu campuran. Namun terlebih dahulu dilakukan

Page 16: laporan praktikum titrasi asam basa

standarisasi terhadap larutan HCl dengan menggunakan Na2CO3, tujuannya

sama seperti pada standarisasi pada larutan NaOH. Dengan dilakukan

penimbangan pada Na2CO3 sebanyak 100 mg, dilarutkan dalam 100 mL

aquadest guna melarutkan padatannya. Sebelum dilakukan titrasi ditetesi

indikator MO 2-3 tetes larutan berubah menjadi warna jingga, lalu dititrasi

dengan larutan HCl hingga menunjukkan perubahan warna. Pada titik akhir

titrasi (titik ekivalen), larutan dalam labu Erlenmeyer berubah menjadi merah

muda, dan larutan HCl (titran) yang habis terpakai yaitu sebanyak 12,1 mL,

melakukan analisis data diperoleh konsentrasi dari lartuan HCl yaitu 0,155 N

Setelah dilakukan standarisasi, maka dialakukan titrasi pada

natrium bikarbonat yang akan ditentukan kadarnya, dengan menggunakan

larutan HCl 0,1N sebagai titrannya. Dengan perlakuan dilakukan

penimbangan pada natrium bikarbonat sebanyak 100 mg, lalu dilarutkan

dalam 100 mL aquadest guna melarutkan semua padatannya, sebelum dititrasi

ditambahkan indikator PP hingga larutan berubah warna, kemudian titrasi,

larutan berubah warna menjadi bening yang menandakan bahwa telah

mencapai titik akhir titrasi. Larutan HCl yang habis terpakai yaitu 0, 3 mL,

kemudian dititrasi lagi dengan menggunakan indikator yang berbeda yaitu

indikator MO dengan penamabahan sebanyak 2 tetes larutan berubah warna

menjadi jingga, kemudian dititrasi hingga larutan berubah warna. Larutan

berubah menjadi warna merah muda yang menandakan larutan telah mencapai

titik akhir titrasi. Larutan HCl yang habis terpakai yaitu sebanyak 2,2 mL. dari

hasil analisis data diperoleh kadar bikarbonat dalam larutan yaitu sebanyak

Page 17: laporan praktikum titrasi asam basa

0,1596 %. Dalam praktikum ini tidak dicampurkan atau digunakan natrium

karbonat namun hanya digunakan natrium bikarbonat.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengikuti praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Kadar asam cuka yang diperoleh dalam sampel adalah sebesar 0,24 %

dalam 100 mL air.

2. kadar bikarbonat yang diperoleh dalam sampel yaitu sebesar 0,1596 %

B. Saran

Adapun saran yang saya ajukan setelah mengikuti praktikum ini

yaitu pada saat praktikum diharapkan praktikan melakukan percobaan yang

penuh ketelitian.

Page 18: laporan praktikum titrasi asam basa

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, utiya. 2004. Larutan Asam dan Basa. Kemendikbud: Jakarta.

Ika, Dani. 2009. Alat otomarisasi pengukur kadar vitamin C dengan metode titrasi asam basa. Jurnal Neutrino. Vol. 1. (diakses tanggal 24 november 2013).

Harjanti, 2008. Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma domestica val.) dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri. Jurnal Rekayasa Proses. Vol.2. No.2. (diakses tanggal 24 November 2013).

Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Sujono. 2003. Sistem Pengukur Molaritas Larutan dengan Metode Titrasi Asam Basa Berbasis Komputer. Universitas Budi Luhur. (diakses tanggal 26 Oktober 2013).

Page 19: laporan praktikum titrasi asam basa

ABSTRAK

Titrasi asam basa sering disebut juga disebut dengan titrasi netralisasi. Dalam reaksi itu, menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dan penerima proton (basa). tujuan yang dicapai setelah mengikuti praktikum ini yaitu Menentukan kadar asam asetat dalam sampel dan menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam suatu campuran. Prinsip praktikum ini yaitu penentuan kadar asam astetat dengan metode titrasi hingga titik ekivalen tercapai yang ditandai dengan perubahan warna suatu larutan sampel dan penentuan kadar karbonant dan bikarbonat dengan metode titrasi yang dilakukan dengan menggunakan indikator yang berbeda hingga tercapai titik ekivalen yang ditandai dengan perubahan warna. Metode yang digunakan pada prkatikum ini yaitu menode titrasi asam basa. Dengan menggunakan bahan yaitu asam asetat, larutan NaOH, larutan HCl, padatan natrium bikarbonat dan kalium biftalat. Sebelum dilakukan titrasi, dlakukan terlebih dahulu standarisasi pada larutan NaOH dan larutan HCl. Kadar asam asetat dalam sampel yaitu 0,24 % dan kadar bikarbonat dalam larutan yaitu 0,1596%.

Kata kunci : titrasi asam basa, titran, kadar asam asetat, kadar bikarbonat

Page 20: laporan praktikum titrasi asam basa

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN IV

ANALISIS VOLUMETRI (TITRASI ASAM BASA)

OLEH

NAMA : WA ODE AMALIA

STAMBUK : A1C4 12 051

KELOMPOK : VI (ENAM)

ASISTEN PEMBIMBING : KAHARUDDIN

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

Page 21: laporan praktikum titrasi asam basa

2013