Laporan Praktikum Piroxicam Cream

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORANTEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID NON-STERILPIROXICAM CREAM

KELOMPOK 2 :

Asfarina Hapsari(115070513111001)Anis Kusumawardani(115070501111007)Avelia Devina Calista N. (115070501111011)Vanny Lestari (115070501111001)Dibadari Chalisa(115070500111026)Esther Marison(115070500111032)Lathifah Hanum (115070500111015)Ratna Kusmawati(115070500111014)Rizta Widya Pangestika(115070500111024)

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA2013PIROXICAM CREAM1. PENDAHULUAN1. Tujuan Praktikum Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tentang formulasi sediaan krim dan kontrol kualitasnya Mahasiswa mampu membuat sediaan krim yang berkualitas baik1. Teori SingkatKrim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alcohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian oral melalui vaginal (FI IV hal 6).Krim rusak jika terganggu sistem campurannya terutama disebabkan perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik aseptic. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu 1 bulan (FI III hal 8).Dalam 5 g dari sediaan krim piroxicam, mengandung bahan aktif yakni piroxicam sebanyak 150 mg. Krim ini bekhasiat sebagai analgesic, antipiretik. Sediaan dalam bentuk krim dipilih untuk piroxicam dikarenakan meningkatkan kerja piroxicam sebagai analgesic, antipiretik dengan efek local sehingga lebih cepat. Penggunaan krim piroxicam dengan cara mengoleskan krim secukupnya pada daerah yang nyeri bila diperlukan. Pada etiket diberi keterangan Obat Luar.

1. PREFORMULASINO.URAIANPUSTAKA

1.Piroxicam1. Pemerian : Serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning terang ; tidak berbau. Bentuk monohidrat berwarna kuning.1. Nama lain : Piroxicamum Nama kimia : 4-hidroksi-2-metil-N-2-piridil-2H-1,2-benzotiazin-3-karboksamida 1,1-dioksidaStruktur kimia : 1. Rumus Molekul : C15H13N3O4SBobot Molekul : 331,351. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam asam-asam encer dan sebagian besar pelarut organik ; sukar larut dalam etanol dan dalam larutan alkali mengandung air.1. pH stabil : pKa = 6.81. Titik didih : -Titik leleh : -1. Koefisien partisi zat aktif : -1. Stabilitas : -1. Inkompatibilitas : -1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : -1. Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.1. Konsentrasi : 3%1. Khasiat dan penggunaan : antiinflamasiFI IV hal 683

2.White Petrolatum1. Pemerian : berwarna putih sampai kuning pucat, terang, massa lembut. Tidak berbau dan tidak berwarna, walaupun terfluorosensi oleh cahaya matahari, terlebih ketika meleleh.1. Nama lain : Vaselinum album ; white petroleu jelly ; parafin putih lembut.Nama kimia : White PetrolatumStruktur kimia : -1. Rumus Molekul : CnH2n+2Bobot Molekul : 1. Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton, ethanol, ethanol (95%) panas atau dingin, gliserin, dan air ; larut dalam benzena, karbon disulfida, kloroform, heksana, dan kebanyakan dalam campuran minyak dan minyak menguap.1. pH stabil : - 1. Titik didih : -Titik leleh : 38-60oC1. Koefisien partisi zat aktif : -1. Stabilitas : Masalah kestabilan biasa muncul karena kehadiran dari ketidakmurnian dengan jumlah yang sedikit. Ketika terpapar sinar, ketidakmurnian ini bisa teroksidasi menjadi perubahan warna dari petrolatum dan menghasilkan bau yang tidak enak. Oksidasi bisa dihambat dengan menambahkan antioksidan seperti butylated hydroxyanisole, butylated hydroxytoluene, atau alpha tocopherol. 1. Inkompatibilitas : Petrolatum adalah bahan inert dengan sedikit inkompatibilitas.1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : -1. Wadah dan penyimpanan : Simpan dalam kontainer tertutup, terlindungi dari cahaya dalam tempat yang dingin dan kering.1. Konsentrasi : 25% 1. Khasiat dan penggunaan : sebagai emolien dan basis salep.HPE hal 481

3.Cetyl Alkhohol1. Pemerian : Serpihan putih seperti lilin, butiran atau kubus. Memili karakteristi bau yang redam dan rasa lunak.1. Nama lain : Alkhohol cetylicus ; Avol ; Cacholot C70 ; ethol. Nama kimia : Hexadecan-1-olStruktur kimia :

1. Rumus Molekul : C16H34OBobot Molekul : 242,441. Kelarutan : Larut dalam ethanol (95%) dan eter, kelarutan meningkat dengan peningkatan suhu ; praktis tidak larut dalam air. Bisa bercampur ketika dilelehkan dengan lemak, paraffin cair atau padat, dan isopropyl miristate1. pH stabil : -1. Titik didih :316-344oCTitik leleh : 45-52oC1. Koefisien partisi zat aktif :1. Stabilitas : Stabil terhadap asam, basa, cahaya dan udara ; tidak selalu menjadi tengik. 1. Inkompatibilitas : inkompatibel dengan bahan oksidasi kuat. 1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : - 1. Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam kontainer tertutup dalam tempat dingin dan kering.1. Konsentrasi : 15%1. Khasiat dan penggunaan : bahan pengerasHPE hal 155

4.Propyl Paraben1. Pemerian : serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau dan tidak punya rasa.1. Nama lain : Aseptoform P ; CoSept P ; Nipasol ; propagin.Nama kimia : Propyl 4-hydroxybenzoateStruktur kimia : 1. Rumus Molekul : C10H12O3Bobot Molekul : 180,201. Kelarutan : larut dalam aseton, eter, 1,1 bagian etanol (95%), 3,9 bagian dari propilen glikol, dan 2500 bagian dari air. 1. pH stabil : 4-81. Titik didih : 295oCTitik lebur : 140oC 1. Koefisien partisi zat aktif : 58 dalam minyak jagung, 0,5 dalam minyak mineral, 51,8 dalam minyak kacang, dan 65,9 dalam minyak kacang kedelai. 1. Stabilitas : stabil pada pH 3-6 dalam bentuk larutan sekitar empat tahun kedepan dengan suhu kamar, sedangkan larutan pada pH 8 keatas akan cepat terhidrolisis.1. Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba akan menurun dengan kehadiran surfaktan nonionik sebagai hasil dari pembentukan misel. Propilparaben akan berubah warna jika terdapat logam dan terhidrolisis dengan basa lemah dan asam kuat.1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : - 1. Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam kontainer tertutup dengan tempat kering dan dingin.1. Konsentrasi : 0,06%1. Khasiat dan penggunaan : bahan pengawet

HPE hal 596

5. Metil Paraben1. Pemerian : serbuk kristal tidak berwarna atau putih, tidak berbau dan hampir tidak punya rasa, dan punya sedikit rasa terbakar.1. Nama lain : Aseptoform M ; metagin ; nipagin m ;CoSept MNama kimia : Methyl-4-HydroxybenzoateStruktur kimia :

1. Rumus Molekul : C8H8O3Bobot Molekul : 152,151. Kelarutan : larut dalam 3 bagian ethanol (95%), 5 bagian propilen glikol, 400 bagian air dan praktis tidak larut dalam minyak mineral.1. pH stabil : 4-81. Titik leleh : 125-128oC 1. Koefisien partisi zat aktif : 4,1 dalam minyak jagung, 0,1 dalam minyak mineral, 4,2 dalam minyak kacang, dan 6,1 dalam minyak kacang kedelai.1. Stabilitas : dalam bentuk larutan stabil pada pH 3-6 sampai 4 tahun kedepan dalam suhu ruang, sedangkan pada pH 8 keatas akan terhidrolisis cepat. 1. Inkompatibilitas : Aktivitas akan menurun jika terdapat surfaktan nonionik seperti polysorbate 80 sebagai hasil terbentuknya misel. Namun, propilen glikol (10%) telah menunjukkan memberi dukungan aktivitas antimikroba dari paraben jika terdapat surfaktan nonionik dan menghindari interaksi antara metilparaben dan polysorbate 80. Metilparaben akan berubah warna jika terdapat logam dan terhidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat.1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : - 1. Wadah dan penyimpanan : disimpan dalam kontainer tertutup dalam tempat kering dan dingin.1. Konsentrasi : 0,15%1. Khasiat dan penggunaan : bahan pengawet.HPE hal 441

6.Propylen Glikol 1. Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, dengan rasa manis sedikit tajam menyerupai gliserin1. Nama lain : propylenglycolum ; methyl glycol ; propane-1,2-diol.Nama kimia : 1,2-propanediolStruktur kimia :

1. Rumus Molekul : C3H8O2Bobot Molekul : 76,91. Kelarutan : Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air ; larut dalam 6 bagian eter ; tidak dapat bercampur dengan minyak mineral atau minyak campuran, tetapi dapat melarutkan minyak esensial.1. pH stabil : - 1. Titik didih : 188oCTitik leleh : -59oC1. Koefisien partisi zat aktif : -1. Stabilitas : Secara kimiawi stabil kerika bercampur dengan etanol (95%), gliserin, atau air.1. Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan reagen oksidasi seperti potassium permanganat1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : -1. Wadah dan penyimpanan : Disimpan dalam container tertutup, terlindungi dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.1. Konsentrasi :1. Khasiat dan penggunaan : sebagai humektan, bahan pengawet dan pelarut atau komposisi pelarut campuranHPE hal 592

7.Sorbitan Monolaurat1. Pemerian : cairan berwarna kuning dengan bau dan rasa khas. 1. Nama lain : sorbitan monoisostearat, sorbitan monooleat, sorbitan monopalmitat.Nama kimia : Sorbitan monododecanoatStruktur kimia : R = (C11H23)COO1. Rumus Molekul : C18H34O6Bobot Molekul : 3461. Kelarutan : larut atau terdispersi dalam minyak ; larut dalam sebagian besar pelarut organik. Dalam air walaupun tidak larut, umumnya akan terdispersi.1. pH stabil : 81. Titik didih : - Titik mengalir : 16-20oC1. Koefisien partisi zat aktif : - 1. Stabilitas : Muncul bentuk sabun secara bertahap dengan asam atau basa kuat; sorbitan ester stabil dalam asam atau basa lemah.1. Inkompatibilitas : -1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : -1. Wadah dan penyimpanan : Disimpan dalam container tertutup dengan tempat sejuk dan kering.1. Konsentrasi : 1%1. Khasiat dan penggunaan : bahan pendispersi, bahan pengemulsi; surfaktan nonionikHPE hal 675

8. Natrium Hidroksida1. Pemerian : Masa putih atau mendekati putih. Bisa berbentuk endapan, serpihan, batang atau bentuk lain. Keras dan rapuh dan kristal retak. Cepat terabsorpsi oleh karbon dioksida dan air.1. Nama lain : Caustic soda, lye , sodium hydrate, natrii hydroxicum, E524, soda lye. Nama kimia : Sodium HydroxideStruktur kimia :Na-O-H1. Rumus Molekul : NaOHBobot Molekul : 401. Kelarutan : larut dalam gliserin, 0,9 bagian air, dan 7,2 bagian etanol.1. pH stabil : 12 - 141. Titik didih : -Titik leleh : 318oC1. Koefisien partisi zat aktif : -1. Stabilitas : Jika terpapar udara, akan cepar diabsorbsi uap tetapi akan menjadi padat kembali ketika terabsorbsi karbon dioksida dan membentuk Sodium carbonat.1. Inkompatibilitas : inkompatibel dengan senyawa yang memicu hidrolisis atau oksidasi. Bereaksi dengan asam, ester, dan eter terutama dalam bentuk larutan.1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : -1. Wadah dan penyimpanan : Tersimpan dalam container nonlogam hampa udara dengan kondisi kering dan sejuk.1. Konsentrasi : 2,5 % (1N)1. Khasiat dan penggunaan : Bahan pembasa dan bahan buffer.HPE hal 648

9. Butil Hidroksitoluen1. Pemerian : serbuk atau padatan kristal berwarna putih atau kuning pucat dengan karakteristik bau fenol khas.1. Nama lain : Agidol ; Dalpac ; Nipanox BHT ; Sustane ; Vianol. Nama kimia : 2,6-di-tert-butyl-4-methylphenolStruktur kimia :

1. Rumus Molekul : C15H24OBobot Molekul : 220,351. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propylene glycol, larutan alkali hidroksida. Mudah larut dalam aseton, benzene, etanol (95%), eter, metanol, toluene, minyak campuran, dan minyak mineral. 1. pH stabil : -1. Titik didih : 265oCTitik leleh : 70oC1. Koefisien partisi zat aktif : -1. Stabilitas : terpapar sinar, uap, dan panas menyebabkan perubahan warna dan aktivitas berkurang. 1. Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan oksidator kuat. Garam besi menyebabkan perubahan warna dengan aktivitas menurun. Pemanasan dengan katalis asam menyebabkan dekomposisi dengan cepat dan melepaskan gas isobutene yang mudah terbakar.1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : - 1. Wadah dan penyimpanan : Disimpan dalam container tertutup, terlindungi dari cahaya di tempat sejuk dan kering. 1. Konsentrasi : 0,1%1. Khasiat dan penggunaan : AntioksidanHPE hal 75

10.Aquades1. Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak punya rasa.1. Nama lain : Aqua ; Aqua Purificata ; Hydrogen Oxide. Nama kimia : WaterStruktur kimia : H-O-H1. Rumus Molekul : H2OBobot Molekul : 18,021. Kelarutan : Dapat bercampur dengan kebanyakan pelarut polar.1. pH stabil : -1. Titik didih : 100oCTitik leleh : 0oC1. Koefisien partisi zat aktif : -1. Stabilitas : Stabil dalam semua bentuk fisik. Terlindungi dari partikel asing dan miktoorganisme sehingga mengurangi pertumbuhan mikroba1. Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan obat dan eksipien lain yang memungkinkan terjadi hidrolisis saat peningkatan suhu. Bisa bereaksi dengan logam alkali dan logam alkalin dengan oksidanya. Bisa bereaksi dengan garam anhidrat membentuk hidrat atau komposisi berbeda, dan diikuti dengan bahan organik dan kalsium karbida.1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : -1. Wadah dan penyimpanan : Disimpan dalam container tertutup rapat.1. Konsentrasi : ad 100%1. Khasiat dan penggunaan : Pelarut (fase air).HPE hal 766

11.Parrafin1. Pemerian : Padatan tidak berbau dan tidak ada rasa, tembus cahaya, tidak berwarna atau putih. 1. Nama lain : Lilin padat ; parraffinum durum ; paraffin wax ; parrafinum solidum Nama kimia : ParrafinStruktur kimia : CnH2n+21. Rumus Molekul : CnH2n+2Bobot Molekul : -1. Kelarutan : Larut dalam kloroform, eter, minyak menguap, dan hampir semua minyak campuran hangat; sukar larut dalam etanol dan praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%) dan air. Bisa dicampur dengan hampir semua lilin jika dilelehkan dan didinginkan.1. pH stabil : -1. Titik leleh : Berbagai tingkatan dengan perbedaan spesifikasi rentang lebur secara komersial tersedia.1. Koefisien partisi zat aktif : 1. Stabilitas : Stabil meskipun diulangi peleburan dan pembekuan mengubah karakteristik fisik. 1. Inkompatibilitas : -1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : -1. Wadah dan penyimpanan : Disimpan dalam suhu tidak lebih 40oC dalam container tertutup.1. Konsentrasi : 1. Khasiat dan penggunaan : Basis salep dan bahan peningkat viskositas.HPE hal 474

12. Sodium Metabisulfit1. Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna atau putih sampai putih krem yang mempunyai bau sulfur dioksida dan rasa asam.1. Nama lain : Disodium sulfat, disodium salt, natrii disulfis. Nama kimia : Sodium pyrosulfitStruktur kimia : -1. Rumus Molekul : Na2S2O5Bobot Molekul : 190,11. Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam gliserin, dan 1,9 bagian air.1. pH stabil : 3,5-51. Titik leleh : 150oC1. Koefisien partisi zat aktif : -1. Stabilitas : Di paparan udara dan uap air, natrium metabisulfit akan teroksidasi menjadi sodium sulfat dengan disentigrasi dari kristal. Penambahan asam kuat pada padatan membentuk sulfur dioksida. Dalam air, sodium metabisulfit dengan cepat terkonversi menjadi ion natrium dan bisulfit. 1. Inkompatibilitas : bereaksi dengan simpatometik dan obat lain yang memiliki orto atau para hidroksibenzil alcohol derivative membentuk asam sulfonic derivative potensial kecil atau tidak ada aktivitas farmakologi. Inkompatibel dengan phenylmercuric asetat ketika diautoklaf dalam preparasi obat tetes mata.1. Sifat khusus yang penting dalam formulasi : -1. Wadah dan penyimpanan : Disimpan dalam container tertutup, terlindungi cahaya, di udara sejuk dan tempat kering.1. Konsentrasi : 1. Khasiat dan penggunaan :bahan pengawet dan antioksidan.HPE hal 654

1. FORMULAFormula utama (tidak digunakan)White Petrolatum25%

Cetyl Alcohol0.5%

Propyl paraben0.06%

Methyl paraben0.15%

Propylene Glycol12.0%

Span 201%

Sodium Hydroxide 1 N2.5%

PiroxicamBHT150 mg0,1 %

Purified Water a sufficient quantity to make100%

Formula alternatif 1 (tidak digunakan)White Petrolatum25%

Cetyl Alcohol0.5%

Propyl paraben0.06%

Methyl paraben0.15%

Propylene Glycol12.0%

Span 201%

Sodium Hydroxide 1 N2.5%

PiroxicamNa metabisulfit150 mg1 %

Purified Water a sufficient quantity to make100%

Formula alternatif 2 (gagal)White Petrolatum30%

Parafin solid 1%

Cetyl Alcohol10%

Propyl paraben0.06%

Methyl paraben0.15%

Propylene Glycol12.0%

Span 207,5 %

Sodium Hydroxide 1 N2.5%

PiroxicamBHT150 mg0,1 %

Purified Water a sufficient quantity to make100%

Formula alternatif 3 (berhasil)White Petrolatum30%

Parafin solid 1%

Cetyl Alcohol10%

Propyl paraben0.06%

Methyl paraben0.15%

Propylene Glycol12.0%

Span 2015%

Sodium Hydroxide 1 N2.5%

PiroxicamBHT150 mg0,1 %

Purified Water a sufficient quantity to make100%

Alasan pemilihan komponen dalam formula :1. White petrolatum berfungsi sebagai basis krim karena tujuannya adalah membuat sediaan krim yang bersifat emolien, oklusif, dan bertahan pada permukaan yang dioleskan krim untuk waktu yang lama. Bersifat hidrofobik dapat retensi air di permukaan yang dioleskan krim dan membuat susah dicuci.1. Parafin solid berfungsi sebagai basis dengan campuran white petrolatum : parafin solid = 30 : 1.1. Cetyl alcohol berfungsi sebagai stiffening agent yaitu untuk meningkatkan konsistensi emulsi agar sediaaan krim yang dihasilkan mempunyai viskositas yang baik sehingga daya sebar dan daya lekat krim juga baik. Menurut HPE jika digunakan sebagai stiffening agent konsentrasi cetyl alcohol yang digunakan sebesar 2-10%. Campuran dari petrolatum dan cetyl alcohol (19:1) akan menyerap 40-50% dari volume air.1. Metil paraben dan propil paraben berfungsi sebagai pengawet Metil paraben dan propil paraben lebih dipilih daripada Na benzoat karena rentang pHnya lebih lebar (4-8). Sedangkan Na benzoat tidak aktif pada pH dibawah 5.1. Propylene glycol berfungsi sebagai humektan yaitu untuk mencegah kehilangan air, memberikan fungsi hidrasi. Selain itu propylene glycol juga digunakan untuk melarutkan metil paraben dan propyl paraben.1. Span berfungsi sebagai emulsifier anionic yaitu untuk mengemulsikan komponen minyak dan air agar dapat bercampur. Digunakan span yang termasuk emulsifier anionic karena emulsifier golongan ini lebih stabil terhadap pH rendah memungkinkan pengaturan pH sediaan pada rentang 4.5 dan 6.5. 1. NaOH sebagai pelarut zat aktif dengan metode pulverezation by intervention karena piroxicam tidak dapat larut dalam air. 1. BHT/Na metabisulfat sebagai antioksidan. 1. Air digunakan sebagai pelarut.

1. SPESIFIKASI SEDIAAN JADI1. Organoleptik : warna : kuning Bau : tidak berbau2. Bobot jenis : dari hasil penetapan dalam formulasi3. Penetapan pH : 4,5 6,54. Kadar zat aktif : 90-110%5. Viskositas : mudah dioleskan6. Mikrobiologi : tidak ditumbuhi mikroba7. Homogenitas : homogen (terdistribusi merata)8. Daya sebar : dapat terserbar merata9. Daya lekat : dapat melekat di kulit

1. PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN0. Formula alternatif 2 (gagal)a. White petrolatum 30%1 pot 5 g = 30/100 5g = 1,5g, dilebihkan 2% = 1,5g = 0,03g5 pot = 5 x (1,5g+0,03g) = 7,65g

b. Parafin solid 1 %1 pot 5 g = 1/100 5g = 0,05g, dilebihkan 2% = 0,05g = 0,001g5 pot = 5 x (0,05g+0,001g) = 0,255g

c. Cetyl alcohol 10%1 pot 5 g = 5g = 0,5g, dilebihkan 2% = 0,5g = 0,010g5 pot = 5 x (0,5g+0,010g) = 2,55 g

d. Propyl paraben 0.06%1 pot 5 g = 5g = 0,003g, dilebihkan 2% = 0,003g = 0,00006g5 pot = 5 x (0,003g+0,00006g) = 0,0153g

e. Methyl paraben 0.15%1 pot 5 g = 5g = 0,0075g, dilebihkan 2% = 0,0075g = 0,00015g5 pot = 5 x (0,0075g+0,00015g) = 0,038g

f. Propylene glycol 12.0%1 pot 5 g = 5g = 0,6g ~ 0,6 mL, dilebihkan 2% = 0,6 mL = 0,012 mL5 pot = 5 x (0,6 mL+0,012 mL) = 3,06 mL

g. Span 7,5%1 pot 5 g = 5g = 0,375 g ~ 0,375 mL, dilebihkan 2% = 0,375 mL = 0,00755 pot = 5 x (0,375mL+0,0075mL) = 1,9125 mL

h. Sodium hydroxide 1 N 2.5%1 pot 5 g = 5g = 0,125g ~ 0,125 mL, dilebihkan 2% = 0,125mL = 0,0025 mL5 pot = 5 x (0,125 mL+ 0,0025 mL) = 0,6375 mL

i. Piroxicam 3%1 pot 5 g = 5g = 0,15g, dilebihkan 2% = 0,15g = 0,003g5 pot = 5 x (0,15g+0,003g) = 0,765g

j. BHT 0.1%1 pot 5 g = 5g = 0,005g, dilebihkan 2% = 0,005g = 0,0001g5 pot = 5 x (0,005g+0,0001g) = 0,0255g

k. Purified waterUntuk membuat fasa air bersama sama propil paraben, metil paraben, propilen glikol dan span:1 pot 5 g = 1,5 ml dilebihkan 2% menjadi 1,53 ml5 pot = 5 x 1,53 ml = 7,65 ml

0. Formula alternatif 3 (berhasil )a. White petrolatum 30%1 pot 5 g = 30/100 5g = 1,5g, dilebihkan 2% = 1,5g = 0,03g5 pot = 5 x (1,5g+0,03g) = 7,65g

b. Parafin solid 1%1 pot 5 g = 1/100 5g = 0,05g, dilebihkan 2% = 0,05g = 0,001g5 pot = 5 x (0,05g+0,001g) = 0,255g

c. Cetyl alcohol 10%1 pot 5 g = 10/100 5g = 0,5g, dilebihkan 2% = 0,5g = 0,01g5 pot = 5 x (0,5g+0,01g) = 2,55g

d. Propyl paraben 0.06%1 pot 5 g = 5g = 0,003g, dilebihkan 2% = 0,003g = 0,00006g5 pot = 5 x (0,003g+0,00006g) = 0,0153g

e. Methyl paraben 0.15%1 pot 5 g = 5g = 0,0075g, dilebihkan 2% = 0,0075g = 0,00015g5 pot = 5 x (0,0075g+0,00015g) = 0,038g

f. Propylene glycol 12.0%1 pot 5 g = 5g = 0,6g ~ 0,6 mL, dilebihkan 2% = 0,6 mL = 0,012 mL5 pot = 5 x (0,6 mL+0,012 mL) = 3,06 mL

g. Span 15%1 pot 5 g = 15/100 5g = 0,75g ~ 0,05 mL, dilebihkan 2% = 0,75 mL = 0,015mL5 pot = 5 x (0,75mL+0,015mL) = 3,825mL

h. Sodium hydroxide 1 N 2.5%1 pot 5 g = 5g = 0,125g ~ 0,125 mL, dilebihkan 2% = 0,125mL = 0,0025 mL5 pot = 5 x (0,125 mL+ 0,0025 mL) = 0,6375 mL

i. Piroxicam 3%1 pot 5 g = 5g = 0,15g, dilebihkan 2% = 0,15g = 0,003g5 pot = 5 x (0,15g+0,003g) = 0,765g

j. BHT 0.1%1 pot 5 g = 5g = 0,005g, dilebihkan 2% = 0,005g = 0,0001g5 pot = 5 x (0,005g+0,0001g) = 0,0255g

k. Purified water Untuk membuat fasa air bersama sama propil paraben, metil paraben, propilen glikol dan span:1. pot 5 g = 30/100 5g = 1,5g ~ 1,5 mL, dilebihkan 2% = 1,5 mL = 0,03mL5 pot = 5 x (1,5 mL+0,03 mL) = 7,65 mL

1. ALAT DAN KEMASAN YANG DIPERLUKANALATJUMLAHALATJUMLAH

Mortir2 buahSudip2

Stamper2 buahBatang pengaduk 1

Gelas kimia 50 ml1 buahHeater1

Gelas ukur 50 ml1 buahPipet tetes1

Gela ukur 10 ml1 buahTimbangan analitik 1

Cawan porselen besar3 buah Termometer 1

1. PROSEDUR PEMBUATANKRIM FORMULA ALTERNATIF 2 (GAGAL)

0.

KRIM FORMULA ALTERNATIF 3 (BERHASIL)1. KONTROL KUALITAS SEDIAAN JADI1. Evaluasi Organoleptik1. Tujuan : mengetahui warna dan aroma sediaan krim1. Jangka waktu pengamatan : sesaat setelah sediaan krim jadi, hari ketiga setelah pembuatan krim sampai dua bulan kedepan.1. Jumlah sampel yang dibutuhkan: 1 tube1. Metode : Mengecek warna dan rasa sediaan 1. Penafsiran hasil : Warna kuning dan tidak berbau1. Uji pH1. Tujuan : mengetahui pH sediaan akhir1. Prinsip : harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat pH meter dengan menggunakan electrode indicator1. Jangka waktu pengamatan : sesaat setelah sediaan krim jadi, hari ketiga setelah pembuatan krim sampai dua bulan kedepan.1. Jumlah sampel yang dibutuhkan: 1 tube1. Metode: 1. Gunakan pH meter yang telah dikalibrasi1. Lakukan pada suhu 250 C 20 C kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi1. Penafsiran hasil: harga pH dilihat dari pH meter dan menunjukkan pH sesuai dengan pH stabil zat aktif1. Uji Mikroorganisme1. Tujuan : mengetahui ada atau tidaknya mikroba pada sediaan1. Jangka waktu pengamatan : hari ketiga setelah pembuatan krim sampai dua bulan kedepan1. Jumlah sampel yang dibutuhkan: 1 tube1. Metode : dilihat secara visual pada sediaan ataupun daerah sekitar tutup pot sediaan1. Penafsiran hasil : tidak ada mikroba pada sediaan 1. Bobot sediaan setiap kemasan (keseragaman)1. Tujuan : mengetahui bobot setiap kemasan sediaan krim1. Jangka waktu pengamatan : sesaat setelah sediaan krim jadi1. Jumlah sampel yang dibutuhkan: 3 pot1. Metode :1. Menimbang pot kosong tanpa tutupnya1. Menimbang pot yang telah berisi krim tanpa tutupnya1. Dicatat bobot sediaan1. Penafsiran hasil : bobot seragam dengan rata-rata bobot 5gram1. Uji Homogenitas1. Prinsip : mengetahui distribusi partikel dari suatu krim1. Tujuan : secara visual mengambil sampel pada beberapa bagian. 1. Metode : sampel diratakan pada objek glass sehingga membentuk lapisan tipis dan susunan partikel diamati secara visual1. Penafsiran hasil : partikel terdistribusi merata, tidak ada granul yang terlihat pada lapisan tipis

1. DATA PENGAMATAN1. KRIM FORMULA ALTERNATIF 2 (GAGAL)NO.PERLAKUANPENGAMATAN

1.Menara cawan porselen Massa cawan = 70,78 g

2. Menimbang pot kosong tanpa tutupPot1= 6,59 gPot2 = 6,63 gPot3 = 6,71 gPot4= 6,67 gPot5= 6,58 g

3. Membuat air bebas CO2 dengan mendidihkan air kemudian didinginkan dengan air dalam keadaan tertutupAir bebas CO2 jernih dan berwarna bening

4. Piroxicam ditimbang sebanyak 0,765 g Piroxicam berupa serbuk berwarna putih

5.White petrolatum ditimbang sebanyak 7,65 gWhite petrolatum berwarna putih, tidak berbau, lengket

6. Cetyl alkohol ditimbang sebanyak 2,55 gCetyl alkohol berbentuk padatan berwarna putih

7. Parafin solid ditimbang sebanyak 0,255 g Parafin solid berbentuk serbuk berwarna putih

8. BHT ditimbang sebanyak 0,0255 gBHT berbentuk serbuk putih

9.Methyl paraben ditimbang sebanyak 0,038 gMethyl paraben berbentuk serbuk putih

10. Propil paraben ditimbang sebanyak 0,0153 gPropil paraben berbentuk serbuk berwarna putih

11.Mengukur propilen glikol sebanyak 3,06 ml dengan gelas ukur 10 mlPropilen glikol berupa cairan kental , warna putih

12. Mengukur span 20 sebanyak 1,9125 ml dengan gelas ukur 10 mlSpan 20 berupa cairan kental, warna kuning

13.Mengukur air sebanyak 7,65 gAir bebas CO2 jernih dan bening

14.Membuat larutan NaOH 1 N 50 ml dengan cara : Menimbang NaOH sebanyak 1,55 g

Melarutkan NaOH dengan air secukupnya sampai terlarut Memasukkan NaOH tersebut kedalam labu ukur 50 ml Ditambahkan air ad tanda batas Dikocok ad homogen NaOH berbentuk padatan, berwarna putih, tidak berbau NaOH terlarut

NaOH berada dalam labu ukur

Larutan NaOH 1 N sebanyak 50 ml , berwarna putih agak keruh

15.Mengukur larutan NaOH 1N sebanyak 0,6375 mlLarutan NaOH 1 N didalam gelas ukur

16.Membuat fase minyak : melebur (5)+(6)+(7) diatas waterbath ad meleleh (5)+(6)+(7) melebur menjadi satu dan menjadi cairan berwarna putih

17.Menyiapkan mortir hangatMortir hangat

18.Melarutkan BHT dengan etanol q.s BHT terlarut sempurna

19.(16)+(18) campur ad homogenTercampur homogen

20.(9)+(10) dicampur dan dilarutkan dengan (11) ad terlarutLarutan methyl-propil paraben

21.Membuat fase air : mencampurkan (20)+(12)+(13) dalam gelas ukur dan kemudian dipanaskan Terbentuk fase air , agak keruh dan agak kental

22.(4)+(15) digerus ad homogen Piroxicam terlarut

23.(19)+(21) dicampurkan sedikit demi sedikit ad homogen Terbentuk emulsi yang tidak sempurna, antara fase air dan fase minyak memisah

1. KRIM FORMULA ALTERNATIF 3 (BERHASIL)NO.PERLAKUANPENGAMATAN

1.Menara cawan porselen Massa cawan = 70,78 g

2. Menimbang pot kosong tanpa tutupPot1= 6,59 gPot2 = 6,63 gPot3 = 6,71 gPot4= 6,67 gPot5= 6,58 g

3. Membuat air bebas CO2 dengan mendidihkan air kemudian didinginkan dengan air dalam keadaan tertutupAir bebas CO2 jernih dan berwarna bening

4. Piroxicam ditimbang sebanyak 0,765 g Piroxicam berupa serbuk berwarna putih

5.White petrolatum ditimbang sebanyak 7,65 gWhite petrolatum berwarna putih, tidak berbau, lengket

6. Cetyl alkohol ditimbang sebanyak 2,55 gCetyl alkohol berbentuk padatan berwarna putih

7. Parafin solid ditimbang sebanyak 0,255 g Parafin solid berbentuk serbuk berwarna putih

8. BHT ditimbang sebanyak 0,0255 gBHT berbentuk serbuk putih

9.Methyl paraben ditimbang sebanyak 0,038 gMethyl paraben berbentuk serbuk putih

10. Propil paraben ditimbang sebanyak 0,0153 gPropil paraben berbentuk serbuk berwarna putih

11.Mengukur propilen glikol sebanyak 3,06 ml dengan gelas ukur 10 mlPropilen glikol berupa cairan kental , warna putih

12. Mengukur span 20 sebanyak 3,825 ml dengan gelas ukur 10 mlSpan 20 berupa cairan kental, warna kuning

13.Mengukur air sebanyak 7,65 gAir bebas CO2 jernih dan bening

14.Membuat larutan NaOH 1 N 50 ml dengan cara : Menimbang NaOH sebanyak 1,55 g

Melarutkan NaOH dengan air secukupnya sampai terlarut Memasukkan NaOH tersebut kedalam labu ukur 50 ml Ditambahkan air ad tanda batas Dikocok ad homogen NaOH berbentuk padatan, berwarna putih, tidak berbau NaOH terlarut

NaOH berada dalam labu ukur

Larutan NaOH 1 N sebanyak 50 ml , berwarna putih agak keruh

15.Mengukur larutan NaOH 1N sebanyak 0,6375 mlLarutan NaOH 1 N didalam gelas ukur

16.Membuat fase minyak : melebur (5)+(6)+(7) diatas waterbath ad meleleh (5)+(6)+(7) melebur menjadi satu dan menjadi cairan berwarna putih

17.Menyiapkan mortir hangatMortir hangat

18.Melarutkan BHT dengan etanol q.s BHT terlarut sempurna

19.(16)+(18) campur ad homogenTercampur homogen

20.(9)+(10) dicampur dan dilarutkan dengan (11) ad terlarutLarutan methyl-propil paraben

21.Membuat fase air : mencampurkan (20)+(12)+(13) dalam gelas ukur dan kemudian dipanaskan Terbentuk fase air , agak keruh dan agak kental

22.(4)+(15) digerus ad homogen Piroxicam terlarut

23.(19)+(21) dicampurkan sedikit demi sedikit ad homogen antara fase air dan fase minyak bercampur membentuk emulsi, tidak berbau

24.(23)+(22) dicampur sedikit demi sedikit dan aduk ad homogenTerbentuk krim piroxicam berwarna kuning, tidak berbau,bercampur sempurna

25.(24) ditimbang massanya untuk mengetahui jumlah air yang harusditambahkan Massa cawan porselen + krim = 93,57 gMassa cawan porselen = 70,78 gMassa krim total seharusnya = 25,5 gMassa air yang ditambahkan = 2,71 g= 2,71 mlMassa total (cawan + krim total)= 96,28 g

26.(25) dimasukkan dalam masing-masing pot sebanyak 5 gPot berisi krim piroxicam dengan :warna kuning, tidak berbau dan agak sedikit encer menyerupai lotion

27.Dilakukan uji organoleptisWarna : kuningBau : tidak berbauKosinstensi : sedikit lebih encer menyerupai lotionTekstur : halus

28.Dilakukan uji pHpH = 7,5

29.Dilakukan uji homogenitas zat aktifHomogen , tidak ada partikel2 zat aktif yang tidak terlarut .merata disetiap bagian

30.Dilakukan uji keseragaman bobot Massa total 1 = 11,25 g, massa krim = 4,66 gMassa total 2 = 11,63 g massa krim = 5 gMassa total 3 = 11,71 g massa krim = 5 gMassa total 4 = 11,67 g massa krim = 5 gMassa total 5 = 11,58 g massa krim = 5 g

31.Krim piroxicam diberi etiket dan brosur kemudian dimasukkan kedalam kemasan Krim piroxicam dalam kemasan

1. PEMBAHASANAnalisa ProsedurPada praktikum kali ini , yaitu membuat sediaan krim piroxicam 150 mg/5g sebanyak 5 buah. Piroxicam berfungsi sebagai zat aktif yang berfungsi sebagai anti inflamasi dan analgesik. Hal yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Setelah siap, cawan porselen yang akan digunakan untuk melebur dan mencampur fasa minyak dan fasa air ditara terlebih dahulu agar nantinya dapat diketahui volume air yang harus ditambahkan untuk mencapai massa total dari krim yang dibutuhkan. Massa cawan porselen kosong yaitu 70,78 g. Kemudian kita juga menimbang 5 buah pot kosong dengan massanya berturut-turut yaitu, 6,59 g; 6,63 g;6,71 g; 6,67 g; 6,58 g. Pot kosong yang ditimbang itu adalah untuk data saat uji keseragaman bobot. Setelah itu menyiapkan juga air bebas CO2 dengan cara memanaskan air sampai mendidih kemudian dipindahkan ke beaker glass dan ditutup aluminium foil dan kemudian didinginkan dengan ditaruh diair yang dingin agar mempercepat pendinginan.Pada percobaan ini, karena setelah memperhitungkan kembali kemungkinan basis terlalu sedikit sehingga kelompok kami memutuskan untuk menambah white petrolatum menjadi 30% dan menambah basis lain yaitu parafin solid sebanyak 1% sehingga menjadi formula alternatif 2 dan formula utama tidak digunakan. Setelah itu menimbang bahan-bahan yang digunakan dengan timbangan analitik, yaitu white petrolatum sebanyak 7,65 g sebagai basis; cetyl alkohol sebanyak 2,55 g sebagai basis; piroxicam sebanyak 0,765 g ; methyl paraben sebanyak 0,038 g sebagai pengawet; prophyl paraben sebanyak 0,0153 g sebagai pengawet dan BHT sebanyak 0,0255 g sebagai antioksidan. Kemudian juga mengukur bahan-bahan berbentuk cair dengan menggunakan gelas ukur 10ml yaitu, propilen glikol sebanyak 3,06 ml untuk melarutkan methyl dan propil paraben; air sebanyak 7,65 ml dan span sebanyak 1,9125 ml sebagai emulsifying agent. Pada percobaan ini dibutuhkan larutan NaOH 1 N untuk melarutkan piroxicam dan karena di laboratorium tidak ada larutan NaOH 1 N sehingga harus dilakukan pengenceran terlebih dahulu. Untuk membuat larutan NaOH 1N 50 ml ditimbang NaOH padatan sebanyak 1,55 g kemudian dilarutkan dengan air secukupnya di beaker glass. Setelah terlarut dipindahkan kedalam labu ukur 50ml, kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda batas. Lalu dikocok ad homogen.Langkah selanjutnya adalah membuat fase minyak yaitu dengan meleburkan white petrolatum, cetyl alcohol, dan parafin solid diatas waterbath. Sementara itu juga menyiapkan mortir hangat. Mortir hangat ini berfungsi agar tidak langsung terjadi perubahan suhu yang drastis dari panas menjadi dingin. Tetapi mortir juga harus diperhatikan tingkat kehangatannya karena apabila terlalu panas, hasil leburan tidak bisa mengental dan membentuk semisolid. Sementara fase minyak dilebur, juga dibuat fase air yaitu dengan mencampurkan metyl paraben dan propil paraben (yang disini berfungsi sebagai pengawet sehingga harus dicampur pada fasa air karena mikroba atau bakteri lebih cenderung tumbuh pada fasa air) dengan propilenglikol sebagai pelarutnya di beaker glass 50ml, kemudian setelah terlarut ditambahkan span 20 dan juga air sebanyak 7,65ml. Setelah tercampur, fasa air dipanaskan diatas waterbath sampai mendidih. Setelah kedua fasa telah siap, fasa minyak dipindahkan kedalam mortir hangat dan diaduk kuat ad terbentuk semisolid. Kemudian ditambahkan BHT yang telah dilarutkan dengan bantuan etanol q.s. BHT disini berfungsi sebagai antioksidan sehingga ditambahkan pada fasa minyak. Kemudian terus diaduk ad tercampur homogen. Setelah itu ditambahkan fase air sedikit demi sedikit sambil diaduk ad tercampur. Tetapi ternyata yang terjadi adalah fase air dan fase minyak tidak mau menyatu. Oleh karena itu, akhirnya kelompok kami memutuskan untuk mengulang dengan memperbaiki formulasi yang ada. Karena permasalahnnya tidak mau menyatu sehingga kami berpendapat formula yang ada kekurangan emulsifying agent karena diawal tadi kami juga memaksimalkan penggunaan basis. Pada formula kedua ini kami menambahkan span 20 yang berfungsi sebagai emulsifying agent sampai batas maksimalnya ada sediaan topikal yaitu sebesar 15% (formula alternatif 3). Langkah-langkah yang dilakukan masih sama seperti formula awal hanya saja disini yang berbeda yaitu volume span yang ditambahkan pada fasa air menjadi sebanyak 3,825 ml. Setelah kedua fasa siap, fasa minyak digerus terlebih dahulu dimortir hangat sampai terbentuk semisolid dan kemudian ditambahkan BHT. Kemudian ditambahkan fasa air sedikit demi sedikit dan diaduk ad terbentuk emulsi. Formula kedua ini berhasil, karena antara fasa minyak dan fasa air tidak memisah tetapi bercampur sempurna. Setelah itu baru ditambahkan zat aktif (piroxicam) yang telah dilarutkan terlebih dahulu dengan larutan NaOH 1N. Penambahan dilakukan sedikit demi sedikit dan diaduk ad homogen . Setelah krim terbentuk, dipindahkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui massanya. Cawan porselen yang berisi krim tersebut ditimbang untuk mengetahui jumlah air yang harus ditambahkan untuk mendapat massa total krim sebanyak 25,5 g. Sesuai dengan perhitungan, volume air yang harus ditambahkan adalah sebanyak 2,71 ml. Air ditambahkan kedalam cawan sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen. Langkah terakhir yaitu memasukkan krim sebanyak 5 g kedalam masing-masing pot krim, hal ini dilakukan diatas timbangan analitik agar lebih mudah. Kemudian dilakukan uji pH dengan menggunakan pH meter, dilakukan uji keseragaman bobot dengan menimbang pot krim yang telah berisi krim piroxicam, dilakukan uji homogenitas zat dengan cara sedikit krim diteteskan pada kaca kemudian ditutup dengan kaca lainnya dan ditekan, dilihat apakah sudah tersebar merata atau tidak. Selain itu juga dilakukan uji organoleptis secara pengamatan visual untuk mengetahui warna, bau, dan tekstur krim. Setelah selesai, pot krim diberi etiket dan brosur dan dimasukkan kedalam kemasan.

Analisa HasilPada praktikum sediaan krim Piroxicam ini digunakan dua formula (formula alternatif 2, dan alternatif 3) dengan perbedaan pada konsentrasi emulsifier dan basis yang digunakan. Pada formula utama, digunakan basis White petrolatum 25% dan emulsifier Span 7,5% , namun saat praktikum basis minyak yang dihasilkan kurang mencukupi untuk membentuk fase minyak sehingga formula utama tidak digunakan. Selanjutnya ditambahkan 5% lagi basis White Petrolatum (total 30% white petrolatum) dan juga ditambahkan basis Paraffin Solid 1% (Formula Alternative 2), namun pada saat fase minyak dan fase air dicampurkan dalam mortir hangat, terbentuk emulsi yang tidak sempurna dimana fase air dan fase minyak memisah. Hal ini disebabkan karena emulsifier Span yang digunakan kurang optimal.Sehingga, pada formula alternative 3 digunakan basis White petrolatum 30% dan Paraffin Solid 1%, serta emulsifier Span konsentrasinya dioptimalkan menjadi 15% (konsentrasi maksimum dari Span sebagai emulsifier tunggal dalam emulsi water in oil). Emulsifier disini memiliki fungsi untuk mengemulsikan komponen minyak dan air agar dapat bercampur. Digunakan span yang termasuk emulsifier anionic karena emulsifier golongan ini lebih stabil terhadap pH rendah. Pada saat fase minyak dan fase air dicampurkan dalam mortir hangat, antara fase air dan fase minyak dapat bercampur membentuk emulsi yang sempurna.Setelah sediaan jadi, dilakukan uji untuk mengetahui spesifikasi sediaan jadi diantaranya uji organoleptik, pH, uji homogenitas zat aktif, dan uji keseragaman bobot. Pada uji organoleptik didapatkan sediaan krim Piroxicam dengan warna kuning, tidak memiliki aroma / tidak berbau, konsistensinya sedikit lebih encer menyerupai lotion, serta tekstur krim halus. Pada uji pH dengan pH meter didapat pH sediaan sebesar 7,5. Apabila dibandingkan dengan spesifikasi sediaan jadi dengan pH 4,5 - 6,5 , pH sediaan pada hari pertama ini telah melebihi dalam rentang pH spesifikasi. Hal ini dapat disebabkan karena adanya penambahan NaOH pada zat aktif. NaOH memiliki pH stabil antar 12-14, sehingga dengan adanya penmabahan NaOH tersebut pH sediaan menjadi lebih tinggi dari spesifikasi sediian jadinya. Uji homogenitas zat aktif menunjukkan hasil yang homogen, dimana tidak ada partikel- partikel zat aktif yang tidak terlarut dan tampak merata disetiap bagian kaca preparat pada saat dilakukan uji. Uji keseragaman bobot, dilakukan pada 3 pot yaitu secara berturut-berturut didapatkan massa krim 5 gram, 5 gram, 5 gram. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa bobot krim yang didapatkan seragam.Pada praktikum ini didapat konsistensi krim yang sedikit lebih encer menyerupai lotion, hal ini kurang sesuai bila dilihat dari bentuk sediaan krim yang dipilih. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya konsentrasi basis minyak yang digunakan sehingga fase air akan membuat krim sedikit lebih encer.Pada hari keempat setelah pembuatan sediaan krim. Dilakukan evaluasi sediaan jadi yaitu pengamatan organoleptik, uji pH, homogenitas, dan mikroorganisme. Pada pengamatan organoleptik didapatkan warna sediaan kuning, tidak beraroma, dan teksturnya lebih kental dibandingkan sediaan pada hari pertama pembuatan. Tekstur yang lebih kental disebabkan fase air sedikit memisah dengan fase minyak, sehingga perlu pengadukan kembali untuk menyatukan fase air dan fase minyaknya. Ketidakstabilan sediaan ini mungkin disebabkan masih kurangnya emulsifier yang digunakan. Pada percobaan kali ini sudah digunakan emulsifier anionic span 20 dengan konsentrasi maksimum, tetapi fase air sedikit memisah dengan fase minyak saat penyimpanan. Untuk mengatasinya perlu kombinasi dengan emulsifier lain. Pada uji pH didapatkan pH sediaan naik menjadi 8,13. pH ini sangat jauh dari spesifikasi sediaan jadi dengan pH 4,5-6,5. Hal ini dikarenakan pengaruh pH NaOH yaitu 12-14 sehingga NaOH membuat sediaan menjadi lebih basa. Pada uji homogenitas zat aktif menunjukkan hasil yang homogen, dimana tidak ada partikel- partikel zat aktif yang tidak terlarut dan tampak merata disetiap bagian kaca preparat pada saat dilakukan uji. Pada uji mikroorganisme tidak tidak terlihat adanya partikel asing seperti benang-benang putih ataupun benda asing lain yang mengindikasikan adanya mikroba.Dapat disimpulkan bahwa pada percobaan pembuatan Krim piroxicam ini sediaan yang dihasilkan kurang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari ketidakstabilan pH sediaan saat penyimpanan dan memisahnya fase air dari fase minyaknya.

1. KESIMPULANKrim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Pada praktikum kali ini dibuat sediaan krim yang mengandung bahan aktif piroxicam 150 mg dalam 5 g sediaan krim. Krim ini bekhasiat sebagai analgesic, antipiretik. Pembuatan krim yang dilakukan pada praktikum ini dilakukan sebanyak dua kali, dikarenakan pembuatan krim yang pertama (formula alternatif 2) mengalami kegagalan yaitu fase minyak dan air tidak dapat bercampur karena kurangnya emulsifier. Kemudian dibuat krim kedua dengan perubahan formula (formula alternatif 3) yang menggunakan emulsifier dengan konsentrasi maksimal. Dengan formula alternatif 3 krim berhasil dibuat tetapi konsistensinya encer seperti sediaan lotion. Krim berwarna kuning dan tidak berbau serta homogen. pH krim tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan karena pH krim setelah jadi adalah sebesar 7,5. Pada uji keseragaman bobot didapatkan bobot sediaan dalam 3 pot masing-masing sebesar 5 gram. Pada hari keempat setalah pembuatan krim, dilakukan pengujian lagi dengan hasil warna krim kuning, krim tidak berbau, krim homogen, tidak ada pertumbuhan mikroorganisme, krim lebih kental karena fase air sedikit memisah dengan fase minyak, tetapi dapat dihomogenkan kembali dengan pengadukan. Dapat disimpulkan bahwa pada percobaan pembuatan Krim piroxicam ini sediaan yang dihasilkan kurang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari ketidakstabilan pH sediaan saat penyimpanan dan memisahnya fase air dari fase minyaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Quinn, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition. UK:Pharmaceutical Press