Upload
muhammad-rizk-q
View
2.380
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sel darah merah dan sel darah putih
Citation preview
PENGHITUNGAN SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH
PUTIH PADA IKAN MAS
(Untuk melengkapi Praktikum Fisiologi Hewan Air)
Disusun oleh:
Kelompok 12
Perikanan A
Firdha Octavia 230110120040
M. Rizki Mauludan 230110120070
Taufiq Rachman H 230110120071
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan praktikum Fisiologi Hewan Air ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Penghitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih
Pada Ikan Lele (Clarias gariepinus)”.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Jatinangor, November 2013
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................1
1.2 TUJUAN............................................................................................................2
1.3 MANFAAT........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
2.1 DARAH.............................................................................................................3
2.2 KOMPOSISI DARAH.......................................................................................4
2.3 FUNGSI DARAH..............................................................................................6
2.4 HEMASITOMETER........................................................................................7
2.5 IKAN LELE....................................................................................................10
BAB III METODOLOGI.........................................................................................11
3.1 WAKTU DAN TEMPAT................................................................................11
3.2 ALAT DAN BAHAN.......................................................................................11
3.3 PROSEDUR PERCOBAAN............................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................14
4.1 HASIL PENGAMATAN.................................................................................14
4.2 PERHITUNGAN.............................................................................................17
4.3 PEMBAHASAN..............................................................................................18
BAB V PENUTUP....................................................................................................19
5.1 KESIMPULAN................................................................................................19
5.2 SARAN............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20
ii
DAFTAR TABEL
TABEL 1....................................................................................................................15
TABEL 2....................................................................................................................16
TABEL 3....................................................................................................................17
iii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.................................................................................................................8
GAMBAR 2...............................................................................................................10
GAMBAR 3...............................................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGDalam proses kehidupan organism, organism senantiasa berusaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya tak terkecuali pada ikan. Salah satu
mekanisme dalam menjaga kelangsungan hidup adalah dengan melakukan proses
metabolism yang didapat dari asupan makanan. Organism memerlukan makanan
dan oksigen untuk melakukan metabolisme di seluruh tubuhnya. Berbagai proses
metabolism menghasilkan sisa (sampah) yang harus dikeluarkan oleh tubuh.
Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh seperti
oksigen maupun hasil metabolism dan sisa-sisanya dilakukan oleh system
peredaran darah.
Sistem peredaran darah semua hewan vertebrata mempunyai pola yang
sama, namun tiap-tiap kelompok mempunyai peredaran darah tertentu yang
mempunyai anatomi organ peredaran darah. Darah pada ikan mempunyai dua
komponen utama yaitu sel-sel dan plasma darah. Darah dalam tubuh memiliki
fungsi sebagai pengangkut bagi berbagai macam senyawa dan zat-zat yang
diperlukan tubuh, mengatur jaringan tubuh, alat pertahanan tubuh terhadap
ancaman dari luar dan menjaga kestabilan suhu tubuh.
Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang sangat berperan dalam
proses pengangkutan materi-materi di dalam tubuh. Eritrosit mengandung
hemoglobin yang memungkinkannya mampu mengangkut oksigen lebih banyak
dari pada oksigen tersebut bergerak sendiri dalam plasma darah. Hemoglobin juga
menyebabkan warna merah pada darah, sehingga eritrosit disebut dengan sel
darah merah. Sedangkan leukosit merupakan salah satu sel darah lainnya yang
sangat berperan sebagai benteng tubuh dari berbagai ancaman.
1
1.2 TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sel darah merah dan sel darah
putih yang terdapat pada ikan lele (Clarias gariepinus).
1.3 MANFAAT
Praktikan dapat mengetahui, menghitung, dan menentukan jumlah sel darah putih
dan darah merah yang terdapat pada ikan lele (clarias gariepinus).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DARAH
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut
zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh,
dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama
dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Kondisi darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis
ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan.
Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya.Hemoglobin merupakan
protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi yang bervalensi 2 (ferro).
Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34 ml oksigen. Kadar hemoglobin
yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai rendahnya kandungan
protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapat infeksi. Sedangkan kadar
tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang berada dalam kondisi stress (Wells, 2005
dalam Kuswardani, 2006).
Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit (sel darah merah) dalam
darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah
satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang
dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Kadar hematokrit ini bervariasi
3
tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa
pemijahan (Kuswardani, 2006).
Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti
sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan
dengan pewarnaan Giemsa (Chinabut et al., 1991 dalam Mulyani, 2006). Pada
ikan teleost, jumlah normal eritrosit adalah 1,05×106 – 3,0×106 sel/mm3 (Robert,
1978 dalam Mulyani, 2006). Seperti halnya pada hematokrit, kadar eritrosit yang
rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan
bahwa ikan dalam keadaan stress (Wedemeyer dan Yasutake, 1977 dalam
Purwanto, 2006).
Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak
berwarna, dan jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir,
serta merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel
leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari
dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan
sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit)
(Purwanto, 2006).
Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit merupakan sel
makrofag yang berperan penting dalam memfagosit mikroorganisme patogen.
Sedangkan trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah dan
berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan tubuh pada kerusakan-kerusakan di
permukaan (Nabib dan Pasaribu, 1989 dalam Mulyani, 2006). Berbeda dengan
ketiga sel di atas, netrofil sangat aktif dalam membunuh bakteri dan jumlahnya
besar dalam nanah (Carboni, 1997 dalam Mulyani, 2006). Sel-sel tersebut
bersirkulasi dalam darah dan cairan limfa.
4
2.2 KOMPOSISI DARAH
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah
mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam
tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah
merah, sel darah putih dam keping darah.
1. Plasma darah
Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari
separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma
darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan
ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan.
Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap
penyakit atau zat antibodi.
2. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah mengandung banyak haemoglobin. Darah berwarna
merah sebab haemoglobin berwarna merah tua. Sel darah merah dihasilkan
dilimpa atau kura, hati dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah
merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.
3. Sel darah putih (Leukosit)
Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum
merah, kura dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-
kuman penyakit.
5
4. Keping darah (Trombosit)
Bentuk keping darah tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi
pada sumsum merah, serta berperan penting pada proses pembekuan
darah.
2.3 FUNGSI DARAH
Fungsi darah dalam metabolisme tubuh kita antara lain sebagai alat
pengangkut (pengedar), pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh. Peredaran
Oksigen pada tubuh :
1. Oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah merah.
2. Darah yang dipompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru
melepaskan CO2 dan mengambil O2 dibawa menuju serambi kiri.
3. O2 dari serambi kiri disalurkan ke bilik kiri
4. Dari bilik kiri O2 dibawa ke seluruh tubuh oleh sel darah merah untuk
pembakaran (oksidasi)
6
5. Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung
membawa oksigem dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke
jantung membawa karbondioksida.
6. Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa
karbondioksida menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen
dibawa ke jantung.
2.4 HEMASITOMETER
Haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel
darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel
mikroskopis lainnya.
Yang hemocytometer diciptakan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari
tebal kaca mikroskop slide dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan
ruang. Ruangan ini diukir dengan menggunakan laser-tergores grid dari garis
tegak lurus. Perangkat ini disusun dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi
oleh garis yang diketahui, dan kedalaman ruang juga dikenal. Oleh karena itu
mungkin untuk menghitung jumlah sel-sel atau partikel dalam volume tertentu
cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi dalam cairan sel-sel secara
keseluruhan.
Gambar 1. Haemacytometer
2.4.1 GELAS OBJEK KAMAR HITUNGDaerah yang diperintah dari hemocytometer terdiri dari beberapa, besar, 1 x
1 mm (1 mm 2) kuadrat. Ini dibagi dalam 3 cara; 0,25 x 0,25 mm (0,0625 mm 2),
0,25 x 0,20 mm (0,05 mm 2) dan 0,20 x 0,20 mm (0,04 mm 2 ). Pusat, 0,20 x 0,20
7
mm ditandai, 1 x 1 mm persegi dibagi lagi menjadi 0,05 x 0,05 mm (0,0025 mm 2)
kuadrat. Yang mengangkat tepi hemocytometer memegang coverslip 0,1 mm dari
grid ditandai. Ini memberikan setiap persegi volume yang ditetapkan.
Dimensi Area Volume pada kedalaman 0,1 mm1 x 1 mm 1 mm 2 100 nl
0,25 x 0,25 mm 0,0625 mm 2 6,25 nl0,25 x 0,20 mm 0,05 mm 2 5 nl0,20 x 0,20 mm 0,04 mm 2 4 nl0,05 x 0,05 mm 0,0025 mm 2 0,25 nl
Ukuran sel-struktur yang akan dihitung adalah yang terletak di antara
tengah-tengah tiga baris di bagian atas dan kanan atas kuadrat dan batin dari tiga
baris di bagian bawah dan kiri alun-alun.
Dalam peningkatan Neubauer hemocytometer (menengah umum), jumlah
sel per ml dapat ditemukan hanya dengan mengalikan jumlah total sel ditemukan
dalam kotak hemocytometer (daerah sama dengan kotak merah pada gambar di
sebelah kanan) oleh 10 4 (10000 ).
Berikut adalah dua metode sederhana untuk menghitung sel berdasarkan
luas permukaan hemacytometer digunakan untuk menentukan jumlah sel. Other
counting schemes are accetable also. The choice of methods depends upon the
cell concentration - the accuracy of the procedure depends upon the number of
cells counted. When cell concentration is low, one should count more grids. Lain
skema accetable menghitung juga. Pemilihan metode tergantung pada konsentrasi
sel - ketepatan prosedur tergantung pada jumlah sel dihitung. Ketika sel
konsentrasi rendah, orang harus menghitung lebih grid.
Metode A
Menghitung jumlah sel-sel di luar kotak 4 (lihat panel sebelah kiri Gambar 2).
Konsentrasi sel dihitung sebagai berikut:
Sel konsentrasi per mililiter = Total jumlah sel dalam 4 kuadrat x 2500 x faktor
pengenceran
8
Contoh: Jika salah satu sel 450 dihitung setelah menipiskan suatu alikuot
suspensi sel 1:10, konsentrasi sel asli = 450 x 2500 x 10 = 11.250.000 / ml
Metode B
Perkiraan sel 5 konsentrasi dengan menghitung kuadrat di tengah alun-alun besar
(lihat panel sebelah kanan pada Gambar 2).
Konsentrasi sel dihitung sebagai berikut:
Sel konsentrasi per mililiter = Total jumlah sel dalam 5 kuadrat x 50.000 x faktor
pengenceran
Contoh: Jika salah satu sel setelah 45 dihitung menipiskan suatu alikuot suspensi
sel 1:10, konsentrasi sel asli = 45 x 50.000 x 10 = 22.500.000 / ml
Gambar 2. Menghitung prosedur untuk Metode A (panel kiri) dan B (kanan panel).
2.4.2 PIPET THOMMA
Pipet Thomma adalah jenis pipet yang digunakan untuk pengenceran sel
darah. Ia tidak mengukur menipiskan darah atau cairan dalam jumlah tertentu
(misalnya, dalam mililiter), melainkan dalam hal bagian dari volume total volume
pipet. Yang pipet terdiri dari sebuah batang yang ditandai dengan 2 divisi. Tanda
pertama menunjukkan unit 0,5, dan yang kedua menunjukkan tanda 1,0 unit. Di
atas batang adalah bola lampu pencampuran yang berisi manik-manik kecil. Alat
9
ini membantu dalam pencampuran darah dan pengencer. Lampu di atas
pencampuran kapiler pendek lain dengan tanda berukir (11,0 di sel putih pipet dan
101,0 pada sel merah pipet). Sel merah pipet volume 101 unit. Batang setiap pipet
berisi 1 unit volume dan bola lampu berisi bagian sisanya
2.5 IKAN LELE (Clarias gariepinus)
Klasifikasi ikan lele
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : clarias gariepinus Gambar 3. Ikan lele
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah
dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki
"kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
Lele, secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula
apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan
kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan
pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan),
ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia).
Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking
catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti
‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di
luar air.
10
BAB III
METODOLOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT Hari / Tanggal : Kamis, 14 November 2013
Jam : 10.00 – 12.00 WIB
Lab. Aquakutur
3.2 ALAT DAN BAHAN 3.2. 1. Alat :
1. Haemacytometer (terdiri dari kamar hitung tipe “improved Neubauer”
dan pipet Thomma)
2. Mikroskop
3. Hand counter
4. Diseccting kit
5. pipet tetes
6. cover glass
3.2.2. Bahan :
1. Ikan lele
2. Larutan Hayem’s
3. Larutan Turk
4. Alkohol
3.3 PROSEDUR PERCOBAANA. Penghitungan Sel Darah Merah
- Siapkan mikroskop dengan perbesaran tertentu (40x) , lalu letakkan
haemacytometer tipe “Improved Neubauer” di bawah
11
mikroskop,amati sampai terlihat kotak-kotak kecil baik untuk tempat
pernghitungan SDM maupun SDP
- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya
dengan pisau bedah
- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala
0,5 dan dihentikan penghisapan dengan menekan ujung lidah ke ujung
karet penghisap, kemudian ditambah larutan Hayem”s sampai skala
101
- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan
denga ibu jari dan telunjuk agar cairan tidak keluar, selanjutnya
digerakkan dengan arah memutar selama 3 menit agar merata
- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit
haemacytometer, biarkan beberapa saat, kemudian dilakukan
penghitungan dengan menggunakan hand counter
- Untuk sel darah merah dilakukan dengan menghitung ke lima kotak di
bagian sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi
lima untuk rata-ratanya. Faktor pengali 200 x 10 x 25 = 50.000 yang
harus dikalikan dengan jumlah rata-rata sel darah merah tersebut yang
merupakan jumlah SDM per ml darah
B. Penghitungan Sel Darah Putih
- Siapkan mikroskop dengan perbesaran tertentu (40x) , lalu letakkan
haemacytometer tipe “improved Neubauer” di bawah mikroskop,amati
sampai terlihat kotak-kotak kecil baik untuk tempat pernghitungan
SDM maupun SDP
- Tempatkan ikan uji pada wadah lalu lukai bagian pangkal ekornya
dengan pisau bedah
- Darah yang keluar segera dihisap dengan pipet Thomma sebatas skala
0,5 dan dihentikan penghisapan dengan menekan ujung lidah ke ujung
karet penghisap, kemudian ditambah larutan Turk sampai skala 11
12
- Karet penghisap dilepaskan dari pipet dan kedua ujung pipet ditekan
denga ibu jari agar cairan tidak keluar, selanjutnya digerakkan dengan
arah memutar selama 3 menit agar merata
- Tetesi kamar hitung dengan cairan darah tadi melalui parit
haemacytometer, biarkan beberapa saat, kemudian dilakukan
penghitungan dengan menggunakan hand counter
Untuk sel darah putih dilakukan dengan menghitung ke empat kotak di bagian
sudut dan hitung persel kotak kemudian dijumlah dan dibagi empat untuk rata-
ratanya. Faktor pengali 20 x 16 x 10 = 3200 yang harus dikalikan dengan jumlah
rata-rata jumlah sel darah merah tersebut yang merupakan jumlah SDP per ml
darah.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATANA. TABEL 1. LAB.AQUAKULTUR
KELOMPOK SEL DARAH MERAH SEL DARAH PUTIH
10 1,08 x 106 132,8 x 103
11 2,44 x 106 100 x 103
12 0,88 x 106 661,6 x 103
13 1,82 x 106 179,2 x 103
14 1,47 x 106 176 x 103
15 0,74 x 106 875,2 x 103
16 1,16 x 106 902,4 x 103
17 1,05 x 106 66,4 x 103
14
18 1,42 x 106 177,28 x 103
B. TABEL 2. LAB. FHA
KELOMPOK SEL DARAH MERAH SEL DARAH PUTIH
1 790.000 1.018.560
2 1.460.000 800.800
3 850.000 509.600
4 540.000 509.600
5 680.000 962.400
6 590.000 577.600
7 460.000 844.800
8 590.000 607.040
15
9 500.000 637.600
C. TABEL 3. LAB MSP
KELOMPOK SEL DARAH MERAH SEL DARAH PUTIH
19 1.760.000 787.200
20
21
22 6.380.000 281.600
23 687 x 104 26,64 x 104
24 9.080.000 219.200
25 971 x 104 28 x 104
26
16
27 6,550,000 330,400
4.2 PERHITUNGANPerhitungan sel darah dengan menggunakan hemasitometer, di dapat sebagai
berikut :
1. Perhitungan sel darah merah (sdm) :
sdm 1 : 54
sdm 2 : 69
sdm 3 : 77
sdm 4 : 65
sdm 5 : 78
∑ sdm : 343
Rata-rata (x) : ∑ sdm = 68,8
5
Sel darah merah = x × factor pengali
= 68,6 × 50.000
= 3.430.000 sel per ml darah
2. Perhitungan sel darah putih (sdp) :
sdp 1 : 115
sdp 2 : 120
sdp 3 : 135
17
sdp 4 : 127
∑ sdp : 497
Rata-rata (x) : ∑ sdp = 124,5
4
Sel darah putih = x × factor pengali
= 124,5 × 3200
= 397600 sel per ml darah
4.3 PEMBAHASAN
18
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULANJumlah kisaran ikan dalam keadaan normal adalah untuk sel darah merah
adalah 20.000-3.000.000 sel/ml, sedangkan sel darah putih sekitar 20.000-150.000
sel/ml. Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan bahwa ikan lele berada
pada kisaran jumlah yang banyak untuk sel darahnya. Hal tersebut disebabkan
karena adanya adaptasi fisiologi antara ikan lele dengan lingkungan tempat
hidupnya, di lumpur. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuhnya pada kondisi
lingkungan yang rendah kadar oksigen dan rentan akan serangan pada tubuhnya,
maka ikan lele dilengkapi dengan jumlah sel darah yang tergolong banyak.
Alat yang digunakan untuk menghitung sel darah merah dan sel darah putih
adalah hemasitometer, hasil praktikum diperoleh jumlah sel darah merah ikan lele
sebanyak 3.430.000 sel per ml darah dan diperoleh sel darah putih ikan lele
sebanyak 397600 sel per ml darah. Selain itu kesalahan dalam penghitungan sel
darah merah dan sel darah putih kemungkinan dapat terjadi, seperti : kesalahan
praktikan ketika menghitung sel darah, pada saat menyayat darah ikan terlalu
banyak yang terbuang, ikan kehabisan darah terlebih dulu sebelum sempat dihisap
dengan pipet thomma.
5.2 SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Darah
http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/darah.htm
http://www.e-smartschool.com/pnu/003/PNU0030011.asp
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1836318-komposisi-darah/
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/sistem-peredaran-darah-pada-vertebrata
http://akademik.unhas.ac.id/lms/inherent/Ikhtiologi/bab06.html
http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/655-mengenal-secara-singkat-fungsi-dan-bagian-bagian-darah
http://id.wikipedia.org/wiki/Lele
http://library.usu.ac.id/download/ft/tkimia-salmah.pdf
http://www.animal.ufl.edu/hansen/Protocols/hemacytometer.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Hemocytometer
http://learn.sdstate.edu/Deb_Pravecek/Chem382/Hemoglobin.htm
20