24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Pada percobaan Penyakit Infeksius ini, kami menggunakan beberapa produk atau bahan asal hewan yang dapat tercemari bakteri yang bersifat pathogen. Berdasarkan definisi umum, bakteri patogen berarti jenis bakteri merugikan yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, baik untuk tubuh manusia maupun hewan, seperti Salmonella spp, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Brucella sp. Pertama, Salmonella spp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit yang disebut salmonellosis (demam tifus, septicemia dan gastroenteritis) bila mengkonsumsi makanan yang tercemar Salmonella sp. Habitat alami Salmonella sp adalah usus

laporan praktikum penyakit infeksius.docx

  • Upload
    ortrez

  • View
    112

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyakit-penyakit infeksius

Citation preview

Page 1: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti

sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil

(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa

kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan

kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan,

dan industri. Pada percobaan Penyakit Infeksius ini, kami menggunakan beberapa

produk atau bahan asal hewan yang dapat tercemari bakteri yang bersifat pathogen.

Berdasarkan definisi umum, bakteri patogen berarti jenis bakteri merugikan yang

dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, baik untuk tubuh manusia maupun

hewan, seperti Salmonella spp, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Brucella

sp. Pertama, Salmonella spp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat

menimbulkan penyakit yang disebut salmonellosis (demam tifus, septicemia dan

gastroenteritis) bila mengkonsumsi makanan yang tercemar Salmonella sp. Habitat

alami Salmonella sp adalah usus manusia dan hewan, sedangkan air dan makanan

termasuk susu dan produknya merupakan media perantara penyebaran Salmonella

sp. Kedua, Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan bakteri coccus gram

positif, susunannya bergerombol dan tidak teratur seperti anggur. S. aureus tumbuh

pada media cair dan padat seperti NA (Nutrien Agar) dan BAP (Blood Agar Plate)

dan dengan aktif melakukan metabolisme, mampu fermentasi karbohidrat dan

menghasilkan bermacam-macam pigmen dari putih hingga kuning. Ketiga,

Escherichia coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak

membentuk spora yang merupakan flora normal di usus. Escherichia coli umumnya

merupakan bakteri pathogen yang banyak ditemukan pada saluran pencernaan

Page 2: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

manusia sebagai flora normal. E.coli inilah yang dapat menyebabkan Colibasillosis.

Keempat, Brucella sp merupakan bakteri gram negative, berbentuk cocobacil, tidak

membentuk spora, tidak berkapsul, serta non motil. Dimana, gejala Brucella sp

paling umum dapat menyebabkan abortus pada hewan, misalnya Sapi yang

disebabkan oleh Brucella abortus. Pada kesempatan kali ini, kami melakukan

percobaan dengan menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri pada suatu

substrat yang disebut Medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakan

harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak

diharapkan. Agar mikrpba atau bakteri tersebut dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik didalam medium maka diperlukan persyaratan tertentu yaitu diantaranya

bahwa di dalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Oleh karena hal tersebut, maka diadakan

percobaan ini guna menambah keterampilan dan pengetahuan kita mengenai cara

pembuatan medium pertumbuhan bakteri tersebut.

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan pelaksanaan percobaan ini yaitu :

Untuk mengetahui cara pembuatan medium pertumbuhan bakteri dengan

menggunakan telur ayam, daging ayam, air sumur atau aquades,maupun susu

kedelai.

Untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang tumbuh pada medium yang dibuat.

Untuk mengetahui jumlah koloni yang terdapat pada medium pertumbuhan.

Page 3: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

C. Manfaat Percobaan

Adapun manfaat pelaksanaan percobaan ini, yaitu :

Untuk memberikan pengetahuan pada penulis maupun pembaca laporan

percobaan ini tentang cara pembuatan medium pertumbuhan bakteri.

Untuk memberikan wawasan kepada kami penulis dan khususnya bagi

pembaca laporan percobaan ini agar mendapat pemahaman yang cukup

mengenai Bakteri yang dapat tercemar pada produk makanan dan dampak

bakteri tersebut terhadap tubuh hewan maupun manusia.

Page 4: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Salmonella spp

Klasifikasi

Kingdom : Procaryotae

Division : Gracilicutes

Order : Eubacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Species : Salmonella typhi, Salmonella paratyphi, Salmonella schottmuler,

Salmonella gallinarum, Salmonella pullorum

Morfologi

Bakteri berbentuk batang, tidak berspora, merupakan Gram negatif, ukuran 1 ±

3,5 um x 0,5 ± 0,8 um, besar koloni 2 ± 4 mm, mempunyai flagel kecuali pada

Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum(Widianto, 2009).

Page 5: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Sifat Pertumbuhan

Bakteri tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anerob, pada suhu 15 ± 41

derajat Celcius(Widianto, 2009).

Medium

Medium yang digunakan pada Salmonella spp, diantaranya :

Nutrient Agar (NA) yang merupakan medium umum untuk uji air dan produk

dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme

yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini

merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar.

Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur

bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa

stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi

organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak

beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar

dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C

selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan(Widianto,

2009).

B. Staphylococcus aureus

Klasifikasi

Kingdom : Monera

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Staphylococcaceae

Page 6: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Genus : Staphilococcus

Species : Staphilococcus aureus

Morfologi

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak

berspora dan mampu membentuk kapsul, berbentuk coccus dan, bersifat aerob

fakultatif umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok tersusun seperti

buah anggur dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm(Widianto, 2009).

Sifat Pertumbuhan

S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan

0,47 jam(Widianto, 2009).

Medium

Medium yang digunakan pada Staphylococcus aureus, diantaranya :

Nutrient Agar (NA)

Biasanya koloni Staphylococcus yang tumbuh pada media ini berwarna putih

sampai kuning, smooth, tumbuh subur dan memiliki elevasi yang datar atau

keping(Jawet’z, 2005).

Mannitol Salt Agar (MSA)

Mannitol salt agar merupakan medium yang mengandung 7,5% NaCl, yang

dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteria selain Streptococcus. 

Medium ini juga mengandung mannitol, fenol merah sebagai indikator pH,

berguna untuk mendeteksi adanya asam yang dihasilkan oleh Staphylococcus

yang memfermentasi mannitol dapat menghasilkan zona berwarna kuning di

sekitar pertumbuhannya, sedangkan yang tidak dapat memfermentasikan

manitol tidak akan menimbulkan perubahan warna(Jawet’z, 2005). Beberapa

test yang biasa dilakukan yaitu sebagai berikut :

Manitol                        : asam baik diinkubasi aerob maupun anaerob

Page 7: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Glucose OF medium : fermentative

Catalase test                : (+) pada Staphylococcus aureus, (–) pada spesies

lain

Coagulase test             : (+) positif

Oxydase test               : (–) negative

Staphylase test            : (+) positif

D-Nase test                 : (+) positif

C. Escherichia coli

Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Morfologi

Bakteri ini berbentuk batang, berukuran 0,4-0,7 x 1,0-3,0 μm, termasuk gram

negatif, dapat hidup soliter maupun berkelompok, umumnya motil, tidak

membentuk spora, Struktur sel E. coli dikelilingi oleh membran sel, terdiri dari

sitoplasma yang mengandung nucleoprotein. Membran sel E. coli ditutupi oleh

dinding sel berlapis kapsul. Flagela dan pili E. coli menjulur dari permukaan

sel(Jawet’z, 2005).

Page 8: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Sifat Pertumbuhan

Escherichia coli tumbuh secara fakultatif anaerob. E. coli tumbuh baik pada

temperatur antara 8° - 46°C dan temperatur optimum 37°C. Bakteri yang

dipelihara di bawah temperatur minimum atau sedikit di atas temperatur

maksimum, tidak akan segera mati melainkan berada di dalam keadaan tidur atau

dormancy(Jawet’z, 2005).

Medium

Medium yang digunakan pada E.coli, seperti Nutrient Agar (NA) yang merupakan

medium yang dapat ditumbuhi oleh semua jenis bakteri seperti halnya Salmonella

spp maupun Staphylococcus aureus. Selain dengan menggunakan medium NA,

E.coli juga dapat ditumbuhkan pada medium EA ( Endo Agar). Endo agar adalah

media padat (solid plating media), digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang

hidup di usus. Media ini mengandung natrium sulfit dan “basic fuchsin” yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif.  Asam yang dihasilkan dari

perombakan laktosa dapat dideteksi dengan asetaldehida dan natrium

sulfit(Fathiariani, 2009).

D. Brucella sp

Klasifikasi

Kingdom :Bacteria

Filum       : Proteobacteria

Class       : Alphaproteobacteria

Page 9: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Ordo       : Rhizobiales

Famili      : Brucellaceae

Genus      : Brucella

Spesies     : Brucella Abortus

Morfologi

Brucella berbentuk coccobacillus atau batang pendek dengan panjang 0,6-1,5 µm

dan lebar 0,5-0,7 µm. Mereka biasanya ditemukan secara tunggal dan terkadang

berpasangan atau dalam kelompok kecil. Morfologi Brucella adalah konstan,

kecuali pada kultur lama di mana bentuk pleomorfik dapat terlihat. Brucella

bersifat aerobik, nonmotil, serta tidak membentuk spora atau memiliki flagella,

pili, dan kapsul sejati. Brucella termasuk Gram negatif dan biasanya tidak

menunjukkan pengecatan bipolar. Mereka tidak sesungguhnya tahan asam, tetapi

resisten terhadap pelunturan dengan asam lemah dan karenanya terwarna merah

dengan metode Ziehl-Neelsen yang dimodifikasi oleh Stamp. Brucella memiliki

selubung lipopolisakarida yang lebih sedikit bersifat pirogenik daripada

organisme gram-negatif lainnya, sehingga jarang terjadi demam yang tinggi pada

kasus brucellosis (Maloney, 2008).

Sifat Pertumbuhan

Brucella sp tumbuh secara anaerobic fakultatif. Bakteri ini dapat bertahan di

lingkungan umum untuk periode yang bervariasi; ketahanan menurun akibat sinar

matahari, suhu tinggi, dan kekeringan. Dalam kondisi yang sesuai, organisme

dapat bertahan hingga 3-4 bulan di lingkungan (Currier, 1995).

Medium

Medium yang digunakan pada Brucella sp, antara lain TSB (Triptic Soy Broth)

maupun BHIB (Brain Heart Inflution Broth).

Page 10: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini, antara lain :

1. Tabung Reaksi

2. Pipet tetes

3. Medium pertumbuhan bakteri seperti : NA,MSA dan EA.

4. Sengkelit

5. Bunsen

6. Gerus

7. Cawan petri

8. Cutton both

Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini, antara lain :

1. Daging Ayam 1gram

2. Telur Ayam 1butir

3. Aquades atau Air sumur

4. Susu Kedelai

Page 11: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

B. Mekanisme Kerja

Percobaan I

Pada percobaan I menggunakan daging ayam untuk menumbuhkan bakteri

Salmonella spp dan medium yang digunakan berupa NA (Nutrient Agar).

Mekanisme kerja pada percobaan I, antara lain :

1. Menyediakan daging ayam 1gram.

2. Menyediakan tiga tabung (10-1, 10-2, 10-3) berisi aquades 9ml.

3. Menulis keterangan pada cawan petri.Misalnya (NA.10-1.SS Kelompok III)

4. Daging ayam terlebih dahulu digerus sampai halus.

5. Setelah itu, daging ayam yang telah halus dicampurkan kedalam tabung 10 -1

yang berisi 9ml aquades dan kemudian dihomogenkan.

6. Setelah daging ayam dan aquades dicampurkan pada tabung 10-1 dan telah

dihomogenkan , kemudian lakukan pengenceran dengan memindahkan 1ml

dari tabung 10-1 ke tabung 10-2 dan dihomogenkan kembali. Selanjutnya

lakukan lagi pengenceran dengan memindahkan 1ml dari tabung 10-2 ke

tabung 10-3 dan kemudian dihomogenkan.

7. Setelah itu, mengambil masing-masing 1ml pada ketiga tabung tersebut (10-1,

10-2, 10-3) dan dimasukkan ke cawan petri yang telah diberikan keterangan.

Misalnya 1ml dari tabung 10-1 dimasukkan kedalam cawan petri yang telah

diberikan keterangan NA.10-1.SS Kelompok III. Begitu seterusnya.

8. Setelah itu, lakukan metode tuang yakni dengan menuangkan NA (Nutrient

Agar) pada cawan petri tersebut. Kemudian homogenkan dengan membentuk

angka delapan (8).

9. Kemudian diinkubasikan pada suhu 37ºC selama ±24 jam lalu melihat

hasilnya.

Page 12: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Percobaan II

Pada percobaan II menggunakan telur ayam untuk menumbuhkan bakteri Salmonella

spp dan medium yang digunakan berupa NA (Nutrient Agar).

Mekanisme kerja pada percobaan II, antara lain :

1. Menyediakan telur ayam 1butir.

2. Menulis keterangan pada cawan petri.Misalnya (NA.10-1.SS Kelompok III)

3. Mengolesi cangkang atau pinggiran telur dengan cotton both yang telah

dibasahi.

4. Setelah itu, cutton both dicelupkan kedalam tabung berisi 1ml aquades.

5. Setelah itu, sterilkan sengkelit lalu mengambil aquades yang telah dicelupkan

cutton both.

6. Kemudian, lakukan metode streak pada medium NA(Nutrient Agar) ±20ml.

7. Kemudian diinkubasikan pada suhu 37ºC selama ±24jam lalu melihat

hasilnya.

Page 13: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Percobaan III

Pada percobaan III ini menggunakan susu kedelai untuk menumbuhkan bakteri

Staphylococcus aureus dan medium yang digunakan berupa MSA(Mannitol Salt

Agar).

Mekanisme kerja pada percobaan III, antara lain :

1. Menyediakan 1ml susu kedelai.

2. Menyediakan tiga tabung (10-1, 10-2, 10-3) berisi aquades 9ml.

3. Menulis keterangan pada cawan petri.Misalnya (MSA.10-1.SA Kelompok III)

4. Setelah itu, campurkan 1ml susu kedelai dengan 9ml aquades yang ada pada

tabung 10-1 kemudian dihomogenkan.

5. Kemudian lakukan pengenceran dengan memindahkan 1ml dari tabung 10-1

ke tabung 10-2 dan kemudian dihomogenkan. Selanjutnya lakukan lagi

pengenceran dengan memindahkan 1ml dari tabung 10-2 ke tabung 10-3 dan

homogenkan kembali.

6. Setelah itu, mengambil masing-masing 1ml pada ketiga tabung tersebut (10-1,

10-2, 10-3) dan dimasukkan ke cawan petri yang telah diberikan keterangan.

Misalnya 1ml dari tabung 10-1 dimasukkan kedalam cawan petri yang telah

diberikan keterangan (MSA.10-1.SA Kelompok III). Begitu seterusnya.

7. Setelah itu, lakukan metode tuang yakni dengan menuangkan MSA (Mannitol

Salt Agar) pada cawan petri tersebut. Kemudian homogenkan dengan

membentuk angka delapan (8).

8. Kemudian diinkubasikan ±24 jam lalu melihat hasilnya.

Page 14: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Percobaan IV

Pada percobaan IV ini, dengan menggunakan Aquades untuk menumbuhkan bakteri

Escherichia coli (E.coli).

Mekanisme kerja pada percobaan IV, antara lain :

1. Menyiapkan Aquades.

2. Menyediakan tiga tabung (10-1, 10-2, 10-3) berisi aquades 9ml.

3. Menulis keterangan pada cawan petri.Misalnya (NA.10-1.EC Kelompok III)

4. Melakukan pengenceran dengan memindahkan 1ml Aquades dari tabung 10-1

ke tabung 10-2 dan kemudian dihomogenkan. Selanjutnya lakukan lagi

pengenceran dengan memindahkan 1ml dari tabung 10-2 ke tabung 10-3 dan

homogenkan kembali.

5. Setelah itu, mengambil masing-masing 1ml pada ketiga tabung tersebut (10-1,

10-2, 10-3) dan dimasukkan ke cawan petri yang telah diberikan keterangan.

Misalnya 1ml dari tabung 10-1 dimasukkan kedalam cawan petri yang telah

diberikan keterangan NA.10-1.EC Kelompok III. Begitu seterusnya.

6. Setelah itu, lakukan metode tuang yakni dengan menuangkan NA (Nutrient

Agar) pada cawan petri tersebut. Kemudian homogenkan dengan membentuk

angka delapan (8).

7. Kemudian diinkubasikan pada suhu 37ºC selama ±24 jam lalu melihat

hasilnya.

Page 15: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Percobaan V

Pada percobaan VI menggunakan bakteri Brucella sp. Media kulturnya dapat berupa

TSB (Tryptic Soy Broth), BHIB (Brain Heart Inflution Broth),TSA (Triple Sugar

Agar), maupun MCA (Mac Conkey Agar).

Uji Biokimia

-Motility (Medium SIM) : Positif (+)

-Urea : Positif (+)

-Glukosa : Negatif (-)

-Sukrosa : Negatif (-)

-Laktosa : Negatif (-)

-Maltosa : Positif (+)

-Katalase : Positif (+) adanya gelembung gas

-Tes Oksidase : Positif (+)

Page 16: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Hasil percobaan pada percobaan I-II antara lain :

- NA.10-1SS = 224.10-1SS

- NA.10-1SS=77.4.10-1SS =308.10-1SS

- NA.10-2SS=40.10-2SS

- NA.10-2SS=40.10-2SS

- NA.10-3SS=58.4.10-3SS =232.10-3SS

- NA.10-3SS=15.4.10-3SS=60.10-3SS

Hasil percobaan pada percobaan III antara lain :

- MSA.10-1SA=-17.10-1SA

- MSA.10-2SA=28.10-2SA

- MSA.10-2SA=83.10-2SA

- MSA.10-3SA=25.10-3SA

- MSA.10-3SA=24.10-3SA

Hasil percobaan pada percobaan IV antara lain:

- NA.10-1EC1=92.10-1EC1

- NA.10-1EC2=56.10-1EC2

- NA.10-2EC1=41.4.10-1EC1=164.10-1EC1

- NA.10-3EC1=46.4.10-3EC1=184.10-3EC1

Page 17: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

Hasil percobaan pada percobaan V antara lain :

B. Pembahasan

Page 18: laporan praktikum penyakit infeksius.docx

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah

sebagai berikut:

1. Teknik kultur bakteri adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar

dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakan murni. Biakan murni

yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya.

2. Metode yang digunakan dalam mengkultur bakteri antara lain dengan metode

tuang dan metode streak.

3. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri adalah dengan

NA(Nutrient Agar) yang dapat menumbuhkan semua jenis bakteri, sedangkan

MSA(Mannitol Salt Agar) dapat menumbuhkan Staphylococcus aureus.

4. Saran