Upload
shofiya-wardah-nabilah
View
392
Download
35
Embed Size (px)
DESCRIPTION
semoga bermanfaat
Citation preview
I. Tujuan Praktikum : Siswa dapat menentukan kadar Phospat dengan molibdat dalam
suatu sampel secara spektrofotometri.
II. Prinsip / Teori Dasar
Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang
digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud
dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom
dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi
elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah cahaya matahari.
Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi
elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga
dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di dasarkan
pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian
spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada
interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan
pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk
gelombang elektromagnetik.
Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dualistik
cahaya yaitu:
1) Sebagai gelombang
2) Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton.
Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya panjang
gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Panjang gelombang (l) didefinisikan sebagai
jarak antara dua puncak.
Hubungan dari ketiga parameter di atas dirumuskan oleh Planck yang dikenal
dengan persamaan Planck. Hubungan antara panjang gelombang frekuensi dirumuskan
sebagai c = λ . v atau λ = c/v atau v = c/λ
Persamaan Planck: hubungan antara energi tiap foton dengan frekuensi
dimana
E = energi tiap foton
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s),
v = frekuensi sinar
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1).
Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi suatu foton akan
berbanding terbalik dengan panjang gelombang tetapi energi yang dimiliki suatu foton akan
berbanding lurus dengan frekuensinya.
Misalnya: energi yang dihasilkan cahaya UV lebih besar dari pada energi yang
dihasilkan sinar tampak. Hal ini disebabkan UV memiliki panjang gelombang (λ) yang lebih
pendek (100–400 nm) dibanding panjang gelombang yang dimiliki sinar tampak (400–800
nm).
Berbagai satuan energi beserta faktor konversinya dapat dilihat pada tabel:
Erg Joule Kalori l.atm E.volt
1 erg = 1 10-7 2,3901×10-8 9,8687×1010 6,2418×1011
J joule = 107 1 2,3901×10-1 9,8687×10-3 6,2418×1018
1 kalori 4,1849×107 4,1840 1 4,1291×10-2 2,6116×1019
1 atm = 1,0133×109 1,0133×102 24,218 1 16,6248×1020
1 E.volt = 1,6021×10-12 1,6021x-19 3,8291×10-20 1,5611×10-20 1
Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan cahaya, baik
cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga spektrofotometri disebut juga sebagai
spektroskopi absorbsi.
Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja yang
sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang
gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang digunakan.
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out (pembaca).
Fungsi masing-masing bagian:
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai
macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer
UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen
VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram
UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.
Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah
cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis.
Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma
dan filter optik. Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum
cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan
sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu
alat yang digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya
pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal yang
mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar.
Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel
- UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat
dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas
yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV
sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet biasanya
berbentuk persegi panjang dengan lebar 1
cm.
- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam
bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua
lempeng natrium klorida. Untuk sampel
dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam
sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan
untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit
dan harganya mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
Kepekaan yang tinggi
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam-macam detektor :
Detektor foto (Photo detector)
Photocell, misalnya CdS.
Phototube
Hantaran foto
Dioda foto
Detektor panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detektor.
Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan
diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi
dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki
oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika
dikenai suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron
dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi
elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada
dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi).
Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya
pada gelombang radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu
suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan
cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel
sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang
mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat
diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati
materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel
sampel. dari gambar terlihat bahwa zat sebelum
melewati sel
sampel lebih
terang atau lebih
banyak di banding
cahaya setelah
melewati sel
sampel. Cahaya
yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan
cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi
(T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau
Hukum Beer, berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat
dan tebal larutan”.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1
cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang
digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan
panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi
oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang
sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang
diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-
partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu
kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.
Spektrum UV, VIS, UV-VIS dan IR
Data-data yang dikeluarkan oleh UV atau VIS dapat berupa absorbansi atau
transmitansi yang langsung dibaca pada spektrofotometer. Namun untuk UV, VIS, UV-VIS
dan IR data yang dikeluarkan dapat berupa spektrum jika telah dihubungkan dengan
komputer.
Spektrum yang dikeluarkan oleh UV, VIS dan UV-VIS berupa pita yang lebar sedangkan
pada pita yang dikeluarkan oleh IR berupa garis atau puncak tajam.
Pita melebar dari UV-VIS disebabkan karena energi yang dimiliki selain menyebabkan
transisi elektronik terjadi pula rotasi dan vibrasi elektron dalam molekul. Sedangkan pada IR
hanya terjadi vibrasi elektron maka spektrum yang dihasilkan berupa garis atau puncak
tajam. Selain pada IR, spektrum berupa garis dapat terjadi pula pada spektroskopi NMR
karena hanya terjadi rotasi elektron.
Spektrum yang dihasilkan dari setiap spektroskopi berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Para kimiawan spektrum UV, VIS maupun IR dapat dibedakan dengan mudah.
Spektrum yang dihasilkan oleh UV, VIS dan UV-VIS tidak berbeda jauh namun sangat sangat
berbeda bila dibanding spektrum IR. Untuk membedakannya dapat dilihat pada gambar:
Gambar spektrum UV. Namun spektrum dari spektrofotometer VIS dan UV-VIS menyerupai
spektrum UV
Gambar spektrum IR. Pita tertinggi mengarah ke bawah sedangkan pada UV pita yang paling
tinggi mengarah ke atas hal ini disebabkan spektrofotometer IR ditulis dalam bentuk
bilangan gelombang.
Macam-Macam Spektrofotometri
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang
digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
2. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
3. Spektrofotometri UV-Vis
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)
1. Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber
sinar/energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak
adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu
putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut
termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu
Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia
dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC)
dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu.
Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini
menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible.
Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat
berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa
berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat
yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-
benar stabil.
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein).
Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat
berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.
Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan
peptide pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat
dideteksi pada panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru
menandakan banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar
konsentrasi protein terlarut dalam sample.
2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan
interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm.
Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.
Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil
yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton
dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki
neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’,
mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat
menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan
transparan.
Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan
penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa
preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau
centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut
sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi.
Sebagai contoh pada analisa protein terlarut (soluble protein). Jika menggunakan
spektrofotometri visible, sample terlebih dulu dibuat berwarna dengan reagent Folin, maka
bila menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat langsung dianalisa.
Ikatan peptide pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang
gelombang sekitar 280 nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi
tinggi), maka konsentrasi protein terlarut semakin besar.
Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri
visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga, karena banyak
kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada
panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.
3. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya
visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber
sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer
digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna
juga untuk sample tak berwarna.
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra
merah dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah
jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm.
Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya
lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi
gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang
gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.
Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap
panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal
standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni.
Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva
yang diperoleh.
Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan
sinar IR pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry (NIR).
Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa bahan baku
yang bersifat rutin dan cepat.
Phospat
Dalam kimia, ortofosfat (bahasa Inggris: orthophosphate, inorganic phosphate, Pi)
atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu
atom fosforus dan empat oksigen. Dama bentuk ionik, dia membawa sebuah -3 muatan
formal, dan dinotasikan PO43-.
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone
phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam
mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang
kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit
kompleks dan sienit.
Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan
sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal
dari jenis slag, guano, crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite
(Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan,
hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.
Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air,
tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam.
Pada praktikum kali ini, ion sulfat dapat bereaks dengan ammonium molibdat
nenbentuk ammonium phospomolibdat. Senyawa ini bila direduksi oleh Sn2+ akan
membentuk senyaawa molybdenum yang berwarna biru, dan akan menyerap sinar pada
panjang gelombang 660 nm.
III. Alat dan Bahan
a. Alat :
- Spektrofotometer UV/VIS + Kuvet
- Labu takar 100 mL
- Botol semprot
- Batang pengaduk
- Corong pendek
- Gelas kimia 400 mL
b. Bahan :
- Standar Phospat 100 ppm
- Larutan ammonium molibdat (25 g ammonium molibdat dalam 175 mL aq-
dm) ditambahkan larutan H2SO4 (280 mL dalam 400 mL aq-dm) lalu
diencerkan hingga 1 L
- Larutan SnCl2 (2,5 g SnCl2.H2O dalam 100 mL gliserol)
- Aq-dm
- Kertas isap
IV.Prosedur Kerja dan Pengamatan
Prosedur Kerja Pengamatan
1. 50 mL sampel (asli atau diencerkan)
diambil
2. Ditambah 2 mL larutan ammonium
molibdat.
3. Ditambah 0,25 mL larutan SnCl2, dikocok
dan dibiarkan 10 menit.
4. Diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 660 nm.
5. Sebelumnya dibuat larutan deret
standar Phospat dalam labu takar 100
mL berturut-turut 2,4,6,8 dan 10 ppm.
Sampel : air keran, tidak berwarna
Ammonium molibdat: larutan, tidak
berwarna
+ Ammonium molibdat → tidak terjadi
perubahan
SnCl2: Larutan, kental, tidak berwarna
+ SnCl2 → Larutan menjadi berwarna biru
tua transparan
Panjang gelombang sampel yang terukur :
0,215 nm
No Ppm
(x)
Absorbansi
(y)
x2 y2
1 0 0,058 0 0
2 0,5 0,185 0,25 0,0925
3 1 0,320 1 0,320
4 1,5 0,393 2,25 0,5895
5 2 0,493 4 0,986
6 2,5 0,536 6,25 1,34
7 3 0,738 9 2,214
8 3,5 0,867 12,25 3,0345
∑ 14 3,59 35 8,5765
V. Persamaan reaksi dan Perhitungan
VI.Pembahasan
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer
dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko,
yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat
pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
VII.Kesimpulan
Melalui praktikum ini, kami dapat menentukan kadar Phospat dengan molibdat
dalam suatu sampel secara spektrofotometri, yaitu sebesar 0,6797 ppm.
.
VIII.Daftar Pustaka
1. id.wikipedia.org/wiki/Ortoposfat.
2. http://dprayetno.wordpress.com/2011/11/21/spektrofotometri-ultraviolet/