15
A. TUJUAN PRAKTIKUM Memahami dan mengetahui berbagai macam cara isolasi mikroorganisme baik pada agar tegak, agar miring maupun agar cawan. 2. PENDAHULUAN Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi dan biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda – beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu. Mikroba memiki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa diemban dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun dalam kaitannya sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan organisme lain. Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

A.       TUJUAN PRAKTIKUM

Memahami dan mengetahui berbagai macam cara isolasi mikroorganisme baik pada

agar tegak, agar miring maupun agar cawan.

2. PENDAHULUAN

Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap

mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi dan

biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba

akan berbeda – beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu.

Mikroba memiki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa diemban

dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun dalam kaitannya

sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan

organisme lain.

Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah

memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang

akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama

protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya

menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang

tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air

sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat

(Hadioetomo, 1993).

Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.

Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan

oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi

pertumbuhannya (Anonim, 2011).

Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan

mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis

mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada

medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber

karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium

yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks

lainnya (Volk, 1993).

Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk

menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan

seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air

sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke

dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika) agar

merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological

(Hadioetomo, 1993).

3. TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan campuran menjadi

biakan murni. (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel individu) (Lim, 1998).

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

Mikroorganisme dibiakkan dilaboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium.

Banyak sekali medium yang tersedia, macamnya yang dipakai bergantung pada beberapa

faktor salah satu diantaranya ialah macam organisme yang akan ditumbuhkan (Volk, 1993)

Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri

dari satu wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan

yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama

yang berasal dari stok kultur ( bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan

dapatmenyebab kankontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana

dan As’adi, 2012).

     Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak

ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan digunakan

untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk

menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga

biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni      

( Dwidjoseputro, 1990).

Menurut Dwiyana (2011), terdapat beberapa cara untuk mengisolasi mikroba yakni :

1.      Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)

Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45  C, dituang ke dalam cawan petri

steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat.

Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran

(misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada

beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran

dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain.

Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan

secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu

sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri

individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat

ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.

2.      Metode Tuang (pour-plate method)

Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung

agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan

bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan

dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses

ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi

koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel

dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua

digores kembali dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin

bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni.

Sebelum diinokulasi tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan

menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api

sampai jarum tersebut pijar

(Pradika, 2008).

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

4.METODE

                                        Alat dan Bahan

Jarum ose

Bunsen

Tabung reaksi

Korek

Botol semprot

Bahan

1. Air sungai

2. Alkohol

3. Aquades

4. Media agar (NA, PDA atau PCA)

    Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksankan Pada hari rabu, 19 Maret 2014 pukul 09.30-12.00 WIB di

Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

                                   Prosedur Kerja

 1. Isolasi pada agar tegak

                      Disterilkan tangan dan meja

Dengan ose lurus diambil 1 ose sampel

Ditusukkan ose pada agar tegak sampai hampir dasar agar

(dilakukan didekan buncen)

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

Diinkubasi biakan pada suhu 37ᵒC selam 2 X 24jam

2. Isolasi pada agar miring

                      Disterilkan tangan dan meja

Dengan ose bulat diambil 1 ose sampel

Digoreskan pada lereng media agar miring

 (dilakukan didekan buncen)

Diinkubasi biakan pada suhu 37ᵒC selam 2 X 24jam

3. Isolasi pada agar cawan (pour plate)

Diambil cawan petri steril

                  ↓

    Diambil 1ml sampel

                  ↓

Dituang ke cawan petri

                  ↓

                             Diambil agar cair steril dalam dalam tabung reaksi

                                                                  ↓

                              Dituang ke cawan petri yang sudah berisi sampel

                                                                  ↓

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

                                                      Dihimogenkan

                    (diputar membentuk angka 8, kanan kiri atau depan belakang)

                                               ↓

                              Ditunggu sampai padat

                                               ↓

            Diinkubasi pada suhu 37ᵒ C selama 2 X 24jam

3. Isolasi pada agar cawan (streak plate)

Sterilkan tangan dan meja

                  ↓

                             Diambil agar cawan yang sudah padat dan steril

                                                                  ↓

                                                 Diambil 1 ose sampel

                                                                  ↓

                                      Digoreskan diatas agar secara zig zag

                            (dilakukan didekat buncen)

                                               ↓

            Diinkubasi pada suhu 37ᵒ C selama 2 X 24jam

E.     HASIL

1.      Hasil Isolasi Mikroorganisme (pada agar tegak dan miring)

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

NO Metode Bentuk

Isolasi pada agar miring(gores) Spreading

Isolasi pada agar tegak(tusuk) Echinulate

 Gambar isolasi metode gores                                            Gambar isolasi metode tusuk

         

                                                                         

2.      Hasil Isolasi Mikroorganisme (Metode Pourplate dan Streak plate)

      Pour plate Streak plate

Bentuk Irregular Circular

Elevasi Flat Raised

Margin Undulate Entire

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

Permukaan Berkerut Halus mengkilap

Gambar isolasi metode pourplate                                       Gambar isolasi metode streakplate

                                                                                                     

6. PEMBAHASAN

Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari

lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara,

substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat

berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan

beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga

berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat

mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui

mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ani,2002).

Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba

tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang

sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Manfaat dilakukannya

kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan

ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi

yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan

sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA

miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA

tegak digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen.

NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa

jenis bakteri.

Pada percobaan ini digunakan Na miring dengan menggunakan sampel air sungai.

Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama       2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri

pada NA miring berbentuk spreading. Sedangkan pada NA tegak, dengan sampel yang sama

pertumbuhan bakteri pada NA tegak tersebut berbentuk echinulate.

Pertumbuhan bakteri pada Metode Pour Plate berbentuk Irreguler, elavasinya Flat,

marginsnya Undulate dan permukaannya berkerut. Dan pada Metode streak Plate dengan

menggunakan sampel air sungai. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

jam, pertumbuhan bakteri pada Metode Streak Plate berbentuk circular, elavasinya raised,

permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire.

Isolasi mikroba dilakukan untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari

lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.

7. Kesimpulan 

Tekhnik isolasi memiliki beberapa macam, yakni dengan metode agar tegak, metode agar

miring, metode streak plate juga metode pourplate. Pada NA miring ditemukan Spreading,

pada NA tegak ditemukan Echinulate . Pada pour plate ,bentuknya irregular, elevasi Flat,

margin Undulate, dengan permukaan berkerut. Streakplate ditemukan bentuk Circular,

elevasi Raised, margin Entire, dengan permukaan halus mengkilap.

8. DAFTAR PUSTAKA

Ani Murniati, 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Bogor: IPB Press.

Dwidjoseputro, D. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.

Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar

Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas

Hasanuddin. Makassar

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia, Jakarta

Lim, D. 1998. Microbiology.  WCB McGraw-Hill. Missouri.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.