18
2. Penjelasan dan Gambar Prochordal Plate 1. Future prosencephalon 2. Notochord 3. Neural tube 4. Pericardial cavity 5. Cardiac tube 6. Pharyngeal membrane (dahulu prechordal plate) 7. Extraembryonic mesoderm 8. Throat 9. Septum transversum Wajah mulai berembang selama minggu ketiga dan memiliki panjan 3mm. Pada tahap ini, prochordal plate (calon membran bukofaringeal) mulai terlihat di bilaminar embryonic disc. Prochordal terletak di

laporan praktikum kering--1b.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan praktikum kering--1b.doc

2. Penjelasan dan Gambar Prochordal Plate

1. Future prosencephalon

2. Notochord

3. Neural tube

4. Pericardial cavity

5. Cardiac tube

6. Pharyngeal membrane (dahulu prechordal plate)

7. Extraembryonic mesoderm

8. Throat

9. Septum transversum

Wajah mulai berembang selama minggu ketiga dan memiliki panjan 3mm.

Pada tahap ini, prochordal plate (calon membran bukofaringeal) mulai terlihat di

bilaminar embryonic disc. Prochordal terletak di stomatodeum, yang sebelah

kranial dibatasi prominensia frontal di bagian depan, dan di kaudal oleh

pericardial swelling(pembengkakan perikardial). Membran bukofaringeal yang

membentuk dasar stomatodeum pecah pada akhir minggu ketiga. Kemudian

Page 2: laporan praktikum kering--1b.doc

terbentuk hubungan komunikasi antara stomatodeum dengan ujung kranial usus

yang disebut faring.

3.Penjelasan Beserta Gambar Pembentukan dan Peran Pharyngeal

Arch

1. First pharyngeal arch (mandibular arch)

2. Second pharyngeal arch (hyoid arch)

3. Third pharyngeal arch

4. Fourth pharyngeal arch

5. Pharyngeal pouches

6. Pharyngeal folds

Selama pembengkokan embrio, beberapa hari kemudian terjadi akumulasi

mesensim di regio foregut pada kedua sisi yang kemudian menjadi pharyngeal

arches. Mula-mula branchial arch/pharyngeal arch I, kemudian disusul dengan

pembentukan branchial arch II hingga branchial arch VI. Namun branchial arch

IV bergabung dengan branchial arch VI.

Branchial arch/pharyngeal arch tampak dalam perkembangan minggu ke 4

dan ke 5 dan tidak ikut membentuk leher. Pharyngeal arch berperan penting dalam

pembentukan kepala. Pada akhir minggu keempat, pusat wajah dibentuk

stomodeum, yang dikelilingi oleh pasangan pertama pharyngeal arch. Ketika janin

berusia 4 ½ minggu, dapat dikenali lima tonjolan mesenkim. Setiap pharyngeal

arch terdiri atas sebuah inti jaringan mesenkim, yang di sebelah luarnya

Page 3: laporan praktikum kering--1b.doc

dibungkus oleh ektoderm permukaan dan di sebelah dalamnya oleh epitel yang

berasal dari endoderm. Setiap pharyngeal arch mempunyai unsur ototnya sendiri.

Unsur otot masing-masing lengkung membawa sarafnya sendiri, dan kemanapun

sel otot ini bermigrasi akan membawa unsur saraf kranial. Selain itu, setap

lengkung punya unsur arterinya sendiri.

4.Penjelasan dan Gambar Pembentukan Nassal Cavity

Selama minggu kelima, stomatodeum dikelilingi oleh sejumlah penonjolan

mesensim atau prosesus. Di sebelah kranial terdapat prosesus frontonasalis. Di

sebelah lateral terdapat sedikit peninggian yang berbentuk segitiga yang disebut

dengan prosesus maksilaris. Kemudian di sebelah kaudal terdapat prosesus

mandibularis dari lengkung branchilis 1.

Pada permukaan frontonasalis, ektoderm mengalami penebalan bilateral

membentuk permukaan kepala bagian anterior di atas mulut, disebut nasal

plachodes (olfactory plachodes) kemudian menjadi epitel olfactorius. Terjadinya

diferensiasi jaringan di bawahnya menyebabkan tepi-tepi di sekitar plachode

meninggi disebut prosesus nasalis medialis dan lateralis. Prosesus nasalis medialis

meluas lebih ke arah kaudal di bagian lateral, sehingga tampak menonjol. Nasal

plachode membentuk dasar cekungan diantara prosesus-prosesus disebut pit

olfactorius(pit nasal), yang nantinya akan menjadi rongga hidung.

Page 4: laporan praktikum kering--1b.doc

Pit nasal

o Sebagai akibat kekurangan nutrisi pada sel sentral pada epitel yang

berproliferasi, sehingga degenerasi selelar yang menghasilkan

pembentukan pit

o Sebagai hasil dari proliferasi epitel perifer di placodes, yang menimbulkan

cekungan utama, menyebabkan pembentukan septum epitel yang panjang

secara sagital, sehingga disebut sebagai nasal pit

Pit nasal teretak diantara pembentukan fold nasal medial dan lateral. Fold nasal

medial dan bagian inferior daripembengkakan forebrain, membentuk prosesus

frontonasal. Pinggiran fold nasal lateral memisahkan nasal pit dari mata yang

sedang berkembang.

Page 5: laporan praktikum kering--1b.doc

Nasal pit yang lebih dalam membentuk nasal sacs. Sacs terpisah dari atap

stomatodeum oleh membran tipis yaitu bucconasal membran, pecah membentuk

posterior nares. Posterior primitive nasal cavity akhirnya berhubungan dengan

stomatodeum. Ada invasi mesensim antara nares anterior dan posterior yaitu

primary palate kemudian membentuk pemisah pertama antara stomatodeum dan

primitive nasal cavity.

5. Gambar dan penjelasan pertumbuhan dan perkembangan palatum

Page 6: laporan praktikum kering--1b.doc

Ada tiga elemen yang membentuk palatum sekunder – dua lereng palatum

rahang atas lateral dan palatum primer dari tonjolan frontonasal – yang mulanya

terpisah jauh,karena orientasi vertikal dari lereng lateral pada setiap sisi lidah.

Selama minggu ke 8 iu,terjadi perubahan letak lereng lateral, dari vertikal ke

horisontal, sebagai permulaan dari penggabungan dan pemisahan ruang oronasal.

Perubahan dari posisis vertikal ke horisontal selesai dalam beberapa jam.

Beberapa mekanisme diperkirakan untuk pengangkatan lereng palatal yang cepat

ini,termasuk perubahan biomekanis pada konsistensi fisik matrik jaringan ikat dari

lereng; variasi vaskulator dan aliran darah ke struktur, kenaikan yang mendadak

pada turgor jaringan;pertumbuhan mitotaik yang cepat; ’gaya lereng intrinsik’ dan

gerak otot. Masuknya wajah embrio dalam hubungannya dengan jantung, melalui

tegaknya kepala,memungkinkan terbukanya rahang. Reflek membuka mulut

tercermin pada gerak menarik lidah dari antara lereng-lereng vertikal, dan

perbedaan tekanan antara daerah hidung dan mulut, karena kontraksi otot lidah

dapat berperan pada pengangkatan lereng palatal.

Selama penutupan palatum,mandibula akan menjadi prognatik, dimensi

vertikal ruang stomodeal bertambah, tetapi lebar maksila tetap stabil,

memungkinkan terjadinya kontak antar lereng. Juga, pertumbuhna ke depan dari

tulang rawan Meckel, akan mendorong lidah lebih ke depan,bersamaan dengan

pengangkatan bagian atas wajah.

Epitelium yang menutupi tepi-tepi lereng palatal, menebal dan

penggabungannya sangat penting untuk perkembangan palatum yang utuh.

Penggabungannya juga terjadi antara permukaan dorsal dari lereng palatal dan

tepi bawah garis tengah septum nasal. Garis sambung mulanya terbentuk di depan

pada daerah palatum keras, dan nantinya menyatu dengan daerah palatum lunak.

Mekanisme kontak adhesif, penggabungan dan degenerasi epitelium,belum jelas

diketahui .

Palatum dibagi menjadi 2:

1. Palatum primer : dibentuk oleh intermaxillary segment(fusi dari prosesus

nasalis medialis) yang berkembang ke arah medial dan caudal membentuk

palatum primer, septum nasi, premaxilla, dan philtrum

Page 7: laporan praktikum kering--1b.doc

2. Palatum sekunder : dibentuk antara minggu ke 7 dan ke 8 intra uterin dan

disebut juga prosesus palatinus lateralis berasal dari prosesus maxillaris.

Mula-mula palatm sekunder berkembang ke arah kaudal karena masih

adanya lidah embrio. Namun setelah rahang bawah berkembang, maka

ruang bertambah besar, sehingga lidah turun. Hal ini mengakibatkan

pertumbuan dan perkembangan palatum sekunder dapat berkembang ke

arah mid line dan berfusi. Selain itu septum nasi mengadakan fusi dengan

kedua palatum sekunder.

6.Penjelasan dan gambar pertumbuhan dan perkembangan lidah

Primoria lidah yang muncul pada dinding faring embrio berumur 4 minggu

Perkembangan lidah dan laringeal pada embrio berumur 7 minggu

Page 8: laporan praktikum kering--1b.doc

Skema potongan parasagital dari embrio berumur 5 minggu

Lidah dibentuk pada minggu ke empat sampai ke sembilan IU (intra

uterin). Mengalami pertumbuhan ke dasar mulut membawa saraf dan suplai darah

dari daerah posterior dan berkembang ke anterior, 2 /3 anterior berasal dari

pharyngeal arch I, 1/3 posterior dari pharyngeal arch II & III. Otot-otot lidah

berasal dari proses embrionik yang berbeda disebut occipital myotomes.

Lidah muncul pada dinding ventral orofaring primitif, dari batas dalam

lengkung brankial pertama. Membran mukosa orofaringeal muncul ke mulut

sedang berkembang sebagai kantung yang membengkak,dari hasil masuknya

jaringan otot dari somit osipital.

Selama minggu ke 4 iu, sepasang penebalan lateral dari mesensim muncul

pada permukaan dalam lengkung brankial pertama, untuk membentuk

pembengkakan lingual. Antara dan di balik pembengkakan ini, munculah

eminensia medial, tuberkulum impar (tuberkel tidak berpasangan), yang tepi

kaudalnya ditandai dengan pit buta. Pit ini foramen caecum menandai daerah asal

divertikulum tiroid, suatu duktus endodermal yang muncul selama periode somit.

Divertikulum bergeser ke kaudal, di ventral faring sebagai duktus tiroglossu, yang

membentuk bifurkasi serta terbagi untuk membentuk kelenjar tiroid. Kelenjar

turun untu mencapai tinggi yang tepatdi kaudal tulang rawan tiroid, pada akhir

minggu ke 7 iu. Duktus tiroglosus umumnya terdisintegrasi dan hilang antara

minggu ke 5-10 iu. Perlekatan kaudal dari duktus dapat tetap ada sebagai lobus

piramidal dari kelenjar tiroid.

Pembengkakan lingual bertumbuh dan bergabung satu sama lain,

mengelilingi tuberkulum impar, untuk membuat dervat mukosa ektodermal dari

Page 9: laporan praktikum kering--1b.doc

tubuh (dua per tiga bagian depan) lidah. Di sekitar tepipenggabungan

pembengkakan lingual yang menonjol, terdapat proliferasi epitelial ke mesensim

di bawahnya. Degenerasi sel sentral dari lamina berbentuk tapal kuda ini,

membentuk sulkus, groofe linguogingival, yang mmebebaskan tubuh lidah dari

dasar mulut, kecuali dari frenulum garis tengah lidah.

Dasar ventral lengkung brankial kedua,ketiga dan keempat naik ke

tonjolan midventral tunggal yang disebut kopula (kuning telur). Bagian belakang

tonjolan ini disebut eminensia hipobrankial. Mukosa endodermal dari lengkung

brankial kedua sampai keempat dan kopula menghasilkan penutupan untuk akar

(sepertiga belakang) lidah.sulkus terminalis berbentuk v, yang apeknya adalah

foramen caecum, memisahkan tubuh lidah bergerak dari akrnya yang cekat. Garis

sulkus terminalis ditandai dengan 8-12 papila sirkumvalata, yang terbentuk pada

bulan 2-5 iu. Mukosa permukaan dorsal tubuh lidah membentuk papila

fungiformis lebih cepat, pada minggu ke 11 iu.papilla filiformis terbetuk lebih

lama dan belum sempurna sampai postnatal. Pada saat lahir, mukosa akar

mengalami pembentukan celah dari benih gigi yang bertumbuh ke tonsil lingual,

penyempurnaan keadaan ini ditandai dengan infiltrasi limposit.

7.Penjelasan dan gambaran pertumbuhan dan perkembangan

mandibula dan TMJ

Page 10: laporan praktikum kering--1b.doc

Tulang rawan dan tulang rangka mandibula terbentuk dari sel neural crest

embrionik yang muncul pada daerah midbrain dan hindbrain dari lipatan neural.

Sel-sel ini berpindah ke ventral, untuk membentuk tonjolan mandibula (dan

maksila) srta fasial, berdeferensiasi menjadi tulang dan jaringan ikat.

Struktur utama yang terbentuk pada daerah rahang bawah adalah cabang

mandibuladari sraf trigeminal yang mendahului kondensasi ektomesensimal,

untuk membentuk lengkung brankial (mandibula) pertama. Dahulu, adanya saraf

ini dianggap sebagai keharusan untuk merangsang osteogenesis melalui produksi

faktor neurotropik. Mandibula berasal dari membran osifikasi dan osteogenik

yang terbentuk dari kondensasi ektomesensimal pada hari perkembangn 36-38.

Ektomesensimal mandibula ini harus berinteraksi mulanya dengan epitelium

lengkung mandibula, sebelum terjadinya osifikasi primer;tulang intramembranosis

hasilnya, terletak di samping tulang rawan Meckel dari lengkung brankial pertama

(mandibula). Pusat osifikasi tunggal untuk setiap setengah mandibula, muncul

pada minggu ke 6 iu pada daerah bifurkasi saraf alveolar inferior dan arteri ke

cabang mentalis dan insisivus. Membran osifikasi terletak di samping tulang

rawan Meckel dan bundel neurovaskularnya. Osifikasi meluas dari pusat primer di

bawahdan sekitar sarf alveolar inferior dan cabang insisivusnya, dan ke atas,

untuk mmebentuk saluran bagi gigi sdang bertumbuh. Menyebar dari osifikasi

intramembranosis ke dorsal dan ventral, terbentuk tubuh dan ramus mandibula.

Tulang rawan Meckel menjadi dikelilingi dan dikepung oleh tulang.osifikasi

berhenti di dorsal pada daerah yang akan menjadi lingula mandibula, dari tempat

ini tulang rawan Meckel terus berjalan ke telinga tengah. Adanya bundel

Page 11: laporan praktikum kering--1b.doc

neurovaskular memastikan terbetukna foramen mandibula dan kanalis serta

foramen mentalis.

Tulang rawan asesoris sekunder muncul antara minggu ke 10 dan 14 iu

untuk membentuk kepala condyle, bagian dari prosesus koronoid, dan

protruberan mentalis. Tulang rawan condylar seunder muncul selama minggu ke

10 iu sebagai struktur berbentuk konus pada daerah ramal. Tulang rawan condyle

berfungsi sebagai pusat pertumbuhan yang penting ramus dan tubuh mandibula.

Bentuk dan ukuran mandibula fetus yang kecil akan mengalami perubahan selama

pertumbuhan dan perkembangan. Ramus asenden mandibula neonatal rendah dan

lebar, prosesus koronoidenya cukup besar dan menonjol ke atas condyle,

tubuhnya merupakan kepompong terbuka yang mengandung benih dan sebagian

mahkota gigi susu, kanalis mandibularis berjalan cukup rendah pada tubuh.

Pemisahan awal pada tubuh kiri dan kanan mandibula pada garis tengah simpisis

meniti garis tengah, perlahan-lahan hilang antara bulan ke empat sampai duabelas

postnatal, ketika osfikasi merubah sindesmosis menjadi sinostosis, menggabunkan

bagian tersebut.

Sendi temporomandibula merupakan hasil perkembangan sekunder baik

pada riwayat evolusinya(pilogenetik) maupun embriologi(ontogenetik). Sendi

antara maleus dan inkus yang terbentuk pada ujung dorsal tulang rawan Meckel

adalah sendi rahang primer. Dengan adanya perkembangan lebih lanjut, sendi

Meckel primer ini akan kehilangan hub ungan dengan mandibula. Sendi

temporomandibula terbentuk sebagai suatu mekanisme sendi rahang yang sama

sekali baru dan terpisah.

Perkembangan embriologi dari sendi temporomandibula berbeda dengan

sendi sinovial lainnya. Sebagian sendi senovial berbentuk sempurna pada minggu

ke tujuh iu, tetapi sendi temporomandibula belum terbentuk saat itu. Sendi

temporomandibula terbentuk dari blastem temporal dan condylar yang terpisah

jauh, yang bertumbuh dari kapsul otak. Blastema condyle berasal dari tulang

rawan condyle sekunder mndibula. Karena tulang rawan Meckel tidak berperan

dalam perkenbangan condyle mandibula, tulang tidak ikut berperan pada

pembentukan sendi temporomandibula.

Page 12: laporan praktikum kering--1b.doc

DAFTAR PUSTAKA

Sperber, G. H 1991. Embriologi Kraniofasial. Jakarta:Hipokrates.

Sadler, T. W. 2000. Emmbriologi Kedokteran Langman. Jakarta:EGC.