22
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI PERCOBAAN III PENENTUAN KADAR GOLONGAN SULFONAMIDA BERDASARKAN REAKSI DIAZOTASI DAN KOPLING SECARA KOLORIMETRI/SPEKTROFOTOMETER VISIBEL OLEH NAMA : SUTRITOR NIM : F1F1 10 017 KELOMPOK : IV (EMPAT) KELAS : A ASISTEN : MUH. EDIHAR JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO

Laporan Praktikum Analisis Farmasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI

PERCOBAAN III

PENENTUAN KADAR GOLONGAN SULFONAMIDA BERDASARKAN

REAKSI DIAZOTASI DAN KOPLING SECARA

KOLORIMETRI/SPEKTROFOTOMETER VISIBEL

OLEH

NAMA : SUTRITOR

NIM : F1F1 10 017

KELOMPOK : IV (EMPAT)

KELAS : A

ASISTEN : MUH. EDIHAR

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012

Page 2: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

PENENTUAN KADAR GOLONGAN SULFONAMIDA BERDASARKAN

REAKSI DIAZOTASI DAN KOPLING SECARA

KOLORIMETRI/SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

A. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar golongan

sulfonamida berdasarkan reaksi diazotasi dan kopling secara

kolorimetri/spektrofotometri visible.

B. Landasan Teori

Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah

spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan

konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi pada daerah

ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar tampak (400 –800 nm)

(Sastrohamidjojo, 1991).

Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri

yang didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultra violet (UV) dan

sinar tampak (Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan

metode ini jika memiliki kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah

tampak. Senyawa yang dapat menyerap intensitas pada daerah UV disebut

dengan kromofor, sedangkan untuk melakukan analisis senyawa dalam

daerah sinar tampak, senyawa harus memiliki warna (Fatimah, 2003).

Metode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni

metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku

natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara

Page 3: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk

garam diazonium (Gandjar,2007). Diazotasi ini telah digunakan secara umum

untuk penetapan senyawa-senyawa dalam industri zat warna, senyawa

farmasi dan dapat dipakai untuk penetapan semua senyawa-senyawa yang

mengandung gugus amina aromatis primer (Wiadnya, 2012).

Dalam bidang farmasi, pemeriksaan mutu obat mutlak diperlukan agar

obat dapat sampai pada titik tangkapnya dengan kadar yang tepat, sehingga

dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki. Makna tersebut akan

bertambah penting apabila obat yang digunakan dalam terapi termasuk

golongan sulfonamida (Susidarti,2008).

Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara

sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia.

Penggunaan sulfonamida kemudian terdesak oleh antibiotik. Pertengahan

tahun 1970 penemuan kegunaan sediaan kombinasi trimetropin dan

sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida untuk

pengobatan penyakit infeksi tertentu. Sulfonamida berbentuk kristal putih

yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut.

Berbagai radiasi radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan subtitusi gugus

amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibakteri

sulfonamida (Gunawan, 2007).

Secara universal golongan sulfonamida seperti sulfadiazine dikenal

sebagai antibiotik. Mekanisme kerja umum dari sulfadiazine sebagai

antibakteri adalah protozoa dengan menbentuk kompleks Zn (II) - sulfadiazin

Page 4: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

dimana sulfadiazin terkoordinasi secara bidentat terhadap atom pusat Zn2+

melalui atom NH sekunder dan N tersier (Tjay dan Kirana, 2002).

Pada perawatan luka bakar, salah satu standar perawatan yang

digunakan adalah dengan pemakaian silver sulfadiazine (SSD). SSD dipakai

atau dioleskan di kulit untuk mencegah dan membunuh bakteri atau infeksi

jamur di kulit atau area yang terkena luka bakar. Obat ini biasanya digunakan

dalam perawatan luka bakar derajat dua dan derajat tiga (Handian, 2006).

Struktur sulfadiazine seperti berikut :

(Schoondenmark et al., 1994).

Page 5: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:

Spektrofotometer UV-Vis

Pipet volume 5 ml, 10 ml

Timbangan analitik

Labu takar 100 ml

Batang pengaduk

Lumpang dan alu

Botol semprot

Gelas ukur

Gelas kimia

Pipet tetes

Filler

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:

Bahan obat murni (Sulfadiazine)

Bahan obat sampel (Trisulfa)

NaOH 0,5 N

Pereaksi kopling dietilamin

HCl 0,02 N dan 0,5 N

NaNO2 0,1%

NH4Cl (Amonium Klorida) 0,5%

Page 6: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

Akuades

Page 7: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

Sulfadiazin

Larutan induk sulfadiazin

Larutan Standar Sulfadiazin

D. Prosedur Kerja

1. Pembuaan larutan stok/standar

- Ditimbang sebanyak 500 mg- Dimasukkan dalam gelas kimia- Dilarutkan dengan 12,5 ml HCl 0,02 N- Dimasukkan dalam labu ukur 50 ml - Diencerkan dengan aquades hingga tanda tera- Dipipet sebanyak 5 ml - Dimasukkan dalam labu ukur 50 ml - Ditetesi 1 mL sedikit demi sedikit larutan NaOH

0,5N hingga larutan menjadi netral- Ditambahkan 5 ml HCl 0,5 N - Ditambahkan 5 mL larutan NaNO2 0,1%- Dikocok- Diamkan 3 menit - Ditambahkan 5 ml Amonium sulfamat 0,5%- Ditambahkan 0,25 ml larutan N-(1-Naftil)

etilendiamin - Dikocok- Diencerkan dengan aquades sampai tanda tera

Larutan Standar Sulfadiazin

2. Pengukuran Spektrum Absorpsi

-

- Dimasukkan ke dalam kuvet- Diukur absorbansinya pada rentang panjang

gelombang 450-500 nm dengan interval 10 nm- Ditentukan panjang gelombang maksimumnya

λ sulfadiazin = 510,2 nm

Page 8: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

Obat yang mengandungSulfadiazin (Trisulfa)

3. Pembuatan Kurva Kalibrasi

- Ditentukan absorbansinya pada pada panjang gelombang 500 nm

- Dibuat plot dengan absorbansi sebagai ordinat dan konsentrasi sebagai absis

- Dihitung absortivitas jenis dari sulfamerazin dan sulfadiazin

absorbansi 5 mg/ml = 0,522absorbansi 10 mg/ml = 0,534absorbansi 15 mg/ml = 0,514absorbansi 20 mg/ml = 0,382absorbansi 25 mg/ml = 0,532

4. Penentuan Kadar Sampel

- Dipreparasi- Dimasukkan dalam kuvet- Diukur absorbansinya

Absorbansi = 0,540

Larutan Sulfadiazin 5, 10, 15, 20, 25 mg/ml

Page 9: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

E. Hasil Pengamatan1. Tabel Hasil Pengamatan

a. Penentuan panjang Gelombang Maksimum Sulfadiazin

No Panjang Gelombang (nm) Absorbansi

1. 450 0,422

2. 460 0,454

3. 470 0,492

4. 480 0,514

5. 490 0,528

6. 500 0,536

b. Hasil pengukuran absorbansi pada λ 500 nm

Nama bahan Konsentrasi (mg/mL) Absorbansi

Sulfadiazin

5 0,522

10 0,534

15 0,514

20 0,382

25 0,532

Sampel = Tablet Trisulfa 0,540

2. Kurva hubungan absobansi vs konsentrasi sulfadiazin

0 5 10 15 20 25 300

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

f(x) = 0.00263999999999998 x + 0.457200000000001R² = 0.104130808950086

Page 10: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

3. Perhitungan

Nilai konsentrasi sulfadiazin pada λ = 500 nm :

Konsentrasi Standar = Konsentrasi Stok

x5 ml

= 500 mg50 ml

x = 50 mg

Kadar Sampel (Sulfadiazin) = Absorbansi sampel x Konsentrasi Standar

Absorbansi Standar

= 0,540 Ǻ x 50 mg

0,536 Ǻ

= 50,373 mg

Dik : Persamaan garis : y = 0,002x + 0,457

y = 0,540 Ǻ

Penyelesaian:

0,540 = 0,002x + 0,457

x = 0,540−0,457

0,002

x = 41,5 mg

Page 11: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

F. Pembahasan

Suatu senyawa hanya dapat dianalisis menggunakan spektrofotometer

apabila senyawa tersebut memiliki kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor

merupakan gugus yang menghasilkan warna atau gugus yang mengabsorpsi

energi dari perpindahan elektron. Gugus auksokrom yaitu gugus fungsi yang

tidak mengabsorpsi gelombang ultraviolet sebagaimana gugus kromofor,

namun adanya ikatan gugus auksokrom pada gugus kromofor pada suatu

senyawa dapat meningkatkan intensitas senyawa tersebut.

Salah satu contoh alat instrumental yang lebih kompleks adalah

spektrofotometer Uv-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan

konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi ultraviolet ( 200-

400 nm ) atau daerah sinar tampak ( 400-800 nm ). Analisa ini dapat

digunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang

diukur.

Dalam percobaan ini, sampel yang digunakan adalah sulfadiazine.

Sulfadiazine merupakan salah satu contoh senyawa yang tidak berwarna

namun memiliki kromofor. Sebagaimana kita ketahui, senyawa ini tidak dapat

menyerap cahaya pada daerah UV. Sehingga sulfadiazine harus diubah

menjadi senyawa berwarna. Berubahnya warna tersebut dikarenakan adanya

reaksi diazotasi. Reaksi diazotasi sendiri merupakan reaksi antara amina

aromatik primer dengan asam nitrit yang kemudian membentuk garam yang

disebut garam diazonium.

Page 12: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

Namun sifat asam nitrit yang tidak stabil, sehingga menyebabkan asam

nitrit digantikan dengan natrium nitrit yang merupakan garam dari asam nitrit.

Asam klorida dipergunakan untuk membuat suasana asam sehingga reaksi

dapat berlangsung. Dalam percobaan ini, digunakan asam klorida, tujuan

digunakan asam klorida adalah untuk menghilangkan kelebihan asam nitrit.

Hal ini sangat penting, karena mengingat asam nitrit dapat mengoksidasi

larutan sampel sehingga larutan yang berwarna kembali lagi menjadi tidak

berwarna. Reaksi kemudian dikopling dengan penambahan 1-naftil etilen

diamin 0,1%.

Dalam percobaan ini, didapatkan panjang gelombang maksimum dari

sulfadiazin adalah 510,2nm,dimana pada panjang gelombang ini sulfadiazin

memiliki serapan yang maksimum. Larutan sampel memiliki absorbansi

sebesar 0,237. Dari hasil pengamatan ini juga kita akan membuat kurva

standar yang diperoleh dari larutan berwarna dengan berbagai konsentrasi.

Dan hasil yang diperoleh kurva y = 0,095x + 3,726. Dan dari persamaan ini

diperoleh nilai x sebesar 36,73 mg/ml.

Dari percobaan ini diperoleh bahwa hubungan konsentrasi dengan

absorbansi yaitu semakin banyak molekulnya maka semakin banyak gugus

kromofornya yang bisa menyerap cahaya.

Page 13: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar

senyawa sulfadiazin yang diperoleh dengan metode spektrofotometri visibel

yang berdasarkan reaksi diazotasi dan pengkoplingan (metode Bratton-

Marshall) adalah sebesar 36,73 mg.

Page 14: Laporan Praktikum Analisis Farmasi

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI. Jakarta.

Fatimah, is. 2003. Analisis Fenol Dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometri Derivatif. Logika. Vol.9 No.10.

Fatimah, is. 2009. Pengaruh Uranium Terhadap Analisis Thorium Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta.

Gandjar, G,I. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Gunawan, S.G. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Handian, I.F., Efektivitas Perawatan Menggunakan Madu Nektar Flora dibandingkan dengan Silver Sulfadiazine Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Derajat II Terinfeksi pada Marmut, Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Susidarti, R.A, Andrih, R, dan Sudibyo, M. 2008. “Penetapan Kadar Sefadroxil Secara Spektrofotometri Visibel Menggunakan Pereaksi Etil Asetoasetat dan Formaldehid”. Majalah Farmasi Indonesia. 19(1), 41-47.

Sastrohamidjojo, H, 1991, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting, Edisi ke-5 Ceyakan kedua. PT. Gramedia Elex Komputindo. Jakarta.

Wiadnya IBR, Ganden Supriyanto dan Handoko D. 2012. Pengembangan Metode Analisis Melamin Dalam Produk Susu Berbasis Reaksi Diazotasi dengan Senyawa Pengkoupling β-Naftol. Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Vol. 15 No. 1.

Page 15: Laporan Praktikum Analisis Farmasi