39
A. JUDUL PERCOBAAN TITRASI POTENSIOMETRI B. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan titik akhir titrasi asam-basa secara potensiometri C. DASAR TEORI Potensiometri adalah suatu analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Potensiometri ini mempelajari hubungan antara konsentrasi dengan potensial. Dengan menggunakan elektroda selektif ion. dapat digunakan untuk mengukur potensial, pH suatu larutan, menentukan titik akhir titrasi dan konsentrasi ion – ion tertentu. Pada potensiometri, meliputi elektroda – elektroda: a. Elektroda Pembanding (reference electrode) b. Elektroda indikator (indikator electrode) c. Alat pengukur potensial 1. Elektroda Pembanding Elektroda yang mempunyai nilai potensial yang tetap atau harga potensial setengah selnya diketahui. Macam-macamnya yaitu, lektroda pembanding primer dan sekunder. a. Elektroda Pembanding Primer

Laporan Potensiometri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Potensiometri

A. JUDUL PERCOBAAN

TITRASI POTENSIOMETRI

B. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan titik akhir titrasi asam-basa secara potensiometri

C. DASAR TEORI

Potensiometri adalah suatu analisis berdasarkan pengukuran beda

potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Potensiometri ini mempelajari

hubungan antara konsentrasi dengan potensial. Dengan menggunakan

elektroda selektif ion. dapat digunakan untuk mengukur potensial, pH suatu

larutan, menentukan titik akhir titrasi dan konsentrasi ion – ion tertentu. Pada

potensiometri, meliputi elektroda – elektroda:

a. Elektroda Pembanding (reference electrode)

b. Elektroda indikator (indikator electrode)

c. Alat pengukur potensial

1. Elektroda Pembanding

Elektroda yang mempunyai nilai potensial yang tetap atau harga

potensial setengah selnya diketahui. Macam-macamnya yaitu, lektroda

pembanding primer dan sekunder.

a. Elektroda Pembanding Primer

Salah satunya adalah elektroda hidrogen standart. Pada

elektroda ini terbuat dari kawat platina yang dilapisi timah hitam agar

terjadi adsorbsi gas hidrogen pada permukaan elektroda.

Gambar 1. Elektroda hidrogen

Page 2: Laporan Potensiometri

Reaksi yang terjadi :

H2 2H+ + 2e-

Reaksi ini adalah reaksi reversible.

b. Elektroda Pembanding Sekunder

Dikatakan sekunder, dikarenakan beda potensial yang

dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi KCl dari elektroda itu sendiri.

Ada beberapa jenis elektroda yang digunakan secara umum, yaitu:

1) Elektroda Kalomel (Hg2Cl / merkuri Klorida)

Gambar 2. Elektroda kalomel

Secara umum jenis elektroda ini paling banyak digunakan.

Reaksi elektroda kalomel :

Hg2Cl2(g) + 2e- 2Hg(l) + 2Cl-

Pada 25oC, elektroda kalomel dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan

konsentrasi dari KCl, yaitu :

Bila KCl jenuh, maka E = 0,2440 V

Bila KCl 3,5 M, maka E = 0,2500 V

Bila KCl 0,1 M, maka E = 0,3356 V

2) Elektroda Perak

Elektroda perak termasuk sejenis dengan elektroda

kalomel. Elektroda ini tersusun atas kawat perak atau platina yang

dilapisi perak, kemudian dilapisi lagi dengan lapisan tipis AgCl.

Reaksi elektroda perak :

AgCl(s) + e- Ag(s) + Cl-

Page 3: Laporan Potensiometri

Seperti pada elektroda kalomel, pada 25oC elektroda perak

dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan konsentrasi dari KCl, yaitu :

Bila KCl jenuh, maka E = 0,199 V

Bila KCl 3,5 M, maka E = 0,205 V

Gambar 3. Elektroda perak

2. Elektroda Indikator

Berbeda dengan elektroda standart, harga potensial elektroda

indikator bergantung pada konsentrasi zat yang akan diselidiki. Namun,

elektroda ini merupakan pasangan dari elektroda pembanding. Elektroda

ini dibagi menjadi 2 kelompok :

a. Elektroda Logam, dan

b. Elektroda Membran

Prinsip kerja dari potensiometri adalah pengukuran tunggal potensial

elektroda untuk menetapkan suatu spesi ion. Metode ini digunakan untuk

mendeteksi titik akhir titrasi dan menentukan konsentrasi suatu ion. Jika

sepotong logam M dicelupkan kedalam suatu larutan yang mengandung ion

logam M+, maka terjadi suatu potensial elektroda yang nilainya diberikan oleh

persamaan nernst sebagai berikut:

Page 4: Laporan Potensiometri

1. Alat Dengan Metode Potensiometer

Dalam kajian percobaan ini akan dijelaskan alat yang menerapkan

metode potensiometri, yakni salah satu aplikasi dari elektroda membrane

kaca, yaitu pH meter. Berikut penjelasannya:

a. pH Meter

Elektroda membrane kaca terutama digunakan untuk

menentukan ion hidrogen (pH) dalam suatu larutan. Persamaan yang

berlaku dan skema gambarnya adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Aplikasi elektroda membrane kaca

pH meter merupakan alat yang menggunakan aplikasi elektroda

jenis ini yang digabung dengan elektroda kalomel. Selain itu, pH meter

dapat digunakan sebagai untuk menentukan titik akhir titrasi asam basa

pada titrasi potensiometri sebagai pengganti elektroda indikator.

Pada prinsipnya, cairan dalam elektroda pada pH meter harus

dijaga selalu lebih tinggi dari permukaan larutan yang akan diukur,

maksudnya agar tidak terjadi kontaminasi yang akan mempengaruhi

sensivitas elektroda. Selain itu, penyimpanan elektroda ini harus selalu

dalam keadaan basah agar tidak terjadi kontak dengan udara, sehingga

umumnya direndam dalam air.

Page 5: Laporan Potensiometri

Dari gambar di atas, tampak bahwa elektroda membran yang

digunakan untuk pH meter terdiri dari suatu membran aktif (peka

terhadap pH) yang diletakkan pada salah satu ujung tabung gelas atau

plastic, dan berisi larutan HCl 0,1M (larutan internal). Pada larutan

HCl 0,1M dicelupkan elektroda pembanding 2 yang memiliki harga

potensial yang berbeda dengan elektroda pembanding 1. Eektroda

pembanding 2 yang digunakan adalah elektroda perak/ perak klorida

yang tidak peka terhadap perubahan harga pH. Selanjutnya kedua

elektroda tersebut dihubungkan dengan voltmeter.

Elektroda membran tersusun atas tiga komponen utama, yaitu

membran selektif ion, elektroda pembanding dan larutan internal,

sedangkan elektroda logam hanya tersusun atas logam

Mengingat tingginya tahanan elektroda kaca (1-100 megaohm)

sebuah potensimeter biasanya tak dapat digunakan untuk mengukur

potensial suatu sel yang mencakup elektrode kaca dan memang

perkembangan dini elektrode kaca bergantung pada kemajuan dalam

perancang katup termion yang memungkinkan konstruksi ‘voltmeter

katup’. Karena instrumen ini dirancang dengan mengingat elektrode

kaca, dan elektrode kaca digunakan untuk mengukur pH larutan,

instrumen ini dirujuk sebagai pH-meter. pH meter pada tahap awal

dikelompokkan sebagai (a) pembacaan langsung, (b) pengukur bertipe

potesiometer. Dalam pengukur tipe (a) e.m.f. sel yang berisi elektrode

kaca itu dikenakan tahanan tinggi dan arus yang mengalir dalam

tahanan itu kemudian digandakan dan diterapkan pada pengukur peka

berupa kumparan yang bergerak; pengukur ini dikalibrasikan dalam

milivolt sehingga e.m.f. sel terekam langsung dan karena kuantitas

yang diukur memang pH, skala itu juga dikalibrasi dalam satuan pH,

dengan dipasang suatu saklar pemilih untuk memungkinkan pemilihan

pembacaan skala. Dalam pengukur tipe (b) digunakan rangkaian

potensiometri bersama dengan suatu pengganda elektronik dan suatu

miliammeter sebagai detektor titik berimbang. Potensiometer itu

diberimbangkan terhadap suatu sel standar yang terdapat dalam alat itu

Page 6: Laporan Potensiometri

dan kemudian e.m.f. sel yang berisi elektrode kaca itu dikenakan pada

potensiometer dan keberimbangan dicapai dengan cara biasa, dengan

mula-mula menyesuaikan pengendali (bertahap) ‘kasar’ dan kemudian

pengendalian (kawat geser) ‘halus’; pengendali ini dikalibrasikan

dalam milivolt dan juga dalam satuan pH.

Seperti telah dijelaskan, sebuah elektrode kaca mempunyai

‘potensial asimetri’ yang tidak memungkinkan menghubungkan

langsung potensial elektrode terukur dengan pH larutan dan

menyebabakan perlunya mengkalibrasi elektrode itu. Oleh karena itu

suatu pH-meter selalu mempunyai suatu pengendali (kontrol yang

ditandai dengan, ‘Set Buffer’, ‘Standarise’, atau ‘Calibrate’) sehingga

dengan gabungan elektrode itu (elektrode kaca plus rujukan atau

sebuah elektrode kombinasi) yang dibenamkan dalam suatu larutan

buffer yang pH-nya diketahui, pembacaan skala dari instrumen itu

dapat diubah agar sesuai dengan nilai yang benar.

Persamaan Nernst menunjukkan bahwa potensial elektrode

kaca untuk suatu nilai pH tertentu akan bergantung pada temperatur

larutan. Oleh karena itu sebuah pH-meter mempunyai pengendali

pemrasangka (biasing control) sehingga skala pengukur itu dapat

disesuaikan agar berpadanan dengan temperatur larutan yang sedang

diuji. Pengendalian itu dapat berupa suatu kontrol tak otomatis, yang

dikalibrasi dalam 0C, dan yang dipasang pada temperatur larutan,

seperti yang terbaca pada termometer merkurium biasa. Dalam

beberapa instrumen, dibuat penataan untuk kompensasi temperatur

secara otomatis dengan membenamkan suatu pengindera temperatur

(sebuah termometer tahanan) ke dalam larutan dan hasilnya diumpan

ke dalam rangkaian pH-meter.

Cara Pengoperasian pH meter :

Sebelum menggunakan, terang orang perlu mengenal baik-baik

pedoman memakai yang diterbitkan bersama pH-meter yang akan

dipakai, namun prosedur umum untuk melakukan pengukuran pH

Page 7: Laporan Potensiometri

serupa untuk semua alat dan akan mengikuti suatu pola sepeti akan

diperinci di bawah ini :

1) Nyalakan dan biarkan alat itu mengalami pemanasan; waktu yang

diperlukan sangat pendek jika rangkaian itu bertipe zat padat.

Sementara itu pastikan bahwa larutan-larutan buffer yang

diperlukan untuk kalibrasi pH-meter telah tersedia. Ini paling enak

dilakukan dengan melarutkan sebiji ‘Tablet buffer’ yang tepat (ini

dapat diperoleh dari banyak pemasok pH-meter dari toko suplai

laboratorium) dalam volume tertentu air suling.

2) Jika alat itu dilengkapi dengan tombol pengendali temperatur yang

tak otomatis, baca temperatur larutan-larutan dan setel pengendali

pada temperatur itu; jika terdapat pengendali otomatis, maka

benamkan pengindera temperatur ke dalam larutan buffer standar

pertama yang ditaruh dalam sebuah piala kecil yang telah dibilas

dengan sedikit larutan itu.

3) Celupkan gabungan elektrode ke dalam piala itu juga, dan jika ada

setel saklar selektor alat itu untuk pembacaan pH.

4) sesuaikan tombol pengendali ‘Set Buffer’ sampai pembacaan alat

ukur itu cocok dengan pH larutan buffer

5) Ambil gabungan elektrode itu (dan alat raba temperatur jika

digunakan) bilas dalam air suling, dan kemudian celupkan dalam

larutan buffer kedua yang ditaruh dalam piala kecil. Jika

pembacaan alat ukur itu tidak secara eksak cocok dengan pH

larutan ini, ubahlah tombol pengendali ‘Slope’; sampai diperoleh

pembacaan yang diminta.

6) Ambil elektrode gabungan itu, bilas dalam air suling, taruh lagi

dalam larutan buffer yang pertama dan pastikan bahwa pembacaan

alat menunjukkan nilai pH yang benar; jika tidak, ulang prosedur

kalibrasi ini.

7) Jika kalibrasi itu memuaskan, bila elektrode dan lain-lain, dengan

air suling, dan dimasukkan ke dalam larutan uji yang ditaruh

dalam piala kecil. Baca pH larutan itu.

Page 8: Laporan Potensiometri

8) Ambil elektrode dan lain-lain itu, bilas dalam air suling, dan

biarkan tercelup dalam air suling.

2. Titrasi Potensiometri

Tujuan utama pada titrasi potensiometri adalah untuk menentukan

lokasi titik akhir. Dalam menentukan lokasi tersebut dapat dilakukan

dengan beberapa cara, antara lain dengan membuat grafik potensial atau

pH versus volume titran atau modifikasinya, yaitu turunan pertama

E/V atau pH/V versus volume titran (Vx). Selanjutnya dari grafik

yang didapatkan dicari harga maksimum atau minimumnya. Cara lain

adalah dari turunan keduanya, yaitu 2E/V2 atau 2pH/V2 versus

volume titran (Vy), kemudian dari grafik yang diperoleh dicari titik

nolnya. Sebagai contoh cara menghitung dapat dilihat pada titrasi asam

basa antara 10 ml 0,2 M asam polibasis H3PO4 dengan 0,5 M NaOH yang

datanya dapat dilihat pada tabel berikut :

No. V pH Vx pH/V Vy 2pH/V2

1. 1,0 3,45 1,50 0,05 2,00 0,15

2. 2,0 3,50 2,50 0,20 3,00 0,10

3. 3,0 3,70 3,50 0,30 3,88 5,47

4. 4,0 4,00 4,25 4,40 4,50 -6,20

5. 4,5 6,20 4,75 1,30 5,00 -1,60

6. 5,0 6,85 5,25 0,50 5,50 0,00

7. 5,5 7,10 5,75 0,50 6,25 -0,20

8. 6,0 7,35 6,50 0,35 7,00 0,10

9. 7,0 7,70 7,50 0,45 8,00 1,95

10. 8,0 8,15 8,50 2,40 8,90 -1,96

11. 9,0 10,55 9,30 0,83 9,55 -0,91

12. 9,6 11,05 9,80 0,38 10,03 -0,39

13. 10,0 11,20 10,25 0,20 - -

14. 10,5 11,30 - - - -

Perhitungan pada turunan pertama dan kedua adalah sebagai

berikut:

Page 9: Laporan Potensiometri

a. Perhitungan pada turunan pertama,

dan V1 = V2 – V1

Dimana V1 = selisih volume pada turunan pertama

V1 = volume pada pengukuran pertama

V2 = volume pada pengukuran kedua

b. Perhitungan pada turunan kedua,

dan V2 = Vx 2 – V x 1

Dimana V2 = selisih volume pada turunan kedua

Vx1 = volume turunan pertama pada data pertama

Vx2 = volume turunan pertama pada pengukuran kedua

dan

Hasil pengukurannya dapat digambarkan pada gambar dan dari

kurva yang diperoleh, titik akhir ditentukan

Gambar 5. Metode-metode pengeplotan data titrasi potensiometri

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat :

a) Gelas kimia

Page 10: Laporan Potensiometri

b) pH meter

c) Corong

d) Pipet tetes

e) Pengaduk magnet

f) Buret 50 ml

g) Beker glass 250 mL

h) Statif dan klem buret

i) Pipet gondok 25 ml

j) Propipet atau karet penghisap

k) Botol semprot

2. Bahan-bahan :

a) HCl 0,1 N

b) NaOH 0,1 N

c) Aquades

d) Tissu

E. ALUR KERJA

a. Standarisasi alat

pH meter

-Dinyalakan untuk pemanasan selama

15 menit

-Standarisasi dengan buffer pH 7

- Standarisasi dengan pH 4,3 dan

9,4

tuk pemanasan

- Standarisasi dengan pH 4,3 dan

9,4

Elekroda

- Dicuci dengan botol semprot dan

dikeringkan dengan tissu

dikeringkan dengan tissuepH meter yang siap digunakan

Page 11: Laporan Potensiometri

b. Titrasi Potensiometri

F. DATA PENGAMATAN

NoV NaOH

(ml)V HCl (ml) pH E ΔE/ΔV Δ2E/ΔV2

1 25 0 11.42 -0.42778 0.00472 0.002952 25 1 11.34 -0.42306 0.00767 -0.004723 25 2 11.21 -0.41539 0.00295 -0.004134 25 3 11.16 -0.41244 -0.00118 0.000595 25 4 11.18 -0.41362 -0.00059 -0.000596 25 5 11.19 -0.41421 -0.00118 0.004137 25 6 11.21 -0.41539 0.00295 -0.000598 25 7 11.16 -0.41244 0.00236 0.007089 25 8 11.12 -0.41008 0.00944 -0.0088510 25 9 10.96 -0.40064 0.00059 0.0070811 25 10 10.95 -0.40005 0.00767 -0.0053112 25 11 10.82 -0.39238 0.00236 0.0088513 25 12 10.78 -0.39002 0.01121 -0.00472

25 ml larutan NaOH 0,1 N

Dimasukkan dalam beker glass

Elektroda dimasukkan dalam

beker glass yang berisi lart

NaOH

Distandarisasi dengan mencatat pH

Ditambahkan 1 ml HCl 0,1 N

dan mencatat perubahan pH

yang terbaca (Penambahan HCl

1 ml hingga penambahan 30 ml

dan catat pH yang terbaca pada

pH meter

Distandarisasi dengan

mencatat

pH

ker glass yang berisi lart

NaOH

- Distandarisasi dengan

mencatat

pH

pH yang dicatat

Page 12: Laporan Potensiometri

14 25 13 10.59 -0.37881 0.00649 0.0053115 25 14 10.48 -0.37232 0.01180 0.0041316 25 15 10.28 -0.36052 0.01593 -0.0064917 25 16 10.01 -0.34459 0.00944 -0.0005918 25 17 9.85 -0.33515 0.00885 0.0000019 25 18 9.70 -0.3263 0.00885 0.0005920 25 19 9.55 -0.31745 0.00944 -0.0011821 25 20 9.39 -0.30801 0.00826 0.0017722 25 21 9.25 -0.29975 0.01003 0.0035423 25 22 9.08 -0.28972 0.01357 0.0076724 25 23 8.85 -0.27615 0.02124 0.0283225 25 24 8.49 -0.25491 0.04956 -0.0182926 25 25 7.65 -0.20535 0.03127 -0.0135727 25 26 7.12 -0.17408 0.01770 -0.0064928 25 27 6.82 -0.15638 0.01121 0.0017729 25 28 6.63 -0.14517 0.01298 0.0005930 25 29 6.41 -0.13219 0.01357 -0.0135731 25 30 6.18 -0.11862 0.11862

G. PENGOLAHAN DATA

1. Perhitungan nilai E

Dengan nilai Eo= 0,246 (kalomel jenuh)

E1 = 0,246 – 0,059 (11,42) = -0.42778

E2 = 0,246 – 0,059 (11,34) = -0.42306

E3 = 0,246 – 0,059 (11,21) = -0.41539

E4 = 0,246 – 0,059 (11,16) = -0.41244

E5 = 0,246 – 0,059 (11,18) = -0.41362

E6 = 0,246 – 0,059 (11,19) = -0.41421

E7 = 0,246 – 0,059 (11,21) = -0.41539

E8 = 0,246 – 0,059 (11,16) = -0.41244

E9 = 0,246 – 0,059 (11,12) = -0.41008

E10 = 0,246 – 0,059 (11,96) = -0.40064

Sesuai dengan cara di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

E11 = -0.40005

E12 = -0.39238

E13 = -0.39002

E14 = -0.37881

Page 13: Laporan Potensiometri

E15 = -0.37232

E16 = -0.36052

E17 = -0.34459

E18 = -0.33515

E19 = -0.3263

E20 = -0.31745

E21 = -0.30801

E22 = -0.29975

E23 = -0.28972

E24 = -0.27615

E25 = -0.25491

E26 = -0.20535

E27 = -0.17408

E28 = -0.15638

E29 = -0.14517

E30 = -0.13219

E31 = -0.11862

2. Perhitungan turunan pertama

Menentukan Vx

Page 14: Laporan Potensiometri
Page 15: Laporan Potensiometri

Menentukan ∆E/∆V

Sesuai dengan cara di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

-0.00118

-0.00059

-0.00118

0.00295

0.00236

0.00944

Page 16: Laporan Potensiometri

0.00059

0.00767

0.00236

0.01121

0.00649

0.01180

0.01593

0.00944

0.00885

0.00885

0.00944

0.00826

0.01003

0.01357

0.02124

0.04956

0.03127

Page 17: Laporan Potensiometri

0.01770

0.01121

0.01298

0.01357

0.11862

3. Perhitungan turunan kedua

Menentukan Vy

Dengan cara perhitungan yang sama diperoleh,

Vy4

= 4 mL

Vy5

= 5 mL

Vy6

= 6 mL

Vy7

= 7 mL

Vy8

= 8 mL

Vy9

= 9 mL

Vy10

= 10 mL

Page 18: Laporan Potensiometri

Vy11

= 11 mL

Vy12

= 12 mL

Vy13

= 13 mL

Vy14

= 14 mL

Vy15

= 15 mL

Vy16

= 16 mL

Vy17

= 17 mL

Vy18

= 18 mL

Vy19

= 19 mL

Vy20

= 20 mL

Vy21

= 21 mL

Vy22

= 22 mL

Vy23

= 23 mL

Vy24

= 24 mL

Vy25

= 25 mL

Vy26

= 26 mL

Page 19: Laporan Potensiometri

Vy27

= 27 mL

Vy28

= 28 mL

Vy29

= 29 mL

Vy30

= 30 mL

Menentukan ∆2pH/∆V2

Page 20: Laporan Potensiometri

Dengan cara perhitungan yang sama diperoleh,

0.00059

-0.00059

0.00413

-0.00059

0.00708

-0.00885

0.00708

-0.00531

0.00885

-0.00472

0.00531

0.00413

Page 21: Laporan Potensiometri

-0.00649

-0.00059

0.00000

0.00059

-0.00118

0.00177

0.00354

0.00767

0.02832

-0.01829

-0.01357

-0.00649

0.00177

0.00059

-0.01357

Perhitungan Volume Ekuivalen atau Veq NaOH dan mg NaOH dalam

sampel

Page 22: Laporan Potensiometri

mmol NaOH = mmol HCl

N1 . V1 = N2 . V2

N1 . 25 = 0,1 . 25

N1 = 0,1 N

mg NaOH dalam sampel = V. N. Ek. Mr

= 25. 0,1. 1. 40

= 100 mg

Sehingga diperoleh data pada tabel di bawah ini:

NoV NaOH

(ml)V HCl (ml) pH E Vx ΔE/ΔV Vy Δ2E/ΔV2

1 25 0 11.42 -0.42778 0.50 0.00472 1.00 0.002952 25 1 11.34 -0.42306 1.50 0.00767 2.00 -0.004723 25 2 11.21 -0.41539 2.50 0.00295 3.00 -0.004134 25 3 11.16 -0.41244 3.50 -0.00118 4.00 0.000595 25 4 11.18 -0.41362 4.50 -0.00059 5.00 -0.000596 25 5 11.19 -0.41421 5.50 -0.00118 6.00 0.004137 25 6 11.21 -0.41539 6.50 0.00295 7.00 -0.000598 25 7 11.16 -0.41244 7.50 0.00236 8.00 0.007089 25 8 11.12 -0.41008 8.50 0.00944 9.00 -0.0088510 25 9 10.96 -0.40064 9.50 0.00059 10.00 0.0070811 25 10 10.95 -0.40005 10.50 0.00767 11.00 -0.0053112 25 11 10.82 -0.39238 11.50 0.00236 12.00 0.0088513 25 12 10.78 -0.39002 12.50 0.01121 13.00 -0.0047214 25 13 10.59 -0.37881 13.50 0.00649 14.00 0.0053115 25 14 10.48 -0.37232 14.50 0.01180 15.00 0.0041316 25 15 10.28 -0.36052 15.50 0.01593 16.00 -0.0064917 25 16 10.01 -0.34459 16.50 0.00944 17.00 -0.0005918 25 17 9.85 -0.33515 17.50 0.00885 18.00 0.0000019 25 18 9.70 -0.3263 18.50 0.00885 19.00 0.0005920 25 19 9.55 -0.31745 19.50 0.00944 20.00 -0.0011821 25 20 9.39 -0.30801 20.50 0.00826 21.00 0.0017722 25 21 9.25 -0.29975 21.50 0.01003 22.00 0.0035423 25 22 9.08 -0.28972 22.50 0.01357 23.00 0.0076724 25 23 8.85 -0.27615 23.50 0.02124 24.00 0.0283225 25 24 8.49 -0.25491 24.50 0.04956 25.00 -0.0182926 25 25 7.65 -0.20535 25.50 0.03127 26.00 -0.0135727 25 26 7.12 -0.17408 26.50 0.01770 27.00 -0.0064928 25 27 6.82 -0.15638 27.50 0.01121 28.00 0.0017729 25 28 6.63 -0.14517 28.50 0.01298 29.00 0.0005930 25 29 6.41 -0.13219 29.50 0.01357 30.00 -0.0135731 25 30 6.18 -0.11862 30.50 0.11862

Page 23: Laporan Potensiometri

Kurva yang diperoleh berdasarkan data tabel di atas adalah sebagai berikut:

Page 24: Laporan Potensiometri

K urva T itras i P otens iometriE deng an VH C l

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

00.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

V H C l

E

K urva T itras i P otens iometriΔ E /Δ V deng an V X

-0.01000

0.00000

0.01000

0.020000.03000

0.04000

0.05000

0.06000

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

Vx

ΔE/Δ

V

K urva T itras i P otens iometriΔ 2E /Δ V2 deng an Vy

y = -2E -05x + 0.0006R 2 = 0.0003

-0.03000

-0.02000

-0.01000

0.000000.01000

0.02000

0.03000

0.04000

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

Vy

Δ2 E/Δ

V2

Titik akhir titrasiPada volume 25 mL

Page 25: Laporan Potensiometri

H. PEMBAHASAN

Percobaan Titrasi Potensiometri ini bertujuan untuk menentukan titik

akhir titrasi. Titik akhir titrasi ditentukan dengan mengukur perubahan pH

larutan selama titrasi berlangsung. Elektroda yang digunakan dalam percobaan

ini termasuk elektroda membran kaca yang digunakan untuk menentukan ion

hidrogen (pH) dalam suatu larutan, yaitu dengan pH meter sehingga titik akhir

titrasi dapat diketahui.

Langkah pertama yaitu dengan menyalakan pH meter selama 15 menit

untuk pemanasan. kemudian distandarisasi dengan buffer pH 7. Sebelum

digunakan sebaiknya elektroda dicuci dengan botol semprot yang berisi

aquades dan dikeringkan dengan tisu agar tidak terpengaruh pH larutan

sebelumnya. Kemudian mamasukkan 25 ml larutan NaOH dan pengaduk

magnetik (stirer) ke dalam beaker glass dan dititrasi dengan 1 ml HCl sampai

30 ml HCl dengan interval tiap penambahan 1 ml.

Sehingga diperoleh 31 nilai pH yang diukur dari penambahan HCl 0

ml sampai 30 ml. Untuk mengetahui letak titik akhir dapat ditentukan dengan

membuat grafik titrasi potensiometri antara nilai E dengan volume HCl, grafik

turunan pertama antara ∆E/∆V dengan Vx dan grafik turunan kedua antara

∆2E/∆V2 dengan Vy. Dimana nilai-nilai tersebut diperoleh dari hasil

pengolahan data.

Pada grafik pertama antara E dengan volume HCl titik akhir titrasi

belum dapat ditentukan karena letak titik-titiknya hampir sama atau tidak ada

perubahan yang signifikan.

K urva T itras i P otens iometriE deng an VH C l

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

00.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

V H C l

E

Page 26: Laporan Potensiometri

Agar mempermudah penentuan titik akhir titrasi selanjutnya dibuat

grafik turunan pertama dari grafik pertama yaitu antara ∆E/∆V dengan volume

Vx berikut:

Dari grafik tersebut titik akhir titrasi mulai dapat ditentukan dengan

adanya puncak-puncak yang tajam. Titik puncak yang ditentukan dari grafik ini

akan lebih teliti daripada yang diperoleh dengan hanya mengamati grafik

pertama. Tampak bahwa terdapat penurunan yang tajam pada daerah

penambahan HCl 25 ml dengan pH 7,65.

Grafik selanjtnya merupakan turunan kedua dari grafik pertama yaitu

antara ∆2E/∆V2 dengan Vy yang bertujuan untuk lebih memperjelas letak titik

akhir titarsi, yaitu:

K urva T itras i P otens iometriΔ E /Δ V deng an VX

y = 0.0007x - 0.0007R 2 = 0.4056

-0.01000

0.00000

0.01000

0.020000.03000

0.04000

0.05000

0.06000

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

Vx

ΔE

/ΔV

Titik akhir titrasi

K urva T itras i P otens iometriΔ 2E /Δ V2 deng an Vy

y = -2E -05x + 0.0006R 2 = 0.0003

-0.03000

-0.02000

-0.01000

0.000000.01000

0.02000

0.03000

0.04000

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

Vy

Δ2 E

/ΔV

2 Titik akhir titrasi

Page 27: Laporan Potensiometri

Terlihat bahwa titik akhir titrasi terjadi pada penambahan HCl sekitar

25 ml, hal ini sesuai dengan grafik turunan pertama. Sehingga dapat dihitung

normalitas NaOH sebesar 0,1 N dan mg NaOH sebesar 100 mg.

Pada percobaan ini ketiga grafik yang diperoleh cukup sesuai dengan

grafik teoritis yang ada pada kajian teori di atas. Namun kesulitan yang terjadi

pada percobaan ini, yakni kesulitan pada pembacaan pH pada pH meter,

disebabkan karena sensitifitas alat yang menurun akibat penggunaan terus-

menerus dalam waktu yang bersamaan. Sehingga kalibrasi alat selalu dilakukan

sebelum pH meter digunakan.

I. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa titik

akhir titrasi diperoleh ketika penambahan HCl mencapai volume 25 ml.

Sehingga dapat ditentukan normalitas NaOH yaitu sebesar 0,1 N dan mg

NaOH dalam sampel seberat 100 mg.

J. DAFTAR PUSTAKA Bassatt, J, dkk. 1994. Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik Edisi 4.

Jakarta : EGC

Day, Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga

Hadyana, P. A. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta Erlangga

Soebagio, dkk. Kimia Analitik II (JICA). Malang : Universitas Negeri Malang

Taufikurohmah, Titik dan Sukarmin. 2009. Penuntun Praktikum Metode

Elektro Analitik. Surabaya: Kimia-UNESA.