33
ABSTRAK Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah, dengan mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai macam konsep, pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari perkuliahan. Selain itu, praktikum ini juga bermaksud untuk mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat - alat serta dengan metode tertentu. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium serta fungsinya dalam praktikum kimia dasar. Pertama praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang dipakai untuk melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta fungsinya. Antara lain cara pembacaan miniskus pada alat gelas kaca, yaitu apabila larutan berwarna bening, maka miniskus yang dibaca adalah dasar miniskus, sedangkan bila larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah posisi atas miniskus, atau untuk lebih memudahkan dapat menggunakan kertas gelap yang diletakkan di belakang gelas kaca. Selain itu praktikan dapat melakukan pengeringan suatu zat yang dihasilkan dari endapan dengan menggunakan oven. Kata kunci : Alat-alat laboratorium, miniskus, endapan. 1

Laporan Percobaan 1.1_3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN

Citation preview

Page 1: Laporan Percobaan 1.1_3

ABSTRAK

Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah, dengan mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai macam konsep, pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari perkuliahan. Selain itu, praktikum ini juga bermaksud untuk mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat - alat serta dengan metode tertentu.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium serta fungsinya dalam praktikum kimia dasar.  Pertama praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang dipakai untuk melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta fungsinya. Antara lain cara pembacaan miniskus pada alat gelas kaca, yaitu apabila larutan berwarna bening, maka miniskus yang dibaca adalah dasar miniskus, sedangkan bila larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah posisi atas miniskus, atau untuk lebih memudahkan dapat menggunakan kertas gelap yang diletakkan di belakang gelas kaca.  Selain itu praktikan dapat melakukan pengeringan suatu zat yang dihasilkan dari endapan dengan menggunakan oven.

Kata kunci : Alat-alat laboratorium, miniskus, endapan.

1

Page 2: Laporan Percobaan 1.1_3

PERCOBAAN I

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat

gelas serta fungsinya dalam praktikum kimia.

1.2 Latar Belakang

Dalam kegiatan ilmiah suatu percobaan biasanya dilaksanakan di

laboratorium. Dalam melakukan percobaan di laboratorium tentunya seorang

praktikan harus mengenal alat-alat yang akan dipergunakan. Pengenalan alat-alat

yang akan dipergunakan dalam laboratorium ini sangat penting guna kelancaran

percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja

dan gagalnya percobaan.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat

laboratorium beserta fungsinya dalam praktikum kimia dasar.  Praktikan

dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang akan dipakai ketika

melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai

alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hasil yang didapatkan adalah

praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta

fungsinya. Seperti cara pengisian buret yang benar.

2

Page 3: Laporan Percobaan 1.1_3

II. DASAR TEORI

Metode ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan langkah-

langkah yang selalu kita lakukan untuk memecahkan masalah secara logis.

Perhatikan misalnya, bagaimana montir mobil berusaha memperbaiki mobil yang

tidak mau hidup mesinnya bila distater. Mula-mula, penyebab yang jelas dari

masalah ini akan dilokalisir dengan cara mengamati hasil dari satu atau beberapa

percobaan. Selanjutnya bagian/alat yang diperkirakan penyebabnya diganti atau

dibetulkan dan kemudian di coba lagi menghidupkan mesin mobil tersebut. Bila

montir tersebut tepat memperkirakan penyebab masalah tersebut, mka perkerjaan

ini selesai. Jika tidak, maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti

dan membetulkannya lagi sampai akhirnya mobil tersebut dapat berjalan kembali.

(Braddy, 1995: 2).

Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga

akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir

sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut

penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di

laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil

eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).

Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran

sains ini. Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda

nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak

melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang

memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik

awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik

laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran

sains sebagai produk ini (Wahyudi, 2011).

Pengajaran metode sains melalui metode praktik laboratorium dapat

berperan sebagai (Wahyudi, 2011):

1. Untuk memberikan realitas yang lebih nyata dan tiga dimensi daripada

sekedar penjelasan tertulis.

3

Page 4: Laporan Percobaan 1.1_3

2. Persamaan matematik atau diagram seperti yang ada di buku teks

3. Untuk memberkan bayangan realitas yang memang butuh penjelasan untuk

melath penggunaan alat-alat laboratorium beserta teknik-teknik

penggunaannya.

4. Untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah.

Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai

pendekatan praktek yang beragam dan cocok dalam pemakaian metode praktek

laboratorium. Karena sebelum memulai melakukan praktik di laboratorium,

praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan

dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan

dilaboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan

dalam praktikum (Laboratorium Kimia SMA YPPI, 2011):

1. Labu Takar

Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses

reparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran.

2. Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini

mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan

untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan miniskus

pada saat pembacaan skala.

3. Gelas Beker

Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup

besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan

larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.

4. Pengaduk Gelas

Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu

melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu

menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.

4

Page 5: Laporan Percobaan 1.1_3

5. Botol Pencuci

Bahan terbuat dari plastik. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan

untuk mencuci, atau membantu pada saat pengenceran.

6. Corong

Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik.

Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu

wadah dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

7. Erlenmeyer

Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut

(ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-

kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.

8. Tabung Reaksi

Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat

kimia dalam jumlah sedikit.

9. Rak Untuk tempat Tabung Reaksi

Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan

tabung reaksi.

10. Kawat Kasa

Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat

gelas dengan alat pemanas/kompor listrik.

11. Penjepit

Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat

pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain

pada kondisipanas.

12. Spatula

Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat bantu mengambil bahan

padat atau kristal.

13. Kertas Lakmus

Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna

merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator

5

Page 6: Laporan Percobaan 1.1_3

Fenolftalein (PP), Metil Jingga (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk

mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.

14. Gelas Arloji

Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.

15. Cawan Porselein

Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan

pemanasan.

16. Pipet Tetes

Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang

kecil.

17. Sikat

Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.

18. Pipet Ukur

Adalah alat yang terbuat dari gelas. Pipet ini memiliki skala. Digunakan

untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet atau

pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.

19. Pipet Gondok

Pipet digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan

label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian

tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.

20. Buret

Terbuat dari gelas. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan

untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit

demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada

skala.

Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian.

Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium

yang permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang

tumpah harus segera dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting

bahwa saluran pembuangan di sterilkan dengan mengguyur asam dan basa

dengan banyak air (Underwood, 1991: 1).

6

Page 7: Laporan Percobaan 1.1_3

Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat

kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik

dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik lainnya.

Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen

panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua bekas kotoran

yang menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara

keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat

sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah

dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling

dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap (Underwood, 1991: 578).

Maksud penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dari larutan induk

dan kelebihan reagensia. Umumnya digunakan kertas saring yang tekstur

kehalusannya sedang. Tepi kertas saring hendaknya 1 cm dari bagian tepi atas

corong (Vogel, 1994: 72).

7

Page 8: Laporan Percobaan 1.1_3

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Deskripsi Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:

- Neraca Analitis

- Kaca Arloji

- Sendok

- Gelas Beker

- Pengaduk Gelas

- Corong

- Kertas Saring

- Buret

- Statip

- Erlenmeyer

- Labu Ukur

- Pipet Gondok

- Kolom Vigraux

- Soxhlet

- Kondensor

- Separator

- Pipet Mohr

- Propipet

- Botol Semprot

- Aluminium Foil

- Botol Semprot

- Aluminium Foil

8

Page 9: Laporan Percobaan 1.1_3

- Botol Terang

- Botol Gelap

- pH Indikator

- Tabung Reaksi

- Gelas Ukur

- Rak Tabung Reaksi

- Pinggan Porselen

- Pembakar Gas

- Kaki Tiga

- Kasa

- Pemanas Mantel

- Labu Didih

- Piknometer

- Kompor Listrik

- Pipet Tetes

- Bunsen

- Gegep

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:

- Akuades

- KMnO4

- HCl Larutan

- NaOH serbuk

- CaCO3 serbuk

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Penimbangan dan Pembuatan Larutan

1 Mengambil gelas arloji, kemudian memasukkan ke dalam neraca analitis.

2 Mengalibrasi gelas arloji.

9

Page 10: Laporan Percobaan 1.1_3

3 Mengambil padatan CaCO3, kemudian meletakkan ke atas gelas arloji sedikit

demi sedikit hingga mencapai 3 g.

4 Mengambil kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu memasukkan

ke gelas beker.

5 Mencampur padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk

menggunakan pengaduk.

6 Mengamati endapan yang terjadi.

3.3.2 Penyaringan

1. Mengambil kertas saring.

2. Melipat kertas saring menjadi ¼ bagian, kemudian melipat lagi hingga 2-3

lipatan.

3. Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada dinding corong dengan

membasahinya dengan menggunakan Akuades.

4. Meletakkan corong yang telah ditempeli kertas corong diatas gelas piala.

5. Memasukkan CaCO3 secara merata pada corong.

6. Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan gerakan memutar

pada kertas corong hingga semua endapan CaCO3 dalam gelas beker habis.

3.3.3 Pengenceran

Pengenceran larutan HCl

1. Mengambil 5 ml HCl dengan menggunakan pipet gondok berukuran 5ml.

2. Memasukkan 5 ml HCl ke labu ukur berukuran 100ml.

3. Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5ml HCl hingga

miniskus bawah Akuades mencapai tanda tera 100ml pada labu ukur.

4. Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur sebentar

Pengenceran larutan NaOH

1. Mengambil padatan NaOH 8 g.

2. Memasukkan padatan NaOH ke dalam Erlenmeyer 100ml.

3. Memasukkan Akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisi padatan NaOH

sampai keduanya tercampur.

10

Page 11: Laporan Percobaan 1.1_3

4. Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan menjadi larutan

NaOH 100ml 2 M

3.3.4 Titrasi

1. Memasang buret pada statip.

2. Meletakkan labu Erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang statip.

3. Memasukkan Akuades ke dalam buret hingga volumenya sedikit lebih banyak

diatas angka nol.

4. Mengeluarkan Akuades dari buret sampai bagian bawah buret terisi dan

sampai permukaan Akuades sejajar angka nol

5. Memasukkan Akuades pada Erlenmeyer kemudian goyangkan

6. Memasukkan Akuades dan serbuk KMnO4 pada gelas beker untuk membuat

larutan KMnO4

7. Mengulangi langkah-langkah 16 untuk menitrasi larutan KMnO4

11

Page 12: Laporan Percobaan 1.1_3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1.1 Macam-macam alat laboratorium dan fungsinyaNo. Gambar Keterangan1. Kolom Vigraux

Alat yang digunakan dalam proses destilasi.

2. PropipetDigunakan sebagai penghisap yang dapat disambung pada pipet (mohr dan gondok).

3. SoxhletDigunakan untuk proses pemisahan suatu bahan alam dengan pelarut organik berdasar massa jenis.

12

Page 13: Laporan Percobaan 1.1_3

4. Kompor ListrikDigunakan untuk memanaskan bahan-bahan.

5.

(a)

(b)

(a) Pipet GondokDigunakan untuk mengambil larutan dengan volume yang tepat(b) Pipet MohrDigunakan untuk mengukur volume larutan lebih tepat dari gelas ukur.

6. Rak Tabung ReaksiUntuk menyimpan tabung reaksi.

7. Batang Pengaduk KacaUntuk mengaduk suatu campuran agar merata sehingga reaksi lebih sempurna.

13

Page 14: Laporan Percobaan 1.1_3

8. BuretDigunakan untuk titrasi dengan variabel volume titran yang dapat diubah-ubah.

9. SeparatorDigunakan sebagai pemisah larutan berdasarkan berat jenisnya.

10. Corong KacaSebagai alat bantu dalam penuangan larutan kedalam botol yang mulutnya kecil.

11. Kaki TigaSebagai penyangga/tungku pada pembakaran

12. Cawan PorselenDigunakan untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi.

14

Page 15: Laporan Percobaan 1.1_3

13. Kasa AsbesSebagai alat untuk membantu meratakan pemanasan ke seluruh bagian bawah alat yang dipanaskan.

14. Tabung ReaksiTerbuat dari kaca, digunakan untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.

15. Aluminium FoilDigunakan untuk menutup gelas yang mengandung larutan yang mudah menguap.

16. Gelas BekerDigunakan untuk menyimpan zat sementara serta pemanasan.

17. ErlenmeyerDigunakan untuk pengukuran volume tidak tahan panas.

15

Page 16: Laporan Percobaan 1.1_3

18. Gelas UkurDigunakan untuk pengukuran volume tidak tahan panas.

19. Labu UkurDigunakan untuk membuat larutan standar. Juga bisa digunakan untuk pengenceran.

20. pH IndikatorDigunakan untuk mengukur pH suatu larutan dengan cara dicelupkan ke cairan yang akan di uji pH nya.

21. GegepDigunakan untuk pengambilan alat-alat yang tidak bisa diambil langsung dengan tangan, misalnya tabung reaksi yang sedang dipanaskan.

22. Bunsen BurnerSebagai pemanas dengan bahan bakar, diletakkan dibawah kaki tiga.

23.(a)

(a) Botol GelapUntuk menyimpan zat yang tidak tahan terhadap cahaya, oksidasi, dan lainnya.(b) Botol TerangUntuk menyimpan zat yang tahan cahaya.

16

Page 17: Laporan Percobaan 1.1_3

(b)

24. PiknometerUntuk mengukur berat jenis suatu zat.

25. KondensorDigunakan sebagai pendingin uap panas dalam proses destilasi.

26. Kertas SaringUntuk menyaring larutan yang ingin dipisahkan endapannya.

27. Labu DidihUntuk tempat mendidihkan suatu larutan.

17

Page 18: Laporan Percobaan 1.1_3

28. Pemanas MantelUntuk memanaskan suatu larutan yang ada pada suatu wadah (contoh: labu didih).

29. StatipUntuk menegakkan buret.

30. Neraca AnalitisUntuk menimbang berat suatu benda dengan ketepatan 4 angka dibelakang koma.

31. Gelas ArlojiUntuk membantu menimbang padatan.

32. Botol SemprotUntuk menyimpan akuades yang berfungsi sebagai pembersih alat-alat gelas dan pembasah kertas saring agar melekat pada corong pada saat ingin melakukan penyaringan.

4.2 Pembahasan

18

Page 19: Laporan Percobaan 1.1_3

Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang

berjudul pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini

adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara

penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Dan

diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di laboratorium.

Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat,

berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di

laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung

berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan

terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki

tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat

penimbangan terdiri atas labu ukur, labu erlenmeyer, pipet gondok, gelas beker.

Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan

corong.

Saat praktikum, baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan

mesti dicuci. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga menunjukkan hasil kerja

yang maksimal. Cara mencucinya adalah dicuci dengan sabun, kemudian diguyur

dengan air kran hingga bersih, dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan lap

dan tisu.

Dilaboratorium, bahan-bahan kimia tertentu mesti disimpan dalam botol

gelap untuk menghindari bereaksinya bahan ketika terkena cahaya, contohnya

adalah hidrogen peroksida. Tetapi, jika suatu bahan tidak sensitif dengan cahaya

maka dapat disimpan dalam botol terang, misalnya H2SO4.

Dalam kegiatan pemanasan, sebelum meletakkan kaca diatas alat pemanas,

harus diletakkan kasa terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar pemanasan dapat

merata sehingga memberi hasil yang maksimal. Pada penggunaan pipet, tangan

tidak boleh memegangi tabung, tapi cukup dipegang pada pipet pump, ini

dilakukan untuk menghindari lepasnya tabung dari pipet pump. Untuk jepit statip

dan bagian buret yang akan dijepit harus dililit tisu untuk menghindari pecahnya

tabung saat sekrup setiap dikencangkan.

19

Page 20: Laporan Percobaan 1.1_3

Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum

menimbang, semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci

bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan

dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan

dilakukan secermat mungkin dan tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan

akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan

adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu

benda.

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan,

dalam percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini

disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan

CaCO3, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali ke

dalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring,

endapan larutan CaCO3 berwarna putih. Gerakan yang dilakukan saat menuang

larutan adalah gerakan memutar. Ini bertujuan agar endapan CaCO3 tidak

menumpuk disatu titik saja sehingga dapat menyebabkan kertas saring robek. Saat

menuang larutan, corong tidak boleh digoyangkan, karena juga dapat

menyebabkan kertas saring robek.

Prinsip penyaringan adalah menahan partikel yang lebih besar dibanding

zat cari yang melarutkannya melalui sebuah media. Media yang dipakai disini

adalah kertas saring, saat melakukan penyaringan, larutan dituang sedikit demi

sedikit untuk menghindari tumpahnya larutan dan robeknya kertas saring yang

dipakai.

Prinsip pengenceran yaitu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan

agar menghasilkan kadar yang berbeda. Pada percobaan ini bahan yang digunakan

adalah HCL dan NaOH. HCl semula memiliki molaritas 1 M berubah menjadi

0,05 M. Sedangkan percobaan satunya mencari massa NaOH bila yang diketahui

molaritas NaOH 2 M dan volume 100ml, setelah dilakukan perhitungan didapat

massa NaOH gram.

Larutan-larutan yang tersedia didalam laboratorium umumnya terdapat

dalam bentuk larutan yang pekat. Dalam percobaan ini, yang diencerkan adalah

20

Page 21: Laporan Percobaan 1.1_3

HCl dan juga menggabung akuades dengan padatan NaOH didalam labu ukur

kemudian mengocok kedua bahan dalam labu takar sampai tercampur.

Penambahan akuades ini mengakibatkan volume larutan diperbesar tetapi

konsentrasi tambah kecil. Selain cara tadi pengenceran dapat dilakukan dengan

cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan

dibuat.

Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu takar,

dihitung jumlah zat yang akan diencerkan kemudian ke dalam labu ukur zat

terlarut yang akan diencerkan kemudian kedalam labu ukur zat terlarut yang akan

diencerkan diatas dan ditambah akuades sampai tanda batas yang terdapat pada

labu. Pada dasarnya semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur

karena di alat tersebut terdapat tanda patas yang mengandung arti sebatas mana

akuades harus ditambah . sebelum pengenceran dilakukan, kadar solute yang akan

diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.

Pada percobaan titrasi dipelajari tentang cara menentukan konsentrasi

suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar

yang udah diketahui. Larutan yang dipergunakan untuk penggunaan larutan yang

tidak diketahui konsentrasinya, dalam percobaan ini akuades dan KMnO4,

diletakkan didalam buret. Larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran

atau titrator. Larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di

erlenmeyer, disebut sebagai analit.

Saat mengisi buret, isilah agar seluruh bagian buret terisi penuh tetapi

dengan keadaan miniskus sejajar dengan skala ukur nol. Cara pembacaan

miniskus, skala dan pandangan mata harus sejajar. Jika larutan berwarna gelap

seperti KMnO4, maka baca bagian atas miniskus, karena bagian bawah tidak

kelihatan. Jika larutan bening, baca miniskus bawah untuk mengetahui

volumenya. Gaya yang menyebabkan miniskus cekung dan cembung adalah gaya

kohesi dan adhesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang

terjadi antara benda-benda yang bersentuhan, misalnya miniskus bawah

(cembung), itu disebabkan gaya adhesi molekul zat cair dengan molekul wadah

lebih besar dari gaya kohesi antar molekul zat cair. Sedang gaya kohesi adalah

21

Page 22: Laporan Percobaan 1.1_3

gaya tarik menarik antar molekul yang sama, salah satu aspek yang

mempengaruhinya adalah kerapatan dan jarak antar molekul yang terdapat

didalam suatu benda, seperti pembacaan miniskus cembung, hal itu disebabkan

gaya kohesi zat cair lebih besar dari adhesi antar zat cair dan wadah/volume

bejana.

Dalam menitrasi, titran ditambah sedikit demi sedikit pada analit sampai

diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan analit, artinya

semua titran bereaksi dengan analit keadaan ini disebut titik ekuivalen. Titik

ekuivalen dapat ditentukan dengan berbagai cara, cara yang umum adalah

menggunakan indikator. Indikator akan berubah warna dengan adanya

penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung

menghentikan proses titrasi. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya

perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi.

Prinsip titrasi adalah, kadar suatu larutan A ditentukan dengan

menggunakan larutan B dan sebaliknya. Titran ditambah titer sedikit demi sedikit

sampai mencapai keadaan ekuivalen. Keadaan ini disebut titik ekuivalen. Pada

titik ini titrasi dihentikan, kemudian dicatat volume titer yang diperlukan untuk

mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan

konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.

22

Page 23: Laporan Percobaan 1.1_3

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara

penggunaan alat yang dipakai saat praktikum.

2. Jika larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus atas.

Jika larutan tidak berwarna atau bening, maka miniskus yang dibaca adalah

miniskus bawah.

3. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat.

4. Pengenceran adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.

5. Penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dan larutan

6. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu

larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan agar semua praktikum menguasai materi

percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.

23

Page 24: Laporan Percobaan 1.1_3

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit

Erlangga: Jakarta.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi

Revisi Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.

Laboratorium Kimia SMA YPPI. 2011. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium

Kimia”

http://chemistrylaboratorysma1.blogspot.com/2009/8/pengenalan-alat-alat-

laboratorium-kimia.html

Diakses tanggal 19 September 2011

Vogel. 1990. “Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan

Semimakro Revisi G. Svehla Terjemahan Ir. L. Setrono dan Dr. A.

Haelyana Pudjaatmaka”. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta.

Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”.

http://yudhiart.blogspot.com/2011/02/pengajaran-sains-di-

laboratorium.html

Diakses tanggal 19 September 2011.

24