24
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I PERCOBAAN I REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG C,H,O,N OLEH : NAMA : FADILAH AYU LESTARI NIM : 01A114013 KELAS : A KELOMPOK : 4 ASISTEN : JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

Laporan Kiman Percobaan 1

  • Upload
    dila

  • View
    23

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kiman

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS IPERCOBAAN IREAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG C,H,O,N

OLEH :NAMA: FADILAH AYU LESTARINIM: 01A114013KELAS: AKELOMPOK: 4ASISTEN:

JURUSAN FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI2015 BAB 1PENAHULUANA. LATAR BELAKANG Kimia Farmasi Analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya.Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/ atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel Untuk mengidentifikasi atau mengetahui keberadaan senyawa yang mengandung C,H,O,N dapat dilakukan dengan banyak metode,salah satunya dengan metode secara kualitatif. Cara mengidentifikasi dengan menggunakan metode analisis kualitatif cukup menambahkan reagen-reagen yang secara spesifik. Ada tidaknya senyawa yang mengandung C,H,O,N pada suatu sample kita cukup memperhatikan ada tidaknya perubahan warna ataupun ada tidaknya endapan yang terjadi padasample yang diujikan Paracetamol adalah satu analgesik dan anti pyretic pukau dengan kelarutan yang kurang baik dalam air. Penjabaran dari Paracetamol dapat cepat melarutkan dalam tablet yang memiliki keuntungan selalu konvensional dan dengan mudah menghancurkan serta menambahkan pelarut agar cepat mencapai batas serapan dan serangan cepat dari aksi, menghasilkan reaksi lebih cepat dengan tanggapan Paracetamol telah menjadi satu model toksin dan satu alat pada biokimia dan penelitian klinis toxicological. Nilai kurs atau valuta asing telah dikembangkan ke dalam satu senyawa model untuk pengujian dari persamaan dan perbedaan dimekanisme toksisitas di antara paracetamol dan xenobiotics lain, dengan satu struktur serupa (regioisomers dan analog atau terbitan) atau serupa dengan yang dicirikan toxicological, seperti pulegone dan bromo benzene.

B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana reaksi reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O, N ?C. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengertahui reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung unsur C, H, O, N.D. MANFAAT Percobaan ini di harapkan member manfaat bagi praktikan dari dunia pendidikan khususnya dunia farmasi antara lain :1. untuk dapat mengetahui reaksi yang terbentuk dari suatu senyawa yang mengandung unsur C, H, O, N.2. untuk dapat mengetahui keguaan senyawa yang terdiri dari unsur C, H, O, N, khususnya dalam bidang farmasi

BAB IILANDASAN TEORI

Salah satu turunan dari salisilat yaitu salisilamida. Salisilamida merupakan obat analgetika dan antipiretika golongan salisilat yang efeknya tersebut lebih lemah dari salisilat itu sendiri. Salisilamida cepat untuk diabsorpsi dan segera didistribusi apabila diberikan secara oral (Darmawan, 2003).Sediaan farmasi yang beredar di pasaran kebanyakan berupa campuran berbagai zat ber-khasiat.Campuran ini bertujuan untuk meningkatkan efek terapi dan kemudahan dalam pemakaian .Salah satu campuran zat aktif yang sering digunakan adalah parasetamol dan kafein yang berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik (Naid, 2011).Karbon aktif merupakan suatu bentuk arang yang telah melalui aktifasi dengan menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori porinya terbuka dan dengan demikian daya absorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau (Nurdiansah, 2013).Unsur-unsur pembentuk senyawa organik yang terpenting ialah karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Unsur-unsur ini yang terpenting diantara unsur pembentuk senyawa-senyawa organik dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Kita dapat mengetahui senyawa-senyawa tersebut secara kualitatif dan kuantitatif (Sutomo, 1989).Acetaminophen atau paracetamol memiliki sifat analgesic dan antipiretik sifat dan aktivitas anti-inflamasi yang lemah yang digunakan dalam pengolaan gejala rasa sakit dan demam. Ketika dikonsumsi dengan dosis yang di rekomendasikan, obat ini memiliki prifil keamanan yang sangat baik, terutama kurang sisi ( GI ) gastroin testinal efek aspirin dan ibuprofen. Namun averdosis, apakah tidak desengaja atau disengaja, dapat menimbulkan efek yang sangat serius. Menelan 10-15 g acetaminophen oleh orang dewasa dapat menyebabkan nekrosis hepatoseluler yang parah dan dosis 20-25 g berpotensi fatal (kalantzi ,2006)Dalam farmasi , paracetamol dapat di buat dalam sediaan bentuk tablet dari bentuk sirup . untuk melakukan tes paracetamol dapat di gunakan metode potensiometri titrasi, titrasi langsung dengan ammonium cesic sulfat cair tinggi kromatografi , infeksi aliran , dan UV spektroskopi ( qasim, 2010 )

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu Dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 26 Mei 2015 pukul 13.00-17.10 di Laboratorium Kimia Analisis, Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo.B. Alat Dan Bahan1. AlatAlat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :a. Lumpang dan alub. Pipet tetesc. Plat tetesd. Sendok tanduke. Tabung reaksi2. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :a. Alkohol 70%b. Asam salisilat murnic. Aspiletsd. Aquadese. FeCl3f. HClg. HNO3h. Inzanai. Paracetamolj. Neozep forte

C. Uraian Bahan1) Alkohol (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 65) Nama resmi: AethanolumNama lain: Etanol / AlkoholRumus molekul: C2H6OBM: 46,07Pemerian: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78C dan mudah terbakar.Kelarutan: Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semuapelarut organik.Kegunaan: Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.Penyimpanan: Wadah tertutup rapat jauh dari api.2) Aquades (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 96)Nama resmi: Aqua destillataNama lain: Air sulingRM/ BM: H2O / 18,02Pemerian: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.3) Asam Klorida (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 53)Nama Resmi: Acidum HydrochloridumNama Lain: Asam kloridaRM: HClBM: 36,46Pemerian: Cairan; tidak berwarna; berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat4) Besi (III) klorida (Dirjen POM, 1979)Nama : Besi (III) KloridaRumus Molekul : FeCl3Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.Kegunaan : Sebagai penguji

5) Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979)Nama : Asam NitratRumus Molekul : HNO3Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berbauKelarutan : Mengandung tidak kurang dari 69,0 % dan tidak lebih dari 71,0 % HNO3. Kegunaan : Sebagai penguji 6) Salisilamida (Dirjen POM, 1979)Nama : SalicylamidumSinonim : SalamidaBerat Molekul : 137, 14Rumus Molekul : C7H7NO2Pemerian : Serbuk hablur; putih; hampir tidak berbauKelarutan : Sukar larut dalam air; larut dalam etanol (95 %) P dan dalam propilenglikol P; agak sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P; mudah larut dalam larutan alkali.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.Kegunaan : Sebagai sampel, Analgetikum7) Parasetamol (Dirjen POM, 1979)Nama : ParasetamolSinonim : AcetaminophenumBerat Molekul : 151, 16Rumus Molekul : C8H9NO2Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahitKelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilengikol p; larut dalam larutan alkali hidroksida.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.Kegunaan : Sebagai sampel dan penguji, analgetikum dan antipiretikum

D. Prosedur Kerja1) Salisilamida dalam sampel(Neozep Forte)Turunan Salisilat

digerus 1 tablet sampai halus dimasukkan secukupnya ke dalam tabung reaksi dilarutkan dalam 3 pipet aquades ditambahkan 2 tetes FeCl3 diamati perubahan warnanyaBerwarna Ungu Tua2) Parasetamol dalam sampel + FeCl3

Parasetamol dalam sampel digerus sampai halus dimasukkan secukupnya ke dalam tabung reaksi dilarutkan dalam 3 pipet aquades ditambahkan 2 tetes FeCl3 diamati perubahan warnanyaBerwarna Kuning Keruh

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan1. Tabel hasil pengamatan

A. PEMBAHASANAnalisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui. Analisis kualitatif disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya.Pada percobaan ini digunakan beberapa pereaksi dan juga digunakan obat- obat yang mengandung paracetamol dalam sampel yang merupakan turunan dari anilin, salisilamida dalam sampel neozop forte dan asam salisilat dalam sampel aspiilets yang merupakan turunan dari salisilat yang dimana akan kita mengamati reaksi-reaksi yang akan terjadi pada senyawa yang juga mengandung C,H,O,N tersebut. Sedangkan reagen yang di gunakan adalah HCL, HNO3 , FeCl3) Hal pertama yang dilakukan adalah pengujian pada salisilamida Sampel pertama-tama di gerus menggunakan lumpang dan alu, hal ini dilakukan agar mudah larut pada saat ditambahkan aquades guna melarutkan sampel. Setelah sampel telah larut dengan aquades, ditambahkan 1-2 tetes FeCl3. Setelah diamati, terjadi reaksi dimana terjadi perubahan warna pada larutan menjadi warna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam sampel terdapat unsur C,H,O,N dimana yang kita ketahui bahwa indikator terjadinya reaksi yaitu adanya perubahan warna, adanya endapan, adanya perubahan suhu dimana adanya panas ataupun dingin, dll. Hal sama dilakukan terhadap sampel, tetapi kali ini dilakukan perlakuan terhadap sampel ditambahkan dengan HNO3 dan terjadi reaksi dimana terjadi perubahan warna menjadi biru. Selanjutnya dilakukan pengujian pada paracetamol murni, dimana hal ini dilakukan sebagai pembanding dikarenakan pada sampel obat tadi tidak hanya terkandung paracetamol, tetapi juga mengandung senyawa-senyawa lain. Paracetamol murni ini digerus dan kemudian dilarutkan dengan larutan HNO3 dan terjadilah reaksi dimana warna larutan menjadi coklat dan terdapat endapan. Kemudian dilakukan juga perlakuan paracetamol murni dilarutkan pada FeCl3 dan setelah diamati terjadi perubahan warna menjadi warna orange, dan setelah didiamkan beberapa saat larutan berubah warna menjadi putih dan terdapat endapan. Hal ini menunjukkan telah terjadi reaksi yang menandakan adanya unsur C, H, O, N pada parasetamol murni.Setelah diamati, terjadi perbedaan hasil reaksi dari sampel obat yang digunakan dengan paracetamol murni. Hal ini terjadi karena pada sampel obat terdapat senyawa-senyawa lain didalamnya selain paracetamol yang dimana mempengaruhi reaksi dari setiap perlakuan tadi. Selanjutnya dilakukan pengujian

pada natrium salisilat. Natrium salisilat dilarutkan dengan menggunakan FeCl3. Terjadi reaksi dimana terjadi perubahan warna menjadi merah maron.Efek analgetik Paracetamol dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Paracetamol menghilangkan nyeri, baik secara sentral maupun secara perifer. Manfaat dalam melakukan percobaan ini adalah agar kita dapat mengetahui reaksi-reaksi senyawa yang mengandung unsur C, H, O, N. dan perubahan warna apa saja yang terjadi di dalamnya. Pemilihan indikator yang akan diterapkan bergantung pada perubahan warna yang terjadi atau perubahan tertentu yang terlibat akibat dari perubahan karakteristik/sifat dari pereaksi. Dengan demikian selain ketajaman perubahan warna, endapan maupun bau ketepatan pemilihan indikator akan sangat menentukan ketelitian dan ketepatan hasil suatu pengamatan

DAFTAR PUSTAKADarmawan, E., 2003,Pengaruh Pemberian Merica Putih (Piperis album, L) dan Piperin terhadap Ketersediaan Hayati Salisilamida pada Tikus, Logika, VoL. 9, No. 10.Kalantzi, L., Reppas, c., Dressman,J.B., Amidon,G.L., Junginger, H.E., Midha, K.K., Sha,V.P., Stavchansky, S.A., Barends, D.M. 2006. Biowaiver Monoghraphs For immediate Release Solid Oral Dosage Forms : Acetaminophen ( paracetamol) . journal of pharmaceutical sciences. Volume 95. Nomor 1.Naid, T., 2011, Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Tablet Kombinasi Parasetamol Dengan Kofein Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Sinar Tampak, Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No.2.Nurdiansah, H., 2013, Pengaruh Variasi Temperatur Karbonisasi dan Temperatur Aktivasi Fisika dari Elektroda Karbon Aktif Tempurung Kelapa dan Tempurung Kluwak Terhadap Nilai Kapasitansi Electric Double Layer Capacitor (EDLC), Jurnal Teknik Pomits, Vol. 2, No. 1.Sutomo, 1989, Pengukuran Aktivitas Respirasi Sistem Transpor Elektron pada Perairan Laut, OseanaVol. XIV, No. 2.Qasim, B.H. 2010. Quantitative Determination Of Paracetamol in Pharmaceutical Formulations by FTIR spectroscopy. Eng. & Tech . journal. Volume 28 nomor 15.