77
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dewasa ini kemajuan teknologi sangat pesat ini juga berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu perpetaan adalah salah satu ilmu yang sangat besar di pengaruhi oleh kemajuan teknologi tersebut di tandai dengan proses perekaman jarak jauh yang perekamannya melalui satelit. Peta yang dihasilkan oleh perekaman jarak jauh ini dikenal dengan nama citra pengindraan jauh. Namun pada dasarnya citra satelit dengan peta mempunyai perbedaan yang mencolok dan tidak bisa dikatakan sama. Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini membawa dampak positif bagi manusia, karena dengan pengindraan jarak jauh tersebut manusia dapat melakukan penelitian tanpa terjun langsung kelapangan melainkan hanya melihat pada citra tersebut. Geografi adalah salah satu ilmu yang bisa dikatakan terbantu dengan adanya pengindraan jarak jauh tersebut karena objek atau fenomena yang ada di permukaan bumi dapat diperoleh data dan informasinya dengan citra pengindraan jarak jauh tersebut. Dengan menggunakan data pengindraan jarak jauh tersebut, secara langsung kita dalam mengkaji objek permukaan bumi yang tergambar pada citra tersebut secara langsung menunjukan pendekatan kewilayahan, kelingkungan dalam konteks Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 1

Laporan Pengindraan Jauh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Yoga Hepta Gumilar jurusan pendidikan geografi universitas pendidikan indonesia

Citation preview

Page 1: Laporan Pengindraan Jauh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dewasa ini kemajuan teknologi sangat pesat ini juga berpengaruh pada

perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu perpetaan adalah salah satu ilmu yang

sangat besar di pengaruhi oleh kemajuan teknologi tersebut di tandai dengan

proses perekaman jarak jauh yang perekamannya melalui satelit. Peta yang

dihasilkan oleh perekaman jarak jauh ini dikenal dengan nama citra pengindraan

jauh. Namun pada dasarnya citra satelit dengan peta mempunyai perbedaan yang

mencolok dan tidak bisa dikatakan sama.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini membawa dampak positif

bagi manusia, karena dengan pengindraan jarak jauh tersebut manusia dapat

melakukan penelitian tanpa terjun langsung kelapangan melainkan hanya melihat

pada citra tersebut. Geografi adalah salah satu ilmu yang bisa dikatakan terbantu

dengan adanya pengindraan jarak jauh tersebut karena objek atau fenomena yang

ada di permukaan bumi dapat diperoleh data dan informasinya dengan citra

pengindraan jarak jauh tersebut. Dengan menggunakan data pengindraan jarak

jauh tersebut, secara langsung kita dalam mengkaji objek permukaan bumi yang

tergambar pada citra tersebut secara langsung menunjukan pendekatan

kewilayahan, kelingkungan dalam konteks keruangan. Hal ini didasarkan bahwa

sifat dan karakteristik objek di permukaan bumi terjadi relasi , interaksi dan

interpedensi antara suatu factor dengan factor lainnya dalam suatu ruang maupun

factor-faktor antar ruang.

Pengindraan jauh bertujuan untuk mengambil data dan informasi dari citra

foto maupun non foto dari berbagai objek yang ada di permukaan bumi . citra

pengindraan jarak jauh ini antara lain berupa foto udara, citra landsat, citra SPOT,

citra quickbird dan citra IKONOS.

Citra penginderaan jauh merupakan gambar kenampakan yang tidak

tergeneralisasi. Misalnya pada skala 1: 50.000, jalan dengan lebar 10 m

digambarkan dengan ukuran 0,2 mm. Sekalipun ukurannya sangat kecil,

kenampakan jalan tersebut masih terlihat pada citra penginderaan jauh. Pada peta

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 1

Page 2: Laporan Pengindraan Jauh

skala 1: 50.000, kenampakan jalan dengan lebar 10 m seharusnya berukuran 0,2

mm. Apabila jalan tersebut merupakan kenampakkan yang penting maka

kenampakkan jalan akan tetap ditonjolkan. Misalkan digambarkan dengan ukuran

1mm.

Citra penginderaan jauh mengandung ketidaktelitian dalam hal ukuran

planimetriknya, terutama foto udara yang mempunyai proyeksi sentral. Walaupun

hal ini tidak mengganggu interorentasi, namun dalam memplotkan hasil

interpretasi pada peta akan mengalami kesulitan. Hal ini karena skala di berbagai

bagian tidak sama.Teknik-teknik memindahkan hasil interpretasi ke dalam peta

memerlukan yang mahal seperti camera, stereo, Analog, optical photograph,

rectifier, zoom transfercope dan plotter analytical.

Dalam menganalisis atau mengedintifikasi suatu citra, pengenalan objek

dan unsur-unsur interpretasi sangatlah penting karena jika kita tidak menguasai

unsur-unsur interpretasi tersebut kita tidak mungkin bisa dalam memperoleh data

dengan cara interpretai tersebut. Ini juga berlaku untuk menentukan karakteristik-

karakteristik suatu objek di dalam citra tersebut.

Citra pengindraan jarak jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang

dan kepentingan, salah satunya adalah untuk mengidentifikasi marine. Melalui

citra pengindraan jauh ini kita dapat mengetahui bentukan-bentukan apa saja yang

terdapat di wilayah marine. Salah satunya adalah mengidentifikasi bentukan delta

yang di akibatkan oleh sedimentasi sungai yang arus airnya melambat. Delta ini

ada beberapa jenis dan bisa dilihat di citra pengindraan jauh.

B. Tujuan

Tujuan yang ingin diperoleh dari praktikum ini adalah

Untuk mengetahui bentukan-bentukan marine yang ada di desa jayagiri kecamatan

sindangbarang, cianjur selatan. Jawa barat

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 2

Page 3: Laporan Pengindraan Jauh

C. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari laporan praktikum ini diantaranya :

1. Dapat memperkaya pengetahuan tentang pengindraan jauh

2. Dapat mengetahui tindak lanjut pemerintah atau aparat yang

berwenang tentang masalah dan pemanfaatan di daerah marin

khususnya merine di wilayah sindangbarang.

3. Untuk menambah wawasan

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 3

Page 4: Laporan Pengindraan Jauh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Marine

Geomorfologi asal marin merupakan bentuk lahan yang terdapat di

sepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat

dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin

mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut

maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain

dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga

dipengaruhi oleh:

1. Struktur dan tekstur batuan

2. Keadaan bentang alam daerayh pantai

3. Proses geomorfologi yang disebabakan oleh angin, air, gelombang, es dan

arus laut

4. Prosesd geologi yang berasal dari dalam bumi

adapun macam-macam bentukan marine, yaitu :

1) Delta Delta terbentuk pada muara sungai yang memasuk tubuh air

tenang (danau dan lautan). Kecepatan air sungai berkurang dengan cepat

dan pengendapan sedimen terjadi.

2) Dataran Abrasi merupakan suatu dataran hasil erosi gelombang laut

yang menghancurkan dinding pantai.

3) Split merupakan endapan pantai dengan suatu bagian tergabung dengan

daratan dan bagian lainnya menjorok ke laut.

4) Tombolo merupakan suatu endapan tipis yang menghubungkan suatu

pulau dengan daratan utama.

5) Bars bars hamper sama dengan split, tapi bars menghubungkan

“headland” satu dengan yang lainnya yang bisa terbentuk di muara sungai.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 4

Page 5: Laporan Pengindraan Jauh

6) Gisik (beach) merupakan bentang lahan yang masih dipengaruhi pasang

terendah dan pasang tertinggi air laut, yang merupakan akumulasi pasir

pantai.

7) Beting Gisik (beach ridge) merupakan perkembangan dari gisik yang

biasanya telah banyak dimanfaatkan untuk lahan-lahan permukiman atau

pertanian yang tidak dipengaruhi lagi oleh aktivitas pasang surut, tetapi

proses pembentukannya merupakan kerjasama antara aktifitas marin dan

fluvial, biasanya tersusun oleh endapan pasir dan lempung.

8) Rataan pasang surut(tidal flat) merupakan suatu dataran pantai yang

masih dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut air laut , dengan material

penyusun umumnya lempung pasiran (pantai berlempung).

9) Rataan lumpur( mud flat) tidal flat yang apabila tidak ada vegetasi

apapun yang tumbuh

10) Rawa payau(saltmars) tidal flat yang apabiloa ada vegetasi yang

tumbuh diatasnya seperti mangrove.

11) Rataan terumbu (coral flat) merupakan suatu daratan yang terbentuk

akibat pendangkalan pantai dan sedimentasi yang besar diatas suatu

formasi batuan yang tersusun oleh terumbu karang.

12) Swale merupakan bentukan morfologi berupa ledokan yang terdapat

diantara dua beting gisik atau diantara dua gumbuk pasir.

13) Lagoon merupakan morfologi ledokan yang berada diantara dua beting

gisik (swale) yang berisi air asin atau bagian perairan laut yang

menggenang dan terpisah dengan tubuh perairan laut utama akibat adanya

bar di depan muara sungai.

14) Dataran alluvial pantai (coastal alluvial plain) merupakan bentang

lahan daratan sebagai akibat perkembangan pantai yang telah lanjut dan

bergeser kearah darat, yang telah tertutup oleh material-material hasil

sedimentasi proses fluvio-marine, tersusun oleh material alluvium (pasir

berlempung) yang relative subur, dan banyak dipergunakan untuk kawasan

pertanian irigasi dan pemukiman.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 5

Page 6: Laporan Pengindraan Jauh

B. Delta

Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti

huruf D), terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen

yang dibawa air sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh proses-

proses di pantai.

a. Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta 

1. Iklim

Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi dalam

semua komponen sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume

air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap

tingkat sedimentasi.

2. Debit Sungai

Debit sungai tergantung dari faktor iklim, mempengaruhi bentuk

geometri delta. Delta dengan debit air dan sedimennnya tinggi dan

konstan tiap tahunnya menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan

lurus serta umumnya membentuk sudut yang besar terhadap garis pantai.

Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi debit air setiap tahunnya

berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya

diendapkan oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh

delta yang sejajar dengan garis pantai.

3. Produk Sedimen

Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.

4. Energi Gelombang

Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam merubah dan

mencetak sedimen delta yang berada di laut menjadi suatu bentuk tubuh

pasir di daerah pantai.

5. Proses Pasang Surut

Beberapa delta mayor di dunia didominasi oleh aktivitas pasang yang

kuat. Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh,

dan delta Ord di Australia.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 6

Page 7: Laporan Pengindraan Jauh

6. Arus Pantai

Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk

sejajar atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai.

7. Kelerengan Paparan

Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola

perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.

8. Bentuk Cekungan Penerima dan Proses Tektonik

Bentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap

konfigurasi delta serta pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang

aktif dengan akumulasi sedimen yang sedikit, sulit terbentuk delta .

sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sedimen

yang banyak akan terbentuk delta yang baik. 

b. Syarat-syarat Terbentuknya Delta

1. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum.

2. Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak.

3. Laut pada daerah muara sungai cukup tenang.

4. Pantainya relatif landai.

5. Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut.

6. Tidak ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang

dengan pengendapan sungai

c. Unsur-unsur Delta

1. Sungai : sebagai sarana pengangkut material

2. Distributary Channel

3. Delta Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan

rawa-rawa.

4. Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain,

dan merupakan laut dangkal.

5. Pro delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 7

Page 8: Laporan Pengindraan Jauh

d. Klasifikasi Delta 

1. Menurut Fisher, (1969) 

Dasar klasifikasi :

Proses fluvial dan influks sedimen. 

Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan).

Dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :

Cuspate Delta. 

Lobate Delta.

Elongate Delta / Bird Food Delta 

2. Menurut Galloway (1975) :

Dasar : dominasi proses fluvial, gelombang dan pasang surut.

Contoh Deltanya yaitu :

Bird foot delta : jika pengaruh fluvial paling dominan. 

Cuspate delta : jika pengaruh gelombang paling dominan. 

Estuarine delta : jika pengaruh pasang surut paling dominan. 

C. Pengindraan jauh

a. Pengertian

Dewasa ini perkembangan pengindraan jauh sangat pesat, perkembangan

ini menyangkut wahana, atau alat/kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta

liputan dan ketersediaanya , alat dan analisis data serta penggunaan dan bidang

penggunaannya.

Untuk lebih jelasnya ada beberapa pengertian pengindraan jauh atau

indraja dari para ahli,

Pengindraan jauh berasal dari kara remote sensing memiliki

pengertian bahwa pengindraan jauh merupakan suatu ilmu dan seni

untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan

bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung

dengan objek yang dikajinya (Lillesand dan Kiefer, 1979).

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 8

Page 9: Laporan Pengindraan Jauh

Pengindraan jauh merupakan variasi teknik yang dikembangkan untuk

memperoleh dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut

berbentuk padiasi elektromagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan

dari permukaan bumi (lindgren, 1859).

Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh,

menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan

sensor pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985).

b. Sejarah Pengindraan Jauh

Perkembangan Pengindraan Jauh dibedakan menjadi dua tahap, yaitu

sebelun tahun 1960 yang masinh menggunakan foto udara dan sesudah taun 1960

yang sudah menggunakan satelit.

1. Sebelum Tahun 1960

Perkembangan kamera diperoleh oleh Aristoteles dengan ditemukannya

teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan

melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap. Percobaan ini dilanjutkan oleh

beberapa ahli lagi yang kemudian mulai ditemukannya proses fotografi yang

akhirnya berkembang menjadi teknik fotografi. Teknik fotografi terus

berkembang setelah diproduksinya rol filem yang awalnya di buat untuk

mempotret desa dan kota di Paris dengan menggunakan balon udara. Pada yahun

1903 di Jerman, kamera pertama yang diluncurkan melalui roket yang

dimaksudkan untuk melakukan pemotretan udara dari ketinggian 800 m dan

kamera tersebut kembali ke bumi dengan parasut. Foto udara pertama kali dibuat

oleh Wilbur Wright pada tahun 1909. Selama periode Perang Dunia I, foto udara

digunakan untuk berbagai keperluan antara lain untuk pelacakan dari udara yang

dilakukan dengan pesawat kecil dilengkapi dengan kamera untuk mendapatkan

informasi kawasan militer strategis, juga dalam hal peralatan interpretasi foto

udara, kamera dan film. Sejak tahun 1920 di Amerika, pemanfaatan foto udara

telah berkembang pesat yang mana banyak digunakan sebagai alat bantu dalam

pengelolaan lahan, pertanian, kehutanan, dan pemetaan penggunaan tanah.

Dimulai dari pemanfaatan foto hitam putih yang pada gilirannya memanfaatkan

foto udara berwarna bahkan juga foto udara infra merah. Selama perang dunia ke

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 9

Page 10: Laporan Pengindraan Jauh

II, pemanfaatan foto udara telah dikembangkan menjadi bagian integral aktifitas

militer yang digunakan untuk pemantauan ketahanan militer dan aktifitas daerah

di pasca perang.

2. Sesudah Tahun 1960

Perekaman bumi pertama dilakukan oleh satelit TIROS (Television and

Infrared Observation Satellite) pada tahun 1960 yang merupakan satelit

meteorology. Sejak saat ini peluncuran manusia ke angkasa luar dengan kapsul

Mercury, Gemini dan Apollo dan lain-lain digunakan untuk pengambilan foto

pemukaan bumi. Sensor multispektral fotografi S065 yang terpasang pada Apollo-

9 (1968) telah memberikan ide pada konfigurasi spektral satelit ERTS-1 (Earth

Resources Technology Satellite), yang akhirnya menjadi Landsat (Land Satellite).

Satelit ini merupakan satelit untuk observasi sumber daya alam. Setiap program

satelit mempunyai misi khusus mengindera dan mengamati permukaan bumi,

sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan aplikasi yang menjadi tujuannya. Misi

satelit PJ resolusi tinggi sebagian berorientasi untuk inventarisasi, pantauan, dan

penggalian lahan atau daratan, sebagian untuk mendapatkan informasi kelautan

dan lingkungan. Tabel 1 menunjukkan program satelit PJ operasional mulai dari

tahun 1990 sampai menjelang tahun 2000, yang distribusi datanya bagi

masyarakat di seluruh dunia. Data PJ tersebut dapat dipesan, dibeli, atau diminta

melalui operator satelit atau stasiun bumi di negara atau kawasan setempat.

c. Fisika Pengindraan Jauh

Karakter utama dari suatu image (citra) dalam penginderaan jauh adalah

adanya rentang panjang gelombang (wavelength band) yang dimilikinya.

Beberapa radiasi yang bisa dideteksi dengan sistem penginderaan jarak jauh

seperti : radiasi cahaya matahari atau panjang gelombang dari visible dan near

sampai middle infrared, panas atau dari distribusi spasial energi panas yang

dipantulkan permukaan bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap

material pada permukaan bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda

terhadap cahaya matahari. Sehingga material-material tersebut akan mempunyai

resolusi yang berbeda pada setiap band panjang gelombang.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 10

Page 11: Laporan Pengindraan Jauh

Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra

satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital

Number bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam

(greyscale), tergantung level energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam

order yang benar akan membentuk sebuah citra. Berdasarkan resolusi yang

digunakan, citra hasil penginderaan jarak jauh bisa dibedakan atas (Jaya, 2002):

Resolusi spasial

Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan

bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk permukaan disekitarnya, atau

sesuatu yang ukurannya bisa ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan

kita untuk mengidentifikasi (recognize) dan menganalisis suatu objek di

bumi selain mendeteksi (detectable) keberadaannya.

Resolusi spektral

Merupakan dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang

sensitive terhadap sensor

Resolusi radiometrik

Merupakan ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran

radiasi (radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh

permukaan bumi.

Resolusi Temporal

Merupakan frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang

sama (revisit). Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16

hari, SPOT 26 hari dan lain sebagainya.

Kebanyakan citra satelit yang belum diproses disimpan dalam bentuk

grayscale, yang merupakan skala warna dari hitam ke putih dengan derajat

keabuan yang bervariasi. Untuk penginderaan jauh, skala yang dipakai adalah 256

shade grayscale, dimana nilai 0 menggambarkan hitam, nilai 255 putih.

Untuk citra muktispektral, masing-masing piksel mempunyai beberapa

DN, sesuai dengan jumlah band yang dimiliki. Sebagai contoh, untuk Landsat 7,

masing-masing piksel mempunyai 7 DN dari 7 band yang dimiliki. Citra bisa

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 11

Page 12: Laporan Pengindraan Jauh

ditampilkan untuk masing0masing band dalam bentuk hitan putih maupun

kombinasi 3 band sekaligus, yang disebut color composites.

Citra, sebagai dataset, bisa dimanipulasi menggunakan algorithm

(persamaan matematis). Manipulasi bisa merupakan pengkoreksian error,

pemetaan kembali data terhadap suatu referensi geografi tertentu, ataupun

mengekstrak informasi yang tidak langsung terlihat dari data. Data dari dua citra

atau lebih pada lokasi yang sama dikombinasikan secara matematis untuk

membuat composite dari beberapa dataset. Produk data ini, disebut derived

products, bisa dihasilkan dengan beberapa penghitungan matematis atas data

numerik mentah (DN) (Puntodewo, dkk, 2003

Reflektansi obyek pada Berbagai Panjang Gelombang

Adapun jenis-jenis gelombang atau spectrum yaitu,

1) Gelombang Radio

Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau

frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya

rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke

atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang

radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui

kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh

rangkaian elektronika yang disebut osilator. Gelombang radio ini

dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 12

Page 13: Laporan Pengindraan Jauh

mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah

terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.

2) Gelombang mikro

Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan

frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap

oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu.

Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan

menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah

yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan

dengan cepat dan ekonomis. Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada

pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR berarti

mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan

gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan

gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3

X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran

dengan penerimaan.

3) Sinar Inframerah

Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014

Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu

memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan

detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum

ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat

tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi

inframerah.

Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul

yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti

memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang

dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda.

4) Cahaya tampak

Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling

dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum

gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 13

Page 14: Laporan Pengindraan Jauh

Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari

panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu)

sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya

adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi

dan kedokteran.

5) Sinar ultraviolet

Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz

sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m.

gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik.

Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet

dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah

yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar

ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.

6) Sinar X

Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang

gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun

seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus

buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal

1cm.

7) Sinar Gamma

Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz

atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling

besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan

tubuh.

Pemanfaatan Radiasi

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 14

Page 15: Laporan Pengindraan Jauh

d. Unsur-unsur Interpretasi

1) Rona dan Warna

Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada

citra. Sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan

menggunakan spectrum sempit, lebih sempit dari spectrum tampak

2) Bentuk

Bentuk merupakan variable kualitatif yang memberikan konfigurasi

atau kerangka suatu objek (Lo, 1976).

3) Ukuran

Ukuran ialah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume.

4) Tekstur

Tekstur merupakan perubahan rona pada citra atau pengulangan rona

kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.

5) Pola

Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi

banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah.

6) Bayangan

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di

daerah gelap.

7) Situs

Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.

8) Asosiasi

Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang stau dengan objek yang

lainnya. Misalnya fasilitas listrik yang besar sering menjadi petunjuk bagi

jenis pabrik aluminium, gedung sekolah yang berbeda dengan tempat

ibadah.

9) Konfergensi bukit

Konfergensi bukit ialah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra

sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit kea rah satu simpulan

tertentu.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 15

Page 16: Laporan Pengindraan Jauh

e. Keunggulan dan Kelemahan Pengindraan Jauh

1. Keunggulan Inderaja

Menurut Sutanto (1994-18-23), penggunaan penginderaan jauh baik

diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi

penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi

dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di

permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta

bersifat permanen.

Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga

dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang

disebut stereoskop.

Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam

bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.

Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit

dijelajahi secara terestrial.

Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

2. Kelemahan Inderaja

Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga

memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut

Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;

Peralatan yang digunakan mahal;

Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.

D. Citra Landsat

Satelit LANDSAT (Land satellite) merupakan salah satu contoh satelit

sumber daya yang menghasilkan citra multispektral. Satelit ini milik Amerika

Serikat yang diluncurkan pertama kali tahun 1972 dengan nama ERST-1.

Keberhasilan satelit ini, dilanjutkan dengan peluncuran satelit kedua dengan nama

Landsat-1, hingga tahun 1991 telah diluncurkan sebanya lima satelit (Landsat-1

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 16

Page 17: Laporan Pengindraan Jauh

sampai Landsat-5). Landsat TM (Land satellite Thematic Mapper) adalah satelit

sumber daya bumi generasi kedua yang merupakan penyempurnaan dari landsat

generasi pertama. Keunggulan dari satelit ini adalah pada jumlah saluran yang

digunakan sebanyak 7 saluran (band) serta digunakan saluran inframerah tengah

dan inframerah termal. Citra Landsat ETM+ mempunyai spesifikasi antara lain

resolusi spektral tinggi, yaitu mempunyai 8 saluran sehingga kemampuan

membedakan obyek relatif tinggi. Liputan citra yang luas membuat citra ini

mempunyai kemampuan memberikan gambaran suatu daerah secara kenampakan

yang berkesinambungan (sinoptic overview) sehingga akan memudahkan dalam

interpretasi suatu daerah yang luas. Hal ini karena perbandingan mapun

keterkaitan kenampakan antara satuan wilayah dapat dilihat secara langsung pada

citra yang sama. Citra Landsat ETM+ mempunyai resolusi temporal atau mampu

merekam daerah yang sama setiap 16 hari sekali, hal ini sangat bermanfaat untuk

memperoleh data terbaru tentang daerah penelitian. Pada citra Landsat generasi

ke-7 telah ditingkatkan resolusi spasialnya, yaitu dengan sensor ETM+ selain

menghasilkan citra dengan 7 saluran seperti pada sensor TM, ditambah saluran

(band) ke-8 yang mempunyai resolusi spasial 15 meter (pankromatik) kemudian

dari sensor HRMSI dihasilkan citra multispectral (4 band) dengan resolusi spasial

10 meter serta 1 band citra pankromatik dengan resolusi spasial 5 meter.(Khakhim

N, 2003) Landsat yang masih berotasi sampai sekarang adalah landsat 5 yang

merupakan satelit sumber alam generasi baru yang telah beroprasi penuh. Satelit

ini berada pada ketinggian 705 km yang terdiri atas multimission modular

spesecraft, yaitu modul pesawat sebagai pendukung posisi dan keberadaan satelit,

dan instrumen modul yaitu modul instrumen penginderaan jauh. Satelit ini

mempunyai orbit yang tidak berubah (sunsynchronous) dan hampir polar karena

orbitnya tidak berhimpitan dengan bumi, melainkan beda sebesar 8.20 searah

jarum jam. Orbit sunsynchronous disebapkan sudut antara bidang matahari, pusat

bumi dan bidang orbit satelit dibuat tetap sebesar 37,50 (Lillesand dan Kiefer,

1994). Rotasi bumi dari barat ke timur dan orbit satelit yang sunsynchronous

menyebapkan satelit mengitari bumi lebih dari 10 kali sehari. Setiap putaran

membutuhkan waktu sekitar 98 menit. Proyeksi lintasan satelit bergeser dari arah

timur ke barat sejauh 2,752 Km di sepanjang katulistiwa. Landsat bergerak dari

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 17

Page 18: Laporan Pengindraan Jauh

utara ke selatan dengan menyapu permukaan bumi selebar 185 Km dan dapat

meliput hampir seluruh permukaan bumi dan beberapa daerah laut (Lillesand dan

Kiefer, 1994) . Menurut Lillesand dan Kiefer (1994) dalam Purwadhi (2001)

bahwa satelit LANDSAT 7 saat ini membawa dua sensor, yaitu ETM+ dan High

Resolution Multispectral Stereo Imager (HRMSC). Desain ETM + titik beratnya

untuk berkelanjutan (continuity) dari program LANDSAT 4, 5, dan 6, yaitu lebar

liputan 185 Km. Desain sensor ETM + seperti ETM pada LANDSAT 7 ditambah

dua sistem model kalibrasi untuk gangguan kalibrasi untuk gangguan radiasi

matahari (Dua Model Solar kallibrator Sistem) dengan penambahan lampu

kalibrasi untuk fasilitas koreksi radiomatrik. Menurut Lillesand dan Kiefer (1994),

ke tujuh band pada landsat untuk pemetaan tematik adalah :

Band Panjang

Gelombang(µm)

Spektral Kegunaan

1 0.45 - 0.52 Biru Tembus terhadap tubuh air, dapat untuk

pemetaan air, pantai,pemetaan tanah,

pemetaan tumbuhan, pemetaan

kehutanan dan mengidentifikasi

budidaya manusia

2 0.52 - 0.60 Hijau Untuk pengukuran nilai pantul hijau

pucuk tumbuhan dan penafsiran

aktifitasnya, juga untuk pengamatan

kenampakan budidaya manusia

3 0.63 - 0.69 Merah Dibuat untuk melihat daerah yang

menyerap klorofil, yang dapat

digunakannuntuk membantu dalam

pemisahan spesies tanaman juga untuk

pengamatan budidaya manusia

4 0.76 - 0.90 Infra merah

dekat

Untuk membedakan jenis tumbuhan

aktifitas dan kandungan biomas untuk

membatasi tubuh air dan pemisahan

kelembaban tanah

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 18

Page 19: Laporan Pengindraan Jauh

5 1.55 - 1.75 Infra merah

sedang

Menunjukkan kandungan kelembaban

tumbuhan dan kelembaban tanah, juga

untuk membedakan salju dan awan

6 10.4 - 12.5 Infra Merah

Termal

Untuk menganallisis tegakan tumbuhan,

pemisahan kelembaban tanah dan

pemetaan panas

7 2.08 - 2.35 Infra merah

sedang

Berguna untuk pengenalan terhadap

mineral dan jenis batuan, juga sensitif

terhadap kelembaban tumbuhan

Karakteristik ETM + Landsat

E. Pengindraan Jauh Untuk Marine

Pengindraan jauh sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia

begitupun bagi geografi, karena dengan pengindraan jauh ini geografi dalam

mengkaji sebuah objek di permukaan bumi tanpa harus terjun ke lapangan namun

dengan hanya menginterpretasi citra pengindraan jauh tersebut. Dalam kajian

geografi terdapat pula geomorfologi bentukan marine. Dengan bantuan

pengindraan jauh ini dalam pengkajian marine dapat lebih mudah dalam hal

penelitian dilapangan dari pada menggunakan peta geologi. Karena citra ini lebih

nyata dan keakuratannya lebih bagus karena merupakan sebuah foto, sedangkan

peta adalah sebuah gambar yang distorsinya bisa dibilang cukup besar.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 19

Page 20: Laporan Pengindraan Jauh

Sedangkan manfaat yang diperoleh apabila menggunakan pengindraan

jauh dalam kajian marine, diantaranya :

Pengamatan sifat fisis air laut.

Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.

Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 20

Page 21: Laporan Pengindraan Jauh

BAB III

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum ini diantarnaya:

1. Peta rupabumi peta rupa bumi dipergunakan untuk membantu

mengidentifikasi penggunaan lahan dan bentukan lahan pada citra satelit.

Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mempermudah mengetahui lokasi

atau tempat yang kita tuju atau cari.

2. Peta geologi dipergunakan untuk membantu mencari atau

mengidentifikasi jenis tanah di daerah praktikum

3. Citra satelit Landsat lembar Cipatujah untuk menginterpretasikan

bentukan marine apa saja yang terdapat di daerah Cipatujah.

4. GPS untuk membantu kita menemukan dan mengetahui koordiant (grid

atau geodetic) daerah praktikum. Caranya yaitu kita ambil data tentang

suatu tempat dilihat dari ketinggiannya. Kemudian setelah ditentukan

ketinggiannya maka arahkan arah itu terhadap garis koordinat, maka

didapatkan garis lintang dan garis bujur yang sesuai dengan ketinggian

tempat yang telah ditentukan.

5. Kompas untuk mengetahui arah dan letak tempat yang akan disajikan

titik pengamatan. Cara kerja kompas yaitu: kompas harus terletak diatas

permukaan yang datar sehingga kinerja kompas itu bisa menentukan suatu

arah yang lebih tepat dimana jarum kompas selalu menggarah kea rah utara

sehingga memungkinkan kita untuk dapat dengan mudah menentukan arah

utara pada suatu daerah yang tidak di ketahui kemana arah mata

anginnya.Kemudian setelah penempatan kompas itu dalam keadaan stabil

dan datar, kita arahkan kompas pada satu titik yang akan menjadi tiitik focus

penelitian, setelah kita mendapatkan satu titik focus kemudian ambil garis

lurus sehingga menghasilkan sebuah titik pertemuan, maka itulah titik atau

tempatyang harus di jadikan penelitian.

6. Klinometer untuk mengukur derajat kemiringan lereng

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 21

Page 22: Laporan Pengindraan Jauh

7. Kamera untuk memotret bentukan-bentukan di daerah marine

B. Langkah-langkah komputerisasi

a. Membuka Program Ermapper 6.4

Apabila kita kita ingin membuka mengedit citra satelit yang ada

dikomputer dan mengklassifikasikannya dengan menggunakan klassifikasi

unsupervised. Maka kita harus membuka terlebih dahulu program ERMapper nya

terlebih dahulu. Dan yang sekarang kita gunakan adalah ERMapper 6.4

Pertama-tama klik Start menu pada desktop anda, setelah itu pilih ER

Mapper 6.4.

Setelah itu atan muncul tampilan proses loading seperti gambar di bawah ini:

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 22

Page 23: Laporan Pengindraan Jauh

Dan selanjutnya akan muncul kotak seperti di bawh ini:

Setelah itu klik ikon untuk membuka file, sehingga akan muncul tampilan

seperti dibawah ini

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 23

Page 24: Laporan Pengindraan Jauh

Lalu pilih file yang akan di buka. Klik OK

b. Membuat Band 321 dan Cara Menyimpan

Buka terlebih dahulu program ER Mapper 6.4, setelah itu akan muncul

tampilan seperti ini,

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 24

Page 25: Laporan Pengindraan Jauh

Setelah tampil kotak seperti diatas klik ikon ini, lalu akan muncul

tampilan seperti dibawah ini,

Setelah tampil kotak dialog seperti diatas klik ikon duplicate

sebanyak 2 kali, sehingga akan muncul tampilan seperti ini

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 25

Page 26: Laporan Pengindraan Jauh

Setelah itu masukan data TIF dengan cara klik ikon maka akan tampil

seperti ini,

Lalu masukan setiap data TIF ini ke semua pseudo layer dengan cara

mengklik ok this layer only. Maka akan tampil seperti ini.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 26

Page 27: Laporan Pengindraan Jauh

[Ps] default Surface nya di ubah ke “Red Green Blue” seperti tampilan di

atas. Lalu selanjutnya ke tiga pseudo layer ini di ubah menjadi RGB,

Ketiga band tersebut diganti, no 1 jadi red, 2 jadi green dan yang ke tiga

blue, setelah langkah itu di lakukan maka klik ikon dan untuk

memperjelas citra, dan hasilnya akan seperti ini

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 27

Page 28: Laporan Pengindraan Jauh

Untung save data citra di atas dilakukan dengan cara klik ikon terus

dilakukan 2 kali, yang pertama dengan ER Mapper Raster Data dan yang ke dua

dengan ER Mapper Alogarithm.

Setelah itu klik OK maka akan muncul tampilan seperti ini

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 28

Page 29: Laporan Pengindraan Jauh

Lalu tekan ok maka akan muncul gambar seperti ini loading

jika sudah selesai maka akan tampil seperti dibawah ini, jika ini tampil maka

penyimpanan data “ers” sudah berhasil.

Setelah berhasil mengsave data “ers” maka harus di lanjutkan dengan mengsave

data logarithm dengan cara sama seperti tadi klik ikon save , lalu pada kotak

dialog pilih ER Mapper alogarithm(.alg)

Lalu klik ok dan penyimpanan berhasil.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 29

Page 30: Laporan Pengindraan Jauh

c. Cara Crop Citra

Pertama buka terlebih dahulu citra yang akan di crop lalu klik ikon .

Ini dilakukan untuk memperjelas wilayah penelitian. Setelah di klik ikon tersebut

dan arahkan ke tempat atau wilayah yang akan di teliti maka hasilnya akan seperti

ini.

d. Membuat ISSOCLASS Unsuperviseed Clasification

Setelah kita memiliki citra dengan band 321, selanjutnya klik Process lalu

pilih Calculate Statistic

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 30

Page 31: Laporan Pengindraan Jauh

Lalu pilih calculate statistic, maka akan muncul tampilan sebagai berikut

Pada baris bataset pilih data citra yang akan di analisis, lalu klik ok

sehingga computer akan memprosesnya maka akan muncul seperti ini

Setelah melakukan kalkulasi statistic, selanjutnya klik Process lalu pilih

Classification dan pilih ISSOCLASS Unsupervised Classification.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 31

Page 32: Laporan Pengindraan Jauh

Setelah itu akn muncul bookmark seperti dibawah ini:

Pada input data set pilih untuk memasukan data yang akan di olah,

jika ikon tersebut di klik maka terjadi tampilan seperti ini, lalu klik OK

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 32

Page 33: Laporan Pengindraan Jauh

Setelah langkah tersebut dilakukan selanjutnya pilih pada output data set

pilih seperti tadi lalu pada tampilan output dataset tulis nama yang khas

sehingga mudah di ingat seperti “citraplot9yoga321clasification” lalu OK

Setelah itu dilakukan maka akan ada tampilan seperti dibawah ini

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 33

Page 34: Laporan Pengindraan Jauh

Pada maximum iteration udah dari 99999 menjadi 10 untuk

mempersingkat waktu dan juga pada maximum number of classes ubah menjadi

10 dari asalnya 225. Setelah ini dilakukan maka klik OK pada bagian atas kanan

pada kotak dialog. Maka secara otomatis computer akan memproses data tersebut

seperti tampilan berikut

Setelah keluar perintah seperti di atas klik OK, maka anda sudah

melakukan proses classification. Lalu semuanya close lalu klik pada toolbar

ER Mapper untuk membuka file yang telah melalui proses classification tadi, lalu

akan muncul tampilan ngblank hitam seperti berikut.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 34

Page 35: Laporan Pengindraan Jauh

Tidak usah khawatir dengan tampilan seperti itu karena tampilan ngblank

seperti itu merupakan hal yang biasa, bisa di atasi dengan klik ikon , maka

akan muncul tampilan alogarithm yang sudah di jelaskan di atas, pada tampilan

alogatithm ini klik kanan pada pseudo layer lalu pilih class display.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 35

Page 36: Laporan Pengindraan Jauh

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 36

Page 37: Laporan Pengindraan Jauh

Klik kanan pada citra trus pilih cell values profile, cell values profile ini

digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis data. Setelah semua

dilakukan pilih edit di menu bar ER Mapper lalu pilih edit class/region color and

name… seperti tampilan di bawah.

Data 1-10 ini di analisis sesuai apa yang ada dip eta dan di lapangan, cara

pengisian ini dilakukan dengan menyorot data dengan ikon pada cell values

profile yang akan menghasilkan sebuah angka lalu isikan kepada data yang 10

tersebut.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 37

Page 38: Laporan Pengindraan Jauh

Setelah semuanya selesai klik tanda save di sisi kanan atas, lalu close

semua file setelah itu buka lagi file tadi dengan mangklik ikon , dan inilah

hasilnya.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 38

Page 39: Laporan Pengindraan Jauh

e. Cara membuat layout pada cita

Pertama buka terlebih dahulu file isoclass lalu pilih file dan pilih page

setup.

Setelah kita klik page setup maka akan muncul tampilan seperti ini.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 39

Page 40: Laporan Pengindraan Jauh

Setelah muncul tampilan seperti itu kita ubah backgrundnya menjadi putih

dengan cara klik ikon yang tadinya hitam menjadi putih, lalu ubah

semuanya hingga tampilannya seperti berikut

Klik apply dan ok maka prosesnya akan selesai. Dan citranya akan seperti ini.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 40

Page 41: Laporan Pengindraan Jauh

Selanjutnya buka alogarithm dan dan klik menu editpilih add vector layer lalu

pilih annotation/map composition

Lalu pilih annotation layer sehingga muncul tool seperti ini.

Klik map rectangle untuk memberi grid,skala,legenda dan arah mata angin.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 41

Page 42: Laporan Pengindraan Jauh

a. Grid

Pertama munculkan dulu tools seperti di atas lalu klik map rectangle

lalu akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini dan pilih grid pada kategori

maka akan muncul seperti ini dan pilih LL.

Lalu drag grid LL ini ke dalam citra maka akan muncul tampilan sebagai

berikut

Klik fit grid untuk memasang pada citra sehingga tampilannya seperti di atas.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 42

Page 43: Laporan Pengindraan Jauh

b. Judul

Prosesnya sama seperti member grid, untuk member judul (text) klik ikon

pada tools lalu akan muncul kotak dialog seperti di bawah dan kita ketik apa

judul peta citra tersebut. Lalu pilih apply

c. Mata Angin

Sama seperti memberikan grid klik dulu ikon pada tools lalu pilih

North_arrow

Lalu pilih salah satu jenis mata angin dan drag ke citra. Dan hasilnya seperti

ini.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 43

Page 44: Laporan Pengindraan Jauh

d. Skala

pilih scale_bar pada menu category maka tampilannya seperti ini

Lalu drag ke dalam citra maka hasilnya akan seperti ini.

e. Legenda

Pilih Legend_Item pada menu category maka akan muncul seperti berikut dan

drag jenis legenda yang akan di pilih

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 44

Page 45: Laporan Pengindraan Jauh

Setelah di drag akan muncul tampilan sebagai berikut

Pada classified raster file pilih data isoclass agar legendanya mengisi secara

otomatis. Dengan cara klik ikon lalu akan tampil seperti ini,

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 45

Page 46: Laporan Pengindraan Jauh

Klik OK, maka akan muncul tampilan seperti ini, hilangkan tanda pada Fast

Preview lalu close tampilan ini

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 46

Page 47: Laporan Pengindraan Jauh

Setelah itu semua dilalui maka hasil akhirnya adalah seperti di bawah ini

f. Cara menyimpen

Klik ikon pada tools untuk menyipan file dengan format erv trus klik ok,

dan juga harus menyimpan juga dengan format alg nya.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 47

Page 48: Laporan Pengindraan Jauh

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Daerah Praktikum

Daerah praktikum ini adalah daerah Cianjur Selatan yang meliputi Kecamatan

Sindang barang. Sebelah barat berbatasan dengan Garut, sebelah selatan

berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Sukabumi

dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Daerah ini memiliki suhu

panas karena terletak di daerah dataran rendah tepatnya di selatan pulau jawa.

a. Kondisi fisik

a) Geologi daerah penelitian

Data geologi di daerah penelitian tersebut disajikan berdasarkan peta

geologi lembar sindangbarang berskala 1 : 100.000.

Yang paling banyak ditemukan di derah penelitian saya adalah batu

pasir, dan juga mineral pasir besi karena pada plot 9 ini tepat

dijadikan tambang pasir besi oleh warga ataupun oleh perusahaan-

perusahaan tertentu.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 48

Page 49: Laporan Pengindraan Jauh

b) Geomorfologi

Banyak bentukan-bentukan di daerah praktikum ini, seperti:

Struktural, Perbukitan landai, denudasional datar, Fluvial, Dataran

banjir, sedimentasi, Marin dan Karst.

c) Iklim

Keadaan iklim di daerah praktikum ini pada umumnya beriklim

tropic basah, hal ini ditandai dengan adanya hutan homogeny dengan

kerapatan padat (tinggi). Namun di daerah selatannya, daerah dekat

pantai, hawanya panas. Hal ini dikarenakan terpengaruh kondisi

pantai.

d) Tanah

Kondisi tanah di daerah praktikum beragam, sebab batuannya pun

beragam. pH rata-rata daerah tersebut berkisar antara 6 – 7.

Drainasenya pun berbeda-beda sesuai bengan batuan yang

terkandung.

b. Kondisi sosial

Pola pemukiman di daerah praktikum sangat beragam dari mulai

memanjang sepanjang jalan, ada juga yang terpencar. Aksebilitas di wilayah

penelitian dapat dikatakan baik karena alat transportasi umun sudah banyak

ditemui dan yang paling banyak adalah kendaraan elf sedangkan untuk pepergian

jarak dekat masyarakat di daerah penelitian ini menggunakan motor, seperti untuk

kesekolah kepasar dll.

Dilihat dari mata pencaharian penduduk di daerah penelitian kami di desa

jayagiri kecamatan sindangbarang sangat beragam, mulai dari petani, nelayan,

pedagang, PNS dan yang paling dominan di wilayah penelitian kami

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani jagung. Petani ini mendapatkan

lahan buat pertanian dengan cara menyewa tanah kepada pemerintah dengan

harga Rp 10.000/tahun dengan luas lahan 400m2. Sarana prasarananya juga bisa

dikatakan cukup baik karena disana sudah didirikan alpamart yang dapat melayani

penduduk akan kebutuhan rumah tangganya, dan juga sudah berdiri sekolah dari

mulai TK sampai SMA.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 49

Page 50: Laporan Pengindraan Jauh

B. Analisis

a. Bentukan marine

Seperti yang telah dijelaskan diatas tentang deskripsi daerah

penelitian dahwa di temukan bentukan fenomena geomorfologi yaitu

bentukan marine delta . Pada daerah raktikum ini yaitu plot 9 yang berada

pada koordinat 7 28’5,76” LS - 10713’00,8” BT terdapat bentukan delta

yang di sebabkan oleh sungai yang bernama cidaun atau ci ujung (sebutan

warga setempat). Delta artinya sedimentasi atau pengendapan di muara

sungai karena debit sungai yang berkurang. Delta ini terbagi menjadi

beberapa bentukan delta yaitu :

1. Bird Foot Delta,

2. Cuspate Delta,

3. Estuarine Delta.

Jenis-jenis delta ini berbeda satu sama lain, perbedaan ini disebabkan

oleh cara pembentukannya. Misalnya Bird Foot Delta, bentukan delta ini

di sebabkan oleh pengaruh flufial yang sangat dominan. Delta ini

terbentuknya lama karena material yang di angkut berjumlah relative kecil

namun berkelanjutan.

Dibawah ini adalah peta geologi plot 9 yang membahas tentang

delta.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 50

Page 51: Laporan Pengindraan Jauh

Untuk mengetahui ketelitian hasil interpretasi, maka harus diuji melalui

tabel penguji ketelitian interpretasi bentukan marine sebagai berikut.

NOObjek Kajian

Lapangan

Total

Sample

Kenyataan

Dilapangan

Persentase

Ketepatan

(%)M1

1 M1 1 1 100

Keterangan M1 = bentukan Delta

Dari Data diatas dapat disimpulkan bahwa 100% interpretasinya benar.

Terumbu Karang dan Garis Pantai Terdapat dilapangan dan sesuai dengan Citra.

b. Potensi pantai ciujung

a. Potensi sumberdaya

Dengan ombaknya yang begitu besar pantai ciujung (sebutan dari warga

setempat) sangat berpotensi untuk dijadikan sumber energi listrik tenaga

gelombang laut, hal ini akan membantu pasokan listrik jawa bali. Selain itu

pantai ini juga terkenal dengan pasir besi yang sangat melimpah, pasir besi ini

akan dapat mendongkrak perekonomian warga setempat apabila diolah dan

dikelola dengan baik jangan di monopoli oleh suatu perusahaan saja.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 51

Page 52: Laporan Pengindraan Jauh

Pasir Besi

b. Potensi bencana

Dengan ombak yang sangat besar karena berbatasan langsung

dengan samudra Indonesia potensi abrasi pantai sangat besar ditambah

lagi dengan penambangan pasir besi yang memperparah terjadinya

abrasi ini.

Abrasi Pantai

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 52

Page 53: Laporan Pengindraan Jauh

c. Pantai yang kotor

Pantai ciujung ini memeang cukup kotor dikarenakan ada sampah

yang di bawa oleh sungai ciujung, namun permasalahan ini tidak

terlalu besar karena jumlah sampah yang relative sedikit.

Pantai Cidaun yang kotor

d. Kerusakan pantai

Kerusakan ini disebabkan karena adanya penambangan pasir besi

yang dilakukan tanpa memperdulikan dampak negatif terhadap

lingkungan. Jika ini tidak di cegah maka kerusakan ini akan sangat

menjadi-jadi dan tidak terkendali.

Tempat penambangan pasir besi

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 53

Page 54: Laporan Pengindraan Jauh

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil interpretasi citra dan pengamatan langsung di lapangan diketahui

bahwa terdapat salah satu bentukan marine yaitu delta, delta ini tidak begitu luas.

Dengan band 321 bentukan-bantukan marine terlihat,

Perairan berwarna berwarna biru

Vegetasi berwarna hijau

Sedimentasi berwarna coklat

Namun untuk terumbu karang pada band 321 tidak begitu terlihat

Delta adalah suatu bentukan geomorfologi marine ya terbentuk akibat

sedimentasi sungai pada sungai yang arusnya melambat, delta ini terlihat di

kawasan desa jayagiri kecamatan sindangbarang cianjur selatan. Namun delta ini

terlihat seperti delta muda sebab bentukannya tidak terlalu besar dan blum banyak

vegetasinya.

Namun pada kenyataannya di lapangan banyak sekali penggunaan lahan

yang berubah, ada juga perbedaan antara citra RGB 321 dan peta RBI yang

mempersulit dalam praktikum di lapangan.

B. Saran

Untuk penelitian selanjutnya, agar lebih baik maka diharapkan:

1. Penggunaan alat-alat praktikum yang lengkap misalnya GPS harus tersebar

ke semua plot sebab jika tidak memiliki GPS akan lebih sulit menentukan

koordinat.

2. Menggunakan alat praktikum yang lebih canggih, misalnya dalam hal

GPS, hendaknya menggunakan GPS yang distorsinya seminim mungkin

agar memudahkan pengecekan.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 54

Page 55: Laporan Pengindraan Jauh

3. Untuk menginterpretasi citra dan mengidentifikasinya, agar lebih akurat,

kualitas lebih bagus dan pengoperasiannya lebih mudah, maka hendaknya

menggunakan software yang lebih canggih seperti ENVI 4.2 yang hasil

zoom gambarnya lebih jelas.

4. Harus ada kecocokan antara citra satelit dengan peta RBI sehingga

kesalahan dalam pengidentifikasian penggunaan lahan tidak terlalu sulit.

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 55

Page 56: Laporan Pengindraan Jauh

Daftar Pustaka

________.informasi desajayagiri.[online][7 desember 2011]

________.sejarah pengindraan jauh.[online][7 desember 2011]

Data-data praktikum pengindraan jauh

Hani, 2007.karya ilmiah pengindraan jauh.bandung:universitas pendidikan

Indonesia

Indraja.blogspot.com

Instrument pengamatan geologi lingkungan

Mulawarmandhani, adithya. 2009 bentang alam laut pantai [online]. Tersedia :

http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-laut-pantai.htm

Sugandi,dede Drs M.Si,2010. Pengindraan jauh dan aplikasinya.buana nusantara

press :Bandung

Tersedia : http://geoenviron.blogspot.com/2011/10/remote-sensing.html

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 56

Page 57: Laporan Pengindraan Jauh

LAMPIRAN

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 57