47
LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M DIKTI TAHUN 2017 IbM PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR (SD) Oleh: Prof. Dr I Wayan Suastra, M.Pd NIDN.0015056203 Prof.Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si NIDN.0031125821 Dr. A.A.I.Rai. Sudiatmika, M.Pd NIDN. 0022066006 KONTRAK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT NOMOR. 291/UN48.15/PM/2017 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA OKTOBER, 2017

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

LAPORAN

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM)

IbM DP2M DIKTI TAHUN 2017

IbM PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS

KEARIFAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR (SD)

Oleh: Prof. Dr I Wayan Suastra, M.Pd

NIDN.0015056203

Prof.Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si

NIDN.0031125821

Dr. A.A.I.Rai. Sudiatmika, M.Pd

NIDN. 0022066006

KONTRAK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

NOMOR. 291/UN48.15/PM/2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

OKTOBER, 2017

Page 2: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya
Page 3: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

laporan Pengabdian Kepada Masyarakat IbM Tahun 2017 ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya. Penyelesaian IbM ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, tim IbM pada kesempatan ini menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas

Pendidikan Ganesha, atas segala bantuan administrasi dan bimbingan sehingga

penelitian ini dapat terlaksana.

2. Kepala Kadisdikpora Kabupaten Klungkung atas ijin dan kerjasamanya dalam

memberi sambutan dan motivasinya sehingga IbM ini dapat dilaksanakan di

sekolah tersebut.

3. Kepala dan guru SD N 1 Tojan sebagai pengimbas, SD N 2 Tojan sebagai

pelaksanan, SD N 1 Semarapura Kauh, SD N Semarapura Kangin, SD N 1

Kamasan, SD N 1 Gelgel yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pelatihan

pendidikan karakter berbasis budaya lokal di SD N 2 Tojan.

4. Narasumber yang telah menyempatkan memebrikan pelatihan sehingga IbM ini

dapat berjalan dengan baik dan lancar.

5. Rekan-rekan di jurusan pendidikan fisika, atas kontribusinya dalam penyelesaian

laporan ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang ikut berkontribusi dalam IbM ini yang tidak

sempat kami sebutkan satu persatu kami ucapkan terima kasih. Semoga Ida Sang Hyang

Widhi Wasa memberikan rahmat sesuai dengan jasa Ibu/Bapak.

Singaraja, 25 Oktober 2017

Tim IbM,

v

Page 4: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya
Page 5: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

1

BAB I

ANALISIS SITUASI DAN RENCANA KEGIATAN

1. Analisis Situasi

Pada era industrialisasi dan globalisasi ini dengan persaingan yang semakin ketat

maka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memegang peranan yang

penting. Tantangan ini menghajatkan kesiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia

yang handal dan berkualitas yang tidak saja mampu menguasai IPTEK, tetapi juga mampu

membentuk karakter bangsa yang berlandaskan kearifan lokal.Gardner (2007) mengatakan

bahwa untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dibutuhkan lima

pikiran untuk masa depan (five mind for the future) yang meliputi: pikiran terdisiplin, pikiran

menyintesis, pikiran mencipta, pikiran merespek, dan pikiran etis. Lebih lanjut, Tilaar (2012)

mengatakan bahwa globalisasi harus dilawan dengan mengembangkan kreativitas dan

entrepreneurshipmelalui pedagogik kristis transformatif dalam pendidikan nasional.

Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah berat yang harus dilalui, yaitu terjadinya

krisis multidimensi yang berkepanjangan. Masalah ini sebetulnya mengakar pada

menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan oleh membudayanya praktek Korupsi

Kolusi dan Nepotisme (KKN), narkoba, konflik (antar etnis, agama, politisi, remaja, RW,

banjar, desa), meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos kerja, serta hilangnya budaya

malu jika telah melakukan hal-hal yang kurang baik di masyarakat. Budaya-budaya tersebut

adalah penyebab utama Negara kita sulit untuk bangkit dari krisis ini.Gunawan (2014)

mengatakan bahwa ada beberapa karakter bangsa Indonesia akhir-akhir ini yang mulai

berubah ke arah yang memprihatinkan. Misalnya terjadinya penurunan sikap religius, santun,

sabar, saling menghormati, dan mengutamakan musyawarah. Sekarang cenderung ke arah

yang destruktif.

Nampaknya diperlukan upaya untuk merajut kembali mutiara-mutiara bangsa yang

telah hilang atau menurun tersebut melalui proses pendidikan. Bahkan presiden terpilih Joko

Widodo telah mencanangkan program revolusi mental untuk mengembalikan karakter bangsa

Indonesia yang mulai tercerabut tersebut. Suprapto (2014) mengatakan bahwa revolusi

mental harus dimulai dari pendidikan, mengingat peran pendidikan sangat strategis dalam

membentuk mental anak bangsa (Jawa Pos, 5 September 2014, halaman 4).

Page 6: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

2

Sekolah yang menjadi sasaran pengabdian pada masyarakat adalah Sekolah Dasar 1

Tojan yang berlokasi di tengah-tengah Desa Tojann Klungkung dengan profil sekolah

sebagai berikut. Luas lahan sekolah 20 are dengan luas bangunan 52,50 x 18,23 m2, jumlah

ruang kelas 6 buah, ruang ibadah, toilet, perpustakaan 9,47 x 3,5 m2, jumlah siswa tahun

ajaran 2016/2017 sebanyak 154 orang, jumlah guru 13 orang dan dibantu seorang pegawai

non guru. Berdasarkan hasil observasi ke sekolah tersebut dan wawancara dengan kepala

sekolah ditemukan ditemukan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, sekolah ini letaknya

sangat strategis karena berada di tengah-tengah desa Tojan dan dipinggir jalan besar

Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya juga cukup baik sehingga kalau

dijadikan sekolah contoh sangat strategis. Kedua, pendidikan karakter di sekolah ini memang

sudah ada perencanaan ke arah itu, namun pemahaman kepala sekolah maupun guru dalam

pengelolaan sekolahnya maupun dalam implementasi kurikulumnya belum memadai.

Harapan dari Kepala Sekolah agar ada bantuan dari Undiksha untuk mengembangkan

pendidikan karakter di sekolah tersebut (surat permohonan terlampir). Kedua, Kepala

sekolah, guru dan pegawai menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan pendidikan karakter

di sekolah tersebut dan bahkan menyatakan kesiapannya menjadi sekolah contoh di

Klungkung. Ketiga, dukungan pihak Desa Tojan dalam hal ini disampaikan oleh Kepala Desa

Tojan Bapak Wayan Suastawa yang sangat mendukung dan mengharapkan ada kegiatan P2M

seperti ini sehingga anak-anak dari Desa Tojan menjadi anak-anak yang memiliki prestasi

tidak hanya dalam bidang akademik saja, tetapi juga memiliki karakter bangsa yang kuat

seperti jujur, bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarganya dan juga bangga terhadap

desanya. Bahkan Kepala Desa Tojan juga siap membantu dalam pelaksanaannya nanti

melalui bantuan ADD.

Page 7: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

3

Gambar 1. Sekolah Dasar No. 1 Tojan Klungkung

Pendidikan merupakan faktor dominan dalam mengembangkan karakter bangsa.

Tirtarahardja dan Sulo (2005) mengatakan bahwa pendidikan sebagai proses transformasi

budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikkan merupakan proses

pemanusiaan untuk menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia

dewasa/bijaksana, dan manusia seutuhnya agar mampu menjalankan dan mengembangkan

budaya. Salah satu fungsi sekolah mencakup fungsi sosial. Sekolah dalam menjalankan

fungsi sosial harus mampu mensosialisasikan peserta didik, sehingga mereka nantinya bisa

mengubah diri mereka dan masyarakatnya. Masyarakat merupakan sebuah tempat yang

menjadi tempat hidup, tumbuh, berkembang dan berubah bagi manusia. Sekolah berupaya

menggali dan mewariskan kearifan lokal dalam membangun kehidupan berbangsa. Oleh

karena itu, sudah seharusnya kurikulum sekolah (dalam hal ini kurikulum 2013) memberikan

perhatian yang lebih besar pada pendidikan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa

sebelumnya.

Kearifan lokal merupakan suatu gagasan konseptual hidup dalam masyarakat, tumbuh

dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat dari sifatnya yang

berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari

Page 8: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

4

hidup dan bersifat biasa-biasa saja). Keberagaman budaya Indonesia merupaklan modal besar

membangun bangsa. Setiap daerah memilikimkeunikan tersendiri dan mengandung kearifan

lokal masing-masing.Baker, et al (1995) menyatakan bahwa jika pembelajaran di sekolah

tidak memperhatikan budaya/kearifan lokal anak, maka konsekuansinya siswa akan

“menolak” atau hanya menerima sebagian konsep-konsep sains yang dipelajarinya. Kearifan

lokal didefinisikan sebagai kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah

(Gobyah, 2003). Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai

usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap

terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu (Ridwan, 2007).

Kearifan (wisdom) secara etimologi berarti kemampuan seseorang dalam menggunakan akal

pikirannya untuk menyikapi sesuatu kejadian, obyek atau situasi, sedangkan lokal

menunjukkan ruang interaksi dimana peristiwa atau situasi tersebut terjadi. Dengan demikian,

kearifan lokal secara substansial merupakan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat

yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertindak dan berperilaku sehari-hari.

Oleh karena itu, kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan

martabat manusia dalam komunitasnya (Geertz, 1992).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembangunan watak (character building)

amat penting. Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berahklak, berbudi pekerti, dan

berperilaku baik. Bangsa ini ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Sudah

saatnya dibangun kembali kesadaran akan pentingnya pembinaan karakter bagi insan

Indonesia melalui pendidikan yang bermutu. Sesuai dengan pendapatnya Elmubarok (2008)

yaitu, mengumpulkan yang terserak, menyambung yang terputus, dan menyatukan yang

tercerai.

2. Tujuan dan Manfaat

2.1 Tujuan

Secara umum tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini

adalah memberdayakan kepala sekolah, guru, dan pegawai SD 1 dan SD 2 Tojan Klungkung

agar mampu mengembangkan pendidikan karakter di sekolahnya sehingga menjadi sekolah

rujukan di kabupaten Klungkung khususnya atau di Bali pada umumnya. Dengan demikian,

pada akhirnya muaranya adalah mampu mengembangkan lulusan SD yang tidak hanya

cerdas, tetapi juga berkarakter bangsa yang kuat. Secara khusus tujuan P2M ini adalah

sebagai berikut.

Page 9: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

5

1) Memberdayakan kepala sekolah agar mampu mengelola sekolah yang berkarakter di

SD 1 dan SD 2 Tojan Klungkung.

2) Memberdayakan guru agar mampu merancang dan mengimplementasikan kurikulum

2013 yang bermuatan karakter berbasis budaya lokal secara benar di kelasnya masing-

masing.

3) Memberdayakan pengawas SD di UPT kecamatan Klungkung dalam memonitor dan

mengevaluasi serta membimbing sekolah-sekolah lainnya dalam mengembangkan

pendidikan berkarakter di Klungkung.

4) Memberdayakan pegawai dan para dagang di sekolah tersebut mampu membuat

situasi atau kondisi yang mendukung terciptanya sekolah yang berkarakter.

2.2 Manfaat

Secara umum kegiatan P2M ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

langsung kepada kepala sekolah, guru-guru, pegawai dan para pedagang di kantin sekolah di

SD 1 Tojan Klungkung mengembangkan sekolah yang berkarakter sesuai harapan kepala

sekolah dan para guru. Manfaat tidak langsungnya adalah dapat membantu peserta didik

meningkatkan prestasinya dalam bentuk kompetensi dari aspek pengetahuan, keterampilan,

dan sikap serta dengan sendirinya menguatkan karakter bangsanya. Manfaat lainnya adalah

dapat digunakan sebagai pijakan dalam mengambil kebijakan oleh pemerintah daerah dalam

hal ini dinas pendidikan dan kebudayaan untuk membina guru-guru SD dan mengembangkan

sekolah berkarakter di sekolah lainnya.

3. Target Luaran

Target luaran dari P2M ini adalah berupa model pengembangan karakter di sekolah

yang berupa model pendidikan karakter yang berbasis kearifan lokal yang berisi langkah-

langkah dari perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi, serta refleksinya dalam

bentuk buku panduan. Luaran lainnya adalah berupa artikel ilmiah yang akan dipublikasikan

pada Jurnal P2M nasional.

4. Metode dan Rencana Kegiatan

Metode pelaksanaan P2M ini adalah menggunakan disain pengembangan model

Gall&Borg (2003) yang dimodifikasi. Tahapannya meliputi 5 langkah kegiatan yaitu: 1)

analisis kebutuhan pengembangan pendidikan karakter di SD, disain model pengembangan

Page 10: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

6

sekolah berkarakter, implementasi disain model di sekolah, monitoring dan evaluasi, dan

desiminasi hasil pengembangan. Langkah-langkahnya secara diagram sebagai berikut.

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN

ANALISIS KEBUTUHAN

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

KARAKTER DI SD

DESKRIPSI SWOT

(KEKUATAN, KELEMAHAN,

TANTANGAN, DAN PELUANG)

DESKRIPSI KARAKTER YANG

AKAN DIKEMBANGKAN

PENYUSUNAN RANCANGAN/DISAIN

PELAKSANAAN PENDIDIKAN

KARAKTER DI SD DAN PELATIHAN

BAGI KEPALA SEKOLAH, GURU,

PEGAWAI DAN PENDUKUNG

LAINNYA

KEPALA SEKOLAH, GURU,

PEGAWAI DAN PENDUKUNG

LAINNYA YANG SIAP

MENGIMPLEMENTASIKAN

PERANGKAT IMPLEMENTASI

IMPLEMENTASI MODEL YANG

DISUSUN DI SEKOLAH PELAKSANAAN PENDIDIKAN

KARAKTER DI KELAS MAUPUN DI

LINGKUNGAN SEKOLAH: DOKUMEN

PELAKSNAAN DALAM BENTUK

VIDEO, FOTO, DAN DOKUMEN

LAINNYA

MONITORING DAN EVALUASI

PROGRAM DOKUMEN DALAM BENTUK VIDEO,

FOTO, PERANGKAT LAINNYA,

SERTA DATA HASIL MONITORING,

DAN REFLEKSI

DESIMINASI HASIL PENGEMBANGAN

DENGAN MENGUNDANG STAKE

HOLDER (BUPATI, DINAS

PENDIDIKAN, KEPALA SEKOLAH

LAIN, GURU, PENGAWAS)

MODEL PENDIDKAN

KARAKTER BERBASIS

KEARIFAN LOKAL YANG

EFEKTIF

ARTIKEL SIAP DIPUBLIKASI

Page 11: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

7

BAB II

HASIL YANG TELAH DICAPAI

Sesuai dengan rencana yang telah disajikan pada bab I di depan, maka kegiatan yang

telah dilakukan sebagai berikut.

1. Sosialisasi rencana kegiatan IbM pengembangan pendidikan karakter berbasis

kearifan lokal di SD 1 dan SD 2 Tojan telah dilakukan pada tanggal 14 Juli 2017.

2. Laporan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung untuk melaksanakan

kegiatan IbM di dua SD mitra telah dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2017. Namun,

karena ada berbagai kegiatan dan belum adanya Kepala Dinas yang definitif maka

kegiatan diijinkan dilakukan setelah kegiatan memperingati 17 Agustus 2017.

3. Penyusunan instrumen kegiatan P2M yang meliputi: Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Kurikulum 2013 yang bermuatan karakter, instrumen penilaian karakter

siswa, pedoman observasi.

4. Pelatihan pengembangan pendidikan karakter diu sekolah dasar telah dilaksanakan

pada tanggal 20 Agustus 2017 yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Olahraga

Kabupaten Klungkung, dihadiri Ka UPT.Pendidikan Dasar, Kabid PMPTK, Pengawas

SD/MI, Ka.Humas Pemda Klungkung, dan 23 orang guru dan 7 kepala sekolah.

5. Pembinaan dilakukan selama 1,5 bulan sehingga berakhir sampai awal Oktober 2017.

6. Pemantauan pelaksanaak kegiatan IbM dilakukan secara berkala setiap seminggu

sekali selama kegiatan pembinaan dan setelah pembinaan.

7. Penyusunan draf buku Pedoman Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis

Karakter Budaya Lokal.

8. Pelaporan hasil IbM dalam bentuk draf laporan dan draf artikel untuk publikasi pada

jurnal P2M.

Beberapa hasil kegiatan dapat buku pedoman pengembangan pendidikan karakter dui SD 1

dan 2 Tojan dan rekaman dokumentasi foto-foto berikut ini.

Page 12: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

8

.

Foto : Gerbang SD 1 Tojan Klungkung (Sekolah Pengimbas)

Foto : Kepala SD 1 Tojan (Ngakan Ketut Astika, S.Pd) dengan administrasi sekolah yang

tertata rapi (Sekolah Percontohan)

Page 13: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

9

Foto: Kepala Sekolah, para guru SD 1 Tojan bersama Prof. Suastra (Dosen Undiksha) bentuk

kebersamaan mengembangkan karakter

Program Pendidikan Karakter di SD N 1 (Pengimbas)

Visi Sekolah : Menjadi Sekolah Dasar yang unggul dalam mutu dan berkarakter dalam

sikap dan perilaku.

Misi Sekolah :

a. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dasar melalui

pendekatan humanis, demokratis, dan ilmiah.

b. Membentuk dan mengembangkan karakter bangsa siswa melalui proses pendidikan

karakter yang berbasis pada kearifan lokal Bali.

c. Mengembangkan profesionalisme guru secara berkesinambungan.

d. Menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Metode Pengembangan

Metode pengembangan pendidikan karakter di SD dapat dilakukan melalui dua cara

yaitu intervensi dan pembiasaan dalam pengalaman praktis. Intervensi dilakukan pada

kegiatan belaar mengajar dan budaya sekolah, sedangkan pembiasaan melalui kegiatan

ekstra kurikuler dan pembiasaan keseharian di rumah dan masyarakat. Empat cara

pengembangannya sebagai berikut. (1) Kegiatan Belajar Mengajar: integrasi ke dalam

kegiatan belajar mengajar pada setiap mata pelajaran, (2) Budaya Sekolah: melalui

kegiatan keseharian di sekolah, (3) Kegiatan Ekstra Kurikuler: integrasi ke dalam

kegiatan ekstra kurikuler, pramuka, PMR, seni tari dan tabuh, dsb, dan (4) Kegiatan

Keseharian di Rumah dan Masyarakat: kegiatan pembiasaan keseharian di rumah yang

selaras dengan di sekolah. Kepala Sekolah, guru, pemimpin, dan tokoh masyarakat

dijadikan role model dari nilai-nilai karakter yang diharapkan. Gambaran ringkasnya

seperti pada gambar beriut.

Page 14: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

10

INTERVENSI

PENGALAMAN PRAKTIS (HABITUASI)

R

E

V

I

T

A

L

I

S

A

S

I

14

Program Pendidikan Karakter yang Dikembangkan

Program pendidikan karakter berbasis kearifan lokal yang dikembangkan didasarkan

empat ranah pendidikan karakter yaitu: olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah rasa

dan karsa. Rangkuman keempat ranah pendidikan karakter seperti pada gambar

berikut.

Gambar. Empat ranah pendidikan karakter nasional

Berikut program pendidikan karakter berbasis kearifan lokal yang telah dikembangkan di SD 1 Tojan.

1. Religius (Srada Bhakti) dalam keseharian

a. Eling dan bhakti pada Tuhan melalui persembahyangan bersama siswa dan guru setiap

pagi pukul 07.15 wita.

Page 15: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

11

b. Doa sebelum memulai dan mengakhiri pembelajaran.

c. Persembahyangan pada hari tertentu: purnama, tilem, saraswati, dsb.

d. Hormat pada orang tua, guru, dan pemimpin pemerintahan.

2. Kedisiplinan/Taat Aturan (Rta) dalam perilaku

a. Disiplin dalam berlalu lintas di jalan dan anak-anak kelas V dan VI bergilir mengatur lalu

lintas di depan sekolah.

b. Disiplin dalam berpakaian.

c. Berbaris ketika mau memasuki kelas dan memberi salam kepada guru secara bergilir

ketika mau pulang.

d. Antre dalam berbelanja di kantin sekolah.

3. Berbuat jujur dan berkata benar (Satya) dalam keseharian

a. Tidak mencontek ketika ulangan/ujian.

b. Kantin kejujuran.

c. Jujur dalam mengakui kesalahan/ perbuatan yang tidak baik.

d. Sopan santun dalam pergaulan.

4. Peduli dan bersahabat dengan alam (rungu palemahan)

a. Penataan lingkungan sekolah yang rindang dan asri.

b. Menjaga lingkungan sekolah tetap aman, bersih dan rapi.

5. Tanggung jawab (Sesana)

a. Setiap kelas bertanggung jawab mengurus kebersihan dan keindahan kelasnya dan setiap

akhir setengah semester dilomba-kan, serta diberikan hadiah bagi juara 1,2, dan 3.

b. Setiap barung pramuka bertanggung jawab mengurus kebun sekolah dan setiap akhir

setengah semester dilombakan, serta diberikan hadiah bagi juara 1,2, dan 3.

6. Mandiri/percaya diri (tama)

a. Setiap anak dibiasakan memimpin Doa/Tri Sandya di kelas maupun untuk seluruh siswa.

b. Setiap anak dibiasakan tampil di depan kelas untuk menyampaikan ide/ gagasannya atau

karyanya.

c. Dilakukan berbagai kompetisi/lomba untuk memupuk rasa percaya diri siswa serta

menampilkan kemampuannya dalam bidang olah raga, seni, maupun akademik.

7. Kreatif (Ulik)

a. Dalam proses pembelajaran, guru selalu menghargai ide/gagasan/karya siswa yang unik

atau berbeda dari biasanya.

b. Prestasi dan karya siswa yang terbaik diberikan apresiasi dan dipajang dalam pameran

karya siswa, dipajang pada papan pengumuman, dan diumumkan di depan siswa-siswa

lainnya.

c. Dalam kegiatan ekstra kurikuler bidang seni-budaya, siswa diberikan kebebasan

mengekspresikan bakat dan kemampuannya, seperti membuat kreasi tabuh, mesatua,

berpuisi, tari, menggambar/melukis, dan kerajinan tangan.

8. Ingin tahu (Sekadi nyampat, ilang luhu ebuke katah)

a. Dalam poses pembelajaran, guru selalu membuka diri untuk selalu siap bila ditanya oleh

siswanya dan bahkan memberikan penghargaan/apresiasi kepada siswa yang sering

bertanya.

b. Bila tidak ada guru, maka siswa dibiasakan membaca dan berdiskusi secara bebas dengan

temannya.

c. Menyediakan buku bacaan yang menggugah keingintahuan siswa.

Page 16: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

12

9. Cinta tanah air (jele melah gumi gelah)

a. Melakukan apel bendera setiap hari senin dan hari-hari penting nasional.

b. Menyanyikan lagu-lagu wajib nasional setiap hari dan memberikan makna nyanyiannya.

c. Mengajak siswa merasakan kebanggan sebagai warga sekolah SD 1 Tojan, warga desa

Tojan, warga Klungkung, orang Bali, dan orang Indonesia.

10. Bersahabat (menyama braya, segilik seguluk sebayan taka).

a. Dalam proses pembelajaran, dilakukan dengan belajar kooperatif dengan anggota

kelompok yang heterogen (agama, suku, sosial ekonomi, gender).

b. Siswa diajak mengunjungi jika ada teman/kerabat, guru, pegawai yang sakit atau ketimpa

musibah/duka maupun jika diundang dalam kegiatan suka.

11. Suka bekerja keras dan dermawan (anteng)

a. Dalam proses pembelajaran, siswa dibiasakan mengerjakan tugas-tugas yang menuntut

kerja keras baik dilakukan secara individu maupun kelompok.

b. Guru dan siswa memberikan sumbangan dalam bentuk uang atau barang untuk

membantu teman atau masyarakat yang kurang beruntung/memerlukan bantuan (sakit,

miskin, bencana).

12. Motivasi berprestasi (jengah)

a. Pada setiap kesempatan, guru selalu memberikan arahan agar menjadi orang yang lebih

baik/sukses di masa depan (punya rasa jengah).

b. Sekolah selalu memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi dalam bidang

akademik maupun non-akademik baik tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, nasional.

13. Cinta damai (shanti)

a. Sekolah bebas dari kekerasan dan pertengkaran.

b. Sekolah dalam menyelesaikan masalah mengutamakan musyawarah dan kedamaian.

14. Refleksi diri (mulat sarira)

a. Dalam proses pembelajaran, ketika akan menutup pelajaran siswa diajak melakukan

refleksi diri tentang proses belajarnya dan juga tentang perilaku yang dilakukannya

yang telah lewat serta memperbaikinya jika ada kesalahan.

b. Guru pada setiap kesempatan mengajak siswa untuk selalu bersyukur pada Tuhan atas

kehidupan ini.

Page 17: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

13

Berbagai Kegiatan SD 1 Tojan dalam Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

Foto 2: Pertemuan pertama Prof. Suastra di SD N 1 Tojan untuk membicarakan penyiapan

kegiatan P2M.

Foto: SD N 2 Tojan (sekolah yang dikembangkan pendidikan karakternya)

Page 18: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

14

Page 19: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

15

Foto: Kegiatan pembukaan pelatihan dibuka oleh Kadisdik Klungkung Drs. Dewa

Darmawan, M.Pd, Kepala Desa Tojan, Ka.UPT Pendidikan Dasar, Kabid PMPTK,

Pengawas SD yang berlangsung di SD N 2 Tojan

Foto : Pengawas SD/MI ikut terlibat dalam kegiatan pelatihan

Page 20: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

16

Foto : Kepala Sekolah dan guru antusias mengikuti pelatiahan pendidikan karakter

(komitmen kasek).

Foto: Narasumber Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd menyampaikan paparan

pengembangan pendidikan karakter di sekolah

Page 21: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

17

Foto: peserta pelatihan menyimak dengan serus paparan narasumber (pengembangan

profesionalisme guru)

Page 22: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

18

Foto: Nara sumber Dr. A.A Istri Sudiatmika, M.Pd bersama peserta pelatihan

Foto: Sembahyang bersama di halaman sekolah setiap hari Pukul 07.15 mohon

keselamatan bersama (religius)

Page 23: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

19

Kepala SD 2 Tojan Ida Bagus Raka Pujawan, S.Pd memberi arahan sebelum siswa memasuki kelas masing-

masing.

Page 24: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

20

Foto: Jam istirahat digunakan untuk latihan bemain catur

Foto: Siswa bergerak menuju kelas masing-masing secara beraturan tanpa ada yang

saling mendahului setelah diberi pengarahan oleh Kepala Sekolah

Page 25: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

21

Foto: Siswa belajar mandiri ketika guru sedang ada kegiatan/rapat (karakter ingin tahu).

Foto: guru sedang mempersiapkan pembelajaran di depan

kelas

Page 26: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

22

Foto : siswa belajar dengan wajah menyenangkan di kelas

Foto : siswa diajarkan tangung jawab dan kepeduliannya dalam menjaga dan

memelihara lingkungan sekolahnya.

Page 27: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

23

Foto : siswa diajarkan tanggung jawab dan secara gotong royong menjaga dan

memelihara kebersihan lingkungan sekolahnya

Foto : Ibu guru turut terlibat aktif bersama siswa memelihara kebersihan sekolahnya.

Page 28: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

24

Foto : siswa secara bergotong royong membersihkan dan menata kelasnya agar

dapat memperoleh juara.

Foto: kegiatan kepramukaan adalah salah satu bentuk pendidikan karakter

(tanggung jawab, disiplin, kreativitas, kepercayaan diri, bela negara)

Page 29: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

25

Foto: kegiatan kepramukaan adalah salah satu bentuk pendidikan karakter

(tanggung jawab, disiplin, kreativitas, kepercayaan diri, bela negara)

Foto : siswa berlatih bale ganjur seni tradisioanal Bali didampingi guru pembina

(melestarikan seni tradisional/ kearifan lokal)

Page 30: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

26

Foto : siswa dengan rasa percara diri berlatih menampilkan kebolehannya dalam

Mesatua Bali (pelestarian kearifan lokal)

Foto : siswa dengan rasa percaya dirinya berlatih menampilkan kemampuannya dalam

Macepat (kearifan lokal Bali)

Page 31: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

27

Foto : seorang siswa dengan rasa percaya dirinya memimpin teman-temannya

menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

Foto : Para guru menyiapkan pembagian hadiah lomba-lomba pada tengah semester.

Page 32: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

28

Foto : Kepala Sekolah mengawali menyerahkan hadiah lomba-lomba kegiatan karakter

Foto : Prof. Suastra juga diminta untuk menyerahkan hadiah.

Page 33: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

29

Foto : siswa menyalami guru ketika akan pulang sekolah (hormat pada guru dan

disiplin dalam antre)

Foto : Kepala Sekolah memanggil orang tua siswa untuk membicarakan secara

kekeluargaan persoalan anaknya di sekolah (Peran orang tua dalam ikut mendidik

putranya).

Page 34: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

30

Foto : Prof. Suastra (putra Desa Tojan/Klungkung) memberikan motivasi kepada siswa agar

selalu eling dan bersyukur pada Tuhan/Hyang Widhi Wasa, hormatdan patuh pada orang tua

dan guru, rajin belajar agar berguna bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa (bentuk

keteladanan dalam pendidikan karakter).

Foto : Siswakelas V atas nama Dananji yang mampu masuk dalam olimpiade

matematika SD tingkat provinsi diberikan apresiasi di depan teman-temannya

(menghargai prestasi).

Page 35: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

31

Foto : Kantin Sehat SD 1 Tojan (menjaga kesehatan siswa)

Page 36: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

32

Foto: Kadisdik meninjau lingkungan sekolah dan siap memberikan bantuan pengembangannya

khususnya perbaikan kelas.

Page 37: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

33

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis masalah dan implementasi kegiatan pengabdian masyarakat

pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Bali di SD 1 dan 2 Tojan

Klungkung dapat disimpulkan dan disarankan sebagai berikut.

3.1 Simpulan

a. Pelaksanaan pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di SD dan 2

Tojan Klungkung telah berlangsung dengan baik dan lancar karena komitman semua

pihak yang terlibat Kepala Sekolah, Para Guru, Pegawai, dan Siswa sangat tinggi. Di

samping itu, ada 5 kepala sekolah dengan 24 guru yang ikut terlibat dalam kegiatan

ini.

b. Hasil kegiatan pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di SD 2

Tojan Klungkung menghasilkan buku Panduan Pengembangan Pendidikan Karakter

di Sekolah Dasar (SD) dan telah disosialisasikan ke sekolah lain di Klnungkung (buku

pedoman terlampir).

3.2 Saran

a. Disarankan kepada Dinas Pendidikan untuk menindaklanjuti kegiatan ini dengan

memberikan dukungan dana dan pemantauan sehingga sekolah-sekolah di Klungkung

dan di Bali umumnya dapat menghasilkan lulusan yang cakap dan berkarakter budaya

lokal yang kuat.

b. Kepada Pihak Undiksha melalui Ka.LPPM disarankan terus memberikan dukungan

dana untuk sekolah-sekolah yang lain dan kabupaten lain sehingga pemerataan

kualitas pendidikan tercapai di Bali.

Page 38: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

34

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, B. Dkk. (2011). Ajeg Bali dalam Perspektif Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press.

Ainley, Mary&John Ainley. (2011). A Cultural Perspective on the Structure pf Student

Interest in Science. International Journal of Science Education. Vol 33 No.1m

January 2011, pp51-71.

Bali Post. (2006). Siswa Jadi Malas Berpikir Kreatif. Kolom Pendidikan. 18 Maret 2006.

Borg,W.R & Gall,M.D (1989). Educational Research. New York: Longman.

Costa,V.B.(1995). When science is “Another World”: Relationships between Worlds

of Family, Friends, School,and Science. Science Education. 79(3). 313-333.

Depdiknas (2005). Mutu Pendidikan Indonesia Tahun 2003 “ Laporan Trends in International

Mathematics and Science Study . Warta Balitbang Depdiknas Vol II No. 1Januari

2005.

Depdiknas. 2010. Pendidikan Karakter:Kumpulan Pengalaman Inspiratif. Jakarta: Penerbit

Depdiknas.

Elmubarok Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Penerbit Alpabeta.

----------- 2010. Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta: Pemerintah RI.

Geertz.C. (1973). The Interpretation of Culture. New York: Basic Books.

George,J. (1999). Wordview Analysis of Knowledge in Rural Village: Implication

for Science Education. Science Education. 83 : 77-95.

George.J. (2001). Culture and Science Education: Developing World.

http://www.id21.org/education/e3jg1g2.html.

Gunawan, I. 2014. Mengembangkan Karakter Bangsa Berdasarkan Kearifan Lokal.

Jegede,O.J & P.A.Okebukola (1989). Influence of Socio-Cultural Factor on

Secondary Students’ Attitude toward Science. Research in Science

Education. 19. 155-164.

Jegede,O.J & Aikenhead,G.S (2000). Transcending Cultural Border: Implications

for Science Teaching. http://www. [email protected].

Johnson,E.B. (2002). Contextual Teaching Learning. California: Corwin Press.

Koesoema A. D. 2009. Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger Mengembangkan Visi Guru

sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Munandar, S.C.U (1999). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi

Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Page 39: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

35

Prasad. R. 2010. Intisari Bhagavad Gita (Untuk Siswa dan Pemula). (Penerjemah Luh

Resiki). Denpasar: Media Hindu.

Radhakrishnan. S. 2008. Upanisad-Upanisad Utama. (Penerjemah Agus S. Mantik).

Surabaya: Paramita.

Said, M.I. (1992). Globalisasi dan Pelestarian serta Pengembangan Nilai-nilai Luhur

Budaya Bangsa dalam Berbagai Program Pendidikan. Makalah pada Konvensi

Nasional Pendidikan Indonesia II. Medan.

Suastra,I W. (2005). Merekonstruksi Sains Asli (Indigenous Science) Dalam Rangka

Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal di Sekolah (Studi

Etnosains pada Masyarakat Penglipuran Bali). Disertasi. Tidak Dipublikasikan.

Suastra, I.W, dkk (2007). Pengembangan Model Pembelajaran IPA Bagi Pengembangan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian Hibah

Bersaing.

Suastra, I.W dkk (2008). Pengambangan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Fisika di

SMU. Laporan Penelitian PHK A2.

Suastra, I.W, dkk (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Laporan

Penelitian HB Dikti Tahun I.

Suastra, I.W. (2009). Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja: Penerbit Undiksha.

Suastra, I.W, dkk (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Laporan

Penelitian HB Dikti Tahun II.

Suastra, I.W. 2010. Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran Jilid 43, No.1, April 2010

Suastra,I.W. Pengembangan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Sains Berbasis Budaya

Lokal. Makalah Disajikan pada Seminar dengan tema Mengembangkan Pendidikan

Karakter di Sekolah Melalui Budaya Lokal, Undiksha 14 September 2011. .

Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan Sains yang Humanis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Titib, I Md. 1994. Untaian Ratna Sari Upanisad. Denpasar: Yayasan Dharma Narada.

Titib, I Md. 2003. Menumbuhkembangkan Pendidikan Budhi Pekerti pada Anak (Perspektif

Agama Hindu). Jakarta: Ganesha.

Tilaar, H.A.R. 2010. Agama, Budaya, dan Pendidikan Karakter Bangsa. Jakarta: Lembaga

Manajemen UNJ.

Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf

Publishing.

Page 40: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

36

Lampiran

Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Bali

di Sekolah Dasar

Oleh:

I Wayan Suastra

Ida Bagus Putu Arnyana

A.A.I.Rai Sudiatmika

ABSTRAK

Pengabdian pada Masyarakat (P2M) ini bertujuan untuk mengembangkan model

program pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Bali di SD 1 Tojan dan SD 2 Tojan

Klungkung. Kalayak sasaran program ini adalah Kepala Sekolah dan guru SD no.1 dan SD

No.2 Tojan Klungkung yang berjumlah 24 orang. Kedua SD berada di wilayah Desa Tojan,

namun SD 1 Tojan letaknya lebih strategis karena di pinggir jalan dibandingkan SD 2Tojan

yang masuk ke dalam. Di samping itu, SD 1 Tojan merupakan SD inti yang jumlah siswanya

cukup banyak yaitu 134 orang siswa, sedangnya SD 2 Tojan jumlah siswanya 52 orang.

Masalah yang dihadapi kedua sekolah sasaran adalah 1) belum adanya pengelolaan sekolah

yang menerapkan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dan 2) belum adanya muatan

pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam perencanaan dan implementasi kurikulum

2013. Program yang dikembangkan meliputi: 1) pelatihan pengelolaan sekolah yang

menerapkan pendidikan karakter dan penyusunan perangkat pembelajaran kurikulum 2013

bermuatan karakter kearifan lokal. Hasil impmenetasi menunjukkan bahwa 1) kepala sekolah

dan guru memahami pengelolaan pendidikan karakter baik dalam kelas maupun dalam

kegiatan ekstra dan intra kurikuler, 2) siswa menunjukkan perilaku yang baik sesuai dengan

karakter berbasis kearifan lokal yang dikembangkan seperti: taat dan khusuk dalam

sembahyang, semangat dan ceria, bersih, rajin, tekun belajar, peduli terhadap sesama, taat

aturan, hormat terhadap guru, jenggah, dan bertanggung jawab terhadap diri dan sekolahnya.

Kata-kata Kunci: Pendidikan karakter, kearifan lokal, sekolah dasar

A. Latar Belakang

Pada era industrialisasi dan globalisasi ini dengan persaingan yang semakin ketat

maka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memegang peranan penting.

Tantangan ini mengharuskan kesiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang

handal dan berkualitas yang tidak saja mampu menguasai IPTEK, tetapi juga mampu

berkarakter bangsa yang kuat. Gardner (2007) mengatakan bahwa untuk menghadapi

tantangan masa depan yang semakin kompleks dibutuhkan lima pikiran untuk masa depan

(five mind for the future) yang meliputi: pikiran terdisiplin, pikiran menyintesis, pikiran

mencipta, pikiran merespek, dan pikiran etis. Lebih lanjut, Tilaar (2012) mengatakan bahwa

globalisasi harus dilawan dengan mengembangkan kreativitas dan entrepreneurship melalui

pedagogik kristis transformatif dalam pendidikan nasional.

Page 41: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

37

Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah berat yang harus dilalui, yaitu

terjadinya krisis multidimensi yang berkepanjangan. Masalah ini sebetulnya mengakar pada

menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan oleh membudayanya praktek Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme (KKN), narkoba, konflik (antar etnis, agama, politisi, remaja, RW,

banjar, desa), meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos kerja, makin memudarnya

kejujuran, serta hilangnya budaya malu jika telah melakukan hal-hal yang kurang baik di

masyarakat. Budaya-budaya tersebut adalah penyebab utama negara kita sulit untuk bangkit

dari krisis ini. Lebih lanjut, Gunawan (2014) mengatakan bahwa ada beberapa karakter

bangsa Indonesia akhir-akhir ini yang mulai berubah ke arah yang memprihatinkan. Misalnya

terjadinya penurunan sikap religius, santun, sabar, saling menghormati, dan mengutamakan

musyawarah. Sekarang cenderung ke arah yang destruktif. Di sisi lain kita memiliki budaya

dalam bentuk sikap dan perilaku yang “adiluhung” (baik) yang diwariskan oleh para leluhur

kita secara turun menurun yang sering disebut sebagai nilai kearifan lokal (local genous),

seperti srada bhakti, satya, gotong royong, seluluk sebayantaka, menyamabraya, jengah,

mulat sarira, peduli (rungu) dan arif terhadap lingkungan alam. Tampaknya diperlukan

upaya untuk merajut kembali nilai-nilai budaya lokal bangsa kita sendiri yang telah hilang

atau menurun tersebut melalui proses pendidikan. Bahkan presiden terpilih Joko Widodo

telah mencanangkan program revolusi mental untuk mengembalikan karakter bangsa

Indonesia yang mulai tercerabut tersebut. Suprapto (2014) mengatakan bahwa revolusi

mental harus dimulai dari pendidikan, mengingat peran pendidikan sangat strategis dalam

membentuk mental anak bangsa (Jawa Pos, 5 September 2014, halaman 4).

Pendidikan merupakan faktor dominan dalam mengembangkan pendidikan karakter

bangsa. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya merupakan kegiatan pewarisan

budaya dari satu generasi ke generasi lain. Pendidikan merupakan proses pemanusiaan untuk

menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, dan manusia

seutuhnya agar mampu menjalankan dan mengembangkan budaya bangsa dalam bentuk

kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat.

Kearifan lokal merupakan suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat,

tumbuh dan berkembang secara terus menerus dalam kesadaran masyarakat dari yang

sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang profan (bagian

keseharian dari hidup dan bersifat biasan-biasa saja). Keberagaman budaya Indonesia

merupakan modal besar membangun bangsa. Bali khususnya memiliki nilai-nilai kearifan

lokal (local genous) yang adiluhung dan perlu dibudayakan/transformasikan kepada anak

Page 42: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

38

didik kita untuk pelestarian dan keberlanjutan kehidupan yang lebih baik di masa datang

(Suastra, 2010).

Pendidikan karakter memiliki makna yang luas daripada pendidikan moral, karena

bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi lebih dari itu.

Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik, sehingga peserta didik

menjadi paham (domain kognitif), tentang mana yang baik dan mana yang buruk, mampu

merasakan dan menghayati (domain afektif) nilai baik, dan biasa melakukannya (domain

psikomotorik).

Sekolah Dasar (SD) 1 dan SD 2 Tojan dipilih sebagai tempat/pusat pengembangan

pendidikan karakter berbasis kearifan lokal pada jenjang Sekolah Dasar di Klungkung

didasarkan pada berbagai pertimbangan sebagai berikut. 1) SD 1 Tojan merupakan sekolah

inti di UPP Semarapura, lokasinya cukup strategis, prestasinya sangat bagus, serta sangat

diminati oleh masyarakat. SD 2 Tojan lokasinya agak ke dalam, kurang memiliki prestasi,

dan kurang diminati oleh masyarakat. 2) Komitmen kedua Kepala Sekolah beserta para guru

dalam mengembangkan pendidikan karakter sangat tinggi. 3) Dukungan masyarakat dan

khususnya Kepala Desa Tojan sangat tinggi terutama dalam memajukan pendidikan di desa

Tojan.

Berdasarkan analisis persoalan tersebut, maka kedua sekolah menjadi sasaran

kegiatan IbM pengembangan pendidikan karakter berbasis budaya lokal Bali sebagai upaya

mengembangkan karakter siswa yang kuat sehingga kelak menjadi tumpuan dan harapan

orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.

B. Metode Pengembangan

Metode pengembangan ini menggunakan model pengembangan Gall&Borg (2003)

yang dimodifikasi. Tahapannya meliputi 5 langkah kegiatan yaitu: 1) analisis kebutuhan

pengembangan pendidikan karakter di SD, disain model pengembangan sekolah berkarakter,

implementasi disain model di sekolah, monitoring dan evaluasi, dan desiminasi hasil

pengembangan. Kegiatan ini diawali dari kunjungan ke sekolah sasaran untuk

mengidentifikasi kebutuhan apa yang diperlukan terkait pendidikan karakter. Kepala sekolah,

guru, dan tim melakukan diskusi untuk merancang program dan kegiatan. Berdasarkan hasil

diskusi, maka kegiatannya meliputi: 1) pelatihan bagi guru dalam mengembangkan

pendidikan karakter berbasis kearifan lokal, baik di dalam kelas maupun dalam kegiatan

ekstra maupun ingtra kurikuler, 2) mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis

Page 43: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

39

kearifan lokal di dalam kelas dan dalam kegiatan ekstra dan intra kurikuler, 3) pementauan

kegiatan, baik di dalam kelas maupun kegiatan ekstra dan intra kulikuler, 4) pelaporan hasil

kegiatan, dan 5) desiminasi. Data dianalisis secara deskriptif dan dilaporkan secara naratif.

C. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pemantauan kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas

diperoleh data sebagai berikut.

(1) Hasil kegiatan pelatihan

Pelatihan pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal telah terselenggara

tanggal 20 Agustus 2017 dengan dihadiri dan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Klungkung bapak Drs. Dewa Darmawan, M.Pd serta dihadiri oleh Kabid

PMPTK, Ka.UPT SD, Pengawas SD/MI, Ka.Humas Pemda Klungkung, Kepala Desa

Tojan, 7 kepala sekolah (2 mitra dan 5 imbas), serta 24 orang guru SD. Kepa aDinas

maupun Kepala Desa Tojan menyambut baik kegiatan ini dan diharapkan diteruskan

pada masa yang akan datang karena akan bermanfaat bagi siswa, sekolah, desa, dan

daerah dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar menjadi unggul

dalam prestasi maupun karakter. Kadis meminta agar para guru mengikuti kegiatan

dengan sebaik-baiknya dan yang lebih penting lagi adalah mengimplementasikan di

sekolah masing-masing. Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru sangat antusias

mengikuti kegiatan pelatihan ini sampai sore hari, tanpa satupun yang meninggalkan

tempat kegiatan.

(2) Hasil pemantauan aktivitas siswa selama pengembangan pendidikan karakter di sekolah

masing-masing menunjukkan bahwa (1) siswa dan guru selalu memulai sembahyang

tepat waktu dan lebih khusuk dibandingkan sebelumnya, (2) siswa lebih rajian datang ke

sekolah dan hampir tidak ada yang terlambat, (3) kepedulian dan tanggung jawab mereka

terhadap kebersihan sekolah dan terhadap tugas-tugasnya menunjukkan hasil yang lebih

baik, (4) kerjasama siswa (gotong-royong) dalam berbagai kegiatan tampak semakin

baik, (5) disiplin siswa terutama dalam mengantre saat masuk kelas maupun berbelanja

ke kantin saat isitirahat tampak lebih tertib, (6) aktivitas budaya seperti megambel,

mekidung, mewirama, mesatua Bali berkembang baik, (7) jumlah siswa yang menyontek

saat ulangan semakin berkurang, serta (8) rasa hormat siswa terhadap guru semakin

bertambah baik.

Berdasarkan temuan tersebut, jelas tampak bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan

karakter bagi pendidik maupun siswa sudah ada dan bahkan sudah menunjukkan

Page 44: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

40

perubahan pada perilaku, baik guru maupun siswa. Komitmen bersama antara

pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan, kepala sekolah, pengawas, tokoh masyarakat

(kepala desa), dan orang tua siswa sangat penting untuk mewujudkan tercapainya

kualitas output maupun outcome pendidikan. Hal ini tampak dari kegiatan ini yang

mampu mengumpulkan seluruh komponen tersebut dalam satu ruang dan menyatakan

komitmennya bersama melaksanakan proses pendidikan yang lebih baik. Hal ini sesuai

dengan simpulan sejumlah riset di Amerika Serikat, di mana dampak dari pendidikan

karakter yang efektif adalah terjadinya perbaikan iklim sekolah dan iklim pembelajaran,

siswa dan guru menganggap sekolah sebagai tempat yang peduli, nyaman, dan cocok

bagi anak-anak, siswa lebih santun dan pantas serta pro-sosial, tindakan tidak terpuji

seperti kekerasan turun secara drastis, motivasi akademik dan prestasi siswa naik secara

signifikan, siswa selain meningkat kecerdasan akademiknya, juga tampak peningkatan

kecerdasan emosional dan sosialnya (Berkowitz, 2002). Thomson (2002) menyatakan

bahwa program pendidikan karakter ternyata memiliki pengaruh positif terhadap perilaku

siswa. Lebih lanjut, dia merekomendasikan agar implementasi pendidikan karakter

disekolah tidak dipisahkan dengan pembelajaran, melainkan terintegrasi dalam

kurikulum. Senada dengan Thomson, Suastra (2010) juga menemukan bahwa

pembelajaran berbasis budaya lokal juga dapat meningkatkan kompetensi siswa

termasuk di dalamnya sikap ilmiah siswa. Dengan demikian, penerapan pendidikan

karakter berbasis kearifan lokal di sekolah dasar mampu meningkatkan berbagai

kecerdasan siswa yaitu kecerdasan otak, hati, rasa, dan karsa.

D. Penutup

Pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Bali di SD mampu

meningkatkan iklim sekolah dan iklim pembelajaran menjadi lebih baik, serta kecerdasan

emosional, sosial, dan spiritual menjadi berkembang baik. Sinergi pengambil kebijakan

dalam bidang pendidikan, tokoh masyarakat, pengawas, kelapa sekolah, guru, dan orang

tua murid dalam mengembangkan pendidikan karakter akan menghasilkan kualitas

pendidan karakter yang efektif.

REFERENSI

Atmaja, B. Dkk. (2011). Ajeg Bali dalam Perspektif Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press.

Page 45: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

41

Ainley, Mary&John Ainley. (2011). A Cultural Perspective on the Structure pf Student

Interest in Science. International Journal of Science Education. Vol 33 No.1m

January 2011, pp51-71.

Bali Post. (2006). Siswa Jadi Malas Berpikir Kreatif. Kolom Pendidikan. 18 Maret 2006.

Berkowitz,M.(2002). Understanding Effective Character Education. Ontario: The Literacy

and Numeracy Secretariat Capasity Building Series.

Borg,W.R & Gall,M.D (1989). Educational Research. New York: Longman.

Costa,V.B.(1995). When science is “Another World”: Relationships between Worlds

of Family, Friends, School,and Science. Science Education. 79(3). 313-333.

Depdiknas (2005). Mutu Pendidikan Indonesia Tahun 2003 “ Laporan Trends in International

Mathematics and Science Study . Warta Balitbang Depdiknas Vol II No. 1Januari

2005.

Depdiknas. 2010. Pendidikan Karakter:Kumpulan Pengalaman Inspiratif. Jakarta: Penerbit

Depdiknas.

Elmubarok Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Penerbit Alpabeta.

----------- 2010. Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta: Pemerintah RI.

Geertz.C. (1973). The Interpretation of Culture. New York: Basic Books.

George,J. (1999). Wordview Analysis of Knowledge in Rural Village: Implication

for Science Education. Science Education. 83 : 77-95.

George.J. (2001). Culture and Science Education: Developing World.

http://www.id21.org/education/e3jg1g2.html.

Gunawan, I. 2014. Mengembangkan Karakter Bangsa Berdasarkan Kearifan Lokal.

Jegede,O.J & P.A.Okebukola (1989). Influence of Socio-Cultural Factor on

Secondary Students’ Attitude toward Science. Research in Science

Education. 19. 155-164.

Jegede,O.J & Aikenhead,G.S (2000). Transcending Cultural Border: Implications

for Science Teaching. http://www. [email protected].

Johnson,E.B. (2002). Contextual Teaching Learning. California: Corwin Press.

Koesoema A. D. 2009. Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger Mengembangkan Visi Guru

sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Munandar, S.C.U (1999). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi

Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Prasad. R. 2010. Intisari Bhagavad Gita (Untuk Siswa dan Pemula). (Penerjemah Luh

Resiki). Denpasar: Media Hindu.

Radhakrishnan. S. 2008. Upanisad-Upanisad Utama. (Penerjemah Agus S. Mantik).

Surabaya: Paramita.

Said, M.I. (1992). Globalisasi dan Pelestarian serta Pengembangan Nilai-nilai Luhur

Budaya Bangsa dalam Berbagai Program Pendidikan. Makalah pada Konvensi

Nasional Pendidikan Indonesia II. Medan.

Suastra,I W. (2005). Merekonstruksi Sains Asli (Indigenous Science) Dalam Rangka

Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal di Sekolah (Studi

Etnosains pada Masyarakat Penglipuran Bali). Disertasi. Tidak Dipublikasikan.

Page 46: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

42

Suastra, I.W, dkk (2007). Pengembangan Model Pembelajaran IPA Bagi Pengembangan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian Hibah

Bersaing.

Suastra, I.W dkk (2008). Pengambangan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Fisika di

SMU. Laporan Penelitian PHK A2.

Suastra, I.W, dkk (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Laporan

Penelitian HB Dikti Tahun I.

Suastra, I.W. (2009). Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja: Penerbit Undiksha.

Suastra, I.W, dkk (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Laporan

Penelitian HB Dikti Tahun II.

Suastra, I.W. 2010. Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran Jilid 43, No.1, April 2010

Suastra,I.W. Pengembangan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Sains Berbasis Budaya

Lokal. Makalah Disajikan pada Seminar dengan tema Mengembangkan Pendidikan

Karakter di Sekolah Melalui Budaya Lokal, Undiksha 14 September 2011. .

Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan Sains yang Humanis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Thomson, W.G. (2002). The Effects of Character Education on Student Behavior. Electronic

Thesis and Disertation. East Tennessee State University Digital Commons @ East

Tennessee State University.

Titib, I Md. 1994. Untaian Ratna Sari Upanisad. Denpasar: Yayasan Dharma Narada.

Titib, I Md. 2003. Menumbuhkembangkan Pendidikan Budhi Pekerti pada Anak (Perspektif

Agama Hindu). Jakarta: Ganesha.

Tilaar, H.A.R. 2010. Agama, Budaya, dan Pendidikan Karakter Bangsa. Jakarta: Lembaga

Manajemen UNJ.

Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf

Publishing.

Page 47: LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PKM) IbM DP2M …fisika.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/2... · 2020. 8. 27. · Klungkung-Gelgel dan penataan lingkungan sekolahnya

43