Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
LAPORAN PENELITIAN
SOSIAL DAN HUMANIORA
ASPEK UJARAN KEBENCIAN PADA MASYARAKAT DALAM MEDIA
PERCAKAPAN WHATSAPP
TIM PENELITI
Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum. 0007086601
Dr. Nini Ibrahim, M.Pd. 0313016301
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN SOSIAL DAN HUMANIORA
Judul Penelitian Aspek Ujaran Kebencian pada Masyarakat
dalam Media Percakapan Whatsapp
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIDN
c. Jabatan Fungsional
d. Fakultas/ Program Studi
e. HP
f. Email
Dr. Hj. Prima Gusti Yanti, M.Hum.
0007086601
Lektor Kepala
FKIP/ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
081286864667
Anggota Peneliti 1
a. Nama Lengkap
b. NIDN
Dr. Hj. Nini Ibrahim, M.Pd.
0313016301
Lama Penelitian 6 Bulan
Luaran Penelitian
1. Laporan Penelitian;
2. Proceeding atau, Artikel Jurnal
Internasional
Dana yang Disetujui Rp 9.000.000,- (Sembilan Juta Rupiah)
Jakarta, 10 Agustus 2019
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ketua Tim Pengusul,
Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum. Dr. Hj. Prima Gusti Yanti, M.Hum.
NIDN 0007086601 NIDN 0007086601
Menyetujui:
Dekan, Ka. Lemlitbang UHAMKA
Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd. Prof. Dr. Hj, Suswandari, M.Pd.
NIDN 0317126903 NIDN 0020116601
iii
iv
v
IDENTITAS PENELITIAN
1. Judul Penelitian:
Aspek Ujaran Kebencian pada Masyarakat dalam Media Percakapan Whatsapp.
2. Tim Penelitian:
No Nama Peneliti Fakultasi/Prodi Alokasi
waktu/Minggu
1 Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum. FKIP/PBSI 8 jam
2 Dr. Nini Ibrahim, M.Pd. FKIP/PBSI 8 jam
3. Tempat dan Subjek Penelitian:
Penelitian dilaksanakan di Jakarta dan bersifat desk study. Subjek penelitian berupa teks
percakapan dalam media whatsapp, terutama pada layanan chat grup yang dianggap
memiliki unsur-unsur ujaran kebencian.
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : Bulan Februari 2019
Selesai : Bulan Juli 2019
5. Masalah Penelitian:
Ujaran kebencian dapat menimbulkan perpecahan dan disintegrasi masyarakat sehingga
akan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa yang berasas Bhineka Tunggal Ika.
Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana aspek ujaran kebencian
pada masyarakat dalam media percakapan whatsapp?”.
Solusi Penyelesaian: Oleh karena itu, dilakukan analisis percakapan dalam grup-grup whatsapp berdasarkan
teori-teori yang sudah ditentukan baik dari sisi 1) Konteks; 2) Niat; 3) Konten atau isi;
dan 4) Tatacara atau bentuk penyampaian pesan. Guna memberikan referensi kepada
pembaca tentang motif ujaran-ujaran kebencian yang perlu dihindari. 6. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif yang
menghasilkan data-data deskripsi berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan gagasan-
gagasan tentang sifat, keadaan, gejala, dan motivasi yang muncul dari objek tertentu.
7. Luaran Penelitian
8. Luaran penelitian ini akan dibuat dalam bentuk artikel ilmiah yang diterbitkan pada
jurnal internasional terindeks atau jurnal nasional terindeks. Adapun target jurnal yang
menjadi sasaran luaran adalah internasional.
vi
RINGKASAN
Tahun 2019 di Indonesia merupakan tahun politik karena pada tahun ini
diselenggarakan pemilu presiden periode 2019-2024. Munculnya dua pasangan capres
dan cawapres yang akan bertarung kontestasi pilpres, pada akhirnya memunculkan
dua kubu yang berseberangan dan mendukung pasangannya masing-masing. Pada
bagian ini, tidak sedikit terjadi pergesekan baik bersifat verbal maupun nonverbal.
Dalam konteks pembahasan di media sosial misalnya, gesekan antarmasyarakat sering
terjadi secara nonverbal/tulis. Bahkan, tidak jarang pergesekan maupun perdebatan-
perdebatan masyarakat yang mendukung masing-masing calon pasangan pilihannya
pada akhirnya menimbulkan ujaran-ujaran kebencian. Oleh karena itu, Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan aspek-aspek ujaran kebencian berdasarkan konteks,
niat, konten/teks, dan cara penyampaian pesan yang muncul dalam media percakapan
whatsapp. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kualitatif/konten analisis yang menghasilkan data-data deskripsi berupa kata-kata,
kalimat-kalimat, dan gagasan-gagasan tentang sifat, keadaan, gejala, dan motivasi
yang muncul dari objek tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pesan-pesan yang mengandung
kebencian melalui ujaran-ujaran tertulis sebanyak 93 buah. Bentuk ujaran kebencian
berdasarkan konteks terdapat 26 buah, bentuk ujaran kebencian berdasarkan niat
terdapat 16 buah, bentuk ujaran kebencian berdasarkan kontens terdapat 26 buah, dan
bentuk ujaran kebencian berdasarkan bentuk penyampaian terdapat 25 buah. Bentuk
ujaran kebencian berdasarkan konteks ini muncul melalui sebab dan alasan terjadinya
suatu pembicaraan. Bentuk ujaran kebencian berdasarkan niat muncul melalui
keinginan yang terdapat dalam hati seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Bentuk ujaran kebencian berdasarkan kontens yang sering muncul dalam teks
percakapan tersebut melalui beberapa hal, yaitu flaming, harassmen, denigration,
outing and trickery, exclusion/ostracism, dan cyberstalkin. Bentuk ujaran kebencian
berdasarkan bentuk penyampaianyang sering muncul dalam teks percakapan tersebut
melalui beberapa hal, yaitu penghinaan, provokasi, hasutan, dan sindiran.
Kata kunci: Ujaran kebencian, politik, pemilihan Presiden RI, Whatsapp
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
IDENTITAS PENELITIAN.................................................................................. iii
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
D. Urgensi Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. State of the Art ........................................................................................... 5
B. Roadmap Penelitian .................................................................................. 7
C. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 10
B. Metode Penelitian...................................................................................... 10
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 10
D. Teknik Analisis Data ................................................................................. 10
E. Bagan Alir Penelitian ................................................................................ 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitan dan Pembahasan ............................................................... 13
B. Interpretasi Hasil Penelitian ...................................................................... 92
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 95
B. Saran .......................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 2019 merupakan tahun politik, dimana tepat pada 17 April
2019 akan diselenggarakann pemilihan umum untuk menentukan Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Menjelang perhelatan akbar
tersebut, pembahasan-pembahasan dan perbincangan-perbincangan kerap
terjadi di segala lapisan masyarakat.
Pada kontes pemilu nanti, dihadapkan dua pasangan presiden dan
wakil presidan yang akan maju “bertarung” untuk menduduki jabatan RI 1
dan RI 2. Kedua pasangan tersebut adalah dari pasangan petahana, yaitu Ir.
Joko Widodo dan K.H. Maruf Amin, dengan penantangnya yaitu pasangan
Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno. Kedua pasangan ini
memiliki pendukung yang sama-sama besar, banyak, dan tidak sedikit
yang militan.
Munculnya dua pasangan capres dan cawapres tersebut, pada
akhirnya memunculkan dua kubu yang berseberangan dan mendukung
pasangannya masing-masing. Pada bagian ini, tidak sedikit terjadi
pergesekan baik bersifat verbal maupun nonverbal. Dalam konteks
pembahasan di media sosial misalnya, gesekan antarmasyarakat sering
terjadi secara nonverbal/tulis. Bahkan, tidak jarang pergesekan maupun
perdebatan-perdebatan masyarakat yang mendukung masing-masing calon
pasangan pilihannya pada akhirnya menimbulkan ujaran-ujaran kebencian.
Pada kasus-kasus ujaran kebencian yang muncul akibat dari
perdebatan tentang siapa pasangan calon presiden yang terbaik, tidak
pernah menemukan titik temu ataupun jalan tengah. Sebagai contoh,
pascapemilu 2014 saat kemenangan Presiden Jokowi, masyarakat
Indonesia masih terasa terbagi dua. Ujaran-ujaran kebencian tetap saja
terjadi hingga kini, baik yang muncul dari kubu pendukung pemerintahan
Presiden Jokowi, maupun kubu yang mendukung oposisi.
2
Sebenarnya, titik singgung ujaran kebencian dalam kerangka Hak
Asasi Manusia berada pada beberapa diskursus yaitu (1) kebebasan
beragama atau berkeyakinan, (2) kebebasan berekspresi dan berpendapat,
dan (3) perlindungan ras dan etnik. Denga kata lain, sebenarnya komunitas
global telah menyepakati batas-batas hak-hak asasi tersebut, sehingga
pembatasan terhadap suatu hak untuk melindungi hak tertentu tidak dilihat
dalam sifat yang dikotomis (Durham & Scharffs, 2010).
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) memiliki beberapa
pasal yang dikenal sebagai pasal-pasal penyebaran kebencian, yaitu Pasal
154 tentang barangsiapa di muka umum menyatakan perasaan
permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap Pemerintah Indonesia,
Pasal 155 tentang penyiaran dari tindak pidana Pasal 154, dan Pasal 156
tentang barangsiapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan,
kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat
Indonesia. Pasal-pasal tersebut dengan tegas melarang pernyataan yang
antara lain berupa pernyataan perasaan kebencian terhadap Pemerintah
Indonesia (Pasal 154 dan Pasal 155) atau suatu/beberapa golongan rakyat
Indonesia (Pasal 156).
Akan tetapi, pada konteks pergesekan antarmasyarakat yang
membahas tentang masing-masing pihak dukungan mereka, perlu dikaji
apakah suatu ujaran dapat dilihat sebagai ujaran kebencian atau hanya
ungkapan ekspresi yang masih berada di batas kewajaran. Oleh karena itu,
menyikapi kasus seperti ini memerlukan suatu kajian/analisis tentang teks
dan konteks dengan menerapkan teori-teori yang ada di dalam linguistik
sehingga penilaian tentang suatu ujaran dapat disikapi secara objektif.
Menyikapi perdebatan-perdebatan yang terjadi, para pakar HAM
telah menyediakan sejumlah instrumen untuk menilai apakah suatu ucapan
atau tindakan tersebut berkategori ujaran kebencian atau tidak. Dalam
kajian linguistik, teks selalu terkait dengan konteks sehingga keberadaan
teks itu tidak bisa diartikan secara mandiri, bahkan pemahaman penuh atas
teks itu tak akan bisa dipahami tanpa memahami lebih lanjut konteks
3
kemunculannya. Merujuk pada keniscayaannya konteks, penilaian
terhadap tindakan yang termasuk sebagai hate speech juga tidak berdiri
sendiri. Ucapan atau tindakan harus dilihat secara menyeluruh dengan
komponen yang mengitarinya, seperti intonasi, konteks, niat, pembicara
atau pelaku, dan sebagainya. Indikator-indikator ini menjadi komponen
penting untuk menilai apakah seseorang telah melakukan hate speech atau
tidak (Anam & Hafiz, 2015).
Pada penelitian ini, analisis hate speech perlu menguji beberapa
aspek penting, yaitu: 1) Konteks; 2) Niat; 3) Konten atau isi; dan 4)
Tatacara atau bentuk penyampaian pesan. Indikator-indikator ini perlu
diuji satu per satu terhadap suatu tindakan, sehingga bila kelima hal
tersebut terpenuhi, barulah suatu ujaran dapat dikatakan sebagai hate
speech. Sebaliknya, bila ternyata ada salah satu atau lebih komponen
ujicoba ini tidak terpenuhi, maka tindakan itu tak dapat dikategorikan
sebagai ujaran kebencian. (Anam & Hafiz, 2015).
Adapun objek yang menjadi sasaran penelitian dalam riset ini
berupa pesan-pesan yang disampaikan oleh masyarakat dalam aplikasi
percakapan yang tersedia dalam gawai (gadget). Aplikasi percakapan yang
digunakan sebagai media analisis adalah aplikasi Whatsapp. Dipilihnya
aplikasi tersebut adalah karena pembahasan-pembahasan yang muncul
dalam aplikasi whatsapp, terutama dalam fitur percakapan grup, sering
memunculkan perbincangan tentang situasi politik di Indonesia. Tidak
jarang, perbincangan mengenai politik Indonesia pada akhirnya
memunculkan perdebatan dan saling ingin menang dan memenangkan
pilihan-pilihannya sendiri.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana aspek ujaran kebencian
pada masyarakat dalam media percakapan whatsapp?”
4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek-aspek ujaran
kebencian berdasarkan konteks, niat, konten/teks, dan cara penyampaian
pesan yang muncul dalam media percakapan whatsapp.
D. Urgensi Penelitian
Urgensi penelitian tentang hate speech ini terkait dengan konsep mendasar
dalam kebebasan berbicara, bahwa tidak semua ujaran-ujaran yang
dianggap mengandung ujaran-ujaran yang tidak disukai oleh sebagian
orang atau pihak melalui kegiatan menyampaikan pendapat, termasuk
dalam kategori hate speech. Guna memberikan justifikasi tentang suatu
pesan yang dianggap melakukan ujaran kebencian, tentu diperlukan
analisis yang mendalam agar suatu dugaan atau tuduhan tidak
sembarangan ditujukan kepada salah satu pihak. Hal ini dilakukan agar
konsep toleransi dan kebhinekaan tetap terjaga, dan Indonesia selalu
menjadi negara yang “Toto tentrem karto raharjo”.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. State of The Art
Penelitian yang relevan/serupa dengan topik penelitian ini pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian relevan pertama
adalah dari Veisy Mangantibe dengan judul “Ujaran Kebencian dalam
Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/6/X/2015 TENTANG PENANGANAN
UCAPAN KEBENCIAN (HATE SPEECH). Penelitian ini menunjukkan
hasil bahwa (1) Lingkup ujaran kebencian (hate speech) dalam Surat
Edaran Kapolri Nomor: SE/6/X/2015 adalah keseluruhan perbuatan yang
bersifat menghina, mencemarkan nama baik, menista, perbuatan tidak
menyenangkan, memprovokasi, menghasut atau menyebarkan berita
bohong, baik dalam KUHPidana maupun luar KUHPidana, yang: 1)
bertujuan atau berdampak pada tindak diskriminasi, kekerasan,
penghilangan nyawa dan/atau konflik sosial; serta 2) bertujuan menghasut
dan menyulut kebencian terhadap individu dan/atau kelompok masyarakat
dalam berbagai komunitas yang dibedakan dari aspek: suku, agama, aliran
keagamaan, keyakinan/kepercayaan, ras, antargolongan, warna kulit, etnis,
gender, kaum difabel (cacat), orientasi seksual. (2) Kedudukan Surat
Kapolri Nomor: SE/6/X/2015 adalah suatu surat edaran sebagai suatu
instruksi internal dalam lingkungan kepolisian yang berada pada tingkat
operasional kepolisian untuk penanganan praktis perbuatanperbuatan yang
dipandang sebagai ujaran kebencian, sepanjang perbuatan itu memiliki
tujuan atau bisa berdampak pada tindak diskriminasi, kekerasan,
penghilangan nyawa, dan/atau konflik sosial; sehingga surat edaran ini
tidak membuat kaidah (norma) baru dalam hukum pidana melainkan
hanya menunjuk tindak pidana yang sudah ada sebelumnya.
Lebih jauh lagi, penelitian yang relevan dengan ujaran-ujaran
kebencian dan kesantunan di dalam bersosial media telah dilakukan oleh
Dr. Nini Ibrahim, M.Pd. dan Dede Hasanudin, M.Pd. pada tahun 2014-
6
2015 dengan topik, “Berkomunikasi dalam dunia maya (Kajian budaya
dan karakter bangsa)”. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa kesantunan
berbahasa yang ditunjukkan di dalam dunia maya (facebook), faktor
budaya memengaruhi proses komunikasi yang terjalin dalam dunia maya,
cara berkomunikasi dalam dunia maya yang mempengaruhi karakter suatu
bangsa, dan cara berkomunikasi dalam dunia maya yang dipengaruhi oleh
karakter dan budaya suatu bangsa. Selanjutnya, dapat diketahui bahwa
pada permasalahan budaya yang terdiri dari masalah hakikat hidup
manusia, karya manusia, kedudukan manusia dalam ruang waktu, manusia
dengan alam, dan manusia dengan sesamanya. Dalam penelitian ini,
komentar para pengguna facebook tidak ditemukan yang menunjukkan
hakikat dari karya manusia (hasil cipta manusia).
Dari hasil analisis penelitian Nini Ibrahim ditemukan
bahwa.komentar-komentar para pengguna facebook yang telah dianalisis
merupakan sebuah tanggapan tentang suatu peristiwa yang diinformasikan.
Penelitian ini dirumuskan pada permasalahan karakter yang terdiri dari
pengetahuan tentang moral dan perasaan tentang moral. Dalam komentar-
komentar di atas, dapat dilihat bahwa dalam berkomunikasi di dunia maya
khususnya facebook, hanya segelintir saja para pengguna yang
memperhatikan tentang moral yang jika diidentifikasikan terdiri dari
kesadaran moral, pengetahuan tentang nilai moral, berpikir perspektif,
pertumbuhan moral, membuat keputusan, dan pengetahuan diri. Para
pengguna sebagian besar mengungkapkan keinginannya untuk
berkomentar dengan bahasa dan cara yang kurang baik diutarakan. Para
pengguna kurang menyadari tentang bagaimana moral seorang pengguna
di hadapan publik luas. Selain itu, sedikit pula pengguna yang
memperhatikan tentang perasaan moral. Perasaan moral ini terdiri dari
hati nurani (pengguna kurang memperhatikan perasaan pembaca
komentarnya), harga diri, empati, mencintai kebajikn, kontrol diri, dan
kerendahan hati. Dalam empati, ada beberapa yang menunjukkan sikap
empati dan kepedulian. Hanya saja, sebagian besar pengguna kurang bisa
7
mengontrol diri untuk tidak memicu konflik melalui komentarnya. Cara
berkomentar para pengguna facebook menunjukkan bahwa saling
berkomunikasi dan konflik yang ada di dunia maya akan mempengaruhi
karakter suatu masyarakat pengguna. Begitupun sebaliknya, karakter
seseorang akan sangat berpengaruh pada komentar yang akan
dilontarkannya
B. Road Map Penelitian
C. Tinjauan Pustaka
1. Ujaran Kebencian
Arti dari pada Ujaran Kebencian (Hate Speech) sendiri adalah
Tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau
kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada
individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti
ras, warna kulit, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan,
agama dan lain-lain (Komnas Ham RI, 2016).
Dalam arti hukum Ujaran Kebencian (Hate Speech) adalah
perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan yang dilarang karena
dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka
entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut ataupun korban dari
tindakan tersebut. Website yang menggunakan atau menerapkan
Ujaran Kebencian (Hate Speech)ini disebut (Hate Site). Kebanyakan
dari situs ini menggunakan Forum Internet dan Berita untuk
mempertegas suatu sudut pandang tertentu
2019
Penelitian tentang
Ujaran Kebencian di
Media Whatsapp
2020
Penelitian tentang ujaran
kebencian di media lain (yang
bersinggungan dengan
komunitas masyarakat seperti
grup FB, Fanpage, dll).
Menghasilkan Luaran Artikel
Jurnal Internasional Menghasilkan Luaran Artikel
Jurnal Internasional dan HKI
8
Ruang lingkup kejahatan Ujaran Kebencian (Hate Speech)
tergolong ke dalam tindak pidana terhadap kehormatan, istilah lain
yang juga umum dipergunakan untuk tindak pidana terhadap
kehormatan adalah tindak pidana penghinaan. Dipandang dari sisi
sasaran atau objek delicti, yang merupakan maksud atau tujuan dari
Pasal tersebut yakni melindungi kehormatan, maka tindak pidana
terhadap kehormatan lebih tepat.Pembuat undang-undang,sejak
semula bermaksud melindungi kehormatan dan nama baik.
titik singgung ujaran kebencian dalam kerangka Hak Asasi
Manusia berada pada beberapa diskursus yaitu (1) kebebasan
beragama atau berkeyakinan, (2) kebebasan berekspresi dan
berpendapat, dan (3) perlindungan ras dan etnik. Denga kata lain,
sebenarnya komunitas global telah menyepakati batas-batas hak-hak
asasi tersebut, sehingga pembatasan terhadap suatu hak untuk
melindungi hak tertentu tidak dilihat dalam sifat yang dikotomis
(Durham & Scharffs, 2010).
Selama ini, Ujaran Kebencian (Hate Speech) berdampak pada
pelanggaran HAM ringan hingga berat. Selalu awalnya hanya kata-
kata, baik di media sosial, maupun lewat selebaran, tapi efeknya
mampu menggerakan massa hingga memicu konflik dan pertumpahan
darah. Oleh sebab itu maka di perlukan adanya suatu tindakan dari
para aparat dan penegak hukum khususnya Kepolisian untuk
mencegah dan melakukan tindakan preventif maupun represif dalam
menangani kasus Ujaran Kebencian (Hate Speech) ini. Apabila tidak
ditangani dengan efektif efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan akan berpotensi memunculkan konflik sosial
yang meluas, dan berpotensi menimbulkan tindak diskriminasi,
kekerasan dan atau penghilangan nyawa.
2. Whatsapp
WhatsApp merupakan aplikasi pesan cepat dengan layanan
berlangganan untuk gadget/ponsel android/Ios dengan akses internet.
9
Selain pesan teks, pengguna dapat saling mengirim gambar lain, video,
dan pesan media audio.
Yang menjadi kelebihan dari aplikasi Whatsapp adalah
diperbolehkannya komunikasi/interaksi dengan lebih dari 50 orang
yang di daftarkan dalam grup tertentu. Kemudahan dalam membuat
grup dalam aplikasi ini tentu memudahkan proses komunikasi dan
interaksi secara massal. Bahkan, media ini mampu menjadi
perantara/media penghubung orang-orang yang telah lama tidak
bertemu. Aplikasi ini telah menjadi fenomena dalam berkomunikasi
dan merupakan salah satu alternatif alat atau media komunikasi yang
banyak digunakan oleh khalayak. Aplikasi ini pertama-tama digunakan
di seluruh dunia pada Januari 2009. Penciptanya adalah seorang
mantan pekerja di perusahaan Yahoo yang bernama Jan Koum dan
Brian Acton. Whatsapp adalah aplikasi yang dimuat dalam ponsel
pintar dan dapat digunakan sebagai pengiri pesan, gambar, musik,
suara, bahkan video. Kini, whatsapp juga dapat digunakan sebagai
media komunikasi video langsung (Yusof, 2018).
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Prof.
Dr. HAMKA secara khusus, dan secara umum dilaksanakan di Jakarta.
Selanjutnya, waktu yang digunakan untuk penelitian ini diperkirakan sejak
Februari hingga Juli 2019.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kualitatif yang menghasilkan data-data deskripsi berupa kata-kata, kalimat-
kalimat, dan gagasan-gagasan tentang sifat, keadaan, gejala, dan motivasi
yang muncul dari objek tertentu. Sebagaimana pendapat Moleong (2013:6)
menyatakan penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan tentang
sifat individu, keadaan, gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati. .
C. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian ini diperoleh dari aplikasi percakapan berbasis
android/IOS, yaitu aplikasi Whatsapp. Dalam aplikasi tersebut disediakan
fitur percakapan grup yang artinya dalam satu percakapan dapat
melibatkan banyak peserta. Adapun konten yang menjadi sasaran analisis
adalah percakapan-percakapan dalam grup whatsapp yang membahas
tentang politik, khususnya tentang pemilihan presiden 2019. Percakapan-
percakapan tersebut diperoleh dengan teknik tangkap layar (screen
capture).
D. Teknik Analisis Data
Sumber data yang telah diperoleh melalui penelusuran di percakapan
grup whatsapp yang berbentuk teks. Secara umum, proses analisis
11
menggunakan studi pustaka. Peneliti menguraikan percakapan yang telah
diperoleh, kemudian menganalisis percakapan tersebut berdasarkan teori-
teori yang sudah ditentukan baik dari sisi 1) Konteks; 2) Niat; 3) Konten
atau isi; dan 4) Tatacara atau bentuk penyampaian pesan. Ada pun
instrumen yang digunakan sebagai media analisis dapat dilihat sebagai
berikut.
No Teks
Percakapan
Dasar Ujaran Kebencian
Konteks Niat Konten/Isi Bentuk
penyampaian
12
SUMBER DATA
PERCAKAPAN GRUP WHATSAPP
E. Bagan Alir Penelitian
Gambar 3.1
Bagan Alir Penelitian
PENGUMPULAN DATA
- TANGKAP LAYAR
PERCAKAPAN
- TRANSKRIPSI PERCAKAPAN
PENYAJIAN DATA
1. Analisis Konteks
2. Analisis Niat
3. Konten atau isi
4. Bentuk Penyampaian Pesan
PENAFSIRAN MAKNA
PENYIMPULAN MAKNA DAN VERIFIKASI DATA
PENYAJIAN DATA/HASIL ANALISIS BENTUK UJARAN KEBENCIAN
BERDASARKAN KONTEKS, NIAT, KONTEN, DAN PENTUK PESAN
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan
TEKS PERCAKAPAN 1
[15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di
jejelin.. Brita brita.. Yg penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg
buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu
menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin
[15/5 22.08] *****: Assalamualaikum pak hj hbb memilih pilpres adalah hak
masing masing dan bebas sesuai dengan hati nuraninya..
[15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan
mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim
sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi...
Lagi naek roman nya tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���
[15/5 22.08] *****: Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi
ttp no dua
[15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset
[15/5 22.08] *****: Klu pak hj hbb sama pak kiyai hj mujib pilih no satu silahkan
aja ko kita ga maksain.
1. Konteks
[15/5 22.08] *****:
Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg
penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya...
Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang..
Mudah... Amin..... Amin... Amin
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “insa, allah, capres no satu menang” kata pada akhir
percakapan memiliki arti seolah-olah hanya capres nomor satu menang dan
yang paling kuat tanpa melihat kekuatan capres lainnya. Dalam pernyataan
kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung
14
asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan
tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
[15/5 22.08] *****:
sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.
Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....
Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya
tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj....
Bukan... Yg munkar....” kata pada awal percakapan memiliki arti seolah-olah
sesama muslim mengajak kepada hal-hal atau kegiatan yang bersifat makruf,
padahal dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut terdapat konteks
simbolisasi padanan kata makruf ini merujuk pada calon wakil presiden nomor
satu yaitu K.H Mahruf.
[15/5 22.08] *****:
sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.
Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....
……………………………..
…………………………….
[15/5 22.08] *****:
Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi ttp no dua
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi
ttp no dua” kata pada akhir percakapan memiliki arti seolah-olah semua
masyarakat di kloter 36 jakarta selatan sudah pasti memilih capres nomor dua.
Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan
yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang
terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri.
[15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah
kpleset
15
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “pak hj hbb jgn mula mulain ya” kata pada akhir percakapan
memiliki arti seolah-olah adanya sindiran kepada seseorang yang mulai
mencari kerusuhan atau memanasi satu sama lain. Dalam pernyataan kalimat
percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling
master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap
tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut
yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
2. Niat
[15/5 22.08] *****:
Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg
penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya...
Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang..
Mudah... Amin..... Amin... Amin
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat ijma. Dalam
hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada dalam
pikirannya mengenai penolakan terhadap berita-berita negatif tentang capres
nomor satu dengan menambahkan pernyataan keyakinan diri secara sengaja
bahwa capres nomor satu akan menang.
[15/5 22.08] *****:
sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.
Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....
Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya
tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.
Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan lainnya
untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini,
16
adanya ajakan melalui simbolisasi untuk menyakini bahwa pilihan terbaik
dalam memilih calon wakil presiden ialah K.H. Mahruf.
3. Kontens (Isi)
[15/5 22.08] *****:
Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg
penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya...
Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang..
Mudah... Amin..... Amin... Amin
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Denigration yaitu informasi mengenai seseorang
yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai dengan keadaan
nyatanya. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang
yang memulainya dengan memberikan klarifikasi terhadap suatu hal atau berita
negatif terhadap capres nomor satu, kemudian diakhir kalimat percakapan
memberikan pernyataan penegasan bahwa capres nomor satu akan menang. Hal
ini bisa dilihat bahwa adanya penekanan bujukan secara tidak langsung kepada
komunikan lainnya untuk menyakini bahwa capres nomor satu itu tidak seperti
yang diberitakan secara negatif.
[15/5 22.08] *****:
Assalamualaikum pak hj hbb memilih pilpres adalah hak masing masing dan
bebas sesuai dengan hati nuraninya..
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang
untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,
kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas. Dalam
percakapan di atas, terlihat bahwa adanya informasi atau penjelasan suatu hal
(dalam hal ini tentang hak memilih pilpres) yang bertujuan untuk
menyebarluaskan kepada komunikan lainnya untuk menyakini hal tersebut. Hal
17
ini bisa dilihat bahwa adanya penekanan informasi secara langsung terhadap
suatu hal yang diperuntukan khalayak banyak.
[15/5 22.08] *****:
sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.
Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....
Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya
tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang
untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,
kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas. Dalam
percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang secara simbolis
mengajak kepada komunikan lainnya untuk menyetujui dan mengikuti akan
pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini, adanya ajakan melalui simbolisasi
untuk menyakini bahwa pilihan terbaik dalam memilih calon wakil presiden
ialah K.H. Mahruf, kemudian diakhir kalimat percakapan memberikan
pernyataan penegasan bahwa jika memilih K.H Mahruf maka sudah menjadi
muslim sejati. Hal ini bisa dilihat bahwa adanya penekanan bujukan secara
tidak langsung kepada komunikan lainnya untuk menyakini bahwa jika muslim
sejati maka memilih K.H Mahruf.
[15/5 22.08] *****:
Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi ttp no dua
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Exclusion/Ostracism yakni tindakan meng-
unfriend, unshared, atau memutuskan hubungan secara tegas di mana awalnya
kedua pihak ini saling berhubungan/berteman. Dalam percakapan di atas,
terlihat bahwa adanya penegasan yang lugas tentang penegasan dan
pemantapan akan pilihan masyarakat yang berada di kloter 36 Jakarta Selatan
18
yang mantap memilih capres nomor dua. Dengan kata lain, pernyataan ini
menutup hasutan yang lain agar bisa memengaruhi akan pilihan mereka
terhadap pilihannya memilih capres.
[15/5 22.08] *****:
Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset
[15/5 22.08] *****:
Klu pak hj hbb sama pak kiyai hj mujib pilih no satu silahkan aja ko kita ga
maksain.
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang
bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal
ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun
sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan sindiran
yang begitu memalukan yang ditujukan untuk seseorang. Hal ini bisa dilihat
bahwa adanya penekanan sindiran secara tidak langsung dengan kalimat-
kalimat atau ilustrasi yang menghina.
4. Bentuk Penyampaian
[15/5 22.08] *****:
Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg
penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya...
Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang..
Mudah... Amin..... Amin... Amin
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal
ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan
agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam
hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung
yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang
19
bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan
serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi
provokasi tersebut.
[15/5 22.08] *****:
sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma.
Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may....
Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya
tekanan nya.... Maklum kan penganten baru���
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam
membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan
sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang
dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.
[15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah
kpleset
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan
seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang
secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada
percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus
namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan
kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.
TEKS PERCAKAPAN 2
[15/5 22.08] *****: Copas dari WAG sebelah.
Bum! Meledak berita Andi Arief tertangkap narkoba bersama wanita dan kotak
kondom yang belum dibuka..
Andi adalah satu dari sekian orang di sekeliling Prabowo yang masuk penjara.
Kenapa banyak orang di sekitar Prabowo yang rusak??
*ANDI ARIEF dan ORANG-ORANG RUSAK di SEKELILING PRABOWO*
Oleh: Denny Siregar
*Andi Arief, Wasekjen Demokrat*, tertangkap mengkonsumsi *narkoba* di Hotel
Peninsula, Slipi.
20
Penangkapan ini jelas membuat heboh jagat politik, karena Andi Arief dikenal
dengan pernyataannya melalui tweet yang kontroversial. Mulai dari *Jenderal
kardus sampai isu hoaks 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos.*
Andi Arief menambah daftar panjang *orang-orang dengan perilaku buruk di
sekeliling Capres Prabowo Subianto.*
Sebelumnya kita mengenal bagaimana *Ratna Sarumpaet* yang awalnya sempat
dijuluki Cut Nyak Dhien oleh Hanum Rais, *tertangkap karena berbohong*.
Kebohongan Ratna yang akhirnya terkuak ketika ternyata wajah rusaknya yang
viral itu bukan hasil digebuk, tetapi operasi plastik.
Kita juga mengenal *Bahar bin Smith*, yang sangat mendukung Prabowo
menjadi Presiden, ditangkap karena *menyiksa dua remaja dengan dengkulnya*.
Selain itu *Ahmad Dhani* juga masuk penjara karena twitnya yang *melanggar
UU ITE.*
Belum lagi *Rizieq Shihab* yang kabur ke Saudi, *Sugik Nur* si ustaz matamu
picek yang dalam proses menjadi *tersangka*, *Abu Tour* yang menipu *86 ribu
jamaah*, *HTI dan para pecinta khilafah* dan banyak lagi.
*Sulit membayangkan* orang-orang seperti ini kelak akan berada pada *puncak
kekuasaan saat Prabowo menang*. Jelas mereka berpesta-pora dan semakin
*semena-mena karena menguasai negara*.
*Tekad saya semakin kuat untuk memenangkan Jokowi satu periode lagi.* Bukan
hanya karena ia harus menuntaskan kerjanya, tetapi juga *takut melihat orang-
orang rusak di sekitar Prabowo yang siap memangsa jika mereka berkuasa.*
Pertanyaannya, *kenapa Prabowo memelihara banyak orang-orang yang "rusak"
di sekelilingnya?*
Sebenarnya Prabowo *tidak memelihara*, karena *mereka sendirilah yang datang
mengelilingi Prabowo,* sebab mereka berpikir mempunyai kesamaan cita-cita
yaitu bagaimana *berkuasa dengan menghalalkan segala cara.*
Ada pepatah tua yang mengatakan, "Birds of same feather flock together" atau
terjemahannya burung yang berbulu sama terbang bersama. Pepatah itu
menggambarkan bagaimana manusia berkelompok sesuai habitatnya. Yang
*serigala kumpul dengan serigala*, yang *singa kumpul dengan sesama singa.*
Tekad saya semakin kuat untuk memenangkan Jokowi satu periode lagi. Bukan
hanya karena ia harus menuntaskan kerjanya, tetapi juga takut melihat orang-
orang rusak di sekitar Prabowo yang siap memangsa jika mereka berkuasa.
Sambil seruput kopi, saya sempat melihat ada kotak kondom di meja waktu Andi
Arief tertangkap basah.
Pertanyaan saya cuman satu, bagaimana caranya Andi Arief tiup-tiup kondom
sambil nyabu ? Wah ini pasti gaya baru sesudah model bong ditinggalkan....
Seruput....
[15/5 22.10] *****: Manttaaab ,,
*SURAT TERBUKA UNTUK SANDIAGA UNO*
Dari : ISI (Ikatan Suami Indonesia)
21
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami ikatan suami indonesia merasa
*KEBERATAN* kepada Sandiaga Uno, Karena istri-istri kami selalu
mengidolakan anda di setiap daerah.
Oleh karena itu kami ikatan suami indonesia akan mengadakan balas dendam
serempak di seluruh indonesia pada tanggal 17 april bahwa kami akan
*MENUSUK FOTO BAPAK di TPS.!*
Dan sebagai penghormatan kami ikatan suami indonesia justru akan memuliakan
potho Jokowi- Ma'ruf Amin yaitu dengan menjaganya tetap utuh. *CAMKAN !!*
.
Terima kasih,
Mohon di bantu viralkan seviral-viralnya.
[15/5 22.10] *****: Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya
[15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi
[15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah
[15/5 22.10] *****: Preeet
[15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a
.dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat
bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas
tambah enam blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya.
[15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru
[15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah
[15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha
1. Konteks
[15/5 22.10] *****:
Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya
[15/5 22.10] *****:
Tapi menang ji matridi
[15/5 22.10] *****:
Ga boleh mendahului kehendak Allah
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Tapi menang ji matridi” kata pada tengah percakapan memiliki
arti seolah-olah capres nomor satu sudah pasti menang dan di sisi lain muncul
22
tuturan sambutan “Ga boleh mendahului kehendak Allah” kalimat pada akhir
percakapan memiliki arti seolah-olah ada tanggapan bahwa pernyataan “Tapi
menang ji matridi” ini sudah menyalahi kodrat atau kehendak Allah swt.
Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan
yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang
terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada
yang sebenarnya.
[15/5 22.10] *****:
Tapi menang ji matridi
[15/5 22.10] *****:
Ga boleh mendahului kehendak Allah
[15/5 22.10] *****:
Preeet
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Ga boleh mendahului kehendak Allah” kata pada tengah
percakapan memiliki arti seolah-olah adanya penolakan dari pernyataan
komunikan lainnya terkait keyakinan mereka bahwa Jokowi atau capres nomor
satu menang. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks
percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya
penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan
atas pilihan sendiri.
[15/5 22.10] *****:
Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi
opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan
tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga
dua jgn lupa pilih no dua ya.
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “jgn lupa pilih no dua ya” kata pada akhir percakapan memiliki
arti seolah-olah adanya upaya seseorang dalam memengaruhi suatu kubu untuk
memilih capres nomor dua. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut,
terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini
23
terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan
seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan
kepada pandangan pribadi. Dalam hal ini, adanya proses pesan untuk memilih
capres nomor dua.
[15/5 22.10] *****:
Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru
[15/5 22.10] *****:
Ga ngaruh saya mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru” kata pada akhir
percakapan memiliki arti seolah-olah adanya penolakan dan bantahan
pernyataan dari pesan komunikan lainnya terkait arahan untuk memilih capres
nomor dua. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks
percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya
penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan
atas pilihan sendiri.
[15/5 22.10] *****:
Ga ngaruh saya mah
[15/5 22.10] *****:
Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha” kata pada akhir
percakapan memiliki arti seolah-olah adanya sindiran kepada seseorang (pihak
capres nomor satu) yang mulai menampilkan respon sensitifnya terhadap
ulasan atau arahan dalam memilih capres nonor dua. Dalam pernyataan kalimat
percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling
master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap
tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut
yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
24
2. Niat
[15/5 22.10] *****:
Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi
opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan
tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga
dua jgn lupa pilih no dua ya.
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.
Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan lainnya
untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini,
adanya ajakan melalui simbolisasi untuk menyakini bahwa pilihan terbaik
dalam memilih calon wakil nomor dua.
[15/5 22.10] *****:
Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru
[15/5 22.10] *****:
Ga ngaruh saya mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.
Dalam hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada
dalam pikirannya mengenai penolakan terhadap kemungkinan kemenangan
lawan capres.
[15/5 22.10] *****:
Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada
komunikan atas kritikan pesan-pesan yang disampaikannya. Hal ini
25
menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk memancing reaksi atau
respon komunikan agar lebih memanas.
3. Kontens (Isi)
[15/5 22.10] *****:
Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya
[15/5 22.10] *****:
Tapi menang ji matridi
[15/5 22.10] *****:
Ga boleh mendahului kehendak Allah
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau
hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,
bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa
adanya penekanan sindiran secara tidak langsung dengan kalimat-kalimat atau
ilustrasi yang menghina.
[15/5 22.10] *****:
Tapi menang ji matridi
[15/5 22.10] *****:
Ga boleh mendahului kehendak Allah
[15/5 22.10] *****:
Preeet
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau
hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,
bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa
adanya reaksi celaan yang tidak pantas yang dapat menimbulkan salah paham
atau sakit hati.
[15/5 22.10] *****:
Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi
opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan
26
tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga
dua jgn lupa pilih no dua ya.
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang
untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,
kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas. Dalam
percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang secara simbolis
mengajak kepada komunikan lainnya untuk menyetujui dan mengikuti akan
pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini, adanya proses pesan untuk memilih
capres nomor dua
[15/5 22.10] *****:
Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru
[15/5 22.10] *****:
Ga ngaruh saya mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang
bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal
ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun
sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan yang
membahayakan yang dapat menyebabkan konflik sosial atau memancing emosi
seseorang. Kata “Ga ngaruh saya mah” kata tersebut merupakan bentuk
penolakan keras yang mengandung kebencian dan keegoisan, sehingga
komunikan yang mendengar bisa saja menimbulkan reaksi yang negatif.
[15/5 22.10] *****:
Ga ngaruh saya mah
[15/5 22.10] *****:
Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
27
kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang
bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal
ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun
sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan yang
membahayakan yang dapat menyebabkan konflik sosial atau memancing emosi
seseorang. Kata “Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha” kata tersebut
merupakan bentuk penolakan keras yang mengandung kebencian dan
keegoisan, sehingga komunikan yang mendengar bisa saja menimbulkan reaksi
yang negatif.
4. Bentuk Penyampaian
[15/5 22.10] *****:
Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya
[15/5 22.10] *****:
Tapi menang ji matridi
[15/5 22.10] *****:
Ga boleh mendahului kehendak Allah
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan
seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang
secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada
percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus
namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan
kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.
[15/5 22.10] *****:
Tapi menang ji matridi
[15/5 22.10] *****:
Ga boleh mendahului kehendak Allah
[15/5 22.10] *****:
Preeet
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
28
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan. Dalam hal ini,
adanya tindakan atau pernyataan yang mengakibatkan kerugian orang lain yang
dilakukan secara sengaja untuk menyerang kehormatan atau nama baik
seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal dan unsur maksud untuk diketahui
umum. Kata “Preet” sudah jelas menunjukan adanya sasaran hinaan yang dapat
merugikan kehormatan atau martabat seseorang.
[15/5 22.10] *****:
Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi
opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan
tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga
dua jgn lupa pilih no dua ya.
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam
membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan
sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang
dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.
[15/5 22.10] *****:
Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru
[15/5 22.10] *****:
Ga ngaruh saya mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal
ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan
agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam
hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung
yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang
bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan
29
serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi
provokasi tersebut.
[15/5 22.10] *****:
Ga ngaruh saya mah
[15/5 22.10] *****:
Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam
membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan
sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang
dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.
TEKS PERCAKAPAN 3
[15/5 22.10] *****: Group Kompas Memang Keterlaluan
By : Djadjang Nurjaman.
(Pengamat Media dan Kebijakan Publik)
Sekarang kita bisa paham mengapa pendukung Jokowi sampai uring-uringan.
Mengancam berhenti langganan Harian Kompas. Mengancam
#UnsinstallKompas.com.
Group Kompas memang keterlaluan. Kelihatan banget kalau sirik. Gak bisa lihat
Pak Jokowi dan para pendukungnya senang. Mereka senang buka aib dan rahasia.
Baru saja Presiden Jokowi membangga-banggakan beroperasinya MRT. Baru saja
dia mengklaim proyek MRT adalah hasil keputusan politiknya bersama Ahok saat
masih jadi Gubernur DKI Jakarta.
Eehhh kompas.com langsung menurunkan artikel bantahannya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/22/17565651/cek-fakta-jokowi-
klaim-mrt-putusan-politiknya-bersama-ahok
Sebelumnya di depan pengusaha yang mengerahkan para pekerjanya untuk
deklarasi mendukung paslon 01, Jokowi membanggakan MRT. Menurutnya
gagasan MRT itu sudah berumur 30 tahun tapi tak kunjung dilaksanakan.
Para gubernur pendahulunya —berarti termasuk Sutiyoso dan Fauzi Bowo—
selalu menolak dengan alasan tidak menguntungkan.
30
"Yang namanya transportasi massal itu ya rugi. Saat itu saya dipaparkan rugi.
Kalau untung rugi, itu untuk para pengusaha. Kalau untuk negara, hitungannya
bukan untung dan rugi," kata Jokowi dengan gagahnya.
Dengan kata lain Jokowi ingin mengatakan “Gubernur sebelumnya, ngapain aja?”
Jokowi menyarankan agar pengusaha segera mencoba MRT . Dia mengaku sudah
dua kali mencobanya. Ketika datang ke lokasi deklarasi di Istora Senayan, dia
juga naik MRT.
Hanya selang sehari setelah berita itu tayang, kompas.com menurunkan berita
bantahannya.
Setelah menelusuri sejumlah data dan fakta, Kompas.com menyimpulkan
terwujudnya MRT merupakan proses panjang. Nah lho… Tidak sesederhana yang
digambarkan Jokowi.
Ide pembangunan MRT digagas oleh Menristek/Kepala BPPT BJ Habibie pada
tahun 1980an (Jokowi dimana ya waktu itu?) Pada tahun 1996 ketika menjabat
Menristek BJ Habibie mencoba mewujudkannya, namun terhambat krisis
ekonomi dan pergantian kepemimpinan nasional.
Pada masa Sutiyoso menjadi Gubernur DKI, ide pembangunan MRT dimunculkan
kembali. Namun terhambat pendanaan. Ide berlanjut ketika Fauzi Bowo menjadi
Gubernur DKI.
Setelah berkonsultasi dengan BJ Habibie, Fauzi Bowo memutuskan melanjutkan
pembangunan MRT.
Pada 26 April 2012, Foke meresmikan pencanangan persiapan pembangunan
MRT Tahap I koridor Selatan-Utara sepanjang 15,7 kilometer dari Lebak Bulus-
Bundaran HI. Tapi waktu itu Fauzi Bowo tidak ngomong soal keputusan politik
segala.
Pekerjaan dimulai seperti melakukan pemindahan Terminal Angkutan Umum
Lebak Bulus, pemindahan Stadion Olahraga Lebak Bulus, pelebaran Jalan
Fatmawati, dan pembangunan kantor proyek.
Dari data yang dipaparkan kompas.com duduk persoalannya menjadi jelas. Sekali
lagi klaim Jokowi tidak terbukti. Kalau kita kumpul-kumpulkan, jumlahnya jadi
banyak sekali.
Gara-gara berita ini bisa-bisa publik menilai Jokowi tukang ngibul, atau
setidaknya omong besar. Mengklaim hasil kerja orang lain, sekaligus
meremehkan para gubernur pendahulunya.
Dalam sepekan terakhir setidaknya sudah dua kali Group Kompas membuat
Jokowi dan pendukungnya marah besar. Rabu (20/3) Litbang Harian Kompas
mempublikasikan survei yang sangat mengejutkan. Ternyata elektabilitas Jokowi
masih di bawah 50 persen. Tidak setinggi yang digembar-gemborkan oleh
lembaga survei yang dikontrak istana.
SMRC dan LSI Denny JA mengklaim elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sudah
mendekati 60 persen. Jaraknya dengan Prabowo-Sandi sudah lebih dari 25 persen.
Tak mungkin terkejar. Jokowi pasti menjadi presiden kembali.
Survei Kompas menyebutkan selisih Jokowi-Prabowo hanya 11 persen, masih
sangat mungkin terkejar karena pemilih yang belum memutuskan masih cukup
besar, 13 persen. Apalagi trendnya Jokowi turun dan Prabowo naik. Angka Golput
seperti diakui LSI Denny JA juga sangat tinggi.
31
Publikasi survei Harian Kompas membongkar kebohongan lembaga survei yang
mencoba memanipulasi dan mengarahkan opini publik. Survei Kompas juga
dijamin membuat tidur Jokowi tidak nyenyak.
Pengusaha Sofyan Wanandi ( Lim Bian Khoen) mengaku survei itu membuat
Jokowi takut. Ada kabar bahwa angka riilnya lebih rendah dari angka yang
dipublikasi. Istana berusaha, agar tidak diumumkan ke publik.
Lembaga survei lain jadi tidak berani mengumumkan data bahwa elektabilitas
Jokowi sangat tinggi seperti SMRC dan LSI Denny JA. Indo Barometer misalnya
memilih jalan aman.
Mengumumkan hasilnya sehari setelah Litbang Kompas, Indobarometer
menyebut elektabilitas Jokowi-Ma’ruf hanya 50,2 persen dan Prabowo-Sandi 28,9
persen. Ada selisih 21,3 persen. Margin errornya 2.83 persen.
Kelihatannya Indobarometer bermain-main di angka margin error dan jarak
elektabilitas. Kalau menggunakan margin error batas bawah, maka elektabilitas
Jokowi-Ma’ruf hanya sekitar 45-46 persen. Masih di bawah 50 persen.
Wajar kalau Denny JA mencurigai Kompas sedang melakukan reposisi. Dari
semula pendukung utama paslon 01 menjadi lebih ke tengah. Untuk menjadi
pendukung paslon 02, bagi Group Kompas tinggal masalah waktu saja.
Apalagi seperti ditulis Denny, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk
Pambudy merupakan istri DR Rachmat Pambudy salah seorang tokoh senior
Gerindra. Rachmat juga diketahui merupakan orang dekat Prabowo. Dia pernah
menjabat sebagai Sekjen HKTI saat dipimpin Prabowo.
Kalau benar dugaan Denny dan kemarahan para pendukung Jokowi, angin
perubahan tampaknya sedang berhembus kencang. Dari hasil survei, Kompas
menyadari Jokowi diambang kekalahan.
Sebagai media dan kelompok bisnis, perjalanan sejarah Kompas menunjukkan
mereka selalu berada dalam posisi mendukung penguasa.
Jokowi dan para pendukungnya layak kesal kepada Group Kompas. Tapi itu tak
bisa mengubah data bahwa posisinya sedang dalam bahaya dan publik makin
melek matanya, bahwa Jokowi sangat sering menyajikan data yang tidak benar
dan over claimed.
The End
[15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah
[15/5 22.10] *****: Kasihan media kompas..mendadak...menjadi kaya gol
minhum��
[15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di
mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya
sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media
.serta berita....hemhhh��������
[15/5 22.10] *****: Saya doa kan buat pndukung no dua smg di lancarkan urusan
dunia dan ahirat nya kluarga nya slalu di bri kshatan.
32
[15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha
[15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he
sombong nya...hemhhhh
[15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdo a aja smg pak prabowo jdi
prsiden thn 2019
[15/5 22.10] *****: Kita mah santai santai aja tuh
[15/5 22.10] *****: Klu pak prabowo jdi prsiden kan gaji yg suka nikahin di
taikin ha ha ha
[15/5 22.10] *****: Mau ke jawa bagi2 sembako
[15/5 22.11] *****: H.muh gmn sih maksudnya ini we a
[15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa
jgn lmbek ya
[15/5 22.11] *****: Klu kiyai yg bisa ngaji kita hormati ya jgn kita tusuk dosa tau
[15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg
baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
1. Konteks
[15/5 22.10] *****:
Bodo amat bukan urusan kita itu mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Bodo amat bukan urusan kita itu mah” kata pada akhir
percakapan memiliki arti seolah-olah adanya penolakan dari pernyataan
komunikan lainnya terkait berita tentang kehebatan atau suatu hal yang sudah
dilakukan oleh Jokowi yang berdampak baik untuk perkembangan negara.
Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan
yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang
terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri.
Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau menyetujui atas
sesuatu yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama menjadi presiden.
33
[15/5 22.10] *****:
Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya
2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu
pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta
berita....hemhhh��������
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “yg sehat pendukung no satu” kata pada awal percakapan
memiliki arti seolah-olah adanya pernyataan tersirat melalui sindiran atau
simbolisasi yaitu penekanan seseorang atau kubu yang sehat ialah yang
memilih atau mendukung capres nomor satu. Jika ada seseorang atau kelompok
yang tidak mendukung, maka bisa dikatan tidak sehat. Dalam pernyataan
kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung
labeling deviant career. Hal ini terjadi sebab adanya perbedaan penilaian antar
kelompok terletak pada benar atau tidak benar. Hal ini selaras dengan penilaian
orang lain terhadap benar atau tidak benarnya tingkah laku seseorang di dalam
masyarakat. Penilaian ini muncul karena adanya proses interaksi diantara
masing-masing individu. Dalam hal ini, adanya proses pandangan antar
kelompok yang sehat dengan kelompok yang tidak sehat.
[15/5 22.10] *****:
Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha
[15/5 22.10] *****:
Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Mau kerja sendiri, emang bisaaa” kata pada akhir percakapan
memiliki arti seolah-olah hanya pendukung capres nomor satu kuat dan bisa
bekerja sendiri tanpa mempedulikan kelompok lain. Dalam pernyataan kalimat
percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling
deviant career. Hal ini terjadi sebab adanya perbedaan penilaian antar
kelompok terletak pada benar atau tidak benar. Hal ini selaras dengan penilaian
orang lain terhadap benar atau tidak benarnya tingkah laku seseorang di dalam
34
masyarakat. Penilaian ini muncul karena adanya proses interaksi diantara
masing-masing individu. Dalam hal ini, adanya proses pandangan kelompok
pendukung capres nomor satu lebih hebat dan kuat dalam bekerja dibandingkan
kelompok atau pendukung capres momor dua.
[15/5 22.10] *****:
Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha
[15/5 22.10] *****:
Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
[15/5 22.10] *****:
Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi
prsiden thn 2019” kalimat percakapan ini memiliki arti seolah-olah adanya
pernyataan tersirat melalui sindiran atau simbolisasi yaitu sindiran atau
penekanan seseorang bahwa jika ingin capres nomor dua menang maka harus
banyak-banyak berdoa. Hal ini terlihat jelas sindiran dari pihak capres nomor
satu seakan-akan tidak mungkin kalau capres nomor dua akan menang. Dalam
pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang
mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang
terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada
yang sebenarnya.
[15/5 22.11] *****:
Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “jgn lmbek ya” kata pada akhir percakapan memiliki arti seolah-
olah presiden yang menjabat sebelumnya itu terlihat lembek dan tidak tegas.
Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan
yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang
terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada
yang sebenarnya.
35
[15/5 22.11] *****:
Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah
brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan” kata
pada akhir percakapan memiliki arti seolah-olah adanya arahan bahwa presiden
di tahun 2019 ini harus gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
yang diumpamakan atau ditujukan kepada capres dan wacapres nomor dua.
Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan
yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang
terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada
yang sebenarnya.
2. Niat
[15/5 22.10] *****:
Bodo amat bukan urusan kita itu mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.
Dalam hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada
dalam pikirannya mengenai penolakan terhadap penyebaran berita terkait
kelemahan-kelemahan Jokowi.
[15/5 22.10] *****:
Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya
2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu
pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta
berita....hemhhh��������
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada
komunikan pendukung capres nomor satu kepada pendukung capres nomor dua
36
atas membagus-baguskan kubu capres nomor satu dengan kata “yang sehat”.
Hal ini menunjukan adanya niatan sengaja untuk menyindir dan memancing
reaksi konflik sosial terhadap lawannya capres nomor dua.
[15/5 22.10] *****:
Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
[15/5 22.10] *****:
Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada
komunikan pendukung capres nomor dua yang seakan-akan sangat sulit
kenyataannya kalau capres nomor dua tersebut sulit untuk menang dan jadi
presiden. Hal ini menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk
memancing reaksi atau respon komunikan agar lebih memanas.
[15/5 22.11] *****:
Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.
Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan lainnya
untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini,
adanya ajakan melalui simbolisasi untuk menyakini bahwa pilihan terbaik
dalam memilih calon wakil nomor dua yang kuat dan berwibawah, tidak
lembek.
[15/5 22.11] *****:
Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah
brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
37
percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada
komunikan pendukung capres nomor satu atau keseluruhan komunikan group
atas arahan memilih presiden berikutnya berdasarkan kualifikasi atau kriteria
presiden dan wakil presiden yang baik, gagah, mudah dan tampan, bukan
presiden yang loyo. Kata “gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan
tampan “merujuk pada capres dan cawapres nomor dua. Hal ini
menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk memancing reaksi atau
respon komunikan agar lebih memanas.
3. Kontens (Isi)
15/5 22.10] *****:
Bodo amat bukan urusan kita itu mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang
bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal
ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun
sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan yang
membahayakan yang dapat menyebabkan konflik sosial atau memancing emosi
seseorang. Kata “Bodo amat” kata tersebut merupakan bentuk penolakan keras
yang mengandung kebencian dan keegoisan, sehingga komunikan yang
mendengar bisa saja menimbulkan reaksi yang negatif.
[15/5 22.10] *****:
Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya
2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu
pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta
berita....hemhhh�������� Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Denigration yaitu informasi mengenai seseorang
yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai dengan keadaan
nyatanya. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya informasi yang
38
menjelaskan bahwa semua pendukung capres atau masyarakat Indonesia
kebanyakan termakan propaganda. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya
berupaya tidak membenarkan semua berita tersebut dan menyakini bahwa
pendapat dirinya yang benar.
[15/5 22.10] *****:
Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha
[15/5 22.10] *****:
Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau
hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,
bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa
adanya pernyataan sindiran dan pernyataan hujatan yang tidak pantas yang
dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.
[15/5 22.10] *****:
Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha
[15/5 22.10] *****:
Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
[15/5 22.10] *****:
Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau
hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,
bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa
adanya pernyataan sindiran dan pernyataan hujatan yang tidak pantas yang
dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.
[15/5 22.11] *****:
Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya
39
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Cyberstalking yakni tindakan menguntit seseorang
secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu dan
mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa akan
terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di
sekelilingnya. Dalam hal ini, adanya tindakan seseorang dalam menguntit atau
menganggu komunikan atau pendukung capres nomor satu yang seakan-akan
pilihan mereka itu orang yang lembek, tidak gagah dan tidak berwibawah.
[15/5 22.11] *****:
Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah
brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Cyberstalking yakni tindakan menguntit seseorang
secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu dan
mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa akan
terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di
sekelilingnya. Dalam hal ini, adanya tindakan seseorang dalam menguntit atau
menganggu dengan mengarahkan bahwa presiden 2019 berikutnya ialah
presiden yang gak loyoh, melainkan gagh dan tampan. Hal ini sudah
menjunjukan bahwa presiden saat ini yang masih berlaku sangat loyoh, tidak
gagah, dan tidak tampan.
4. Bentuk Penyampaian
[15/5 22.10] *****:
Bodo amat bukan urusan kita itu mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal
40
ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan
agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam
hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung
yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang
bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan
serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi
provokasi tersebut.
[15/5 22.10] *****:
Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya
2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu
pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta
berita....hemhhh��������
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan
seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang
secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada
percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus
namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan
kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi
[15/5 22.10] *****:
Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha
[15/5 22.10] *****:
Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan. Dalam hal ini,
adanya tindakan atau pernyataan yang mengakibatkan kerugian orang lain yang
dilakukan secara sengaja untuk menyerang kehormatan atau nama baik
seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal dan unsur maksud untuk diketahui
41
umum. Kata “sombong” sudah jelas menunjukan adanya sasaran hinaan yang
dapat merugikan kehormatan atau martabat seseorang.
[15/5 22.10] *****:
Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha
[15/5 22.10] *****:
Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
[15/5 22.10] *****:
Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan
seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang
secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada
percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus
namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan
kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.
[15/5 22.11] *****:
Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal
ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan
agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam
hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung
yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang
bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan
serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi
provokasi tersebut.
42
[15/5 22.11] *****:
Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah
brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal
ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan
agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam
hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung
yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang
bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan
serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi
provokasi tersebut.
TEKS PERCAKAPAN 4
[15/5 22.11] *****: *BREAKING NEW*
*Mohon di sebar di fb, twiter, 01 sedang di serang hoax surat suara tercoblos di
Malaysia.*
Video yg beredar tdk di zoom sepintas kertas suara tidak ada tandatangannya
KPPS / PANITIA LUAR NEGRI ini akal akalan pihak 02 Delegitimasi KPU
*Ini kesaksian. TKI di Malyasia: "Ada tanda tangan ngak disurat suara..hari slasa
ak nyoblos surat suara ditanda tangani kok ma petugasnya...trus paspor jg
difoto...ini yakin brita dibuat biat jatuhin jokowi..."*
*Serangan Hoax ke 01 kian Beringas*
Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Malaysia
angkat suara terkait temuan
*surat suara tercoblos di Selangor. Mereka mencurigai surat suara tersebut
sengaja dibuat oleh oknum untuk upaya penyudutan.*
"Kami TKN Malaysia terkejut mendengar berita yang tersebar bahwa ada oknum
yang melakukan tindakan kriminal terkait pencoblosan kertas suara secara sengaja
43
di wilayah Bangi, Selangor, Malaysia," ujar Sekretaris TKN Malaysia Dato M
Zainul Arifin dalam keterangannya, Kamis (11/4/2019).
*Kesaksian TKI "Ada tanda tangan ngak disurat suara..hari slasa ak nyoblos surat
suara ditanda tangani kok ma petugasnya...trus paspor jg difoto...ini yakin brita
dibuat biat jatuhin jokowi...*
https://news.detik.com/berita/d-4506293/tkn-malaysia-curigai-temuan-surat-
suara-tercoblos-ini-analisisnya
[15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah
[15/5 22.11] *****: Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa
lagi mnusuk gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa
lagi mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk
gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai
1. Konteks
[15/5 22.11] *****:
Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah” kata pada akhir
percakapan memiliki arti seolah-olah adanya penolakan dari pernyataan
komunikan lainnya terkait berita tentang kehebatan atau suatu hal yang sudah
dilakukan oleh Jokowi-Amin terkait temuan surat suara tercoblos di Selangor.
Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan
yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan
seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan
sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau
menyetujui atas sesuatu yang sudah dilakukan oleh Jokowi terkait temuan
surat suara tercoblos di Selangor.
[15/5 22.11] *****:
Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk
gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi
mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk
gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai
44
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk gambarnya
karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai” kata pada akhir
percakapan memiliki arti seolah-olah adanya arahan yang bersifat simbolisasi
redaksi yang seakan-akan harus mengahargai Jokowi-Amin tidak boleh
mencoblos atau semacam mencoreng mukanya, lain halnya Prabowo-Sandi
yang boleh dan bebas mencoblos mukanya. Muka disini diarahkan dukungan
pemilihan capres. Hal ini yang menimbulkan konteks percakapan. Dalam
pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang
mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang
terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada
yang sebenarnya.
2. Niat
[15/5 22.11] *****:
Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan
tujuan tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.
Dalam hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada
dalam pikirannya mengenai penolakan terhadap penyebaran berita terkait
kelemahan-kelemahan Jokowi.
[15/5 22.11] *****:
Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk
gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi
mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk
gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan
tujuan tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan
45
persuasif. Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan
lainnya untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya.
Dalam hal ini, adanya ajakan dan saran untuk memilin capres nomor dua.
3. Konten (Isi)
[15/5 22.11] *****:
Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang
bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal
ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung
maupun sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan
yang membahayakan yang dapat menyebabkan konflik sosial atau memancing
emosi seseorang. Kata “ga pnting” kata tersebut merupakan bentuk penolakan
keras yang mengandung kebencian dan keegoisan, sehingga komunikan yang
mendengar bisa saja menimbulkan reaksi yang negatif.
[15/5 22.11] *****:
Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk
gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi
mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk
gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang
untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,
kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas.
Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang secara
simbolis mengajak kepada komunikan lainnya untuk menyetujui dan
mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini, adanya ajakan atau
bujukan melalui simbolisasi untuk memilih capres nomor dua.
46
4. Bentuk Penyampaian
[15/5 22.11] *****:
Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan
tentang suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di
atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam
hal ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif
dilakukan agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan
negatif. Dalam hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun
tidak langsung yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan
pembicara, yang bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya,
menjatuhkan citra lawan serta untuk meningkatkan dukungan dan citra
kandidat yang melancarkan aksi provokasi tersebut.
[15/5 22.11] *****:
Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk
gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi
mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk
gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan
tentang suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di
atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan
dalam membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan
sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang
dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.
47
TEKS PERCAKAPAN 5
[15/5 22.11] *****: *Kenapa saya di kubu 02 ???*
Zainal Arifin (Independen)
ig: @zainal.purwakarta
Bismillah..
Banyak yg menanyakan kepada saya, kenapa sih bapak mendukung calon no 02.
Padahal kalau bapak perpegangan pada agama, justru paslon no 01 mestinya lebih
Islami dibanding paslon 02. Lihat saja, kan pak Jokowi lebih baik ibadahnya
dibanding pak Prabowo. Dia melaksanakan shalat, puasa, bisa mengaji bahkan
bisa menjadi imam shalat, kalau pak Prabowo kan ngga bisa. Apalagi kalau
melihat calon wakil presidennya, tentu pak KH Makruf Amin jauh mumpuni
dalam hal agama, siapa yg masih meragukan ke Islaman beliau?
Kenapa kok bapak seorang ustadz malah memilih pasangan 02 ? �
Begini ya saudaraku..
Berat memang utk bisa menjelaskan hal ini. Semula saya tidak akan
menyampaikan alasan keputusan politik saya ini, karena dikhawatirkan salah
memahamkannya. Jujur, sampai detik ini (H-8) saya belum berani menyampaikan
alasan politik saya, baik melalui medsos maupun langsung bahkan ke saudara
kandung sekalipun. Namun saat ini saya anggap perlu, setidaknya sahabat dan
saudara mengetahui bahwa keputusan politik saya ini bukan ikut2an semata
apalagi taklid buta, melainkan berdasarkan tabayun dg orang2 soleh dan literasi2
terpercaya serta pengalaman nyata yang dianalisis dengan kenyataan selama 4,5
tahun kepemimpinan pak Jokowi.
Saya mohon siapapun yg membaca tulisan saya ini memberikan hati yg ikhlas dan
menganggap ini adalah hasanah keilmuan dan niatan baik dari seorang anak
bangsa untuk agama bangsa dan negaranya. Jauhkan dari pemahaman ujaran
kebencian apalagi memecah belah anak bangsa.
Politik ini sesuatu yg sangat dinamis, berubah begitu cepat dan banyak
penyesuaian2 sesuai kepentingan, disajikan begitu rapi dan menarik dg sentuhan
"kosmetik politik", bahkan tampil bermuka banyak dengan tujuan utama
"memenangkan kekuasaan", apapun harus dilaksanakan, bahkan pembohongan,
kekerasan, kecurangan dg menebar fitnah adu domba bahkan mengorbankan
agamapun tetap dilaksanakan, yang terpenting adalah kemenangan.
Sehingga bagi saya dalam menentukan keputusan politik harus dilandasi dg
refrensi yg kuat dan nalar, jangan sampai terbius dan terperdaya oleh kosmetik
politik belaka.
Izinkan saya menyampaikan pengalaman pribadi tentang perjalanan saya dan
isteri saat berlibur ke cina, yg terus terang hal inilah yg sangat mendasar dan
menjadikan salah satu pegangan kuat tentang pilihan politik saya.
Semoga menjadi bahan renungan dan muhasabah bagi kita. Jangan khawatir, bagi
sahabat dan saudaraku yg masih memegang pilhan 01 ngga masalah, tetaplah
48
istiqomah dg pilihannya. Hanya sisipkan sedikit waktu untuk membaca tulisan ini
sampai dengan selesai, agar tidak salah faham.
Oya, mohon dibedakan kalau saya menyebut "orang cina", maksunya orang2 cina-
tiongkok, bukan orang cina keturunan yg sudah menjadi warga negara Indonesia.
Begini sahabat, sebelumnya saya adalah orang yg sangat memuji tentang cina
seperti kebanyakan orang-orang Indonesia pada umumnya terutama pendukung no
01. Orang2 terampil cina sangat luarbiasa didukung etos kerja dan upah yg sangat
rendah dibanding tenaga kerja dunia. Sehingga saya sangat apresiate jika
Indonesia melakukan kerjasama yg setara dan saling memuliakan dg cina.
Tapi pandangan positif terhadap cina tsb semua hilang seketika bahkan terbalik
menjadi kehati2an thdp cina saat saya dan isteri jalan2 ke cina selama 2minggu
sekitar tahun 2014 disaat pak Jokowi terpilih jadi presiden RI.
Oya ternyata kita berangkat ke cina dlm waktu yg hampir bersamaan dg pak
Jokowi, hanya beda klas saja, beliau kunjungan sebagai Presiden dan saya sebagai
pasangan yg sedang berhoneymoonan..��.
Seingat saya kunjungan beliau adalah kunjungan kenegaraan pertama setelah
dilantik presiden, pada acara APEC yg ke 24, tahun 2014 di Beijjng.
Pengalaman yg saya dapatkan saat itu:
1. Ternyata kedatangan pak Jokowi ke cina saat itu disambut besar2an oleh
pemerintah dan rakyat cina, jauh lebih istimewa dibanding kepala negara lainnya.
Saya sangat bangga atas penyambutan terhadap presiden Jokowi tsb, tetapi ada
rasa penasaranan yg sangat lebih, ada apa dan kenapa? Maka saya tanyakan hal
tsb ke tour-guide yg kebetulan orang cina asli (beijing) tapi bisa bahasa indonesia.
"Kenapa sebegitu meriahnya pemerintah dan rakyat cina menyambut kedatangan
pak
Jokowi?"
Jawab tour-guide dapat saya ringkas di bawah ini:
a. Pemerintah dan masyarakat cina bersukacita atas kemenangan pak Jokowi
dalam Pilpres 2014 terhadap pak Prabowo
Jokowi dan timnya dianggap oleh cina (maksudnya pemerintah dan rakyat cina),
pemimpin yg bisa membawa hubungan Indonesia-cina jauh lebih baik, dan
mereka menganggap dengan kemenangan ini akan banyak proyek2 insfrastruktur
cina yg bisa diimplementasikan di Indonesia, sehingga menjadi lapangan baru dan
besar bagi rakyat cina. (jalan tol, tol laut, kereta cepat, bendungan, dll).
b. Cina menganggap Indonesia dibawah rezim Jokowi akan bergeser totalitas dari
negara religi menjadi negara sekuler. Mereka menganggap Jokowi seperti
pahlawan Kamal Attarturk yg telah menyelamatkan peradaban Turki, dari negara
religi menjadi negara sekuler. Innalilllahi..ternyata mereka menyamakan Jokowi
seperti Kamal Attarturk.
49
Narasi pemikiran kita, khususnya umat Islam, bahwa peradaban Islam di Turki
digerus dan dihabisi oleh sekulerisme rezim Kamal Attarturk. Dan ternyata cina
berpandangan sebaliknya..Kamal Attarturk dianggap sebagai pahlawan peradaban
Turki dan Jokowi dianggap sama bisa membawa Indonesia menjadi negara maju
dg harus merubah religi menjadi sekuler. Astaghfirulloh..
2. Di kawasan wisata pengobatan, saya kaget melihat disalah satu gedung di
depannya dipampang photo presiden2 RI, dan yg membuat pertanyaan besar
dalam benak saya adalah tidak semua photo presiden RI dipampang disana,
hanya Soekarno, Gusdur (tapi potonya agak di byurkan, sengaja tidak dibuat
jelas), Megawati dan yg terakhir Jokowi. Aneh sekali pak Soeharto, Habbibi dan
SBY tidak ada potonya. Saya tanya ke tour guide, ternyata nama2 presiden RI yg
di besar2kan di cina hanya Soekarno, Megawati dan Jokowi, yang lainnya tidak,
apalagi dg pak Soeharto mereka sangat alergi sekali..LUARBIASA!
3. Ternyata cina adalah satu2nya negara komunis masif (beda dg komunis uni
soviet, masih memberi kebebasan Islam berkembang). Jangan harap Islam bisa
berkembang di cina, karena kehidupan beragama betul2 dikekang, terutama Islam.
Saya sangat kaget tatkala menanyakan ke tour-guide, ternyata memang aturan
pemerintah demikian, agama tidak boleh berkembang, bahkan adzan saja dilarang
utk dikumandangkan. Astaghfirulloh..
4. Akhlak mereka banyak yg rusak, tidak ada lagi diantara mereka yg percaya
dengan hukum karma (hukum setelah kematian). Makanya pembohongan di cina
terhadap turis2 yg datang ke cina banyak terjadi (silahkan cek di google) dan
anehnya oknum yg melakukan pembohongan dibiarkan saja oleh pemerintahan
cina. Untuk hal ini saya dan isteripun menjadi korban kebohongan yg
menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah. Prinsip mereka yg penting untung,
dosa itu nomer berapa, bahkan tidak ada dalam kamus hidup dan bisnis mereka.
Dari pengalaman saya diatas, dengan membandingkan pemerintahan Jokowi
selama ini, ternyata pengalaman di atas banyak terjadi di 4,5 tahun kemarin.
Kerjasama Indonesia dengan cina begitu besar dan masifnya, semua proyek2
infrastruktur yg besar dan vital semua dikerjakan cina. Bahkan dalam perkereta
apian kita melihat ada nama KAIC_Kereta Api Indonesia-Cina. Yang sangat
menjadi pertanyaan dan kekhawatiran saya terhadap kerjasama dg cina yg
kebablasan ini, sedikit banyak, lambat laun, kebudayaan dan kebiasaan para
tenaga kerja cina akan mambaur masuk kedalam pola hidup masyarakat setempat,
bahkan mau tidak mau akan merusak dan menggesernya. Kebijakan Tenaga Kerja
Asing (TKA) pada pemerintahan sebelumnya dibatasi dg peraturan yg smart,
dimana TKA yg boleh masuk ke Indonesia adalah hanya yg memiliki skill dan
keahlian khusus, tidak boleh tenaga kasar, selain itu 1 orang TKA harus
didampingi tenaga Indonesia sebanyak 10-20orang. Peraturan yg bagus ini hilang
di rezim pak Jokowi, sehingga tenaga2 kasar dari cina dengan mudahnya masuk
ke Indonesia mengerjakan pekerjaan yg semestinya bisa dikerjakan oleh pekerja
bangsa sendiri. Ohya, saat ini bank-bank cina sudah banyak yg beroperasi di
50
Indonesia untuk memberikan pembiayaan proyek2nya, termasuk di Yogyakarta,
berlokasi di jln Sudirman sudah ada 2 bank dari cina dengan tulisanyapun
menggunakan tulisan cina.
Dalam hal keberpihakan terhadap umat Islam. Pemerintahan Jokowi bisa
dikatakan tidak pro umat Islam. Hal ini sangat nampak dengan sikap dan
kebijakan rezim saat umat Islam melaksanakan gerakan moral 212. Bahkan
gerakan moral ini diputarbalikan oleh kekuasaan sebagai tindakan yang kurang
baik. Diboncengi politiklah, disetir oleh orang2 yg ingin menggulingkan
pemerintahanlah, segudang perlemahan2 dilakukan oleh rezim pada kekuatan
umat Islam melalui gerakan moral 212.
Semestinya pak Jokowi dapat merangkul dengan kebapaannya sbg Presiden,
mendengar, mendiskusikan serta merumuskan bersama jajaran kabinetnya dalam
merealisasikan keinginan serta masukan umat Islam melalui para ulama. Jangan
malah melakukan penetrasi bahkan pengkriminalisasian para ulama. InsyaAllah
masukan umat Islam tidak ada yg jelek dan bertentangan dangan bangsa dan
negara kita, semua adalah dalam rangka menjaga NKRI, memperkuat Pancasila,
mewujudkan negara yg berkeadilan, menjaga persatuan dan kesatuan.
Semestinya saat itu pak Jokowi bersikap seperti saat ini. Umat Islam menjadi
target utama dalam pencapaian suara, bahkan utk mendapatkan itu 'citra Islam"
begitu melekat dalam tindak tanduknya, bahkan penentuan seorang wakil presiden
yg akan mendampinginya dipilih (walau tanpa rencana, dadakan karena kepanikan
melihat politik umat Islam yg mulai bangun) seorang ketua MUI yang dianggap
bisa mewakili magnet kuat utk meraih suara umat Islam dalam memepertahankan
kekuasaanya.
Fakta-fakta yg nampak saat ini, ternyata sangat kuat korelasinya dengan
pengalaman yg saya sampaikan di atas, maka rasanya sangat berat bagi saya dan
isteri untuk memilih pak Jokowi dalam pilpres saat ini. Bahkan saat ini bisa
menjadi wajib hukumnya bagi saya untuk ada di kubu 02, walau secara
kepribadian calon presidennya (baik pak Jokowi maupun pak Prabowo) ya
hampir sama, keduanya orang baik dan memiliki ilmu keagamaan standar/rata-
rata. Hanya saja saya melihat kekuatan yang mensupport dibelakang capres 01
adalah kekuatan yang banyak berafiliasi dengan kekuatan cina.
Sepintas tidak berlebihan, jika ada yg mengatakan apabila rezim saat ini lanjut,
siap2lah budaya yg berbasis religi smakin terkikis di nusantara ini, siap2lah
sekularisme dan liberalisme akan tumbuh seperti di Turki saat kepemimpinan
Kamal Attarturk.
Mohon maaf saudaraku, demikian pemahaman politik yang saya pegang yg
didasari pengalaman dan literasi2 yg dapat dipertanggungjawabkan.
Semoga tatanan kehidupan beragama terutama agama Islam dapat terpelihara di
nusantara ini dan terus berkembang menjadi benteng penjaga NKRI dan martabat
bangsa dan negara..Aamiin yra.
Radikalisme, intoleransi, penghujat kebencian, tidak pancasilais, istilah kafir,
semua itu jelas sebagai usaha terstruktur untuk mem-FRAMING rakyat Indonesia
agar tidak lagi membawa agama dalam politik, yg sangat nyata di buat oleh
orang2 yg tidak mau menerima keberkahan agama dalam pemerintahan berbangsa
dan bernegara.
51
Wallahu'alam bisshowab..
Salam Penuh Berkah.
#muhasabah
#kehati2an
#Indonesiaberkah
#Indonesiamenang
#wajibberpihak
[15/5 22.11] *****: Udah jgn ngomongin pilpres boseennnnnnn
[15/5 22.11] *****: Dah ga harum pak h.hbb basi itu aja pilpres di omongin
[15/5 22.11] *****: Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha
aneh...ywrbuka aja lebar lwbar silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya
komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...
[15/5 22.11] *****: Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi
hari tnang ini ya
[15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik
[15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he
[15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha
[15/5 22.11] *****: Di kira brita apa
[15/5 22.11] *****: Arab Saudi belakangan mudah benar tambah kuota, semoga
haji 2019 tetap nyaman.
[15/5 22.12] *****: Arab Saudi belakangan mudah benar tambah kuota, semoga
haji 2019 tetap nyaman.
[15/5 22.12] *****: Di kira brita apa
[15/5 22.12] *****: Ga sru baca we a nya
[15/5 22.12] *****: Alhamdulillah akhir nya ji matridi dah sadar ..�
[15/5 22.12] *****: Tidur lagi ah mndingan
[15/5 22.12] *****: Mohon maaf saudaraku semua di group ini berhubung pesta
pilpres sudah selesai dan hasil nya sudah bisa dimenangkan oleh BPK h
52
jokowidodo dan KH Maruf amin saya mhon ijin pamit keluar..........mohon maaf
jika selama lima bulan terakhir banyak perdebatan dan sbb..bilkuhusus untuk
h.matridi.maafin ana yaa..��...semoga Indonesia lebih maju..ke
depan..nya..aman damai tentram..dan masarakat nya pada berkah ...dan yg utama
..akidah ahlusunah waljamaah anahdiyah tetap terjaga.....di bumi
NKRI...amin���
[15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya
padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no
satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU
curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih
banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin
nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita
gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....
[15/5 22.12] *****: Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di
jejelin dari dulu fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat
[15/5 22.12] *****: Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener
maka nya ada yg left dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang
menyampaikan info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut
kopiii hitem nyos�
[15/5 22.12] *****: Kan di buka lebar lebar oleh pihak KPU silahkan
cek ke ppk kab kota masing masing..sama pas peng infutan nya....saling
mengkoreksi jika ada kesalahan .....semalam saya denger dan saksikan pengakuan.
Pa ketua KPU pusat pa Arif Budiman....di mata Najwa...kemaren sore sudah jelas
bangat........mau kaga..percaya mana lagi.....dia bilang .dari tiga ratus juta warga
Indonesia yg kaga percaya hanya.15 SD 20 persen ......sisa nya alhamdulilah
masih taat hukum .dan menjadi warga negara yg baik dan bukti nya di lingkungan
di mana aja aman damai biasa biasa aja tuh kaga ada gejolak begini begini. Hanys
di medsos ah yg di buat oleh orang orang yg kaga bertanggung jawab....jika ada
provokator tinggal laporin ke pihak keamanan posisi dan TNI... gitu aj
....
[15/5 22.12] *****: Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad
.mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf
ma pa Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di
kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya
sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah perang
saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg ingin
NKRI ini hancur....paham kan ....
[15/5 22.12] *****: Silahkan anda juga introspeksi diri Ji.
Jangan merasa paling benar.
53
[15/5 22.12] *****: Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima
berita jangan sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti
bener dan semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan
opini...yg sesat dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa
sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan
juga seh...miris....miris miris....
1. Konteks
[15/5 22.11] *****:
Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar
silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga
pada kualat...tuh...
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “kaga punya komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...” kata
pada akhir percakapan memiliki arti seolah-olah hanya pendukung yang
memiliki komitmen yang tidak akan terkena kualat, namun senaliknya
pendukung yang tidak memiliki komitmen maka akan kualat. Dalam
pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang
mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang
terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada
yang sebenarnya.
[15/5 22.11] *****:
Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi
hari tnang ini ya” kata pada akhir percakapan memiliki arti seolah-olah adanya
penolakan dari pernyataan komunikan lainnya terkait pembahasan atau obrolan
Jokowi-Prabowo sebab sudah memasuki hari tenang yang tidak lagi
memperboleh membicarakan politik. Dalam pernyataan kalimat percakapan
tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal
ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan
menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan
54
tidak mau menanggapi atau membicarakan Jokowi-Prabowo lagi sebab sudah
memasuki hari tenang kampanye.
[15/5 22.11] *****:
Lama amat tu ngtik
[15/5 22.11] *****:
Di cari no satu satu ya he he he
[15/5 22.11] *****:
Baru blajar x ya ha ha ha
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Baru blajar x ya ha ha ha” kata pada akhir percakapan
memiliki arti seolah-olah adanya sindiran kepada seseorang yang lama dalam
mengetik memberikan komentar atau tanggapan. Dalam pernyataan kalimat
percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling
master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap
tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut
yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
[15/5 22.12] *****:
Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga
mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri
amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah
itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan
sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga
Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis
....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis
....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....” kalimat
percakapan tersebut memiliki arti seolah-olah adanya kekesalan seseorang
kepada group komunikan atas tanggapan suatu hal atas ketidakterimaannya
hasil keputusan kemenangan capres nomor satu. Dalam pernyataan kalimat
percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling
master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap
55
tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut
yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
[15/5 22.12] *****:
Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu
fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di
jejelin dari dulu fitnah hoak dsb....” kalimat percakapan tersebut memiliki arti
seolah-olah adanya kekesalan dan sindiran seseorang kepada group komunikan
atas mudah menerima dan terpancing akan isu-isu yang bersifat hoaks terkait
pemberitaan capres nomor satu yang bersifat negatif. Dalam pernyataan
kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung
labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang
terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan
tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
[15/5 22.12] *****:
Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left
dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan
info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut kopiii hitem
nyos�
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang” kata pada
akhir percakapan memiliki arti seolah-olah adanya klarifikasi yang sengaja
dilakukan yang seakan-akan salah tafsir, salah pandang, dan salah sangka
semuanya, padahal ada sebagiab komunikan dalam group tersebut yang tidak
ikut-ikutan atau low respons. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut,
terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab
adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut
pandang mereka daripada yang sebenarnya
56
[15/5 22.12] *****:
Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak
....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa
Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di
kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya
sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah
perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg
ingin NKRI ini hancur....paham kan ....
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “kalo mau jihad .mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg
punya peopel power” kata pada awal percakapan memiliki arti seolah-olah
semua penduduk Indonesia tunduk dengan capres nomor dua dan melakukan
people powers secara keseluruhan, padahal ada beberapa bagian penduudk
Indonesia yang mendukung capres nomor satu. Dalam pernyataan kalimat
percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi.
Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih
dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya
[15/5 22.12] *****:
Silahkan anda juga introspeksi diri Ji.
Jangan merasa paling benar.
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “Jangan merasa paling benar” kata pada akhir percakapan
memiliki arti seolah-olah komunikan tersebut salah terus dan selalu salah
sehingga diminta untuk instrospeksi diri. Dalam pernyataan kalimat percakapan
tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini
terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat
dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
[15/5 22.12] *****:
Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan
sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan
semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat
dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita
jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga
seh...miris....miris miris....
57
Pada teks percakapan di atas, terdapat konteks dalam pembicaraan. Muncul
tuturan berikut “masa sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas
orang awam...maka kemakan juga seh...miris....miris miris....” kata pada akhir
percakapan memiliki arti seolah-olah adanya sindiran kepada komunikan ke
dalam group yang seakan-akan mudah terken isu dan salah akan pandangannya
atau salah opini terhadap capres lawannya. Dalam pernyataan kalimat
percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling
master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap
tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut
yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
2. Niat
[15/5 22.11] *****:
Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.
Dalam hal ini, ada niatan seseorang untuk menyampaikan sesuatu yang ada
dalam pikirannya mengenai penolakan terhadap penyebaran berita atau
komentar atau tanggapan berita apa pun terkait Jokowi-Prabowo karena sudah
memasuki hari tenang kampanye.
[15/5 22.11] *****:
Lama amat tu ngtik
[15/5 22.11] *****:
Di cari no satu satu ya he he he
[15/5 22.11] *****:
Baru blajar x ya ha ha ha
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada
komunikan pendukung capres nomor dua mengetik komentar begitu lama
58
seakan-akan baru memegang atau memainkan handphone. Hal ini
menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk memancing reaksi atau
respon komunikan agar lebih memanas.
[15/5 22.12] *****:
Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga
mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri
amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah
itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan
sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga
Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis
....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat pernyataan
langsung. Hal ini jelas terbukti dengan menggunakan kalimat atau pernyataan
“...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis” menunjukan
perlawanan sikap secara langsung melalui pesan-pesan yang disampaikannya
dalam group komunikan.
[15/5 22.12] *****:
Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left
dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan
info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut kopiii hitem
nyos�
Pada teks percakapan di atas, terdapat niat percakapan akan maksud dan tujuan
tertentu. Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat
percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.
Ada niatan seseorang secara sengaja mengajak kepada komunikan lainnya
untuk menyetujui dan mengikuti akan pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini,
adanya klarfikasi yang bersifat meluruskan dari apa yang seharusnya. Di mana
sikap ini menunjukan silap persuasif agar dirinya dinilai dengan baik oleh
komunikan lainnya.
59
3. Kontens (Isi)
[15/5 22.11] *****:
Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar
silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga
pada kualat...tuh...
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau
hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,
bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa
pernyataan tersebut bisa menimbulkan reaksi celaan panas dan tidak pantas
yang dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.
[15/5 22.11] *****:
Lama amat tu ngtik
[15/5 22.11] *****:
Di cari no satu satu ya he he he
[15/5 22.11] *****:
Baru blajar x ya ha ha ha
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau
hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,
bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa
pernyataan tersebut bisa menimbulkan reaksi celaan panas dan tidak pantas
yang dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.
[15/5 22.12] *****:
Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga
mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri
amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah
itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan
sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga
Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis
....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....
60
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang
bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal
ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun
sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan sindiran
yang begitu membahayakan yang ditujukan untuk seseorang. Hal ini bisa
dilihat bahwa adanya penekanan yang keras secara tidak langsung dengan
kalimat-kalimat yang membahayakan.
[15/5 22.12] *****:
Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu
fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau
hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,
bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa
sindiran tersebut bisa menimbulkan reaksi celaan panas dan tidak pantas yang
dapat menimbulkan salah paham atau sakit hati.
[15/5 22.12] *****:
Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left
dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan
info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut kopiii hitem
nyos�
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau
hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,
bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa
pada dasarnya adanya nasehat hanya saja menganung celaan atau kata-kata
yang tidak pas yang dapat menimbulkan reaksi negatif.
61
[15/5 22.12] *****:
Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak
....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa
Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di
kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya
sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah
perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg
ingin NKRI ini hancur....paham kan ....
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang
bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal
ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun
sindiran. Dalam percakapan di atas, terlihat bahwa adanya pernyataan langsung
yang begitu membahayakan yang ditujukan untuk seseorang. Hal ini bisa
dilihat dari kata “siap siap perang saudara” bahwa adanya penekanan yang
keras secara tidak langsung dengan kalimat-kalimat yang membahayakan
[15/5 22.12] *****:
Silahkan anda juga introspeksi diri Ji.
Jangan merasa paling benar.
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau
hinaan kepada satu sama lain. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut,
bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran. Hal ini bisa dilihat bahwa
pada dasarnya adanya nasehat hanya saja menganung celaan atau kata-kata
yang tidak pas yang dapat menimbulkan reaksi negatif.
[15/5 22.12] *****:
Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan
sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan
semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat
dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita
62
jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga
seh...miris....miris miris....
Pada teks percakapan di atas, terdapat kontens percakapan tentang suatu hal
yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat
kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang
untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,
kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas. Dalam
percakapan di atas, terlihat bahwa adanya bujukan seseorang secara simbolis
mengajak kepada komunikan lainnya untuk menyetujui dan mengikuti akan
pendapat atas pilihannya. Dalam hal ini, adanya nasehat atau arahan agar tidak
terlalu cepat terhasut atau percaya akan berita-berita yang belum tentu benar
faktanya.
4. Bentuk Penyampaian
[15/5 22.11] *****:
Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar
silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga
pada kualat...tuh...
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam
membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan
sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang
dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.
[15/5 22.11] *****:
Udah jgn ngomongin jokowi prabowo .sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal
ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan
63
agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam
hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung
yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang
bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan
serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi
provokasi tersebut.
[15/5 22.11] *****:
Lama amat tu ngtik
[15/5 22.11] *****:
Di cari no satu satu ya he he he
[15/5 22.11] *****:
Baru blajar x ya ha ha ha
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan. Dalam hal ini,
adanya tindakan atau pernyataan yang mengakibatkan kerugian orang lain yang
dilakukan secara sengaja untuk menyerang kehormatan atau nama baik
seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal dan unsur maksud untuk diketahui
umum. Kata “Di cari no satu satu ya he he he” sudah jelas menunjukan adanya
sasaran hinaan yang dapat merugikan kehormatan atau martabat seseorang.
[15/5 22.12] *****:
Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga
mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri
amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah
itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan
sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga
Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis
....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam
membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan
64
sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang
dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.
[15/5 22.12] *****:
Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu
fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir. Suatu tindakan
seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang
secara tidak langsung atau tidak terus terang. Penyampaian sindiran pada
percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat pujian yang baik dan halus
namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat berlawanan dengan
kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.
[15/5 22.12] *****:
Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left
dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan
info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut kopiii hitem
nyos�
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal
ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan
agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam
hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung
yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang
bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan
serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi
provokasi tersebut.
65
[15/5 22.12] *****:
Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak
....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa
Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di
kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya
sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah
perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg
ingin NKRI ini hancur....paham kan ....
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal
ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan
agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam
hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung
yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang
bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan
serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi
provokasi tersebut.
[15/5 22.12] *****:
Silahkan anda juga introspeksi diri Ji.
Jangan merasa paling benar.
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi. Dalam hal
ini, adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Provokatif dilakukan
agar terpancing atau terpengaruh untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam
hal ini, provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung
yang merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang
bertujuan untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan
66
serta untuk meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi
provokasi tersebut.
[15/5 22.12] *****:
Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan
sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan
semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat
dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita
jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga
seh...miris....miris miris....
Pada teks percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan tentang
suatu hal yang dibicarakan. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut. Tindakan dalam
membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan
sebagainya). Dalam hal ini, adanya hasutan yang dilakukan oleh seseorang
dalam memengaruhi pikiran dan keyakinan komunikan lainnya.
Berikut analisis ujaran kebencian secara keseluruhan yang terjadi pada group
watshap berdasarkan konteks, niat, kontens, dan Bentuk penyampaian.
67
Tabel 1 Analisis Teks Percakapan Ujaran Kebencian
Teks No Dialog Konteks Niat Kontens Bentuk Keterangan
I 1. [15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
2. [15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat ijma.
3. [15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg penuh pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Denigration yaitu informasi mengenai seseorang yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai dengan keadaan nyatanya.
4. [15/5 22.08] *****: Emang haj tontowi.. Kesihan... Mereka.... Setiap hari di jejelin.. Brita brita.. Yg penuh
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.
68
pitnah.. Dan aneh nya... Masi aj.. Ada orang... Yg buta mata, hatinya... Dan akal waras nya kaga di pake insa, allah capres no satu menang.. Mudah... Amin..... Amin... Amin
5. [15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya tekanan nya.... Maklum kan
penganten baru���
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut terdapat konteks simbolisasi padanan kata makruf ini merujuk pada calon wakil presiden nomor satu yaitu K.H Mahruf.
6. [15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya tekanan nya.... Maklum kan
penganten baru���
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.
7. [15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak
69
roman nya tekanan nya.... Maklum kan
penganten baru���
lain secara luas.
8. [15/5 22.08] *****: sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... Gimana kbr sehat bu may.... Tolong tensi tuh ji matridi... Lagi naek roman nya tekanan nya.... Maklum kan
penganten baru���
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.
9. [15/5 22.08] *****: Assalamualaikum pak hj hbb memilih pilpres adalah hak masing masing dan bebas sesuai dengan hati nuraninya..
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas.
10 sabagai saudara seiman seagama...saling nasehat dan mengajak kepada yg ma. Ruf.... Aj.... Bukan... Yg munkar.... Itu baru muslim sejati... Gitu bu may.... …………………………….. ……………………………. [15/5 22.08] *****: Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi ttp no dua
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap.
11. [15/5 22.08] *****: Kita ini udah di klotr 36 jks udah ga bisa di bohohongin lagi ttp no dua
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Exclusion/Ostracism yakni tindakan meng-
70
unfriend, unshared, atau memutuskan hubungan secara tegas di mana awalnya kedua pihak ini saling berhubungan/berteman.
12. [15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status.
13. [15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan.
14. [15/5 22.08] *****: Mhn ma ap pak hj hbb jgn mula mulain ya tar tu lidah kpleset
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir.
II 15. [15/5 22.10] *****: Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
16. [15/5 22.10] *****: Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
17. [15/5 22.10] *****: Pndukung pak jokowi ko pada sdih kaya nya ya
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan
71
[15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah
bersifat menyindir. Suatu tindakan seseorang dalam mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang secara tidak langsung atau tidak terus terang.
18. [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah [15/5 22.10] *****: Preeet
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri.
19. [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah [15/5 22.10] *****: Preeet
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
20. [15/5 22.10] *****: Tapi menang ji matridi [15/5 22.10] *****: Ga boleh mendahului kehendak Allah [15/5 22.10] *****: Preeet
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan.
21. [15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut
72
blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya. yang lebih menekan kepada pandangan pribadi. Dalam hal ini, adanya proses pesan untuk memilih capres nomor dua.
22. [15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya.
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi,
23. [15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya.
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.
24. [15/5 22.10] *****: Yu kita ngaji.hiji tambah hiji jdi dua bisa ngaji bisa ngdo a .dua tambah dua jdi opat bis do a dapt brkat opat tambah opat dlapan dpt brkat bisa makan dlapan tambah dlapan enam bls bisa makan ada bras enam blas tambah enam blas tiga dua jgn lupa pilih no dua ya.
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.
25. [15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan
73
tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri.
26. [15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.
27. [15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran.
28. [15/5 22.10] *****: Ya blm tntu karna blm brtanding pak guru [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.
29. [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah [15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
74
30. [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah [15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran.
31. [15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan atas kritikan pesan-pesan yang disampaikannya. Hal ini menitikberatkan adanya niatan yang tersembunyi untuk memancing reaksi atau respon komunikan agar lebih memanas.
32. [15/5 22.10] *****: Ga ngaruh saya mah [15/5 22.10] *****: Lah knapa pak h.hbb ko sewot ha ha ha
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.
III 33. [15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau menyetujui atas sesuatu yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama menjadi presiden.
75
34. [15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.
35. [15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Dalam hal ini, kata-kata atau tindakan tersebut, bisa diungkapkan secara langsung maupun sindiran
36. [15/5 22.10] *****: Bodo amat bukan urusan kita itu mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.
37. [15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta
berita....hemhhh��������
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling deviant career. Hal ini terjadi sebab adanya perbedaan penilaian antar kelompok terletak pada benar atau tidak benar. Hal ini selaras dengan penilaian orang lain terhadap benar atau tidak benarnya tingkah laku seseorang di dalam masyarakat. Penilaian ini muncul karena adanya proses interaksi diantara masing-masing individu.
76
Dalam hal ini, adanya proses pandangan antar kelompok yang sehat dengan kelompok yang tidak sehat.
38. [15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta
berita....hemhhh��������
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan pendukung capres nomor satu kepada pendukung capres nomor dua atas membagus-baguskan kubu capres nomor satu dengan kata “yang sehat”.
39. [15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta
berita....hemhhh��������
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Denigration yaitu informasi mengenai seseorang yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai dengan keadaan nyatanya.
40. [15/5 22.10] *****: Insya Allah yg sehat pendukung no satu..dan selalu di mudahkan hajat nya 2019 pakde lagi...udah kaga usah di bahas....kesihan..saya sama BPK ibu pendukung sono habis kemakan sama propaganda.....dan .media .serta
berita....hemhhh��������
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir.
41. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****:
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling deviant career. Hal ini terjadi sebab adanya perbedaan penilaian
77
Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
antar kelompok terletak pada benar atau tidak benar. Hal ini selaras dengan penilaian orang lain terhadap benar atau tidak benarnya tingkah laku seseorang di dalam masyarakat. Penilaian ini muncul karena adanya proses interaksi diantara masing-masing individu. Dalam hal ini, adanya proses pandangan kelompok pendukung capres nomor satu lebih hebat dan kuat dalam bekerja dibandingkan kelompok atau pendukung capres momor dua.
42. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan.
43. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh [15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
78
44. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
45. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh [15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan pendukung capres nomor dua yang seakan-akan sangat sulit kenyataannya kalau capres nomor dua tersebut sulit untuk menang dan jadi presiden.
46. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he sombong nya...hemhhhh [15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
47. [15/5 22.10] *****: Pak h.hbb kaya nya takut bgt kalah ya jokowi ha ha ha [15/5 22.10] *****: Mau kerja sendiri, emang bisaaa.....he he
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir.
79
sombong nya...hemhhhh [15/5 22.10] *****: Jgn tgang pak h.hbb banyak bdoa aja smg pak prabowo jdi prsiden thn 2019
48. [15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
49. [15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Cyberstalking yakni tindakan menguntit seseorang secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu dan mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa akan terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di sekelilingnya.
50. [15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.
51. [15/5 22.11] *****: Klu kita pilih pminpin negara yg kuat gagah dan brwibawa jgn lmbek ya
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.
80
52. [15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
53. [15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan pendukung capres nomor satu atau keseluruhan komunikan group atas arahan memilih presiden berikutnya berdasarkan kualifikasi atau kriteria presiden dan wakil presiden yang baik, gagah, mudah dan tampan, bukan presiden yang loyo. Kata “gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan “merujuk pada capres dan cawapres nomor dua.
54. [15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Cyberstalking yakni tindakan menguntit seseorang secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu dan mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa akan terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di sekelilingnya
81
55. [15/5 22.11] *****: Udah jgn pda ribut brdoa aja smga thn 2019 prsidenya yg baru ga loyo gagah brwibawa dan wakil nya pun muda dan tampan
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.
IV 56. [15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau menyetujui atas sesuatu yang sudah dilakukan oleh Jokowi terkait temuan surat suara tercoblos di Selangor.
57. [15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.
58. [15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan.
59. [15/5 22.11] *****: Mls nybarinya ga pnting juga buat saya mah
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi
82
60. [15/5 22.11] *****: Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
61. [15/5 22.11] *****: Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.
62. [15/5 22.11] *****: Ini saran saya kita ga boleh mnghina kiyai ma rup amin apa lagi mnusuk gambar nya.dan ga boleh mnhina pak jokowi dia s orang prsiden apa lagi mnusuk poto mukanya mnding pak prabowo aja kalau mau di tusuk gambarnya karna dia bukan prsiden dan pak sandi karna dia bukan kiyai
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas.
63. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.
V 64. [15/5 22.11] *****: √ Dalam pernyataan kalimat percakapan
83
Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...
tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
65. [15/5 22.11] *****: Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
66. [15/5 22.11] *****: Orang orang munafik. atw penyusuup dah kaha aneh...ywrbuka aja lebar lwbar silahkan gabung....kaga ada masalah .kaga punya komitmen...nanti juga pada kualat...tuh...
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.
67. [15/5 22.11] *****: Udah jgn ngomongin jokowi prabowo. sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung perubahan sikap. Hal ini terjadi adanya penolakan seseorang terhadap pesan tersebut dengan menonjolkan keyakinan atas pilihan sendiri. Dalam hal ini, sang komunikan tidak mau menanggapi atau membicarakan Jokowi-Prabowo lagi sebab sudah memasuki hari tenang kampanye.
68. [15/5 22.11] *****: Udah jgn ngomongin jokowi prabowo. sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat negasi.
69. [15/5 22.11] *****: √ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas,
84
Udah jgn ngomongin jokowi prabowo. sandi atau ma rup lqi hari tnang ini ya
terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.
70. [15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik [15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he [15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
71. [15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik [15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he [15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan tersirat. Dalam hal ini, sindiran seseorang yang diberikan kepada komunikan pendukung capres nomor dua mengetik komentar begitu lama seakan-akan baru memegang atau memainkan handphone.
72. [15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik [15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he [15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
73. [15/5 22.11] *****: Lama amat tu ngtik [15/5 22.11] *****: Di cari no satu satu ya he he he [15/5 22.11] *****: Baru blajar x ya ha ha ha
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat penghinaan.
85
74. [15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
75. [15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan yang bersifat pernyataan langsung.
86
76. [15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan.
77. [15/5 22.12] *****: Emang di group ini..bener bener dah....orang nya padahal..masa Allah....kaga mau menerima keputusan dari Gusti Allah ...jika no satu...yg di beri amanah...masih aja..dengan propaganda bikinnya fitnah KPU curang lah inilah itulah haiii......ingat masyarakat kebanyakan sekarang lebih banyak diem dan sabar ..dan patuh dan taat sama ulama nya......serta pemimpin nya ..sehingga Masi bisa bersabar ...tapi jika lama lama masi..klakuan gitu kita gulung abis ....virus virus nya buat masa depan anak cucu saya nanti.....gitu aja....
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.
87
78. [15/5 22.12] *****: Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
79. [15/5 22.12] *****: Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
80. [15/5 22.12] *****: Dah kaga aneh di grup.ini.......hebat juga pengaruh...nya....di jejelin dari dulu fitnah hoak dsb..sehingga Ampe mendarah daging....hebat hebat
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menyindir.
81. [15/5 22.12] *****: Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut
kopiii hitem nyos�
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
82. [15/5 22.12] *****: Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat niat percakapan secara sengaja (tersurat) melalui obrolan atau pernyataan persuasif.
88
seimbang menyampaikan info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut
kopiii hitem nyos�
83. [15/5 22.12] *****: Introspeksi pada diri sendiri ..jangan merasa paling bener maka nya ada yg left dari group ini posisi saya hanya meluruskan aj biar seimbang menyampaikan info biar anggota group yg pada diem ..tau...gitu ah ah srupuuut
kopiii hitem nyos�
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.
84. Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
85. [15/5 22.12] *****: Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg ingin NKRI ini hancur....paham kan ....
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya
86. [15/5 22.12] *****: Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat
89
buka...kalo mau jihad .mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg ingin NKRI ini hancur....paham kan ....
Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan, melecehkan, bahkan kadang membahayakan.
87. [15/5 22.12] *****: Astagfirullah istighfar .dikit lagi mau buka...kalo mau jihad .mah...banyak ....emang bib Rizki doang yg punya peopel power ...pa.kh Maruf ma pa Jokowi..ampir seratus lima puluh juta seluruh Indonesia mau di kemanain..selama ini mereka diem kerna di suruh ulama kyiai sama Umaro nya sabar..sabar...tapi Manusi ada sabar nya jika Masi begitu terus siap siap ah perang saudara NKRI mundur ke belakang siapa yg ketawa .....orang orang yg ingin NKRI ini hancur....paham kan ....
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.
88. [15/5 22.12] *****: Silahkan anda juga introspeksi diri Ji. Jangan merasa paling benar.
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung asimilasi. Hal ini terjadi sebab
90
adanya penilaian seseorang terhadap pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang mereka daripada yang sebenarnya.
89. [15/5 22.12] *****: Silahkan anda juga introspeksi diri Ji. Jangan merasa paling benar.
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Flaming yakni celaan, cercaan, sindiran keras, atau hinaan kepada satu sama lain.
90. [15/5 22.12] *****: Silahkan anda juga introspeksi diri Ji. Jangan merasa paling benar.
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat memprovokasi.
91. [15/5 22.12] *****: Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga seh...miris....miris miris....
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan tersebut, terdapat konteks percakapan yang mengandung labeling master status. Hal ini terjadi sebab adanya penilaian seseorang terhadap tindakan atau pernyataan seseorang yang menyimpang terhadap pesan tersebut yang lebih menekan kepada pandangan pribadi.
92. [15/5 22.12] *****: Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat kontens percakapan bersifat Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian menyebarluaskan informasi itu kepada pihak
91
sesat dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga seh...miris....miris miris....
lain secara luas
93. [15/5 22.12] *****: Buka mata buka telinga pake hati yg waras jika menerima berita jangan sudah....kalo berita dari kubu Prabowo dah taklid buta....dah pasti bener dan semua berita yg dari kubu pa Jokowi salah semua penggiringan opini...yg sesat dan menyesatkan dan banyak juga orang awam yg ke hasut masa sekelas kita jemaah kloter yg SDM nya di atas atas orang awam...maka kemakan juga seh...miris....miris miris....
√ Dalam pernyataan kalimat percakapan di atas, terdapat bentuk penyampaian percakapan bersifat menghasut.
26 16 26 25
92
B. Interprestasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh hasil
interpretasi data sebagai berikut
Tabel 2 Interpretasi Hasil Penelitian
No Bentuk Ujaran Kebencian Jumlah
1. Konteks 26
2. Niat 16
3. Kontens 26
4. Bentuk Penyampaian 25
Jumlah 93
Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat pesan-pesan yang mengandung
kebencian melalui ujaran-ujaran tertulis sebanyak 93 buah. Bentuk ujaran
kebencian berdasarkan konteks terdapat 26 buah, bentuk ujaran kebencian
berdasarkan niat terdapat 16 buah, bentuk ujaran kebencian berdasarkan kontens
terdapat 26 buah, dan bentuk ujaran kebencian berdasarkan bentuk penyampaian
terdapat 25 buah.
Bentuk ujaran kebencian berdasarkan konteks ini muncul melalui sebab dan
alasan terjadinya suatu pembicaraan. Dalam konteks diperlukan pengetahuan yang
sama-sama memiliki pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham apa
yang dimaksud pembicara. Bentuk ujaran kebencian berdasarkan konteks yang
sering muncul dalam teks percakapan tersebut melalui dua hal, yaitu penilaian
sosial dan labeling. Penilaian Sosial merupakan bagian dari teori komunikasi yang
menggambarkan dan menguraikan bagaimana individu menilai pesan-pesan yang
diawali ketika mendengar atau merespon suatu pesan.
Penilaian sosial ini muncul melalui asimilasi dan perubahan sikap. Asimilasi
terjadi apabila seseorang menilai pesan tersebut lebih dekat dengan sudut pandang
mereka daripada yang sebenarnya. Sedangkan, perubahan sikap terjadi ketika
adanya penilaian dari pesan terletak dalam rentang penolakan, maka perubahan
sikap akan berkurang atau tidak ada.
93
Labeling muncul melalui master status dan deviant career. Master status
disebut dengan konsep diri, mereka menerima dirinya sebagai penyimpang.
Bagaimnapun hal ini akan membuat keterbatasan bagi perilaku para penyimpang
selanjutnya di mana mereka akan bertindak. Sedangkan, deviant career memiliki
kesesuaian dengan Perspektif Pluralis (pandangan banyak orang). Dalam
perspektif ini dikatakan bahwa perbedaan antar kelompok terletak pada benar atau
tidak benar.
Bentuk ujaran kebencian berdasarkan niat muncul melalui keinginan yang
terdapat dalam hati seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Niat bisa
diimplementasikan dengan tiga hal, yaitu dalam hati, ujaran langsung, dan
tindakan. Bentuk ujaran kebencian berdasarkan niat yang sering muncul dalam
teks percakapan tersebut melalui dua hal, yaitu tersurat dan tersirat. Niat yang
tersurat muncul dalam percakapan apabila terdapat pernyataan-pernyataan yang
secara langsung tertulis maksud dan tujuan, artinya pembaca atau komunikan lain
langsung memahami maksud dan tujuan pernyataan tersebut. Sebaliknya, Niat
yang tersirat muncul dalam percakapan apabila terdapat pernyataan-pernyataan
yang tidak secara langsung atau implisit, artinya pembaca atau komunikan lain
tidak langsung memahami maksud dan tujuan pernyataan tersebut dan perlu
dengan pemikiran mendalam.
Bentuk ujaran kebencian berdasarkan kontens yang sering muncul dalam
teks percakapan tersebut melalui beberapa hal, yaitu flaming, harassmen,
denigration, outing and trickery, exclusion/ostracism, dan cyberstalkin. Flaming
yakni celaan, cercaan, atau hinaan kepada satu sama lain. Misalnya, twitwar di
Twitter. Harassment yakni kata-kata atau tindakan yang bersifat memalukan,
melecehkan, bahkan kadang membahayakan. Denigration yakni informasi
mengenai seseorang yang bersifat menghina dan tidak benar atau tidak sesuai
dengan keadaan nyatanya. Outing and Trickery yakni membujuk seseorang untuk
membagikan informasi mengenai diri mereka yang sifatnya pribadi, kemudian
menyebarluaskan informasi itu kepada pihak lain secara luas.
Exclusion/Ostracism yakni tindakan meng-unfriend, unshared, atau memutuskan
hubungan dari media (sosial), di mana awalnya kedua pihak ini saling
94
berhubungan/berteman. Yant terakhir, cyberstalking yakni tindakan menguntit
seseorang secara berulang dan melakukan komunikasi yang bersifat mengganggu
dan mengancam, khususnya jika disertai dengan niatan untuk menakuti bahwa
akan terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang-orang lain di
sekelilingnya.
Bentuk ujaran kebencian berdasarkan bentuk penyampaianyang sering
muncul dalam teks percakapan tersebut melalui beberapa hal, yaitu penghinaan,
provokasi, hasutan, dan sindiran. Penghinaan terjadi apabila adanya proses, cara,
atau tindakan yang mengakibatkan kerugian orang lain yang dilakukan secara
sengaja untuk menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan sesuatu hal dan unsur maksud untuk diketahui umum. Provokasi
terjadi apabila adanya suatu tindakan yang menyebabkan reaksi seseorang atau
menyebabkan seseorang untuk mulai melakukan sesuatu. Dalam hal ini,
provokasi yang disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung yang
merupakan tantangan atau pancingan kepada lawan pembicara, yang bertujuan
untuk memanas-manasi komunikan lainnya, menjatuhkan citra lawan serta untuk
meningkatkan dukungan dan citra kandidat yang melancarkan aksi provokasi
tersebut. Hasutan terjadi apabila adanya tindakan dalam membangkitkan hati
orang supaya marah (melawan, memberontak, dan sebagainya). Yang terakhir,
sindiran terjadi apabila adanya tindakan seseorang dalam mengkritik (mencela,
mengejek, dan sebagainya) seseorang secara tidak langsung atau tidak terus
terang. Penyampaian sindiran pada percakapan tersebut diucapkan dengan kalimat
pujian yang baik dan halus namun sebenarnya kata-kata yang diucapkan sangat
berlawanan dengan kenyataan yang terjadi. sehingga menimbulkan kesan Ironi.
95
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat pesan-pesan yang
mengandung kebencian melalui ujaran-ujaran tertulis sebanyak 93 buah.
Bentuk ujaran kebencian berdasarkan konteks terdapat 26 buah, bentuk
ujaran kebencian berdasarkan niat terdapat 16 buah, bentuk ujaran
kebencian berdasarkan kontens terdapat 26 buah, dan bentuk ujaran
kebencian berdasarkan bentuk penyampaian terdapat 25 buah.
Bentuk ujaran kebencian berdasarkan konteks ini muncul melalui
sebab dan alasan terjadinya suatu pembicaraan. Bentuk ujaran kebencian
berdasarkan niat muncul melalui keinginan yang terdapat dalam hati
seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Bentuk ujaran kebencian
berdasarkan kontens yang sering muncul dalam teks percakapan tersebut
melalui beberapa hal, yaitu flaming, harassmen, denigration, outing and
trickery, exclusion/ostracism, dan cyberstalkin. Bentuk ujaran kebencian
berdasarkan bentuk penyampaianyang sering muncul dalam teks
percakapan tersebut melalui beberapa hal, yaitu penghinaan, provokasi,
hasutan, dan sindiran.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Segala macam bentuk ujaran kebencian dan provokasi di dalam media
sosial telah jelas diatur dalam undang-undang ITE dengan sanksi yang
nyata dan berlaku kepada siapa pun. Oleh karena itu, selanjutnya
masyarakat senantiasa lebih bijaksana menghadapi perbedaan
pendapat.
2. Peneliti berikutnya
Penelitian tentang kesantunan berbahasa akan terus mengalami
pembaruan karena kehidupan bermasyarakat terus bergerak secara
96
dinamis. Saat ini, mungkin ujaran-ujaran yang mengandung kebencian
berlandasakan pada kontestasi pemilihan umum. Tidak menutup
kemungkinan, di kemudian hari akan muncul latar belakang-latar
belakang baru penyebab perbedaan pendapat di masyarakat sebagai
bahan kajian penelitian berikutnya.
97
DAFTAR PUSTAKA
Anam, M. C., & Hafiz, M. (2015). Surat Edaran Kapolri Tentang Penanganan
Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Kerangka Hak Asasi
Manusia. Jurnal Keamanan Nasional, 1(3), 341-364.
Ibrahim, N. & Hasanudin, D. (2015). Berkomunikasi dalam Dunia Maya (Laporan
Penelitian Hibah Dikti). Jakarta: UHAMKA
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (2016) Buku Saku
Penanganan Ujaran Kebencian (Hate Speech).
Mangantibe, V. (2016). Ujaran Kebencian dalam Surat Edaran Kapolri Nomor:
Se/6/x/2015 Tentang Penanganan Ucapan Kebencian (Hate Speech). Lex
Crimen, 5(1).
Moleong, L.J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda.
W. Cole Durham and Brett G. Scharffs, Law and Religion: National,
International, and Comparative Perspective, (New York: Aspen Publisher,
2010), 202.
Yusof, M. (2018). Trend ganti nama diri bahasa Melayu dalam konteks media
sosial. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 34(2).
98
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
NO PENGELUARAN JML. SATUAN HARGA
SATUAN
TOTAL
HARGA
Belanja Bahan
1 Kertas A4 80 gram 5 rim Rp 55.000 Rp 225.000
2
Tinta Toner Laser Jet
Hitam 1 kali Rp 900.000 Rp 900.000
3
Tinta Toner Laser Jet
Warna Cyanogen 1 kali Rp 950.000 Rp 950.000
4
Tinta Toner Laser Jet
Warna Yellow 1 kali Rp 950.000 Rp 950.000
5
Tinta Toner Laser Jet
Warna Magenta 1 kali Rp 950.000 Rp 950.000
6 Isi Ulang Tinta Toner 4 Toner Rp 150.000 Rp 600.000
7 Buku Referensi 10 pcs Rp 60.000 Rp 600.000
8 Ballpoint 1 Pak Rp 30.000 Rp 30.000
9 Stabillo Warna 1 Pak Rp 50.000 Rp 50.000
10
Micro SD (Kartu Memory
Kamera) 1 pcs Rp 250.000 Rp 250.000
11 Flasdisk Gigabyte (32 gb) 2 pcs Rp 250.000 Rp 500.000
JUMLAH Rp 6.000.000
Biaya Transport dan Akomodasi
1 Rapat Persiapan Penelitian 2 orang Rp 100.000 Rp 200.000
2
Konsumsi Rapat Persiapan
Penelitian 2 orang Rp 50.000 Rp 100.000
3
Rapat Pengolahan Data
Penelitian 2 orang Rp 100.000 Rp 200.000
4
Konsumsi Rapat
Pengolahan Data 2 orang Rp 50.000 Rp 100.000
5
Rapat Penyusunan Laporan
dan Persiapan Monev 70% 2 orang Rp 100.000 Rp 200.000
6
Konsumsi Rapat
Penyusunan Laporan 70% 2 orang Rp 50.000 Rp 100.000
7 Transport Monev 1 orang Rp 200.000 Rp 200.000
8
Rapat Persiapan Laporan
Akhir 2 orang Rp 100.000 Rp 200.000
99
NO PENGELUARAN JML. SATUAN HARGA
SATUAN
TOTAL
HARGA
9
Konsumsi Rapat Laporan
Akhir 2 orang Rp 50.000 Rp 100.000
10
Transport dan Akomodasi
Hotel kegiatan Seminar
Nasional/ Internasional (1
Kamar) 3 Hari Rp 650.000 Rp 2.000.000
11 Top Up E-Toll 2 Kartu Rp 300.000 Rp 500.000
12 Transliterasi Artikel 15 Halaman Rp 70.000 Rp 500.000
JUMLAH Rp 3.000.000
TOTAL RENCANA
ANGGARAN Rp 9.000.000
100
Lampiran 2 Personalia Penelitian
101
102
Anggota Peneliti
103
104
SURAT PERNYATAAN KETUA PENGUSUL
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum.
NIDN : 0007086601
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian saya dengan judul: Aspek Ujaran
Kebencian pada Masyarakat dalam Media Percakapan Whatsapp yang
diusulkan dalam skema Penelitian Internal Sosial dan Humaniora untuk tahun
anggaran 2019 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga/sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Jakarta, 31-05-2019
Yang menyatakan,
Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum.
NIDN: 0007086601