82
GAMBARAN SINGLE NUCLEOTIDE POLYMORPHYSM rs 1801252 GEN Ser49Gly PADA PASIEN DI KPKM BUARAN DAN RENI JAYA TANGGERANG SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SEQUENCING LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA KEDOKTERAN Disusun oleh : Muhammad Rizki Dwi Saputra 1113103000034 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M

LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

  • Upload
    vudiep

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

GAMBARAN SINGLE NUCLEOTIDE

POLYMORPHYSM rs 1801252 GEN Ser49Gly PADA

PASIEN DI KPKM BUARAN DAN RENI JAYA

TANGGERANG SELATAN DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK SEQUENCING

LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK

MEMPEROLEH GELAR SARJANA KEDOKTERAN

Disusun oleh :

Muhammad Rizki Dwi Saputra

1113103000034

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2016 M

Page 2: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

ii

Page 3: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

iii

Page 4: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

iv

Page 5: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan ridho-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan

pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dengan rahmat dan ridho-Nya penulis

dapat menyelesaikan penelitian dan laporan penelitian dengan judul

“GAMBARAN SINGLE NUCLEOTIDE POLYMORPHYSM rs 1801252 GEN

Ser49Gly PADA PASIEN DI KPKM BUARAN DAN RENI JAYA

TANGGERANG SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK

SEQUENCING.”

Penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan karena bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Keseharatan UIN Jakarta,

2. dr. Achmad Zaki,Sp.OT, M.Epid selaku Ketua Program Studi Kedokteran

dan Profesi Dokter,

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter 2013,

4. dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, Ph.D dan dr.Erike Anggraini Suwarsono,

M.Pd selaku pembimbing pertama dan kedua saya yang selalu

membimbing, mengajarkan, memfasilitasi, dan menyemangati hingga akhir

penelitian.

5. Kedua orang tua saya, Iman Sayogyo dan Sutini yang selalu memberikan

kasih sayang, cinta, doa, dan semangat, sehingga memotivasi dan

menguatkan saya dalam melakukan penelitian ini.

6. Kakak dan adik saya tercinta, Fitria Yuniarti dan Sella Safitri Oktavia yang

telah memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 6: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

vi

7. Seluruh petugas serta responden di KPKM Buaran dan Reni Jaya Tangerang

Selatan.

8. Laboran di laboratorium kultur genetik, biologi, dan biokimia yang telah

membantu berlangsungya penelitian ini. Serta kepada Anisa mahasiswa

UNJ program studi Biologi angkatan 2012 yang telah membimbing dan

membantu penelitian ini.

9. Teman sekelompok dan seperjuangan penelitian, Reza Aulia Fikri, Hafiez

Muhammad Ikhsan, Siti Fauziah dan Nabilah Putri Hazima yang telah

menyemangati, membantu, dan berjuang bersama di dalam penelitian ini.

10. Teman rumah mediterania, Wildana Aqila Dzaky, Riski Bastanta Ginting,

Sandy Rahmando yang selalu mengingatkan serta memberi semangat di

dalam penelitian ini

11. Seluruh mahasiswa PSPD UIN Jakarta angkatan 2013.

12. Serta untuk semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat

kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan penulis

terima demi laporan penelitian yang lebih baik. Penulis berharap penelitian ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Akhir kata, semoga segala

bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasam, rahmat, dan

ridho dari Allah SWT, Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ciputat, 11 November 2016

Penulis

Page 7: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

vii

ABSTRAK

Muhammad Rizki Dwi Saputra. Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter. Gambaran Single Nucleotide Polymorphysm rs 1801252 Gen Ser49Gly

Pada Pasien Hipertensi dan Normotensi di KPKM Buaran dan Reni Jaya

Tanggerang Selatan Dengan Menggunakan Teknik Sequencing.

Salah satu faktor risiko dari penyakit hipertensi adalah gen, salah satu gen yang

menjadi faktor risiko adalah gen Ser49Gly yang berpolimorfisme. Gen Ser49Gly

terdeteksi pada β1 adrenergik (ADRB1) merupakan G-Protein substrat dari

postsynaptic reseptor, yang memediasi efek fisiologi katekolamin, efek

katekolamin itu sendiri yaitu : meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah,

sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Untuk mengetahui

polimorfisme apa saja pada gen Ser49Gly pada penderita hipertensi dan

normotensi, sebuah studi genom dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

dengan menggunakan studi penelitian deskriptif observasional, dan desain

penelitian cross sectional dengan skala pengukuran kategorik nominal dikotom.

Sampel yang di gunakan ialah pasien yang datang ke KPKM Buaran dan Reni Jaya

Tanggerang selatan (N=31). Pemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa

adanya polimorfisme adalah sekuensing dengan metode sanger. Hasilnya, frekuensi

polimorfisme gen Ser49Gly rs 1801252 pada pasien hipertensi adalah wildtype

(0%), heterozigot (0%) dan variant (100%). Sedangkan, frekuensi polimorfisme

gen Ser49Gly rs 1801252 pada normotensi ialah wildtype (0%), heterozigot (0%),

dan variant (100%).

Page 8: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

viii

ABSTRACT

Muhammad Rizki Dwi Saputra. The Study Program of Medicine and The

Medical Profession. Representation of Single Nucleotide Polymorphysm RS

1801252 Gen Ser49Gly In Hypertension and normotension at KPKM Buaran

and Reni Jaya South Tanggerang Using Sequensing Techniques

One of the risk factor of hypertension are genes, gene to be risk factor are genes

Ser49Gly polymorphism. Ser49Gly genes was detected in β1 adrenergic (ADRB1)

is a G-protein substrate of postsynaptic receptors, which mediate physiological

effect of catecholamines, catecholamine effect itself to increase heart rate and blood

pressure, which can increase the risk of hypertension. To find out what the gene

Ser49Gly polymorphism hypertensive and normotensive, a genome studies

conducted at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, using a descriptive observational

research studies and cross-sectional study design with nominal dichotomous

categorical measurement scale. The sample used was a patient who came to KPKM

Buaran and Reni Jaya South Tanggerang (N=31). Inspection is used to check for

the presence of polymorphism is sequenced by the sanger method. As a result, the

frequency in hypertensive patients is wildtype (0%), heterozygote (0%) and variant

(100%). Meanwhile, the frequency of gene Ser49Gly polymorphism rs 1801252 in

normotensive is wildtype (0%), heterozygote (0%), and variant (100%).

Page 9: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL i

LEMBAR PERNYATAAN __________ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ___________________________________ iii

LEMBAR PENGESAHAN _____ iv

KATA PENGANTAR _____ v

ABSTRAK ____ vii

ABSTRACT ___ viii

DAFTAR ISI ____ ix

DAFTAR TABEL ___ xii

DAFTAR GAMBAR _ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ___ xvii

BAB I PENDAHULUAN _ 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.3.1 Tujuan Umum 2

1.3.2 Tujuan Khusus 2

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.4.1 Secara Umum 3

1.4.2 Bagi Peneliti 3

1.4.3 Bagi Peneliti Lain 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA _____ 4

2.1 Landasan Teori 4

2.1.1 Definisi Hipertensi 4

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi 4

2.1.3 Epidemiologi Hipertensi 8

2.1.4 Etiologi Hipertensi 10

Page 10: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

x

2.1.5 Patogenesis dan Patofisiologis Hipertensi 14

2.1.6 Manifestasi Klinis Hipertensi 16

2.1.7 Faktor Risiko Hipertensi 16

2.1.8 Diagnosis Hipertensi 16

2.1.9 Komplikasi Hipertensi 18

2.1.10 Prognosis Hipertensi 18

2.1.11 Tata Laksana Hipertensi 18

2.1.12 Pengaruh Genetik Terhadap Hipertensi 20

2.1.13 Gen Ser49Gly 22

2.2 Kerangka Teori 23

2.3 Kerangka Konsep 24

2.4 Definisi Operasional 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ____ 27

3.1 Desain Penelitian 27

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 27

3.2.1 Waktu Penelitian 27

3.2.2 Tempat Penelitian 27

3.3 Populasi dan Sempel Penelitian 27

3.3.1 Populasi 27

3.3.2 Besar Sampel yang digunakan 27

3.3.3 Kriteria Sampel Penelitian 28

3.4 Cara Kerja Penelitian 29

3.4.1 Alat dan BahanPenelitian 29

3.4.2 Penyuluhan dan Skrining 29

3.4.3 Ekstraksi DNA 30

3.4.4 Pemeriksaan Konsentrasi dan Kemurnian 31

3.4.5 Polymerase Chain Reaction (PCR) 31

3.4.6 DNA Sequensing Sanger 32

3.4.7 Alur Penelitian 33

3.5 Pengolahan dan Analisa Data 34

Page 11: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

xi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 35

4.1 Deskripsi Hasil Data Penelitian 35

4.2 Data Karakteristik Responden 35

4.2.1 Deskripsi Subyek Penelitian 35

4.2.2 Hasil Analisis Sequencing Genotip _ 36

4.2.3 Jenis Kelamin Terhadap Tekanan Darah 37

4.2.7 Usia Terhadap Tekanan Darah 38

4.3 Pembahasan 38

4.4 Keterbatasan Penelitian 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 41

5.1. Kesimpulan 41

5.2. Saran 41

BAB VI KERJASAMA RISET 42

DAFTAR PUSTAKA 43

LAMPIRAN 46

Page 12: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 4

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO 5

Tabel 2.3 Klasifikasi Hipertensi Hasil KPHI 5

Tabel 2.4 Definisi Operasional 25

Tabel 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian 35

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Terhadap Tekanan Darah 37

Tabel 4.3 Usia Terhadap Tekanan Darah 38

Tabel 7.5.1 Hasil Kemurnian dan Konsentrasi DNA Sampel 55

Tabel 7.8.1 Data Karakteristik Responden 60

Page 13: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prevalensi Tekanan Darah Pada Usia 20 Tahun Keatas 8

Gambar 2.2 Grafik Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Pengukuran Tekanan

Darah _ 9

Gambar 2.3 5 Provinsi Dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi Dalam Jumlah

Absolut 10

Gambar 2.4 5 Provinsi Dengan Prevalensi Hipertensi Terendah Dalam Jumlah

Absolut 10

Gambar 2.5 Grafik Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Jenis

Kelamin 10

Gambar 2.6 Otoregulasi Peningkatan Tekanan Darah 15

Gambar 2.7 Baroreseptor Tubuh Terhadap Tekanan Darah 16

Gambar 2.8 Algoritma Terapi Hipertensi yang Disadur Dari A Statement by

The American Soiety and The International Society of Hypertension 2013 20

Gambar 2.9 Kerangka Teori 23

Gambar 2.10 Kerangka Konsep 24

Gambar 2.11 Alur Penelitian 33

Gambar 4.1 Karakteristik Genotyping Ser49Gly Terhadap Jenis Kelamin 36

Gambar 4.2 Karakteristik Genotyping Ser49Gly Terhadap Katagori Tekanan

Darah 36

Gambar 4.3 Karakteristik Genotyping Ser49Gly Terhadap Usia 37

Gambar 7.3.1 Single Nucleotide Polymorphism Arg389Gly rs1801253 48

Gambar 7.3.2 Primer Forward 49

Gambar 7.3.3 Primer Reverse 49

Gambar 7.4.1 Penyuling Aquades 50

Gambar 7.4.2 Spin 50

Gambar 7.4.3 Vortex 50

Page 14: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

xiv

Gambar 7.4.4 Disposafe 50

Gambar 7.4.5 CoolRoom 50

Gambar 7.4.6 Alkohol 70% 50

Gambar 7.4.7 Micropipet 50

Gambar 7.4.8 Primer 50

Gambar 7.4.9 Taq Polymerase 51

Gambar 7.4.10 Oven 51

Gambar 7.4.11Timbangan Digital 51

Gambar 7.4.12 Tip 100-1000µL 51

Gambar 7.4.13 Loading Dye 51

Gambar 7.4.14 Autoclaf 51

Gambar 7.4.15 Nanometer 51

Gambar 7.4.16 Marker DNA 50bp 51

Gambar 7.4.17 Agarose 52

Gambar 7.4.18 ddH₂O 52

Gambar 7.4.19 DNA Genom Kit 52

Gambar 7.4.20 Plate Sequensing 52

Gambar 7.4.21 Handscone 52

Gambar 7.4.22 Waterbath 52

Gambar 7.4.23 Sentrifuge 52

Gambar 7.4.24 Freezer 52

Gambar 7.4.25 Microwave 53

Gambar 7.4.26 Elektroforesis 53

Gambar 7.4.27 Sampel DNA 53

Gambar 7.4.28 Vacutainer 53

Gambar 7.4.29 Filter Tube 53

Page 15: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

xv

Gambar 7.4.30 Larutan DNA Genom Kit 53

Gambar 7.4.31 Tube Isolasi DNA 53

Gambar 7.4.32 Tip 0,1-10µL 53

Gambar 7.4.33 Marker 54

Gambar 7.4.34 Tip 10-50µL 54

Gambar 7.4.35 Tube PCR 54

Gambar 7.4.36 Thermal Cycler 54

Gambar 7.4.37 Wadah Agar 54

Gambar 7.4.38 Ethium Bromide 54

Gambar 7.4.39 DNA Rehydration 54

Gambar 7.4.40 Gel Dock 54

Gambar 7.4.41 Ice Pack 54

Gambar 7.4.42 Dokumentasi 54

Gambar 7.6.1 Gel documentation hasil elektroforesis agarose isolasi DNA

sampel 56

Gambar 7.6.2 Gel documentation hasil elektroforesis agarose dari PCR 56

Gambar 7.7.1 HT1 57

Gambar 7.7.2 HT2 57

Gambar 7.7.3 HT3 57

Gambar 7.7.4 HT4 57

Gambar 7.7.5 HT5 57

Gambar 7.7.6 HT6 57

Gambar 7.7.7 HT7 57

Gambar 7.7.8 HT8 57

Gambar 7.7.9 HT9 57

Gambar 7.7.10 HT10 57

Page 16: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

xvi

Gambar 7.7.11 HT11 57

Gambar 7.7.12 HT12 57

Gambar 7.7.13 HT13 57

Gambar 7.7.14 HT14 57

Gambar 7.7.15 HT15 57

Gambar 7.7.16 HT16 58

Gambar 7.7.17 N1 58

Gambar 7.7.18 N2 58

Gambar 7.7.19 N3 58

Gambar 7.7.20 N4 58

Gambar 7.7.21 N5 58

Gambar 7.7.22 N6 58

Gambar 7.7.23 N7 58

Gambar 7.7.24 N8 58

Gambar 7.7.25 N9 58

Gambar 7.7.26 N10 58

Gambar 7.7.27 N11 58

Gambar 7.7.28 N12 58

Gambar 7.7.29 N13 58

Gambar 7.7.30 N14 58

Gambar 7.7.31 N15 59

Gambar 7.7.32 N16 59

Page 17: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Ethical Approval Penelitian 46

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden 47

Lampiran 3. Fragmen gBlock dan Primer 48

Lampiran 4. Alat dan Bahan Penelitian 50

Lampiran 5. Hasil Kemurnian dan Konsentrasi DNA Sampel 55

Lampiran 6. Gel documentation hasil elektroforesis agarose 56

Lampiran 7. Hasil Sequencing 57

Lampiran 8. Data Karakteristik Responden 60

Lampiran 9. Hasil Uji Statistik 62

Lampiran 10. Curriculum Vitae Peneliti 65

Page 18: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gen merupakan substansi kimia dalam kromosom yang bertanggung jawab

terhadap pewarisan sifat yang diturunkan orangtua kepada anaknya, apa yang

diinfokan oleh gen ialah apa yang dapat kita lihat didalam individu makhuluk

tersebut, seperti contoh rambut hitam, tinggi, pendek, kulit putih dan

sebagainya. Bukan hanya penampakan fisik saja yang diturunkan oleh gen

namun pewarisan penyakit pun diatur oleh gen. Pada setiap gen memiliki risiko

mutasi yang pada umumnya bersifat merugikan seperti contoh kedua orangtua

yang mewariskan penyakit menurun yaitu hipertensi, diabetes melitus.

Sebagai salah satu penyakit menurn hipertensi masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat yang serius di dunia, WHO memperkirakan lebih dari 1

(satu) miliyar manusia di dunia hidup dengan hipertensi dan diperkirakan akan

meningkat sebanyak 60% pada tahun 20251, di Indonesia sendiri pasien

hipertensi sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer, sesuai dengan

data riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 25,8%2. Hal ini merupakan masalah

kesehatan dengan prevalensi yang tinggi. Prevalensi hipertensi yang didapat

melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 %, tertinggi di Bangka

Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur

(29,6%), dan Jawa Barat (29,4%)3. Menurut klasifikasi World Health

Organization (WHO).

Hipertensi merupakan sebuah tantangan bagi dunia kesehatan. Khususnya

dunia kedokteran, sebab masalah utama hipertensi adalah sebagai the “Silent

Killer” karena sering sekali tanpa gejala4, dan rata-rata pasien hipertensi tidak

menyadari bahwa mereka terkena hipertensi. Pasien baru menyadari setelah

timbul kerusakan pada organ baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah

penyakit Jantung (hipertrofi ventrikel kiri, angina atau infark miokardium, gagal

jantung), otak (stroke), penyakit ginnjal kronis, penyakit arteri perifer, dan

retinopati6. Selain itu, hipertensi juga menjadi beban ekonomi yang cukup berat

Page 19: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

2

di berbagai negara berkembang, Hipertensi menjadi sebuah penyakit mayoritas

dan tentu saja berdampak pada perekonomian negara yang semakin terbebani,

hipertensi menimbulkan efek beban sosial ekonomi di Indonesia angkanya

mencapai hingga Rp 5 triliun/tahun5.

Sembilan puluh lima persen penderita hipertensi tidak diketahui

penyebabnya dan dikenal sebagai hipertensi esensial atau primer, hipertensi

esensial adalah penyakit multifaktorial6, merupakan penyakit yang kompleks

karena melibatkan faktor genetik dan lingkungan atau interaksi keduanya7,8.

Polimorfisme menentukan terjadinya hipertensi esensial.

Besarnya pengaruh variasi gen pada kondisi hipertensi maupun normotensi

serta berkembangnya penelitian genetik di berbagai negara, saya sebagai

mahasiswa pendidikan dokter tertarik melakukan penelitian mengenai salah

satu polimorfisme yang berhubungan dengan hipertensi yaitu gen Ser49Gly

sebagai gen penyandi aldosterone synthase. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalasis persentase gambaran polimorfisme gen Ser49Gly pada pasien

hipertensi dengan normotensif pada pasien di KPKM Buaran dan Reni Jaya di

Tanggerang Selatan, serta besar harapan peniliti mendapat disiplin ilmu dan

pengalaman baru mengenai polimorfisme gen.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran polimorfisme gen Ser49Gly pada pasien hipertensi

dan normotensi di KPKM Buaran dan Reni Jaya.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran polimorfisme gen Ser49Gly pada pasien hipertensi

dan normotensi di KPKM Buaran dan Reni Jaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui proporsi variasi gen Ser49Gly pada pasien hipertensi dan

normotensi di KPKM Buaran dan Reni Jaya.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

3

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara umum

1. Mengetahui gambaran polimorfisme gen Ser49Gly pada pasien hipertensi dan

normotensi di KPKM Buaran dan Reni Jaya

2. Memberikan informasi bagi masyarakat di KPKM Buaran dan Reni Jaya

mengenai penyakit Hipertensi essensial oleh karena gen.

3. Memberikan infomarsi kepada pasien akan kemungkinan Hipertensi

merupakan penyakit keturunan.

1.4.2 Bagi peneliti

Memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang cara ekstraksi DNA di

laboratorium riset FKIK UIN Syarif Hidayatullah Tanggerang

1.4.3 Bagi peneliti lain

1. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dengan

waktu dan tempat yang berbeda

2. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman terkait dengan penelitian serta

menambah wawasan mengenai studi genetik

Page 21: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Hipertensi

Peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang

waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang2.

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal.

a. Hipertensi berdasarkan tingkat keparahan :

Klasifikasi hipertensi menurut JNC (Joint National Comitte on the

prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood

pressure) VII 20032

Tabel 2.1

Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC2

Klasifikasi Tekanan

Darah

Tekanan Darah

Sistol (mmHg)

Tekanan Darah

Diastol (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Stage I 140-159 90-99

Hipertensi Stage II ≥160 ≥100

Page 22: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

5

Tabel 2.2

Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO17

Tabel 2.3

Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi

Indonesia15

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)

Optimal < 120 Dan < 80

Normal 120 – 129 Dan / atau 80 – 84

Normal tinggi 130 – 139 Dan / atau 84 – 89

Hipertensi

derajat 1

140 - 159 Dan / atau 90-99

Hipertensi

derajat 2

160 - 179 Dan / atau 100 – 109

Hipertensi

derajat 3

≥ 180 Dan / atau ≥ 110

Kategori Tekanan Darah

Sistol (mmHg)

Tekanan Darah

Diatol (mmHg)

Optimal

Normal

Normal-Tinggi

< 120

< 130

130-139

< 80

< 85

85-89

Tingkat 1 (Hipertensi Ringan)

Sub-group: perbatasan

140-159

140-149

90-99

90-94

Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi

(Isolated systolic

hypertension)

Sub-group: perbatasan

≥ 140

140-149

< 90

<90

Page 23: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

6

Hipertensi

sistol terisolasi

≥ 140 Dan < 90

b. Hipertensi berdasarkan penyebab :

1. Hipertensi Primer / Hipertensi Esensial

Hipertensi Primer adalah suatu kategori umum untuk

peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh beragam

penyebab yang tidak diketahui dan bukan suatu entitas tunggal.

Penyebab yang mendasari 90% kasus hipertensi adalah tidak

diketahui (idiopatik). Orang yang dengan kecenderungan

genetik yang kuat serta dipercepat atau diperburuk oleh faktor

risiko misalnya obesitas, stres, merokok, atau kebiasaan makan.,

kemungkinan potensial bagi hipertensi : gangguan penanganan

garam oleh ginjal, asupan garam berlebihan, diet yang

mengandung buah, sayuran, dan produk susu, kelainan

membran plasma misalnya gangguan pompa Na+ + K+, variasi

dalam gen yang menyanding angiotensinogen, bahan endogen

mirip digitalis, kelainan pada NO, endotelin, dan bahan kimia

vasoaktif, kelebihan vasopresin6.

2. Hipertensi Sekunder / Hipertensi Non Esensial

Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10%

penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada

sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau

pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB)2. Beberapa contoh

seperti Hipertensi ginjal, hipertensi endokrin, hipertensi

neurogenik

c. Hipertensi berdasarkan bentuk :

Hipertensi diastolik (diastolic hypertension), Hipertensi campuran

(sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated

systlic hypertension).2

d. Hipertensi berdasarkan keadaan tertentu :

1. Hipertensi Pulmonal

Page 24: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

7

Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah

pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak

nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.

Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi

penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam

melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia

pertengahan, lebih sering didapatkan pada perempuan dengan

perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus

per 1 juta penduduk, dengan mean survival sampai timbulnya

gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.7

Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada

National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri

pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau "mean"tekanan arteri

pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30

mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan

katup pada jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit

jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.7

2. Hipertensi pada Kehamilan :

Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya

terdapat pada saat kehamilan, yaitu:

i. Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai

hipertensi yang diakibatkan kehamilan/keracunan

kehamilan ( selain tekanan darah yang meninggi, juga

didapatkan kelainan pada air kencingnya ). Preeklamsi

adalah penyakit yang timbul dengan tanda-tanda

hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena

kehamilan.

ii. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak

sebelum ibu mengandung janin.

iii. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan

gabungan preeklampsia dengan hipertensi kronik.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

8

iv. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat.

Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas.

Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh

kelainan pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor

diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan faktor

keturunan, dan lain sebagainya.7

2.1.3 Epidemiologi Hipertensi

Penduduk amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi

hingga 74,5 juta jiwa, sekitar 90-95% idiopatik2. Di Indonesia sendiri

pervalensi hipertensi pada penduduk berusia 18 tahun ke atas mencapai

28% dan lebih tinggi pada kelompok usia lanjut9. Data statistik

American Heart Association (AHA) tahun 2013 menunjukan bahwa

77,9 juta (1 dari 3) dewasa memiliki tekanan darah tinggi dan rata – rata

laki – laki cenderung lebih berisiko dari pada perempuan hingga usia

45 tahun10. Data dari NHANES tahun 2007-2010 menunjukan 47,5%

masyarakat amerika memiliki hipertensi tidak terkontrol, dan ras kulit

hitam lebih berisiko di bandingkan dengan ras kulit putih10.

Gambar 2.1 Prevalensi tekanan darah pada usia 20 tahun keatas

Page 26: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

9

Grafik dari NCHS dan NHLBI, klasifikasi hipertensi 140/90 mmHg

Sampai tahun 2009 sendiri data kematian yang diakibatkan karena

tekanan darah tinggi di amerika serikat berjumlah 61.762.

Gambar 2.2 Grafik Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Pengukuran

Tekanan Darah2

Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18

tahun ke atas tahun 2007 adalah sebesar 31,7%. Menurut provinsi,

prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan

terendah di Papua Barat (20,1%).2

Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan

sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%) angka kejadian hipertensi di

Indonesia. Penurunan ini bisa terjadi karena berbagai macam faktor,

seperti alat pengukur tensi yang berbeda, masyarakat yang sudah mulai

sadar akan bahaya penyakit hipertensi. Prevalensi tertinggi di Provinsi

Bangka Belitung (30,9%), dan Papua yang terendah (16,8)%)2.

Selanjutnya gambaran di tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis

individu menunjukkan bahwa secara nasional 25,8% penduduk

Indonesia menderita penyakit hipertensi. Jika saat ini penduduk

Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa

yang menderita hipertensi. Suatu kondisi yang cukup mengejutkan.

Terdapat 13 provinsi yang persentasenya melebihi angka nasional,

Page 27: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

10

dengan tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%) atau secara

absolut sebanyak 30,9% x 1.380.762jiwa = 426.655 jiwa.2, 8

Gambar 2.3 5 Provinsi dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi dalam Jumlah Absolut1

Gambar 2.4 5 Provinsi dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi dalam Jumlah Absolut2

Gambar 2.5 Grafik Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin 2

Sumber: Riskesdas 2007 & 2013, Balitbangkes, Kemenkes

2.1.4 Etiologi Hipertensi

Hipertensi Primer

Penyebab yang mendasari 90% kasus hipertensi tidak diketahui.

Hipertensi semacam ini dikenal sebagai hipertensi primer (esensial atau

idiopatik)6. Hipertensi primer adalah penyakit multifaktorial yang

timbul karena interaksi beberapa faktor risiko antaral lain : 1. Faktor

risiko : diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetic 2.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

11

Sistem saraf simpatis : tonus simpatis dan variasi diurnal 3.

Keseimbangan antara modulator vasodilator dan vasokonstriksi 4.

Pengaruh sistem rennin angiotensi dan aldosteron11. Namun selain

faktor risiko diatas kejadian hipertensi juga dapat diperburuk atau

dipercepat oleh faktor konstribusi misalnya kegemukan, stress,

merokok 6. Salah satu kemungkinan potensial bagi hipertensi primer

yang sedang kami teliti adalah gangguan hipertensi akibat variasi dalam

gen yang menyandi reseptor β-adrenergik, yang mana gen Ser49Gly

dikaitkan dengan downregulation reseptor β-adrenergik,

mengakibatkan peningkatan ekspresi agonis, produksi aktivitas

adrenergik akan meningkat seperti yang di alami oleh orang yang

hipertensi. Kemungkinan potensial lain bagi hipertensi primer adalah :

a. Ganguan penanganan garam oleh ginjal. Gangguan fungsi ginjal

yang terlalu kecil untuk menimbulkan tanda-tanda penyakit ginjal,

mungkin secara diam-diam menjadi penyebab akumulasi perlahan

garam dan air di tubuh, yang mengakibatkan peningkatan progresif

tekanan darah6.

b. Asupan garam berlebihan. Karena garam secara osmotis menahan

air, sehingga dapat meningkatkan volume darah dan berperan dalam

kontrol jangka panjang tekanan darah, maka asupan garam

berlebihan secara teoris dapat menyebabkan hipertensi. Namun

masih diperdebatkan apakah pembatasan asupan garam perlu

dianjurkan sebagai cara untuk mencegah dan mengobati tekanan

darah tinggi. Data riset sampai saat ini belum konklusif dan

menimbulkan interpretasi beragam.6

c. Diet yang kurang mengandung buah, sayuran, dan produk susu

(yaitu, rendah K⁺ dan Ca²⁺). Terdapat faktor makanan lain selain

garam yang dibuktikan berpengaruh besar pada tekanan darah.

Studi DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)

menemukan bahwa diet rendah lemak, kaya buah, sayur, dan

produk susu dapat menurunkan tekanan darah pada orang dengan

hipertensi ringan sama seperti pemberian terapi dengan satu jenis

Page 29: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

12

obat. Penelitian memperlihatkan bahwa asupan K⁺ tinggi yang

berkaitan dengan banyak makan buah dan sayur dapat menurunkan

tekanan darah dengan melemaskan arteri. Selain itu, kurangnya

asupan Ca²⁺ dari produk susu, diidentifikasi sebagai pola diet yang

paling sering pada orang dengan hipertensi yang tidak diobati,

meskipun peran Ca²⁺ dalam mengatur tekanan darah masih belum

jelas.6

d. Kelainan membran plasma misalnya ganguan pompa Na⁺-K⁺.

Kelainan semacarn ini, dengan mengubah gradien elektrokimia

menembus membran plasma, dapat mengubah kepekaan dan

kontraktilitas jantung dan otot polos di dinding pembuluh darah

sedemikian rupa sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Selain

itu, pompa Na⁺-K⁺ sangat penting dalam penanganan garam oleh

ginjal. Defek genetik pompa Na⁺-K⁺ pada tikus laboratorium yang

rentan hipertensi adalah keterkaitan antara hipertensi-gen yang

pertama ditemukan.6

e. Variasi dalam gen yang menyandi angiotensinogen.

Angiotensinogen adalah bagian dari jalur hormon yang

menghasilkan vasokonstriktor kuat angiotensin II serta mendorong

retensi garam dan air. Salah satu varian gen pada manusia

tampaknya berkaitan dengan peningkatan insidens hipertensi. Para

peneliti berspekulasi bahwa versi gen yang dicurigai ini

menyebabkan sedikit peningkatan pembentukan angiotensinogen

sehingga jalur penambah tekanan darah ini menjadi aktif. Ini adalah

keterkaitan hipertensi-gen yang pertama kali ditemukan pada

manusia.6

f. Bahan endogen mirip digitalis. Bahan semacam ini bekerja mirip

dengan obat digitalis untuk meningkatkan kontraktilitas jantung

serta mempersempit pembuluh darah dan mengurangi eliminasi

garam dari urin, yang semuanya dapat menyebabkan hipertensi

kronik.6

Page 30: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

13

g. Kelainan pada NO, endotelin, dan bahan kimia uasoaktif lokal

lainnya. Sebagai contoh, kekurangan NO dapat ditemukan di

dinding pembuluh darah sebagian pasien hipertensi yang

menyebabkan gangguan kemampuan vasodilatasi. Selain itu, suatu

kelainan di gen yang menyandi endotelin, suatu vasokonstriktor

kerja lokal, diduga kuat berperan sebagai penyebab hipertensi,

terutama pada orang Amerika keturunan Afrika.6

h. Kelebihan vasopresin. Bukti-bukti eksperimen terakhir

mengisyaratkan bahwa hipertensi dapat disebabkan oleh malfungsi

sel penghasil vasopresin di hipotalamus. Vasopresin adalah

vasokonstriktor kuat dan juga mendorong retensi air.6

Apapun penyebab yang mendasari, sekali terbentuk hipertensi

tampaknya akan terus berlanjut. Pajanan terus menerus ke tekanan yang

tinggi menyebabkan dinding pembuluh mudah mengalami

aterosklerosis, yang semakin meningkatkan tekanan darah.6

Hipertensi Sekunder

Kausa pasti hipertensi hanya dapat ditemukan pada 10% kasus.

Hipertensi yang terjadi akibat masaiah primer lain disebut hipertensi

sekunder. Inilah beberapa contoh hipertensi sekunder;

a. Hipertensi ginjal. Sebagai contoh lesi aterosklerotik yang menonjol

ke dalam lumen suatu arteri renalis atau penekanan eksternal

pembuluh ini oleh suatu tumor dapat mengurangi aliran darah ke

ginjal. Ginjal berespons dengan mengaktifkan jalur hormon yang

melibatkan angiotensin II. Jalur ini mendorong retensi garam dan

air sewaktu pembentukan urin sehingga volume darah bertambah

untuk mengompensasi berkurangnya aliran darah ginjal. Ingatlah

bahwa angiotensin II juga merupakan vasokonstriktor kuat.

Meskipun kedua efek ini (peningkatan volume darah dan

vasokonstriksi yang dipicu oieh angiotensin) adalah mekanisme

kompensasi untuk memperbaiki aliran darah ke arteri renalis yang

Page 31: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

14

menyempit namun keduanya juga menjadi penyebab meningkatnya

tekanan darah arteri secara keseluruhan.6

b. Hipertensi endokrin. Sebagai contoh, feokromositoma adalah suatu

tumor medula adrenal yang mengeluarkan epinefrin dan

norepinefrin secara berlebihan. Peningkatan abnormal kadar kedua

hormon ini menyebabkan peningkatan curah jantung dan

vasokonstriksi perifer generalisata, di mana keduanya berperan

menyebabkan hipertensi khas pada penyakit ini.6

c. Hipertensi neurogenik. Salah satu contoh adalah hipertensi yang

disebabkan oleh kesalahan kontrol tekanan darah karena defek di

pusat konrrol kardiovaskular.6

2.1.5 Patogenesis dan Patofisiologis Hipertensi

Proses terjadinya hipertensi sendiri melibatkan banyak faktor baik

secara genetik maupun gaya hidup, hipertensi merujuk pada tekanan

perifer dan curah jantung yang meningkat, peningkatan curah jantung

pada hipertnsi hiperdinamik disebabkan oleh peningkatan frekuensi

denyut jantung atau volume ekstrasel yang meningkat menyebabkan

volume darah sentral meningkat, begitu pula peningkatan aktivitas

simpatis dari sistem saraf pusat akan meningkatkan kecepatan jantung,

kekuatan kontraksi jantung, di arteriol dan vena akan membuat arteri

vasokonstriksi sehingga curah jantung akan meningkat12.

Hipertensi resistansi terutama disebabkan oleh vasokonstriksi

perifer yang sangat tinggi(arteriol) atau beberapa penyempitan

pembuluh darah perifer lain, tetapi dapat juga akibat peningkatan

viskositas darah. Vasokonstriksi terutama berasal dari peningkatan

aktivitas simpatis (dari saraf atau medulla spinalis), peningkatan respon

katekolamin atau peningkatan konsenstrasi angiotensin II. Selain itu,

mungkin terjadi hipertrofi otot vasokonstriktor. Akhirnya hipertensi.

Dapat menyebabkan kerusakan vaskular yang akan meningkatkan TPR,

selain itu, stress psikologis kronis yang mungkin berhubungan denga

pekerjaan atau dasar kepribadiannya (misalnya frustasi) dapat memicu

hipertensi, beberapa orang yang “sensitive” terhadap garam dapat

Page 32: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

15

memicu hipertensi, namun hubungan sebenarnya antara sensitivitas

NaCl dan hipertensi primer belum dapat diungkap sepenuhnya, tetapi

kemungkinan yang dapat dipertimbangkan adalah respons terhadap

katekolamin meningkat pada orang yang sensitife terhadap NaCl.13

Gambar 2.6 Otoregulasi Peningkatan Tekanan Darah13

Tubuh mempunya mekanisme pertahanan agar saat tekanan darah

tinggi/rendah dapat normal kembali, mekanisme ini disebut refleks

baroreseptor, setiap perubahan pada tekanan arteri rerata dapat memicu

suatu rekleks baroreseptor otomatis yang mempengerahu jantung dan

pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi

perifer total dalam upaya memulihkan tekanan darah untuk normal

kembali. Refleks baroreseptor mencakup reseptor, jalur eferen, pusat

integrase, jalur eferen dan organ efektor.

Ketika tekanan arteri meningkat, potensial baroreseptor meningkat

sehingga kecepatan lepas muatan di neuron-neuron aferen terkait akan

meningkat. Sebaliknya, penurunan tekanan arteri rerata memperlambat

kecepatan lepas muatan yang dibentuk di neuron aferen oleh

baroreseptor13. Yang menerima impuls aferen tentang keadaan

teknanan arteri rerata adalah pusat control kardiovaskular, yang terletak

Page 33: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

16

di medulla di dalam batang otak. Jalur eferenya adalah sistem saraf

otonom.

Gambar 2.7 Baroreseptor Tubuh Terhadap Tekanan Darah13

2.1.6 Manifestasi Klinis Hipertensi

Pada umumnya hipertensi jarang ditemukan gejala yang spesifik, gejala

dapat bervariasi pada setiap individu, namun gejala yang sering

dikeluhkan saat pasien sudah terkena hipertensi ialaah sakit kepala,

pusing, nyeri di tengkuk, nyeri dada, pandangan kabur, rasa berdebar

debar, impoten, cepat capek, sesak napas.6,11,14

2.1.7 Faktor Risiko Hipertensi

Faktor risiko pada pasien hipertensi antara lain merokok, obesitas,

kurangnya aktivitas fisik, dyslipidemia, diabetes melitus, usia, riwayat

keluarga dengan penyakit kardiovaskular premature,

microalbuminuria.6,11,14

2.1.8 Diagnosis Hipertensi

a. Anamnesis : kebanyakan pasien hipertensi bersifat asimtomatik

(tidak ada gejala). Beberapa pasien mengalami sakit kepal. rasa

beputar, atau penglihatan kabur. Hal lain yang menjadi penunjang

diagnosis hipertensi sekunder adalah sakit kepala paroksismal,

takikardi, palpitasi (feokromositoma) dan riwayat penyakit ginjal di

Page 34: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

17

keluarga maupun di pasien sebelumnya14, episode berkeringat,

keccemasan11. Selain indikasi – indikasi diatas perlu dievaluasi

kembali jika pasien memiliki faktori risiko : riwayat hipertensi atau

karidovaskular pada pasien atau keluarga, riwayat hyperlipidemia

pada pasien atau keluarga, riwayat Diabetes Melitus (DM),

kebiasaan merokok, kegemukan dengan intensitas olahraga yang

kurang11

b. Pemeriksaan fisis : nilai tekanan darah yang diambil dari rerata dua

kali pengukuran dengan sela 1 sampai 5 menit pada setiap kali

kunjungan ke dokter. Apabila tekanan darah 140/90 mmHg pada

dua kali atau lebih kunjungan, hipertensi dapat ditegakkan.

Pemeriksaan harus di lakukan dengan alat yang baik, ukuran dan

peletakan manset (panjang 12-13 cm, lebar 35 cm untuk standar

orang dewasa) dan stetoskop harus benar (gunakan suara korotkoff

fase I dan V untuk penentuan sistolik dan diastolik)14,11.

c. Pemeriksaan Penunjang :

1. memeriksa komplikasi yang telah atau sedang terjadi: cek darah

lengkap, kadar ureum, kreatinin, gula darah, lemak darah, elektrolit,

kalsium, asam urat, dan urinalisis. Cek juga pemeriksaan lain

seperti: EKG, funduskopi, USG ginjal, foto thoraks, dan

ekokardiografi

2. Pemeriksaan penunjang untuk kecurigaan klinis hipertensi

sekunder:

fungsi tidoird (TSH, FT4, FT3),

fungsi paratiroid kadar PTH, Ca2+,

Hiperaldosteronisme primer : kadar aldosterone plasma,

renin plasma, CT-scan abdomen, kadar serum Na+,K+,

peningkatan ekskresi K+ dalam urin, ditemukan alakalosis

metabolik.

Feokromaositoma : kadar metanefrin, CT-scan/MRI

abdomen.

Sindroma Cushing : kadar kortisol urin 24 jam

Page 35: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

18

Hipertensi renovaskular : CT-angiografi arteri renalis, USG

ginjal, Doppler sonografi.

2.1.9 Komplikasi Hipertensi

Komplikasi hipertensi bedasarkan target organ antara lain :

Serebrovaskular : stroke, transient ischemic at tacks, demensia

vascular

Mata : retinopati hipertensif

Kardiovaskular : penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau

hipertrofi ventrikel kiri, penyakit jantung coroner

Ginjal : nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal

kronis

Arteri perifer : klaudikasio intermiten14

2.1.10 Prognosis Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit yang irreversible artinya pengobatan

pasien hipertensi pada umumnya akan berlangsung seumur hidup.

Pasien harus sering di kontrol tekanan darahnya, pengehentian obat saat

sudah merasa baikan cepat atau lambat akan diikuti dengan peningkatan

tekanan darah kembali. Walaupun demikian dengan pemakaian obat

ruti ada kemungkinan untuk menurunkan dosis dan jumlah obat

antihipertensi secara bertahap bagi pasien yang terdiagnosis hipertensi.

Bila pasien memiliki penyulit seperti diabetes melitus atau komplikasi

ke organ maka prognosisnya malam.

2.1.11 Tata Laksana Hipertensi

Modifikasi Gaya Hidup

Tatalakasana awal yang bisa dilakukan pada hipertensi adalah

menjalani pola hidup sehat dan telah terbukti dapat menurunkan tekana

darah. Apda pasien hipertensi derajat 1 tanpa faktor risiko dapat

diberikan poka hidup yang sehat setidaknya dijalani selama 4 – 6 bulan

dengan pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines

adalah15 :

Page 36: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

19

Penurunan berat badan : mengganti makanan tidak sehat dengan

memperbanyak asupan sayuran dan buah – buahan15, dengan target

untuk orang Asia-Pasifik 18,5-22,9 Kg/m1

Mengurangi asupan garam : pada pasien dengan hipertensi derajat

≥ 2. Dianjurkan asupan garam tidak melebihi 2 gr/hari, dan untuk

hipertensi derajat ≤ 2 disarankan <6 g/hari

Olah raga : olahraga teratur sebanyak 30 – 60 menit/hari, minimal

3 hari/minggu. Apabila pasien tidak memiliki waktu luang

diberikan rekomendasi agar berjalan atau bersepeda ke kantor,

lebih sering menggunakan tangga dalam aktivitas di tempat kerja.

Menghentikan konsumsi alcohol

Berhenti merokok

Terapi farmakologi

Terapi farmakologi pada hipertensi dapat dimulai pada hipertensi

derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6

bulan menjalani pola hidup sehat dan pasien dengan hipertensi derajat ≥

2. Menurut National Institute for Health and Care Excellence (NICE)

2013, usia pasien < 55 tahun lebih disarankan memulai terapi dengan

penghambat ACE atau ARB, sementara usia > 55 tahun dengan CCB,

berbeda dengan National Institue fore Health and Care Excellence

(NICE) JNC 8 mengklasifikasikan terapi antihipertensi tidak hanya

berdasarkan umur melainkan juga ras, serta ada atau tidaknya DM dan

penyakit ginjal kronis (PGK). Di Indonesia sendiri PERKI membuat

guidline terapi untuk hipertensi. Berikut ini adalah algoritma dari

pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular PERKI

yang disadur dari A Statement by the American Soceity of Hypertension

and the International Society of Hypertension 201315.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

20

Gambar 2.8 Algoritma terapi hipertensi yang disadur dari A Statement by the American

Society and the International Society of Hypertension 2013.

2.1.12 Pengaruh genetika terhadap hipertensi

Genetika merupakan ilmu yang mempelajari sebab, perkembangan

dan pewarisan sifat pada individu. Kumpulan gen yang lengkap pada

suatu individu yang bertugas mengendalikan metabolisme tubuh

disebut genom. Genom manusia terdiri dari 38.000 gen yang tersusun

dalam lokus – lokus gen di kromosom. Bentuk pasangan alternative dari

gen yang menempati satu lokus pada kromosom disebut alel. Alel yang

normal atau umum didapatkan di dalam populasi disebut wild type. Bila

alel pada 1 lokus bersifat identic, maka disebut homozigot, sedangkan

bila berbeda disebut heterozigot21. Gen manusia dibagi dalam 23

kromosom yang berbeda, dimana 22 diantaranya merupakan autosom

dan ditambah kromosom seks (X dan Y)22. Sel pada orang dewasa

merupakan sel diploid, yang artinya terdiri dari 2 set homolog dari 22

autosom dan sepasang kromosom seks, kromosom XX pada wanita dan

XY pada pria22. Di dalam genetika sendiri susunan gen pada suatu

individu disebut genotip sedangkan fenotip adalah bentuk struktural

Page 38: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

21

atau biokimia atau fisiologik yang tampak yang dipengerahui oleh

genotip dan faktor lingkungan. Genetik, ketika berinteraksi dengan

lingkungan, akan menjadi kunci utama menentukan variasi fenotip

manusia. Variasi tersebut dapat berupa mutase atau polimorfisme.

Mutasi didefinisikan sebagai perubahan apapun pada sekuen nukleotida

primer dan memberi konsekuensi berupa perubahan fungsi dari sekuen

tersebut. Perubahan tersebut dapat bersifat letal, atau bahkan secara

evolutioner memberikan manfaat. Pada umumnya, kondisi

polimorfisme tidak menyebabkan gangguan fenotip dan tidak

mengganggu proses coding protein. Bentuk polimorfisme yang paling

umum adalah Single Nucleotide Polymorphism (SNP) yaitu terjadinya

subtitusi pada satu pasang basa16. Namun pada beberapa kondisi,

polimorfisme dapat menggangu stabilitas, proses translasi serta

frameshift pada sekuen, pada kasus hipertensi juga terjadi kondisi

seperti ini, yaitu interaksi antara kondisi genetik dan lingkungan

seseorang. Variasi genetik tersebut kemudian menyebabkan perubahan

pada kondisi normal regulasi tekanan darah. Terjadinya hipertensi akan

didukung dengan berbagai determinan dari lingkungan, seperti stress,

obesitas, merokok, kurang aktivitas fisik, dan konsumsi makanan.

Kombinasi antara keduanya akan menyebabkan fenotip tekanan darah

tinggi pada seseorang22.

DNA manusia terdiri dari 3 milyar pasang basa (basepair) DNA tiap

genom haploid. Panjang sebuah DNA normalnya dihitung dalam 1000

bp (kilobases, kb) atau 1,000,000 bp (megabases,mb) unit. Tidak semua

gen memiliki fungsi spesifik dalam sebuah sel, namun hanya berperan

dalam fungsi struktural dari DNA itu sendiri didalam kromatin,

sehingga gen tersebut bersifat non-repetitif22.

Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan rantai dengan untaian

ganda yang tersusun dari 4 jenis basa : Adenin (A), Thymidin (T),

Guanin (G) dan Sitosin (c). Adenin berpasangan dengan Thymidin, dan

Guanin berpasangan dengan Sitosin oleh ikatan hidrogen antara

keduanya. Kedua rantai tersebut saling terikat sehingga membentuk

Page 39: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

22

struktur untai DNA ganda yang stabil. Struktur untai ganda dari DNA

akan tersusun dalam sel eukariot bersama dengan protein histon, dan

akan membentuk kromosom22.

2.1.13 Gen Ser49Gly

Gen Ser49Gly dari studi-studi sebelumnya merupakan polimorfisme

dari gen reseptor β-1 adrenergik (ADRB1), merupakan G-protein

substrat dari postsynaptic receptor, yang memediasi efek fisiologis

katekolamin19. Katekolamin akan meningkat pada pasien hipertensi

essensial, dari sekitar 62 orang yang diteliti 52(81%) orang dilaporkan

terjadi peningkatan katekolamin18. Efek dari katekolamin itu sendiri

yaitu : meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. ADRB1

dikodekan oleh 45 asam amino dan terletak pada kromosom 10q24-26,

perubahan adenine ke guanine pada posisi 145 menghasilkan perubahan

asam amino serin ke glisin (Ser49Gly). Pada tahun 1987, gen pada

reseptor β1 adrenergik dikloning, dan terlokalisasi pada kromosom.

Polimorfisme Ser49Gly terletak di amino-terminal ekstraseluler

reseptor. Dua polimorfisme yang umum, Ser49Gly dan Arg389Gly,

diidentifikasi pada tahun 199919.

Page 40: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

23

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.9 Kerangka Teori

Hipertensi

Faktor yang

dapat

dimodifikasi

Faktor

risiko

Faktor

yang tidak

dapat

dimodifikas

i

Jenis

kelamin Umur

variasi

Genetik

polimorfise

me

Mutasi

Ser49G

ly

ADRB1

Katekolamin

meningkat

Peningkatan curah

jantung & resistensi

perifer

Gaya hidup

Merokok Konsum

si garam

berlebih

Penurunan

aktivitas

fisik

Risiko obesitas

Tekanan Darah

Tingggi

Mengaktifkan

simpatis

Page 41: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

24

2.3 Kerangka Konsep

Gambar 2.10 Kerangka Konsep

Pasien Hipertensi

Sampel darah

pasien hipertensi

Isolasi DNA

PCR

PCR Sekuensing Sanger

Genotip gen

Faktor risiko

Jenis

kelamusia

Pola

hidup

Gel

elektrofore

wildtype Heterozygote Variant

Sampel darah

pasien

normotensi

Page 42: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

25

2.4 Definisi Operasional

Tabel 2.4 Definisi Operasional

N

o

Variabel Definisi Alat Ukur Cara

Pengukuran

Skala

1 Gen Ser49Gly Gen pengkode

protein β-1

adrenergik(ADR

B1), merupakan

G-protein

substrat dari

postsynaptic

receptor

Gel

elektroforesis

Teridentifikasi

adanya pita

DNA

Kategorik

2 Variasi

genetik gen

Ser49Gly

Bentuk/variasi

alel dalam gen

Ser49Gly

(Homozygot

wildtype,

Homozygot

Mutated dan

Heterozygot)

Sanger

Sequensing

Teridentifikasi

melalui kurva

pada software

pembaca hasil

sanger

sequensing

Kategorik

3 Pasien

hipertensi

peningkatan

tekanan darah

sistolik lebih dari

140mmHg dan

tekanan darah

diastolik lebih

dari 90mmHg

Sfigmomano

meter

Pada

pengukuran

akan terdengar

bunyi

korotkoff 1

sebagai sistolik

dan korotkoff

2 sebagai

diastolik

Kategorik

Page 43: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

26

4 Usia 1. 30-40

2. 41-50

3. 51-60

4. 61-70

Kuisioner Wawancara Kategorik

5 Jenis Kelamin Perempuan atau

laki-laki

Pengamatan Pengamatan Kategorik

Page 44: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi deskriptif observasional dengan desain

penelitian cross sectional dan skala pengukuran kategorik nominal.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2014 – Oktober 2016

3.2.2. Tempat Penelitian

1. Pengambilan spesimen serum di lakukan di KPKM Buaran dan KPKM

Reni Jaya, Tanggerang Selatan

2. Proses ekstraksi DNA dari spesimen serum dilakukan di Laboratorium

Riset lantai II FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan jl. Kertamukti No. 05, Pisangan

Ciputat 15419, Tangerang Selatan.

3.3. Populasi dan Kriteria Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel spesimen

yang di ambil dengan cara punksi vena dengan jumlah spesimen ± 3cc.

Dengan

Populasi target : pasien hipertensi dan normotensi yang berobat

ke KPKM Reni Jaya dan Buaran

Populasi terjangkau : Pasien hipertensi dan normotensi yang

berobat ke KPKM pada bulan Agustus 2016

3.3.2 Besar sampel yang digunakan

Penghitungan jumlah sampel menggunakan rumus penelitian deskriptif

observasional dengan sekala pengukuran nominal dikotom

Page 45: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

28

𝑛 =𝑍𝛼2𝑃𝑄

𝑑2

𝑁 =(1.96)2(0.151)(0.849)

0.132

=(0,492)

0,0169

𝑁 = 30

Keterangan:

N = jumlah sampel

Zα = nilai Z pada derajat kemaknaan

P = perkiraan prevalensi pada penelitian sebelumnya

Q = 1-P

d = kesalahan penelitian yang masih bisa diterima untuk

memprediksi proporsi yang akan diperoleh

panduan untuk mennetukan nilai preisi (d)

N x (1-P) > 5

30 x (1-0.151) > 5

30 x 0.849 > 5

25.47 > 5

3.3.3 Kriteria Sampel Penelitian

a. Kriteria Inklusi

Pasien hipertensi

Pasien normotensi

Pasien menyetujui dan menandatangani lembar

informconsent

b. Kriteria Eksklusi

Pasien sedang hamil

Pasien dengan riwayat hipertensi emergensi/urgensi

c. Kriteria Drop Out

Pasien menolak dilakukan pengambilan darah

Page 46: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

29

Data karakteristik pasien tidak lengkap

Sample yang digunakan rusak selama proses penelitian

3.4. Cara Kerja Penelitian

3.4.1. Alat dan Bahan Penelitian

a. Pengambilan sampel darah

Tahap Pengambilan darah (Flebotomi) dan Pemeriksaan Gula Darah,

Asam Urat, Kolesterol ,Tekanan Darah, Berat badan, Tinggi badan,:

Vacutainer, spuit 3cc, handschoen, kapas alkohol, torniquet, strip

glukosa darah, strip asam urat dan strip kolesterol, glukometer,

stetoskop, sphygmomanometer, antropometer set, cooler box.

b. Tahap Ekstraksi DNA

Geneaid™ Genomic DNA Mini Kit (Blood/Cultured Cells)

GB100/GB300, tube 1,5 ml; tip 10-20 mikroliter, tip 500 mikroliter, tip

50-100mikroliter, agar gel, handschoen,mikropipet, mesin pendingin.

c. Elektroforesis Genom DNA

Agarose, Ethidium bromide, loading dye, Plastik wrap, Marker 50-

100bp DNA, penggaris sumur, gel doc system, Elektroforesis ATTO My

Power II 300 AE-8135, Timbangan analtik AdventureTM.

d. Tahap Polymerase Chain Reaction (PCR)

Enzim Taq Polymerase, ddH2O, Primer Forward, Primer Reverse,

Thermal Cycler.

3.4.2. Penyuluhan dan pengambilan sampel

Sebelum dilakukan pengambilan sampel, dilakukan penyuluhan sederhana

kepada pasien KPKM Buaran dan Reni Jaya mengenai hipertensi dan kemudian

dilakukan informed consent kepada pasien mengenai penelitian yang sedang

dilakukan dengan menekankan bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan

akan sangat bermanfaat bagi keilmuan dalam bidang kesehatan di masa yang

akan datang.

Setelah dilakukan seminar, pasien satu persatu dianamnesis terutama

mengenai faktor resiko hipertensi yang mungkin dimiliki oleh pasien. Setelah

Page 47: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

30

dianamnesis, pasien diukur tinggi badan dan berat badannya untuk kemudian

ditentukan status gizi pasien. Setelah itu, pasien diukur nilai gula darah,

kolesterol, asam urat dan tekanan darahnya sebelum akhirnya dilakukan

flebotomi atau pengambilan darah yang akan menjadi sampel penelitian.

3.4.3. Ekstraksi DNA

Setelah mendapatkan sampel darah pasien, kemudian dilakukan proses

ekstraksi DNA dengan menggunakan protokol Geneaid™ Genomic DNA

Mini Kit (Blood/Cultured Cells) GB100/GB300. Sampel yang sudah

diekstraksi kemudian disimpan pada mesin pendingin sebelum nantinya

akan dilakukan penilaian menggunakan mesin PCR. Ekstraksi dilakukan

dengan langkah sebagai berikut : Siapkan tabung berisi 50 μL Elution Buffer

untuk tiap satu sampel, kemudian diinkubasi pada suhu 600 C. Pada tabung

lain masukan 900 μL Lysis Buffer kedalam tabung 1,5 ml mikrosentrifugasi,

Lysis buffer mengandung unsur sabun yang berfungsi sebagai pemecah

ikatan lipid billayer, Tambahkan 300 μL darah dan dikocok, diamkan

tabung selama 10 menit dalam suhu ruang. Tabung disentrifuge selama 5

menit dengan kecepatan 3000 rpm, lalu buang bagian supernatant.

Tambahkan 100 μL RBC Lysis Buffer untuk meresuspensi endapan leukosit

kemudian kocok. Tambahkan 200 μL GB buffer kedalam tabung. Inkubasi

tabung pada suhu 60o C selama 10 menit dalam water bath. Dinginkan

dahulu dengan suhu ruang. Tambahkan 200 μL ethanol absolute, ethanol

absolute berfungsi sebagai pengikat strand DNA yang telah terkumpul,

strand DNA yang terikat oleh ethanol absolute akan nampak seperti benang-

benang putih yang terapung di atas filtrat. Lalu kocok kuat jika ada endapan.

Siapkan GD Column pada 2 mL Collection Tube. Pindahkan campuran

ethanol absolute ke dalam GD Column. Sentrifugasi dengan kecepatan

14.000 rpm selama 5 menit. Buang cairan pada Collection Tube. Tempatkan

kembali GD Column pada Collection Tube. Tambahkan 400 μL W1 Buffer

kedalam GD Column kemudian sentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm

selama 1 menit. Buang cairan pada Collection Tube. GD Column

ditempatkan kembali pada Collection Tube. Tambahkan 600 μL Wash

Page 48: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

31

Buffer kedalam GD Column. Sentrifugasi tabung pada 14.000 rpm selama

1 menit. Buang cairan pada Collection Tube. Tempatkan kembali GD

Column pada Collection Tube. Sentrifugasi kembali tabung selama 1 menit

untuk mengeringkan matriks kolumn. Pindahkan GD Collumn yang sudah

kering kedalam tabung mikrosentrifugasi yang steril. Tambahkan 50 μL

Elution Buffer yang sudah diinkubasi kedalam matriks kolumn, biarkan

selama 3 menit di suhu ruang. Sentrifugasi kembali dengan kecepatan

14.000 rpm selama 1 menit.

3.4.4. Pemeriksaan Konsentrasi dan Kemurnian

Pada tahap ini hasil isolasi DNA yang telah terpurifikasi diperiksa nilai

konsentrasi serta kemurnianya menggunakan alat spektrofotometer

DenoVix®. Dengan langkah sebagai berikut : Hidupkan alat

spektrofotometer, pilih dsDNA pada menu utama. Teteskan DNA

rehydration sebanyak 1 μL, lalu klik blanc. Lap dengan tisu dengan cara

ditekan secara perlahan. Teteskan kembali aquadest sebanyak 1 μL, lalu klik

blanc. Lap dengan tisu dengan cara ditekan secara perlahan. Teteskan

sampel yang telah diekstraksi sebanyak 1 μL, lalu tekan enter maka keluar

hasil kemurnian dan konsentrasi

3.4.5. Pemeriksaan PCR

Buat larutan Master Mix PCR (ddH2O, Primer Reverse, Primer Forward,

dan enzim Taq Polymerase) pada saat mencampurkan kita harus

menempatkan es dibawah tabung, lalu taruh pipet larutan Mix PCR ke

dalam tabung reaksi PCR yang telah diberi label, lalu teteskan sampel DNA

yang telah di iolasi kedalam masing-masing tabung reaksi PCR lalu aduk

menggunakan vortex, untuk menghilangkan busa dan gelembung ketuk

tabung menggunakan jari secara perlahan, kemudian atur mesin PCR

dengan 30-40 siklus dengan pengaturan suhu denaturasi 94° C selama 3

menit, 94° C 30 detik, fase annealing 65°C selama 15 detik selama 35

siklus,fase ekstensi 72°C selama 10 detik dan 72°C selama 1 menit diakhiri

Page 49: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

32

dengan fase ekstensi akhir 20°C dengan waktu tidak terbatas. Setelah itu

masukan PCR ke dalam gel elektroforesis dah hidupkan power supply

dengan tegangan 100 volt selama 30 menit, amati tebaran cahaya

menggunakan UV illuminator menggunakan alat gel dock.

3.4.6. DNA Sekuensing Sanger

Sekuensing merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan urutan

nukleotida suatu molekul DNA, sekuensing DNA bisa dimanfaatkan untuk

menentukan identits maupun fungsi gen atau menentukan mutase pada suatu

gen. Teknik sekuensing DNA pertama kali dikembangkan tahun 1970-an

pada decade berikutnya dikembangkan secara independen oleh tim Walter

Gilbert di Amerika Serikat dan tim Frederick Sanger di Inggris. Sekuensing

sendiri memiliki beberapa metode yaitu metode Maxam-Gilbert, metode

Sanger, metode dye primer, metode cara kimia, Autodiography, cara

enzimatis, chain termination, dye-terminator, metode Fluorochromes.20

Tahapan metode sekuensing sanger : Menyediakan dsDNA, memotong

dsDNA menjadi ssDNA. Mengambil template DNA dari ssDNA hasil

potongan dari dsDNA. Menyediakan seluruh alat dan bahan untuk

sekuensing DNA yaitu : template DNA, primer, dNTP, ddNTP, dan enzyme

polymerase. Sediakan 4 tabung reaksi yang masing-masing tabung reaksid

diberikan ddNTP yang berbeda yaitu ddGTP, ddCTP, ddATP, dan ddTTP

Masukan masing-masing tabung dengan dNTP, yaitu dGTP, dCTP, dATP,

dan dTTP. Kemudian masukan primer ke dalam masing-masing tabung

reaksi. Primer berfungsi sebagai landasan untuk memulai polimerisasi. Lalu

masukan enzim taq polymerase agar terjadi proses polimerisasi. Keempat

tabung reaksi tersebut di alirkan pada gel agarose, maka akan terbentuk

perbedaan panjang polinukleotida, mengakibatkan perbedaan letak pada gel

agarose. Pembacaan hasil sekuensing dari arah 5’ ke 3’.20,21

Page 50: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

33

3.4.7. Alur Penelitian

Gambar 2.11 Alur Penelitian

Persiapan alat

Responden mengisi form identitas

serta pemeriksaan BB dan TB

Pengambilan specimen darah

sample dengan plebotomy

Transport ke laboratorium kultur sel

genetik UIN Syarif Hidayatullah

Ekstrasi DNA

Nano Drops Gel Elektroforesis

PCR

Gel elektroforesis

Sekuensing

Page 51: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

34

3.5 Pengolahan dan Analisa Data

Data dalam penelitian ini dianalis dengan metode uji deskriptif yang

menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) 23 untuk

windows, yaitu melihat gambaran jumlah pasien hipertensi dengan

polimorfisme gen berdasarkan jenis kelamin, kategorik umur, dan tahun di

KPKM Reni Jaya dan KPKM Buaran

Page 52: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan sample berupa serum darah dari responden

yang datang ke KPKM Buaran dan Reni Jaya.yang mendapat penyuluhan. Dari

semua peserta yang datang ke penyuluhan 70 orang menyetujui menjadi

responden penelitian. Responden penelitian dibagi berdasarkan karakteristik

tekanan darah menurut WHO yaitu hipertensi dan normotensi. Pasien hipertensi

sebanyak 20 orang dan pasien normotensi sebanyak 50 orang, setelah melalui

tahapan kriteria inklusi, eksklusi dan drop out terpilihlah sampel untuk diteliti

sebanyak 16 hipertensi dan 15 normotensi. Responden terdiri dari 23

perempuan dan 8 laki-laki. Data deskriptif dari 31 subjek penelitian disajikan

dalam tabel di bawah ini (tabel 4.1)

4.2 Data Karakteristik Responden

4.2.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Tabel 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Variable N (%)

Jenis Kelamin Laki-laki 8 (25)

Perempuan 23 (75)

Usia 30-40 tahun 5 (16,1)

41-50 tahun 13 (41,9)

51-60 tahun 9 (29)

61-70 tahun 4 (12,9)

Kategori Tekanan Darah Hipertensi 16 (51,6)

Normotensi 15 (48,4)

Hasil Sekuensing Wildtype 0 (0)

Heterozygot 0 (0)

Variant 31 (100)

Page 53: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

36

4.2.2 Hasil Analisis Sequencing Genotip Wildtype, Heterozygote, dan

Variant

Gambar 4.1 Karakteristik Genotyping Ser49Gly terhadap jenis

kelamin

Gambar 4.2 Karakteristik genotyping Ser49Gly terhadap katagori

tekanan darah

00

8

Laki-laki

Wildtype Heterozygot

Variant

00

23

Perempuan

Wildtype Heterozigot

Variant

00

15

Normotensi

Wildtype Heterozigot

Variant

00

16

Hipertensi

Wildtype Heterozigot

Wildtype

Page 54: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

37

Gambar 4.3 Karakteristik genotyping Ser49Gly terhadap usia

Dari gambar 4.4 diketahui bahwa dari 31 responden yang

diteliti dikatagorikan dalam rentang 10 tahun, didapatkan dengan

rincian usia 30-40 tahun sebanyak 5 orang(16,1%), usia 41-50 tahun

sebanyak 13 orang(41,9%), usia 51-60 sebanyak 9 orang(29%), dan

usia 61-70 sebanyak 4(12,9%).

4.2.3 Jenis Kelamin Terhadap Tekanan Darah

Tabel 4.2 Jenis kelamin terhadap tekanan darah

Laki-laki Perempuan Total

Hipertensi 7 9 16

Normotensi 1 14 15

Total 8 23 31

00

5

30-40

Wildtype Heterozigot Variant

00

13

41-50

Wildtype Heterozigot Variant

00

9

51-60

Wildtype Heterozigot Variant

00

4

61-70

Wildtype Heterozigot Variant

Page 55: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

38

Bedasarkan tabel 4.2 dari jumlah sample 31 didapatkan bahwa

persentase penderita hipertensi pada riset ini, laki-laki (87,5%) lebih

banyak dari perempuan (39,13%).

4.2.4 Usia Terhadap Tekanan Darah

Tabel 4.3 Usia Terhadap Tekanan Darah

30-40 41-50 51-60 61-70 Total

Hipertensi 3 6 5 2 16

Normotensi 2 7 4 2 15

Total 5 13 9 4 31

Bedasarkan tabel 4.3 dari 31 sampel didapatkan bahwa persentase

hipertensi terbanyak pada riset ini bedasarkan rentang usia yaitu usia

30-40(60%) dan persentase tersedikit yaitu rentang usia 41-

50(46,15%).

4.3 Pembahasan

Jenis kelamin dan usia memiliki hubungan dengan meningkatnya

resiko hipertensi. Dari jumlah 31 sampel didapatkan bahwa

persentase penderita hipertensi pada riset ini, laki-laki (87,5%) lebih

banyak dari perempuan (39,13%). Di Indonesia, prevalensi

hipertensi berdasarkan jenis kelamin tahun 2007 maupun tahun 2013

prevalensi hipertensi perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki2,3.

Perempuan memiliki ambang batas stres yang lebih rendah daripada

laki-laki. Stress memicu aktifasi berlebih saraf simpatis, sehingga

dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan curah

jantung6. Hal ini dapat disebabkan karena tidak setaranya

perbandingan antara jumlah responden laki-laki banding perempuan

Page 56: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

39

(8 : 23), sehingga terjadi ketidaksesuaian antara hasil riset dengan

tinjauan pustaka.

Dari jumlah 31 sampel didapatkan bahwa persentase hipertensi

terbanyak pada riset ini bedasarkan rentang usia yaitu usia 30-

40(60%) dan persentase tersedikit yaitu rentang usia 41-

50(46,15%). Adapun dengan meningkatnya usia, maka kemampuan

endothelium pembuluh darah untuk menginhibisi efek kontraksi dari

norepinefrin semakin berkurang. Hal ini menyebabkan

vasokonstriksi yang lebih panjang akibat relaksasi yang lama.

Selain itu terdapat kelainan dari faktor relaksasi endothelium pada

keadaan hipertensi.13 Hal ini juga dibuktikan oleh adanya

peningkatan prevalensi hipertensi pada laki-laki dengan usia lebih

dari 55 tahun dan wanita dengan usia lebih dari 65 tahun6. Hal ini

dapat disebabkan karena berbagai macam faktor risiko hipertensi

baik berupa fisik maupun psikis, sehingga terjadi ketidaksesuaian

antara hasil riset dengan tinjauan pustaka.

Variasi genetik memiliki hubungan dengan peningkatan risiko

hipertensi. ADRB-1 merupakan G-Protein substrat dari postsynaptic

receptor, yang memediasi efek fisiologis katekolamin. Katekolamin

yang meningkat berefek pada peningkatan denyut jantung dan

tekanan darah. Variasi gen Ser49Gly baik berupa polimorfisme atau

mutasi, dipercaya memiliki hubungan dengan terjadinya berbagai

bentuk penyakit yang salah satunya adalah hipertensi.

Berdasarkan hasil data penelitian ini diketahui dari 31 orang

responden 16 orang menderita hipertensi dan 15 orang menderita

normotensi, dari 16 penderita hipertensi 7 orang laki-laki dan 9

orang perempuan. Dari hasil sekuensing didapatkan bahwa dari 31

responden bermutasi semua menjadi variant. Jika dibandingkan

pada penelitian yang dilakukan di Swedia Selatan. Sebanyak 292

pasien hipertensi dan 265 pasien normotensi dilibatkan dalam studi

asosiasi case-control. Polimorfisme Arg389Gly dan Ser49Gly

dibandingkan antara pasien hipertensi dan normotensi. Hasil

Page 57: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

40

polimorfisme Arg389Gly lebih umum pada pasien dengan

hipertensi dibandingkan normotensi. Hasil polimorfisme Ser49Gly

sama pada pasien hipertensi dan normotensi. Jadi pada penelitian

yang dilakukan di Swedia Selatan ini, disimpulkan bahwa

polimorfisme Ser49Gly tidak dikaitkan dengan hipertensi.

Sementara untuk polimerfisme Arg389Gly terdapat hubungan pada

peningkatan risiko hipertensi23. Hasil penelitian sebelumnya sesuai

dengan hasil riset ini polimorfisme Ser49Gly tidak dapat dikaitkan

dengan hipertensi.

4.4 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini didapatkan beberapa faktor keterbatasan dalam

proses penelitian, Faktor – faktor tersebut adalah :

1. Metode pengambilan sampling secara konsekutif, sehingga tidak

mewakilkan dalam suatu komunitas

2. Primer yang kami gunakan mengikuti riset sebelumnya sehingga

menghasilkan base pairs (bp) <100 hal ini menyebabkan

pendeknya susunan basa yang terbaca oleh sequensing

Page 58: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Bedasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari 31 orang yang menjadi responden 100% mutasi menjadi variant

2. Proporsi jenis kelamin perempuan yang terdiagnostik hipertensi lebih

banyak dari laki-laki, dengan proporsi 9 perempuan(29%) dan 7 laki-

laki(22%) dari total sampling

3. Dari 31 responden rentang usia 41-50 tahun paling banyak terkena

hipertensi, dan rentang usia 61-70 tahun paling sedikit terkena hipertensi

5.2. Saran

1. Agar lebih mewakili sebuah populasi penelitian ini sebaiknya menggunakan

metode random sampling.

2. Pada penelitian ini menggunakan primer dari kepustakaan sehingga

didapatkan base pairs (bp) yang sangat kecil, sebaiknya untuk mendapat

base pairs (bp) yang besar menggunakan desain primer.

Page 59: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

42

BAB VI

KERJASAMA RISET

Penelitian ini merupakan bagian kerjasama riset mahasiswa dan kelompok riset

genetik dan hipertensi PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dibiayai

oleh Kementrian Agama Republik Indonesia dibawah bimbingan dokter Siti Nur

Aisyah Djauharoh, PhD.

Page 60: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

43

DAFTAR PUSTAKA

1. Horacio J, Adrogue MD, Nicolaos E, and Madias MD. Sodium and potasium in

the pathogenesis of Hypertension. The New England Journal of Medicine.

2007;356 : 1966-1978

2. InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementria Kesehatan RI 17 Mei-Hari

Hipertensi Sedunia tahun 2013

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Keseharan RI.

Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : RISKESDAS. 2013

4. Gunung. Agung. Sustrani L., 2006. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Wardoyo, 1996

5. http://beritadewata.com/Gaya-Hidup/Kesehatan/Hipertensi-di-Indonesia-

Timbulkan-Beban-Sosial-Ekonomi-Rp-5-Triliun.html di akses tanggal

10/18/2015 yg dikutip dari Jumpres 11th Asia Pasific Congress Of

Hypertension di Nusa Dua, Bali

6. Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Jakarta.

Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

7. Cathrine JC, Eleanor D,Niall HA, etal.Alpha-Adducin and Angiotensinogen I

Converting Enzym Polymophisms Essensial Hypertension.

Hypertension.2000;36:990-997

8. Ester B, Melanie MK, Abraham AK, Wilko S, Monique JL, and Peter WL.

Alpha-Adducin Gly 460 Trp Polimorphism and renal Hemodynamics in

Essensial Hypertension. Hypertension. 2004;44:419-523.

Page 61: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

44

9. chris tanto, frans liwang, sonia hanifati, eka adip pradipta. Kapita selekta

kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius. 2014

10. statistical fact sheet 2013 Update, American Heart Association di unduh tanggal

28/09/2016 jam 10.55

11. Sudoyo A, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI 2006.

12. Sibernagl Stefan, Lang Florian. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakrta.

EGC. 2012.

13. Sherwood, Lauralee.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi 6. Jakarta.

EGC. 2012

14. rif, Mansjoer, dkk., ( 2000 ). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Medica.

Aesculpalus. FKUI. Jakarta. Carpenito

15. Soenarta Arieska Ann, Erwinanto, Mumpuni A Sari S, dkk. Pedoman

Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Edisi Pertama.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular. Indonesia

16. single Nucleotide Polymorphism Arg389Gly rs1801253 [Internet]. Oktober

2016 [diakses pada 22 Oktober 2016]. Tersedia pada :

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/projects/SNP/snp_ref.cgi?rs=1801252

17. http://www.who.int/cardiovascular_diseases/guidelines/hypertension/en/

tanggal 6/11/2016 jam 13.37

18. Goldstein David S. Plasma Catecholamines and Essentioal Hypertension An

Analytical Review di unduh tanggal 5/10/2016 jam 13.00

Page 62: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

45

19. KOKUT Suleyman, ATAY Inci Meltem, AKPINAR Abdullah, UZ Efkan,

DERMIRDAS Arif. The polymorphisms of Ser49Gly and Gly389Arg in Beta-

I-Adrenergic Receptor Gene in Major Depression di unduh tanggal 4/10/2016

jam 04.00

20. Balsover, S.R., J.S. Hyams, S. Jones, E.A. Shepard & H.A. White. 1997. From

Genes to Cells. John Wiley & Sons. New York.

21. Buckingham, Lela dan Maribeth L. Flaws. 2015. Molecular Diagnostics. BSE

Campbell, Reece, Mitchel. 2002. Biologi Terjemahan edisi kelima jilid 1.

Jakarta. Erlangga.

22. Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J. Harrison’s

Principle of Internal Medicine. 18th edition. USA: McGrawHill Companies;

2012.

23. Bengtsson Kristina MD, Melander Olle MD PHD, Orho-Melander Marju PHD,

et al. Polymorphism in the β1-Adrenergic Receptor Gene and Hypertension.

Circulation. 2001;104;187-190

Page 63: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

46

Lampiran 1. Lembar Permohonan Ethical Approval Penelitian

Permohonan Ethical Approval Penelitian

No. :

Hal : Permohonan Ethical Approval Penelitian

Kepada:

Yth. Ketua Komite Etik Penelitian

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Di Ciputat

Dengan Hormat,

Bersama ini kami mohon bantuan kepada komite etik penelitian kedokteran

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat memberikan keterangan Lolos

Kaji Etik (Ethical Approval) untuk penelitian kami yang berjudul

Gambaran Single Nucletotide Polymorphysm rs1801252 Gen Ser49Gly

pada Pasien di KPKM Buaran dan Reni Jaya Tangerang Selatan

dengan Menggunakan Teknik Sequensing.

Terlampir kami sampaikan (masing-masing 4 kopi),

1. Proposal Penelitian

2. Formulir informed consent

Dengan permohonan kami, atas bantuan dari Bapak/Ibu kami mengucapkan

banyak terimakasih.

Hormat saya,

Peneliti, Pembimbing,

Muhammad Rizki Dwi Saputra dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, Ph.D

NIM 1113103000034 NIP. 19770102 200501 2 007

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

dr. Achmad Zaki,M.Epd,Sp.OT

NIP. 19780507 200501 1 005

Page 64: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

47

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

Saat ini saya Muhammad Rizki Dwi S. mahasiswa PSKPD UIN Jakarta

angkatan 2013 sedang melakukan penelitian dengan judul Gambaran

Single Nucletotide Polymorphysm rs1801252 Gen Ser49Gly pada

Pasien di KPKM Buaran dan Reni Jaya Tangerang Selatan dengan

Menggunakan Teknik Sequensing. Pada penelitian ini saya akan

melakukan pemeriksaan dengan pengambilan darah responden

sebanyak satu kali yaitu 3-5 cc. Darah tersebut akan dibawa ke

laboratorium untuk dilakukan skrining. Pengambilan darah dilakukan

oleh analis yang sudah berpengalaman. Untuk itu, dengan hormat saya

memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Setelah membaca penjelasan diatas, bahwa yang bertanda tangan

dibawah ini:

Nama:

Umur: tahun

Alamat:

Dengan sukarela diikutsertakan dalam penelitian ini. Segala hal yang

menyangkut kerahasiaan tentang responden akan terjaga dengan baik

oleh peneliti.

Jakarta, Agustus 2016

Mengetahui,

(________________) ( Muhammad Rizki Dwi Saputra )

Responden Peneliti

Page 65: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

48

Lampiran 3. Fragmen gBlock dan Primer

Fragmen gBlock wildtype asam amino Serin

TGCTGGTGCCCGCGTCGCCGCCCGCCTCGTTGCTGCCTCCCG

CCAGCGAAAGCCCCGAGCCGCTGTCTCAGCAGTGGACAGCG

GGCATGGGTCTGCTGAT

Fragmen gBlock variant asam amino Glycin

TGCTGGTGCCCGCGTCGCCGCCCGCCTCGTTGCTGCCTCCCGCC

AGCGAAGGCCCCGAGCCGCTGTCTCAGCAGTGGACAGCGGG

CATGGGTCTGCTGAT

Fragmen primer forward

5’- GTC GCC GCC CGC CTC GTT–3’

Fragmen primer reverse

5’– CCA TGC CCG CTG TCC ACT GCT -3’

Gambar 7.3.1 Single Nucleotide Polymorphism Arg389Gly rs180125216

Page 66: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

49

Gambar 7.3.2 Primer Forward

Gambar 7.3.3 Primer Reverse

Page 67: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

50

Lampiran 4. Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 7.4.1 Penyuling Aquades Gambar 7.4.2 Spin

Gambar 7.4.3 Vortex Gambar 7.4.4 Disposafe

Gambar 7.4.5 CoolRoom Gambar 7.4.6 Alkohol 70%

Gambar 7.4.7 Micropipet Gambar 7.4.8 Primer

Page 68: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

51

Gambar 7.4.9 Taq Polymerase Gambar 7.4.10 Oven

Gambar 7.4.11 Timbangan Digital Gambar 7.4.12 Tip 100-1000µL

Gambar 7.4.13 Loading Dye Gambar 7.4.14 Autoclaf

Gambar 7.4.15 Nanometer Gambar 7.4.16 Marker DNA 50bp

Page 69: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

52

Gambar 7.4.17 Agarose Gambar 7.4.18 ddH₂O

Gambar 7.4.19 DNA Genom Kit Gambar 7.4.20 Plate Sequencing

Gambar 7.4.21 Handscone Gambar 7.4.22 waterbath

Gambar 7.4.23 Sentrifuge Gambar 7.4.24 Freezer

Page 70: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

53

Gambar 7.4.25 Microwave Gambar 7.4.26 elektroforesis

Gambar 7.4.27 sampel DNA Gambar 7.4.28 Vakutainer

Gambar 7.4.29 Filter Tube Gambar 7.4.30 Larutan DNA Genom Kit

Gambar 7.4.31 Tube Isolasi DNA Gambar 7.4.32 Tip 0,1-10µL

Page 71: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

54

Gambar 7.4.33 Marker Gambar 7.4.34 Tip 10-50µL

Gambar 7.4.35 Tube PCR Gambar 7.4.36 Thermal Cycler

Gambar 7.4.37 Wadah Agar Gambar 7.4.38 Ethium Bromide

Gambar 7.4.39 DNA Rehydration Gambar 7.4.40 Gel DOck

Gambar 7.4.41 Ice Pack Gambar 7.4.42 Dokumentasi

Page 72: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

55

Lampiran 5. Hasil Kemurnian dan Konsentrasi DNA Sampel

Tabel 7.5.1 Hasil Kemurnian dan Konsentrasi DNA Sampel

No Konsentrasi (ng/µl) Kemurnian (260/280)

1 128,282 1,83

2 177,814 1,81

3 135,519 1,74

4 74,119 1,77

5 48,604 1,67

6 69,515 1,49

7 104,650 1,87

8 97,942 1,77

9 292,557 1,81

10 67,443 1,74

11 71,624 1,77

12 52,264 1,94

13 285,150 1,70

14 64,236 1,65

15 65,613 1,73

16 108,990 1,77

17 68,100 1,83

18 107,454 1,83

19 53,262 1,90

20 79,036 1,81

21 76,875 1,74

22 60,662 1,73

23 55,207 1,86

24 54,059 1,74

25 82,903 1,70

26 80,840 1,80

27 73,635 1,80

28 51,431 1,85

Page 73: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

56

29 63,182 1,78

30 48,471 1,72

31 59,013 1,85

32 128,733 1,68

Lampiran 6. Gel documentation hasil elektroforesis agarose

Gambar 7.6.1 Gel documentation hasil elektroforesis agarose dari isolasi

DNA sampel

Gambar 7.6.2 Gel documentation hasil elektroforesis agarose dari PCR

Page 74: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

57

Lampiran 7. Hasil Sequencing

Gambar 7.7.1 HT1 Gambar 7.7.2 HT2 Gambar 7.7.3 HT3

Gambar 7.7.4 HT4 Gambar 7.7.5 HT5 Gambar 7.7.6 HT6

Gambar 7.7.7 HT7 Gambar 7.7.8 HT8 Gambar 7.7.9 HT9

Gambar 7.7.10 HT10 Gambar 7.7.11 HT11 Gambar 7.7.12 HT12

Gambar 7.7.13 HT13 Gambar 7.7.14 HT14 Gambar 7.7.15 HT15

Page 75: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

58

Gambar 7.7.16 HT16 Gambar 7.7.17 N1 Gambar 7.7.18 N2

Gambar 7.7.19 N3 Gambar 7.7.20 N4 Gambar 7.7.21 N5

Gambar 7.7.22 N6 Gambar 7.7.23 N7 Gambar 7.7.24 N8

Gambar 7.7.25 N9 Gambar 7.7.26 N10 Gambar 7.7.27 N11

Gambar 7.7.28 N12 Gambar 7.7.29 N13 Gambar 7.7.30 N14

Page 76: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

59

Gambar 7.7.31 N15 Gambar 7.7.32 N16

Page 77: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

60

Lampiran 8. Data Karakteristik Responden

Tabel 7.8.1 Data Karakteristik Responden

No

Tekanan

Darah Kelamin Usia Wildtype Heterozygot Variant

1 Hipertensi P 50 - - +

2 Hipertensi P 52 - - +

3 Hipertensi L 63 - - +

4 Hipertensi P 50 - - +

5 Hipertensi L 54 - - +

6 Hipertensi P 52 - - +

7 Hipertensi P 60 - - +

8 Hipertensi P 48 - - +

9 Hipertensi L 56 - - +

10 Hipertensi L 65 - - +

11 Hipertensi L 44 - - +

12 Hipertensi L 38 - - +

13 Hipertensi P 37 - - +

14 Hipertensi P 39 - - +

15 Hipertensi L 42 - - +

16 Hipertensi P 42 - - +

17 Normal P 44 DO DO DO

18 Normal P 30 - - +

19 Normal P 58 - - +

20 Normal P 42 - - +

21 Normal P 65 - - +

22 Normal P 50 - - +

23 Normal P 44 - - +

24 Normal P 52 - - +

25 Normal L 64 - - +

26 Normal P 31 - - +

27 Normal P 57 - - +

Page 78: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

61

28 Normal P 54 - - +

29 Normal P 48 - - +

30 Normal P 45 - - +

31 Normal P 45 - - +

32 Normal P 50 - - +

Page 79: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

62

Lampiran 9. Hasil Uji Statistik

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid L 8 25.8 25.8 25.8

P 23 74.2 74.2 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tekanan Darah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Hipertensi 16 51.6 51.6 51.6

Normotensi 15 48.4 48.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

Genotip

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid V 31 100.0 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Range

Minimu

m

Maximu

m Sum Mean

Std.

Deviation

Varianc

e

Statisti

c

Statisti

c Statistic Statistic

Statisti

c

Statisti

c

Std.

Error Statistic Statistic

Jenis Kelamin 31 1 1 2 54 1.74 .080 .445 .198

Usia 31 3 1 4 74 2.39 .165 .919 .845

Tekanan

Darah 31 1 1 2 46 1.48 .091 .508 .258

Genotip 31 0 3 3 93 3.00 .000 .000 .000

Valid N

(listwise) 31

Page 80: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

63

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 30-40 5 16.1 16.1 16.1

41-50 13 41.9 41.9 58.1

51-60 9 29.0 29.0 87.1

61-70 4 12.9 12.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

Jenis Kelamin * Usia Crosstabulation

Count

Usia

Total 30-40 41-50 51-60 61-70

Jenis Kelamin L 1 2 2 3 8

P 4 11 7 1 23

Total 5 13 9 4 31

Tekanan Darah * Jenis Kelamin Crosstabulation

Count

Jenis Kelamin

Total L P

Tekanan Darah Hipertensi 7 9 16

Normotensi 1 14 15

Total 8 23 31

Tekanan Darah * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin

Total L P

Tekanan Darah Hipertensi Count 7 9 16

% within Tekanan Darah 43.8% 56.3% 100.0%

Normotensi Count 1 14 15

% within Tekanan Darah 6.7% 93.3% 100.0%

Total Count 8 23 31

% within Tekanan Darah 25.8% 74.2% 100.0%

Page 81: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

64

Tekanan Darah * Usia Crosstabulation

Usia

Total 30-40 41-50 51-60 61-70

Tekanan Darah Hipertensi Count 3 6 5 2 16

% within Tekanan

Darah 18.8% 37.5% 31.3% 12.5% 100.0%

Normotensi Count 2 7 4 2 15

% within Tekanan

Darah 13.3% 46.7% 26.7% 13.3% 100.0%

Total Count 5 13 9 4 31

% within Tekanan

Darah 16.1% 41.9% 29.0% 12.9% 100.0%

Page 82: LAPORAN PENELITIAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program

65

Lampiran 10. Curriculum Vitae Peneliti

CURICULUM VITAE

Nama : Muhammad Rizki Dwi Saputra

Panggilan : Rizki

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Mei 1995

Usia : 21 Tahun

Golongan Darah : B

Mobile : 089636975517

Agama : Islam

E-mail : [email protected]

Alamat : GG. Manggis XIII/19 Rt 007/04, Kodepos

11470, Tanjung Duren Selatan, Grogol

Petamburan, Jakarta Barat, Indonesia.

Pendidikan

a. Taman Kanak-kanak : TK Aisyah Bustanul Atfal

b. Sekolah Dasar : SDI Al-Achsanah

c. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 89 Jakarta

d. Sekolah Menengah Atas : SMAN 16 Jakarta

e. Kuliah : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta