43
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS 11 SMA NEGERI 6 BANDUNG ANGAKATAN 2011-2012 Laporan Penelitian Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia Disusun Oleh: Benny Yeremia Stefan Jayaputra Dini Sintya Lestari Diva Amalia Nadhilah Tri Halimah SMA Negeri 6 Bandung

Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

  • Upload
    tri

  • View
    241

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

,

Citation preview

Page 1: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS 11 SMA NEGERI 6 BANDUNG ANGAKATAN 2011-2012

Laporan Penelitian

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Benny Yeremia Stefan Jayaputra

Dini Sintya Lestari

Diva Amalia Nadhilah

Tri Halimah

SMA Negeri 6 Bandung

Jalan H.O.S Tjokroaminoto No. 51

Bandung

2012

Page 2: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

Kata Pengantar

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Perilaku Siswa Kelas 11 SMA Negeri 6 Bandung Angkatan 2011-2012”. Penulisan tugas adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMAN 6 Bandung

Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Dalam penulisan penelitian ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas untuk selanjutnya.

Dalam penulisan penelitian ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Allah SWT. yang telah memberikan rahmatnya untuk menyesaikan tugas ini.2. Ibu Nuraida Andajani, S.Pd, sebagai guru pembimbing.3. Rekan-rekan kelompok.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin Ya Rabbal Alamin.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Penyusun

Page 3: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

ABSTRAK

Merokok merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja mungkin sudah tidak asing lagi dikenal di masyarakat, karena aktivitas merokok di masyarakat merupakan hal yang sangat wajar. Tetapi bagaimana jika merokok itu dilakukan oleh para pelajar yang melakukan aktivitasnya di sekolah, sedangkan hal itu sangat bertentangan dengan tata tertib di sekolah? Melalui penelitian ini, penulis akan memaparkan mengenai pengaruh kebiasaan merokok terhadap perilaku siswa kelas 11, khususnya di SMA Negeri 6 Bandung.

Banyak faktor yang mempengaruhi kepribadian, diantaranya adalah sosialisasi, yaitu proses belajar seseorang dengan keluarga, alam dan lingkungan sosial yang meliputi teman sepermainan, masyarakat, dan sebagainya. Pengaruh teman sepermainan adalah faktor yang sangat besar yang dapat mendorong seseorang untuk mencoba-coba merokok, karena waktu yang digunakan oleh remaja yang paling lama adalah di sekolah, yang mana remaja bergaul dengan teman-temannya. Fakta membuktikan memang faktor pendukung pelajar merokok adalah karena lingkungan, sehingga mereka mencoba-coba mengonsumsi rokok.

Mereka percaya, dengan merokok dapat melupakan masalah yang sedang mereka hadapi , walaupun hanya sementara, tetapi sangat bermanfaat bagi mereka, dalam satu minggu, sebagian besar pelajar menghabiskan kurang dari 1 bungkus rokok, mereka membeli rokok dengan uang jajan mereka sendiri yang diberi oleh ornag tua mereka, bahkan ada mencuri orang tuanya apabila tidak mempunyai uang untuk membeli rokok. Mereka tahu, bahkan merasakan dampak negatif dari merokok, yaitu kesehatan terganggu, lebih cepat lelah. Banyak dari mereka yang ingin berhenti merokok dan telah berusaha untuk berhenti merokok, tetapi sebagian dari mereka tidak menyesal telah merokok.

Bagi siswa yang tidak merokok, hendaknya anda harus lebih teliti untuk memilih teman, karena teman sangat berpengaruh terhadap perilaku kita, dan juga sebagai manusia yang tidak sempurna hendaknya menguatkan iman dan taqwa kita terhadap Yang Maha Kuasa. Dan bagi siswa atau siapapun yang sudah terlanjur merokok, hendaknya memilih-milih tempat untuk merokok, sehingga tidak mengganggu teman atau orang-orang di sekitar anda yang tidak merokok. Terakhir bagi pihak sekolah, diharapkan untuk lebih menerapkan tata tertib yang telah ada dan disesuakna dengan kondisi yang sekarang, sehingga tercipta ketertiban dan kenyamanan sekolah sebagaimana yang diharapkan oleh kita semua.

Page 4: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR(posisis halaman?)

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Pembatasan Masalah

1.4 Rumusan Masalah

1.5 Tujuan Penelitian

1.6 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Rokok

2.2 Remaja di dalam lingkungan sosial

2.3 Penyebab para siswa merokok

2.4 Hal yang bisa mengatasi agar siswa tidak merokok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

3.2 Metode Penelitian

3.3 Populasi

3.4 Sampel

3.5 Instrumen Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pertama kali siswa merokok.

Tabel 2. Macam rokok yang dikonsumsi.

Tabel 3. Tempat siswa untuk merokok.

Tabel 4. Penyebab siswa merokok.

Tabel 5. Banyak rokok yang dikonsumsi

Tabel 6. Biaya yang dikeluarkan per minggu.

Tabel 7. Asal uang yang dipakai.

Tabel 8. Hal yang dilakukan jika tidak punya uang.

Tabel 9. Orang yang pernah melihat siswa merokok.

Tabel 10. Perlakuan saat siswa ketahuan merokok.

Tabel 11. Akibat psikologis dari siswa merokok

Tabel 12. Akibat fisik dari siswa merokok.

Tabel 13. Penggunaan narkoba

Tabel 14. Keinginan siswa untuk berhenti merokok

Page 6: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini rasa kurang percaya diri pada remaja dimanifestasikan dengan berbagai cara baik dengan cara positif maupun negatif. Cara yang positif untuk membangun rasa percaya diri yaitu dengan menciptakan definisi diri positif, memperjuangkan keinginan yang positif, mengatasi masalah secara positif, memiliki dasar keputusan yang positif. Sedangkan cara yang negatif untuk membangun rasa percaya diri yaitu sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistis, bentuk terhadap diri sendiri. Cenderung melakukan tindakan negatif yaitu dengan merokok atau menggunakan zat adikitif seperti narkoba, sehingga dengan menggunakan zat tersebut remaja cenderung lebih merasa percaya diri.

1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut: “ Bentuk

perilaku pengaruh kebiasaan merokok, faktor-faktor yang menyebabkan dan usaha untuk mengatasi kebiasaan merokok.

1.3 Pembatasan MasalahDalam penelitian ini lebih banyak berorientasi pada pengaruh kebiasaan merokok

terhadap perilaku, khususnya kelas 11 di SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012. Di sini pun penulis membatasi ruang lingkup penelitian di kelas 11, yang terdiri dari Kelas 11 IPA 1-5 dan Kelas 11 IPS 1-3.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apa itu rokok?2. Apa itu remaja?3. Apa penyebab para siswa merokok?4. Hal apa saja yang bisa mengatasi agar siswa tidak merokok?

Page 7: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

1.5 Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi dan memberikan informasi bentuk-bentuk yang diakibatkan dari kebiasaan merokok di SMA Negeri 6 Bandung.

2. Untuk memberikan sumbangan bagi pemecahan masalah rokok bagi remaja.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Untuk memberikan informasi bagi khalayak umum untuk mengetahui pengaruh dari kebiasaan merokok.

2. Untuk menambah referensi mengenai kenakalan remaja bagi siswa khususnya, dan masyarakat umumnya.

3. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi agar tidak merokok.

Page 8: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi

tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah

dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat

dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat

dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-

bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan

bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atauserangan

jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di

Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa

Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba

menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok

mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok

untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17

para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-

negara Islam.

Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan,

di samping menyebabkan banyak tipe kanker,penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit

pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema

Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan

pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter

pada rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

Page 9: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.

Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang

diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang

diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh,

dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau

dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.

Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang

dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah

mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per

menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus

rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah

dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran

berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang

mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter

ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.

Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :

Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya

ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super

dan lain-lain.

Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan

kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang

khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-

lain.

Rokok berdasarkan penggunaan filter.

Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.

Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

Page 10: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

Bahan Kimia yang Terkandung dalam Rokok :

Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.

Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di

antaranya bersifat karsinogenik.( Karsinogen adalah zat yang menyebabkan penyakit kanker.

Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA)

dalam sel-sel tubuh, dan hal ini mengganggu proses-proses biologis.

Karsinogenik adalah sifat mengendap dan merusak terutama pada organ paru-paru

karena zat-zat yang terdapat pada rokok. Sehingga paru-paru menjadi berlubang dan

menyebabkan kanker.

Pengobatannya yaitu dengan menghentikan konsumsi nikotin dan menggunakan obat

tradisional.

Karsinogen kimiawi yang pertama kali diidentifikasi adalah senyawa hidrokarbon

aromatik polisiklik.)

Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.

Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak

berwarna.

Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.

Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil

alkohol.

Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna

yang paling sederhana.

Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan

unsur-unsur tertentu.

Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.

Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini

juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.

Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.

Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.

Bahaya rokok

Tentang bahaya rokok pada umumnya saya rasa sudah banyak yang tahu, apalagi bagi orang yang tiap hari menghisap rokok, soalnya kan dalam setiap bungkus rokok terdapat tulisan tentang bahaya rokok, seperti ini. 

“MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”.

Page 11: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

Tapi anehnya meski pada bungkus atau kemasan rokok sudah tercantum tulisan tentang bahaya rokok yang sangat menakutkan, tetap saja banyak yang merokok.

Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu diantaranya telah dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita, diantaranya adalah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, serta masih banyak lagi. Dan zat pada rokok yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida. Tar mengandung kurang lebih empat puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan karsinogen. Nikotin mempunyai zat dalam rokok yang dapat menyebabkan ketagihan, ini yang menyebabkan para pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok

Bahaya asap rokok bagi perokok aktif

Kanker pundi kencing,Kanker perut,Kanker usus dan rahim ,Kanker mulut ,Kanker Esofagus,Kanker tekak,Kanker pankrias,Kanker payudara,Kanker paru-paru,Penyakit saluran pernafasan kronikStrok,pengkroposan tulang atau yang dikenal dengan osteoporosisPenyakit jantung,Kemandulan,Putus haid awal,Melahirkan bayi yang cacatKeguguran bayi,Bronkitis,Batuk,Penyakit ulser peptik,Emfisima,Otot lemah,Penyakit gusi,Kerusakan mata

Perokok aktif adalah orang yang merokok secara langsung menghisapnya rokok, sedangkan perokok pasif adalah orang yang tidak secara langsung menghisap rokok, tetapi menghisap asap rokok yang dikeluarkan dari mulut orang yang sedang merokok.

Page 12: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

Bahaya asap rokok bagi perokok pasif:

Meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit jantungMasalah pernafasan termasuk radang paru-paru dan bronkitisSakit atau pedih mataBersin dan batuk-batukSakit kerongkongSakit kepala

Zat yang terkandung dalam asap rokok adalah :2 kali lebih banyak nikotin5 kali lebih banyak karbon monoksida3 kali lebih banyak tar50 kali lebih zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan

Bahaya asap rokok terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnyaKeguguran janinKematian janin dalam kandunganPendarahan dari uri (abruption placenta)Berat badan berkurang – 20 hingga 30%

Bahaya asap rokok terhadap bayiMasalah dan penyakit pernafasanMengganggu terhadap perkembangan kecerdasanJangkitan telingaLeukeamiaKanker otak 22%Cepat lelahSindrom kematian secara mendadak

2.2 Remaja dalam lingkungan sosial

Remaja dalam bahasa Latin adalah adolescence, yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Istilah adolescence sesungguhnya mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan mental,emosional, social, dan fisik.1 Yang mangatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas.

Masa remaja adalah waktu meningkatnya perbedaan di antara anak muda mayoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan menjadikannya produktif, dan minoritas

1. “Pandangan ini didukung oleh Piaget”. Hurlock, 1991

Page 13: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

yang akan berhadapan dengan masalah besar. Masa remaja, berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.2

Rentang usia remaja ini dapat di bagi

menjadi dua bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun adalah masa remaja awal dan usia 17 atau 18 sampai dengan 21 atau 22 tahun adalah masa remaja akhir.

Remaja sebenarnya tidak memiliki tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja berada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun fase remaja merupakan fase perkembangan yang berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.3 Dari seluruh definisi remaja yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja termasuk dalam kategori usia 12 tahun sampai 22 tahun, berada pada masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mengalami fase perkembangan menuju kematangan secara mental, emosi, fisik, dan sosial.

Pada remaja saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatar belakangi merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs) untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs) dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permission beliefs/positive).4 Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertatik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

Masa remaja bisa jadi masa di mana individu mengkonsumsi rokok,5 berpendapat bahwa usia pertama kali merokok umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Usia tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam rentangan masa remaja. Lebih jauh lagi Data WHO mempertegas bahwa remaja memiliki kecenderungan yang tinggi untuk merokok, data WHO menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja (Republika, 1988).

2. Menurut Mappiare; 1982.3. Monks dkk; 1989.4. Joemana; 2004

Page 14: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

5. Smet; 1994

Terdapat banyak alasan yang melatarbelakangi remaja untuk merokok. Secara umum berdasarkan kajian Kurt Lewin, merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan dari faktor lingkungan juga disebabkan oleh faktor diri atau kepribadian.Faktor dalam diri remaja dapat dilihat dari kajian perkemangan remaja. Remaja mulai merokok6 berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mencari jati diri. Dalam masa remaja ini sering terjadi ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan perkembangan sosial. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri tersebut tidak selalu dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan perilaku merokok sebagai cara kompensatoris. Bahwasanya perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi.7 Symbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis.

Merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fsik. Walaupun di sisi lain, saat pertama kali mengkonsumsi rokok dirasakan ketidakenakkan. Hal ini sejalan dengan perkataan Helmi yang berpendapat bahwa saat pertama kali mengkonsumsi rokok, kebanyakan remaja mungkin mengalami gejala-gejala batuk, lidah terasa getir, dan perut mual. Namun demikian, sebagian dari para pemula tersebut mengabaikan pengalaman perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. Sehingga tidak jarang perokok mendapatkan kenikmatan yang dapat menghilangkan ketidaknyamanan yang sedang dialaminya. Gejala ini apat djelaskan dari konsep tobacco dependency (ketergantungan rokok). Artinya, perilaku merokok meruakan perilaku menyenangkan dan dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat nikotin aalah adiktif dan anti-depressan, jika dihentikan tiba-tiba akan menimbulkan stress.

Secara manusiawi, orang cenderung untuk menghindari ketidakseimbangan dan lebih senang mempertahankan apa yang selama ini dirasakan sebagai kenikmatan sehingga dapat dipahami apabila para perokok sulit untuk behenti merokok. Dan motif para perokok adalah relaksasi.8 Dengan merokok dapat mengurangi ketegangan, memudahkan berkonsentrasi, pengalaman yang menyenangkan dan relaksasi.

Seperti yang diungkapkan Levethal & Clearly dalam Cahyani dan dikutip kembali oleh Helmi bahwasanya terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu:

1. Tahap Preparatory. Seseorang yang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

2. Tahap Initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap seseorang meneruskan untuk tetap mencoba-coba merokok.

6. Erikson; Gatchel, 19897. Brigham; 1991, yang dikutip oleh Helmi.

Page 15: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

8. Klinke & Meeker, dalam Aritonang; 1997.

3. Tahap becoming smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebnayak empat batang perhari maka seseorang tersebut mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

4. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pegaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

Selain faktor perkembangan remaja dan kepuasan psikologis, masih banyak faktor dari luar individu yang berpengaruh pada proses pembentukkan perilaku merokok. Pada dasarnya perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Hal itu berarti terdapat pihak-pihak yang berpengaruh besar dalam proses sosialisasi.

Konsep sosialisai pertama berkembang dari Sosiologi dan dan Psikologi Sosial merupakan suatu proses transmisi nilai-nilai, sistem belief, sikap ataupun perilaku-perilakunya dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya (Durkin dalam Helmi). Adapun tujuan sosialisasi ini adalah agar generasi berikutnya mempunyai sistem nilai yang sesuai dengan tututan norma yang diinginkan kelompok, sehingga individu dapat diterima dalam kelompok. Dalam kaitannya dengan perilaku merokok, pada dasarnya hamper tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya untuk menjadi perokok, bahkan masyarakat tidak menuntut anggota masyarakat untuk menjadi perokok, namun demikian dalam kaitan ini secara tidak sadar, ada beberapa agen yang merupakan model dan penguat bagi perokok remaja.

Agen sosialisasi perilaku merokok pada remaja dapat merupakan orang tua maupun teman sebaya. Dengan merujuk konsep transmisi perilaku, bahwa pada dasarnya perilaku dapat ditransmisikan melalui transmisi vertical dan horizontal.9 Transmisi vertical dapat dilakukan oleh orang tua dan transmisi horizontal dilakukan oleh teman sebaya.

Namun bagaimanapun latarbelakang remaja melakukan perilaku mengkonsumsi merokok tetap saja merokok sebagai salah satu bentuk adiksi yang harus dieliminir. Dalam hal ini remaja di sekolah merupakan subjek layanan profesi bimbingan dan konseling yang harus segera diberi bantuan. Kendatipun perilaku merokok pada remaja dilatarbelakangi lingkungan dan keprbadian, tetapi fokus bantuan konseling yang memandirikan adalah membantu individu untuk memiliki kepribadian sehat dan interdependen terhadap lingkungan.

Perilaku Merokok pada Remaja

Merokok merupakan overt behavior dimana perokok menghisap gulungan tembakau. Hal ini10 mendefinisikan merokok sebagai menghisap rokok, dan rokok didefinisikan sebagai gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Fakhrurrozi mengidentifikasi merokok sebagai overt behavior karena merokok merupakan perilaku yang nampak. Sebagai overt

9. Berry dkk; 1992.

Page 16: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

10. Seperti dituliskan dalam KBBI merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas (Kamus Besar Bahasa Indonesia; 1990: 752. Lebih jauh lagi Poerwadarminta dalam Kemala 2007: 9.

behavior merokok merupakan perilaku yang dapat terlihat karena ketika merokok individu melakukan suatu kegiatan yang nampak yaitu menghisap asap rokok yang dibakar ke dalam tubuh, hal ini senada dengan pendapat11 merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar.

Merokok merupakan kegiatan yang meyebabkan efek kenyamanan. Rokok memiliki antidepressant yang menimbulkan efek kenyamanan pada perokok. Walaupun perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan karena terdapat sekitar 4000 racun dalam sebatang rokok.

Merokok sebagai gangguan obsesif kompulsif. orang yang mengalami gangguan ini memiliki obsesi atau kompulsi yang menetap. Obsesi adalah pikiran, ide atau citra yang terus menerus berulang secara tidak terkendali dan mendominasi kesadaran seseorang. Kompulis adalah dorongan untuk melakukan tindakan stereotip dengan tujuan yang umumnya tidak realistik yaitu menghilangkan sistuasi yang menimbulkan ketakutan. Upaya untuk menolak kompulsi menimbulkan ketegangan yang sangat besar sehingga individu biasanya menyerah dan melakukannya.

Merokok sebagai ganggguan kesehatan dan jiwa. Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan (Pikiran Rakyat).

Perilaku merokok dipengaruhi perasaan negative. Banyak orang yang merokok untuk perasaan negative dalam dirinya. Misalnya merokok bila marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasan yang tidak enak.

Perilaku merokok pada remaja merupakan perilaku transmisif. Dari penelitian Helmi dan Komalasari (2000) didapatkan kesimpulan bahwa perilaku merokok merupaka perilaku yang dipelajari dan ditularkan melalui aktivitas teman sebaya dan perilaku permisif orang tua.

Perilaku merokok didorong oleh nilai-nilai dalam diri remaja. Beberapa motivasi yang melatar belakangi merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs) untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs) dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permission beliefs/positive) (Joemana, 2004).

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok pada remaja adalah kegiatan kompulsif dengan menghisap asap yang berasal dari gulungan tembakau yang dibakar untuk

Page 17: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

11. Armstrong dalam Kemala; 2007: 10.12. Menurut Silvan & Tomkins (Muta’din: 2002).

mendapatkan kepuasan fisiologis dan sosiologis dan juga upaya eliminasi perasaan negative yang ada dalam diri remaja yang banyak dipelajari dari lingkungan teman sebaya dan didorong oleh keinginan mendapat pengakuan (anticipatory beliefs) untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs) dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permission beliefs/positive).

Dinamika Psikologis Perilaku Merokok Pada Remaja

Levethal & Clearly dalam Cahyani dan dikutip kembali oleh Helmi dan Komalasari (2000) berpendapat bahwasanya terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu: tahap preparatory, tahap initiation, tahap becoming smoker dan tahap maintenance for smoke.

Tahap Preparatory

Tahap preparatory merupakan tahap dimana remaja sering mendapatkan model yang menyenangkan dari lingkungan dan media. Remaja yang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan menimbulkan minat untuk merokok.

Yang biasanya menjadi life-model paling utama bagi remaja adalah teman sebaya hal ini terbukti dengan berbagai fakta yang mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya, biasanya remaja menularkan perilaku merokok dengan cara menawari teman-teman remaja lainnya dengan menjanjikan kenikmatan merokok, atau dalih solidaritas kelompok. Dari teman sebaya ini kemudian remaja yang belum merokok menginterpretasi bahwasanya dengan merokok dia akan mendapatkan kenyamanan, dan atau dapat diterima kelompok, dari hasil interpretasi tersebut kemungkinan remaja membentuk dan memperkokoh anticipatory beliefs yaitu belief yang mendasari bahwa remaja membutuhkan pengakuan teman sebaya.

Life-model lainnya yang mungkin berpengaruh pada perilaku merokok pada remaja adalah orang tua. Orang tua yang merokok kemungkinan berdampak besar pada pembentukkan perilaku merokok pada remaja. Hal tersebut membuat permission belief remaja. Interpretasi remaja yang mungkin terbentuk adalah bahwasanya merokok tidak berbahaya, tidak melanggar peraturan dan norma. Hasil dari interpretasi tersebut memungkinkan terbentuknya permission belief system.

Model lainnya yang mungkin berpengaruh pada pembentukkan perilaku merokok adalah media masa.

Tahap Initiation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap seseorang meneruskan untuk tetap mencoba-coba merokok. Setelah terbentuk interpretasi-interpretasi tentang model yang ada, kemudian

Page 18: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

remaja mengevaluasi hasil interpretasi tersebut melalui perasaan dan perilaku. Evaluasi perasaan yang mungkin terbentuk adalah “saya akan hancur apabila teman-teman lain merokok dan saya tidak, mungkin mereka akan menjauhi, saya akan hancur”, maka evaluasi perilaku yang remaja lakukan adalah mencoba-coba untuk merokok. Biasanya kegiatan coba-coba ini hanya dilakukan dengan intensitas yang rendah dan hanya pada waktu-waktu tertentu.13 membuktikan bahwa perilaku merokok pada remaja sebanyak 27,96 % dilakukan ketika berkumpul bersama teman-teman.

Tahap becoming smoker

Menurut Levethal & Clearly Tahap becoming smoker merupakan tahap dimana seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang perhari maka seseorang tersebut mempunyai kecenderungan menjadi perokok. Hal ini didukung dengan adanya kepuasan psikologis dari dalam diri, dan terdapat reinforcement positif dari teman sebaya.

Untuk memperkokoh perilaku merokok, paling tidak terdapat kepuasan psikologis tertentu yang diperoleh ketika remaja merokok. Kepuasan psikologis merokok dijelaskan14 sebagai akibat atau efek yang diperoleh dari merokok yang berupa keyakinan dan perasaan yang menyenangkan. Hasil penelitian Helmi & Komalasari membuktikan bahwa kepuasan psikologis memberikan sumbangan yang besar sebanyak 40,9 % terhadap perilaku merokok remaja. Hal ini memberikan gambaran bahwa perilaku merokok bagi remaja dianggap memberikan kenikmatan dan menyenangkan. Berikut hasil penelitian Helmi dan Komalasari mengenai perasaan-perasaan remaja saat merokok dan setelah merokok.

Efek Persen %Nikmat 38,298Puas 15,957Tenang 12,766Biasa saja 11, 703Santai 5, 139Hangat 3, 192Percaya diri 2, 128Gaya 1,064Masalah hilang 1,064Mengantuk 1,064Pusing 5,257Pahit 2, 218

Selain mendapatkan kepuasan psikologis reinforcement positif dari teman sebaya merupakan faktor yang menentukan bagi remaja untuk merokok. Penelitian Harlianti (1988), Helmi dan Komalasari (2000) membuktikan bahwa lingkungan sebaya memberikan sumbangan yang besar terhadap perilaku merokok pada remaja. Ligkungan teman sebaya memiliki arti yang penting bagi remaja. Kebutuhan untuk diterima dan usaha untuk menghindari penolakan teman sebaya merupakan kebutuhan yang sangat penting pada remaja. Remaja menurut Brigham dalam Helmi (2000) tidak ingin dirinya disebut banci atau pengecut. Merokok bagi remaja merupakan simbolisasi atas kejantanan, kekuasaan dan kedewasaan.

13. Helmi dan Komalasari (2000: 9)

Page 19: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

14. Helmi dan Komalasari (2000: 11)

Bisa jadi symbol kedewasaan, kejantanan dan kekuasaan merupakan hasil evalauasi proses kognisi atas interpretasi remaja terhadap orang tua yang bertindak sebagai life-model merokok. Interpretasi tersebut kemudian dievaluasi melalui perasaan dan tindakan. Evaluasi perasaan yang terbentuk adalah “terlihat jantan, dewasa, dan berkuasa, akan sangat membanggakan”.

Tahap maintenance of smoking

Menurut Levethal & Clearly pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pegaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan. Individu yang berada pada tahap ini telah merasakan betul kenikmatan dari merokok, merokok dapat dilakukan sesering mungkin, pengharapan eliminasi kecemasan juga dilakukan perokok pada tahap ini melalui meroko, selain itu rokok juga digunakan sebagai penghindaran-penghindaran kecemasan dan upaya relaksasi bagi perokok. Merokok dilakukan untuk menhilangkan rasa lelah, mengjhilangkan rasa tidak enak ketika setelah makan, merokok ketika melakukan pekerjaan, merokok ketika merasa terpojokkan, merokok ketika lelah berpikir, merokok ketika merasa pusing dan lain-lain.

Tahap ini terjadi setelah keyakinan inti terbentuk, keyakinan inti tersebut adalah keyakinan dengan merokok mendapatkan pengakuan dari teman sebaya (anticipatory beliefs), merokok dapat memberikan kenikmatan dan menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), serta keyakinan bahwa merokok bukan suatu pelanggaran norma (permission beliefs).

Selain itu perilaku permisif orang tua tentang bagaimana menyikapi remaja yang merokok, dapat berpengaruh pada perilaku merokok remaja. Bila saja orang tua berlaku tegas untuk tidak membiarkan anak remajanya untuk merokok maka tahap maintenance of smoking ini akan ditekan atau dieliminir.

2.3.Penyebab Para Siswa Merokok

Latar Belakang Perilaku Merokok dan Kecanduan Merokok Pada Remaja

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu:15 Faktor biologis, faktor psiklogis, faktor lingkungan sosial, faktor demografis, faktor sosial-kultural,faktor sosial politik. Namun pada remaja yang paling mempengaruhi perilaku merokok adalah:

Pengaruh Orang Tua

Salah satu temuan remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.16

Ditemukan juga oleh Helmi dan Komalasari (online) bahwa sikap permisif orang tua memiliki korelasi yang signifikan dengan perilaku merokok pada remaja.

Page 20: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

15. Hansen dalam Kemala (2008)16. (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar Psikologi, 1999 : 292)

Pengaruh Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dia kemungkinan yang terjadi, Pertama, remaja terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.17

Kepribadian

Remaja merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa membebaskan diri dari kebosanan. Menurut Teddy Hidayat, (Pikiran Rakyat: 2007) remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dari CASA (Columbian University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).

Rasa keingintahuan

Pada remaja perkembangan kognisi menuntut rasa keingintahuan yang sangat besar. Seiring pula dengan hal itu kognisi sosial pada remaja berkembang pula, sehingga remaja sering melakukan kegiatan coba-coba yang didukung oleh pergaulan.

Kompensasi rasa kurang percaya diri

Rasa kurang percaya diri pada remaja dimanifestasikan dengan berbagai cara baik dengan cara positif maupun negatif. Cara yang positif untuk membangun rasa percaya diri yaitu dengan menciptakan definisi diri positif, memperjuangkan keinginan yang positif, mengatasi masalah secara positif, memiliki dasar keputusan yang positif. Sedangkan cara yang negatif untuk membangun rasa percaya diri yaitu sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri. Cenderung melakukan tindakan negatif yaitu dengan merokok, sehingga dengan menggunakan zat tersebut remaja cenderung lebih merasa percaya diri (Jacinta, 2002). Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Haryono (2007) bahwasanya Terdapat korelasi antara Ketergantungan Merokok dengan Percaya Diri,  (r = -0,90 p < 0,05). Artinya semakin tinggi tingkat ketergantungan merokok, maka semakin rendah tingkat percaya diri.

Page 21: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

17. “Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok”, (Al. Bachri, 1991).

2.4 Hal yang bisa mengatasi agar siswa tidak merokok

Kata banyak orang yang saya temui, untuk stop merokok itu tidak bisa dengan mengurangi, tetapi harus langsung stop tidak merokok sama sekali. Apa iya? Saya mungkin salah satu orang yang ingin membuktikan bahwa stop merokok bisa melalui tahap mengurangi hingga sama sekali tidak merokok. Tips dibawah ini sudah saya lakukan dan sudah terbukti secara signifikan mengurangi kebiasaan merokok. Dulu saya bisa menghabiskan 2 sampai dengan 3 bungkus rokok dalam sehari, saat ini saya mengabiskan 1 bungkus rokok untuk waktu 1 minggu bahkan lebih. Terkadang rasa rokok juga sudah menjadi asem karena terlalu lama terbuka.

Berikut tips mengurangi rokok :

1. Jangan membawa korek api atau pemantik  Dengan membiasakan diri untuk selalu tidak membawa korek api atau pemantik, maka

kita akan susah dan berusaha meminjam ke orang lain setiap kali mau merokok. Hal ini sudah saya lakukan cukup lama bahkan sudah menjadi salah satu ciri khas saya dimata teman-teman  Sisi positif yang akan kita dapatkan dari kebiasaan ini: 

o Tidak akan bisa merokok sesuka hati, tetapi tergantung apakah ada orang disekitar kita

yang bisa kita pinjami korek api atau pemantiko Bisa mendapat teman baru, siapa tahu orang yang meminjami kita ternyata

menawarkan proyek 2. Hilangkan semua korek api atau pemantik di tempat tinggal kita 3. Hilangkan semua korek api atau pemantik yang kita pinjam 4. Habiskan dan jangan dibuang! 

Maksudnya, jika Anda telah membeli sebungkus rokok dan belum habis karena menjalankan tips nomor 1, 2 dan 3. Lalu rokok sudah berasa asem karena masuk angin, Anda harus bertanggung jawab untuk tetap menghabiskannya! Ini akan membuat Anda berhitung dan berpikir untuk melakukan tip nomor 5.

5. Membeli rokok batangan 

Page 22: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Untuk penelitian ini penulis mengambil tempat di SMA Negeri 6 Bandung Jln.H.O.S. Cokroaminoto No.51 Bandung 40172. Penulis memilih kelas XI yang mewakili sekolah tersebut untuk dijadikan tempat penelitian.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner dan wawancara. Pemilihan metode ini karena penelitian yang dilakukan agar data yang didapatkan benar-benar mewakili apa yang menjadi tujuan penelitian yang dilakukan.Dan dengan metode wawancara kita dapat mengeksplorasi jawaban-jawaban yang diharapkan dari responden.

Cara pemilihan sampel yang dilakukan pertama memilih kelas yang mempunyai kategori tingkat merokok yang sedang, dengan cara mendapatkan data dari siswa kelas 11 yang bersangkutan dengan orang yang dituju . Setelah itu konsultasi dengan siswa atau siswi yang telah diberitahukan ada sangkut paut dengan rokok. Berdasarkan data tersebut kita jadikan beberapa orang dengan 16 remaja yang akan dijadikan unit dalam analisis. Dari juumlah tersebut, dibuat listing dan tiap kelas diambil 2 sampel (siswa) sehingga mendapat 16 responden. Pengambilan sampel ini dengan cara random. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dipandu dengan daftar pertanyaan.

3.3 Populasi

Populasi merupakan individu yang menjadi sumber pengambilan sampel yang memenuhi syarat tertentu dan berkaitan dengan masalah penelitian. Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1-5 dan Kelas XI IPS 1-3 di SMA Negeri 6 Bandung.

3.4 Sampel

Pada penelitian ini, penulis memilih sampel kelas. Sampel kelas dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap kelas yang terdapat pada populasinya.

3.5 Instrumen Penelitian

Adapun instrumen untuk penelitian ini terdiri dari 25 poin pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Pertanyaannya adalah:

Page 23: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

1. Apakah Anda sudah mulai merokok sejak SD?

Ya Tidak

2. Apakah Anda sudah mulai merokok sejak SMP? Ya Tidak

3. Apakah Anda sudah mulai merokok sejak SMA? Ya Tidak

4. Apakah Anda mengonsumsi rokok filter? Ya Tidak

5. Apakah Anda mengonsumsi rokok non-filter? Ya Tidak

6. Apakah Anda merokok di kamar tidur saat dirumah? Ya Tidak

7. Apakah Anda merokok di kamar mandi saat di rumah? Ya Tidak

8. Apakah Anda merokok di toilet saat di sekolah? Ya Tidak

9. Apakah Anda merokok di kantin saat di sekolah? Ya Tidak

10. Apakah Anda merokok di kelas saat di sekolah? Ya Tidak

11. Apakah Anda merokok di warung saat di luar rumah? Ya Tidak

12. Apakah Anda merokok karena melihat anggota keluarga yang merokok? Ya Tidak

13. Apakah Anda merokok karena diajak oleh teman? Ya Tidak

14. Apakah Anda merokok karena coba-coba? Ya Tidak

15. Apakah Anda menghabiskan kurang dari 3 bungkus rokok dalam seminggu? Ya Tidak

16. Apakah Anda menghabiskan 3 sampai 5 bungkus rokok dalam seminggu? Ya Tidak

17. Apakah Anda menghabiskan lebih dari 5 bungkus rokok dalam seminggu? Ya Tidak

18. Apakah Anda menghabiskan kurang dari 10.000 rupiah untuk membeli rokok dalam seminggu?

Ya Tidak19. Apakah Anda menghabiskan 10.000 sampai 20.000 rupiah untuk membeli rokok

dalam seminggu? Ya Tidak

Page 24: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

20. Apakah Anda menghabiskan lebih dari 20.000 rupiah untuk membeli rokok dalam seminggu?

Ya Tidak21. Apakah uang yang Anda gunakan untuk membeli rokok berasal dari uang jajan

Anda? Ya Tidak

22. Apakah uang yang Anda gunakan untuk membeli rokok berasal dari uang tabungan Anda?

Ya Tidak23. Apakah uang yang Anda gunakan untuk membeli rokok berasal dari uang untuk

membayar SPP? Ya Tidak

24. Apakah Anda mencuri uang orang tua Anda apabila Anda tidak punya uang untuk membeli rokok?

Ya Tidak25. Apakah Anda mencuri uang saudara Anda apabila tidak memiliki uang untuk

membeli rokok? Ya Tidak

26. Apakah anda pernah ketahuan merokok oleh Orang Tua?

Ya Tidak27. Apakah anda pernah ketahuan merokok oleh Kakak/Adik?

Ya Tidak28. Apakah anda pernah ketahuan merokok oleh Guru?

Ya Tidak29. Apakah Anda dimarahi saat Anda ketahuan merokok?

Ya Tidak30. Apakah Anda diperingatkan saat Anda ketahuan merokok?

Ya Tidak31. Apakah Anda dibiarkan saja saat Anda ketahuan merokok?

Ya Tidak32. Apakah Anda diberi nasihat saat Anda ketahuan merokok?

Ya Tidak33. Apakah merokok membuat Anda tidak berkonsentrasi saat belajar di sekolah?

Ya Tidak34. Apakah merokok membuat Anda lebih berkonsentrasi saat belajar di sekolah?

Ya Tidak35. Apakah merokok membuat Anda tidak semangat belajar?

Ya Tidak36. Apakah merokok membuat Anda lebih semangat belajar?

Ya Tidak37. Apakah merokok membuat Anda lebih mudah bergaul dengan teman-teman

Anda? Ya Tidak

Page 25: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

38. Apakah merokok membuat Anda lebih tertutup dengan teman-teman Anda? Ya Tidak

39. Apakah dengan merokok Anda merasa lebih keren/macho dibandingkan dengan teman-teman Anda?

Ya Tidak40. Apakah dengan merokok membuat Anda lebih malas beribadah?

Ya Tidak41. Apakah dengan merokok membuat Anda merasa lebih sehat?

Ya Tidak42. Apakah dengan merokok Anda merasa lebih cepat lelah?

Ya Tidak43. Apakah dengan merokok Anda sering merasa pusing?

Ya Tidak44. Apakah dengan merokok Anda sering terserang batuk/gangguan tenggorokan?

Ya Tidak45. Apakah Anda menjadi lebih emosional sejak Anda merokok?

Ya Tidak46. Apakah Anda pernah memakai narkoba?

Ya Tidak47. Apakah pemakaian narkoba itu masih dilakukan hingga saat ini?

Ya Tidak48. Apakah Anda ingin berhenti merokok?

Ya Tidak49. Apakah Anda telah berusaha untuk berhenti merokok?

Ya Tidak50. Apakah Anda menyesal karena telah merokok?

Ya Tidak

BAB IV

Page 26: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

HASIL PENELITIAN.

Berdasarkan data di lapangan, dapat disajikan hasil penelitian tentang pengaruh kebiasaan merokok terhadap perilaku Menyimpang hubungannya terhadap keberfungsian perilaku di siswa SMA Negeri 6 Bandung. Responden dalam penelitian ini berjumlah 16 responden dengan jenis kelamin 14 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Salah satu hubungan variabel yang disajikan disini adalah hubungsn antara jenis kelamin dengan tingkat merokok. Hal ini untuk mengetahui apakah anak laki-laki lebih nakal dari anak perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh : Anak laki-laki yang merokok di kelas XI sebanyak 99%. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa sebagian besar yang merokok adalah anak laki-laki., namun terdapat juga anak perempuan yaitu 1%. Dan dari data tersebut laki-laki cenderung lebih sering ditemukan merokok dibandingkan dengan siswa perempuan.

Berikut ini data yang berhasil dikumpulkan dari angket yang telah disebarkan.

No

Sejak kapan mulai merokok

Tally

Persentase

1 SD 2  12,5 %2 SMP 10  62,5 %3 SMA 4  25 %

Tabel 1. Pertama kali siswa merokok.

No

Macam rokok yang dikonsumsi

Tally

Persentase

1 Filter 8  50 %2 Non Filter 1  6,25 %3 Filter dan Non Filter 7  43,75 %

Tabel 2. Macam rokok yang dikonsumsi.

No Tempat untuk merokok

Tally

Persentasi

1 Kamar Tidur 2  12,5 %2 Kamar Mandi 5  31,25 %3 Toilet Sekolah 0  -4 Kantin Sekolah 0  -5 Kelas 2  12,5 %6 Warung Luar Sekolah 12  75 %

Tabel 3. Tempat siswa untuk merokok.

No Penyebab Merokok

Frekuensi

Presentase

Page 27: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

1 Melihat anggota keluarga 5  31,25 %2 Diajak teman 5  31,25 %3 Coba-coba 6  37,5 %

Tabel 4. Penyebab siswa merokok.

No Banyak rokok yang dikonsumsi Frekuensi Persentase1 < 3 bungkus 14  87,5 %2 3 - 5 bungkus 1  6,25 %3 > 5 bungkus 1  6,25 %

Tabel 5. Banyak rokok yang dikonsumsi.

No

Biaya yang dikeluarkan / minggu

Frekuensi

Persentase

1 < 10.000 rupiah 12  75 %2 10.000 - 20.000 rupiah 3  18,75 %3 > 20.000 rupiah 1  6,25 %

Tabel 6. Biaya yang dikeluarkan per minggu.

No Asal uang yang dipakai

Frekuensi

Persentase

1 Uang jajan 13  81,25 %2 Uang tabungan 3  18,75 %3 Uang SPP 0  -

Tabel 7. Asal uang yang dipakai.

No

Hal yang dilakukan jika tidak mempunyai uang

Frekuensi

Persentase

1 Mencuri uang orang tua 1  6,25 %2 Mencuri uang saudara 0  -

Tabel 8. Hal yang dilakukan jika tidak punya uang.

No Orang yang pernah melihat

Frekuensi

Persentase

1 Orang tua 10  62,5 %2 Kakak atau adik 4  25 %3 Guru 2  12,5 %

Tabel 9. Orang yang pernah melihat siswa merokok.

Page 28: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

No Perlakuan saat ketahuan merokok

Frekuensi

Persentase

1 Dimarahi 8  50 %2 Diperingatkan 10  62,5 %3 Dibiarkan 3  18,75 %4 Dinasehati 11  68,75

Tabel 10. Perlakuan saat siswa ketahuan merokok.

No Akibat psikologis dari merokok

Frekuensi

Persentase

1 Tidak konsentrasi saat belajar 3  18,75 %2 Lebih konsentrasi saat belajar 6  37,5 %3 Tidak semangat belajar 1  6,25 %4 Lebih semangat belajar 6  37,5 %5 Lebih mudah bergaul 4  25 %6 Lebih menutup diri 0  -7 Merasa lebih keren 1  6,25 %8 Lebih malas beribadah 2  12,5 %9 Emosional meningkat 3  18,75 %

Tabel 11. Akibat psikologis dari siswa merokok.

No Akibat fisik dari merokok

Frekuensi

Persentase

1 Merasa lebih sehat 4  25 %2 Merasa lebih cepat lelah 10  62,5 %3 Sering pusing 6  37,5 %4 Sering batuk 6  37,5 %

Tabel 12. Akibat fisik dari siswa merokok.

No Menggunakan narkoba

Frekuensi

Persentase

1 Pernah memakai 2  12,5 %2 Tidak pernah memakai 14  87,5 %

Tabel 13. Penggunaan narkoba

No

Keinginan untuk berhenti merokok

Frekuensi

Persentase

1 Ingin berhenti 12  75 %2 Telah berusaha untuk berhenti 11  68,75 %3 Menyesal telah merokok 8  50 %

Tabel 14. Keinginan siswa untuk berhenti merokok.

Page 29: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

Salah satu variabel yang disajikan disini adalah hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat merokok. Hal ini untuk mengetahui apakah anak laki-laki lebih nakal dari anak perempuan atau probalitasnya sama. Berdasarkan table hubungan diperoleh data sebagai berikut; Anak laki-laki yang merokok di kelas 11 SMA Negeri 6 Bandung sebanyak 87,5%. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa sebagian besar yang melakukan kenakalan khusus adalah anak laki-laki, namun terdapat juga anak perempuan yang merokok di kelas 11 SMA Negeri 6 Bandung sebanyak 12,5% dari sampel yang didapat. Dengan demikian, anak laki-laki kecenderungannya lebih sering ditemukan yang merokok dibandingkan dengan anak perempuannya.

Page 30: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis di atas, ditemukan bahwa remaja yang merokok lebih banyak memulai di waktu SMP. Rokok yang dikonsumsi adalah rokok filter. Tempat untuk merokok lebih banyak dilakukan di warung luar sekolah. Penyebab merokok lebih banyak akibat dari coba-coba. Rokok yang dikonsumsi sebanyak kurang dari 3 bungkus dengan biaya yang dikeluarkan kurang dari Rp.10.000,00.. Uang yang digunakan sebagian besar menggunakan uang jajan mereka sendiri. Apabila tidak ada uang untuk membeli rokok, sebagian kecil cenderung untuk mencuri uang orang tua. Orang yang pernah melihat merokok sebagian besar adalah orang tua, dan perlakuan yang didapatkan adalah diberi nasehat. Akibat psikologis dari merokok adalah hasil yang mengejutkan yaitu lebih semangat belajar dan lebih berkonsentrasi. Akibat fisik dari merokok adalah lebih cepat lelah karena penghambatan difusi oksigen sehingga menghambat pembentukan energi. Sebagian besar ingin untuk berhenti merokok dan telah berusaha untuk berhenti merokok.

5.2 Saran

Saran yang hendak penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

Bagi pelajar, khususnya siswa siswi SMA Negeri 6 Bandung. Penulis ingin menyampaikan bahwa dalam pergaulan, kita bebas untuk berteman dengan siapapun, namun kita harus memiliki komunitas yaitu teman dekat di lingkungan yang membawa dampak positif, sehingga kita tidak mudah “terwarnai” oleh hal-hal yang negatif.

Bagi pelajar SMA Negeri 6 Bandung yang merokok, bila Anda sudah terlanjur merokok, kami sarankan untuk lebih berfikir kedepan, karena dampak negatif yang diakibatkan dari merokok itu selain menyerang diri sendiri, juga orang-orang di sekitar anda. Untuk itu jika anda akan merokok, hendaknya memilih tempat yang telah disediakan (Smoking Area) sehingga tidak merugikan orang lain yang tidak merokok.

Bagi pihak sekolah, hendaknya peraturan yang telah ada supaya dijalankan sebagai mana mestinya, dan jika ada peraturan yang tidak sesuai, agar lebih di sesuaikan lagi dengan keadaan siswa sekarang.

Page 31: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

DAFTAR PUSTAKA

R.A, Hetty.2010.Manfaat dan Efek Samping Bahan Kimia.Bandung: Puri Delco

Nugraha, Ega dkk.2008. Laporan Penelitian.Bandung

Ramdani, Aldi dkk.2009.Laporan Penelitian.Bandung

http://www.infoskripsi.com/Artikel-Penelitian/Ketergantungan-Merokok.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok

http://ridwanaz.com/kesehatan/ingin-tahu-lebih-detail-bahaya-rokok-bagi-kesehatan-kita/

http://radarlampung.co.id/read/opini/40261-pudarnya-budaya-bangsa-

http://annisakarliana.blog.com/2010/01/06/pengertian-remaja/

http://fajarjuliansyah.wordpress.com/2010/02/07/perilaku-merokok-pada-remaja/

http://riyogarta.com/2008/02/29/tips-mengurangi-kebiasaan-rokok/

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 32: Laporan Penelitian Kelompok 2 Kelas XI IPA 3(Dini,Benny,Diva,Tri)Baru Sebagian

LAMPIRAN