Click here to load reader
Upload
vannguyet
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
Laporan Penelitian Individu Penanggulangan Kemiskinan, Implementasi dan Rencana Kebijakan
di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu dan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat
Oleh: Yulia Indahri
Ringkasan
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,
akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.
Dari faktor pendidikan misalnya, pendidikan yang rendah dipandang sebagai
penyebab kemiskinan. Dari faktor kesehatan, rendahnya mutu kesehatan
masyarakat menyebabkan terjadinya kemiskinan. Dari faktor ekonomi, kepemilikan
alat-alat produktif yang terbatas, penguasaan teknologi dan kurangnya keterampilan,
dilihat sebagai alasan mendasar mengapa terjadi kemiskinan. Faktor kultur dan
struktural juga kerap kali dilihat sebagai elemen penting yang menentukan tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Menurunkan angka kemiskinan masih menjadi target utama pemerintah,
karena tahun ini merupakan tahun terakhir dari Rencana Pemerintah Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010–2014, dan menurunkan angka kemiskinan
termasuk salah satu sasaran dalam RPJMN. Ada enam program penanggulangan
kemiskinan yang telah disiapkan pemerintah untuk tahun ini, yaitu program Raskin
(Beras Miskin), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin, PNPM
Mandiri, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan program pro rakyat atau Klaster 4.
Pemerintah memandang perlu untuk memberikan bantuan kepada
masyarakat miskin di perkotaan yang angkanya mencapai 8,52 persen, melalui
PNPM Mandiri Perkotaan yang menjadi kajian dalam penelitian ini. PNPM Mandiri
Perkotaan bertujuan mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan melalui
penyediaan dana pinjaman, penyediaan dana hibah, peningkatan kemampuan
perorangan dalam keluarga miskin melalui kemitraan, serta penyiapan,
pengembangan dan kemampuan kelembagaan masyarakat di tingkat kelurahan
serta mencegah menurunnya kualitas lingkungan melalui upaya perbaikan prasarana
dan sarana dasar lingkungan.
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan di Kota Bengkulu dan Kota
Mataram di bulan Juli dan September, serta data sekunder terkait kebijakan
penanggulangan kemiskinan di perkotaan yang telah dan sedang disusun oleh
ii
berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah setempat, serta
dinas-dinas yang terkait, maka beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan penanggulangan kemiskinan jika dilihat dari
perkembangannya, semakin disadari bahwa memberdayakan dan melibatkan
masyarakat secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai penerapan dan
evaluasi merupakan cara terbaik untuk menanggulangi kemiskinan.
2. Pengaturan khusus penanggulangan kemiskinan di Kota Bengkulu didasari
oleh Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Dana Bergulir Samisake. Sedangkan untuk Kota Mataram, telah
ada Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Penanggulangan Kemiskinan di Kota Mataram. Secara nasional, dasar hukum
yang lebih kuat terhadap penanggulangan kemiskinan ada dalam bentuk
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, dan Peraturan
Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.
3. Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan sangat ditentukan oleh
Pemerintah yang memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas, alokasi,
dan distribusi bantuan berdasarkan kebijakan penanggulangan kemiskinan yang
berpihak kepada rakyat. Kebijakan ekonomi harus disusun untuk lebih pro growth
(memacu pertumbuhan ekonomi), pro job (memperluas lapangan kerja), pro poor
(berpihak pada kaum miskin untuk mengurangi kemiskinan) dan pro environment
(tetap mejaga kelestarian lingkungan).