41
i LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSI PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP STABILITAS SEDIAAN SHAMPO EKSTRAK ETANOL Pandanus amaryllifolius roxb Oleh: Sri Saptuti Wahyuningsih, S.Si.,Apt.M.Kes NIDN 0630077903 Ratna Setyaningsih, S.Kep.Ns.MPH NIDN 0625088401 Linda Putri Maulani NIM 17131023 PROGRAM STUDI D3 FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA SUKOHARJO 2020

LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

i

LAPORAN PENELITIAN

HIBAH KOMPETISI INSTITUSI

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP STABILITAS SEDIAAN

SHAMPO EKSTRAK ETANOL Pandanus amaryllifolius roxb

Oleh:

Sri Saptuti Wahyuningsih, S.Si.,Apt.M.Kes NIDN 0630077903

Ratna Setyaningsih, S.Kep.Ns.MPH NIDN 0625088401

Linda Putri Maulani NIM 17131023

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA

SUKOHARJO

2020

Page 2: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

ii

Page 3: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

iii

RINGKASAN

Pandanus amaryllifolius roxb atau yang lebih dikenal daun pandan wangi

merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh dan ditemukan di Indonesia.

Selama ini pemanfaatan daun pandan wangi sebatas bahan tambahan pada

pembuatan makanan, seperti pewarna dan pengaroma makanan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah variasi suhu berpengaruh secara signifikan

terhadap stabilitas sediaan shampoo ekstrak etanol Pandanus amaryllifolius roxb.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Ekstrak etanol daun

pandan wangi diisolasi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%

formula shampo terdiri dari ekstrak daun pandan 20% dengan basis Natrium lauril

sulfat 10%, cocamide DEA 4%, CMC 3%, metil paraben 0,15%, menthol 0,5%,

asam sitrat qs, aquades ad 30mL. Pengujian stabilitas fisik meliputi : organoleptis,

pH, tinggi busa, berat jenis, viskositas. Formula yang telah dibuat sediaan

dilakukan penyimpanan dengan memberikan variasi pada suhu penyimpanan,

yaitu suhu dingin (4°C), suhu kamar (30°C), dan suhu hangat (60°C). Hasil

pengamatan dilakukan uji ANOVA (Analysis of varians) pengaruh perbedaan

suhu penyimpanan terhadap stabilitas sediaan shampoo.

Hasil uji evaluasi sediaan menunjukkan hasil Ph rata – rata dari ketiga

formula adalah 10. Hasil rata-rata tinggi busa Formula I sebesar 1,7 cm, Formula

II sebesar 1,7 cm dan Formula III sebesar 1,6 cm. Sedangkan hasil rata-rata berat

jenis Formula I sebesar 1,0570 b/v, Formula II 1,0570 b/v, dan Formula III

sebesar 1,0551 b/v. Hasil uji viskositas yaitu Formula I sebesar 4,2211 cp,

Formula II sebesar 4,2097 cp, dan Formula III sebesar 4,2092 cp.

.

.

Page 4: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Allah SWT yang telah memberi

rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga kami dapat melaksanakan penelitian

yang berjudul : Pengaruh Variasi Suhu Terhadap Stabilitas Sediaan Shampo

Ekstrak Etanol Pandanus amaryllifolius roxb ini dengan lancar. Kegiatan

penelitian merupakan wujud dari salah satu tri dharma perguruan tingi.

Pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan, dan arahan yang tak ternilai

harganya dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. dr. Sri Dayaningsih MM selaku direktur Poltekkes Bhakti Mulia atas ijin

kegiatan pelaksanaan kegiatan ini.

2. Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat atas fasilitasinya

3. Semua mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini.

Semoga penelitian ini memberi manfaat bagi semua khalayak yang

memerlukannya dan peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

melaksanakan penelitian ini sehingga kritik dan saran yang membangun akan

kami terima dengan senang hati

Sukoharjo, Februari 2020

Ketua peneliti

Page 5: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

RINGKASAN .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4

A. Tanaman Pandan Wangi .................................................................. 4

B. Stabilitas Sediaan Shampo ............................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22

LAMPIRAN ................................................................................................. 24

Lampiran 1. Justifikasi anggaran ................................................................. 24

Lampiran 2. Surat Tugas .............................................................................. 25

Lampiran 3. Biodata Pengusul ..................................................................... 26

Page 6: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Tanaman Pandan ............................................................ 4

Gambar 2 : Reaksi Saponifikasi ........................................................ 15

Page 7: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pandanus amaryllifolius roxb atau yang lebih dikenal daun pandan

wangi merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh dan ditemukan di

Indonesia. Selama ini pemanfaatan daun pandan wangi sebatas bahan

tambahan pada pembuatan makanan, seperti pewarna dan pengaroma

makanan.

Pandanus amaryllifolius roxb merupakan tumbuhan yang kaya akan

polifenol yang memiliki aktivitas anti mikroba. terutama anti jamur seperti

Candida sp penyebab ketombe. Menurut Limbani (2009) gangguan kulit

kepala antara lain seperti sensitif, berminyak dan berketombe, yang

mengganggu pertumbuhan rambut secara normal seringkali terjadi.

Mahataranti (2012) menyatakan bahwa masalah yang masih merupakan

penyebab kepercayaan diri seseorang berkurang dalam beraktivitas ialah

rambut berketombe.

Dahulu sebelum shampo populer, sabun pembersih badan dipakai

untuk membersihkan rambut. Menurut Wasitaatmaja (1997), rambut memang

bisa dibersihkan dari kotoran yang melekat, keringat yang terlepas dengan

sabun, tetapi rambut akan tampak kusam, kasar, dan kering sehingga sukar

ditata atau disisir, dibutuhkan pembersih lain bagi rambut yang tidak hanya

Page 8: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

2

membersihkan tetapi sekaligus membuat rambut menjadi indah, dan itulah

tujuan penggunaan shampoo.

Rambut merupakan bagian penting yang dapat dijadikan daya tarik

oleh manusia. Shampo adalah produk yang digunakan untuk menjaga

kebersihan dan kesehatan rambut. Pertumbuhan rambut sangat dipengaruhi

oleh pemilihan jenis shampoo yang tepat.

Sukandar (2006) menyatakan bahwa ketombe adalah suatu keadaan

anomali yang terdapat pada kulit kepala. Pengelupasan pada lapisan tanduk di

kulit kepala secara berlebihan, selanjutnya akan membentuk sisik-sisik yang

halus merupakan karakteristik keberadaan ketombe. Ketombe terkadang

disertai dengan pruritus (gatal-gatal) dan juga peradangan (Toruan, 1989).

Harahap (1990) menyatakan bahwa, ketombe disebabkan oleh berbagai cara,

karena sekresi kelenjar keringat secara berlebihan atau terdapat peranan dari

mikroorganisme pada kulit kepala yang dapat menghasilkan metabolit yang

kemudian menginduksi terbentuknya ketombe pada kulit kepala manusia.

Penelitian shampo anti ketombe dari ekstrak daun pandan wangi,

sebelumnya pernah dilakukan oleh (Nurhikma E et al, 2018). Pada formulasi

ekstrak konsentrasi 10, 15, dan 20%. Ekstrak 20% menunjukkan paling stabil.

Tujuan dari penelitian ini untuk pengembangan sediaan shampo bahan alam

dari ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius roxb). Sediaan

shampo dievaluasi secara organoleptis, uji pH, tinggi busa, berat jenis

(Destriani et al, 2018)

Page 9: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut : apakah variasi suhu berpengaruh secara signifikan terhadap stabilitas

sediaan shampo ekstrak etanol Pandanus amaryllifolius roxb ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah variasi suhu berpengaruh secara signifikan terhadap

stabilitas sediaan shampoo ekstrak etanol Pandanus amaryllifolius roxb.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Memperluas wawasan dan menambah pengetahuan tentang tanaman obat

dan obat tradisional yang mampu merawat rambut dengan aman, mudah di

dapat, serta pengolahannya dapat dilakukan sendiri.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai dasar untuk melakukan penelitian dalam rangka pengembangan

tanaman obat yang berkhasiat sebagai perawatan rambut.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daun Pandan Wangi

1. Taksonomi Tanaman Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius roxb)

Gambar 1. Tanaman Daun Pandan (Pandanus amaryllifoliusroxb)

Klasifikasi tanaman daun pandan wangi berdasarkan kondisi adalah

sebagai sebagai berikut:

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Classis : Monocotyledonae

Ordo :Pandanales

Familia : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Species : Pandanus amaryllifolius Roxb (Van Steenis, 2008)

2. Morfologi Tanaman Daun Pandan Wangi (Pandanusamaryllifolius roxb)

Menurut Rahayu dan Handayani (2008), Pandan wangi adalah

tanaman perdu dengan tinggi 0,5-1 m, batang bulat dengan diameter 3-4

Page 11: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

5

cm, akar tunjang kecil dan beberapa keluar di sekitar pangkal batang dan

cabang. Panjang akar 4,5-9 cm, diameter akar 1-2 mm. Daun berukuran

19-34 cm x 1,2-1,5 cm berbentuk memata pedang dengan permukaan atas

mengkilat, dan tepi daun yang berduri kecil hanya terdapat pada ujung

daun permukaan atas dan bawah.

3. Jenis Pandan Wangi

De Gusman and Semonsma (1999) menyatakan bahwa, Pandan

wangi dibedakan menjadi dua yaitu pandan besar dan pandan kecil.

Pandan kecil disebut herba dengan karakteristik yaitu memiliki batang

ramping dengan tinggi 1-1,6 m, diameter batang 2-5 cm. Batang berbaring

atau memanjat, serta akar-akar muncul di batang. Daun berbentuk

oblongus dengan ukuran 25-75 cm x 2-5 cm, bewarna hijau muda.

Kadang-kadang kurus dan lemah, sedangkan bunga dan buah tidak banyak

diketahui.

Pandan besar memiliki karakteristik antara lain, batang yang tegak

dengan tinggi hingga 2-4,5 m, diameter batang mencapai 15 cm. Tidak

bercabang atau jarang bercabang dan dari batang muncul akar. Daun

berbentuk oblong dengan ukuran 150 x 220 cm x 7-9 cm, apek acute,

warna hijau tua dibagian atas. Pembungaan betina tidak diketahui, dan

pembungaan jantan juga jarang ditemukan (de Guzman and Siemonsma

1999). Tanaman Pandan tidak menghasilkan buah, sehingga tanaman

tersebut termasuk tanaman steril. Dengan demikian biasanya diperbanyak

dengan cara vegetatif.

Page 12: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

6

4. Kandungan Pandan Wangi

Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam pandan wangi

diantaranya alkaloid, saponin, flavonoid, tanin dan polifenol (Dirjen POM,

2000).

a. Alkaloid

Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang

terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari

tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan

tingkat tinggi. Menurut Aisyah (2015), sebagian besar alkaloid

terdapat pada tumbuhan dikotil, sedangkan untuk tumbuhan monokotil

dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.

Alkaloid merupakan senyawa organik detoksikan yang menetralisir

racun-racun di dalam tubuh.

b. Saponin

Saponin ada dua, yaitu steroid dan triterpenoid. Saponin

merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil

kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang

apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non gula

(aglikon). Saponin memiliki berat molekul tinggi, larut dalam air dan

alkohol. Terjadinya hemolisis pada sel darah merah disebabkan

konsentrasi saponin rendah. Hal ini bisa berfungsi sebagai antibakteri.

Penyarian senyawa saponin akan memberikan hasil yang lebih baik

Page 13: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

7

sebagai antibakteri jika menggunakan pelarut polar seperti etanol 70%

dan aquadest (Harbone, 1973)

c. Flavonoid

Aglikon dan glikosida merupakan bentuk senyawa flavonoid yang

dapat tersari menggunakan pelarut yang sesuai. Flavonoid merupakan

golongan senyawa polifenol yang diketahui memiliki sifat sebagai

penangkap radikal bebas, penghambat enzim hidrolisis dan oksidatif,

dan bekerja sebagai antiinflamasi (Pourmourad dkk., 2006). Menurut

Redha (2010), aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah satu

kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal. Selain itu juga

terdapat pada sayur-sayuran dan buah. Flavonoid berperan sebagai

antioksidan dengan beberapa mekanisme penangkapan radikal

(Prochazkova dkk., 2011).

d. Tanin

Menurut Heinrich (2009), Tanin terbagi menjadi dua golongan,

yaitu tannin yang dapat terhidrolisis dan tannin yang tidak dapat

terhidrolisis. Tanin merupakan golongan yang terdiri atas senyawa

polifenol yang larut dalam air. Tanin memiliki bobot molekul tinggi,

sehingga senyawa ini memberikan rasa kelat dan pahit dalam tanaman

dan makanan.

e. Polifenol

Polifenol adalah bahan polimer penting dalam tumbuhan.

Polifenol cenderung mudah larut dalam air karena berkaitan dengan

Page 14: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

8

gula sebagai glikosida. Polifenol dapat dideteksi dengan penambahan

besi (III) Klorida dan uji daya reduksi, yaitu dengan penambahan

Fehling A dan Fehling B pada ekstrak. Hal ini menyebabkan

terbentuknya endapan merah bata (Harborne, 1987).

5. Metode Penyari Simplisia

a. Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat, yang

belum mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan. Simplisia

dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Simplisia Nabati

Merupakan simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel

yang spontan keluar dari tanaman, atau dengan cara tertentu

dikeluarkan dari selnya.

2) Simplisia Hewani

Simplisia yang berupa hewan utuh atau bagian hewan atau zat-

zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan, akan tetapi belum

berupa zat kimia murni.

3) Simplisia Mineral

Simplisia yang berupa bahan mineral, yang belum dilakukan

pengolahan, atau telah mengalami pengolahan dengan cara yang

sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Page 15: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

9

b. Maserasi

Maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara

perendaman serbuk dalam pelarut yang sesuai, dilakukan selama

beberapa hari pada suhu kamar dan terlindungi dari cahaya. Pelarut

adalah ethanol, pelarut akan masuk ke dalam sel tanaman melewati

dinding sel. Karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di

dalam sel dengan di luar sel, maka akan terjadi pelarutan. Larutan

yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh

pelarut dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut

akan berulang sampai terjadi keseimbangan antara larutan di dalam sel

dan larutan di luar sel (Ansel, 1989).

Maserasi biasanya dilakukan pada suhu kamar yaitu 15o– 20

oC,

dilakukan selama 3 hari sampai bahan-bahan melarut (Ansel, 1989).

Pada umumnya maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia

dengan derajat kehalusan yang cocok. Simplisia tersebut dimasukan ke

dalam bejana kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari.

Bejana ditutup dan dibiarkan selama 5 hari. Bejana diusahakan

terlindungi dari cahaya, sambil dilakukan pengadukan berulang-ulang.

Setelah 5 hari dilakukan pemerasan ampas. Dilakukan penambahan

cairan penyari pada ampas, kemudian dilakukan pengadukan dan

penyaringan. Dengan demikian diperoleh seluruh sari sebanyak 100

bagian. Bejana ditutup kemudian dibiarkan ditempat sejuk dan

Page 16: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

10

terlindungi dari cahaya matahari. Hal ini dilakukan selama 2 hari,

kemudian endapan dilakukan pemisahan.

c. Ekstrak

Menurut Ansel (1989), ekstrak adalah sari pekat tumbuh-

tumbuhan atau hewan yang diperoleh melalui proses pelepasan zat

aktif dari masing-masing simplisia. Menggunakan menstrum yang

cocok, ekstrak yang didapat diuapkan kemudian hasil penguapan

ditetapkan standarnya.

6. Shampo

Shampo adalah salah satu jenis kosmetika yang berfungsi sebagai

pembersih rambut dan kulit kepala. Kosmetik ini memiliki tujuan sebagai

pembersih kulit kepala dari berbagai macam kotoran, seperti debu,

minyak, sel-sel kulit mati dan sebagainya. Proses pembersih ini dilakukan

secara menyeluruh dan aman. Shampo harus memenuhi kriteria sebagai

berikut, yaitu :

a. Mampu membersihkan rambut dan kulit kepala dengan baik.

b. Bersifat membasahi (wetting), mengemulsi (emulsifying), dan

membuat busa (foaming).

c. Dapat membersihkan dan menyehatkan kulit.

d. Mudah dicuci dan dibilas kembali.

e. Membuat rambut lebih mudah disisir dan dipola.

f. Membuat rambut lebih cemerlang.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

11

g. Mengandung bahan aktif untuk mengatasi penyakit pada rambut dan

kulit kepala (medicated shampoo).

h. Aman dipakai, tidak menimbulkan iritasi baik pada kulit maupun mata

dan tidak toksis.

i. Memberikan sensasi harum (Suriana, 2013).

Formula shampo :

a. Etanol

Menggunakan etanol sebagai penyari karena : Lebih selektif, Mikroba

sulit tumbuh dalam etanol 20%, Tidak beracun, Netral, Absorsinya

baik, Etanol dapat bercampur dengan air dalam segala perbandingan,

Panas yang di perlukan untuk penarikan lebih sedikit. Sedangkan

kerugian menggunakan etanol karena harga etanol yang mahal.

b. Natrium Lauril Sulfat

Natrium lauril sulfat adalah surfaktan yang sering digunakan

dalam pembuatan sediaan sampo. Natrium lauril sulfat memiliki

keunggulan dalam membersihkan, stabil serta harga yang ekonomis

(Showell, 2006). Tujuan penggunaan shampoo adalah memberikan

daya bersih yang maksimal (Tranggono dan Latifah, 2007).

Mekanisme natrium lauril sulfat dalam mengikat kotoran yaitu dengan

menurunkan tegangan antar muka kemudian membentuk kompleks

surfaktan-kotoran (lapisan misel). Surfaktan-kotoran tersebut

selanjutnya di transportasikan keluar dari permukaan (Showell, 2006).

Menurut Klein (2004), secara estetika kemampuan sediaan sampo

Page 18: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

12

untuk menghasilkan busa merupakan salah satu daya tarik dari sediaan

sampo. Perilaku konsumen menunjukan bahwa konsumen akan merasa

puas jika sampo yang digunakan menghasilkan busa yang banyak

(Behn, 2005).

c. Cocamide DEA

Surfaktan sekunder ini berfungsi untuk meningkatkan busa dan

memperbaiki kondisi rambut (sebagai kondisioner).

d. CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

Carboxy Methyl Cellulose merupakan garam natrium polikarboksi

metil eter selulosa. CMC mengandung tidak kurang dari 6,5%, tidak

lebih dari 9,5% Natrium dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian berupa serbuk atau butiran, berwarna putih atau putih kuning

gading. CMC tidak berbau berbentuk higroskopik. Merupakan zat

yang perlu ditambah terutama pada shampo cair jernih dan shampo

krim cair supaya sediaan sampo dapat dituang dengan baik.

Penggunaannya dalam rentang 2-4% (Depkes RI, 1979).

e. Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan bahan pengawet yang baik dan alami,

digunakan sebagai penambah rasa asam pada makanan dan minuman

ringan. Asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam

sitrat yang terjadi di dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga

dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan

sebagai antioksidan.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

13

f. Metil Paraben

Metil paraben adalah zat yang digunakan untuk melindungi

shampoo dari kerusakan. Kerusakan tersebut dapat karena pengaruh

mikroba, yang dapat menyebabkan rusaknya sediaan. Kerusakan dapat

berbentuk perubahan warna, timbul kekeruhan, dan juga timbulnya bau

yang tidak enak.

g. Menthol

Berfungsi untuk memberikan keharuman pada sediaan shampo

supaya mempunyai bau yang menarik.

h. Aquades

Digunakan sebagai bahan pelarut pada sediaan sampo.

7. Saponifikasi

Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak

campur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam

proses ini, yaitu sabun dan gliserin. Istilah saponifikasi dalam literatur

berarti “soap making”. Akar kata “soap” dalam bahasa latin yang artinya

soap/sabun.

Nama sapo menurut legenda Romawi kuno (2800 SM) berasal dari

gunung Sapo, dimana binatang dikorbankan untuk acara keagamaan.

Lemak yang berasal dari binatang tersebut (kambing) dicampur dengan

abu kayu untuk menghasilkan sabun atau sampo dimasa itu (Anonim,

2003).

Page 20: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

14

Reaksi penyabunan dipengaruhi beberapa factor, yaitu :

a. Konsentrasi larutan KOH

Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stokiometri

reaksinya, dimana penambahan busa harus sedikit lebih dari minyak

agar tersabunnya sempurna. Jika basa yang digunakan terlalu pekat

akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga terlalu

encer, maka reaksi akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

b. Suhu

Kenaikan suhu akan mempercepat reaksi. Tetapi jika kenaikan

suhu telah melebihi suhu optimum, maka akan menyebabkan

pengurangan hasil (Levenspiel, 1987).

c. Pengadukan

Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan

molekul-molekul reaktan yang bereaksi. Jika tumbuhan antar molekul

reaktan semakin besar, maka kemungkinan terjadinya reaksi besar pula

(Levenspiel, 1987).

d. Waktu

Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula

minyak yang dapat tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin

tinggi, tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi setimbangannya,

penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah minyak yang

tersabunkan. Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu

ester dengan alkali (NaOH dengan KOH).

Page 21: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

15

Gambar 2. Reaksi Saponifikasi

B. Stabilitas Shampo

Stabilitas pada shampo meliputi uji organoleptis, uji pH dan tinggi

busa. pH shampo harus disesuaikan dengan pH rambut dan kulit kepala,

yaitu sekitar (5-6). pH shampo yang terlalu asam akan merusak ikatan

hidrogen dan jembatan garam pada struktur rambut. Sebaliknya pH lebih

dari 8,5 akan merusak ikatan disulfide, dan pH lebih dari 12 akan merusak

ikatan hydrogen dan jembatan garam pula. Bila ketiga ikatan tersebut

hilang maka rambut akan menjadi kasar kemudian rusak (Corcoran, 1997).

Pengukuran tinggi busa merupakan salah satu cara untuk

pengendalian mutu suatu produk deterjen agar sediaan memiliki

kemampuan yang sesuai dalam menghasilkan busa. Tidak ada syarat tinggi

busa minimum maupun maksimum untuk suatu sediaan shampo, karena

tinggi busa tidak menunjukkan kemampuan dalam membersihkan.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

16

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan adalah daun pandan wangi. Daun pandan

wangi yang digunakan adalah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu

tua, Jenis pandan yang memiliki tinggi 2-4,5 m dan diameter batang

kurang lebih 15 cm.

2. Pengeringan dan Pembuatan Serbuk

Daun pandan wangi yang telah dipilih dilakukan pencucian sampai

bersih. Daun yang telah bersih dilakukan pemotongan menjadi kecil-kecil.

Selanjutnya dilakukan pengeringan dalam almari pengering pada suhu 40o

C, selama 24 jam. Simplisia yang telah kering dilakukan penghalusan

dengan cara diblender. Hasil simplisia berbentuk serbuk, kemudian

disimpan dalam wadah plastik.

3. Pembuatan Ekstrak

a. Menimbang serbuk daun pandan sebanyak 500 gram.

b. Serbuk dimasukkan kedalam becker glass, ditambah etanol 96%

sebanyak 1500 ml. Becker Glass ditutup dengan plastik hitam agar

pelarut tidak menguap. Perendaman dilakukan selama 2 hari sambil

dilakukan pengadukan, disimpan di tempat yang tidak terkena cahaya

matahari.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

17

c. Dilakukan penyaringan menggunakan kain flannel. Hasil penyaringan

disimpan dalam becker glass, ampas di rendam lagi dengan sisa etanol

(1000 ml). Direndam selama 2 hari, kemudian disekai kembali

ampasnya.

d. Filtrat yang didapat dimasukkan dalam cawan porselin dan diuapkan

di atas water bath sampai diperoleh ekstrak kental.

e. Berat ekstrak kental ditimbang.

Rendemen=

x 100% = %

4. Formula Shampo

Tabel 1. Formula shampo

(Malonda Tasya C et al, 2017)

R/ Ekstrak daun pandan 20%

Natrium Lauril Sulfat 10%

Cocamide DEA 4%

CMC 3%

Asam Sitrat qs

Menthol 0,5%

Metil Paraben 0,15%

Aquades ad 30mL

Mf shampo ad 30mL

Page 24: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

18

5. Pembuatan Shampo

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Menimbang Na-lauril sulfat, cocamide DEA, CMC, asam sitrat,

menthol, metil paraben, dan ekstrak daun pandan wangi.

c. Melakukan pengembangan CMC pada air panas, lalu didinginkan.

d. CMC mengembang segera ditambahkan dengan campuran larutan Na-

lauril sulfat, cocamide DEA, metil paraben, menthol, dan asam sitrat

diaduk dengan mixer hingga homogen.

e. Setelah homogen ditambahkan ekstrak etanol daun pandan wangi

sambil diaduk perlahan.

f. Menambahkan air aquadest ad 100ml.

g. Memasukkan ke dalam wadah.

6. Uji Fisik Sediaan

a. Organoleptis

Pengamatan organoleptis meliputi kenampakan fisik dari shampo

meliputi bentuk, bau, dan warna (Ansel, 1989).

b. Uji pH

Pengujian pH adalah parameter pengujian mutu dari shampo.

Pengukurannya dengan melakukan shampo dalam air dan diukur

menggunakan indikator universal. Nilai pH shampo SNI 06-29692-

1992 adalah 5,0 – 9,0 dan rata-rata nilai pH kulit kepala dan rambut

adalah 5,0 (Anonim, 1992).

Page 25: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

19

c. Tinggi Busa

Shampo sebanyak 0,1 gram dilarutkan kedalam 10 ml air.

Dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditutup dan dikocok selama 20

detik dengan cara membalikkan tabung reaksi secara beraturan. Diukur

tinggi busa yang terbentuk (Ratnawulan, 2009). Dengan standart 1,3-

22 cm (Wilkinson, 1982).

d. Berat Jenis

Menimbang piknometer kosong, masukkan air ke dalam

piknometer letakkan baskom dengan es, masukan termometer sampai

suhu menjadi ± 18o C (dibawah 20 C). Piknometer dikeluarkan dari

baskom dan suhu dinaikan menjadi 20oC, piknometer kosong

ditimbang, dihitung bobot jenis air (Dirjen POM, 1995).

e. Viskositas

Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk nelewati dua tanda

batas yang tertera pada viskosimeter. Kemudian membandingkan

waktu yang dibutuhkan sediaan shampo untuk melewati dua tanda

batas terhadap waktu alir air untuk mengetahui daya alir shampo

(Dirjen POM, 1979).

7. Uji Stabilitas

Suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui stabilitas suatu sediaan

selama proses penyimpanan yang meliputi penampakan fisik, misalnya

tidak mengalami perubahan bentuk, bau, warna, kekerasan, dan tekstur

dengan penyimpanan pada suhu 4oC, 30

oC, 60

oC (Depkes, 1995).

Page 26: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

20

A. Analisis Penelitian

1. Analisis Data

a. Hasil rendemen maserasi

Rendemen =

x 100% = %

b. Uji evaluasi sediaan shampo

Meliputi : Organoleptis (bentuk, warna, bau), uji pH, uji tinggi busa,

berat jenis, viskositas, dan uji stabilitas.

c. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

Dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis of varians)

menggunakan SPSS versi 22.

2. Analisis Statistik

Ho diterima jika (p<0,05)

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penyimpanan sediaan

shampo pada suhu yang berbeda terhadap stabilitas fisik sediaan

shampo.

Hi : Ada pengaruh yang signifikan dalam penyimpanan sediaan shampo

pada suhu yang berbeda terhadap stabilitas fisik sediaan shampo.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian dilakukan dengan mengisolasi daun Pandan Wangi dengan

metode maserasi dengan perbandingan 1 : 5. Serbuk daun pandan wangi

sebanyak 500 mg dengan pelarut etanol 96% sebanyak 2.500 ml. Hasil proses

maserasi sebagai berikut:

a. Organoleptis Hasil Maserasi

Bentuk : ekstrak kental

Warna : coklat

Bau : khas aromatik

b. Hasil Rendemen Maserasi

Pengujian terhadap evaluasi sediaan shampoo terdiri dari uji

organoleptis, uji pH, tinggi busa, berat jenis dan viskositas. Hasil uji

evaluasi sediaan shampo ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus

amaryllifolius roxb), didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Uji Organoleptis

Hasil pengamatan organoleptis dari Formula I, II dan III

menunjukkan hasil seperti yang tercantum pada tabel berikut :

Page 28: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

22

Tabel 3. Hasil Organoleptis Shampo Ekstrak Etanol Daun Pandan

Wangi (Pandanus amaryllifolius roxb) Organoleptis Sediaan I

(Suhu 40C)

Sediaan II

(Suhu 300C)

Sediaan III

(Suhu 600C)

Bentuk Cair agak kental Cair agak kental Cair agak kental

Warna Hijau kehitaman Hijau kehitaman Hijau kehitaman

Bau Khas aromatik Khas aromatik Khas aromatik

Tabel 3 di atas menunjukkan hasil bahwa, Formula I, II dan III

memiliki organoleptis yang sama yaitu berbentuk cair agak kental,

berwarna hijau kehitaman, dan bau khas aromatik.

2. Uji pH

Tabel 4. Hasil Uji pH Shampo Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi

(Pandanus amaryllifolius roxb)

Sediaan Replikasi pH

I 1 10

2 10

3 10

II

III

1

2

3

1

2

3

10

10

10

10

10

10

Tabel 4 di atas menunjukkan hasil bahwa, formula I, II, III

shampo ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius

roxb) memiliki pH yang sama yaitu 10.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

23

3. Uji Tinggi Busa

Tabel 5. Hasil Uji Tinggi Busa Shampo Ekstrak Etanol Daun Pandan

Wangi (Pandanus amaryllifolius roxb)

Sediaan Replikasi Tinggi Busa

(cm)

Rata-Rata

I

1

2

3

1,7

1,7

1,7

1,7

II 1

2

3

1,7

1,7

1,7

1,7

III 1

2

3

1,6

1,6

1,5

1,6

Tabel 5 di atas menunjukkan hasil, formula I dan II shampo

ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius roxb)

memiliki tinggi busa 1,7 cm, sedangkan sediaan III memiliki tinggi

busa 1,6 cm.

4. Uji Berat Jenis

Tabel 6. Hasil Uji Berat Jenis Shampo Ekstrak Etanol Daun Pandan

Wangi (Pandanus amaryllifolius roxb)

Sediaan Replikasi Berat Jenis

(b/v)

Rata-rata

I 1

2

3

1,0570

1,0569

1,0571

1,0570

II 1

2

3

1,0569

1,0570

1,0571

1,0570

III 1

2

3

1,0551

1,0550

1,0552

1,0551

Tabel 6 di atas menunjukkan hasil bahwa, formula I dan II

shampo ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius

Page 30: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

24

roxb) memiliki berat jenis 1,0570 b/v, sedangakan sediaan III memiliki

berat jenis rata-rata 1,0551 b/v.

B. Uji Viskositas

Tabel 7. Hasil Uji Viskositas Shampo Ekstrak Etanol Daun Pandan

Wangi (Pandanus amaryllifolius roxb)

Sediaan Replikasi Viskositas

(cp)

Rata-rata

I 1

2

3

4,2207

4,2216

4,2211

4,2211

II 1

2

3

4,2099

4,2098

4,2095

4,2097

III 1

2

3

4,2095

4,2093

4,2090

4,2092

Tabel 7 di atas menunjukkan hasil bahwa, dari formula I shampo

ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius roxb)

memiliki nilai viskositas 4,2211 cp, sediaan II 4,2097 cp dan sediaan

III 4,2092 cp.

Tahapan penelitian selanjutnya adalah :

1. Pengujian stabilitas sediaan shampoo ekstrak etanol daun pandan wangi

2. Melakukan pengamatan terhadap hasil

3. Identifikasi data hasil penelitian

4. Melakukan uji statitik terhadap stabilitas sediaan shampoo

5. Analisa Data

Page 31: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

25

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, D., 2013. Pembuatan sediaan shampo ekstrak seledri

(Apiumgraveolens L) dengan basis minyak kelapa dengan metode

saponifikasi. KaryaTulis Ilmiah. Sukoharjo. Fakultas Farmasi. Politeknik

kesehatan Bhakti Mulia.

Desriani., Azizah. N., Wahyuni. R., Putri. P. E. A. 2018. Formulasi Hair Tonic

Ekstrak Buah Mentimun (Curcumis sativus) sebagai solusi ketombe dan

Rambut Rontok pada Wanita Berhijab. Majalah Farmasi, Sains dan

kesehatan 4:39-41

Harahap, M. 1990. Penyakit kulit. Jakarta : Gramedia

Harbone, J. B.1987. Metode Fitokimia terbitan ke-2. Diterjemahkan oleh Kokasih

Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB

Maulani, LP, 2020. Formulasi dan Uji Sifat Fisik Sediaan Shampo Ekstrak Etanol

Daun Pandan Wangi. Poltekkes Bhakti Mulia. Sukoharjo

Mahataranti, N. 2012. Formulasi Shampo Antiketombe Ekstrak Etanol Seledri

(Apium graveolens L) dan Aktivitasnya Terhadap Jamur Pityrosporum

ovale. Jurnal Pharmacy 9 (2): 128-138.

Nurdianti, L. 2017. Pengembangan Formulasi Sediaan Gel Rambut Antiketombe

Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan

Menggunakan Viscolam sebagai Gelling Agent dan Uji Aktivitasnya

Terhadap Jamur Pityrosporum ovale. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas 7 (2):

456-467.

Nurhikma Eny, Antari Dewi, Tee SA. 2018. Formulasi Sampo Anti Ketombe Dari

Ekstrak Kubis (Brassica oleracea Var. Captilata L.) Kombinasi Ekstrak

Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius roxb). Jurnal Mandala

Pharmacon Indonesia. 4(1) : 61-67

Sitompul. B. M., Yamlean. Y. V. P., Kojong. S. N. 2016. Formulasi dan Uji

Aktivitas Sediaan Shampo Antiketombe Ekstrak Etanol Daun Alamanda

(Allamanda cathartica L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur candida albicans

secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Farmasi. 5:122-13

Surani, F. 2017. Evaluasi Berbagai Sediaan Shampo Herbal Antiketombe dan

Antikutu: Review Artikel. Jurnal Farmaka 15 (2): 218-232.

Syaputri, F.N. 2017. Formulasi Shampo Cair Transparan Sari Buah Jeruk Nipis

(Citrus aurantifolia S.). Jurnal As-Syifaa 9 (1): 17-26.

Page 32: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

26

Toruan, T. 1989. Ketombe dan penanggulangannya. Jakarta : Pustaka.

Van Steenis C.G.G.J. 2008. Flora. Cetakan ke-7. PT Pradnya Paramita. Jakarta

Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik, Universitas Indonesia Press.

Jakarta.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

27

Lampiran 1. Justifikasi anggaran

No Komponen Harga

1 Gaji dan upah

1. Ketua

2. Anggota

Rp. 400.000,00

Rp. 300.000,00

2 Bahan habis pakai dan peralatan Rp. 1.800.000,00

3 Transportasi dan akomodasi (penelitian,

pengadaan ATK, konsumsi, parkir, dll)

Rp. 500.000,00

Total Rp. 3.000.000,00

Page 34: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

28

Lampiran 2. Surat Tugas

Page 35: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

29

Lampiran 3. Biodata Pengusul

BIODATA KETUA PENGUSUL

A. Identitas Diri

1 Nama lengkap (dengan gelar) Sri Saptuti Wahyuningsih, S.Si.Apt.M.Kes

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIK 03.003.04

5 NIDN 630077903

6 Tempat dan Tanggal Lahir Sukoharjo, 30 Juli 1979

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon / HP 08121519290

9 Alamat Kantor Jl. Raya Solo-Sukoharjo Km.9 Sukoharjo

10 Nomor Telepon / Faks 0271-592577

11 Lulusan yang telah dihasilkan D-3 = 205 mahasiswa

12 Mata Kuliah Yang diampu 1. Farmasetika

2. Farmakologi

3. Praktikum Farmasetika

4. Kesehatan & Keselamatan kerja

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama Perguruan

Tinggi

Universitas Setia Budi

Surakarta

Universitas Sebelas

Maret Surakarta

Bidang Ilmu Farmasi Ilmu Kedokteran

Keluarga

Tahun Masuk-Lulus 1997 – 2002 2012 - 2013

Judul Skripsi/Tesis Pemakaian Pati Bengkoang

Sebagai Bahan Penghancur

Pada Tablet Parasetamol

Hubungan Persepsi

Tentang Profesi

Asisten Apoteker Dan

Kecerdasan Emosi

Dengan Prestasi

Belajar Farmasetika

Pada Mahasiswa Prodi

DIII Farmasi

Nama

Pembimbing/Promotor

Drs. Cokrorahardiwanto,

M.Si.Apt

Prof.Dr.Mulyoto,

M.Pd

Prof.Dr.dr.Didik

Tamtomo, MM.M.Kes

Page 36: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

30

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2013 Pembuatan Produk Gel Tabir

Surya Minyak Nyamplung

(Calophylluminophyllum L.)

dan Uji Nilai SPF secara

Invivo (sebagai Anggota)

Dikti Rp. 15.000.000,-

2 2014 Optimasi Sediaan salep yang

mengandung Eugenol dari

Isolasi Minyak Cengkeh

(Eugenia caryophylatta

Thunb)

Poltekkes

Bhakti

Mulia

Rp. 1.500.000,-

3 2015 Uji Efek Analgetik Infusa

Daun Beluntas (Pluchea

indica L) pada mencit jantan

galur Swiss

Poltekkes

Bhakti

Mulia

Rp. 1.500.000,-

3 2016 Formulasi dan Uji Stabilitas

Fisik Gel Ekstrak Etanol

Daun Cocor Bebek

(Kalanchoe pinnata L.)

Sebagai Obat Penyembuh

Luka

Dikti Rp. 11.600.000,-

4 2017 Evaluasi Mutu Fisik Tablet

Antalgin Dengan Bahan

Penghancur Tepung Kulit

Pisang (Musa paradisiacal L)

Metode Granulasi Basah

Dikti Rp. 20.000.000,-

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2010 Penyuluhan Cara Penggunaan

Obat Yang Benar

Mandiri 1 Juta

2 2011 Penyuluhan tentang penyakit

Diabetes Mellitus pada

masyarakat Desa Plesungan

Kecamatan Gondangrejo

Kabupaten Karanganyar

Institusi 1 Juta

3 2012 Sosialisasi STRTTK dan OSCA

pada lulusan diploma farmasi

kabupaten Sukoharjo

Mandiri 1 Juta

Page 37: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

31

4 2013 Pelatihan senam Diabetes

Mellitus dan penyuluhan

tentang penyakit Diabetes

Mellitus di Dusun Setran Desa

Bulakrejo Sukoharjo

Institusi 1 Juta

5 2014 Penyuluhan kesehatan

reproduksi remaja pada siswa-

siswi SMK Negeri 2 Sukoharjo

Institusi 1 Juta

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor

/Tahun

1 Hubungan pengetahuan dengan

perilaku pencegahan kecelakaan

kerja di laboratorium

IJMS (Indonesian

Journal On

Medicinal Science)

Vol. 1. No. 2,

Juli 2014

2 Optimasi sediaan salep yang

mengandung eugenol dari isolasi

minyak cengkeh (Eugenia

caryophylatta Thunb)

IJMS (Indonesian

Journal On

Medicinal Science)

Vol. 1 No.2,

Juli 2014

3 Emotional Quotient dan persepsi

tentang profesi Asisten Apoteker

dapat meningkatkan prestasi

belajar farmasetika pada

mahasiswa Prodi DIII Farmasi

IJMS (Indonesian

Journal On

Medicinal Science)

Vol. 2. N0. 1,

Januari 2015

4 Uji efek analgetik infusa daun

beluntas (Pluchea indica L.) pada

mencit jantan galur Swiss

Jurnal Biologi

Papua

Vol. 7. No. 2,

Oktober 2015

5 Formulasi gel tabir surya minyak

nyamplung (Tamanu oil) dan uji

SPF secara In Vitro

URECOL

Prosiding Bidang

MIPA dan

Kesehatan

Januari 2015

6 Hubungan Pengetahuan Dengan

Tingkat Kepatuhan pengobatan

JFSP (Jurnal

Farmasi Sains &

Vol II Nomor I

Tahun 2016

Page 38: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

32

Pada Pasien Tuberkulosis di

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen

Praktis)

Page 39: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

33

BIODATA ANGGOTA

A. Identitas Diri

1 Nama lengkap (dengan gelar) Ratna Setiyaningsih

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional -

4 NIK 02.023.10

5 NIDN 0625088401

6 Tempat dan Tanggal Lahir Sukoharjo, 25 Agustus 1984

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon / HP 081329655334

9 Alamat Kantor Jl. Raya Solo - Sukoharjo KM. 09

Sukoharjo

10 Nomor Telepon / Faks (0271) 592577

11 Lulusan yang telah

dihasilkan

12 Mata Kuliah Yang diampu Keperawatan Medikal Bedah 1,

Keperawatan Anak, Keperawatan

Jiwa, Etika Keperawatan, Psikologi

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama Perguruan

Tinggi

Stikes Surya Global

Yogyakarta

Universitas Sebelas

Maret

Bidang Ilmu Ilmu Keperawatan Ilmu Kesehatan

Masyarakat

Tahun Masuk-Lulus 2003 – 2008 2015 - 2017

Judul Skripsi/Tesis Persepsi Siswa Kelas VII

Tahun Ajaran 2006/2007 SLTP

Negeri I Tawangsari Sukoharjo

Tentang Perubahan Fisik Pada

Masa Pubertas

Penerapan Health

Belief Model: Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Perilaku Pencegahan

Hipertensi

Nama

Pembimbing/Promotor

Dewi Murdiyanti PP, S. Kep,

Ns

1. Prof. Dr. Didik

Tamtomo, dr., PAK.,

MM., M. kes

2. Prof. Nunuk

Suryani, M. Pd

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

Page 40: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

34

1 201322019 Pengaruh Motivasi,

Dukungan Keluarga dan

Peran Kader Terhadap

Perilaku Pengendalian

Hipertensi

Poltekkes Bhakti

Mulia

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1

2

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

NO Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor

/Tahun

1 Penatalaksanaan Terapi Relaksasi

Otot Progresif dengan Masalah

Penurunan Curah jantung pada

pasien hipertensi di RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen

IJMS Vol. 5 / No. 1/

2018

2 Pengaruh motivasi dukungan

keluarga dan peran kader terhadap

perilaku pengendalian hipertensi

IJMS Vol. 6/ No. 1/

2019

Page 41: LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETISI INSTITUSIrepository.poltekkesbhaktimulia.ac.id/8/1/Laporan Penelitian.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pandanus amaryllifolius roxb atau

35

Lampiran 3. Surat Keterangan UP2M