Upload
novia-mentari
View
99
Download
1
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aq
Citation preview
LAPORAN DK IV
BLOK COMMUNITY HEALTH
AND ENVIRONMENTAL MEDICINE I
Tutor : dr. Vitasari Indriani
KELOMPOK 3 :
Novia Mentari G1A009012
Chyntia Putriasni K. G1A009017
Prasastie Gita W. G1A009023
Gita Irsatika G1A009030
Kinanthi Cahyaning U. G1A009042
Kusnendar Irmandono G1A009054
Sylviana Kuswandi G1A009056
Amrina A. F. G1A009078
Saidatun Nisa G1A009090
Pramasanti Hera K. G1A009102
Nugroho Rizki P. G1A009114
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2009
SKENARIO
“AIR LUDAHKU TERASA PAHIT”
Pak Nino, 50 tahun datang ke dokter praktek swasta dengan keluhan air ludahnya
terasa pahit seperti ada besi atau logam dimulutnya. Keluhan ini di rasakan sejak
sebulan yang lalu dan semakin lama semakin terasa mengganggu. Selain keluhan
tersebut Pak Nino mengeluh badan mudah capai, lemah, tulang dan sendi terasa
sering pegal-linu, mual, nafsu makan menurun, perut mulas dan kadang-kadang
disertai diare. Pak Nino sudah mencoba minum obat untuk mengatasi keluhan
tersebut, tetapi tidak ada perubahan yang berarti.
Selama ini Pak Nino berkerja sebagai petugas SPBU yang telah bekerja selama
lebih dari 20 tahun. Selama bekerja keluhan yang paling sering dirasakan setelah
pulang kerja adalah sakit kepala, sehingga hampir tiap hari minum obat pereda
nyeri. Pak Nino juga merupakan seorang perokok berat yang sulit sekali berhenti.
Sebelum bekerja di SPBU Pak Nino pernah bekerja di Bengkel Mobil selama
kurang lebih 10 tahun dan sampai sekarang masih menjalankan profesi
bengkelnya dirumah meskipun diluar jam kerja SPBUnya.
Pak Nino tinggal bersama dengan keluarganya di rumah yang letaknya tidak jauh
dari terminal Purwokerto, sehingga usaha bengkel kecilnya di rumah masih tetap
berjalan meskipun hanya dengan memanfaatkan waktu luangnya dari pekerjaan di
SPBU.
HASIL DISKUSI
A. Penjelasan Istilah
Diare : suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk
dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya.
Pegal linu : suatu keadaan nyeri pada tulang atau sendi yang biasanya
diakibatkan karena kebiasaan.
Mual : sensasi tidak enak yang terjadi sebelum keinginan untuk
muntah karena perut ingin dikosongkan.
Mules : suatu keadaan sakit, seperti diremas-remas pada perut.
Obat pereda nyeri : obat yang termasuk dalam penggolongan
analgesik.
Rasa sakit atau nyeri sebenarnya merupakan suatu tanda atau
peringatan yang menyatakan bahwa di bagian tubuh ada suatu
masalah. Rasa sakit itu timbul karena adanya suatu rangsangan yang
sampai ke reseptor rasa sakit, yang kemudian diteruskan ke pusat
nyeri. Timbulnya masalah atau ketidaknormalan itu dapat karena
adanya rangsangan kimiawi, rangsangan termis atau panas, toksin
bakteri akibat infeksi, rangsangan mekanik seperti trauma maupun
desakan jaringan tumor.
B. Analisis Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan toksikologi?
2. Apa yang menyebabkan penderita merasa air ludahnya pahit?
3. Zat-zat apa sajakah yang termasuk zat-zat yang bersifat toksik dan
sumbernya?
4. Apa saja zat yang berbahaya yang terkandung dalam asap kendaraan
bermotor?
5. Sebutkan berbagai macam klasifikasi toksikan!
C. Penyelesaian Masalah
1. Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari keamanan setiap zat
kimia yang masuk kedalam tubuh manusia. Dapat juga dikatakan
sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik berbagai
bahan terhadap makhluk hidup dan system biologic lainnya.
2. Akibat bekerja di SPBU, bengkel dan dekat terminal dilihat dari
gejalanya yaitu air ludah yang terasa pahit, keracunan yang diderita
Pak Nino akibat kontaminasi beberapa logam berat seperti: timbal
(Pb), Sulfur Oksida (SOx), Oksida Nitrogen, Kadmium (Cd),
Arsen (As) juga karena beliau seorang perokok berat maka dari
kandungan zat berbahaya yang ada didalam rokok juga seperti
nikotin, tar, dan berbagai jenis oksidan.
3. Zat-zat yang berbahaya:
a. Timbal (Pb)
Berasal dari gas buangan kendaraan bermotor dan selain itu Pb
merupakan hasil samping dari pembakaran yang berasal dari senyawa
tetraetil Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan
bermotor dan berfungdi sebagai anti ketuk pada mesin-mesin kendaraan.
b. Sulfur Oksida (SOx)
Berasal dari pembakaran BBM, batubara, penyulingan minyak,
industry kimia dan metalurgi. Dampaknya dapat menyebabkan muntah,
diare, tekanan darah turun, iritasi saluran pernafasan, batuk, kulit nyeri dan
terbakar dan masih banyak lagi.
c. Oksida Nitrogen
Sumbernya berasal dari udara dan dampaknya apabila keracunan akut
tubuh menjadi lemah, sesak nafas dan edema pada paru.
d. Kadmium (Cd)
Sumbernya berasal dari kerak bumi, hasil sampingan dari
pengenceran seng, timah/tembaga, industry plating, pigmen, baterai dan
plastic. Tetapi sumber utama pemajanan Cd berasala dari makanan karena
makanan menyerap dan mengikat Cd, misalnya tanaman, ikan, air.
e. Arsen (As)
Sumbernya berasal dari tempat pembuangan limbah kimia, industry
peleburan tembaga/metal, fosil minyak. Berwarna abu-abu, di air
ditemukan dalam bentuk senyawa As dengan O2, Cl, S sebagai arseb
inorganic. Pemajanan melalui oral, dari makanan/ minuman tertelan cepat
dan terserap di lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran
darah.
4. Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa
kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung
dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan
bakar, suhu operasi, dan faktor lain yang semuanya ini membuat
pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar yang
dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan
bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya
karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat
asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar,
yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan
bahan bakar bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri
dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon
dioksida, dan uap air, tetapi di dalamnya terkandung juga senyawa
lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan,
gas buang membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan
pencemar yang terutama terdapat di dalam gas buang kendaraan
bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai oksida nitrogen
(NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbal (Pb).
5. Klasifikasi Toksikan
Target organ : hati, ginjal, paru-paru dan lain-lain
Pengguan : pestisida, pelarut, food additive
Sumber : tumbuhan, hewan
Bentuk fisik : gas, cair, debu
Label kegunaan : bahan peledak mudah terbekar
Struktur kimia : hidrokarbon, halogen
Potensi/ daya racun : organofosfat lebih tosik dari karbonat
Mekanisme bio-kimia : iritan, korosif, polutan udara/ air.
D. Sasaran Belajar
1. Jelaskan macamnya dan semua mengenai merkuri
2. Jelaskan apa yang dimaksud dan sumber-sumber dari benzena
3. Sebutkan efek dan dampak dari zat aseton
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan zat arsenic dan sebutkan sumber
juga efeknya
5. Sebutkan solusi dari semua efek yang berasal dari zat-zat toksik
6. Jelaskan dan sebutkan golongan dari obat analgesic atau obat pereda
nyeri
E. Hasil Sasaran Belajar
Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan adalah
- Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat,arsenik.
- Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon
Monoksida(CO), Hidrogen Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel
Karbonil(Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida
(N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).
- Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa
(Hg), Arsen (As), Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng
(Zn).
- Golongan cair, yaitu merkuri (Hg)
PROSES FISIOLOGI
Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi tubuh dan faal manusia
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan,
bahkan dapat menimbulkan kematian. Racun masuk ke tubuh dengan beberapa
cara yaitu :
- Penyebaran racun ke dalam tubuh dengan cara racun masuk ke dalam
tubuh melalui kulit atau selaput lendir/selaput epitel, misal pada jalan
pencernaan, pernapasan atau mata.
- Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat masuk ke organ-organ
tubuh secara sistematik. Organ-organ tubuh yang biasanya terkena racun
adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat(otak dan sumsum
tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf tepi, dan
darah. Bahan-bahan racun dalam industri biasanya bersifat mudah larut
dalam lemak. Sehingga organ-organ tubuh yang berkadar lemak tinggi
seperti otak,sumsum tulang, dan sumsum tulang belakang banyak
dimasuki racun danterjadi timbunan racun secara kronis (pelan-pelan).
- Mempengaruhi kerja enzim/hormon. Enzim dan hormon terdiri dari
protein komplek yang dalam kerjanya perlu adanya activator atau cofactor
yang biasanya berupa vitamin. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh
dapat menonaktifkan activator sehingga enzim atau hormon tidak dapat
bekerja atau langsung non aktif.
- Racun masuk dan bereaksi dengan sel sehingga akan menghambat atau
mempengaruhi kerja sel, contohnya gas CO menghambat haemoglobin
dalam mengikat atau membawa oksigen.
- Merusak jaringan sehingga timbul histamine dan serotonine. Ini akan
menimbulkan reaksi alergi; juga kadang-kadang akan terjadi senyawa baru
yang lebih beracun.
1.Merkuri
Secara alami Hg dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari
air laut.
Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:
1. Merkuri elemental (Hg)T
Terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat
elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai katalisator dalam
produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari
sodium klorida.
2. Merkuri anorganik (Hg+ dan Hg++)
Misalnya :
- Merkuri klorida (HgCl2) termasuk dalam bentuk Hg anorganik yang
sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai
- Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething powder
dan laksansia (calomel)
- Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.
3. Merkuri organik
Terdapat dalam beberapa bentuk :
- Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentk alkil rantai
pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan. Misalnya
memakan ikan yang tercemar zat merkuri dapat menyebabkan gangguan
neurologis dan kongenital.
- Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai
antiseptik dan fungisida.
* Batas tinggi dalam darah itu 0,03 ppm- 0,04 ppm.keadaan 0,04 ppm harus
dianggap abnormal pada orang dewasa.
* Tindakan yang dapat dilakukan
Keracunan UAP : tindakan terapeutik mencakup<segera menghentikan
paparan dan memberi perhatian khusus terhadap fungsi paru.diberikan
bantuan napas.
Merkuri anorganik tindakan segera terhadap keseimbangan cairan dan
elektrolit dan status hematologis sangat penting dalam paparan oral
dilakukan bilas lambung dengan emberi karbon aktif,dan metode kelasi
dengan dimekaprol dengan dosis 5 mg/kg berat badan,yang disusul dengan
2,5 mg/kg BB secara IM setiap 12 jam selama 10 hari.Penisilamin 250 mg
secara oral setiap 6 jam.
*Cara pemaparan merkuri :
1. Mengkonsumsi ikan yang diperoleh dari perairan tercemar
2. Mengkonsumsi makanan yang berbahan baku tumbuhan yang
disemprot pestisida jenis fungisida alkil merkuri.
*Penatalaksanaan keracunan merkuri :
- Untuk keracunan akibat penelanan merkuri, pengosongan lambung
bisa dilakukan menggunakan karbon aktif dan larutan katartik.
- Terapi kelasi. Biasanya diberikan pada pasien keracunan merkuri yang
simtomatik, kecuali alkil rantai pendek yang diekskresikan melalui
empedu.
- D-Penicillamine. Diberikan pada kasus keracunan gas merkuri dan
merkuri anorganik yang tidak berat, keracunan merkuri elemental
kronis dan neuropati akibat merkuri anorganik.
- BAL (dimercaprol). Diberikan untuk keracunan merkuri anorganik
yang berat, pasien simptomatik, adanya kerusakan ginjal atau alergi
penisilin.
*Pengaruh dari toksisitas merkuri terhadap tubuh antara lain :
kerusakan syaraf, termasuk menjadi pemarah, paralisys, kebutaan,
ganguan jiwa, kerusakan kromosom dan cacat bayi dalam kandungan.
Dapat juga menjadi depresi dan suka marah-marah yang merupakan
sifat dari penyakit kejiwaan, sakit kepala, sukar menelan, penglihatan
menjadi kabur, f bat oleh logam, gusi membengkak dan disertai diare,
lemah badan, cacat pada janin manusia.
2.Benzena
Sumber :
Benzen dapat ditemukan dalam asap rokok sekitar 47-64 ppm tergantung jenis
rokoknya. Selain itu ditemukan dalam air hujan meskipun konsentrasinya rendah
antara 0,1-0,5 ug/l. Pada industri pengilangan minyak bumi, batu bara serta arang,
benzen dan derivatnya diperoleh dari hasil langsung maupun sampingan.
Risiko tubuh terhadap pemaparan benzena :
Keracunan melalui mulut :
Tertelannya 9 12 g benzen melalui mulut akan menimbulkan tanda-tanda
seperti: jalan sempoyongan, muntah, denyut nadi cepat, delirium, pneumonitis,
hilang kesadaran,kehilangan kestabilan, dan koma.Sedangkan pada konsentrasi
sedang, benzen dapat menyebabkan pusing, lemah, mual, sesak napas, dan rasa
sesak di dada.
Keracunan melalui kulit :
Bila benzen terpapar di kulit, maka akan diabsorbsi, tetapi lebih kecil jika
dibandingkan dengan absorbsi mukosa saluran napas. Secara lokal, benzen
merupakan iritan kuat menimbulkan bercak merah dan terbakar serta
menghilangkan lemak pada lapisan keratin yang menyebabkan dermatitis kering
serta bersisik.
Keracunan inhalasi :
Penguapan benzen dalam konsentrasi tinggi akan menyebabkan keracunan;
paling banyak akibat penghirupan/inhalasi. Pada tingkat permulaan, benzen
terutama berpengaruh terhadap susunan saraf pusat.Tanda-tanda utamanya ialah
perasaan mengantuk, pusing, sakit kepala, vertigo, delirium, dan kehilangan
kesadaran.
Pada pemaparan akut tingkat sedang dapat menyebabkan sindrom prenarkosis
yang khas ialah sakit kepala, perasaan pusing, atau mabuk, dan kadang-kadang
mengalami iritasi ringan pada saluran napas dan cerna.Pemaparan akut dengan
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sesak napas, euforia, tinitus, dan anestesia
yang dalam. Bila tidak segera ditolong, dapat terjadi kegagalan pernapasan, dan
kejang.
3. Aseton
Beberapa aseton ditemukan dalam atmosfer sebagai hasil dari reaksi
fotokimia dari hidrokarbon alam, emisi langsung dari sumber-sumber
biologik mungkin juga merupakan sumber penting aseton. Oksidasi
atmosferik dari berbagai hidrokarbon biogenik seperti 2-methyl-3-buten-2-
ol dan berbagai monoterpen juga memberikan kontribusi terhadap
produksi sekunder aseton.
Ada beberapa sumber biologik aseton yang telah dikenal. Di antaranya
sudah dikarakterisasi dengan baik, yang meliputi dekarboksilasi enzimatik
dari asetoasetat pada bakteri tertentu dan dekarboksilasi non-enzimatik
dari asetoasetat pada hewan.
Bakteri yang telah dikenal memproduksi aseton adalah berbagai bakteri
anaerobik, di antaranya clostridium acetobutylicum yang digunakan untuk
memproduksi aseton secara komersial. Bakteri lain adalah bakteri aerobik
yang memproduksi sejumlah kecil aseton sebagai metabolic by-product,
contohnya adalah beberapa strain Streptococcus cremoris dan
Streptococcus lactis bila dibiakkan dalam skim milk.
Aseton dapat ditemukan dalam deterjen, cologne, dan terutama zat
penghilang cat kuku bisa menimbulkan gejala mual, pusing, dan mampu
menekan fungsi susunan saraf pusat, termasuk otak dan saraf tulang
belakang.
4.Arsenik
Arsen (As) merupakan bahan kimia beracun, yang secara alami ada di
alam. Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat
ditemukan di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun
pusat tenaga geotermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit
atau komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan
laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).
Arsen dapat dalam bentuk in organik bervalensi tiga dan bervalensi lima.
Bentuk in organik arsen bervalensi tiga adalah arsenik trioksid, sodium arsenik,
dan arsenik triklorida., sedangkan bentuk in organik arsen bervalensi lima adalah
arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb arsenat, Ca arsenat). Arsen
bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk
menimbulkan terjadinya keracunan akut.
*FUNGSI ARSEN
Logam arsenik biasanya digunakan sebagai bahan campuran untuk
mengeraskan logam lain misalnya mengeraskan Pb di pabrik aki atau melapisi
kabel. Arsenik trioksid dan arsenik pentoksid biasanya dipakai di pabrik kalsium,
tembaga dan pestisida Pb arsenat. Komponen arsenik seringkali pula dipakai pula
untuk memberi warna (pigmen) dan agen pemurni dalam pabrik gelas, sebagai
bahan pengawet dalam penyamakan atau pengawet kapas, ataupun sebagai
herbisida. Bahan kimia copper acetoarsenit terkenal sebagai bahan pengawet
kayu. Bahan arsenilik digunakan dalam obat-obatan hewan maupun bahan
tambahan makanan hewan. Gas arsen dan komponen arsenik lainnya seringkali
digunakan dalam industri mikroelektronik dan industri bahan gallium arsenide.
* PAPARAN TERHADAP TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN
Paparan arsen di tempat kerja terutama dalam bentuk arsenik trioksid
dapat terjadi pada industri pengecoran Pb (timbal), coper (tembaga), emas
maupun logam non besi yang lain.. Beberapa industri yang juga mempunyai
potensi untuk memberi paparan bahan kimia arsen adalah industri pestisida /
herbisida, industri bahan pengawet, industri mikro elketronik dan industri farmasi
/ obat-obatan. Pada industri tersebut, arsenik trioksid dapat bercampuran dengan
debu, sehingga udara dan air di industri pestisida dan kegiatan peleburan
mempunyai risiko untuk terpapar kontaminan arsen.
Paparan yang berasal dari “bukan tempat kerja” (non occupational
exposure) adalah air sumur, susu bubuk, saus dan minuman keras yang
terkontaminasi arsen serta asap rokok.
* ABSORBSI, METABOLISME DAN EKSKRESI ARSEN
Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pencernaan makanan, saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya
sangat terbatas. Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun
dalam organ seperti hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan rambut.
Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat
mempengaruhi enzim yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation
ataupun enzim yang berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam
tubuh arsenik bervalensi lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil
metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono
metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melalui urine.
Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan
hasil samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous
metal). Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah,
nafas pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan
gejala hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).
* Paparan akut
Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As.
Gejala yang dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri
perut, diarrhae, kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka
(facial).
Paparan dengan dosis besar dapat menyebabkan koma dan kolapsnya
peredaran darah. Dosis fatal adalah jika sebanyak 120 mg arsenik trioksid
masuk ke dalam tubuh.
*Paparan kronis
Gejala klinis yang nampak pada paparan kronis dari arsen adalah
peripheral neuropathy (rasa kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya refleks,
anemia, gangguan jantung, gangguan hati, gangguan ginjal, keratosis telapak
tangan maupun kaki, hiperpigmentasi kulit dan dermatitis. Gejala khusus yang
dapat terjadi akibat terpapar debu yang mengandung arsen adalah nyeri
tenggorokan serta batuk yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya iritasi.
Seperti halnya akibat terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun dapat
menyebabkan terjadinya kanker paru.
*PENCEGAHAN TERJADINYA PAPARAN ARSEN
Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat
proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen.
Alat proteksi diri tersebut misalnya :
- Masker yang memadai
- Sarung tangan yang memadai
- Tutup kepala
- Kacamata khusus
Selain itu dapat melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan kesehatan dan
laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Dapat juga dilakukan
biomonitoring arsen di dalam urine.
Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang
berlebihan adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama
kadar arsen dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya
dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara
dapat lancar.
*PENGOBATAN KERACUNAN ARSEN
Pada keracuna arsen akibat tertelan arsen, tindakan yang terpenting adalah
merangsang refleks muntah. Jika penderita tidak sadar (shock) perlu diberikan
infus. Antdote untuk keracunan arsen adalah injeksi dimerkaprol atau BAL
(British Anti Lewisite).
* Gejala dan tanda keracunan arsen juga berlainan tergantung bentuk
keracunannya.
a. Persenyawaan arsen anorganis bersifat perangsang setempat pada kulit dan
selaput lendir, mungkin bersifat carsinogenic.
b. Persenyawaan arsen dan zat air berefek hemolytik terhadap darah, bias
berakibat hemoglobinuri,anemia,ikterus.
c. Persenyawaan arsen organis bersifat perangsang lokal maupun sistemik.
5. Solusi
* Membuat peraturan di tempat kerja yang beresiko supaya karyawan tetap bisa
aman dalm bekerja misalnya seperti di SPBU diberi masker agar udara yang
terhirup di sekitar sana tidak merusak kesehatan.
* Melakukan penetrasi rumah yang baik dan sanitasi rumah agar dapat tetap sehat.
* Pengolahan industri sebaiknya dilakukan dengan baik agar tidak menimbulkan
banyak polusi udara dan pencemaran.
* Melakukan tatacara kerja yang benar seperti memakai masker dan sarung
tangan.
* Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar gas:
a. Keringanan pajak kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas
berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor). Ref. PERPU. No.21
tahun 1997.
b. Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga harga
jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat.
c. Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal Pemegang Merk
(ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada setiap kendaraan baru yang
sudah diproduksi.
* Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN) Kebijakan pemerintah untuk percepatan
pembuatan BBN antara lain:
a. Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi
nasional.
b. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2006 tentang penyediaan dan
pemanfaatan BBN.
c. Keputusan Presiden (Keppres) No.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional
pengembangan BBN untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan
pengangguran.
Solusi BBN untuk transportasi adalah sebagai pengganti/subtitusi solar atau
bensin. Untuk solar digunakan bio-diesel, sedangkan untuk bensin digunakan bio-
ethanol. Bio-diesel merupakan bentuk ester dari minyak nabati (sawit, minyak
kelapa, jarak pagar,dll). Sedangkan bio-ethanol merupakan anhydrous alkohol
berasal dari fermentasi tetes/nira tebu, singkong, jagung atau sagu. Berikut
skenario kebijakan implementasi BBN:
* Mengatasi keracunan arsenik
Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik.
Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk
merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak
dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan
untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama daripada itu (termasuk juga
keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler
dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan
2-3 kali sehari selama 8 hari.
6. Obat analgesic atau pereda nyeri
ANALGESIK
Non Narkotik
Analgesik Antipiretik
Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
Obat Pirai
Narkotik/Opioid Analgesik
* Mekanisme kerja obat anti inflamasi
Suatu proses radang, akibat infeksi atau trauma dianggap sebagai kondisi
yang dapat menimbulkan nyeri. Sejumlah zat-zat kimia dalam proses radang
tersebut berperan kuat dalam proses terjadinya nyeri. Prostaglandin, merupakan
salah satu mediator nyeri yang paling populer. Zat ini akan merangsang dan
menstimulasi reseptor nyeri pada ujung-ujung saraf untuk kemudian melalui
sejumlah proses dihantarkan sampai ke otak hingga kemudian terjadi persepsi
nyeri. Semua analgesik yang tergolong dalam ANTI INFLAMASI NON
STEROID (analgesik banyak beredar di masyarakat) bekerja dengan menghambat
produksi Prostaglandin dalam suatu rangkaian proses inflamasi (radang), sehingga
dengan tidak terbentuknya prostaglandin maka tidak akan terjadi rangsangan pada
reseptor nyeri pada ujung-ujung saraf yang akan berujung pada hilangnya rasa
nyeri.
Namun kondisi ini tidak sepenuhnya menguntungkan bagi tubuh, sebab
Prostaglandin juga dibutuhkan untuk proses-proses normal didalam tubuh seperti
proses pembekuan darah dan proses pemeliharaan sistem saluran pencernaan kita.
Perlu diketahui bahwa saluran pencernaan kita merupakan salah satu organ yang
potensial menimbulkan masalah besar bagi diri kita. Asam lambung memiliki
derajat keasaman (pH) hingga berkisar 0,7 - 3,8 yang mampu membuat logam
rusak akibat sifat korosif dari asam tersebut. Ketika prostaglandin tidak
mencukupi untuk proses pembaharuan permukaan saluran cerna kita terutama
lambung, maka perlahan-lahan permukaan lambung akan menipis lalu terjadi luka
atau sering kita sebut dengan tukak lambung hingga kemudian yang paling fatal
adalah “jebolnya” lambung.
Alternatif pereda nyeri :
Kompres hangat :
- Dapat dilakukan dengan menempelkan kantong karet yang diisi air hangat atau
handuk yang telah direndam di dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri.
- kemudian latihan pergerakan atau pemijatan.
- Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa,
membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan
memperlancar pasokan aliran darah.
Kompres dingin :
- Yang digunakan adalah kantong berisi es batu (cold pack), bisa juga berupa
handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin.
- Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup) dan
penurunan metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan
karena trauma, mengurangi nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.
Melakukan kompres harus hati-hati karena dapat menyebabkan jaringan kulit
mengalami nekrosis (kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres
dingin tidak lebih dari 30 menit.
* Golongan-golongan analgesic :
1. Analgesik Narkotik/Opioid analgesic
Khusus digunakan untuk menghalau nyeri hebat, seperti fraktur dan
kanker.
Contoh:
morfin HCl,
Kodein(tunggal atau kombinasi dengan parasetamol)
fentanil HCl
Petidin, dan
Tramadol
2. Analgesik non narkotik
a. Analgesik antipiretik
i. Para Amino Fenol: Asetaminofen dan Fenasetin
Contoh: Asetaminofen-Parasetamol
Farmakodinamik:
Efek Analgesik parasetamol dan fenasetin
serupa dengan salisilat mengurangi nyeri,
dari nyeri dari nyeri ringan sampai sedang
dengan menghambat biosintesis PG tapi
lemah.
Efek Antipiretik, menurunkan suhu tubuh
dengan mekanisme yang jega berdasarkan
efek sentral seperti salisilat.
Efek Anti Inflamasinya sangat lemah/ tidak
ada, tidak digunakan sebagai anti-inflamasi.
Farmakokinetik:
Diabsorpsi cepat dan sempurna melalui
saluran cerna
Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung
tidak terlihat pada kedua obat ini.
Indikasi:
Digunakan sebagai analgesic
Digunakan sebagai antipiretik
Efek samping:
Reaksi alergi terhadap derivate Para-
aminofenol jarang terjadi
Toksisitas akut:
Dosis toksis yang paling serius ialah
nekrosis hati
Nekrosis tubuli renalis serta koma
hipoglikemik dapat terjadi
Hepatototoksisitas dapat terjadi pada
pemberian dosis tunggal 10-15 gram (200-
25 mg/kgBB) Parasetamol
ii. Pirozolon: Antipirin(terlalu toksik), Aminopirin(terlalu
toksik) dan dipiron
Contoh: Antalgin
Farmakodinamik:
Efek analgesic
Efek antipiretik
Efek anti-inflamasi lemah
Farmakokinetik:
Diabsorpsi dengan baik oleh saluran cerna
Indikasi:
Hanya digunakan sebagai analgesic-
antipiretik
Efek anti-inflamasinya lemah
Efek samping:
Semua derivate Pirazolon dapat
menyebabkan: agranulositosis, anemia
aplastik, trombositopeni, menimbulkan
hemolisis, udem, tremor, mual, muntah,
perdarahan lambung.
b. Anti Inflamasi Non Streroid (AINS): Asam karboksilat (asam
asetat, derivate asam salisilat, derivate asam propionate, derivate
asam fenamat) dan Asam enolat (derivate asam pirazolon dan
derivate oksikam)
Contoh: Aspirin
Farmakodinamik
Efek Analgesik, aspirin paling efektif untuk
mengurangi nyeri dengan intensitas ringan
sampai sedang.
Efek Antipiretik, aspirin menurunkan suhu
yang meningkat, sedangkan suhu badan
normal hanya berpengaruh sedikit
Efek Anti-inflamasi, aspirin adalah
penghambat non selektif kedua isoform
COX (Cyclooxygenase) atau (COX-I san
COX-II)
Efek Platelet, aspirin mempengaruhi
hemostasis. Dosis rendah tunggal aspirin (80
mg sehari) menyebabkan sedikit
perpanjangan waktu perdarahan.
Farmakokinetik:
Salisilat dengan cepat diserap oleh lambung
dan usus kecil bagian atas
Asam salisilat diabsorpsi cepat dari kulit
sehat terutama bila digunakan sebagai obat
gosok atau salep
Salisilat di distribusikan keseluruh jaringan
mudah menembus sawar darah otak dan
sawar uri.
Indikasi:
Sebagai obat analgesic
Sebagai obat antipiretik
Untuk terapi demam reumatik akut
Untuk terapi arthritis rheumatoid.
Mencegah thrombus koroner, dosis aspirin
kecil (325 mg/hari) yang diminum tiap hari
dapat mengurangi insiden infark miokard
akut
sebagai counter irritant bagi kulit, bentuk
salep atau liniment.
Efek samping:
Tukak lambung atau tukak peptic
Perdarahan lambung
Anemia sekunder akibat perdarahan saluran
cerna
c. Obat Parai
Contoh: Kolkisin
Farmakodinamik
Tidak mempunyai efek anagesik
Terikat pada tubuli protein intraseluler,
dengan demikian akan mencegah
polimerisasinya menjadi mikrotubulus dan
mengarah kepada penghambatan migrasi
lekosit dan fagositosis
Menghambat pembentukan leukotrien B4
Farmakokinetik:
Absorpsi melalui saluran cerna baik
Didistribusikan secara luas dalam saluran
cerna
Kadar tinggi dalam ginjal, hati, limpa dan
saluran cerna
Tidak terdapat didalam otot rangka, jantung
dan otak
Sebagian besar diekskresikan melalui tinja
dalam bentu utuh hanya 10-20%
diekskresikan melalui urin
Kolkisin dapat ditemukan dalam lekosit dan
urin sedikitnya untuk 9 hari setelah suatu
suntikan IV
Indikasi:
Meredakan inflamasi dari arthritis pirai akut
Lebih disukai sebagai propilaksi kambuhnya
episode arthritis akut
Efek samping:
Mual, muntah, diare
Gejala saluran cerna ini tidak terjadi pada
pemberian IV dengan dosis terapi
Intoksikasi akut setelah menelan dosis besar
(non terapeutik) dapat berupa: nyeri
tenggorokan seperti terbakar, diare berdarah,
syok, hematuria, oligouria, depresi system
saraf pusat.
* Usaha-usaha preventif penggunaan obat analgesik :
1. Kenali jenis analgesiknya dan lihat keterangan yang ada pada brosurnya
atau kotak pembungkus.
2. Jangan mengkonsumsi 2 atau lebih jenis analgesik jika mereka adalah
satu golongan, misalnya jangan mengkombinasi ibuprofen dengan asam
mefenamat atau diklofenak atau lainnya karena masih dalam satu golongan
NSAIDs.
3. Perhatikan aturan pakainya. Khusus golongan NSAIDs, mengkonsumsi
lebih dari 1 tablet dalam waktu bersamaan tidak akan memberi efek yang
lebih baik bahkan akan menambah besar resiko efek samping.
4. Datang ke dokter apabila belum ada perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://mychemistryonline.blogspot.com/2008/03/zat-kimia-dalam-
wewangian.html
2. Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P.2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan
Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. (online),
Volume 2, No. 2, (http://journal.unair.ac.id, diakses 29 Desember 2009).
3. Library.usu.ac.id
4. Buku HSC 2007 blok CHEM part I
5. http://kesehatan.kompasiana.com/2009/12/14/analgetikpereda-nyeri-pisau-
bermata-dua/
6. http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00261.html
7. http://www.migas-indonesia.com/index.php?
module=article&sub=article&act=view&id=2330
8. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/
marine_vibrio_pembentuk_senyawa_organik_volatil_aseton/
9. Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2009.
10. Pringgoutomo, Sudarto, dkk. Buku Ajar Patologi I (Umum). Jakarta:
Sagung Seto, 2006.
11. http://getyourhealthy.blogspot.com/2009/07/analgetik-narkotik.html
12. http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_saraf_otot/obat_nyeri.htm
13. http://wiro-pharmacy.blogspot.com/2009/02/kuliah-analgesik-antipiretik-dan-
nsaid.html
14. http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-69332.html
15. http://www.suaramerdeka.com/harian/0501/17/ragam01.htm
16. http://www.indonesiaindonesia.com/f/34714-bahaya-logam-berat-air/
17. http://terselubung.blogspot.com/2009/06/mengenal-arsenik_03.html