22
PROSES PENYIARAN PROGRAM “ASAL USUL” DI TRANS7 JAKARTA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerja Lapangan (KL) merupakan kegiatan bekerja sambil belajar di luar ka untuk pengembangan wawasan, pengalaman, dan pengetahuan praktis mahasiswa. Kegia dilakukan sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Program studi Pen Komunikasi Pertanian (PKP), mengkaji pertanian dari segi Sumber Daya Ma dengan tujuan meningkatkan kesejahteraannya. Caranya dengan memberikan pendidika mengubah Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku (PSK) dimana komunikasi adalah point t dalam kegiatan penyampaian pendidikan itu sendiri. Menurut Dedy Iskandar Muda (2003), televisi merupakan media penyebar inf yang memiliki karakter spesifik pada audio visual. Peletak dasar utama teknologi adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia menemukan s alat yang kemudian disebut Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuanny melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang mulai kebutuhan primer pada masyarakat, selain menjadi media yang mampu menyediakan hi dan media promosi, dengan merancang dan menyediakan mata acara atau pr menarik dan informatif televisi bisa menjadi media pendidikan yang baik. Dalam s acara atau program ada serangkaian proses yang harus dilewati. Proses itu antara liputan, kemudian liputan, lalu editing , selanjutnya penyiaran program tersebut. Peliputan berita adalah proses pengumpulan data dan informasi di lapanga dilakukan wartawan atau jurnalis. Proses ini bisa berupa pemantauan langsung dan suatu peristiwa yang terjadi atau juga wawancara dengan sejumlah narasumber. Dalam peliputan umumnya jurnalis melakukan perekaman baik suara maupun gambar bantu seperti perekam suara (tape recorder ) atau kamera untuk memotret. Untuk beri penyiaran televisi, peliputan umumnya dilakukan dengan kamera video yang mereka peristiwa (Anonim, 2009). 1

Laporan Maul

Embed Size (px)

Citation preview

PROSES PENYIARAN PROGRAM ASAL USUL DI TRANS7 JAKARTA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kerja Lapangan (KL) merupakan kegiatan bekerja sambil belajar di luar kampus untuk pengembangan wawasan, pengalaman, dan pengetahuan praktis mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Program studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP), mengkaji pertanian dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dengan tujuan meningkatkan kesejahteraannya. Caranya dengan memberikan pendidikan yang mengubah Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku (PSK) dimana komunikasi adalah point terpenting dalam kegiatan penyampaian pendidikan itu sendiri. Menurut Dedy Iskandar Muda (2003), televisi merupakan media penyebar informasi yang memiliki karakter spesifik pada audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang mulai menjadi kebutuhan primer pada masyarakat, selain menjadi media yang mampu menyediakan hiburan dan media promosi, dengan merancang dan menyediakan mata acara atau program yang menarik dan informatif televisi bisa menjadi media pendidikan yang baik. Dalam setiap mata acara atau program ada serangkaian proses yang harus dilewati. Proses itu antara lain riset praliputan, kemudian liputan, lalu editing, selanjutnya penyiaran program tersebut. Peliputan berita adalah proses pengumpulan data dan informasi di lapangan yang dilakukan wartawan atau jurnalis. Proses ini bisa berupa pemantauan langsung dan pencatatan suatu peristiwa yang terjadi atau juga wawancara dengan sejumlah narasumber. Dalam peliputan umumnya jurnalis melakukan perekaman baik suara maupun gambar dengan alat bantu seperti perekam suara (tape recorder) atau kamera untuk memotret. Untuk berita penyiaran televisi, peliputan umumnya dilakukan dengan kamera video yang merekam jalannya peristiwa (Anonim, 2009). 1

Reporter dalam tim liputan berita juga berperan sebagai producer atau pimpinan produksi, karena itu Ia adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan liputan. Keberhasilan liputan, bukan saja bergantung pada bobot materi berita, tetapi juga adanya kesiapan peralatan dan juru kameranya (Muda, 2003). Menurut Wahyudi (1996) sejak diciptakannya kamera elektronik atau kamera video khusus untuk liputan berita yaitu electronik news gathering (ENG-Camera), penggunaan kamera film untuk liputan berita mulai diganti dengan kamera ENG. Untuk meliput sebuah peristiwa yang akan disiarkan dalam berita, maka paling sedikit akan melibatkan dua orang kerabat kerja yaitu seorang reporter dan seorang juru kamera (cameraman). Dibeberapa stasiun televisi ada yang membentuk tim yang terdiri dari tiga orang kerabat kerja yaitu seorang reporter, seorang juru kamera (cameraman), dan juru suara (soundman). Bahkan ada juga yang menurunkan empat orang sekaligus yaitu dengan menambah juru lampun (Lightingman). Namun pada stasiun TV yang lain ada juga yang menerapkan One man news team yang semua tugas kerja liputan beritanya hanya dilakukan oleh satu orang. Ia berfungsi sebagai reporter yang merangkap juru kamera, suara, dan lampu. Setelah meliput suatu peristiwa dan / atau pendapat di lapangan, reporter dengan dibantu juru kamera akan memperoleh (Wahyudi, 1996): 1. 2. 3. 4. Catatan fakta atau data, Catatan pendapat yang terekam atau tidak direkam, Video kaset yang berisi: Rekaman fakta atau data dari lokasi kejadian, Rekaman pendapat narasumber yang relevan dan yang berhasil diwawancarai, Rekaman gambar lain yang relevan. Video kaset lain dari kepustakaan video yang berisi visual yang mendukung

topik bahasan. Sedangkan Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan / atau sarana transmisi di darat, di laut, atau di antariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel, serat optik, dan / atau media lainnya untuk dapat diterima oleh masyarakat dengan pesawat penerima siaran televisi, atau perangkat elektronik lainnya dengan atau tanpa alat bantu (Anonim, 2010). 2

Untuk kegiatan pra-peliputan sendiri adalah riset. Riset dalam kaitannya dengan peliputan adalah sebuah proses mencari bahan atau materi liputan, sumbernya bisa saja dari internet, bertanya pada narasumber atau orang yang ada kaitannya dengan berita yang akan diliput, atau dari koran atau majalah yang memuat informasi yang dibutuhkan. Waktunya sendiri bisa satu hari atau bahkan lebih, tergantung pada seberapa dalam liputan itu akan dilaksanakan atau seberapa cepat informasi itu dapat terkumpul. Sedangkan kegiatan pasca-peliputan sebelum berita atau informasi disiarkan ada tahap editing. Menurut A. Ikhwanudin S. Sos (2007), Editing yaitu proses penyuntingan naskah yang bertujuan untuk menyempurnakan penulisan naskah. Penyempurnaan ini dapat menyangkut ejaan, gaya bahasa, kelengkapan data, efektivitas kalimat, dan sebagainya. Namun dalam media elektronik seperti televisi, yang lebih ditekankan untuk di-edit adalah hasil rekaman. Editing dalam berita yang tergolong softnews atau investigasi atau gabungan dari keduanya seperti yang ada pada mata acara atau program TRANS7 dalam proses editing-nya bisa ditambahkan gambar atau animasi guna menarik audiens. Asal Usul sebagai salah satu mata acara yang ada di TRANS7 sering menampilkan produk pertanian. Hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan dan menjadi tujuan kerja lapangan mahasiswa fakultas pertanian pada umumnya dan PKP pada khususnya.

B. Tujuan Kerja Lapangan 1. Tujuan Umum

a. Melatih mahasiswa untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman praktek, dalam suatu kegiatan pertanian sesuai dengan bidangnya. b. Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan pertanian sehari-hari, untuk mengembangkan kepekaan yang bernalar terhadap berbagai persoalan yang timbul dalam praktek. c. Menberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. d. Memberikan bekal dan pengalaman praktek kepada mahasiswa untuk bekerja dalam masyarakat, instansi, atau perusahaan. 2. Tujuan Khusus

3

a. Mahasiswa mendapatkan pengalaman praktek mengenai aktivitas penyiaran program Asal Usul di TRANS7 Jakarta. b. Membina suatu hubungan yang baik dengan media massa secara langsung. c. Mengetahuai dan melihat proses kegiatan interaksi atau wawancara reporter dengan sumber dalam meliput berita dan ikut serta dalam praktek secara langsung.

C. Manfaat Kerja Lapangan a. Memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. b. Untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penyuluhan dan komunikasi pertanian khususnya tentang aktivitas peliputan berita pertanian. c. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi.

D. TEKNIK PELAKSANAAN Dalam melaksanakan kerja lapangan ini, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan maka menggunakan teknik: a. Teknik Langsung atau Teknik Partisipatif

Teknik ini dilakukan dengan cara terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan Peliputan sampai dengan Penyiaran pada Program Asal Usul di TRANS7 Jakarta. b. Teknik Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan. c. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan dengan membaca pustaka atau literatur yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan.

E. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN 4

Kegiatan kerja lapangan ini dilaksanakan di Gedung Trans TV Jl. Kapten Tendean no. 12-14A Jakarta. Semula, waktu kegiatan kerja lapangan yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 24 Januari, namun pada kenyataannya baru bisa terlaksana tanggal 1 sampai 28 Februari 2011, sesuai kesepakatan dengan pihak Manajemen TRANS7 Jakarta.

F. RANGKAIAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN Kegiatan kerja lapangan mengenai Proses Penyiaran Program Asal Usul di TRANS7 Jakarta yang telah dilaksanakan selama satu bulan adalah sebagai berikut: No. 1. Hari dan Tanggal Selasa, 1 Februari 2011 Kegiatan 1. Bertemu bagian HRD untuk mengurus ID Card. 2. Sosialisasi dengan crew Asal Usul TRANS7 Jakarta. 3. Mengikuti proses Editing, Riset, hingga Pitching. 2. Rabu, 2 Februari 2011 1. Melakukan riset dan mengkonsultasikan hasilnya. Yang diriset adalah Stevia (sebagai gula alternatif). 2.Mempelajari proses pitching. 3. Kamis, 3 Februari 2011 1. Melanjutkan riset Stevia dan menunggu kelengkapan data dari narasumber. 2. Mengantarkan hasil editing ke library (praktek jadi PA = Production Assistant). 4. Jumat, 4 Februari 2011 1. Riset dan mempelajari beberapa proses editing. 2. Membantu reporter booking mobil. 5. Sabtu, 5 Februari 2011 1. Riset tentang Landak dan melengkapi data Stevia. 2. Konfirmasi hasil riset ke kontributor di Solo. 6. Minggu, 6 Februari 2011 1. Riset tentang ikan Red Devil dan kunyit putih. 2. Konfirmasi ke kontributor Yogyakarta tentang hasil riset. 7. Senin, 7 Februari 2011 1. Membuat naskah. 2. Membantu Mba Anissa (PA) untuk memesan animasi peta ke ruang animasi dan ke library untuk pinjam dan 5

menyerahkan kaset. 8. Selasa, 8 Februari 2011 1. Mengambil MOA (Master On Air) di library dan Animasi di ruang animasi. 2. Berangkat ke Jogja untuk liputan. 9. Rabu, 9 Februari 2011 Sampai di Jogja dan menemui narasumber dari akademisi (Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo) di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM. 10. Kamis, 10 Februari 2011 1. Mencetak surat pembritahuan sekaligus izin untuk keperluan shooting dan menyerahkan ke FTP UGM. 2. Casting anak-anak untuk liputan ikan Grass Crap. 11. Jumat, 11 Februari 2011 1. Shooting episode ikan Grass Crap. 2. Konfirmasi ke FTP tentang perijinan shooting adegan uji laboratorium dan narasumber. 12. 13. 14. Sabtu, 12 Februari 2011 Minggu, 13 Februari 2011 Senin, 14 Februari 2011 Menyelesaikan shooting episode ikan Grass Crap. Shooting episode Mie Letek. Shooting episode Mie Letek, pengambilan adegan di FTP (Uji laboratorium Mie Lethek dan Grass Crap dan juga adegan uraian dari akademisi (Ibu Maya untuk Mie Letek dan Ibu Naruki untuk Ikan Grass Crap). 15. 16. Selasa, 15 Februari 2011 Rabu, 16 Februari 2011 Menyelesaikan pengambilan adegan Mie Letek. Mengambil stock shoot Jogja (Tugu dan beberapa petunjuk arah khas Jogja). 17. Kamis, 17 Februari 2011 Survei lokasi riset selama di kantor TRANS7 Jakarta untuk materi riset kunyit putih dan ikan Red Devil. 18. Jumat, 18 Februari 2011 Menemui narasumber (dosen-dosen FTP UGM) untuk melengkapi data riset gula semut. 19. Sabtu, 19 Februari 2011 Survei lokasi budidaya dan menemui narasumber Stevia di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. 20. Senin, 21 Februari 2011 1. Tiba di Jakarta untuk melaporkan hasil riset. 6

2. Menyatukan data-data riset selama di Jakarta. 21. 22. Selasa, 22 Februari 2011 Rabu, 23 Februari 2011 Ikut rapat untuk segment khusus (Asal Usul Pasar). Membantu master shoot bersama cameraman (Mas Rudi) Asal Usul. 23. 24. Kamis, 24 Februari 2011 Jumat, 25 Februari 2011 Riset ikan Wader. Ikut rapat Asal Usul Pasar untuk menentukan kepastian lokasi, perlengkapan, dan siapa saja crew yang akan ikut. 25. Sabtu, 26 Februari 2011 Membantu editor dan memasukan hasil editing ke library episode Lorjuk dalam bentuk DVD. 26. 27. Minggu, 27 Februari 2011 Senin, 28 Februari 2011 Membantu tugas PA. 1. Menyipakan perlengkapan yang belum diambil dari bagian perlengkapan (meja, kabel, dan lainnya) serta shooting Asal Usul Pasar. 2. Pamit dengan crew Asal Usul dan Staf HRD TRANS7 Jakarta.

Tabel. Rangkaian Kegiatan Kerja Lapangan

BAB II. KEADAAN UMUM STASIUN TV TRANS7 JAKARTA

A. Sejarah Singkat Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006, TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian yang aktif. TRANS7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan KKG, TV7 7

melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai TRANS7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya TRANS7. Di bawah naungan PT Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen Para Group, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan program-program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif.

Gambar 1. Logo TRANS7 Jakarta Logo TRANS7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi terhormat di antara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan membawa TRANS7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya. Sedangkan Program Asal Usul adalah program edutainment (pendidikan-hiburan) produksi Divisi News TRANS7, yang mulai mengudara sejak tahun 2007. Program Asal Usul memperkenalkan keragaman flora dan fauna, serta membahas manfaatnya bagi kehidupan manusia lewat pendekatan ilmu pengetahuan. Dikemas dengan berbagai kegiatan menarik, mulai dari wisata, kuliner, hingga kehidupan sosial budaya masyarakat setempat sehingga membuat Asal Usul mejadi tayangan yang banyak disukai oleh penonton. Asal Usul memiliki jargon, Kalau asal jangan usul, kalau usul nggak boleh asal! dan terbagi dalam dua banner, yaitu Asal Usul Fauna tayang hari Senin sampai Rabu pukul 15.30 wib dan Asal Usul Flora tayang hari Kamis dan Jumat pukul 15.30 wib. Setiap episode Asal Usul dipandu oleh seorang Host perempuan, yang merangkap sebagai reporter. Host tersebut menjadi jembatan informasi antara materi Asal Usul dengan penonton, karena itu host wajib secara aktif terlibat dalam setiap kegiatan. Dalam setiap episode Asal Usul dilengkapi dengan hasil penelitian dan wawancara narasumber ahli.

8

B. Struktur Organisasi Program Asal Usul dan Stasiun TV TRANS7 JakartaKEPALA DIVISI NEWS TITIN RAHMASARI

KEPALA DEPARTEMEN MAGAZINE DAN DOCUMENTARY PRACOYO WIRYO UTOMO

EKSEKUTIF PRODUSER M.GATUT MUKTI

PRODUCER

Selo Ruwandanu Marlia Yossie

9

ASS. PRODUCER

Kurnia Firdaus Kiki Larasati

REPORTER

CAMERAMAN

Gita Purnama Dewi Berliana Kessie Ayu Andriani Lidya Wijaya Meuthia Ayu N.

Y. Pramudito M. Ivan Affandy Rizki Abadi Sandy Ginandjar Rudi Nurmadita

UPM EDITOR

Irma Yana Agus Doni

AnggiPA SCEDULING

Annisa Dian

Ichsan Hifani/ani

Bagan 1. Struktur Organisasi Program Asal Usul di TRANS7 Jakarta Komisaris Utama

10

Chairul Tanjung Direktur Wishnutama Direktur Utama Atiek Nur Wahyuni Direktur FRM CH Suswati Handayani

Kepala DivisiKadiv News Kadiv Programmi ng Kadiv Produksi Kadiv Technical and Production Services

Titin Rosmasari

Herty Purba

Achmad Ferizqo I Azuan Syahril

Kadep Magazine and Documentary

Pracoyo Wiryoutomo Sumber : www.trans7.co.id Bagan 2. Stuktur Organisasi TRANS7 Jakarta

BAB III. HASIL KEGIATAN PELIPUTAN SAMPAI DENGAN PENYIARAN PADA PROGRAM ASAL USUL DI TRANS7 JAKARTA

A. Riset Pada saat kerja lapangan, diminta untuk meriset beberapa bahan liputan yang ditinjau dari segi lolasi tidak terlalu jauh satu sama lain. Beberapa diantaranya adalah, (1) Stevia Rebaudiana Bertoni sebagai gula alternatif pengganti tebu yang berlokasi di Kecamatan Tawangwangu, (2) Landak Jawa hewan lezat yang dilindungi yang berlokasi tidak jauh dari

11

lokasi Budidaya Stevia. Keduanya bertempat di kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Berikut adalah salah satu hasil riset mengenai Stevia Rebaudiana Bertoni;

Sekilas tanaman Stevia R.bertoni di Tawangmangu Stevia merupakan bahan pemanis selain tebu dengan kelebihan tingkat kemanisan 200 300 kali dari gula tebu dan diperoleh dari estrak daun stevia. Pembuatan gula Stevia dilakukan dengan metode ekstraksi untuk mengambil stevioside kemudian dipekatkan dengan cara evaporasi lalu dikristalisasi sehingga diperoleh kristal stevioside. Bahan pemanis alami dan bahan penggunaannya lebih aman, non karsinogenik dan non kalori. Keunggulan lainnya adalah gula stevia tidak menyebabkan carries gigi, cocok bagi penderita diabetes Daun stevia berisi glycoside yang mempunyai rasa manis tapi tidak menghasilkan kalori.

Gamabar 2. Tanaman Stevia R. Bertoni

Gambar 3. Peta pertanian Stevia di Tawangmangu

Gambar 4. Cara budidaya tanaman Stevia adalah dengan cara stek batang.

Gambar 5. Bentuk kering tanaman Stevia (biasanya untuk kualitas ini sebagai pemenuhan kebutuhan ke pabrik-pabrik jamu harga Rp.15.000,00/kg harga gudang)

Gambar 6. Stevia dalam kondisi kering hijau (biasanya untuk memenuhi permintaan perorangan dan perusahaan tertentu harga Rp.25.000,00/Kg harga gudang).

12

Gambar 7. Packing Stevia kering untuk industri jamu 1

Gambar 8. Packing Stevia kering untuk industri jamu 2

Gambar 9. Perkebunan Stevia di musim kemarau

Gambar 10. Perkebunan Stevia (gambaran dimusim hujan)

Gambar 11. Serumpun tanaman Stevia

Gambar 12. Stevia dalam pot

Gambar 13. Stevia daun tanpa batang (yang dijual Rp.40.000,00/kg harga gudang).

Gambar 14. Serbuk yang diproses untuk teh celup.

Gambar 15. Produk Stevi-Tea Sugar free Stevia adalah tanaman penghasil gula selain tebu dan aren. Berasal dari Amerika Selatan (Paraguay). Populer di Amerika Selatan, Asia Timur ( Jepang, China, dan Korea Selatan). 13

Untuk penggunaannya sendiri sudah dilakukan oleh Suku Indian Guarani (di Paraguay) sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu. Pada tahun 70an telah digunakan secara luas dan 5,6 % gula di Jepang menggunakan stevia sebagai gula dan di Jepang sendiri disebut sebagai sutebia. Di Indonesia (1984) sudah dilakukan pengembangan oleh BPP (sekarang Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia) dan menghasilkan antara lain bibit unggul klon BPP 72 (deptan.go.id). Stevia termasuk tanaman perdu yang tumbuh di 500-1000 m dpl. Jika di dataran rendah akan cepat berbunga dan mudah mati apabila sering dipanen. Suhu optimum 14-27 dan cukup mendapat sinar matahari. Cara memperbanyak stevia bisa melalui biji, stek batang, pisah rumpun, kultur jaringan. Tinggi tanamannya sendiri maksimal 80 cm (www.fromjogja.com). Stevia aman bagi penderita kangker karena bersifat non-karsionogenik. Dalam situs www.tanyadokteranda.com, karsiogenik adalah substansi yang menyebabkan kanker atau meningkatkan resiko timbulnya kangker. Selain itu ia aman bagi penderita diabetes dan obesitas karena tubuh manusia tidak memproses glikosida dari daun stevia tetapi tetap mendapat kalorinya (etalasemuslim.com). Untuk melihat lokasi budidaya bisa datang ke dukuh Kranggan, desa Ngelurah, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Nomor telephone yang bisa dihubungi Maryanto (081329499702). Namun, tidak semua hasil riset langsung digunakan atau ditindak lanjuti hingga ketahap liputan. Dari sekitar lima bahan riset yang dicari, baru dua yang digunakan atau ditindak lanjuti sampai ke tahap liputan. Yang pertama ikan Red Devil yang kaya kalsium dan Gula Semut sebagai pengganti gula tebu. Keduanya berlokasi di Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta. Berikut adalah gambar liputan ikan Red Devil dan Gula Semut;

14

Gambar 16. Liputan Ikan Red Devil (adegan membersihkan ikan)

Gambar 17. Ikan Red Devil

Gambar 18. Liputan Gula Semut (adegan mengambil nira kelapa)

Gambar 19. Gula Semut

B. Pitching Hari kerja pertama di kantor setelah pengkondisian lingkungan kerja langsung ikut pitching. Teryata pitching adalah tahap kedua setelah riset. Berikut adalah gambar pitching yang dilakukan seorang reporter, cameraman, dan assistant produser;

Gambar 20. Pitching untuk Liputan Rusa

Gambar 21. Pitching untuk Liputan Lorjuk

C. Liputan Selama delapan hari mengikuti liputan di daerah sekitar D.I. Yogyakarta. Untuk program Asal Usul dan beberapa program lainya di TRANS7 Jakarta, satu tim liputan terdiri dari seorang reporter dan saorang cameraman. Namun, khusus liputan kali ini, assistant produser yang juga pengawas dan pembimbing peserta KL ikut mendampingi selama liputan, sehingga peserta KL di ijinkan untuk ikut bekerja langsung di lapangan dan mengetahui seperti apa proses liputan yang sebenarnya. Berikut adalah gambar liputan episode Ikan Grass Crap di daerah Kalasan, Kabupaten Sleman, D.I.Y;

15

Gambar 22. Shooting episode Ikan Grass Crap

Gambar 23. Shooting episode Ikan Grass Crap adegan underwater (cek camera underwater)

D. Editing Pada program Asal Usul di TRANS7 Jakarta, untuk editing sendiri dipekerjakan lima orang crew dengan rincian empat crew yang tetap dan seorang lainnya bertugas sebagai back up atau cadangan bila diantara empat crew yang utama tidak bisa hadir atau memang ada target yang harus diselesaikan segera. Untuk Software yang digunakan oleh para editor ini adalah final cut pro. Gambar 24. Proses editing.

16

Untuk animasi yang berbentuk kartun yang bernama monty dengan tampilan tiga dimensi dan memberi penjelasan dengan menggunakan suara sampai gambaran adegan-adegan, pihak Asal Usul TRANS7 Jakarta bekerja sama dengan PH (Production House) diluar manajemen TRANS7. Hal ini dilakukan guna mengatasi kekurangan tenaga ahli desain grafis dan animasi yang ada.

E. Evaluasi Proses evaluasi dalam program Asal Usul terbagi menjadi tiga yaitu; 1. Preview: evaluasi yang dilakukan oleh producer atau assistant producer. 2. LSF: evaluasi yang dilakukan oleh Lembaga Sensor Film. 3. Masterroom: evaluasi di ruangan yang mengatur kapan suatu tayangan harus muncul, dan iklan apa saja yang akan disiarkan.

F. Penyiaran Proses penyiaran siap dilakukan apabila proses evaluasi telah selesai dilakukan. Untuk program Asal Usul di TRANS7 Jakarta, penyiaran dilangsungkan pada pukul 15.30 wib hingga pukul 16.00 wib dari hari Senin sampai Jumat.

BAB IV. PEMBAHASAN

Jika pada proposal yang saya ajukan, untuk proses penyiaran program Asal Usul di TRANS7 Jakarta adalah sebagai berikut: RISET LIPUTAN EDITING PENYIARAN EVALUASI

Bagan 3. Proses Penyiaran dalam proposal

Namun setelah melakukan Kerja Lapangan dan melihat fakta yang ada, ternyata proses penyiaran dari pra-liputan hingga pasca-liputan adalah seperti dibawah ini: 17

EVALUASI PREVIEW RISET PITCHING LIPUTAN EDITING PENYIARAN Bagan 4. Proses Penyiaran setelah Kerja Lapangan LSF MASTERROOM

Jadi, ada satu tahap yang belum tercantum dan satu tahap yang terbalik prosesnya. Hal ini dikarenakan narasumber yang dimintai keterangan ketika membuat proposal berasal dari program yang lain dan mungkin saja disetiap program memiliki kebijakannya masing masing dalam mengatur proses pra sampai dengan pasca liputannya. Riset secara bahasa artinya meneliti atau menyelidiki, kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris yaitu research. sedangkan dalam kegiatan pra-liputan, riset adalah suatu aktifitas yang harus dilakukan oleh pencari berita, seperti reporter sebelum melakukan liputan. Pada program Asal Usul, yang melakukan riset adalah reporter dan cameraman. Seperti yang dituliskan pada proposal sebelumnya untuk bahan riset bisa dicari dari berbagai sumber. Bisa dari internet, koran, majalah, atau narasumbernya langsung. Karena untuk sekali jalan atau sekali trip akan dibuat untuk dua sampai tiga episode, maka untuk sekali riset, dicari dua sampai tiga bahan liputan. Dan ini tidak jarang memakan waktu hingga beberapa hari. Karena untuk program Asal Usul, memiliki beberapa kriteria tersendiri sebelum bahan itu naik atau berlanjut ke proses berikutnya. Beberapa kriteria itu diantaranya adalah; 1. Baik flora maupun fauna ada lokasi budidaya yang bisa ikut diliput nantinya.

Atau secara ketersedian dilapangan mudah didapat. Sehingga, pemirsa yang meyaksikan bisa lebih mudah untuk mendapatkannya. 2. Usahakan yang berwarna cerah. Karena ini berkaitan dengan tampilan yang

akan disajikan pada pemirsa nantinya. Semakin cerah dan berwarna, tentunya akan semakin menarik untuk disaksikan.

18

3.

Bisa diamati proses budidayanya. Kalau liputannya mengenai flora, maka

diharapkan ada proses pra-tanam sampai panen. Hal ini dimaksudkan untuk memberi informasi yang lengkap dan gambaran yang utuh pada pemirsa. 4. Bisa dikonsumsi dan memiliki khasiat. Jika ada pemirsa yang sebelumnya

enggan mengkonsumsi karena khasiatnya tidak jelas, bisa jadi lebih tertarik dan yakin. 5. Antara tempat liputan yang satu dengan tempat yang lain tidak terlalu jauh. Hal ini dimaksudkan agar lebih hemat dari segi waktu dan biaya. Setelah bahan liputan sudah lengkap, maka dibuatlah rundown kegiatan yang berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama peliputan. Bila diartikan ke bahasa Indonesia, pitching artinya melemparkan. Namun, dalam Program Asal Usul, pitching adalah satu tahan yang perlu dilalui dengan melemparkan topik atau hasil riset yang ada pada Producer atau Assistant Producer sebelum liputa dimulai. Di proses ini, suatu bahan liputan dikaji kelengkapan datanya dan muatan lain seperti rundown kegiatan yang akan dilakukan ketika liputan berlangsung. Liputan dilakukan oleh seorang reporter dan cameraman yang bertugas me-lobby tempat atau lokasi liputan, men-casting tiga sampai empat talent anak-anak yang akan menemani reporter dan ikut mengisi proses liputan (shooting). Proses casting sendiri dilakukan secara singkat. Biasanya mendatangi SD di sekitar lokasi liputan. Mengajukan permohonan izin pada Kepala Sekolah. Anak-anak yang di casting antara kelas lima dan enam SD atau bisa saja lebih atau kurang dari usia kelas itu, yang terpenting adalah mereka berani dan mau melakukan adegan yang diinginkan oleh reporter dan cameraman. Gambar 25. Proses casting yang dilakukan oleh seorang Assistant Producer, Cameraman. Reporter, dan

Pengarahan selama proses peliputan dilakukan oleh cameraman dan reporter. Dalam proses produksi atau peliputan tim reporter dan cameramen harus selalu berkomunikasi dan saling

19

bertukar ide agar proses peliputan tepat dan gambar yang diambil sesuai sequence (berurutan) sehingga memudahkan dalam proses pasca peliputan (editing). Pada dasarnya kegiatan peliputan pada program Asal Usul hanya melibatkan reporter dan cameraman. Namun pada aplikasinya dilapangan, reporter dan cameraman tidak jarang meminta bantuan driver (supir yang menemani selama kegiatan peliputan berlangsung) untuk menjadi juru lampu (lightingman). Karena reporter Asal Usul bertugas menjadi host yang sering berada di depan kamera dan apabila cameraman harus merangkap menjadi lightingman hasil pencahayaan yang diinginkan agar memenuhi standart pencahayaan yang baik akan sulit dilakukan. Adapun kendala yang mungkin terjadi dan menggagalkan liputan adalah kekurang data atau data yang didapat kurang falid lalu, kondisi cuaca yang terkadang menyebabkan objek yang akan diambil tidak muncul / tampak ,atau ada hal lain dimana objek sudah tidak ada lagi / punah. Semua itu diluar perencanaan. Jika satu liputan untuk satu episode selesai, dan ada jeda waktu yang cukup atau ada waktu luang yang cukup sebelum masuk liputan untuk episode berikutnya, biasanya reporter mulai membuat naskah sementara cameraman memberi tanda (Time code) tentang bagian gambar mana saja yang bagus dan sesuai dengan tema yang diangkat. Dalam proses pembuatan naskah reporter terkadang dibantu oleh kameramen. Hal ini dikarenakan untuk menentukan shoot gambar yang tepat untuk disisipi naskah. Saat pembuatan naskah, reporter harus jeli melihat gambar yang telah dipilih agar naskah yang dibuat sesuai dan tidak menimbulkan efek jumping pada gambar. Kemudian time code yang telah dipilih dimasukkan kedalam naskah dan dilaporkan kepada assistant producer atau producer untuk untuk diteliti lagi. Menambahkan pemaran pada bab pertama, editing pada umumnya adalah proses penyuntingan naskah yang pada program Asal Usul di TRANS7 Jakarta tidak hanya naskah tapi juga gambar, animasi, dan adegan-adegan yang diambil sewaktu liputan maupun pasca liputan guna melengkapi informasi yang akan disampaikan pada audiens atau pemirsa. Sebelum adegan demi adegan di-edit, hal yang pertama dilakukan adalah editor harus memasukan atau meng-Capture adegan dari kaset kaset hasil liputan. Setelah itu, diambil adegan-adegan yang paling baik kualitas gambarnya, sesuai dengan time code dan naskah yang dibuat. Kemudian, menyisipkan beberapa animasi, gambar, dan suara suara musik ( instrument hingga vocal) sampai manusia guna membantu menyampaikan informasi yang termuat dalam adegan yang diambil. 20

Ditahap editing juga, proses pemberian jeda atau lebih popular disebut break dilakukan. Jeda waktu disini berfungsi sebagai pemberi tanda bahwa satu segment pembahasan telah berakhir dan akan masuk ke segment selanjutnya. Lamanya jeda sendiri memakan waktu sepuluh detik. Namun, pada proses penayangan nanti bisa menjadi lima menit karena selama rentang waktu itu di sisipkan iklan iklan komersil maupun non-komersil. Nama lain dari pembian jeda atau break ini sendiri disebut black. Dinamakan demikian karena pada proses ini tidak ada adegan atau animasi atau apapun yang tampil kecuali warna hitam. Untuk melengkapi adegan yang sedang di-edit, tidak jarang editor meminta bantuan PA atau crew lain untuk meminjam kaset MOA (Master On Air) dari episode sebelumnya atau pada episode dari program lain. Ada beberapa evaluasi yang dilakukan setelah proses editing dirasa selesai. Pertama, evaluasi konten atau isi pesan yang akan disampaikan. Yang mengevaluasi adalah LSF (Lembaga Sensor Film). Di LSF, akan di nilai apakah isi atau informasi yang akan disampaikan sesuai dengan norma atau tidak, menampilkan adegan kekerasan atau tidak. Jika terdapat pelanggaran dan tidak segera diperbaiki atau di-edit ulang konten yang disampaikan, maka LSF berhak melarang atau tidak memberi ijin tayang. Untuk tayangan tayangan seperti program Asal Usul yang bersifat documenter, ada ketentuan batas minimum penyerahan LSF itu sendiri, yaitu satu hari sebelum tayang. Kedua, evaluasi yang dilakukan oleh producer atau assistant producer. Evaluasi ini bisa dilakukan sebelum masuk LSF atau setelah masuk LSF. Prosesnya sendiri disebut preview. Pada evaluasi ini tidak hanya konten atau isi pesan atau informasi saja yang dinilai tapi dari segi tampilan seperti efek-efek animasi maupun suara juga masuk kategori penilaian. Ketiga, evaluasi yang dilakukan di master room. Di sini, evaluasi lebih di titik beratkan pada tampilan visual. Dan batas minimum penyerahannya adalah satu jam sebelum tayang. Sebenarnya, proses pitching juga termasuk evaluasi. Evaluasi hasil riset dan rundown kegiatan yang akan dilakukan selama proses peliputan berlangsung. Dan pada saat dilakukan liputan, evaluasi harian pasca kegiatan selama dilapangan pun ada, biasanya dilakukan ketika makan malam.

Gambar 26. Evaluasi aktifitas Shooting (sebelum makan malam dan dalam 21

suasana

yang

santai

merencanakan

teknis pelaksanaan shooting esok hari).

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Mahasiswa pelaksana Kerja Lapangan memperoleh pengalaman sekaligus keterampilan praktek dalam proses penyiaran program Asal Usul di TRANS7 Jakarta meliputi riset, pitching, liputan, hingga evaluasi. 2. Dalam proses penyiaran, selain reporter dan cameraman, production assistant memegan peranan yang cukup penting untuk kelancaran proses ini.

B. Saran 1. Untuk para calon peserta Kerja Lapangan rasa ingin tahu, berani untuk melakukan sesuatu yang baru serta tidak sungkan untuk melakukan pekerjaan apapun selama itu berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dari proposalnya masing-masing perlu ditingkatkan bila merasa kurang 2. Bagi perusahaan sebisa mungkin ada anggaran khusus bagi peserta Kerja Lapangan sehingga para peserta Kerja Lapangan makin termotivasi dan terbantu dalam menjalankan kewajibannya.

22