Upload
ngodang
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Bab III Pembahasan
BAB III
PEMBAHASANJOB I
PASANGAN EXPOSE ½ BATA
A. Teori Dasar
Pasangan Expose ½ bata adalah susunan bata-bata yang disusun
sedemikian rupa sehingga menghasilkan pasangan yang memiliki panjang dan
tinggi sesuai keinginan kita dengan ketebalan ½ dari panjang bata
B. Tujuan khusus
Mengetahui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )
Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
Mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding dengan tebal ½ bata
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 6. Waterpass
2. Palu pemotong batu 7. Jidar
3. Ember 8. Sikat baja
4. Meteran lipat 9. Sekop
5. Line bobbyn
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Bahan yang diperlukan:
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata
5. Benang
D. Analisa Bahan
Dalam menganalisa kebutuhan bahan pada pengerjaan pasangan bata yang harus
di perhitungkan yaitu:
Kebutuhan jumlah pasangan bata yang dipergunakan dalam pasangan
Kebutuhan jumlah tiap bahan pencampuran untuk membuat adukan /
spesi
Diketahui :
Panjang pasangan = 4 bata
Tinggi pasangan = 5 bata
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
Kebutuhan bata
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Perhitungan kebutuhan bata
Panjang pasangan 4 bata = 4 bata + 3 siar
= (4 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0.80 m + 0,03 m
= 0.83 m
Tinggi pasangan 5 bata = 5 bata + 5 siar
= (5 x 0,05) + (5 x 0,01)
= 0,25 m + 0.05 m
= 0.30 m
Luas pasangan = panjang x tinggi pasangan
= 0,83 m x 0,30 m
= 0,249 m2
Luas segmen
= (panjang 1 bata + tebal siar) x (tebal 1 bata + tebal siar)
= ( 0,20 + 0,01) x ( 0,05 + 0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2
Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
= 0,249 m2
0,0126 m2
= 19, 762 bata = 20 bata
Perhitungan Kebutuhan Spesi
Dimana untuk 1 m3 pasangan bata, persentase penggunaan spesi terhadap
batu bata adalah 35% spesi ; 76% Pc basah ; dan 67,5% Ps basah
Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata
= 0,249 m2 x 0,10 m
= 0, 0249 m3
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 x 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
Jumlah bahan:
Pc = 0,35 x 1 x 0,0249 m3 = 0,00116 m3 = 1,116 L
7,51Ps = 0,35 x 10 x 0,0249 m3 = 0,0116 m3 = 11,16 L 7,51Air yang digunakan secukupnya.
E. Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat
tempat atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari
bidang pekerjan.
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Aduk semen dengan pasir dengan volume yang sudah dihitung dan air
secukupnya
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak
menyerap air semen
5. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek
kedatarannya mengunakan waterpass dan jidar
6. Kemudian hubungkan antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 dengan
menggunakan zidar kemudian di atas zidar letakkan waterpass untuk
mendatarkannya.Dan apabila bata bantu tersebut belum datar apakah itu
terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka yang perlu di rubah dengan
menambah atau mengurangi siar pada salah satu bata bantu tersebut.
Jidar Waterpass
Bata awal Spesi/ Mortar7. Setelah datar pasang / hubungkan line bobbyn pada kedua bata bantu
tersebut
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
8. Mulailah pemasangan bata pertama. Pada lapisan 1 bata pertama
diletakkan 1 bata dan di lanjutakan dengan bata selanjutnya ( Pastikan
semua bata yang dipasang datar. Agar datar gunakan alat waterpass)
arah dorongan
9. Mulailah pemasangan lapisan 2. Kita mulai dengan memasang bata ½
agar siar lapisan 1 tidak bertemu dengan siar lapisan 2. Setelah memulai
dengan memasang dengan bata ½ dilanjutkan dengan 1 bata. ( Pastikan
semua bata yang dipasang datar. Agar datar gunakan alat waterpass)
10. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan 1 dengan memulai
kembali dengan meletakkan 1 bata.
11. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan 2 dengan memulai
kembali dengan meletakkan bata ½
F . GAMBAR KERJA
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
JOB II
PASANGAN SIKU-SIKU DINDING ½ BATA & 1 BATA
A. Teori
Pasangan siku-siku dinding ½ dan 1 bata adalah pasangan bata yang
terdiri dari 2 buah dinding yang saling ketemu dan membentuk sudut 900 dengan
ketebalan dinding yang satu ½ bata dan yang satunya lagi dinding 1 bata.
B. Tujuan khusus
Mengetehui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )
Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
Mengetahui pasangan siku-siku dinding ½ dan 1 bata dengan baik dan
benar,
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 6. Sekop
2. Palu pemotong batu 7. Waterpass
3. Ember 8. Jidar
4. Meteran lipat 9. Sikat baja
5. Line bobbyn 10. Plat siku
Bahan yang diperlukan:
1. Semen2. Pasir3. Air4. Batu bata5. Benang
D. Analisa Bahan
Diketahui :
Panjang pasangan dinding A = 4 bata
Panjang pasangan dinding B = 3 bata (dinding bertingkat)
Tinggi pasangan = 5 bata
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
Kebutuhan bata
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Dinding A Dinding B
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Perhitungan kebutuhan bata
Luas dinding A
Panjang pasangan = (4 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0,80 m + 0,03 m
= 0,83 m
Tinggi pasangan = (4 x 0,05) + (4 x 0,01)
= 0,20 m + 0,04 m
= 0,24 m
Luas dinding A = panjang x tinggi pasangan
= 0,83 m x 0,24 m
= 0,1992 m2
Luas dinding B
Panjang pasangan atas = (2 x 0,20) + (1 x 0,01)
= 0,40 m + 0,01 m
= 0,41 m
Panjang pasangan bawah = (3,5 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0,70 m + 0,03 m
= 0,73 m
Tinggi pasangan = 0,24 m
Luas dinding B
= ½ x (panjang pasangan atas + bawah) x tinggi pasangan
= ½ x (0,41 m + 0,73 m) x 0,24 m = 0,1368 m2
Luas pasangan = Luas dinding A + Luas dinding B
= 0,1992 m2 + 0,1368 m2 = 0,3360 m2
Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m = 0,0126 m2
Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
= 0,3360 m2
0,0126 m2
= 26,67 bata = 27 bata
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Perhitungan Kebutuhan Spesi
Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata
= 0,3360 m2 x 0,10 m
= 0,0336 m3
Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
Jumlah bahan
Pc = 0,35 x 1 x 0,0336 m3 = 0,001591 m3 = 1,591 L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,0336 m3 = 0,01591 m3 = 15,91 L
7,51
Air yang digunakan secukupnya
E. Langkah kerja
Adapun langkah kerjanya sebagai berikut :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.
5. Pasang bata awal di sisi kanan dan kiri di luar ukuran panjang dinding
pertama dan cek kedataran masing-masing dan antar bata dengan
menggunakan waterpass. Kemudian pasang line bobbyn.
6. Pasang bata awal di sisi atas dan bawah di luar ukuran panjang dinding
kedua dan cek kedataran masing-masing dan antar bata dengan
menggunakan waterpass. Kemudian pasang line bobbyn, seperti pada
gambar berikut (tampak atas):
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
line bobbyn plat siku
bata awal benang
7. Cek kesikuan dari masing-masing sudut pertemuan benang dengan
menggunakan plat siku.
8. Jika sudah datar dan siku, hamparkan adukan spesi mengikuti benang
pada line bobbyn dan lakukan pemasangan bata pada lapisan pertama
sesuai dengan teknik pemasangan bata yang telah dijelaskan pada job 1
sebelumnya.
9. Setelah lapisan pertama selesai, cek kedatarannya dengan menggunakan
waterpass.
10. Kemudian lanjutkan pemasangan bata lapisan kedua sesuai dengan teknik
pemasangan bata lapisan kedua yang telah dijelaskan pada job 1
sebelumnya.
11. Setelah lapisan kedua telah selesai, cek kedatarannya dengan
menggunakan waterpass. Dan lanjutkan dengan pemasangan bata lapisan
ketiga sesuai dengan teknik pemasangan bata lapisan pertama.
12. Begitu seterusnya untuk lapisan-lapisan berikutnya lagi.
13. Setelah selesai, tutup ruang kosong pada pertemuan antar bata dengan
menempelkan adukan spesi.
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Job IIIPASANGAN PERTEMUAN DUA DINDING ½ BATA
A. Dasar Teori
Dalam pembuatan / konstruksi dinding, pasti ada pertemuan dinding yang
akan membentuk sudut siku-siku. Pada pertemuan dua dinding ½ bata, kesikuan
haruslah sempurna agar terlihat lebih indah. Dalam pembuatan dinding ini
haruslah kuat, oleh karena itu, tepat pada pertemuannya di buat kolom praktis
yang terdiri dari 2 bata dengan panjang dan lebar bata.
Sama seperti job 2 sebelumnya, untuk menentukan kesikuannya, kita
akan menggunakan alat yang dinamakan plat siku.
B. Tujuan Khusus
Mahasisw dapat memasang pertemuan dau dinding ½ bata dengan cara
dan teknik yang benar.
Mahasiswa dapat mengukur ketegakan dan kedataran dengan
menggunakan waterpass.
Mahasiswa dapat membuat siku yang benar dengan menggunakan plat
siku
C. Peralatan dan BahanPeralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 6. Sekop
2. Palu pemotong batu 7. Waterpass
3. Ember 8. Jidar
4. Meteran lipat 9. Sikat baja
5. Line bobbyn 10. Plat siku
Bahan yang diperlukan:
1. Semen 4. Batu bata
2. Pasir 5. Benang
3. Air
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
D. Analisis Kebutuhan Bahan
Diketahui :
Panjang pasangan dinding A = 4,5 bata
Panjang pasangan dinding B = 2,5 bata
Tinggi pasangan = 5 bata
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
Kebutuhan bata
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Dinding A
Dinding B
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Perhitungan kebutuhan bata
Luas dinding A
Panjang pasangan = (4,5 x 0,20) + (4 x 0,01)
= 0,90 m + 0,04 m
= 0,94 m
Tinggi pasangan = (5 x 0,05) + (5 x 0,01)
= 0,25 m + 0,05 m
= 0,30 m
Luas dinding A = panjang x tinggi pasangan
= 0,94 m x 0,30 m
= 0,2820 m2
Luas dinding B
Panjang pasangan = (2,5 x 0,20) + (2 x 0,01)
= 0,50 m + 0,02 m
= 0,52 m
Tinggi pasangan = 0,30 m
Luas dinding B = panjang x tinggi pasangan
= 0,52 m x 0,30 m
= 0,1560 m2
Luas pasangan = Luas dinding A + Luas dinding B
= 0,2820 m2 + 0,1560 m2
= 0,4380 m2
Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2
Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
= 0,4380 m2
0,0126 m2
= 37,76 bata = 35 bata
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Perhitungan kebutuhan spesi
Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata
= 0,4380 m2 x 0,10 m
= 0,0438 m3
Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
Jumlah bahan
Pc = 0,35 x 1 x 0,0438 m3 = 0,00204 m3 = 2,04 L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,0438 m3 = 0,0204 m3 = 20,40 L
7,51
Air yang digunakan secukupnya
E. Langkah KerjaAdapun langkah kerjanya, sebagai berikut:
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan-bahan secukupnya dan letakkan di dekat lokasi kerja.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.
5. Pasang 4 buah bata awal yang membentuk huruf T. Pasang dengan
ukuran di luar ukuran panjang dinding yang akan dibuat.
6. Setelah dipasang, cek kedataran masing-masing dan antar bata awal
tersebut dengan menggunakan waterpass.
7. Setelah sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasang benang di
ujung keempat bata awal tersebut. Usahakan benang jangan sampai
kendor.
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
bata awal
line bobbyn
plat siku
benang
8. Kemudian cek kesikuan pada masing-masing sudut pertemuan dengan
menggunakan plat siku.
9. Setelah sudah benar-benar siku, hamparkan adukan mortar mengikuti
benang pada line bobyn dan lakukan pemasangan bata lapisan pertama
sesuai dengan teknik pemasangan bata yang telah di jelaskan pada job 1
sebelumnya, dimana pada pertemuan benang, bata tidak lagi dipasang
memanjang, namun dipasang melintang.
10. Setelah lapisan pertama telah selesai dan telah di cek dengan waterpass,
lakukan pemasangan bata lapisan kedua seperti teknik yang telah
dijelaskan sebelumnya. Namun kali ini agak sedikit berbeda karena kali
ini kita akan menggunakan 2 buah bata tambahan yang akan di letakkan
pada pertemuan benang. Bata yang digunakan yaitu bata ukuran ¾ yang
dipasang memanjang.
11. Setelah lapisan kedua telah selesai, lanjutkan pemasangan bata lapisan-
lapisan berikutnya sesuai dengan teknik yang telah dijelaskan
sebelumnya.
12. Setelah selesai, tutup ruang kosong pada pertemuan antar bata dengan
menempelkan adukan spesi.Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
JOB IV
PASANGAN KERAMIK LANTAI
A. Teori
Pasangan keramik lantai adalah pasangan dari beberapa buah keramik
yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk sebidang lantai
B. Tujuan Khusus
Mahasiswa terampil dalam memasang pasangan keramik
Mahasiswa dapat berkreasi pada pasangan keramik
Mahasiswa dapat memecahkan masalah yang ditemui pada pasangan
keramik
Mengetahui langkah kerja pemasangan keramik dengan benar
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
C. Peralatan dan BahanPeralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 4. Meteran lipat
2. Plat siku 5. Waterpass
3. Ember 6. Sekop
Bahan yang diperlukan:
1. Semen 4. Keramik
2. Pasir 5. Kain lap
3. Air 6. Paku
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
D. Analisa Bahan
Diketahui :
Ukuran keramik = 20 cm x 20 cm x 0,5 cm
Luas pemasangan lantai = 80 cm x 80 cm
Tebal lantai = 2 cm
Ditanya :
Kebutuhan keramik
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Perhitungan kebutuhan keramik
Luas lantai = panjang x lebar pemasangan
= 0,80 m x 0,80 m
= 0,64 m2
Luas keramik = sisi x sisi
= 0,20 m x 0,20 m
= 0,04 m2
Jumlah keramik yang diperlukan = Luas lantai
Luas keramik
= 0,64 m2
0,04 m2
= 16 keramik
Perhitungan kebutuhan spesi
Volume pemasangan = luas lantai x tebal lantai
= 0,64 m2 x 0,02 m
= 0,0128 m3
Volume gembur = Volume pasangan x 1,2
= 0,0128 m3 x 1,2
= 0,01536 m3
Perbandingan untuk adukan 1 Pc : 10 Ps
Pc = 327 – 366 kg/m2
Ps = 982 – 1091 kg/m2
Jumlah bahanLaporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Pc = Volume pasangan x 327
= 0,01536 m3 x 327
= 5,023 kg
Ps = Volume pasangan x 982
= 0,01536 m3 x 982
= 15,084 kg
Jumlah air yang digunakan secukupnya.
E. Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat
tempat atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari
bidang pekerjan
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Sebelum diplester lokasi dan keramik di basahi terlebih dahulu
4. Tentukan as pasangan Pasang paku dan hubungkan dengan benang
sehingga membentuk garis bersilangan dengan sudut 90° dan cek
kesikuan dengan plat siku
5. Plester lantai setebal 2.5 cm
6. Sebelum dipasang keramik plesteran didatarkan dengan ruskam dan cek
kedataran menggunakan waterpass
7. Mulailah memasang keramik dari as yang telah ditentukan
8. Pada saat pemasang keramik, rapikan pertemuan keramik dan rapatkan
serapat mungkin serta tidak lupa keramik ketok-ketok dengan gagang
sendok spesi untuk mendapatkan kedataran yang diinginkan
9. Periksalah kedataran dengan menggunakan waterpass dan lanjutkan
hingga pemasangan selesai
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
JOB V
PEMASANGAN ROLLAGH
A. Dasar Teori
Rollagh adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif
pemasangan rollag dapat berbentuk setengah lingkaran, gothic atau cengkeh.
Bentuk lain dapat dibuat sesuai kreasi kita. Syarat pasangan rollag adalah bagian
tengah atu pada as pasangan harus berupa bata hindari berupa siar
B. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat membuat rollagh dengan cara dan teknik perletakan
bata yang benar.
Mahasiswa dapat menggunakan peralatan-peralatan yang digunakan
untuk membuat rollagh.
Mahasiswa dapat mengukur kedataran dari pemasangan bata dengan
menggunakan waterpass.
Mahasiswa dapat memahami fungsi dari pemasangan rollagh.
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 6. Sekop
2. Palu pemotong batu 7. Waterpass
3. Ember 8. Jidar
4. Meteran lipat 9. Sikat baja
5. Line bobbyn 10. Plastik
6. Mal setengah lingkaran 11. Plat siku
Bahan yang diperlukan:
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata
5. BenangLaporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
D. Analisa bahan
Diketahui :
Diameter mal = 80 cm Tinggi pasangan = 13 bata = 79,5 cm Panjang pasangan = 246,5 cm Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps Tebal siar = 1 cm Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
Kebutuhan bata
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
246,5 cm
79,5 cm
80 cm
Perhitungan kebutuhan bata
Luas dinding utuh = panjang x tinggi pasangan
= 2,465 m x 0,795 m
= 1,9597 m2
Luas mal
Luas ½ lingkaran = ½ πr2
= ½ x 3,14 x (0,40)2 m
= 0,2512 m2
Luas persegi panjang = panjang x tinggi pasangan
= 0,80 m x [(2 x 0,05 m) + (3 x 0,01 m)]
= 0,80 m x ( 0,10 m + 0,03 m)
= 0,80 m x 0,13 m
= 0,104 m2
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
Luas mal = Luas ½ lingkaran + Luas persegi panjang
= 0,2512 m2 + 0,104 m2
= 0,3552 m2
Luas pasangan bata = Luas dinding utuh – Luas mal
= 1,9597 m2 – 0,3552 m2
= 1,6045 m2
Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2
Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
= 1,6045 m2
0,0126 m2
= 127,34 bata = 128 bata
Perhitungan kebutuhan spesi
Volume pasangan = Luas pasangan x tebal bata
= 1,6045 m2 x 0,10 m
= 0,16045 m3
Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
Jumlah bahan
Pc = 0,35 x 1 x 0,16045 m3 = 0,007478 m3 = 7,478 L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,16045 m3 = 0,07478 m3 = 74,78 L
7,51
Air yang digunakan secukupnya
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
E. Langkah kerja
Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1 Pc : 10 Ps.
5. Pasang 2 buah bata awal dengan bentang sesuai dengan diameter mal,
yaitu 80 cm.
6. Letakkan mal di atas bata tersebut. Namun sebelum memasang mal, mal
terlebih dahulu dilapisis dengan plastik agar pekerjaan lebih rapi serta
selipkan sebatang kayu kecil (letakkan di atas bata) sebagai alas
peletakkan mal. Hal ini bertujuan agar mal mudah dilepas saat pekerjaan
telah selesai.
7. Pasang sebuah bata awal di sebelah kiri dan kanan mal di luar batas
ukuran panjang tebok yang akan dibuat.
8. Cek kedataran masing-masing dan antar bata awal dengan menggunakan
waterpass.
9. Bila sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasangi benang di
ujung kedua bata awal tersebut hingga membentang sejajar dengan mal.
10. Lakukan pemasangan bata lapis 1 sesuai dengan cara dan teknik yang
telah dijelaskan sebelumnya. Pemasangan lapis satu menggunakan bata
utuh semuanya. Pemasangan bata dengan jumlah yang sama dilakukan di
sebelah kanan dan kiri mal.
11. Bila lapis 1 telah selesai, cek kedatarannya dengan waterpass.Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011
Bab III Pembahasan
12. Lakukan pemasangan lapis kedua yang dimulai dari bata setengah.
13. Bila lapis kedua telah selesai dan sudah dicek kedatarannya, lakukan
pemasangan lapis ketiga yang dimulai dengan bata utuh kembali.
14. Pada lapis ketiga kita harus menaikkan ukuran siar pada bata yang
didekat pinggir mal. Hal ini bertujuan agar hasil pasangan bata mengikuti
bentuk lengkung mal.
15. Begitu seterusnya hingga pada lapis-lapis berikutnya.
16. Bila pemasangan rollagh telah selesai, tunggu beberapa saat sampai siar
benar-benar kering. Kemudian secara perlahan lepas mal setengah
lingkaran tadi dengan cara menarik kayu yang telah diselipkan tadi.
Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2011