Upload
muhammad-akbar-rifkie
View
232
Download
56
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Energi Terbarukan
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Magang
Listrik telah menjadi salah satu bentuk energi yang sangat banyak
dibutuhkan sekarang ini. Manusia membutuhkan energi listrik dalam setiap
kegiatannya. Sayangnya untuk mendapatkan energi listrik ini, umumnya
listrik dibangkitkan oleh suatu generator dalam pembangkit listrik yang
menggunakan sumber energi minyak bumi atau batubara. Padahal ini
merupakan sumber energi yang terbatas jumlahnya, untuk itu diperlukan
sistem pembangkit listrik dengan sumber energi yang baru. Salah satu
sumber energi baru yang tidak akan habis adalah energi angin. Karenanya
banyak dibuat pembangkit listrik energi angin/bayu yang memiliki sistem
dan cara kerja sedikit berbeda dengan pembangkit listrik konvensional
yang berbahan bakar minyak atau batubara.
Di Indonesia, dengan banyak potensi energi angin yang bisa
didapatkan karena panjangnya garis pantai yang memiliki banyak energi
angin. Cepat atau lambat pembangkit listrik tenaga angin akan menjadi
salah satu pembangkit listrik yang digunakan di Indonesia. Untuk itu dalam
kerja magang ini dipelajari bagaimana suatu sistem pembangkit listrik
tenaga angin bekerja. Juga didasarkan karena pembangkit listrik ini
termasuk suatu teknologi yang masih jarang. Maka topik ini diambil, demi
menguasai teknologi pembangkit ini yang akan banyak digunakan di masa
depan.
2
1.2 Tujuan Kerja Magang
Kerja magang dilakukan untuk melihat bagaimana keseluruhan
sistem suatu pembangkit listrik tenaga angin, dan bagaimana cara kerja
masing-masing bagiannya. Proses pembelajaran juga termasuk membuat
secara langsung bagian-bagian turbin angin, seperti bilah. Juga melakukan
pemeliharaan rutin untuk menguji suatu sistem turbin masih layak
digunakan.
1.3 Manfaat Kerja Magang
Dari kerja magang ini diharapkan mendapatkan pengetahuan
mengenai sistem pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB), mempelajari
bagaimana cara kerja dan melakukan pemeliharaan sistem PLTB sesuai
dengan prosedur.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam tugas akhir ini ada
beberapa permasalahan seperti berikut :
1. Bagaimana cara kerja PLTB
2. Bagaimana melakukan pemeliharan pada sistem PLTB.
1.5 Batasan Masalah
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan agar isi dan
pembahasan mengenai proyek akhir menjadi terarah, pembahasan dibatasi
hanya:
3
1. Sistem pembangkit listrik tenaga angin skala mikro kapasitas 500
Watt
2. Turbin angin jenis sumbu horizontal 3 bilah
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini merujuk pada pedoman
penyusunan tugas akhir dengan struktur pada Bab I : Pendahuluan berisi
latar belakang, tujuan kerja magang, manfaat kerja magang, rumusan
masalah, batasan masalah dan sistematika penulisan; Bab II : Landasan
teori berisi teori-teori pendukung yang berkaitan dengan kegiatan kerja
magang mengenai pembangkit listrik tenaga angin; Bab III: Uraian Kegiatan
berisi jadwal dan kegiatan kerja magang beserta uraian masing-masing
kegiatan berupa tujuan dan langkah kerja; Bab IV : Kesimpulan dan Saran
berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan bab dan kerja magang, beserta
saran yang diberikan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Angin
Dalam ilmu meteorologi, angin adalah gerakan massa udara dalam
atmosfer yang penyebabnya sebagian besar karena perbedaan suhu
lingkungan. Perbedaan suhu ini terjadi karena panas dari matahari. Secara
umum, sebenarnya sumber-sumber energi terbarukan seperti angin,
merupakan akibat dari energi radiasi matahari (kecuali energi pasang surut
air laut dan panas bumi). Matahari menghasilkan radiasi yang sampai ke
bumi dan mempengaruhi kondisi alam di permukaannya. Salah satu akibat
dari radiasi matahari adalah munculnya perbedaan panas udara di
permukaan bumi, tetapi panas ini tidak merata di setiap tempat. Panas
udara ini kemudian membuat udara memiliki kuat tekanan yang berbeda-
beda, sehingga secara alami, udara cenderung berpindah dari tempat yang
bertekanan tinggi menuju tempat yang bertekanan rendah. Selain karena
tekanan udara, perpindahan udara juga dipengaruhi oleh rotasi bumi.
2.1.1 Energi dalam Angin
Karena angin adalah massa udara yang bergerak maka angin
memiliki jenis energi gerak (kinetik) yang bisa dimanfaatkan untuk
menggerakkan sesuatu atau dikonversi menjadi bentuk energi lain. Energi
adalah ukuran kesanggupan suatu benda untuk melakukan usaha. Dan
energi berhubungan dengan daya yang merupakan usaha yang dilakukan
5
per satuan waktu. Besar energi kinetik yang tersimpan dalam angin (yang
merupakan fluida) per satuan volume bisa dihitung menggunakan
persamaan :
……………………………...2.1
Dimana :
EK = Energi Kinetik (Joule)
= Densitas Fluida
A = Luas Wilayah (m2)
v = Kecepatan Angin (m/s)
Sedangkan untuk suatu fluida yang mengalir melewati suatu area dengan
luas dan kecepatan tertentu. Maka daya yang dimiliki angin yang melewati
area seluas A dengan kecepatan v adalah :
……………………………...2.2
2.1.2 Kecepatan Angin
Hal yang biasanya dijadikan patokan untuk mengetahui potensi
angin adalah kecepatannya. Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin
atau pergerakan udara persatuan waktu dan dinyatakan dalam satuan
meter per detik (m/s), kilometer per jam (km/jam), atau mil per jam
(mil/jam). Yang biasanya menjadi masalah adalah ketidakstabilan
kecepatan angin, karena angin yang terus berubah terhadap waktu dan
6
tempat. Di wilayah Indonesia, umumnya kecepatan angin pada siang hari
lebih kencang dibandingkan malan hari. Karena itu perlu dilakukan
perhitungan kecepatan rata-rata dengan melakukan pengukuran kecepatan
angin secara terus menerus.
Udara bergerak yang terlalu dekat dengan permukaan tanah,
kecepatan angin yang diperoleh akan kecil sehingga daya yang dihasilkan
sangat sedikit. Semakin tinggi akan semakin baik. Pada keadaan ideal,
untuk mendapatkan angin berkecepatan sekitar 5-7 m/s, diperlukan
ketinggian 5-12 m di atas permukaan tanah.
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Kecepatan Terhadap Kenaikan Tenaga
Angin
7
Faktor lain yang perlu diperhatikan untuk turbin angin konvensional
adalah desain baling-baling. Untuk baling-baling yang besar (misalnya
dengan diameter 20 m), kecepatan angin pada ujung bilah bagian atas kira-
kira 1,2 kali dari kecepatan angin ujung bilah bagian bawah. Artinya, ujung
bilah pada saat di atas akan terkena gaya dorong yang lebih besar
daripada pada saat di bawah. Hal ini perlu diperhatikan pada saat
mendesain kekuatan bilah dan tiang (menara) khususnya pada turbin angin
yang besar. Jika kecepatan angin di bilah atas dan bawah berbeda secara
signifikan, maka yang perlu diperhitungkan selanjutnya adalah pada
kecepatan angin berapa turbin angin dapat menghasilkan daya optimal.
Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh kontur dari permukaan. Di
daerah perkotaan dengan banyak rumah, apartemen dan perkantoran
bertingkat, kecepatan angin akan rendah. Sementara kecepatan angin
pada daerah lapang lebih tinggi. Kepadatan (porositas) di permukaan bumi
akan menyebabkan angin mudah bergerak atau tidak. Faktor porositas ini
juga penting untuk diperhatikan ketika mendesain turbin angin.
2.1.3 Potensi Energi Angin di Indonesia
Angin memiliki kekuatan yang bisa digunakan untuk menghasilkan
sesuatu. Energi angin dapat dikumpulkan dan digunakan untuk
menggerakkan sesuatu, sehingga energi angin ini bisa diubah menjadi
bentuk lain, seperti gerak mekanik atau energi listrik. Di wilayah Indonesia
yang berada di daerah khatulistiwa memiliki cukup banyak potensi angin
yang tersedia. Seperti peta angin pada gambar 1.1, menampilkan arah dan
8
kekuatan angin pada tanggal 4 Juni 2015 pada pukul 08:03:29. Terlihat
rata-rata angin di Indonesia banyak di daerah pantai dan semakin kuat
angin pada daerah Indonesia bagian timur.
Gambar 2.2 Peta Persebaran Angin di Wilayah Indonesia
Pada peta berikut ini ditunjukkan daerah-daerah daerah di Indonesia
yang memiliki potensi energi angin berdasarkan data kecepatan angin rata-
rata pada ketinggian 10 m. Berdasarkan kriteria turbin angin seperti TSD-
500 maka dibutuhkan angin berkecepatan minimal 3 m/s untuk mulai
berproduksi (LAN, 2012). Dan daerah yang memiliki kecepatan rata-rata
angin di atas 3 m/s banyak ditemui pada pesisir Selatan Jawa, Sumatera,
dan pulau-pulau di Indonesia bagian timur.
9
Gambar 2.3. Kecepatan Angin Rata-rata per Agustus 1999-Juli 2000
Menurut Tim Lentera Angin Nusantara (LAN) yang telah
mengadakan pengujian potensi energi angin dan juga turbin angin di Pantai
Cipatujah, Tasikmalaya-Jawa Barat sejak Januari 2012. Dan berdasarkan
hasil pengujian didapatkan bahwa kecepatan angin di atas 3 m/s pada
ketinggian 5 meter berhembus selama 2510 jam atau sekitar 104 hari
dengan rata-rata energi per harinya sebesar 490 Wh.
Dalam menentukan energi angin di suatu daerah bukanlah
hanya dengan mengetahui kecepatan angin rata-rata pada daerah
tersebut karena kecepatan angin sangat fluktuatif setiap waktunya
maka yang terpenting adalah perhitungan lama/durasi kecepatan
angin produktif tersebut berhembus setiap harinya sehingga dapat
diketahui besar energinya. Misalkan saja dengan kecepatan angin 3
m/s bila konstan terjadi dalam 8 jam saja, maka mampu
menghasilkan energi 415 Wh/harinya (asumsi jari-jari jari blade 1m
dan densitas udara 1.225). Oleh sebab itu, pengukuran angin dan
10
pengkajian engkajian ini perlu dilakukan langsung di tempat yang
akan dijadikan site energi angin selama beberapa waktu/bulan
ataupun tahun bila diperlukan.
2.2 Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik adalah fasilitas industri yang digunakan untuk
menghasilkan energi listrik. Umumnya pembangkit listrik memiliki satu atau
lebih generator, yaitu alat yang mampu mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik berdasarkan Hukum Faraday dimana konduktor yang bergerak
dalam suatu medan magnet atau sebaliknya akan menghasilkan arus listrik
dalam konduktor. Sumber energi mekanik yang dibutuhkan oleh generator
ini bermacam-macam, tapi umumnya menggunakan pembakaran bahan
bakar fosil dan ada juga yang menggunakan energi nuklir. Tetapi sekarang
sumber energi untuk pembangkit listrik sudah meluas menggunakan
sumber energi terbarukan yang lebih bersih, seperti matahari, angin,
gelombang laut, dan hidroelektrik.
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau biasa juga disebut turbin
angin adalah alat yang mampu mengubah energi kinetik dari angin menjadi
energi listrik. Walaupun secara teknis tidak ada turbin yang digunakan
dalam PLTB, fungsi turbin digantikan oleh bilah (sudu) untuk menerima
secara langsung energi dari aliran fluida (dalam hal ini aliran fluida adalah
aliran angin). Angin yang bergerak ini ditangkap oleh turbin, membuat bilah
11
berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan generator dan
akhirnya membangkitkan listrik. Karena turbin dan generator yang menyatu
ini membuat pembangkit listrik tenaga angin disebut turbin angin.
Turbin angin pada awalnya digunakan untuk membantuk menggiling
padi atau jagung, keperluan irigasi, atau memompa air. Sedangkan sebagai
pembangkit listrik, turbin angin telah digunakan di Denmark sejak tahun
1890. Kemudian karena beberapa dekade terakhir kekhawatiran akan
habisnya sumber energi fosil semakin menguat, telah banyak dilakukan
penelitian dan pengembangan turbin angin. Bahkan angin menjadi sumber
energi dengan perkembangan relatif cepat dibandingkan dengan sumber
energi lain. Walaupun penggunaan dan kapasitasnya masih belum bisa
menyaingi pembangkit listrik konvensional. Karenanya pengkajian potensi
angin dan penelitian sistem pembangkit listrik tenaga angin perlu dilakukan
dengan tepat.
2.3.1 Prinsip Kerja PLTB
Prinsip kerja PLTB adalah dengan memanfaatkan energi kinetik
angin yang masuk ke dalam area sapuan bilah turbin untuk memutar bilah
tersebut menjadi energi mekanik, kemudian energi mekanik ini diteruskan
ke generator untuk membangkitkan energi listrik.
12
2.3.2 Jenis-jenis PLTB
Untuk mendapatkan energi angin, ada beragam jenis turbin angin
dengan bentuk yang berbeda-beda. Tapi secara umum, turbin angin
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan penempatan porosnya, yaitu:
1. Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor
utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil
diarahkan oleh sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca)
yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya
menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah
servo motor. Sebagian besar memiliki sebuah roda gigi untuk
mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat
berputar.
Kelebihan yang dimiliki turbin angin jenis sumbu horizontal
adalah :
a. Dasar menara yang tinggi memberikan akses ke angin
yang lebih kencang dan stabil. Di beberapa lokasi geseran
angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin
meningkat sebesar 20%.
b. Merupakan jenis turbin angin yang mendekati ideal
efisiensinya.
c. Dengan efisiensi tinggi, banyak energi angin yang bisa
13
dihasilkan menjadi energi listrik. Sehingga jenis ini memiliki
kapasitas pendapatan energi paling banyak dibanding
jenis lain.
Sedangkan kelemahan dari turbin angin jenis ini adalah:
a. Menara yang tinggi serta bilah yang panjang menyulitkan
instalasi bangunan.
b. Turbin angin yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan alat
bantu yang yang sangat tinggi dan mahal serta para
operator yang terampil.
c. Berbagai varian downwind menderita kerusakan struktur
yang disebabkan oleh turbulensi angin.
d. Turbin angin membutuhkan mekanisme kontrol yaw
tambahan untuk membelokkan kincir menghadap angin.
2. Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin sumbu vertikal (TASV) memiliki sumbu rotor
utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini
adalah turbin tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif.
Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya
sangat bervariasi. Dengan sumbu yang vertikal, generator serta
gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu
menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk keperluan
perawatan. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah benda
padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir
14
berputar.
Kekurangan turbin angin sumbu vertikal yaitu produksi energi
hanya 50 % dari efisiensi jenis horizontal karena gaya drag
tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar. Turbin angin sumbu
vertikal tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih
kencang di tingkat yang lebih tinggi. Kebanyakan jenis ini
mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi lebih
sedikit untuk mulai berputar.
2.3.3 Efisiensi Turbin Angin
Tidak ada sistem yang bekerja dengan sempurna, karenanya ada
ukuran efisiensi dalam suatu sistem. Dalam sistem turbin angin ini juga
memiliki nilai efisiensi sendiri. Ada banyak komponen dalam sistem yang
memiliki tingkat efisien berbeda. Contohnya pada jenis turbin angin, ada
banyak jenis turbin yang bisa dibuat dan masing-masing memiliki nilai
efisiensi yang berbeda-beda. Urutan jenis turbin angin berdasarkan tingkat
efisiensinya (dari rendah ke tinggi) antara lain : 1. Tipe Belanda; 2. Tipe
Savonius; 3. Tipe Darius; 4. Tipe Linear; 5. Tipe Propeller 2 Bilah; 6. Tipe
Propeller 3 Bilah; 7. Tipe Banyak Bilah.
15
Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Cp dan TSR jenis-jenis turbin angin
Semakin tinggi efisiensi suatu turbin, semakin maksimal juga energi
angin yang bisa diubah oleh turbin angin. Jenis bilah turbin angin yang
paling ideal tingkat efisiensinya adalah jenis propeller 3 bilah dengan Cp
yang mendekati 45%. Jenis turbin angin dengan 2 dan 3 bilah inilah yang
paling banyak ditemukan di pasaran. Pemanfaatan energi angin juga
sama dengan pemanfaatan energi lainnya, yang terbagi dalam beberapa
skala. Dari skala besar sampai mikro. Ukuran skala menentukan sebesar
apa kapasitas energi yang mampu dihasilkan suatu turbin angin.
16
2.4 Turbin Angin TSD-500
Bagian utama dari turbin angin berupa generator, blade, cone, fin,
dan ekor. TSD-500 ini merupakan turbin angin horizontal dengan 3 blade
propeller yang memiliki tingkat efisiensi 40%. Turbin ini mulai berputar pada
kecepatan angin 2.5 m/s dan mulai memproduksi listrik pada kecepatan
angin 3 m/s. Daya maksimal yang mampu dihasilkan oleh turbin adalah 500
Wattpeak (Wp) pada kecepatan angin 12 m/s dan n di atasnya. Turbin ini
dapat bertahan sampai pada kecepatan angin 33 m/s.
Blade turbin menggunakan bahan kayu pinus. Selain kualitasnya
yang ringan dan kuat, kuat bahan ini mudah ditemui di Indonesia (untuk
pengembangan produksi lokal) dan juga harganya yang relatif terjangkau
dibandingkan dengan bahan lainnya. Turbin angin TSD-500 dipasang pada
ketinggian 4 hingga 6 meter di ataspermukaan tanah. Inilah yang membuat
proses instalasi turbin mudah dipelajari dan lebih aman.
Tabel 2.1 Spesifikasi Turbin Angin TSD-500
17
2.4.1 Komponen-komponen Sistem Turbin Angin
PLTB merupakan suatu sistem yang memiliki banyak komponen-
komponen di dalamnya yang saling bekerja agar fungsi PLTB tercapai.
Secara umum, PLTB memiliki komponen-komponen yang terbagi menjadi
dua, yaitu :
Komponen Utama
1. Bilah (Blade)
Blade merupakan bagian penting dalam suatu sistem turbin
angin sebagai komponen yang berinteraksi langsung dengan angin.
TSD-500 merupakan turbin angin tipe sumbu horizontal dengan 3
blade propeller yang memiliki nilai Cp 40%, yang berarti mampu
mengambil 40% dari total energi angin yang diterimanya (energi per
luas sapuan blade) menjadi energi mekanik.
18
Gambar 2.5. Bagian-bagian Bilah
Blade terdiri dari beberapa bagian, antara lain : Radius (jari-jari
bilah); Chord (lebar bilah); Leading edge; Trailing edge; Chord line
(garis yang menghubungkan leading dan trailing edge); Setting of
angle (pitch, sudut antara chord line dan bidang rotasi dari rotor);
Angle of attack (sudut antara chord line dengan arah gerak udara
relatif).
Gambar 2.6. Bentuk jenis-jenis Bilah
Blade memiliki 3 jenis berdasarkan desainnya, yaitu taper
(mengecil ke ujungnya), tapperless (pangkal dan ujungnya memiliki
lebar yang sama), dan inverse-taper (membesar ke ujungnya).
Ketiga blade ini memiliki kapasitasnya masing-masing seperti jenis
taper yang sesuai untuk angin berkecepatan tinggi, sementara
19
inverse-taper inverse sesuai untuk kecepatan angin rendah (putaran
rendah, torsi tinggi) dan blade tapper-less dengan kemampuan di
antara keduanya.
2. Generator
Secara sederhana, generator merupakan alat konversi energi
mekanik menjadi energi listrik untuk dimanfaatkan. Energi mekanik
bisa didapatkan dari beragam sumber, bisa dilakukan manual
dengan tangan atau dengan bantuan mesin lain.
Gambar 2.7. Skema Kerja Generator
Pada jaringan listrik yang digunakan di rumah-rumah hampir
semua energi listriknya berasal dari generator. Generator termasuk
dalam salah satu mesin listrik, yang prinsip kerjanya berdasarkan
prinsip Induksi Magnet. Secara umum generator memiliki dua
bagian, yaitu rotor dan generator. Generator bekerja dengan
memutar kumparan di dalam medan magnet sehingga listrik mengalir
20
yang besar arusnya bisa diatur dengan mengatur tegangan keluaran
generator. Pada turbin angin generator disimpan dalam nacelle agar
terlindungi dan rotor yang terhubung langsung dengan bilah.
Berdasarkan sistem kelistrikannya generator dibagi menjadi
dua jenis, yaitu dinamo dan alternator.
a. Dinamo adalah generator yang menghasilkan listrik arus
searah (DC) dan dilengkapi komutator didalamnya.
b. Alternator adalah generator yang menghasilkan listrik arus
bolak-balik (AC).
Dan secara mekanik, generator memiliki menjadi dua bagian,
stator yang merupakan bagian diam (statis) dari generator, dan rotor
yang merupakan bagian bergerak/berputar (rotasi). Sedangkan
secara elektrik juga terbagi dua, yaitu kumparan armature yang
merupakan komponen penghasil energi listrik dan bisa diletakkan
pada stator atau rotor. Lalu ada medan sebagai penghasil medan
magnet, bisa berupa kumparan medan yang membutuhkan listrik
untuk menjadi elektromagnet atau magnet permanen. Juga bisa
diletakkan pada stator atau rotor.
Generator memiliki banyak komponen Generator Secara
rumus, generator dengan kapasitas daya (P) tertentu mendapatkan
energi mekanik yang memiliki besar torsi (T) dan menyebabkan rotor
berputar dengan kecepatan tertentu (ω). Kemudian diubah menjadi
energi listrik yang memiliki besar tegangan (V) dan kuat arus (I).
21
Komponen Pendukung
1. Bagian Ekor
Ekor turbin angin berfungsi mengarahkan turbin angin
menghadap arah angin. Ukuran ekor perlu disesuaikan dengan turbin
angin sehingga mampu mendorong badan turbin ke arah angin.
TSD-500 memiliki sirip ekor yang terbuat dari bahan fiber dan batang
ekornya terbuat dari besi.
Gambar 2.8. Bentuk Ekor TSD-500
2. Controller
Controller berperan sebagai alat konversi energi listrik dari AC
menjadi DC dan pengatur sistem tegangan masukan yang fluktuatif
22
dari generator untuk distabilkan sebelum disimpan ke baterai.
Gambar 2.9. Skema Kerja Controller
Pada gambar di atas, diperlihatkan controller memiliki fitur
MPPT. Maximum Power Point Tracker (MPPT) adalah suatu
rangkaian DC yang mengoptimasikan keluaran daya dari generator
sebelum dialirkan untuk disimpan ke baterai. Regulator tegangan
(Cut-OFF tegangan maksimal 130 V) melindungi komponen-
komponen komponen yang ada di dalam controller dari aliran arus
tinggi. Controller dapat secara otomatis menghentikan pengecasan
saat baterai penuh.
Pada controller, juga dilengkapi komponen rectifier berperan
dalam mengkonversi tegangan AC menjadi DC sehingga sesuai
dengan media penyimpanan listrik, yaitu baterai DC. Hasil dari
rectifier ini kemudian diolah oleh sistem MPPT dengan bantuan
transformator dan mosfet yang mengkonversi DC power untuk
dipecah-pecahkan menjadi tegangan DC yang lebih kecil dan arus
23
yang disesuaikan sehingga cocok dengan kapasitas baterai.
Misalnya saja, tegangan dan arus AC dari sumber awalnya bernilai
160 V dan 3 A (P=V.I , maka nilai Powernya 480 W) dialirkan ke
controller untuk dikonversi menjadi listrik DC yang sesuai dengan
kapasitas baterai, maka tegangan dan arusnya menjadi 24 V dan 20
A (P=480 W).
Gambar 2.10. Bentuk Controller dan Terminalnya
3. Data Logger
Data Logger berperan sebagai media penyimpanan data,
tegangan dan arus dari controller akan melewati data logger untuk
direkam. Kemudian tegangan dan arus ini kembali dialirkan kembali
menuju baterai. Rekaman data disimpan di dalam SD Card dalam
format excel seperti waktu perekaman data dalam detik,
24
Gambar 2.11. Grafik Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik
Data tegangan (V) dan arus (I) digunakan untuk menghitung
daya yang dihasilkan P=V.I), serta masukan arus dan tegangan saat
turbin dalam kecepatan angin tertentu. Melalui data V dan I ini juga
diketahui kondisi baterai penuh atau tidaknya, serta kualitas baterai.
4. Baterai
Baterai berperan sebagai media penyimpanan energi listrik.
Pada baterai terjadi reaksi elektrokimia charging dan discharging.
Proses charging ini bekerja saat baterai berfungsi sebagai beban dan
sumber energinya dari generator, sementara itu proses discharging
25
adalah ketika baterai menjadi sumber energi untuk menyuplai listrik
ke beban lain (misalnya lampu).
Gambar 2.12. Dua Proses Kerja Baterai
Pada sistem TSD-500, baterai yang digunakan adalah baterai
jenis deep cycle gel dan terdapat 2 macam, yaitu baterai dengan
kapasitas 12V/100Ah dan 2V/800Ah. Hal ini ditujukan berdasarkan
kebutuhan penggunaannya.
5. Inverter
Inverter berfungsi sebagai alat konversi listrik DC dari baterai
(12/24 V) menjadi listrik AC (220 V) sehingga bisa digunakan untuk
peralatan listrik AC, seperti peralatan rumah tangga sehari-hari
sehari hari yaitu lampu, televisi, kulkas, dll.
26
Gambar 2.13. Aliran Kerja Inverter
2.4.2 Teknologi Coggingless
Perbedaan mendasar antara TSD-500 dengan turbin angin lainnya
terletak pada generatornya. Tipe generator 3 fasa magnet permanen yang
digunakan pada turbin ini memiliki teknologi cogging-less. Cogging
merupakan suatu hentakan (torsi yang berlawanan dengan arah putar
turbin) saat memutar rotor yang mengakibatkan rotor sulit sekali diputar
dengan tangan dan hal ini mengurangi efisien kerja turbin, menimbulkan
getaran dan bunyi yang mengganggu. Seandainya angin dalam kecepatan
rendah maka turbin akan sangat sulit berputar. Cogging terjadi karena
adanya perbedaan permeabilitas antara magnet dengan material non-
magnet. Dengan adanya teknologi cogging-less ini maka rotor dapat
diputar tanpa hambatan (sangat mulus) dan turbin angin ini mampu
berputar pada kecepatan angin rendah.
2.4.3 Teknologi Furling
Teknologi lainnya yang berperan dalam TSD-500 ini adalah
teknologi furling. Teknologi ini dimaksudkan sebagai sistem pengamanan
generator dan baterai. Bila baterai dalam kondisi penuh, maka turbin angin
akan secara otomatis mengerem/berhenti berputar dengan cara
menghindar dari arah datangnya angin. angin Ekor turbin seakan menari
untuk mengarahkan badan turbin menghindari dari arah datangnya angin
27
dan turbin pun berhenti berputar. Dan bila baterai sudah bisa diisi kembali
maka ekor turbin akan mengarahkan kembali badannya ke arah angin.
2.5 Pengukuran Angin
Dasar dalam perhitungan potensi energi angin adalah pengukuran
angin. Di dalam pengukuran angin terdapat dua variabel utama yaitu
kecepatan (m/s) dan arah angin (derajat). Pengukuran kecepatan angin
dapat menggunakan anemometer, sementara untuk arah angin dengan
menggunakan Wind Direction Sensor (WDS). Keduanya akan
menyampaikan data untuk direkam oleh data logger. Data angin yang
dihasilkan ini berupa data per detik. Melalui data angin ini dapat dilakukan
pengkajian dasar maupun lanjutan sebelum membangun suatu power plant
(sistem pembangkit listrik tenaga angin) seperti :
1. Perhitungan dan pemetaan potensi energi angin
2. Karekteristik angin pada daerah tersebut
3. Durasi untuk kecepatan angin produktif
4. Simulasi wind shear di sekitar wind farm
5. Analisa angin pada ketinggian tertentu
6. Prakiraan angin
7. Wind gust factor, dll.
28
Gambar 2.14. Contoh Grafik Hasil Pengukuran Arah Angin Rata-rata
Harian
Gambar 2.15. Contoh Grafik Hasil Pengukuran Kecepatan Angin (Atas) dan
Perolehan Daya Listrik (Bawah).
29
BAB III
LAPORAN KERJA MAGANG
3.1. Laporan Harian Magang
Tabel 3.1. Laporan Harian Magang Minggu ke-1
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
2 F e br u ar P e n g e n al a P e n g ar a h a n te nt a n
2
Sel
asa,
3
Febr
uari
2015
Pen
gen
alan
S
iste
m
Turb
in
Ang
in
Pen
gen
alan
te
ntan
g si
stem
tu
rbin
an
gin
dan
peng
atu
rann
ya
3
Rab
u, 4
Fe
brua
ri 20
15
Men
gen
al
tekn
olog
i pem
anfa
atan
an
gin
Mem
pel
ajar
i apa
ya
ng
dim
aksu
d deng
an
angi
n da
n ca
ra
mem
anf
aatk
ann
ya
4 K a mi
s,
5 F e br u ar M e m p el aj ar i M eli
h at
gr afi
k h as il p er ol
5
Jum
at,
6 Fe
brua
ri 20
15
Bre
ak
OFF
- B
reak
O
N
Dat
a Lo
gger
Men
gam
bil
data
ke
cepa
tan
angi
n da
n ka
rakt
eris
tik
listri
k se
tiap
detik
ya
ng
6
Sab
tu,
7 Fe
brua
ri 20
15
Men
gol
ah
data
ke
cepa
tan
angi
n da
n lis
trik
Men
gol
ah
data
pa
da
Ms.
E
xcel
se
hing
ga
mun
cul
dala
m
bent
uk
graf
ik
untu
k Tabel 3.2. Laporan Harian Magang Minggu ke-2
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
9 F e br u ar i M e m p el aj ar i M eli
h at
gr af ik
h a sil
p er ol
2 S el a s a,
1 0 F e br u M e n g a m bil
d M e n g a m bil
d at a k e c
3 R a b u,
1 1 F e br u ar M e n g ol a h d M e n g ol a h d at a p a d
4 K a mi
s,
1 2 F e br u ar M e m p el aj ar i M e n g a m ati
ali
ra n ke rj a
5
Jum
at,
13
Febr
uari
2015
Mem
pel
ajar
i ca
ra
kerja
da
n ko
mpo
nen
turb
in
Mel
ihat
si
stem
pe
ngis
ian
ul
ang
turb
in
angi
n da
lam
B
atte
ry
Sta
tion
6
Sab
tu,
14
Febr
uari
2015
Men
gam
bil
dan
men
gol
ah
data
ke
cepa
tan
Men
gol
ah
data
pa
da
Ms.
E
xcel
se
hing
ga
mun
cul
dala
m
bent
uk
graf
ik
untu
k
30
Tabel 3.3. Laporan Harian Magang Minggu ke-3N
o
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
1 6 F e br u M e n g a m bil
d M e n g ol a h d at a p a d
2
Sel
asa
, 17
Fe
brua
ri 20
15
Mem
pela
jari
Sol
idw
orks M
engg
unak
an
Sol
idw
orks
unt
uk
mem
buat
m
odel
3
dim
ensi
se
derh
ana
3 Rab u,
18
Fe
bru
ar i 20
1 5
5
Jum
at,
20
Febr
uari
2015
Mel
atih
ke
mam
puan
m
engg
unak
an
Sol
idw
orks
Mem
buat
m
odel
3
dim
ensi
ko
mpo
nen
turb
in a
ngin
6
Sab
tu,
21
Febr
uari
2015
Tabel 3.4. Laporan Harian Magang Minggu ke-4
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
2 3 F e br u
Mer
anc
ang
bila
h
M e m p el aj ar i la n g k a
2 S el a s a,
2 4 F e br M ul ai
m er a n c a n g bil
a
3 R a b u,
2 5 F e br u A n ali
sa
ki n er ja
A n ali
sa
d a n o pti
m ali
sa si
4
Kam
is,
26
Febr
uar
i 20
15
Mem
buat
m
odel
3
dim
ensi
dan
ga
mba
r ker
ja
bila
h
Men
ggun
aka
n S
olid
wor
ks
untu
k m
embu
at
bent
uk n
yata
bi
lah
hasi
l ra
ncan
gan
dan
gam
bar
kerja
nya
5
Jum
at,
27
Febr
uari
2015
6
Sab
tu,
28
Febr
uari
2015
Men
gol
ah
data
ke
cepa
tan
angi
n da
n lis
trik
Men
gol
ah
data
pa
da
Ms.
E
xcel
se
hing
ga
mun
cul
dala
m
bent
uk
graf
ik
untu
k
Tabel 3.5. Laporan Harian Magang Minggu ke-5
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1
Sen
in,
2
Mar et
201 5
Mem
pela
jar
i Teo
ri B
ilah
Turb
in
Ang
in
Mem
pela
jar
i ba
gian
-ba
gian
bi
lah
dan
baga
iman
a bi
lah
mam
pu
men
guba
h en
ergi
an
gin
men
jadi
en
ergi
2
Sel
asa
, 3
Mar
et
2015
3 R a b u,
4 M ar et
2 0 K uli
a h U m u m
4 K a mi
s,
5 M ar et
2 0 K uli
a h U m u m
5
Jum
at,
6 M
aret
20
15
Men
gola
h da
ta
kece
pata
n an
gin
dan
Men
gola
h da
ta
pada
Ms.
sehi
ngga
m
uncu
l dal
am
bent
uk g
rafik
un
tuk
dian
alis
a
31
6
Sab
tu,
7 M
aret
20
15
Tabel 3.6. Laporan Harian Magang Minggu ke-6
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 Se
nin
, 9
Ma
ret
20 15
Kul
iah P
era
ncan
gan
Mot
or- G
ene
Mem
pela
jar
i ba
gai
man
a m
era
ncan
g mes
in lis
trik
men
ggu
na
2 S el as a,
10
M ar et
20 15
3
Rab u,
11
M
ar et
201 5
Pem
elih
araa
n R
utin
Tu
rbin
A
ngin
Mel
aksa
naka
n pe
mer
iksa
an
dan
pem
elih
araa
n pa
da
setia
p tu
rbin
an
gin
4 Ka
mis
, 12
M
ar et
201 5
5
Jum
at,
13
Mar
et
2015
Mem
pel
ajar
i S
iste
m
Ker
ja
Dat
a Lo
gger
Men
gam
ati
baga
iman
a da
ta
logg
er
men
yim
pan
data
6
Sab
tu,
14
Mar
et
2015
Men
gol
ah
Dat
a K
ecep
atan
A
ngin
da
n Li
strik
Men
gol
ah
data
pa
da
Ms.
E
xcel
se
hing
ga
mun
cul
dala
m
bent
uk
graf
ik
untu
k
Tabel 3.7. Laporan Harian Magang Minggu ke-7
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1
Sen
in,
16
Mar
et
2015
Men
gam
ati
Pen
gar
uh
Per
uba
han
Beb
an
Terh
ad
Mel
ihat
pe
ruba
han
kerja
tu
rbin
an
gin
pada
be
ban
yang
be
rbed
a2 S el a s a,
1 7 M ar et
3 R a b u,
1 8 M ar et
2
Men
guji
K
eset
imba
ngan
B
ilah
Mem
ilah
bila
h ya
ng
seti
mba
ng
dan
tidak
un
tuk ke
perlu
an
4 K a mi
s,
1 9 M ar et
2
5
Jum
at,
20
Mar
et
2015
Men
guj
i Kes
eti
mba
ngan
B
ilah
Mem
per
baik
i bi
lah
tidak
se
suai
st
anda
r
Tabel 3.8. Laporan Harian Magang Minggu ke-8
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
2 3 M ar et
2 M e m p el aj ar i M e m p el aj ar i b a g ai m
2
Sel
asa
, 24
M
are
t 20
15
Mem
buat
M
odel
E
ksita
si
120o B
LDC
M
otor
Men
sim
ula
sika
n m
otor
B
LDC
un
tuk
mel
ihat
ge
lom
ban
g lis
trik
di
dala
mny
a
3
Rab
u, 2
5 M
are
t 20
15
4 K a mi
s,
2 6 M ar et
2 M e m p el aj ar i M el ak uk a n si m ul as i m eli
32
5
Jum
at,
27
Mar
et
2015
Men
gol
ah
data
ke
cepa
tan
angi
n da
n lis
trik
Men
gol
ah
data
pa
da
Ms.
E
xcel
se
hing
ga
mun
cul
dala
m
bent
uk
graf
ik
untu
k
6
Sab
tu,
28
Mar
et
2015
Kul
iah
Um
um
Tran
sm
isi
Mem
pel
ajar
i ba
gaim
ana
roda
gi
gi
beke
rja
dan
pene
rapa
nnya
Tabel 3.9. Laporan Harian Magang Minggu ke-9
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
6 A pr il 2 0 P e m eli
h ar a a M el a ks a n a k a n p e m
2 S el a s a,
7 A pr il 2 P e m eli
h ar a a M el a ks a n a k a n p e m
3 R a b u,
8 A pr il 2 0 M e n g uji
K es M e m p er b ai ki
bil
a h tid ak
4 K a mi
s,
9 A pr il 2 0
Mem
buat
R
angk
aia
n Ele
ktro
nik
a
M e m p el aj ar i ca ra
m e m
5
Jum
at,
10
Apr
il 20
15
Mem
bua
t ul
ang
rang
kai
an
data
lo
gger
ya
ng
tela
h ad
a
6
Sab
tu,
11
Apr
il 20
15
Men
gol
ah
data
ke
cepa
tan
angi
n da
n lis
trik
Men
gol
ah
data
pa
da
Ms.
E
xcel
se
hing
ga
mun
cul
dala
m
bent
uk
graf
ik
untu
k
Tabel 3.10. Laporan Harian Magang Minggu ke-10
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
1 3 A pr il 2
Mem
buat
Dat
a Lo
gger
M e n c et a k ra n g k ai a
2 S el a s a,
1 4 A pr il M er a kit
k o m p o n e n- k
3 R a b u,
1 5 A pr il 2 M e m as uk ka n pr o gr a m
p
4 K a mi
s,
1 6 A pr il 2
Men
guji
data
lo
gger
ya
ng
tela
h di
buat5
Jum
at,
17
Apr
il 20
15
6
Sab
tu,
18
Apr
il 20
15
Mem
bua
t R
angk
aian
D
ata
Logg
er
Men
ggun
akan
so
ftwar
e Fritz
ing
mem
bua
t ra
ngka
ian
da
ta
logg
er
baru
Tabel 3.11. Laporan Harian Magang Minggu ke-11
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 Se
nin , 20
Apr il 20 15
Men
gol
ah d
ata
kece
pat
angi
n da
n lis
trik
Men
gol
ah d
ata
pada
M
s.
Exc
el
sehi
ngg
mun
cul
dala
m
bent
uk
graf
ik
untu
k
33
dian
alis
a
2
Sel
asa
, 21
A
pril
201 5
3
Rab u,
22
A
pril
201 5
Mem
pela
jar
i S
iste
m
Ker
ja
Dat
a Lo
gger
Mem
pela
jar
i car
a ke
rja d
ata
logg
er
4
Kam is
, 23
A
pril
2015
5
Jum
at,
24
Apr
il 20
15
Men
guji
Kes
etim
bang
an
Bila
h
Mel
akuk
an u
ji ke
setim
bang
an
pada
bila
h.
6
Sab
tu,
25
Apr
il 20
15
Tabel 3.12. Laporan Harian Magang Minggu ke-12
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
2 7 A pr il 2 P e n g g a nt ia M e n g g a nt i bil
a h tu rb
2 S el a s a,
2 8 A pr il P
em
elih ar aa n Ti
ang
P e m eli
h ar a a n ti a n g 3 R a b u , 2 9 A p M e n g g a n t i t i a n
4 K a mi
s,
3 0 A pr il 2
Mem
buat
R
angk
aia
n Pem
utus
B
eban
O
tom
atis M er a n gk ai
d a n m e ny ol
6
Sab
tu,
2 M
ei
2015
Men
guj
i rang
kai
an
pem
utus
be
ban
otom
ati
s
Tabel 3.13. Laporan Harian Magang Minggu ke-13
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
4 M ei
2 0 1 P er b ai k a n D M e n g g a nt i d at a lo g
2 S el a s a,
5 M ei
2 0 P e m eli
h ar a a M el a ks a n a k a n p e m
3 R a b u,
6 M ei
2 0 1 P e m eli
h ar a a M el ak sa n ak a n p e m er ik
4 K a mi
s,
7 M ei
2 0 1
Mem
buat
Bila
h Tu
rbin
Ang
in
M e m b u at
p ar a m et er
u
5
Jum
at,
8 M
ei
2015
Mem
bua
t si
mul
asi
ki
nerja
bi
lah
berd
asar
kan
para
met
er
yang
te
lah
dibu
at
6
Sab
tu,
9 M
ei
2015
Mem
bua
t ra
ncan
gan
bila
h pa
da
kayu
Tabel 3.14. Laporan Harian Magang Minggu ke-14
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
1 1 M ei
2 0M
em
buat
B
ilah Tu
rbin
Me
mbu
at
ranc
ang
an
bila
h pad
a kay
u
34
A n gi n 2 S el a s a,
1 2 M ei
2
3 R a b u,
1 3 M ei
2 0 M e n g ol a h d M e n g ol a h d at a p a d
5
Jum
at,
15 M
ei
2015
Kul
iah
Um
um
Bat
erai
Mem
pel
ajar
i ca
ra
kerja
ba
tera
i, te
knol
ogi
, dan
pe
nera
pann
ya
Tabel 3.15. Laporan Harian Magang Minggu ke-15
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 S e ni n,
1 7 M ei
2 0
Mem
pela
jari
Sis
tem
R
angk
aian
P
anel
Sur
ya M er a n g k ai
si st e m
p a
2
Sel
asa
, 18
M
ei
201 5
Me
mas
ang
data
lo
gger
da
lam
si
ste
m
pan
el
sury
3 Rab
u,19
M
ei
2015
Men
gana
lisa
hasi
l pe
rol
ehan
lis
trik
dari
pane
l sury
a
4 K a mi
s,
2 0 M ei
2 0 M e m as a n g R M e n g h u b u n gk a n co
5
Jum
at,
21 M
ei
2015
Men
gol
ah
data
ke
cepa
tan
angi
n da
n lis
trik
Men
gol
ah
data
pa
da
Ms.
E
xcel
se
hing
ga
mun
cul
dala
m
bent
uk
graf
ik
untu
k
6
Sab
tu,
22 M
ei
2015
Men
ggan
ti B
ilah
Turb
in
Ang
in
Men
ggan
ti bi
lah
turb
in
angi
n ya
ng
pata
h de
nga
n bi
lah
baru
Tabel 3.16. Laporan Harian Magang Minggu ke-16
No
Har
i/
Tan
ggal
Keg iata n Ura
ian
K
eg iata n
1 Sen in,
24
Mei
20
1 5
Mem
per
baik
i C
ontro
ller M
elak
ukan
re
prog
ram
pad
a co
ntro
ller
2
Sel
asa
, 25
M
ei
2015
3
Rab u,
26
M
ei
201 5
Men
gem
as
Con
trol
ler M
em
bong
kar co
ntro
ller
4 K a mi
s,
2 7 M ei
2 0 M e n g e m as
co nt ro lle r d
5
Jum
at,
29 M
ei
2015
Men
ggan
ti In
verte
r Men
ggan
ti in
verte
r lam
a de
nga
n inve
rter b
aru
6
Sab
tu,
30 M
ei
2015
Men
ghub
ungk
an
inve
rter de
nga
n bate
rai
dan
3.2 Uraian Kegiatan Kerja Magang
35
3.2.1 Pengambilan dan Pengolahan Data Kecepatan Angin dan Karateristik
Listrik
Tempat kerja magang merupakan Pusat Studi dan Pengembangan
Teknologi Energi Terbarukan yang melakukan penelitian terhadap
pemanfaat energi angin sebagai sumber energi untuk membangkitkan
listrik. Karena itu dilakukan pengamatan yang mendalam terhadap angin
sebagai sumber energi. Untuk memanfaatkan energi angin digunakan
Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang berfungsi mengubah energi angin
yang berupa energi kinetik menjadi energi listrik.
36
37
Data yang diambil adalah kecepatan angin pada ketinggian 4, 6, 8,
10, 12, dan 15 m di atas permukaan tanah, besar tegangan dan arus listrik
yang dihasilkan 5 unit turbin angin dan 2 unit panel surya. Kegiatan
pengambilan data ini dilakukan selama 24 jam yang dilakukan dengan
bantuan data logger yang mampu mencatat dan mengumpulkan data
tersebut secara otomatis ke dalam kartu memori. Kemudian dilakukan
Break OFF - Break ON yang merupakan kegiatan mematikan data logger,
mengganti kartu memori yang berisi data pada data logger yang sedang
bekerja, dengan kartu memori kosong dan menyalakan kembali data
logger, agar bisa dilakukan pengolahan data. Kegiatan ini dilakukan setiap
hari pada pukul 06:00 untuk data logger listrik panel surya dan 07:00 WIB
untuk data logger kecepatan angin dan listrik turbin angin.
1. Tujuan dilakukannya kegiatan ini antara lain :
a. Mengetahui kecepatan angin pada saat penelitian
b. Mengetahui perolehan energi angin
c. Memperoleh hasil pendapatan listrik (Panel Surya dan Turbin
Angin) pada satu hari dan menganalisa polanya.
d. Memantau kondisi sistem turbin angin
e. Mengetahui kinerja turbin angin
2. Dalam kegiatan instalasi dibutuhkan alat dan perlengkapan sebagai
berikut :
38
a. Pengambilan Data
1) Kartu Memori SD dan Wadahnya
2) Borang Pengambilan Data dan Alat Tulis
3) Alat Penunjuk Waktu/Jam
4) Multimeter
b. Pengolahan Data
1) Komputer yang dilengkapi software pengolah data
2) Kartu memori SD yang berisi data
3. Kegiatan pengambilan dan pengolahan data ini memiliki prosedur
sebagai berikut :
a. Pengambilan Data
1) Siapkan alat dan perlengkapan pengambilan data.
2) Isi tanggal pengambilan data pada borang.
3) Pastikan kondisi sistem turbin angin dalam keadaan
baik.
4) Siapkan kartu memori kosong untuk penggantian
dengan kartu memori pada data logger.
5) Matikan data logger dengan cara memindahkan
saklarnya ke posisi tengah (Posisi 0). Catat waktu
mematikan data logger tersebut.
39
Gambar 3.1. Posisi saklar pada data logger.
6) Ambil kartu memori dari data logger dengan menekan
kartu ke arah dalam sampai terasa ‘klik’ dan cabut
kartu memori. Tempatkan pada wadah yang
disediakan.
7) Masukkan kartu memori kosong ke dalam data logger.
8) Nyalakan data logger dengan memindahkan posisi
saklar ke bawah (Posisi 2). Perhatikan lampu indikator
hijau-kuning menyala bergantian, menandakan data
logger memroses kartu memori.
Gambar 3.2. Lampu Indikator pada Data Logger
9) Tunggu hingga lampu indikator hijau menyala stabil
setiap detik, catat waktu lampu pertama kali menyala.
10) Ulangi prosedur 4-9 untuk data logger lainnya.
0
2
1
40
11) Kumpulkan kartu memori yang berisi data dalam
wadahnya untuk dilakukan proses pengolahan data.
b. Pengolahan Data
1) Siapkan alat dan perlengkapan pengambilan data.
2) Nyalakan komputer, buka software pengolah data dan
masukkan kartu memori berisi data.
3) Buka isi kartu memori, akan terdapat file dengan
ekstensi CSV.
4) Gunakan fitur Open pada software pengolah data, dan
buka file .CSV tersebut. Akan muncul jendela wizard
yang memberikan pilihan bagaimana cara membaca
data tersebut. Tambahkan centang pada bagian
comma, kemudian OK/Finish. Pada beberapa komputer
file CSV akan terbaca otomatis.
5) Terlihat data hasil rekaman selama 24 jam, yang biasa
berjumlah ~86.000 baris data. Data ini masih dalam
bentuk digital. Masukkan masing-masing data ke dalam
persamaan yang disesuaikan dengan jenis data
tersebut. Hasil persamaan tersebut adalah data dalam
bentuk analog.
6) Buat grafik berdasarkan data analog tersebut. Grafik
tersebut adalah hasil pengolahan data yang siap
dianalisa.
41
3.2.2 Instalasi Turbin Angin
Instalasi turbin angin adalah kegiatan merakit komponen-komponen
turbin angin menjadi satu sistem yang mampu bekerja dengan baik.
Instalasi turbin angin ini juga sebagai kegiatan simulasi dan untuk
mengenal turbin angin sebelum melakukan pemasangan atau
pemeliharaan turbin angin pada kondisi sebenarnya di lapangan. Karena itu
pada kegiatan instalasi turbin angin ini dilakukan di bengkel dan digunakan
tiang yang pendek. Kegiatan ini tidak memiliki jadwal rutin, tetapi biasanya
dilakukan sebelum melakukan pemeliharaan atau selama 2 minggu sekali.
Dibutuhkan minimal 2 orang untuk melakukan kegiatan ini.
1. Tujuan dilakukannya kegiatan ini antara lain :
a. Mengetahui komponen turbin angin dan fungsinya
b. Mempelajari cara kerja turbin angin
c. Simulasi sebelum kegiatan nyata di lapangan
d. Melatih kemampuan memasang dan memelihara turbin
angin
2. Dalam kegiatan instalasi dibutuhkan alat dan perlengkapan
sebagai berikut :
a. Komponen turbin angin, yang terdiri dari :
1) Generator dan nacelle/rumah generator
2) 1 set bilah (terdiri dari 3 bilah)
3) Flange/Penahan bilah dengan rotor
4) Batang sirip dan sirip
42
5) Cone/Penutup moncong turbin angin
6) Mur dan Baut
b. Kunci L
Kegiatan instalasi turbin angin ini memiliki prosedur sebagai berikut :
1. Siapkan tempat/bengkel untuk melakukan kegiatan, dengan
membersihkan, merapikan, dan menyiapkan alas khusus
tempat meletakkan alat dan perlengkapan.
2. Siapkan alat dan perlengkapan dan letakkan pada alas yang
telah disediakan. Pastikan alat dan perlengkapan lengkap
dan layak digunakan.
3. Pastikan mur pada leher nacelle telah dilonggarkan. Pasang
generator yang telah menyatu dengan nacelle dengan
memasukkan lehernya dari atas tiang. Pastikan nacelle telah
terpasang sempurna, kemudian eratkan mur dengan bantuan
tangan. Periksa apakah tidak goyang dan terpasang dengan
baik. (Memasang nacelle dibutuhkan 2 orang, satu orang
mengangkat nacelle dan lainnya membantu mengarahkan
kabel dan leher nacelle)
4. Pasang satu bilah pada rotor generator, menggunakan mur
dan flange. Memasang bilah pertama dengan ujung bilah ke
arah tanah dan mengarahkan lubang mur pada pangkal bilah,
flange, dan rotor telah sejajar. Pasang mur dengan
memasukkannya pada lubang mur menggunakan tangan,
43
dan jangan terlalu erat. Pemasangan mur dimulai dari mur
bagian tengah.
5. Memasang bilah kedua, dengan menyisipkan bilah diantara
rotor dan flange. Dengan bantuan teman, tahan bilah pertama
pada pada sudut 240o sehingga bilah kedua mudah
disisipkan dari bawah. Pasang mur dengan urutan yang sama
saat memasang bilah pertama, jangan terlalu erat.
Gambar 3.3 Posisi Pemasangan Bilah Kedua
6. Memasang bilah ketiga, dengan menyisipkan bilah di antara
rotor dan flange. Memasang bilah ketiga dari arah atas,
sehingga posisi bilah lainnya tidak perlu diubah. Pasang mur
dengan urutan yang sama, dan jangan dieratkan.
7. Mengeratkan mur menggunakan kunci L dimulai dari mur
bagian tengah pada bilah pertama, kemudian mur bagian
tengah bilah kedua, dan mur bagian tengah bilah ketiga.
(Mengeratkan mur menggunakan kunci L tidak terlalu kuat
44
untuk menghindari retak pada bilah). Mengeratkan mur
dilanjutkan untuk mur posisi selanjutnya dengan urutan
seperti gambar 3.2.
Gambar 3.4. Urutan Pengeratan Mur Pada Turbin Angin
8. Pasang cone untuk menutup bagian tengah turbin angin.
Posisikan cone sesuai celah pada bilah dan pasang mur
menggunakan obeng.
9. Rakit bagian ekor turbin angin dengan menyisipkan sirip pada
bagian ujung batang sirip dan dieratkan dengan 3 pasang
mur-baut.
10. Pasang bagian ekor pada bagian belakang nacelle dan
eratkan mur menggunakan kunci L.
11. Pastikan turbin angin bekerja dengan baik dengan memutar
bilah atau dibiarkan saja untuk mendapatkan angin. Periksa
dan ulangi prosedur jika tidak bekerja dengan baik.
45
3.2.3 Pengujian Kesetimbangan Bilah Turbin Angin
Agar turbin angin mampu bekerja dengan baik, setiap komponen
yang menyusunnya harus selalu dalam kondisi baik. Bilah merupakan
komponen yang paling penting karena fungsinya untuk mendapatkan
angin. Karena itu bllah harus dirancang dengan sedemikian rupa agar
mampu menangkap energi angin dengan optimal, memiliki bobot yang
ringan, dan mudah berputar walau kecepatan angin rendah. Untuk itu
satu unir bilah turbin angin yang terdiri dari 3 bilah harus identik, memiliki
bentuk dan berat yang sama agar ketika dipasang mampu berfungsi
dengan baik.
Bilah yang setimbang adalah bilah yang merata beratnya dan titik
beratnya tepat ditengah-tengah turbin (dibagian rotor) sehingga ketika
posisi apapun bilah bisa berhenti dan mudah berputar. Tujuan kegiatan
pengujian ini antara lain :
1. Mendapatkan bilah yang layak untuk digunakan.
2. Memperbaiki bilah yang tidak seimbang.
3. Melatih kemampuan mengatur mur agar bilah seimbang.
Prosedur kegiatan pengujian kesetimbangan bilah ini, sebagai
46
berikut :
1. Pastikan kondisi lingkungan tidak dipengaruhi angin dan
siapkan alat dan perlengkapan untuk pengujian pada alas
khusus.
2. Siapkan bilah-bilah yang akan diuji kesetimbangannya,
catat nomor seri bilah.
3. Pasang nacelle pada tiang.
4. Pasang bilah pada nacelle, dan perhatikan posisi lubang
baut pada bilah. Apakah sejajar minimal 2 lubang tiap bilah
dengan lubang baut pada flange dan rotor? Jika tidak
berikan catatan pada identitas bilah.
5. Jika iya, lanjutkan pemasangan bilah sampai ketiga bilah
terpasang. Tandai tiap bilah. Bisa dengan memberikan
nomor menggunakan alat tulis.
6. Uji kesetimbangan, dimulai dari bilah 1 dengan
mengarahkan ujungnya kearah bawah (sudut 270o).
7. Setelah bilah pada posisi yang sesuai, lepas dan perhatikan
47
apakah bilah bergerak atau tidak? Jika diam, kemungkinan
bilah telah seimbang.
8. Jika bergerak, tunggu hingga bilah berhenti bergerak dan
perhatikan posisinya. Seharusnya bilah yang berat akan
berada di posisi bawah. Catat posisinya.
9. Posisikan kembali bilah 1 ke arah kanan atau sudut 0o dan
perhatikan. Catat kondisinya.
Gambar 3.5. Posisi Uji Kesetimbangan
10. Ulangi uji kesetimbangan untuk bilah 2 dan bilah 3. Catat
hasilnya.
11. Ambil kesimpulan apakah bilah telah setimbang atau belum.
Jika belum, simpulkan masing-masing bilah dari yang paling
ringan sampai paling berat.
48
3.2.4 Pemeliharaan Turbin Angin TSD-500
Turbin angin memiliki fungsi untuk menyuplai listrik kepada beban.
Karena itu turbin angin harus selalu berada dalam kondisi yang baik dan
mampu bekerja dengan optimal. Untuk itu dilakukan pemeliharaan secara
berkala untuk memeriksa, menguji, memperbaiki, dan memastikan turbin
angin selalu dalam kondisi terbaik untuk memberikan kinerja optimal.
Pemeliharaan turbin angin dilakukan satu kali dalam sebulan, yang
biasanya memakan waktu dua hari. Waktu pelaksanaan ditentukan
sesuai jadwal pada hari-hari minggu pertama atau kedua setiap bulan,
atau ditentukan sesuai kebutuhan turbin angin tergantung pada kondisi
lapangan. Kegiatan pemeliharaan biasanya dilakukan pada pagi hari
untuk kenyamanan dan keamanan petugas, karena cuaca masih dalam
kondisi cerah dan angin belum berhembus kencang.
Pemeliharaan turbin angin ini dilakukan secara langsung di
lapangan dengan menaiki tiang/tower tempat turbin angin dipasang, karena
itu pemeliharaan wajib dilakukan pada kondisi cuaca yang baik dan turbin
angin tidak berputar/tidak bekerja. Kegiatan ini idealnya membutuhkan 4-5
petugas guna pemeliharaan berlangsung lancar. Petugas yang dibutuhkan
antara lain : 2 orang pelaksana operasi bekerja di atas tiang, 1-2 orang
petugas sebagai pemantau kegiatan dan membantu menyiapkan peralatan
di bawah, dan satu orang yang bertugas mengawasi dan
49
mendokumentasikan kegiatan. Pemeliharaan turbin angin hanya bisa
dilakukan setelah mendapatkan izin dari supervisor.
Alat dan Perlengkapan
Dalam pemeliharaan turbin angin digunakan alat dan perlengkapan
sebagai berikut :
1. Alat
a. Kunci ukuran 12-18
b. Pelumas/Oli
c. Sikat Kawat
d. Kamera Digital
e. Tali
2. Perlengkapan
a. Pakaian Kerja.
b. Helm
c. Sarung Tangan dan Sepatu
d. Body Harness
Kegiatan pemeliharaan turbin angin dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
Persiapan
1. Memastikan kondisi lingkungan mendukung untuk melakukan
pemeliharaan.
2. Semua petugas yang bekerja melakukan briefing untuk menjelaskan
tugas masing-masing.
50
3. Petugas menggunakan perlengkapan pelindung, terutama
pelaksana operasi menyiapkan diri dengan perlengkapan K3 berupa
safety helmet, pakaian kerja, sarung tangan, sepatu, dan body
harness.
3. Groundman menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
4. Pendokumentasi menyiapkan peralatan dokumentasi
Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Pendokumentasi segera mendokumentasikan dan mencatat rincian
kegiatan. Petugas lainnya wajib melaporkan kondisi turbin angin
kepada pendokumentasi, dalam setiap tahap pelaksanaan
pemeliharaan.
2. Pemeliharaan dimulai dengan memeriksa kondisi tiang/tower
penopang turbin angin. Perhatikan apakah tiang atau tower masih
berdiri lurus atau tidak? Jika tiang atau tower melengkung atau
miring, bahas bersama tim untuk menentukan langkah perbaikan.
3. Periksa mur-baut penahan tiang pada pondasi, jika longgar, eratkan
mur-baut menggunakan kunci yang sesuai.
4. Perhatikan kondisi angin, apakah turbin angin berputar atau tidak.
Jika berputar karena angin, gunakan tongkat penahan untuk
menangkap sirip turbin angin dan mengarahkannya berlawanan arah
hembusan angin. Pastikan turbin angin telah berhenti berputar.
5. Pelaksana operasi pertama membawa peralatan pemeliharaan naik
berdiri sejajar dengan turbin angin, jika pemeliharaan pada tiang
51
menggunakan tangga. Sedangkan jika pemeliharaan pada tower,
panjat tower dengan hati-hati.
6. Pelaksana operasi pertama mendekati turbin angin dan memasang
lanyard melingkari tiang sebagai pengaman saat bekerja. Kemudian
mengikat bilah pada tiang penopang agar tidak berputar.
7. Pelaksana operasi kedua kamera dan peralatan tambahan jika ada,
kemudian menaiki tiang dengan hati-hati, dan memasang lanyard
pengaman setelah sampai di atas.
8. Sewaktu menunggu pelaksana operasi kedua, pelaksana operasi
pertama memeriksa setiap mur-baut, bilah, dan bagian ekor turbin
angin.
9. Pelaksana operasi kedua mengambil foto kondisi turbin angin, dan
bagian-bagian yang diperiksa pelaksana operasi pertama terutama
pada bagian yang perlu dilakukan pemeliharaan.
10. Pada mur-baut tiang dan nacelle biasanya terjadi penggaraman atau
timbul karat, bersihkan bagian-bagian tersebut dan beri pelumas
untuk melindungi. Eratkan mur-baut yang longgar.
11. Pada bilah, periksa permukaan bilah dan pelindung aluminiumnya.
Pastikan bilah masih setimbang dan dapat bekerja dengan baik. Jika
terjadi kerusakan, biasanya terjadi pengelupasan cat dan rusak
akibat benturan benda-benda tajam yang terbang ambil foto kondisi
bilah.
12. Buka ikatan bilah dan lakukan uji kesetimbangan. Jika bilah sedikit
tidak setimbang, lakukan proses menyeimbangkan dengan
52
mengatur kekuatan mur yang menjepit bilah pada rotor. Jika bilah
tidak setimbang parah, tambahkan beban pada bilah yang kurang
berat. Berikan tanda pada bilah berupa selotip yang berbeda warna
tiap bilahnya. Ini bertujuan untuk melihat kondisi bilah apakah selalu
pada posisi yang sama ketika berhenti.
13. Pada ekor turbin angin, periksa mur-baut yang menahan ekor, mur-
baut yang menahan sirip, dan kondisi sirip. Jika terdapat karat atau
garam, bersihkan dan beri pelumas. Jika sirip terkelupas atau
hancur, ambil foto kondisi sirip.
14. Pastikan semua bagian turbin angin telah diperiksa dan dilakukan
pemeliharaan.
15. Pelaksana operasi melepas lanyard pengaman dan turun dengan
hati-hati dimulai dari pelaksana operasi kedua, dan dilanjutkan
pelaksana operasi pertama.
16. Semua pelaksana operasi telah turun. Semua petugas memeriksa
kembali kelengkapan alat dan perlengkapan dan dikembalikan ke
tempat semula. Pemeliharaan selesai.
53
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 3.6 Survei Lapangan Sebelum Melakukan Pemeliharaan
Gambar 3.7 Perlengkapan Keselamatan Kerja dan Lilitan Tali Pada
Body Harness
54
Gambar 3.8 Karat dan garam yang muncul pada turbin angin
Gambar 3.9 Karat pada ekor dan retak pada bilah
55
Gambar 3.10 Karat pada ekor dan retak pada bilah
BAB IV
PENUTUP
4.2 Simpulan
Dari pembahasan laporan kegiatan kerja magang yang dilaksanakan
selama empat bulan di Pusat Studi dan Pengembangan Teknologi Energi
Terbarukan milik PT. Lentera Angin Nusantara yang telah diuraikan di atas,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pusat Studi dan Pengembangan Teknologi Energi Terbarukan milik PT.
Lentera Angin Nusantara adalah salah satu tempat yang serius
melakukan penelitian terhadap PLTB.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin memiliki potensi sangat baik untuk
digunakan di wilayah Indonesia. Dengan perkiraan listrik yang bisa
diperoleh lumayan besar.
3. Butuh waktu agar PLN mampu menerapkan PLTB sebagai pembangkit
listrik utama.
4. Sistem hibrid (PLTB dan Panel Surya) sangat sesuai untuk wilayah
56
terpencil di Indonesia khususnya bagian Timur.
5. Sistem pembangkit listrik energi baru terbarukan membutuhkan biaya
lebih mahal pada awal pembangunan tetapi biaya lebih murah dalam
jangka panjang.
6. Perlu penyempurnaan sistem turbin angin untuk bisa dihubungkan
dengan sistem distribusi listrik PLN (On-Grid)
4.2 Saran
Setelah mengikuti kerja magang di PT. Lentera Angin Nusantara, ada
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kerja magang merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan keterampilan mahasiswa. Karena itu, sebaiknya pihak
Perguruan Tinggi hendaknya menjalin hubungan khusus dengan berbagai
instansi, demi memudahkan mahasiswa mendapatkan kesempatan
melaksanakan kerja magang atau setidaknya mendapatkan pilihan
rekomendasi instansi untuk mengajukan kerja magang. Dengan demikian
diharapkan dapat memudahkan dan mempercepat proses pengajuan
kerja magang.
2. Untuk perusahaan tempat melakukan kerja magang, diharapkan lebih
tegas kepada petugas agar selalu melakukan pekerjaan sesuai SOP dan
menggunakan perlengkapan keamanan sesuai standar. Ini bertujuan
untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan petugas dan lingkungan.
57
DAFTAR PUSTAKA
1. Piggot, Hugh. Windpower Workshop. British Wind Energy Association.
2. Al-Shemmeri, T. Wind Turbines. Ventus Publishing ApS.
3. Lentera Angin Nusantara. 2014. Pengenalan Teknologi Pemanfaatan
Angin.
4. Lentera Angin Nusantara. 2014. SOP Break ON-OFF, Instalasi, dan
Pemeliharaan Turbin Angin