Upload
michael-oktavianus-dwi-putra
View
327
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
HASIL PRAKTIKUM KIMIA
Citation preview
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
TOPIK : PENGENALAN ALAT – ALAT
OLEH : KELOMPOK B7
PRAKTIKUM KE : I (PERTAMA)
TANGGAL PRAKTIKUM : 2 APRIL 2012
ASISTEN PRAKTIKUM : FISKA PURWANITA
ANGGOTA KELOMPOK :
- MICHAEL OKTAVIANUS D. PUTRA
- FRENDI P. MANURUNG
- EDWIN MARYOEL
- JEFFRYANO APANDI WIRADANA
- BRITA NATALIUS
- ALFREDO JAYA
UPT LAB. DASAR DAN ANALITIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2012
I. TOPIK PERCOBAAN
Pengenalan alat – alat.
II. TUJUAN PERCOBAAN
Diharapkan setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa dapat
menggunakan alat-alat yang umum digunakan di laboratorium kimia.
III. DASAR TEORI
Ilmu Kimia adalah salah satu ilmu yang didasarkan pada hasil
percobaan dan/atau pengalaman di laboratorium, sehingga merupakan hal
yang penting bagi setiap mahasiswa untuk mengetahui dan memahami
praktik-praktik di laboratorium serta dapat menggunakan alat-alat
praktikum secara benar dan terampil.
Fungsi Laboratorium
Secara garis besar fungsi laboratorium/workshop adalah sebagai berikut :
1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima
sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah,
melainkan dua hal yang merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling
mengkaji dan saling mencari dasar.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa/mahasiswa.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat
kebenaran ilmiah dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan
lingkungan sosial. Menambah keterampilan dalam mempergunakan alat
media yang tersedia untuk mencari dan menentukan kebenaran.
4. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa sebagai modal sikap ilmiah
seseorang calon ilmuwan.
5. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang
diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di
laboratorium/workshop.
Peralatan yang ada di laboratorium kimia dibedakan menjadi 2, yaitu :
- Peralatan dasar
- Peralatan pendukung
A. Peralatan Dasar
Terdiri dari :
1. Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan
skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan
terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL
dan 2 L.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitianYang tinggi
b. Menampung zat kimia
c. Memanaskan cairan
d. Media pemanasan cairan
2. Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas
semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari
10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
a. Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
b. Menampung filtrat hasil penyaringan
c. Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
3. Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai
dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi dalam jumlah tertentu
4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun
takaran bebas. Jenisnya :
a. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah
tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang
dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan
volume tertentu secara tepat.
c. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan
ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna
untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.
Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL,
dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsi :
a. Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya
digunakan untuk titrasi.
6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup.
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi :
a. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
b. Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
7. Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran
diameter.
Fungsi :
a. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
b. Tempat saat menimbang bahan kimia
c. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
8. Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk
seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan
pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam
corong tersebut.
Fungsi :
a. Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan
larutan.
10. Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang
dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
11. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat
dari stainless steel atau alumunium.
Fungsi :
a. Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
b. Dipakai untuk mengaduk larutan
12. Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk
mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai
alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
14. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan
kawat kasa dalam pemanasan.
15. Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan
kimia.
16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan.
Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan
(suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
17. Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.
B. Peralatan Pendukung
Terdiri dari :
1. Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup;
terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai.
Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.
Fungsi :
a. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan
larutan.
Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan
dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai
setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas.
Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-
balikkan labu sampai larutan homogen.
2. Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada
yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-
300.Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL.
Fungsi :
a. Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.
3. Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan
berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk
menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan
meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.
4. Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas
semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan
selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan
tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai
untuk menampung cairan hasil filtrasi.
Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang
yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.
5. Corong pisah : berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang
pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari
kaca.
Fungsi :
a. Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang
berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.
Cara menggunakannya :
Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup
dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang
dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi
berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian
bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan
lapisan bawah sudah keluar.
6. Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin
karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan
vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka
tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang
biasa digunakan adalah silika gel.
Fungsi :
a. Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
b. Mengeringkan padatan
Cara menggunakannya :
1. Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
2. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel
sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven
bersuhu 105 sampai warnanya kembali biru.
7. Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat
rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai
wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.
8. Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik.
Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya
dengan menekan badan botol sampai airnya keluar.
9. Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari
porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan
bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung
dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah.
10. Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh
krusibel saat akan dipanaskan langsung di atas api.
11. Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan
buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat
digunakan.
12. Klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk
memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian
belakangnya dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.
13. Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi
untuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang corong.
14. Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang
digunakan untuk titrasi.
15. Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang
corong atau corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau
pemisahan. Bagian belakang disambungkan dengan statif menggunakan
klem bosshead.
16. Tang krusibel : terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan
membawa krusibel.
17. Stirrer magnetic : magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.
18. Sentrifuge : berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan
dari larutan.
19. Chromatography chamber : terbuat dari kaca yang digunakan dalam
proses kromatografi kertas.
20. Spectronic 20 : digunakan untuk mengukur absorbansi larutan
berwarna dalam proses spektrofotometri.
TEKNIK DASAR DI LABORATORIUM
1. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya
cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan
menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik
diri sendiri maupun orang lain
Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali
dikocok
Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya
digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai
skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas
ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus
cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang
disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3. Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan
digunakan. Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan
corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih
tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada
larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai
ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada
gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol,
lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4. Cara menggunakan neraca analitis
Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
5. Cara menghirup bau zat
Ingat : Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung!
Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
IV. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
No. Nama Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Labu Ukur
Pipet Tetes
Pipet Volume
Labu Erlenmeyer
Gelas Ukur
Gelas Kimia
Pipet Ukur
Tabung Reaksi
Pengaduk Kaca
Tripot ( Kaki Tiga )
Kasa Asbes
Pembakar Spiritus
Buret
Statif
Klem
Penjepit Tabung Reaksi
b. Bahan
No. Nama Bahan
1
2.
3.
NaOH Padat 0,2 gr
Aquades
Larutan HCL Pekat 0,5 M
V. PROSEDUR KERJA
A. Percobaan Pertama : Membuat Larutan NaOH 0,2 M
a. Alat
No. Nama Alat
1.
2.
3.
4.
5.
Gelas Ukur
Labu Ukur
Neraca Analitik
Batang Pengukur
Pipet Tetes
b. Bahan
No. Nama Bahan
1.
2.
NaOH Padat 0,2 gram
Larutan Aquadest
Perhitungan dalam percobaan :
M NaOH = M x V (liter) x Mr NaOH
= 0,2 gram x 0,25 liter x 40
= 0,2 gram
Langkah – langkah dalam melakukan percobaan :
1. Massa padatan NaOH dihitung sesuai percobaan.
2. Massa NaOH ditimbang sejumlah 0,2 gram dengan menggunakan neraca
analitik.
3. Padatan NaOH dilarutkan dengan menggunakan aquadest secukupnya.
4. Larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu ukur, kemudian tambahkan
aquadest hingga mencapai batas yang ditentukan.
5. Larutan yang berda didalam labu ukur tersebut ditutup dan dikocok hingga
tercampur merata.
6. Larutan tersebut diberi label NaOH 0,2 M.
B. Percobaan kedua :
Membuat Larutan HCL 0,1 M dari Larutan HCL Pekat
a. Alat
No. Nama Alat
1.
2.
3.
4.
Labu Ukur
Pipet tetes
Pipet Volume
Gelas Ukur
b. Bahan
No. Nama Bahan
1.
2.
Larutan HCL pekat 0,5 M
Sebanyak 50 ml.
Larutan Aquadest
Perhitungan dalam percobaan :
V pekat x M pekat = V encer x M encer
V pekat x 0,5 = 50 ml x 0,1
V pekat = 50 ml x 0,1 0,5
V pekat = 10 ml
Langkah – langkah dalam melakukan percobaan :
1. Larutan HCL 0,5 M diambil sebanyak 10 ml menggunakan pipet
Volume.
2. Larutan HCL dipindahkan kedalam labu ukur dari pipet volume.
3. Larutan Aquadest ditambahkan kedalam larutan yang terdapat
didalam labu ukur sampai batas yang ditentukan.
4. Labu ukur ditutup dan dikocok hingga tercampur merata.
5. Labu ukur diberi label HCL 0,1 M.
VI. DATA HASIL PENGAMATAN
No. Nama Alat Laboratorium Kegunaan Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Labu Ukur
Pipet Tetes
Pipet Volume
Labu Erlenmeyer
Gelas Ukur
Gelas Kimia
Corong Pisah
Pipet Ukur
Tabung Reaksi
Rak Tabung Reaksi
Penjepit Tabung Reaksi
Pengaduk Kaca
Kaki Tiga (Tripot)
Kasa Asbes
Pembakar Spritus
Buret
Statif
Klem
Untuk mengecerkan/membuat larutan secara tepat.
Untuk mengambil cairan dalam tetesan kecil.
Untuk mengukur volume secara tepat.
Untuk wadah melakukan titrasi.
Untuk mengukur takaran benda cair.
Untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan.
Untuk memisahkan larutan yang berbeda, contohnya
minyak dan air.
Untuk mengambil larutan dengan larutan tertentu.
Sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat kimia di
dalam laboratorium.
Sebagai tempat untuk menaruh tabung reaksi.
Untuk menjepit tabung reaksi saat dipanaskan.
Untuk mengaduk campuran agar merata.
Sebagai tungku untuk wadah pada saat reaksi
pembakaran.
Sebagai alas pada saat reaksi pembakaran.
Sebagai tempat untuk membakar spiritus
Untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam reaksi
titrasi.
Besi penahan klem.
Sebagai penjepit buret pada reaksi titrasi.
VII. PERHITUNGAN, PEMBAHASAN, JAWABAN PERTANYAAN
A. PERHITUNGAN
- Percobaan 1 : Membuat Larutan NaOH 0,2 M
Perhitungan dalam percobaan :
M NaOH = M x V (liter) x Mr NaOH
= 0,2 gram x 0,25 liter x 40
= 0,2 gram
- Percobaan 2 : Membuat Larutan HCL 0,1 M
dari Larutan HCL pekat
Perhitungan dalam percobaan :
V pekat x M pekat = V encer x M encer
V pekat x 0,5 = 50 ml x 0,1
V pekat = 50 ml x 0,1 0,5
V pekat = 10 ml
B. PEMBAHASAN
a. Percobaan ke-1.
Dalam membuat Larutan NaOH 0,2 M, kita harus menghitung massa
NaOH yang akan kita larutkan terlebih dahulu, yaitu dengan menggunakan
persamaan :M NaOH = M x V (liter) x Mr NaOH
b. Percobaan ke-2
Untuk membuat Larutan HCL 0,1 M dari larutan HCL pekat, langkah
pertama yang kita lakukan ialah dengan mencari volume HCL pekat yang
akan dilarutkan, yaitu dengan persamaan :
C. JAWABAN PERTANYAAN
Gambar alat-alat :
V pekat x M pekat = V encer x M
encer
VIII. KESIMPULAN
Di dalam Laboratorium kimia terdapat berbagai macam alat, mulai
dari alat yang sederhana, misalnya alat-alat gelas sampai pada alat yang
cukup rumit, seperti neraca analitik. hingga bahan-bahan kimia lainnya,
baik yang berupa zat padat maupun zat cair, yang dimana ke semuanya itu
dipergunakan untuk menunjang proses kegiatan praktikum.
Setelah melakukan kegiatan pratikum kita dapat mengetahui, bahwa
setiap alat-alat yang ada pada laboratorium kimia mempunyai jenis,
bentuk, fungsi dan cara penggunaan yang berbeda satu sama lain, sesuai
dengan kegunaan alat tersebut. Seperti contohnya pipet tetes yang
digunakan untuk mengambil cairan zat dalam tetesan kecil, walaupun
sama-sama pipet namun kegunaannya jelas berbeda dengan pipet ukur
yang digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2007, Kimia untuk SMA XI, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Penerbit PT. Gramedia,
Jakarta.
Ahmad, Hiskia, 1993, Penuntun Dasar-dasar praktikum kimia dasar.
Jakarta: DepdikBud.
Widjojo, Parjtar dkk. 1993. Panduan keterampilan Kerja Laboratorium.
FMIPA ITB.
Jurusan kimia FMIPA IPB, 2000, Penuntun Praktikum Kimia Dasar I,
Bogor.
Arsip E-learning. ”Dasar Teori Pengenalan Alat Laboratorium Kimia .”
http:// blog.elearning.unesa.ac.id// dasar - teori - pengenalan - alat -
laboratoriu m-kimia.html ( 8 Apr. 2012 )
X. LAMPIRAN
(Fotocopy laporan sementara terlampir)
LAMPIRAN