12
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT PETROKIMIA GRESIK (PERSERO) DI PROVINSI JAWA TIMUR TANGGAL 14 S.D 16 NOVEMBER 2019 PADA MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2019 2020 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI

KE PT PETROKIMIA GRESIK (PERSERO)

DI PROVINSI JAWA TIMUR

TANGGAL 14 S.D 16 NOVEMBER 2019

PADA MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2019 – 2020

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

2019

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

Pasal 67 dan 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (MD3), sebagaimana diubah

terkahir kali dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019 Tentang

Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MD3,

diatur bahwa DPR RI memilki 3 (tiga) fungsi, yakni Fungsi Legislasi, Fungsi

Anggaran dan Fungsi Pengawasan. Untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut,

dapat dilaksanakan melalui pelaksanaan kunjungan kerja, baik di dalam

maupun ke luar negeri, sebagaimana diatur dalam Pasal 98 UU MD3.

Pelaksanaan Kunjungan Kerja Ke PT. Petrokimia Gresik (Persero)

didasarkan pada aturan pada undang-undang tersebut. Selain itu, pelaksanaan

kunjungan ini juga didasarkan pada Keputusan Pimpinan DPR RI tentang

Penugasan Anggota Komisi I s.d. XI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja

dalam Masa Persidangan I Tahun Sidang 2019 – 2020. Dan Keputusan Rapat

Intern Komisi VI DPR RI mengenai Sasaran dan Objek Kunjungan Kerja

Spesifik Komisi VI dalam Masa Persidangan I Tahun Sidang 2019–2020.

B. Susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI

NO NO ANGGOTA NAMA ANGGOTA FRAKSI KETERANGAN

1 A-33 FAISOL RISA, SS. F-PKB KETUA TIM

2 A-327 GDE SUMARJAYA LINGGIH, SE., M.A.P. F-PGOLKAR WATUA TIM

3 A-208 dr. H. MUFTI A.N ANAM F-PDIP ANGGOTA

4 A-161 DARMADI DURIANTO F-PDIP ANGGOTA

5 A-158 SONDANG TIAR DEBORA TAMPUBOLON F-PDIP ANGGOTA

6 A-229 SONNY T. DANAPARAMITA F-PDIP ANGGOTA

7 A-334 DRS. MUKHTARUDIN F-PGOLKAR ANGGOTA

8 A-274 Ir. H. M. IDRIS LEANA F-PGOLKAR ANGGOTA

9 A-268 LAMHOT SINAGA F-PGOLKAR ANGGOTA

10 A-115 KHILMI F-PGERINDRA ANGGOTA

11 A-65 ANDRE ROSIADE F-PGERINDRA ANGGOTA

12 A-362 Drs. H. NYAT KADIR F-PNASDEM ANGGOTA

13 A-36 Ir. H. M. NASIM KHAN F-PKB ANGGOTA

14 A-19 MARWAN JA’FAR F-PKB ANGGOTA

15 A-536 Hj. MELANI LEIMENA SUHARLI F-PDEMOKRAT ANGGOTA

16 A-447 AMIN AK., M.M F-PKS ANGGOTA

17 A-493 EKO HENDRO PURNOMO, S.SOS. F-PAN ANGGOTA

Page 3: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

II. INFORMASI DAN TEMUAN KUNJUNGAN KERJA

a. Profil Perusahaan

Lokasi perusahaan berada di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur

dengan luas lahan sekitar 500 hektare yang posisi geografisnya berada di

Kecamatan Gresik, Kecamatan Kebomas, dan Kecamatan Manyar. Saat ini,

perusahaan memiliki 14 (empat belas) pabrik pupuk dengan kapasitas

produksi sebesar 5.010.000 ton/tahun dan 17 (tujuh belas) pabrik non pupuk

dengan kapasitas 3.960.200 ton/tahun.

Tabel 1. Kapasitas Produksi Pabrik Menurut Jenis Produk Yang Dihasilkan (Ton/Tahun)

Dalam proses produksi dan distribusi, pabrik-pabrik perusahaan ditunjang oleh

sarana dan prasarana penunjang yang terdiri dari:

a. Unit Penjernihan Air yang berada di Gunung Sari Surabaya, kapasitas 720

m3/jam dan panjang pipa 22 km; Babat, kapasitas 2.500 m3/jam, dan panjang

pipa 60 km; dan IPA Gunung Sari yang saat ini sedang pengembangan

kapasitas menuju 3.000 m3/jam (In Progress).

b. Unit Pengolahan Limbah yang terdiri dari Unit pengolahan limbah cair

berkapasitas 240 m3/jam, Unit pengolahan/pengendali limbah gas, dan Unit

pengolahan limbah padat.

c. Pelabuhan yang mampu disandari oleh kapal dengan bobot maksimal 60,000

DWT di sisi laut dan 40,000 DWT di sisi darat, Pelabuhan Batu Bara,

Construction Jetty, serta Dermaga C.

d. Alat bongkar muat yang terdiri dari Kangaroo Crane: 2 unit (800 ton / jam);

CSU (Continuous Ship Unloader): 2 units (1,000 ton / jam); dan Ship loader: 2

unit (600 ton / jam).

Urea 1.030.000 Amoniak 1.105.000

NPK 2.700.000 Asam Sulfat 1.170.000

ZA 750.000 Asam Fisfat 400.000

SP-36 500.000 AIF3 12.600

ZK 20.000 Gypsum 800.000

Organik 10.000 Cement Retarder 440.000

CO2 Cair 21.000

HCl 11.600

Pabrik Pupuk Pabrik Non Pupuk

Page 4: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

e. Pembangkit listrik dengan total kapasitas 114 MW, yang terdiri dari Gas

Turbine Generator (GTG), Steam Turbine Generator (STG), Steam Turbin

Generator (STG) Cogeneration, serta Coal Fired Power Plant.

b. Kinerja Produksi Perusahaan

Dari sisi produksi, total produksi perusahaan (pupuk dan non pupuk)

mengalami tren meningkat dari tahun 2014-2017 dan mengalami penurunan

di 2018. Untuk produksi pupuk, mengalami penurunan periode 2014-2016,

meningkat pada 2017 dan kembali mengalami penurunan di 2018. Sedangkan

produksi non pupuk, meningkat sepanjang 2014-2017 dan menurun cukup

drastis di 2018 (gambar 1).

Gambar 1. Produksi Pupuk dan Non Pupuk, 2014-2018

Untuk produksi pupuk tahun 2019, produksi pupuk PT Petrokimia Gresik

sudah sesuai dengan kapasitas yang diharapkan dan total produksinya

meningkat 7,8 persen dibanding 2018 (tabel 2).

Tabel 2. Kapasitas Produksi Pabrik Menurut Jenis Produk Yang Dihasilkan (Ton/Tahun)

Dalam pencapaiannya sebagai perusahaan solusi agroindustri, produksi

perusahaan menyelaraskan dengan pertumbuhan penduduk dan ketahanan

pangan serta melakukan pengembangan pada 3 segmen yaitu :

▪ Hulu/upstream. Perusahaan terus memperbesar untuk mengembangkan

Pabrik Pupuk dengan melakukan investasi baru dalam pembangunan

Produk Pupuk RKAP Prognosa Persentase

Urea 821.000 901.749 109,80%

ZA 685.500 701.587 102,30%

SP-36 500.000 505.098 101,00%

NPK 2.620.000 2.597.766 99,20%

Total 4.626.500 4.706.200 101,70%

Page 5: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

pabrik pupuk tunggal, majemuk, organik dan hayati, mengembangkan

benih tanaman pangan, dekomposer dan probiotik, serta memperbesar

anak usaha bidang pestisida.

▪ On farm. Seiring peningkatan penduduk maka kebutuhan pangan akan

meningkat, sehingga perlunya peningkatan produktivitas terhadap lahan

yang luasnya cenderung stagnan. Untuk mewujudkan hal tersebut

perusahaan melakukan sosialisasi pemupukan berimbang antara pupuk

organik, majemuk (NPK), dan pupuk tunggal (urea), serta demonstrasi plot

dan penyediaan mobil uji tanah untuk pemupukan yang lebih tepat dan

sesuai lokasi.

c. Kinerja Keuangan Perusahaan

Dari sisi kinerja keuangan, pendapatan perusahaan mengalami fluktuasi

pada periode 2014-2018. Sedangkan untuk laba perusahaan, mengalami

penurunan sepanjang 2014-2017 dan meningkat lebih dari 100 persen pada

2018 dibanding tahun sebelumnya (gambar 2). Penurunan kinerja keuangan

perusahaan pada tahun 2016 terjadi karena adanya disparitas harga bahan

baku. Penurunan kinerja keuangan perusahaan pada 2017 disebabkan oleh

perubahan alokasi penyaluran pupuk bersubsidi di akhir 2017. Sedangkan

untuk 2018, peningkatannya terutama disebabkan oleh optimalnya penyaluran

pupuk subsidi dan tingginya penjualan pupuk ekspor.

Gambar 2. Kinerja Pendapatan dan Laba, 2014-2018

d. Penugasan Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Dalam kegiatan pendistribusian pupuk bersubsidi, PT Petrokimia Gresik

berpedoman kepada Permendag No. 15 tahun 2013 serta Permentan No. 47

tahun 2018. Dalam aturan tersebut diatur beberapa hal utama, yakni:

Page 6: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

a. Produsen wajib menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi

berdasarkan prinsip 6 (enam) tepat dan memiliki / menguasai gudang di

Lini III pada wilayah yang menjadi tanggungjawabnya.

b. Distributor melaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini III sampai

ke Lini IV (Kios Pengecer).

c. Pengecer melaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi berdasarkan prinsip

6 (enam) tepat kepada petani dan atau Kelompok Tani berdasarkan RDKK

dengan mengacu pada alokasi pupuk bersubsidi sesuai Permentan/SK

Kadisperta Propinsi/SK Kadisperta Kabupaten.

Gambar 3. Kinerja Pendapatan dan Laba, 2014-2018

Dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, Petrokimia Gresik mengacu

kepada alokasi yang tersedia di tiap daerah sesuai dengan yang ditetapkan

oleh pemerintah. Penyediaan pupuk di gudang penyangga juga

memperhitungkan alokasi dengan ditambah buffer stock sebesar 2 – 3 minggu

kebutuhan di daerah tersebut. Oleh sebab itu, walaupun terdapat kelebihan

stok di Petrokimia Gresik, tidak ada daerah khusus yang diprioritaskan untuk

penyaluran.

Untuk 2019, alokasi pupuk bersubsidi secara nasional sebanyak

8.874.000 ton, dimana hampir 60 (enam puluh) persen merupakan tanggung

jawab PT. Petrokimia Gresik atau sebesar 5.252.014 ton. Adapun rincian tugas

penyaluran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Urea, sebesar 633.904 ton dengan wilayah penyaluran di 22 Kabupaten di

Provinsi Jawa Timur.

b. Za, sebesar 996.000 ton dengan wilayah penyaluran seluruh Indonesia.

Page 7: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

c. SP-36, sebesar 779.000 ton dengan wilayah penyaluran seluruh Indonesia.

d. NPK Phonska, sebesar 1.987.295 ton dengan wilayah penyaluran seluruh

Indonesia.

e. Petrogenik, sebesar 855.815 ton dengan wilayah penyaluran seluruh

Indonesia (kecuali Provinsi Banten dan Jawa Barat).

Hingga November 2019, realisasi penyalurannya telah mencapai 81 persen

atau sebesar 4.234.283 ton.

e. Piutang Pupuk Bersubsidi

Posisi piutang saat ini (31 Oktober 2019), sesuai neraca keuangan

sebesar Rp7.517.934 juta dengan rincian kurang bayar 2018 sebesar

Rp3.488.397 juta dan Tahun Berjalan 2019 sebesar Rp4.029.537 juta. Piutang

yang relatif besar ini berdampak pada pemanfaatan pinjaman Petrokimia

Gresik yang cukup tinggi. Dengan asumsi tingkat bunga pinjaman sesuai

RKAP sebesar 9% maka piutang subsidi tersebut berdampak pada timbulnya

bunga Rp. 56,38 M per bulan.

f. Roadmap Petrokimia Gresik dalam 5 (lima) tahun ke depan

Dalam 5 (lima) tahun kedepan, perusahaan menargetkan pendapatan

sebesar Rp34,4 T dengan melakukan beberapa terobosan antara lain :

1. Melakukan Strategi Pertumbuhan pada Bisnis Eksisting dan Bisnis Baru.

Untuk eksisting akan dilakukan penguatan struktur bisnis untuk efisiensi

dengan melakukan pembangunan pabrik MAP (Mono Ammonium

Phosphate) dan peningkatan pangsa pasar dengan meningkatkan

kapasitas produksi Alumunium Flouride dan NPK. Sedangkan untuk bisnis

baru, perusahaan akan melakukan diversifikasi dengan membangun pabrik

Soda Ash sebagai penguatan industri kimia nasional dan subtitusi impor

soda ash. Hasil produk samping berupa Ammonium Chloride sebagai

penguatan struktur harga produk pupuk untuk peningkatan laba.

2. Melakukan Transformasi Bisnis dalam rangka mencapai target untuk

menjadi pemimpin pasar dan pemain dominan di agroindustri nasional,

efisien dalam pembiayaan, serta diversifikasi produk untuk peningkatan

pendapatan dan laba

Dalam pembangunan Soda Ash yangh hendak dilakukan ada beberapa

tantangan yang dihadapi, antara lain: Minimnya sumber garam industri

Page 8: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

nasional dengan konsentrasi minimum 98% serta pembatasan impor garam

industri; Belum ada perlindungan tarif dan non tarif terhadap soda ash impor;

Perlunya dukungan kebijakan terhadap tax holiday dan tax allowance untuk

industri pionir secara khusus Pabrik Soda Ash; Jaminan pembelian Soda Ash

PG oleh konsumen (khususnya pabrik kaca dan detergen).

Sedangkan untuk pengembangan pupuk NPK, tantangan terbesarnya

antara lain adalah Kebutuhan pupuk NPK yang spesifik lokasi dan komoditas

membutuhkan fleksibilitas proses produksi yang lebih tinggi; Intensitas

persaingan baik dengan NPK swasta maupun impor yang cukup ketat

sehingga diperlukan perlindungan produksi dalam negeri; Sebagian besar

bahan baku NPK berupa phosphate rock, DAP dan KCl diperoleh dari impor

sehingga diperlukan keringanan pajak dan bea masuk bahan baku tersebut.

g. Tantangan daya saing dan pengembangan perusahaan kedepan

Dalam konteks pengembangan perusahaan ke depan dan peningkatan

daya saing perusahaan dalam pasar, terdapat tantangan dan hambatan antara

lain: Harga gas yang tinggi; Keringanan impor atas bahan baku yang tidak

tersedia di Indonesia; Ketergantungan pada bahan baku impor dan sangat

rentan terhadap fluktuasi dollar maka perlu adanya dukungan pemerintah

untuk investasi / kerjasama pada sumber tambang; serta Kebutuhan untuk

mengerti dan memenuhi kebutuhan pasar secara tepat dan cepat serta

meningkatkan daya saing produk. Dari seluruh tantangan tersebut, persoalan

gas merupakan permasalahan yang paling krusial yang dihadapi oleh

perusahan. Hal ini disebabkan oleh komposisi gas sebagai bahan baku

merupakan komponen terbesar proses produksi. Persoalan gas tersebut

mencakup kurangnya pasokan gas dan harga gas yang relatif tinggi.

Untuk mendapatkan volume gas yang cukup, perusahaan harus

bersaing dengan industri-industri lain yang berlokasi di Jawa Timur (termasuk

PLN), yang rata-rata digunakan sebagai bahan bakar. Sehingga KKKS

memiliki nilai tawar yang tinggi hingga di atas 6 USD/MMBtu. Dengan

demikian, industri pupuk sulit bersaing di pasar internasional yang diakibatkan

oleh perbedaan harga gas (rata-rata harga gas internasional di kisaran 3-5

USD/MMBtu).

Page 9: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

Terkait harga gas yang tinggi, langkah yang sudah dilakukan oleh

perusahaan untuk menekan efisiensi biaya adalah meminimalisasi pemakaian

gas untuk bahan bakar (prioritas untuk gas proses) diganti dengan batu bara

sebagai alternatif bahan bakar dan membangun Pabrik Amurea dengan

teknologi baru yang lebih efisien sehingga dapat menurunkan harga pokok

produksi dan produk yang dihasilkan lebih kompetitif.

h. Strategi Dan Inovasi Perusahaan Untuk Bersaing Dengan Perusahaan

Swasta Terkait Persaingan Di Pasar Pupuk Komersial

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan daya saing pupuk komersial

di sektor B to B atau B to G adalah sebagai berikut :

1. Melakukan evaluasi penjualan setiap bulannya dengan

mempertimbangkan harga pesaing di bulan tersebut.

2. Melakukan perhitungan harga jual untuk kebutuhan tender berdasarkan

histori harga pemenang di tender sebelumnya.

3. Menetapkan personil pemasar untuk tiap-tiap perusahaan perkebunan

potensial.

4. Mendorong untuk melakukan kontrak penjualan jangka panjang dengan

konsumen potensial.

5. Melakukan kunjungan dan pelayanan setelah pembelian untuk

memperoleh pengulangan ataupun tambahan order.

6. Menetapkan distributor non subsidi sebagai kepanjangan tangan untuk

mempermudah term transaksi.

i. Daya serap pupuk organik dari masyarakat

Permasalahan dan kendala yang terjadi pada daya serap pupuk organik

Petrokimia Gresik adalah :

▪ Petani tanaman pangan masih fokus menggunakan pupuk Urea dan NPK.

▪ Belum seluruh petani tebu rakyat kemitraan menggunakan pupuk

Petroganik (hanya menggunakan paket kredit ZA dan Phonska).

▪ Terdapat beberapa kelompok tani yang tidak mengisi kebutuhan pupuk

organik dalam RDKK.

j. Peran Sosial Perusahaan Terhadap UMKM

Page 10: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

Peran sosial perusahan terhadap UMKM dilakukan melalui program

kemitraan. Dalam pelaksanaannya, mayoritas program kemitraan tersebut

disalurkan ke beberapa sektor dan jenis produk, yakni:

▪ Industri : Batik, batik tulis, busana muslim, kerajinan tangan, songkok,

sarung tenun, dan produk makanan.

▪ Perdagangan : Pupuk dan pestisida (kios pupuk), meubel, ikan, dan

busana.

▪ Pertanian : Padi, jagung, dan benih padi.

▪ Peternakan : Sapi pedaging (penggemukan sapi) dan kambing.

▪ Perkebunan : Tebu, kelengkeng, dan nanas.

▪ Perikanan : Ikan bandeng, gurame, dan lele.

▪ Jasa : Bengkel, persewaan, dan katering

k. Peran Sosial Perusahaan Terhadap UMKM

Saat ini, persuhaan sedang dalam proses melakukan penyediaan lahan

dan reklamasi yang ditujukan sebagai lahan pembangunan pabrik smelter PT.

Freeport Indonesia. Luas lahan yang dipersiapkan tersebut mencapai 90

(sembilan puluh) hektare.

III. CATATAN DAN REKOMENDASI

Dari berbagai data dan informasi yang diperoleh pada saat pelaksanaan

kunjungan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Komisi VI DPR RI,

antara lain:

1. Salah satu hambatan yang dihadapi PT. Petrokimia Gresik (Persero) dalam

meningkatkan produksi, penguasaan pasar dan daya saing adalah kurangnya

pasokan gas dan harga gas yang relatif tinggi. Oleh karena itu, diperlukan

rapat gabungan antara Komisi VI DPR RI dan Komisi VII DPR RI bersama

dengan Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, SKK Migas dan PT. Pupuk

Indonesia. Rapat gabungan ini diperlukan agar anak perusahaan yang berada

di bawah PT. Pupuk Indonesia (termasuk PT. Petrokimia Gresik) dapat

memperoleh pasokan gas yang mencukupi dengan harga yang lebih rasional.

2. Terkait persiapan lahan dan reklamasi untuk pembangunan smelter PT.

Freeport Indonesia yang sedang disiapkan oleh PT. Petrokimia Gresik

(Persero), Komisi VI DPR RI perlu melakukan rapat bersama Kementerian

BUMN dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) untuk memastikan

Page 11: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT

pembangunan smelter dapat secepatnya direalisasikan di lahan yang telah

disediakan oleh PT. Petrokimia Gresik (Persero).

3. Terkait dengan piutang pupuk bersubsidi sebesar Rp7,52 triliun yang belum

dibayarkan oleh Pemerintah dan berdampak pada timbulnya beban bunga

pinjaman yang cukup tinggi bagi perusahaan, Komisi VI DPR RI perlu meminta

Kementerian BUMN untuk secepatnya berkoordinasi dengan Kementerian

Keuangan agar tagihan piutang pupuk bersubsidi kepada PT. Petrokimia

Gresik (Persero) dapat diselesaikan dengan cepat.

4. Terkait dengan peran strategis PT. Petrokimia Gresik (Persero) dalam

mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan, serta perekonomian

nasional, Komisi VI DPR RI perlu untuk terus mengawasi pelaksanaan strategi

pertumbuhan pada bisnis eksisting dan bisnis baru, serta transformasi bisnis

yang telah direncakan oleh PT. Petrokimia Gresik (Persero). Upaya ini

diperlukan agar PT. Petrokimia Gresik (Persero) mampu menjadi pemimpin

pasar dan pemain dominan di agroindustri nasional, berdaya saing,

memberikan kontribusi terhadap perbaikan neraca perdagangan nasional,

serta memberikan kontribusi optimal terhadap perwujudan kedaulatan dan

ketahanan pangan nasional.

IV. PENUTUP

Demikian laporan kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke PT. Petrokimia

Gresik (Persero) di Jawa Timur pada masa Persidangan I Tahun Sidang 2019-

2020. Kami mengharapkan berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam

laporan ini dapat menjadi bahan pertimbangan serta ditindaklanjuti dalam rapat-

rapat Komisi VI DPR RI.

Jakarta, November 2019

Ketua Tim Kunker Spesifik Komisi VI DPR RI

Ke PT. Petrokimia Gresik (Persero)

di Provinsi Jawa Timur

TTD.

Faisol Riza

A – 33

Page 12: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT