14
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN UJI KUALITAS AIR ANGGOTA KELOMPOK 3: 1. Aulia Nuanza Alam 4411412055 2. Intan Rachmawati 4411412041 3. Rizqi Amalia 4411412038 4. Dwi Susanti 4411412036 LABORATORIUM MIKROBIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Laporan Kualitas Air

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Mikrobiologi LingkunganUji Kualitas Air Sumur metode MPN

Citation preview

  • LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

    UJI KUALITAS AIR

    ANGGOTA KELOMPOK 3:

    1. Aulia Nuanza Alam 4411412055

    2. Intan Rachmawati 4411412041

    3. Rizqi Amalia 4411412038

    4. Dwi Susanti 4411412036

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • A. Judul : Uji Kualitas Air

    B. Tujuan : Untuk mengetahui adanya bakteri kolimform fecal atau non fecal

    pada sampel air sumur

    C. Landasan Teori

    1. Air

    Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air selalu

    penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang tidak hidup

    di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah mengambil

    air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di sekitar sumber

    air, di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak

    perlu dekat air dengan sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan

    (Prawiro, 1989).

    Air tawar bersih yang layak minum, demikian langka di perkotaan. Sungai-

    sungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai

    dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri.

    Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi

    rembesan dari tangki septik maupun air permukaan (Pudjarwoto, 1993).

    Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk

    menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran

    cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan

    organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah

    terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu

    bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,dan Clostridium. Di

    Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah Escherichia coli (Gause,

    1946).

    2. Bakteri Coliform

    Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai

    indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya

  • bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah

    untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan

    organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak

    merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung

    dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi

    oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan

    kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan

    untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka

    organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali

    (Servais, 2007).

    Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen,

    mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan,

    tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya

    dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat

    bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak

    menguntungkan (Slamet, 2004).

    Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik

    lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator

    adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator

    pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan

    keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,

    cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri

    Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform

    adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas

    air semakin baik. Menuut Fardiaz (1989), sifat-sifat bakteri koliform yang penting

    adalah :

    1. Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat

    2. Mempunyai sifat dapat mensintesis vitamin

    3. Interval suhu pertumbuhan antara 100 0C 460 0C

  • 4. Mampu menghasilkan asam dan gas

    Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari

    bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu

    44C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan).

    Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan

    warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil

    positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan

    Coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan

    kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air.

    Umumnya, pada feses, E. coli ada sebanyak 11% dari Coliform (Slamet, 2004).

    3. Metode MPN

    Menurut Fardiaz (1989), ada dua uji yang dilakukan pada bakteri koliform

    yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri

    dari 3 tahap yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji penguat (confirmed test,)

    dan uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif

    koliform dengan menggunakan metode MPN.

    a. Uji pendugaan (presumptive test)

    Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri

    koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan oleh fermentasi

    laktosa oleh bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada

    media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa

    gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau

    lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri

    Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan

    reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN.

    Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang

  • berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan

    inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk

    gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang

    positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung dengan

    melihat tabel MPN.

    b. Uji penguat (confirmed test)

    Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif

    terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi

    ditanamkan pada media Eosin Methylen Biru Agar (EMBA) secara aseptik dengan

    menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna

    kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir

    untuk kelompok koliform lainnya.

    c. Uji pelengkap (completed test)

    Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk

    menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji

    ketetapan diinokulasikan ke dalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring

    Nutrient Agar ( NA ), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu

    370C selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada kaldu

    laktosa, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media

    agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli

    menunjukkan Gram negatif berbentuk batang pendek.

    Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan

    jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentukkoloni (colonyforming

    unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai

    perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL

    atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air,

  • artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10

    coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin

    tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit

    kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai

    MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Hadioetomo, 1993).

    D. Alat dan Bahan :

    Alat:

    Petridisk

    Tabung reaksi

    Tabung durham

    Bunsen

    Beker glass

    Erlenmeyer

    LAF

    Autoclave

    Ose

    Bahan:

    Lactosa broth

    BGLB

    EMB

    Akuades

    E. Cara Kerja:

    1. Uji Perkiraan

    Menyediakan 9 tabung reaksi.

  • Memasukkan tabung durham ke dalam semua tabung reaksi.

    Mengisi semua tabung reaksi dengan medium LB sebanyak 10 ml.

    Memasukkan sampel air sumur ke dalam tabung reaksi yang telah berisi

    tabung durham dan medium LB

    3 tabung sampel sebanyak 10 ml

    3 tabung sampel sebanyak 1 ml

    3 tabung sampel sebanyak 0,1 ml

    Menginkubasi sampel dalam incubator pada suhu 37 C selama 48 jam

    Mengamati adanya gelembung pada masing-masing tabung

    Sampel yang terdapat gelembung diuji lanjut pada uji penegasan

    2. Uji Penegasan

    Menyediakan tabung reaksi yang didalamnya telah dimasukkan tabung

    durham,

    Mengisi dengan medium BGLB sebanyak 5 ml

    Sampel yang positif menghasilkan gelembung pada uji perkiraan diinokulasi

    pada medium BGLB sebanyak 1-2 ose.

    Sampel diinkubasi dalam incubator pada suhu 37 C selama 24 jam.

    Mengamati adanya gelembung pada masing-masing tabung.

    Sampel yang terdapat gelembung diuji lanjut pada uji lengkap.

    3. Uji Lengkap

    Menyediakan petridisk dan medium EMB

    Menuangkan medium EMB pada petridisk dan menunggu hingga medium

    mengeras.

    Melakukan streak sampel yang positif pada uji penegasan.

    Menginkubasi sampel pada incubator pada suhu 37 C selama 24 jam.

  • Mengamati bakteri yang tumbuh pada medium.

    4. Pengecatan Gram

    Membersihkan gelas benda dengan alcohol kemudian ganggang diatas

    lampu spirtus.

    Secara aseptis, mengambil 1 ose biakan bakteri, kemudian meletakkan pada

    gelas benda.

    Kering anginkan

    Fiksasi diatas nyala lampu sprirtus kemudian dinginkan.

    Setelah dingin, meneteskan cat utama (gram A) sampai menutupi noda.

    Diamkan selama 1 menit.

    Cuci dengan air mengalir, kemusian kering anginkan, teteskan diatas noda

    larutan mordan (gram B), diamkan selama 1 menit

    Cuci dengan air mengalir, kemudian kering anginkan.

    Cuci dengan larutan peluntur (gram C) selama kurang lebih 30 detik, lalu

    dicuci dnegan air mengalir, dan kering anginkan.

    Teteskan diatas noda larutan cat penutup (gram D) selama 1-2 menut.

    Cuci dengan air mengalir, kemudian kering anginkan.

    Amati preparat dengan mikroskop dengan perbesaran kuat.

  • F. Hasil Pengamatan :

    a. Uji Perkiraan

    Sampel

    Konsentrasi

    MPN 10 ml 10 ml

    10

    ml 1 ml 1 ml 1 ml

    0,1

    ml

    0,1

    ml

    0,1

    ml

    Air

    sumur + + + + + + - - - 17

    Foto

    b. Uji Penegasan

    Sampel 10 ml 1 ml

    Air Sumur + +

  • Foto

    c. Uji Komplit

    Sampel 10ml 1ml

    Air Sumur + +

    Foto

    d. Pengecatan Gram

    Sampel Petri 1 Petri 2

    Air

    sumur

    Terdapat dua koloni yaitu basil

    (merah) dan coccus (ungu)

    Bakteri bentuk basil (merah)

  • Foto

    1. Bakteri gram positif

    berbentuk coccus (warna

    ungu)

    2. Bakteri gram negative

    berbentuk basil (wrana

    merah)

    1. Bakteri gram negative

    berbentuk basil (warna

    merah)

    G. Pembahasan

    Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri fecal atau non fecal

    pada sampel air sumur dengan metode MPN. Metode MPN merupakan salah satu

    metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap yaitu,

    uji dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap

    (completed test). Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah

    mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk

    contoh berbentuk padat.

    Uji pertama yaitu uji perkiraan yang bertujuan untuk menduga adanya bakteri

    coli pada sampel. Sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi medium

    Lactose Broth. Bagian pinggir dari tabung reaksi dipanaskan pada api bunsen, tujuan

    dari perlakuan pemanasan ini adalah untuk menjaga kesterilan dari media sehingga

    tidak terkontaminasi dengan udara. Medium yang digunakan dalam uji perkiraan

    adalah medium lactose broth (LB). Medium Lactose broth memiliki komposisi 0.3%

    ekstrak beef, 0.5% pepton, dan 0.5% laktosa. Pepton dan ekstrak beef menyediakan

    nutrien esensial untuk metabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber

    1

    2

    1

  • karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme Coliform. Pada tabung reaksi

    diletakkan tabung durham secara terbalik, fungsi dari tabung durham adalah untuk

    mengetahui terbentuknya gelembung. Pada uji perkiraan sampel diinkubasi pada suhu

    37C selama 48 jam.

    Setelah dilakukan uji perkiraan didapatkan hasil positif (+) pada sampel 10

    ml dan 1 ml sementara didapatkan hasil negatif (-) untuk sampel 0,1 ml. Hasil positif

    ditunjukkan dengan adanya gelembung pada tabung durham. Sampel yang

    mendapatkan hasil positif pada uji perkiraan dilakukan uji lanjut pada uji penegasan.

    Tujuan dari uji peenegadsan adalah untuk memastikan bahwa pada sampel terdapat

    bakteri coli. Medium yang digunakan dalam uji penegasan adalah medium BGLB.

    Medium Brilliant Green Lactase Bilebroth (BGLB) yang merupakan media yang

    akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermentasi dengan media. Warna ini

    berasal dari adanya koloni Coliform yang bereaksi dengan BGLB. Brilliant Green

    Lactose Bile Broth, dibuat dari peptone, lactose, oxgall, brilliant green, dan aquades.

    Fungsi dari medium BGLB adalah untuk mendeteksi bakteri Coliform yang ada pada

    air. Kedua tabung pada uji penegasan diperoleh hasil positif, dengan ditunjukkan

    terbentuknya gelembung pada tabung durham. Setelah hasil didapatkan, hasil yang

    positif dilakukan uji lengkap untuk mengetahui bakteri fecal atau non fecal.

    Hasil yang diperoleh dari uji lengkap adalah adanya bakteri yang tumbuh pada

    medium EMB dengan perlakuan inkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Selain itu

    juga tumbuh koloni bakteri kontaminan yang berada diluar garis streak pada plate 1

    yang diduga berasal dari udara. Untuk mengetahui jenis bakteri hasil uji lengkap

    dilakukan pengecatan gram.

    Hasil pengecatan gram diperoleh bakteri berbentuk basil berwarna merah dan

    coccus berwarna ungu pada plate 1. Hal ini menunjukkan adanya kontaminasi pada

    saat inokulasi uji lengkap. Sedangakan pada plate 2 diperoleh bakteri berbentuk basil

    yang berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri pada sampel air sumur

    mengandung bakteri coli non fecal.

  • Daftar Pustaka

    Dwidjoseputro, D. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta

    Fardiaz, S. 1992. Mikirobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    Gause. 1946. Media Pertumbuhan Mikroorganisme. Rajawali Press. Jakarta.

    (http://anyleite.wordpress.com/category/laporan-praktikum-

    mikrobiologi/) Di akses pada tanggal 6 Mei 2013 pukul 21.25 WITA.

    Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.

    Prawiro, 1989. Uji Mikrobiologi Air Minum Yang Dikonsumsi oleh Masyarakat Desa

    Deket Wetan Kec. Deket Kab. Lamongan. Universitas Airlangga. Jurusan

    Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

    Airlangga. Surabaya.

    Pudjarwoto. 1993. Water Quality Conservatiom For The Citarum River In West Java.

    Great Britain. Di kutip dari tulisan Garneta Radina Badiamurti. 2008.

    Korelasi Kualitas Air dan Insedensi Penyakit Diare Berdasarkan

    Keberadaan Bakteri Coliform di Sungai Cikapundung. Program Studi

    Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut

    Teknologi Bandung. Bandung.

    Servais, Pierre. 2007. Fecal bacteria in the rivers of the Seine drainage network

    (France). Sources, fate and modeling; Universit Libre de Bruxelles;

    Bruxelles. Di kutip dari tulisan Sasnita Sahabuddin. 2010. Analisis

    Kualitas Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Manokwari. Jurusan Kimia

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

    http://anyleite.wordpress.com/category/laporan-praktikum-mikrobiologi/http://anyleite.wordpress.com/category/laporan-praktikum-mikrobiologi/
  • Papua.Manokwari.(http://journal.unip.ac.id/index.php/science/article/dow

    nload/474/470) Di akses pada tanggal 6 Mei 2013 pukul 21.49 WITA.

    Slamet, Juli Soemirat. 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

    Yogyakarta. (http://johnbalya.blogspot.com/) di akses pada tanggal 6 Mei

    2013 pukul 21.48 WITA.

    http://johnbalya.blogspot.com/