26
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR “HASIL KALI KELARUTAN” Oleh: Nama : D E N N Y Nim : 11.01.034 Kelompok : VIII (delapan) Asisten : Isela Kalambo LABORATORIUM KIMIA FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR

Laporan KSP Denny

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan KSP Denny

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

“HASIL KALI KELARUTAN”

Oleh:

Nama : D E N N Y

Nim : 11.01.034

Kelompok : VIII (delapan)

Asisten : Isela Kalambo

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2011

Page 2: Laporan KSP Denny

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu bagian kesetimbangan kimia yaitu Hasil Kali Kelarutan

atau lazim dikenal dengan Ksp. Dimana Ksp termasuk kedalam

kesetimbangan heterogen yang terdiri dari fase padat dan cair.

Dalam Ksp dikenal adanya larutan jenuh dimana memiliki

konsentrasi maksimum yang disebut sebagai kelarutan. Adapun larutan

jenuh dari garam-garam sukar larut merupakan kesetimbangan yaitu

kesetimbangan antara Kristal endapannya dengan ion-ion dalam

larutannya. Dimana konsentrasi ion-ion zat padat atau kristalnya tidak

dapat larut. Inilah yang dikenal sebagai hasil kali kelarutan. Untuk itu

percobaan ini ditujukan untuk dapat mengetahui dan memahami

bagaimana cara menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan seperti

garam karbonat.

Percobaan hasil kali kelarutan sangat penting untuk dipelajari

khususnya dibidang farmasi, karena pada sediaan farmasi misalnya

sediaan suspensi yaitu sediaan cair yang mengandung partikel padat

tidak larut yang terdispersi dalam fase cair terdapat zat tidak larut. Zat

tidak larut itulah yang dapat dihitung kelarutan dan hasil kelarutannya

(Ksp). Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan Ksp.

Page 3: Laporan KSP Denny

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah untuk

mengetahui dan memahami cara penentuan kelarutan dan Ksp dari

garam-garam karbonat.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah:

1. Membuat larutan jenuh suatu garam karbonat (CaCO3, Na2CO3).

2. Menentukan kelarutan garam karbonat (CaCO3, Na2CO3).

3. Menentukan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) (CaCO3, Na2CO3).

I.3 Prinsip Percobaan

Pembuatan larutan jenuh dengan menambahkan air lalu

ditambahkan garam karbonat hingga jenuh kemudian dilanjutkan dengan

penentuan kelarutan dan Ksp dengan menambahkan HCl dan NaOH lalu

ditetesi indikator Fenol Merah dan dititrasi dengan HCl baku dimana titik

akhirnya akan mengalami perubahan warna dari warna ungu menjadi

jingga kemudian di ukur volume titrasinya.

Page 4: Laporan KSP Denny

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi

dan menghasilkan kation dan anion. Jika keadaan sudah lewat jenuh,

akan terdapat padatan yang tidak larut. Antara ion-ion yang dihasilkan

dan padatan yang tidak larut, terjadilah kesetimbangan heterogen.(1:274)

Kesetimbangan heterogen merupakan reaksi dapat balik yang

melibatkan reaktan dan produk berbeda fase .(2:78)

Jika terdapat larutan dan padatan pada suatu kesetimbangan

heterogen, dalam penentuan harga tetapan kesetimbangan, hanya

konsentrasi ion-ion saja yang diperhitungkan.(1:274)

Tetapan kesetimbangan yang berlaku untuk ion-ion larutan

elektrolit, disebut tetapan hasil kali kelarutan atau solubility product

constant yang disingkat menjadi Ksp. ( 1:274)

Harga Ksp merupakan perkalian antara konsentrasi kation dan

konsentrasi anion dipangkatkan koefisiennya. Perhatikan persamaan

berikut ini.

KxAy (s) xKy+ (aq) + yAx-(aq)

Page 5: Laporan KSP Denny

Dari hasil persamaan reaksi tersebut, hasil kali kelarutan dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Ksp Kx Ay = [Ky+]x [Ax-]y

Keterangan :

X = bilangan yang menunjukkan jumlah kation [Ky+]

Y = bilangan yang menunjukkan jumlah anion [Ax-]…( 1:275)

Untuk membedakan arti tetapan kesetimbangan dengan tetapan

kesetimbangan yang lain, maka tetapan kesetimbangan disebut tetapan

hasil kali kelarutan (Ksp). Besaran Ksp menunjukkan adanya

keseimbangan antara larutan jenuh dengan padatan suhu tertentu dan

harganya untuk tiap jenis senyawa. (4:28 )

Dari gambaran diatas dapat disimpulkan, bahwa untuk sembarang

senyawa ionic, hasil kali kelarutan pada suhu tertentu merupakan nilai

perkalian ion-ionnya dalam larutan di mana pada suhu tertentu terjadi

keseimbangan antara ion-ion tersebut dengan padatannya. Larutan yang

demikian itu disebut larutan jenuh, dengan demikian jika nilai tetapan

hasil kelarutan belum dilampaui, padatan masih larut. Jika dilarutkan

banyaknya ion-ion tersebut. Perkaliannya sama persis dengan Ksp akan

membentuk larutan jernih dan jika dilampaui akan membentuk endapan

kembali. Jika terjadi keadaan dimana Ksp telah dilampaui, tetapi belum

Page 6: Laporan KSP Denny

membentuk endapan kembali, keadaan semacam ini disebut larutan

lewat jenuh.(4:28)

II.2 Uraian Bahan

1. Natrium Hidroksida ( FI ed.III,412 )

- Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM

- Sinonim : Natrium hidroksida

- RM/BM : NaOH / 40

- Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur /

keping, kering, keras, rapuh dan

menunjukkan susunan hablur : putih, mudah

meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.

Segera menyerap karbondioksida.

- Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol

(95%)

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

- Kegunaan : Sebagai pembentuk garam Netral

2. Kalsium karbonat ( FI ed.III, 120 )

- Nama resmi : CALSII CARBONAS

- Sinonim : Kalsium karbonat

- RM/BM : CaCO3 / 100,00

- Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau tidak berasa.

Page 7: Laporan KSP Denny

- Kelarutan : Tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam

air yang mengandung karbondioksida.

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

- Kegunaan : Sebagai zat uji

3. Asam klorida ( FI ed.III, 53 )

- Nama resmi : ACIDUM HYDROCLHORIDUM

- Sinonim : Asam Klorida

- RM/BM : HCl / 36,5

- Pemerian : Cairan, tidak berwarna, bau merangsang

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

- Kegunaan : Sebagai pembentuk garam Netral

4. Aquades ( FI ed.III, 96 )

- Nama resmi : AQUA DESTILLATA

- Sinonim : Aquades / Air suling

- RM/BM : H2O / 18,02

- Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak Berbau,

tidak mempunyai rasa

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

- Kegunaan : Pelarut

5. Natrium karbonat ( FI ed.III, 400 )

- Nama resmi : NATRII CARBONAS

- Sinonim : Natrium karbonat

Page 8: Laporan KSP Denny

- RM/BM : Na2CO3.H2O / 124,00

- Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau serbuk hablur

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

- Kegunaan : Sebagai zat uji.

6. Indikator Fenol Merah ( FI ed.III, 704 )

- Nama resmi : FENOLSALVALEIN

- Sinonim : Fenol Merah

- Pemerian : Serbuk hablur barmacam-macam warna dari

merah cerah sampai merah tua.

- Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol.

- Kegunaan : Indikator / Larutan Penunjuk

Page 9: Laporan KSP Denny

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat-alat yang digunakan :

1. Labu Erlenmeyer 100

ml

2. Buret 25 ml

3. Pipet volume 10 ml

4. Pipet skala 5 ml

5. Labu ukur 100 ml

6. Karet isap

7. Statif & klem

8. Corong

9. Gelas kimia 100 ml

10.Sendok tanduk

11.Pipet tetes

12.Botol semprot.

13.Batang pengaduk

14.Timbangan analitik

6 buah

1 buah

1 buah

1 buah

2 buah

1 buah

1 buah

1 buah

3 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

Page 10: Laporan KSP Denny

III.1.2 Bahan yang digunakan :

1. Larutan CaCO3, Na2CO3 jenuh 20 ml

2. Larutan HCl 0,001 M

3. Larutan NaOH 0,001 M

4. Larutan baku HCl 0.23 N

5. Indikator fenol merah

6. Aquadest

III.2 Cara Kerja

III.2.1 Cara pembuatan larutan jenuh CaCO3, Na2CO3

a. Buat larutan jenuh CaCO3 dengan cara melarutkan dalam

aquadest 100 ml sambil ditambahkan garam CaCO3 sedikit

demi sedikit hingga terbentuk larutan jenuh.

b. Buat larutan jenuh Na2CO3 dengan cara melarutkan dalam

aquadest 100 ml sambil ditambahkan garam Na2CO3 sedikit

demi sedikit hingga terbentuk larutan jenuh.

III.2.2 Cara kerja CaCO3

a. Diambil larutan CaCO3 sebanyak 10 ml dengan pipet volume,

lalu masukkan kedalam 2 labu Erlenmeyer 100 ml, tambahkan

dengan 5 ml larutan HCl 0,001 M dan larutan NaOH 0,001 M,

dengan menggunakan pipet volume, kemudian tambahkan 2

tetes indikator fenol merah.

Page 11: Laporan KSP Denny

b. Diambil larutan HCl baku 0.23 N masukkan kedalam buret.

c. Larutan campuran hasil kerja (a), dititrasi dengan larutan HCl

baku yang telah tersedia dalam buret, pada saat titrasi, labu

Erlenmeyer digoyang-goyangkan agar terjadi reaksi yang

sempurna dan merata.

d. Hentikan titrasi bila larutan telah berubah warna dari warna

ungu ke jingga dan catat volume titrasi.

e. Ulangi cara kerja diatas sebanyak 1 kali lagi, sehingga

diperoleh 2 data.

III.2.3 Cara kerja Na2CO3

a. Diambil larutan Na2CO3 sebanyak 10 ml dengan pipet volume,

lalu masukkan kedalam 2 labu Erlenmeyer 100 ml, tambahkan

dengan 5 ml larutan HCl 0,001 M dan larutan NaOH 0,001 M,

dengan menggunakan pipet volume, kemudian tambahkan 2

tetes indikator fenol merah.

b. Diambil larutan HCl baku 0.23 N masukkan kedalam buret.

c. Larutan campuran hasil kerja (a), dititrasi dengan larutan HCl

baku yang telah tersedia dalam buret, pada saat titrasi, labu

Erlenmeyer digoyang-goyangkan agar terjadi reaksi yang

sempurna dan merata.

d. Hentikan titrasi bila larutan telah berubah warna dari warna

ungu ke jingga dan cata volume titrasi.

Page 12: Laporan KSP Denny

e. Ulangi cara kerja diatas sebanyak 1 kali lagi, sehingga

diperoleh 2 data.

Page 13: Laporan KSP Denny

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV. 1 Data pengamatan

Larutan

Garam

Jenuh

Penamba

han HCl

0,001 M

Penamba

han NaOH

0,001 M

Ind. FM Warna larutan V. HCl

titran

10 ml

CaCO3

5 ml 5 ml 2 tetes Ungu-jingga 0,425 ml

10 ml

Na2CO3

5 ml 5 ml 2 tetes Ungu-jingga 21.50 ml

IV. 2 Perhitungan

Dik HCl baku = 0,23 N

1. CaCO3

Mgrek penitar = Mgrek zat uji

(V.titran + V. HCl) NHCl baku = V. N (garam karbonat) + V. N (NaOH)

(0,425 + 5) 0,23 N = 10 . N + (5 . 0,001)

1,247 = 10 . N + 0,005

N = 1,247−0,005

10

= 0,1242 N

Page 14: Laporan KSP Denny

N = M maka M CaCO3 = 0,1242 M

CaCO3 [Ca2+] + [CO32-]

S S S

Ksp = S2

= [0,1242]2

= 0,0154

2. Na2CO3

Mgrek penitar = Mgrek zat uji

(V.titran + V. HCl) NHCl baku = V. N (garam karbonat) + V. N (NaOH)

(21,5 + 5) 0,23 N = 10 . N + (5 . 0,001)

6,095 = 10 . N + 0,005

N = 6,095−0,005

10

= 0,609 N

N = M maka M Na2CO3 = 0,609 M

Na2CO3 2[Na+] + [CO32-]

S 2S S

Ksp = [Na+]2 [CO32-]

= (2s)2(s)

= 4s3

= 4. (0,609)3

= 0,9032

Page 15: Laporan KSP Denny

IV.3 Reaksi

CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2

Na2CO3 + 2HCl 2NaCl + H2O + CO2

NaOH + HCl NaCl + H2O

Page 16: Laporan KSP Denny

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah nilai kesetimbangan kelarutan suatu

senyawa yang sebanding dengan hasil kali ion-ion penyusun senyawa

tersebut.

Pada percobaan hasil kali kelarutan, larutan jenuh kalsium karbonat

dan natium karbonat praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam encer

dan disertai terjadinya buih yang kuat. Dalam percobaan ini, ditentukan

konsentrasi dengan menggunakan perhitungan (ml grek asam = ml grek

basa) untuk menentukan konsentrasi dan hasil kali kelarutan (Ksp).

Pengerjaan kalsium karbonat dan natrium karbonat dilakukan dengan

menghomogenkan garam karbonat 25 ml dengan asam klorida 5 ml

kemudian ditambahkan natrium hidroksida 10 ml di dalam labu Erlenmeyer.

Ditambahkan larutan indikator fenol merah 3 tetes. Kemudian dititrasi

menggunakan larutan HCl baku, dicatat volume yang digunakan. Hal ini

dilakukan sampai pada percobaan larutan kedua dengan cara kerja yang

sama.

Hasil dari percobaan, diperoleh kelarutan masing –masing CaCO3

Na2CO3 adalah 0,1242 M ; 0,609 M dan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah

0,0154 ; 0,9032.

Page 17: Laporan KSP Denny

Hasil perhitungan ini sangat berbeda dengan literaturnya, dimana nilai

ksp untuk Na2CO3 adalah 3,5 x 10-8 untuk CaCO3 2,8 x 10-9. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena beberapa faktor kesalahan diantaranya:

1. Alat – alat yang digunakan kurang bersih,

2. Bahan – bahan yang digunakan sudah lama tersimpan sehingga dapat

mempengaruhi konsentrasi larutan

3. Adanya kesalahan dalam pengamatan misalnya dalam menetukan

volume titrasi.

Pada praktikum digunakan garam Karbonat sebagai zat yang bereaksi

karena kelarutannya yaitu larut dalam asam encer sangat sesuai sebagai

larutan jenuh yang diamati dan NaOH karena sangat mudah larut dalam air.

Sedangkan sebagai titrannya yaitu HCl baku yang merupakan asam kuat

sehingga digunakan indikator fenol merah yang tidak lain bersifat asam

lemah, jadi pemilihan indikator disesuaikan dengan trayek pH dan perubahan

warna indikator hal ini dilakukan untuk memudahkan pengamatan. Dengan

demikian, lebih baik menggunakan indikator fenol merah untuk titrasi dengan

perubahan warna kuning.

Istilah kelarutan menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut

dalam sejumlah zat terlarut / larutan. Kelarutan tergantung dari jenis zat

terlarutnya ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut, dan untuk

membedakan arti tetapan kesetimbangan dengan yang lain maka tetapan

kesetimbangan disebut tetapan hasil kali kelarutan (Ksp).

Page 18: Laporan KSP Denny

Pada praktikum juga terdapat beberapa kekeliruan antara lain pada

larutan percobaan kedua berwarna kuning, hal ini disebabkan ketidaktelitian

praktikan pada saat melakukan praktikum baik dari kesalahan volume HCl

yang digunakan maupun pembacaan skala volume pada saat menitrasi

sehingga melewati warna jingga menjadi kuning.

Page 19: Laporan KSP Denny

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat di ambil

kesimpulan bahwa :

Kelarutan dari CaCO3 yaitu 0,1241 N

Kelarutan dari Na2CO3 yaitu 0,609 N

Hasil kali kelarutan dari CaCO3 yaitu 0,0154

Hasil kali kelarutan dari Na2CO3 yaitu 0,9032

VI.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum, asisten selalu berada di samping

tiap-tiap kelompok agar tidak dapat terjadi kesalahan praktikum.

Page 20: Laporan KSP Denny

DAFTAR PUSTAKA

1. Sutresna, Nana. 2007. Kimia Kelas XI. Bandung. Grafindo Media Pratama

2. Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin. 2009. Kimia dasar . Makassar. Universitas Hasanuddin.

3. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Dep.Kes. RI. Jakarta.

4. Hisikia,Achmad. 1996.kimialarutan. PT. Citra adityabakti :Bandung.

5. Yasid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Faramedis. C.V.Andi offset: Yogyakarta.