Upload
agilyoga
View
228
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/7/2019 laporan kki alat kawat
1/8
8/7/2019 laporan kki alat kawat
2/8
Gambar 1. Proses Produksi PT.
Wire Rod Mill(WRM)Pada Divisi WRM, untu
produk-produknya digunakan bah
baja billet dengan ukuran pen
130x130 mm sampai 180x180 m
m.
Proses utama produksi
batang kawat baja dibagi menjadi
reheating, deformasi dan transform
1) Tahap Reheating (pemanasanPada tahap ini, billet dip
furnace dengan suhu menc
1200o
C sesuai dengan gra
masing billet. Pengaturan d
temperatur ini dilakukan pada
2) Tahap DeformasiSetelah dipanaskan, billet aproses deformasi atau pe
billet akan direduksi dari uk
awal square 130x130 mm at
menjadi batang kawat deng
20 mm round. Proses reduksi
6 standdengan tingkat reduk
beda. Stand-standtersebut an
a. Pre-roughing millPre-roughing mill te
horizontal-vertical stand,
untuk mereduksi billet
180x180 mm menjadidengan ukuran 105x10
penggunaan billet den
130x130 mm, 2 stand
digunakan (dummy).
b. Roughing millRoughing Mill terdiri d
horizontal stand ex Sc
Jerman, dimana 4 sta
terbuka sedangkan 4 s
tipe tertutup. Stand
masing-masing digerakk
DC berfungsi untuk mebar dari Pre-Roughing
105 x 105 mm menj
rakatau Steel
menghasilkan
n baku berupa
mpang square
dan panjang 9
billet menjadi
i 3 tahap, yaitu
si.
anaskan dalam
pai 1150o
C
e dari masing-
an pengawasan
Pulpit1.
kan mengalamibentukan yaitu
ran penampang
au 180x180 mm
n diameter 5.5-
i ini terjadi pada
i yang berbeda-
ara lain yaitu:
rdiri dari 4
yang berfungsi
berpenampang
transfer bar5 mm. Untuk
an penampang
pertama tidak
ari 8 two-high
loeman-Siemag
d pertama tipe
and berikutnya
oughing yang
an oleh motor
reduksi transferdengan ukuran
di bar dengan
ukuran 43 x
merupakan in
Mill.
c. IntermediateDua stand pe
Mill adalah t
tipe close ho
Siemag Jerma
d. Cantilever intEmpat sta
Intermediate
dari tipe hori
horizontal-ve
Danieli Morg
e. Pre-finishingPre-finishing
twist) yan
mereduksi b
terdiri dari 2
yang terpasan
mill line di m
tegak lurus
dengan set r
pengaturan
kondisi no-t
horizontal-ve
f. Finishing bloNo-Twist Fin
10 set roll
berfungsi u
menjadi prod
Finishing, sedengan sudut
saling tegak
90odengan se
Gambar 2. Proses p
3) Tahap TransformTahap trans
pengaturan per
struktur austen
ferrit/perlit yamenentukan sif
kawat dilakukan
3 mm yang selanjutnya
put untuk Intermediate
ill
rtama dari Intermediate
o-high horizontal stand
using dari Schloeman-
n.
ermediate millnd berikutnya di
ill telah dimodernisasi
ontal standmejadi tipe
tical (cartridge) dari
rdshammar Swedia.
lock mill
block (tipe V mill/No-
berfungsi untuk
ar dari Intermediate,
et rolltungsten carbide
g dengan sudut 45o
pada
ana setiap set roll saling
membentuk sudut 90o
ll sebelumnya. Dengan
seperti ini, diperoleh
ist seperti konfigurasi
tical stand.
k millshing block terdiri dari
tungsten carbide yang
ntuk mereduksi bar
uk akhir. Seperti Pre-
iap set roll terpasang45o
pada mill line dan
lurus membentuk sudut
roll sebelumnya.
embuatan batang kawat
si
ormasi merupakan
bahan struktur dari
it menjadi struktur
ng nantinya akant mekanis dari batang
dengan pendinginan
8/7/2019 laporan kki alat kawat
3/8
8/7/2019 laporan kki alat kawat
4/8
Tabel 1. Data teknis scanne
2) PLC MasterPiece 200PLC buatan dari ABB (Asea
Swedia ini berperan dalam
mengatur urut-urutan kerja
dilakukan pada proses tersebu
saat terjadi maupun sesudah
didesain berbentuk modu
penggunanya dapat membangdengan mengkombinasikan
komponen atau susunan modu
seperti modul input-output(I/O
Processing Unit(CPU), modul
beberapa modul tambahan
modul pulsa.
Gambar 7. PLC ABB Mas
3) Modul DSDP 160Modul DSDP 160 ini
menghitung pulsa (pulse
pengukuran frekuensi (frequyang diperoleh dari pembaca
QGLF 111 sehingga dapat teMasterPiece 200.
QGLF 111
Brown Boveri)
engontrol dan
yang harus
t baik sebelum,
roses. PLC ini
lar, sehingga
n suatu sistemkomponen-
l-modul MP200
, modul Central
komunikasi, dan
lainnya seperti
terPiece 200
erguna untuk
counting) dan
ncy measured)n loop scannerrbaca oleh PLC
Gambar 8. Tam
4) MasterAid 220MasterAid 220
pemrogaman dan
MasterPiece 200. M
untuk :
Konfigurasi Memasukkan Mencoba pro Melacak kesal Perubahan pr Dokumentasi Mengambil d Pembacaan n
base
Mengubah pa Mengatasi
program)
Gambar 9.
Sementara unInterface (HMI) sebag
antara operator dengan
sistem ini menggunakan
ak depan DSDP 160
merupakan alat
pemeliharaan dari
asterAid 220 digunakan
programram
lahan (fault tracing)
gram
program
n menghapus program
ilai dalam sebuah data
ameter
ource code (listing
MasterAid 220
uk Human Machine
ai perantara hubungan
peralatan yang ada dari
MasterView 850.
8/7/2019 laporan kki alat kawat
5/8
Gambar 10. MasterVie
Cara Kerja SistemSistem kontrol loop oto
loop control) ini bekerja berdasa
pengukuran dari scanner optik y
scannerQGLF 111. Besarnya kloop hasil scannerini berupa data
lebih mudah dalam pengolahan sis
Selain untuk mendeteksi ketinggi
scanner ini juga digunakan seb
material panas (hot metal detector/
Gambar 11. Proses pembacaan
QGLF 111
Data yang diperoleh olehakan diolah oleh PLC MasterPi
tersebut akan dibandingkan deng
pointketinggian posisi loop yang t
operator.
Besarnya selisih (error) a
diukur dengan set point ini akan
nilai koreksi kecepatan motor (s
work roll.
850
atis (automatic
rkan pada hasil
aitu ABB loop
tinggian posisidigital sehingga
tem kontrolnya.
an posisi loop,
agai pendeteksi
MD).
loop scanner
oop scanner iniiece 200. Data
n besarnya set
elah diatur oleh
ntara data yang
enjadi besarnya
eed correction)
Gambar 12. Prinsi
Secara garis b
loop control ini dibagi
1. Pre-Loop Formi2. Loop Forming3. After Loop For
Pada tahap pert
yaitu saat kepala bille
(roll) dan terdeteksi oleterjadi proses downst
Proses downstream c
proses di mana kecep
(roll) yang pertama d
mengontrol koreksi kec
yang akan dilalui oleh b
dilakukan agar billetya
Gambar 13. P
Ketika kepala (
ke stand berikutnya (t
roller), maka proses
forming). Persuader Ro
naik-turun, akan me
sehingga terjadi proses
ketinggian posisi dari
hingga agar terjadi
sempurna sehingga m
kawat yang berkualitas.
posisi loop tersebumengoreksi kecepata
kerja loop scanner
esar, proses automatic
enjadi 3 tahap yaitu :
ng
ing
ama, pre-loop forming,
t memasuki penggiling
scanner, maka saat itueam cascade control.
scade control adalah
atan motor penggiling
ilewati (saat ini) akan
epatan penggiling (roll)
illetselanjutnya. Hal ini
g lewat tidak rusak.
e-loop forming
ead) billetsudah masuk
lah digigit oleh kedua
loop dimulai (loop
ll, rolleryang bergerak
gangkat badan billet
loop. Dalam proses ini,
loop diatur sedemikian
proses reduksi yang
mberikan hasil batang
Koreksi ketinggian dari
t digunakan untukmotor penggiling
8/7/2019 laporan kki alat kawat
6/8
sebelumnya. Proses ini sering disebut dengan
upstream cascade control.
Gambar 14. Loop forming
Dalam proses ini dibutuhkan scanner
dengan tingkat pembacaan yang beresolusi tinggi.
Jika tidak maka akan terjadi penarikan pada kedua
roller yang mengakibatkan tegangan yang tidak
diinginkan atau terjadi proses reduksi yang
berlebih. Kawat yang dihasilkan akan berdiameter
tidak utuh sehingga tidak layak dijual.
Loop scanner QGLF 111 ini bekerja
dengan area range 22,5. Jangkauan area
transducer dari scanner disebut dengan RANGE.
Sedangkan ketinggian posisi loop (Loop
Position/LP) yang terhitung dalam range 0-255 ini
dikonversi ke dalam satuan milimeter (mm) oleh
PLC MasterPiece 200 dengan menggunakan rumus:
di mana
LP = nilai 0-255 dari pembacaan scanner
RANGE (mm) = jarak jangkauan ketinggian
scanner mengukur sebuah
loop
= 2*DISTANCE(mm)*tan 22,5
0,83 * DISTANCE
DISTANCE (mm) = jarakscannerdengan billet
ELP (mm) = Entry Loop Position parameter, nilaiyang digunakan untuk mengeset
posisi loop agar bernilai 0 mm
ketika memasuki looper table.
Setelah ekor (tail) dari billetterdeteksi oleh
scanner, maka persuader roll akan diperintah untuk
turun supaya ekor (tail) billet tidak melompat atau
tersentak.
Gambar 15. After forming
Program Automatic Loop Control
Semua proses kontrol di atas diatur
dalam PLC MasterPiece 200 dengan sebuah PC
Elementyaitu CTRL-H1. Program ini bertujuan
untuk mengatur kecepatan motor secaraberkesinambungan dalam sebuah proses rolling
mill.
Gambar 16. PC Element CTRL-H1
PC Element ini merupakan gabungan
dari beberapa fungsi-fungsi dasar seperti fungsi
logika, aritmatika, time delay, Set-Reset, On-
Resetdan lain-lain. Hal tersebut terlihat seperti
pada gambar 17 berikut.
Gambar 17. Digram fungsi CTRL-H1
8/7/2019 laporan kki alat kawat
7/8
Dengan fungsi ini semua
yang berhubungan dengan automa
dapat dikendalikan. Variabel-va
antara lain :
1. Tinggi loop position2. Jarakscannerke bar bill3. Proposionalgain4. Integralgain5. Maksimum tinggi loop
diperbolehkan
6. Minimum tinggi loopdiperbolehkan
7. Kecepatan motor
Gambar 18. Display realtime C
MasterAid 220
Selain itu fungsi ini juga d
alarm apabila tinggi loop position
ketentuan max/min tinggi loop
ditetapkan. Sehingga hampir bisa
kontrol ini sudah sempurna. Apabi
(trouble) kemungkinan besar beras
hardware.
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan
disimpulkan beberapa hal sebagai b
dalam proses produksi pada Divisi
(WRM) terjadi 3 tahapan y(pemanasan), deformasi, dan transf
Kedua, salah satu PLC ya
WRM adalah PLC MasterPiece
ABB (Asea Brown Boveri) S
memiliki fitur yang sangat lengka
bentuk yang compact.
Ketiga, automatic loop
sistem kontrol untuk mengendal
loop position yang berfungsi unt
terjadinya tarikan atau tegangan
berlebihan antara kedua rolle
mengakibatkan turunnya kualitadihasilkan seperti tidak utuhnya
kawat.
variabel kontrol
tic loop control
riabel tersebut
t
position yang
position yang
RL-H1 pada
ilengkapi fungsi
melebihi batas
position telah
ikatakan sistem
la ada gangguan
l dari kerusakan
di atas, dapat
erikut. Pertama,Wire Rod Mill
aitu reheatingrmasi.
g digunakan di
00 buatan dari
edia. PLC ini
p dan memiliki
control adalah
ikan ketinggian
uk menghindari
(tension) yang
yang dapat
s kawat yangiameter batang
Keempat, sist
Control ini diatur dal
ElementCTRL-H1.
Kelima, Dala
sistem yang berbasi
diperhatikan dalam pen
software-nya. Dalam
bertujuan untuk
troubleshooting bila tersistem. Dalam konfigu
untuk memaksimalkan k
Keenam, peraw
dalam bidang mekani
dilakukan secara be
menghindari adanya ker
proses produksi serta ke
Beberapa hal y
ialah: Pertama, pa
ketinggian loop yang
harus dilakukan secara h
Kedua, pengua
keras (hardware) d
(software) mutlak dip
dipisahkan satu sama
melakukan perawatan
bidang tertentu, hal i
dalam pengecekan kerus
Ketiga, dalam
produksi baik di da
pabrik sebaiknya S
dijalankan agar terjadiefektif, efisien dan am
Keempat, perl
dan kerjasama yang
elektro dengan teknisi
DAFTAR PUSTAKA
[1] Purwadi, dkk. SeSTEEL. Yogyakar
[2] http://www.abb.c[3]
http://www.danielgardshammar/dan
m/
[4] http://www.wikip[5] http://www.krakat[6] Customer Docu
Motor Krakatau S
[7] Manual Book AB[8] Manual Book AB[9] Manual Book ABgggffsfgsggh
m Automatic Loop
am sebuah fungsi PC
membangun sebuah
skan otomasi, perlu
yusunan hardware dan
konfigurasi hardware
memudahkan dalam
jadi permasalahan padarasi software bertujuan
inerja PLC.
atan (maintenance) baik
maupun listrik perlu
kala, hal ini untuk
usakan hardware dalam
amanan dalam bekerja.
ang dapat diperhatikan
a proses mengatur
diinginkan (set point)
ati-hati.
saan teknik perangkat
an perangkat lunak
rlukan dan tidak bisa
lain sehingga dalam
dan perbaikan pada
i akan mempermudah
akan nantinya.
menjalankan kegiatan
lam maupun di luar
P yang sudah ada
proses produksi yangan (safety).
u adanya komunikasi
baik antara teknisi
mesin.
arah PT. KRAKATAU
ta: Pustaka Raja; 2003.
m/
icorp.com/Danieli_Morielimorgardshammar.ht
dia.co.id/
austeel.com/
entation Rolling Mill
teel
MasterPiece 200
MasterAid 220
MasterView 850
8/7/2019 laporan kki alat kawat
8/8
DWI AFIAT ABRIANTO
(L2F 006 031). Dilahirkan di
Surabaya, 5 Oktober 1987,menempuh pendidikan dasar
di SDN Perumnas
Banyumanik 14 Semarang,
kemudian dilanjutkan di
SMPN 21 Semarang. Lulus
pada tahun 2003, lalu
dilanjutkan di SMAN 4 Semarang. Saat ini masihmenjadi Mahasiswa S1 di Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Mengetahui dan MengesahkanPembimbing
Sumardi, S.T., M.T.
NIP. 132 125 670
Tanggal :