26
LAPORAN KUNJUNGAN MAHASISWA JURUSAN FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KE PUSAT SAIN DAN TEKNOLOGI (PSTA)-BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(BATAN) YOGYAKARTA TAHUN 2014 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA OLEH: BETA NUR PRATIWI (M0211012) SEHATI (M0211069)

Laporan Kinjungan Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Oleh: BETA NUR PRATIWI (M0211012)

A. Latar BelakangSetiap ilmu yang kita peroleh secara teori akan lebih baik lagi jika kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, atau dalam bahasa simpelnya, teori yang telah kita peroleh setidaknya harus ada praktiknya agar ilmu yang dipelajari tidak terkesan abstrak hanya berupa teori semata. Memang untuk beberapa teori tertentu tidak semuanya bisa diamati dengan nyata di kehidupan, misal saja teori mekanika kuantum yang mempelajari dinamika partikel yang sangat kecil dimana kita tidak bisa melihatnya dengan kasat mata, sementara untuk beberapa teori tertentu, telah tersedia wujud nyata dari yang telah diperlajari, salah satunya yaitu dalam kajian fisika reaktor. Fisika reaktor merupakan salah satu mata kuliah pilihan yang terdapat di jurusan fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditayangkan pada Semester 6. Fisika reaktor merupakan ilmu fisika yang mempelajari seluk-beluk reaktor nuklir beserta hal-hal yang berhubungan dengan reaktor. Sementara, di Indonesia sendiri telah dibangun reaktor nuklir berbasis riset, reaktor untuk pengembangan dalam kesejahteraan masyarakat dan untuk kepentingan pendidikan, yaitu Reaktor Kartini di BATAN Yogyakarta. Dengan tujuan untuk membandingkan teori reaktor yang diterima di bangku kuliah dengan kondisi reaktor sesungguhnya serta untuk lebih memahami tentang reaktor nuklir agar tidak hanya sekedar membayangkan wujud reaktor di pikiran kita, maka mahasiswa fisika FMIPA UNS yang mengikuti mata kuliah fisika reaktor melakukan kunjungan ilmiah ke Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Yogyakarta pada hari Kamis tanggal 3 April 2014 yang lalu. Hasil dari kunjungan tersebut akan dituliskan dalam bentuk laporan ini.

B. Tujuan Laporan kunjungan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika reaktor serta sebagai wujud tertulis dari ilmu yang diperoleh dari pelaksanaan kunjungan yang telah dilakukan di BATAN Yogyakarta.

C. Batasan MasalahKami membatasi poin-poin yang akan dibahas di laporan ini hanya sesuai di unit apa saja kami melakukan kunjungan tersebut, yaitu meliputi bagian reaktor Kartini, nuklir corner serta unit balai elektromakanika (bem). Penulisan laporan ini, terkait tentang reaktor Kartini, siklus corner dan bagian instrumentasi dilakukan dengan metode studi literatur serta digabung langsung dengan ilmu tambahan yang diperoleh dari kunjungan.

D. Laporan Hasil dan PembahasanPada hari Kamis tanggal 3 April 2014, mahasiswa jurusan fisika FMIPA UNS telah melakukan kunjungan ke PSTA BATAN Yogyakarta. Kami sampai BATAN pukul 08.00 WIB, disambut dengan hormat oleh pihak BATAN. Acara selanjutnya,kami diberi pengarahan oleh pihak BATAN mengenai sejarah BATAN, struktur organisasi BATAN, unit-unit bagian di BATAN serta secara umum tentang reaktor Kartini, Mesin Berkas Elektron (MBE) dan beberapa fasilitas lain yang tersedia di BATAN. Materi pengarahan yang secara umum diberikan meliputi: Landasan filosofis BATAN Yogyakarta: peningkatan kesejahteraan masyarakat Prinsip penggunaan teknologi nuklir: As Low As Reasonably Achievable (ALARA) yaitu memanfaatkan semaksimal mungkin dengan resiko seminimal mungkin Pemanfaatan teknologi nuklir (PSTA-BATAN) Yogyakarta di berbagai bidang meliputi: Bidang pertanian: mutasi radiasi benih,seleksi tanaman,yang mana telah dihasilkan produk benih unggul padi,kedelai,kacang hijau dan lain-lain Bidang peternakan:pembuatan suplemen pakan ternak (UMMB), pembuatan vaksin koksivet dan sebagainya Bidang hidrologi: mencari kebocoran pipa dalam tanah,mengukur debit air sungai, mendeteksi zat pencemaran dalam air,mengetahui karakteristik cairan dan lain-lain Bidang kesehatan: scan sinar Roentgen,renograf,dan sebagainya Bidang Industri: untuk radiografi,vulkanisasi radiasi,polimerisasi radiasi,pengawetan bahan makanan,sterilisasi alat kedokteran dan sebagainya Sumber-sumber radioaktif di sekitar kita seperti matahari, batuan, bahan bangunan,makanan-minuman,tv,pesawat dan lain lain.Sebelum melakuan kunjungan, kami diberi peringatan untuk selalu mengikuti prosedur dan aturan yang tersedia di BATAN, terkait keselamatan dan keamanan. Kunjungan dilakukan di tiga unit, yaitu unit reaktor Kartini, unit balai elektromekanika(bem) dan unit nuklir corner. Namun, sebelum membahas tentang ketiga poin tersebut, akan dibahas dulu mengenai BATAN Yogyakarta itu sendiri. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) merupakan salah satu badan pemerintahan di Indonesia yang bergelut di bidang teknologi nuklir. BATAN adalah suatu Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bertanggung jawab langsung terhadap presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan berkoordinasi dengan Kementrian Riset dan Teknologi. BATAN memiliki tugas pokok dibidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi nuklir sesuai peraturan yang berlaku. Dimana dalam pemanfaatan teknologi nuklir ini diawasi oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN) untuk skala nasional dan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk skala internasional. Untuk PSTA BATAN Yogyakarta, berikut sejarah perkembangannya:Pusat Sains dan Tenologi Akselerator pada awalnya (tahun 1960 sampai dengan Februari 1967) merupakan sebuah proyek kerjasama antara Universitas Gajah Mada dengan Lembaga Tenaga Atom (sekarang BATAN) dalam bidang penelitian nuklir. Proyek ini diberi nama proyek GAMA, dan bertempat di Fakultas Ilmu Pasti dan Alam (FIPA) - UGM.Berdasarkan KEPRES no. 299 tanggal 16 Oktober 1968 di Yogyakarta pemerintah mendirikan Pusat Penelitian Tenaga Atom Gama (Puslit Gama) di bawah BATAN yang masih bertempat di FIPA UGM. Tanggal 15 Desember 1974 Puslit Gama dipindahkan ke jalan Babarsari dan diresmikan oleh Direktur Jendral BATAN Prof. Ahmad Baiquni, MSc.Tanggal 1 Maret 1979, Bapak Presiden RI kedua, Soeharto, meresmikan penggunaan Reaktor Nuklir hasil rancang bangun putra-putri Indonesia dan komplek Pusat Penelitian Tenaga Atom Gama di Babarsari, dan Reaktor ini diberi nama Reaktor Atom Kartini, diambil dari nama seorang pahlawan bangsa yang telah berhasil menggugah emansipasi kaum wanita Indonesia untuk berperan aktif dalam ikut membangun bangsa dan negara Indonesia.Berdasarkan KEPRES No. 14 tanggal 20 Februari 1980, dan SK Dirjen BATAN No. 31/DJ/13/IV/81 tanggal 13 April 1981, maka Pusat Penelitian Tenaga Atom Gama diubah namanya menjadi Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi (PPBMI).Kemudian berdsarkan keputusan Presiden Nomor 82 tanggal 31 Desember 1985, dan SK Dirjen BATAN Nomor 127/DJ/XII/86 tanggal 10 Desember 1986, Pusat Penelitian Bahan Murni dan Instrumentasi di ubah namanya menjadi Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta (PPNY).Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta (PPNY) berubah nama menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju (P3TM) berdasarkan Surat Keputusan Kepala BATAN Nomor 73/KA/IV/1999 tanggal 1 April 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional.Menampung tugas-tugas BATAN untuk 5-10 tahun mendatang, meningkatkan dan mempercepat diseminasi iptek nuklir, memperkecil tumpang tindih tugas dan fungsi diantara masing-masing unit kerja serta meningkatkan pelayanan, berdasarkan Keputusan Kepala BATAN No.392/KA/XI/2005 nama Puslitbang Teknologi Maju mulai 1 Januari 2006 diubah namanya menjadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB). Mulai 1 Januari 2014, Pusat Teknologi Akseleraor dan Proses Bahan (PTAPB) telah berganti nama menjadi Pusat Sains dan Teknologi Alselerator (PSTA) (BATAN, 2014).Selanjutnya akan dibahas mengenai tiga unit yang telah dikunjungi meliputi unit reaktor Kartini,balai elektromekanika (bem) dan nulkir corner.D.1. Reaktor KartiniD.1.1 Gedung ReaktorGedung Reaktor Kartini direncanakan dan dibuat oleh tim pembangunan reaktor pada Puslit GAMA, dibiayai oleh Badan Tenaga Atom Nasional dalam DIP Pusat Penelitian GAMA sekarang Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA). Pembangunan fisik gedung reaktor dikerjakan oleh pemborong PB. Sugito dan pembangunan fisik dari gedung perisai radiasi ditangani oleh Tim Pembangunan Puslit GAMA Yogyakarta dengan konsultan dari Kanwil Departemen Pekerjaan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta, Perusahaan Listrik Negara DIY dan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, dirancang oleh Konsultan Perencana Modul Eka Cipta (MEC) Bandung. Gedung reaktor didirikan dengan konstruksi beton bertulang dengan luas bangunan kurang lebih 900 m2, sebagian bangunan berlantai tiga. Serambi reaktor (reactor hall) berukuran 20 x 20 m2, tinggi 12 m dengan atapnya sebagian datar, sedang di bagian tengah berbentuk kubah. Dinding gedung reaktor terdiri atas dinding bata dan dinding kaca dengan kozyn alluminium. Telah dilakukan Evaluasi seismic terhadap struktur gedung reaktor Kartini dan cerobongnya, yang dilakukan oleh LAPI-ITB. Analisis Kebolehjadian Bahaya Kegempaan untuk reaktor Kartini dilakukan oleh PT PROPENTA PERSISTEN Indonesia, dia menetapkan bahwa percepatan tanah puncak (Peak Ground Acceleration, PGA) sebesar 0,151 g, untuk tapak Reaktor Riset dengan periode ulangan gempa 500 tahunan, sedangkan berdasarkan periode ulangan gempa 2500 tahunan, PGA maximum dapat mencapai 0,225 g (BATAN, 2012).D.1.2. Reaktor KartiniReaktor Kartini dibangun mulai akhir tahun 1974 dan mulai beroperasi pada Januari 1979. Reaktor Kartini berada di Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) BATAN Yogyakarta.Lokasi PSTA terletak pada Km 7 disebelah timur Yogyakarta, 500 meter masuk ke sebelah utara jalanYogyakarta Solo. Tempat ini termasuk wilayah Kabupaten Sleman, Kecamatan Depok, Kelurahan Catur Tunggal. Luas komplek PSTA termasuk pengembangannya sebesar 12 ha. Reaktor Kartini mencapai kondisi kritis untuk pertama kalinya pada hari Kamis 25 Januari 1979 jam 17.40 WIB, diresmikan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 1 Maret 1979 (BATAN, 2013).Reaktor Kartini adalah reaktor riset jenis TRIGA-Mark II yang mempunyai daya maksimum 250 kW dan dioperasikan pada daya nominal 100 kW. Teras reaktor berbentuk silinder berada di dalam kolam air berbentuk bejana silinder dengan diamete 200 cm dan tinggi 6 meter.Manfaat kolam adalah merupakan perisai radiasi arah vertikal dan menjadi pendingin teras reaktor. Selain dari pada itu kolam reaktor dapat menjadi jendela visual fenomena reaksi berantai yang terjadi di teras reaktor. Bejana air tersebut dikelilingi oleh perisai beton barit yang berfungsi sebagai penyangga struktur reaktor dan perisai radiasi kearah radial. Reaktor ini adalah tipe reaktor yang digunakan untuk pelatihan operasi reaktor, eksperimen fisika reaktor, Analisis aktivasi neutron dan Litbang instrumentasi dan kendali reaktor. Gambar D.1 merupakan reaktor kartini arah vertikal:

Gambar D.1. Reaktor kartini arah vertikal.(BATAN,2013)Pada gambar D.2 akan ditampilan reaktor kartini arah horizontal:

Gambar D.2. Reaktor kartini arah horizontal.(http://www.rcp.ijs.si/ric/description-a.html)Sebagai bahan bakar adalah paduan/alloy UZrH (uranium zirkonium hidrida) yang mempunyai kandungan uranium 8.5% berat, dan uranium tersebut telah diperkaya dengan isotop U-235 sebesar 20% berat. Bahan bakar tersebut berada dalam kelongsong SS304 membentuk batang bahan bakar standar reaktor Triga. Ukuran bahan bakar adalah panjang keseluruhan 73 ~ 75 cm, diameter luar 3,7 cm, dan panjang aktif bahan bakar adalah 38 cm.Sistem pendinginan reaktor Kartini menggunakan azas konveksi alam yaitu panas yang dikeluarkan oleh bahan bakar diterima oleh air yang berada di sela antar bahan bakar yang oleh karena menerima panas kemudian air panas tersebut bergerak keatas menuju ujung atas bahan bakar dan kemudian keluar melalui sela antara sirip bahan bakar dan gridplate teras kemudian bercampur dengan air kolam reaktor. Oleh karena air pada sela antar bahan bakar tersebut bergerak keatas maka terjadi pengisian air dari bagian bawah bahan bakar untuk kemudian mengalami proses yang sama seperti air yang telah mengalami pemanasan sebelumnya. Proses konveksi alam ini berlangsung terus menerus sehingga membentuk perputaran konveksi alam dengan air tangki reaktor sebagai pemelihara kestabilan temperatur kesetimbangan yang terjadi teras reaktor. (BATAN,2012)Sistem pendinginan air tangki reaktor dilaksanakan melalui dua tingkat pendinginan yaitu sistem pendinginan primer dan sistem pendinginan sekunder. Pendingin primer adalah sirkulasi air dari tangki reaktor melewati pemompaan menuju alat penukar panas dan kembali ke tangki reaktor sedangkan pendingin sekunder adalah sirkulasi air dari menara pendingin dipompakan ke alat penukar panas kemudian kembali ke menara pendingin. Dengan cara ini dapat dilakukan pemindahan panas dari teras reaktor ke lingkungan tanpa terjadi kontaminasi antara material teriradiasi dengan lingkungan. Panas di dalam teras ditimbulkan oleh reaksi fisi berantai yang terjadi selama reaktor beroperasi. Reaksi berantai tersebut dapat terjadi oleh karena ada sejumlah bahan bakar yang memenuhi syarat massa kritis (massa minimum U-235 untuk melaksanakan reaksi berantai) dan tersedia batang kendali sebagai pengendali populasi neutron dalam kekritisannya. Teras reaktor tempat terjadinya reaksi berantai adalah berbentuk silinder yang dibatasi oleh kisi-kisi (gridplate) pada bagian atas dan bawah yang berfungsi sebagai tempat dudukan elemen bakar, elemen dummy dan batang kendali dan dikelilingin oleh reflektor grafit yang tebalnya 30 cm.Gridplate atas dan bawah terbuat dari aluminium dengan tebal masing-masing 19 mm dan diameter gridplate atas 495 mm, dan 407 mm gridplate bagian bawah. Gridplate atas dan bawah mempunyai lobang berpasangan merupakan tempat tumpuan bahan bakar di dalam teras. Kapasitas isian teras adalah 90 lobang dengan uraian tiga lobang untuk batang kendali dan satu lobang untuk sumber neutron. Selebihnya dapat digunakan untuk bahan bakar, dummy maupun kolom fasilitas iradiasi seperti ujung pneumatik atau jenis lainnya. Susunan Lobang isian teras tersusun dengan pola melingkar (annulus) dan masing masing diberi alamat sebagai Ring B1 s/d B6, Ring C1 s/d C12, Ring D1 s/d 18, Ring E1 s/d 24 dan Ring F1 s/d 30. Dalam pengoperasian sekarang ini teras reaktor diisi dengan 69 bahan bakar dan bekerja membangkitkan daya nominal 100 kWatt.Gambar D.3 di bawah ini merupakan diagram sistem pendinginan reaktor Kartini:

Gambar D.3. Diagram sistem pendingin reaktor Kartini (BATAN,2013)Reaktor dikendalikan dengan tiga buah batang kendali yang merupakan material penyerap neutron terbuat dari boron karbida (B4C). Batang-batang kendali ini ditempatkan dalam kelongsong alumunium yang berbentuk sama dengan batang elemen bakar dan disisipkan dari atas pada posisi tertentu dalam teras untuk mengatur daya yang diinginkan. Ketiga batang kendali mempunyai fungsi masing-masing sebagai pengatur, pengaman dan kompensasi. Di dalam reaktor Kartini, digunakan moderator yaitu bahan yang mempunyai fungsi sebagai pelambat neutron. Moderator yang dipakai adalah air ringan dan Zirkonium Hidrida (ZrH).Gambar D.4 di bawah ini merupakan konfigurasi teras reaktor Kartini:

Gambar D.4. Konfigurasi teras reaktor Kartini (Karmanto,2010)

Reaktor Kartini dilengkapi dengan sistem instrumentasi pengukur cacah neutron menggunakan 1 detektor fission chamber dan 1 detektor Compensated Ionisation Chamber (CIC) (yakni salah satu dari dua detektor CIC yang ada) yang ditempatkan berseberangan di dinding luar reflektor. Detektor fission chamber dihubungkan dengan kanal daya jangkau lebar yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan neutron pada level sumber sampai dengan keberadaan neutron pada level daya (kanal daya jangkau lebar) sedangkan detektor CIC dihubungkan dengan kanal daya linear yang digunakan untuk menampilkan tingkat daya reaktor setelah melewati kekritisannya. Instrumentasi lain ditambahkan setelah kanal daya jangkau lebar dan kanal daya linear untuk sistem trip keselamataan operasi dan sistem pengendali reaktor baik secara manual maupun automatis. Di samping instrumentasi pemantau neutron di teras dan instrumentasi pengendali reaktor dan trip keselamatannya juga diberi sistem monitor temperatur bahan bakar, temperatur air tangki, paparan radiasi serta parameter lainnya yang penting untuk syarat pengoperasian reaktor. Sistem instrumentasi yang terpasang berfungsi untuk pengendalian reaktor, proteksi dan monitoring dimana antara sistem yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Sistem monitoring akan memonitor fluks neutron, daya, temperatur, paparan radiasi serta parameter lainnya dan data-data penting yang dihasilkan akan ditampilkan dalam suatu meter indikator, dicatat dalam logbook dan direkam dalam harddisk sehingga dapat digunakan sebagai pengendalian dan proteksi ataupun untuk keperluan inspeksi (BATAN, 2012).D.1.3. Sumber NeutronSumber neutron yang digunakan untuk start-up reaktor Kartini adalah americium-24 berilium (Am Be). Sumber neutron dimasukkan dalam suatu tempat berbentuk silinder dari aluminium (neutron source holder), berdiameter 3,7 cm dan tinggi 72,0 cm. Sumber neutron tersebut dimasukkan dalam teras reaktor pada salah satu lubang kisi teras. Sumber neutron Am Be bisa tetap berada di dalam teras setelah reaktor mencapai kritis.D.1.4. Fasilitas Eksperiemen dan IradiasiD.1.4.1. Kolom ThermalKolom termal grafit berukuran 1,20 m x 1,20 m, panjang 1,60 m, memanjang dari sisi luar reflektor ke permukaan sebelah dalam pintu tertutup. Fungsi kolom termal adalah untuk eksperimen iradiasi sampel yang khusus memerlukan radiasi neutron termal. Ukuran sampel yang dapat diiradiasi maksimum 10 cm x 10 cm (sesuai dengan ukuran balok-balok grafit ukuran 10,2 x 10,2 x 127 cm).

D.1.4.2. Kolom untuk eksperimen perisaiFasilitas yang berupa kolam untuk eksperimen perisai (bulk shielding pool) terletak pada sisi yang berlawanan dari kolom termal. Kolam bervolume besar ini mempunyai kedalaman 3,80 meter, lebar 2,40 meter dan panjang 2,65 meter.D.1.4.3. Rak Putar (Lazy Susan)Sebuah fasilitas iradiasi yang mengeliliingi teras reaktor terletak di bagian atas perangkat reflektor. Rak putar ini terdiri dari 40 lubang tempat iradiasi yang dapat digunakan secara bersama-sama dan dapat diputar. Masing-masing lubang (tabung) mempunyai ukuran diameter 31,75 mm dan dalamnya 27,4 cm. Pemasukan dan pengeluaran sampel dilakukan melalui sebuah tabung pengarah (Specimen removal tube) yang dapat diatur dari atas reaktor. D.1.4.4. Fasilitas Perangkat SubkritikSebuah perangkat reaktor subkritis dikopelkan dengan reaktor Kartini melalui salah satu tabung berkas neutron (beamport). Perangkat tersebut diletakkan dalam suatu ruangan perisai beton di depan tabung berkas. Perangkat ini dapat digunakan untuk pengukuran efek buckling batang kendali, penentuan susunan yang optimum antara volume uranium dan H2O serta pengukuran parameter-parameter lainnya.D.1.4.5 Pneumatic Transfer SistemPerangkat pneumatic transfer system digunakan untuk eksperimen iradiasi sampel yang menghasilkan radionuklida berumur pendek. Sampel yang akan diiradiasi dapat dimasukkan maupun diambil dari teras reaktor secara otomatis dalam waktu yang sangat singkat. Terminal iradiasinya dimasukkan ke dalam teras reaktor pada salah satu kisi di ring F. D.1.5. Tabung Berkas Neutron (Beam Port)Ada 4 buah tabung berkas neutron, dipasang menembus perisai beton dan tangki reaktor sampai ke permukaan reflektor fungsinya adalah : menyediakan berkas neutron dan gamma untuk keperluan eksperimen. untuk fasilitas iradiasi bahan-bahan yang berukuran besar Tiga buah tabung diantaranya dihubungkan dengan teras reaktor secara radial dan yang lain secara tangensial di tepi luar reflektor. Satu tabung radial dipasang menembus sampai ke teras reaktor, sedang yang lain hanya sampai di luar reflektor.D.1.6. Sistem Kendali ReaktivitasSistem pengendalian reaktivitas dirancang dan dipasang untuk keadaan operasi normal dan shutdown reaktor. Fungsi kendali reaktivitas dibagi dalam tiga bagian yaitu kendali reaktivitas untuk pengatur (regulating rod) kendali reaktivitas kompensasi (shim rod) dan kendali reaktivitas sebagai pengaman (safety rod) yang masing-masing dilakukan dengan menyisipkan batang dari bahan penyerap neutron kuat pada posisi tertentu di teras reaktor. Posisi tersebut adalah batang pengaman menempati posisi di ring C-5, batang kompensasi menempati posisi ring C-9 dan batang pengatur menempati posisi ring E-1. Batang-batang kompensasi dan pengatur berupa tabung Aluminium berisi serbuk Boron Karbida (B4C), sedangkan batang pengaman berisi grafit dan boral.Kendali reaktivitas dilakukan dengan cara mengatur panjang penyisipan batang kendali di dalam teras. Untuk menjaga ruang gerak lintasan di dalam teras masing masing batang kendali menyisip teras melalui batang pengarah yang menembus teras dari kisi-kisi teras bagian atas sampai dengan kisi-kisi teras bagian bawah. Batang pengarah tersebut terbuat dari aluminium yang berlubang-lubang untuk jalan air.Gerak batang kendali dikendalikan dengan menggunakan tangkai yang menghubungkan batang kendali dengan instrumen motor penggerak yang berada diatas tangki reaktor. Masing-masing batang kendali mempunyai motor penggerak yang saling terpisah (BATAN, 2012). Tujuan fungsi kendali reaktivitas adalah : menyediakan pengendalian daya reaktor yang diperlukan operator melakukan shutdown reaktor dan mempertahankan keadaan subkritis membatasi penyisipan reaktivitas

D.2. Balai Elektromekanika (BEM)Pada kunjungan di balai elektromekanika, kami ditunjukkan dan dijelaskan beberapa alat-ukur radiasi alpha, beta (beta-monitor) dan juga gamma (detektor) dimana pada prinsipnya yaitu untuk mendeteksi keberadaan partikel alpha, beta, ataupun gamma. Di balai elektromekanika ini terdapat pula beberapa alat medis meliputi renograf, tyroid up-take system, dan pencacah RIA (Radioimmuno assay). Renograf merupakan suatu alat yang menggunakan prinsip spektroskopi gamma, yang mana terdiri dari hardware serta software dimana pada hardware berfungsi sebagai penangkap radiasi dari sinar gamma yang dipancarkan oleh ginjal serta mengubahnya menjadi pulsa-pulsa listrik dan kemudian akan diubah lagi menjadi grafik oleh software.Prinsip kerja dari renograf adalah sinar radiasi gamma yang datang akan diterima oleh detektor NaI (Tl) dan oleh detektor akan diubah menjadi pulsa listrik, selanjutnya pulsa keluaran detektor akan dibentuk menjadi pulsa semi gaussian dan dikuatkan oleh penguat awal, kemudian dikuatkan lagi pada penguat utama sehingga pulsa keluaran berupa pulsa gaussian dengan tinggi pulsa yang sudah memenuhi syarat untuk dianalisa dan diubah menjadi bentuk digital,selanjutnya pulsa digital akan dicacah pada counter. Pulsa keluaran disamping masuk ke counter juga sebagai masukan interface untuk ditampilkan dalam bentuk grafik pada monitor (Solihat, 2011). Renograf yang berada di unit instumentasi di PSTA-BATAN sekarang ini sudah tidak dioperasikan lagi,hanya digunakan untuk pendidikan.Thyroid Up-Take adalah suatu perangkat atau alat untuk mempelajari kecepatan kelenjar gondok (thyroid gland) dalam mengakumulasi dan melepaskan iodium yang menjadi komponen utama dalam pembentukan hormon tiroksin yang berguna bagi metabolisme tubuh melalui suatu prosedur kedokteran nuklir. Dalam prosedur ini digunakan isotop iodium-131 sebagai perunut yang biasanya dalam bentuk kapsul setelah melalui kendali kualita yang ketat. Kapsul aktif ini diukur aktivitasnya dengan alat tersebut, dan kemudian diberikan kepada pasien secar oral. Secara invivo pada interval waktu tertentu isotop iodium yang terakumulasi pada kelenjar gondok diukur aktivitas bersihnya (aktivitas setelah dikurangi aktivitas latarnya/background), selanjutnya data ini tercatat secara otomatis dalam komputer (Pusat Diseminasi Iptek Nuklir, 2011).Radioimmunoassay adalah teknik nuklir yang banyak digunakan untuk mengetahui konsentrasi hormon. Pengujian ini menggunakan antibodi yang spesifik untuk hormon sebagai protein terikat. Prinsip dari radioimmunoassay ini adalah reaksi antara antigen dan antibodi yang spesifik untuknya dan tidak mengadakan reaksi silang (cross reaction) dengan tipe antigen yang sama. Bahan pereaksi dalam radioimmunoassay adalah antigen radioaktif dan antibodi spesifik. Dasar kerja RIA adalah untuk mengetahui perbandingan konsentrasi antibodi yang terdapat pada bagian dalam tabung dan antigen yang terdapat di dalam sampel dengan menggunakan radioaktif. Persaingan konsentrasi antigen sampel dapat ditentukan dari reaksi reduksi pengikatan konsentrasi antigen dari antibodi yang terdapat pada bagian dalam tabung.

D.3. Unit Nuklir CornerNuklir Corner merupakan unit PSTA-BATAN yang berisi simulasi-simulasi alat-alat nuklir,seperti simulasi Mesin Berkas Neutron (MBE), dan juga berisi poster-poster diagram kerja instalasi nuklir, ilmu-ilmu terkait nuklir dan lain-lain. Pada gambar D.5 s.d. gambar D.8. merupakan beberapa gambar yang diambil di unit nuklir corner:

Gambar D.5. Gambar D.6.

Gambar D.7. Gambar D.8.

E. Penutup

Demikan, laporan tertulis dari hasil kunjungan ke BATAN Yogyakarta pada hari Kamis, tanggal 3 April 2014. Semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan mempelajarinya.

F. Daftar Pustaka

BATAN. 2012. LAK Revisi 7, Bab V-Reaktor.Yogyakarta:PTAPB-BatanBATAN. Sejarah PTAPB BATAN Yogyakarta. dalam http://www.batan.go.id/ptapb/sejarah.php diakses pada Januari 2014BATAN.2013. Reaktor Kartini. Yogyakarta: Subbag Dokumentasi Ilmiah, PTAPB BATANInfonuklir.com. 2013. BATAN Akan Tinggalkan Logo Lamanya. Dalam http://www.infonuklir.com/read/detail/613/batan-akan-tinggalkan-logo-lamanya#.Uu8UI_ucDhM. Diakses pada Januari 2014 Pusat Diseminasi Iptek Nuklir.2011.Perangkat Diagnostik Uji Tangkap Kelenjar Gondok.Jakarta:Pusat Diseminasi Iptek Nuklir.Rohman,Budi.2009.Koefisien Reaktivitas Bahan Bakar Reaktor Kartini, Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir IndonesiaIndonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 2, Agustus 2009: 59-70.Solihat, Neng, 2011, Diagnosa Kerusakan Ginjal Menggunakan Rnograf, Program Studi Fisika, Pendidikan MIPA, Universitas Riau, Pekanbaru.