Upload
vulien
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHPERWAKILAN BPKP
PROVINSI NUSA TENGGARA BARATTAHUN 2017
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
NOMOR : LKjIP-011/PW23/6/2018TANGGAL : 9 JANUARI 2018
i
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2017 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
penetapan kinerja (Tapkin) yang telah disepakati sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja
dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sedangkan bagi
stakeholders lainnya, laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban atas
perannya sebagai mitra kerja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi/
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Target-target dalam Penetapan Kinerja (Tapkin) sifatnya mengikat untuk dicapai
dan dipertanggungjawabkan. Target-target tersebut secara kumulatif mengarah
pada sasaran dan tujuan organisasi. Untuk dapat mengetahui sejauh mana
pencapaian sasaran dan tujuan tersebut, maka perlu dilakukan pengukuran atas
realisasi capaian dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Apabila terdapat
perbedaan (performance gap) yang secara signifikan kurang atau melebihi dari
target yang ditetapkan maka perlu diberikan penjelasan secukupnya sebagai
umpan balik dalam perencanaan berikutnya.
Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2017 menunjukkan
bahwa rata-rata capaian outcome sudah sangat berhasil. Hal ini terlihat dari
capain 13 indikator kinerja dengan kategori sangat berhasil, 2 indikator kinerja
dengan kategori berhasil, 1 indikator kinerja dengan kategori cukup berhasil, dan 2
indikator kinerja dengan kategori tidak berhasil.
Indikator “persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina” masih berada dalam kategori cukup berhasil dengan capaian
sebesar 61,73%. Hal ini disebabkan (1) jangka waktu pemasangan sambungan
baru melebihi 6 hari kerja, (2) penyusunan RISPAM belum sesuai dengan ketentuan,
(3) SPI pada PDAM belum melakukan pemantauan tindak lanjut hasil audit dari
auditor eksternal, (4) struktur organisasi belum sesuai dengan ketentuan menurut
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. vi
IKHTISAR EKSEKUTIF..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi ...................................................... 1
B. Aspek Strategis Organisasi.................................................................................. 4
C. Kegiatan dan Produk Organisasi....................................................................... 6
D. Struktur Organisasi ............................................................................................... 7
E. Sistematika Penyajian ........................................................................................10
BAB II PERENCANAAN KINERJAA. Rencana Strategis 2015 – 2019 .........................................................................11
1. Pernyataan Visi ............................................................................................12
2. Pernyataan Misi ...........................................................................................19
3. Tujuan dan Sasaran Program ....................................................................27
4. Indikator Kinerja Program...........................................................................28
5. Program dan Kegiatan...............................................................................31
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ...........................................................................32
BAB III AKUNTABILITAS KINERJAA. Capaian Kinerja Organisasi ..............................................................................36
B. Analisis Capaian Kinerja ...................................................................................42
C. Realisasi Anggaran.............................................................................................70
BAB IV PENUTUPA. Simpulan Capaian Kinerja.................................................................................72
B. Rencana Tindak..................................................................................................74
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur Organisasi .................................................................................... 8
Gambar 1.2. SDM Berdasarkan Pendidikan ................................................................ 9
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. SDM Berdasarkan Jabatan ....................................................................... 8
Tabel 1.2. SDM Berdasarkan Golongan .................................................................... 9
Tabel 2.1. Indikator Kinerja Program ........................................................................29
Tabel 2.2. Program dan Kegiatan Tahun 2017 ....................................................... 31
Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ..................................................................32
Tabel 3.1. Kategori Capaian Kinerja.........................................................................36
Tabel 3.2. Capaian Outcome Tahun 2017 .............................................................. 38
Tabel 3.3. Capaian Output Tahun 2017 ...................................................................41
Tabel 3.4. Temuan Berdasarkan Grup Temuan ...................................................... 43
Tabel 3.5. Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko danPengendalian Intern Pengelolaan Korporasi Tahun 2017 .................. 50
Tabel 3.6. Capaian IKU Maturitas SPIP Pemda/korporasi .....................................58
Tabel 3.7. Capaian Nilai Maturitas SPIP Provinsi Nusa Tenggara Barat .............. 59
Tabel 3.8. Capaian Nilai Maturitas SPIP Kabupaten/kota di LingkunganProvinsi Nusa Tenggara Barat .................................................................59
Tabel 3.9. Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah se-Provinsi NusaTenggara Barat ......................................................................................... 60
Tabel 3.10. Nilai SAKIP Pemerintah Daerah se-Provinsi Nusa Tenggara Barat .....62
Tabel 3.11. Nilai LPPD Pemerintah Daerah se-Provinsi Nusa Tenggara Barat ......63
Tabel 3.12. Hasil Evaluasi Kinerja PDAM se-Provinsi Nusa Tenggara Barat ...........64
Tabel 3.13. Hasil Evaluasi Kinejra BUMD Provinsi Nusa Tenggara Barat ................. 65
Tabel 3.14. Hasil Evaluasi Kinerja BLUD se-Provinsi Nusa Tenggara Barat .............. 67
Tabel 3.15. Kapabilitas APIP se-Provinsi Nusa Tenggara Barat ............................... 69
Tabel 3.16. Hasil Survei Layanan Sekretariat Utama ................................................ 70
Tabel 3.17. Anggaran dan Realisasi Keuangan per Program ................................ 70
Tabel 3.18. Anggaran dan Realisasi Keuangan per Jenis Belanja ........................ 71
Tabel 3.19. Penugasan dengan Bantuan Kedinasan per Bidang .......................... 71
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Target dan Realisasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2017
Lampiran 2 Hasil Survei Kepuasan atas Layanan Sekretariat Utama Tahun 2017
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
vii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 yang memuat visi, misi, tujuan,
sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang
akan dicapai serta rencana pendanaan dalam tahun 2015-2019, yang
selanjutnya menjadi acuan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam menyusun Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat 2015-
2019, termasuk rencana pendanaan sekaligus sebagai acuan dalam
melaksanakan kinerjanya.
Dalam tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
merumuskan 8 (delapan) sasaran program. Perumusan sasaran program diikuti
dengan penyesuaian IKU sebagai dasar pengukuran capaian sasaran program.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2017 ini merupakan salah satu media yang menunjukkan
kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mampu
menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2017. LKjIP ini juga
sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju
terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.
Keberhasilan capaian sasaran program diukur dengan IKU yang
menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja
sasaran program meliputi pengukuran atas realisasi 25 indikator outcome dan 7
indikator kinerja output yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2017 dengan uraian capaian sebagai berikut:
1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan
Keuangan Negara/Korporasi
Capaian sasaran program ini diindikasikan dari capaian 2 (dua) IKU dengan
uraian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
viii
a. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional
Terdapat 17 tindak lanjut atas 103 rekomendasi yang dihasilkan terkait
tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan
program nasional. Sehingga realisasi capaian adalah sebesar 16,50%.
Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 55,00%, maka capaian IKU
ini adalah sebesar 30% dengan kategori “Tidak Berhasil”.
b. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi
Terdapat 21 tindak lanjut dari total 26 rekomendasi yang dihasilkan
terkait tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan korporasi. Sehingga realisasi capaian adalah sebesar
80,77%. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 55%, capaian IKU
ini adalah sebesar 146,85% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
2. Meningkatnya Efektivitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian
Capaian sasaran program ini diindikasikan dari capaian 5 (lima) IKU dengan
uraian sebagai berikut:
a. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di
persidangan
Target Pemberian Keterangan Ahli yang ditetapkan dalam Perjanjian
Kinerja Tahun 2017 adalah sebesar 40%. Dari jumlah Laporan
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara dalam tiga tahun terakhir
(2015-2017) yaitu sebanyak 32 laporan, terdapat Pemberian Keterangan
Ahli di tahun 2017 sebanyak 11 kali atau sebesar 34,38%. Bila
dibandingkan dengan target sebesar 40%, capaian kinerja untuk ini
adalah sebesar 85,95% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
b. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
APH
Target hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sebesar 70%. Dari
jumlah laporan hasil audit investigasi yang diterbitkan selama tahun 2017
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
ix
yaitu sebanyak 1 (satu) laporan, ditindaklanjuti sebanyak 1 (satu)
laporan atau sebesar 100%. Bila dibandingkan dengan target sebesar
70%, capaian kinerja untuk IKU ini adalah sebesar 142,85% dengan
kategori “Sangat Berhasil”.
c. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
Target hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 adalah
sebesar 60%. Dari jumlah Laporan Hasil Keinvestigasian yang diterbitkan
pada tahun 2017 yaitu sebanyak 3 (tiga) laporan, ditindaklanjuti/
dimanfaatkan oleh K/L/P/K sebanyak 3 (tiga) laporan atau sebesar
100%. Bila dibandingkan dengan target sebesar 60%, capaian kinerja
untuk indikator tersebut adalah sebesar 166,67% dengan kategori
“Sangat Berhasil”.
d. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
Target presentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja adalah sebesar
70%. Dari rencana tahun 2017 yaitu 1 (satu) Laporan Hasil Audit
Penyesuaian Harga, terdapat 1 (satu) Laporan Hasil Audit Penyesuaian
Harga yang ditindaklanjuti di tahun 2017 atau sebesar 100%. Bika
dibandingkan dengan target sebesar 70%, capaian kinerja untuk IKU ini
adalah sebesar 142,86% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
e. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
Untuk tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak
menerima permintaan audit klaim dari pihak ketiga. Hal ini juga yang
menjadi pertimbangan untuk tidak menetapkan target kinerja atas IKU
ini di tahun 2017.
3. Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan
Nasional
Capaian sasaran program ini diindikasikan dari 1 (satu) IKU yaitu “persentase
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
x
penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan” dengan capaian
sebesar 0,00% atau kategori “Tidak Berhasil”. Hal ini disebabkan belum ada
permintaan dari pihak ketiga terkait penyelesaian hambatan kelancaran
pembangunan. Potensi pengawasan atas indikator ini yaitu pelaksanaan
penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan pada Pelindo III
Lembar yang masih menunggu koordinasi dengan Pelindo Pusat.
4. Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi Dalam
Pencegahan Korupsi
Capaian sasaran program ini diindikasikan dari 1 (satu) IKU yaitu “persentase
K/L/P/K yang mengimplentasikan FCP (termasuk FRA)”.
Target kinerja tahun 2017 untuk IKU ini ditetapkan sebesar 50% dengan
jumlah penugasan terkait dengan implementasi Fraud Control Plan (FCP)/
Fraud Risk Assessment (FRA) pada Tahun 2017 sebanyak 1 penugasan yaitu
Fraud Risk Assessment (FRA) terhadap Proses Perencanaan dan
Penganggaran Belanja Modal Tahun 2018 pada Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menerapkan penilaian risiko
kecurangan (FRA) pada proses perencanaan dan penganggaran belanja
modal, menuangkan risiko yang telah diidentifikasi ke dalam register risiko
fraud dan peta risiko fraud, dan melakukan mitigasi risiko-risiko fraud
terutama yang berisiko tinggi. Dengan demikian, realisasi kinerja tahun 2017
atas IKU ini adalah sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target kinerja
sebesar 50%, capaian IKU ini adalah sebesar 200% dengan kategori “Sangat
Berhasil”.
5. Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat terhadap KorupsiCapaian sasaran program ini diindikasikan dari 1 (satu) IKU yaitu “persentase
K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang
mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat” dengan realisasi
kinerja sebesar 100%. Bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sebesar 60%, capaian IKU ini adalah
sebesar 166,67% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
xi
6. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
Capaian sasaran program ini diindikasikan dari capaian 8 (delapan) IKU
dengan uraian sebagai berikut:
a. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat ditargetkan
pada level 1, namun pada tahun 2017 telah mencapai level 3 dengan
skor 3,2034. Sehingga realisasi capaiannya adalah sebesar 100,00%
dengan kategori “Sangat Berhasil”. Capaian ini mendukung target IKU
BPKP yakni maturitas SPIP Pemerintah Provinsi level 3.
b. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mencapai
level 3 dengan skor 3,2034. Capaian ini mendukung target IKU BPKP yakni
maturitas SPIP Pemerintah Provinsi level 3.
c. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat ditargetkan
pada level 1, namun pada tahun 2017 telah mencapai level 3 dengan
skor 3,2034. Capaian ini mendukung target IKU BPKP yakni maturitas SPIP
Pemerintah Provinsi level 3.
d. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (Level 3)
Terdapat 5 dari 10 pemerintah kabupaten/kota yang mencapai level 3.
Sehingga realisasi capaiannya adalah sebesar 50,00%. Jika dibandingan
dengan target IKU sebesar 50,00%, maka capaian IKU tahun 2017 adalah
sebesar 100% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
e. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (Level 2)
Terdapat 5 dari 10 pemerintah kabupaten/kota yang mencapai level 2.
Sehingga realisasi capaiannya adalah sebesar 50,00%. Jika dibandingan
dengan target IKU sebesar 50,00%, maka capaian IKU tahun 2017 adalah
sebesar 100% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
f. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (Level 1)
Tidak terdapat pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dengan status maturitas SPIP level 1. Sehingga realisasi capaiannya
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
xii
adalah sebesar 0,00%. Capaian ini mendukung target IKU BPKP yakni
maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota level 3.
g. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina
Terdapat 3 dari 9 BUMD yang dibina, dalam hal ini PDAM, yang
kinerjanya minimal berpredikat baik. Sehingga realisasi capaiannya
adalah sebesar 33,33%. Jika dibandingan dengan target IKU sebesar
54,00%, maka capaian IKU tahun 2017 adalah sebesar 61,73% dengan
kategori “Cukup Berhasil”.
h. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
Terdapat 1 dari 2 BLUD yang dibina, dalam hal ini RSUD/RSJ, yang
kinerjanya minimal baik. Sehingga realisasi capaiannya adalah sebesar
50,00%. Jika dibandingan dengan target IKU sebesar 60,00%, maka
capaian IKU tahun 2017 adalah sebesar 83,33% dengan kategori
“Berhasil”.
7. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
Capaian sasaran program ini diindikasikan dari capaian 6 (enam) IKU
dengan uraian sebagai berikut:
a. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat ditargetkan
mencapai level 3, dan pada tahun 2017 telah tercapai 100% dengan
kategori “Sangat Berhasil”. Capaian ini mendukung target IKU BPKP yakni
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi level 3.
b. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
mencapai level 3. Sehingga realisasi capaiannya adalah sebesar 0,00%.
Capaian ini mendukung target IKU BPKP yakni kapabilitas APIP
Pemerintah Provinsi level 3.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
xiii
c. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
mencapai level 3. Sehingga realisasi capaiannya adalah sebesar 0,00%.
Capaian ini mendukung target IKU BPKP yakni kapabilitas APIP
Pemerintah Provinsi level 3.
d. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)
Terdapat 4 dari 10 pemerintah kabupaten/kota yang tingkat
kapabilitasnya mencapai level 3. Sehingga realisasi capaiannya adalah
sebesar 40%. Jika dibandingan dengan target IKU sebesar 50%, maka
capaian IKU tahun 2017 adalah sebesar 80,00% dengan kategori
“Berhasil”.
e. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)
Terdapat 6 dari 10 pemerintah kabupaten/kota yang tingkat
kapabilitasnya mencapai level 2. Sehingga realisasi capaiannya adalah
sebesar 60%. Jika dibandingan dengan target IKU sebesar 50%, maka
capaian IKU tahun 2017 adalah sebesar 120,00% dengan kategori
“Sangat Berhasil”.
f. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 1)
Tidak terdapat pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dengan status kapabilitas APIP level 1. Capaian ini mendukung
target IKU BPKP yakni kapabilitas APIP Pemerintah Pemerintah
Kabupaten/kota level 3.
8. Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan sekretariat utama
Capaian sasaran program ini diindikasikan dari 1 (satu) IKU yaitu “persepsi
kepuasan layanan sekretariat utama”. Capaian ini didasarkan pada hasil
survei yang dilakukan dengan metode kuisioner kepada pegawai di
lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat terkait kepuasan
pada aspek layanan keuangan, kepegawaian, dan umum (sarana
prasarana). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, tingkat kepuasan
pegawai atas ketiga aspek tersebut berada pada nilai 7,74, atau mencapai
87,50% dari target sebesar 8 (skala Likert 1-10). Dengan demikian, capaian
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
xiv
IKU ini adalah sebesar 87,50% atau masuk ke dalam kategori “Sangat
Berhasil”. Capaian IKU ini didukung dengan terealisasinya 12 laporan
dukungan manajemen BPKP dan tersedianya meubelair Perwakilan Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat pada Tahun 2017 menggunakan dana sebesar Rp13.487.233.249,00 dari
anggaran sebesar Rp13.663.066.000,00 atau tercapai 98,71%.
Selain keberhasilan capaian sasaran program, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat juga mempunyai prestasi/penghargaan sebagai berikut:
1) Perwakilan BPKP Terbaik I dalam penerapan SIMDA Perencanaan.
2) Badan Publik Terbaik III dalam Keterbukaan dan Layanan Informasi Publik
(Kehumasan) se-Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Secara umum, seluruh sasaran program yang didukung dengan capaian output
tahun 2017 telah tercapai sesuai dengan targetnya. Namun demikian, terdapat
capaian outcome yang masih belum mencapai target.
Untuk meraih hasil yang lebih optimal di tahun selanjutnya, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat akan melakukan langkah-langkah perbaikan kinerja
yaitu dengan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah
Daerah/BUMN/BUMD/BLU untuk pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi
yang diberikan, meningkatkan pelayanan berupa pembinaan penyelenggaraan
SPIP secara intensif bagi K/L/Pemda/Korporasi, peningkatan kapasitas aparat
pemerintah daerah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat serta peningkatan
kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Program
Pelatihan Mandiri (PPM), workshop dan diklat.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu
Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara
dan pembangunan nasional agar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sekaligus memberi masukan bagi
penyusunan kebijakan terkait.
Tugas, fungsi dan wewenang Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB), aspek strategis organisasi, kegiatan dan produk BPKP, struktur organisasi
dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Tahun 2017 diuraikan sebagai berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Bab I Pasal 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
menyatakan bahwa “BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/ daerah dan
pembangunan nasional”. Selanjutnya, dalam melaksanakan tugasnya, BPKP
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan
yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan
lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
2
yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain
dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/ daerah;
3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan
aset negara/daerah;
4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian
intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/ kebijakan pemerintah yang strategis;
5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit isvestigatif terhadap kasuskasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan
ahli, dan upaya pencegahan korupsi;
6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional bersamasama dengan aparat pengawasan intern pemerintah
lainnya;
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah
pusat;
8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan
keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah;
9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah
sesuai peraturan perundangundangan;
10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi
jabatan fungsional auditor;
11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi
hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
3
13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
BPKP; dan
14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan;
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang
meliputi bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya;
5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi
tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu:
a. memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat
penimbunan, dan sebagainya;
b. meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan,
surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei
laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan
dalam pengawasan;
c. pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain;
d. meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil
pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa
Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.
Selain itu, BPKP bertugas sebagai auditor intern pemerintah yang bertanggung-
jawab kepada Presiden sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah RI
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Tugas
BPKP tersebut untuk mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan
pengelolaan keuangan negara melalui fungsi:
1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu yang meliputi:
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
4
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam
pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian
negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan
pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah kementerian
negara/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan
kewenangan.
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara(BUN). Khusus dalam
rangka pelaksanaan pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan
umum Negara, Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang
terkait dengan instansi pemerintah lainnya.
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.
3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan
Menteri Keuangan kepada Presiden.
4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil
pengawasan BPKP dan APIP lainnya).
Secara khusus, kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Terkait kedudukan tersebut,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan
akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
B. Aspek Strategis Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-955/K/SU/2011 tanggal 15 Agustus 2011
merupakan salah satu unit kerja BPKP.Sebagai unit kerja BPKP berarti Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga adalah auditor intern pemerintah yang
memiliki dua peran, yaitu assurance dan consulting. Assurance meminta para
auditor intern untuk memberikan pendapatnya tentang kesesuaian
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
5
penyelenggaraan control, risk management dan governance process dengan
kualitas yang ditetapkan dengan kebijakan manajemen, standar atau norma
lainnya yang diberlakukan untuk praktik dimaksud. Peran consulting diarahkan
untuk memberikan rekomendasi terhadap praktik yang telah dilaksanakan oleh
manajemen. Kendati praktik sudah sesuai dengan kualitas (kebijakan
manajemen, standar atau norma lain), auditor intern, melalui peran consulting
masih dituntut untuk memberi rekomendasi yang dapat meningkatkan efisiensi
atau efektivitas kegiatan dimaksud. Perlu diperhatikan bahwa peran pemberian
jasa assurance dan jasa consultancy, berkonsentrasi pada tiga hal pokok: risk,
control dan governance process.
Berdasarkan uraian ringkas di atas, tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP memiliki dua area dalam
melaksanakan perannya, yaitu pengawasan intern dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Pengawasan intern meliputi assurance dan consulting
yang independen dan obyektif untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi Instansi/Satker Kementerian/Lembaga di daerah, BUMN/BUMD, serta
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Peran assurance tersebut bertujuan
memberikan keyakinan yang memadai tentang efektivitas proses governance
dan pengendalian serta manajemen risiko instansi pemerintah. Sedangkan
peran consulting memberikan saran dan masukan dan perbaikan dalam proses
governance dan pengendalian serta manajemen risiko instansi pemerintah.
Peran assurance dan consulting tersebut memberikan gambaran bahwa
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu unit kerja BPKP
merupakan bagian dari pemerintah yang senantiasa berusaha memberikan
pelayanan yang profesional di bidang pengawasan dalam rangka mendukung
upaya pemerintah mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan,
akuntabel, dan partisipatif.
Peran pengawasan yang dijabarkan dalam kegiatan konsultatif dan assurance
tersebut merupakan dasar pengukuran capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
NTB. Keberhasilan capaian kinerja ditentukan juga oleh kinerja pihak-pihak yang
difasilitasi terkait dengan kegiatan konsultatif dan pihak-pihak yang dibantu,
serta penugasan audit keuangan maupun audit investigasi.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
6
C. Kegiatan dan Produk Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan kewenangannya melaksanakan berbagai kegiatan, yaitu: audit; konsultasi,
asistensi dan evaluasi; pemberantasan KKN; serta pendidikan dan pelatihan
pengawasan.
1. Audit
Kegiatan audit mencakup:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
b. Laporan Keuangan dan Kinerja BUMN/D/Badan Usaha Lainnya.
c. Pemanfaatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.
d. Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP).
e. Audit Tindak Lanjut atas Temuan-temuan Pemeriksaan.
f. Audit Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi
praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK).
g. Audit lainnya yang menurut pemerintah bersifat perlu dan urgent untuk
segera dilakukan.
2. Konsultasi, asistensi dan evaluasi
Di bidang konsultasi, asistensi dan evaluasi, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat berperan sebagai konsultan bagi para stakeholders menuju
tata pemerintahan yang baik (good governance), yang mencakup:
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah (SAKD), Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
serta Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP.
3. Pemberantasan Korupsi
Di bidang perbantuan pemberantasan korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat membantu pemerintah memerangi praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme dengan membentuk gugus tugas anti korupsi dengan
keahlian audit forensik. Dalam rangka penegakan hukum dan
pemberantasan KKN di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah kerjasama dengan Kejaksaan Agung dan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
7
Kepolisian RI. BPKP juga bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) yang tergabung dalam Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi
(Korsupgah).
4. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
Di bidang pendidikan dan pelatihan pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat menjadi instansi pembina untuk mengembangkan
Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di lingkungan Aparat Pengawasan Instansi
Pemerintah (APIP) di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat juga sebagai kepanjangan tangan dari Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP dan Pusat
Pembinaan (Pusbin) JFA dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, sertifikasi,dan pembinaan seluruh auditor APIP di Provinsi NTB.
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang baru
ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor 16 Tahun 2014 tanggal
16 Agustus 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP
Nomor 20 Tahun 2014 tanggal 23 September 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Perwakilan BPKP Tipe A. Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan instansi vertikal BPKP di daerah
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh seorang Kepala
Perwakilan, yaitu Dr. Ayi Riyanto, Ak., M.Si., berdasarkan Keputusan Kepala BPKP
Nomor KEP-170/K/SU/2017 tanggal 5 Juli 2017. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat beralamat di Jalan Majapahit Nomor 23 A, Mataram.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
8
Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sumber daya manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan faktor penentu dalam mencapai keberhasilan organisasi.
Berikut informasi terkait dengan SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat per 31 Desember 2017:
Tabel 1.1.
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Berdasarkan Jabatan
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan komposisi
jabatan secara kuantitatif pada tahun 2017 mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2016 yaitu sebanyak 5 orang.
Jabatan Tahun 2017 Tahun 2016
Orang % Orang %
Pejabat Struktural 5 7,58 5 8,20
Pejabat Fungsional Auditor (PFA) 52 78,79 49 80,33
Pejabat Fungsional Umum dan
lainnya
9 13,64 7 11,47
Jumlah 66 100,00 61 100,00
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
9
Gambar 1.2.
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Berdasarkan Strata Pendidikan
Berdasarkan golongan, keseluruhan pegawai yang berjumlah 66 orang dapat
dirinci ke dalam tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2.
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Berdasarkan Golongan
Golongan Orang %
IV/d 0 0,00
IV/c 2 3,03
IV/b 4 6,06
IV/a 6 9,09
III/d 11 16,67
III/c 2 3,03
III/b 11 16,67
III/a 25 37,88
II/d 4 6,06
II/c 1 1,5
Jumlah 66 100,00
6
13
40
6
1
9,09%
19,70%
60,61%
9,09%
1,52%
0 10 20 30 40 50
SMA
DIII
S1/DIV
S2
S3
Prosentase Jumlah
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
10
E. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2017 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
penetapan kinerja (Tapkin) yang telah disepakati sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja
dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sistematika penyajian
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
mengacu pada Surat Edaran Sekretaris Utama BPKP Nomor: SE-2146/SU/01/2017
tanggal 21 November 2017 tentang Pokok-Pokok Pelaporan Kinerja di
Lingkungan BPKP Tahun 2017 sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tugas, fungsi, dan wewenang organisasi, aspek strategis
organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, struktur organisasi, dan
sistematika penyajian.
BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam bab ini berisi uraian tentang rencana strategis 2015-2019 dan perjanjian
kinerja 2017.
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai capaian kinerja dan realisasi anggaran.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan secara ringkas capaian kinerja dan rencana
tindak perbaikan.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
11
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan dalam satu
tahun anggaran. Penyusunan rencana kinerja tidak terlepas dari rencana
strategis yang telah ditetapkan selama lima tahun ke depan. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu unit kerja BPKP memiliki
program beserta kegiatan-kegiatannya yang mendukung pencapaian
perencanaan strategis BPKP secara keseluruhan.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) memosisikan BPKP sebagai pembina SPIP yang telah
dijabarkan dalam Renstra BPKP 2015-2019 dan diturunkan dengan Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Nua Tenggara Barat 2015-2019. Selain itu, selaku auditor
Presiden, BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan intern
terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara. Strategi Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat dalam Renstra 2015–2019 juga menjadi strategi Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka mencapai tujuan BPKP.
A. Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
2015-2019
Keberadaan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) terpanggil untuk mampu menjadi yang
terdepan bagi pembaruan manajemen pemerintahan, serta mendorong
kelancaran dan keberhasilan tugas-tugas pemerintah dalam mewujudkan
pemerintahan yang baik, bersih dan bebas dari KKN. Terbitnya mandat sesuai
dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 menegaskan jati diri BPKP
sebagai Auditor Presiden yang mampu memberikan informasi dan solusi bagi
Presiden berdasarkan hasil-hasil pengawasan yang dilakukan.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
12
1. Pernyataan Visi
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di
Wilayah Nusa Tenggara Barat”
Pernyataan Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat disusun seiring
dengan reformasi penyelenggaraan negara, adanya perubahan-
perubahan di berbagai lingkungan strategis, dan perubahan paradigma
baru di lingkungan BPKP. Mewujudkan visi tersebut merupakan tantangan
yang harus dihadapi oleh segenap personil Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku
pelaksana kegiatan BPKP di daerah, sepenuhnya menyelaraskan visi, misi,
tujuan dan sasaran yang ditetapkan BPKP sebagai landasan dalam
menyusun Renstra Perwakilan untuk menjalankan aktivitasnya.
Komitmen yang terkandung dalam pernyataan visi tersebut mempunyai
beberapa kata kunci, yaitu:
a. Auditor Internal Pemerintah
Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah yaitu
audit intern dan auditor pemerintah.
i) Audit Intern
Audit intern atau pengawasan intern yang diadopsi oleh BPKP
mengacu pada definisi Institute of Internal Auditor (IIA) tentang internal
auditing yaitu “an independent, objective assurance and consulting
activity designed to add value and improve an organization’s
operations. It helps an organization accomplish its objectives by
bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve
the effectiveness of risk management, control, and governance
processes”.
Sesuai definisi tersebut, dua sifat aktifitas peran Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan pengawasan
intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasa
consultancy. Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud
menuntut jasa assurance dan consultancy yang diperoleh dengan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
13
pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi
dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan
proses governance. Lebih spesifik lagi, untuk program atau kebijakan
pembangunan nasional, pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset
sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal
tersebut.
ii) Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah mengacu kepada posisi Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai aparat pengawasan intern pemerintah
yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden sebagai
pemegang kekuasaan Pemerintah dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sebagai Auditor Pemerintah, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan mata dan telinga Presiden
yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung
fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance
melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi
akuntabilitas di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Menteri atau Kepala Lembaga atau Kepala Daerah atau pada
tataran tertentu, Direktur Utama BUMN, adalah pembantu Presiden
atau delegatee kekuasaan Presiden. Demi kepentingan Presiden,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga berfungsi sebagai
mitra strategis KLPK dalam hal pemberian jasa consultancy. Jika
informasi assurance di atas menunjukkan adanya risiko terhadap
pencapaian tujuan program pemerintah, maka Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat berfungsi memberikan rekomendasi
perbaikan untuk memitigasi risiko, dan memastikan tujuan program
pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional, dapat
tercapai.
Dalam posisi sebagai Auditor Presiden, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat mengemban amanah dan tanggung jawab yang
besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi,
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
14
kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara.
Dalam konteks tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
harus konsekuen untuk meyakini bahwa alasan keberadaannya
terutama bukan hanya untuk melaksanakan fungsi atestasi terhadap
asersi manajemen, tetapi juga menekankan upaya perbaikan
manajemen risiko, sistem pengendalian dan proses governance.
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Auditor
Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam rangka
meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in
appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu
kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi.
Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan
pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diharapkan bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh
pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi.
b. Auditor Berkelas Dunia
Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai auditor internal berkelas dunia yaitu aspek
SDM, aspek organisasi dan aspek produk.
i) Profesionalisme Sumber Daya Manusia
Sumber daya Manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat wajib menerapkan due professional care dalam setiap
pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi
persyaratan minimal. Kedua persyaratan tersebut biasanya ditetapkan
dalam standar pengawasan yang berlaku bagi Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai organisasi profesi.
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki
kompetensi minimal dalam bidang pengawasan, diarahkan menjadi
personel yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan sasaran
strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kompetensi
yang memungkinkan kemahiran profesional dalam pelaksanaan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
15
pengawasan intern, berdasarkan standard operating procedure (SOP)
yang berlaku dan memperhatikan standar audit dari AAIPI atau IIA,
dengan quality assurance berjenjang untuk memastikan kualitas
proses pelaksanaan pengawasan. Pemilihan obyek pengawasan
dilakukan sejak perencanaan stratejik sampai dengan perencanaan
tahunan dengan memperhatikan risiko (risk based planning). Demikian
juga, pelaksanaan pengawasannya tetap memperhatikan risiko
pengawasan (audit risk) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak
ketiga.
ii) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi
Kewenangan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
pengawasan program lintas di kementerian, lembaga dan
pemerintah daerah diwujudkan dalam pemberian kualitas yang
independen dan obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan
dalam sertifikasi profesi pengawasan. Setiap auditor Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki keahlian dan kapasitas yang
memadai dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham
atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di samping itu,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selalu mengusahakan
peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga
meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan
solusinya serta memahami perubahan peraturan terkait dan standar
baru di bidang pengawasan.
Pengelolaan sumber daya manusia Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat telah direncanakan untuk memenuhi kebutuhan
pengawasan dalam mencapai pengelolaan risiko, proses governance
yang efektif dan efisien serta tercapainya tujuan dan sasaran. Laporan
yang disampaikan kepada Menteri, Kepala Lembaga atau Kepala
Daerah yang bertanggung jawab langsung terhadap keberhasilan
program, diarahkan agar dapat memenuhi harapan Presiden sebagai
Kepala Pemerintahan RI terkait dengan kebijakan stratejik yang perlu
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
16
diperbaiki dari pelaksanaan program pembangunan nasional.
Pelaksanaan peran pengawasan intern tersebut telah dinyatakan
dalam audit charter yang telah mendefinisikan kewenangan, ruang
lingkup dan tanggung jawab Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Pelaksanaan peran tersebut telah disetujui Presiden
sebagaimana tertuang dalam berbagai peraturan yang mendukung
peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat serta menjadi
landasan dan pedoman pelaksanaan peran pengawasan intern.
Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu
dilakukan reviu dan melakukan pembelajaran dari proses
pengawasan yang berlangsung di negara-negara lain (best practices
benchmarking) melalui studi literatur maupun studi ke organisasi
internal audit negara yang bersangkutan. Dengan perbaikan yang
terus-menerus tersebut, diharapkan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi
aparat pengawasan pemerintah lainnya.
Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diarahkan pada
kerangka penilaian Internal Audit Capability Model dengan target
minimal kapabilitas pada level 3 pada tahun 2019, dengan
karakteristik sebagai berikut:
1) Peran dan jasa pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat saat ini berupa jasa assurance & consulting
diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak perubahan
(Service and Role of Internal Audit Element).
2) Pengelolaan SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diarahkan untuk membangun pegawai yang profesional,
meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi dan
kerjasama tim (People Management Element).
3) Pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam rencana strategi pengawasan berfokus pada kebutuhan
stakeholder dengan memperhatikan fokus prioritas dan risiko.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
17
Memperbaiki metodologi pengawasan berdasarkan perbaikan
proses internal maupun praktek-praktek terbaik pengawasan
(Professional Practices Element).
4) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi
maupun individu, melalui SIM HP dan IPMS untuk kepentingan
manajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen sumber
daya pengawasan (Performance Management and
Accountability Element).
5) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya
dalam melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra
pemerintah dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil
pemeriksaan BPK RI. Sementara itu, hasil pengawasan Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berupa rekomendasi kepada
Presiden dan pimpinan daerah dalam rangka mewujudkan
hubungan yang harmonis dan efektif dengan mitra kerja
(Organizational Relationship and Culture Element).
6) Dalam kedudukannya sebagai auditor Presiden, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan pengawasan secara
independen dengan kewenangan dan kekuasaan mandiri
walaupun sebatas kegiatan lintas sektoral. Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat aktif untuk melakukan pengawasan dalam
rangka meningkatkan pengendalian intern dalam memitigasi risiko,
meningkatkan kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan
organisasi (Governance Structure Element).
Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat senantiasa dilakukan
dengan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, untuk
memberi keyakinan bahwa tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dapat tercapai. Penerapan sistem pengendalian
intern diarahkan pada penyelenggaraan yang efektif dengan
kerangka penilaian kematangan implementasi SPIP. Maturitas
penyelenggaraan SPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan
karakteristik bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
18
telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk
semua kegiatan pokoknya, sebagai media pengendalian (control
design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan
keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telah mulai
dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten.
iii) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan
Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat berupa informasi assurance
dan/atau consultancy. Informasi assurance memberikan jaminan
kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola pemerintahan
atas seluruh program prioritas pembangunan telah dijalankansesuai
dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional
manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi consultancy
berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko,
aktivitas pengendalian danproses governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan.
Kualitas informasi assurance dan rekomendasi strategis tersebut harus
sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang
cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan
program pembangunan.
c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional
Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan
fungsi manajemen lingkup pengawasan intern yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan
intern akan meliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan
kebijakan fiskal. Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada
pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau
masyarakat luas.Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran
strategis.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
19
Dengan kualitas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diharapkan dapat menjadi mitra srategis pemerintah daerah dalam
menyukseskan pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat.
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai penjabaran Visi
BPKP yaitu “Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia untuk Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat” sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional
Tahun 2015 2019. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya persinggungan
antara peran BPKP dengan beberapa agenda prioritas Pembangunan
Nasional (NAWA CITA) antara lain agenda kedua yang isinya adalah
membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Dalam
lingkup yang lebih spesifik, mempertimbangkan perubahan yang dinamis
serta tugas dan fungsi yang dilaksanakannya, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat mengambil peran penting yang mengerucut sebagai Auditor
Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir dalam Membangun Tata Kelola
Pemerintahan yang Bersih, Efektif dan Terpercaya.
2. Pernyataan Misi
Misi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan
pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan
perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern
sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014,
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam
Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang Nomor 20 Tahun
1997. Rumusan misi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
merupakan turunan dari misi BPKP adalah:
1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung
Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah
Nusa Tenggara Barat;
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
20
2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
Efektif di Wilayah Nusa Tenggara Barat; dan
3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Nusa Tenggara Barat.
Misi dan penjelasannya masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1) Misi Pertama dan Penjelasannya
Misi pertama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu
“Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung
Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah
Nusa Tenggara Barat”. Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan
fungsi serta manfaat Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tugas
dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu
“mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan
efektif”.
a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan
Akuntabilitas
Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian
informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional. Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan
pemerintah untuk merespon pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan
stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan
sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggara
pemerintahan.
Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192
Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
21
fungsi pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
menjadi mitra kerja Kepala KLPK melalui jasa assurance dan
consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada
Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut. Sedangkan
jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit
dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perwujudan peran pengawasan intern
tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang
memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas
dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat harus berperan aktif
dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan
kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan
pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan
Nasional dalam RPJMN 2015 2019.
Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan
kegiatan assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat
mengacu kepada PP 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192
Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2014. PP 60/2008
memberi batasan pengawasan intern sebagai seluruh proses kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan
tata kepemerintahan yang baik.
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden,
BPKP melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
22
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode
sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek
pengelolaan keuangan antara lain meliputi: pelaporan keuangan,
kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada
periode 2015 2019, sesuai misi ini, sasaran program pengawasan
intern BPKP termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program
pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan efektif
dan efisien.
Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti
kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan
intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Baratakan berupaya
meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mendorong mitra kerjanya untuk
memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan keuangan (LK) yang
direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas LK KLPK. Kegiatan
pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang LK-nya belum
mendapatkan opini WTP dari BPK.
Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik
kepada penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan
yang diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan
pembiayaan.Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk
menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan
Umum Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi
kebijakan pengelolaan keuangan negara/ daerah termasuk
korporasinya. Kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan
negara/daerah ini akan mencakup antara lain kebijakan: (a)
Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/Daerah
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
23
untuk meningkatkan ruang fiskal, (b) Kebijakan Alokasi Anggaran
(transfer) daerah, (c) Perencanaan dan Pelaksanaan Pemanfaatan
Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang, (e)
Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi.
Pengelolaan Pembangunan Nasional
Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan
secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan
negara, namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan
nasional. Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi
pembangunan, yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang
sifatnya wajib, (2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang
sifatnya prioritas; dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan. Untuk
melaksanakan strategi ini perlu menciptakan kondisi pendukung
sebagai prasyarat minimal yang harus terpenuhi. Indikator
pencapaian sasaran strategi pembangunan tersebut dituangkan
dalam Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN 2015 2019.
Dalam APBN 2015, maupun RPJMN 2015-2019 terdapat beberapa
program lintas bidang dimana sasaran pokok program pembangunan
tersebut dirancang dilaksanakan oleh satu atau lebih KLPK. Dalam hal
ini, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat akan memastikan
sejauh mana program lintas bidang tersebut dijalankan secara
terintegrasi dalam rangka mencapai tujuan dari program lintas bidang
tersebut. Arah Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat selanjutnya adalah melaksanakan pemantauan, evaluasi dan
pengawasan sinergis bersama APIP KLPK untuk mengawal
pencapaian Sasaran Program yang bersifat program lintas bidang
dalam RPJMN.
Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah di daerah
diarahkan untuk melakukan pengawasan keuangan negara,
keuangan daerah dan pembangunan nasional secara komprehensif,
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
24
sinergis dan integratif. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
bekerjasama dengan APIP daerahterkait pengawalan pencapaian
sasaran pembangunan lintas sektor dalam RPJMN, APIP mengawal
pencapaian sasaran pembangunan terkait Pemerintah Daerahnya
masing-masing, sedangkan BPKP meningkatkan kapabilitas
pengawasan intern APIP daerah.
Pengawasan intern terhadap tahapan penyelenggaraan kegiatan
pembangunan juga mengikuti fungsi manajerial, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan
pertanggungjawaban. Pengawasan intern diarahkan untuk
memastikan bahwa pengendalian intern sebagai proses yang integral
dengan kegiatan utama. Tindakan manajemen dalam tahapan ini
harus dirancang dan dilakukan secara memadai yang melibatkan
semua pihak untuk mencapai tujuan kegiatan, dalam kerangka
pengelolaan keuangan negara melalui pelaksanaan kegiatan secara
efisien dan efektif. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
berupaya memberi kepastian bahwa penyelenggaraan
pembangunan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
memenuhi aspek ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas
dalam mencapai Sasaran Pokok Pembangunan dalam RPJMN 2015
2019.
Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus
konsisten dan sejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan
kepada BPKP yaitu program atau kegiatan yang bersifat lintas sektor.
Dengan melakukan pengawasan intern terfokus pada pembangunan
nasional dan yang menjadi prioritas dan perhatian pemerintah,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berkontribusi pada
pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan yaitu peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas
(Nawacita) dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan
sarana untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Dalam program ini
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
25
terdapat dua atau lebih KLPK yang bertanggung jawab mengelola
keuangan untuk pembangunan nasional. Masing-masing dibebankan
tanggung jawab untuk menyukseskan tujuan pembangunan nasional.
Tanggung jawab ini mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai
dengan kewenangan masing-masing. Pelaksanaan kewenangan ini
sering menghambat sinergisitas yang pada akhirnya menghambat
pencapaian tujuan semula. Kehadiran peran pengawasan intern yang
berkualitas dari BPKP diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi
untuk peningkatan kinerja program pembangunan pusat, daerah dan
korporasi, termasuk rekomendasi perbaikan untuk mengatasi
hambatan kelancaran pembangunan.
b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif
Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan
dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola
pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi.
Pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah berjalan secara partisipatif,
akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur
organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam
menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan
pembangunan termasuk korporasi. Masyarakat juga diberi akses yang
cukup terhadap informasi anggaran dan target pemerintahan dan
pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang
memungkinkan mereka mengetahui sejauh mana tujuan
pemerintahan dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka
transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diri untuk
menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi
kegagalan, alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan
pembangunan atau menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas
pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjaga partisipasi
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
26
masyarakat, transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkan
tercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan
efektif.
2) Misi Kedua dan Penjelasannya
Misi kedua Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu “Membina
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di
Wilayah Nusa Tenggara Barat”. Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu.
Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah
dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi
pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem
pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa
kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan
yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem
yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan
mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan
untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat
program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK
memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-
masing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh
insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas
pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan
pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di
seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut
dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko
oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan
utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan
kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap
konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan
menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan
pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
27
meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di
KLPK.
Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait
langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata
kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi,
terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut
penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi
pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional),
sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan
untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem
Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya
adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat.
3) Misi Ketiga dan Penjelasannya
Misi ketiga Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu
“Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di wilayah Nusa Tenggara Barat”. Misi ini juga
terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu
Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi
pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian
yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan
budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan
budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran
aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk
mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan
kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Tujuan dan Sasaran Program
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi,
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai
dengan lima tahun.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
28
Sasaran program merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan
mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah
ditetapkan.
Sasaran program yang ditetapkan mencakup:
1) Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan
keuangan negara/korporasi;
2) Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian;
3) Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan
nasional;
4) Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam
pencegahan korupsi;
5) Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi;
6) Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi; dan
7) Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda.
8) Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan sekretariat
utama.
4. Indikator Kinerja Program
Indikator Kinerja Program (IKP) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi
stakeholders yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dalam pengawasan akuntabilitas keuangan Negara,
pembinaan penyelenggaraan SPIP dan pembinaan APIP di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Indikator kinerja program merupakan ukuran atas hasil program yang
merupakan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Penetapan indikator dilakukan dengan
mempertimbangkan tujuan dan sasaran program dan kegiatan-kegiatan
yang mendukung program. Indikator ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan sasaran program, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur
dengan menggunakan indikator keluaran (output).
Indikator-indikator kinerja program Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
29
Tabel 2.1
Indikator Kinerja Program (IKP)
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Indikator Kinerja Program (IKP)
Sasaran Program 1: Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan
pengelolaan keuangan negara/korporasi.
1.1. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional.
1.2. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko
dan pengendalian intern pengelolaan korporasi.
Sasaran Program 2: Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan
keinvestigasian.
2.1. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan
di persidangan.
2.2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh APH.
2.3. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K.
2.4. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K.
2.5. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K.
Sasaran Program 3: Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan
pembangunan nasional.
3.1. Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan.
Sasaran Program 4: Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan
korporasi dalam pencegahan korupsi.
4.1. Persentase K/L/P/K yang mengimplentasikan FCP (termasuk FRA).
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
30
Sasaran Program 5: Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat
terhadap korupsi.
5.1. Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan
masyarakat.
Sasaran Program 6: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/
korporasi.
6.1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)
6.2. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 2)
6.3. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 1)
6.4. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3)
6.5. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 2)
6.6. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 1)
6.7. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari
BUMD yang dibina.
6.8. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang
dibina.
Sasaran Program 7: Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda.
7.1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 3).
7.2. Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 2).
7.3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 1).
7.4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3).
7.5. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2).
7.6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 1).
Sasaran Program 8: Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas
pelayanan sekretariat utama.
8.1. Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (skala likert 1-10).
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
31
5. Program dan Kegiatan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP
melaksanakan program dan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsinya
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program BPKP
merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengna visi dan misi BPKP
yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan
kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang
terukur. Kegiatan-kegiatan ini sekaligas penjabaran tugas dan fungsi BPKP
untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Program Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat didukung anggaran
sebesar Rp13.663.066.000 yang terdiri dari:
1) Program Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP dengan anggaran sebesar Rp1.269.551.000.
2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
dengan anggaran sebesar Rp 12.393.515.000.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit eselon II yang
bersifat memberikan pelayanan eksternal menggunakan satu program teknis
yang sama. Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai
sasaran yang sama kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung
sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2017
secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Program dan Kegiatan Tahun 2017
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Kegiatan
Program 1: Program Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta
Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
32
(1) Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan SPIP;
Program 2: Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya
(1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis BPKP;
(2) Fasilitasi Dukungan Manajemen BPKP; dan
(3) Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana.
B. Perjanjian Kinerja 2017
Dokumen Penetapan Kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang
mencantumkan sasaran strategis program, indikator kinerja program, beserta
target kinerja dan anggaran merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/
kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja, antara BPKP Pusat dengan Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Target kinerja menunjukkan komitmen dari
pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan
dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang telah ditetapkan.
Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2016
dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sasaran Program 1: Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan
pengelolaan keuangan negara/korporasi.
No Indikator Kinerja Program Satuan Target
1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan
pengendalian intern pengelolaan program
nasional.
% 55
2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola,
manajemen risiko dan pengendalian intern
pengelolaan korporasi.
% 55
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
33
Sasaran Program 2: Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan
keinvestigasian.
No Indikator Kinerja Program Satuan Target
1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan di persidangan.% 40
2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh APH.% 70
3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K.% 60
4 Persentase hasil audit penyesuaian harga yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K.% 70
5 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K.% 0
Sasaran Program 3: Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan
pembangunan nasional.
No Indikator Kinerja Program Satuan Target
1 Persentase penyelesaian hambatan kelancaran
pembangunan.% 70
Sasaran Program 4: Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan
korporasi dalam pencegahan korupsi.
No Indikator Kinerja Program Satuan Target
1 Persentase K/L/P/K yang mengimplentasikan FCP
(termasuk FRA).% 50
Sasaran Program 5: Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat
terhadap korupsi.
No Indikator Kinerja Program Satuan Target
1 Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar
Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan
sistem pengaduan masyarakat.
% 60
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
34
Sasaran Program 6: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/
korporasi.
No Indikator Kinerja Program Satuan Target
1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3). % 0
2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 2). % 0
3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 1). % 100
4 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3). % 50
5 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 2). % 50
6 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 1). % 0
7 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dibina.% 54
8 Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari
BLUD yang dibina.% 60
Sasaran Program 7: Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda.
No Indikator Kinerja Program Satuan Target
1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 3). % 100
2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 2). % 0
3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 1). % 0
4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kab./kota (level 3). % 50
5 Kapabilitas APIP Pemerintah Kab./kota (level 2). % 50
6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kab./kota (level 1). % 0
Sasaran Kegiatan 1: Terlaksananya monitoring evaluasi atas program
prioritas yang dilaksanakan di daerah.
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target
1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan. Laporan 101
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
35
Sasaran Kegiatan 2: Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk
meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kab/Kota.
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target
1 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan. Laporan 16
2 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda,
menyapaikan rekomendasi hasil asistensi dan
penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provisi/
Kota/Kabupaten.
Surat 11
Sasaran Kegiatan 3: Telaksananya bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di
Provinsi/Kota/Kabupaten.
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target
1 LHP Peningkatan kapabilitas APIP BPKP Perwakilan. Laporan 12
2 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda,
menyapaikan rekomendasi hasil bimtek dan
penilaian kapabilitas APIP di Provisi/Kab/Kota.
Surat 11
Sasaran Program 8: Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan
sekretariat utama.
No Indikator Kinerja Program Satuan Target
1 Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama
(skala likert 1-10).Skala 8
Sasaran Kegiatan 1: Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya dalama mencapai kepuasan layanan.
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target
1 Jumlah layanan dukungan manajemen perwakilan
BPKP.Laporan 12
Sasaran Kegiatan 2: Termanfaatkannya aset secara optimal.
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target
1 Tersedianya meubelair perwakilan BPKP tipe B. Unit/set 142
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
36
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASIPerwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP telah
merumuskan sasaran program dengan keberhasilan kinerja diukur dengan
membandingkan antara realisasi kinerja outcome dengan target yang
diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2017. Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung sasaran strategis BPKP Pusat dengan empat sasaran
program yang didukung tiga sasaran kegiatan beserta indikator kinerja dan
targetnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase pencapaian target
indikator kinerja adalah sebagai berikut:
Capaian kinerja sasaran program mencerminkan manfaat dari output yang
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Selanjutnya
dilakukan analisis terhadap capaian yang tidak mencapai target untuk
mengetahui faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi
peningkatan kinerja pada tahun 2018 dan tahun-tahun selanjutnya.
Kategori pengukuran capaian kinerja program secara keseluruhan dilakukan
berdasarkan skala ordinal pengukuran kinerja, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kategori Capaian Kinerja
No Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja
1 85% ≤ capaian ≤100% Sangat Berhasil
2 70% ≤ capaian < 85% Berhasil
3 55% ≤ capaian <70% Cukup Berhasil
4 Capaian < 55% Tidak Berhasil
% Capaian IKP = Realisasi X 100%Rencana
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
37
Dengan menggunakan metode pengukuran di atas, diperoleh 13 indikator
dengan kategori kinerja “Sangat Berhasil”, 2 indikator dengan kategori
kinerja “Berhasil”, 1 indikator dengan kategori kinerja “Cukup Berhasil”, dan 2
indikator lainnya dengan kategori kinerja “Tidak Berhasil”.
Indikator dengan kategori Sangat Berhasil adalah:
1. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi;
2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di
persidangan;
3. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
APH;
4. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K;
5. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K;
6. Persentase K/L/P/K yang mengimplentasikan FCP (termasuk FRA);
7. Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK)
yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat;
8. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3);
9. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3);
10. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 2);
11. Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 3);
12. Kapabilitas APIP Pemerintah Kab./kota (level 2); dan
13. Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama.
Indikator dengan kategori Berhasil adalah:
1. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina;
dan
2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3).
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
38
Indikator dengan kategori Cukup Berhasil adalah “Persentase BUMD yang
kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina”.
Indikator dengan kategori Tidak Berhasil adalah:
1. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional; dan
2. Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan.
Tabel 3.2Capaian Outcome Tahun 2017
Sasaran Program 1:
Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangannegara/korporasi.No Indikator Kinerja Program Satuan Target Realisasi Capaian
1
Perbaikan tatakelola, manajemen
risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional.% 55 16,50 30
2
Persentase tindak lanjut
rekomendasi tata kelola,
manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan
korporasi.
% 55 80,77 146,85
Sasaran Program 2:
Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian.
No Indikator Kinerja Program Satuan Target Realisasi Capaian
1
Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
di persidangan.% 40 34,38 85,95
2
Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh APH.% 70 100 142,86
3
Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K.% 60 100 166,67
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
39
4
Persentase hasil audit penyesuaian
harga yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K.% 70 100 142,86
5Persentase hasil audit klaim yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K.% 0 0 -
Sasaran Program 3:
Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional.
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian
1
Persentase penyelesaian
hambatan kelancaran
pembangunan.
% 70 0 0
Sasaran Program 4:Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahankorupsi.1 Persentase K/L/P/K yang
mengimplentasikan FCP (termasuk
FRA).
% 50 100 200
Sasaran Program 5:Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi.1 Persentase K/L/P/K anggota
Komunitas Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK) yang
mengimplementasikan sistem
pengaduan masyarakat.
% 60 100 166,67
Sasaran Program 6:Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/ korporasi.1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi
(level 3).% 0 100 100
2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi
(level 2).% 0 0 -
3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi
(level 1).% 100 0 -
4 Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/kota (level 3).% 50 50 100
5 Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/kota (level 2).% 50 50 100
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
40
Keberhasilan kinerja sasaran program di atas tidak terlepas dari keberhasilan
pelaksanaan kegiatan yang menghasilkan output rekomendasi dalam PKPT
Tahun 2017 serta output dukungan lainnya, yaitu sebagai berikut:
6 Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/kota (level 1).% 0 0 -
7 Persentase BUMD yang kinerjanya
minimal berpredikat baik dari
BUMD yang dibina.
% 54 33,333 61,73
8 Persentase BLUD yang kinerjanya
minimal baik dari BLUD yang
dibina.
% 60 50 83,33
Sasaran Program 7:Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi
(Level 3).% 100 100 100
2 Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi
(Level 2).% 0 0 -
3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi
(Level 1).% 0 0 -
4 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kab./kota (level 3).% 50 40 80
5 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kab./kota (level 2).% 50 60 120
6 Kapabilitas APIP Pemerintah
Kab./kota (level 1).% 0 0 -
Sasaran Program 8:Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan sekretariat utama.1 Persepsi Kepuasan Layanan
Sekretariat Utama (skala 1-10).Skala 8 7 87,50
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
41
Tabel 3.3Capaian Output Tahun 2017
Sasaran Kegiatan 1:
Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di
daerah.
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP
Perwakilan.Laporan 101 100 99
Sasaran Kegiatan 2:
Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas
penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kabupaten/Kota.
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 LHP Pembinaan SPIP BPKP
Perwakilan.Laporan 16 16 100
2 Surat Kepala Perwakilan BPKP
kepada Pemda, menyapaikan
rekomendasi hasil asistensi dan
penilaian maturitas
penyelenggaraan SPIP di Provisi/
Kota/Kabupaten.
Surat 11 11 100
Sasaran Kegiatan 3:Telaksananya bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kabupaten/Kota.No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 LHP Peningkatan kapabilitas
APIP BPKP Perwakilan.Laporan 12 12 100
2 Surat Kepala Perwakilan BPKP
kepada Pemda, menyapaikan
rekomendasi hasil bimtek dan
penilaian kapabilitas APIP di
Provisi/Kab/Kota.
Surat 11 11 100
Sasaran Kegiatan 4:Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalamamencapai kepuasan layanan.No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 Jumlah layanan dukungan
manajemen perwakilan BPKP.Laporan 12 12 100
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
42
Secara keseluruhan capaian kinerja output berada pada kategori “Sangat
Berhasil”, dengan penggunaan dana sebesar Rp13.487.233.249 atau
mencapai 98,71% dari anggaran sebesar Rp13.663.066.000 sehingga dapat
dikategorikan efisien. Sementara itu sisi penggunaan SDM mencapai 10.746
OH atau mencapai 68,67% dari target yang direncanakan sebesar 15.642
OH. Tingginya capaian penggunaan sumber daya manusia dikarenakan
banyaknya penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (nonPKPT)
yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
selama tahun 2017.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran
program, terutama terhadap indikator kinerja pada tiap-tiap sasaran
program. Secara rinci capaian kinerja masing-masing sasaran program
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran program “Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan
pengelolaan keuangan negara/korporasi” terkait dengan tujuan pertama
BPKP yang dirujuk oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kualitas akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan
efektif. Sasaran program ini diindikasikan oleh 2 (dua) IKU yaitu:
1. Persentase perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian
intern pengelolaan program nasional dengan capaian 30%; dan
Sasaran Kegiatan 5:Termanfaatkannya aset secara optimal.No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
1 Tersedianya meubelair
perwakilan BPKP tipe B.Unit/set 142 243 100
Perbaikan pengelolaan program prioritas nasionaldan pengelolaan keuangan negara/korporasi.
Sasaran Program 1
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
43
2. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi dengan capaian 146,85%.
Pengukuran capaian untuk kedua indikator dilakukan dengan menghitung
persentase perbaikan/tindak lanjut yang telah dilaksanakan berdasarkan
rekomendasi hasil pengawasan yang disampaikan BPKP.
Uraian masing-masing capaian IKU atas sasaran program “Perbaikan
pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan
negara/korporasi” adalah sebagai berikut:
1. Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian
Intern Pengelolaan Program Nasional
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah tindak lanjut
tahun 2017 dengan rekomendasi tahun 2017.
Jumlah temuan yang dihasilkan selama tahun 2017 sebanyak 103. Dari
103 temuan tersebut, telah ditindaklanjuti sebanyak 17 temuan atau
16,50%, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.4Termuan Berdasarkan Grup Temuan Tahun 2017
No Grup TemuanJumlah
Temuan
Tindak
Lanjut (TL)
% TL
1 Kejadian yang Merugikan Negara
dan Masyarakat
42 10 23,80
2 Kewajiban Penyetoran kepada
Negara
6 4 66,67
3 Pelanggaran terhadap Peraturan
Perundang – Undangan
0 0 0
4 Pelanggaran terhadap Prosedur
dan Tata Kerja yang Berlaku
17 2 11,76
5 Penyimpangan dari Ketentuan
Pelaksanaan Anggaran
12 1 8,33
6 Hambatan terhadap Kelancaran
Proyek
0 0 0
7 Hambatan terhadap Kelancaran
Tugas Pokok
0 0 0
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
44
8 Kelemahan Administrasi
(Kelemahan Tata Usaha/
Akuntansi)
2 0 0
9 Ketidaklancaran Pelayanan
kepada Masyarakat
14 0 0
10 Temuan Pemeriksaan Lainnya 10 0 0
Jumlah 103 17 16,50
Bila dibandingkan dengan target dalam Perjanjian Kinerja sebesar 55%,
maka capaian kinerja indikator ini sebesar 30% dengan kategori “Tidak
Berhasil”. Rendahnya capaian IKU ini disebabkan tidak adanya
penugasan monitoring tindak lanjut dan tidak diterbitkannya Surat
Penegasan (SP) atas temuan pemeriksaan yang belum ditindaklajuti
yang ditujukan kepada objek pemeriksaan.
Namun demikian, perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan program nasional yang terjadi selama
tahun 2017, di antaranya adalah:
(1) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Lombok Barat agar memberikan teguran
kepada PPK dan Bendahara atas kelalaiannya dalam menjalankan
tugas sesuai ketentuan kepegawaian yang berlaku yang telah
ditindaklanjuti dengan Surat Teguran Nomor
523/218.Q/DKP.LB/VI/2017 dan 523/218.P/DKP.LB/VI/2017 tanggal 8
Januari 2017;
(2) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Lombok Barat agar memberikan teguran
kepada PPK dan Bendahara atas kelalaiannya dalam menjalankan
tugas sesuai ketentuan yang berlaku yang telah ditindaklanjuti
dengan Surat Teguran Nomor 523/218.D/DKP.LB/VI/2017 dan
523/218.F/DKP.LB/VI/2017 tanggal 8 Januari 2017;
(3) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Lombok Barat selaku Ketua PIU Program
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
45
Pembangunan Masyarakat Pesisir atau Coastal Community
Development Project yang didanai International Fund for Agricultural
Development (CCDP-IFAD) Kabupaten Lombok Barat agar
memberikan teguran kepada PPK dan Bendahara atas kelalaiannya
dalam menjalankan tugas sesuai ketentuan yang berlaku yang telah
ditindaklanjuti dengan Surat Teguran Nomor 523/218.J/DKP.LB/VI/2017
dan 523/218.L/DKP.LB/VI/2017 tanggal 8 Januari 2017;
(4) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Lombok Barat selaku Ketua PIU Program
Pembangunan Masyarakat Pesisir atau Coastal Community
Development Project yang didanai International Fund for
Agricultural Development (CCDP-IFAD) Kabupaten Lombok Barat
agar memerintahkan PPK meminta rekanan penyedia barang
untuk memperbaiki kerusakan minor dan melaporkan bukti
perbaikannya kepada PPK yang diketahui konsultan pengawas
yang ditindaklanjuti dengan Surat Teguran Nomor
523/218.U/DKP.LB/VI/2017 dan 523/077/PSP.DKP.LB/VI/2017 tanggal
8 Januari 2017;
(5) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Lombok Barat selaku Ketua PIU Program
Pembangunan Masyarakat Pesisir atau Coastal Community
Development Project yang didanai International Fund for
Agricultural Development (CCDP-IFAD) Kabupaten Lombok Barat
agar memberikan teguran kepada Pejabat Pengadaan dan
Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan atas kelalaiannya dalam
menjalankan tugas disiplin sesuai ketentuan yang berlaku yang
ditindaklanjuti dengan Surat Teguran Nomor
523/218.U/DKP.LB/VI/2017 dan 523/218.V/DKP.LB/VI/2017 tanggal 8
Januari 2017;
(6) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Lombok Barat selaku Ketua PIU Program
Pembangunan Masyarakat Pesisir atau Coastal Community
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
46
Development Project yang didanai International Fund for
Agricultural Development (CCDP-IFAD) Kabupaten Lombok Barat
agar memberikan teguran kepada PPK dan Bendahara atas
kelalaiannya dalam menjalankan tugas sesuai ketentuan yang
berlaku yang ditindaklanjuti dengan Surat Teguran Nomor
523/218.N/DKP.LB/VI/2017 dan 523/218.O/DKP.LB/VI/2017 tanggal 8
Januari 2017;
(7) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten Lombok Barat agar memberikan teguran tertulis
kepada PBJ (Pejabat pengadaan barang/jasa) atas kelalaiannya
dalam melakukan pengadaan barang kelengkapan peserta
pelatihan yang telah ditindaklanjuti dengan Surat Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten Lombok Barat kepada Pejabat Pengadaan
Barang dan Jasa Kegiatan Water Resource and Irigation
Managemen Program (WISMP) II Tahun Anggaran 2016 Nomor
521.3/517/Pertanian/V/2017 tanggal 18 Mei 2017;
(8) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Timur agar memberikan
teguran tertulis kepada pengawas lapangan atas kelalaiannya
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang telah
ditindaklanjuti dengan membuat teguran tertulis kepada CV. Refi
Nurhuda Konsultan Nomor 600/303/PU/2017 tanggal 18 April 2017;
dan
(9) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Timur agar memberikan
teguran tertulis kepada pengawas lapangan atas kelalaiannya
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang telah
ditindaklanjuti dengan memberikan teguran tertulis Nomor
600/304/PU/2017 tanggal 18 April 2017.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
47
2. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko
dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah tindak lanjut
tahun 2017 dengan rekomendasi tahun 2017. Terdapat 6 jenis
rekomendasi yang diberikan yaitu (1) Rekomendasi Proyek Strategis
Nasional; (2) Rekomendasi Evaluasi GCG; (3) Rekomendasi Fasilitasi
dalam mencapai Kinerja BUMN/Anak Perusahaan Minimal A (Baik); (4)
Rekomendasi Evaluasi Kinerja BUMD; (5) Rekomendasi Evaluasi Kinerja
BLUD; dan (6) Rekomendasi Evaluasi Efektifitas Sistem Pengendalian
Intern yang dilaksanakan oleh bidang Akuntan Negara.
Jumlah output (rekomendasi) yang dihasilkan dari 6 kelompok
rekomendasi pada Bidang Akuntan Negara yaitu sebanyak 26
rekomendasi dengan capaian 21 rekomendasi atau 80,77% telah
ditindaklanjuti, dengan rincian sebagai berikut:
(1) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Giri Menang agar
menetapkan Tim Counterpart secara definitif dengan Surat
Keputusan Direksi sehingga jelas tanggung jawabnya;
(2) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Giri Menang agar
melakukan pembahasan intern di lingkungan PDAM Giri Menang
untuk memperoleh masukan agar Pedoman Board Manual dan
Piagam SPI (SPI Charter) tersebut dapat segera difinalkan;
(3) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Sub Divisi Regional Bulog
Bima untuk melakukan penyortiran gula yang tidak sepenuhnya
rusak sebanyak 3.650 kg dan mengemas ulang sesuai SOP yang
berlaku di Perum Bulog dan terhadap gula yang rusak hasil
penyortiran ditambahkan sebagai kerugian perusahaan;
(4) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PT PLN (Persero) agar
segera menyelesaikan pembahasan usulan Variation Order II dan
Variation Order III yang diusulkan PT Rekadaya Elektrika untuk
memperoleh kepastian besaran pembiayaan yang harus
dikeluarkan oleh PT PLN (Persero) dan diterima oleh PT Rekadaya
Elektrika;
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
48
(5) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PT PLN (Persero) untuk
melanjutkan pembangunan proyek PLTU Sumbawa Barat;
(6) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Kabupaten
Lombok Utara agar mempertimbangkan untuk mengembalikan
dokumen Prastudi Kelayakan PT Tiara Cipta Nirwana;
(7) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PD Agro Selaparang
Lombok Timur agar melakukan diversifikasi usaha lain selain sebagai
distributor untuk meningkatkan laba/margin;
(8) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Giri Menang agar
membuat dokumen GCG;
(9) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Batulanteh
Sumbawa agar melakukan kegiatan pengawasan kualitas air
minum sesuai dengan Permenkes Nomor 736/Menkes/PER/VI/2010;
(10) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Kabupaten
Sumbawa Barat agar melakukan backup data secara memadai;
(11) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Kabupaten
Sumbawa Barat agar menekan tingkat kehilangan air dengan
melakukan penggantian pipa transmisi dan distribusi yang sudah
tua, pemasangan water meter induk dan melakukakan inspeksi
jaringan secara berkala;
(12) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Kabupaten
Lombok Utara agar meningkatkan pendapatan dengan cara
penambahan sambungan baru;
(13) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Kabupaten
Kabupaten Dompu agar merealisasikan sisa pemasangan
sambungan MBR swakelola yang menggunakan dana penyertaan
modal tahun 2016 pada semester pertama tahun 2017;
(14) Memberikan rekomendasi kepada Direksi PDAM Kabupaten
Lombok Timur agar memanfaatkan aset lancar untuk menambah
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
49
investasi atau memperbaiki dan menambah jaringan pipa untuk
meningkatkan pendapatan PDAM;
(15) Memberikan rekomendasi kepada Direksi RSJ Mutiara Sukma agar
menunjuk pegawai pengelola aplikasi SIA BLUD dalam suatu
keputusan Direktur RSUD Kabupaten Dompu;
(16) Memberikan rekomendasi kepada Direksi RSJ Mutiara Sukma untuk
memerintahkan Bendahara Pengeluaran agar mencocokan
transaksi yang telah diinput ke dalam SIA BLUD dengan bukti
transaksinya dan melakukan koreksi yang diperlukan;
(17) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Balai Laboratorium
Kesehatan, Pengujian dan Kalibrasi Provinsi NTB agar menyusun
draft/konsep dokumen Pola Tata Kelola, Standar Pelayanan
Minimal, Rencana Strategis Bisnis, Laporan Keuangan, Surat
Pernyataan Kesanggupan untuk Meningkatkan Kinerja dan Surat
Pernyataan Bersedia Diaudit oleh Auditor Independen sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati bersama tim BPKP paling
lambat bulan Juli 2017;
(18) Memberikan rekomendasi kepada Kepala Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat agar menyusun
draft/konsep dokumen Pola Tata Kelola, Standar Pelayanan
Minimal, Rencana Strategis Bisnis, Laporan Keuangan, Surat
Pernyataan Kesanggupan untuk Meningkatkan Kinerja dan Surat
Pernyataan Bersedia Diaudit oleh Auditor Independen sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati bersama tim BPKP paling
lambat bulan Juli 2017;
(19) Memberikan rekomendasi kepada Direksi RS H. L. Manambai
Abdulkadir agar menunjuk pegawai pengelola aplikasi SIA BLUD
dalam suatu keputusan Direktur RS H.L. Manambai Abdulkadir;
(20) Memberikan rekomendasi kepada Satgas Pola Tata Kelola pada
Balai Kesehatan Mata Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat
agar melengkapi dokumen Pengelolaan Sumberdaya Manusia
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
50
yang meliputi penerimaan pegawai, penempatan, sistem
remunerasi, jenjang karir, sistem reward dan punishment dan
pemutusan hubungan kerja, dan Kebijakan pengelolaan
lingkungan dan limbah; dan
(21) Memberikan rekomendasi kepada seluruh Kepala Puskesmas se
Lombok Utara agar berkoordinasi dengan stakeholders terkait untuk
menyamakan persepsi mengenai konsep Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Tabel 3.5Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Korporasi Tahun 2017
No Jenis RekomendasiOutput Tindak Lanjut
(TL)
% TL
1 Rekomendasi Proyek Strategis
Nasional0 0 0
2 Rekomendasi Evaluasi GCG 2 2 100
3 Rekomendasi Fasilitasi dalam
mencapai Kinerja BUMN/Anak
Perusahaan Minimal A (Baik)
3 3 100
4 Rekomendasi Evaluasi Kinerja
BUMD14 9 64,29
5 Rekomendasi Evaluasi Kinerja
BLUD7 7 100
6 Rekomendasi Evaluasi Efektifitas
Sistem Pengendalian Intern0 0 0
Jumlah 26 21 80,77
Keberhasilan pelaksanaan indikator atas sasaran program “Perbaikan
pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan
negara/korporasi” tersebut tidak terlepas dari penggunaan dana sebesar
Rp979.221.843.000,00 atau sebesar 97,69% dari target sebesar
Rp1.002.377.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan
tersebut dari sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu, penggunaan SDM
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
51
untuk melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 10.746OH atau
87,20% dari rencana sebanyak 12.324 OH.
Sasaran program ini diindikasikan oleh 5 (lima) IKU yaitu (1) Persentase hasil
pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan; (2)
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH;
(3) Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K; (4) Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K; dan (5) Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K.
Uraian masing-masing capaian IKU atas sasaran program “Meningkatnya
efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian” adalah sebagai berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang Dimanfaatkan di
Persidangan
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah Pemberian
Keterangan Ahli tahun 2017 dibandingkan dengan jumlah Laporan
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara tiga tahun terakhir.
Target Pemberian Keterangan Ahli yang ditetapkan dalam Perjanjian
Kinerja Tahun 2017 sebesar 40%. Dari jumlah Laporan Penghitungan
Kerugian Keuangan Negara dalam tiga tahun terakhir (2015-2017)
sebanyak 32 Laporan, terdapat Pemberian Keterangan Ahli tahun 2017
adalah sebanyak 11 kali atau sebesar 34,38%. Jika dibandingkan
dengan target sebesar 40%, capaian kinerja untuk indikator tersebut
adalah sebesar 85,95% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Pemberian keterangan ahli dalam persidangan adalah sebagai berikut:
(1) Pemberian Keterangan Ahli atas Laporan Hasil Audit Penghitungan
Kerugian Keuangan Negara kasus dugaan tindak pidana korupsi
kegiatan pengadaan baju kaos seragam Bulan Bakti Gotong
Royong Masyarakat (BBGRM) Kabupaten Bima pada Badan
Meningkatnya efektivitas hasil pengawasankeinvestigasian.
Sasaran Program 2
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
52
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMDes) Kabupaten Bima
Tahun Anggaran 2014, dilaksanakan 2 kali;
(2) Pemberian Keterangan Ahli di Persidangan Tindak Pidana Korupsi
Mataram pada Pengadilan Negeri Mataram pada perkara
dugaan tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan program
bantuan sosial Kementrian Koperasi dan UKM pada pembangunan
revitalisasi pasar tradisional yang dilaksanakan oleh Koperasi Unit
Desa (KUD) Kota Baru Tahun 2013 di Kabupaten Sumbawa Barat;
(3) Pemberian Keterangan Ahli dalam Persidangan Perkara Dugaan
tindak pidana korupsi dalam Pengelolaan Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Penyelamatan Sapi Betina Produktif pada Kelompok Tani
Ternak Dasan Tawar Mandiri Kabupaten Lombok Barat Tahun
Anggaran 2010;
(4) Pemberian Keterangan Ahli kasus dugaan tindak pidana korupsi
dalam program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) pada Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2013;
(5) Pemberian Keterangan Ahli di sidang Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi Mataram dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi
dana Bantuan Siswa Miskin (BSM), Bantuan Khusus Murid Miskin
(BKMM) dan bantuan khusus murid miskin tambahan Tahun
Anggaran 2011 serta dana rintisan bantuan operasional sekolah
(R.BOS) Tahun Anggaran 2012 pada SMAN 1 Bolo Kabupaten Bima;
(6) Pemberian Keterangan Ahli dalam persidangan perkara dugaan
tindak pidana korupsi kegiatan pengadaan kapal perintis pada
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sumbawa Tahun Anggaran 2009;
(7) Pemberian Keterangan Ahli di Persidangan Tindak Pidana Korupsi
Mataram pada Pengadilan Negeri Mataram atas kasus dugaan
tindak pidana korupsi pada unit pelayanan cabang (UPC) Pagutan
dan Dasan Agung pada Kantor Cabang PT Pegadaian (Persero)
Mataram Nusa Tenggara Barat Tahun 2015;
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
53
(8) Pemberian Keterangan Ahli kasus dugaan tindak pidana korupsi
pengelolaan hasil Kebun Kopi Tambora Tahun 2006;
(9) Pemberian Keterangan Ahli di hadapan Penyidik Polres Lombok
Barat dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan
pembangunan landscape Kantor Bupati Lombok Utara Tahun
Anggaran 2013; dan
(10) Pemberian Keterangan Ahli kasus dugaan tindak pidana korupsi
dalam pelaksanaan proyek pembangunan rumah adat di
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2014 pada Dinas Pendidikan
Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Sumbawa Barat.
2. Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang Dimanfaatkan oleh
APH
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah laporan hasil
audit investigasi yang ditindaklanjuti/dimanfaatkan APH tahun 2017
dengan Laporan Hasil Audit Investigasi yang terbit pada Tahun 2017.
Target hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sebesar 70%. Dari
jumlah laporan hasil audit investigasi yang diterbitkan selama tahun 2017
yaitu sebanyak 1 (satu) laporan, ditindaklanjuti sebanyak 1 (satu)
Laporan atau sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target sebesar
70%, capaian kinerja untuk indikator tersebut adalah sebesar 142,85%
dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Hasil pengawasan keinvestigasian yang diserahkan kepada APH yaitu
Hasil Audit Investigasi atas Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi
Pembangunan Sarana dan Prasarana Wisata Pusuk Desa Sembalun
Kecamatan Sembalun pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2015.
3. Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang Dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah laporan hasil
keinvestigasian yang ditindaklanjuti/dimanfaatkan oleh K/L/P/K Tahun
2017 dengan jumlah Laporan Hasil Keinvestigasian yang terbit pada
Tahun 2017.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
54
Target hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sebesar
60%. Dari jumlah Laporan Hasil Keinvestigasian yang terbit pada Tahun
2017 yaitu sebanyak 3 (tiga) laporan, ditindaklanjuti/dimanfaatkan oleh
K/L/P/K sebanyak 3 (tiga) laporan atau sebesar 100%. Jika dibandingkan
dengan target sebesar 60%, capaian kinerja untuk indikator tersebut
adalah sebesar 166,67% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
antara lain:
(1) Audit investigasi atas kasus dugaan tindak pidana korupsi
pembangunan sarana dan prasarana wisata pusuk Desa Sembalun
Kecamatan Sembalun pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2015,
(2) Evaluasi aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi di Bidang
Perijinan dan Penanaman Modal Provinsi NTB tahun 2016 dan 2017,
(3) Evaluasi aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi di Bidang
Perizinan dan Penanaman Modal Kota Mataram tahun 2016 dan
tahun 2017.
4. Persentase Hasil Audit Penyesuaian Harga yang Dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah Laporan Hasil
Audit penyesuaian harga yang ditindaklanjuti pada Tahun 2017 dengan
jumlah Laporan Hasil Audit penyesuaian harga tahun 2017.
Target presentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja sebanyak 70%.
Dari rencana tahun 2017 yaitu 1 (satu) Laporan Hasil Audit penyesuaian
harga, terdapat 1 (satu) Laporan Hasil Audit penyesuaian harga yang
ditindaklanjuti di Tahun 2017 atau sebesar 100%. Jika dibandingkan
dengan target sebesar 70%, capaian kinerja untuk indikator tersebut
adalah sebesar 142,86% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K yaitu
Audit Penyesuaian Harga atas Kontrak Nomor: 600/01/DPU/II/2012
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
55
tanggal 10 Februari 2012 Paket Peningkatan Jalan Kabupaten Tahap I
pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa Barat untuk Periode
Maret 2013 sampai dgn Desember 2015.
5. Persentase Hasil Audit Klaim yang Dimanfaatkan oleh K/L/P/K
Untuk Tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak
menetapkan target kinerja atas indikator ini dengan pertimbangan tidak
ada permintaan audit klaim oleh pihak ketiga di tahun 2017. Selama
Tahun 2017, tidak ada permintaan audit klaim oleh pihak ketiga.
Sasaran program ini diindikasikan oleh 1 (satu) IKU yaitu Persentase
penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan. Indikator ini diukur
dengan cara membandingkan jumlah Laporan Evaluasi Hambatan
Kelancaran Pembangunan yang ditindaklanjuti pada Tahun 2017 dengan
jumlah Laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan yang terbit
pada tahun 2017.
Capain kinerja sasaran program “Meningkatnya penyelesaian hambatan
pelaksanaan pembangunan nasional” adalah sebesar 0,00% atau kategori
“Tidak Berhasil”. Hal ini disebabkan belum ada permintaan dari pihak ketiga
terkait penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan. Potensi
pengawasan atas indikator ini yaitu pelaksanaan penyelesaian hambatan
kelancaran pembangunan pada Pelindo III Lembar yang masih menunggu
koordinasi dengan Pelindo Pusat.
Sasaran program ini diindikasikan oleh 1 (satu) Indikator Kinerja yaitu
Persentase K/L/P/K yang mengimplentasikan FCP (termasuk FRA). Indikator ini
dihitung dengan cara membandingkan presentase jumlah K/L/P/K yang
Meningkatnya penyelesaian hambatanpelaksanaan pembangunan nasional.
Sasaran Program 3
Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dankorporasi dalam pencegahan korupsi.Sasaran Program 4
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
56
mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) dengan jumlah penugasan yang
telah dilakukan pada tahun berjalan.
Target kinerja tahun 2017 untuk IKU ini ditetapkan sebesar 50% dengan
jumlah penugasan terkait dengan implementasi Fraud Control Plan (FCP)/
Fraud Risk Assessment (FRA) pada Tahun 2017 sebanyak 1 penugasan yaitu
Fraud Risk Assessment (FRA) terhadap Proses Perencanaan dan
Penganggaran Belanja Modal Tahun 2018 pada Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat dengan jumlah penggunaan SDM sebanyak 46 OH atau
sebesar 109,52% dari rencana sebanyak 42 OH.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menerapkan penilaian risiko
kecurangan (FRA) pada proses perencanaan dan penganggaran belanja
modal, menuangkan risiko yang telah diidentifikasi ke dalam register risiko
fraud dan peta risiko fraud, dan melakukan mitigasi risiko-risiko fraud
terutama yang berisiko tinggi. Dengan demikian, realisasi kinerja tahun 2017
atas IKU ini adalah sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target kinerja
sebesar 50%, capaian IKU ini adalah sebesar 200% sehingga termasuk ke
dalam kategori “Sangat Berhasil”.
Sasaran program ini diindikasikan oleh satu Indikator Kinerja yaitu
“persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK)
yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat” dengan
realisasi kinerja sebesar 100%. Indikator ini diukur dengan cara
membandingkan presentase jumlah K/L/P/K atau unit kerja yang memenuhi
3 unsur kriteria dengan Jumlah K/L/P/K atau unit kerja yang telah menjadi
anggota dari Komunitas Pembelajar Anti Korupsi. Bila dibandingkan dengan
target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sebesar 60%,
capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 166,67% dengan kategori
“Sangat Berhasil”.
Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakatterhadap korupsi.Sasaran Program 5
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
57
Jumlah penugasan terkait dengan indikator ini pada Tahun 2017 hanya 1
penugasan yaitu Sosialisasi Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi Fokus
Sasaran Pengelola Program Pemerataan dan Pengentasan
Kemiskinan/Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2017 dengan
jumlah penggunaan SDM sebanyak 5 OH atau sebesar 41,67% dari rencana
sebanyak 12 OH.
Penugasan yang dilaksanakan tersebut menghasilkan beberapa kebijakan
yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, antara lain:
1. Pimpinan OPD yang terkait dengan Pengelola Program Pemerataan dan
Pengentasan Kemiskinan/Program Penanggulangan Kemiskinan telah
berkomitmen dalam pencegahan korupsi melalui pengembangan
sistem pengaduan/sistem whistleblowing dalam kerangka fraud control
plan dan pengembangan budaya organisasi anti korupsi; dan
2. Membentuk Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KomPAK) yang
selanjutnya akan dibuat susunan pengurus KomPAK dan program kerja
pencegahan fraud.
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-
masing pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP sesuai PP Nomor 60
Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya
pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat
menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Sasaran program Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/ korporasi
dalam tahun 2017 dilaksanakan dengan 8 (delapan) indikator kinerja utama.
Delapan IKU tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu (1)
Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi.Sasaran Program 6
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
58
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi; (2) Maturitas SPIP Pemerintah
Kabupaten/kota (level 3); (3) Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dibina; (4) Persentase BLUD yang
kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina, dengan capaian sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Capaian IKU Maturitas SPIP Pemda/Korporasi
Keberhasilan pelaksanaan indikator atas sasaran program “Meningkatnya
kualitas penerapan SPIP Pemda/ korporasi” tersebut tidak terlepas dari
penggunaan dana sebesar Rp231.878.761,00 atau sebesar 89,69% dari target
sebesar Rp258.527.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan
tersebut dari sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu, penggunaan SDM
untuk melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 813 OH atau 80,02%
dari rencana sebanyak 1.016 OH.
Uraian masing-masing capaian IKU atas sasaran program “Meningkatnya
kualitas penerapan SPIP Pemda/ korporasi” adalah sebagai berikut:
1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)
Tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak
menargetkan capaian tingkat maturitas SPIP Pemerintah Provinsi level 3.
Akan tetapi, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
melaksanakan evaluasi/penilaian tingkat maturitas SPIP Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan hasil penilaian tingkat maturitas
sebagai berikut:
No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
1Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi
(level 3)0% 100% 100%
2Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota
(level 3)50% 50% 100%
3Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dibina54% 55,56% 102,89%
4Persentase BLUD yang kinerjanya minimal
baik dari BLUD yang dibina60% 50% 83,33%
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
59
Tabel 3.7Capaian Nilai Maturitas SPIP Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Provinsi Nilai Kategori
1 Provinsi Nusa Tenggara Barat 3,2034 Terdefinisi
Berdasarkan hasil evaluasi tingkat maturitas SPIP, pemerintah Provinsi
telah mencapai level 3 (Terdefinisi). Dibandingkan dengan target
sebesar 0% maka capaian kinerja ini sebesar 100% dengan kategori
“Sangat Berhasil”
2. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)
Tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki target
atas capaian tingkat maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang
mencapai level 3 sebanyak 50%.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melaksanakan
evaluasi/penilaian tingkat maturitas SPIP pada seluruh pemerintah
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan hasil
penilaian tingkat maturitas sebagai berikut:
Tabel 3.8
Capaian Nilai Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Provinsi NTB
No Kabupaten/Kota Nilai Kategori
1 Kota Mataram 3,1409 Terdefinisi
2 Kabupaten Lombok Barat 3,1125 Terdefinisi
3 Kabupaten Lombok Lengah 3,1125 Terdefinisi
4 Kabupaten Lombok Timur 2,7616 Berkembang
5 Kabupaten Lombok Utara 2,1091 Berkembang
6 Kabupaten Sumbawa 3,1511 Terdefinisi
7 Kabupaten Sumbawa Barat 3,0977 Terdefinisi
8 Kabupaten Dompu 2,3000 Berkembang
9 Kota Bima 2,4000 Berkembang
10 Kabupaten Bima 2,2875 Berkembang
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
60
Berdasarkan hasil evaluasi tingkat maturitas SPIP, terdapat 5 pemerintah
daerah kabupaten/kota yang mencapai level 3 (terdefinisi) atau mencapai
50% dari keseluruhan kabupaten/kota. Dibandingkan dengan target sebesar
50% maka capaian kinerja ini sebesar 100% dengan kategori “Sangat
Berhasil”.
Strategi dan rencana tindak penyelenggaraan SPIP untuk mencapai target
nilai maturitas level 3 tahun 2018 adalah sebagai berikut:
(1) Melakukan sosialisasi tentang pentingnya SPIP pada tingkat SKPD;
(2) Menyelenggarakan bimbingan teknis penyusunan penilaian risiko;
(3) Menyelenggarakan bimbingan teknis terkait strategi peningkatan level
maturitas SPIP; dan
(4) Melakukan penilaian maturitas.
Meskipun belum seluruh kabupaten/kota mencapai maturitas SPIP level 3,
namun keberhasilan penerapan SPIP dapat terlihat dengan adanya
peningkatan Governance System yang di antaranya adalah:
a. Peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja pemerintah
daerah
Salah satu peran BPKP di daerah adalah berupaya meningkatkan
kualitas akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah. Indikator
kualitas akuntabilitas keuangan salah satunya ditunjukkan dari opini
auditor eksternal (BPK) atas penyajian laporan keuangan.
Perkembangan opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di
lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.9Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
se-Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Pemerintah DaerahOpini Laporan Keuangan
2015 2016
1 Provinsi NTB WTP WTP
2 Kota Mataram WTP WTP
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
61
No Pemerintah DaerahOpini Laporan Keuangan
2015 2016
3 Kota Bima WTP WTP
4 Kabupaten Lombok Barat WTP WTP
5 Kabupaten Lombok Utara WTP WTP
6 Kabupaten Lombok Tengah WTP WTP
7 Kabupaten Lombok Timur WDP WTP
8 Kabupaten Sumbawa Barat WTP WTP
9 Kabupaten Sumbawa WTP WTP
10 Kabupaten Dompu WTP WTP
11 Kabupaten Bima WTP WTP
Kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
opini LKPD adalah dengan:
(1) Melakukan pendampingan penyusunan/Reviu LKPD pada 6
(enam) Pemda yaitu Pemerintah Kota Bima, Provinsi NTB,
Kabupaten Lombok Timur, Kab Bima, Kab Sumbawa Barat dan Kab
Sumbawa;
(2) Melakukan pendampingan Implementasi SIMDA Keuangan
Berbasis Akrual pada 2 (dua) pemda yaitu Pemerintah Kabupaten
Lombok Barat dan Kota Mataram;
(3) Melakukan Bimbingan Teknis SIMDA Keuangan pada Pemerintah
Kabupaten Dompu;
(4) Melakukan Bimbingan Teknis SIMDA Pendapatan pada 3 (tiga)
pemda yaitu Pemerintah Kota Bima, Kab Sumbawa dan
Kabupaten Dompu;
(5) Melakukan Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah pada
seluruh Pemda di Provinsi Nusa Tenggara Barat;
(6) Melakukan Workshop SIMDA Perencanaan pada seluruh Pemda di
Provinsi Nusa Tenggara Barat;
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
62
(7) Melakukan Bimbingan Teknis SIMDA Perencanaan pada 2 (dua)
pemda yaitu Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan
Kabupaten Dompu;
(8) Melakukan Bimbingan Teknis SIMDA BMD pada Pemerintah
Kabupaten Sumbawa;
(9) Melakukan Asistensi Pengelolaan Aset Daerah Menggunakan
Aplikasi SIMDA BMD pada 2 (dua) pemda yaitu Kabupaten Lombok
Timur dan Kabupaten Sumbawa.
b. Peningkatan kualitas SAKIP Pemerintah Daerah
Laporan kinerja instansi pemerintah (LkjIP) adalah laporan kinerja
tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam
mencapai tujuan/sasaran streategis instansi. Penilaian SAKIP dilakukan
oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. Rata-rata capaian nilai SAKIP Pemerintah Daerah di Provinsi
Nusa Tenggara Barat dalam kategori “cukup baik” dengan capaian
sebagai berikut:
Tabel 3.10Nilai SAKIP Pemerintah Daerah se-Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Pemerintah DaerahSAKIP 2015 SAKIP 2016
Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Provinsi NTB 58,65 CC 60,64 B
2 Kota Mataram 58,72 CC 59,11 CC
3 Kota Bima 51,51 CC 60,21 B
4 Kabupaten Lombok Barat 46,47 C 50,83 CC
5 Kabupaten Lombok Tengah 50,07 CC 51,13 CC
6 Kabupaten Lombok Utara 30,04 C 37,15 C
7 Kabupaten Lombok Timur 50,01 CC 50,03 CC
8 Kabupaten Sumbawa Barat 20,12 D 21,2 D
9 Kabupaten Sumbawa 50,60 CC 51,77 CC
10 Kabupaten Dompu 30,40 C 30,95 C
11 Kabupaten Bima 52,72 C 51,46 CC
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
63
c. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Laporan Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (LKPPD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) merupakan
laporan yang harus diselenggarakan pemerintah daerah dikarenakan
mendapatkan desentralisasi dan otonomi dari pemerintah pusat yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. LPPD berisi
mengenai kinerja pemerintah daerah selama 1 tahun dan dievaluasi
oleh Kementrian Dalam Negeri.Capaian nilai evaluasi LPPD
Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat rata-rata “sangat
tinggi”. Berikut capaian nilai LPPD Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2015 dan 2016.
Tabel 3.11Nilai LPPD Pemerintah Daerah se-Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Pemerintah DaerahLPPD 2015 LPPD 2016
Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Provinsi NTB 2,7782 Tinggi 3,2178Sangattinggi
2 Kota Mataram 2,8285 Tinggi 3,3878Sangattinggi
3 Kota Bima 2,8716 Tinggi 3,4498Sangattinggi
4 Kab. Lombok Barat 3,0844SangatTinggi
3,6007Sangattinggi
5 Kab. Lombok Tengah 3,0166SangatTinggi
3,4382Sangattinggi
6 Kab. Lombok Timur 2,9223 Tinggi 3,3990Sangattinggi
7 Kab. Lombok Utara 2,7576 Tinggi 3,1870Sangattinggi
8 Kab. Sumbawa 3,2144SangatTinggi
3,5581Sangattinggi
9 Kab. Sumbawa Barat 2,7525 Tinggi 3,3288Sangattinggi
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
64
No Pemerintah DaerahLPPD 2015 LPPD 2016
Nilai Kategori Nilai Kategori
10 Kab. Bima 2,8843 Tinggi 3,2687Sangattinggi
11 Kab. Dompu 2,7475 Tinggi 3,1492Sangattinggi
3. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina
Indikator ini diukur dari hasil evaluasi kinerja BUMD berpredikat baik atas
BUMD yang dibina dan dilakukan evaluasi kinerja selama tahun 2017.
Indikator ini menjadi tanggungjawab Bidang Akuntan Negara dan
dalam tahun 2017 telah diperoleh informasi kinerja atas 8 PDAM
Kabupaten dan 1 Perusahaan Daerah dengan uraian sebagai berikut:
Tabel 3.12Hasil Evaluasi Kinerja PDAM se-Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nama PDAM
Capaian KinerjaberdasarkanKepmendagri47 Tahun 1999
Tingkat Kesehatanberdasarkan
BPPSPAM
Nilai Predikat Nilai KategoriPDAM Giri Menang 69,29 Baik 3,83 Sehat
PDAM Kab. Lombok Tengah 58,93 Cukup 3,31 Sehat
PDAM Kab. Lombok Utara 65,38 Baik 3,98 Sehat
PDAM Kab. Lombok Timur 56,72 Cukup 3,23 Sehat
PDAM Kab. Sumbawa 60,22 Baik 3,00 Sehat
PDAM Kab. Sumbawa Barat 48,82 Cukup 2,12 Sakit
PDAM Kab. Dompu 49,14 Cukup 2,40Kurang
Sehat
PDAM Kab. Bima 36,03 Kurang 1,98 Sakit
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
65
Tabel 3.13Hasil Evaluasi Kinerja BUMD Provinsi Nusa Tenggara Barat
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kinerja BUMD minimal
berpredikat baik hanya 3 BUMD yaitu PDAM Giri Menang, PDAM
Kabupaten Lombok Utara dan PDAM Kabupaten Sumbawa atau 33,33%
dari keseluruhan BUMD yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dibandingkan dengan target di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017
sebesar 54% maka capaian kinerja IKU tersebut yaitu 61,73% dengan
kategori “Cukup Berhasil”.
Kurang maksimalnya pencapaian kinerja BUMD berpredikat minimal baik
atas BUMD yang dibina disebabkan:
(1) Jangka waktu pemasangan sambungan baru melebihi 6 hari kerja;
(2) Penyusunan RISPAM belum sesuai dengan ketentuan;
(3) SPI pada PDAM belum melakukan pemantauan tindak lanjut hasil
audit dari auditor eksternal;
(4) Struktur organisasi belum sesuai dengan ketentuan menurut
Permendagri Nomor 2 Tahun 2007;
(5) Pengendalian terhadap pejualan air melalui mobil tangki dan
penagihan rekening menunggak belum memadai;
(6) Tim Pengendalian Kehilangan Air PDAM tidak melaksanakan tugas
sesuai dengan uraian tugas pokok dan fungsi; dan
(7) Terdapat PDAM yang memiliki tunggakan gaji pegawai selama 10
(sepuluh) bulan.
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pada seluruh BUMD yang ada dapat
dirangkum langkah perbaikan kinerja berupa rekomendasi yang harus
dilakukan untuk masa yang akan datang berupa:
(1) Membuat dokumen Good Corporate Governance (GCG) yang
meliputi: Panduan Tata kelola Perusahaan (Code of Corporate
No Nama BUMD Capaian Kinerja
Nilai Predikat1 PD Agro Selaparang 61,78 Cukup
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
66
Governance); Panduan bagi Organ Perusahaan (Board Manual);
Kode Etik Perusahaan; Panduan bagi SPI (SPI Charter); Laporan
Tahunan; Laporan terkait penerapan GCG;
(2) Membuat dan menandatangani berita acara pemasangan
sambungan baru secara tepat waktu;
(3) SPI agar melaksanakan pemantauan tindak lanjut rekomendasi
hasil audit dari auditor eksternal dan melaporkan hasil tindak
lanjutnya kepada auditor eksternal;
(4) Menyusun peta jaringan perpipaan dan memperbaiki jaringan
perpipaan yang rusak;
(5) Membuat rencana jangka menengah (corporate plan) dan
Standard Operating Procedure (SOP) di semua bagian dan
kegiatan, serta mempedomani RKAP yang sudah disusun;
(6) Menyusun Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan sesuai dengan
Permendagri Nomor 2 Tahun 2007;
(7) Mengganti sistem daftar hadir yang masih manual dengan finger
print;
(8) Melakukan kegiatan pengawasan kualitas air minum sesuai
dengan Permenkes Nomor 736/Menkes/PER/VI/2010;
(9) Menyusun manajemen aset yang mencakup kebijakan
pengelolaan aset tetap terkait perencanaan, pemanfaatan, dan
penghapusan aset tetap agar terjadi peningkatan nilai aktiva
produktif;
(10) Mengoptimalkan peran tim pengendali kehilangan air sehingga
diperoleh analisa dan pemecahan masalah yang dibutuhkan
untuk mengatasi dan menurunkan tingkat kehilangan air serta
berkoordinasi dengan instansi terkait dan aparat keamanan untuk
membantu PDAM mengendalikan tingkat kehilangan air; dan
(11) Meningkatkan upaya efektifitas dan jangka waktu penagihan
piutang kepada pelanggan dengan memaksimalkan satuan tugas
penagihan yang sudah ada dan bekerjasama dengan instansi
terkait seperti Satuan Polisi Pamong Praja, Kepolisian, dan
perangkat desa/kelurahan untuk meningkatkan penerimaan kas.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
67
4. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
Indikator ini diukur dari hasil evaluasi kinerja BLUD berpredikat minimal
baik atas BLUD yang dibina untuk kinerja tahun 2016 sesuai dengan
jumlah penugasan pengawasan yang tercantum dalam PKPT tahun
2017. Indikator ini menjadi tanggungjawab Bidang Akuntan Negara dan
dalam tahun 2017 jumlah evaluasi kinerja atas BLUD yang dilakukan
sebanyak 2 penugasan yaitu evaluasi kinerja BLUD RSUD Kabupaten
Lombok Utara dan RSUD Kota Mataram dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.14Hasil Evaluasi Kinerja BLUD se-Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Nama BLUD Nilai Kategori1 RSUD Kab. Lombok Utara 50,70 Kurang Baik2 RSUD Kota Mataram 75,75 Baik
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 2 BLUD RSUD yang
dilakukan evaluasi kinerja, 1diantaranya atau 50% memliki nilai dengan
kategori Baik. Realisasi ini dibandingkan dengan target di dalam
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sebesar 60% maka capaian kinerja indikator
Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
adalah sebesar 83,33% dengan kategori “Berhasil”.
Kurang maksimalnya pencapaian kinerja BLUD berpredikat minimal baik
atas BLUD yang dibina disebabkan:
(1) Pembentukan Satuan Pengawas Intern (SPI) tidak sesuai dengan
ketentuan;
(2) Pengolahan baku mutu limbah cair belum sesuai dengan
ketentuan; dan
(3) Penyusunan Laporan Keuangan dan LkjIP belum sesuai dengan
ketentuan.
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pada BLUD yang ada dapat
dirangkum langkah perbaikan kinerja berupa rekomendasi yang harus
dilakukan untuk masa yang akan datang berupa:
(1) Memberikan pelatihan dan pendidikan sebagai pemeriksa kepada
Satuan Pengawas Intern, mengangkat tenaga SPI baru, serta
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
68
menugaskan SPI dengan sistem silang antara petugas yang
ditunjuk menjadi SPI dari bagian tertentu ditugaskan melakukan
pengawasan pada bagian lain dan tidak diperkenankan
memeriksa bagian sendiri;
(2) Melaksanakan uji sampling pemeriksaan limbah cair Rumah Sakit
sesuai dengan peraturan yang berlaku;
(3) Menyusun LKjIP dengan memuat capaian indikator SPM yang telah
ditetapkan; dan
(4) Menyusun pedoman akuntansi yang mengacu kepada SAK,
menyusun laporan keuangan sesuai SAK dan meminta kepada
auditor eksternal untuk melakukan audit atas laporan keuangan
serta memberikan pelatihan akuntansi kepada pegawai bagian
keuangan.
Tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern, sesuai
dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP
melalui peningkatan kapasitas organisasi dan kompetensi auditor APIP.
Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan 6 (enam)
elemen kapabilitas APIP yaitu (I) Peran dan Layanan Pengawasan Intern; (II)
Pengelolaan SDM; (III)Praktik Professional; (IV) Manajemen dan Akuntabilitas
Kinerja; (V) Hubungan dan Buadaya Organisasi; dan (VI) Struktur Tata Kelola
yang diukur dengan menggunakan kerangka penilaian Internal Audit
Capability Model (IA-CM).
Sasaran program “meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda”
diindikasikan oleh 6 (enam) indikator kinerja, yaitu:
1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 3;
2. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 2;
3. Kapabiltias APIP Pemerintah Provinsi Level 1;
4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3;
Meningkatnya kapabilitas pengawasan internPemda.Sasaran Program 7
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
69
5. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2; dan
6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 1.
Capaian level kapabilitas APIP se-Provinsi Nusa Tenggara Barat per 31
Desember 2017 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.15
Kapabilitas APIP se-Provinsi Nusa Tenggara Barat
APIP Jumlah Level 1 Level 2 Level 3
Provinsi NTB 1 0 0 1
Kabupaten/Kota 10 0 6 4
11 0 6 5
Capaian kinerja atas kapabilitas APIP Pemerintah kabupaten/kota tahun
2017 hanya sebesar 80% atau 4 APIP dari target 5 APIP kabupaten/kota.
Tidak tercapainya target tersebut disebabkan:
1. Penyerahan hasil self assessment kapabilitas APIP Level 3 Inspektorat
Kabupaten Lombok Timur (Laporan Nomor 700/459/IRT/2017 tanggal 23
Desember 2017) ke Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat di akhir
Tahun 2017; dan
2. Tidak tersedianya anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat untuk melakukan quality assurance atas hasil self assessment
tersebut.
Capaian sasaran program ini diindikasikan oleh indikator “persepsi kepuasan
layanan sekretariat utama”. Pengukuran capaian indikator dilakukan
dengan menggunakan hasil survei atas layanan dukungan atas kegiatan
pengawasan dengan skala Likert 1-10. Survei dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
survei atas layanan subbagian umum, layanan subbagian kepegawaian,
dan subbagian keuangan. Berdasarkan hasil survei, kepuasan pegawai atas
Tersedianya dukungan teknis kepuasan ataspelayanan sekretariat utama.
Sasaran Program 8
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
70
layanan sekratariat utama mendapat nilai 7 dari maksimal 10, dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 3.16
Hasil Survei Layanan Sekretariat Utama
No. Layanan Jumlah Pernyataan Rata-rata Skor
1 Subbagian Umum 15 7,33
2 Subbagian Kepegawaian 13 7,87
3 Subbagian Keuangan 14 8,06
42 7,74
Capaian tersebut masih di bawah target tahun 2017 yaitu 8 (delapan).
Rendahnya capaian tersebut disebabkan rendahnya kepuasan terhadap:
1. Pengelolaan dan layanan kearsipan;
2. Kecepatan dan ketepatan waktu penggandaan dan penjilidan
laporan/ dokumen lainnya;
3. Ketepatan waktu pengiriman laporan/ dokumen lainnya;
4. Kenyamanan dan keamanan lingkungan; dan
5. Media informasi dan sosialisasi ketentuan atau kebijakan terkait dengan
pengelolaan sarana dan prasarana.
Rincian hasil survei dapat dilihat dalam lampiran 2.
C. Realisasi AnggaranAnggaran Perwakilan BPKP Nusa Tenggara Barat tahun 2017 sebesar
Rp13.663.066.000,00 dengan realisasi sebesar Rp13.487.233.249,00 atau
98,71%. Rincian per program dan per jenis belanja dapat dilihat pada Tabel
3.17 dan Tabel 3.18.
Tabel 3.17
Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program
KodeProgram
Program Anggaran(Rp)
Realisasi(Rp)
%
01 Program DukunganManajemen danPelaksanaan Tugas TeknisLainnya BPKP
12.393.515.000 12.247.029.557 98,82
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
71
06 Program PengawasanIntern terhadapaAkuntabilitas PengelolaanKeuangan Negara danPembangunan Nasionalserta PembinaanPenyelenggaraan SPIP
1.269.551.000 1.240.203.692 97,69
Jumlah 13.663.066.000 13.487.233.249 98,71
Tabel 3.18
Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja
No. Jenis Belanja Anggaran Realisasi %
1 Belanja Pegawai 9.934.300.000 9.821.079.158 98,86
2 Belanja Barang 3.020.766.000 2.963.148.841 98,09
3 Belanja Modal 708.000.000 703.055.250 99,29
Jumlah 13.663.066.000 13.487.233.249 98,71
Selama tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggaran Barat
melaksanakan 150 penugasan pengawasan dengan menggunakan dana
pihak ketiga (dana bantuan kedinasan), dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.19
Penugasan dengan Bantuan Kedinasan per Bidang
No. Bidang Jumlah PP Dana Bantuan
Kedinasan (Rp)
1 IPP – D1 16 186.567.225,00
IPP – D2 25 270.317.818,00
2 APD 58 934.579.462,00
3 AN 43 232.769.500,00
4 Investigasi 2 58.850.000,00
5 P3A 6 54.137.609,00
Jumlah 150 1.737.221.614,00
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
72
BAB IVPENUTUP
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan
pertanggungjawaban kinerja BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran strategis
serta sasaran kegiatan tahun 2017 dan mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP
telah diimplementasikan. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja
yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Beberapa perbaikan
mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi
perencanaan kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian
sasaran organisasi.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah memperbaiki pelaporan
realisasi kinerja tahun 2017 berdasarkan indikator hasil (outcome) dan bukan
hanya indikator keluaran dari proses/kegiatan (output). Hanya saja,
pembandingan realisasi pencapaian kinerja tahun 2017 dengan realisasi
pencapaian sebelumnya tidak dapat dilakukan secara keseluruhan
dikarenakan perbedaan sasaran program/kegiatan dan indikator kinerja
program/kegiatan.
A. Simpulan Capaian Kinerja
Dengan menggunakan metode pengukuran yang telah dijelaskan pada
Bab III Akuntabilitas Kinerja, diperoleh 13 indikator dengan kategori kinerja
“Sangat Berhasil”, 2 indikator dengan kategori kinerja “Berhasil”, 1 indikator
dengan kategori kinerja “Cukup Berhasil”, dan 2 indikator lainnya dengan
kategori kinerja “Tidak Berhasil”.
Indikator dengan kategori kinerja Sangat Berhasil adalah:
1. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern pengelolaan korporasi dengan capaian 146,85%;
2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di
persidangan dengan capaian 200%;
3. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
APH dengan capaian 142,86%;
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
73
4. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K dengan capaian 166,67%;
5. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K dengan capaian 142,86%;
6. Persentase K/L/P/K yang mengimplentasikan FCP (termasuk FRA)
dengan capaian 200%;
7. Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK)
yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat dengan
capaian 166,67%;
8. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) dengan capaian 100%;
9. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) dengan capaian
100%;
10. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 2) dengan capaian
100%;
11. Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 3) dengan capaian 100%;
12. Kapabilitas APIP Pemerintah Kab./kota (level 2) dengan capaian 120%;
dan
13. Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama dengan capaian 87,5%.
Indikator dengan kategori kinerja Berhasil adalah:
1. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
dengan nilai capaian 83,33%; dan
2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) dengan capaian
80,00%.
Indikator dengan kategori kinerja Cukup Berhasil adalah “Persentase BUMD
yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina” dengan
capaian 61,73%.
Indikator dengan kategori kinerja Tidak Berhasil adalah:
1. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern
pengelolaan program nasional, dengan capaian 30%. Hal ini disebabkan
tidak adanya penugasan monitoring tindak lanjut dan tidak
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
74
diterbitkannya Surat Penegasan (SP) atas temuan pemeriksaan yang
belum ditindaklajuti yang ditujukan kepada objek pemeriksaan.
2. Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan, dengan
capaian 0,00%. Hal ini disebabkan belum ada permintaan dari pihak
ketiga terkait penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan.
Potensi pengawasan atas indikator ini yaitu pelaksanaan penyelesaian
hambatan kelancaran pembangunan pada Pelindo III Lembar yang
masih menunggu koordinasi dengan Pelindo Pusat.
Capaian kinerja tersebut didukung dengan capaian output sebagai berikut:
1. Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan dengan capaian 99%;
2. LHP Pembinaan SPIP BPKP dengan capaian 100%;
3. Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyapaikan
rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan
SPIP di Provisi/ Kota/Kabupaten, dengan capaian 100%;
4. LHP Peningkatan kapabilitas APIP BPKP Perwakilan dengan capaian
100%;
5. Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyapaikan
rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di
Provisi/Kab/Kota, dengan capaian 100%;
6. Jumlah layanan dukungan manajemen perwakilan BPKP dengan
capaian 100%; dan
7. Tersedianya meubelair perwakilan BPKP tipe B dengan capaian 100%.
B. Rencana Tindak
Secara umum, capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
telah sangat berhasil. Namun demikian, terdapat 3 (tiga) sasaran program
yang belum optimal, yaitu:
1. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina.
Belum optimalnya capaian “persentase BLUD yang kinerjanya minimal
baik dari BLUD yang dibina” disebabkan:
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
75
(1) Jangka waktu pemasangan sambungan baru melebihi 6 hari kerja;
(2) Penyusunan RISPAM belum sesuai dengan ketentuan;
(3) SPI pada PDAM belum melakukan pemantauan tindak lanjut hasil
audit dari auditor eksternal;
(4) Struktur organisasi belum sesuai dengan ketentuan menurut
Permendagri Nomor 2 Tahun 2007;
(5) Pengendalian terhadap pejualan air melalui mobil tangki dan
penagihan rekening menunggak belum memadai;
(6) Tim Pengendalian Kehilangan Air PDAM tidak melaksanakan tugas
sesuai dengan uraian tugas pokok dan fungsi; dan
(7) Terdapat PDAM yang memiliki tunggakan gaji pegawai selama 10
(sepuluh) bulan.
2. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina.
Belum optimalnya capaian “persentase BLUD yang kinerjanya minimal
baik dari BLUD yang dibina” disebabkan:
(1) Pembentukan Satuan Pengawas Intern (SPI) tidak sesuai dengan
ketentuan;
(2) Pengolahan baku mutu limbah cair belum sesuai dengan
ketentuan; dan
(3) Penyusunan Laporan Keuangan dan LkjIP belum sesuai dengan
ketentuan.
3. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3).
Belum optimalnya capaian “kapabilitas APIP pemerintah
kabupaten/kota level 3” disebabkan tidak tersedianya anggaran
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk melakukan quality
assurance atas hasil self assessment kapabilitas APIP level 3 Inspektorat
Kabupaten/Kota.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, strategi yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penugasan monitoring tindak lanjut temuan;
2. Menerbitkan Surat Penegasan (SP) atas temuan pemeriksaan yang
belum ditindaklanjuti yang ditujukan kepada objek pemeriksaan;
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
76
3. Memberikan rekomendasi yang harus dilaksanakan BUMD yang dibina
untuk dapat meningkatkan kinerjanya, yaitu agar:
(1) Membuat dokumen Good Corporate Governance (GCG) yang
meliputi: Panduan Tata kelola Perusahaan (Code of Corporate
Governance); Panduan bagi Organ Perusahaan (Board Manual);
Kode Etik Perusahaan; Panduan bagi SPI (SPI Charter); Laporan
Tahunan; Laporan terkait penerapan GCG;
(2) Membuat dan menandatangani berita acara pemasangan
sambungan baru secara tepat waktu;
(3) SPI agar melaksanakan pemantauan tindak lanjut rekomendasi
hasil audit dari auditor eksternal dan melaporkan hasil tindak
lanjutnya kepada auditor eksternal;
(4) Menyusun peta jaringan perpipaan dan memperbaiki jaringan
perpipaan yang rusak;
(5) Membuat rencana jangka menengah (corporate plan) dan
Standard Operating Procedure (SOP) di semua bagian dan
kegiatan, serta mempedomani RKAP yang sudah disusun;
(6) Menyusun Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan sesuai dengan
Permendagri Nomor 2 Tahun 2007;
(7) Mengganti sistem daftar hadir yang masih manual dengan finger
print;
(8) Melakukan kegiatan pengawasan kualitas air minum sesuai
dengan Permenkes Nomor 736/Menkes/PER/VI/2010;
(9) Menyusun manajemen aset yang mencakup kebijakan
pengelolaan aset tetap terkait perencanaan, pemanfaatan, dan
penghapusan aset tetap agar terjadi peningkatan nilai aktiva
produktif;
(10) Mengoptimalkan peran tim pengendali kehilangan air sehingga
diperoleh analisa dan pemecahan masalah yang dibutuhkan
untuk mengatasi dan menurunkan tingkat kehilangan air serta
berkoordinasi dengan instansi terkait dan aparat keamanan untuk
membantu PDAM mengendalikan tingkat kehilangan air; dan
(11) Meningkatkan upaya efektifitas dan jangka waktu penagihan
piutang kepada pelanggan dengan memaksimalkan satuan tugas
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
77
penagihan yang sudah ada dan bekerjasama dengan instansi
terkait seperti Satuan Polisi Pamong Praja, Kepolisian, dan
perangkat desa/kelurahan untuk meningkatkan penerimaan kas.
4. Memberikan rekomendasi yang harus dilaksanakan BLUD yang dibina
untuk dapat meningkatkan kinerjanya, yaitu agar:
(1) Memberikan pelatihan dan pendidikan sebagai pemeriksa kepada
Satuan Pengawas Intern, mengangkat tenaga SPI baru, serta
menugaskan SPI dengan sistem silang antara petugas yang
ditunjuk menjadi SPI dari bagian tertentu ditugaskan melakukan
pengawasan pada bagian lain dan tidak diperkenankan
memeriksa bagian sendiri;
(2) Melaksanakan uji sampling pemeriksaan limbah cair Rumah Sakit
sesuai dengan peraturan yang berlaku;
(3) Menyusun LKjIP dengan memuat capaian indikator SPM yang telah
ditetapkan; dan
(4) Menyusun pedoman akuntansi yang mengacu kepada SAK,
menyusun laporan keuangan sesuai SAK dan meminta kepada
auditor eksternal untuk melakukan audit atas laporan keuangan
serta memberikan pelatihan akuntansi kepada pegawai bagian
keuangan.
5. Mendorong APIP untuk menyelesaikan self assement kapabilitas APIP
level 3 sebelum triwulan IV tahun 2018 agar tersedia waktu yang cukup
bagi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk melakukan
quality assurance atas hasil self assessment level 3 yang dilakukan APIP.
6. Menyediakan anggaran untuk melakukan quality assurance atas hasil
self assessment kapabilitas APIP level 3 Inspektorat Kabupaten/Kota di
lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Lampiran 1/1 - 1
01.1 Tersedianya dukunganteknis kepuasan ataspelayanan sekretariatutama.
Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (skala 1-10).
Skala 8 7 87,50 1 Dukungan Manajemen &Pelaksanaan TugasTeknis BPKP
1.1 Tersedianya dukungan manajemendan pelaksanaan tugas teknislainnya dalama mencapai kepuasanlayanan.
Jumlah Layanan DukunganManajemen Perwakilan BPKP
Laporan 12 12 100 11.293.460.000 11.153.619.136 139.840.864 98,76
2 Fasilitas DukunganManajemen BPKP
392.055.000 390.405.171 1.649.829 99,58
3 Pengadaan Sarana &Prasarana
708.000.000 703.005.250 4.994.750 99,29
06.1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, danpengendalian intern pengelolaan program nasional.
% 55 16,5 30,00 1.1 Laporan Hasil PengawasanBPKP Perwakilan
Laporan 101 100 99 1.002.377.000 979.221.843 23.155.157 97,69
Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola,manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaankorporasi.
% 55 80,77 146,85
06.2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yangdimanfaatkan di persidangan.
% 40 34,38 85,95
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yangdimanfaatkan oleh APH.
% 70 100 142,86
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yangdimanfaatkan oleh K/L/P/K.
% 60 100 166,67
Persentase hasil audit penyesuaian harga yangdimanfaatkan oleh K/L/P/K.
% 70 100 142,86
Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan olehK/L/P/K.
% 0 0 -
06.3 Meningkatnyapenyelesaian hambatanpelaksanaanpembangunan nasional.
Persentase penyelesaian hambatan kelancaranpembangunan.
% 70 0 0
06.4 Meningkatnya kualitas tatakelola pemerintah dankorporasi dalampencegahan korupsi.
Persentase K/L/P/K yang mengimplentasikan FCP(termasuk FRA).
% 50 100 200
06.5 Meningkatnya kepedulianK/L/P/K dan masyarakatterhadap korupsi.
Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar AntiKorupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistempengaduan masyarakat.
% 60 100 166,67
06.6 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3). % 0 100 100 1.2 Laporan 16 16 100 145.417.000 142.389.761 3.027.239 97,92Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 2). % 0 0 -Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 1). % 100 0 - Surat 11 11 100 - - -Maturitas SPIP Pemerintah Kab/kota (level 3). % 50 50 100Maturitas SPIP Pemerintah Kab/kota (level 2). % 50 50 100Maturitas SPIP Pemerintah Kab/kota (level 1). % 0 0 -
Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikatbaik dari BUMD yang dibina.
% 54 33,3333 61,73
Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dariBLUD yang dibina.
% 60 50 83,33
06.7 Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 3). % 100 100 100 1.3 Laporan 12 12 100 121.757.000 118.592.088 3.164.912 97,40Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 2). % 0 0 -Kapabilitas APIP Pemerintah Provisi (Level 1). % 0 0 - Surat 11 11 100 - - -Kapabilitas APIP Pemerintah Kab./kota (level 3). % 50 40 80Kapabilitas APIP Pemerintah Kab./kota (level 2). % 50 60 120Kapabilitas APIP Pemerintah Kab./kota (level 1). % 0 0 -
13.663.066.000 13.487.233.249 175.832.751 98,71
Surat kepala perwakilan BPKPkepada Pemda, menyampaikanrekomendasi hasil bimtek danpenilaian kapabilitas APIP diProvinsi/Kab/Kota
Kegiatan
1
Satuan Realisasi Indikator
Indikator Kinerja Program (IKP)
Indikator Target Capaian(%)
Sasaran Kegiatan
Termanfaatkannya aset secaraoptimal.
Tersedianya meubelairperwakilan BPKP tipe B.
Terlaksananya monitoring evaluasiatas program prioritas yangdilaksanakan di daerah
Pelaksanaan PengawasanIntern AkuntabilitasKeuangan Negara &Pembangunan NasionalSerta PembinaanPenyelenggaraan SPIP
1.2
Sasaran ProgramIndikator Kinerja Kegiatan (IKK)
TargetSatuan Capaian(%)Realisasi
TARGET DAN REALISASI KINERJA DAN ANGGARANPERWAKILAN BPKP PROVINSI NTB TAHUN 2017
Meningkatnya efektivitashasil pengawasankeinvestigasian.
Anggaran Tahun 2017
ProgramDukunganManajemen danPelaksanaanTugas TeknisLainnya
Program
01
100Unit/set 142
ProgramPengawasanIntern terhadapAkuntabilitasPengelolaanKeuanganNegara danPembangunanNasional sertaPembinaanPenyelenggaraan SPIP
LHP Peningkatan KapabilitasAPIP BPKP Perwakilan
Alokasi (Rp) Realiasi (Rp) Sisa (Rp) Penyerapan (%)
243
LHP Pembinaan SPIP BPKPPerwakilanSurat kepala Perwakilan BPKPkepada Pemda, menyampaikanrekomendasi hasil asistensi danpenilaian maturitaspenyelenggaraan SPIP diProvinsi/Kab/Kota
Terlaksananya bimtek dan penilaiankapabilitas APIP diProvinsi/Kab/Kota
Terlaksananya asistensi danpenilaian untuk meningkatkan levelmaturitas penyelenggaraan SPIP diProvinsi/ Kab/ Kota
06
Meningkatnya kapabilitaspengawasan intern Pemda.
Meningkatnya kualitaspenerapan SPIP Pemda/korporasi.
Perbaikan pengelolaanprogram prioritas nasionaldan pengelolaan keuangannegara/korporasi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Perwakilan BPKP Provinsi NTB Tahun 2017
Lampiran 2/1 - 2
No Pernyataan Rata-rata Skor(skala 1-5)
Koversi(skala 1-10)
Subbagian Umum 3,66 7,331 Ketersediaan sarana dan prasarana kerja 3,68 7,362 Kesesuaian pengadaan perlengkapan dengan kebutuhan sarana dan prasarana kerja 3,71 7,423 Kemudahan dalam memperoleh dan menggunakan sarana dan prasarana kerja 3,97 7,944 Kondisi umum sarana dan prasarana kerja yang digunakan 3,87 7,745 Ketersediaan barang persediaan di gudang 3,87 7,746 Pengelolaan dan layanan kearsipan 3,42 6,847 Kecepatan dan ketepatan waktu penggandaan dan penjilidan laporan/ dokumen lainnya 2,97 5,948 Ketepatan waktu pengiriman laporan/ dokumen lainnya 2,92 5,849 Kenyamanan dan kemanan lingkungan kerja 3,74 7,48
10 Layanan kebersihan gedung dan lingkungan kantor 3,97 7,9411 Media informasi dan sosialisasi ketentuan atau kebijakan terkait dengan pengelolaan sarana dan prasarana 3,39 6,7812 Jika anda mempunyai keluhan, bagaimana pendapat Saudara terhadap kemudahan cara penyampaiannya? 3,79 7,58
13Jika anda mempunyai keluhan, bagaimana pendapat Saudara atas jawaban/solusi yang diberikan oleh Sub BagianUmum? 3,92 7,84
14 Kesopanan dan keramahan Petugas Sub Bagian Umum 3,95 7,915 Kinerja layanan Sub Bagian Umum secara keseluruhan 3,79 7,58
Subbagian Kepegawaian 3,93 7,871 Ketepatan waktu proses pengusulan kenaikan pangkat dan jabatan 4,21 8,422 Transparansi atas kesempatan pengembangan pegawai diberikan secara adil dan sesuai ketentuan 3,76 7,523 Layanan pengajuan cuti 4,39 8,784 Ketepatan waktu pemrosesan penerbitan keputusan kenaikan gaji berkala 4,05 8,15 Ketepatan waktu pengusulan dan penerimaan penghargaan Satyalencana Karya Satya 4,24 8,486 Kinerja Sekretariat TPAK mulai penerimaan DUPAK sampai dengan penerbitan PAK 3,87 7,747 Layanan pembuatan Karpeg, Kartu Isteri/Suami, KP4, dan Kartu BPJS 4,08 8,16
HASIL SURVEI KEPUASAN ATAS LAYANAN SEKRETARIAT UTAMAPERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2017
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017
Lampiran 2/2 - 2
No Pernyataan Rata-rata Skor(skala 1-5)
Koversi(skala 1-10)
8 Standard Operating Procedures (SOP) telah sesuai dengan proses bisnis organisasi terkini 3,68 7,369 Kejelasan tata kerja dan peraturan kepegawaian 3,61 7,22
10 Pengelolaan berkas kepegawaian 3,97 7,94
11 Media informasi dan sosialisasi ketentuan atau kebijakan terkait dengan kepegawaian atau ke-JFA-an 3,63 7,26
12 Jika anda mempunyai keluhan, bagaimana pendapat Saudara terhadap kemudahan cara penyampaiannya? 3,79 7,58
13Jika anda mempunyai masalah kepegawaian, bagaimana pendapat Saudara atas jawaban/solusi yang diberikan olehSub Bagian Kepegawaian? 3,87 7,74
Subbagian Keuangan 4,03 8,061 Ketepatan waktu pembayaran Gaji dan Tunjangan Kinerja 4,58 9,162 Ketepatan jumlah pembayaran Gaji dan Tunjangan Kinerja 4,56 9,123 Ketepatan waktu pembayaran Uang Makan 4,31 8,624 Ketepatan jumlah pembayaran Uang Makan 4,44 8,88
5Apabila Saudara mengajukan permintaan Uang Muka dalam waktu minimal 5 hari kerja sebelum keberangkatan,bagaimana pendapat Saudara tentang ketepatan waktu dan kecukupan pembayaran Uang Muka? 3,92 7,84
6Ketepatan waktu dan kemudahan penerbitan visum SPPD dibandingkan tanggal dimulainya pelaksanaan perjalanandinas ? 4 8
7Jika Anda telah menyampaikan bukti-bukti perjalanan dinas tepat waktu, bagaimana pendapat Saudara tentangkecepatan/ kemudahan SPJ/pertanggungjawaban uang perjalanan dinas? 3,94 7,88
8 Kecepatan penerimaan uang sisa perjalanan dinas sejak waktu penyampaian SPJ? 3,78 7,56
9 Ketersediaan informasi dalam pemrosesan visum SPPD dan pembayaran sisa uang perjalanan dinas? 3,92 7,8410 Media informasi dan sosialisasi ketentuan atau kebijakan terkait dengan keuangan? 3,36 6,7211 Jika anda mempunyai keluhan, bagaimana pendapat Saudara terhadap kemudahan cara penyampaiannya? 3,78 7,56
12Jika anda mempunyai keluhan, bagaimana pendapat Saudara atas jawaban/solusi yang diberikan oleh Sub BagianKeuangan? 3,82 7,64
13 Kesopanan dan keramahan Petugas Sub Bagian Keuangan 4,03 8,0614 Kinerja layanan Sub Bagian Keuangan secara keseluruhan? 4 8
Total Skor 162,55 325,1Rata/Skor (dibagi 42) 3,87 7,74
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017